2000 Thn Yg Lalu Alkitab SUDAH tau Relativitas Terjadi Pada Kondisi DIAM

suara hati wrote:Sebagai bahan review berikut adalah keterangan dari 2 Petrus 3:8 yang sering dicalonkan untuk diajukan sebagai adanya relativitas waktu di kitab Kristen :

8. Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.

Terlihat bahwa tidak ada semacam pernyataan gerakan atau kecepatan disitu. Oleh sebab itu tidak memenuhi persamaan dilatasi waktu,walaupun bisa saja semangatnya adalah dilatasi waktu.

Jangan mbahlul yau

Kita sudah sepakat bahwa RELATIVITAS terjadi JUGA pada kondisi DIAM

suara hati wrote:Aku setuju itu, paling tidak itulah yang kuyakini saat ini.
Bahwa dilatasi waktu bisa terjadi dalam medan gravitasi, aku tau itu.Sebagai bukti bahwa aku tau(udah aku tulis sebelum kamu menyebut gravitasi),anda bisa cek di forum murtad

Justru yang dari Alkitab yang amat LOGIS

Emangnya
HARUS KAH Tuhan TERUS MENERUS bergerak demi mencapai kondisi dilatasi waktu


Kesimpulan :
- Alkitab 2000 tahun LEBIH dulu dari Einstain !!
- Quran nyontek Alkitab


Wekekeke ... SWT kok dilawanin
Syukur deh nyali lo CIUT saat ku tantang ADU murtad

Ane ikutan sumbang pendapat sedikit tetapi bukan menyentuh teori relativitas einstein. Biar itu ranah bung Duren dan suara hati. Ane hanya mengulas kata "YOM" dalam alkitab.

The Theological Wordbook of the Old Testament (1980, Moody Press)

"It can denote: 1. the period of light (as contrasted with the period of darkness), 2. the period of twenty-four hours, 3. a general vague "time," 4. a point of time, 5. a year (in the plural; I Sam 27:7; Ex 13:10, etc.)."

Dari begitu banyak pendapat teolog, kata YOM bisa disarikan menjadi 3 pendapat utama :

1. Literal dan Sequential (24 hours view)
2. Non Literal dan Sequential (Day Age view)
3. Non Literal dan Non Sequential (Framework View)

Tentunya YOM yang dimaksud disini adalah yang berkaitan dengan ALLAH, bukan perkataan manusia sehari hari.

Nah kalo relativitas rasanya akan masuk kedalam pendapat ketiga, yaitu non literal dan non sequential atau bisa juga sequential, wallahualam.

http://www.oldearth.org/word_study_yom.htm

Kalau mau cocokmology, ane pernah belajar pada seorang Phd Fisika lulusan MIT, yang berkata demikian :

Apapun juga yang terjadi dialam semesta, kalau mau dicarikan ayat ayatnya dalam alkitab pasti ada. Tapi persoalannya adalah : Pentingkah kita mencocok cocokan teori yg sifatnya relatif juga ?? Jika kemudian diketemukan teori baru, artinya kita harus mengingkari teori cocokmology sebelumnya.

seperti contoh disini : http://www.laskarislam.com/t4487p100-penciptaan-laki-laki-dan-perempuan#49969

Sangat memalukan argumen nya. Rela malu demi membela qurannya.

Sebenarnya trit ini menarik untuk di bahas,tapi aku bersikap melihat aja,no comment.Sebab bung duren menurut aku kurang adab nya dalam diskusi.
Kalau ada yang mau nanggapi silakan aja

bezat wrote:
Apapun juga yang terjadi dialam semesta, kalau mau dicarikan ayat ayatnya dalam alkitab pasti ada. Tapi persoalannya adalah : Pentingkah kita mencocok cocokan teori yg sifatnya relatif juga ?? Jika kemudian diketemukan teori baru, artinya kita harus mengingkari teori cocokmology sebelumnya.

Tepat sekali bung Bezat

Kristen TIDAK PERNAH gila klaim
Tapi muslim muslim kurapan itu yang selalu koar koar

Ane sengaja mengehentikan debat di sebelah :
https://laskarislam.indonesianforum.net/t4536-ada-yang-bisa-bantah-relativitas-waktu-di-qur-an#49988

Sebab ane TAKUT ... silap silap kuhajar pula klo mereka ga menjawab pertanyaan ku :

Apakah disorga , Alloh dan malaikatnya SELALU LARI KUENCANG KUENCANG demi tercapainya kondisi dilatasi waktu ??

suara hati wrote:SSebab bung duren menurut aku kurang adab nya dalam diskusi.

Saya buat trit ini karena ENEGH akan PEMBIARAN oleh Moderator dan anda
Elo malah mengucapkan TERIMA KASIH pada teman teman mu yang nyampah .

Kesimpulan :
Justru elo lah TS yang GA BERADAB

2 Petrus 3:8
8. Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.

ratusan tahun sebelum muhammad datang dengan eslam dan alqurannya ayat ini udah ada
tapi gk pernah ada yg klaim sana sni ..cocok mology kayak kelakuan muslim
yang baca tulisan petrus ini tau ayat tsb berbicara kalau tuhan tidak terikat ruang dan waktu
gk perlu klaim2 kayak kelakuan muslim
-_-

kalau nggak ada benda yang bergerak dalam lingkup (dimana entah kemudian/sebelumnya juga di luar lingkup) gravitasi obyek diam bergravitasi tsb, lantas cara membandingkannya gimana? atau katakanlah, relativitasnya bisa diketahui dari mana?

@CP

Pertanyaan pinter

Balik saya bertanya :
Yang " MELEMBAM " itu WAKTUnya kah atau SPEED nya ??

Analogi :
- BERGERAK => Karena A bergerak cepat terhadap B maka WAKTU di A melambat dibanding B

- DIAM => Karena A berada pada " kondisi LENGKUNG gravitasi " maka WAKTU ( + RUANG ) di A melambat dibanding B

frontline defender wrote:kalau nggak ada benda yang bergerak dalam lingkup (dimana entah kemudian/sebelumnya juga di luar lingkup) gravitasi obyek diam bergravitasi tsb, lantas cara membandingkannya gimana? atau katakanlah, relativitasnya bisa diketahui dari mana?

http://en.wikipedia.org/wiki/Gravitational_time_dilation
This has been demonstrated by noting that atomic clocks at differing altitudes (and thus different gravitational potential) will eventually show different times. The effects detected in such experiments are extremely small, with differences being measured in nanoseconds.

Sudah dibuktikan dengan jam-jam atom yang diletakkan di ketinggian yang berbeda, sehingga punya pengaruh potensi gravitasi berbeda. Jam-jam tersebut menunjukkan waktu yang berbeda, meskipun dalam waktu hitungan nanosecond.

Dan dilatasi waktu dalam kondisi diam, bukan hanya gravitasi... dengan digabungkannya space dan time menjadi spacetime. Relativitas waktu terkait juga dengan space.....

Analoginya: bayangkan kalau anda ketemu raksasa yang guede banget, maka gerakannya dia di mata kita akan 'lambat' (seperti efek2 yang ditunjukkan di dalam film2).... dengan demikian, raksasa tersebut, karena menempati ruang yang lebih besar, akan mengalami waktu yang lebih lambat untuk bisa kompensasi dengan relativitas. Sebaliknya kalau kita melihat semut, mereka bergerak relatif lebih cepat, dan mengalami waktu lebih cepat.

Yahudi sudah mengenal konsep relativitas spacetime (bkn gravitasi) ini ribuan tahun, sebelum Einstein. Saya lupa referensinya di mana, saya search koq belum nemu karena saya bukan baca dari internet, yang pasti terkait Yahudi Kabalah.

Kalau Tuhan diasumsikan tidak terikat ruang, maka juga otomatis tidak terikat waktu. Dan kalau space, besarnya adalah sama dengan universe, maka (sekedar contoh) untuk milyaran tahun di dalam universe space di lihat dari human space.... sama dengan satu hari dilihat dari universe space

Jadi bung SuaraHati

suara hati wrote:Sebagai bahan review berikut adalah keterangan dari 2 Petrus 3:8 yang sering dicalonkan untuk diajukan sebagai adanya relativitas waktu di kitab Kristen :

8. Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.

Terlihat bahwa tidak ada semacam pernyataan gerakan atau kecepatan disitu. Oleh sebab itu tidak memenuhi persamaan dilatasi waktu,walaupun bisa saja semangatnya adalah dilatasi waktu.

Spacetime, sebagai satu kesatuan dimensi dalam koordinat yang bukan hanya x,y,z melainkan x,y,z,t. Punya arti sendiri bahwa dilatasi waktu adalah bagian dari dimensi spacetime.

Bisa juga diasumsikan... Satu hari Tuhan = 1000 tahun manusia, atau 1 hari manusia = 1000 tahun Tuhan, menjelaskan dilatasi waktu sebagai konsekuensi penggabungan space dan time menjadi dimensi spacetime, bukan relativitas.

http://en.wikipedia.org/wiki/Spacetime#Basic_concepts
Spacetimes are the arenas in which all physical events take place—an event is a point in spacetime specified by its time and place. For example, the motion of planets around the sun may be described in a particular type of spacetime, or the motion of light around a rotating star may be described in another type of spacetime. The basic elements of spacetime are events. In any given spacetime, an event is a unique position at a unique time. Because events are spacetime points, an example of an event in classical relativistic physics is (x,y,z,t), the location of an elementary (point-like) particle at a particular time. A spacetime itself can be viewed as the union of all events in the same way that a line is the union of all of its points, formally organized into a manifold, a space which can be described at small scales using coordinates systems.

A spacetime is independent of any observer.[9] However, in describing physical phenomena (which occur at certain moments of time in a given region of space), each observer chooses a convenient metrical coordinate system. Events are specified by four real numbers in any such coordinate system. The trajectories of elementary (point-like) particles through space and time are thus a continuum of events called the world line of the particle. Extended or composite objects (consisting of many elementary particles) are thus a union of many world lines twisted together by virtue of their interactions through spacetime into a "world-braid".

duren swt wrote:- DIAM => Karena A berada pada " kondisi LENGKUNG gravitasi " maka WAKTU ( + RUANG ) di A melambat dibanding B

lha bagus tu kalimatmu (apalagi kalau A maupun B sama2 bawa jam), sekarang bandingkan kalimatmu itu dengan : "bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari" ---> nggak jelas itu mana yang "A" & mana yang "B"!

Hahaha dah CAPE aku bolak balik memberantas ke buta huruf an muslim



Hari DIHADAPAN Tuhan vs Hari DIHADAPAN manusia ( saudara saudaraku )

duren swt wrote:Hahaha dah CAPE aku bolak balik memberantas ke buta huruf an muslim



Hari DIHADAPAN Tuhan vs Hari DIHADAPAN manusia ( saudara saudaraku )

yang dibawah ini, silahkan kasih warna, sesuai yang diatas :

"Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari"

Hahaha procesor mu pakai X286 yahh


Itu yang ngomong adalah MANUSIA
Manusianya membicarakan yang terjadi dihadapan Tuhan

duren swt wrote:Hahaha procesor mu pakai X286 yahh


Itu yang ngomong adalah MANUSIA
Manusianya membicarakan yang terjadi dihadapan Tuhan

udah nggak usah cengengesan, cepat penuhin tuntutan gw!

Belom apa apa udah konyol nih penulis trit. Baru disenggol ama bung frontline aja udah kelimpungan. Tapi kalau bicara mulut nya lebar minta ampun, yang astro fisika lah...gravitasi inilah...satu pun gak keluar rumus.

suara hati wrote:Belom apa apa udah konyol nih penulis trit. Baru disenggol ama bung frontline aja udah kelimpungan. Tapi kalau bicara mulut nya lebar minta ampun, yang astro fisika lah...gravitasi inilah...satu pun gak keluar rumus.

@Suara hati, apa yang ditulis Duren saya tidak mengikuti sebelumnya... Tetapi kalau pendapat anda adalah:

SuaraHati wrote:
Terlihat bahwa tidak ada semacam pernyataan gerakan atau kecepatan disitu. Oleh sebab itu tidak memenuhi persamaan dilatasi waktu,walaupun bisa saja semangatnya adalah dilatasi waktu.

Maka, dilatasi waktu, tidak selalu tergantung gerakan atau kecepatan.



Seperti anda lihat di atas, rumus dilatasi waktu antara t0 dan tf, tidak menggunakan velocity (kecepatan) sama sekali. Satu2nya kecepatan yang ada adalah c, kecepatan cahaya yang diasumsikan constant dari sudut pandang pengamat, dan tentunya bukan kecepatan atau pergerakan yang anda maksud.

General Relativity Einstein, bisa didefinisikan secara sederhana; dilatasi waktu adalah perbedaan yang terjadi karena adanya kontraksi (skala) spacetime (kelembaman ruang waktu). Bukan karena pergerakan... tetapi pergerakan, memang menyebabkan kelembaman ruang waktu.

Foxhound wrote:
Maka, dilatasi waktu, tidak selalu tergantung gerakan atau kecepatan.

Ya, aku setuju itu, dilatasi waktu tidak hanya dari gerakan atau kecepatan, tapi juga dari gravitasi masif. Hanya di trik ku itu aku memang menghubungkannya dari sisi kecepatan (yang sepertinya belum terbantah )
Kembali ke masalah gravitasi.
Mungkin saja semangatnya ayat itu memang masalah relativitas waktu...tapi aku tidak melihat perwakilan pendukung gravitasi disitu seperti nilai G atau M atau radius. Atau juga pendukung dari sisi gerakan. Itu maksudku
Berbeda dengan dilatasi waktu kecepatan, yang parameternya lengkap.

suara hati wrote:Mungkin saja semangatnya ayat itu memang masalah relativitas waktu...tapi aku tidak melihat perwakilan pendukung gravitasi disitu seperti nilai G atau M atau radius. Atau juga pendukung dari sisi gerakan. Itu maksudku
Berbeda dengan dilatasi waktu kecepatan, yang parameternya lengkap.

Kalau yang itu sudah saya jelaskan....

Saya tidak pernah percaya Alkitab dan informasinya perlu dihubung2kan dengan ilmu pengetahuan. Hanya saja dalam kasus ini, maksud saya, bs dijelaskan.

Dilatasi waktu yang tercantum di situ, tidak bicara soal dilatasi karena relativitas. Tetapi dilatasi dalam konsep spacetime yang tidak mengenal scale sebagai suatu kondisi baku yang dijelaskan di General Relativity nya Einstein.

Space-time, dalam cosmology disepakati tidak mengenal scale. Artinya apabila alam semesta saat ini semua partikelnya menjadi dua kali lipat besarnya, maka seluruh space akan membesar, waktu juga akan berbeda... tetapi tidak akan ada yang merasakannya dan tidak terjadi dilatasi apa-apa... tetapi kalau tidak semua mengalaminya, maka akan terjadi dilatasi.

Ilustrasi sederhana juga sudah saya jelaskan dengan analogi raksasa. Jadi dua orang pengamat, yang berada di dalam kontraksi spacetime berbeda, akan mengalami dilatasi waktu.... satu dengan yang lain... ada atau tidak ada gravitasi, ada atau tidak ada pergerakan.

Kalau ada oknum pengamat fisika... dalam hal ini Tuhan... yang tidak terikat dengan space, Tuhan ini juga tidak terikat dengan scale... maka Tuhan juga tidak terikat time-scale manusia. Artinya satu hari Tuhan bisa 1000 tahun manusia, bisa 1.000.000, bisa malah 1 hari manusia, 1000 tahun nya Tuhan, tergantung spacetime-scale yang Tuhan sedang gunakan saat mengamati.

Spacetime sebagai satu kesatuan ruang, maka t adalah bagian dari koordinat selain x,y,z. Kalau space1 (x1,y1,z1) menggunakan skala 2x space2 (x2,y2,z2)... untuk bisa supaya c1 (kecepatan cahaya di space1) dengan c2 (kecepatan cahaya di space2) terlihat sama dalam ruang lingkup dimensi spacetime, maka t1 dan t2 harus relatif berbeda 2x juga.

Foxhound wrote:
Saya tidak pernah percaya Alkitab dan informasinya perlu dihubung2kan dengan ilmu pengetahuan. Hanya saja dalam kasus ini, maksud saya, bs dijelaskan.

Aku hargai sikapmu itu walau aku tidak seperti itu.Aku pribadi cenderung bahwa kitab suci pada intensitas tertentu bisa dihubungkan ke ilmu pengetahuan untuk menunjukkan wibawa nya.

Foxhound wrote:
Ilustrasi sederhana juga sudah saya jelaskan dengan analogi raksasa. Jadi dua orang pengamat, yang berada di dalam kontraksi spacetime berbeda, akan mengalami dilatasi waktu.... satu dengan yang lain... ada atau tidak ada gravitasi, ada atau tidak ada pergerakan.

Aku tidak tahu apakah itu masih berstatus hipotesa atau apa yang bisa menyebabkan dilatasi waktu tanpa gravitasi atau gerakan. Sementara moral trit ini adalah masalah penekanan gravitasi dengan dihubungkan ke 2 Petrus 3:8.Dan aku tidak melihat parameter pendukung seperti nilai G,M atau r.Dan dengan demikian judul trit menjadi lumpuh,walaupun aku sefaham bahwa moral ayat itu bisa saja relativitas.

Tapi seperti katamu, bahwa kamu tidak mau menghubungkan hal ini dengan alkitab...aku hargai itu.

Bung Foxhound dari FFI ya ?...hmmm...aku dulu pernah di situ juga dan terlibat 'perang' ama Valkyrie, Murtad mama dan kamu juga

suara hati wrote:
Aku tidak tahu apakah itu masih berstatus hipotesa atau apa yang bisa menyebabkan dilatasi waktu tanpa gravitasi atau gerakan.

bukan hipotesa, itu justru adalah konsep awal yang digunakan untuk menjelaskan General Relativity.

Waktu bagi manusia, itu adalah persepsi. Sehingga susah dibuktikan secara empiris berdasarkan persepsi manusia.

Tetapi berdasarkan rumus2 General Relativity, di medan yang tidak ada gravitasi dan tidak ada pergerakan, maka jarak waktu antara dua event di Space1, dan jarak waktu antara dua event "sama" di Space2, akan menjadi dua kalinya, apabila panjang lebar tinggi di Space1 juga menjadi dua kali di Space2.

Seorang balita, dan seorang dewasa, teorinya mengalami waktu yang berbeda ketika tidak ada gravitasi sama sekali dan pergerakan... tetapi sekali lagi krn waktu itu adalah perception, yang seperti ini susah dibuktikan. Karena itu yang dibuktikan adalah yang bukan persepsi. Dan empirisnya dibuktikan dengan pergerakan planet dan fenomenanya, karena massanya cukup besar untuk diamati.

suarahati wrote:
Sementara moral trit ini adalah masalah penekanan gravitasi dengan dihubungkan ke 2 Petrus 3:8.Dan aku tidak melihat parameter pendukung seperti nilai G,M atau r.Dan dengan demikian judul trit menjadi lumpuh,walaupun aku sefaham bahwa moral ayat itu bisa saja relativitas.

Saya tidak mengikuti debat awal anda dengan Duren, karena itu saya hanya membaca soal argumennya bahwa dilatasi waktu bisa terjadi dalam kondisi diam. Dan itu benar.

Sedangkan soal 2 Petrus 3:8... saya menangkapnya sebagai informasi, bahwa Tuhan, tidak terikat oleh timeframe manusia. Dan saya bisa paham kenapa, karena dalil General Relativity. jadi GR einstein saya gunakan untuk memahami 2 Petrus 3:8, bukan 2 Petrus 3:8 menjelaskan soal GR.... itu bagi saya.

Tapi seperti katamu, bahwa kamu tidak mau menghubungkan hal ini dengan alkitab...aku hargai itu.

Bung Foxhound dari FFI ya ?...hmmm...aku dulu pernah di situ juga dan terlibat 'perang' ama Valkyrie, Murtad mama dan kamu juga

o ya? Apa id anda di sana?

menonton saja..
Srigala vs Kucing

salam kenal semua

Foxhound wrote:
Saya tidak mengikuti debat awal anda dengan Duren, karena itu saya hanya membaca soal argumennya bahwa dilatasi waktu bisa terjadi dalam kondisi diam. Dan itu benar.

Aku faham, hanya saja kondisi diam ini aku tak sefaham, sebab setau ku semua benda langit adalah bergerak.

Foxhound wrote:
Sedangkan soal 2 Petrus 3:8... saya menangkapnya sebagai informasi, bahwa Tuhan, tidak terikat oleh timeframe manusia.

Aku setuju bahwa Tuhan tak terikat time frame manusia.Dan pada tulisan ku tentang relativitas waktu di Qur'an aku tak bermaksud memasukkan Tuhan dalam time frame manusia. Kalau ada netter yang beranggapan seperti itu, itu hanya aku belum selesai menulis dan belum selesai memberi keterangan.Hal yang aku permasalah kan ke duren sawit memang masalah "dimana letak penekanan gravitasinya di ayat itu"...Oke aku tau sikap mu Foxhound dalam hal ini. Aku mencoba mencari ayat terpisah di PL dan PB untuk pendukung gravitasi. Cara yang kutempuh adalah mencari 'gambaran' luas nya negeri akhirat. Dan yang kudapat sampai saat ini adalah gambaran dari Wahyu 21, bahwa luas nya sangat terbatas (ada tulisan yang mengklaim dibawah 3000 km ^2). Dan dengan luas ini (anggap kerapatan adalah biasa)....tidak akan terjadi dilatasi oleh gravitasi.
Dalam hal ini negeri akhirat versi Islam digambarkan seluas langit dan bumi. Dan tentunya dengan luas yang sedemikian, menghasilkan gravitasi yang amat besar, sehingga bisa mengakibatkan dilasi waktu. Salah satu dari ayat dilasi waktu di Quran sangat berpotensial dan punya alasan jika dihubungkan dengan dilasi waktu gravitasi. Walau bagaimana sebenarnya hanya Tuhan yang tahu.

suara hati wrote:Aku faham, hanya saja kondisi diam ini aku tak sefaham, sebab setau ku semua benda langit adalah bergerak.

menurut Quran, bumi tidak bergerak, yang bergerak adalah matahari dan bulan, mereka yang mengitari BUMI.
Matahari lagi nyungsep ke laut yang berlumpur hitam

﴾ Al Kahfi:86 ﴿
Hingga apabila dia telah sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata: "Hai Dzulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka.

nasigoreng wrote:
menurut Quran, bumi tidak bergerak, yang bergerak adalah matahari dan bulan, mereka yang mengitari BUMI.

Yang ngomong gitu kan pemuka kristen zaman Galileo

suara hati wrote:

Foxhound wrote:
Saya tidak mengikuti debat awal anda dengan Duren, karena itu saya hanya membaca soal argumennya bahwa dilatasi waktu bisa terjadi dalam kondisi diam. Dan itu benar.

Aku faham, hanya saja kondisi diam ini aku tak sefaham, sebab setau ku semua benda langit adalah bergerak.

Semua benda langit adalah bergerak, hanya kalau dilihat dari titik awal mula Big Bang dan itu kalau teori Big Bang diasumsikan benar. Tetapi yang namanya bergerak, itu relatif dari suatu titik.

Kalau anda menggunakan argumen seperti itu... justru berarti debat anda dengan Duren menjadi obsolete. Kalau premise anda "semua benda langit itu bergerak", argumen anda bawha anda "tidak melihat pergerakan di ayat alkitab" jadi obsolete. Karena artinya hal tersebut memang tidak perlu dinyatakan, karena merupakan universal truth.

Suarahati wrote:
Oke aku tau sikap mu Foxhound dalam hal ini. Aku mencoba mencari ayat terpisah di PL dan PB untuk pendukung gravitasi. Cara yang kutempuh adalah mencari 'gambaran' luas nya negeri akhirat. Dan yang kudapat sampai saat ini adalah gambaran dari Wahyu 21, bahwa luas nya sangat terbatas (ada tulisan yang mengklaim dibawah 3000 km ^2). Dan dengan luas ini (anggap kerapatan adalah biasa)....tidak akan terjadi dilatasi oleh gravitasi.

Saya malah baru tau ada tulisan seperti itu...

Tetapi secara hukum General Relativity Einstein.... Waktu itu relatif, luas juga relatif, panjang pendek juga relatif.... 1 km di satu medan gravitasi, relatif tidak sama dengan 1 km di medan gravitasi berbeda.

Dalam hal ini negeri akhirat versi Islam digambarkan seluas langit dan bumi. Dan tentunya dengan luas yang sedemikian, menghasilkan gravitasi yang amat besar, sehingga bisa mengakibatkan dilasi waktu. Salah satu dari ayat dilasi waktu di Quran sangat berpotensial dan punya alasan jika dihubungkan dengan dilasi waktu gravitasi. Walau bagaimana sebenarnya hanya Tuhan yang tahu.

Terus terang... kalau ini digabungkan dengan teori2 Fisika.... sangat nggak nyambung.

Kalau akhirat itu seluas langit... definisinya langit itu apa? Sedangkan big bang itu aja adalah singularity. Kalau AlQuran bilang langit dan bumi adalah satu = big bang.... maka akherat seluas langit dan bumi, artinya massanya sama dengan massa big bang.

Tidak usah big bang... inti galaxy, yang mempunyai medan gravitasi yang sanggup mempertahankan stabilitas galaxy saja, ditengarai berupa black hole. Cahaya tidak mampu keluar (diluar teori Hawking), gravitasi demikian besar, dan waktu di sana bisa mendekati berhenti.

Kalau anda berpikir akherat seluas big bang dan massanya sama dengan big bang, dan kalau anda berpikir teori fisika berlaku di akherat... maka anda tidak akan bisa memandang 72 bidadari, semuanya gelap. Anda tidak bisa bergerak karena gravitasi demikian besar sehingga berat anda menjadi mendekati tidak terhingga.

Kalau menurut saya, anda tidak bisa menghubungkan akherat dengan hukum fisika. Dilatasi waktu di tidak terjadi melulu karena hukum fisika. Kalau universe nya berbeda, hukum fisikanya bisa berbeda, ini juga yang diadopsi oleh M-Theory. Mau Islam, mau Kristen, mau Alkitab, mau AlQuran.... sama2 konyol kalau menghubungkan akherat dengan fisika...