Bagaimana Konsep keselamatan menurut Alquran

First topic message reminder :

Bagaimana kah konsep keselamatan menurut alquran..?
Apakah cukup dengan Pahala saja..?

Kalau cukup dengan pahala, bagaimana kah kalian mengetahui pahala kalian sudah cukup atau belum..?

ada istilah terlambat tidak untuk bertaubat?

EbisuSensei wrote:@alex

Kita menyamakan pengertian dulu.

Yang dimaksud 'keberuntungan' pada ayat tersebut, menurut anda apa?

Ya tentunya sesuai dengan pembahasan kita..
Keberuntungan artinya memperoleh keselamatan..

alex77 wrote:
Ya tentunya sesuai dengan pembahasan kita..
Keberuntungan artinya memperoleh keselamatan..

Keselamatan yang bagaimana?
Selamat dari apa?

EbisuSensei wrote:
Pertanyaannya tidak saya jawab karena tidak nyambung. Sekali lagi ini adalah masalah pilihan, apabila manusia memilih untuk bertahan di jalan yang benar setelah bertobat, sampai meninggal, maka dia sudah pasti tinggal di surga. Kalau kembali sesat dan dia meninggal dalam kesesatan, maka pasti tinggal di neraka.

sebenarnya itu hny perumpamaan aja, tp kalau anda anggap tidak ada hubungannya, saya pertegas lagi pertanyaannya::

ada 2 Firman:
Firman1: Jika engkau beriman dan bertaqwa, engkau pasti masuk surga
Firman2: Jika engkau beriman dan bertaqwa, semoga engkau masuk surga

dari ke dua firman itu, mana yang anda ikuti..?

alex77 wrote:
sebenarnya itu hny perumpamaan aja, tp kalau anda anggap tidak ada hubungannya, saya pertegas lagi pertanyaannya::

ada 2 Firman:
Firman1: Jika engkau beriman dan bertaqwa, engkau pasti masuk surga
Firman2: Jika engkau beriman dan bertaqwa, semoga engkau  masuk surga

dari ke dua firman itu, mana yang anda ikuti..?

Anda sebelumnya sudah menyetujui bahwa "bertobat" tidak bisa disamakan begitu saja dengan "beriman dan bertaqwa". Kenapa ditanyakan lagi?

Dan kenapa pertanyaan saya di post sebelum ini tidak dijawab?
Apakah bisa dijelaskan, kenapa anda enggan menjawab?

dijawab dong:

SEGOROWEDI wrote:
ada istilah terlambat tidak untuk bertaubat?

Keselamatan yang bagaimana?

keselamatan masuk ke dalam surga

Selamat dari apa?

selamat dari api neraka

Pertanyaannya:
Kenapa ya kepada org yg sudah bertobat, beriman, dan beramal shaleh, masih saja tidak mendapatkan kepastian (masih "semoga") ??

aliumar wrote:
Pertanyaannya:
Kenapa ya kepada org yg sudah bertobat, beriman, dan beramal shaleh, masih saja tidak mendapatkan kepastian (masih "semoga") ??

Sudah saya jawab di atas.

Bahwa manusia setelah bertobat dari kesesatan, tetaplah memiliki kebebasan untuk memilih.
Tetap berjalan di atas jalan yang benar, ataukah kembali sesat.

Sudah saya jawab di atas.

Bahwa manusia setelah bertobat dari kesesatan, tetaplah memiliki kebebasan untuk memilih.
Tetap berjalan di atas jalan yang benar, ataukah kembali sesat.

lho kondisi org yg tidak mendapatkan kepastian ("semoga") di ayat tsb kan org2 yg sudah: bertobat (kembali dari ke-sesatan), beriman, dan beramal shaleh.
Tidak sedang berbicara org yg mungkin akan sesat, dsb.

Sudah saya jawab di atas.

Bahwa manusia setelah bertobat dari kesesatan, tetaplah memiliki kebebasan untuk memilih.
Tetap berjalan di atas jalan yang benar, ataukah kembali sesat.

Jika manusia masih punya kemungkinan utk sesat kembali, lantas kenapa Allah mu di ayat2 lain berani menjamin masuk Surga? bukankah ini masih tergantung pada pilihan manusia?

