Kehebatan Muhaddits Abad Milenium
Halaman 1 dari 1 • Share
Kehebatan Muhaddits Abad Milenium
Tidak di pungkiri, Kehebatan Syaih Nashiruddin Al Albani dalam bidang Ilmu Hadsit telah menggemparkan Dunia. Penelitian Beliau atas Shohihain dn Kitab2 Hadist yg lain, membuahkan Kesimpulan yg sangat memukau, Sungguh adalah Keberanian yg sangat spektakuler ketika Beliau menuangkan Ijtihadnya dalam Fatwa2 berikut :
1) Menetapkan bhw Allah di liputi oleh lingkaran segala arah dalam Kitabnya “Shahih Al Targhib wa Al Tarhib 1/116” dn dalam Kitabnya yg lain “ Al ‘Aqidah Al Thohawiyyah Syarah wa Ta’liq Al Albani 27” Beliau tuliskan
من قال إن الله يرى لا في جهة فليراجع عقله
“Barang siapa yg mengatakan Allah bisa di lihat tidak dalam Arah, maka harap periksa Akalnya”.
2) Mengkafirkan dn mensyirikkan orang-orang yang bertawassul dan beristighatsah dengan para nabi dan orang-orang soleh seperti dalam kitabnya “at-Tawassul” hal 70, 73, 25.
3) Menyerukan untuk menghancurkan Kubah hijau di atas makam Nabi SAW (Qubbah al Khadlra’) dan menyuruh memindahkan makam Nabi SAW ke luar masjid sebagaimana ditulis dalam kitabnya “Tahdzir as-Sajid” hal. 68-69,
4) Mengharamkan penggunaan tasbih dalam berdzikir sebagaimana dia tulis dalam kitabnya “Salsalatul Ahadits Al-Dlo’ifah” hadits no: 83.
5) Mengharamkan ucapan salam kepada Rasulullah ketika shalat dg kalimat (Melarang Assalamu ‘alayka ayyuhan-Nabiyy). Dia berkata: Katakan “Assalamu alan Nabiyy” alasannya karena Nabi telah meninggal, sebagaimana ia sebutkan dalam kitabnya yang berjudul “Sifat shalat an-Nabi”.
6) Memaksa umat Islam di Palestina untuk menyerahkan Palestina kepada orang Yahudi sebagaimana dalam kitabnya “Fatawa al Albani”.
7) Dalam kitab yang sama dia juga mengharamkan Umat Islam mengunjungi sesamanya dan berziarah kepada orang yang telah meninggal di makamnya.
8) Mengharamkan bagi seorang perempuan untuk memakai kalung,giwang,anting, gelang emas sebagaimana dia tulis dalam kitabnya “Adaab az-Zafaaf “ hal 132.
9) Mengharamkan umat Islam melaksanakan solat tarawih dua puluh raka’at di bulan Ramadan sebagaimana ia katakan dalam kitabnya “Qiyam Ramadhan” hal.22.
10) Mengharamkan umat Islam melakukan shalat sunnah qabliyah jum’at sebagaimana disebutkan dalam kitabnya yang berjudul “al Ajwibah an-Nafiah”.
11) dll
Namun demikian, sepandai-pandai Tupai meloncat pasti akan jatuh juga, banyak para Ahli yg berhasil membongkar kecacatan hasil Ilmiyyah Beliau dengan Ilmiyyah pula, antara lain :
1. Muhaddits besar India, Habibur Rahman al-’Adhzmi dg Kitabnya “Albani Syudzudzuhu wa Akhtha-uhu” (Albani, penyimpangan dan kesalahannya) dalam 4 jilid;
2. Dahhan Abu Salman dg Kitabnya “al-Wahmu wath-Thakhlith ‘indal-Albani fil Bai’ bit Taqshit” (Keraguan dan kekeliruan Albani dalam jual beli secara angsuran);
3. Muhaddits besar Maghribi, Syaikh Abdullah bin Muhammad bin as-Siddiq al-Ghumari dg Kitabnya “Irgham al-Mubtadi` ‘al ghabi bi jawazit tawassul bin Nabi fil radd ‘ala al-Albani al-Wabi”; “al-Qawl al-Muqni` fil radd ‘ala al-Albani al-Mubtadi`”; “Itqaan as-Sun`a fi Tahqiq ma’na al-bid`a”;
4. Muhaddits Maghribi, Al Hafidz Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Muhammad bin as-Siddiq al-Ghumari dg Kitabnya “Bayan Nakth an-Nakith al-Mu’tadi”;
5.Ulama Yaman, ‘Ali bin Muhammad bin Yahya al-’Alawi dg Kitabnya “Hidayatul-Mutakhabbitin Naqd Muhammad Nasir al-Din”; (Petunjuk yg serampangan Kritikan Muhammad Nashiruddin)
6. Muhaddits besar Syria, Syaikh ‘Abdul Fattah Abu Ghuddah dg Kitabnya “Radd ‘ala Abatil wal iftira’at Nasir al-Albani wa shahibihi sabiqan Zuhayr al-Syawish wa mu’azirihima” (Penolakan terhadap kebatilan dan pemalsuan Nasir al-Albani dan sahabatnya Zuhayr al-Syawish serta pendukung keduanya);
7. Muhaddits Syria, Syaikh Muhammad ‘Awwama dg Kitabnya “Adab al-Ikhtilaf” (Adab perbedaan) dan “Atsar al-hadits asy-syarif fi ikhtilaf al-a-immat al-fuqaha”; (Atsar Hadist yg mulia dalam perbedaan para Imam-imam fiqih).
8. Muhaddits Mesir, Syaikh Mahmud Sa`id Mamduh dg Kitabnya “Tanbih al-Muslim ila Ta`addi al-Albani ‘ala Shahih Muslim” (Peringatan kepada Muslimin terkait serangan al-Albani ke atas Shahih Muslim) dan “at-Ta’rif bil awham man farraqa as-Sunan ila shohih wad-dho`if” (Penjelasan terhadap kekeliruan orang yang memisahkan kitab-kitab sunan kepada shohih dan dho`if);
9. Muhaddits Arab Saudi, Syaikh Muhammad bin Ismail al-Ansari (Komisi peneliti Tetap Fatwa Saudi Arabia) dg Kitabnya “Ta`aqqubaat ‘ala silsilat al-ahadits adh-dha`ifa wal maudhu`a lil-Albani” (Kritikan atas buku al-Albani“Silsilat al-ahadits adh-dha`ifa wal maudhu`a”); “Tashih Sholat at-Tarawih ‘Isyriina rak`ataan war radd ‘ala al-Albani fi tadh`ifih” (Kesahihan tarawih 20 rakaat dan penolakan terhadap al-Albani yang mendhaifkannya); “Naqd ta’liqat al-Albani ‘ala Syarh at-Tahawi” (Sanggahan terhadap al-Albani atas ta’liqatnya pada Syarah at-Tahawi”;
10. Ulama Syria, Syaikh Badruddin Hasan Diaab dg Kitabnya “Anwar al-Masabih ‘ala dhzulumatil Albani fi shalatit Tarawih” (Nur yg terang ataskegelapan Albani dalam Sholat Terawih).
Dan Bahkan seorang peneliti Ahli (Syaikh Hasan bin Ali Al Saqof) dalam Kitabnya menemukan kecacatan fatal Al Albani mencapai 7000 kesalahan.
Albani sebenarnya secara tidak langsung pernah mengakui kesembronoannya dalam menilai hadits. Ini dapat terlihat dg gamblang dalam kitab “taraji’ul al’allamah al-albani fima nashsha ‘alaiyh tashhihan wa tadl’fan” (ralat albani atas penjelasannya mengenai penilaian sahih dan dha’if). Dalam kitab ini, albani megaku terus terang kesalahannya dalam menilai shaih dan dloifnya hadits yang pernah ia tulis. Dalam kitab ini albani meralat penilaiannya atas 621 hadits yang sebenarnya shohih tetapi ia nilai dlo’if dan sebaliknya. Jumlah kesalahan 621 bukan sedikit jika dikaitkan dg gelar “almuhaddits” yang disandangkan oleh para pengikut-pengikutnya. Masihkah layak disebut muhaddits? pantaskah disandingkan dg nama besar Imam Suyuthi dan para hafidz hadits yang lain?
Pengakuan ini dalam satu sisi memang mengagumkan, karena dia secara terus terang mengaku salah/keliru sebagai bentuk tanggung jawab, tetapi dari sisi lain juga menunjukkan atas kapasitas albani yang sebenarnya dalam menilai hadits ternyata tidak seperti yang di banggakan para pengikutnya.
Ataukah Harisma yang Beliau peroleh semata karena keberuntungan Nasib ? hanya karena Beliau telah di Orbitkan oleh Kerajaan Saudi??? Entahlah…..
Yang jelas memilih yang lebih salaf adalah sebuah pilihan salafy!!!
http://warkopmbahlalar.com/kehebatan-muhaddits-abad-milenium/
1) Menetapkan bhw Allah di liputi oleh lingkaran segala arah dalam Kitabnya “Shahih Al Targhib wa Al Tarhib 1/116” dn dalam Kitabnya yg lain “ Al ‘Aqidah Al Thohawiyyah Syarah wa Ta’liq Al Albani 27” Beliau tuliskan
من قال إن الله يرى لا في جهة فليراجع عقله
“Barang siapa yg mengatakan Allah bisa di lihat tidak dalam Arah, maka harap periksa Akalnya”.
2) Mengkafirkan dn mensyirikkan orang-orang yang bertawassul dan beristighatsah dengan para nabi dan orang-orang soleh seperti dalam kitabnya “at-Tawassul” hal 70, 73, 25.
3) Menyerukan untuk menghancurkan Kubah hijau di atas makam Nabi SAW (Qubbah al Khadlra’) dan menyuruh memindahkan makam Nabi SAW ke luar masjid sebagaimana ditulis dalam kitabnya “Tahdzir as-Sajid” hal. 68-69,
4) Mengharamkan penggunaan tasbih dalam berdzikir sebagaimana dia tulis dalam kitabnya “Salsalatul Ahadits Al-Dlo’ifah” hadits no: 83.
5) Mengharamkan ucapan salam kepada Rasulullah ketika shalat dg kalimat (Melarang Assalamu ‘alayka ayyuhan-Nabiyy). Dia berkata: Katakan “Assalamu alan Nabiyy” alasannya karena Nabi telah meninggal, sebagaimana ia sebutkan dalam kitabnya yang berjudul “Sifat shalat an-Nabi”.
6) Memaksa umat Islam di Palestina untuk menyerahkan Palestina kepada orang Yahudi sebagaimana dalam kitabnya “Fatawa al Albani”.
7) Dalam kitab yang sama dia juga mengharamkan Umat Islam mengunjungi sesamanya dan berziarah kepada orang yang telah meninggal di makamnya.
8) Mengharamkan bagi seorang perempuan untuk memakai kalung,giwang,anting, gelang emas sebagaimana dia tulis dalam kitabnya “Adaab az-Zafaaf “ hal 132.
9) Mengharamkan umat Islam melaksanakan solat tarawih dua puluh raka’at di bulan Ramadan sebagaimana ia katakan dalam kitabnya “Qiyam Ramadhan” hal.22.
10) Mengharamkan umat Islam melakukan shalat sunnah qabliyah jum’at sebagaimana disebutkan dalam kitabnya yang berjudul “al Ajwibah an-Nafiah”.
11) dll
Namun demikian, sepandai-pandai Tupai meloncat pasti akan jatuh juga, banyak para Ahli yg berhasil membongkar kecacatan hasil Ilmiyyah Beliau dengan Ilmiyyah pula, antara lain :
1. Muhaddits besar India, Habibur Rahman al-’Adhzmi dg Kitabnya “Albani Syudzudzuhu wa Akhtha-uhu” (Albani, penyimpangan dan kesalahannya) dalam 4 jilid;
2. Dahhan Abu Salman dg Kitabnya “al-Wahmu wath-Thakhlith ‘indal-Albani fil Bai’ bit Taqshit” (Keraguan dan kekeliruan Albani dalam jual beli secara angsuran);
3. Muhaddits besar Maghribi, Syaikh Abdullah bin Muhammad bin as-Siddiq al-Ghumari dg Kitabnya “Irgham al-Mubtadi` ‘al ghabi bi jawazit tawassul bin Nabi fil radd ‘ala al-Albani al-Wabi”; “al-Qawl al-Muqni` fil radd ‘ala al-Albani al-Mubtadi`”; “Itqaan as-Sun`a fi Tahqiq ma’na al-bid`a”;
4. Muhaddits Maghribi, Al Hafidz Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Muhammad bin as-Siddiq al-Ghumari dg Kitabnya “Bayan Nakth an-Nakith al-Mu’tadi”;
5.Ulama Yaman, ‘Ali bin Muhammad bin Yahya al-’Alawi dg Kitabnya “Hidayatul-Mutakhabbitin Naqd Muhammad Nasir al-Din”; (Petunjuk yg serampangan Kritikan Muhammad Nashiruddin)
6. Muhaddits besar Syria, Syaikh ‘Abdul Fattah Abu Ghuddah dg Kitabnya “Radd ‘ala Abatil wal iftira’at Nasir al-Albani wa shahibihi sabiqan Zuhayr al-Syawish wa mu’azirihima” (Penolakan terhadap kebatilan dan pemalsuan Nasir al-Albani dan sahabatnya Zuhayr al-Syawish serta pendukung keduanya);
7. Muhaddits Syria, Syaikh Muhammad ‘Awwama dg Kitabnya “Adab al-Ikhtilaf” (Adab perbedaan) dan “Atsar al-hadits asy-syarif fi ikhtilaf al-a-immat al-fuqaha”; (Atsar Hadist yg mulia dalam perbedaan para Imam-imam fiqih).
8. Muhaddits Mesir, Syaikh Mahmud Sa`id Mamduh dg Kitabnya “Tanbih al-Muslim ila Ta`addi al-Albani ‘ala Shahih Muslim” (Peringatan kepada Muslimin terkait serangan al-Albani ke atas Shahih Muslim) dan “at-Ta’rif bil awham man farraqa as-Sunan ila shohih wad-dho`if” (Penjelasan terhadap kekeliruan orang yang memisahkan kitab-kitab sunan kepada shohih dan dho`if);
9. Muhaddits Arab Saudi, Syaikh Muhammad bin Ismail al-Ansari (Komisi peneliti Tetap Fatwa Saudi Arabia) dg Kitabnya “Ta`aqqubaat ‘ala silsilat al-ahadits adh-dha`ifa wal maudhu`a lil-Albani” (Kritikan atas buku al-Albani“Silsilat al-ahadits adh-dha`ifa wal maudhu`a”); “Tashih Sholat at-Tarawih ‘Isyriina rak`ataan war radd ‘ala al-Albani fi tadh`ifih” (Kesahihan tarawih 20 rakaat dan penolakan terhadap al-Albani yang mendhaifkannya); “Naqd ta’liqat al-Albani ‘ala Syarh at-Tahawi” (Sanggahan terhadap al-Albani atas ta’liqatnya pada Syarah at-Tahawi”;
10. Ulama Syria, Syaikh Badruddin Hasan Diaab dg Kitabnya “Anwar al-Masabih ‘ala dhzulumatil Albani fi shalatit Tarawih” (Nur yg terang ataskegelapan Albani dalam Sholat Terawih).
Dan Bahkan seorang peneliti Ahli (Syaikh Hasan bin Ali Al Saqof) dalam Kitabnya menemukan kecacatan fatal Al Albani mencapai 7000 kesalahan.
Albani sebenarnya secara tidak langsung pernah mengakui kesembronoannya dalam menilai hadits. Ini dapat terlihat dg gamblang dalam kitab “taraji’ul al’allamah al-albani fima nashsha ‘alaiyh tashhihan wa tadl’fan” (ralat albani atas penjelasannya mengenai penilaian sahih dan dha’if). Dalam kitab ini, albani megaku terus terang kesalahannya dalam menilai shaih dan dloifnya hadits yang pernah ia tulis. Dalam kitab ini albani meralat penilaiannya atas 621 hadits yang sebenarnya shohih tetapi ia nilai dlo’if dan sebaliknya. Jumlah kesalahan 621 bukan sedikit jika dikaitkan dg gelar “almuhaddits” yang disandangkan oleh para pengikut-pengikutnya. Masihkah layak disebut muhaddits? pantaskah disandingkan dg nama besar Imam Suyuthi dan para hafidz hadits yang lain?
Pengakuan ini dalam satu sisi memang mengagumkan, karena dia secara terus terang mengaku salah/keliru sebagai bentuk tanggung jawab, tetapi dari sisi lain juga menunjukkan atas kapasitas albani yang sebenarnya dalam menilai hadits ternyata tidak seperti yang di banggakan para pengikutnya.
Ataukah Harisma yang Beliau peroleh semata karena keberuntungan Nasib ? hanya karena Beliau telah di Orbitkan oleh Kerajaan Saudi??? Entahlah…..
Yang jelas memilih yang lebih salaf adalah sebuah pilihan salafy!!!
http://warkopmbahlalar.com/kehebatan-muhaddits-abad-milenium/
mencari petunjuk- SERSAN SATU
- Posts : 192
Join date : 27.10.11
Reputation : 6
Similar topics
» Kehebatan seorang Pendeta yang Jujur
» muslim india awal abad 19
» FPI: Habib Rizieq Tokoh Besar Abad Ini
» gereja sudah ada di nusantara sejak abad ke 7....
» Sejarah Terorisme dan Kekerasan Umat Beragama Pada Abad 20
» muslim india awal abad 19
» FPI: Habib Rizieq Tokoh Besar Abad Ini
» gereja sudah ada di nusantara sejak abad ke 7....
» Sejarah Terorisme dan Kekerasan Umat Beragama Pada Abad 20
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik