Bagaimana Konsep keselamatan menurut Alquran

First topic message reminder :

Bagaimana kah konsep keselamatan menurut alquran..?
Apakah cukup dengan Pahala saja..?

Kalau cukup dengan pahala, bagaimana kah kalian mengetahui pahala kalian sudah cukup atau belum..?

aliumar wrote:.....maka yang lebih berat dosa nya akan kekal di neraka jahaman..

Mana ada kalimat tersebut dalam Al Quran?

Lagian sudah diuraikan diatas, apa yang menyebabkan timbangan menjadi ringan.

EbisuSensei wrote:

alex77 wrote:
saya coba memperhatikan ayat sebelumnya:
102. Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya [1025], maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. [1025]. Maksudnya: orang-orang mu'min yang beramal saleh.
103. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya [1026], maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam. [1026]. Maksudnya: orang-orang kafir, karena kepercayaan dan amal mereka tidak dihargai oleh Allah di hari kiamat itu.

Bukankah menjadi lebih jelas, bahwa memang orang mukmin setelah dihukum, maka dosanya menjadi hilang.
Dan setelah dihukum, maka timbangannya dilihat lagi, apabila masih ada pahala maka masuk surga, apabila sama sekali tidak ada maka masuk neraka dan kekal di dalamnya.

Dan seburuk-buruknya kejahatan adalah salah satunya mendustakan ayat-ayat Tuhan.

berbelit-belit penjelasan anda..

setelah di hukum ====> dosa menjadi hilang

lalu di timbang lagi, apa bila msh ada pahala==> masuk surga, bila tidak ada pahala ===> masuk neraka..

orang yang dihukum menurut islam, jelas timbangan pahala nya kecil...

lantas pahala dari mana lagi yang mau di timbang...?
emang Tuhan kurang kerjaan ya...? pake bolak balik nimbang...?

Dan seburuk-buruknya kejahatan adalah salah satunya mendustakan ayat-ayat Tuhan

inilah salah satu contoh ayat dalam Alquran yang selalu mengintimidasi teman2 muslim, sehingga mereka tidak berani menyangsikan kebenaran ayat2 tersebut

alex77 wrote:
berbelit-belit penjelasan anda..

dosa memiliki berat, dan pahala juga memiliki berat.

kok berbelit-belit gimana?
udah pernah lihat timbangan belum .............. ?

Saya ceritakan sekali lagi.
1. Umat Islam yang memiliki dosa, maka dihukum dulu di neraka.
2. Setelah dihukum, baru bisa masuk ke dalam surga.

Kalau untuk orang yang tidak beriman dan tidak bertaqwa:
1. Dihukum dulu di neraka, untuk menyelesaikan hukuman terhadap dosa-dosanya.
2. Setelah dihukum, tetap di neraka selamanya

Sampe disini jelas belum?

EbisuSensei wrote:

dosa memiliki berat, dan pahala juga memiliki berat.

kok berbelit-belit gimana?
udah pernah lihat timbangan belum .............. ? :le:

kalau timbangan pasar sih sudah pernah lihat..
sama ya dengan timbangan pasar..?
terus gimana cara menghitung beratnya..?

EbisuSensei wrote:
Saya ceritakan sekali lagi.
1. Umat Islam yang memiliki dosa, maka dihukum dulu di neraka.
2. Setelah dihukum, baru bisa masuk ke dalam surga.

lha.. bukankah telah disebutkan dalam QS Al-Mu`minuun:103
Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam.

bagaimana anda bisa bilang keluar lagi setelah di hukum..?
atau ayat tersebut salah ya..?

EbisuSensei wrote:
Kalau untuk orang yang tidak beriman dan tidak bertaqwa:
1. Dihukum dulu di neraka, untuk menyelesaikan hukuman terhadap dosa-dosanya.
2. Setelah dihukum, tetap di neraka selamanya

Sampe disini jelas belum?

inilah kenapa saya katakan penjelasan anda berbelit2...
1. Dihukum dulu ====> di neraka
2. setelah di hukum ===> tetap di neraka

kenapa harus ada istilah "di hukum dulu" dan "setelah dihukum"
toh.. dihukum dulu dengan setelah di hukum tidak ada bedanya... Tetap di neraka

siapa orang yang tidak beriman dan tidak bertaqwa tersebut..?
apa anda yakin semua orang islam itu beriman dan bertaqwa..?

alex77 wrote:
kalau timbangan pasar sih sudah pernah lihat..
sama ya dengan timbangan pasar..?
terus gimana cara menghitung beratnya..?

halah, malah tanya ginian ..........

lha.. bukankah telah disebutkan dalam QS Al-Mu`minuun:103
Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam.

bagaimana anda bisa bilang keluar lagi setelah di hukum..?
atau ayat tersebut salah ya..?