Al-Buruuj:11 Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; itulah keberuntungan yang besar.

Lihat tuh yg sedang dibicarakan sama ttg "yg beriman dan beramal shaleh", malah di ayat Al-Qashash:67 lebih lengkap, ditambah dgn org yg bertobat.

jika masih ada faktor pilihan manusia utk berada di jalan yg benar atau kembali sesat, yg menyebabkan ketidakpastian di ayat Al-Qashash:67, lanas Kenapa di Al-Buruuj:11, bisa memberikan kepastian?
kelihatan bgt Allah islam, plin plan dlm menentukan keselamatan. Di satu sisi yakin, tapi kemudian di sisi lain menjadi ragu2 (semoga).

Sudah saya jawab di atas.

Bahwa manusia setelah bertobat dari kesesatan, tetaplah memiliki kebebasan untuk memilih.
Tetap berjalan di atas jalan yang benar, ataukah kembali sesat.

berarti keselamatan dlm islam kyk undian dong, untung2an, semoga beruntung, hahaha....

Al-Qashash:67 Adapun orang yang bertaubat dan beriman, serta mengerjakan amal yang saleh, semoga dia termasuk orang-orang yang beruntung.

kayak kata2 dlm undian : "semoga anda beruntung mendapatkan hadiah utama dari kami berupa 1 unit mobil BMW"

hahaha...konsep keselamatan koq untung2an kyk undian, hahaha...

aliumar wrote:

Sudah saya jawab di atas.

Bahwa manusia setelah bertobat dari kesesatan, tetaplah memiliki kebebasan untuk memilih.
Tetap berjalan di atas jalan yang benar, ataukah kembali sesat.

lho kondisi org yg tidak mendapatkan kepastian ("semoga") di ayat tsb kan org2 yg sudah: bertobat (kembali dari ke-sesatan), beriman, dan beramal shaleh.
Tidak sedang berbicara org yg mungkin akan sesat, dsb.

Sudah saya jawab di atas.

Bahwa manusia setelah bertobat dari kesesatan, tetaplah memiliki kebebasan untuk memilih.
Tetap berjalan di atas jalan yang benar, ataukah kembali sesat.

Jika manusia masih punya kemungkinan utk sesat kembali, lantas kenapa Allah mu di ayat2 lain berani menjamin masuk Surga? bukankah ini masih tergantung pada pilihan manusia?

Al-Buruuj:11 Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; itulah keberuntungan yang besar.

Lihat tuh yg sedang dibicarakan sama ttg "yg beriman dan beramal shaleh", malah di ayat Al-Qashash:67 lebih lengkap, ditambah dgn org yg bertobat.

jika masih ada faktor pilihan manusia utk berada di jalan yg benar atau kembali sesat, yg menyebabkan ketidakpastian di ayat Al-Qashash:67, lanas Kenapa di Al-Buruuj:11, bisa memberikan kepastian?
kelihatan bgt Allah islam, plin plan dlm menentukan keselamatan. Di satu sisi yakin, tapi kemudian di sisi lain menjadi ragu2 (semoga).

Sudah saya jawab di atas.

Bahwa manusia setelah bertobat dari kesesatan, tetaplah memiliki kebebasan untuk memilih.
Tetap berjalan di atas jalan yang benar, ataukah kembali sesat.

berarti keselamatan dlm islam kyk undian dong, untung2an, semoga beruntung, hahaha....

Al-Qashash:67 Adapun orang yang bertaubat dan beriman, serta mengerjakan amal yang saleh, semoga dia termasuk orang-orang yang beruntung.

kayak kata2 dlm undian : "semoga anda beruntung mendapatkan hadiah utama dari kami berupa 1 unit mobil BMW"

hahaha...konsep keselamatan koq untung2an kyk undian, hahaha...

weleh ....... weleh .............
udah sok linglung, sok ketawa lagi ................

Pada ayat tersebut (Az Zukhruf) sedang membicarakan masalah bertobat, yang diikuti dengan beramal saleh.
Jadi dalam masalah ini, yang menjadi kunci adalah kata 'bertobat'.

paham?

EbisuSensei wrote:

alex77 wrote:
sebenarnya itu hny perumpamaan aja, tp kalau anda anggap tidak ada hubungannya, saya pertegas lagi pertanyaannya::

ada 2 Firman:
Firman1: Jika engkau beriman dan bertaqwa, engkau pasti masuk surga
Firman2: Jika engkau beriman dan bertaqwa, semoga engkau  masuk surga

dari ke dua firman itu, mana yang anda ikuti..?

Anda sebelumnya sudah menyetujui bahwa "bertobat" tidak bisa disamakan begitu saja dengan "beriman dan bertaqwa". Kenapa ditanyakan lagi?

Dan kenapa pertanyaan saya di post sebelum ini tidak dijawab?
Apakah bisa dijelaskan, kenapa anda enggan menjawab?

jawaban anda tidak menjawab pertanyaan saya..
maaf... sejak kapan saja katakan setuju/sepakat..?

mengenai keselamatan sdh jelas topik ini membahas soal itu..
keselamatan maksudnya masuk surga...

@alex77

Terus maksud post anda ini bagaimana?

alex77 wrote:....
ada ya saya menyamakan bertoban dgn beriman dan bertaqwa..?
kyk nya ga ada deh.... coba tunjukan post nya mana tau saya lupa...

EbisuSensei wrote:@alex77

Terus maksud post anda ini bagaimana?

alex77 wrote:....
ada ya saya menyamakan bertoban dgn beriman dan bertaqwa..?
kyk nya ga ada deh.... coba tunjukan post nya mana tau saya lupa...

itu untuk menjawab pertanyaan anda...

EbisuSensei wrote:
Dan kenapa anda menyamakan antara berobat dengan "beriman dan bertaqwa"?

alex77 wrote:Bagaimana kah konsep keselamatan menurut alquran..?
Apakah cukup dengan Pahala saja..?

Kalau cukup dengan pahala, bagaimana kah kalian mengetahui pahala kalian sudah cukup atau belum..?

konsepnya sederhana sekali...

IKHLAS

musicman wrote:

alex77 wrote:Bagaimana kah konsep keselamatan menurut alquran..?
Apakah cukup dengan Pahala saja..?

Kalau cukup dengan pahala, bagaimana kah kalian mengetahui pahala kalian sudah cukup atau belum..?

konsepnya sederhana sekali...

IKHLAS

apa iklas menjamin.?
jgn lupa dengan dosa/kejahatan yang dibuat..

krn itu jg akan diperhitungkan....

alex77 wrote:
itu untuk menjawab pertanyaan anda...

Kacau .......

Begini,
Yang saya maksud dengan "beriman dan bertaqwa" adalah Tauhid.
Tauhid adalah ajaran.

Sedangkan bertobat adalah salah satu amalan dari ajaran Tauhid.

Dan kata 'semoga' pada ayat tersebut adalah sebagai penekanan, agar manusia tidak mengulangi kesesatannya. Dalam artian bersungguh-sungguh dalam pertobatan.

Apakah setelah manusia bertobat, tetap mendapat jaminan surga, walaupun mengulangi kesesatan?
Malah nggak masuk akal bukan?

@ebi,
ga usah bertele-tele...nih silahkan jawab:

Apakah org yg bertaubat, beriman dan beramal saleh mendapat jaminan kepastian selamat?
a) Ya, pasti akan selamat
Maryam:60
kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk syurga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun,

------VS------

b) Tidak pasti (alias "moga2/semoga"), krn masih tergantung pilihan org tsb utk tetap di jalan yg benar atau kembali sesat (sebagaimana argumen ebi).

Al-Qashash:67
Adapun orang yang bertaubat dan beriman, serta mengerjakan amal yang saleh, semoga dia termasuk orang-orang yang beruntung.

Pada ayat tersebut (Az Zukhruf) sedang membicarakan masalah bertobat, yang diikuti dengan beramal saleh.
Jadi dalam masalah ini, yang menjadi kunci adalah kata 'bertobat'.

surat maryam 60 juga berbicara masalah bertobat. Jika menurut mu, bahwa manusia setelah bertobat dari kesesatan, tetaplah memiliki kebebasan untuk memilih, tetap berjalan di atas jalan yang benar, ataukah kembali sesat; sehingga ini menyebabkan tidak adanya jaminan dari Allah (semoga), lantas Kenapa kasus taubat yg sama di qs maryam 60, Allah bisa memberi jaminan/janji akan memasukan ke dalam surga?bukankah org tsb setelah bertaubat juga masih memiliki kebebasan memilih utk tetap di jalan yg benar atau kah kembali sesat?

Kalau pada Surah Maryam, sudah masuk ke konteks ajaran.

Dan pada ayat sesudahnya disebutkan ganjaran untuk orang yang bertobat, beriman, dan beramal saleh.

Di surat Al-Qashash:67, juga berbicara org dgn kondisi yg sama yakni:
orang yang bertobat, beriman, dan beramal saleh.

Al-Qashash:67
Adapun orang yang bertaubat dan beriman, serta mengerjakan amal yang saleh, semoga dia termasuk orang-orang yang beruntung.

Kalau pada Surah Maryam, sudah masuk ke konteks ajaran.

lho kan sama2 ada perihal bertaubat?

Maryam:60
kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk syurga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun,

nah berarti manusia setelah bertobat dari kesesatan tsb, tetaplah masih memiliki kebebasan untuk memilih, tetap berjalan di atas jalan yang benar, ataukah kembali sesat;

Apakah setelah manusia bertobat, tetap mendapat jaminan surga, walaupun mengulangi kesesatan?
Malah nggak masuk akal bukan?

Jadi ga masuk akal lah janji Allah akan memasukan surga, padahal org yg bertaubat tsb masih memiliki kebebasan utk memilih utk tetap benar atau kembali sesat, sehingga dgn demikian berarti tidak masuk akal lah janji dari Allah utk memasukan ke surga org2 yg masih bisa utk kembali sesat.

aliumar wrote:Di surat Al-Qashash:67, juga berbicara org dgn kondisi yg sama yakni:
orang yang bertobat, beriman, dan beramal saleh.

Al-Qashash:67
Adapun orang yang bertaubat dan beriman, serta mengerjakan amal yang saleh, semoga dia termasuk orang-orang yang beruntung.

Kalau pada Surah Maryam, sudah masuk ke konteks ajaran.

lho kan sama2 ada perihal bertaubat?

Maryam:60
kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk syurga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun,

nah berarti manusia setelah bertobat dari kesesatan tsb, tetaplah masih memiliki kebebasan untuk memilih, tetap berjalan di atas jalan yang benar, ataukah kembali sesat;

Apakah setelah manusia bertobat, tetap mendapat jaminan surga, walaupun mengulangi kesesatan?
Malah nggak masuk akal bukan?

Jadi ga masuk akal lah janji Allah akan memasukan surga, padahal org yg bertaubat tsb masih memiliki kebebasan utk memilih utk tetap benar atau kembali sesat, sehingga dgn demikian berarti tidak masuk akal lah janji dari Allah utk memasukan ke surga org2 yg masih bisa utk kembali sesat.

haloooo ...................

Sudah saya katakan, konteksnya berbeda.
Pada Surah Maryam 61 Disebutkan ganjaran bagi orang yang bertobat, yang berhasil mempertahankan dirinya, untuk tidak kembali sesat.

Paham / masih bingung?

nah kembali, ke ayat2 quran.
Dengan jelas quran menggunakan parameter penimbangan amal dan dosa utk menentukan nasib akhir seseorang.
Artinya seorang mukmin pun jika ternyata setelah dinilai menggunakan parameter penimbangan amal dan dosa, ternyata amal nya kurang dari dosanya--ringan timbangan (kebaikan) nya--maka sekalipun ia beriman (mukmin), tetap saja ia akan KEKAL di neraka.

Langsung saja, kriteria orang yang "ringan timbangan", ada pada ayat2 selanjutnya.

Silahkan dituliskan, menurut bahasa anda, kriteria2 tersebut.

Yg dimaksud adalah org2 yg mendustakan ayat2 Allah.

23:105 Bukankah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepadamu sekalian, tetapi kamu selalu mendustakannya?

Nah org yg bagaimanakah yg tergolong mendustakan ayat2 Allah?
org2 yg berbuat jahat dan menuruti hawa nafsu nya
(Ar-Ruum:10, Al-A`raaf:176)
Nah jadi seorang mukmin pun, jika ia pernah berbuat jahat, dan terbawa mengikuti hawa nafsu nya, maka menurut quran, ia sudah tergolong org2 yg mendustakan ayat2 Allah. Dan hukumannya adalah KEKAL di neraka.

Sudah saya katakan, konteksnya berbeda.
Pada Surah Maryam 61 Disebutkan ganjaran bagi orang yang bertobat, yang berhasil mempertahankan dirinya, untuk tidak kembali sesat.

tetap saja setelah bertobat semua org tetap masih punya kebebasan utk memilih apakah tetap di jalan yg benar atau kembali ke ajaran yg sesat.

kedua:
dpt konteks darimana kalau itu perihal org2 yang berhasil mempertahankan dirinya, untuk tidak kembali sesat? ketauan ngarang nya kamu utk menutupi masalah yg kamu hadapi dgn quran mu.

Kalau mau dilihat konteks surat maryam, juga perihal perbuatan bukan periha ajaran.
di ayat 59 nya jelas berbicara ttg org2 yg memperturutkan hawa nafsunya.
Nah org2 yg awal nya terbawa hawa nafsu nya kemudian bertobat, tetap saja setelah bertobat org tsb masih punya kebebasan memilih apakah kembali menuruti hawa nafsunya ataukah menuruti perintah Tuhan.

aliumar wrote:

   nah kembali, ke ayat2 quran.
   Dengan jelas quran menggunakan parameter penimbangan amal dan dosa utk menentukan nasib akhir seseorang.
   Artinya seorang mukmin pun jika ternyata setelah dinilai menggunakan parameter penimbangan amal dan dosa, ternyata amal nya kurang dari dosanya--ringan timbangan (kebaikan) nya--maka sekalipun ia beriman (mukmin), tetap saja ia akan KEKAL di neraka.

Langsung saja, kriteria orang yang "ringan timbangan", ada pada ayat2 selanjutnya.

Silahkan dituliskan, menurut bahasa anda, kriteria2 tersebut.

Yg dimaksud adalah org2 yg mendustakan ayat2 Allah.

23:105 Bukankah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepadamu sekalian, tetapi kamu selalu mendustakannya?

Nah org yg bagaimanakah yg tergolong mendustakan ayat2 Allah?
org2 yg berbuat jahat dan menuruti hawa nafsu nya
(Ar-Ruum:10, Al-A`raaf:176)
Nah jadi seorang mukmin pun, jika ia pernah berbuat jahat, dan terbawa mengikuti hawa nafsu nya, maka menurut quran, ia sudah tergolong org2 yg mendustakan ayat2 Allah. Dan hukumannya adalah KEKAL di neraka.

Pertanyaan saya sederhana saja.
Kenapa anda tidak berani menatap ayat2 yang sesudahnya?

aliumar wrote:

Sudah saya katakan, konteksnya berbeda.
Pada Surah Maryam 61 Disebutkan ganjaran bagi orang yang bertobat, yang berhasil mempertahankan dirinya, untuk tidak kembali sesat.

tetap saja setelah bertobat semua org tetap masih punya kebebasan utk memilih apakah tetap di jalan yg benar atau kembali ke ajaran yg sesat.

kedua:
dpt konteks darimana kalau itu perihal org2 yang berhasil mempertahankan dirinya, untuk tidak kembali sesat? ketauan ngarang nya kamu utk menutupi masalah yg kamu hadapi dgn quran mu.

Kalau mau dilihat konteks surat maryam, juga perihal perbuatan bukan periha ajaran.
di ayat 59 nya jelas berbicara ttg org2 yg memperturutkan hawa nafsunya.
Nah org2 yg awal nya terbawa hawa nafsu nya kemudian bertobat, tetap saja setelah bertobat org tsb masih punya kebebasan memilih apakah kembali menuruti hawa nafsunya ataukah menuruti perintah Tuhan.

Sederhana saja,
Yang dari Al Qashash tidak membahas ganjaran yang spesifik pada ayat2 sesudahnya.
Sedangkan yang dari Maryam, dibahas secara spesifik. Yang artinya, manusia yang bertobat sudah berada di akhirat kelak.

Yang namanya menyebut ganjaran, berarti sudah pasti.
Sudah tidak menggunakan kata "semoga" lagi.

paham?