Pandangan Orientalis Terhadap Hadits
Halaman 1 dari 1 • Share
Pandangan Orientalis Terhadap Hadits
Untuk mengetahui kajian-kajian orientalis tentang Hadits, cukup menelurusi pendapat kedua tokoh orientalis, yaitu Goldziher dan Schacht, karena orientalis-orientalis sesudahnya pada umumnya hanya mengikuti kedua tokoh tersebut.
Baik Goldziher dan Schacht berpendapat bahwa Hadis tidaklah berasal dari Nabi Muhammad s.a.w., melainkan sesuatu yang lahir pada abad pertama dan kedua hijrah. Atau dengan kata lain, hadis adalah bikinan para ulama abad pertama dan kedua. Goldziher berkata, “Bagian terbesar dari Hadis tidak lain adalah hasil perkembangan Islam pada abad pertama dan kedua, baik dalam bidang keagamaan, politik, maupun sosial. Tidaklah benar pendapat yang mengatakan bahwa Hadis merupakan dokumen Islam yang sudah ada sejak masa dini (masa pertumbuhan), melainkan adalah pengaruh perkembangan Islam pada masa kematangan.”
Sementara Schacht berkata, “Bagian terbesar dari sanad Hadis adalah palsu. Semua orang mengetahui bahwa sanad pada mulanya muncul dalam bentuk yang sangat sederhana, kemudian mencapai tingkat kesempurnaannya pada paruh kedua dari abad ketiga hijrah."
Begitulah ulah dua gembong Orientalis –Goldziher dan Scacht– dalam mengkaji Hadis. Mereka mengkaji Hadis bukan untuk mencari kebenaran-kebenaran ajaran yang terkandung di dalamnya, melainkan dalam rangka mencari bukti-bukti bahwa apa yang disebut Hadis oleh kaum Muslimin tidak ada kaitannya dengan Nabi Muhammad s.a.w. Dan ketika bukti-bukti itu tidak ditemukan, karena memang tidak ada, mereka kemudian membuat argumen-argumen palsu untuk mendukung tujuannya.
hati-hati kaki tangan mereka sudah banyak muncul di indonesia dan forum ini untuk memecah belahkan umat islam
Baik Goldziher dan Schacht berpendapat bahwa Hadis tidaklah berasal dari Nabi Muhammad s.a.w., melainkan sesuatu yang lahir pada abad pertama dan kedua hijrah. Atau dengan kata lain, hadis adalah bikinan para ulama abad pertama dan kedua. Goldziher berkata, “Bagian terbesar dari Hadis tidak lain adalah hasil perkembangan Islam pada abad pertama dan kedua, baik dalam bidang keagamaan, politik, maupun sosial. Tidaklah benar pendapat yang mengatakan bahwa Hadis merupakan dokumen Islam yang sudah ada sejak masa dini (masa pertumbuhan), melainkan adalah pengaruh perkembangan Islam pada masa kematangan.”
Sementara Schacht berkata, “Bagian terbesar dari sanad Hadis adalah palsu. Semua orang mengetahui bahwa sanad pada mulanya muncul dalam bentuk yang sangat sederhana, kemudian mencapai tingkat kesempurnaannya pada paruh kedua dari abad ketiga hijrah."
Begitulah ulah dua gembong Orientalis –Goldziher dan Scacht– dalam mengkaji Hadis. Mereka mengkaji Hadis bukan untuk mencari kebenaran-kebenaran ajaran yang terkandung di dalamnya, melainkan dalam rangka mencari bukti-bukti bahwa apa yang disebut Hadis oleh kaum Muslimin tidak ada kaitannya dengan Nabi Muhammad s.a.w. Dan ketika bukti-bukti itu tidak ditemukan, karena memang tidak ada, mereka kemudian membuat argumen-argumen palsu untuk mendukung tujuannya.
hati-hati kaki tangan mereka sudah banyak muncul di indonesia dan forum ini untuk memecah belahkan umat islam
mencari petunjuk- SERSAN SATU
- Posts : 192
Join date : 27.10.11
Reputation : 6
Re: Pandangan Orientalis Terhadap Hadits
Kalow HADIST yang nyeritain masalah SALIB pigimane...???
disebelah dah disodorin FAKTA dan DATA nya...
Justeru yang saya hawatirkan....Nabi Muhammad in nasibnya sama dengan Yesus....DIPAKSA untuk menyatakan sesuatu yang bukan LISAN nya (saya persempit ke dalam masalah SALIB MENYALIB yang mana 'dagangan' saya di forum ini)
syukron,
disebelah dah disodorin FAKTA dan DATA nya...
Justeru yang saya hawatirkan....Nabi Muhammad in nasibnya sama dengan Yesus....DIPAKSA untuk menyatakan sesuatu yang bukan LISAN nya (saya persempit ke dalam masalah SALIB MENYALIB yang mana 'dagangan' saya di forum ini)
syukron,
mang odoy- KAPTEN
- Posts : 4233
Kepercayaan : Islam
Join date : 11.10.11
Reputation : 86
Re: Pandangan Orientalis Terhadap Hadits
@MP
saya angkut postingan anda dari lapak sebelah..
dengan DITEMPELKANNYA postingan anda tentang TOKOH ORIENTALIS dibawah postingan saya...dengan tidak langsung..anda sudah menuduh saya sebagai ORIENTALIS.
Nah...supaya ini gak jadi FITNAH....silahkan anda buktikan dan telanjangi saya diforum ini...permintaan saya sederhana...
"Mana BUKTINYA..bahwa 2 TOKOH ORIENTALIS yang anda singgung diatas itu...MENGKRITIK hadist masalah SALIB MENYALIB dan THE SECOND COMING OF ISA...???"
Kalo anda TIDAK MAMPU UNTUK MENAMPILKAN apa yang saya minta..
Ini hanyalah sebuah FANATISME belaka yang berujung KETIDAKMAMPUAN anda sendiri untuk menjawab argumen argumen saya terkait masalah ini.
Silahkan...saya tunggu.
saya angkut postingan anda dari lapak sebelah..
mencari petunjuk wrote:mang odoy wrote:Imam Muslim 5327:
.......وَتَصْلُبُنِي عَلَى جِذْعٍ ثُمَّ خُذْ سَهْمًا مِنْ كِنَانَتِي ثُمَّ ضَعْ السَّهْمَ فِي كَبِدِ الْقَوْسِ ثُمَّ قُلْ بِاسْمِ اللَّهِ رَبِّ الْغُلَامِ ثُمَّ ارْمِنِي فَإِنَّكَ إِذَا فَعَلْتَ ذَلِكَ قَتَلْتَنِي فَجَمَعَ النَّاسَ فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ وَصَلَبَهُ عَلَى جِذْعٍ ثُمَّ أَخَذَ سَهْمًا مِنْ كِنَانَتِهِ ثُمَّ وَضَعَ السَّهْمَ فِي كَبْدِ الْقَوْسِ ثُمَّ قَالَ بِاسْمِ اللَّهِ رَبِّ الْغُلَامِ ثُمَّ رَمَاهُ فَوَقَعَ السَّهْمُ فِي صُدْغِهِ فَوَضَعَ يَدَهُ فِي صُدْغِهِ فِي مَوْضِعِ السَّهْمِ فَمَاتَ فَقَالَ النَّاسُ آمَنَّا بِرَبِّ الْغُلَامِ آمَنَّا بِرَبِّ الْغُلَامِ آمَنَّا بِرَبِّ الْغُلَامِ فَأُتِيَ الْمَلِكُ فَقِيلَ لَهُ أَرَأَيْتَ مَا كُنْتَ تَحْذَرُ قَدْ وَاللَّهِ نَزَلَ بِكَ حَذَرُكَ قَدْ آمَنَ النَّاسُ فَأَمَرَ بِالْأُخْدُودِ فِي أَفْوَاهِ السِّكَكِ فَخُدَّتْ وَأَضْرَمَ النِّيرَانَ وَقَالَ مَنْ لَمْ يَرْجِعْ عَنْ دِينِهِ فَأَحْمُوهُ فِيهَا أَوْ قِيلَ لَهُ اقْتَحِمْ فَفَعَلُوا حَتَّى جَاءَتْ امْرَأَةٌ وَمَعَهَا صَبِيٌّ لَهَا فَتَقَاعَسَتْ أَنْ تَقَعَ فِيهَا فَقَالَ لَهَا الْغُلَامُ يَا أُمَّهْ اصْبِرِي فَإِنَّكِ عَلَى الْحَقِّ
...Tuan salibkan saya di batang pohon, kemudian ambillah sebatang anak panah dari tempat panahku ini, lalu letakkanlah anak panah itu pada busurnya, lalu ucapkanlah: “Dengan nama Allah, Tuhan anak ini,” terus lemparkanlah anak panah itu. Sesungguhnya apabila Tuan mengerjakan semua itu, tentu Tuan dapat membunuhku.”
Raja mengumpulkan semua orang di suatu padang luas. Anak itu disalibkan pada sebatang pohon, kemudian mengambil sebuah anak panah dari tempat panahnya, lalu meletakkan anak panah di busur, terus mengucapkan: “Dengan nama Allah, Tuhan anak ini.” Anak panah dilemparkan dan jatuhlah anak panah itu pada pelipis anak tersebut. Anak itu meletakkan tangannya di pelipisnya, kemudian meninggal dunia.
Orang-orang yang berkumpul itu sama berkata: “Kita semua beriman kepada Tuhannya anak ini” …….! “Kita semua beriman kepada Tuhannya anak ini”…….! “Kita semua beriman kepada Tuhannya anak ini”………!
Bagi yang NGOTOT bahwa kata SALIB dalam HADIST adalah Lisan Nabi Muhammad....silahkan PERTIMBANGKAN data data dibawah ini..
Kapan untuk pertamakalinya PERJANJIAN LAMA DITERJEMAHKAN KEDALAM BAHASA ARAB...???http://en.wikipedia.org/wiki/Bible_translations_into_Arabic
Translations of the Bible into Arabic are known from the early Christian churches in Syria, Egypt, Malta and Spain. Some of these translations are from Syriac (the Peshitta), Coptic or Latin.[1] The earliest fragment of the Old Testament in Arabic is a text of Psalm 77, found in the Umayyad Mosque, dating from the 8th century.[2] The first Jewish translations of the Hebrew Bible, and the bible translations by Roman Catholic clergy date from c. AD 1000. One of the oldest Arabic bibles was discovered in the 19th century at Saint Catherine's Monastery, Mount Sinai. The manuscript called Mt. Sinai Arabic Codex 151, was created in AD 867. It includes the biblical text, marginal comments, lectionary notes, and glosses, as found in the manuscript.[1]
Kapan PERJANJIAN BARU DITERJEMAHKAN UNTUK PERTAMAKALINYA kedalam BAHASA ARAB....????
Silahkan simak yang dibawah ini.....!!!
Apakah...PENGARUH KRISTEN SUDAH MASUK ke Mekkah pada jaman Nabi Muhammad...???http://www.islamic-awareness.org/Quran/Sources/BBbible.html
The New Catholic Encyclopaedia confirms that during the time of the Muhammad(P)
The Hijaz [Arabian peninsula] had not been touched by Christian preaching. Hence organisation of the Christian church was neither to be expected nor found.[3]
The Hijaz (Semenanjung Arabia) TIDAK PERNAH TERSENTUH oleh AJARAN KRISTEN. Karenanya organisasi Gereje Kristen tidak pernah diharapkan juga tidak pernah DITEMUKAN.http://www.islamic-awareness.org/Quran/Sources/BBbible.html
Now we turn to the fact whether an Arabic Bible was present in the hands of the people during the time of the Prophet(P). Malik Ben Nabi narrates an interesting story:
Sekarang kita beralih pada data dan fakta apakah Bible berbahasa Arab sudah ada ditangan masyarakat selama jaman Nabi Muhammad. Malik Ben Nabi menceritakan sebuah kisah menarik.
Moreover, if Judeo-Christian thought had really made inroads into Jahiliyyan society and culture, the absence of an Arabic translation of the Bible could not be explained. As for the New Testament, it is certain that no Arabic translation of it existed in the fourth century of Hijrah.
Lagipula, jika Yahudi-Kristen mengira telah sungguh sungguh membuat penjebolan/terobosan kedalam Budaya masyarakat dan kebudayaan Jahiliyah, keberadaan Terjemahan Bible dalam bahasa Arab tidak bisa diterangkan/dijelaskan. Adapun untuk Perjanjian Baru, sudah barang tentu bahwa TIDAK ADA terjemahan dalam bahasa Arab pada abad ke-4 Hijriah.
This is evident from the reference by Ghazzali, who had to resort to a Coptic manuscript to write his Rad, a respectable refutation of the divinity of Jesus according to the Gospel. In translating the work of the Arab philosopher, Rev. Fr. Chidiac searched everywhere for Gospel sources which could have served at the time of the composition of Rad.
He finally found a manuscript in the library of Leningrad written about 1060 by a certain Ibn al-Assal as the first edition of a Christian text in Arabic.
Dia ahirnya menemukan sebuah manuskrip di perpustakaan Leningrad ditulis pada taun 1060 oleh Ibn Al Assal sebagai EDISI PERTAMA dari Teks Kristen dalam BAHASA ARAB.
Thus, there did not exist an Arabic edition of the Gospels at the time of Ghazzali, and, a fortiori, it did not exist during the Pre-Islamic period.[9]
Dengan demikian.. TIDAK PERNAH ADA sebuah terjemahan Gospel dalam bahasa Arab pada jaman Ghazzalim, dan, sebuah fortiori, TIDAK PERNAH ADA selama PERIODE PRA-ISLAM.
http://www.islamic-awareness.org/Quran/Sources/BBbible.html
Sidney H Griffith has done extensive research on the appearance of Arabic Gospel. Regarding the manuscript evidence, he says:
Sidnye H Griffith telah melakukan penelitian secara ektensif dalam masalah Gospel bahasa Arab. Berdasarkan bukti manuskrip, dia mengatakan :
The oldest known, dated manuscripts containing Arabic translations of the New Testament are in the collections of St. Catherine's monastery at Mt. Sinai. Sinai Arabic MS 151 contains an Arabic version of the Epistles of Paul, the Acts of the Apostles, and the Catholic Epistles. It is the oldest dated New Testament manuscripts. The colophon of this MS informs us that one Bisr Ibn as-Sirri made the translation from Syriac in Damascus during Ramadan of the Higrah year 253, i.e., 867 AD.[11]
Yang paling tua diketahui, manuskrip-manuskrip yang mengandung terjemahan bahasa Arab dari Perjanjian Baru adalah koleksi dari Biara St.Cathterine di Gunung Sinai. Sinai Arabic MS 151 mengandung terjemahan bahasa Arab dari Tulisan/surat-surat Paulus, Kisah Para Rasul, Surat surat/Tulisan Katolik. Itu adalah manuskrip manuskrip TERTUA dari perjanjian baru. Tanda terbit dari MS ini menginformasikan kepada kita bahwa saat Bisr Ibn as-Sirri membuat terjemahan dari bahasa syiria di Damaskus selama bulan Ramadan taun 253 Hijriah atow 867 Masehi.
=================================================
The author went on to say:
Pengarang meneruskan penjelasannya:
The oldest, dated manuscript containing the Gospels in Arabic is Sinai Arabic MS 72. Here the text of the four canonical Gospels is marked off according to the lessons of the temporal cycle of the Greek liturgical calendar of the Jerusalem Church. A colophon informs us that the MS was written by Stephen of Ramleh in the year 284 of the Arabs, i.e., 897 AD.[12]
Yang paling tua, manusrip-manuskrip Gospel dalam bahasa Arab adalah SINAI ARABIC MS 72. Disini teks dari 4 Kitab Kanonik ditandai sesuai dengan pelajaran dari siklus waktu dari Kalender Liturgi Yunani dari Gereja Yerusalem. Tanda terbit menginformasikan kepada kita bahwa MS ditulis oleh Stephen of Ramleh pada taun 284 Hijriah atow 897 Masehi.
Nah...dari SEABREG data data diatas.....apakah benar...Nabi Muhammad MENYATAKAN bahwa lambang agama Kristen yang berbentuk TIANG JEMURAN itu dengan kata SALIB....????
Fanatik sih boleh aja....tapi liat DATA buka MATA buka WAWASAN......
Jangan kaya Kristen.....MENGKAMBING CONGEKAN Yesus/Nabi Isa..
Masa kita sebagai Muslim mau IKUT IKUTAN mengkambingcongekan Nabi Muhammad....???
think twice....think wise dude..!!
Untuk mengetahui kajian-kajian orientalis tentang Hadits, cukup menelurusi pendapat kedua tokoh orientalis, yaitu Goldziher dan Schacht, karena orientalis-orientalis sesudahnya pada umumnya hanya mengikuti kedua tokoh tersebut.
Baik Goldziher dan Schacht berpendapat bahwa Hadis tidaklah berasal dari Nabi Muhammad s.a.w., melainkan sesuatu yang lahir pada abad pertama dan kedua hijrah. Atau dengan kata lain, hadis adalah bikinan para ulama abad pertama dan kedua. Goldziher berkata, “Bagian terbesar dari Hadis tidak lain adalah hasil perkembangan Islam pada abad pertama dan kedua, baik dalam bidang keagamaan, politik, maupun sosial. Tidaklah benar pendapat yang mengatakan bahwa Hadis merupakan dokumen Islam yang sudah ada sejak masa dini (masa pertumbuhan), melainkan adalah pengaruh perkembangan Islam pada masa kematangan.”
Sementara Schacht berkata, “Bagian terbesar dari sanad Hadis adalah palsu. Semua orang mengetahui bahwa sanad pada mulanya muncul dalam bentuk yang sangat sederhana, kemudian mencapai tingkat kesempurnaannya pada paruh kedua dari abad ketiga hijrah."
Begitulah ulah dua gembong Orientalis –Goldziher dan Scacht– dalam mengkaji Hadis. Mereka mengkaji Hadis bukan untuk mencari kebenaran-kebenaran ajaran yang terkandung di dalamnya, melainkan dalam rangka mencari bukti-bukti bahwa apa yang disebut Hadis oleh kaum Muslimin tidak ada kaitannya dengan Nabi Muhammad s.a.w. Dan ketika bukti-bukti itu tidak ditemukan, karena memang tidak ada, mereka kemudian membuat argumen-argumen palsu untuk mendukung tujuannya.
hati-hati kaki tangan mereka sudah banyak muncul di indonesia dan forum ini untuk memecah belahkan umat islam
dengan DITEMPELKANNYA postingan anda tentang TOKOH ORIENTALIS dibawah postingan saya...dengan tidak langsung..anda sudah menuduh saya sebagai ORIENTALIS.
Nah...supaya ini gak jadi FITNAH....silahkan anda buktikan dan telanjangi saya diforum ini...permintaan saya sederhana...
"Mana BUKTINYA..bahwa 2 TOKOH ORIENTALIS yang anda singgung diatas itu...MENGKRITIK hadist masalah SALIB MENYALIB dan THE SECOND COMING OF ISA...???"
Kalo anda TIDAK MAMPU UNTUK MENAMPILKAN apa yang saya minta..
Ini hanyalah sebuah FANATISME belaka yang berujung KETIDAKMAMPUAN anda sendiri untuk menjawab argumen argumen saya terkait masalah ini.
Silahkan...saya tunggu.
mang odoy- KAPTEN
- Posts : 4233
Kepercayaan : Islam
Join date : 11.10.11
Reputation : 86
Re: Pandangan Orientalis Terhadap Hadits
mang odoy wrote:@MP
saya angkut postingan anda dari lapak sebelah..mencari petunjuk wrote:mang odoy wrote:Imam Muslim 5327:
.......وَتَصْلُبُنِي عَلَى جِذْعٍ ثُمَّ خُذْ سَهْمًا مِنْ كِنَانَتِي ثُمَّ ضَعْ السَّهْمَ فِي كَبِدِ الْقَوْسِ ثُمَّ قُلْ بِاسْمِ اللَّهِ رَبِّ الْغُلَامِ ثُمَّ ارْمِنِي فَإِنَّكَ إِذَا فَعَلْتَ ذَلِكَ قَتَلْتَنِي فَجَمَعَ النَّاسَ فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ وَصَلَبَهُ عَلَى جِذْعٍ ثُمَّ أَخَذَ سَهْمًا مِنْ كِنَانَتِهِ ثُمَّ وَضَعَ السَّهْمَ فِي كَبْدِ الْقَوْسِ ثُمَّ قَالَ بِاسْمِ اللَّهِ رَبِّ الْغُلَامِ ثُمَّ رَمَاهُ فَوَقَعَ السَّهْمُ فِي صُدْغِهِ فَوَضَعَ يَدَهُ فِي صُدْغِهِ فِي مَوْضِعِ السَّهْمِ فَمَاتَ فَقَالَ النَّاسُ آمَنَّا بِرَبِّ الْغُلَامِ آمَنَّا بِرَبِّ الْغُلَامِ آمَنَّا بِرَبِّ الْغُلَامِ فَأُتِيَ الْمَلِكُ فَقِيلَ لَهُ أَرَأَيْتَ مَا كُنْتَ تَحْذَرُ قَدْ وَاللَّهِ نَزَلَ بِكَ حَذَرُكَ قَدْ آمَنَ النَّاسُ فَأَمَرَ بِالْأُخْدُودِ فِي أَفْوَاهِ السِّكَكِ فَخُدَّتْ وَأَضْرَمَ النِّيرَانَ وَقَالَ مَنْ لَمْ يَرْجِعْ عَنْ دِينِهِ فَأَحْمُوهُ فِيهَا أَوْ قِيلَ لَهُ اقْتَحِمْ فَفَعَلُوا حَتَّى جَاءَتْ امْرَأَةٌ وَمَعَهَا صَبِيٌّ لَهَا فَتَقَاعَسَتْ أَنْ تَقَعَ فِيهَا فَقَالَ لَهَا الْغُلَامُ يَا أُمَّهْ اصْبِرِي فَإِنَّكِ عَلَى الْحَقِّ
...Tuan salibkan saya di batang pohon, kemudian ambillah sebatang anak panah dari tempat panahku ini, lalu letakkanlah anak panah itu pada busurnya, lalu ucapkanlah: “Dengan nama Allah, Tuhan anak ini,” terus lemparkanlah anak panah itu. Sesungguhnya apabila Tuan mengerjakan semua itu, tentu Tuan dapat membunuhku.”
Raja mengumpulkan semua orang di suatu padang luas. Anak itu disalibkan pada sebatang pohon, kemudian mengambil sebuah anak panah dari tempat panahnya, lalu meletakkan anak panah di busur, terus mengucapkan: “Dengan nama Allah, Tuhan anak ini.” Anak panah dilemparkan dan jatuhlah anak panah itu pada pelipis anak tersebut. Anak itu meletakkan tangannya di pelipisnya, kemudian meninggal dunia.
Orang-orang yang berkumpul itu sama berkata: “Kita semua beriman kepada Tuhannya anak ini” …….! “Kita semua beriman kepada Tuhannya anak ini”…….! “Kita semua beriman kepada Tuhannya anak ini”………!
Bagi yang NGOTOT bahwa kata SALIB dalam HADIST adalah Lisan Nabi Muhammad....silahkan PERTIMBANGKAN data data dibawah ini..
Kapan untuk pertamakalinya PERJANJIAN LAMA DITERJEMAHKAN KEDALAM BAHASA ARAB...???http://en.wikipedia.org/wiki/Bible_translations_into_Arabic
Translations of the Bible into Arabic are known from the early Christian churches in Syria, Egypt, Malta and Spain. Some of these translations are from Syriac (the Peshitta), Coptic or Latin.[1] The earliest fragment of the Old Testament in Arabic is a text of Psalm 77, found in the Umayyad Mosque, dating from the 8th century.[2] The first Jewish translations of the Hebrew Bible, and the bible translations by Roman Catholic clergy date from c. AD 1000. One of the oldest Arabic bibles was discovered in the 19th century at Saint Catherine's Monastery, Mount Sinai. The manuscript called Mt. Sinai Arabic Codex 151, was created in AD 867. It includes the biblical text, marginal comments, lectionary notes, and glosses, as found in the manuscript.[1]
Kapan PERJANJIAN BARU DITERJEMAHKAN UNTUK PERTAMAKALINYA kedalam BAHASA ARAB....????
Silahkan simak yang dibawah ini.....!!!
Apakah...PENGARUH KRISTEN SUDAH MASUK ke Mekkah pada jaman Nabi Muhammad...???http://www.islamic-awareness.org/Quran/Sources/BBbible.html
The New Catholic Encyclopaedia confirms that during the time of the Muhammad(P)
The Hijaz [Arabian peninsula] had not been touched by Christian preaching. Hence organisation of the Christian church was neither to be expected nor found.[3]
The Hijaz (Semenanjung Arabia) TIDAK PERNAH TERSENTUH oleh AJARAN KRISTEN. Karenanya organisasi Gereje Kristen tidak pernah diharapkan juga tidak pernah DITEMUKAN.http://www.islamic-awareness.org/Quran/Sources/BBbible.html
Now we turn to the fact whether an Arabic Bible was present in the hands of the people during the time of the Prophet(P). Malik Ben Nabi narrates an interesting story:
Sekarang kita beralih pada data dan fakta apakah Bible berbahasa Arab sudah ada ditangan masyarakat selama jaman Nabi Muhammad. Malik Ben Nabi menceritakan sebuah kisah menarik.
Moreover, if Judeo-Christian thought had really made inroads into Jahiliyyan society and culture, the absence of an Arabic translation of the Bible could not be explained. As for the New Testament, it is certain that no Arabic translation of it existed in the fourth century of Hijrah.
Lagipula, jika Yahudi-Kristen mengira telah sungguh sungguh membuat penjebolan/terobosan kedalam Budaya masyarakat dan kebudayaan Jahiliyah, keberadaan Terjemahan Bible dalam bahasa Arab tidak bisa diterangkan/dijelaskan. Adapun untuk Perjanjian Baru, sudah barang tentu bahwa TIDAK ADA terjemahan dalam bahasa Arab pada abad ke-4 Hijriah.
This is evident from the reference by Ghazzali, who had to resort to a Coptic manuscript to write his Rad, a respectable refutation of the divinity of Jesus according to the Gospel. In translating the work of the Arab philosopher, Rev. Fr. Chidiac searched everywhere for Gospel sources which could have served at the time of the composition of Rad.
He finally found a manuscript in the library of Leningrad written about 1060 by a certain Ibn al-Assal as the first edition of a Christian text in Arabic.
Dia ahirnya menemukan sebuah manuskrip di perpustakaan Leningrad ditulis pada taun 1060 oleh Ibn Al Assal sebagai EDISI PERTAMA dari Teks Kristen dalam BAHASA ARAB.
Thus, there did not exist an Arabic edition of the Gospels at the time of Ghazzali, and, a fortiori, it did not exist during the Pre-Islamic period.[9]
Dengan demikian.. TIDAK PERNAH ADA sebuah terjemahan Gospel dalam bahasa Arab pada jaman Ghazzalim, dan, sebuah fortiori, TIDAK PERNAH ADA selama PERIODE PRA-ISLAM.
http://www.islamic-awareness.org/Quran/Sources/BBbible.html
Sidney H Griffith has done extensive research on the appearance of Arabic Gospel. Regarding the manuscript evidence, he says:
Sidnye H Griffith telah melakukan penelitian secara ektensif dalam masalah Gospel bahasa Arab. Berdasarkan bukti manuskrip, dia mengatakan :
The oldest known, dated manuscripts containing Arabic translations of the New Testament are in the collections of St. Catherine's monastery at Mt. Sinai. Sinai Arabic MS 151 contains an Arabic version of the Epistles of Paul, the Acts of the Apostles, and the Catholic Epistles. It is the oldest dated New Testament manuscripts. The colophon of this MS informs us that one Bisr Ibn as-Sirri made the translation from Syriac in Damascus during Ramadan of the Higrah year 253, i.e., 867 AD.[11]
Yang paling tua diketahui, manuskrip-manuskrip yang mengandung terjemahan bahasa Arab dari Perjanjian Baru adalah koleksi dari Biara St.Cathterine di Gunung Sinai. Sinai Arabic MS 151 mengandung terjemahan bahasa Arab dari Tulisan/surat-surat Paulus, Kisah Para Rasul, Surat surat/Tulisan Katolik. Itu adalah manuskrip manuskrip TERTUA dari perjanjian baru. Tanda terbit dari MS ini menginformasikan kepada kita bahwa saat Bisr Ibn as-Sirri membuat terjemahan dari bahasa syiria di Damaskus selama bulan Ramadan taun 253 Hijriah atow 867 Masehi.
=================================================
The author went on to say:
Pengarang meneruskan penjelasannya:
The oldest, dated manuscript containing the Gospels in Arabic is Sinai Arabic MS 72. Here the text of the four canonical Gospels is marked off according to the lessons of the temporal cycle of the Greek liturgical calendar of the Jerusalem Church. A colophon informs us that the MS was written by Stephen of Ramleh in the year 284 of the Arabs, i.e., 897 AD.[12]
Yang paling tua, manusrip-manuskrip Gospel dalam bahasa Arab adalah SINAI ARABIC MS 72. Disini teks dari 4 Kitab Kanonik ditandai sesuai dengan pelajaran dari siklus waktu dari Kalender Liturgi Yunani dari Gereja Yerusalem. Tanda terbit menginformasikan kepada kita bahwa MS ditulis oleh Stephen of Ramleh pada taun 284 Hijriah atow 897 Masehi.
Nah...dari SEABREG data data diatas.....apakah benar...Nabi Muhammad MENYATAKAN bahwa lambang agama Kristen yang berbentuk TIANG JEMURAN itu dengan kata SALIB....????
Fanatik sih boleh aja....tapi liat DATA buka MATA buka WAWASAN......
Jangan kaya Kristen.....MENGKAMBING CONGEKAN Yesus/Nabi Isa..
Masa kita sebagai Muslim mau IKUT IKUTAN mengkambingcongekan Nabi Muhammad....???
think twice....think wise dude..!!
Untuk mengetahui kajian-kajian orientalis tentang Hadits, cukup menelurusi pendapat kedua tokoh orientalis, yaitu Goldziher dan Schacht, karena orientalis-orientalis sesudahnya pada umumnya hanya mengikuti kedua tokoh tersebut.
Baik Goldziher dan Schacht berpendapat bahwa Hadis tidaklah berasal dari Nabi Muhammad s.a.w., melainkan sesuatu yang lahir pada abad pertama dan kedua hijrah. Atau dengan kata lain, hadis adalah bikinan para ulama abad pertama dan kedua. Goldziher berkata, “Bagian terbesar dari Hadis tidak lain adalah hasil perkembangan Islam pada abad pertama dan kedua, baik dalam bidang keagamaan, politik, maupun sosial. Tidaklah benar pendapat yang mengatakan bahwa Hadis merupakan dokumen Islam yang sudah ada sejak masa dini (masa pertumbuhan), melainkan adalah pengaruh perkembangan Islam pada masa kematangan.”
Sementara Schacht berkata, “Bagian terbesar dari sanad Hadis adalah palsu. Semua orang mengetahui bahwa sanad pada mulanya muncul dalam bentuk yang sangat sederhana, kemudian mencapai tingkat kesempurnaannya pada paruh kedua dari abad ketiga hijrah."
Begitulah ulah dua gembong Orientalis –Goldziher dan Scacht– dalam mengkaji Hadis. Mereka mengkaji Hadis bukan untuk mencari kebenaran-kebenaran ajaran yang terkandung di dalamnya, melainkan dalam rangka mencari bukti-bukti bahwa apa yang disebut Hadis oleh kaum Muslimin tidak ada kaitannya dengan Nabi Muhammad s.a.w. Dan ketika bukti-bukti itu tidak ditemukan, karena memang tidak ada, mereka kemudian membuat argumen-argumen palsu untuk mendukung tujuannya.
hati-hati kaki tangan mereka sudah banyak muncul di indonesia dan forum ini untuk memecah belahkan umat islam
dengan DITEMPELKANNYA postingan anda tentang TOKOH ORIENTALIS dibawah postingan saya...dengan tidak langsung..anda sudah menuduh saya sebagai ORIENTALIS.
Nah...supaya ini gak jadi FITNAH....silahkan anda buktikan dan telanjangi saya diforum ini...permintaan saya sederhana...
"Mana BUKTINYA..bahwa 2 TOKOH ORIENTALIS yang anda singgung diatas itu...MENGKRITIK hadist masalah SALIB MENYALIB dan THE SECOND COMING OF ISA...???"
Kalo anda TIDAK MAMPU UNTUK MENAMPILKAN apa yang saya minta..
Ini hanyalah sebuah FANATISME belaka yang berujung KETIDAKMAMPUAN anda sendiri untuk menjawab argumen argumen saya terkait masalah ini.
Silahkan...saya tunggu.
gerakan inkar sunnah di indonesia dan hadis dikalangan muslim dan orientalis
A. Ingkar Sunnah Dan Sejarah Awal Munculnya
Ingkar sunnah adalah sebuah gerakan intelektual untuk tidak mempercayai otentisitas dan orisinalitas sunnah Rasul saw, secara keseluruhan atau sebagian saja. Lebih jauh lagi ditemukan juga gerakan ini sama sekali tidak mengakui eksisitensi sunnah tersebut sebagai dasar syariaat. Kemudian pada zaman modern muncul juga sejumlah pemikir yang mengikuti baik secara total maupun secara parial corak berpikir ingkarsunnah liberal. Menurut Muhammad Mustafa Azami Ingkarsunnah modern lahir di Kairo, Mesir. Muhammad Abduh adalah orang pertamakali yang melontarkan gagasan ingkarsunnah pada masa modern.
Gerakan ingkarsunnah modern ini dimulai pada abad keempat belas Hijriah. Munculnya kembali pemikiran seperti itu kepermukaan dilatar belakangi oleh fakto eksternal dan internal. Menurut Ramli Abdul Wahid bahwa hukum orang yang mengingkari sunnah yang berkuaitas muatawatir adalah kafir, sedangkan orang yang mengingkari hadis ahad disebut fasik. Dalam ilmu hadis, dikatakan suatu hadis apabila ia berasal dari Rasul, dan terdiri dari sanad, matan.
B. Gerakan Ingkar Sunnah Di Indonesia
Dalam konteks Indonesia, diantara kelompok ingkarsunnah yang ada, salah satunya ialah kelompok yang mengikuti pemikiran dari Rashad Khalifah. Dia merupakan seorang insinyur kimia lulusan Universitas Arizona. Gerakan ini dinamakan The Qur’anic Society.
1. HADIS DIKALANGAN ORIENTALIS
a. Orientalis
Kata “orientalis” berasal dari kata orient yang berarti Asia Timur; atau berasal dari kata oriental yang berarti orang Timur atau Asia. Secara geografis kata orient bermakna dunia belahan timur dan secara etnologis berarti bangsa-bangsa timur.Sedangkan dalam kamus ilmiah populer ”orientalis” adalah ahli Barat yang mempelajari Timur.
Dilihat dari segi terminologinya, Ismail Ya’kub menyatakan bahwa orientalis adalah orang yang ahli tentang soal-soal ketimuran, yakni segala sesuatu mengenai negeri-negeri Timur, terutama Negeri-negeri Arab pada umumnya dan Islam pada khususnya, tentang kebudayaannya, agamanya, peradabannya, kehidupannya dan lain-lain.
b. Hadis di Kalangan Orientalis
Hadits Nabi Saw. diyakini oleh mayoritas umat Islam sebagai bentuk ajaran yang paling nyata dan merupakan realisasi dari ajaran Islam yang terkandung dalam al-Qur’an.
Dalam hubungan antara keduanya, hadits berfungsi sebagai penjelas al-Qur’an. Interpretasi terhadap petunjuk Allah ini diwujudkan dalam bentuk nyata dalam kehidupan Nabi. Sabda, perilaku, dan sikapnya terhadap segala sesuatu, terkadang menjadi hukum tersendiri yang tidak ditemukan dalam al-Qur’an.
Penelitian dan kajian-kajian yang dilakukan oleh musuh-musuh islam itu (diantaranya sebagaian dilakukan oleh orientalis) itu sebenarnya mengajak umat islam untuk meragukan kebenaran dari hadits. Dengan diragukannya hadits-hadits yang ada dalam kitab-kitab hadits karya ulama masa lalu, maka robohlah sudah satu pilar agama Islam . Sehingga umat Islam tidak memiliki kesatuan atau keseragaman dalam memahami al-qur’an dan lebih jauh dalam mengaplikasikan ajaran-ajaran syari’at Islam tentunya. Inilah tujuan utama kegiatan orientalis dalam mengkaji hadits. dan hadis yang berkonsep aqidah yang dapat memecahbelahkan umat Islam bukan hadis yang berkaitan dengan Syari’atnya.
mencari petunjuk- SERSAN SATU
- Posts : 192
Join date : 27.10.11
Reputation : 6
Re: Pandangan Orientalis Terhadap Hadits
@atas
Pak...bisa dimengerti gak PERMINTAAN saya..??
Yang saya minta....
"MANA BUKTINYA..BAHWA 2 TOKOH ORIENTALIS YANG ANDA USUNG DI TRET INI....MENGKRITIK HADIST MASALAH SALIB MENYALIB DAN THE SECOND COMING OF ISA.....SEPERTI YANG SAYA 'KRITIK' DI FORUM INI....???? "
Beda pendapat boleh...tapi jangan karena SUDAH TIDAK MAMPU BERHUJAH....seenak udel pasang tarif 'orientalis' lah...inkar sunah lahh..sesat lahh....
Ini sableng namanya...kalo menurut anda saya KELIRU...silahkan bantah hujjah hujjah saya SAMPAI SAYA MENGERTI. Jangan cuman bisanya pasang 'label' sembarangan.
Silahkan berargumen dengan sehat....
Saya masih menunggu...!!
Pak...bisa dimengerti gak PERMINTAAN saya..??
Yang saya minta....
"MANA BUKTINYA..BAHWA 2 TOKOH ORIENTALIS YANG ANDA USUNG DI TRET INI....MENGKRITIK HADIST MASALAH SALIB MENYALIB DAN THE SECOND COMING OF ISA.....SEPERTI YANG SAYA 'KRITIK' DI FORUM INI....???? "
Beda pendapat boleh...tapi jangan karena SUDAH TIDAK MAMPU BERHUJAH....seenak udel pasang tarif 'orientalis' lah...inkar sunah lahh..sesat lahh....
Ini sableng namanya...kalo menurut anda saya KELIRU...silahkan bantah hujjah hujjah saya SAMPAI SAYA MENGERTI. Jangan cuman bisanya pasang 'label' sembarangan.
Silahkan berargumen dengan sehat....
Saya masih menunggu...!!
mang odoy- KAPTEN
- Posts : 4233
Kepercayaan : Islam
Join date : 11.10.11
Reputation : 86
Re: Pandangan Orientalis Terhadap Hadits
mang odoy wrote:@atas
Pak...bisa dimengerti gak PERMINTAAN saya..??
Yang saya minta....
"MANA BUKTINYA..BAHWA 2 TOKOH ORIENTALIS YANG ANDA USUNG DI TRET INI....MENGKRITIK HADIST MASALAH SALIB MENYALIB DAN THE SECOND COMING OF ISA.....SEPERTI YANG SAYA 'KRITIK' DI FORUM INI....???? "
Beda pendapat boleh...tapi jangan karena SUDAH TIDAK MAMPU BERHUJAH....seenak udel pasang tarif 'orientalis' lah...inkar sunah lahh..sesat lahh....
Ini sableng namanya...kalo menurut anda saya KELIRU...silahkan bantah hujjah hujjah saya SAMPAI SAYA MENGERTI. Jangan cuman bisanya pasang 'label' sembarangan.
Silahkan berargumen dengan sehat....
Saya masih menunggu...!!
Begitulah ulah dua gembong Orientalis –Goldziher dan Scacht– dalam mengkaji Hadis. Mereka mengkaji Hadis bukan untuk mencari kebenaran-kebenaran ajaran yang terkandung di dalamnya, melainkan dalam rangka mencari bukti-bukti bahwa apa yang disebut Hadis oleh kaum Muslimin tidak ada kaitannya dengan Nabi Muhammad s.a.w. Dan ketika bukti-bukti itu tidak ditemukan, karena memang tidak ada, mereka kemudian membuat argumen-argumen palsu untuk mendukung tujuannya.
Dalam ilmu hadis, dikatakan suatu hadis apabila ia berasal dari Rasul, dan terdiri dari sanad, matan.
mencari petunjuk- SERSAN SATU
- Posts : 192
Join date : 27.10.11
Reputation : 6
Re: Pandangan Orientalis Terhadap Hadits
@MP
1. Berkenaan dengan kritik saya tentang hadis SALIB MENYALIB dan Nabi Isa. Apakah saya ngomong di forum ini TANPA BUKTI...????
2. Yang bikin FORMULA PENENTUAN HADIST...apakah hadist itu BETUL atow KIBUL..siapa...??? manusia juga kan...???? kapan...??? setelah WAFAT Nabi Muhammad kan...???
Kalo secara jalur pantura..hadis 'salib menyalib + Nabi Isa' ini BETUL...tapi ternyata banyak bertabrakan dengan Al-Quran dan Science.... apa masih mau DIPIARA...???
Jadi....gak bisa nih ngasih BUKTI bahwa tokoh tokoh orientalis yang anda jadikan bahan "sindiran" buat saya....bahwa mereka MENGKRITIK HADIST masalah salib menyalib dan nabi isa...????
Berarti....cuman modal GEMAS dan KESAL doang sama saya...??? tanpa mampu berhujah...????
Mencari Petunjuk wrote:
Begitulah ulah dua gembong Orientalis –Goldziher dan Scacht– dalam mengkaji Hadis. Mereka mengkaji Hadis bukan untuk mencari kebenaran-kebenaran ajaran yang terkandung di dalamnya, melainkan dalam rangka mencari bukti-bukti bahwa apa yang disebut Hadis oleh kaum Muslimin tidak ada kaitannya dengan Nabi Muhammad s.a.w.
Dan ketika bukti-bukti itu tidak ditemukan, karena memang tidak ada, mereka kemudian membuat argumen-argumen palsu untuk mendukung tujuannya.
Dalam ilmu hadis, dikatakan suatu hadis apabila ia berasal dari Rasul, dan terdiri dari sanad, matan.
1. Berkenaan dengan kritik saya tentang hadis SALIB MENYALIB dan Nabi Isa. Apakah saya ngomong di forum ini TANPA BUKTI...????
2. Yang bikin FORMULA PENENTUAN HADIST...apakah hadist itu BETUL atow KIBUL..siapa...??? manusia juga kan...???? kapan...??? setelah WAFAT Nabi Muhammad kan...???
Kalo secara jalur pantura..hadis 'salib menyalib + Nabi Isa' ini BETUL...tapi ternyata banyak bertabrakan dengan Al-Quran dan Science.... apa masih mau DIPIARA...???
Jadi....gak bisa nih ngasih BUKTI bahwa tokoh tokoh orientalis yang anda jadikan bahan "sindiran" buat saya....bahwa mereka MENGKRITIK HADIST masalah salib menyalib dan nabi isa...????
Berarti....cuman modal GEMAS dan KESAL doang sama saya...??? tanpa mampu berhujah...????
mang odoy- KAPTEN
- Posts : 4233
Kepercayaan : Islam
Join date : 11.10.11
Reputation : 86
Re: Pandangan Orientalis Terhadap Hadits
mang odoy wrote:@MPMencari Petunjuk wrote:
Begitulah ulah dua gembong Orientalis –Goldziher dan Scacht– dalam mengkaji Hadis. Mereka mengkaji Hadis bukan untuk mencari kebenaran-kebenaran ajaran yang terkandung di dalamnya, melainkan dalam rangka mencari bukti-bukti bahwa apa yang disebut Hadis oleh kaum Muslimin tidak ada kaitannya dengan Nabi Muhammad s.a.w.
Dan ketika bukti-bukti itu tidak ditemukan, karena memang tidak ada, mereka kemudian membuat argumen-argumen palsu untuk mendukung tujuannya.
Dalam ilmu hadis, dikatakan suatu hadis apabila ia berasal dari Rasul, dan terdiri dari sanad, matan.
1. Berkenaan dengan kritik saya tentang hadis SALIB MENYALIB dan Nabi Isa. Apakah saya ngomong di forum ini TANPA BUKTI...????
2. Yang bikin FORMULA PENENTUAN HADIST...apakah hadist itu BETUL atow KIBUL..siapa...??? manusia juga kan...???? kapan...??? setelah WAFAT Nabi Muhammad kan...???
Kalo secara jalur pantura..hadis 'salib menyalib + Nabi Isa' ini BETUL...tapi ternyata banyak bertabrakan dengan Al-Quran dan Science.... apa masih mau DIPIARA...???
Jadi....gak bisa nih ngasih BUKTI bahwa tokoh tokoh orientalis yang anda jadikan bahan "sindiran" buat saya....bahwa mereka MENGKRITIK HADIST masalah salib menyalib dan nabi isa...????
Berarti....cuman modal GEMAS dan KESAL doang sama saya...??? tanpa mampu berhujah...????
Golongan inkar sunnah ini berpegang pada riwayat dari Abu said al-khudri , hehehe inkar hadits kok percaya hadits?
"Janganlah kalian menulis sesuatu selain al-quran! Barangsiapa yang menulis sesuatu dariku selain al-quran, maka hapuslah" (HR.Muslim).
Hadits ini nyata bentuk pelarangan menulis selain al-quran, terutama perkataan Nabi (hadits) secara mutlak. Namun lain pihak, pelarangan Nabi lebih pada kekhawatiran beliau terhadap kemungkinannya bercampurnya antara Al-quran dan As-sunah.
Sisi lain, Ahmad dalam al-musnad dan Abu daud dalam al-sunan meriwayatkan, bahwa Abdullah ibn amr ibn al-ash memiliki koleksi hadits yang ditulis pada sebuah buku (namanya Al-shadiqah). Hingga suatu ketika diingatkan,
"apakah engkau akan menulis segala sesuatu dari Nabi, sementara beliau hanyalah manusia yang bisa berkata dalam kondisi marah atau ramah?"namun setelah diadukan pada Rasulullah, beliau mengijinkannya,
"Tulislah! Demi dzat yg jiwaku dalam kekuasaanNYA, tidak keluar dariku kecuali kebenaran" kata Nabi sambil meletakkan tangan dimulutnya.
Riwayat lain, Ibn amr bertanya, "Bisakah aku mengikat ilmu?" Nabi menjawab, "Bisa!" Ibn amr bertanya lagi, "dengan apakah ilmu itu ku ikat?" Nabi menjawab, "Dengan tulisan". (HR.Thabrani, lihat al-manhal al-latif fi ushul al-hadits as-syarif: 16-18).
Bahkan Abu hurairah berkata,"Tak ada seorang Shahabat nabi yang memiliki koleksi hadits lebih banyak dariku kecuali Abdullah ibn amr ibn al-ash. Dia pandai menulis sedangkan aku tidak". (HR.Bukhari dan Tirmidzi)
KOMENTAR ULAMA'
1. Ibn Qutaibah
ada 2 teori:
>pertama, teori Nasikh dan mansukh. Nabi pada awalnya melarang, akan tetapi setelah hadits beliau banyak yg tersiar, beliau menganggapnya perlu ditulis.
>kedua, lisensi penulisan hanya pada Abdullah ibn amr, karna melihat kapasitasnya telah hafal kitab-kitab suci terdahulu.
Namun teori kedua ini dianggap lemah, krn al-quran yg dijaga ejaan dan hurufnya saja boleh ditulis, apalagi hadits yg menurut banyak ulama boleh diriwayatkan maknanya saja (al-riwayah bil ma'na)?
2. Al-khathabi
dalam syarh mukhtasar sunan abi daud dijelaskan bhw larangan penulisan lebih dahulu, disusul dengan kebolehan menulis. (Manhaj an-naqd fi ulumil hadits: 41-42)
3. Muhammad ibn alawi almaliki
"Sebenarnya tak ada kontradiksi antara dua hadits tsb. Telah banyak ulama melakukan riset terhadap hadits-hadits tsb. Dan kesimpulan paling bisa diterima adalah hadits-hadits yg melarang penulisan telah direvisi (mansukh)".(lebih lengkap lihat Al-manhal: 17-20)
Kesimpulannya, sumber hukum kedua (sunah) sebenarnya telah terbukukan di era Rasulullah, namun penulisan sunah tidaklah sama dengan Quran yg telah dibukukan secara resmi dan disimpan dikediaman Nabi. Dan hadits merupakan penguat al-quran (ta'kid), penjelas al-quran (bayan), penjelas terhadap ayat al-quran yg merefisi dan direfisi (nasikh-mansukh), dan menetapkan hukum baru yang tak disebut dalam al-quran.
mencari petunjuk- SERSAN SATU
- Posts : 192
Join date : 27.10.11
Reputation : 6
Re: Pandangan Orientalis Terhadap Hadits
mang odoy wrote:Yang bikin FORMULA PENENTUAN HADIST...apakah hadist itu BETUL atow KIBUL..siapa...??? manusia juga kan...???? kapan...??? setelah WAFAT Nabi Muhammad kan...???
Delete By Mod
Sesama Muslim Saya Haramkan saling Mengkafirkan!
waspada golongan orientalis pengingkar hadits
Salah satu metode meruntuhkan ajaran Islam yang paling kuno dan sudah jadi langganan orang kafir adalah menghembuskan keragu-raguan kepada keshahihan hadits-hadits Nabawi. Tasykik (menyusupkan keragu-raguan) model ini sebenarnya metode klasik yang sering dilancarkan para orientalis zaman dulu. Triknya pun sebenarnya terbilang ketinggalan zaman alias sudah out of date. Meski demikian, bila ditembakkan kepada kalangan awam yang gagap dengan esensi ajaran Islam, ternyata jurus ini terkadang masih ampuh juga.
Yang jelas bukan karena keampuhan jurusnya, tetapi memang dasarnya pertahanan fikrah umat Islam ini terlalu lemah dan rentan terhadap berbagai serangan, bahkan yang paling lemah sekalipun. Sehingga hanya sekali gebrak saja sudah jatuh bertekuk lutut.
Padahal bila kita sedikit saja punya latar belakang pemahaman ilmu hadits, pastilah kita dengan mudah akan merontokkan semua tuduhan miring tentang keabsahan hadits nabawi. Kami akan sampaikan tiga contoh tuduhan orientalis dan jawaban singkatnya.
1. Tuduhan Bahwa Hadits Tidak Ditulis di Masa Nabi.
Para orientalis seringkali mengatakan bahwa hadits baru ditulis seratus tahun lebih setelah Rasulullah SAW wafat. Sehingga sangat besar kemungkinan terjadinya pemalsuan. Sedangkan di masa Rasulullah SAW hadits itu tidak pernah ditulis. Tuduhan ini pun seringkali mengecoh orang awam untuk membenarkan tasykik.
Padahal para orientalis itu sungguh-sungguh keliru dalam hal ini. Memang benar ada ungkapan Imam Malik yang bisa disalah-pahami, tapi ungkapan Imam Malik yang menyebutkan bahwa orang yang menulis hadits adalah Ibnu Syihab Az-Zuhri (wafat 123 H) sebenarnya terkait dengan penulisan yang bersifat pengumpulan. Maksudnya adalah bahwa Az-Zuhri merupakan orang yang pertama kali mengumpulkan naskah-naskah hadits menjadi satu. Sedangkan penulisan hadits sebenarnya sudah dilakukan di masa Rasulullah SAW masih hidup, meski tidak dilakukan oleh semua shahabat.
Penelitian menunjukkan bahwa di masa Rasulullah SAW masih hidup, tidak kurang ada 52 orang shahabat yang kerjanya menulis dan mencatat hadits-hadits beliau. Sedangkan di kalangan tabi`in ada 247 yang melakukan hal serupa.
2. Teori Projecting Back
Di antara argumen yang dilancarkan oleh para orientalis adalah teori projecting back. Teori ini berkesimpulan bahwa hampir semua hadits itu hanyalah karangan para ahli fiqih yang hidup di abad ke 2 dan ke 3 hijriyah tapi dibuat seolah-olah berasal dari Rasulullah SAW. Salah satu tokohnya adalah Joseph Scacht dalam bukunya "The Origins Of Mohammadan Juresprudence" dan "An Introduction to Islamic Law." Salah satu ungkapannya adalah 'Kita tidak akan menemukan satu buah hadits hukum yang berasal dari Nabi yang dapat dipertimbangkan shahih'.
Tentu saja orang awam dan terbelakang dengan ajaran Islam akan terkagum-kagum dengan lontaran semacam ini. Dan dengan mudah akan langsung membenarkannya. Padahal, teori itu mudah sekali dipatahkan. Adalah seorang Dr. Mustafa Al-Azhami, seorang peraih gelar doktor pada Universitas Cambridge di Inggris, yang melakukannya dengan mudah. Beliau mengambil sebuah naskah hadits yang dituduhkannya sebagai karangan ulama saja untuk dijadikan bahan penelitian yang menumbangkan tuduhan keji musuh Islam.
Naskah itu milik As-Suhail bin Abu Shalih (w. 138 H). Ayahnya yaitu Abu Shalih adalah seorang murid Abu Hurairah. Sehingga haditsnya punya runtutan rawi yang jelas dari Suhail dari Ayahnya dari Abu Hurairah dari Rasulullah SAW. Naskah ini mengandung 49 hadits yang setelah diteliti sampai ke generasi ke tiga yaitu generasi Suhail, ternyata jumlah rawinya mencapai 20 sampai 30 orang yang masing-masing berdomisili di beragam penjuru dunia yang berjauhan di masa itu. Sangat mustahil untuk ukuran masa itu mereka berkumpul untuk membuat sebuah hadits palsu sehingga redaksinya bisa mirip persis. Salah satu hadits itu adalah:
'Bila salah seorang dari kamu bangun dari tidurnya, maka hendaklah dia mencuci tangannya, karena dia tidak tahu semalam tangannya berada di mana'.
Dalam naskah Suhail hadits ini ada pada urutan ke 7 dan pada jenjang pertama (tabaqah ula) diriwayatkan oleh 5 orang shahabat yaitu Abu Hurairah, Ibnu Umar, Jabir, Aisyah dan Ali ra. Abu Hurairah sendiri lalu meriwayatkan hadits ini kepada 13 orang tabi`in. Ke-13 orang ini lalu menyebar ke berbagai penjuru dunia. 8 orang tinggal di Madinah, seorang tinggal di Kufah, 2 orang tinggal di Bashrah, seorang tinggal di Yaman dan seorang lagi tinggal di Syam.
Ke-13 tabi`in ini lalu meriwayatkan lagi hadits itu kepada generasi berikutnya Atba`ut-tabi`in dan jumlah mereka menjadi 16 orang. 6 orang tinggal di Madinah, 4 orang di Bashrah, 2 orang di Kufah, 1 orang di Mekkah, 1 orang di Yaman, 1 orang di Khurasan dan 1 orang di Himsh Syam.
Maka amat mustahil ada 16 orang yang domisilinya terpencar-pencar di beragam ujung dunia itu pernah berkumpul bersama pada suatu saat untuk membuat hadits palsu bersama yang redaksinya sama. Atau mustahil pula mereka masing-masing di rumahnya membuat hadits lalu kebetulan semua bisa sama sampai pada tingkat redaksinya. Kalau kejadiannya di masa sekarang ini, mungkin saja bisa dilakukan lewat diskusi di milis atau lewat SMS. Tapi di masa itu untuk menempuh satu kota dengan kota lain dibutuhkan waktu berbulan-bulan dengan naik unta.
Padahal ke 16 orang itu baru dari jalur Abu Hurairah saja. Apabila jumlah rawi itu ditambah dengan yang dari ke 4 shahabat lainnya, maka jumlahnya akan menjadi lebih banyak.
3. Tuduhan Bahwa Hadits Terlalu Banyak
Orang yang awam dengan ilmu hadits pasti dengan mudah akan menganggukkan kepala, manakala mendengar argumen musuh Islam yang mengatakan bahwa secara logika tidak bisa diterima adanya jumlah hadits nabi yang mencapai ratusan ribu. Mereka sering mempertanyakan, "Apakah pekerjaan Nabi itu hanya bicara saja? Pastilah ada banyak sekali hadits palsu."
Padahal adanya hadits yang mencapai ratusan ribu itu sebenarnya hanya karena cara penghitungannya saja. Rupanya para orientalis itu dan para murid-muridnya memang betul-betul bodoh dengan ilmu hadits. Ternyata mereka tidak tahu bagaimana cara menghitung hadits nabi. Mereka menduga bahwa hadits nabi itu hanya matannya saja.
Padahal dalam ilmu hadits, hadits adalah gabungan antara matan dan sanadnya. Karenanya, bila terdapat matan hadits yang sama namun sanadnya berbeda misalnya 10 jalur sanad, tetap akan dihitung sebagai 10 hadits dan bukan satu hadits saja. Dari sisi ini saja sudah terbukti bahwa mereka yang melontarkan tuduhan sebenarnya tidak tahu duduk persoalannya.
Sayang sekali umat Islam tercinta ini ternyata terlalu percaya dengan nama-nama besar orientalis, padahal sikap dan cara mereka mempertanyakan sesuatu sudah mencerminkan bahwa mereka justru sama sekali tidak kompeten untuk bicara masalah hadits. Silahkan belajar saja terlebih dahulu ilmu hadits kepada para ulama, baru kalau sudah punya ilmu sedikit-sedikit dan ada yang masih kurang jelas, silahkan ditanyakan. Sedangkan lancang melemparkan kritik tanpa pernah paham ilmunya, justru mempermalukan diri sendiri. Kita sungguh ikut merasa kasihan dan berduka cita atas kejadian seperti ini.
Pesan Buat Para Pengingkar Hadits
Maka para pengingkar hadits dari kalangan muslimin sebenarnya perlu membuka mata untuk tahu dari manakah sebenarnya pemikiran keliru itu mereka lahap. Tidak lain dari para orientalis yang sejak awal sudah punya niat tidak baik terhadap Islam.
Seharusnya mereka perlu sedikit lebih mawas diri untuk belajar dan memperdalam ilmu agama secara benar, agar tidak terlalu mudah terlena dengan bujuk rayu musuh Islam.
Sayangnya kebanyakan mereka justru terlalu awam dengan ajaran Islam, ditambah terlalu mudah terpesona dengan apa yang lahir dari mulut musuh-musuh Islam. Seolah-olah barat itu sumber kebenaran satu-satunya. Padahal justru barat-lah yang banyak berhutang ilmu pengetahuan kepada dunia Islam.
Terus terang, metodologi penulisan hadits yang ada di dunia Islam ini hanya ada satu-satunya di dunia, bahkan sepanjang sejarah peradaban manusia. Seharusnya, barat itu datang baik-baik untuk melihat dan mengagumi buah karya anak manusia. Ilmu penulisan hadits dengan segala keistimewaannya yang kita warisi ini tidak akan pernah lagi tercipta di muka bumi. Seharusnya, Imam Al-Bukhari, Imam Muslim dan para muhaddits lainnya mendapat pulitzer atau nobel untuk karya mereka. Bahkan mungkin semua jenis penghargaan atas karya cipta yang pernah ada di atas lembaran kerak bumi ini tidak pernah bisa sebanding dengan apa yang telah mereka lakukan.
Cabang ilmu ini telah berdiri tegak dengan gagahnya lebih dari seribu tahun lamanya. Setiap kali ada orang datang mencelanya atau menafikannya, setiap kali punya ilmu ini membuktikan keagungannya.
mencari petunjuk- SERSAN SATU
- Posts : 192
Join date : 27.10.11
Reputation : 6
Re: Pandangan Orientalis Terhadap Hadits
halahhhh....ternyata cuman modal COPAS ARTIKEL thoo.....???
Kirain beneran mau MENGKRITIK....
Ya sudahlah...kalo begeto...
Percumah diterusin posting juga....lhaaa.....ditanya ini itu...ngejawabnya pake COPASAN mulu..
Kirain beneran mau MENGKRITIK....
Ya sudahlah...kalo begeto...
Percumah diterusin posting juga....lhaaa.....ditanya ini itu...ngejawabnya pake COPASAN mulu..
mang odoy- KAPTEN
- Posts : 4233
Kepercayaan : Islam
Join date : 11.10.11
Reputation : 86
Similar topics
» kritik hadits versi orientalis
» waspada golongan orientalis pengingkar hadits
» pandangan tajam terhadap politik
» Pandangan Ayatollah Khomeini terhadap Aisyah
» Pemahaman yang benar terhadap Hadits kemuliaan malam Nifsu Sya'ban
» waspada golongan orientalis pengingkar hadits
» pandangan tajam terhadap politik
» Pandangan Ayatollah Khomeini terhadap Aisyah
» Pemahaman yang benar terhadap Hadits kemuliaan malam Nifsu Sya'ban
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik