Pembunuhan Ummat Islam Oleh Ummat Budha Myanmar
Halaman 3 dari 4 • Share
Halaman 3 dari 4 • 1, 2, 3, 4
Pembunuhan Ummat Islam Oleh Ummat Budha Myanmar
First topic message reminder :
Undang undang Pemerintah Negara Myanmar Sejak 1982, sudah tidak mengakui Muslim Rohingya sebagai adalah sebagai warga negaranya. Mereka hanya dianggap sebagai imigran ilegal dari Bangladesh atau keturunannya. Dengan kondisi yang tidak menguntungkan seperti ini, kaum Rohingya pun banyak yang terpaksa memilih untuk meninggalkan Myanmar.
Islamophobia dan Rasisme Marak Dikampanyekan
Kaum Budha sangat intensif mengkampanyekan sebagai yang diistilahkan kaum kalas, seridaknya hal itu telah dimulai sejak November 2011 melalui jejaring sosial Facebook.
Pesan pesan kebencian terhadap Ummat Islam telah disebarluaskan melalui facebook Oleh Ribuan orang Buddha (baik etnis Rakhine atau non-Rakhine) dengan berbagai tuduhan dan hujatan. Dalam bulan terakhir ini, hampir tiap hari jutaan pesan kebencian terhadap Muslim menyebar di Facebook dan e-mail.
Kelalaian pemerintah dalam menyikapi issue ini, membuat para politisi etnis Rakhine secara terang terangan dan dengan arogan melawan etnis Rohingya. Oleh karena itu, mereka yang menyebut diri para patriot Buddha, terus menyebarkan informasi kebencian terhadap Islam.
Walaupun Minoritas Muslim Myanmar telah berusaha mendekati media-media mainstream Burma untuk menghentikan kampanye Islampobia itu, tetapi usaha mereka itu tidak membuahkan hasil positif, sebab media media local itu telah menolak untuk memberikan dukungan untuk memberitakan kekerasan yang terjadi itu. Akibatnya penghancuran dua Masjid dan tindakan teroris terhadap rumah-rumah kaum Muslimin di utara dan pusat Burma pada April 2012 lalu luput dari pemberitaan.
Sumber REPUBLIKA.CO.ID melaporkan korban dalam sebuah kerusuhan yang terjadi pada 8 hingga 13 juni Sebanyak 29 orang tewas dan 38 orang lainnya luka-luka di negara bagian Rakhine di Myanmar antara umat Buddha lokal dan Muslim Rohingya.
Data 16 korban dari 29 itu diantaranya adalah dari muslim Rohingya. Dan hal itu telah diumumkan oleh Menteri Keamanan Negara Bagian dan Perbatasan Kolonel Htein Lin serta Pejabat Hukum U Hla Thein dalam konferensi pers yang baru pertama kali dilakukan pemerintah daerah, sejak keadaan darurat dan peraturan jam malam diberlakukan di negara bagian itu.
Undang undang Pemerintah Negara Myanmar Sejak 1982, sudah tidak mengakui Muslim Rohingya sebagai adalah sebagai warga negaranya. Mereka hanya dianggap sebagai imigran ilegal dari Bangladesh atau keturunannya. Dengan kondisi yang tidak menguntungkan seperti ini, kaum Rohingya pun banyak yang terpaksa memilih untuk meninggalkan Myanmar.
Islamophobia dan Rasisme Marak Dikampanyekan
Kaum Budha sangat intensif mengkampanyekan sebagai yang diistilahkan kaum kalas, seridaknya hal itu telah dimulai sejak November 2011 melalui jejaring sosial Facebook.
Pesan pesan kebencian terhadap Ummat Islam telah disebarluaskan melalui facebook Oleh Ribuan orang Buddha (baik etnis Rakhine atau non-Rakhine) dengan berbagai tuduhan dan hujatan. Dalam bulan terakhir ini, hampir tiap hari jutaan pesan kebencian terhadap Muslim menyebar di Facebook dan e-mail.
Kelalaian pemerintah dalam menyikapi issue ini, membuat para politisi etnis Rakhine secara terang terangan dan dengan arogan melawan etnis Rohingya. Oleh karena itu, mereka yang menyebut diri para patriot Buddha, terus menyebarkan informasi kebencian terhadap Islam.
Walaupun Minoritas Muslim Myanmar telah berusaha mendekati media-media mainstream Burma untuk menghentikan kampanye Islampobia itu, tetapi usaha mereka itu tidak membuahkan hasil positif, sebab media media local itu telah menolak untuk memberikan dukungan untuk memberitakan kekerasan yang terjadi itu. Akibatnya penghancuran dua Masjid dan tindakan teroris terhadap rumah-rumah kaum Muslimin di utara dan pusat Burma pada April 2012 lalu luput dari pemberitaan.
Sumber REPUBLIKA.CO.ID melaporkan korban dalam sebuah kerusuhan yang terjadi pada 8 hingga 13 juni Sebanyak 29 orang tewas dan 38 orang lainnya luka-luka di negara bagian Rakhine di Myanmar antara umat Buddha lokal dan Muslim Rohingya.
Data 16 korban dari 29 itu diantaranya adalah dari muslim Rohingya. Dan hal itu telah diumumkan oleh Menteri Keamanan Negara Bagian dan Perbatasan Kolonel Htein Lin serta Pejabat Hukum U Hla Thein dalam konferensi pers yang baru pertama kali dilakukan pemerintah daerah, sejak keadaan darurat dan peraturan jam malam diberlakukan di negara bagian itu.
mencari petunjuk- SERSAN SATU
- Posts : 192
Join date : 27.10.11
Reputation : 6
Re: Pembunuhan Ummat Islam Oleh Ummat Budha Myanmar
Negara-Negara Buddhis Tidak Begitu Damai
Jakarta, Indonesia – Buddhisme adalah agama yang mengajarkan kedamaian dan akan menghasilkan kedamaian bagi yang mempraktikkan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Pertanyaan pertama yang muncul sekarang adalah, apakah pada masa sekarang negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha otomatis merupakan negara yang tingkat kedamaiannya tinggi?
Menurut studi terhadap 121 negara yang dilakukan Global Peace Index (GPI), sebuah lembaga studi dunia yang bekerja sama dengan Economist Intelligence Unit, sangatlah mengejutkan bahwa beberapa negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha berada di antara peringkat bawah dalam hal kedamaian.
Studi yang dilakukan tahun 2007 ini, meliputi berbagai segi kehidupan dari tingkat kriminalitas, pendidikan, sampai kerentanan terhadap aksi-aksi teroris. Hasil studi tersebut memperlihatkan bahwa beberapa negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha memiliki tingkat kedamaian yang minim. Hal ini nampaknya tidak terlepas dari kemelut dari masing-masing negara. Seperti Thailand yang sedang menghadapi permasalahan dengan gerakan separatis Muslim militan di bagian selatan negara itu, Myanmar dengan masalah demokrasi yang dikekang oleh pemerintah militer, Kamboja dengan kemelut politiknya. Dan mungkin yang paling terparah adalah Sri Lanka mengingat negara tersebut masih dilanda oleh perang saudara karena adanya pemberontakan.
Daftar peringkat negara-negara dalam hal kedamaian yang disajikan oleh Global Peace Index dalam websitenya www.visionofhumanity.org/gpi/results/rankings/2007/, mendapat dukungan dari beberapa tokoh perdamaian seperti Dalai Lama Ke-14; Uskup Agung Desmond Tutu; Presiden dari World Centers of Compassion for Children International, Betty Williams; mantan Presiden Amerika Serikat, Jimmy Carter; dan mantan Wakil Presiden Senior segaligus mantan Ketua Ahli Ekonomi dari Bank Dunia, Professor Joseph Stiglitz.
Namun di antara negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha, setidaknya ada tiga negara yang berada di antara peringkat atas dalam hal kedamaian, yaitu Bhutan, Korea Selatan, dan Taiwan.
Pertanyaan kedua yang muncul adalah, mengapa hal ini bisa terjadi? Jelas jawabannya bukan karena Buddhisme adalah agama yang tidak penuh dengan kedamaian. Jika karena Buddhisme adalah agama yang tidak penuh dengan kedamaian, maka seharusnya tidak ada negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha berada diperingkat atas seperti Bhutan. Tetapi hal ini lebih dikarenakan masih banyaknya umat Buddha yang belum menerapkan, mempraktikkan ajaran mulia yang terkadung dalam Buddhisme ke dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat diibaratkan seperti orang sakit yang tidak mau meminum obat yang diberikan oleh dokter, maka kesalahan bukanlah pada si dokter atau pada obatnya, tetapi pada si sakit.
Mungkin dengan adanya studi ini bisa dijadikan sebuah cermin untuk refleksi ke dalam bagi umat Buddha di seluruh dunia agar lebih meningkatkan penerapan nilai-nilai luhur dari ajaran Sang Buddha.
Berikut adalah daftar nama negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha dan negara yang memiliki populasi umat Buddha, dalam hal peringkat kedamaian.
1. Jepang (5) *
2. Bhutan (19)
3. Hong Kong (23) *
4. Singapura (29) *
5. Korea Selatan (32)
6. Vietnam (35) *
7. Taiwan (36)
8. Malaysia (37) *
9. China (60) *
10. Indonesia (78) *
11. Kamboja (85)
12. Thailand (105)
13. Myanmar (108)
14. India (109) *
15. Sri Lanka (111)
* Negara dengan populasi umat Buddha minoritas.
http://berita.bhagavant.com/2007/06/06/negara-negara-buddhis-tidak-begitu-damai.html
Jakarta, Indonesia – Buddhisme adalah agama yang mengajarkan kedamaian dan akan menghasilkan kedamaian bagi yang mempraktikkan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Pertanyaan pertama yang muncul sekarang adalah, apakah pada masa sekarang negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha otomatis merupakan negara yang tingkat kedamaiannya tinggi?
Menurut studi terhadap 121 negara yang dilakukan Global Peace Index (GPI), sebuah lembaga studi dunia yang bekerja sama dengan Economist Intelligence Unit, sangatlah mengejutkan bahwa beberapa negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha berada di antara peringkat bawah dalam hal kedamaian.
Studi yang dilakukan tahun 2007 ini, meliputi berbagai segi kehidupan dari tingkat kriminalitas, pendidikan, sampai kerentanan terhadap aksi-aksi teroris. Hasil studi tersebut memperlihatkan bahwa beberapa negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha memiliki tingkat kedamaian yang minim. Hal ini nampaknya tidak terlepas dari kemelut dari masing-masing negara. Seperti Thailand yang sedang menghadapi permasalahan dengan gerakan separatis Muslim militan di bagian selatan negara itu, Myanmar dengan masalah demokrasi yang dikekang oleh pemerintah militer, Kamboja dengan kemelut politiknya. Dan mungkin yang paling terparah adalah Sri Lanka mengingat negara tersebut masih dilanda oleh perang saudara karena adanya pemberontakan.
Daftar peringkat negara-negara dalam hal kedamaian yang disajikan oleh Global Peace Index dalam websitenya www.visionofhumanity.org/gpi/results/rankings/2007/, mendapat dukungan dari beberapa tokoh perdamaian seperti Dalai Lama Ke-14; Uskup Agung Desmond Tutu; Presiden dari World Centers of Compassion for Children International, Betty Williams; mantan Presiden Amerika Serikat, Jimmy Carter; dan mantan Wakil Presiden Senior segaligus mantan Ketua Ahli Ekonomi dari Bank Dunia, Professor Joseph Stiglitz.
Namun di antara negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha, setidaknya ada tiga negara yang berada di antara peringkat atas dalam hal kedamaian, yaitu Bhutan, Korea Selatan, dan Taiwan.
Pertanyaan kedua yang muncul adalah, mengapa hal ini bisa terjadi? Jelas jawabannya bukan karena Buddhisme adalah agama yang tidak penuh dengan kedamaian. Jika karena Buddhisme adalah agama yang tidak penuh dengan kedamaian, maka seharusnya tidak ada negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha berada diperingkat atas seperti Bhutan. Tetapi hal ini lebih dikarenakan masih banyaknya umat Buddha yang belum menerapkan, mempraktikkan ajaran mulia yang terkadung dalam Buddhisme ke dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat diibaratkan seperti orang sakit yang tidak mau meminum obat yang diberikan oleh dokter, maka kesalahan bukanlah pada si dokter atau pada obatnya, tetapi pada si sakit.
Mungkin dengan adanya studi ini bisa dijadikan sebuah cermin untuk refleksi ke dalam bagi umat Buddha di seluruh dunia agar lebih meningkatkan penerapan nilai-nilai luhur dari ajaran Sang Buddha.
Berikut adalah daftar nama negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha dan negara yang memiliki populasi umat Buddha, dalam hal peringkat kedamaian.
1. Jepang (5) *
2. Bhutan (19)
3. Hong Kong (23) *
4. Singapura (29) *
5. Korea Selatan (32)
6. Vietnam (35) *
7. Taiwan (36)
8. Malaysia (37) *
9. China (60) *
10. Indonesia (78) *
11. Kamboja (85)
12. Thailand (105)
13. Myanmar (108)
14. India (109) *
15. Sri Lanka (111)
* Negara dengan populasi umat Buddha minoritas.
http://berita.bhagavant.com/2007/06/06/negara-negara-buddhis-tidak-begitu-damai.html
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Re: Pembunuhan Ummat Islam Oleh Ummat Budha Myanmar
Thailand Larang Pengungsi Rohingya Masuki Wilayahnya
Thailand akan memulangkan orang-orang perahu Rohingya yang berasal dari Myanmar, yang berusaha berlabuh di wilayah pesisirnya, kata seorang pejabat tinggi Bangkok hari Senin (28/1/2013).
“Angkatan laut Thailand mulai sekarang akan lebih tegas terhadap mereka dan tidak akan lagi memperbolehkan mereka mendarat,” kata Sekjen Dewan Keamanan Nasional Paradorn Pattanathabuts kepada AFP.
“Jika kami menemukan mereka, kami akan memberi mereka makan, air dan kebutuhan lainnya sehingga mereka bisa pergi ke tempat tujuannya,” imbuh Paradorn.
Lebih dari 1.000 orang Rohingya ditangkap oleh Thailand setelah mendarat di wilayah negara gajah putih itu.
Paradorn menjelaskan, pengungsi Rohingya yang ditahan saat ini akan diperbolehkan tinggal di Thailand selama 6 bulan di pusat detensi imigrasi dan kantor-kantor polisi setempat, sementara pemerintah dan organisasi pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa mencari negara ketiga yang bersedia menampung mereka.
Tindakan itu diambil pemerintah setelah pihak berwenang Thailand mengaku sedang melakukan penyelidikan atas anggota militer Thailand yang terlibat dalam perdagangan manusia berupa pengungsi Rohingya.
http://www.hidayatullah.com/read/26975/28/01/2013/kanal.php?kat_id=1
Thailand akan memulangkan orang-orang perahu Rohingya yang berasal dari Myanmar, yang berusaha berlabuh di wilayah pesisirnya, kata seorang pejabat tinggi Bangkok hari Senin (28/1/2013).
“Angkatan laut Thailand mulai sekarang akan lebih tegas terhadap mereka dan tidak akan lagi memperbolehkan mereka mendarat,” kata Sekjen Dewan Keamanan Nasional Paradorn Pattanathabuts kepada AFP.
“Jika kami menemukan mereka, kami akan memberi mereka makan, air dan kebutuhan lainnya sehingga mereka bisa pergi ke tempat tujuannya,” imbuh Paradorn.
