keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Halaman 9 dari 13 • Share
Halaman 9 dari 13 • 1, 2, 3 ... 8, 9, 10, 11, 12, 13
keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
First topic message reminder :
Al-Quran Al-Karim memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satu di antaranya adalah bahwa ia merupakan kitab yang keotentikannya dijamin oleh Allah, dan ia adalah kitab yang selalu dipelihara. Inna nahnu nazzalna al-dzikra wa inna lahu lahafizhun (Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Quran dan Kamilah Pemelihara-pemelihara-Nya) (QS 15:9).
Demikianlah Allah menjamin keotentikan Al-Quran, jaminan yang diberikan atas dasar Kemahakuasaan dan Kemahatahuan-Nya, serta berkat upaya-upaya yang dilakukan oleh makhluk-makhluk-Nya, terutama oleh manusia. Dengan jaminan ayat di atas, setiap Muslim percaya bahwa apa yang dibaca dan didengarnya sebagai Al-Quran tidak berbeda sedikit pun dengan apa yang pernah dibaca oleh Rasulullah saw., dan yang didengar serta dibaca oleh para sahabat Nabi saw.
Tetapi, dapatkah kepercayaan itu didukung oleh bukti-bukti lain? Dan, dapatkah bukti-bukti itu meyakinkan manusia, termasuk mereka yang tidak percaya akan jaminan Allah di atas? Tanpa ragu kita mengiyakan pertanyaan di atas, karena seperti yang ditulis oleh almarhum 'Abdul-Halim Mahmud, mantan Syaikh Al-Azhar: "Para orientalis yang dari saat ke saat berusaha menunjukkan kelemahan Al-Quran, tidak mendapatkan celah untuk meragukan keotentikannya."1 Hal ini disebabkan oleh bukti-bukti kesejarahan yang mengantarkan mereka kepada kesimpulan tersebut.
Bukti-bukti dari Al-Quran Sendiri
Sebelum menguraikan bukti-bukti kesejarahan, ada baiknya saya kutipkan pendapat seorang ulama besar Syi'ah kontemporer, Muhammad Husain Al-Thabathaba'iy, yang menyatakan bahwa sejarah Al-Quran demikian jelas dan terbuka, sejak turunnya sampai masa kini. Ia dibaca oleh kaum Muslim sejak dahulu sampai sekarang, sehingga pada hakikatnya Al-Quran tidak membutuhkan sejarah untuk membuktikan keotentikannya. Kitab Suci tersebut lanjut Thabathaba'iy memperkenalkan dirinya sebagai Firman-firman Allah dan membuktikan hal tersebut dengan menantang siapa pun untuk menyusun seperti keadaannya. Ini sudah cukup menjadi bukti, walaupun tanpa bukti-bukti kesejarahan. Salah satu bukti bahwa Al-Quran yang berada di tangan kita sekarang adalah Al-Quran yang turun kepada Nabi saw. tanpa pergantian atau perubahan --tulis Thabathaba'iy lebih jauh-- adalah berkaitan dengan sifat dan ciri-ciri yang diperkenalkannya menyangkut dirinya, yang tetap dapat ditemui sebagaimana keadaannya dahulu.2
Dr. Mustafa Mahmud, mengutip pendapat Rasyad Khalifah, juga mengemukakan bahwa dalam Al-Quran sendiri terdapat bukti-bukti sekaligus jaminan akan keotentikannya.3
Huruf-huruf hija'iyah yang terdapat pada awal beberapa surah dalam Al-Quran adalah jaminan keutuhan Al-Quran sebagaimana diterima oleh Rasulullah saw. Tidak berlebih dan atau berkurang satu huruf pun dari kata-kata yang digunakan oleh Al-Quran. Kesemuanya habis terbagi 19, sesuai dengan jumlah huruf-huruf B(i)sm Ali(a)h Al-R(a)hm(a)n Al-R(a)him. (Huruf a dan i dalam kurung tidak tertulis dalam aksara bahasa Arab).
Huruf (qaf) yang merupakan awal dari surah ke-50, ditemukan terulang sebanyak 57 kali atau 3 X 19.
Huruf-huruf kaf, ha', ya', 'ayn, shad, dalam surah Maryam, ditemukan sebanyak 798 kali atau 42 X 19.
Huruf (nun) yang memulai surah Al-Qalam, ditemukan sebanyak 133 atau 7 X 19. Kedua, huruf (ya') dan (sin) pada surah Yasin masing-masing ditemukan sebanyak 285 atau 15 X 19. Kedua huruf (tha') dan (ha') pada surah Thaha masing-masing berulang sebanyak 342 kali, sama dengan 19 X 18.
Huruf-huruf (ha') dan (mim) yang terdapat pada keseluruhan surah yang dimulai dengan kedua huruf ini, ha' mim, kesemuanya merupakan perkalian dari 114 X 19, yakni masing-masing berjumlah 2.166.
Bilangan-bilangan ini, yang dapat ditemukan langsung dari celah ayat Al-Quran, oleh Rasyad Khalifah, dijadikan sebagai bukti keotentikan Al-Quran. Karena, seandainya ada ayat yang berkurang atau berlebih atau ditukar kata dan kalimatnya dengan kata atau kalimat yang lain, maka tentu perkalian-perkalian tersebut akan menjadi kacau.
Angka 19 di atas, yang merupakan perkalian dari jumlah-jumlah yang disebut itu, diambil dari pernyataan Al-Quran sendiri, yakni yang termuat dalam surah Al-Muddatstsir ayat 30 yang turun dalam konteks ancaman terhadap seorang yang meragukan kebenaran Al-Quran.
Demikianlah sebagian bukti keotentikan yang terdapat di celah-celah Kitab Suci tersebut.
Bukti-bukti Kesejarahan
Al-Quran Al-Karim turun dalam masa sekitar 22 tahun atau tepatnya, menurut sementara ulama, dua puluh dua tahun, dua bulan dan dua puluh dua hari.
Ada beberapa faktor yang terlebih dahulu harus dikemukakan dalam rangka pembicaraan kita ini, yang merupakan faktor-faktor pendukung bagi pembuktian otentisitas Al-Quran.
(1) Masyarakat Arab, yang hidup pada masa turunnya Al-Quran, adalah masyarakat yang tidak mengenal baca tulis. Karena itu, satu-satunya andalan mereka adalah hafalan. Dalam hal hafalan, orang Arab --bahkan sampai kini-- dikenal sangat kuat.
(2) Masyarakat Arab --khususnya pada masa turunnya Al-Quran-- dikenal sebagai masyarakat sederhana dan bersahaja: Kesederhanaan ini, menjadikan mereka memiliki waktu luang yang cukup, disamping menambah ketajaman pikiran dan hafalan.
(3) Masyarakat Arab sangat gandrung lagi membanggakan kesusastraan; mereka bahkan melakukan perlombaan-perlombaan dalam bidang ini pada waktu-waktu tertentu.
(4) Al-Quran mencapai tingkat tertinggi dari segi keindahan bahasanya dan sangat mengagumkan bukan saja bagi orang-orang mukmin, tetapi juga orang kafir. Berbagai riwayat menyatakan bahwa tokoh-tokoh kaum musyrik seringkali secara sembunyi-sembunyi berupaya mendengarkan ayat-ayat Al-Quran yang dibaca oleh kaum Muslim. Kaum Muslim, disamping mengagumi keindahan bahasa Al-Quran, juga mengagumi kandungannya, serta meyakini bahwa ayat-ayat Al-Quran adalah petunjuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
(5) Al-Quran, demikian pula Rasul saw., menganjurkan kepada kaum Muslim untuk memperbanyak membaca dan mempelajari Al-Quran dan anjuran tersebut mendapat sambutan yang hangat.
(6) Ayat-ayat Al-Quran turun berdialog dengan mereka, mengomentari keadaan dan peristiwa-peristiwa yang mereka alami, bahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Disamping itu, ayat-ayat Al-Quran turun sedikit demi sedikit. Hal itu lebih mempermudah pencernaan maknanya dan proses penghafalannya.
(7) Dalam Al-Quran, demikian pula hadis-hadis Nabi, ditemukan petunjuk-petunjuk yang mendorong para sahabatnya untuk selalu bersikap teliti dan hati-hati dalam menyampaikan berita --lebih-lebih kalau berita tersebut merupakan Firman-firman Allah atau sabda Rasul-Nya.
Faktor-faktor di atas menjadi penunjang terpelihara dan dihafalkannya ayat-ayat Al-Quran. Itulah sebabnya, banyak riwayat sejarah yang menginformasikan bahwa terdapat ratusan sahabat Nabi saw. yang menghafalkan Al-Quran. Bahkan dalam peperangan Yamamah, yang terjadi beberapa saat setelah wafatnya Rasul saw., telah gugur tidak kurang dari tujuh puluh orang penghafal Al-Quran.4
Walaupun Nabi saw. dan para sahabat menghafal ayat-ayat Al-Quran, namun guna menjamin terpeliharanya wahyu-wahyu Ilahi itu, beliau tidak hanya mengandalkan hafalan, tetapi juga tulisan. Sejarah menginformasikan bahwa setiap ada ayat yang turun, Nabi saw. lalu memanggil sahabat-sahabat yang dikenal pandai menulis, untuk menuliskan ayat-ayat yang baru saja diterimanya, sambil menyampaikan tempat dan urutan setiap ayat dalam surahnya. Ayat-ayat tersebut mereka tulis dalam pelepah kurma, batu, kulit-kulit atau tulang-tulang binatang. Sebagian sahabat ada juga yang menuliskan ayat-ayat tersebut secara pribadi, namun karena keterbatasan alat tulis dan kemampuan maka tidak banyak yang melakukannya disamping kemungkinan besar tidak mencakup seluruh ayat Al-Quran. Kepingan naskah tulisan yang diperintahkan oleh Rasul itu, baru dihimpun dalam bentuk "kitab" pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar r.a.5
Penulisan Mushhaf
Dalam uraian sebelumnya dikemukakan bahwa ketika terjadi peperangan Yamamah, terdapat puluhan penghafal Al-Quran yang gugur. Hal ini menjadikan 'Umar ibn Al-Khaththab menjadi risau tentang "masa depan Al-Quran". Karena itu, beliau mengusulkan kepada Khalifah Abu Bakar agar mengumpulkan tulisan-tulisan yang pernah ditulis pada masa Rasul. Walaupun pada mulanya Abu Bakar ragu menerima usul tersebut --dengan alasan bahwa pengumpulan semacam itu tidak dilakukan oleh Rasul saw.-- namun pada akhirnya 'Umar r.a. dapat meyakinkannya. Dan keduanya sepakat membentuk suatu tim yang diketuai oleh Zaid ibn Tsabit dalam rangka melaksanakan tugas suci dan besar itu.
Zaid pun pada mulanya merasa sangat berat untuk menerima tugas tersebut, tetapi akhirnya ia dapat diyakinkan --apalagi beliau termasuk salah seorang yang ditugaskan oleh Rasul pada masa hidup beliau untuk menuliskan wahyu Al-Quran. Dengan dibantu oleh beberapa orang sahabat Nabi, Zaid pun memulai tugasnya. Abu Bakar r.a. memerintahkan kepada seluruh kaum Muslim untuk membawa naskah tulisan ayat Al-Quran yang mereka miliki ke Masjid Nabawi untuk kemudian diteliti oleh Zaid dan timnya. Dalam hal ini, Abu Bakar r.a. memberi petunjuk agar tim tersebut tidak menerima satu naskah kecuali yang memenuhi dua syarat:
Pertama, harus sesuai dengan hafalan para sahabat lain.
Kedua, tulisan tersebut benar-benar adalah yang ditulis atas perintah dan di hadapan Nabi saw. Karena, seperti yang dikemukakan di atas, sebagian sahabat ada yang menulis atas inisiatif sendiri.
Untuk membuktikan syarat kedua tersebut, diharuskan adanya dua orang saksi mata.
Sejarah mencatat bahwa Zaid ketika itu menemukan kesulitan karena beliau dan sekian banyak sahabat menghafal ayat Laqad ja'akum Rasul min anfusikum 'aziz 'alayh ma 'anittun harish 'alaykum bi almu'minina Ra'uf al-rahim (QS 9:128). Tetapi, naskah yang ditulis di hadapan Nabi saw. tidak ditemukan. Syukurlah pada akhirnya naskah tersebut ditemukan juga di tangan seorang sahabat yang bernama Abi Khuzaimah Al-Anshari. Demikianlah, terlihat betapa Zaid menggabungkan antara hafalan sekian banyak sahabat dan naskah yang ditulis di hadapan Nabi saw., dalam rangka memelihara keotentikan Al-Quran. Dengan demikian, dapat dibuktikan dari tata kerja dan data-data sejarah bahwa Al-Quran yang kita baca sekarang ini adalah otentik dan tidak berbeda sedikit pun dengan apa yang diterima dan dibaca oleh Rasulullah saw., lima belas abad yang lalu.
Sebelum mengakhiri tulisan ini, perlu dikemukakan bahwa Rasyad Khalifah, yang menemukan rahasia angka 19 yang dikemukakan di atas, mendapat kesulitan ketika menemukan bahwa masing-masing kata yang menghimpun Bismillahirrahmanirrahim, kesemuanya habis terbagi 19, kecuali Al-Rahim. Kata Ism terulang sebanyak 19 kali, Allah sebanyak 2.698 kali, sama dengan 142 X 19, sedangkan kata Al-Rahman sebanyak 57 kali atau sama dengan 3 X 19, dan Al-Rahim sebanyak 115 kali. Di sini, ia menemukan kejanggalan, yang konon mengantarnya mencurigai adanya satu ayat yang menggunakan kata rahim, yang pada hakikatnya bukan ayat Al-Quran. Ketika itu, pandangannya tertuju kepada surah Al-Tawbah ayat 128, yang pada mulanya tidak ditemukan oleh Zaid. Karena, sebagaimana terbaca di atas, ayat tersebut diakhiri dengan kata rahim.
Sebenarnya, kejanggalan yang ditemukannya akan sirna, seandainya ia menyadari bahwa kata rahim pada ayat Al-Tawbah di atas, bukannya menunjuk kepada sifat Tuhan, tetapi sifat Nabi Muhammad saw. Sehingga ide yang ditemukannya dapat saja benar tanpa meragukan satu ayat dalam Al-Quran, bila dinyatakan bahwa kata rahim dalam Al-Quran yang menunjuk sifat Allah jumlahnya 114 dan merupakan perkalian dari 6 X 19.
Penutup
Demikianlah sekelumit pembicaraan dan bukti-bukti yang dikemukakan para ulama dan pakar, menyangkut keotentikan ayat-ayat Al-Quran. Terlihat bagaimana Allah menjamin terpeliharanya Kitab Suci ini, antara lain berkat upaya kaum beriman.
Catatan kaki
1 'Abdul Halim Mahmud, Al-Tafkir Al-Falsafiy fi Al-Islam, Dar Al-Kitab Al-Lubnaniy, Beirut, t.t., h. 50.
2 Muhammad Husain Al-Thabathabaly, Al-Qur'an fi Al-Islam, Markaz I'lam Al-Dzikra Al-Khamisah li Intizhar Al-Tsawrah Al-Islamiyah, Teheran, h. 175.
3 Mustafa Mahmud, Min Asrar Al-Qur'an, Dar Al-Ma'arif, Mesir, 1981, h. 64-65.
4 'Abdul Azhim Al-Zarqaniy, Manahil Al-'Irfan i 'Ulum Al-Qur'an, Al-Halabiy, Kairo, 1980, jilid 1, h. 250.
5 Ibid., h. 252.
Al-Quran Al-Karim memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satu di antaranya adalah bahwa ia merupakan kitab yang keotentikannya dijamin oleh Allah, dan ia adalah kitab yang selalu dipelihara. Inna nahnu nazzalna al-dzikra wa inna lahu lahafizhun (Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Quran dan Kamilah Pemelihara-pemelihara-Nya) (QS 15:9).
Demikianlah Allah menjamin keotentikan Al-Quran, jaminan yang diberikan atas dasar Kemahakuasaan dan Kemahatahuan-Nya, serta berkat upaya-upaya yang dilakukan oleh makhluk-makhluk-Nya, terutama oleh manusia. Dengan jaminan ayat di atas, setiap Muslim percaya bahwa apa yang dibaca dan didengarnya sebagai Al-Quran tidak berbeda sedikit pun dengan apa yang pernah dibaca oleh Rasulullah saw., dan yang didengar serta dibaca oleh para sahabat Nabi saw.
Tetapi, dapatkah kepercayaan itu didukung oleh bukti-bukti lain? Dan, dapatkah bukti-bukti itu meyakinkan manusia, termasuk mereka yang tidak percaya akan jaminan Allah di atas? Tanpa ragu kita mengiyakan pertanyaan di atas, karena seperti yang ditulis oleh almarhum 'Abdul-Halim Mahmud, mantan Syaikh Al-Azhar: "Para orientalis yang dari saat ke saat berusaha menunjukkan kelemahan Al-Quran, tidak mendapatkan celah untuk meragukan keotentikannya."1 Hal ini disebabkan oleh bukti-bukti kesejarahan yang mengantarkan mereka kepada kesimpulan tersebut.
Bukti-bukti dari Al-Quran Sendiri
Sebelum menguraikan bukti-bukti kesejarahan, ada baiknya saya kutipkan pendapat seorang ulama besar Syi'ah kontemporer, Muhammad Husain Al-Thabathaba'iy, yang menyatakan bahwa sejarah Al-Quran demikian jelas dan terbuka, sejak turunnya sampai masa kini. Ia dibaca oleh kaum Muslim sejak dahulu sampai sekarang, sehingga pada hakikatnya Al-Quran tidak membutuhkan sejarah untuk membuktikan keotentikannya. Kitab Suci tersebut lanjut Thabathaba'iy memperkenalkan dirinya sebagai Firman-firman Allah dan membuktikan hal tersebut dengan menantang siapa pun untuk menyusun seperti keadaannya. Ini sudah cukup menjadi bukti, walaupun tanpa bukti-bukti kesejarahan. Salah satu bukti bahwa Al-Quran yang berada di tangan kita sekarang adalah Al-Quran yang turun kepada Nabi saw. tanpa pergantian atau perubahan --tulis Thabathaba'iy lebih jauh-- adalah berkaitan dengan sifat dan ciri-ciri yang diperkenalkannya menyangkut dirinya, yang tetap dapat ditemui sebagaimana keadaannya dahulu.2
Dr. Mustafa Mahmud, mengutip pendapat Rasyad Khalifah, juga mengemukakan bahwa dalam Al-Quran sendiri terdapat bukti-bukti sekaligus jaminan akan keotentikannya.3
Huruf-huruf hija'iyah yang terdapat pada awal beberapa surah dalam Al-Quran adalah jaminan keutuhan Al-Quran sebagaimana diterima oleh Rasulullah saw. Tidak berlebih dan atau berkurang satu huruf pun dari kata-kata yang digunakan oleh Al-Quran. Kesemuanya habis terbagi 19, sesuai dengan jumlah huruf-huruf B(i)sm Ali(a)h Al-R(a)hm(a)n Al-R(a)him. (Huruf a dan i dalam kurung tidak tertulis dalam aksara bahasa Arab).
Huruf (qaf) yang merupakan awal dari surah ke-50, ditemukan terulang sebanyak 57 kali atau 3 X 19.
Huruf-huruf kaf, ha', ya', 'ayn, shad, dalam surah Maryam, ditemukan sebanyak 798 kali atau 42 X 19.
Huruf (nun) yang memulai surah Al-Qalam, ditemukan sebanyak 133 atau 7 X 19. Kedua, huruf (ya') dan (sin) pada surah Yasin masing-masing ditemukan sebanyak 285 atau 15 X 19. Kedua huruf (tha') dan (ha') pada surah Thaha masing-masing berulang sebanyak 342 kali, sama dengan 19 X 18.
Huruf-huruf (ha') dan (mim) yang terdapat pada keseluruhan surah yang dimulai dengan kedua huruf ini, ha' mim, kesemuanya merupakan perkalian dari 114 X 19, yakni masing-masing berjumlah 2.166.
Bilangan-bilangan ini, yang dapat ditemukan langsung dari celah ayat Al-Quran, oleh Rasyad Khalifah, dijadikan sebagai bukti keotentikan Al-Quran. Karena, seandainya ada ayat yang berkurang atau berlebih atau ditukar kata dan kalimatnya dengan kata atau kalimat yang lain, maka tentu perkalian-perkalian tersebut akan menjadi kacau.
Angka 19 di atas, yang merupakan perkalian dari jumlah-jumlah yang disebut itu, diambil dari pernyataan Al-Quran sendiri, yakni yang termuat dalam surah Al-Muddatstsir ayat 30 yang turun dalam konteks ancaman terhadap seorang yang meragukan kebenaran Al-Quran.
Demikianlah sebagian bukti keotentikan yang terdapat di celah-celah Kitab Suci tersebut.
Bukti-bukti Kesejarahan
Al-Quran Al-Karim turun dalam masa sekitar 22 tahun atau tepatnya, menurut sementara ulama, dua puluh dua tahun, dua bulan dan dua puluh dua hari.
Ada beberapa faktor yang terlebih dahulu harus dikemukakan dalam rangka pembicaraan kita ini, yang merupakan faktor-faktor pendukung bagi pembuktian otentisitas Al-Quran.
(1) Masyarakat Arab, yang hidup pada masa turunnya Al-Quran, adalah masyarakat yang tidak mengenal baca tulis. Karena itu, satu-satunya andalan mereka adalah hafalan. Dalam hal hafalan, orang Arab --bahkan sampai kini-- dikenal sangat kuat.
(2) Masyarakat Arab --khususnya pada masa turunnya Al-Quran-- dikenal sebagai masyarakat sederhana dan bersahaja: Kesederhanaan ini, menjadikan mereka memiliki waktu luang yang cukup, disamping menambah ketajaman pikiran dan hafalan.
