Mengapa Poligami Sangat Aneh di mata non Muslim?

sun-moon wrote:jadi, terlepas dari status saya yang 'mantan' poligamer...
(sekarang sih sudah monogamer lagi)

mohon, jangan ada yang tertawa dulu, kecuali saya....

(((( duh....lanjutin komennya gak nih...?? ))))
:3gk: :lul: :3gk:

:lul: :lul:

LANJUT-GAN :3gk: :3gk: :3gk:
tentunya bro SunMoon lebih berpengalaman berarti (ketimbang gus abu yg hanya sebatas niat tnp dibarengi modal kapita = mlongo)

BAKUL KOPI wrote:HEHE......
Terinspirasi Oleh A'a Gym... yg sabar (betul...?) yg bijak (betul...?) yg kalem (betul...?) yg cukup mampu (betul...?) yg soleh (betul...?) yg ADIL (apa BETUL...?)
Sayangnya disini blm ada user ukhti2 yg ada cuman ukhti jadi2an (mang odoy )
Sebenernya pertanyaan ini khususon bagi ukhti2 tersayang tapi kalo ga ada,mungkin akhi2 yg sudah berkeluarga (khususon yg pernah / ada niat utk berpoligami).

Simpel ajah, "Keadilan Seperti Apa n Bagaimana Sih yg Kalian Maksud....?"

Atas nama Sunatullah.? Atas nama jihad kelamin.? Atas nama "si kecil".? maaf,bukan saya anti poligami,tapi jikalaupun Alloh menakdirkan saya tuk berpoligami,ada pedoman yg selalu saya tancapkan. "bukan ane yg nyari,biarkan istri ane yg nyari'in" menurut ane ntulah "adil" sesungguhnya....!
bugimanah...?

pencerahan.... monggoh...!

jadi tergantung kasus nya mas...(case by case) bagaimana kronologisnya sehingga terjadi poligami? dst,,
memang kebanyakan sekarang fakta di lapangan (umumnya), bersandarkan kepada hawa nafsu negatif masing2 (baik itu si pria/suami maupun yg tua & muda/si wanita2/istri2nya),,jauh berbeda dengan riwayat 'poligami'nya kanjeng Rosul...apakah itu dari kronologis, motivasi, dsb...
hanya saja, yg jd 'nyebelin', org2 berpoligami dgn motivasi yg kurang benar (refer to hawa nafsu tadi) dan berkampanye bahwa ia/mrk berpoligami adalah menjalankan 'sunah nabi'.... kan kacau tuh jadinya...

adapun mengenai keadilan atau 'adil' adalah artinya merujuk kepada sifat adil yang manusiawi (bukan sifat Yang Maha Adil ya...hati2 nih..) dan proporsional yang dirasakan oleh si yang diberinya sebagai hal yang mencukupi dan dirasakan keadilannya.
referensinya adalah standar kebutuhan masing2 istri dan parameter (tolok ukur) kecukupannya atas kebutuhan itu.
skala prioritas jenis kebutuhan masing2 bisa sama bisa juga berbeda.
yang dikatakan tidak adil adalah tatkala sang suami tidak bisa mencukupi (memberikan) rasa keadilan salah satu istri, atau tidak bisa mencukupi keduanya (artinya si suami sudah berbuat tidak adil terhadap semua istri2nya)...

memang, kemungkinan untuk terjadinya 'poligami' dibandingkan dengan 'poliandri' jauh lebih besar poligami, kenapa?
1) sudah jelas dalam dalil nakli, poligami adalah diperbolehkan.
2) dari segi jumlah kuantitas penduduk, jauh lebih besar kaum wanita dibandingkan laki2 (kaum bencong/gay gak masuk hitungan ya...). Hal ini merupakan 'alamiyah', para ahli (biologi dan terkait) juga menyatakan hasil penelitiannya, bahwa penentuan jenis kelamin perempuan pada janin/jabang bayi kemungkinannya lebih besar terjadinya daripada jenis kelamin pria. jadi refer to alamiyah & statistiknya, sudah demikian adanya (faktanya)....
3) Alamiyah juga bahwa tipologi/karakter/tabiat/kodrat laki2 ini adalah pemimpin suatu kelompok (keluarga), suku/golongan, --> dan dianugrahkan kemampuan lebih untuk bisa memimpin & 'sharing' kepada anggota kelompok/suku/istri2nya... (maaf bukan membandingkan) namun hanya sebagai gambaran sederhana thd makhluk ditingkat yang lebih rendah dari manusia adalah: hewan gorila & hewan singa,,pejantan (kepala sukunya itu) adalah memiliki otoritas wilayah tempat istri2nya & anak2nya bernaung di bawah kepemimpinannya...
namun, semakin modern dan semakin besar populasi manusia dewasa ini, maka model yang bisa saling 'sharing' secara optimal & maximal (focus) adalah bukan model 'gorila' & 'singa', namun model 'merpati' (cukup setia sama 1 istri saja).

kembali ke masalah monogami & 'poligami' manusia,
ada unsur hak & kewajiban baik si suami maupun si istri, lebih dalam lagi ada unsur 'pemenuhan pengendalian' nafsu-nafsu, ada unsur 'penyempurna', ada unsur 'sidaqoh' (utk yang poligami), ada unsur berbagi & 'keadilan' (utk yg poligami), dll
semuanya itu dikemas dengan nama: "pengabdian" --> ibadah...

berpoligami sebetulnya mengemban tugas & tantangan yang berat (lebih berat dibandingkan dengan monogami).
oleh karenanya jika disuruh memilih, maka saya pribadi lebih memilih monogami (hingga saat ini).

namun, daripada termasuk "yang bukan golongan ku" (sabda nabi) kepada mereka yang memilih tidak menikah sama sekali selama hidupnya, maka poligami tidaklah apa-apa, asalkan, motivasi & niat ibadahnya jelas dan jangan salah kaprah/menyimpang dari tujuan semula;
- ibadah
- (yang mengantarkan) mencapai kesempurnaan: kebahagiaan lahir-batin, dunia-akhirat..

sun-moon wrote:

BAKUL KOPI wrote:HEHE......
Terinspirasi Oleh A'a Gym... yg sabar (betul...?) yg bijak (betul...?) yg kalem (betul...?) yg cukup mampu (betul...?) yg soleh (betul...?) yg ADIL (apa BETUL...?)
Sayangnya disini blm ada user ukhti2 yg ada cuman ukhti jadi2an (mang odoy )
Sebenernya pertanyaan ini khususon bagi ukhti2 tersayang tapi kalo ga ada,mungkin akhi2 yg sudah berkeluarga (khususon yg pernah / ada niat utk berpoligami).

Simpel ajah, "Keadilan Seperti Apa n Bagaimana Sih yg Kalian Maksud....?"

Atas nama Sunatullah.? Atas nama jihad kelamin.? Atas nama "si kecil".? maaf,bukan saya anti poligami,tapi jikalaupun Alloh menakdirkan saya tuk berpoligami,ada pedoman yg selalu saya tancapkan. "bukan ane yg nyari,biarkan istri ane yg nyari'in" menurut ane ntulah "adil" sesungguhnya....!
bugimanah...?

pencerahan.... monggoh...!

jadi tergantung kasus nya mas...(case by case) bagaimana kronologisnya sehingga terjadi poligami? dst,,
memang kebanyakan sekarang fakta di lapangan (umumnya), bersandarkan kepada hawa nafsu negatif masing2 (baik itu si pria/suami maupun yg tua & muda/si wanita2/istri2nya),,jauh berbeda dengan riwayat 'poligami'nya kanjeng Rosul...apakah itu dari kronologis, motivasi, dsb...
hanya saja, yg jd 'nyebelin', org2 berpoligami dgn motivasi yg kurang benar (refer to hawa nafsu tadi) dan berkampanye bahwa ia/mrk berpoligami adalah menjalankan 'sunah nabi'.... kan kacau tuh jadinya...

adapun mengenai keadilan atau 'adil' adalah artinya merujuk kepada sifat adil yang manusiawi (bukan sifat Yang Maha Adil ya...hati2 nih..) dan proporsional yang dirasakan oleh si yang diberinya sebagai hal yang mencukupi dan dirasakan keadilannya.
referensinya adalah standar kebutuhan masing2 istri dan parameter (tolok ukur) kecukupannya atas kebutuhan itu.
skala prioritas jenis kebutuhan masing2 bisa sama bisa juga berbeda.
yang dikatakan tidak adil adalah tatkala sang suami tidak bisa mencukupi (memberikan) rasa keadilan salah satu istri, atau tidak bisa mencukupi keduanya (artinya si suami sudah berbuat tidak adil terhadap semua istri2nya)...

memang, kemungkinan untuk terjadinya 'poligami' dibandingkan dengan 'poliandri' jauh lebih besar poligami, kenapa?
1) sudah jelas dalam dalil nakli, poligami adalah diperbolehkan.
2) dari segi jumlah kuantitas penduduk, jauh lebih besar kaum wanita dibandingkan laki2 (kaum bencong/gay gak masuk hitungan ya...). Hal ini merupakan 'alamiyah', para ahli (biologi dan terkait) juga menyatakan hasil penelitiannya, bahwa penentuan jenis kelamin perempuan pada janin/jabang bayi kemungkinannya lebih besar terjadinya daripada jenis kelamin pria. jadi refer to alamiyah & statistiknya, sudah demikian adanya (faktanya)....
3) Alamiyah juga bahwa tipologi/karakter/tabiat/kodrat laki2 ini adalah pemimpin suatu kelompok (keluarga), suku/golongan, --> dan dianugrahkan kemampuan lebih untuk bisa memimpin & 'sharing' kepada anggota kelompok/suku/istri2nya... (maaf bukan membandingkan) namun hanya sebagai gambaran sederhana thd makhluk ditingkat yang lebih rendah dari manusia adalah: hewan gorila & hewan singa,,pejantan (kepala sukunya itu) adalah memiliki otoritas wilayah tempat istri2nya & anak2nya bernaung di bawah kepemimpinannya...
namun, semakin modern dan semakin besar populasi manusia dewasa ini, maka model yang bisa saling 'sharing' secara optimal & maximal (focus) adalah bukan model 'gorila' & 'singa', namun model 'merpati' (cukup setia sama 1 istri saja).

kembali ke masalah monogami & 'poligami' manusia,
ada unsur hak & kewajiban baik si suami maupun si istri, lebih dalam lagi ada unsur 'pemenuhan pengendalian' nafsu-nafsu, ada unsur 'penyempurna', ada unsur 'sidaqoh' (utk yang poligami), ada unsur berbagi & 'keadilan' (utk yg poligami), dll
semuanya itu dikemas dengan nama: "pengabdian" --> ibadah...

berpoligami sebetulnya mengemban tugas & tantangan yang berat (lebih berat dibandingkan dengan monogami).
oleh karenanya jika disuruh memilih, maka saya pribadi lebih memilih monogami (hingga saat ini).

namun, daripada termasuk "yang bukan golongan ku" (sabda nabi) kepada mereka yang memilih tidak menikah sama sekali selama hidupnya, maka poligami tidaklah apa-apa, asalkan, motivasi & niat ibadahnya jelas dan jangan salah kaprah/menyimpang dari tujuan semula;
- ibadah
- (yang mengantarkan) mencapai kesempurnaan: kebahagiaan lahir-batin, dunia-akhirat..

@BK
terwakilih uda jeritan hati si mbah...dilihat kasusnyah duluh baruh di"belah".......
cuman nyang kayak ginian sun moon kang mmg oil top wan deh..

BAKUL KOPI wrote:

abu hanan wrote:keadilan pra poligami mencakup;
1.selidikih duluh dan mintalah pendapat darih isterih sertah kerabatnyah...
kaloh merekah keberatan,yah gak usah diterusin..apapun alasanyah.kaloh ngotot cumah adah satuh jln keluwar...dosa besar noh dengan rincian "invoice" ;
1.menyakitih hatih org lain
2.menyebabkan perasaan tidak nyaman di keluwargah
3.mendekatih zinah.

yg gus sodorkan itu baru point 1
Ya Gus memang ada tapi kalo kondisi / posisi-nya seperti yg mbah abu sodorkan itu blm bisa saya sebut "ADIL"
Anggap lah memang ada Istri yg memberikan ijin suaminya berpoligami, tapi pastinya tidak dengan "SENANG HATI"
"SENANG HATI" yg sejatinya adalah ketika ada istri yg JUSTRU menginginkan / mengharap / memberi saran kepada suaminya utk berpoligami (TANPA HARUS SUAMI DULU YG MEMINTA IJIN)
Bugimana.?
ditanggepin dulu atau mau langsung lanjut ke point 2

MBAH ABU JGN LARI DARI PERNYATAAN INI :nono: :nono: :nono:

BAKUL KOPI wrote:

BAKUL KOPI wrote:

abu hanan wrote:keadilan pra poligami mencakup;
1.selidikih duluh dan mintalah pendapat darih isterih sertah kerabatnyah...
kaloh merekah keberatan,yah gak usah diterusin..apapun alasanyah.kaloh ngotot cumah adah satuh jln keluwar...dosa besar noh dengan rincian "invoice" ;
1.menyakitih hatih org lain
2.menyebabkan perasaan tidak nyaman di keluwargah
3.mendekatih zinah.

yg gus sodorkan itu baru point 1
Ya Gus memang ada tapi kalo kondisi / posisi-nya seperti yg mbah abu sodorkan itu blm bisa saya sebut "ADIL"
Anggap lah memang ada Istri yg memberikan ijin suaminya berpoligami, tapi pastinya tidak dengan "SENANG HATI"
"SENANG HATI" yg sejatinya adalah ketika ada istri yg JUSTRU menginginkan / mengharap / memberi saran kepada suaminya utk berpoligami (TANPA HARUS SUAMI DULU YG MEMINTA IJIN)
Bugimana.?
ditanggepin dulu atau mau langsung lanjut ke point 2

MBAH ABU JGN LARI DARI PERNYATAAN INI :nono: :nono: :nono:

bukan lari...tapi pada kasus "ridlo istri" tuh susah banget cari tipe kayak gitu...

IS;kang,silahken kalo mau kawin lagi..
AH;ada syarat?
IS;saya yg cari calon dan saya yg bikin kesepakatan..
AH;boleh..

kalo istri uda di tingkat itu...silahken kalo mau coba.
Jangan bicara ganjaran/pahala yg bakal diterima istri....

abu hanan wrote:

BAKUL KOPI wrote:

BAKUL KOPI wrote:

abu hanan wrote:keadilan pra poligami mencakup;
1.selidikih duluh dan mintalah pendapat darih isterih sertah kerabatnyah...
kaloh merekah keberatan,yah gak usah diterusin..apapun alasanyah.kaloh ngotot cumah adah satuh jln keluwar...dosa besar noh dengan rincian "invoice" ;
1.menyakitih hatih org lain
2.menyebabkan perasaan tidak nyaman di keluwargah
3.mendekatih zinah.

yg gus sodorkan itu baru point 1
Ya Gus memang ada tapi kalo kondisi / posisi-nya seperti yg mbah abu sodorkan itu blm bisa saya sebut "ADIL"
Anggap lah memang ada Istri yg memberikan ijin suaminya berpoligami, tapi pastinya tidak dengan "SENANG HATI"
"SENANG HATI" yg sejatinya adalah ketika ada istri yg JUSTRU menginginkan / mengharap / memberi saran kepada suaminya utk berpoligami (TANPA HARUS SUAMI DULU YG MEMINTA IJIN)
Bugimana.?
ditanggepin dulu atau mau langsung lanjut ke point 2

MBAH ABU JGN LARI DARI PERNYATAAN INI :nono: :nono: :nono:

bukan lari...tapi pada kasus "ridlo istri" tuh susah banget cari tipe kayak gitu...

IS;kang,silahken kalo mau kawin lagi..
AH;ada syarat?
IS;saya yg cari calon dan saya yg bikin kesepakatan..
AH;boleh..

kalo istri uda di tingkat itu...silahken kalo mau coba.
Jangan bicara ganjaran/pahala yg bakal diterima istri....

itulah yg saya maksudkan titik ADIL dan syarat mutlak poligami pada point 1 :surban: :surban:

kira2 kalo ada seorang pria (bujang) sedang dlm tahap pencarian jodoh,dia tak mengkriteriakan calon pasangan yg muluk2.
ga harus cantik,kaya,bahenol,dsb.... tp yg dia inginkan hanya seorang wanita (gadis/janda) yg rela / ikhlas / sudi utk diMadu....
bakal nemu ga yah....?
:3e:

BAKUL KOPI wrote:kira2 kalo ada seorang pria (bujang) sedang dlm tahap pencarian jodoh,dia tak mengkriteriakan calon pasangan yg muluk2.
ga harus cantik,kaya,bahenol,dsb.... tp yg dia inginkan hanya seorang wanita (gadis/janda) yg rela / ikhlas / sudi utk diMadu....
bakal nemu ga yah....?
:3e:

ada...hampir tapi bukan jodoh sayah hehehe...

@BK
brow..kayaknyah gak bisah deh sore inih ke gudang ndarjo..
tiba2 ajah mitingnyah berlokasih di dumar...
batal nge-warkop jadinyah..
:mon2:

abu hanan wrote:

BAKUL KOPI wrote:kira2 kalo ada seorang pria (bujang) sedang dlm tahap pencarian jodoh,dia tak mengkriteriakan calon pasangan yg muluk2.
ga harus cantik,kaya,bahenol,dsb.... tp yg dia inginkan hanya seorang wanita (gadis/janda) yg rela / ikhlas / sudi utk diMadu....
bakal nemu ga yah....?
:3e:

ada...hampir tapi bukan jodoh sayah hehehe...

mustahil sih engga tp susah itu pasti. ibarat mencari jarum ditumpukan jerami. tp klo liat dr tampang mbah abu spertinya lbh cocok mndekati garis mustahil

lalu point 2 gimana.? :surban: :surban:

abu hanan wrote:@BK
brow..kayaknyah gak bisah deh sore inih ke gudang ndarjo..
tiba2 ajah mitingnyah berlokasih di dumar...
batal nge-warkop jadinyah..
:mon2:

bisa diatur lain waktu. selagi tidak bisa mampir itu berarti sisa invoice bisa dipakai utk tambahan angsuran motor

by nature poligami sangat tidak fair
1 suami : 4 isteri

si suami dapat 4 isteri
si isteri cuman dapat 1/4 suami
4 : 1/4 atau 16 : 1

:scratch:

SEGOROWEDI wrote:by nature poligami sangat tidak fair
1 suami : 4 isteri

si suami dapat 4 isteri
si isteri cuman dapat 1/4 suami
4 : 1/4 atau 16 : 1

:scratch:

kenapa pemahaman dapet 1/4 nya tidak sekalian aja dijelasin,bagian tubuh yg mana...
1/4 lutut smp telapak kaki.?
1/4 perut smp lutut.?
1/4 dada smp perut.?
1/4 ujung rambut smp dada.?

biar JELAS.......... :jotos:

BAKUL KOPI wrote:

SEGOROWEDI wrote:by nature poligami sangat tidak fair
1 suami : 4 isteri

si suami dapat 4 isteri
si isteri cuman dapat 1/4 suami
4 : 1/4 atau 16 : 1

:scratch:

kenapa pemahaman dapet 1/4 nya tidak sekalian aja dijelasin,bagian tubuh yg mana...
1/4 lutut smp telapak kaki.?
1/4 perut smp lutut.?
1/4 dada smp perut.?
1/4 ujung rambut smp dada.?

biar JELAS.......... :jotos:

abu hanan wrote:

BAKUL KOPI wrote:ada pedoman yg selalu saya tancapkan. "bukan ane yg nyari,biarkan istri ane yg nyari'in" menurut ane ntulah "adil" sesungguhnya....!
bugimanah...?

kalau kasusnya gitu kan sama aja kaya ceritanya Nabi Ibrahim yang disuruh menikahi Siti Hajar, sama istrinya yang pertama Siti Sarah, kalau dicontohkan sama Rasul, ya berarti aman/boleh kan?

atau mau pakai logika ini :

Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 4 : 129)

siapa yang di suruh berbuat adil? ---> kamu (suami)!
siapakah yang tidak dapat berlaku adil, walaupun sangat mengginginkannya? ---> kamu (suami)!

lantas, bagaimanakah solusinya? ---> kriteria/penilaian adil atau tidaknya, ya harus diserahkan kepada pihak selain suami(kamu) ---> siapakah pihak lain itu? ya Istri sebelumnya ---> karena itulah sangatlah wajar, jika suami(kamu) meminta pertimbangan/persetujuan Istri, sebelum berpolygami!

Anggap lah memang ada Istri yg memberikan ijin suaminya berpoligami, tapi pastinya tidak dengan "SENANG HATI"
"SENANG HATI" yg sejatinya adalah ketika ada istri yg JUSTRU menginginkan / mengharap / memberi saran kepada suaminya utk berpoligami (TANPA HARUS SUAMI DULU YG MEMINTA IJIN)
Bugimana.?

POLIGAMI....???

wah...enggak layauuuu.....kasihan keturunan kita ntar..

atu aja dah cukup...yang penting PERAWATAN nya yahud....terus MODIFIKASI nya canggih....jadi pas dibesut ditanjakan pun...masih tetep okeh..

nerr gakkk...????

BAKUL KOPI wrote:HEHE......
Terinspirasi Oleh A'a Gym... yg sabar (betul...?) yg bijak (betul...?) yg kalem (betul...?) yg cukup mampu (betul...?) yg soleh (betul...?) yg ADIL (apa BETUL...?)
Sayangnya disini blm ada user ukhti2 yg ada cuman ukhti jadi2an (mang odoy )
Sebenernya pertanyaan ini khususon bagi ukhti2 tersayang tapi kalo ga ada,mungkin akhi2 yg sudah berkeluarga (khususon yg pernah / ada niat utk berpoligami).

Simpel ajah, "Keadilan Seperti Apa n Bagaimana Sih yg Kalian Maksud....?"

Atas nama Sunatullah.? Atas nama jihad kelamin.? Atas nama "si kecil".? maaf,bukan saya anti poligami,tapi jikalaupun Alloh menakdirkan saya tuk berpoligami,ada pedoman yg selalu saya tancapkan. "bukan ane yg nyari,biarkan istri ane yg nyari'in" menurut ane ntulah "adil" sesungguhnya....!
bugimanah...?

pencerahan.... monggoh...!

wah..... ada pertanyaan..... mari dijawab.... dijawab.... dijawab..... :drunken:
kan pertanyaannya, "Keadilan Seperti Apa n Bagaimana Sih yg Kalian Maksud....?"

nah, simple aja c bro.... sebenernya yg kita inginin itu bukannya adil se adil2 na.....,,, (fitrah seorg manusia)
tp.... yg kita ingini itu tdk adanya perubahan yg kita rasakan terjadi pada suami kita.
contoh aja:biasanya, sang suami menanyakan kabar sang istri, memuji sang istri, dll.....
namun, setelah adanya pihak ke3, biasanya sang suami lupa akan kebiasaannya dahulu.... mungkin lebih cenderung memuji istri baru.....

jd, sebenernya yg harus dititik beratkan itu penyesuaian sang suami jika ingin berpoligami.....
jadi, jikalaupun sang suami berpoligami......,,, tidak ada rasa yg berkurang dr sang suami yg dirasakan si istri....
dgn bgitulah, maka sang istri akan ridho, ikhlas dan bahagia untuk merestui sang suami

karena setiap org mempunyai tingkat kebutuhan yg berbeda2.... maka untuk berlaku adil, kita tdk harus menyamakan antara keduanya. begitulah pendapat saya......

@mbakyu....
pekerjaan dan membacahadalah istrih kdua dan ketigah sayah.
anggaran belanjah bahkan melebihih nafkah padah keluwargah..gemanah?
apakah sayah adil?

gak nyambung mode on --->>> :dasar

tiada perubahan yg dirasakan istrih pertamah........

dalam hal ;
1.melibatkan beliow (istrih pertamah) dalam banyak kegiatan di keluwarga baru (pasca poligami/istrih keduwah)..contohnyah = merawat "madu" ketikah mengandung

2.mengajak beliow berunding ketikah memberikan sesuatuh sepertih belih mobil baruh,rumah baruh bagih kel baru...

2 ituh ajah duluh --->>apakah tiadah menjakitkan bagih beliow (IP) ketikah dilibatkan dalam hal2 sematjam itoeh?

BAKUL KOPI wrote:

SEGOROWEDI wrote:by nature poligami sangat tidak fair
1 suami : 4 isteri

si suami dapat 4 isteri
si isteri cuman dapat 1/4 suami
4 : 1/4 atau 16 : 1

:scratch:

kenapa pemahaman dapet 1/4 nya tidak sekalian aja dijelasin,bagian tubuh yg mana...
1/4 lutut smp telapak kaki.?
1/4 perut smp lutut.?
1/4 dada smp perut.?
1/4 ujung rambut smp dada.?

biar JELAS.......... :jotos:

1/4 dalam semua aspek

frontline defender wrote:

BAKUL KOPI wrote:ada pedoman yg selalu saya tancapkan. "bukan ane yg nyari,biarkan istri ane yg nyari'in" menurut ane ntulah "adil" sesungguhnya....!
bugimanah...?

kalau kasusnya gitu kan sama aja kaya ceritanya Nabi Ibrahim yang disuruh menikahi Siti Hajar, sama istrinya yang pertama Siti Sarah, kalau dicontohkan sama Rasul, ya berarti aman/boleh kan?

berarti kehendak manusia

frontline defender wrote:atau mau pakai logika ini :

Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 4 : 129)

siapa yang di suruh berbuat adil? ---> kamu (suami)!
siapakah yang tidak dapat berlaku adil, walaupun sangat mengginginkannya? ---> kamu (suami)!

lantas, bagaimanakah solusinya? ---> kriteria/penilaian adil atau tidaknya, ya harus diserahkan kepada pihak selain suami(kamu) ---> siapakah pihak lain itu? ya Istri sebelumnya ---> karena itulah sangatlah wajar, jika suami(kamu) meminta pertimbangan/persetujuan Istri, sebelum berpolygami!

kalau gak ngijinin diancam tuduhan
menghalangi suami masuk sorga

BAKUL KOPI wrote:Anggap lah memang ada Istri yg memberikan ijin suaminya berpoligami, tapi pastinya tidak dengan "SENANG HATI"
"SENANG HATI" yg sejatinya adalah ketika ada istri yg JUSTRU menginginkan / mengharap / memberi saran kepada suaminya utk berpoligami (TANPA HARUS SUAMI DULU YG MEMINTA IJIN)
Bugimana.?

biasanya karena posisi si isteri sangat lemah
semua tegantung suami

tetapi kalau isteri yang kuat dan mandiri
pasti pilih cerai daripada dimadu 2, 3, apalagi 4