Pada ayat itu disebutkan "berat pahala" atau tidak?

inilah kenapa saya katakan penjelasan anda berbelit2...
1. Dihukum dulu ====> di neraka
2. setelah di hukum ===> tetap di neraka

kenapa harus ada istilah "di hukum dulu" dan "setelah dihukum"
toh.. dihukum dulu dengan setelah di hukum tidak ada bedanya... Tetap di neraka

siapa orang yang tidak beriman dan tidak bertaqwa tersebut..?
apa anda yakin semua orang islam itu beriman dan bertaqwa..?

Terserah pada kehendak Tuhan. Mau dihukum dulu atau tidak atas dosa-dosanya di dunia.
Manusia hidup pasti punya dosa.Misalkan mencuri, atau melukai orang lain.
Hal-hal semacam inilah yang di tetapkan hukumannya.

Enak saja manusia melenggang tanpa hukuman, apabila melakukan kesalahan.

Tentang hukuman neraka jahanam yang kekal, itu adalah masalah lain lagi.

EbisuSensei wrote:
halah, malah tanya ginian ..........

hahaha... bukan kah anda yang singgung duluan soal timbangan...

EbisuSensei wrote:
Pada ayat itu disebutkan "berat pahala" atau tidak?

lah trus... apa yang di timbang di situ..?
mohon di jelaskan..

EbisuSensei wrote:Terserah pada kehendak Tuhan. Mau dihukum dulu atau tidak atas dosa-dosanya di dunia.
Manusia hidup pasti punya dosa.Misalkan mencuri, atau melukai orang lain.
Hal-hal semacam inilah yang di tetapkan hukumannya.

kok terserah sih... ?

berarti benar yang dikatakan bung oglikom :

oglikom wrote:Jadi harap di ingat orang Islam menyembah sosok yang SUKA-SUKA.

lagian maaf.. penjelasan anda tidak nyambung dengan ini:

1. Dihukum dulu ====> di neraka
2. setelah di hukum ===> tetap di neraka

kenapa harus ada istilah "di hukum dulu" dan "setelah dihukum"
toh.. dihukum dulu dengan setelah di hukum tidak ada bedanya... Tetap di neraka

di sini anda menjelaskan masalah dihukum dulu dan setelah dihukum yang intinya tetap berada di neraka.. bukan masalah "dihukum dulu dan tidak di hukum oleh Tuhan"

EbisuSensei wrote:Enak saja manusia melenggang tanpa hukuman, apabila melakukan kesalahan.

siapa yang bilang manusia melenggang tanpa hukuman...?

EbisuSensei wrote:Tentang hukuman neraka jahanam yang kekal, itu adalah masalah lain lagi.

bawa aja kemari penjelasannya... bukankah kita sedang membahas keselamatan menurut alquran..?

alex77 wrote:
lah trus... apa yang di timbang di situ..?
mohon di jelaskan..

Kan sudah saya jelaskan, bahwa timbangannya menjadi ringan karena tidak ada isisnya sama sekali.
Dan baca ayat2 yang selanjutnya sebagai penjelasan.
Sebagaimana yang dikutip pada post #44.

Juga penjelasan ayat tersebut, ada di Al Kahfi 105.

Kita bahas ini dulu.

EbisuSensei wrote:
Kan sudah saya jelaskan, bahwa timbangannya menjadi ringan karena tidak ada isisnya sama sekali.
Dan baca ayat2 yang selanjutnya sebagai penjelasan.
Sebagaimana yang dikutip pada post #44.

Juga penjelasan ayat tersebut, ada di Al Kahfi 105.

Kita bahas ini dulu.

menurut anda ringan itu ada beratnya tidak..?
timbangan yang tidak ada isinya sama sekali itu nol..
timbangan yang menjadi ringan itu ada isinya...

tentu ada "perlakuan" yang mengakibatkan timbangannya menjadi ringan..
bukan menjadi tidak ada isi sama sekali.. karna kalau tidak ada isi sama sekali maka tidak ada yang di timbang...


o ya...
dalam ayat 103, tidak dikatakan "timbangannya menjadi ringan" melainkan di katakan disitu: "yang ringan timbangannya", anda bisa kan membedakan makna kedua kalimat tersebut...?


dalam Al Kahfi 105 jelas disitu bahwa orang kafir tidak akan di nilai...

lalu jika yang anda maksud dlam Al-Mu'minuun 103, adalah untuk orang kafir, tentunya akan bertentangan dengan Al Kahfi 105, karna dalam Al-Mu'minuun 103 berbicara tentang timbangan (ringan timbangan), ada proses menimbang, sementara Al Kahfi 105, orang kafir tidak perlu di nilai/ditimbang....

alex77 wrote:
menurut anda ringan itu ada beratnya tidak..?
timbangan yang tidak ada isinya sama sekali itu nol..
timbangan yang menjadi ringan itu ada isinya...

timbangan disitu kata benda atau kata kerja?

Kan sudah saya jelaskan, bahwa timbangannya menjadi ringan karena tidak ada isisnya sama sekali.

emang dibilang gitu: "tidak ada isinya sama sekali"?

ngarang kamu !!!

aliumar wrote:
emang dibilang gitu: "tidak ada isinya sama sekali"?

ngarang kamu !!!

Ini analogi:

Kalau berat sebuah benda adalah 0 kg.
Maka benda tersebut lebih tepat disebut 'ringan' ataukah 'berat'?

jadi gimana nih konsepnya: TIMBANGAN (pahala-dosa)?

@atas

Baca saja dari awal.

EbisuSensei wrote:

alex77 wrote:
menurut anda ringan itu ada beratnya tidak..?
timbangan yang tidak ada isinya sama sekali itu nol..
timbangan yang menjadi ringan itu ada isinya...

timbangan disitu kata benda atau kata kerja?

timbangan jelas itu kata benda...
menimbang baru namanya kata kerja...

yang ginian ko di tanya...

EbisuSensei wrote:

aliumar wrote:
emang dibilang gitu: "tidak ada isinya sama sekali"?

ngarang kamu !!!

Ini analogi:

Kalau berat sebuah benda adalah 0 kg.
Maka benda tersebut lebih tepat disebut 'ringan' ataukah 'berat'?

kalau berat sebuah benda adalah 0 kg...
maka benda tersebut tidak ada bung...

kira2 masuk gak dalam logika anda..?

alex77 wrote:
kalau berat sebuah benda adalah 0 kg...
maka benda tersebut tidak ada bung...

kira2 masuk gak dalam logika anda..?

Tetaplah ada, namun tidak dianggap.
Dianggap beratnya 0.
Paham?

Sedangkan berat/ringan adalah kata sifat.
Jadi ringan timbangan bisa disebut timbangannya yang ringan.

Dan bukankah saya tanyanya antara 'berat' dan 'ringan'.
Karena hanya ada dua definisi yaitu "berat timbangan" dan "ringan timbangan".

Dijelaskan pada ayat lain bagaimana maksud dari orang yang "berat timbangan", dan orang yang "ringan timbangan".
Setahu saya tidak ada seorang Muslim yang beriman dan bertaqwa, disebut "ringan timbangan".
Silahkan ditunjukkan kalaulah ada.

ditimbang itu harfiah atau kiasan, bi?

Az-Zukhruf:74
Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka Jahannam.

konsepnya:
supaya selamat: JANGAN BERBUAT DOSA!
kamu selamat/tidak, bi?

SEGOROWEDI wrote:

Az-Zukhruf:74
Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka Jahannam.

konsepnya:
supaya selamat: JANGAN BERBUAT DOSA!
kamu selamat/tidak, bi?

Kalau yang bertanya adalah selain kamu, mungkin saya baru bersedia menjawab.
Tunggu aja yang lain menanyakan hal yang sama.

konsep keselamatan menurut quran:
JANGAN BERBUAT DOSA

muslim/muslimah nan kafah yang merasa pasti selamat..
dipersilakan ngaceng eh... ngacung!

EbisuSensei wrote:

Tetaplah ada, namun tidak dianggap.
Dianggap beratnya 0.
Paham?

tape deh....
anda yang buat analogi, tp anda sendiri yang merubah nya..

saya kutip kembali:

EbisuSensei wrote:Ini analogi:

Kalau berat sebuah benda adalah 0 kg.
Maka benda tersebut lebih tepat disebut 'ringan' ataukah 'berat'?

ada ga di situ anda bilang di anggap 0 kg... ?

EbisuSensei wrote:Sedangkan berat/ringan adalah kata sifat.
Jadi ringan timbangan bisa disebut timbangannya yang ringan.

Ringan timbangan ==== rimbangan nya yang ringan
ringan timbangan tidak sama dengan "timbangannya menjadi ringan"

EbisuSensei wrote:Dan bukankah saya tanyanya antara 'berat' dan 'ringan'.
Karena hanya ada dua definisi yaitu "berat timbangan" dan "ringan timbangan".

iya betul... memang anda tanya antara 'berat' dan 'ringan'. tp pertanyaan anda tidak nyambung terkesan memaksa ada salah satu jawaban..

harusnya analogi pertanyaan anda spt ini:

Kalau berat sebuah benda adalah 0 kg, maka:
a. timbangan nya ringan
b. timbangannya berat
c. tidak ada jawaban yang benar

biar kesannya tidak memaksa jawaban...

Dijelaskan pada ayat lain bagaimana maksud dari orang yang "berat timbangan", dan orang yang "ringan timbangan".
Setahu saya tidak ada seorang Muslim yang beriman dan bertaqwa, disebut "ringan timbangan".
Silahkan ditunjukkan kalaulah ada.[/quote]

lhaaa.. kok malah jadi ngawurr...
anda sudah jelaskan tadi berat atu ringan itu kata sifat...

sebelum nya saya mau tanya... apa yang di timbang di situ..?

kl yang di timbang amal perbuatan dan dosa yang dilakukan... apa anda yakin, semua muslim yang beriman dan bertaqwa lebih berat timbangan kebaikannya daripada dosanya..?

atau anda la saya tanya..? mana yang lebih banyak anda lakukan : amal atau dosa..?

dan bagaimana dngan ayat yang di kutip bung wedi di atas..?
Az-Zukhruf:74
Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka Jahannam.

@alex

saya minta bukti apa ya, di post #67?

ada/tidak?

@alex

Oh maaf, ada yang kelupaan.

Az Zukhruf 74, bercerita tentang orang2 yang ringan timbangan.

Dalam Islam, dikenal adanya dosa yang bisa diampuni, dan ada dosa yang tidak akan diampuni.
Kedua-duanya sama2 dosa.
Sehingga, kalau ayat tersebut disebutkan tertulis kata 'berdosa', maka jelaslah yang dimaksud adalah dosa2 yang tidak diampuni.

Sementara, hanya ini yang bisa saya jelaskan.

Ini analogi:

Kalau berat sebuah benda adalah 0 kg.
Maka benda tersebut lebih tepat disebut 'ringan' ataukah 'berat'?

tidak pernah tepat disebut ringan atau berat.

cahaya, panas dan suara adalah contoh yg tidak punya berat, alias beratnya mutlak 0,00 kg.
Nah, pernah kah dengar istilah: cahaya dari lampu ini ringan sekali beratnya?
atau: Panas api ini ringan sekali beratnya.
atau : suara penyanyi tsb ringan sekali beratnya.

sesuatu yg tidak punya berat (spt cahaya, panas, dan suara), tidak pernah bisa dikorelasinya dgn ringan-berat, krn ringan-berat adalah deskripsi utk sesuatu yg punya berat. Jadi yg tidak punya berat, tidak akan pernah dikorelasi kan dgn ringan-berat.

Jadi selagi ada istilah ringan, itu artinya tetap ada beratnya.

kedua, istilah ringan-berat merupakan penilaian subyektif dan relatif, bukan obyektif berdasarkan angka.
Artinya: 5 kg adalah berat bagi seorang anak 1 thn utk mengangkatnya, tapi ringan bagi atlet angkat besi.

Jadi ringan timbangan yg dimaksud quran tsb jelas merupakan penilaian relatif yg membandingkan dosa dan amal.
Jika amal > dosa-->disebut berat timbangan (kebaikan) nya
Jika amal< dosa-->disebut ringan timbangan (kebaikan) nya

tidak pernah quran memberikan patokan batasan ringan dan batasan beratnya, misalnya disebut ringan jika amalnya kurang dari 100 perbuatan amal, dsb.
Hal ini krn memang ringan-beratnya diukur berdasarkan perbandingan antara amal dan dosa. Jadi bersifat relatif.

Krn kalo penentuan ringan-berat nya diukur secara obyektif, maka mestinya quran memberi batasan ringan nya tuh berapa jumlah kebaikan, dan yg disebut berat tuh berapa jumlah kebaikannya, hal ini penting agar org bisa mengejar target minimum berapa kebaikan agar bisa disebut berat, dan ini menyangkut nasib keselamatan seseorang.

nah kembali, ke ayat2 quran.
Dengan jelas quran menggunakan parameter penimbangan amal dan dosa utk menentukan nasib akhir seseorang.
Artinya seorang mukmin pun jika ternyata setelah dinilai menggunakan parameter penimbangan amal dan dosa, ternyata amal nya kurang dari dosanya--ringan timbangan (kebaikan) nya--maka sekalipun ia beriman (mukmin), tetap saja ia akan KEKAL di neraka.