Lebih dari 1.000 orang Rohingya ditangkap oleh Thailand setelah mendarat di wilayah negara gajah putih itu.
Paradorn menjelaskan, pengungsi Rohingya yang ditahan saat ini akan diperbolehkan tinggal di Thailand selama 6 bulan di pusat detensi imigrasi dan kantor-kantor polisi setempat, sementara pemerintah dan organisasi pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa mencari negara ketiga yang bersedia menampung mereka.
Tindakan itu diambil pemerintah setelah pihak berwenang Thailand mengaku sedang melakukan penyelidikan atas anggota militer Thailand yang terlibat dalam perdagangan manusia berupa pengungsi Rohingya.
http://www.hidayatullah.com/read/26975/28/01/2013/kanal.php?kat_id=1
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Re: Pembunuhan Ummat Islam Oleh Ummat Budha Myanmar
Pengungsi Kachin terpaksa kembali ke zona berbahaya
Ribuan warga Kachin, Myanmar, terpaksa harus mengungsi melintasi perbatasan menuju Cina akibat pertempuran pecah di antara pemberontak Kachin dan pasukan pemerintah, setelah gencatan senjata selama 17 tahun.
Tapi, akhir Agustus lalu, pihak otoritas Cina mulai memulangkan para pengungsi itu. Kini mereka menyadari mereka kembali di dekat zona berbahaya dan tunawisma di Myanmar.
“Saya tidak bisa menyembunyikan kekecewaan saya tentang cara polisi Cina memperlakukan kami,” kata Thomas Lama La, 72, seorang pensiunan guru sekolah Katolik.
“Banyak dari mereka datang ke kamp-kamp pengungsian kami dan merusak semua atap tempat penampungan darurat kami, meskipun kami belum mengemaskan barang-barang kami. Kami tidak memiliki pilihan lain dan memutuskan untuk meninggalkan daerah itu. Saya harus pergi ke rumah sakit di sini karena badan saya masih begitu lemah.”
Lama La dan istrinya, bersama dengan sekitar 4.000 pengungsi Kachin lainnya, kini berada di sebuah kamp yang dikelola Gereja Katolik. Tapi, mereka telah terpisah dengan empat anak mereka, yang berada di sebuah kamp di negara bagian Shan. Dan mereka tidak berada di tempat yang aman.
“Tempat yang kami tinggal berada di zona konflik karena pertempuran terus meningkat,” kata Dalai La
Langkah Cina untuk memulangkan para pengungsi telah menuai banyak kecaman.
“Cina melecehkan hukum internasional dengan memulangkan secara paksa para pengungsi Kachin ke zona konflik yang masih aktif dimana militer Birma melalukan banyak pelanggaran,” kata Bill Frelick, direktur Program Pengungsi Human Rights Watch.
Tapi, Cina terus terdorong, bekerja sesuai batas waktu yang ditetapkan hingga 4 September untuk mengosongkan semua kamp-kamp para pengungsi Kachin di perbatasan itu. Masalah kesehatan adalah salah satu alasan utama penutupan kamp-kamp tersebut.
“Pihak berwenang Cina dari provinsi Yunnan mengatakan kepada kami mereka prihatin dengan para pengungsi karena khawatir akan penyebaran penyakit menular,” kata Sai Li, sekretaris kota Ma Jai Yang, yang dikendalikan oleh Organisasi Kemerdekaan Kachin.
“Mereka mengatakan para pengungsi telah mengungsi di Cina selama hampir satu tahun dan pihaknya tidak bisa lagi menerima mereka.”
Sai Li, yang juga wakil ketua komite tanggap pengungsi internal di Kachin, mengatakan kepada ucanews.com bahwa negosiasi dengan Cina adalah sia-sia.
“Kami terpaksa mengalah,” katanya. “Mereka bahkan menolak permintaan kami untuk menunda pemulangan para pengungsi tersebut hingga Desember, karena kesulitan transportasi akibat musim hujan.”
Meskipun banyak dari mereka menangis ketika mereka dipulangkan melintasi perbatasan, kehidupan para pengungsi di Cina tidak menyenangkan. Mereka tidak dapat bergerak bebas di luar kamp-kamp dan tidak diperbolehkan menebang pohon untuk kayu bakar.
“Kami tinggal di sebuah palungan,” kata salah satu dari mereka. “Kami mencium bau kotoran sapi terus-menerus.”
Tetapi, meskipun mereka menghadapi berbagai cobaan berat, beberapa orang mengatakan mereka senang bisa kembali ke rumah. “Kini saya bisa dimakamkan di negara saya sendiri ketika saya meninggal,” kata seorang pengungsi. “Tapi, setelah saya meninggal, saya tidak akan yakin ada perdamaian di Kachin.”
http://indonesia.ucanews.com/2012/09/14/pengungsi-kachin-terpaksa-kembali-ke-zona-berbahaya/
Ribuan warga Kachin, Myanmar, terpaksa harus mengungsi melintasi perbatasan menuju Cina akibat pertempuran pecah di antara pemberontak Kachin dan pasukan pemerintah, setelah gencatan senjata selama 17 tahun.
Tapi, akhir Agustus lalu, pihak otoritas Cina mulai memulangkan para pengungsi itu. Kini mereka menyadari mereka kembali di dekat zona berbahaya dan tunawisma di Myanmar.
“Saya tidak bisa menyembunyikan kekecewaan saya tentang cara polisi Cina memperlakukan kami,” kata Thomas Lama La, 72, seorang pensiunan guru sekolah Katolik.
“Banyak dari mereka datang ke kamp-kamp pengungsian kami dan merusak semua atap tempat penampungan darurat kami, meskipun kami belum mengemaskan barang-barang kami. Kami tidak memiliki pilihan lain dan memutuskan untuk meninggalkan daerah itu. Saya harus pergi ke rumah sakit di sini karena badan saya masih begitu lemah.”
Lama La dan istrinya, bersama dengan sekitar 4.000 pengungsi Kachin lainnya, kini berada di sebuah kamp yang dikelola Gereja Katolik. Tapi, mereka telah terpisah dengan empat anak mereka, yang berada di sebuah kamp di negara bagian Shan. Dan mereka tidak berada di tempat yang aman.
“Tempat yang kami tinggal berada di zona konflik karena pertempuran terus meningkat,” kata Dalai La
Langkah Cina untuk memulangkan para pengungsi telah menuai banyak kecaman.
“Cina melecehkan hukum internasional dengan memulangkan secara paksa para pengungsi Kachin ke zona konflik yang masih aktif dimana militer Birma melalukan banyak pelanggaran,” kata Bill Frelick, direktur Program Pengungsi Human Rights Watch.
Tapi, Cina terus terdorong, bekerja sesuai batas waktu yang ditetapkan hingga 4 September untuk mengosongkan semua kamp-kamp para pengungsi Kachin di perbatasan itu. Masalah kesehatan adalah salah satu alasan utama penutupan kamp-kamp tersebut.
“Pihak berwenang Cina dari provinsi Yunnan mengatakan kepada kami mereka prihatin dengan para pengungsi karena khawatir akan penyebaran penyakit menular,” kata Sai Li, sekretaris kota Ma Jai Yang, yang dikendalikan oleh Organisasi Kemerdekaan Kachin.
“Mereka mengatakan para pengungsi telah mengungsi di Cina selama hampir satu tahun dan pihaknya tidak bisa lagi menerima mereka.”
Sai Li, yang juga wakil ketua komite tanggap pengungsi internal di Kachin, mengatakan kepada ucanews.com bahwa negosiasi dengan Cina adalah sia-sia.
“Kami terpaksa mengalah,” katanya. “Mereka bahkan menolak permintaan kami untuk menunda pemulangan para pengungsi tersebut hingga Desember, karena kesulitan transportasi akibat musim hujan.”
Meskipun banyak dari mereka menangis ketika mereka dipulangkan melintasi perbatasan, kehidupan para pengungsi di Cina tidak menyenangkan. Mereka tidak dapat bergerak bebas di luar kamp-kamp dan tidak diperbolehkan menebang pohon untuk kayu bakar.
“Kami tinggal di sebuah palungan,” kata salah satu dari mereka. “Kami mencium bau kotoran sapi terus-menerus.”
Tetapi, meskipun mereka menghadapi berbagai cobaan berat, beberapa orang mengatakan mereka senang bisa kembali ke rumah. “Kini saya bisa dimakamkan di negara saya sendiri ketika saya meninggal,” kata seorang pengungsi. “Tapi, setelah saya meninggal, saya tidak akan yakin ada perdamaian di Kachin.”
http://indonesia.ucanews.com/2012/09/14/pengungsi-kachin-terpaksa-kembali-ke-zona-berbahaya/
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Pemerintah Myamar Menutup Mata Terhadap Kebiadaban Penjahat Budha
Yangoon (voa-islam.com) Rezim Budha di Myanmar menutup mata terhadap kejahatan yang sangat keji dan biadab yang dilakukan oleh para pengikut Budha yang melakukan sangat keji dan terkutuk terhadap Muslim di Myanmar.
Sekarang bukan hanya membantai Muslim di negeri itu, tetapi menghancurkan selluruh bangunan masjid, mushola, dan sekolah milim Muslims Myanmar. Tindakan terkutuk itu terus berlanjut, dan berbagai himbauan dunia internasional, dianggap angin lalu. Tidak dihiraukan sama sekali. Bahkan, kekejaman dan penghancuran terus berlangsung.
Sementara itu, Pemerintah Myanmar melihat peristiwa demi peristiwa penghancuran, dan pembunuhan secara keji itu, hanya menutup mata, dan bahkan pemerintah Myanmar memfasilitasinya.
Tindak kejahatan yang sangat terkutuk dan bidadab itu, yang dilakukan oleh pengikut Buddha terhadap Muslim, sekarang berlangsung dipinggiran ibukota, Naypyitaw, berlangsung pada akhir pekan. Tindakan pemerintah Myanmar sudah sangat terlambat, saat penghancuran sudah usai baru mengirimkan pasukan.
Empat rumah dan sebuah masjid di kota Tatkon di utara Naypyitaw dibakar pada Minggu malam, ungkap seorang pegawai negeri sipil di ibukota kepada Reuters, Senin.
Angka resmi mengatakan 310 orang tewas dan 120.000 orang kehilangan tempat tinggal, sebagian besar dari mereka adalah Muslim Rohingya.
Kerusuhan terbaru dimulai Rabu lalu di Meikhtila, 130 km (80 mil) utara ibukota Maynmar, yang dipicu oleh cekcok antara beberapa orang Buddha dengan Muslim menjadi toko emas, dan kemudian berubah menjadi kerusuhan di mana 32 orang tewas, ungkap Reuter.
Polisi dan tentara membiarkan pembumi-hangusan terhadap seluruh harta milik Muslim, dan bahkan penghcuran terhadap masjid dan mushola di daerah itu. Polisi dan tentara menurut media lokal hanya sedikit usaha untuk menghentikan kekerasan yang dilakukan para penjahat Buddha, termasuk para biksu, yang bersenjatakan pedang dan pisau, dan nampak sangat agressif dan berada di jalan-jalan terlibat pembunuhan dan pembantaian terhadpa Muslim.
Dalam satu insiden Sabtu malam, para penyerang membakar lebih dari 40 rumah, 38 milik umat Islam, di desa Ywadan di Yamaethin kota, kata Soe Lwin, seorang pejabat setempat. Desa ini 66 km (41 mil) selatan Meikhtila. Kemudian mereka melanjutkan dengan melakukan pembakaran terhadap masjid-masjid dan mushola di wilayah itu.
"Pada sekitar pukul 8 malam, sekitar 100 orang muncul berteriak 'Mari kita membakarnya, mari kita membakarnya," selanjutnya, mereka mulai menghancurkan rumah kami dulu, "kata seorang berusia 35 tahun pemilik toko di Ywadan, yang menolak disebutkan namanya.
"Mereka tidak terlihat seperti mereka adalah orang luar. Saya pikir itu adalah orang-orang dari daerah ini," katanya, berbicara melalui pagar sekolah di mana umat Islam mengungsi. "Saya bisa merasakan cara mereka memandang kami telah berubah sejak Meikhtila terjadi."
Ketegangan yang tinggi dan sewaktu-waktu akan meledak dan akan terjadi bumi hangus terhadap Muslim di bagian-bagian tertentu dari Yangon, bekas ibukota dan kota terbesar Myanmar. Polisi ditempatkan di luar masjid pada hari Minggu malam, menyusul pembakara masjid oleh para pengikut Budha yang dimotori oleh para biksu mereka. Sungguh sangat biadab. af/wb
http://www.voa-islam.com/news/analysis/2013/03/25/23726/pemerintah-myamar-menutup-mata-terhadap-kebiadaban-penjahat-budha/
Sekarang bukan hanya membantai Muslim di negeri itu, tetapi menghancurkan selluruh bangunan masjid, mushola, dan sekolah milim Muslims Myanmar. Tindakan terkutuk itu terus berlanjut, dan berbagai himbauan dunia internasional, dianggap angin lalu. Tidak dihiraukan sama sekali. Bahkan, kekejaman dan penghancuran terus berlangsung.
Sementara itu, Pemerintah Myanmar melihat peristiwa demi peristiwa penghancuran, dan pembunuhan secara keji itu, hanya menutup mata, dan bahkan pemerintah Myanmar memfasilitasinya.
Tindak kejahatan yang sangat terkutuk dan bidadab itu, yang dilakukan oleh pengikut Buddha terhadap Muslim, sekarang berlangsung dipinggiran ibukota, Naypyitaw, berlangsung pada akhir pekan. Tindakan pemerintah Myanmar sudah sangat terlambat, saat penghancuran sudah usai baru mengirimkan pasukan.
Empat rumah dan sebuah masjid di kota Tatkon di utara Naypyitaw dibakar pada Minggu malam, ungkap seorang pegawai negeri sipil di ibukota kepada Reuters, Senin.
Angka resmi mengatakan 310 orang tewas dan 120.000 orang kehilangan tempat tinggal, sebagian besar dari mereka adalah Muslim Rohingya.
Kerusuhan terbaru dimulai Rabu lalu di Meikhtila, 130 km (80 mil) utara ibukota Maynmar, yang dipicu oleh cekcok antara beberapa orang Buddha dengan Muslim menjadi toko emas, dan kemudian berubah menjadi kerusuhan di mana 32 orang tewas, ungkap Reuter.
Polisi dan tentara membiarkan pembumi-hangusan terhadap seluruh harta milik Muslim, dan bahkan penghcuran terhadap masjid dan mushola di daerah itu. Polisi dan tentara menurut media lokal hanya sedikit usaha untuk menghentikan kekerasan yang dilakukan para penjahat Buddha, termasuk para biksu, yang bersenjatakan pedang dan pisau, dan nampak sangat agressif dan berada di jalan-jalan terlibat pembunuhan dan pembantaian terhadpa Muslim.
Dalam satu insiden Sabtu malam, para penyerang membakar lebih dari 40 rumah, 38 milik umat Islam, di desa Ywadan di Yamaethin kota, kata Soe Lwin, seorang pejabat setempat. Desa ini 66 km (41 mil) selatan Meikhtila. Kemudian mereka melanjutkan dengan melakukan pembakaran terhadap masjid-masjid dan mushola di wilayah itu.
"Pada sekitar pukul 8 malam, sekitar 100 orang muncul berteriak 'Mari kita membakarnya, mari kita membakarnya," selanjutnya, mereka mulai menghancurkan rumah kami dulu, "kata seorang berusia 35 tahun pemilik toko di Ywadan, yang menolak disebutkan namanya.
"Mereka tidak terlihat seperti mereka adalah orang luar. Saya pikir itu adalah orang-orang dari daerah ini," katanya, berbicara melalui pagar sekolah di mana umat Islam mengungsi. "Saya bisa merasakan cara mereka memandang kami telah berubah sejak Meikhtila terjadi."
Ketegangan yang tinggi dan sewaktu-waktu akan meledak dan akan terjadi bumi hangus terhadap Muslim di bagian-bagian tertentu dari Yangon, bekas ibukota dan kota terbesar Myanmar. Polisi ditempatkan di luar masjid pada hari Minggu malam, menyusul pembakara masjid oleh para pengikut Budha yang dimotori oleh para biksu mereka. Sungguh sangat biadab. af/wb
http://www.voa-islam.com/news/analysis/2013/03/25/23726/pemerintah-myamar-menutup-mata-terhadap-kebiadaban-penjahat-budha/
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Murid Kristen Myanmar Dipaksa Cukur Rambut Seperti Budha
Sebuah grup Kristen yang membantu para kaum minoritas di berbagai tempat belahan dunia mengatakan bahwa ada murid-murid yang berasal dari etnik Chin di Myanmar dipaksa mencukur rambut mereka dan pindah agama ke Budha, meskipun presiden sudah menyatakan kebebasan beragama di sana.
"Pemerintahan Presiden Thein Sein mengklaim bahwa kebebasan beragama dilindungi oleh hukum namun kenyataannya agama Budha diperlakukan sebagai agama negara," kata Salai Ling, Direktur Program dari Chin Human Rights Organization (CHRO). CHRO adalah kelompok non laba yang didirikan di perbatasan India-Burma oleh para aktivis Chin, akibat dari cara pandang negara tersebut yang didorong oleh militer bahwa jika ingin menjadi orang Burma, harus menjadi Budha.
Populasi Chin yang berjumlah sekitar 500.000 orang, berjuang melawan kemiskinan dengan penghasilan utama mereka menjadi nelayan. Situasi ini membuat mereka mencari sekolah militer yang menyediakan makanan, pendidikan, dan pekerjaan di dalam pemerintahan ketika mereka lulus secara gratis.
"Sekolah ini didesain untuk memfasilitasi kebijakan yang dipaksakan. Sekolah-sekolah itu didirikan sebagai jalan keluar bagi kemiskinan tapi ada harga yang tinggi yang harus dibayar bagi murid Chin. Mereka diberikan pilihan antara menanggalkan identitas mereka dan mengikut Budha atau bergabung di dalam kemiliteran," kata Rachel Fleming, Direktur Penasihat CHRO. Selama satu dekade, penduduk Chin ini harus berhadapan dengan masalah seperti itu. Mereka disiksa dan ada yang terpaksa meninggalkan kampung halamannya.
Populasi Myanmar sebesar 55 juta penduduk sekitar 89 persen beragama Budha, menurut CIA Factbook, dimana Kristen Baptist sekitar 3 persen dan Katolik Roma sebesar 1 persen saja. Baik di Afrika maupun Asia, umat Kristen mungkin saja mengalami penganiayaan, bahkan di Amerika sekalipun.
http://www.jawaban.com/index.php/news/detail/id/90/news/120914120102/limit/0/Murid-Kristen-Myanmar-Dipaksa-Cukur-Rambut-Seperti-Budha
"Pemerintahan Presiden Thein Sein mengklaim bahwa kebebasan beragama dilindungi oleh hukum namun kenyataannya agama Budha diperlakukan sebagai agama negara," kata Salai Ling, Direktur Program dari Chin Human Rights Organization (CHRO). CHRO adalah kelompok non laba yang didirikan di perbatasan India-Burma oleh para aktivis Chin, akibat dari cara pandang negara tersebut yang didorong oleh militer bahwa jika ingin menjadi orang Burma, harus menjadi Budha.
Populasi Chin yang berjumlah sekitar 500.000 orang, berjuang melawan kemiskinan dengan penghasilan utama mereka menjadi nelayan. Situasi ini membuat mereka mencari sekolah militer yang menyediakan makanan, pendidikan, dan pekerjaan di dalam pemerintahan ketika mereka lulus secara gratis.
"Sekolah ini didesain untuk memfasilitasi kebijakan yang dipaksakan. Sekolah-sekolah itu didirikan sebagai jalan keluar bagi kemiskinan tapi ada harga yang tinggi yang harus dibayar bagi murid Chin. Mereka diberikan pilihan antara menanggalkan identitas mereka dan mengikut Budha atau bergabung di dalam kemiliteran," kata Rachel Fleming, Direktur Penasihat CHRO. Selama satu dekade, penduduk Chin ini harus berhadapan dengan masalah seperti itu. Mereka disiksa dan ada yang terpaksa meninggalkan kampung halamannya.
Populasi Myanmar sebesar 55 juta penduduk sekitar 89 persen beragama Budha, menurut CIA Factbook, dimana Kristen Baptist sekitar 3 persen dan Katolik Roma sebesar 1 persen saja. Baik di Afrika maupun Asia, umat Kristen mungkin saja mengalami penganiayaan, bahkan di Amerika sekalipun.
http://www.jawaban.com/index.php/news/detail/id/90/news/120914120102/limit/0/Murid-Kristen-Myanmar-Dipaksa-Cukur-Rambut-Seperti-Budha
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Biksu Buddha, Saydaw Wirathu,Serukan Boikot Bisnis Muslim Myanmar
HTI Press. Sebagaimana diberitakan oleh www.ibtimes.co.uk bahwa Biksu Buddha, Saydaw Wirathu, yang dikenal sebagai “bin Laden dari Myanmar”, telah menyerukan untuk memboikot secara nasional bisnis kaum Muslim di Myanmar dalam sebuah video kontroversial yang diunggah di YouTube.
Wirathu, yang telah memimpin kampanye penentangan terhadap kaum Muslim di Myanmar dan pernah ditangkap pada tahun 2003 karena mendistribusikan selebaran anti-Muslim, mendesak rakyat Myanmar “untuk bergabung dengan 969 biksu Buddha nasionalis” dan “hanya melakukan bisnis atau berinteraksi dengan sesama kita: sesama ras dan sesama agama”.
“Uang yang anda belanjakan di toko-toko ‘mereka’ (Muslim) akan menguntungkan musuh,” kata Wirathu. “Jadi, lakukanlah bisnis hanya dengan toko-toko yang bertanda 969 “.
Numerologi 969 berasal dari tradisi Buddhis di mana 9 adalah singkatan atribut khusus Buddha, 6 atribut khusus atas ajaran Budha atau Dhamma dan 9 untuk atribut khusus Sangha atau perintah Buddha.
Dalam cuplikan film ajaran dari biara Mandalay Ma-soe-yein, Wirathu menuduh kaum Muslim berhubungan dengan junta militer yang memerintah Myanmar selama lima dekade. Pidatonya yang bernada apartheid memberikan reaksi mengejutkan di Twitter, dimana seorang pengguna Twitter menyebutnya sebagai seorang biksu “neo-Nazi” karena menghasut anti-Muslim di Myanmar.
Wirathu berperan aktif dalam membangkitkan ketegangan di pinggiran kota Rangoon pada bulan Februari, dengan menyebarkan rumor tak berdasar bahwa sekolah setempat sedang dikembangkan menjadi masjid. Massa yang marah dari sekitar 300 umat Buddha lalu menyerang sekolah-sekolah dan toko-toko milik Musliim di Rangoon. Biksu itu mengatakan bahwa militansi “sangat penting untuk melawan ekspansi agresif oleh Muslim”. Ia juga telah terlibat dalam bentrokan bernuansa agama di Mandalay, di mana selusin orang meninggal, dalam beberapa laporan media lokal.
Bentrokan sektarian meletus pekan ini di Myanmar di kota Meikhtila, di mana massa Buddha, yang sebagian dipimpin para biksu, menyerang wilayah Muslim yang menewaskan setidaknya 20 orang tewas.
“Vihara telah mendistribusikan selebaran yang menghujat umat Islam dalam berbagai hal, dan hal ini telah berlangsung selama berbulan-bulan” kata Direktur Kampanye Myanmar Inggris Mark Farmaner.
Kaum Muslim Myanmar merupakan 4 persen total populasi 60 juta, menurut sensus pemerintah. Namun, menurut laporan kebebasan beragama tahun 2006 Departemen Luar Negeri AS, populasi non-Buddha di negara itu seringkali diremehkan dalam sensus. Para pemimpin Muslim memperkirakan bahwa sebanyak 20 persen populasi Myanmar mungkin adalah Muslim. (rz)
http://hizbut-tahrir.or.id/2013/03/28/biksu-buddha-saydaw-wirathuserukan-boikot-bisnis-muslim-myanmar/
Wirathu, yang telah memimpin kampanye penentangan terhadap kaum Muslim di Myanmar dan pernah ditangkap pada tahun 2003 karena mendistribusikan selebaran anti-Muslim, mendesak rakyat Myanmar “untuk bergabung dengan 969 biksu Buddha nasionalis” dan “hanya melakukan bisnis atau berinteraksi dengan sesama kita: sesama ras dan sesama agama”.
“Uang yang anda belanjakan di toko-toko ‘mereka’ (Muslim) akan menguntungkan musuh,” kata Wirathu. “Jadi, lakukanlah bisnis hanya dengan toko-toko yang bertanda 969 “.
Numerologi 969 berasal dari tradisi Buddhis di mana 9 adalah singkatan atribut khusus Buddha, 6 atribut khusus atas ajaran Budha atau Dhamma dan 9 untuk atribut khusus Sangha atau perintah Buddha.
Dalam cuplikan film ajaran dari biara Mandalay Ma-soe-yein, Wirathu menuduh kaum Muslim berhubungan dengan junta militer yang memerintah Myanmar selama lima dekade. Pidatonya yang bernada apartheid memberikan reaksi mengejutkan di Twitter, dimana seorang pengguna Twitter menyebutnya sebagai seorang biksu “neo-Nazi” karena menghasut anti-Muslim di Myanmar.
Wirathu berperan aktif dalam membangkitkan ketegangan di pinggiran kota Rangoon pada bulan Februari, dengan menyebarkan rumor tak berdasar bahwa sekolah setempat sedang dikembangkan menjadi masjid. Massa yang marah dari sekitar 300 umat Buddha lalu menyerang sekolah-sekolah dan toko-toko milik Musliim di Rangoon. Biksu itu mengatakan bahwa militansi “sangat penting untuk melawan ekspansi agresif oleh Muslim”. Ia juga telah terlibat dalam bentrokan bernuansa agama di Mandalay, di mana selusin orang meninggal, dalam beberapa laporan media lokal.
Bentrokan sektarian meletus pekan ini di Myanmar di kota Meikhtila, di mana massa Buddha, yang sebagian dipimpin para biksu, menyerang wilayah Muslim yang menewaskan setidaknya 20 orang tewas.
“Vihara telah mendistribusikan selebaran yang menghujat umat Islam dalam berbagai hal, dan hal ini telah berlangsung selama berbulan-bulan” kata Direktur Kampanye Myanmar Inggris Mark Farmaner.
Kaum Muslim Myanmar merupakan 4 persen total populasi 60 juta, menurut sensus pemerintah. Namun, menurut laporan kebebasan beragama tahun 2006 Departemen Luar Negeri AS, populasi non-Buddha di negara itu seringkali diremehkan dalam sensus. Para pemimpin Muslim memperkirakan bahwa sebanyak 20 persen populasi Myanmar mungkin adalah Muslim. (rz)
http://hizbut-tahrir.or.id/2013/03/28/biksu-buddha-saydaw-wirathuserukan-boikot-bisnis-muslim-myanmar/
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Wanita Muslim Rohingya Beberkan Kekejaman Militer Myanmar
Yangon, - Zohara Khatun masih ingat bagaimana ayahnya dibunuh pasukan militer Myanmar pada Juni lalu. Wanita itu bersama keluarganya yang tersisa kini bersembunyi di Bangladesh.
"Ayah saya ditembak mati oleh militer Burma di depan saya. Seluruh desa kami dihancurkan. Kami lari menyelamatkan diri. Saya belum tahu apa yang terjadi pada ibu saya," ujar Khatun kepada BBC.
Khatun merupakan salah satu warga muslim Rohingya yang berhasil menyeberang ke Bangladesh menyusul kekerasan sektarian yang terjadi di Provinsi Rakhine, Myanmar barat pada Juni lalu. Dikatakan Khatun, desa mereka diserang polisi dan militer Myanmar saat terjadi bentrokan antara warga mayoritas Buddha dan warga minoritas muslim Rohingya.
Hampir 80 orang dilaporkan tewas dalam peristiwa tersebut dan banyak orang kehilangan tempat tinggal karena rumah-rumah mereka dibakar. Bentrokan massa Buddha dan Rohingya kabarnya dipicu oleh pemerkosaan dan pembunuhan seorang wanita muda Buddha di Rakhine pada Mei lalu. Sejak itu, serangkaian kekerasan sektarian terus terjadi.
Seorang saksi mata mengungkapkan bagaimana polisi Myanmar menembaki muslim Rohingya saat terjadi bentrokan dengan massa Buddha.
"Suami saya tewas dalam kerusuhan itu. Polisi Burma hanya menembaki muslim saja, bukan warga Buddha. Militer cuma menyaksikan dari atas atap-atap rumah dan mereka tidak mengintervensi," cetus Sayeda Begum, seorang wanita Rohingya.
Menurut kelompok-kelompok HAM, hingga saat ini, pasukan militer Myanmar masih terus melakukan kekerasan dan penangkapan massal terhadap warga Rohingya. Akibatnya, puluhan ribu warga Rohingya kabur ke negara-negara lain, khususnya Bangladesh. Namun di Bangladesh pun mereka ditolak karena jumlah mereka sudah terlalu banyak di negeri itu.
http://news.detik.com/read/2012/08/01/173400/1980694/1148/wanita-muslim-rohingya-beberkan-kekejaman-militer-myanmar?nd771104bcj
"Ayah saya ditembak mati oleh militer Burma di depan saya. Seluruh desa kami dihancurkan. Kami lari menyelamatkan diri. Saya belum tahu apa yang terjadi pada ibu saya," ujar Khatun kepada BBC.
Khatun merupakan salah satu warga muslim Rohingya yang berhasil menyeberang ke Bangladesh menyusul kekerasan sektarian yang terjadi di Provinsi Rakhine, Myanmar barat pada Juni lalu. Dikatakan Khatun, desa mereka diserang polisi dan militer Myanmar saat terjadi bentrokan antara warga mayoritas Buddha dan warga minoritas muslim Rohingya.
Hampir 80 orang dilaporkan tewas dalam peristiwa tersebut dan banyak orang kehilangan tempat tinggal karena rumah-rumah mereka dibakar. Bentrokan massa Buddha dan Rohingya kabarnya dipicu oleh pemerkosaan dan pembunuhan seorang wanita muda Buddha di Rakhine pada Mei lalu. Sejak itu, serangkaian kekerasan sektarian terus terjadi.
Seorang saksi mata mengungkapkan bagaimana polisi Myanmar menembaki muslim Rohingya saat terjadi bentrokan dengan massa Buddha.
"Suami saya tewas dalam kerusuhan itu. Polisi Burma hanya menembaki muslim saja, bukan warga Buddha. Militer cuma menyaksikan dari atas atap-atap rumah dan mereka tidak mengintervensi," cetus Sayeda Begum, seorang wanita Rohingya.
Menurut kelompok-kelompok HAM, hingga saat ini, pasukan militer Myanmar masih terus melakukan kekerasan dan penangkapan massal terhadap warga Rohingya. Akibatnya, puluhan ribu warga Rohingya kabur ke negara-negara lain, khususnya Bangladesh. Namun di Bangladesh pun mereka ditolak karena jumlah mereka sudah terlalu banyak di negeri itu.
http://news.detik.com/read/2012/08/01/173400/1980694/1148/wanita-muslim-rohingya-beberkan-kekejaman-militer-myanmar?nd771104bcj
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Reformasi Myanmar, Umat Kristen tetap Tertindas!
Reformasi Myanmar tentu mengembalikan kembali harapan kesejahteraan masyarakatnya yang selama belasan tahun dikuasai junta militer yang berkuasa dengan tangan besi. Berbagai perubahan dan kebijakan baru telah terjadi. Namun nasib tiga juta umat Kristen disana tetaplah sama. Mereka masih tertindas.
Didalam tiga juta umat Kristen ini, terdapat 150.000 Orang Pengungsi Internal (IDP) yang tinggal di 4.000 kamp-kamp di bagian barat Karen. Kehidupan mereka terancam karena wilayah yang dikelilingi oleh arena pertempuran. Diantaranya adalah ledakan ranjau darat, senjata, mortar, bahkan peperangan antara gerilyawan bersenjata dan tentara pemerintah Myanmar.
Peperangan tersebut sering menargetkan masyarakat sipil yang beragama Kristen. Mengapa umat Kristen menjadi sasaran? Karena Kristen tidak sejalan dengan agama mayoritas negara. Untuk itu kini pemerintah Myanmar tengah mencoba untuk membuat perjanjian resmi dengan kaum etnik untuk melakukan gencatan senjata.
Mari sejenak memusatkan perhatian kita bagi saudara-saudar seiman kita di Myanmar. Berdoa bagi mereka yang saat ini berada dalam kamp yang terisolasi dari dunia luar. Dimana kita tidak mengetahui ketersediaan makanan ataupun kesejahteraan untuk mereka. Kita percaya bersama Kuasa Tuhan yang luar biasa akan segera melawat Myanmar!
http://www.jawaban.com/index.php/news/detail/id/90/news/120511232701/limit/0/Reformasi-Myanmar-Umat-Kristen-tetap-Tertindas
Didalam tiga juta umat Kristen ini, terdapat 150.000 Orang Pengungsi Internal (IDP) yang tinggal di 4.000 kamp-kamp di bagian barat Karen. Kehidupan mereka terancam karena wilayah yang dikelilingi oleh arena pertempuran. Diantaranya adalah ledakan ranjau darat, senjata, mortar, bahkan peperangan antara gerilyawan bersenjata dan tentara pemerintah Myanmar.
Peperangan tersebut sering menargetkan masyarakat sipil yang beragama Kristen. Mengapa umat Kristen menjadi sasaran? Karena Kristen tidak sejalan dengan agama mayoritas negara. Untuk itu kini pemerintah Myanmar tengah mencoba untuk membuat perjanjian resmi dengan kaum etnik untuk melakukan gencatan senjata.
Mari sejenak memusatkan perhatian kita bagi saudara-saudar seiman kita di Myanmar. Berdoa bagi mereka yang saat ini berada dalam kamp yang terisolasi dari dunia luar. Dimana kita tidak mengetahui ketersediaan makanan ataupun kesejahteraan untuk mereka. Kita percaya bersama Kuasa Tuhan yang luar biasa akan segera melawat Myanmar!
http://www.jawaban.com/index.php/news/detail/id/90/news/120511232701/limit/0/Reformasi-Myanmar-Umat-Kristen-tetap-Tertindas
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Cina tangkapi warga Kristiani
Setidaknya 20 penganut Kristen Protestan Cina ditangkap ketika berkumpul hendak menjalankan misa Paskah di Beijing.
Jemaat dari gereja Shouwang hendak menjalankan upacara sembahyang di luar karena mereka tidak memiliki gedung sama sekali.
Dalam beberapa minggu terakhir polisi telah menangkap belasan orang dari gereja yang memiliki sekitar 1000 jemaat itu.
Pihak berwenang juga melakukan penekanan yang lebih luas -- mengganggu wartawan asing dan menangkapi pengacara dan aktivis.
Salah satu tahanan yang paling terkenal adalah seniman Ai Weiwei, yang ditangkap saat hendak naik pesawat awal bulan ini.
Keluarganya mengatakan tidak tahu keberadaannya dan apakah ia dituduh melakukan pelanggaran, atau apakah ia secara resmi ditangkap.
Undang undang Cina menjamin kebebasan beragama, tetapi Partai Komunis mengontrol tempat peribadatan.
Diperkirakan ada 70 juta ummat Kristiani di Cina, dengan 20 juta diantaranya beribadat di gereja yang direstui pemerintah.
Sisanya beribadat dengan kelompok yang tak terdaftar atau gereja rumah.
Kelompok-kelompok ini pada dasarnya ditolerir, tetapi pemimpin gereja Shouwang belakangan membuat jengkel pemerintah karena hendak menjalankan peribadatan di tempat terbuka.
Wartawan BBC Damian Grammaticas di Beijing mengatakan polisi sudah bersiap siaga di setiap pojok jalan ketika para jemaat dijadwalkan bertemu Minggu pagi.
Dikatakan siapapun yang diduga anggota gereja Shouwang dimasukkan ke bis dan dibawa ke kantor polisi.
Salah satu pemimpin gereja tersebut, Jin Tianming, yang berstatus tahanan rumah, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa sekitar 20 hingga 30 jemaatnya ditahan kepolisian.
Ia mengatakan mereka yang ditahan dibawa ke kantor polisi yang berbeda-beda.
Sekitar 100 jemaat Shouwang ditahan awal bulan ini dan 12 pemimpinnya dikenai status tahanan rumah.
Bob Fu dari Christian China Aid Association yang berpusat di Amerika mengatakan pencekalan terhadap warga Kristen justru lebih besar lagi di Beijing.
Ia mengatakan tekanan juga dialami warga di kota Guangzhou karena mereka tidak diberi ijin untuk menggelar peringatan Paskah.
Pihak berwajib belum memberikan komentarnya atas penahanan maupun berbagai tuduhan yang dialamatkan kepada mereka.
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/04/110424_china_protestant.shtml
Jemaat dari gereja Shouwang hendak menjalankan upacara sembahyang di luar karena mereka tidak memiliki gedung sama sekali.
Dalam beberapa minggu terakhir polisi telah menangkap belasan orang dari gereja yang memiliki sekitar 1000 jemaat itu.
Pihak berwenang juga melakukan penekanan yang lebih luas -- mengganggu wartawan asing dan menangkapi pengacara dan aktivis.
Salah satu tahanan yang paling terkenal adalah seniman Ai Weiwei, yang ditangkap saat hendak naik pesawat awal bulan ini.
Keluarganya mengatakan tidak tahu keberadaannya dan apakah ia dituduh melakukan pelanggaran, atau apakah ia secara resmi ditangkap.
Undang undang Cina menjamin kebebasan beragama, tetapi Partai Komunis mengontrol tempat peribadatan.
Diperkirakan ada 70 juta ummat Kristiani di Cina, dengan 20 juta diantaranya beribadat di gereja yang direstui pemerintah.
Sisanya beribadat dengan kelompok yang tak terdaftar atau gereja rumah.
Kelompok-kelompok ini pada dasarnya ditolerir, tetapi pemimpin gereja Shouwang belakangan membuat jengkel pemerintah karena hendak menjalankan peribadatan di tempat terbuka.
Wartawan BBC Damian Grammaticas di Beijing mengatakan polisi sudah bersiap siaga di setiap pojok jalan ketika para jemaat dijadwalkan bertemu Minggu pagi.
Dikatakan siapapun yang diduga anggota gereja Shouwang dimasukkan ke bis dan dibawa ke kantor polisi.
Salah satu pemimpin gereja tersebut, Jin Tianming, yang berstatus tahanan rumah, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa sekitar 20 hingga 30 jemaatnya ditahan kepolisian.
Ia mengatakan mereka yang ditahan dibawa ke kantor polisi yang berbeda-beda.
Sekitar 100 jemaat Shouwang ditahan awal bulan ini dan 12 pemimpinnya dikenai status tahanan rumah.
Bob Fu dari Christian China Aid Association yang berpusat di Amerika mengatakan pencekalan terhadap warga Kristen justru lebih besar lagi di Beijing.
Ia mengatakan tekanan juga dialami warga di kota Guangzhou karena mereka tidak diberi ijin untuk menggelar peringatan Paskah.
Pihak berwajib belum memberikan komentarnya atas penahanan maupun berbagai tuduhan yang dialamatkan kepada mereka.
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/04/110424_china_protestant.shtml
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Cina Tak Pernah Memberikan Hak Hidup Muslim Uyghur
Beijing (voa-islam.com) Rezim komunis di China tak pernah memberikan hak d dasar bagi Muslim Uyghur. Rezim komunis China melakukan tindakan preventif terhadap setiap usaha-usaha yang dilakukan olen Muslim Uyghur yang ingin menegakkan agama mereka.
Agama Islam sebagai ancaman bagi doktrim komunis yang athies. Karena itu, pemerintah China tak pernah memberi hak hidup bagi agama Islam di negeri itu. Terutama terkait dengan keyakinan agama mereka, Islam.
Maka, tindakan pemerintah Cina selalu bertindak repressif, seperti belum lama ini pemerintah China memenjarakan 20 Muslim Uyghur yang berjuang ingin mendapatkan kebebasan agama.
Pengadilan China telah menuduh 20 Muslim Uyghur menggalang gerakan separatisme dan menyebarkan propaganda. Dibagian lain, juru bicara Kongres Muslim Uighur Dunia di pengasingan mengatakan tindakan pemerintah China itu, sebagai tindakan yang sangat tidak manusiawi, karena mengekang hak-hak dasar minoritas, Rabu.
Menurut situs berita pemerintah di Turkestan Timur di Cina barat, pengadilan di Kashgar dan Bayingol telah menuduh 20 Muslim Uyghur sebagai, "ekstremisme agama" dan menyebarkan propaganda.
Dilxat Raxit, juru bicara Kongres Muslim Uighur Dunia di pengasingan, mengatakan 20 Muslim Uyghur itu hanya mendengarkan Radio Asia dan menggunakan internet untuk membahas pentingnya kebebasan beragama dan budaya.
"Memberikan hukuman berat untuk Muslim Uighur sebabagai alasan terorisme adalah cara khusus China melaksanakan penindasan," katanya dalam sebuah pernyataan email, yang menyatakan bahwa "Tujuannya adalah untuk meneror warga Muslim Uighur dalam usaha meninggalkan hak-hak mereka."
Mengenai hukuman mati terhadap 3 Muslim Uyghur dan 1 Muslim Uyghur dengan hukuman penjara seumur hidup, Raxit mengatakan empat orang telah ditolak pengacara pilihan mereka.
Banyak Mulsim Uighur, yang berbicara bahasa Turki adalah orang Muslim asli Turkestan Timur, yang sekarang barada dibawah kontrol pemerintah China, bahasa agama dan budaya mereka Islam, dan mereka telah melaksanakan ajaran Islam, seperti puasa selama bulan Ramadhan, dan pemerintah China melarang mereka berpuasa.
Polisi China menutup sekolah-sekolah Quran bulan Juni tahun lalu, dan keputusan baru-baru ini melarang pemuda di bawah 18 tahun, perempuan, dan anggota Partai Komunis dan PNS pergi ke masjid.
China telah menahan dan mengintimidasi ratusan Mulsim Uyghur yang berbicara mengenai pelanggaran hak asasi menyusul kerusuhan di ibukota daerah pada tahun 2009, ungkap menurut Amnesty International.
Sementara itu, para imigran China yang hidup di negeri-negeri Muslim menikmati kebebasan, dan mereka dapat melaksakan keyakinan mereka, dan bahkan mereka menguasai asset ekonomi, dan memperbudak bangsa di mana mereka tinggal. af/hh.
http://www.voa-islam.com/news/analysis/2013/03/28/23775/cina-tak-pernah-memberikan-hak-hidup-muslim-uyghur/
Agama Islam sebagai ancaman bagi doktrim komunis yang athies. Karena itu, pemerintah China tak pernah memberi hak hidup bagi agama Islam di negeri itu. Terutama terkait dengan keyakinan agama mereka, Islam.
Maka, tindakan pemerintah Cina selalu bertindak repressif, seperti belum lama ini pemerintah China memenjarakan 20 Muslim Uyghur yang berjuang ingin mendapatkan kebebasan agama.
Pengadilan China telah menuduh 20 Muslim Uyghur menggalang gerakan separatisme dan menyebarkan propaganda. Dibagian lain, juru bicara Kongres Muslim Uighur Dunia di pengasingan mengatakan tindakan pemerintah China itu, sebagai tindakan yang sangat tidak manusiawi, karena mengekang hak-hak dasar minoritas, Rabu.
Menurut situs berita pemerintah di Turkestan Timur di Cina barat, pengadilan di Kashgar dan Bayingol telah menuduh 20 Muslim Uyghur sebagai, "ekstremisme agama" dan menyebarkan propaganda.
Dilxat Raxit, juru bicara Kongres Muslim Uighur Dunia di pengasingan, mengatakan 20 Muslim Uyghur itu hanya mendengarkan Radio Asia dan menggunakan internet untuk membahas pentingnya kebebasan beragama dan budaya.
"Memberikan hukuman berat untuk Muslim Uighur sebabagai alasan terorisme adalah cara khusus China melaksanakan penindasan," katanya dalam sebuah pernyataan email, yang menyatakan bahwa "Tujuannya adalah untuk meneror warga Muslim Uighur dalam usaha meninggalkan hak-hak mereka."
Mengenai hukuman mati terhadap 3 Muslim Uyghur dan 1 Muslim Uyghur dengan hukuman penjara seumur hidup, Raxit mengatakan empat orang telah ditolak pengacara pilihan mereka.
Banyak Mulsim Uighur, yang berbicara bahasa Turki adalah orang Muslim asli Turkestan Timur, yang sekarang barada dibawah kontrol pemerintah China, bahasa agama dan budaya mereka Islam, dan mereka telah melaksanakan ajaran Islam, seperti puasa selama bulan Ramadhan, dan pemerintah China melarang mereka berpuasa.
Polisi China menutup sekolah-sekolah Quran bulan Juni tahun lalu, dan keputusan baru-baru ini melarang pemuda di bawah 18 tahun, perempuan, dan anggota Partai Komunis dan PNS pergi ke masjid.
China telah menahan dan mengintimidasi ratusan Mulsim Uyghur yang berbicara mengenai pelanggaran hak asasi menyusul kerusuhan di ibukota daerah pada tahun 2009, ungkap menurut Amnesty International.
Sementara itu, para imigran China yang hidup di negeri-negeri Muslim menikmati kebebasan, dan mereka dapat melaksakan keyakinan mereka, dan bahkan mereka menguasai asset ekonomi, dan memperbudak bangsa di mana mereka tinggal. af/hh.
http://www.voa-islam.com/news/analysis/2013/03/28/23775/cina-tak-pernah-memberikan-hak-hidup-muslim-uyghur/
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Korea Utara “Penganiaya Kristen Terburuk”
Dua organisasi keagamaan yang bergerak di bidang hak asasi manusia dari Eropa mencap Korea Utara sebagai penganiaya terburuk di dunia terhadap umat Kristen.
Yang ketiga adalah Robert Park, aktivis Kristen keturunan Korea-Amerika yang ditahan karena memasuki Korea Utara secara ilegal. Dia menjadi tahanan politik dan memohon kepada masyarakat untuk menulis surat protes kepada Kedutaan Korea Utara di London.
Park, 28, berjalan menyeberangi Sungai Tumen yang membeku dari China ke Korea Utara pada Hari Natal, dengan membawa surat-surat untuk pemimpin Korea Utara, Kim Jong-il.
Ia sangat sadar bahwa dia bisa ditangkap dan berkata sebelum perjalanannya bahwa dia ingin mendekam dalam penjara sampai kamp-kamp kerja paksa yang terkenal di Korea Utara itu ditutup.
Christian Solidarity Worldwide, kelompok yang berkampanye atas namanya, mengakui bahwa nada mesianis yang digunakan Park itu menimbulkan sejumlah ejekan. Tapi, kata kelompok itu, kerja paksa, kekurangan pangan, dan siksaan yang brutal sering menyebabkan kematian di kamp-kamp itu. Di sana, katanya, terdapat 200.000 tahanan.
Kelompok itu mengatakan, dia mendapat informasi dari seorang wanita yang pernah ditahan bahwa setiap bulan ada 30 hingga 40 orang mati di kamp tempat dia ditahan.
Melalui pers Katolik di Inggris, kelompok itu sangat memohon ”doa dan protes terhadap Korea Utara” agar kamp-kamp itu ditutup, orang yang lapar diberi makanan, dan rezim penguasa terbuka untuk inspeksi dari luar.
Sementara itu, Korea Utara kembali menduduki peringkat teratas dalam World Watch List, atau daftar 50 negara yang memperlakukan umat Kristen dengan buruk yang dikeluarkan Open Doors International yang berbasis di Belanda. Kemudian disusul Iran dan Arab Saudi.
Di Pyongyang, ibukota Korea Utara yang berpenduduk 2,7 juta jiwa, hanya ada satu gereja Katolik dan dua gereja Protestan disetujui pemerintah. Hampir 70.000 orang Kristen dipenjarakan di Korea Utara, demikian klaim dari Open Doors.
Kelompok Release International dari Inggris mengatakan dalam majalah “Release” edisi terbaru bahwa tahanan di Korea Utara mendapat “perlakuan brutal dalam kondisi mengerikan.” Situasi ini kemungkinan akan menjadi lebih buruk tahun ini, tambahnya, “karena ekonomi merosot mendekati kehancuran. “
http://indonesia.ucanews.com/2010/01/19/korea-korea-utara-penganiaya-kristen-terburuk/
Yang ketiga adalah Robert Park, aktivis Kristen keturunan Korea-Amerika yang ditahan karena memasuki Korea Utara secara ilegal. Dia menjadi tahanan politik dan memohon kepada masyarakat untuk menulis surat protes kepada Kedutaan Korea Utara di London.
Park, 28, berjalan menyeberangi Sungai Tumen yang membeku dari China ke Korea Utara pada Hari Natal, dengan membawa surat-surat untuk pemimpin Korea Utara, Kim Jong-il.
Ia sangat sadar bahwa dia bisa ditangkap dan berkata sebelum perjalanannya bahwa dia ingin mendekam dalam penjara sampai kamp-kamp kerja paksa yang terkenal di Korea Utara itu ditutup.
Christian Solidarity Worldwide, kelompok yang berkampanye atas namanya, mengakui bahwa nada mesianis yang digunakan Park itu menimbulkan sejumlah ejekan. Tapi, kata kelompok itu, kerja paksa, kekurangan pangan, dan siksaan yang brutal sering menyebabkan kematian di kamp-kamp itu. Di sana, katanya, terdapat 200.000 tahanan.
Kelompok itu mengatakan, dia mendapat informasi dari seorang wanita yang pernah ditahan bahwa setiap bulan ada 30 hingga 40 orang mati di kamp tempat dia ditahan.
Melalui pers Katolik di Inggris, kelompok itu sangat memohon ”doa dan protes terhadap Korea Utara” agar kamp-kamp itu ditutup, orang yang lapar diberi makanan, dan rezim penguasa terbuka untuk inspeksi dari luar.
Sementara itu, Korea Utara kembali menduduki peringkat teratas dalam World Watch List, atau daftar 50 negara yang memperlakukan umat Kristen dengan buruk yang dikeluarkan Open Doors International yang berbasis di Belanda. Kemudian disusul Iran dan Arab Saudi.
Di Pyongyang, ibukota Korea Utara yang berpenduduk 2,7 juta jiwa, hanya ada satu gereja Katolik dan dua gereja Protestan disetujui pemerintah. Hampir 70.000 orang Kristen dipenjarakan di Korea Utara, demikian klaim dari Open Doors.
Kelompok Release International dari Inggris mengatakan dalam majalah “Release” edisi terbaru bahwa tahanan di Korea Utara mendapat “perlakuan brutal dalam kondisi mengerikan.” Situasi ini kemungkinan akan menjadi lebih buruk tahun ini, tambahnya, “karena ekonomi merosot mendekati kehancuran. “
http://indonesia.ucanews.com/2010/01/19/korea-korea-utara-penganiaya-kristen-terburuk/
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Re: Pembunuhan Ummat Islam Oleh Ummat Budha Myanmar
Sekadar mengingatkan rekan-rekan muslim, kotak berikut adalah "odometer" serangan mematikan yang dilakukan oleh teman seukuwah anda di seluruh dunia, sejak 911 hingga terkini
Andi Cactusa- LETNAN DUA
-
Posts : 784
Kepercayaan : Protestan
Location : Jakarta
Join date : 08.10.12
Reputation : 30
Re: Pembunuhan Ummat Islam Oleh Ummat Budha Myanmar
Andi Cactusa wrote:Sekadar mengingatkan rekan-rekan muslim, kotak berikut adalah "odometer" serangan mematikan yang dilakukan oleh teman seukuwah anda di seluruh dunia, sejak 911 hingga terkini
Sekedar mengingatkan rekan-rekan, kotak berikut adalah grafik jumlah kasus penganiayaan yang dilakukan oleh Partai Komunis China di Republik Rakyat China, sejak 2002 hingga terkini
http://en.minghui.org/html/articles/2009/8/14/110016.html
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Re: Pembunuhan Ummat Islam Oleh Ummat Budha Myanmar
Sekedar mengingatkan rekan-rekan, kotak berikut adalah grafik jumlah kasus penganiayaan yang dilakukan oleh Partai Komunis China di Republik Rakyat China, sejak 2002 hingga terkini
Enlarge this image Click to see fullsize
http://en.minghui.org/html/articles/2009/8/14/110016.html"
Oh karena krg data tentang Buddhis jadi sekarang mainannya dibandingin ama Komunis di Cina? Komunisme itu idealisme lagi, bukan agama kalau mau membandingkan sesuatu cari dr yg levelnya sama. Negara juga bkn agama, sistem pemerintahan apalagi...
Asal ente tahu konflik antar-etnis itu dilatarbelakangi kesenjangan sosial, dan dikatalisir oleh terbentuknya mayoritas-minoritas dan kebijakan yg hampir pasti berpihak pd si mayoritas. Ini sduah hukum alam di mana-mana. Orang yg jernih pikirannya dan benar2 mau menyelesaikan persoalan (termasuk persoalan yg sama di Indonesia, Poso, Sampit, dan potensi konflik di kemudian hari) harusnya bisa melihat akar penyebab masalah dan mengusulkan saran-saran agar semua pihak bisa hidup dengan damai dan adil. Bukannya melihatnya sebagai kesempatan untuk ngajak berantem, kesempatan untuk nunjuk2 agama lain, di balik itu semua mungkin ada hasrat utk mengalihyakinkan org lain yg begitu membara. Kalau begitu, dari kacamata saya yg bodoh, niat Anda tidaklah mulia sama sekali bagi kehidupan manusia di muka bumi.
Baca juga ini, biar tambah luas pengetahuan lu...asal jgn pake kacamata kuda juga, klo dari awal udah ga mau nerima opini org lain dan mencari2 kesalahan daripadanya, mending ga usah dibaca sama sekali
http://grevada.com/apa-yang-sebenarnya-terjadi-di-burma/
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Pembunuhan Ummat Islam Oleh Ummat Budha Myanmar
Emiliana wrote:
Sekedar mengingatkan rekan-rekan, kotak berikut adalah grafik jumlah kasus penganiayaan yang dilakukan oleh Partai Komunis China di Republik Rakyat China, sejak 2002 hingga terkini
Enlarge this image Click to see fullsize
http://en.minghui.org/html/articles/2009/8/14/110016.html"
Oh karena krg data tentang Buddhis jadi sekarang mainannya dibandingin ama Komunis di Cina? Komunisme itu idealisme lagi, bukan agama kalau mau membandingkan sesuatu cari dr yg levelnya sama. Negara juga bkn agama, sistem pemerintahan apalagi...
Asal ente tahu konflik antar-etnis itu dilatarbelakangi kesenjangan sosial, dan dikatalisir oleh terbentuknya mayoritas-minoritas dan kebijakan yg hampir pasti berpihak pd si mayoritas. Ini sduah hukum alam di mana-mana. Orang yg jernih pikirannya dan benar2 mau menyelesaikan persoalan (termasuk persoalan yg sama di Indonesia, Poso, Sampit, dan potensi konflik di kemudian hari) harusnya bisa melihat akar penyebab masalah dan mengusulkan saran-saran agar semua pihak bisa hidup dengan damai dan adil. Bukannya melihatnya sebagai kesempatan untuk ngajak berantem, kesempatan untuk nunjuk2 agama lain, di balik itu semua mungkin ada hasrat utk mengalihyakinkan org lain yg begitu membara. Kalau begitu, dari kacamata saya yg bodoh, niat Anda tidaklah mulia sama sekali bagi kehidupan manusia di muka bumi.
Baca juga ini, biar tambah luas pengetahuan lu...asal jgn pake kacamata kuda juga, klo dari awal udah ga mau nerima opini org lain dan mencari2 kesalahan daripadanya, mending ga usah dibaca sama sekali
http://grevada.com/apa-yang-sebenarnya-terjadi-di-burma/
yah.. dia kan "sampah"! hahahahaha..
suku rohingnya juga tidak di terima di bangladesh.
Bangladesh Larang Badan Amal Internasional Bantu Pengungsi Rohingya
http://www.voaindonesia.com/content/bangladesh-larang-badan-amal-internasional-bantu-pengungsi-rohingnya/1453673.html
jadi suku rohingnya ini adalah suku "perusuh" di myanmar. setidaknya ini anggapan warga myanmar.
suku ini juga tidak di terima juga di negara negara islam. jadi hanya kebetulan saja mereka beragama islam.
ini sama seperti kasus sampit. madura vs dayak.
dayak memang mayoritas non muslim. tetapi bukan berarti madura dianggap sebagai islam. kenapa? krn semua orang punye stereotip tersendiri terhadap orang madura. makanya kasus madura tidak sampai jadi kayak kasus rohingnya.
yg ribut rohingnya kan krn mereka ga pernah tau dan merasakan hidup ama rohingnya. lha ampe banglades yg tetanggaan aja ga mau terima kok. padahal rohingnya dianggap suku bengali. baik dari budaya maupun fisik. kenapa banglades ga mau terima mereka? krn banglades tau kelakuan rohingnya!!
ramayana- Pengembara
-
Posts : 3479
Location : Jerusalem
Join date : 21.07.12
Reputation : 8
Re: Pembunuhan Ummat Islam Oleh Ummat Budha Myanmar
Emiliana wrote:
Sekedar mengingatkan rekan-rekan, kotak berikut adalah grafik jumlah kasus penganiayaan yang dilakukan oleh Partai Komunis China di Republik Rakyat China, sejak 2002 hingga terkini
Enlarge this image Click to see fullsize
http://en.minghui.org/html/articles/2009/8/14/110016.html"
Oh karena krg data tentang Buddhis jadi sekarang mainannya dibandingin ama Komunis di Cina? Komunisme itu idealisme lagi, bukan agama kalau mau membandingkan sesuatu cari dr yg levelnya sama. Negara juga bkn agama, sistem pemerintahan apalagi...
Asal ente tahu konflik antar-etnis itu dilatarbelakangi kesenjangan sosial, dan dikatalisir oleh terbentuknya mayoritas-minoritas dan kebijakan yg hampir pasti berpihak pd si mayoritas. Ini sduah hukum alam di mana-mana. Orang yg jernih pikirannya dan benar2 mau menyelesaikan persoalan (termasuk persoalan yg sama di Indonesia, Poso, Sampit, dan potensi konflik di kemudian hari) harusnya bisa melihat akar penyebab masalah dan mengusulkan saran-saran agar semua pihak bisa hidup dengan damai dan adil. Bukannya melihatnya sebagai kesempatan untuk ngajak berantem, kesempatan untuk nunjuk2 agama lain, di balik itu semua mungkin ada hasrat utk mengalihyakinkan org lain yg begitu membara. Kalau begitu, dari kacamata saya yg bodoh, niat Anda tidaklah mulia sama sekali bagi kehidupan manusia di muka bumi.
Baca juga ini, biar tambah luas pengetahuan lu...asal jgn pake kacamata kuda juga, klo dari awal udah ga mau nerima opini org lain dan mencari2 kesalahan daripadanya, mending ga usah dibaca sama sekali
http://grevada.com/apa-yang-sebenarnya-terjadi-di-burma/
pernyataan dari link itu, sudah dijawab disini
http://www.syahidah.web.id/2012/09/pemuda-muslim-rohingya-itu-tak-pernah.html
Pemuda Muslim Rohingya Itu Tak Pernah Perkosa Wanita Buddhis
Sesak dada kita melihat darah-darah saudara Muslim Rohingya tertumpah tanpa salah di negara bagian Arakan (Rakhine), Burma (Myanmar). Sesak dada kita mendengar para Muslimah yang suci dan terhormat di sana diperkosa dan dibunuh. Sesak dada kita mendengar para pemuda dan orangtua di sana ditangkap dan disiksa. Sesak dada kita mendengar rumah-rumah mereka dibakar dan dijarah. Apa sebabnya?
Sebab, ada kabar tadinya, bahwa tiga pemuda Muslim Rohingya memperkosa dan membunuh seorang wanita Buddhis berusia 26 tahun secara kejam. Sehingga, warga Buddhis Rakhine marah dan ingin membalas dendam.
Sampailah pada 3 Juni 2012, Rombongan Jemaah Muslim Rangoon yang baru kembali dari pengajian dan wisata rohani di Masjid Thetsa di daerah Thandwe di Negara bagian Arakan Selatan yang sedang berada dalam bus menuju daerah Rangoon, namun di tengah perjalanan mereka dihadang oleh massa Budha Rakhine di kota Taungup di Negara Arakan bagian selatan. Lalu tiba-tiba massa mengamuk dan berusaha membunuh semua penumpang. Di mana seorang pemandu, kernet dan seorang wanita meninggal. Lalu di pihak Jemaah 8 orang Jemaah gugur (syahid insyaAllah) dan lima Jamaah lainnya dapat melarikan diri dengan selamat. Setelah insiden ini, pembantaian dan kekejaman lainnya terhadap Muslim di Arakan meningkat hingga mengejutkan mata dunia.
Lalu alasan pembunuhan itu, benarkah? tunggu dulu jangan dulu berprasangka buruk.
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (Al-Hujuraat: 6)
Begini ternyata cerita sebenarnya, menurut saksi mata, kabar itu fitnah! pemuda Muslim tidak melakukan hal keji itu, itu semua bohong.
Sebenarnya, begini, wanita Buddhis etnis Rakhine itu diperkosa dan dibunuh oleh pacarnya bersama beberapa geng pemuda Budha etnis Rakhine. Peristiwa pembunuhan itu diawali ketika sang gadis ingin “putus” dengan sang pacar, sebab dia jatuh hati pada laki-laki lain. Maka sang laki-laki pun berusaha membujuk sang gadis agar tidak putus. Namun ternyata ditolak, maka sang mantan pacar ini marah besar dan kemudian mengajak dua temannya untuk membalas dendam dengan memperkosa dan membunuh sang gadis itu, sadis!. Begitulah kesaksian yang dilaporkan oleh Global Islamic Media Front (GIMF) dalam rilisannya dalam mengamati Genosida Muslim di Burma.
Jadi, jelas ya, bukan saudara kita yang memulai kerusuhan di Arakan. Aneh ya, dugaan “pembunuhan yang dilakukan Muslim” juga menjadi alasan yang dilontarkan orang-orang Hindu di Assam, India ketika mereka menyerang Muslim di sana hingga belasan Muslim syahid (insyaAllah), pada akhir bulan lalu. Katanya, awalnya dikarenakan empat pemuda Hindu etnis Bodo tewas dibunuh oleh beberapa orang yang diduga Muslim di distrik Kokrajhar. Nampaknya isu semacam itu adalah alasan klasik untuk melancarkan pembersihan etnis. (zafaran/muslimahzone/khoirunnisa-syahidah.blogspot.com)
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Mesin pembunuh berjubah biksu
Ibu Kota Yangon, Myanmar, saat pagi hari dan menjelang sore menjadi tempat menyenangkan. Warganya menjalani aktivitas seperti layaknya kota besar. Pusat perbelanjaan ramai, pasar padat oleh pembeli dan pedagang, banyak yang menikmati teh di kedai pinggir jalan, dan banyak lagi. Namun keadaan ini berubah menjelang malam. Penduduk bersiap pada serangan seporadis dari sekelompok biksu Buddha paling berbahaya, Skuad 969.
Skuad 969 menjelma menjadi mesin pembunuh nomor satu muslim di negara itu. Kegelisahan melanda orang Islam selama beberapa bulan terakhir meningkat. Anti-Muslim telah menelan banyak korban di Burma bagian tengah dan perlahan-lahan menjalar ke tempat lain. Warga semakin takut jika ini bergerak lebih jauh ke selatan, seperti dilansir situs theatlantic.com (19/4)
Pesantren-pesantren menjadi korban keganasan skuad 969 membakar tempat itu tanpa ampun. Masjid pun jadi sasaran. Mereka bergerak tanpa ampunan pada muslim dan kelompok ini terang-terangan mendapat dukungan banyak pihak termasuk pemerintah junta militer Myanmar.
Skuad 969 mengacu pada sembilan atribut Buddha, enam ajaran dasar, dan sembilan perintah monastik berkaitan dengan spiritual untuk tingkatan mencapai nirwana. Salah satu tugas mereka menghancurkan kekuatan asing yang ingin membinasakan Buddhisme dan kekuatan asing itu Islam.
Islam menjalar dengan cepat di Myanmar. Pertumbuhannya hingga kini sekitar 35 persen, angka drastis jika berbanding awal tahun lalu yang hanya empat persen. Ini dilihat sebagai ancaman bahkan beberapa tokoh Buddha di pelbagai negara bagian menyerukan gerakan anti-Muslim. Pemerintah tidak bergeming mendengarnya, apalagi mengharapkan bantuan dari tonggak hak asasi Burma Aung San Suu Kyi. Semua bungkam mendengar dan menyaksikan ajakan bunuh orang Islam bergaung besar-besaran persis di depan mata. Skuad 969 berkembang menjadi mesin pembunuh mematikan yang mengeksekusi pemeluk agama Nabi Muhammad itu.
Aparat seharusnya menegakkan hukum justru bertindak jika muslim membalas perlakuan dari skuad 969.
Sebenarnya banyak biksu dan tokoh Revolusi Saffron, perlawanan besar-besaran para biarawan pada junta militer, mengecam Skuad 969. Politisi juga ramai mengecam segala hal mereka lakukan. Namun upaya mereka baru sebatas seruan untuk menghentikan kekerasan pada muslim, sementara korban tewas umat Islam semakin banyak dan kelompok ekstremis pendeta Buddha ini makin sadis membasmi muslim.
http://www.merdeka.com/dunia/mesin-pembunuh-berjubah-biksu.html
Skuad 969 menjelma menjadi mesin pembunuh nomor satu muslim di negara itu. Kegelisahan melanda orang Islam selama beberapa bulan terakhir meningkat. Anti-Muslim telah menelan banyak korban di Burma bagian tengah dan perlahan-lahan menjalar ke tempat lain. Warga semakin takut jika ini bergerak lebih jauh ke selatan, seperti dilansir situs theatlantic.com (19/4)
Pesantren-pesantren menjadi korban keganasan skuad 969 membakar tempat itu tanpa ampun. Masjid pun jadi sasaran. Mereka bergerak tanpa ampunan pada muslim dan kelompok ini terang-terangan mendapat dukungan banyak pihak termasuk pemerintah junta militer Myanmar.
Skuad 969 mengacu pada sembilan atribut Buddha, enam ajaran dasar, dan sembilan perintah monastik berkaitan dengan spiritual untuk tingkatan mencapai nirwana. Salah satu tugas mereka menghancurkan kekuatan asing yang ingin membinasakan Buddhisme dan kekuatan asing itu Islam.
Islam menjalar dengan cepat di Myanmar. Pertumbuhannya hingga kini sekitar 35 persen, angka drastis jika berbanding awal tahun lalu yang hanya empat persen. Ini dilihat sebagai ancaman bahkan beberapa tokoh Buddha di pelbagai negara bagian menyerukan gerakan anti-Muslim. Pemerintah tidak bergeming mendengarnya, apalagi mengharapkan bantuan dari tonggak hak asasi Burma Aung San Suu Kyi. Semua bungkam mendengar dan menyaksikan ajakan bunuh orang Islam bergaung besar-besaran persis di depan mata. Skuad 969 berkembang menjadi mesin pembunuh mematikan yang mengeksekusi pemeluk agama Nabi Muhammad itu.
Aparat seharusnya menegakkan hukum justru bertindak jika muslim membalas perlakuan dari skuad 969.
Sebenarnya banyak biksu dan tokoh Revolusi Saffron, perlawanan besar-besaran para biarawan pada junta militer, mengecam Skuad 969. Politisi juga ramai mengecam segala hal mereka lakukan. Namun upaya mereka baru sebatas seruan untuk menghentikan kekerasan pada muslim, sementara korban tewas umat Islam semakin banyak dan kelompok ekstremis pendeta Buddha ini makin sadis membasmi muslim.
http://www.merdeka.com/dunia/mesin-pembunuh-berjubah-biksu.html
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Umat Kristen Myanmar, Gereja Dijarah, Alkitab Dibakar
Sin Lum Pang Mu Baptist Church, sebuah gereja di desa Pang Mu, Myanmar (Birma) diserang tentara Angkatan Darat Kemerdekaan Kachin pada 13 Maret. Mereka membakar Alkitab dan menghancurkan properti gereja dan mengklaim bahwa apa yang mereka jarah adalah milik markas mereka.
Para tentara juga mencuri video player, pengeras suara, uang dari kotak persembahan dan barang-barang warga. Serangan ini terjadi dua hari setelah para tentara itu mengaku terganggu dengan konferensi Kristen di desa Sabawngte, wilayah Chin Selatan, yang sudah berizin resmi.
Organisasi Hak Asasi Manusia untuk Chin (CHRO) melaporkan, awalnya para tentara merasa dilangkahi pihak penyelenggara karena tidak meminta izin kepada mereka untuk mengadakan konfensi kristen tersebut. Mereka terlibat adu mulut dengan kepala desa, namun ketika seorang anggota parlemen dari Partai Pembangunan Nasional Etnis berusaha melerai, ia justru diancam dengan todongan senjata.
Benedict Rogers, pemimpin Christian Solidarity Worldwide untuk wilayah Asia Timur mengatakan bahwa insiden ini menunjukkan bahwa masih ada perjalanan panjang untuk proses reformasi di Myanmar, walaupun diakuinya bahwa sudah banyak perubahan atmosfer di sejumlah daerah khususnya di perkotaan.
"Kami telah melihat kemajuan Myanmar untuk menyambut pendatang di beberapa tingkat dalam beberapa bulan terakhir. Tetapi Tentara Myanmar terus melakukan pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia di daerah etnis, termasuk diskriminasi agama dan penganiayaan terhadap minoritas," ungkap Rogers.
Rogers menambahkan, kebebasan beragama adalah salah satu nilai dasar untuk sebuah demokrasi. "Kebebasan beragama merupakan nilai fundamental dalam masyarakat demokratis, jadi jika pemerintah Myanmar serius tentang reformasi, maka mereka harus melindungi kebebasan beragama,” tambahnya.
Toleransi adalah satu kunci perdamaian sebuah negara. Setiap orang harus bisa menghargai dan menghormati adanya perbedaan dan tidak menuntut orang lain untuk memiliki faham yang sama dengan dirinya, karena persatuan bukanlah sebuah keseragaman. Semoga umat Kristen di Myanmar tetap teguh dalam imannya walaupun mengalami banyak ancaman.
http://gsjabansel.blogspot.com/2012/03/umat-kristen-myanmar-gereja-dijarah.html
Para tentara juga mencuri video player, pengeras suara, uang dari kotak persembahan dan barang-barang warga. Serangan ini terjadi dua hari setelah para tentara itu mengaku terganggu dengan konferensi Kristen di desa Sabawngte, wilayah Chin Selatan, yang sudah berizin resmi.
Organisasi Hak Asasi Manusia untuk Chin (CHRO) melaporkan, awalnya para tentara merasa dilangkahi pihak penyelenggara karena tidak meminta izin kepada mereka untuk mengadakan konfensi kristen tersebut. Mereka terlibat adu mulut dengan kepala desa, namun ketika seorang anggota parlemen dari Partai Pembangunan Nasional Etnis berusaha melerai, ia justru diancam dengan todongan senjata.
Benedict Rogers, pemimpin Christian Solidarity Worldwide untuk wilayah Asia Timur mengatakan bahwa insiden ini menunjukkan bahwa masih ada perjalanan panjang untuk proses reformasi di Myanmar, walaupun diakuinya bahwa sudah banyak perubahan atmosfer di sejumlah daerah khususnya di perkotaan.
"Kami telah melihat kemajuan Myanmar untuk menyambut pendatang di beberapa tingkat dalam beberapa bulan terakhir. Tetapi Tentara Myanmar terus melakukan pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia di daerah etnis, termasuk diskriminasi agama dan penganiayaan terhadap minoritas," ungkap Rogers.
Rogers menambahkan, kebebasan beragama adalah salah satu nilai dasar untuk sebuah demokrasi. "Kebebasan beragama merupakan nilai fundamental dalam masyarakat demokratis, jadi jika pemerintah Myanmar serius tentang reformasi, maka mereka harus melindungi kebebasan beragama,” tambahnya.
Toleransi adalah satu kunci perdamaian sebuah negara. Setiap orang harus bisa menghargai dan menghormati adanya perbedaan dan tidak menuntut orang lain untuk memiliki faham yang sama dengan dirinya, karena persatuan bukanlah sebuah keseragaman. Semoga umat Kristen di Myanmar tetap teguh dalam imannya walaupun mengalami banyak ancaman.
http://gsjabansel.blogspot.com/2012/03/umat-kristen-myanmar-gereja-dijarah.html
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Etnis Rohingya Ditindas Sejak Myanmar Merdeka
Pembantaian terhadap etnis Muslim Rohingya di Myanmar (Burma) , bukan kali ini saja terjadi. Sejak kemerdekaan negara Myanmar pada tahun 1948, Rohingya terus menerus menjadi etnis yang tertindas dan tidak diakui sebagai bagian dari 137 etnis yang diakui di Myanmar.
Sebagaimana disampaikan oleh Pusat Informasi dan Advokasi Rohingya-Arakan (PIARA) yang dikelola oleh Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (Paham) Indonesia dalam keterangan tertulis kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Rabu, 25/7), Rohingya merupakan etnis minoritas muslim yang mendiami Provinsi Arakan di sisi sebelah barat laut Myanmar berbatasan dengan Bangladesh, yang saat ini dikenal dengan provinsi Rakhine atau Rakhaing.
Itu sebabnya Rohingya dikenal juga sebagai Muslim Arakan yang populasinya berjumlah lebih kurang 1.000.000 jiwa dan ratusan ribu lainnya hidup dalam pengungsian di berbagai negara, seperti Bangladesh, Jazirah Arab, Malaysia, Thailand, Indonesia dan Australia.
PIARA Paham Indonesia mencatat bahwa etnis Rohingya selama beberapa dekade ini, terutama sejak tahun 1940-an kerap mengalami penindasan, pembunuhan, penyiksaan, perkosaan, pemiskinan, maupun diskriminasi baik oleh negara, pemerintah, maupun dari sesama penduduk yang berbeda etnis dan agama dengan mereka. Etnis Rohingya banyak yang tidak diakui kewarganegaraan Myanmar-nya. Juga, mereka tidak mendapatkan hak-hak selayak nya warga negara.
Kini, ribuan warga Rohingya lari dari rumahnya, sementara tempat tinggal mereka dibakar. Tidak sedikit di antara mereka tewas dibantai. Sementara itu, dunia mengutuk Presiden Myanmar Thein Sein yang mengatakan bahwa solusi untuk menyelamatkan warga Muslim Rohingya adalah mendirikan kamp pengungsian atau deportasi. Dalam catatan Badan Pengungsi PBB (UNHCR), warga Rohingya dikategorikan menjadi etnis minoritas yang paling tertindas di dunia ini. (ysa)
http://www.riaupos.co/berita.php?act=full&id=14806&kat=9
Sebagaimana disampaikan oleh Pusat Informasi dan Advokasi Rohingya-Arakan (PIARA) yang dikelola oleh Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (Paham) Indonesia dalam keterangan tertulis kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Rabu, 25/7), Rohingya merupakan etnis minoritas muslim yang mendiami Provinsi Arakan di sisi sebelah barat laut Myanmar berbatasan dengan Bangladesh, yang saat ini dikenal dengan provinsi Rakhine atau Rakhaing.
Itu sebabnya Rohingya dikenal juga sebagai Muslim Arakan yang populasinya berjumlah lebih kurang 1.000.000 jiwa dan ratusan ribu lainnya hidup dalam pengungsian di berbagai negara, seperti Bangladesh, Jazirah Arab, Malaysia, Thailand, Indonesia dan Australia.
PIARA Paham Indonesia mencatat bahwa etnis Rohingya selama beberapa dekade ini, terutama sejak tahun 1940-an kerap mengalami penindasan, pembunuhan, penyiksaan, perkosaan, pemiskinan, maupun diskriminasi baik oleh negara, pemerintah, maupun dari sesama penduduk yang berbeda etnis dan agama dengan mereka. Etnis Rohingya banyak yang tidak diakui kewarganegaraan Myanmar-nya. Juga, mereka tidak mendapatkan hak-hak selayak nya warga negara.
Kini, ribuan warga Rohingya lari dari rumahnya, sementara tempat tinggal mereka dibakar. Tidak sedikit di antara mereka tewas dibantai. Sementara itu, dunia mengutuk Presiden Myanmar Thein Sein yang mengatakan bahwa solusi untuk menyelamatkan warga Muslim Rohingya adalah mendirikan kamp pengungsian atau deportasi. Dalam catatan Badan Pengungsi PBB (UNHCR), warga Rohingya dikategorikan menjadi etnis minoritas yang paling tertindas di dunia ini. (ysa)
http://www.riaupos.co/berita.php?act=full&id=14806&kat=9
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Segerombolan Biksu Menyerang Permukiman Pengrajin di Wilayah Kachin
Yangon - Kepolisian Myanmar menahan dua orang yang terlibat penyerangan ke sejumlah toko dan rumah milik warga Muslim di Kachin State. Kedua pelaku yang ditangkap ini sama-sama merupakan biksu.
Wilayah Kachin sebenarnya didominasi warga penganut Kristen di Myanmar. Namun, tidak sedikit warga Muslim yang tinggal di wilayah ini. Sebagian warga penghuni wilayah tersebut memang dikenal berprofesi sebagai perajin batu giok dan anyaman.
"Kami menangkap dua orang di lokasi kejadian... dan sekarang kami masih menginterogasi mereka. Kami akan mendakwa mereka jika memang cukup bukti," ujar seorang polisi Kachin State kepada AFP, Sabtu (4/5/2013).
Serangan ini terjadi pada Kamis (2/5) malam waktu setempat. Sejumlah saksi mata mengaku melihat segerombolan orang, termasuk sejumlah biksu, mendatangi lingkungan warga Muslim dan mulai melakukan penyerangan.
Seorang warga Muslim di Kachin, Moe Moe Lwin (46) menuturkan, sekitar 30 orang melempari batu ke arah toko dan rumah warga Muslim di wilayah tersebut.
"Kami tidak melakukan apapun kecuali melihat mereka menghancurkan toko kami... kami pergi untuk sementara. Kami sama sekali tidak tahu apakah harus melawan mereka," ucapnya.
Sedangkan seorang warga penganut Buddha di wilayah yang sama, membenarkan adanya serangan terhadap sejumlah toko dan rumah warga Muslim tersebut. Namun lebih lanjut dia mengaku sangat terganggu dengan aksi segerombolan orang tersebut.
"Kami tidak ingin melihat lagi aksi kekerasan semacam ini. Kami mengecam aksi mereka," tegas warga bernama Tin Soe ini.
http://news.detik.com/read/2013/05/04/150949/2238015/1148/serang-permukiman-warga-muslim-di-myanmar-2-biksu-ditangkap?nd771104bcj
Wilayah Kachin sebenarnya didominasi warga penganut Kristen di Myanmar. Namun, tidak sedikit warga Muslim yang tinggal di wilayah ini. Sebagian warga penghuni wilayah tersebut memang dikenal berprofesi sebagai perajin batu giok dan anyaman.
"Kami menangkap dua orang di lokasi kejadian... dan sekarang kami masih menginterogasi mereka. Kami akan mendakwa mereka jika memang cukup bukti," ujar seorang polisi Kachin State kepada AFP, Sabtu (4/5/2013).
Serangan ini terjadi pada Kamis (2/5) malam waktu setempat. Sejumlah saksi mata mengaku melihat segerombolan orang, termasuk sejumlah biksu, mendatangi lingkungan warga Muslim dan mulai melakukan penyerangan.
Seorang warga Muslim di Kachin, Moe Moe Lwin (46) menuturkan, sekitar 30 orang melempari batu ke arah toko dan rumah warga Muslim di wilayah tersebut.
"Kami tidak melakukan apapun kecuali melihat mereka menghancurkan toko kami... kami pergi untuk sementara. Kami sama sekali tidak tahu apakah harus melawan mereka," ucapnya.
Sedangkan seorang warga penganut Buddha di wilayah yang sama, membenarkan adanya serangan terhadap sejumlah toko dan rumah warga Muslim tersebut. Namun lebih lanjut dia mengaku sangat terganggu dengan aksi segerombolan orang tersebut.
"Kami tidak ingin melihat lagi aksi kekerasan semacam ini. Kami mengecam aksi mereka," tegas warga bernama Tin Soe ini.
http://news.detik.com/read/2013/05/04/150949/2238015/1148/serang-permukiman-warga-muslim-di-myanmar-2-biksu-ditangkap?nd771104bcj
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Iri menahun jadi akar kebencian
Konflik sektarian meluas di Myanmar membuat sejagat jadi ikutan pusing. Selama ini Islam menjadi penyebab ketakutan di dunia, namun di negara itu muslim justru dibantai dengan keji.
Situs theatlantic.com melansir (19/4), banyak pihak berupaya merunut akar masalah dari bentrokan terjadi antara penganut Buddha dan Islam. Bahkan kekerasan itu kini tak lagi tersentuh hukum. Kemarin beberapa polisi hanya menonton seorang lelaki muslim dibakar tubuhnya oleh warga Buddha. Bahkan ada teriakan untuk mematikan api itu disambut dengan makian agar korban jangan disiram dan biarkan tewas terpanggang.
Warga Buddha menuding ini perbuatan muslim sendiri. sebab saat kasus pembantaian etnis Rohingya di Negara Bagian Arakan menjadikan umat Islam di pelbagai penjuru Myanmar merasa harus membalas dengan tangan mereka. "Muslim main hakim sendiri dan tidak menghormati lembaga kepolisian untuk bertindak menyelesaikan kasus ini," ujar biksu penyebar kebencian pada Islam Ashin Wirathu
Demi tuduhan itu warga muslim berang. Beberapa waktu lalu Masjid Jamaah Bengali di Ibu Kota Yangon dibom. Salah satu pelakunya tertangkap dan diserahkan pada polisi namun dibebaskan. Umat Islam hanya bengong dan setelah kejadian itu mereka benar-benar takut dan bingung hendak mencari keadilan di mana.
Jamil, 24 tahun, salah satu warga menganut Islam mengatakan ulah aparat membebaskan pelaku bom masjid justru semakin memperparah keadaan. "Jangan salahkan kami jika kami tidak percaya lagi pada polisi. Mereka membiarkan kami ketakutan dan khawatir sepanjang waktu, mereka tidak menindak apapun pada pelaku," ujar pemuda itu.
Gejala ini semakin menunjukkan memang benar pemerintah junta militer Myanmar ikut andi dalam membasmi penganut agama Nabi Muhammad itu. Mereka bahkan diam saja saat biksu Wirathu menyebar kebencian dengan kalimat muslim sangat cerdas dan menggunakan kecerdasannya untuk mengancam Buddha dan ajarannya, mereka ingin menaklukkan Myanmar dan menghancurkan Buddhisme.
Namun beberapa kelompok lembaga hak asasi dunia termasuk Human Rights Watch mengatakan sebuah fakta cukup mengejutkan. Kemarahan umat Buddha selain dipicu pertumbuhan Islam hingga 35 persen juga disebabkan pertumbuhan ekonomi yang menohok antara muslim dan warga Buddha. Umat Islam pendatang meski bukan Rohingya rata-rata mempunyai kemakmuran materi mumpuni dibanding penganut Buddha. Beberapa muslim mencapai kekayaan tertentu dalam industri, mereka juga mendominasi beberapa sektor ekonomi namun tak sedikitpun sudi mempunyai kroni militer. Ini berbeda dengan di Indonesia. Sudah menjadi rahasia umum mereka yang mempunyai usaha ada dukungan belakang dari aparat.
Wirathu juga menyerukan untuk memboikot semua bisnis milik muslim termasuk melarang umat Buddha belanja dari toko penganut Islam.
Bisa jadi kecemburuan sosial ini ikut melatar belakangi konflik sektarian yang makin meluas. Padahal jika menyadari, bentrokan ini justru akan menyebabkan perekonomian Burma lumpuh dan kualitas hidup warga anjlok di bawah garis kemiskinan.
http://www.merdeka.com/dunia/iri-menahun-jadi-akar-kebencian.html
Situs theatlantic.com melansir (19/4), banyak pihak berupaya merunut akar masalah dari bentrokan terjadi antara penganut Buddha dan Islam. Bahkan kekerasan itu kini tak lagi tersentuh hukum. Kemarin beberapa polisi hanya menonton seorang lelaki muslim dibakar tubuhnya oleh warga Buddha. Bahkan ada teriakan untuk mematikan api itu disambut dengan makian agar korban jangan disiram dan biarkan tewas terpanggang.
Warga Buddha menuding ini perbuatan muslim sendiri. sebab saat kasus pembantaian etnis Rohingya di Negara Bagian Arakan menjadikan umat Islam di pelbagai penjuru Myanmar merasa harus membalas dengan tangan mereka. "Muslim main hakim sendiri dan tidak menghormati lembaga kepolisian untuk bertindak menyelesaikan kasus ini," ujar biksu penyebar kebencian pada Islam Ashin Wirathu
Demi tuduhan itu warga muslim berang. Beberapa waktu lalu Masjid Jamaah Bengali di Ibu Kota Yangon dibom. Salah satu pelakunya tertangkap dan diserahkan pada polisi namun dibebaskan. Umat Islam hanya bengong dan setelah kejadian itu mereka benar-benar takut dan bingung hendak mencari keadilan di mana.
Jamil, 24 tahun, salah satu warga menganut Islam mengatakan ulah aparat membebaskan pelaku bom masjid justru semakin memperparah keadaan. "Jangan salahkan kami jika kami tidak percaya lagi pada polisi. Mereka membiarkan kami ketakutan dan khawatir sepanjang waktu, mereka tidak menindak apapun pada pelaku," ujar pemuda itu.
Gejala ini semakin menunjukkan memang benar pemerintah junta militer Myanmar ikut andi dalam membasmi penganut agama Nabi Muhammad itu. Mereka bahkan diam saja saat biksu Wirathu menyebar kebencian dengan kalimat muslim sangat cerdas dan menggunakan kecerdasannya untuk mengancam Buddha dan ajarannya, mereka ingin menaklukkan Myanmar dan menghancurkan Buddhisme.
Namun beberapa kelompok lembaga hak asasi dunia termasuk Human Rights Watch mengatakan sebuah fakta cukup mengejutkan. Kemarahan umat Buddha selain dipicu pertumbuhan Islam hingga 35 persen juga disebabkan pertumbuhan ekonomi yang menohok antara muslim dan warga Buddha. Umat Islam pendatang meski bukan Rohingya rata-rata mempunyai kemakmuran materi mumpuni dibanding penganut Buddha. Beberapa muslim mencapai kekayaan tertentu dalam industri, mereka juga mendominasi beberapa sektor ekonomi namun tak sedikitpun sudi mempunyai kroni militer. Ini berbeda dengan di Indonesia. Sudah menjadi rahasia umum mereka yang mempunyai usaha ada dukungan belakang dari aparat.
Wirathu juga menyerukan untuk memboikot semua bisnis milik muslim termasuk melarang umat Buddha belanja dari toko penganut Islam.
Bisa jadi kecemburuan sosial ini ikut melatar belakangi konflik sektarian yang makin meluas. Padahal jika menyadari, bentrokan ini justru akan menyebabkan perekonomian Burma lumpuh dan kualitas hidup warga anjlok di bawah garis kemiskinan.
http://www.merdeka.com/dunia/iri-menahun-jadi-akar-kebencian.html
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Ribuan Kristen Burma Tuntut Kebebasan Agama
Ribuan pengungsi kristen yang melarikan diri dari serangkaian penganiayaan di Chin Burma berunjuk rasa menuntut perlindungan hukum di India dan kebebasan beragama di Burma.
Sedikitnya 3.000 pengungsi Kristen dengan membawa spanduk putih bergambar salib merah melakukan aksi long march menuntut dunia, khususnya PBB menjamin keselamatan dan kebebasan mereka beribadah. Sebagian lagi meneriakkan dengan lantang kalimat “Kami ingin hak asasi manusia” , “kita menginginkan keadilan ".
"Yang kami suara kan adalah "agar kami dapat kembali tinggal di tempat kami sendiri, Negara Chin, dengan bebas menjalankan iman Kristen, budaya dan bahasa, "kata Steven Ral Kap Tluang, Presiden Komite Pengungsi Chin, kepada Christian Post.
Sebuah survei yang dilakukan bulan Mei 2011 lalu oleh CRC menunjukkan bahwa lebih dari 25 persen dari pengungsi Kristen Burma di Delhi menjadi korban penyerangan, perkosaan, pelecehan seksual, penggusuran paksa dan kejahatan lainnya. Ironisinya, seperi dilangsir Christianpost, Polisi tidak sedikit pun mengambil tindakan terhadap pelaku.
Rezim militer Burma, secara resmi disebut Myanmar , telah menghancurkan ratusan gereja di wilayah Chin. Sebuah laporan berjudul, "Hidup di bawah Junta: Bukti Kejahatan terhadap Kemanusiaan di Negara Chin Burma," menunjukkan tentang betapa hebatnya kekerasan penguasa di negara tersebut terhadap orang Kristen Chin.
http://reformata.com/news/view/5755/ribuan-kristen-burma-tuntut-kebebasan-agama
Sedikitnya 3.000 pengungsi Kristen dengan membawa spanduk putih bergambar salib merah melakukan aksi long march menuntut dunia, khususnya PBB menjamin keselamatan dan kebebasan mereka beribadah. Sebagian lagi meneriakkan dengan lantang kalimat “Kami ingin hak asasi manusia” , “kita menginginkan keadilan ".
"Yang kami suara kan adalah "agar kami dapat kembali tinggal di tempat kami sendiri, Negara Chin, dengan bebas menjalankan iman Kristen, budaya dan bahasa, "kata Steven Ral Kap Tluang, Presiden Komite Pengungsi Chin, kepada Christian Post.
Sebuah survei yang dilakukan bulan Mei 2011 lalu oleh CRC menunjukkan bahwa lebih dari 25 persen dari pengungsi Kristen Burma di Delhi menjadi korban penyerangan, perkosaan, pelecehan seksual, penggusuran paksa dan kejahatan lainnya. Ironisinya, seperi dilangsir Christianpost, Polisi tidak sedikit pun mengambil tindakan terhadap pelaku.
Rezim militer Burma, secara resmi disebut Myanmar , telah menghancurkan ratusan gereja di wilayah Chin. Sebuah laporan berjudul, "Hidup di bawah Junta: Bukti Kejahatan terhadap Kemanusiaan di Negara Chin Burma," menunjukkan tentang betapa hebatnya kekerasan penguasa di negara tersebut terhadap orang Kristen Chin.
http://reformata.com/news/view/5755/ribuan-kristen-burma-tuntut-kebebasan-agama
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Gerakan antimuslim di Myanmar kian mencemaskan
Gerakan antimuslim dikenal dengan nama 969 kian berkembang di seantero Myanmar.
Selebaran, stiker, DVD, dan Internet digunakan untuk menyebarkan kebencian terhadap minoritas muslim di negara itu, seperti dilansir surat kabar The Sydney Morning Herald, Senin (15/4). Stiker 969 makin banyak ditempel di jendela-jendela toko, taksi, dan rumah-rumah di dua kota besar, yakni Yangon dan Mandalay.
Fenomena ini mengancam proses transisi dari rezim junta ke demokrasi. Sebanyak 43 orang tewas dalam kerusuhan bulan lalu antara muslim dan umat Buddha di Meiktila. Presiden Thein Sein telah menyerukan agar kaum Buddha dan muslim yang jumlahnya hanya empat persen dari 60 juta penduduk Myanmar menjaga persatuan.
Presiden Dewan Urusan Islam Myanmar Nyunt Maung Shein mencemaskan masa depan muslim Myanmar. "Bagaimana kami bisa hidup di tengah masyarakat Buddha? Kenapa lelaki, perempuan, anak-anak, dan pelajar kami dibunuh secara brutal?" katanya. "Muslim menjadi kambing hitam dalam periode transisi dari rezim junta brutal."
Gerakan 969 ini dipimpin oleh biksu-biksu radikal. Salah satunya adalah Wiseitta Biwuntha, sering disapa Yang Mulia Wirathu. Biksu yang divonis seperempat abad penjara ini karena menyulut kerusuhan antimuslim dibebaskan tahun lalu bersama ratusan tahanan politik setelah mendapat amnesti.
Wiratu mengklaim dirinya sebagai Bin Ladin asal Burma ini menyebut muslim sebagai musuh. Dia juga menuding muslim Myanmar sumber kejahatan. "Tugas saya adalah menyebarkan misi ini," ujarnya. "Saya hanya bekerja bagi orang-orang percaya terhadap ajaran Buddha."
Myanmar sempat diguncang kerusuhan sektarian antara kaum Buddha dan muslim Rohingya di Negara Bagian Rakhine tahun lalu. Ribuan muslim Rohingya terpaksa mengungsi atau lari ke negara tetangga, seperti Indonesia dan Malaysia.
http://www.merdeka.com/dunia/gerakan-antimuslim-di-myanmar-kian-mencemaskan.html
Selebaran, stiker, DVD, dan Internet digunakan untuk menyebarkan kebencian terhadap minoritas muslim di negara itu, seperti dilansir surat kabar The Sydney Morning Herald, Senin (15/4). Stiker 969 makin banyak ditempel di jendela-jendela toko, taksi, dan rumah-rumah di dua kota besar, yakni Yangon dan Mandalay.
Fenomena ini mengancam proses transisi dari rezim junta ke demokrasi. Sebanyak 43 orang tewas dalam kerusuhan bulan lalu antara muslim dan umat Buddha di Meiktila. Presiden Thein Sein telah menyerukan agar kaum Buddha dan muslim yang jumlahnya hanya empat persen dari 60 juta penduduk Myanmar menjaga persatuan.
Presiden Dewan Urusan Islam Myanmar Nyunt Maung Shein mencemaskan masa depan muslim Myanmar. "Bagaimana kami bisa hidup di tengah masyarakat Buddha? Kenapa lelaki, perempuan, anak-anak, dan pelajar kami dibunuh secara brutal?" katanya. "Muslim menjadi kambing hitam dalam periode transisi dari rezim junta brutal."
Gerakan 969 ini dipimpin oleh biksu-biksu radikal. Salah satunya adalah Wiseitta Biwuntha, sering disapa Yang Mulia Wirathu. Biksu yang divonis seperempat abad penjara ini karena menyulut kerusuhan antimuslim dibebaskan tahun lalu bersama ratusan tahanan politik setelah mendapat amnesti.
Wiratu mengklaim dirinya sebagai Bin Ladin asal Burma ini menyebut muslim sebagai musuh. Dia juga menuding muslim Myanmar sumber kejahatan. "Tugas saya adalah menyebarkan misi ini," ujarnya. "Saya hanya bekerja bagi orang-orang percaya terhadap ajaran Buddha."
Myanmar sempat diguncang kerusuhan sektarian antara kaum Buddha dan muslim Rohingya di Negara Bagian Rakhine tahun lalu. Ribuan muslim Rohingya terpaksa mengungsi atau lari ke negara tetangga, seperti Indonesia dan Malaysia.
http://www.merdeka.com/dunia/gerakan-antimuslim-di-myanmar-kian-mencemaskan.html
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Tentara Burma Menyerang Gereja Saat Konferensi Kristen
Rangoon, Burma- Burma militer merampok sebuah gereja Baptis dan menghentikan konferensi Kristen dari komunitas Chin didominasi Kristen dalam konfrontasi terakhir antara pasukan pemerintah dan etnis minoritas, peneliti Kristen mengatakan kepada Berita Layak.
Seorang anggota parlemen berusaha untuk menghentikan kekerasan itu dilaporkan mengancam di bawah todongan senjata.
Chin Organisasi Hak Asasi Manusia (CHRO), yang mewakili masyarakat, kata Angkatan Darat Burma menyerang Sin Lum Pang Mu Baptist Church di desa Pang Mu, di Bhamo kabupaten, pada 13 Maret.
Pendeta gereja Jangmaw Maw Gam mengatakan tentara "dari batalyon ke-33 Alkitab ke-88 Tentara Birma Divisi Infanteri dibakar, properti gereja dihancurkan, dan mencuri sebuah pemutar video, pengeras suara dan barang-barang warga."
Namun tentara dilaporkan mengklaim properti milik sebuah pos otonomi mencari Kachin Kemerdekaan Angkatan Darat, yang telah berperang melawan pasukan pemerintah selama beberapa dekade. Pasukan diduga juga mengambil uang dari kotak sumbangan gereja.
ORANG KRISTEN LARILAH
November lalu, pendeta dan di atas 1.000-kuat congretation pindah dari desa Pang Mu ke Mai Ja Yang bagi para pengungsi internal.
Tiga hari sebelumnya, pada tanggal 10 Maret pasukan Burma dilaporkan terganggu konferensi Kristen dan mengancam anggota parlemen di di bawah todongan senjata di Negara Chin Birma barat, mengatakan CHRO.
Insiden itu terjadi ketika lebih dari 1.000 delegasi dari 80 cabang lokal dari Gereja (Chin) Mara Injili di desa Sabawngte berkumpul di sebuah daerah terpencil di kota Matupi Chin negara selatan untuk konferensi, yang memiliki izin resmi, kata aktivis hak.
Beberapa tentara Burma Tentara menggerebek pertemuan dan "menegur kepala desa untuk tidak melaporkan peristiwa" ke kamp tentara, CHRO mengatakan dalam sambutannya yang dipublikasikan.
Ketika Cin Pu Van, seorang legislator dari Partai Pembangunan Nasional Etnis, melihat para prajurit yang dihadapi kepala desa dan mencoba untuk campur tangan, "ia diancam dengan todongan senjata," kata Kristen.
PANJANG JALAN
Benedict Rogers, Asia Timur Tim Leader di kelompok advokasi Christian Solidarity Worldwide, mengatakan insiden "menggambarkan bahwa masih ada cara yang sangat panjang dalam proses reformasi Birma".
Dia menambahkan bahwa "masyarakat internasional harus berhati-hati mencabut sanksi terlalu banyak terlalu cepat."
Ada janji dari pemerintah Birma nominal sipil yang berusaha perjanjian gencatan senjata dengan kelompok etnis.
Mantan pemimpin junta militer dan sekarang Presiden Thein Sein membuat panggilan publik untuk perundingan perdamaian dengan separatis akhir tahun lalu.
Seiring dengan membebaskan tahanan politik dan memegang adil oleh-pemilu pada bulan April, Amerika Serikat dan Uni Eropa telah membuat perdamaian dengan milisi etnis prasyarat untuk review embargo mereka.
Pembicaraan RINCIAN
Negosiasi dengan Tentara Kemerdekaan Kachin kuat telah tergelincir Namun akibat pertempuran terus-menerus bahwa kelompok-kelompok bantuan mengatakan telah mengungsi sebanyak 50.000 orang.
"Kami mendesak masyarakat internasional untuk memantau situasi erat," kata Rogers Berita Layak. "Meskipun tentu tepat untuk mengurangi beberapa sanksi sebagai pengakuan atas kemajuan yang dibuat, kami mendesak Uni Eropa, Amerika Serikat dan orang lain untuk melakukannya secara bertahap, langkah demi langkah, sesuai dengan perkembangan di lapangan, dan untuk mempertahankan beberapa langkah-langkah sampai perubahan lebih lanjut dijamin asli. "
CSW telah antara kelompok menyelidiki situasi di Burma, di mana Rogers berkata, "di Rangoon dan daerah perkotaan ada perubahan atmosfer, tetapi belum perubahan kelembagaan, legislatif dan konstitusional substansial yang akan membuat reformasi tidak dapat diubah."
Dia menambahkan bahwa di "daerah etnis, kejahatan terhadap kemanusiaan terus."
Rogers mengatakan kelompoknya telah mendesak Presiden Thein Sein dan semua reformis pejabat dalam pemerintahan Burma "untuk mengambil tindakan untuk mengakhiri pelanggaran militer, dan untuk melindungi hak asasi manusia, termasuk kebebasan beragama, untuk semua."
http://jalanallah.com.previewdns.com/jalanallah/berita-2122-tentara-burma-menyerang-gereja-saat-konferensi-kristen.html
Seorang anggota parlemen berusaha untuk menghentikan kekerasan itu dilaporkan mengancam di bawah todongan senjata.
Chin Organisasi Hak Asasi Manusia (CHRO), yang mewakili masyarakat, kata Angkatan Darat Burma menyerang Sin Lum Pang Mu Baptist Church di desa Pang Mu, di Bhamo kabupaten, pada 13 Maret.
Pendeta gereja Jangmaw Maw Gam mengatakan tentara "dari batalyon ke-33 Alkitab ke-88 Tentara Birma Divisi Infanteri dibakar, properti gereja dihancurkan, dan mencuri sebuah pemutar video, pengeras suara dan barang-barang warga."
Namun tentara dilaporkan mengklaim properti milik sebuah pos otonomi mencari Kachin Kemerdekaan Angkatan Darat, yang telah berperang melawan pasukan pemerintah selama beberapa dekade. Pasukan diduga juga mengambil uang dari kotak sumbangan gereja.
ORANG KRISTEN LARILAH
November lalu, pendeta dan di atas 1.000-kuat congretation pindah dari desa Pang Mu ke Mai Ja Yang bagi para pengungsi internal.
Tiga hari sebelumnya, pada tanggal 10 Maret pasukan Burma dilaporkan terganggu konferensi Kristen dan mengancam anggota parlemen di di bawah todongan senjata di Negara Chin Birma barat, mengatakan CHRO.
Insiden itu terjadi ketika lebih dari 1.000 delegasi dari 80 cabang lokal dari Gereja (Chin) Mara Injili di desa Sabawngte berkumpul di sebuah daerah terpencil di kota Matupi Chin negara selatan untuk konferensi, yang memiliki izin resmi, kata aktivis hak.
Beberapa tentara Burma Tentara menggerebek pertemuan dan "menegur kepala desa untuk tidak melaporkan peristiwa" ke kamp tentara, CHRO mengatakan dalam sambutannya yang dipublikasikan.
Ketika Cin Pu Van, seorang legislator dari Partai Pembangunan Nasional Etnis, melihat para prajurit yang dihadapi kepala desa dan mencoba untuk campur tangan, "ia diancam dengan todongan senjata," kata Kristen.
PANJANG JALAN
Benedict Rogers, Asia Timur Tim Leader di kelompok advokasi Christian Solidarity Worldwide, mengatakan insiden "menggambarkan bahwa masih ada cara yang sangat panjang dalam proses reformasi Birma".
Dia menambahkan bahwa "masyarakat internasional harus berhati-hati mencabut sanksi terlalu banyak terlalu cepat."
Ada janji dari pemerintah Birma nominal sipil yang berusaha perjanjian gencatan senjata dengan kelompok etnis.
Mantan pemimpin junta militer dan sekarang Presiden Thein Sein membuat panggilan publik untuk perundingan perdamaian dengan separatis akhir tahun lalu.
Seiring dengan membebaskan tahanan politik dan memegang adil oleh-pemilu pada bulan April, Amerika Serikat dan Uni Eropa telah membuat perdamaian dengan milisi etnis prasyarat untuk review embargo mereka.
Pembicaraan RINCIAN
Negosiasi dengan Tentara Kemerdekaan Kachin kuat telah tergelincir Namun akibat pertempuran terus-menerus bahwa kelompok-kelompok bantuan mengatakan telah mengungsi sebanyak 50.000 orang.
"Kami mendesak masyarakat internasional untuk memantau situasi erat," kata Rogers Berita Layak. "Meskipun tentu tepat untuk mengurangi beberapa sanksi sebagai pengakuan atas kemajuan yang dibuat, kami mendesak Uni Eropa, Amerika Serikat dan orang lain untuk melakukannya secara bertahap, langkah demi langkah, sesuai dengan perkembangan di lapangan, dan untuk mempertahankan beberapa langkah-langkah sampai perubahan lebih lanjut dijamin asli. "
CSW telah antara kelompok menyelidiki situasi di Burma, di mana Rogers berkata, "di Rangoon dan daerah perkotaan ada perubahan atmosfer, tetapi belum perubahan kelembagaan, legislatif dan konstitusional substansial yang akan membuat reformasi tidak dapat diubah."
Dia menambahkan bahwa di "daerah etnis, kejahatan terhadap kemanusiaan terus."
Rogers mengatakan kelompoknya telah mendesak Presiden Thein Sein dan semua reformis pejabat dalam pemerintahan Burma "untuk mengambil tindakan untuk mengakhiri pelanggaran militer, dan untuk melindungi hak asasi manusia, termasuk kebebasan beragama, untuk semua."
http://jalanallah.com.previewdns.com/jalanallah/berita-2122-tentara-burma-menyerang-gereja-saat-konferensi-kristen.html
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Bocah-bocah Rohingya Disiksa dengan Sengatan Listrik & Dibuang ke Laut
AKYAB.ARAKAN (voa-islam.com) – Korsponden Kantor Berita Rohingya melaporkan, Otoritas Burma di kota Akyab, ibu kota Arakan, telah menangkap 11 anak Rohingya Sabtu sore (27/04/13).
Anak-anak itu disiksa dengan sengatan listrik dan dibuang di laut. Sedangkan anak-anak lain, yang unjuk rasa di depan tentara Burma, dikejar di tengah-tengah hujan lebat di kota Akyab.
Sperti yang dikabarkan sebelumnya oleh koresponden Kantor Berita Rohingya, telah terjadi bentrok antara tentara pemerintah dengan orang-orang Rohingya di kota Akiab Jumat pagi (26/04/13), saat komisi penyelidikan dan tentara Burma menarik dokumen-dokumen orang Rohingya yang membuktikan identitas kewarganegaraanya dan mengubahnya dengan karakter lain yaitu Bengali.[usamah/rohingya]
http://www.voa-islam.com/news/world-world/2013/04/28/24251/bocahbocah-rohingya-disiksa-dengan-sengatan-listrik-dibuang-ke-laut/
Anak-anak itu disiksa dengan sengatan listrik dan dibuang di laut. Sedangkan anak-anak lain, yang unjuk rasa di depan tentara Burma, dikejar di tengah-tengah hujan lebat di kota Akyab.
Sperti yang dikabarkan sebelumnya oleh koresponden Kantor Berita Rohingya, telah terjadi bentrok antara tentara pemerintah dengan orang-orang Rohingya di kota Akiab Jumat pagi (26/04/13), saat komisi penyelidikan dan tentara Burma menarik dokumen-dokumen orang Rohingya yang membuktikan identitas kewarganegaraanya dan mengubahnya dengan karakter lain yaitu Bengali.[usamah/rohingya]
http://www.voa-islam.com/news/world-world/2013/04/28/24251/bocahbocah-rohingya-disiksa-dengan-sengatan-listrik-dibuang-ke-laut/
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Halaman 3 dari 4 • 1, 2, 3, 4
Similar topics
» Tragedi Charlie Hebdo, pembunuhan terhadap sastrawan anti-islam ternyata memang sudah pernah disunnahkan oleh muhammad
» islam VS Budha
» pembunuhan tak sengaja oleh abdul qadir jailani
» Tiga Muslimah di Tembak Mati di Rumahnya sendiri oleh Pihak Keamanan Myanmar
» Di Malaysia, Kata 'Allah' Sekarang hanya Milik Ummat Islam
» islam VS Budha
» pembunuhan tak sengaja oleh abdul qadir jailani
» Tiga Muslimah di Tembak Mati di Rumahnya sendiri oleh Pihak Keamanan Myanmar
» Di Malaysia, Kata 'Allah' Sekarang hanya Milik Ummat Islam
Halaman 3 dari 4
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik