benarkah yesus akan kembali ke dunia?

by **keroncong** Fri Jun 01, 2012 3:24 am

First topic message reminder :

JESUS WILL RETURN ?

Ya benar, Nabi Isa alahissalam itu memang benar akan datang lagi kepada kita nanti menjelang hari kiamat terjadi. Sebab hadits-hadits Rasulullah SAW memang telah menyebutkan hal itu. Kami akan menyampaikan dalil dan keterangan yang shahih tentang masalah kedatangan nabi Isa itu sendiri. Sedangkan informasi tentang siapakah Harun Yahya silahkan Anda cari sendiri di internet.

Bahwa dia akan jadi juru selamat, sebenarnya merupakan ungkapan yang agak dipelintir. Sebab kalau yang mengucapkan itu adalah umat kristiani, mereka akan bilang bahwa yang dimaksud dengan juru selamat itu adalah membaptis dan memasukkan orang ke dalam agama kristen.

Namun dalam pandangan akidah Islam, Nabi Isa itu memang akan menyelamatkan umat manusia dari kekeliruan agama kristiani itu sendiri. Sebab Nabi Isa jsutru akan menghancurkan gereja, merobohkan salib dan akan membongkar kedok para tokoh agama itu.

Bahkan lebih jauh, Nabi Isa as itu akan menjadi seorang muslim yang bernabi kepada Rasulullah SAW dan berkitab sucikan Al-Quran Al-Kariem. Beliau akan ikut shalat bersama umat Islam, bahkan menolak ketika ditawari menjadi imam.

Nabi Isa akan menjadi seorang muslim biasa tanpa jabatan kenabian. Karena memang tidak ada lagi nabi setelah kerasulan Muhammad SAW. Beliau akan bersama-sama dengan umat Islam merobohkan patung salib dan bunda maria, membunuh babi dan menghancurkan khamar. Beliau akan shalat bersama dengan umat Islam. Berkitab suci Al-Quran, mengucapkan dua kalimat syahadat, shalat menghadap ka‘bah, puasa Ramadhan, berhaji ke Mekkah dan menjalankan syariat Islam yang kita terapkan saat itu.

Diantara tanda-tanda datangnya hari kiamat kubro adalah turnnya Nabi Isa as. Beliau akan menjadi muslimin atau bagian dari umat Islam, menghancurkan salib dan menghancurkan berhala. Karena risalah yang beliau bawa adalah risalah yang bersumber dari Allah juga.

Semua keteragan itu kita dapatkan dari hadits-hatis Rasulullah yang sampai kepada kita, antara lain:

Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Demi Yang jiwaku di tangan-Nya, Nyaris akan turun kepada kalian putera Maryam (Nabi Isa as) menjadi hakim yang adil, menghancurkan salib dan membunuh babi dan memungut jizyah dan memenuhi harta ... (HR. HR Muslim dalam kitab Iman bab turunnya Isa )

Dari Jabir bin Abdillah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Akan tetap ada dari umatku yang berjuang dalam haq dan eksis terus hingga hari kiamat. Kemudian Nabi Isa bin Maryam turun. Lalu pemimpin umat Islam saat iu berkata kepada Nabi Isa,”Kemarilah dan jadilah imam dalam shalat kami”. Namun Nabi Isa menjawab,”Tidak, kalian menjadi peminpin di antara kalian sendiri . Sebagai bentuk pemuliaan Allah atas umat ini” (HR. )

Rasulullah SAW bersabda,”Nabi Isa masih tetap tinggal di bumi hingga terbunuhnya Dajjal selama 40 tahun, lalu Allah mewafatkannya dan dishalatkan jenazahnya oleh umat Islam (HR. HR Ahmad, Abu Daud, Ibnu Hiban, Al-Hakim dan dishahihkan oleh az-Zahabi )

by **Kedunghalang** Wed Feb 19, 2014 12:40 pm

isaku wrote:@pak kedung

ini menurut kang google translate :)

مع-preposisi
with مع, لدى, و, ب, عند, ضد
together with مع
for إلى, منذ, مع, بسبب, ب, في سبيل

Kata ma'a di dalam Al Qur'an tidak selalu diartikan bersama/beserta, contohnya di dalam dua ayat berikut:
benarkah yesus akan kembali ke dunia? - Page 11 003-194

benarkah yesus akan kembali ke dunia? - Page 11 003-194

“Wahai Tuhan kami sesungguhnya kami telah mendengar seorang penyeru memanggil kepada keimanan, bahwa, ‘Berimanlah kepada Tuhan-mu,’ maka kami telah beriman. Wahai Tuhan kami, ampunilah bagi kami, dosa-dosa kami, dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami dan wafatkanlah kami termasuk dalam golongan orang-orang baik.” (Ali Imran 3:193/194).

benarkah yesus akan kembali ke dunia? - Page 11 004-147

benarkah yesus akan kembali ke dunia? - Page 11 004-147

"Kecuali orang-orang yang bertobat dan memperbaiki diri dan berpegang teguh kepada Allah, serta mereka ikhlas dalam ibadah mereka kepada Allah. Dan mereka ini termasuk golongan orang-orang mukmin. Dan, kelak Allah akan memberi kepada orang-orang mukmin ganjaran besar." (An-Nisa 4:146/147).

Dengan demikian, maka tidak ada salahnya jika kata ma'a dalam An-Nisa 4:69/70 diartikan termasuk di antara. Hal ini membenarkan bahwa Nikmat Allah (Kenabian/Kerasulan yang tidak membawa syari'at baru) masih TERBUKA bagi umat Islam yang ta'at kepada Allah dan Nabi Muhammad saw (An-Nisa 4:69/70) di dunia ini dan di akhirat (Yunus 10:62/63-64/65).

Terlebih lagi, hal ini didukung oleh hadits-hadits tentang kedatangan Al Mahdi yang diutus/Rasul Allah:
Rasulullah saw bersabda: "Hampir dekat saatnya orang yang hidup di antara kamu akan bertemu dengan Isa Ibnu Maryam yang menjadi Imam Mahdi dan Hakim yang Adil." (HR Musnad Ahmad bin Hambal, Jilid II, hal.411)

Rasulullah saw bersabda: “Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus (Rasul) Allah ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Ia akan penuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman.” (HR Musnad Ahmad bin Hambal 10898).

Hadits-hadits di atas mengisyaratkan bahwa Isa Ibnu Maryam dan Imam Al Mahdi itu adalah utusan (Rasul) Allah dan wujudnya hanya satu orang. Dan, hanya satu orang juga yang mendakwahkan diri diutus Allah sebagai Isa Ibnu Maryam dan Imam Mahdi, yakni HMG Ahmad as, Pendiri Jemaat Ahmadiyah, dari Qadian, Hindustan.

Mengenai nubuatan dalam Al Qur'an tentang kedatangan Al Mahdi yang diutus/Rasul Allah setelah Nabi Muhammad saw terdapat dalam Al Jumu'ah 62:2/3-3/4.

by **putramentari** Wed Feb 19, 2014 1:17 pm

Kedunghalang wrote:
putramentari wrote:
Kedunghalang wrote:
putramentari wrote:
Ayat ini sangat penting karena menerangkan semua jalur kemajuan rohani yang terbuka bagi kaum Muslimin. Keempat martabat kerohanian – para nabi, para shiddiq, para syuhada dan para shalihin – kini semuanya dapat dicapai hanya dengan jalan mengikuti Rasulullah saw.

kembali tafsir ngawur, coba lihat tafsir ibnu katsir hal 349 :

Nampaknya tafsir Al Qur'an oleh Imam Mahdi as lebih baik daripada Ibnu Katsir. Imam Mahdi as menjelaskan berdasarkan Al Qur'an bahwa kata rafiqan itu identik dengan wali-wali (Aulia) Allah atau para sahabat sejati Allah, yakni nabiyyin, shiddiqin, syuhada dan shalihin (An-Nisa 4:69/70). Para wali (Aulia) Allah itu adalah orang-orang Islam yang beriman dan bertaqwa, dan bagi mereka ada khabar suka dari Allah Al Mutakallim dalam kehidupan di dunia ini dan di akhirat (Yunus 10:62/63-64/65).

maaf , islam tidak mengenal yang namanya Tafsir imam mahdi, apalagi tafsir cocologi dan pelintirologi khas Ahmadiyah

Imam Mahdi itu adalah seorang Pemimpin Ruhani (Khalifatullah) Islam yang mendapat petunjuk langsung dari Allah, jadi dalam menafsirkan Al Qur'an senantiasa mendapat petunjuk dari Allah. Menurut Nabi Muhammad saw, Imam Al Mahdi itu diutus Allah (HR Musnad Ahmad bin Hambal), berarti Imam Al Mahdi adalah Utusan Allah atau Rasul Allah, yang datang setelah Nabi Muhammad Rasulullah saw.

yang namanya tafsir tentu berhubungan dengan Asbabun nuzul, Apakah Imam Mahdi menafsir berdasarkan Asbabun nuzul. atau hanya saenake dewe.

kalo gitu ntar bisa muncul dech Tafsir Imam Abu Hanan, Tafsir Imam Putra Mentari, Tafsir Imang Odoy dll basi

by **Kedunghalang** Wed Feb 19, 2014 1:59 pm

putramentari wrote:
Kedunghalang wrote:
putramentari wrote:
Kedunghalang wrote:
putramentari wrote:

kembali tafsir ngawur, coba lihat tafsir ibnu katsir hal 349 :

Nampaknya tafsir Al Qur'an oleh Imam Mahdi as lebih baik daripada Ibnu Katsir. Imam Mahdi as menjelaskan berdasarkan Al Qur'an bahwa kata rafiqan itu identik dengan wali-wali (Aulia) Allah atau para sahabat sejati Allah, yakni nabiyyin, shiddiqin, syuhada dan shalihin (An-Nisa 4:69/70). Para wali (Aulia) Allah itu adalah orang-orang Islam yang beriman dan bertaqwa, dan bagi mereka ada khabar suka dari Allah Al Mutakallim dalam kehidupan di dunia ini dan di akhirat (Yunus 10:62/63-64/65).

maaf , islam tidak mengenal yang namanya Tafsir imam mahdi, apalagi tafsir cocologi dan pelintirologi khas Ahmadiyah

Imam Mahdi itu adalah seorang Pemimpin Ruhani (Khalifatullah) Islam yang mendapat petunjuk langsung dari Allah, jadi dalam menafsirkan Al Qur'an senantiasa mendapat petunjuk dari Allah. Menurut Nabi Muhammad saw, Imam Al Mahdi itu diutus Allah (HR Musnad Ahmad bin Hambal), berarti Imam Al Mahdi adalah Utusan Allah atau Rasul Allah, yang datang setelah Nabi Muhammad Rasulullah saw.

yang namanya tafsir tentu berhubungan dengan Asbabun nuzul, Apakah Imam Mahdi menafsir berdasarkan Asbabun nuzul. atau hanya saenake dewe.

kalo gitu ntar bisa muncul dech Tafsir Imam Abu Hanan, Tafsir Imam Putra Mentari, Tafsir Imang Odoy dll

Imam Mahdi as menafsirkan ayat suci Al Qur'an (khusus untuk An-Nisa 4:69/70) membandingkan dengan ayat suci lain dalam Al Qur'an, seperti Ali Imran 3:193/194, An-Nisa 4:146/147. Sesungguhnya An-Nisa 4:69/70 adalah janji Allah, Tuhan Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana dalam mengabulkan doa umat Islam yang rajin shalat fardhu, paling sedikit 17 kali / hari berdoa dalam Surah Al Fatihah 1:6-7.

Jika orang Islam yang beriman berdoa Al Fatihah 1:6-7, kemudian beramal shaleh mentaati perintah Allah dan Nabi Muhammad saw, maka ketika Allah SWT mengabulkan doa orang Islam yan beriman itu, maka Dia akan menganugerahkan Nikmat-Nya kepadanya, yakni nabiyyin, shiddiqin, syuhada atau shalihin. Caranya, Dia uraikan dalam Yunus 10:62/63-64/65.

by **putramentari** Wed Feb 19, 2014 2:31 pm

Kedunghalang wrote:
putramentari wrote:
Kedunghalang wrote:
putramentari wrote:
Kedunghalang wrote:

Nampaknya tafsir Al Qur'an oleh Imam Mahdi as lebih baik daripada Ibnu Katsir. Imam Mahdi as menjelaskan berdasarkan Al Qur'an bahwa kata rafiqan itu identik dengan wali-wali (Aulia) Allah atau para sahabat sejati Allah, yakni nabiyyin, shiddiqin, syuhada dan shalihin (An-Nisa 4:69/70). Para wali (Aulia) Allah itu adalah orang-orang Islam yang beriman dan bertaqwa, dan bagi mereka ada khabar suka dari Allah Al Mutakallim dalam kehidupan di dunia ini dan di akhirat (Yunus 10:62/63-64/65).

maaf , islam tidak mengenal yang namanya Tafsir imam mahdi, apalagi tafsir cocologi dan pelintirologi khas Ahmadiyah

Imam Mahdi itu adalah seorang Pemimpin Ruhani (Khalifatullah) Islam yang mendapat petunjuk langsung dari Allah, jadi dalam menafsirkan Al Qur'an senantiasa mendapat petunjuk dari Allah. Menurut Nabi Muhammad saw, Imam Al Mahdi itu diutus Allah (HR Musnad Ahmad bin Hambal), berarti Imam Al Mahdi adalah Utusan Allah atau Rasul Allah, yang datang setelah Nabi Muhammad Rasulullah saw.

yang namanya tafsir tentu berhubungan dengan Asbabun nuzul, Apakah Imam Mahdi menafsir berdasarkan Asbabun nuzul. atau hanya saenake dewe.

kalo gitu ntar bisa muncul dech Tafsir Imam Abu Hanan, Tafsir Imam Putra Mentari, Tafsir Imang Odoy dll

Imam Mahdi as menafsirkan ayat suci Al Qur'an (khusus untuk An-Nisa 4:69/70) membandingkan dengan ayat suci lain dalam Al Qur'an, seperti Ali Imran 3:193/194, An-Nisa 4:146/147. Sesungguhnya An-Nisa 4:69/70 adalah janji Allah, Tuhan Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana dalam mengabulkan doa umat Islam yang rajin shalat fardhu, paling sedikit 17 kali / hari berdoa dalam Surah Al Fatihah 1:6-7.

Jika orang Islam yang beriman berdoa Al Fatihah 1:6-7, kemudian beramal shaleh mentaati perintah Allah dan Nabi Muhammad saw, maka ketika Allah SWT mengabulkan doa orang Islam yan beriman itu, maka Dia akan menganugerahkan Nikmat-Nya kepadanya, yakni nabiyyin, shiddiqin, syuhada atau shalihin. Caranya, Dia uraikan dalam Yunus 10:62/63-64/65.

sayangnya umat Islam lebih percaya penjelasan Nabi Muhammad melalui tafsir Ibnu Katsir dibanding Imam Mahdi version :

benarkah yesus akan kembali ke dunia? - Page 11 Screen11

benarkah yesus akan kembali ke dunia? - Page 11 Screen12

silahkan pilih kalo lebih percaya penjelasan Imam Mahdi ketimbang penjelasan Nabi Muhammad, apakah Salah kalo kami bilang AHmadiyah itu sesat usil

by **Kedunghalang** Wed Feb 19, 2014 3:20 pm

@ Atas

Penyampaian Nabi Muhammad saw dalam hadits-hadits yang dimuat dalam Tafsir Ibnu Katsir tidak ada yang salah, karena tidak ada yang secara spesifik terkait dengan sabda beliau saw yang menubuatkan "Al Mahdi yang diutus Allah" (HR Musnad Ahmad bin Hambal).

Menyatakan SESAT kepada AHMADIYAH bukan merupakan amal shaleh, karena bertentangan dengan firman Allah:
"Sesungguhnya, Tuhan engkau Dia-lah Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya. dan Dia-lah Paling mengetahui mereka yang mendapat petunjuk." (Al Qalam 68:7/8).

Apakah anda merasa setara dengan Allah, Tuhan Yang Maha Mengetahui? Bahkan MUI dan para ulama dari seluruh pelosok dunia pun tidak memiliki wewenang dari Allah, Tuhan Yang Maha Mengetahui untuk menyatakan SESAT kepada AHMADIYAH.

by **putramentari** Wed Feb 19, 2014 4:41 pm

Kedunghalang wrote:@ Atas

Penyampaian Nabi Muhammad saw dalam hadits-hadits yang dimuat dalam Tafsir Ibnu Katsir tidak ada yang salah, karena tidak ada yang secara spesifik terkait dengan sabda beliau saw yang menubuatkan "Al Mahdi yang diutus Allah" (HR Musnad Ahmad bin Hambal).

Menyatakan SESAT kepada AHMADIYAH bukan merupakan amal shaleh, karena bertentangan dengan firman Allah:
"Sesungguhnya, Tuhan engkau Dia-lah Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya. dan Dia-lah Paling mengetahui mereka yang mendapat petunjuk." (Al Qalam 68:7/8).
Apakah anda merasa setara dengan Allah, Tuhan Yang Maha Mengetahui? Bahkan MUI dan para ulama dari seluruh pelosok dunia pun tidak memiliki wewenang dari Allah, Tuhan Yang Maha Mengetahui untuk menyatakan SESAT kepada AHMADIYAH.

apakah anda Ahmadiyah menganggap Imam Mahdi lebih hebat dari Nabi Muhammad dengan lebih percaya tafsir pelintirologi versi HMGA di bandingkan Tafsir Ibnu Katsir awas

by **Kedunghalang** Wed Feb 19, 2014 5:24 pm

putramentari wrote:
Kedunghalang wrote:@ Atas

Penyampaian Nabi Muhammad saw dalam hadits-hadits yang dimuat dalam Tafsir Ibnu Katsir tidak ada yang salah, karena tidak ada yang secara spesifik terkait dengan sabda beliau saw yang menubuatkan "Al Mahdi yang diutus Allah" (HR Musnad Ahmad bin Hambal).

Menyatakan SESAT kepada AHMADIYAH bukan merupakan amal shaleh, karena bertentangan dengan firman Allah:
"Sesungguhnya, Tuhan engkau Dia-lah Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya. dan Dia-lah Paling mengetahui mereka yang mendapat petunjuk." (Al Qalam 68:7/8).
Apakah anda merasa setara dengan Allah, Tuhan Yang Maha Mengetahui? Bahkan MUI dan para ulama dari seluruh pelosok dunia pun tidak memiliki wewenang dari Allah, Tuhan Yang Maha Mengetahui untuk menyatakan SESAT kepada AHMADIYAH.

apakah anda Ahmadiyah menganggap Imam Mahdi lebih hebat dari Nabi Muhammad dengan lebih percaya tafsir pelintirologi versi HMGA di bandingkan Tafsir Ibnu Katsir

Imam Mahdi as bersabda: "Aku bagaikan setitik debu yang menempel di sepatu Rasulullah saw". Jadi, tidak mungkin Ahmadiyah menganggap Imam Mahdi as lebih hebat dari Nabi Muhammad saw, wong Imam Mahdi as itu seorang Nabi dari antara umat Islam yang taat sempurna kepada Nabi Muhammad saw.

Namun, dalam kaitan dengan Tafsir An-Nisa 4:69/70, Ibnu Katsir tidak menyinggung sedikitpun tentang hadits yang menubuatkan tentang kedatangan "Al Mahdi yang diutus Allah" (HR Musnad Ahmadi bin Hambal). Coba, kalau Ibnu Katsir menampilkan hadits tentang Al Mahdi yang diutus Allah, pasti kenabian setelah Nabi Muhammad saw akan dibahas juga. Jadi, Tafsir Ibnu Katsir tidak lebih unggul daripada Tafsir Imam Mahdi as dalam konteks An-Nisa 4:69/70.

by **putramentari** Wed Feb 19, 2014 5:55 pm

Kedunghalang wrote:
putramentari wrote:
Kedunghalang wrote:@ Atas

Penyampaian Nabi Muhammad saw dalam hadits-hadits yang dimuat dalam Tafsir Ibnu Katsir tidak ada yang salah, karena tidak ada yang secara spesifik terkait dengan sabda beliau saw yang menubuatkan "Al Mahdi yang diutus Allah" (HR Musnad Ahmad bin Hambal).

Menyatakan SESAT kepada AHMADIYAH bukan merupakan amal shaleh, karena bertentangan dengan firman Allah:
"Sesungguhnya, Tuhan engkau Dia-lah Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya. dan Dia-lah Paling mengetahui mereka yang mendapat petunjuk." (Al Qalam 68:7/8).
Apakah anda merasa setara dengan Allah, Tuhan Yang Maha Mengetahui? Bahkan MUI dan para ulama dari seluruh pelosok dunia pun tidak memiliki wewenang dari Allah, Tuhan Yang Maha Mengetahui untuk menyatakan SESAT kepada AHMADIYAH.

apakah anda Ahmadiyah menganggap Imam Mahdi lebih hebat dari Nabi Muhammad dengan lebih percaya tafsir pelintirologi versi HMGA di bandingkan Tafsir Ibnu Katsir

Imam Mahdi as bersabda: "Aku bagaikan setitik debu yang menempel di sepatu Rasulullah saw". Jadi, tidak mungkin Ahmadiyah menganggap Imam Mahdi as lebih hebat dari Nabi Muhammad saw, wong Imam Mahdi as itu seorang Nabi dari antara umat Islam yang taat sempurna kepada Nabi Muhammad saw.

Namun, dalam kaitan dengan Tafsir An-Nisa 4:69/70, Ibnu Katsir tidak menyinggung sedikitpun tentang hadits yang menubuatkan tentang kedatangan "Al Mahdi yang diutus Allah" (HR Musnad Ahmadi bin Hambal). Coba, kalau Ibnu Katsir menampilkan hadits tentang Al Mahdi yang diutus Allah, pasti kenabian setelah Nabi Muhammad saw akan dibahas juga. Jadi, Tafsir Ibnu Katsir tidak lebih unggul daripada Tafsir Imam Mahdi as dalam konteks An-Nisa 4:69/70.

karena menganggap HMGA adalah Nabi, maaf, terpaksa saya bilang bahwa Ahmadiyah Sesat dan Menyesatkan info

by **Kedunghalang** Wed Feb 19, 2014 6:25 pm

putramentari wrote:
Kedunghalang wrote:
putramentari wrote:
Kedunghalang wrote:@ Atas

Penyampaian Nabi Muhammad saw dalam hadits-hadits yang dimuat dalam Tafsir Ibnu Katsir tidak ada yang salah, karena tidak ada yang secara spesifik terkait dengan sabda beliau saw yang menubuatkan "Al Mahdi yang diutus Allah" (HR Musnad Ahmad bin Hambal).

Menyatakan SESAT kepada AHMADIYAH bukan merupakan amal shaleh, karena bertentangan dengan firman Allah:
"Sesungguhnya, Tuhan engkau Dia-lah Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya. dan Dia-lah Paling mengetahui mereka yang mendapat petunjuk." (Al Qalam 68:7/8).
Apakah anda merasa setara dengan Allah, Tuhan Yang Maha Mengetahui? Bahkan MUI dan para ulama dari seluruh pelosok dunia pun tidak memiliki wewenang dari Allah, Tuhan Yang Maha Mengetahui untuk menyatakan SESAT kepada AHMADIYAH.

apakah anda Ahmadiyah menganggap Imam Mahdi lebih hebat dari Nabi Muhammad dengan lebih percaya tafsir pelintirologi versi HMGA di bandingkan Tafsir Ibnu Katsir

Imam Mahdi as bersabda: "Aku bagaikan setitik debu yang menempel di sepatu Rasulullah saw". Jadi, tidak mungkin Ahmadiyah menganggap Imam Mahdi as lebih hebat dari Nabi Muhammad saw, wong Imam Mahdi as itu seorang Nabi dari antara umat Islam yang taat sempurna kepada Nabi Muhammad saw.

Namun, dalam kaitan dengan Tafsir An-Nisa 4:69/70, Ibnu Katsir tidak menyinggung sedikitpun tentang hadits yang menubuatkan tentang kedatangan "Al Mahdi yang diutus Allah" (HR Musnad Ahmadi bin Hambal). Coba, kalau Ibnu Katsir menampilkan hadits tentang Al Mahdi yang diutus Allah, pasti kenabian setelah Nabi Muhammad saw akan dibahas juga. Jadi, Tafsir Ibnu Katsir tidak lebih unggul daripada Tafsir Imam Mahdi as dalam konteks An-Nisa 4:69/70.

karena menganggap HMGA adalah Nabi, maaf, terpaksa saya bilang bahwa Ahmadiyah Sesat dan Menyesatkan

OOT
Apakah anda merasa setara dan/atau lebih tahu daripada Allah, Tuhan Yang Maha Mengetahui (Al Qalam 68:7/8).

1. Pemahaman hadits tentang Al Mahdi yang diutus Allah
2. Pemahaman bahwa Nabi Isa as sudah wafat secara wajar
3. Pemahaman tentang Isa Ibnu Maryam yang menjadi Imam Mahdi dan Hakim yang Adil
4. Pemahaman tentang Israa' Mi'raj
5. Pemahaman kenabian setelah Nabi Muhammad saw.

Memahami kelima topik di atas saja masih kelabakan, anda sudah berani menuduh SESAT?

by **isaku** Wed Feb 19, 2014 7:04 pm

Kedunghalang wrote:
isaku wrote:@pak kedung

ini menurut kang google translate :)

مع-preposisi
with مع, لدى, و, ب, عند, ضد
together with مع
for إلى, منذ, مع, بسبب, ب, في سبيل

Kata ma'a di dalam Al Qur'an tidak selalu diartikan bersama/beserta, contohnya di dalam dua ayat berikut:

“Wahai Tuhan kami sesungguhnya kami telah mendengar seorang penyeru memanggil kepada keimanan, bahwa, ‘Berimanlah kepada Tuhan-mu,’ maka kami telah beriman. Wahai Tuhan kami, ampunilah bagi kami, dosa-dosa kami, dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami dan wafatkanlah kami termasuk dalam golongan orang-orang baik.” (Ali Imran 3:193/194).

"Kecuali orang-orang yang bertobat dan memperbaiki diri dan berpegang teguh kepada Allah, serta mereka ikhlas dalam ibadah mereka kepada Allah. Dan mereka ini termasuk golongan orang-orang mukmin. Dan, kelak Allah akan memberi kepada orang-orang mukmin ganjaran besar." (An-Nisa 4:146/147).

Dengan demikian, maka tidak ada salahnya jika kata ma'a dalam An-Nisa 4:69/70 diartikan termasuk di antara. Hal ini membenarkan bahwa Nikmat Allah (Kenabian/Kerasulan yang tidak membawa syari'at baru) masih TERBUKA bagi umat Islam yang ta'at kepada Allah dan Nabi Muhammad saw (An-Nisa 4:69/70) di dunia ini dan di akhirat (Yunus 10:62/63-64/65).

- kok pakai tidak ada salahnya ? kalo jadinya tidak benar gimana???
- sudah tegas di Al Ahzab 40 bahwa Nabi SAW adalah khatamannabiyyin.

kedung wrote:Terlebih lagi, hal ini didukung oleh hadits-hadits tentang kedatangan Al Mahdi yang diutus/Rasul Allah:
Rasulullah saw bersabda: "Hampir dekat saatnya orang yang hidup di antara kamu akan bertemu dengan Isa Ibnu Maryam yang menjadi Imam Mahdi dan Hakim yang Adil." (HR Musnad Ahmad bin Hambal, Jilid II, hal.411)

Rasulullah saw bersabda: “Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus (Rasul) Allah ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Ia akan penuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman.” (HR Musnad Ahmad bin Hambal 10898).

Mengenai nubuatan dalam Al Qur'an tentang kedatangan Al Mahdi yang diutus/Rasul Allah setelah Nabi Muhammad saw terdapat dalam Al Jumu'ah 62:2/3-3/4.

3 di atas tampilkan bahasa arabnya dong pak kedung, jangan2 salah terjemahan :)

by **Kedunghalang** Wed Feb 19, 2014 8:03 pm

isaku wrote:
Kedunghalang wrote:
isaku wrote:@pak kedung

ini menurut kang google translate :)

مع-preposisi
with مع, لدى, و, ب, عند, ضد
together with مع
for إلى, منذ, مع, بسبب, ب, في سبيل

Kata ma'a di dalam Al Qur'an tidak selalu diartikan bersama/beserta, contohnya di dalam dua ayat berikut:

“Wahai Tuhan kami sesungguhnya kami telah mendengar seorang penyeru memanggil kepada keimanan, bahwa, ‘Berimanlah kepada Tuhan-mu,’ maka kami telah beriman. Wahai Tuhan kami, ampunilah bagi kami, dosa-dosa kami, dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami dan wafatkanlah kami termasuk dalam golongan orang-orang baik.” (Ali Imran 3:193/194).

"Kecuali orang-orang yang bertobat dan memperbaiki diri dan berpegang teguh kepada Allah, serta mereka ikhlas dalam ibadah mereka kepada Allah. Dan mereka ini termasuk golongan orang-orang mukmin. Dan, kelak Allah akan memberi kepada orang-orang mukmin ganjaran besar." (An-Nisa 4:146/147).

Dengan demikian, maka tidak ada salahnya jika kata ma'a dalam An-Nisa 4:69/70 diartikan termasuk di antara. Hal ini membenarkan bahwa Nikmat Allah (Kenabian/Kerasulan yang tidak membawa syari'at baru) masih TERBUKA bagi umat Islam yang ta'at kepada Allah dan Nabi Muhammad saw (An-Nisa 4:69/70) di dunia ini dan di akhirat (Yunus 10:62/63-64/65).
- kok pakai tidak ada salahnya ? kalo jadinya tidak benar gimana???
- sudah tegas di Al Ahzab 40 bahwa Nabi SAW adalah khatamannabiyyin.

- Itu kan hanya gaya bahasa, maksudnya kata ma'a dalam ayat itu harus diartikan 'termasuk di antara', jika diartikan 'bersama', maka orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasulullah saw tidak bisa menjadi orang saleh.

- Khataman-Nabiyyin artinya penutup para nabi, kalau Khatamal Aulia artinya?

isaku wrote:
kedung wrote:Terlebih lagi, hal ini didukung oleh hadits-hadits tentang kedatangan Al Mahdi yang diutus/Rasul Allah:
Rasulullah saw bersabda: "Hampir dekat saatnya orang yang hidup di antara kamu akan bertemu dengan Isa Ibnu Maryam yang menjadi Imam Mahdi dan Hakim yang Adil." (HR Musnad Ahmad bin Hambal, Jilid II, hal.411)

Rasulullah saw bersabda: “Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus (Rasul) Allah ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Ia akan penuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman.” (HR Musnad Ahmad bin Hambal 10898).

Mengenai nubuatan dalam Al Qur'an tentang kedatangan Al Mahdi yang diutus/Rasul Allah setelah Nabi Muhammad saw terdapat dalam Al Jumu'ah 62:2/3-3/4.

3 di atas tampilkan bahasa arabnya dong pak kedung, jangan2 salah terjemahan :)

Kalau terjemahannya benar, bagaimana?

by **isaku** Wed Feb 19, 2014 9:38 pm

kedunghalang wrote:- Itu kan hanya gaya bahasa, maksudnya kata ma'a dalam ayat itu harus diartikan 'termasuk di antara', jika diartikan 'bersama', maka orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasulullah saw tidak bisa menjadi orang saleh.

- Khataman-Nabiyyin artinya penutup para nabi, kalau Khatamal Aulia artinya?

- kenapa tidak bisa, bersama itu kurang lebih berarti segolongan :)
- penutup para aulia,.. kok malah balik nanya, diterima tidak Nabi SAW khatamannabiyyin???

Kalau terjemahannya benar, bagaimana?

kalau benar, yg haditsnya periksa shahih g... yg ayat cek tafsir n asbabunnuzulnya.
makanya dibawa dulu bahasa aslinya :)

by **putramentari** Wed Feb 19, 2014 10:14 pm

Kedunghalang wrote:
putramentari wrote:
Kedunghalang wrote:
putramentari wrote:
Kedunghalang wrote:@ Atas

Penyampaian Nabi Muhammad saw dalam hadits-hadits yang dimuat dalam Tafsir Ibnu Katsir tidak ada yang salah, karena tidak ada yang secara spesifik terkait dengan sabda beliau saw yang menubuatkan "Al Mahdi yang diutus Allah" (HR Musnad Ahmad bin Hambal).

Menyatakan SESAT kepada AHMADIYAH bukan merupakan amal shaleh, karena bertentangan dengan firman Allah:
"Sesungguhnya, Tuhan engkau Dia-lah Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya. dan Dia-lah Paling mengetahui mereka yang mendapat petunjuk." (Al Qalam 68:7/8).
Apakah anda merasa setara dengan Allah, Tuhan Yang Maha Mengetahui? Bahkan MUI dan para ulama dari seluruh pelosok dunia pun tidak memiliki wewenang dari Allah, Tuhan Yang Maha Mengetahui untuk menyatakan SESAT kepada AHMADIYAH.

apakah anda Ahmadiyah menganggap Imam Mahdi lebih hebat dari Nabi Muhammad dengan lebih percaya tafsir pelintirologi versi HMGA di bandingkan Tafsir Ibnu Katsir

Imam Mahdi as bersabda: "Aku bagaikan setitik debu yang menempel di sepatu Rasulullah saw". Jadi, tidak mungkin Ahmadiyah menganggap Imam Mahdi as lebih hebat dari Nabi Muhammad saw, wong Imam Mahdi as itu seorang Nabi dari antara umat Islam yang taat sempurna kepada Nabi Muhammad saw.

Namun, dalam kaitan dengan Tafsir An-Nisa 4:69/70, Ibnu Katsir tidak menyinggung sedikitpun tentang hadits yang menubuatkan tentang kedatangan "Al Mahdi yang diutus Allah" (HR Musnad Ahmadi bin Hambal). Coba, kalau Ibnu Katsir menampilkan hadits tentang Al Mahdi yang diutus Allah, pasti kenabian setelah Nabi Muhammad saw akan dibahas juga. Jadi, Tafsir Ibnu Katsir tidak lebih unggul daripada Tafsir Imam Mahdi as dalam konteks An-Nisa 4:69/70.

karena menganggap HMGA adalah Nabi, maaf, terpaksa saya bilang bahwa Ahmadiyah Sesat dan Menyesatkan

OOT

apanya nya yang OOT, lha anda bilang :Imam Mahdi as itu seorang Nabi dari antara umat Islam yang taat sempurna kepada Nabi Muhammad saw.

makanya ane bilang SESAT DAN MENYESATKAN

Kedunghalang wrote:Apakah anda merasa setara dan/atau lebih tahu daripada Allah, Tuhan Yang Maha Mengetahui (Al Qalam 68:7/8).

paling tidak saya lebih benar dari AHmadiyah, karena saya pengikut Nabi Muhammad yg merupakan Nabi Terakhir, dan kalo ada yang mengaku Nabi selain Nabi Muhammad bisa dipastikan ajaran sesat

Kedunghalang wrote:1. Pemahaman hadits tentang Al Mahdi yang diutus Allah

semua hadits yang berhubungan tentang Imam mahdi tak satupun menyinggung HMGA, paling juga pelintirologi

Kedunghalang wrote:2. Pemahaman bahwa Nabi Isa as sudah wafat secara wajar

bukan paham lagi, malahan udah ane buatin tritnya, kamu ajah yang gak ngeh
3. Pemahaman tentang Isa Ibnu Maryam yang menjadi Imam Mahdi dan Hakim yang Adil

Kedunghalang wrote:4. Pemahaman tentang Israa' Mi'raj

semua umat islam pasti udah tahu, hanya umat sesat Ahmadiyah yang pelintir bahwa isra Mikraj adalah dalam kasyaf

Kedunghalang wrote:5. Pemahaman kenabian setelah Nabi Muhammad saw.

yups, itulah bukti nyata kesesatan Ahmadiyah Qadian, udah jelas Nabi Penutup adalah Muhammad, yang ngaku ngaku nabi lagi pasti ajaran sesat

Kedunghalang wrote:Memahami kelima topik di atas saja masih kelabakan, anda sudah berani menuduh SESAT?

bukan menuduh sesat, malahan udah di fatwa sesat sama NU dan MUI

by **Kedunghalang** Wed Feb 19, 2014 10:16 pm

isaku wrote:
kedunghalang wrote:- Itu kan hanya gaya bahasa, maksudnya kata ma'a dalam ayat itu harus diartikan 'termasuk di antara', jika diartikan 'bersama', maka orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasulullah saw tidak bisa menjadi orang saleh.
- Khataman-Nabiyyin artinya penutup para nabi, kalau Khatamal Aulia artinya?

- kenapa tidak bisa, bersama itu kurang lebih berarti segolongan :)
- penutup para aulia,.. kok malah balik nanya, diterima tidak Nabi SAW khatamannabiyyin???

- Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul (Nabi Muhammad saw) ini, maka mereka akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi Nikmat Allah, yaitu nabi-nabi, shiddiq-shiddiq, syahid-syahid dan orang-orang shaleh. Jadi, jika diuraikan, mereka itu hanya bersama-sama nabi-nabi, bersama-sama shiddiq-shiddiq, bersama-sama syahid-syahid, bersama-sama orang-orang shaleh.

Contoh: Udin pergi ke masjid bersama-sama dengan orang-orang saleh.
Apakah si Udin termasuk atau segolongan dengan orang-orang saleh?
Belum tentu, karena di masjid si Udin mencuri sandal.

Jadi, menterjemahkan kata ma'a menjadi 'bersama-sama" dalam An-Nisa 4:69/70 itu tidak tepat, dan yang tepat adalah "termasuk di antara."

- Sabda Nabi Muhammad saw kepada Ali bin Abu Thalib ra: "Aku adalah Khaatamul-Anbiya, dan engkau Ali adalah Khaatamul Aulia." (Tafsir Safi). Jika diartikan Penutup Aulia, tapi setelah Ali ra, kok di Nusantara ada Wali Songo?
Jika demikian, maka kata Khaatamul Aulia memiliki arti lain, selain Penutup Aulia. Begitupula dengan kata Khaatamul Anbiya / Khaataman-Nabiyyin, karena Jemaat Ahmadiyah pun mengakui bahwa Nabi Muhammad saw itu adalah Khaataman-Nabiyyin. Sedangkan, jika ada lagi Nabi setelah beliau saw, tentu datangnya dari antara pengikut beliau saw, yakni Imam Al Mahdi yang diutus Allah (HR Musnad Ahmad bin Hambal).

isaku wrote:
kedunghalang wrote:
Kalau terjemahannya benar, bagaimana?
kalau benar, yg haditsnya periksa shahih g... yg ayat cek tafsir n asbabunnuzulnya.
makanya dibawa dulu bahasa aslinya :)

Ga usah repot-repot, hadits itu di Wikipedia juga ada: https://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Mahdi

by **putramentari** Wed Feb 19, 2014 10:28 pm

kedung halang wrote:Begitupula dengan kata Khaatamul Anbiya / Khaataman-Nabiyyin, karena Jemaat Ahmadiyah pun mengakui bahwa Nabi Muhammad saw itu adalah Khaataman-Nabiyyin. Sedangkan, jika ada lagi Nabi setelah beliau saw, tentu datangnya dari antara pengikut beliau saw, yakni Imam Al Mahdi yang diutus Allah (HR Musnad Ahmad bin Hambal).

Mana Haditsnya yang menyatakan ada lagi Nabi setelah beliau saw, tentu datangnya dari antara pengikut beliau saw, yakni Imam Al Mahdi yang diutus Allah

by **Kedunghalang** Wed Feb 19, 2014 10:50 pm

putramentari wrote:
apanya nya yang OOT, lha anda bilang :Imam Mahdi as itu seorang Nabi dari antara umat Islam yang taat sempurna kepada Nabi Muhammad saw.

makanya ane bilang SESAT DAN MENYESATKAN

Lihat judul topik, anda sudah OOT. Kecuali jika anda percaya hadits Nabi saw, bahwa "Isa Ibnu Maryam menjadi Imam Al Mahdi yang diutus Allah" (HR Musnad Ahmad bin Hambal) yang artinya Isa Ibnu Maryam/Imam Al Mahdi itu adalah Utusan/Rasul Allah atau Nabi yang taat kepada Nabi Muhammad saw. Masa taat sempurna kepada Nabi Muhammad saw dibilang SESAT DAN MENYESATKAN?

putramentari wrote:
Kedunghalang wrote:Apakah anda merasa setara dan/atau lebih tahu daripada Allah, Tuhan Yang Maha Mengetahui (Al Qalam 68:7/8).

paling tidak saya lebih benar dari AHmadiyah, karena saya pengikut Nabi Muhammad yg merupakan Nabi Terakhir, dan kalo ada yang mengaku Nabi selain Nabi Muhammad bisa dipastikan ajaran sesat

Benar menurut anda, tetapi TIDAK menurut Allah dan Nabi Muhammad Rasulullah saw. Pernyataan anda sendiri sudah bertentangan dengan Al Qur'an (Al Qalam 68:7/8).

putramentari wrote:
Kedunghalang wrote:1. Pemahaman hadits tentang Al Mahdi yang diutus Allah
semua hadits yang berhubungan tentang Imam mahdi tak satupun menyinggung HMGA, paling juga pelintirologi

Jangankan hadits, ayat-ayat suci Al Qur'an juga banyak yang merujuk kepada HMG Ahmad as sebagai Khalifatullah, Imam Mahdi & Masih Mau'ud setelah dijelaskan oleh hadits sebagai Nabi dan Rasul yang taat sempurna kepada Nabi Muhammad saw.

putramentari wrote:
Kedunghalang wrote:2. Pemahaman bahwa Nabi Isa as sudah wafat secara wajar
bukan paham lagi, malahan udah ane buatin tritnya, kamu ajah yang gak ngeh

Apakah kamu berpendapat Nabi Isa as masih hidup / sudah wafat?

putramentari wrote:
Kedunghalang wrote:
3. Pemahaman tentang Isa Ibnu Maryam yang menjadi Imam Mahdi dan Hakim yang Adil

NIHIL

putramentari wrote:
Kedunghalang wrote:4. Pemahaman tentang Israa' Mi'raj
semua umat islam pasti udah tahu, hanya umat sesat Ahmadiyah yang pelintir bahwa isra Mikraj adalah dalam kasysyaf

Al Qur'an yang menyatakan seperti itu.

putramentari wrote:
Kedunghalang wrote:5. Pemahaman kenabian setelah Nabi Muhammad saw.

yups, itulah bukti nyata kesesatan Ahmadiyah Qadian, udah jelas Nabi Penutup adalah Muhammad, yang ngaku ngaku nabi lagi pasti ajaran sesat

Belum tentu, bahkan mungkin sebaliknya. Nabi Muhammad saw menyatakan bahwa "Al Mahdi diutus Allah" (HR Musnad Ahmad bin Hambal). Menurut Al Qur'an, ada seorang rasul bernama Ahmad (Ash-Shaf 61:6/7) yang akan datang setelah Nabi Muhammad saw (62:2/3-3/4). MARI KITA ADU ARGUMEN DALAM TOPIK INI BERDASARKAN AL QUR'AN DAN HADITS.

putramentari wrote:
Kedunghalang wrote:Memahami kelima topik di atas saja masih kelabakan, anda sudah berani menuduh SESAT?

bukan menuduh sesat, malahan udah di fatwa sesat sama NU dan MUI

NU dan MUI terdiri dari manusia-manusia juga, bukan Allah, Tuhan Yang Maha Mengetahui.

Daripada nuduh Ahmadiyah SESAT dan MENYESATKAN, lebih baik kita ADU ARGUMEN DENGAN CARA YANG BAIK DI FORUM INI. Kecuali jika anda memang sudah kewalahan, tidak punya argumen yang berbasis Al Qur'an & Hadits.

by **Kedunghalang** Wed Feb 19, 2014 11:05 pm

putramentari wrote:
kedung halang wrote:Begitupula dengan kata Khaatamul Anbiya / Khaataman-Nabiyyin, karena Jemaat Ahmadiyah pun mengakui bahwa Nabi Muhammad saw itu adalah Khaataman-Nabiyyin. Sedangkan, jika ada lagi Nabi setelah beliau saw, tentu datangnya dari antara pengikut beliau saw, yakni Imam Al Mahdi yang diutus Allah (HR Musnad Ahmad bin Hambal).

Mana Haditsnya yang menyatakan ada lagi Nabi setelah beliau saw, tentu datangnya dari antara pengikut beliau saw, yakni Imam Al Mahdi yang diutus Allah

Rasulullah saw bersabda: “Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Ia akan penuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman.” (HR Ahmad 10898)

Dari Sa'id bin Musayyab yang berkata, 'Kami berada dengan Ummi Salamah lalu menceritakan kepada kami tentang Al Mahdi', kemudian ia berkata, 'Saya mendengar Rasulullah saw bersabda, 'Al Mahdi itu dari keturunanku, dari anak-anak Fatimah' (HR Abu Daud).

by **crescent-star** Thu Feb 20, 2014 12:27 am

Kedunghalang wrote:Dalam konteks ayat An-Nisa 4:69/70, jika diartikan tidak termasuk nabiyyin, maka kata-kata selanjutnya tidak termasuk shiddiqiin, tidak termasuk syuhada, dan tidak termasuk orang-orang shaleh, karena berada dalam satu kalimat yang tidak dipisahkan.

ngomong apa bung ini ga faham saya.

Bagaimana penggunaan kata ma'a dalam An-Nisa 4:146/147?

lah memang kenapa ?? ga ada yg ganjil.

[146] Kecuali orang-orang yang bertaubat (dari perbuatan munafik itu) dan memperbaiki amalan mereka (yang salah), dan mereka pula berpegang teguh kepada (agama) Allah, serta mengerjakan agama mereka dengan ikhlas kerana Allah, maka mereka yang demikian itu ditempatkan bersama-sama orang-orang yang beriman (di dalam Syurga); dan Allah akan memberikan orang-orang yang beriman itu pahala yang amat besar.

orang beriman ga boleh dikumpulkan bersama oraqang beriman, apa kalau orang beriman dikumpulkan bersama orang2 beriman maka tsb tidak boleh disebut orang beriman ?? heran saya dengan pola fikir kamu.

Bagaimana dengan hadits yang menyatakan, Al Mahdi yang diutus Allah (HR Musnad Ahmad bin Hambal)?
Anda masih BUNGKAM?

ya kenapa ? al mahdi kenapa ??? .... al mahdi (orang yg diberi petunjuk) itu banyak.

by **putramentari** Thu Feb 20, 2014 3:12 am

Kedunghalang wrote:
putramentari wrote:
kedung halang wrote:Begitupula dengan kata Khaatamul Anbiya / Khaataman-Nabiyyin, karena Jemaat Ahmadiyah pun mengakui bahwa Nabi Muhammad saw itu adalah Khaataman-Nabiyyin. Sedangkan, jika ada lagi Nabi setelah beliau saw, tentu datangnya dari antara pengikut beliau saw, yakni Imam Al Mahdi yang diutus Allah (HR Musnad Ahmad bin Hambal).

Mana Haditsnya yang menyatakan ada lagi Nabi setelah beliau saw, tentu datangnya dari antara pengikut beliau saw, yakni Imam Al Mahdi yang diutus Allah

Rasulullah saw bersabda: “Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Ia akan penuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman.” (HR Ahmad 10898)

Dari Sa'id bin Musayyab yang berkata, 'Kami berada dengan Ummi Salamah lalu menceritakan kepada kami tentang Al Mahdi', kemudian ia berkata, 'Saya mendengar Rasulullah saw bersabda, 'Al Mahdi itu dari keturunanku, dari anak-anak Fatimah' (HR Abu Daud).

yang say tanya Mana Haditsnya yang menyatakan ada lagi Nabi setelah beliau saw, tentu datangnya dari antara pengikut beliau saw, yakni Imam Al Mahdi yang diutus Allah

hadits yang anda posting masih jauh panggang daripada api, alias kagak nyambung basi

by **Kedunghalang** Thu Feb 20, 2014 7:51 am

putramentari wrote:
Kedunghalang wrote:
putramentari wrote:
kedung halang wrote:Begitupula dengan kata Khaatamul Anbiya / Khaataman-Nabiyyin, karena Jemaat Ahmadiyah pun mengakui bahwa Nabi Muhammad saw itu adalah Khaataman-Nabiyyin. Sedangkan, jika ada lagi Nabi setelah beliau saw, tentu datangnya dari antara pengikut beliau saw, yakni Imam Al Mahdi yang diutus Allah (HR Musnad Ahmad bin Hambal).

Mana Haditsnya yang menyatakan ada lagi Nabi setelah beliau saw, tentu datangnya dari antara pengikut beliau saw, yakni Imam Al Mahdi yang diutus Allah

Rasulullah saw bersabda: “Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Ia akan penuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman.” (HR Ahmad 10898)

Dari Sa'id bin Musayyab yang berkata, 'Kami berada dengan Ummi Salamah lalu menceritakan kepada kami tentang Al Mahdi', kemudian ia berkata, 'Saya mendengar Rasulullah saw bersabda, 'Al Mahdi itu dari keturunanku, dari anak-anak Fatimah' (HR Abu Daud).

yang say tanya Mana Haditsnya yang menyatakan ada lagi Nabi setelah beliau saw, tentu datangnya dari antara pengikut beliau saw, yakni Imam Al Mahdi yang diutus Allah

hadits yang anda posting masih jauh panggang daripada api, alias kagak nyambung

Bukankah Al Mahdi yang diutus Allah itu artinya Al Mahdi itu Utusan Allah? Utusan Allah artinya Rasul, Rasul artinya Nabi (Az-Zukhruf 43:7/8). Bukankah keturunan Siti Fatimah ra juga termasuk umat Islam? Jika anda belum puas, nih saya tambah dengan hadits lain:

Telah bersabda Rasulullah: "Sungguh, bumi ini akan dipenuhi oleh kezhaliman dan kesemena-menaan, dan apabila kezhaliman serta kesemena-menaan itu telah penuh, maka Allah akan mengutus seorang laki-laki yang berasal dari umatku, namanya seperti namaku, dan nama bapaknya seperti nama bapakku. Maka ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana ia (bumi) telah dipenuhi sebelum itu oleh kezhaliman dan kesemena-menaan. Di waktu itu langit tidak akan menahan setetes pun dari tetesan airnya, dan bumi pun tidak akan menahan sedikit pun dari tanaman-tanamannya. Maka ia akan hidup bersama kamu selama 7 tahun, atau 8 tahun, atau 9 tahun." (HR. Thabrani)

“Andaikan dunia tinggal sehari sungguh Allah akan panjangkan hari tersebut sehingga diutus padanya seorang lelaki dari ahli baitku namanya serupa namaku dan nama ayahnya serupa nama ayahku. Ia akan penuhi bumi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan penganiayaan.” (HR abu Dawud 9435)

Nama Imam Mahdi adalah HMG Ahmad as, seperti nama Nabi Muhammad saw, yakni Ahmad (Ash-Shaf 61:6/7).
Nama bapaknya Imam Mahdi adalah Murtadha (hamba Allah yang diridhai-Nya), seperti nama bapaknya Nabi Muhammad saw, yakni Abdullah (hamba Allah)

by **Kedunghalang** Thu Feb 20, 2014 8:43 am

crescent-star wrote:
Kedunghalang wrote:Dalam konteks ayat An-Nisa 4:69/70, jika diartikan tidak termasuk nabiyyin, maka kata-kata selanjutnya tidak termasuk shiddiqiin, tidak termasuk syuhada, dan tidak termasuk orang-orang shaleh, karena berada dalam satu kalimat yang tidak dipisahkan.

ngomong apa bung ini ga faham saya.

Maksud saya, jika kata ma'a diartikan "bersama" atau "tidak termasuk di antara", maka keseluruhan ayat akan seperti ini: "Dan orang-orang yang mentaati Allah dan Rasul (Nabi Muhammad saw) ini, maka mereka akan bersama-sama (tidak termasuk di antara) orang-orang yang dianugerahi Nikmat Allah atas mereka, yakni tidak termasuk di antara nabi-nabi, tidak termasuk di antara orang-orang shiddiq, tidak termasuk di antara orang-orang syahid, dan tidak termasuk di antara orang-orang shaleh." (An-Nisa 4:69/70)

Aneh bukan? Maasa orang-orang yang mentaati Allah dan Rasulullah saw tidak termasuk di antara orang-orang shaleh? Jadi, terjemahan kata ma'a yang tepat untuk An-Nisa 4:69/70 adalah "termasuk di antara" seperti dalam Ali Imran 3:193/194 dan An-Nisa 4:146/147, sehingga keseluruhan ayat akan seperti ini: "Dan orang-orang yang mentaati Allah dan Rasul (Nabi Muhammad saw) ini, maka mereka akan termasuk di antara orang-orang yang dianugerahi Nikmat Allah atas mereka, yakni termasuk di antara nabi-nabi, termasuk di antara orang-orang shiddiq, termasuk di antara orang-orang syahid, dan termasuk di antara orang-orang shaleh." (An-Nisa 4:69/70)

crescent-star wrote:
Kedunghalang wrote: Bagaimana penggunaan kata ma'a dalam An-Nisa 4:146/147?

lah memang kenapa ?? ga ada yg ganjil.

[146] Kecuali orang-orang yang bertaubat (dari perbuatan munafik itu) dan memperbaiki amalan mereka (yang salah), dan mereka pula berpegang teguh kepada (agama) Allah, serta mengerjakan agama mereka dengan ikhlas kerana Allah, maka mereka yang demikian itu ditempatkan bersama-sama orang-orang yang beriman (di dalam Syurga); dan Allah akan memberikan orang-orang yang beriman itu pahala yang amat besar.

orang beriman ga boleh dikumpulkan bersama oraqang beriman, apa kalau orang beriman dikumpulkan bersama orang2 beriman maka tsb tidak boleh disebut orang beriman ?? heran saya dengan pola fikir kamu.

Saya menerjemahkan begini: "Kecuali orang-orang yang bertobat dan memperbaiki diri dan [b] berpegang teguh kepada Allah swt., serta mereka ikhlas dalam ibadah mereka kepada Allah swt.. Dan mereka ini termasuk golongan orang-orang mukmin. Dan, kelak Allah swt. akan memberi kepada orang-orang mukmin ganjaran besar. (An-Nisa 4:146/147). Apakah terjemahan saya yang SESAT, atau sebaliknya?

crescent-star wrote:
Kedunghalang wrote:Bagaimana dengan hadits yang menyatakan, Al Mahdi yang diutus Allah (HR Musnad Ahmad bin Hambal)?
Anda masih BUNGKAM?
ya kenapa ? al mahdi kenapa ??? .... al mahdi (orang yg diberi petunjuk) itu banyak.

Al Mahdi diutus Allah artinya, Imam Al Mahdi itu Utusan Allah yang dalam Bahasa Arab, Rasul Allah. Menurut Al Qur'an Rasul Allah itu adalah Nabi (Az-Zukhruf 43:7/8), tetapi setelah Nabi Muhammad saw, kenabian hanya terbuka bagi orang-orang Islam yang mentaati Allah dan Rasul (Nabi Muhammad saw) ini saja (An-Nisa 4:69/70). Contoh yang pertama adalah Imam Mahdi as.

by **Jagona** Thu Feb 20, 2014 10:02 am

Kedunghalang wrote:

Firman Allah: "Dan, berapa banyak nabi telah Kami utus kepada kaum terdahulu!" (Az-Zukhruf 43:7/8)

Dalam ayat itu ada kata-kata: banyak nabi dan Kami (Allah) utus kepada kaum terdahulu. Artinya, ALLAH telah MENGUTUS BANYAK NABI, atau NABI-NABI itu adalah para UTUSAN ALLAH atau RASUL ALLAH.

Kesimpulan: NABI = RASUL

yeehhh ............. koveg juga jaa ?
nabi ........... menerima wahyu dari ALLAH untuk dirinya sendiri dan disampaikan kepada umat
rasul .......... tidak menerima wahyu dari ALLAH, tetapi dia menyampaikan wahyu ALLAH yang sudah ada (quran)
jadi ........... nabi juga sebagai rosul sedangkan rosul belum tentu sebagai nabi

by **Kedunghalang** Thu Feb 20, 2014 11:03 am

Jagona wrote:
Kedunghalang wrote:

Firman Allah: "Dan, berapa banyak nabi telah Kami utus kepada kaum terdahulu!" (Az-Zukhruf 43:7/8)

Dalam ayat itu ada kata-kata: banyak nabi dan Kami (Allah) utus kepada kaum terdahulu. Artinya, ALLAH telah MENGUTUS BANYAK NABI, atau NABI-NABI itu adalah para UTUSAN ALLAH atau RASUL ALLAH.

Kesimpulan: NABI = RASUL

yeehhh ............. koveg juga jaa ?
nabi ........... menerima wahyu dari ALLAH untuk dirinya sendiri dan disampaikan kepada umat
rasul .......... tidak menerima wahyu dari ALLAH, tetapi dia menyampaikan wahyu ALLAH yang sudah ada (quran)
jadi ........... nabi juga sebagai rosul sedangkan rosul belum tentu sebagai nabi

Definisi Nabi dan Rasul itu dari Al Qur'an, Hadits atau dari mana?

by **crescent-star** Thu Feb 20, 2014 10:14 pm

Kedunghalang wrote:Maksud saya, jika kata ma'a diartikan "bersama" atau "tidak termasuk di antara", maka keseluruhan ayat akan seperti ini: "Dan orang-orang yang mentaati Allah dan Rasul (Nabi Muhammad saw) ini, maka mereka akan bersama-sama (tidak termasuk di antara) orang-orang yang dianugerahi Nikmat Allah atas mereka, yakni tidak termasuk di antara nabi-nabi, tidak termasuk di antara orang-orang shiddiq, tidak termasuk di antara orang-orang syahid, dan tidak termasuk di antara orang-orang shaleh." (An-Nisa 4:69/70)

Aneh bukan? Maasa orang-orang yang mentaati Allah dan Rasulullah saw tidak termasuk di antara orang-orang shaleh? Jadi, terjemahan kata ma'a yang tepat untuk An-Nisa 4:69/70 adalah "termasuk di antara" seperti dalam Ali Imran 3:193/194 dan An-Nisa 4:146/147, sehingga keseluruhan ayat akan seperti ini: "Dan orang-orang yang mentaati Allah dan Rasul (Nabi Muhammad saw) ini, maka mereka akan termasuk di antara orang-orang yang dianugerahi Nikmat Allah atas mereka, yakni termasuk di antara nabi-nabi, termasuk di antara orang-orang shiddiq, termasuk di antara orang-orang syahid, dan termasuk di antara orang-orang shaleh." (An-Nisa 4:69/70)

ah apanya yg aneh, heran saya dgn pola fikir dan khayalan bung.
kenapa kalau orang soleh dikumpulkan dengan orang2 soleh juga tidak boleh ?? kenapa menjadi "tidak soleh" ?? apanya yang aneh ya ??
sungguh yang aneh orang biasa kok tiba2 menjadi termasuk NABI ???? inikan lebih NGAWUR.

by **putramentari** Thu Feb 20, 2014 11:26 pm

Kedunghalang wrote:
putramentari wrote:
Kedunghalang wrote:
putramentari wrote:
kedung halang wrote:Begitupula dengan kata Khaatamul Anbiya / Khaataman-Nabiyyin, karena Jemaat Ahmadiyah pun mengakui bahwa Nabi Muhammad saw itu adalah Khaataman-Nabiyyin. Sedangkan, jika ada lagi Nabi setelah beliau saw, tentu datangnya dari antara pengikut beliau saw, yakni Imam Al Mahdi yang diutus Allah (HR Musnad Ahmad bin Hambal).

Mana Haditsnya yang menyatakan ada lagi Nabi setelah beliau saw, tentu datangnya dari antara pengikut beliau saw, yakni Imam Al Mahdi yang diutus Allah

Rasulullah saw bersabda: “Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Ia akan penuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman.” (HR Ahmad 10898)

Dari Sa'id bin Musayyab yang berkata, 'Kami berada dengan Ummi Salamah lalu menceritakan kepada kami tentang Al Mahdi', kemudian ia berkata, 'Saya mendengar Rasulullah saw bersabda, 'Al Mahdi itu dari keturunanku, dari anak-anak Fatimah' (HR Abu Daud).

yang say tanya Mana Haditsnya yang menyatakan ada lagi Nabi setelah beliau saw, tentu datangnya dari antara pengikut beliau saw, yakni Imam Al Mahdi yang diutus Allah

hadits yang anda posting masih jauh panggang daripada api, alias kagak nyambung

Bukankah Al Mahdi yang diutus Allah itu artinya Al Mahdi itu Utusan Allah? Utusan Allah artinya Rasul, Rasul artinya Nabi (Az-Zukhruf 43:7/8). Bukankah keturunan Siti Fatimah ra juga termasuk umat Islam? Jika anda belum puas, nih saya tambah dengan hadits lain:

itu pendapat pribadi anda , tidak berdasar sama sekali, karena Nabi Muhammad Bilang : tidak ada rasul dan nabi setelahku

(TIRMIDZI - 2198) : Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Muhammad Az Za'farani telah menceritakan kepada kami 'Affan bin Muslim telah menceritakan kepada kami 'Abdul Wahid bin Ziyad telah menceritakan kepada kami Al Mukhtar bin Fulful bahwa Anas bin Malik telah menceritakan kepada kami, dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: " risalah dan kenabian telah terputus, maka tidak ada rasul dan nabi setelahku." Anas berkata: Hal itu memberatkan orang-orang, lalu beliau bersabda: "Akan tetapi yang ada adalah mubasyyirat" para sahabat bertanya: Apa yang dimaksud mubasyirat wahai Rosulullah? beliau menjawab: "Mimpi seorang muslim adalah salah satu dari sekian bagian kenabian." Dan dalam bab ini ada hadits dari Abu Hurairah, Hudzaifah bin Asid, Ibnu 'Abbas, Ummu Kurz dan Abu Sa'id, Abu Isa berkata: Hadits ini hasan shahih gharib dari jalur sanad ini dari hadits Al Mukhtar bin Fulful.

kecuali anda menganggap perkataan Nabi tersebut adalah Angin lalu basi

makin sesat kuadrat kamu nak nak basi

by Sponsored content

benarkah yesus akan kembali ke dunia?

benarkah yesus akan kembali ke dunia?

Re: benarkah yesus akan kembali ke dunia?

Re: benarkah yesus akan kembali ke dunia?

Re: benarkah yesus akan kembali ke dunia?

Re: benarkah yesus akan kembali ke dunia?

Re: benarkah yesus akan kembali ke dunia?

Re: benarkah yesus akan kembali ke dunia?

Re: benarkah yesus akan kembali ke dunia?

Re: benarkah yesus akan kembali ke dunia?

Re: benarkah yesus akan kembali ke dunia?

Re: benarkah yesus akan kembali ke dunia?

Re: benarkah yesus akan kembali ke dunia?

Re: benarkah yesus akan kembali ke dunia?

Re: benarkah yesus akan kembali ke dunia?

Re: benarkah yesus akan kembali ke dunia?

Re: benarkah yesus akan kembali ke dunia?

Re: benarkah yesus akan kembali ke dunia?

Re: benarkah yesus akan kembali ke dunia?

Re: benarkah yesus akan kembali ke dunia?

Re: benarkah yesus akan kembali ke dunia?

Re: benarkah yesus akan kembali ke dunia?

Re: benarkah yesus akan kembali ke dunia?

Re: benarkah yesus akan kembali ke dunia?

Re: benarkah yesus akan kembali ke dunia?

Re: benarkah yesus akan kembali ke dunia?

Re: benarkah yesus akan kembali ke dunia?

Re: benarkah yesus akan kembali ke dunia?