(3) Masyarakat Arab sangat gandrung lagi membanggakan kesusastraan; mereka bahkan melakukan perlombaan-perlombaan dalam bidang ini pada waktu-waktu tertentu.
(4) Al-Quran mencapai tingkat tertinggi dari segi keindahan bahasanya dan sangat mengagumkan bukan saja bagi orang-orang mukmin, tetapi juga orang kafir. Berbagai riwayat menyatakan bahwa tokoh-tokoh kaum musyrik seringkali secara sembunyi-sembunyi berupaya mendengarkan ayat-ayat Al-Quran yang dibaca oleh kaum Muslim. Kaum Muslim, disamping mengagumi keindahan bahasa Al-Quran, juga mengagumi kandungannya, serta meyakini bahwa ayat-ayat Al-Quran adalah petunjuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
(5) Al-Quran, demikian pula Rasul saw., menganjurkan kepada kaum Muslim untuk memperbanyak membaca dan mempelajari Al-Quran dan anjuran tersebut mendapat sambutan yang hangat.
(6) Ayat-ayat Al-Quran turun berdialog dengan mereka, mengomentari keadaan dan peristiwa-peristiwa yang mereka alami, bahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Disamping itu, ayat-ayat Al-Quran turun sedikit demi sedikit. Hal itu lebih mempermudah pencernaan maknanya dan proses penghafalannya.
(7) Dalam Al-Quran, demikian pula hadis-hadis Nabi, ditemukan petunjuk-petunjuk yang mendorong para sahabatnya untuk selalu bersikap teliti dan hati-hati dalam menyampaikan berita --lebih-lebih kalau berita tersebut merupakan Firman-firman Allah atau sabda Rasul-Nya.
Faktor-faktor di atas menjadi penunjang terpelihara dan dihafalkannya ayat-ayat Al-Quran. Itulah sebabnya, banyak riwayat sejarah yang menginformasikan bahwa terdapat ratusan sahabat Nabi saw. yang menghafalkan Al-Quran. Bahkan dalam peperangan Yamamah, yang terjadi beberapa saat setelah wafatnya Rasul saw., telah gugur tidak kurang dari tujuh puluh orang penghafal Al-Quran.4
Walaupun Nabi saw. dan para sahabat menghafal ayat-ayat Al-Quran, namun guna menjamin terpeliharanya wahyu-wahyu Ilahi itu, beliau tidak hanya mengandalkan hafalan, tetapi juga tulisan. Sejarah menginformasikan bahwa setiap ada ayat yang turun, Nabi saw. lalu memanggil sahabat-sahabat yang dikenal pandai menulis, untuk menuliskan ayat-ayat yang baru saja diterimanya, sambil menyampaikan tempat dan urutan setiap ayat dalam surahnya. Ayat-ayat tersebut mereka tulis dalam pelepah kurma, batu, kulit-kulit atau tulang-tulang binatang. Sebagian sahabat ada juga yang menuliskan ayat-ayat tersebut secara pribadi, namun karena keterbatasan alat tulis dan kemampuan maka tidak banyak yang melakukannya disamping kemungkinan besar tidak mencakup seluruh ayat Al-Quran. Kepingan naskah tulisan yang diperintahkan oleh Rasul itu, baru dihimpun dalam bentuk "kitab" pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar r.a.5
Penulisan Mushhaf
Dalam uraian sebelumnya dikemukakan bahwa ketika terjadi peperangan Yamamah, terdapat puluhan penghafal Al-Quran yang gugur. Hal ini menjadikan 'Umar ibn Al-Khaththab menjadi risau tentang "masa depan Al-Quran". Karena itu, beliau mengusulkan kepada Khalifah Abu Bakar agar mengumpulkan tulisan-tulisan yang pernah ditulis pada masa Rasul. Walaupun pada mulanya Abu Bakar ragu menerima usul tersebut --dengan alasan bahwa pengumpulan semacam itu tidak dilakukan oleh Rasul saw.-- namun pada akhirnya 'Umar r.a. dapat meyakinkannya. Dan keduanya sepakat membentuk suatu tim yang diketuai oleh Zaid ibn Tsabit dalam rangka melaksanakan tugas suci dan besar itu.
Zaid pun pada mulanya merasa sangat berat untuk menerima tugas tersebut, tetapi akhirnya ia dapat diyakinkan --apalagi beliau termasuk salah seorang yang ditugaskan oleh Rasul pada masa hidup beliau untuk menuliskan wahyu Al-Quran. Dengan dibantu oleh beberapa orang sahabat Nabi, Zaid pun memulai tugasnya. Abu Bakar r.a. memerintahkan kepada seluruh kaum Muslim untuk membawa naskah tulisan ayat Al-Quran yang mereka miliki ke Masjid Nabawi untuk kemudian diteliti oleh Zaid dan timnya. Dalam hal ini, Abu Bakar r.a. memberi petunjuk agar tim tersebut tidak menerima satu naskah kecuali yang memenuhi dua syarat:
Pertama, harus sesuai dengan hafalan para sahabat lain.
Kedua, tulisan tersebut benar-benar adalah yang ditulis atas perintah dan di hadapan Nabi saw. Karena, seperti yang dikemukakan di atas, sebagian sahabat ada yang menulis atas inisiatif sendiri.
Untuk membuktikan syarat kedua tersebut, diharuskan adanya dua orang saksi mata.
Sejarah mencatat bahwa Zaid ketika itu menemukan kesulitan karena beliau dan sekian banyak sahabat menghafal ayat Laqad ja'akum Rasul min anfusikum 'aziz 'alayh ma 'anittun harish 'alaykum bi almu'minina Ra'uf al-rahim (QS 9:128). Tetapi, naskah yang ditulis di hadapan Nabi saw. tidak ditemukan. Syukurlah pada akhirnya naskah tersebut ditemukan juga di tangan seorang sahabat yang bernama Abi Khuzaimah Al-Anshari. Demikianlah, terlihat betapa Zaid menggabungkan antara hafalan sekian banyak sahabat dan naskah yang ditulis di hadapan Nabi saw., dalam rangka memelihara keotentikan Al-Quran. Dengan demikian, dapat dibuktikan dari tata kerja dan data-data sejarah bahwa Al-Quran yang kita baca sekarang ini adalah otentik dan tidak berbeda sedikit pun dengan apa yang diterima dan dibaca oleh Rasulullah saw., lima belas abad yang lalu.
Sebelum mengakhiri tulisan ini, perlu dikemukakan bahwa Rasyad Khalifah, yang menemukan rahasia angka 19 yang dikemukakan di atas, mendapat kesulitan ketika menemukan bahwa masing-masing kata yang menghimpun Bismillahirrahmanirrahim, kesemuanya habis terbagi 19, kecuali Al-Rahim. Kata Ism terulang sebanyak 19 kali, Allah sebanyak 2.698 kali, sama dengan 142 X 19, sedangkan kata Al-Rahman sebanyak 57 kali atau sama dengan 3 X 19, dan Al-Rahim sebanyak 115 kali. Di sini, ia menemukan kejanggalan, yang konon mengantarnya mencurigai adanya satu ayat yang menggunakan kata rahim, yang pada hakikatnya bukan ayat Al-Quran. Ketika itu, pandangannya tertuju kepada surah Al-Tawbah ayat 128, yang pada mulanya tidak ditemukan oleh Zaid. Karena, sebagaimana terbaca di atas, ayat tersebut diakhiri dengan kata rahim.
Sebenarnya, kejanggalan yang ditemukannya akan sirna, seandainya ia menyadari bahwa kata rahim pada ayat Al-Tawbah di atas, bukannya menunjuk kepada sifat Tuhan, tetapi sifat Nabi Muhammad saw. Sehingga ide yang ditemukannya dapat saja benar tanpa meragukan satu ayat dalam Al-Quran, bila dinyatakan bahwa kata rahim dalam Al-Quran yang menunjuk sifat Allah jumlahnya 114 dan merupakan perkalian dari 6 X 19.
Penutup
Demikianlah sekelumit pembicaraan dan bukti-bukti yang dikemukakan para ulama dan pakar, menyangkut keotentikan ayat-ayat Al-Quran. Terlihat bagaimana Allah menjamin terpeliharanya Kitab Suci ini, antara lain berkat upaya kaum beriman.
Catatan kaki
1 'Abdul Halim Mahmud, Al-Tafkir Al-Falsafiy fi Al-Islam, Dar Al-Kitab Al-Lubnaniy, Beirut, t.t., h. 50.
2 Muhammad Husain Al-Thabathabaly, Al-Qur'an fi Al-Islam, Markaz I'lam Al-Dzikra Al-Khamisah li Intizhar Al-Tsawrah Al-Islamiyah, Teheran, h. 175.
3 Mustafa Mahmud, Min Asrar Al-Qur'an, Dar Al-Ma'arif, Mesir, 1981, h. 64-65.
4 'Abdul Azhim Al-Zarqaniy, Manahil Al-'Irfan i 'Ulum Al-Qur'an, Al-Halabiy, Kairo, 1980, jilid 1, h. 250.
5 Ibid., h. 252.
sungokong- SERSAN SATU
-
Posts : 154
Kepercayaan : Islam
Location : gunung hwa kwou
Join date : 04.05.13
Reputation : 3
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Kan sudah saya jawab: barangkali saja ada terselipSEGOROWEDI wrote:
- ya tunjukin ada dialek lain di musaf yang berdialek quraisy..
Mengingat suhuf2nya sangat banyak.
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Dari pas zaman muhammad saja, qurannya sudah berbeda. Ini bukan masalah perbedaan dialek.
Baca niy:
Riwayat dari Umar ibn Khaththab dan Hisyam ibn Hakim berikut ini:
Dari Miswar ibn Makhramah dan Abd al-Rahman ibn al-Qari bahwasanya keduanya mendengar Umar ibn Khaththabberkata: “Aku berjalan melewati Hisyam ibn Hakim ibn Hizam yang tengah membaca surat al-Furqãn pada masa RasulullahSAW. Lalu dengan cermat kudengarkan bacaannya. Diamembaca dalam
ahruf
yang banyak, yang tidak pernahdibacakan Rasulullah kepadaku. Hampir saja kuserang diadalam shalatnya, tetapi aku bersabar hingga ia menyudahishalatnya, kemudian aku tarik bajunya dan menanyainya:‘Siapa yang membacakan kepadamu surat yang aku dengarkau bacakan tadi?’ Jawabnya: ‘Rasulullah yang membacakannyakepadaku.’ Aku berkata: ‘Bohong kamu, sesungguhnyaRasulullah telah membacakan kepadaku lain dari yang kamubacakan.’ Lalu aku bawa dia ke Rasulullah dan meng-adukannya: ‘Sesungguhnya aku mendengar orang ini membacasurat
al-Furqãn
dalam
ahruf
yang tidak pernah anda bacakankepadaku.’ Maka Rasulullah berkata: ‘Lepaskan dia. BacalahHisyam.’ Lalu Hisyam membaca dengan bacaannya yang telahkudengar tadi. Kemudian Rasulullah bersabda: ‘Demikianlahsurat itu diturunkan.’ Kemudian ia berkata: ‘Bacalah wahaiUmar.’ Maka aku pun membacakan bacaan yang pernahdibacakan Rasulullah kepadaku. Rasulullah lalu bersabda:‘Demikianlah surat itu diturunkan. Sesungguhnya al-Quranini diwahyukan dalam tujuh
ahruf
. Bacalah yang termudahdarinya.’”
Umar dan Hisyam dlm kisah di atas, keduanya adalah sama2 orang Quraisy yang, tentu saja, tidak perlu bertengkar atau berseberangan pandangan mengenai pembacaan al-Quran dalam dialek mereka sendiri.
Baca niy:
Riwayat dari Umar ibn Khaththab dan Hisyam ibn Hakim berikut ini:
Dari Miswar ibn Makhramah dan Abd al-Rahman ibn al-Qari bahwasanya keduanya mendengar Umar ibn Khaththabberkata: “Aku berjalan melewati Hisyam ibn Hakim ibn Hizam yang tengah membaca surat al-Furqãn pada masa RasulullahSAW. Lalu dengan cermat kudengarkan bacaannya. Diamembaca dalam
ahruf
yang banyak, yang tidak pernahdibacakan Rasulullah kepadaku. Hampir saja kuserang diadalam shalatnya, tetapi aku bersabar hingga ia menyudahishalatnya, kemudian aku tarik bajunya dan menanyainya:‘Siapa yang membacakan kepadamu surat yang aku dengarkau bacakan tadi?’ Jawabnya: ‘Rasulullah yang membacakannyakepadaku.’ Aku berkata: ‘Bohong kamu, sesungguhnyaRasulullah telah membacakan kepadaku lain dari yang kamubacakan.’ Lalu aku bawa dia ke Rasulullah dan meng-adukannya: ‘Sesungguhnya aku mendengar orang ini membacasurat
al-Furqãn
dalam
ahruf
yang tidak pernah anda bacakankepadaku.’ Maka Rasulullah berkata: ‘Lepaskan dia. BacalahHisyam.’ Lalu Hisyam membaca dengan bacaannya yang telahkudengar tadi. Kemudian Rasulullah bersabda: ‘Demikianlahsurat itu diturunkan.’ Kemudian ia berkata: ‘Bacalah wahaiUmar.’ Maka aku pun membacakan bacaan yang pernahdibacakan Rasulullah kepadaku. Rasulullah lalu bersabda:‘Demikianlah surat itu diturunkan. Sesungguhnya al-Quranini diwahyukan dalam tujuh
ahruf
. Bacalah yang termudahdarinya.’”
Umar dan Hisyam dlm kisah di atas, keduanya adalah sama2 orang Quraisy yang, tentu saja, tidak perlu bertengkar atau berseberangan pandangan mengenai pembacaan al-Quran dalam dialek mereka sendiri.
aliumar- LETNAN SATU
-
Posts : 2663
Kepercayaan : Katolik
Location : Padang
Join date : 20.06.12
Reputation : 29
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Kenapa anda sepert imengunci pikiran sendiri?aliumar wrote:
Umar dan Hisyam dlm kisah di atas, keduanya adalah sama2 orang Quraisy yang, tentu saja, tidak perlu bertengkar atau berseberangan pandangan mengenai pembacaan al-Quran dalam dialek mereka sendiri.
Mengapa tidak bisa berpikir bahwa Hisyam mampu melantunkan ayat2 suci dalam Al Quran dalam berbagai dialek?
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
EbisuSensei wrote:Kan sudah saya jawab: barangkali saja ada terselipSEGOROWEDI wrote:
- ya tunjukin ada dialek lain di musaf yang berdialek quraisy..
Mengingat suhuf2nya sangat banyak.
jawaban kok 'barangkali'..
kelihatan banget kalau hanya mengada-ada dan sekenanya..
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Lha karena nggak ada pentingnya mencari-cari musaf yang sudah rusak di makan umur.SEGOROWEDI wrote:EbisuSensei wrote:Kan sudah saya jawab: barangkali saja ada terselipSEGOROWEDI wrote:
- ya tunjukin ada dialek lain di musaf yang berdialek quraisy..
Mengingat suhuf2nya sangat banyak.
jawaban kok 'barangkali'..
kelihatan banget kalau hanya mengada-ada dan sekenanya..
Kalau ada perbedaan, berarti itu hanya khayalanmu saja kan?
hayoo, mau tanya apa lagi ............ ?
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
jawaban anda sangat ga logis, dan tidak sejalan dgn tujuan diturunkannya quran dlm 7 mcm bacaan, yakni untuk memudahkan.Kenapa anda sepert imengunci pikiran sendiri?
Mengapa tidak bisa berpikir bahwa Hisyam mampu melantunkan ayat2 suci dalam Al Quran dalam berbagai dialek?
Masa siy org jawa ngomong kpd org jawa pake dialek Melayu?Sangat ga logis. Padahal quran diturunkan dlm berbagai dialek untuk memudahkan. Kalau sesama org jawa malah pakai dialek melayu, itu bukan memudahkan lagi namanya.
Rasulullah SAW berkata,“Hai Ubay! Aku diutus untuk membaca Al-Qur’an dengan satu huruf (lahajah / dialek), kemudian aku meminta kepada Jibril untuk memudahkan umatku, dia membacakannya dengan huruf kedua, aku pun meminta lagi kepadanya untuk memudahkan umatku, lalu ia menjawab untuk ketiga kalinya, “Hai Muhammad, bacalah Al-Qur’an dalam tujuh huruf (lahjah / dialek) dan terserah kepadamu Muhammad apakah setiap jawabanku kau susul dengan pertanyaan / permintaan lagi”.(HR imam Muslim)
Buat apa diturunkan dlm berbagai dialek, kalau dialeknya sendiri malah ga digunakan, malah menggunakan dialek yg lain?
Buat apa diturunkan dlm dialek Tamin, jika sesama org tamim malah menggunakan dialek Hudzail.
Mana yg memudahkan, sesama org jawa pakai dialek jawa, ataukah sesama org jawa tapi memakai dialek melayu?
‘Siapa yang membacakan kepadamu surat yang aku dengarkau bacakan tadi?’ Jawabnya: ‘Rasulullah yang membacakannyakepadaku.’ Aku berkata: ‘Bohong kamu, sesungguhnyaRasulullah telah membacakan kepadaku lain dari yang kamubacakan.’
mereka masing2 dpt bacaan dari muhammad yg adalah org quraisy.
muhammad, Umar, Hisyam, mereka sama2 org dgn dialek quraisy, mana yg memudahkan bagi muhammad waktu membacakan quran kpd Umar dan Hisyam (sesuai dgn tujuan diturunkan quran dlm 7 bacaan:utk memudahkan)?pake dialek quraisy atau dialek non quraisy?
ingat kata muhammad sendiri: Bacalah yang termudah darinya.’”
Kalau mau ngarang, dipikir dulu lah ya, logis ga dgn konteks, kondisi dan kejadian yg ada saat itu. Jangan asbun !
aliumar- LETNAN SATU
-
Posts : 2663
Kepercayaan : Katolik
Location : Padang
Join date : 20.06.12
Reputation : 29
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Memudahkan itu luas.aliumar wrote:
jawaban anda sangat ga logis, dan tidak sejalan dgn tujuan diturunkannya quran dlm 7 mcm bacaan, yakni untuk memudahkan.
Masa siy org jawa ngomong kpd org jawa pake dialek Melayu?Sangat ga logis. Padahal quran diturunkan dlm berbagai dialek untuk memudahkan. Kalau sesama org jawa malah pakai dialek melayu, itu bukan memudahkan lagi namanya.
Rasulullah SAW berkata,“Hai Ubay! Aku diutus untuk membaca Al-Qur’an dengan satu huruf (lahajah / dialek), kemudian aku meminta kepada Jibril untuk memudahkan umatku, dia membacakannya dengan huruf kedua, aku pun meminta lagi kepadanya untuk memudahkan umatku, lalu ia menjawab untuk ketiga kalinya, “Hai Muhammad, bacalah Al-Qur’an dalam tujuh huruf (lahjah / dialek) dan terserah kepadamu Muhammad apakah setiap jawabanku kau susul dengan pertanyaan / permintaan lagi”.(HR imam Muslim)
Buat apa diturunkan dlm berbagai dialek, kalau dialeknya sendiri malah ga digunakan, malah menggunakan dialek yg lain?
Buat apa diturunkan dlm dialek Tamin, jika sesama org tamim malah menggunakan dialek Hudzail.
Mana yg memudahkan, sesama org jawa pakai dialek jawa, ataukah sesama org jawa tapi memakai dialek melayu?
‘Siapa yang membacakan kepadamu surat yang aku dengarkau bacakan tadi?’ Jawabnya: ‘Rasulullah yang membacakannyakepadaku.’ Aku berkata: ‘Bohong kamu, sesungguhnyaRasulullah telah membacakan kepadaku lain dari yang kamubacakan.’
mereka masing2 dpt bacaan dari muhammad yg adalah org quraisy.
muhammad, Umar, Hisyam, mereka sama2 org dgn dialek quraisy, mana yg memudahkan bagi muhammad waktu membacakan quran kpd Umar dan Hisyam (sesuai dgn tujuan diturunkan quran dlm 7 bacaan:utk memudahkan)?pake dialek quraisy atau dialek non quraisy?
ingat kata muhammad sendiri: Bacalah yang termudah darinya.’”
Kalau mau ngarang, dipikir dulu lah ya, logis ga dgn konteks, kondisi dan kejadian yg ada saat itu. Jangan asbun !
Bisa memudahkan untuk mudah mengucapkannya.
Bisa memudahkan untuk pengaturan nafas.
Bisa memudahkan untuk kenyamanan nada.
Dan lain lain.
Sebetulnya yang sedari awal asbun siapa?
Kitab suci yang suci dari kesalahan tapi masih anda pertanyakan.
Padahal semakin tambah jaman semakin sulit untuk dibantah.
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
EbisuSensei wrote:Lha karena nggak ada pentingnya mencari-cari musaf yang sudah rusak di makan umur.SEGOROWEDI wrote:EbisuSensei wrote:Kan sudah saya jawab: barangkali saja ada terselipSEGOROWEDI wrote:
- ya tunjukin ada dialek lain di musaf yang berdialek quraisy..
Mengingat suhuf2nya sangat banyak.
jawaban kok 'barangkali'..
kelihatan banget kalau hanya mengada-ada dan sekenanya..
Kalau ada perbedaan, berarti itu hanya khayalanmu saja kan?
hayoo, mau tanya apa lagi ............ ?
mushaf mana yang rusak karena umur?
ente kalau argumen pakai barangkali.. ya ga usah ngomong bi...
emang payah ente..
ramayana- Pengembara
-
Posts : 3479
Location : Jerusalem
Join date : 21.07.12
Reputation : 8
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Maaf, maksud saya adalah suhuf2 baik milik Hafs maupun milik para umat Islam saat itu, yang tidak dimusnahkan.ramayana wrote:
mushaf mana yang rusak karena umur?
ente kalau argumen pakai barangkali.. ya ga usah ngomong bi...
emang payah ente..
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
tolong ente bawa kemari sumber yg berkata kalau ada mushaf hafsa musnah krn usia. atau ada mushaf yg lolos dari pembakaran yg rusak di makan usia..EbisuSensei wrote:Maaf, maksud saya adalah suhuf2 baik milik Hafs maupun milik para umat Islam saat itu, yang tidak dimusnahkan.ramayana wrote:
mushaf mana yang rusak karena umur?
ente kalau argumen pakai barangkali.. ya ga usah ngomong bi...
emang payah ente..
ramayana- Pengembara
-
Posts : 3479
Location : Jerusalem
Join date : 21.07.12
Reputation : 8
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Saya hanya menggunakan logika saja.ramayana wrote:tolong ente bawa kemari sumber yg berkata kalau ada mushaf hafsa musnah krn usia. atau ada mushaf yg lolos dari pembakaran yg rusak di makan usia..EbisuSensei wrote:Maaf, maksud saya adalah suhuf2 baik milik Hafs maupun milik para umat Islam saat itu, yang tidak dimusnahkan.ramayana wrote:
mushaf mana yang rusak karena umur?
ente kalau argumen pakai barangkali.. ya ga usah ngomong bi...
emang payah ente..
Bahwa pemusnahan hanya bertujuan untuk mempersatukan dialek.
Bukan untuk mengarang Al Quran yang baru.
Jadi saya kira saya tidak perlu mencari bukti apa2.
Tapi kalau kamu memiliki bukti2 bahwa semua suhuf telah dimusnahkan, silahkan ditampilkan.
Ingat saya minta bahwa kamu bisa mengajukan bukti bahwa tidak ada suhuf yang selamat dari pemusnahan.
Kalaupun ada, maka bukti tersebut tidaklah penting.
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
ya elah.. kan ane dah kasih bukti dari sumber islam kalau emang udah di bakar!! kok ente minta lagi????EbisuSensei wrote:Saya hanya menggunakan logika saja.ramayana wrote:tolong ente bawa kemari sumber yg berkata kalau ada mushaf hafsa musnah krn usia. atau ada mushaf yg lolos dari pembakaran yg rusak di makan usia..EbisuSensei wrote:Maaf, maksud saya adalah suhuf2 baik milik Hafs maupun milik para umat Islam saat itu, yang tidak dimusnahkan.ramayana wrote:
mushaf mana yang rusak karena umur?
ente kalau argumen pakai barangkali.. ya ga usah ngomong bi...
emang payah ente..
Bahwa pemusnahan hanya bertujuan untuk mempersatukan dialek.
Bukan untuk mengarang Al Quran yang baru.
Jadi saya kira saya tidak perlu mencari bukti apa2.
Tapi kalau kamu memiliki bukti2 bahwa semua suhuf telah dimusnahkan, silahkan ditampilkan.
Ingat saya minta bahwa kamu bisa mengajukan bukti bahwa tidak ada suhuf yang selamat dari pemusnahan.
Kalaupun ada, maka bukti tersebut tidaklah penting.
ente minta bukti.. terus bilang kalau pun bukti itu ada, maka bukti itu ga penting??? hahahahahahah...
ente kok kejar kejaran ama penyaran jadi sampah bi?? siapa lagi yg akan anggep posting ente kalau isinya sampah?
lalu ente ngoceh kalau ada mushaf hafsa dan mushah lain musnah krn termakan usia dasarnya darimana?? asumsi ente? barangkali? mungkin atau apa bi? hahahahaha
ramayana- Pengembara
-
Posts : 3479
Location : Jerusalem
Join date : 21.07.12
Reputation : 8
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Kamu baca post2ku nggak sih?ramayana wrote:
ya elah.. kan ane dah kasih bukti dari sumber islam kalau emang udah di bakar!! kok ente minta lagi????
ente minta bukti.. terus bilang kalau pun bukti itu ada, maka bukti itu ga penting??? hahahahahahah...
ente kok kejar kejaran ama penyaran jadi sampah bi?? siapa lagi yg akan anggep posting ente kalau isinya sampah?
lalu ente ngoceh kalau ada mushaf hafsa dan mushah lain musnah krn termakan usia dasarnya darimana?? asumsi ente? barangkali? mungkin atau apa bi? hahahahaha
Sudah saya bilang diatas, yang dimusnahkan, adalah suhuf2 atau mungkin musaf yang tidak berdialek Quraisy.
Tentu yang berdialek Quraisy, tidak dimusnahkan.
Yang tidak dimusnahkan, maka musnah sendiri karena di makan umur.
paham?
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
EbisuSensei wrote:Kamu baca post2ku nggak sih?ramayana wrote:
ya elah.. kan ane dah kasih bukti dari sumber islam kalau emang udah di bakar!! kok ente minta lagi????
ente minta bukti.. terus bilang kalau pun bukti itu ada, maka bukti itu ga penting??? hahahahahahah...
ente kok kejar kejaran ama penyaran jadi sampah bi?? siapa lagi yg akan anggep posting ente kalau isinya sampah?
lalu ente ngoceh kalau ada mushaf hafsa dan mushah lain musnah krn termakan usia dasarnya darimana?? asumsi ente? barangkali? mungkin atau apa bi? hahahahaha
Sudah saya bilang diatas, yang dimusnahkan, adalah suhuf2 atau mungkin musaf yang tidak berdialek Quraisy.
Tentu yang berdialek Quraisy, tidak dimusnahkan.
Yang tidak dimusnahkan, maka musnah sendiri karena di makan umur.
paham?
ini kata ente..
Maaf, maksud saya adalah suhuf2 baik milik Hafs maupun milik para umat Islam saat itu, yang tidak dimusnahkan.
mana bukti dari kata ente yg berkata mushaf yg berbahasa/dialek quraishy ga dimusnahkan? ente kalau ga tau jangan asal bi.. malu maluin aja..
ramayana- Pengembara
-
Posts : 3479
Location : Jerusalem
Join date : 21.07.12
Reputation : 8
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Pake logika saja cukup.ramayana wrote:
mana bukti dari kata ente yg berkata mushaf yg berbahasa/dialek quraishy ga dimusnahkan? ente kalau ga tau jangan asal bi.. malu maluin aja..
Dilihat dari tujuan pemusnahan itu sendiri, sudah bisa di perkirakan bahwa dialek Quraisy tidak ikut dimusnahkan.
Dan kalau kamu hanya bisa berkhayal bahwa ada perbedaan sebelum dan sesudah pemusnahan, maka percumah saja.
Oh ya, suhuf2 yang disimpan oleh Ali ra juga tidak ikut dimusnahkan.
Dan perbedaannya dengan musaf yang sekarang hanyalah urutan surat.
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
tapi ga ada tuh yg namanya memudahkan dgn memakai dialek yg asing (yg bukan dialek nya sendiri), hahaha...Memudahkan itu luas.
Bisa memudahkan untuk mudah mengucapkannya.
Bisa memudahkan untuk pengaturan nafas.
Bisa memudahkan untuk kenyamanan nada.
aliumar- LETNAN SATU
-
Posts : 2663
Kepercayaan : Katolik
Location : Padang
Join date : 20.06.12
Reputation : 29
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Memangnya nggak bisa, orang sunda berbicara memakai dialek jawa, atau sebaliknya?aliumar wrote:tapi ga ada tuh yg namanya memudahkan dgn memakai dialek yg asing (yg bukan dialek nya sendiri), hahaha...Memudahkan itu luas.
Bisa memudahkan untuk mudah mengucapkannya.
Bisa memudahkan untuk pengaturan nafas.
Bisa memudahkan untuk kenyamanan nada.
Dan ada lagi, yaitu memudahkan untuk fokus karena memakai dialek2 yang berbeda.
Intinya makna memudahkan luas.
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Masalahnya bukan: "bisa atau tidak". Masalahnya adalah: "memudahkan atau tidak". Dan perihal "memudahkan" inilah yg menjadi alasan utama diturunkan quran lebih dari satu macam dialek. Yang menjadi tujuan utama koq malah dilanggar.Memangnya nggak bisa, orang sunda berbicara memakai dialek jawa, atau sebaliknya?
aliumar- LETNAN SATU
-
Posts : 2663
Kepercayaan : Katolik
Location : Padang
Join date : 20.06.12
Reputation : 29
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Lha kalo memang lebih mudah bagi Hisyam untuk membaca dalam berbagai dialek, mau dibilang bagaimana?aliumar wrote:Masalahnya bukan: "bisa atau tidak". Masalahnya adalah: "memudahkan atau tidak". Dan perihal "memudahkan" inilah yg menjadi alasan utama diturunkan quran lebih dari satu macam dialek. Yang menjadi tujuan utama koq malah dilanggar.Memangnya nggak bisa, orang sunda berbicara memakai dialek jawa, atau sebaliknya?
Memangnya Hisyam dilarang menggunakan berbagai dialek dalam membaca Quran?
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
oh jadi menurut Ebi, org Jawa lebih mudah pake dialek Sunda ya, hahahahahahahahahahahahaha................Lha kalo memang lebih mudah bagi Hisyam untuk membaca dalam berbagai dialek, mau dibilang bagaimana?
aliumar- LETNAN SATU
-
Posts : 2663
Kepercayaan : Katolik
Location : Padang
Join date : 20.06.12
Reputation : 29
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Nggak usah pake tertawa ....................aliumar wrote:oh jadi menurut Ebi, org Jawa lebih mudah pake dialek Sunda ya, hahahahahahahahahahahahaha................Lha kalo memang lebih mudah bagi Hisyam untuk membaca dalam berbagai dialek, mau dibilang bagaimana?
"Yang paling mudah" itu bermakna luas apabila tidak diikuti dengan keterangan perbuatan.
Betul/Tidak?
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
EbisuSensei wrote:Pake logika saja cukup.ramayana wrote:
mana bukti dari kata ente yg berkata mushaf yg berbahasa/dialek quraishy ga dimusnahkan? ente kalau ga tau jangan asal bi.. malu maluin aja..
Dilihat dari tujuan pemusnahan itu sendiri, sudah bisa di perkirakan bahwa dialek Quraisy tidak ikut dimusnahkan.
Dan kalau kamu hanya bisa berkhayal bahwa ada perbedaan sebelum dan sesudah pemusnahan, maka percumah saja.
Oh ya, suhuf2 yang disimpan oleh Ali ra juga tidak ikut dimusnahkan.
Dan perbedaannya dengan musaf yang sekarang hanyalah urutan surat.
kenapa berkhayal?? ane ga berkhayal.. yg sekarang aja beda beda kok! hahahahaha..
hafs ama warsh.. belum di banding quran taskhent dan gold quran dari jaman lalu.. apanya yg berkhayal?
toh hadis juga ada yg berkata seperti itu..
mushaf ali?
Imam Ali berkata, “Mulai saat ini, kalian tidak akan melihatnya lagi.” Pada saat itulah beliau masuk ke dalam rumah dan setelah itu tiada lagi yang melihat mushaf itu.
Lebih penting dari itu bahwa tidak satupun dari pemilik mushaf, seperti Ubay bin Ka’ab, Abdullah bin Mas’ud dan Ali bin Abi Thalib yang menolak, bahkan sepakat atas kebenaran apa yang dilakukan oleh Ustman. Proses pembakaran pun dilakukan dihadapan para tokoh sahabat Rasulullah. Hingga, ketika terjadi fitnah setelah tewasnya Ustman, sebagian kelompok Rafidhah mengatakan bahwa Ustman telah membakar semua mushaf. Ali pun berkata kepada mereka, “Takutlah kalian kepada Allah, wahai manusia. Demi Allah, tidaklah Ustman melakukan itu kecuali berdasarkan musyawarah dengan kami, dihadapan kami dan atas persetujuan kami semua. Tidak ada seorangpun dari kami yang menolaknya”.
http://ngelmulepakbumi.wordpress.com/tag/sejarah-al-quran/
ente bisa mikir sendiri ya bi...
kemaren ada yg koar koar kalau urutan quran itu dari Allah swt.. bener ya bi?
Ini menunjukkan bahwa susunan al-Qur’ān yang ada saat ini adalah hasil ijtihad sahabat, dan bukan tauqifi dari Allah SWT atau Nabi SAW
http://alamsyahiain.blogspot.com/2011/03/keragaman-mushaf-al-quran-dan.html
mushaf ali dimana urutan surah berbeda.. adalah di ketahui sebelum pembakaran. setelah adanya pembakaran.. tidak ada yg pernah melihat dan tau dimana mushaf milik ali. jadi kalau ente ngecap itu rusak krn usia.. diampunilah dirimu bi.. hehehe
ramayana- Pengembara
-
Posts : 3479
Location : Jerusalem
Join date : 21.07.12
Reputation : 8
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
EbisuSensei wrote:Pake logika saja cukup.
Dilihat dari tujuan pemusnahan itu sendiri, sudah bisa di perkirakan bahwa dialek Quraisy tidak ikut dimusnahkan.
sayang..
logika si usman tak sebaik logikamu
mana bukti tak dibakar? dan rusak oleh umur..
umurnya kan gak beda jauh dengan musaf bikinan usman
kok rusak?
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Nice info, Ramayana...Ini menunjukkan bahwa susunan al-Qur’ān yang ada saat ini adalah hasil ijtihad sahabat, dan bukan tauqifi dari Allah SWT atau Nabi SAW
http://alamsyahiain.blogspot.com/2011/03/keragaman-mushaf-al-quran-dan.html
Hahaha....makin menelanjangi guthak gathuk ala muslim dgn Parity Check nya yg dibangga2in Ebisusensei...hahahaha....
aliumar- LETNAN SATU
-
Posts : 2663
Kepercayaan : Katolik
Location : Padang
Join date : 20.06.12
Reputation : 29
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Sudah dimusnahkan belum?ramayana wrote:mushaf ali dimana urutan surah berbeda.. adalah di ketahui sebelum pembakaran. setelah adanya pembakaran.. tidak ada yg pernah melihat dan tau dimana mushaf milik ali. jadi kalau ente ngecap itu rusak krn usia.. diampunilah dirimu bi.. hehehe
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Halaman 9 dari 13 • 1, 2, 3 ... 8, 9, 10, 11, 12, 13
Similar topics
» Difitnah Bakar Al-Quran, Wanita Ini Dibakar hingga Tewas
» segorowedi menggugat keotentikan Qur'an
» INI ayat Quran, atau REAKSI karna Quran ditolak ?
» Quran Indo di Edit! Apakah ini Manipulasi Quran?
» Quran Therapy - Get rid of your fatal diseases with Quran
» segorowedi menggugat keotentikan Qur'an
» INI ayat Quran, atau REAKSI karna Quran ditolak ?
» Quran Indo di Edit! Apakah ini Manipulasi Quran?
» Quran Therapy - Get rid of your fatal diseases with Quran
Halaman 9 dari 13
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik