Hajar aswad BATU dari syurga, kiasan atau arti sebenarnya ?

First topic message reminder :

Dari Ibnu Abbas ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, Hajar Aswad turun dari surga berwarna lebih putih dari susu lalu berubah warnanya jadi hitam akibat dosa-dosa bani Adam.

Hajar aswad adalah BATU KALI yg dikiaskan menjadi batu dr syurga.
atau
Hajar aswad memang bener2 batu yg berasal dr syurga yg artinya syurga eslam banyak batu kerikil berwarna putih susu ???

Mana yg bener ???

putramentari wrote:

oglikom wrote:@PM
Muslim tahunya dari siapa kalau bukan dari Quraish...ish ish begithu saja bangga.

stress ya nak, jelas umat muslim tahu berdasarkan dari hadits bukan dari Quraish

Makanya kalian patut dikasihani karena tidak tahu sejarah siapa itu Muhammad....yang tidak bisa meninggalkan agama kakek moyangnya Quraish.

Kalau begitu tolong sebutkan bahwa Alloh ada mengatakan HA adalah batu surga didalam Quran?

oglikom wrote:

putramentari wrote:

oglikom wrote:@PM
Muslim tahunya dari siapa kalau bukan dari Quraish...ish ish begithu saja bangga.

stress ya nak, jelas umat muslim tahu berdasarkan dari hadits bukan dari Quraish

Makanya kalian patut dikasihani karena tidak tahu sejarah siapa itu Muhammad....yang tidak bisa meninggalkan agama kakek moyangnya Quraish.

Kalau begitu tolong sebutkan bahwa Alloh ada mengatakan HA adalah batu surga didalam Quran?

yang bilang dari Al Qur,an siapa yak

keterangan tersebut terdapat di hadits :

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « نَزَلَ الْحَجَرُ الأَسْوَدُ مِنَ الْجَنَّةِ وَهُوَ أَشَدُّ بَيَاضًا مِنَ اللَّبَنِ فَسَوَّدَتْهُ خَطَايَا بَنِى آدَمَ »

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hajar aswad turun dari surga padahal batu tersebut begitu putih lebih putih daripada susu. Dosa manusialah yang membuat batu tersebut menjadi hitam”. ( HR. Tirmidzi no. 877)

putramentari wrote:

oglikom wrote:

putramentari wrote:

oglikom wrote:@PM
Muslim tahunya dari siapa kalau bukan dari Quraish...ish ish begithu saja bangga.

stress ya nak, jelas umat muslim tahu berdasarkan dari hadits bukan dari Quraish

Makanya kalian patut dikasihani karena tidak tahu sejarah siapa itu Muhammad....yang tidak bisa meninggalkan agama kakek moyangnya Quraish.

Kalau begitu tolong sebutkan bahwa Alloh ada mengatakan HA adalah batu surga didalam Quran?

yang bilang dari Al Qur,an siapa yak

keterangan tersebut terdapat di hadits :

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « نَزَلَ الْحَجَرُ الأَسْوَدُ مِنَ الْجَنَّةِ وَهُوَ أَشَدُّ بَيَاضًا مِنَ اللَّبَنِ فَسَوَّدَتْهُ خَطَايَا بَنِى آدَمَ »

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hajar aswad turun dari surga padahal batu tersebut begitu putih lebih putih daripada susu. Dosa manusialah yang membuat batu tersebut menjadi hitam”. ( HR. Tirmidzi no. 877)

Hahaha...sekarang saya tanya Muhammad itu Quraish atau bukan, jawab dengan tegas?

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « نَزَلَ الْحَجَرُ الأَسْوَدُ مِنَ الْجَنَّةِ وَهُوَ أَشَدُّ بَيَاضًا مِنَ اللَّبَنِ فَسَوَّدَتْهُ خَطَايَا بَنِى آدَمَ »

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hajar aswad turun dari surga padahal batu tersebut begitu putih lebih putih daripada susu. Dosa manusialah yang membuat batu tersebut menjadi hitam”. ( HR. Tirmidzi no. 877)


kek gituan kok ditelen sih?

oglikom wrote:

putramentari wrote:

oglikom wrote:

putramentari wrote:

oglikom wrote:@PM
Muslim tahunya dari siapa kalau bukan dari Quraish...ish ish begithu saja bangga.

stress ya nak, jelas umat muslim tahu berdasarkan dari hadits bukan dari Quraish

Makanya kalian patut dikasihani karena tidak tahu sejarah siapa itu Muhammad....yang tidak bisa meninggalkan agama kakek moyangnya Quraish.

Kalau begitu tolong sebutkan bahwa Alloh ada mengatakan HA adalah batu surga didalam Quran?

yang bilang dari Al Qur,an siapa yak

keterangan tersebut terdapat di hadits :

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « نَزَلَ الْحَجَرُ الأَسْوَدُ مِنَ الْجَنَّةِ وَهُوَ أَشَدُّ بَيَاضًا مِنَ اللَّبَنِ فَسَوَّدَتْهُ خَطَايَا بَنِى آدَمَ »

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hajar aswad turun dari surga padahal batu tersebut begitu putih lebih putih daripada susu. Dosa manusialah yang membuat batu tersebut menjadi hitam”. ( HR. Tirmidzi no. 877)

Hahaha...sekarang saya tanya Muhammad itu Quraish atau bukan, jawab dengan tegas?

tentu Quraish, wkwkwk, dan infonya tersebut adalah wahyu Allah bukan dari kaum Quraish

SEGOROWEDI wrote:


عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « نَزَلَ الْحَجَرُ الأَسْوَدُ مِنَ الْجَنَّةِ وَهُوَ أَشَدُّ بَيَاضًا مِنَ اللَّبَنِ فَسَوَّدَتْهُ خَطَايَا بَنِى آدَمَ »

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hajar aswad turun dari surga padahal batu tersebut begitu putih lebih putih daripada susu. Dosa manusialah yang membuat batu tersebut menjadi hitam”. ( HR. Tirmidzi no. 877)


kek gituan kok ditelen sih?

kalo modal JIGONG gak usah debat dimari

inikah jigongnya:

“Hajar aswad turun dari surga padahal batu tersebut begitu putih lebih putih daripada susu. Dosa manusialah yang membuat batu tersebut menjadi hitam”. ( HR. Tirmidzi no. 877)

SEGOROWEDI wrote:inikah jigongnya:

“Hajar aswad turun dari surga padahal batu tersebut begitu putih lebih putih daripada susu. Dosa manusialah yang membuat batu tersebut menjadi hitam”. ( HR. Tirmidzi no. 877)

bisa buktikN Klo hajar asawad berasal dari bumi, itu PEER ente, jangan modal JIGONG tuk banyakin posting

ogli;@EHAN
Akhirnya anda benar-benar menggunakan NALAR sehat anda.
Itulah yang saya maksud bukan bukti ILMIAH hanya modal KATANYA (quraish).
Dan modal keimanan kalian hanya KATANYA.

ya akal saya bekerja optimal,,
- tidak ada batu sejenis HA, dimuka bumi atau meteor yang terdapat dibumi, ini dipandang dari sifat dasar batu, mengapung di air (densiti) , tahan bakar ( konduktivitas lemah),,

- HA, merupakan batu yang tidak terdapat dalam sytem tata surya..

dari dua fakta ilmiah di atas, saya lebih mempercayai ucapan Nabi, dari pada anda.. karena sampai detik ini,, asal-usul HA masih belum di ketahui oleh ilmu modern...

kecuali ANDA PERNAH KE SURGA,, DAN MELIHAT BATU DISANA,,, BARU SAYA PERCAYA ANDA.. bahwa HA BUKAN DARI SURGA.
-

EHAN wrote:

ogli;@EHAN
Akhirnya anda benar-benar menggunakan NALAR sehat anda.
Itulah yang saya maksud bukan bukti ILMIAH hanya modal KATANYA (quraish).
Dan modal keimanan kalian hanya KATANYA.

ya akal saya bekerja optimal,,
- tidak ada batu sejenis HA, dimuka bumi atau meteor yang terdapat dibumi, ini dipandang dari sifat dasar batu, mengapung di air (densiti) , tahan bakar ( konduktivitas lemah),,

- HA, merupakan batu yang tidak terdapat dalam sytem tata surya..

dari dua fakta ilmiah di atas, saya lebih mempercayai ucapan Nabi, dari pada anda.. karena sampai detik ini,, asal-usul HA masih belum di ketahui oleh ilmu modern...

Saya tahu batasan OPTIMAL kalian kalau sudah menyangkut KATANYA.

quote wrote:
kecuali ANDA PERNAH KE SURGA,, DAN MELIHAT BATU DISANA,,, BARU SAYA PERCAYA ANDA.. bahwa HA BUKAN DARI SURGA.
-

Ini yang namanya NALAR SEHAT selagi bukan katanya dan minimal menyelidiki latar belakang agama/kepercayaan pribadi yang menyatakan HA batu surga.
Minimal selidiki apa yang tertulis dalam Quran.

oglikom wrote:

EHAN wrote:

ogli;@EHAN
Akhirnya anda benar-benar menggunakan NALAR sehat anda.
Itulah yang saya maksud bukan bukti ILMIAH hanya modal KATANYA (quraish).
Dan modal keimanan kalian hanya KATANYA.

ya akal saya bekerja optimal,,
- tidak ada batu sejenis HA, dimuka bumi atau meteor yang terdapat dibumi, ini dipandang dari sifat dasar batu, mengapung di air (densiti) , tahan bakar ( konduktivitas lemah),,

- HA, merupakan batu yang tidak terdapat dalam sytem tata surya..

dari dua fakta ilmiah di atas, saya lebih mempercayai ucapan Nabi, dari pada anda.. karena sampai detik ini,, asal-usul HA masih belum di ketahui oleh ilmu modern...

Saya tahu batasan OPTIMAL kalian kalau sudah menyangkut KATANYA.

quote wrote:
kecuali ANDA PERNAH KE SURGA,, DAN MELIHAT BATU DISANA,,, BARU SAYA PERCAYA ANDA.. bahwa HA BUKAN DARI SURGA.
-

Ini yang namanya NALAR SEHAT selagi bukan katanya dan minimal menyelidiki latar belakang agama/kepercayaan pribadi yang menyatakan HA batu surga.
Minimal selidiki apa yang tertulis dalam Quran.

seperti saya bilang kesimpulan akhir, ditangan anda.....

@EHAN
Kalau mengikuti kata-kata dari seorang bekas penyembah berhala...maaf kagak bakalan, dech.

oglikom wrote:@EHAN
Kalau mengikuti kata-kata dari seorang bekas penyembah berhala...maaf kagak bakalan, dech.

Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (An-Najm : 4)

putramentari wrote:

oglikom wrote:@EHAN
Kalau mengikuti kata-kata dari seorang bekas penyembah berhala...maaf kagak bakalan, dech.

Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (An-Najm : 4)

Jadi anda menganggap hadist LEBIH ATAS dari Quran.
Jangan-jangan nanti anda menganggap Muhammad ADALAH AllohSWT, sebab anda lebih mempercayai apa yang tertulis dalam HADIST daripada Quran yang tidak pernah menuliskannya.

oglikom wrote:

putramentari wrote:

oglikom wrote:@EHAN
Kalau mengikuti kata-kata dari seorang bekas penyembah berhala...maaf kagak bakalan, dech.

Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (An-Najm : 4)

Jadi anda menganggap hadist LEBIH ATAS dari Quran.
Jangan-jangan nanti anda menganggap Muhammad ADALAH AllohSWT, sebab anda lebih mempercayai apa yang tertulis dalam HADIST daripada Quran yang tidak pernah menuliskannya.

weleh weleh nak, darimana anda menyimpulkan hadits Lebih^ dari Al Qur,an, iki piye toh cah bagus.
syarat hadits yang shahih adalah terutama yang tidak bertentangan dengan Al Qur,an.

Apa ada ayat di Al Qur'an yang menyatakan Hajar Aswad berasal dari bumi, gak ada toh

putramentari wrote:

oglikom wrote:

putramentari wrote:

oglikom wrote:@EHAN
Kalau mengikuti kata-kata dari seorang bekas penyembah berhala...maaf kagak bakalan, dech.

Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (An-Najm : 4)

Jadi anda menganggap hadist LEBIH ATAS dari Quran.
Jangan-jangan nanti anda menganggap Muhammad ADALAH AllohSWT, sebab anda lebih mempercayai apa yang tertulis dalam HADIST daripada Quran yang tidak pernah menuliskannya.

weleh weleh nak, darimana anda menyimpulkan hadits Lebih^ dari Al Qur,an, iki piye toh cah bagus.
syarat hadits yang shahih adalah terutama yang tidak bertentangan dengan Al Qur,an.

Apa ada ayat di Al Qur'an yang menyatakan Hajar Aswad berasal dari bumi, gak ada toh

Justru itu pak Ustadz... Quran sangat menentang "CARA MEMPERLAKUKAN HA".

oglikom wrote:

putramentari wrote:

oglikom wrote:

putramentari wrote:

oglikom wrote:@EHAN
Kalau mengikuti kata-kata dari seorang bekas penyembah berhala...maaf kagak bakalan, dech.

Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (An-Najm : 4)

Jadi anda menganggap hadist LEBIH ATAS dari Quran.
Jangan-jangan nanti anda menganggap Muhammad ADALAH AllohSWT, sebab anda lebih mempercayai apa yang tertulis dalam HADIST daripada Quran yang tidak pernah menuliskannya.

weleh weleh nak, darimana anda menyimpulkan hadits Lebih^ dari Al Qur,an, iki piye toh cah bagus.
syarat hadits yang shahih adalah terutama yang tidak bertentangan dengan Al Qur,an.

Apa ada ayat di Al Qur'an yang menyatakan Hajar Aswad berasal dari bumi, gak ada toh

Justru itu pak Ustadz... Quran sangat menentang "CARA MEMPERLAKUKAN HA".

lho koq langsung ganti haluan dengan "CARA MEMPERLAKUKAN HA".

tapi gak papalah biar clear sekalian, silahkan anda bawa ayatnya dimari mengenai Quran sangat menentang "CARA MEMPERLAKUKAN HA"

putramentari wrote:

oglikom wrote:

putramentari wrote:

oglikom wrote:

putramentari wrote:

Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (An-Najm : 4)

Jadi anda menganggap hadist LEBIH ATAS dari Quran.
Jangan-jangan nanti anda menganggap Muhammad ADALAH AllohSWT, sebab anda lebih mempercayai apa yang tertulis dalam HADIST daripada Quran yang tidak pernah menuliskannya.

weleh weleh nak, darimana anda menyimpulkan hadits Lebih^ dari Al Qur,an, iki piye toh cah bagus.
syarat hadits yang shahih adalah terutama yang tidak bertentangan dengan Al Qur,an.

Apa ada ayat di Al Qur'an yang menyatakan Hajar Aswad berasal dari bumi, gak ada toh

Justru itu pak Ustadz... Quran sangat menentang "CARA MEMPERLAKUKAN HA".

lho koq langsung ganti haluan dengan "CARA MEMPERLAKUKAN HA".

tapi gak papalah biar clear sekalian, silahkan anda bawa ayatnya dimari mengenai Quran sangat menentang "CARA MEMPERLAKUKAN HA"

Sebelumnya kita klerkan dulu pak ustadz, quran tidak penah menyebut HA adalah batu surga.
Dan yang saya maksud adalah cara memperlakukan "sesuatu" seperti Islam memperlakukan HA.
QS 10.106
Dan janganlah kamu menyeru pada apa-apa yang tidak memberikan manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab kamu berbuat (yang demikian) itu, maka sesungguhnya kamu kalu begitu termasuk orang-orang zalim.

oglikom wrote:

putramentari wrote:

oglikom wrote:

putramentari wrote:

oglikom wrote:
Jadi anda menganggap hadist LEBIH ATAS dari Quran.
Jangan-jangan nanti anda menganggap Muhammad ADALAH AllohSWT, sebab anda lebih mempercayai apa yang tertulis dalam HADIST daripada Quran yang tidak pernah menuliskannya.

weleh weleh nak, darimana anda menyimpulkan hadits Lebih^ dari Al Qur,an, iki piye toh cah bagus.
syarat hadits yang shahih adalah terutama yang tidak bertentangan dengan Al Qur,an.

Apa ada ayat di Al Qur'an yang menyatakan Hajar Aswad berasal dari bumi, gak ada toh

Justru itu pak Ustadz... Quran sangat menentang "CARA MEMPERLAKUKAN HA".

lho koq langsung ganti haluan dengan "CARA MEMPERLAKUKAN HA".

tapi gak papalah biar clear sekalian, silahkan anda bawa ayatnya dimari mengenai Quran sangat menentang "CARA MEMPERLAKUKAN HA"

Sebelumnya kita klerkan dulu pak ustadz, quran tidak penah menyebut HA adalah batu surga.
Dan yang saya maksud adalah cara memperlakukan "sesuatu" seperti Islam memperlakukan HA.
QS 10.106
Dan janganlah kamu menyeru pada apa-apa yang tidak memberikan manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab kamu berbuat (yang demikian) itu, maka sesungguhnya kamu kalu begitu termasuk orang-orang zalim.

makna menyeru tersebut adalah menyembah, dan tentunya umat muslim tidak menyembah Hajar Aswad :

kami sama sekali tidak menyembah batu (Hajar Aswad), melainkan kami menyentuhnya dan menciumnya sebagaimana yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan. Ini artinya kami lakukan hal tersebut dalam rangka ibadah dan mengikuti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mencium Hajar Aswad adalah bagian dari ibadah sebagaimana kita wuquf di ‘Arofah, bermalam di Muzdalifah dan thawaf keliling baitullah (Ka’bah). Juga kita mencium Hajar Aswad dan menyentuhnya atau memberi isyarat padanya, itu semua adalah bentuk ibadah pada Allah, bukan berarti menyembah batu tersebut. Umar bin Al Khattab radhiyallahu ‘anhuu ketika mencium Hajar Aswad. Ketika itu beliau mengatakan,

إِنِّي لأَعْلَمُ أََنَّكَ حَجَرٌ لاَ تَضُرُّ وُلاَ تَنْفَعُ ، وَلَوْلاَ أَنِّي رَأَيْتُ رَسُولَ الله ِ يُقَبِّلُكَ مَا قَبَّلتُكَ (متفق عليه)

“Memang aku tahu bahwa engkau hanyalah batu, tidak dapat mendatangkan manfaat atau bahaya. Jika bukan karena aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, aku tentu tidak akan menciummu.” (HR. Bukhari 1597 dan Muslim 1270)

Oleh karena itu, masalah ini adalah berkaitan dengan bagaimana umat Islam mengikuti tuntunan Nabinya dan bukan menyembah batu (Hajar Aswad)

oglikom wrote:
Sebelumnya kita klerkan dulu pak ustadz, quran tidak penah menyebut HA adalah batu surga.
Dan yang saya maksud adalah cara memperlakukan "sesuatu" seperti Islam memperlakukan HA.
QS 10.106
Dan janganlah kamu menyeru pada apa-apa yang tidak memberikan manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab kamu berbuat (yang demikian) itu, maka sesungguhnya kamu kalu begitu termasuk orang-orang zalim.

putrmentari wrote:
makna menyeru tersebut adalah menyembah, dan tentunya umat muslim tidak menyembah Hajar Aswad :

kami sama sekali tidak menyembah batu (Hajar Aswad), melainkan kami menyentuhnya dan menciumnya sebagaimana yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan. Ini artinya kami lakukan hal tersebut dalam rangka ibadah dan mengikuti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mencium Hajar Aswad adalah bagian dari ibadah sebagaimana kita wuquf di ‘Arofah, bermalam di Muzdalifah dan thawaf keliling baitullah (Ka’bah). Juga kita mencium Hajar Aswad dan menyentuhnya atau memberi isyarat padanya, itu semua adalah bentuk ibadah pada Allah, bukan berarti menyembah batu tersebut. Umar bin Al Khattab radhiyallahu ‘anhuu ketika mencium Hajar Aswad. Ketika itu beliau mengatakan,

إِنِّي لأَعْلَمُ أََنَّكَ حَجَرٌ لاَ تَضُرُّ وُلاَ تَنْفَعُ ، وَلَوْلاَ أَنِّي رَأَيْتُ رَسُولَ الله ِ يُقَبِّلُكَ مَا قَبَّلتُكَ (متفق عليه)

“Memang aku tahu bahwa engkau hanyalah batu, tidak dapat mendatangkan manfaat atau bahaya. Jika bukan karena aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, aku tentu tidak akan menciummu.” (HR. Bukhari 1597 dan Muslim 1270)

Lihat perkataan Umar yang saya bold itulah perkataan sebenarnya bagi orang yang menggunakan NALARNYA.
Tapi sayangnya Umar MEMBODHOKAN dirinya tetap melakukan apa yang dilakukan oleh Muhammad seperti kalian Islam.
Pikir saja sendiri sebelum menyentuh dan mencium ada seruan lho !. Yaitu seruan TALBIYAH ditujuhkan pada HA.
Btw anda sendiri yang mengartikan MENYERU=MENYEMBAH.

putramentari wrote:
Oleh karena itu, masalah ini adalah berkaitan dengan bagaimana umat Islam mengikuti tuntunan Nabinya dan bukan menyembah batu (Hajar Aswad)

Pertanyaannya, menurut Muhammad atau mau menurut Quran???

oglikom wrote:

oglikom wrote:
Sebelumnya kita klerkan dulu pak ustadz, quran tidak penah menyebut HA adalah batu surga.
Dan yang saya maksud adalah cara memperlakukan "sesuatu" seperti Islam memperlakukan HA.
QS 10.106
Dan janganlah kamu menyeru pada apa-apa yang tidak memberikan manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab kamu berbuat (yang demikian) itu, maka sesungguhnya kamu kalu begitu termasuk orang-orang zalim.

putrmentari wrote:
makna menyeru tersebut adalah menyembah, dan tentunya umat muslim tidak menyembah Hajar Aswad :

kami sama sekali tidak menyembah batu (Hajar Aswad), melainkan kami menyentuhnya dan menciumnya sebagaimana yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan. Ini artinya kami lakukan hal tersebut dalam rangka ibadah dan mengikuti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mencium Hajar Aswad adalah bagian dari ibadah sebagaimana kita wuquf di ‘Arofah, bermalam di Muzdalifah dan thawaf keliling baitullah (Ka’bah). Juga kita mencium Hajar Aswad dan menyentuhnya atau memberi isyarat padanya, itu semua adalah bentuk ibadah pada Allah, bukan berarti menyembah batu tersebut. Umar bin Al Khattab radhiyallahu ‘anhuu ketika mencium Hajar Aswad. Ketika itu beliau mengatakan,

إِنِّي لأَعْلَمُ أََنَّكَ حَجَرٌ لاَ تَضُرُّ وُلاَ تَنْفَعُ ، وَلَوْلاَ أَنِّي رَأَيْتُ رَسُولَ الله ِ يُقَبِّلُكَ مَا قَبَّلتُكَ (متفق عليه)

“Memang aku tahu bahwa engkau hanyalah batu, tidak dapat mendatangkan manfaat atau bahaya. Jika bukan karena aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, aku tentu tidak akan menciummu.” (HR. Bukhari 1597 dan Muslim 1270)

Lihat perkataan Umar yang saya bold itulah perkataan sebenarnya bagi orang yang menggunakan NALARNYA.
Tapi sayangnya Umar MEMBODHOKAN dirinya tetap melakukan apa yang dilakukan oleh Muhammad seperti kalian Islam.
Pikir saja sendiri sebelum menyentuh dan mencium ada seruan lho !. Yaitu seruan TALBIYAH ditujuhkan pada HA.
Btw anda sendiri yang mengartikan MENYERU=MENYEMBAH.

putramentari wrote:
Oleh karena itu, masalah ini adalah berkaitan dengan bagaimana umat Islam mengikuti tuntunan Nabinya dan bukan menyembah batu (Hajar Aswad)

Pertanyaannya, menurut Muhammad atau mau menurut Quran???

dari jawaban ente, hanya frase ini yang menarik :

Yaitu seruan TALBIYAH ditujuhkan pada HA

bisa diperjelas

@PM
Dan anda kehabisan bahan untuk menentang Quran dan bahan pembenaran pada tingkah laku orang yang tidak bisa meninggalkan kebiasaan dan agama nenek dan kakek moyangnya.

putramentari wrote:

oglikom wrote:

oglikom wrote:
Sebelumnya kita klerkan dulu pak ustadz, quran tidak penah menyebut HA adalah batu surga.
Dan yang saya maksud adalah cara memperlakukan "sesuatu" seperti Islam memperlakukan HA.
QS 10.106
Dan janganlah kamu menyeru pada apa-apa yang tidak memberikan manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab kamu berbuat (yang demikian) itu, maka sesungguhnya kamu kalu begitu termasuk orang-orang zalim.

putrmentari wrote:
makna menyeru tersebut adalah menyembah, dan tentunya umat muslim tidak menyembah Hajar Aswad :

kami sama sekali tidak menyembah batu (Hajar Aswad), melainkan kami menyentuhnya dan menciumnya sebagaimana yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan. Ini artinya kami lakukan hal tersebut dalam rangka ibadah dan mengikuti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mencium Hajar Aswad adalah bagian dari ibadah sebagaimana kita wuquf di ‘Arofah, bermalam di Muzdalifah dan thawaf keliling baitullah (Ka’bah). Juga kita mencium Hajar Aswad dan menyentuhnya atau memberi isyarat padanya, itu semua adalah bentuk ibadah pada Allah, bukan berarti menyembah batu tersebut. Umar bin Al Khattab radhiyallahu ‘anhuu ketika mencium Hajar Aswad. Ketika itu beliau mengatakan,

إِنِّي لأَعْلَمُ أََنَّكَ حَجَرٌ لاَ تَضُرُّ وُلاَ تَنْفَعُ ، وَلَوْلاَ أَنِّي رَأَيْتُ رَسُولَ الله ِ يُقَبِّلُكَ مَا قَبَّلتُكَ (متفق عليه)

“Memang aku tahu bahwa engkau hanyalah batu, tidak dapat mendatangkan manfaat atau bahaya. Jika bukan karena aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, aku tentu tidak akan menciummu.” (HR. Bukhari 1597 dan Muslim 1270)

Lihat perkataan Umar yang saya bold itulah perkataan sebenarnya bagi orang yang menggunakan NALARNYA.
Tapi sayangnya Umar MEMBODHOKAN dirinya tetap melakukan apa yang dilakukan oleh Muhammad seperti kalian Islam.
Pikir saja sendiri sebelum menyentuh dan mencium ada seruan lho !. Yaitu seruan TALBIYAH ditujuhkan pada HA.
Btw anda sendiri yang mengartikan MENYERU=MENYEMBAH.

putramentari wrote:
Oleh karena itu, masalah ini adalah berkaitan dengan bagaimana umat Islam mengikuti tuntunan Nabinya dan bukan menyembah batu (Hajar Aswad)

Pertanyaannya, menurut Muhammad atau mau menurut Quran???

dari jawaban ente, hanya frase ini yang menarik :

Yaitu seruan TALBIYAH ditujuhkan pada HA

bisa diperjelas

Rupanya pura-pura tidak melihat.

oglikom wrote:@PM
Dan anda kehabisan bahan untuk menentang Quran dan bahan pembenaran pada tingkah laku orang yang tidak bisa meninggalkan kebiasaan dan agama nenek dan kakek moyangnya.

oglikom wrote:

oglikom wrote:
Sebelumnya kita klerkan dulu pak ustadz, quran tidak penah menyebut HA adalah batu surga.
Dan yang saya maksud adalah cara memperlakukan "sesuatu" seperti Islam memperlakukan HA.
QS 10.106
Dan janganlah kamu menyeru pada apa-apa yang tidak memberikan manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab kamu berbuat (yang demikian) itu, maka sesungguhnya kamu kalu begitu termasuk orang-orang zalim.

putrmentari wrote:
makna menyeru tersebut adalah menyembah, dan tentunya umat muslim tidak menyembah Hajar Aswad :

kami sama sekali tidak menyembah batu (Hajar Aswad), melainkan kami menyentuhnya dan menciumnya sebagaimana yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan. Ini artinya kami lakukan hal tersebut dalam rangka ibadah dan mengikuti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mencium Hajar Aswad adalah bagian dari ibadah sebagaimana kita wuquf di ‘Arofah, bermalam di Muzdalifah dan thawaf keliling baitullah (Ka’bah). Juga kita mencium Hajar Aswad dan menyentuhnya atau memberi isyarat padanya, itu semua adalah bentuk ibadah pada Allah, bukan berarti menyembah batu tersebut. Umar bin Al Khattab radhiyallahu ‘anhuu ketika mencium Hajar Aswad. Ketika itu beliau mengatakan,

إِنِّي لأَعْلَمُ أََنَّكَ حَجَرٌ لاَ تَضُرُّ وُلاَ تَنْفَعُ ، وَلَوْلاَ أَنِّي رَأَيْتُ رَسُولَ الله ِ يُقَبِّلُكَ مَا قَبَّلتُكَ (متفق عليه)

“Memang aku tahu bahwa engkau hanyalah batu, tidak dapat mendatangkan manfaat atau bahaya. Jika bukan karena aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, aku tentu tidak akan menciummu.” (HR. Bukhari 1597 dan Muslim 1270)

Lihat perkataan Umar yang saya bold itulah perkataan sebenarnya bagi orang yang menggunakan NALARNYA.
Tapi sayangnya Umar MEMBODHOKAN dirinya tetap melakukan apa yang dilakukan oleh Muhammad seperti kalian Islam.
Pikir saja sendiri sebelum menyentuh dan mencium ada seruan lho !. Yaitu seruan TALBIYAH ditujuhkan pada HA.
Btw anda sendiri yang mengartikan MENYERU=MENYEMBAH.

makanya dari perkataan Umar tersebut dengan sendirinya membantah bahwa umat muslim menyembah HA

oglikom wrote:

putramentari wrote:
Oleh karena itu, masalah ini adalah berkaitan dengan bagaimana umat Islam mengikuti tuntunan Nabinya dan bukan menyembah batu (Hajar Aswad)

Pertanyaannya, menurut Muhammad atau mau menurut Quran???

tentu perkataan Nabi Muhammad yang merupakan wahyu Allah

masih ada yang mau ditanyakan nak