ISLAM itu 1
Halaman 1 dari 3 • Share
Halaman 1 dari 3 • 1, 2, 3
ISLAM itu 1
Maaf sebelumnya,sebenernya thread ini adl pertanyaan tambahan dari thread 73 Golongan tapi berhubung Thread tsb terlanjur di lock maka saya ajukan pertanyaan di thread ini.
sudah lama pertanyaan ini muncul dalam hati,mohon pencerahan dari saudara2ku disini...
langsung aja yah....
Bisa kah / mungkinkah kiranya kaum muslim tidak lagi meng-Kotak2-kan ISLAM itu sendiri
terserah itu atas nama Organisasi ini lah, Thariqot itu lah, Golongan anu lah, Imam anu lah, Aliran itu lah, bla bla bla lah.....!
Islam itu Indah,Lebih indah lagi kalo bisa bersatu,sumfah miris liat banyaknya gesekan sampai pertikaian antar sesama muslim...
wong ya sama menuhankan ALLOH SWT dan menjunjung Rasulullah serta berpedoman / peganan pada Al Quran serta Sunnatullah
so what gitu loh...? baru kalo ada yg melenceng dari itu patutnya dipertanyakan...!
Susah kah...?
Mustahilkah...?
Percumakah...?
Mana Taste nya....?
mohon pencerahan se-cerah-cerahnya....!
wassalam
*
@mang odoy : no oot (hehehe)
@mbah abu : jgn terlalu disibukkan oleh duniawi mbah,sampe lupa bayar kupi (hehehe)
@Pak RT + Bro HT : pencerahannya yg singkat tp padat pliss (hehehe)
sudah lama pertanyaan ini muncul dalam hati,mohon pencerahan dari saudara2ku disini...
langsung aja yah....
Bisa kah / mungkinkah kiranya kaum muslim tidak lagi meng-Kotak2-kan ISLAM itu sendiri
terserah itu atas nama Organisasi ini lah, Thariqot itu lah, Golongan anu lah, Imam anu lah, Aliran itu lah, bla bla bla lah.....!
Islam itu Indah,Lebih indah lagi kalo bisa bersatu,sumfah miris liat banyaknya gesekan sampai pertikaian antar sesama muslim...
wong ya sama menuhankan ALLOH SWT dan menjunjung Rasulullah serta berpedoman / peganan pada Al Quran serta Sunnatullah
so what gitu loh...? baru kalo ada yg melenceng dari itu patutnya dipertanyakan...!
Susah kah...?
Mustahilkah...?
Percumakah...?
Mana Taste nya....?
mohon pencerahan se-cerah-cerahnya....!
wassalam
*
@mang odoy : no oot (hehehe)
@mbah abu : jgn terlalu disibukkan oleh duniawi mbah,sampe lupa bayar kupi (hehehe)
@Pak RT + Bro HT : pencerahannya yg singkat tp padat pliss (hehehe)
BAKUL KOPI- LETNAN DUA
-
Age : 36
Posts : 757
Location : warkop
Join date : 07.10.11
Reputation : 3
Re: ISLAM itu 1
BAKUL KOPI wrote:Maaf sebelumnya,sebenernya thread ini adl pertanyaan tambahan dari thread 73 Golongan tapi berhubung Thread tsb terlanjur di lock maka saya ajukan pertanyaan di thread ini.
sudah lama pertanyaan ini muncul dalam hati,mohon pencerahan dari saudara2ku disini...
langsung aja yah....
Bisa kah / mungkinkah kiranya kaum muslim tidak lagi meng-Kotak2-kan ISLAM itu sendiri
terserah itu atas nama Organisasi ini lah, Thariqot itu lah, Golongan anu lah, Imam anu lah, Aliran itu lah, bla bla bla lah.....!
Islam itu Indah,Lebih indah lagi kalo bisa bersatu,sumfah miris liat banyaknya gesekan sampai pertikaian antar sesama muslim...
wong ya sama menuhankan ALLOH SWT dan menjunjung Rasulullah serta berpedoman / peganan pada Al Quran serta Sunnatullah
so what gitu loh...? baru kalo ada yg melenceng dari itu patutnya dipertanyakan...!
Susah kah...?
Mustahilkah...?
Percumakah...?
Mana Taste nya....?
mohon pencerahan se-cerah-cerahnya....!
wassalam
*
@mang odoy : no oot (hehehe)
@mbah abu : jgn terlalu disibukkan oleh duniawi mbah,sampe lupa bayar kupi (hehehe)
@Pak RT + Bro HT : pencerahannya yg singkat tp padat pliss (hehehe)
begini mas sekuriti,,,
saya sangat setuju dengan "islam itu 1" atau "just Islam only" :3:
hanya saja, sejak khulafaur rosyidin 'berlalu',,,maka terlanjur berkembang menjadi 1 batang pohon yang banyak dahan & rantingnya....
saya pikir tidak apa-apalah siapapun daunnya, dimanapun rantingnya, asal jangan sampai lupa sama intisari biji nya saja...,,maksudnya begini, kalaulah jatidirinya adalah pohon jambu, janganlah sesat ia merasa sebagai bagian dari pohon nangka...hehehe....
yang tidak mungkin adalah, memaksa seluruh daun dan ranting yang terlanjur terbentuk harus kembali pulang ke titik inti biji nya...(pasti akan meledak/chaos),,,...jadi yang paling mungkin adalah menyadarkan mereka ke "ilmu biji" asli nya...
:surban:
sun-moon- SERSAN SATU
-
Posts : 191
Kepercayaan : Islam
Location : West Java
Join date : 15.08.11
Reputation : 4
Re: ISLAM itu 1
yup..jangan buah semangkah berdaun sirih..sun-moon wrote:BAKUL KOPI wrote:Maaf sebelumnya,sebenernya thread ini adl pertanyaan tambahan dari thread 73 Golongan tapi berhubung Thread tsb terlanjur di lock maka saya ajukan pertanyaan di thread ini.
sudah lama pertanyaan ini muncul dalam hati,mohon pencerahan dari saudara2ku disini...
langsung aja yah....
Bisa kah / mungkinkah kiranya kaum muslim tidak lagi meng-Kotak2-kan ISLAM itu sendiri
terserah itu atas nama Organisasi ini lah, Thariqot itu lah, Golongan anu lah, Imam anu lah, Aliran itu lah, bla bla bla lah.....!
Islam itu Indah,Lebih indah lagi kalo bisa bersatu,sumfah miris liat banyaknya gesekan sampai pertikaian antar sesama muslim...
wong ya sama menuhankan ALLOH SWT dan menjunjung Rasulullah serta berpedoman / peganan pada Al Quran serta Sunnatullah
so what gitu loh...? baru kalo ada yg melenceng dari itu patutnya dipertanyakan...!
Susah kah...?
Mustahilkah...?
Percumakah...?
Mana Taste nya....?
mohon pencerahan se-cerah-cerahnya....!
wassalam
*
@mang odoy : no oot (hehehe)
@mbah abu : jgn terlalu disibukkan oleh duniawi mbah,sampe lupa bayar kupi (hehehe)
@Pak RT + Bro HT : pencerahannya yg singkat tp padat pliss (hehehe)
begini mas sekuriti,,,
saya sangat setuju dengan "islam itu 1" atau "just Islam only" :3:
hanya saja, sejak khulafaur rosyidin 'berlalu',,,maka terlanjur berkembang menjadi 1 batang pohon yang banyak dahan & rantingnya....
saya pikir tidak apa-apalah siapapun daunnya, dimanapun rantingnya, asal jangan sampai lupa sama intisari biji nya saja...,,maksudnya begini, kalaulah jatidirinya adalah pohon jambu, janganlah sesat ia merasa sebagai bagian dari pohon nangka...hehehe....
yang tidak mungkin adalah, memaksa seluruh daun dan ranting yang terlanjur terbentuk harus kembali pulang ke titik inti biji nya...(pasti akan meledak/chaos),,,...jadi yang paling mungkin adalah menyadarkan mereka ke "ilmu biji" asli nya...
:surban:
jangan buah nangka berpohon beringin..
pangkal perbedaan menggesek adalah ego-ism...yang membuwat kotak bergesek jugah ego-ism.
perbedaan masalah fiqh adalah hal yg wajar,buktinyah @BK kaloh ngopih mestih pakeh gelas besar tapih kaloh suguhin ke saya selaluh cangkir kecil tak penuh..
sayah katakan ke andah,bagikanlah rotih inih ke tetanggamu..
makah pendengar sayah akan melakukan pembagian dengan ;
1.dibagih semuwah tanpa sisa sedikitpun darih rotih
2.dibagih dengan ukuran jarak rumah ke tetanggah makin jauh mangkin gak dapet
3.rotih yang dibagi adah yg dibungkus dalam plastik,kertas,daun
4.artinyah nalar dan pemahaman tiap org berbedah tetapi tidak akan menghilangkan "inti" dari pembagian rotih.
semogah bermampaat...
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: ISLAM itu 1
nah yg saya BOLD adl inti permasalahannya selama ini, adalah suatu efek dari peng-kotak-an. ibarat buah hasil pembangkangan yg merasa matang walopun kenyataanya karbit-an. bagaimana kalo saya anolgikan pada BUBUR. mustahil memang memaksakan bubur menjadi nasi kembali. lalu apakah mungkin menyadarkan bubur akan bahan pokoknya "beras" tar akan ada yg ngeyel pastinya. "wah saya kak bubur kacang ijo..." "ane bubur ketan item..." "kalo gw bubur sun...." "berarti aku bubur moon donk...."sun-moon wrote:begini mas sekuriti,,,
saya sangat setuju dengan "islam itu 1" atau "just Islam only" :3:
hanya saja, sejak khulafaur rosyidin 'berlalu',,,maka terlanjur berkembang menjadi 1 batang pohon yang banyak dahan & rantingnya....
saya pikir tidak apa-apalah siapapun daunnya, dimanapun rantingnya, asal jangan sampai lupa sama intisari biji nya saja...,,maksudnya begini, kalaulah jatidirinya adalah pohon jambu, janganlah sesat ia merasa sebagai bagian dari pohon nangka...hehehe....
yang tidak mungkin adalah, memaksa seluruh daun dan ranting yang terlanjur terbentuk harus kembali pulang ke titik inti biji nya...(pasti akan meledak/chaos),,,...jadi yang paling mungkin adalah menyadarkan mereka ke "ilmu biji" asli nya...
:surban:
bicara pada egoisem berarti mbah abu menuding "oknum/subject" nah kalo bicara soal kopi adl bicara ttg selera,bukan didasarkan takaran yg tepat dong.? kalo suka kopi kental maka racikannya begini.... kalo suka pahit,racikannya begitu... kalo suka manis n encer,maka racikannya pun beda...! walopun intinya tetap pada biji kopi tapi itu akan mengurangi makna n manfaat dari kopi itu sendiri. kalo soal sari roti,kasian yg kebagian pinggir-an (kaga dapet selai coklatnya)abu hanan wrote:yup..jangan buah semangkah berdaun sirih..
jangan buah nangka berpohon beringin..
pangkal perbedaan menggesek adalah ego-ism...yang membuwat kotak bergesek jugah ego-ism.
perbedaan masalah fiqh adalah hal yg wajar,buktinyah @BK kaloh ngopih mestih pakeh gelas besar tapih kaloh suguhin ke saya selaluh cangkir kecil tak penuh..
sayah katakan ke andah,bagikanlah rotih inih ke tetanggamu..
makah pendengar sayah akan melakukan pembagian dengan ;
1.dibagih semuwah tanpa sisa sedikitpun darih rotih
2.dibagih dengan ukuran jarak rumah ke tetanggah makin jauh mangkin gak dapet
3.rotih yang dibagi adah yg dibungkus dalam plastik,kertas,daun
4.artinyah nalar dan pemahaman tiap org berbedah tetapi tidak akan menghilangkan "inti" dari pembagian rotih.
semogah bermampaat...
wassalam
*
@mang odoy : no oot (hehehe)
@mbah abu : jgn terlalu disibukkan oleh duniawi mbah,sampe lupa bayar kupi (hehehe)
@Pak RT + Bro HT : pencerahannya yg singkat tp padat pliss (hehehe)
BAKUL KOPI- LETNAN DUA
-
Age : 36
Posts : 757
Location : warkop
Join date : 07.10.11
Reputation : 3
Re: ISLAM itu 1
analogi bubur pun gak apa-apa mas...BAKUL KOPI wrote:nah yg saya BOLD adl inti permasalahannya selama ini, adalah suatu efek dari peng-kotak-an. ibarat buah hasil pembangkangan yg merasa matang walopun kenyataanya karbit-an. bagaimana kalo saya anolgikan pada BUBUR. mustahil memang memaksakan bubur menjadi nasi kembali. lalu apakah mungkin menyadarkan bubur akan bahan pokoknya "beras" tar akan ada yg ngeyel pastinya. "wah saya kak bubur kacang ijo..." "ane bubur ketan item..." "kalo gw bubur sun...." "berarti aku bubur moon donk...."sun-moon wrote:begini mas sekuriti,,,
saya sangat setuju dengan "islam itu 1" atau "just Islam only" :3:
hanya saja, sejak khulafaur rosyidin 'berlalu',,,maka terlanjur berkembang menjadi 1 batang pohon yang banyak dahan & rantingnya....
saya pikir tidak apa-apalah siapapun daunnya, dimanapun rantingnya, asal jangan sampai lupa sama intisari biji nya saja...,,maksudnya begini, kalaulah jatidirinya adalah pohon jambu, janganlah sesat ia merasa sebagai bagian dari pohon nangka...hehehe....
yang tidak mungkin adalah, memaksa seluruh daun dan ranting yang terlanjur terbentuk harus kembali pulang ke titik inti biji nya...(pasti akan meledak/chaos),,,...jadi yang paling mungkin adalah menyadarkan mereka ke "ilmu biji" asli nya...
:surban:
bahan pokok beras, kacang ijo, ketan, etc...
yang penting yang dibubur kan biji-bijian...(keluarga biji2an...)
nah...
susul saja kebelakang ke sumber yang qadim nya dari "biji" itu...
:3:
sun-moon- SERSAN SATU
-
Posts : 191
Kepercayaan : Islam
Location : West Java
Join date : 15.08.11
Reputation : 4
Re: ISLAM itu 1
:lkj: :lkj: mangstab..... kang..!sun-moon wrote:analogi bubur pun gak apa-apa mas...BAKUL KOPI wrote:nah yg saya BOLD adl inti permasalahannya selama ini, adalah suatu efek dari peng-kotak-an. ibarat buah hasil pembangkangan yg merasa matang walopun kenyataanya karbit-an. bagaimana kalo saya anolgikan pada BUBUR. mustahil memang memaksakan bubur menjadi nasi kembali. lalu apakah mungkin menyadarkan bubur akan bahan pokoknya "beras" tar akan ada yg ngeyel pastinya. "wah saya kak bubur kacang ijo..." "ane bubur ketan item..." "kalo gw bubur sun...." "berarti aku bubur moon donk...."sun-moon wrote:begini mas sekuriti,,,
saya sangat setuju dengan "islam itu 1" atau "just Islam only" :3:
hanya saja, sejak khulafaur rosyidin 'berlalu',,,maka terlanjur berkembang menjadi 1 batang pohon yang banyak dahan & rantingnya....
saya pikir tidak apa-apalah siapapun daunnya, dimanapun rantingnya, asal jangan sampai lupa sama intisari biji nya saja...,,maksudnya begini, kalaulah jatidirinya adalah pohon jambu, janganlah sesat ia merasa sebagai bagian dari pohon nangka...hehehe....
yang tidak mungkin adalah, memaksa seluruh daun dan ranting yang terlanjur terbentuk harus kembali pulang ke titik inti biji nya...(pasti akan meledak/chaos),,,...jadi yang paling mungkin adalah menyadarkan mereka ke "ilmu biji" asli nya...
:surban:
bahan pokok beras, kacang ijo, ketan, etc...
yang penting yang dibubur kan biji-bijian...(keluarga biji2an...)
nah...
susul saja kebelakang ke sumber yang qadim nya dari "biji" itu...
:3:
BAKUL KOPI- LETNAN DUA
-
Age : 36
Posts : 757
Location : warkop
Join date : 07.10.11
Reputation : 3
Re: ISLAM itu 1
and roti asalanyah jugah darih bijih apah cobah?BAKUL KOPI wrote:nah yg saya BOLD adl inti permasalahannya selama ini, adalah suatu efek dari peng-kotak-an. ibarat buah hasil pembangkangan yg merasa matang walopun kenyataanya karbit-an. bagaimana kalo saya anolgikan pada BUBUR. mustahil memang memaksakan bubur menjadi nasi kembali. lalu apakah mungkin menyadarkan bubur akan bahan pokoknya "beras" tar akan ada yg ngeyel pastinya. "wah saya kak bubur kacang ijo..." "ane bubur ketan item..." "kalo gw bubur sun...." "berarti aku bubur moon donk...."sun-moon wrote:begini mas sekuriti,,,
saya sangat setuju dengan "islam itu 1" atau "just Islam only" :3:
hanya saja, sejak khulafaur rosyidin 'berlalu',,,maka terlanjur berkembang menjadi 1 batang pohon yang banyak dahan & rantingnya....
saya pikir tidak apa-apalah siapapun daunnya, dimanapun rantingnya, asal jangan sampai lupa sama intisari biji nya saja...,,maksudnya begini, kalaulah jatidirinya adalah pohon jambu, janganlah sesat ia merasa sebagai bagian dari pohon nangka...hehehe....
yang tidak mungkin adalah, memaksa seluruh daun dan ranting yang terlanjur terbentuk harus kembali pulang ke titik inti biji nya...(pasti akan meledak/chaos),,,...jadi yang paling mungkin adalah menyadarkan mereka ke "ilmu biji" asli nya...
:surban:bicara pada egoisem berarti mbah abu menuding "oknum/subject" nah kalo bicara soal kopi adl bicara ttg selera,bukan didasarkan takaran yg tepat dong.? kalo suka kopi kental maka racikannya begini.... kalo suka pahit,racikannya begitu... kalo suka manis n encer,maka racikannya pun beda...! walopun intinya tetap pada biji kopi tapi itu akan mengurangi makna n manfaat dari kopi itu sendiri. kalo soal sari roti,kasian yg kebagian pinggir-an (kaga dapet selai coklatnya)abu hanan wrote:yup..jangan buah semangkah berdaun sirih..
jangan buah nangka berpohon beringin..
pangkal perbedaan menggesek adalah ego-ism...yang membuwat kotak bergesek jugah ego-ism.
perbedaan masalah fiqh adalah hal yg wajar,buktinyah @BK kaloh ngopih mestih pakeh gelas besar tapih kaloh suguhin ke saya selaluh cangkir kecil tak penuh..
sayah katakan ke andah,bagikanlah rotih inih ke tetanggamu..
makah pendengar sayah akan melakukan pembagian dengan ;
1.dibagih semuwah tanpa sisa sedikitpun darih rotih
2.dibagih dengan ukuran jarak rumah ke tetanggah makin jauh mangkin gak dapet
3.rotih yang dibagi adah yg dibungkus dalam plastik,kertas,daun
4.artinyah nalar dan pemahaman tiap org berbedah tetapi tidak akan menghilangkan "inti" dari pembagian rotih.
semogah bermampaat...
wassalam
@mang odoy : no oot (hehehe)
@mbah abu : jgn terlalu disibukkan oleh duniawi mbah,sampe lupa bayar kupi (hehehe)
@Pak RT + Bro HT : pencerahannya yg singkat tp padat pliss (hehehe)
jadih kesan peng-kotak-an adalah karenah mas2 ego yg "rumangsa gede"...
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: ISLAM itu 1
abu hanan wrote:and roti asalanyah jugah darih bijih apah cobah?BAKUL KOPI wrote:nah yg saya BOLD adl inti permasalahannya selama ini, adalah suatu efek dari peng-kotak-an. ibarat buah hasil pembangkangan yg merasa matang walopun kenyataanya karbit-an. bagaimana kalo saya anolgikan pada BUBUR. mustahil memang memaksakan bubur menjadi nasi kembali. lalu apakah mungkin menyadarkan bubur akan bahan pokoknya "beras" tar akan ada yg ngeyel pastinya. "wah saya kak bubur kacang ijo..." "ane bubur ketan item..." "kalo gw bubur sun...." "berarti aku bubur moon donk...."sun-moon wrote:begini mas sekuriti,,,
saya sangat setuju dengan "islam itu 1" atau "just Islam only" :3:
hanya saja, sejak khulafaur rosyidin 'berlalu',,,maka terlanjur berkembang menjadi 1 batang pohon yang banyak dahan & rantingnya....
saya pikir tidak apa-apalah siapapun daunnya, dimanapun rantingnya, asal jangan sampai lupa sama intisari biji nya saja...,,maksudnya begini, kalaulah jatidirinya adalah pohon jambu, janganlah sesat ia merasa sebagai bagian dari pohon nangka...hehehe....
yang tidak mungkin adalah, memaksa seluruh daun dan ranting yang terlanjur terbentuk harus kembali pulang ke titik inti biji nya...(pasti akan meledak/chaos),,,...jadi yang paling mungkin adalah menyadarkan mereka ke "ilmu biji" asli nya...
:surban:bicara pada egoisem berarti mbah abu menuding "oknum/subject" nah kalo bicara soal kopi adl bicara ttg selera,bukan didasarkan takaran yg tepat dong.? kalo suka kopi kental maka racikannya begini.... kalo suka pahit,racikannya begitu... kalo suka manis n encer,maka racikannya pun beda...! walopun intinya tetap pada biji kopi tapi itu akan mengurangi makna n manfaat dari kopi itu sendiri. kalo soal sari roti,kasian yg kebagian pinggir-an (kaga dapet selai coklatnya)abu hanan wrote:yup..jangan buah semangkah berdaun sirih..
jangan buah nangka berpohon beringin..
pangkal perbedaan menggesek adalah ego-ism...yang membuwat kotak bergesek jugah ego-ism.
perbedaan masalah fiqh adalah hal yg wajar,buktinyah @BK kaloh ngopih mestih pakeh gelas besar tapih kaloh suguhin ke saya selaluh cangkir kecil tak penuh..
sayah katakan ke andah,bagikanlah rotih inih ke tetanggamu..
makah pendengar sayah akan melakukan pembagian dengan ;
1.dibagih semuwah tanpa sisa sedikitpun darih rotih
2.dibagih dengan ukuran jarak rumah ke tetanggah makin jauh mangkin gak dapet
3.rotih yang dibagi adah yg dibungkus dalam plastik,kertas,daun
4.artinyah nalar dan pemahaman tiap org berbedah tetapi tidak akan menghilangkan "inti" dari pembagian rotih.
semogah bermampaat...
wassalam
@mang odoy : no oot (hehehe)
@mbah abu : jgn terlalu disibukkan oleh duniawi mbah,sampe lupa bayar kupi (hehehe)
@Pak RT + Bro HT : pencerahannya yg singkat tp padat pliss (hehehe)
jadih kesan peng-kotak-an adalah karenah mas2 ego yg "rumangsa gede"...
padahal belom tentu bener...!
BAKUL KOPI- LETNAN DUA
-
Age : 36
Posts : 757
Location : warkop
Join date : 07.10.11
Reputation : 3
Re: ISLAM itu 1
kalo gitu bisa di LOCK dunk...BAKUL KOPI wrote:abu hanan wrote:and roti asalanyah jugah darih bijih apah cobah?BAKUL KOPI wrote:nah yg saya BOLD adl inti permasalahannya selama ini, adalah suatu efek dari peng-kotak-an. ibarat buah hasil pembangkangan yg merasa matang walopun kenyataanya karbit-an. bagaimana kalo saya anolgikan pada BUBUR. mustahil memang memaksakan bubur menjadi nasi kembali. lalu apakah mungkin menyadarkan bubur akan bahan pokoknya "beras" tar akan ada yg ngeyel pastinya. "wah saya kak bubur kacang ijo..." "ane bubur ketan item..." "kalo gw bubur sun...." "berarti aku bubur moon donk...."sun-moon wrote:begini mas sekuriti,,,
saya sangat setuju dengan "islam itu 1" atau "just Islam only" :3:
hanya saja, sejak khulafaur rosyidin 'berlalu',,,maka terlanjur berkembang menjadi 1 batang pohon yang banyak dahan & rantingnya....
saya pikir tidak apa-apalah siapapun daunnya, dimanapun rantingnya, asal jangan sampai lupa sama intisari biji nya saja...,,maksudnya begini, kalaulah jatidirinya adalah pohon jambu, janganlah sesat ia merasa sebagai bagian dari pohon nangka...hehehe....
yang tidak mungkin adalah, memaksa seluruh daun dan ranting yang terlanjur terbentuk harus kembali pulang ke titik inti biji nya...(pasti akan meledak/chaos),,,...jadi yang paling mungkin adalah menyadarkan mereka ke "ilmu biji" asli nya...
:surban:bicara pada egoisem berarti mbah abu menuding "oknum/subject" nah kalo bicara soal kopi adl bicara ttg selera,bukan didasarkan takaran yg tepat dong.? kalo suka kopi kental maka racikannya begini.... kalo suka pahit,racikannya begitu... kalo suka manis n encer,maka racikannya pun beda...! walopun intinya tetap pada biji kopi tapi itu akan mengurangi makna n manfaat dari kopi itu sendiri. kalo soal sari roti,kasian yg kebagian pinggir-an (kaga dapet selai coklatnya)abu hanan wrote:yup..jangan buah semangkah berdaun sirih..
jangan buah nangka berpohon beringin..
pangkal perbedaan menggesek adalah ego-ism...yang membuwat kotak bergesek jugah ego-ism.
perbedaan masalah fiqh adalah hal yg wajar,buktinyah @BK kaloh ngopih mestih pakeh gelas besar tapih kaloh suguhin ke saya selaluh cangkir kecil tak penuh..
sayah katakan ke andah,bagikanlah rotih inih ke tetanggamu..
makah pendengar sayah akan melakukan pembagian dengan ;
1.dibagih semuwah tanpa sisa sedikitpun darih rotih
2.dibagih dengan ukuran jarak rumah ke tetanggah makin jauh mangkin gak dapet
3.rotih yang dibagi adah yg dibungkus dalam plastik,kertas,daun
4.artinyah nalar dan pemahaman tiap org berbedah tetapi tidak akan menghilangkan "inti" dari pembagian rotih.
semogah bermampaat...
wassalam
@mang odoy : no oot (hehehe)
@mbah abu : jgn terlalu disibukkan oleh duniawi mbah,sampe lupa bayar kupi (hehehe)
@Pak RT + Bro HT : pencerahannya yg singkat tp padat pliss (hehehe)
jadih kesan peng-kotak-an adalah karenah mas2 ego yg "rumangsa gede"...
padahal belom tentu bener...!
yg rumangsa gede belum tentu benar...
yg rumangsa benar belum tentu diridloi..
yg rumangsa diridloi ehmmm sama persis dengan perkataan iblis ;
ana khoirum minhu (aku lebih baik dari Adam)
yg gak rumangsa apa2..patut diwaspadai
jangan2 justru itu yg diridloi..
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: ISLAM itu 1
abu hanan wrote:kalo gitu bisa di LOCK dunk...BAKUL KOPI wrote:abu hanan wrote:and roti asalanyah jugah darih bijih apah cobah?BAKUL KOPI wrote:nah yg saya BOLD adl inti permasalahannya selama ini, adalah suatu efek dari peng-kotak-an. ibarat buah hasil pembangkangan yg merasa matang walopun kenyataanya karbit-an. bagaimana kalo saya anolgikan pada BUBUR. mustahil memang memaksakan bubur menjadi nasi kembali. lalu apakah mungkin menyadarkan bubur akan bahan pokoknya "beras" tar akan ada yg ngeyel pastinya. "wah saya kak bubur kacang ijo..." "ane bubur ketan item..." "kalo gw bubur sun...." "berarti aku bubur moon donk...."sun-moon wrote:begini mas sekuriti,,,
saya sangat setuju dengan "islam itu 1" atau "just Islam only" :3:
hanya saja, sejak khulafaur rosyidin 'berlalu',,,maka terlanjur berkembang menjadi 1 batang pohon yang banyak dahan & rantingnya....
saya pikir tidak apa-apalah siapapun daunnya, dimanapun rantingnya, asal jangan sampai lupa sama intisari biji nya saja...,,maksudnya begini, kalaulah jatidirinya adalah pohon jambu, janganlah sesat ia merasa sebagai bagian dari pohon nangka...hehehe....
yang tidak mungkin adalah, memaksa seluruh daun dan ranting yang terlanjur terbentuk harus kembali pulang ke titik inti biji nya...(pasti akan meledak/chaos),,,...jadi yang paling mungkin adalah menyadarkan mereka ke "ilmu biji" asli nya...
:surban:bicara pada egoisem berarti mbah abu menuding "oknum/subject" nah kalo bicara soal kopi adl bicara ttg selera,bukan didasarkan takaran yg tepat dong.? kalo suka kopi kental maka racikannya begini.... kalo suka pahit,racikannya begitu... kalo suka manis n encer,maka racikannya pun beda...! walopun intinya tetap pada biji kopi tapi itu akan mengurangi makna n manfaat dari kopi itu sendiri. kalo soal sari roti,kasian yg kebagian pinggir-an (kaga dapet selai coklatnya)abu hanan wrote:yup..jangan buah semangkah berdaun sirih..
jangan buah nangka berpohon beringin..
pangkal perbedaan menggesek adalah ego-ism...yang membuwat kotak bergesek jugah ego-ism.
perbedaan masalah fiqh adalah hal yg wajar,buktinyah @BK kaloh ngopih mestih pakeh gelas besar tapih kaloh suguhin ke saya selaluh cangkir kecil tak penuh..
sayah katakan ke andah,bagikanlah rotih inih ke tetanggamu..
makah pendengar sayah akan melakukan pembagian dengan ;
1.dibagih semuwah tanpa sisa sedikitpun darih rotih
2.dibagih dengan ukuran jarak rumah ke tetanggah makin jauh mangkin gak dapet
3.rotih yang dibagi adah yg dibungkus dalam plastik,kertas,daun
4.artinyah nalar dan pemahaman tiap org berbedah tetapi tidak akan menghilangkan "inti" dari pembagian rotih.
semogah bermampaat...
wassalam
@mang odoy : no oot (hehehe)
@mbah abu : jgn terlalu disibukkan oleh duniawi mbah,sampe lupa bayar kupi (hehehe)
@Pak RT + Bro HT : pencerahannya yg singkat tp padat pliss (hehehe)
jadih kesan peng-kotak-an adalah karenah mas2 ego yg "rumangsa gede"...
padahal belom tentu bener...!
yg rumangsa gede belum tentu benar...
yg rumangsa benar belum tentu diridloi..
yg rumangsa diridloi ehmmm sama persis dengan perkataan iblis ;
ana khoirum minhu (aku lebih baik dari Adam)
yg gak rumangsa apa2..patut diwaspadai
jangan2 justru itu yg diridloi..
TAR MALEM AJA COMMENTNYAH,,,,
POKERAN DULU MBAH,MUSMET MIKIR TGL TUA
WKWKWKWK
BAKUL KOPI- LETNAN DUA
-
Age : 36
Posts : 757
Location : warkop
Join date : 07.10.11
Reputation : 3
Re: ISLAM itu 1
Assalamu'alaykum..
Bismillah.
Penganalogian sebuah pohon dengan ranting2-nya membuktikan bahwa semakin melebar (banyak ranting2-nya) maka kemungkinan dahan akan patah semakin besar, begitu jg dengan pengelompokan2 aliran2 dalam Islam akan membuat/bisa menyebabkan suatu kerentanan ajaran didalamnya bisa berubah karena betul seperti kata Bung Abu, karena sifat ke-egois-an...
Analogi Bubur juga dapat menunjukkan semakin menjadi bubur (nasi tersebut) maka ketika tersiram dengan air, maka bubur nasi akan semakin mudah berpencar2 (dibandingkan dengan nasi utuh)...
Intinya, betul...betapa baiknya jika kelompok2/pengkotak-kotak-an harus diminimkan agar tidak keluar dari kalur ke-Islaman...
yang penting tetap berpegang teguh kepada Al-Qur'an wa Sunnatur-Rasul, Insya Allah tidak akan sesat...
Afwan
:surban: :surban:
Bismillah.
Penganalogian sebuah pohon dengan ranting2-nya membuktikan bahwa semakin melebar (banyak ranting2-nya) maka kemungkinan dahan akan patah semakin besar, begitu jg dengan pengelompokan2 aliran2 dalam Islam akan membuat/bisa menyebabkan suatu kerentanan ajaran didalamnya bisa berubah karena betul seperti kata Bung Abu, karena sifat ke-egois-an...
Analogi Bubur juga dapat menunjukkan semakin menjadi bubur (nasi tersebut) maka ketika tersiram dengan air, maka bubur nasi akan semakin mudah berpencar2 (dibandingkan dengan nasi utuh)...
Intinya, betul...betapa baiknya jika kelompok2/pengkotak-kotak-an harus diminimkan agar tidak keluar dari kalur ke-Islaman...
yang penting tetap berpegang teguh kepada Al-Qur'an wa Sunnatur-Rasul, Insya Allah tidak akan sesat...
Afwan
:surban: :surban:
Re: ISLAM itu 1
@pak rt....Admin wrote:Assalamu'alaykum..
Bismillah.
Penganalogian sebuah pohon dengan ranting2-nya membuktikan bahwa semakin melebar (banyak ranting2-nya) maka kemungkinan dahan akan patah semakin besar, begitu jg dengan pengelompokan2 aliran2 dalam Islam akan membuat/bisa menyebabkan suatu kerentanan ajaran didalamnya bisa berubah karena betul seperti kata Bung Abu, karena sifat ke-egois-an...
Analogi Bubur juga dapat menunjukkan semakin menjadi bubur (nasi tersebut) maka ketika tersiram dengan air, maka bubur nasi akan semakin mudah berpencar2 (dibandingkan dengan nasi utuh)...
Intinya, betul...betapa baiknya jika kelompok2/pengkotak-kotak-an harus diminimkan agar tidak keluar dari kalur ke-Islaman...
yang penting tetap berpegang teguh kepada Al-Qur'an wa Sunnatur-Rasul, Insya Allah tidak akan sesat...
Afwan
:surban: :surban:
Abu = Analogi BUbur ??
kesian kesiyan....
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: ISLAM itu 1
Admin wrote:Assalamu'alaykum..
Bismillah.
Penganalogian sebuah pohon dengan ranting2-nya membuktikan bahwa semakin melebar (banyak ranting2-nya) maka kemungkinan dahan akan patah semakin besar, begitu jg dengan pengelompokan2 aliran2 dalam Islam akan membuat/bisa menyebabkan suatu kerentanan ajaran didalamnya bisa berubah karena betul seperti kata Bung Abu, karena sifat ke-egois-an...
Analogi Bubur juga dapat menunjukkan semakin menjadi bubur (nasi tersebut) maka ketika tersiram dengan air, maka bubur nasi akan semakin mudah berpencar2 (dibandingkan dengan nasi utuh)...
Intinya, betul...betapa baiknya jika kelompok2/pengkotak-kotak-an harus diminimkan agar tidak keluar dari kalur ke-Islaman...
yang penting tetap berpegang teguh kepada Al-Qur'an wa Sunnatur-Rasul, Insya Allah tidak akan sesat...
Afwan
:surban: :surban:
@pak RT, justru itu, semua yang beragam/yang kotak2 itu juga semua mengklaim sama2 berpedoman sama yaitu yang anda tulis 'bold & underline'...(asumsi itu lah 'biji' yang sama)
perbedaan dan pengkotakan dengan sendirinya terbentuk dan berkembang justru karena ke-"ego-isme"-an reff.Abu Hanan..itu benar...
selain "ego-ism" tadi keberagaman semakin tambah 'ramai' dengan adanya pengaruh: perkembangan syajarah (baca:sejarah) penyebaran islam (melalui dakwah masing2 yang sudah 'berbaju' beragam/betrbeda) dan kultur/budaya daerah setempat sebelumnya (yang didatangi)...
contoh, kita tidak bisa memaksakan 'ego' kita yang berbaju 'putih' (misalnya) kepada kelompok 'syiah' yang biasa memakai baju 'hitam' (berkabung terus: peristiwa Hasan-Husen)...ini akibatnya chaos...dan akan melanggar semboyan: "perbedaan = rakhmat",,,
tapi kalau ngobrol sama orang syiah,,,kita tanya...mas, sumber/biji nya apa? jawabannya pun sama: "yang anda tulis: bold & underline tsb diatas".....
jadi, pada akhirnya, apapun kelompoknya, atau kotaknya, atau golongannya, tetap yang bisa dijadikan acuan adalah secara pribadi masing2...bukan kelompok/golongan,,,pribadi yang mana? yang minumnya teh botol sosro...(hehehe),,,kamsudnya begini...
standard baju bisa berbeda,
warna baju pun demikian bisa berbeda,
tapi masing2 si pemakai baju memiliki (dianugrahkan) 3 perangkat yang sama persis, yaitu:
akal - hati - rasa.
contoh/analogi (rasa yg sederhana);
si yang pake baju putih dan hitam, adalah member kelompok putih dan kelompok hitam,,,
masing2 kelompok mendapati berita yang sama, yaitu adanya/tentang 'buah jeruk Medan'...,,
ternyata dalam kedua kelompok tadi, yang mendapati 'buah jeruk medan' ini hanya beberapa/segelintir orang saja (tidak semuanya)...,,
yang memperoleh buah jeruk medan ini 'mencicipi/merasai' buah itu dengan 'lidah'nya sendiri' (tidak mungkin pinjam lidah orang lain),,...dan hasilnya: ternyata rasanya = seperti yang diberitakan dalam berita, yaitu ada manis, ada asem, dan ada asem-manis....
ketika ditanya, apa sih artinya 'rasa manis' itu? jawabannya:"...emhh..."..."emmmh....!!" (susah digambarkan/diartikan dengan kata2) hehehehe.....
jadi, sampai kapanpun, mau di kelompok manapun, bila berita hanya baru sebatas berita, ya jadinya berita saja....
berbeda halnya dengan yang sudah mengalami & merasai dengan 'lidahnya' sendiri....
tidak bisa pula 'sang lidah' itu mewakili ataupun diwakili secara kelompok....,,,
tetap pada akhirnya harus 'sangat pribadi'.....
:3:
sun-moon- SERSAN SATU
-
Posts : 191
Kepercayaan : Islam
Location : West Java
Join date : 15.08.11
Reputation : 4
Re: ISLAM itu 1
sun-moon wrote:Admin wrote:Assalamu'alaykum..
Bismillah.
Penganalogian sebuah pohon dengan ranting2-nya membuktikan bahwa semakin melebar (banyak ranting2-nya) maka kemungkinan dahan akan patah semakin besar, begitu jg dengan pengelompokan2 aliran2 dalam Islam akan membuat/bisa menyebabkan suatu kerentanan ajaran didalamnya bisa berubah karena betul seperti kata Bung Abu, karena sifat ke-egois-an...
Analogi Bubur juga dapat menunjukkan semakin menjadi bubur (nasi tersebut) maka ketika tersiram dengan air, maka bubur nasi akan semakin mudah berpencar2 (dibandingkan dengan nasi utuh)...
Intinya, betul...betapa baiknya jika kelompok2/pengkotak-kotak-an harus diminimkan agar tidak keluar dari kalur ke-Islaman...
yang penting tetap berpegang teguh kepada Al-Qur'an wa Sunnatur-Rasul, Insya Allah tidak akan sesat...
Afwan
:surban: :surban:
@pak RT, justru itu, semua yang beragam/yang kotak2 itu juga semua mengklaim sama2 berpedoman sama yaitu yang anda tulis 'bold & underline'...(asumsi itu lah 'biji' yang sama)
perbedaan dan pengkotakan dengan sendirinya terbentuk dan berkembang justru karena ke-"ego-isme"-an reff.Abu Hanan..itu benar...
selain "ego-ism" tadi keberagaman semakin tambah 'ramai' dengan adanya pengaruh: perkembangan syajarah (baca:sejarah) penyebaran islam (melalui dakwah masing2 yang sudah 'berbaju' beragam/betrbeda) dan kultur/budaya daerah setempat sebelumnya (yang didatangi)...
contoh, kita tidak bisa memaksakan 'ego' kita yang berbaju 'putih' (misalnya) kepada kelompok 'syiah' yang biasa memakai baju 'hitam' (berkabung terus: peristiwa Hasan-Husen)...ini akibatnya chaos...dan akan melanggar semboyan: "perbedaan = rakhmat",,,
tapi kalau ngobrol sama orang syiah,,,kita tanya...mas, sumber/biji nya apa? jawabannya pun sama: "yang anda tulis: bold & underline tsb diatas".....
jadi, pada akhirnya, apapun kelompoknya, atau kotaknya, atau golongannya, tetap yang bisa dijadikan acuan adalah secara pribadi masing2...bukan kelompok/golongan,,,pribadi yang mana? yang minumnya teh botol sosro...(hehehe),,,kamsudnya begini...
standard baju bisa berbeda,
warna baju pun demikian bisa berbeda,
tapi masing2 si pemakai baju memiliki (dianugrahkan) 3 perangkat yang sama persis, yaitu:
akal - hati - rasa.
contoh/analogi (rasa yg sederhana);
si yang pake baju putih dan hitam, adalah member kelompok putih dan kelompok hitam,,,
masing2 kelompok mendapati berita yang sama, yaitu adanya/tentang 'buah jeruk Medan'...,,
ternyata dalam kedua kelompok tadi, yang mendapati 'buah jeruk medan' ini hanya beberapa/segelintir orang saja (tidak semuanya)...,,
yang memperoleh buah jeruk medan ini 'mencicipi/merasai' buah itu dengan 'lidah'nya sendiri' (tidak mungkin pinjam lidah orang lain),,...dan hasilnya: ternyata rasanya = seperti yang diberitakan dalam berita, yaitu ada manis, ada asem, dan ada asem-manis....
ketika ditanya, apa sih artinya 'rasa manis' itu? jawabannya:"...emhh..."..."emmmh....!!" (susah digambarkan/diartikan dengan kata2) hehehehe.....
jadi, sampai kapanpun, mau di kelompok manapun, bila berita hanya baru sebatas berita, ya jadinya berita saja....
berbeda halnya dengan yang sudah mengalami & merasai dengan 'lidahnya' sendiri....
tidak bisa pula 'sang lidah' itu mewakili ataupun diwakili secara kelompok....,,,
tetap pada akhirnya harus 'sangat pribadi'.....
:3:
pemaksaan / pemerkosaan adalah dosa
dosa jika kita memaksakan kepada orang lain supaya sama dgn kita (menyatu)
tapi lebih dosa mana jika dibandingkan dengan ketika kita membohongi diri sendiri,maksudnya gini,dikarenakan ortu pengurus Organisasi Islam "X", maka si anak diberikan dogma n doktrin bahwa yg terbaik adl Islam "X" dgn berjalannya waktu dlm hati si anak merasakan kejanggalan dgn ajaran2 dari Islam "X" namun kepalang tanggung,Nasi udah jadi bubur,Pohonpun sdh berbuah lebat,terlanjur basah ya sudah mandi sekali...! kalopun ada teman / saudara yg mengingatkan bahwa Islam "X" tdk benar,si anak tsb cuek saja dengan bumbu menghibur diri sendiri dengan alasan "ah bodo,wong biji ane sama kok ama biji ente... so what gitu loh... gitu aja refot..."
Nah Loh.... Ininlah yg saya maksud membohongi diri sendiri.
Terkadang Realita seperti ini banyak kita temui,bagaimana saudara2ku menanggapinyah...?
monggoh.....!
BAKUL KOPI- LETNAN DUA
-
Age : 36
Posts : 757
Location : warkop
Join date : 07.10.11
Reputation : 3
Re: ISLAM itu 1
BAKUL KOPI wrote:sun-moon wrote:Admin wrote:Assalamu'alaykum..
Bismillah.
Penganalogian sebuah pohon dengan ranting2-nya membuktikan bahwa semakin melebar (banyak ranting2-nya) maka kemungkinan dahan akan patah semakin besar, begitu jg dengan pengelompokan2 aliran2 dalam Islam akan membuat/bisa menyebabkan suatu kerentanan ajaran didalamnya bisa berubah karena betul seperti kata Bung Abu, karena sifat ke-egois-an...
Analogi Bubur juga dapat menunjukkan semakin menjadi bubur (nasi tersebut) maka ketika tersiram dengan air, maka bubur nasi akan semakin mudah berpencar2 (dibandingkan dengan nasi utuh)...
Intinya, betul...betapa baiknya jika kelompok2/pengkotak-kotak-an harus diminimkan agar tidak keluar dari kalur ke-Islaman...
yang penting tetap berpegang teguh kepada Al-Qur'an wa Sunnatur-Rasul, Insya Allah tidak akan sesat...
Afwan
:surban: :surban:
@pak RT, justru itu, semua yang beragam/yang kotak2 itu juga semua mengklaim sama2 berpedoman sama yaitu yang anda tulis 'bold & underline'...(asumsi itu lah 'biji' yang sama)
perbedaan dan pengkotakan dengan sendirinya terbentuk dan berkembang justru karena ke-"ego-isme"-an reff.Abu Hanan..itu benar...
selain "ego-ism" tadi keberagaman semakin tambah 'ramai' dengan adanya pengaruh: perkembangan syajarah (baca:sejarah) penyebaran islam (melalui dakwah masing2 yang sudah 'berbaju' beragam/betrbeda) dan kultur/budaya daerah setempat sebelumnya (yang didatangi)...
contoh, kita tidak bisa memaksakan 'ego' kita yang berbaju 'putih' (misalnya) kepada kelompok 'syiah' yang biasa memakai baju 'hitam' (berkabung terus: peristiwa Hasan-Husen)...ini akibatnya chaos...dan akan melanggar semboyan: "perbedaan = rakhmat",,,
tapi kalau ngobrol sama orang syiah,,,kita tanya...mas, sumber/biji nya apa? jawabannya pun sama: "yang anda tulis: bold & underline tsb diatas".....
jadi, pada akhirnya, apapun kelompoknya, atau kotaknya, atau golongannya, tetap yang bisa dijadikan acuan adalah secara pribadi masing2...bukan kelompok/golongan,,,pribadi yang mana? yang minumnya teh botol sosro...(hehehe),,,kamsudnya begini...
standard baju bisa berbeda,
warna baju pun demikian bisa berbeda,
tapi masing2 si pemakai baju memiliki (dianugrahkan) 3 perangkat yang sama persis, yaitu:
akal - hati - rasa.
contoh/analogi (rasa yg sederhana);
si yang pake baju putih dan hitam, adalah member kelompok putih dan kelompok hitam,,,
masing2 kelompok mendapati berita yang sama, yaitu adanya/tentang 'buah jeruk Medan'...,,
ternyata dalam kedua kelompok tadi, yang mendapati 'buah jeruk medan' ini hanya beberapa/segelintir orang saja (tidak semuanya)...,,
yang memperoleh buah jeruk medan ini 'mencicipi/merasai' buah itu dengan 'lidah'nya sendiri' (tidak mungkin pinjam lidah orang lain),,...dan hasilnya: ternyata rasanya = seperti yang diberitakan dalam berita, yaitu ada manis, ada asem, dan ada asem-manis....
ketika ditanya, apa sih artinya 'rasa manis' itu? jawabannya:"...emhh..."..."emmmh....!!" (susah digambarkan/diartikan dengan kata2) hehehehe.....
jadi, sampai kapanpun, mau di kelompok manapun, bila berita hanya baru sebatas berita, ya jadinya berita saja....
berbeda halnya dengan yang sudah mengalami & merasai dengan 'lidahnya' sendiri....
tidak bisa pula 'sang lidah' itu mewakili ataupun diwakili secara kelompok....,,,
tetap pada akhirnya harus 'sangat pribadi'.....
:3:
pemaksaan / pemerkosaan adalah dosa
dosa jika kita memaksakan kepada orang lain supaya sama dgn kita (menyatu)
tapi lebih dosa mana jika dibandingkan dengan ketika kita membohongi diri sendiri,maksudnya gini,dikarenakan ortu pengurus Organisasi Islam "X", maka si anak diberikan dogma n doktrin bahwa yg terbaik adl Islam "X" dgn berjalannya waktu dlm hati si anak merasakan kejanggalan dgn ajaran2 dari Islam "X" namun kepalang tanggung,Nasi udah jadi bubur,Pohonpun sdh berbuah lebat,terlanjur basah ya sudah mandi sekali...! kalopun ada teman / saudara yg mengingatkan bahwa Islam "X" tdk benar,si anak tsb cuek saja dengan bumbu menghibur diri sendiri dengan alasan "ah bodo,wong biji ane sama kok ama biji ente... so what gitu loh... gitu aja refot..."
Nah Loh.... Ininlah yg saya maksud membohongi diri sendiri.
Terkadang Realita seperti ini banyak kita temui,bagaimana saudara2ku menanggapinyah...?
monggoh.....!
hehehe mas sekuriti...,,,
pada akhirnya, semua bajunya pun dilepaskan,,semuanya harus menghadapinya sendiri-sendiri secara pribadi..,,, ((lahir - mengabdi/ibadah - pulang/maut))
"wa la tamutuna ila wa antum muslimun"...
tidak masalah latar belakangnya/sababiyahnya lahir/berangkat dari non-muslim maupun islam X,Y,Z...,,,itu hanya starting point saja....
semuanya pada akhirnya hanya disimbolkan dengan selembar kain kafan...(dalam haji disebut: kain/baju ihrom)...
jujur (tidak bohong) terhadap diri sendiri & kritis adalah modal utama untuk beroleh taufik-hidayah lebih lanjut (dengan optimalisasi akal/tafakur)...itulah yang dicontohkan dalam syajarah para anbiyaa...
hal-hal lain yang umum & yang rinci, saya tidak jauh berbeda 'gelombang/frekwensi'nya dengan guru anda, si kangmas abu... :3:
sama sahaja.... :3:
sun-moon- SERSAN SATU
-
Posts : 191
Kepercayaan : Islam
Location : West Java
Join date : 15.08.11
Reputation : 4
Re: ISLAM itu 1
Kita sepakat bahwa pedoman semua orang beriman adalah Alquran dan hadist.....tak bisa ditawar2.... tetapi ingat ayat itu berjumlah 114 surat 30 juz dan berjumlah ayat 6ribu lebih ayat dimana terdapat perpedaan pendapat yang sebenarnya satu pendapat, berbeda hanya segi penentuan apakah itu satu ayat atau dua ayat......
Maka dalam memahami ayat dan hadist ini dalam perkembangannya membawa kepada dua masalah...
1. Firqah.
2. Ikhtilaf.
Firqah adalah pemahaman dalam masalah aqidah dimana tidak bisa disatukan sama sekali.... Kedua2nya tidak mungkin benar, mesti salah satunya benar. Seperti hadist yang menyatakan umat nabi akan terpecah menjadi 73 golongan semua penghuni neraka kecuali satu penghuni syurga, ini adalah masalah aqidah..... tidak mungkin umat nabi yang pecah 73 golongan ini masuk neraka kalau hanya masalah ijtihad, karena kalau itu hasil ijtihad, salah dan benar diikuti tetap berpahala......
Sesungguhnya engkau akan menjumpai kaum ahli kitab, jika engkau bertemu dengan mereka maka dakwahkanlah bahwa tiada tuhan yang disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah (HR. Bukhari, Muslim dan lainnya, dari Abdullah bin Abbas ra.)
Tiada tuhan yang disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.... itulah islam yg 1.
Maka dalam memahami ayat dan hadist ini dalam perkembangannya membawa kepada dua masalah...
1. Firqah.
2. Ikhtilaf.
Firqah adalah pemahaman dalam masalah aqidah dimana tidak bisa disatukan sama sekali.... Kedua2nya tidak mungkin benar, mesti salah satunya benar. Seperti hadist yang menyatakan umat nabi akan terpecah menjadi 73 golongan semua penghuni neraka kecuali satu penghuni syurga, ini adalah masalah aqidah..... tidak mungkin umat nabi yang pecah 73 golongan ini masuk neraka kalau hanya masalah ijtihad, karena kalau itu hasil ijtihad, salah dan benar diikuti tetap berpahala......
Sesungguhnya engkau akan menjumpai kaum ahli kitab, jika engkau bertemu dengan mereka maka dakwahkanlah bahwa tiada tuhan yang disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah (HR. Bukhari, Muslim dan lainnya, dari Abdullah bin Abbas ra.)
Tiada tuhan yang disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.... itulah islam yg 1.
hamba tuhan- LETNAN SATU
-
Posts : 1666
Kepercayaan : Islam
Location : Aceh - Pekanbaru
Join date : 07.10.11
Reputation : 19
Re: ISLAM itu 1
:lkj: :lkj:hamba tuhan wrote:Kita sepakat bahwa pedoman semua orang beriman adalah Alquran dan hadist.....tak bisa ditawar2.... tetapi ingat ayat itu berjumlah 114 surat 30 juz dan berjumlah ayat 6ribu lebih ayat dimana terdapat perpedaan pendapat yang sebenarnya satu pendapat, berbeda hanya segi penentuan apakah itu satu ayat atau dua ayat......
Maka dalam memahami ayat dan hadist ini dalam perkembangannya membawa kepada dua masalah...
1. Firqah.
2. Ikhtilaf.
Firqah adalah pemahaman dalam masalah aqidah dimana tidak bisa disatukan sama sekali.... Kedua2nya tidak mungkin benar, mesti salah satunya benar. Seperti hadist yang menyatakan umat nabi akan terpecah menjadi 73 golongan semua penghuni neraka kecuali satu penghuni syurga, ini adalah masalah aqidah..... tidak mungkin umat nabi yang pecah 73 golongan ini masuk neraka kalau hanya masalah ijtihad, karena kalau itu hasil ijtihad, salah dan benar diikuti tetap berpahala......
Sesungguhnya engkau akan menjumpai kaum ahli kitab, jika engkau bertemu dengan mereka maka dakwahkanlah bahwa tiada tuhan yang disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah (HR. Bukhari, Muslim dan lainnya, dari Abdullah bin Abbas ra.)
Tiada tuhan yang disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.... itulah islam yg 1.
sun-moon- SERSAN SATU
-
Posts : 191
Kepercayaan : Islam
Location : West Java
Join date : 15.08.11
Reputation : 4
Re: ISLAM itu 1
1. Tuhan yang Satu tapi Pluralitas dalam Sifat dan Asma-NYA: Salah satu konsekuansi dari syahadah kita adalah menyatakan dan meyakini bahwa RABB kita dan ILAH kita adalah Satu, tiada sekutu bagi-NYA dan DIA adalah Pemilik kita dan kepada-NYA kita akan kembali. Tetapi Tuhan yang Maha Satu itu ternyata memiliki pluralitas dalam Sifat dan Asma’-NYA (diantaranya termasuk 99 asma’ ALLAH SWT) yang barangsiapa menghafal dan mengaplikasikannya akan masuk Jannah.
2. Awal Penciptaan Makhluq yang Satu tapi Pluralitas dalam Jenis-jenisnya: Firman-NYA: “Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya ALLAH menurunkan air dari langit maka diatur-NYA menjadi sumber-sumber air di bumi, lalu ditumbuhkan-NYA dengan air itu tanaman yang bermacam-macam warnanya…” (QS 39/21).
ALLAH SWT menciptakan angin, lalu DIA membeda-bedakan angin tersebut menjadi angin yang sangat dingin (QS 3/117), angin yang baik (QS 10/22), angin topan (16/69), angin yang membinasakan (QS 51/41), angin yang mengawinkan (QS 15/22), angin yang membawa berita gembira (QS 30/46).
3. Agama yang Satu dan Pluralitas dalam Syariat, Metode dan Politik. Agama yang diridhoi disisi ALLAH SWT hanya satu yaitu Islam (QS 3/19-20, 52, 67, 85).
Ibnul Qayyim mengatakan: Ada politik yang far’iyyah karena disesuaikan dengan maslahat yang berbeda karena perbedaan zaman, dan ada pula syariat-syariat yang umum yang harus terus menjadi aturan ummat sampai hari Kiamat. Adapun politik yang far’iyyah yang mengikuti maslahat-maslahat tertentu ia terbatas dalam lingkup zaman dan tempat tertentu, dan tentang hal ini para fuqaha telah bersepakat.”
4. Syariat yang Satu tapi Pluralitas dalam Fatwa dan Hukum. Syariat adalah satu tetapi penerapan hukumnya bisa beragam dan berbeda-beda, renungkanlah jawaban khalifah Ali ra ketika kaum Khawarij meneriakkan yel-yel: Tidak ada keputusan hukum kecuali hanya bagi ALLAH!
Maka jawab Ali ra: Itu adalah kalimat yang benar, tapi digunakan secara salah…
Masalah syariat menjadi tidak boleh berbeda jika dalilnya berkekuatan qath’i tsubut dan qath’i dilalah, dan sebaliknya masalah tersebut menjadi boleh beragam penafsiran jika dalilnya zhanni tsubut atau zhanni dilalah.
Berkata Imam Ibnu Hazm: Diantara bagian dari syariat ALLAH adalah memberikan hak perumusan hukum tertentu bagi selain ALLAH SWT.
Berkata Imam Ghazali: Masalah Imamah tidak termasuk masalah pokok (ushul), tapi ia adalah masalah fiqh furu’… Kesalahan dalam imamah, penentuan dan syarat-syaratnya serta yang berhubungan dengan negara dan politik tidak sedikitpun berimplikasi pada pengkafiran.
Berkata pula Imam al-Haramain: Sesungguhnya pembicaraan dalam masalah Imamah bukan termasuk ushul aqidah.
Berkata Imam aj-Jurjani: Sesungguhnya imamah bukan termasuk ushul agama dan akidah, tapi ia adalah bagian furu’ yang juz’i yang berkaitan dengan orang-orang yang mukallaf.
Ditambahkan oleh Asy Syahrastani: Benar bahwa imamah bukan termasuk bagian ushul dari aqidah.
Ibnu Khaldun seorang pakar politik Islam berkata: Imamah bukan termasuk rukun agama, karena ia adalah bagian dari maslahat yang diserahkan pada hasil pemikiran manusia.
5. Satu Kemanusiaan tapi Pluralitas dalam Ummat, Suku, Bangsa dan Ras. Firman-NYA: “Hai sekalian manusia bertaqwalah kepada RABB-mu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu dan darinya ALLAH menciptakan istrinya dan dari keduanya ALLAH memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak..” (QS 4/1)
Dan bahkan hal ini dimasukkan sebagai salah satu tanda-tanda kekuasaan-NYA (QS 30/22).
Bahkan golongan Jin pun disebutkan memiliki pluralitas pula: “Dan diantara kami (Jin) ada orang-orang yang shalih dan ada pula yang tidak demikian, adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda.” (QS 72/11)
6. Ummat yang Satu tapi Pluralitas dalam Partai Politik. Lihatlah fatwa pemimpin Salafi paling terkemuka syaikh Abdulaziz bin Baaz (mufti Saudi) yang sangat berbeda dengan para bawahannya, ketika beliau ditanya tentang perbedaan berbagai jama’ah Islamiyyah yang ada di negara-negara kaum muslimin, jawab beliau: Keberadaan jamaah-jamaah ini adalah baik bagi kaum muslimin dan agar setiap jamah Islam seperti Jama’ah Tabligh, Ittihad Thalabil Muslimin, Al-Ikhwanul Muslimin, Asy Syubbanul Muslimin, Anshar as Sunnah al Muhammadiyyah, al Jami’ah asy Syar’iyyah dll bekerjasama satu dengan lainnya dalam kebenaran yang mereka sepakati dan agar saling memaklumi akan sisi-sisi perbedaan diantara mereka.
7. Peradaban yang Satu tapi Pluralitas dalam Budaya. Terminologi al-Qur’an menyebutkannya dengan ‘umran dan bukan hadharah (lih QS 11/61 dan 30/9), peradaban Islam memiliki ciri-ciri yang bersendikan tauhid, rabbaniyyah (tidak materialistik), wasathiyyah (moderat), insaniyyah (kemanusiaan), naqliyyah wa ‘aqliyyah (bersumber pada dalil dan akal). Tetapi Islam juga menghormati perbedaan budaya (‘urf), seni, bahasa, dst, semua hal ini dibolehkan dan dikembangkan dalam Islam sepanjang tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah pokok syari’at.
2. Awal Penciptaan Makhluq yang Satu tapi Pluralitas dalam Jenis-jenisnya: Firman-NYA: “Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya ALLAH menurunkan air dari langit maka diatur-NYA menjadi sumber-sumber air di bumi, lalu ditumbuhkan-NYA dengan air itu tanaman yang bermacam-macam warnanya…” (QS 39/21).
ALLAH SWT menciptakan angin, lalu DIA membeda-bedakan angin tersebut menjadi angin yang sangat dingin (QS 3/117), angin yang baik (QS 10/22), angin topan (16/69), angin yang membinasakan (QS 51/41), angin yang mengawinkan (QS 15/22), angin yang membawa berita gembira (QS 30/46).
3. Agama yang Satu dan Pluralitas dalam Syariat, Metode dan Politik. Agama yang diridhoi disisi ALLAH SWT hanya satu yaitu Islam (QS 3/19-20, 52, 67, 85).
Ibnul Qayyim mengatakan: Ada politik yang far’iyyah karena disesuaikan dengan maslahat yang berbeda karena perbedaan zaman, dan ada pula syariat-syariat yang umum yang harus terus menjadi aturan ummat sampai hari Kiamat. Adapun politik yang far’iyyah yang mengikuti maslahat-maslahat tertentu ia terbatas dalam lingkup zaman dan tempat tertentu, dan tentang hal ini para fuqaha telah bersepakat.”
4. Syariat yang Satu tapi Pluralitas dalam Fatwa dan Hukum. Syariat adalah satu tetapi penerapan hukumnya bisa beragam dan berbeda-beda, renungkanlah jawaban khalifah Ali ra ketika kaum Khawarij meneriakkan yel-yel: Tidak ada keputusan hukum kecuali hanya bagi ALLAH!
Maka jawab Ali ra: Itu adalah kalimat yang benar, tapi digunakan secara salah…
Masalah syariat menjadi tidak boleh berbeda jika dalilnya berkekuatan qath’i tsubut dan qath’i dilalah, dan sebaliknya masalah tersebut menjadi boleh beragam penafsiran jika dalilnya zhanni tsubut atau zhanni dilalah.
Berkata Imam Ibnu Hazm: Diantara bagian dari syariat ALLAH adalah memberikan hak perumusan hukum tertentu bagi selain ALLAH SWT.
Berkata Imam Ghazali: Masalah Imamah tidak termasuk masalah pokok (ushul), tapi ia adalah masalah fiqh furu’… Kesalahan dalam imamah, penentuan dan syarat-syaratnya serta yang berhubungan dengan negara dan politik tidak sedikitpun berimplikasi pada pengkafiran.
Berkata pula Imam al-Haramain: Sesungguhnya pembicaraan dalam masalah Imamah bukan termasuk ushul aqidah.
Berkata Imam aj-Jurjani: Sesungguhnya imamah bukan termasuk ushul agama dan akidah, tapi ia adalah bagian furu’ yang juz’i yang berkaitan dengan orang-orang yang mukallaf.
Ditambahkan oleh Asy Syahrastani: Benar bahwa imamah bukan termasuk bagian ushul dari aqidah.
Ibnu Khaldun seorang pakar politik Islam berkata: Imamah bukan termasuk rukun agama, karena ia adalah bagian dari maslahat yang diserahkan pada hasil pemikiran manusia.
5. Satu Kemanusiaan tapi Pluralitas dalam Ummat, Suku, Bangsa dan Ras. Firman-NYA: “Hai sekalian manusia bertaqwalah kepada RABB-mu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu dan darinya ALLAH menciptakan istrinya dan dari keduanya ALLAH memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak..” (QS 4/1)
Dan bahkan hal ini dimasukkan sebagai salah satu tanda-tanda kekuasaan-NYA (QS 30/22).
Bahkan golongan Jin pun disebutkan memiliki pluralitas pula: “Dan diantara kami (Jin) ada orang-orang yang shalih dan ada pula yang tidak demikian, adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda.” (QS 72/11)
6. Ummat yang Satu tapi Pluralitas dalam Partai Politik. Lihatlah fatwa pemimpin Salafi paling terkemuka syaikh Abdulaziz bin Baaz (mufti Saudi) yang sangat berbeda dengan para bawahannya, ketika beliau ditanya tentang perbedaan berbagai jama’ah Islamiyyah yang ada di negara-negara kaum muslimin, jawab beliau: Keberadaan jamaah-jamaah ini adalah baik bagi kaum muslimin dan agar setiap jamah Islam seperti Jama’ah Tabligh, Ittihad Thalabil Muslimin, Al-Ikhwanul Muslimin, Asy Syubbanul Muslimin, Anshar as Sunnah al Muhammadiyyah, al Jami’ah asy Syar’iyyah dll bekerjasama satu dengan lainnya dalam kebenaran yang mereka sepakati dan agar saling memaklumi akan sisi-sisi perbedaan diantara mereka.
7. Peradaban yang Satu tapi Pluralitas dalam Budaya. Terminologi al-Qur’an menyebutkannya dengan ‘umran dan bukan hadharah (lih QS 11/61 dan 30/9), peradaban Islam memiliki ciri-ciri yang bersendikan tauhid, rabbaniyyah (tidak materialistik), wasathiyyah (moderat), insaniyyah (kemanusiaan), naqliyyah wa ‘aqliyyah (bersumber pada dalil dan akal). Tetapi Islam juga menghormati perbedaan budaya (‘urf), seni, bahasa, dst, semua hal ini dibolehkan dan dikembangkan dalam Islam sepanjang tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah pokok syari’at.
hamba tuhan- LETNAN SATU
-
Posts : 1666
Kepercayaan : Islam
Location : Aceh - Pekanbaru
Join date : 07.10.11
Reputation : 19
Re: ISLAM itu 1
sun-moon wrote:akan melanggar semboyan: "perbedaan = rakhmat",,,
afwan saya penasaran, adakah dalil yang shahih? :)
Re: ISLAM itu 1
Bismillah..
Saya rasa tidak ada Bung Thulabul..
Berikut penjelasan dari eramuslim.com
Al Albani mengatakan didalam “Silsilah al Ahadits adh Dhaifah” (1/141) bahwa hadits “Perbedaan umatku adalah rahmat” tersebut tidaklah memiliki dasar. Para ahli hadits telah berupaya didalam meneliti tentang sanadnya namun mereka semua tidak mendapatkannya kecuali perkataan Suyuthi didalam “al Jami’ ash Shoghir”,”Barangkali ia diriwayatkan didalam beberapa kitab para Hufazh yang belum sampai kepada kita.” Dan ini jauh menurutku (Al Albani) jika ada dari beberapa hadits Nabi saw yang hilang dan ini tidak pantas diyakini oleh seorang muslim.
Al Manawiy menukil dari as Subkiy, dia mengatakan bahwa hadits tersebut tidak dikenal dikalangan para ulama hadits dan aku tidak menemukan bahwa hadits itu memiliki sanad yang shahih, lemah atau maudhu’. Hal itu ditegaskan oleh Syeikh Zakaria al Anshariy didalam catatannya tentang “Tafsir al Baidhowi” (2/92). (as Silsilah adh Dhaifah juz I hal 134)
Syeikh Athiyah Saqar mengatakan bahwa hadits “Perbedaan umatku adalah rahmat” disebutkan oleh Baihaqi ddalam “Risalah” nya dan mensanadkannya dari hadits Ibnu Abbas didalam “al Madkhol” dengan lafazh “Perbedaan para sahabatku adalah rahmat bagi kalian.” Dengan sanadnya yang lemah sebagaimana disebutkan al Iraqi didalam ‘takhrijnya terhadap hadits-hadits yang ada didalam kitab “Ihya Ulumuddin” (juz I hal 25)
Sebab dari perkataan itu—sebagaimana disebutkan beberapa kitab —bahwa seorang Arab Badui telah bersumpah tidak menghampiri istrinya pada satu waktu dari masa (al hiin minad dahr) namun orang Arab badui itu tidaklah menentukan lamanya satu waktu dari masa yang disumpahkan itu. Orang itu pun mendatangi Rasulullah saw untuk menanyakannya namun dia tidak mendapati Rasulullah saw lalu dia menanyakannya kepada Abu Bakar ra maka Abu Bakar pun mengatakan,”Pergilah dan ceraikan isterimu, karena makna dari satu waktu dari masa berarti sepanjang umurmu seluruhnya.” Lalu orang Arab Badui itu pun bertanya kepada Umar maka Umar pun berkata,”Jika kamu hidup hingga empat puluh tahun maka dimungkinkan bagimu untuk kembali kepada isterimu karena makna al hiin adalah empat puluh tahun.”
Lalu orang itu bertanya kepada Utsman maka Utsman pun menjawab,”Tunggulah setahun lalu kembali lah kepada isterimu, karena al hiin adalah satu tahun saja.” Lalu orang itu bertanya kepada Ali ra maka Ali bertanya kembali kepadanya,”Kapan kamu bersumpah?” orang itu menjawab,”Kemarin.” Utsman pun menjawab,”Kembalilah kepada isterimu karena makna al hiin adalah setengah hari.”
Lalu orang Arab Badui itu mengisahkannya kepada Rasulullah saw maka Rasulullah saw pun bertanya kepada para sahabat yang empat itu tentang dasar pendapat mereka. Abu Bakar pun mengatakan bahwa dirinya mendasarkannya kepada firman Allah swt terhadap kaum Yunus :
Artinya : “Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? tatkala mereka (kaum Yunus itu), beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.” (QS. Yunus : 98)
Rasulullah saw pernah menafsirkan hal itu bahwa Allah swt telah membiarkan mereka tanpa diadzab sepanjang usia mereka.
Sementara Umar menyandarkan pendapatnya kepada firman Allah swt :
Artinya : “Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang Dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?” (QS. Al Insan : 1)
Rasulullah saw pernah menafsirkan hal itu bahwa telah datang atas Adam selama empat puluh tahun sebagai makhluk yang telah dibentuk yang tidak mengetahui siapa dirinya, siapa namanya dan apa yang diinginkan darinya.
Sementara Utsman menyadarkan pendapatnya kepada firman Allah swt :
Artinya : “Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya.” (QS. Ibrahim : 25) dan pohon korma memberikan buahnya setiap tahun. Sedangkan Ali menyandarkan pendapatnya kepada firman Allah swt :
Artinya : “Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada di petang hari dan waktu kamu berada di waktu subuh,” (QS. Ar Ruum : 17) dan hiin (waktu itu) adalah setengah hari. Ada juga yang mengatakan bahwa sesungghunya kisah ini adalah terhadap sabda Rasulullah saw,”Para sahabatku seperti bintang-bintang, siapa saja dari mereka yang kalian ikuti maka kalian akan mendapatkan petunjuk.”
Ini juga hadits lemah bahkan ada yang mengatakan maudhu’ (palsu), diriwayatkan oleh ad Darimiy. Hadits-hadits lainnya yang semisal itu memiliki sanad-sanad yang lemah, apa pun derajat hadits ini maka hal itu bukanlah suatu pujian dari Nabi saw terhadap segala bentuk perbedaaan akan tetapi terhadap perbedaan didalam pendapat ijtihadi yang didalamnya tidak terdapat nash yang qoth’i dan setiap dari mereka menyandarkan pendapatnya kepada nash Al Qur’an maka hal itu dimaafkan jika terjadi kesalahan.
Sebagaimana diketahui bahwa perbedaan didalam berbagai pendapat ijtihadiyah akan memberikan kesempatan kepada manusia untuk memilih yang sesuai dengan keadaannya maka dari sinilah muncul berbagai madzhab fiqhi yang kita kenal dan bersikap taqlid kepada madzhab mana pun maka diperbolehkan dan tidak ada kesempitan didalamnya.
(Fatawa Al Azhar juz VIII hal 209)
Dengan demikian meskipun hadits tersebut tidak memiliki dasar atau tidak berasal dari Rasulullah saw namun secara makna tidaklah salah jika kita tempatkan pada berbagai permasalahan fiqih.
Wallahu A’lam
Saya rasa tidak ada Bung Thulabul..
Berikut penjelasan dari eramuslim.com
Al Albani mengatakan didalam “Silsilah al Ahadits adh Dhaifah” (1/141) bahwa hadits “Perbedaan umatku adalah rahmat” tersebut tidaklah memiliki dasar. Para ahli hadits telah berupaya didalam meneliti tentang sanadnya namun mereka semua tidak mendapatkannya kecuali perkataan Suyuthi didalam “al Jami’ ash Shoghir”,”Barangkali ia diriwayatkan didalam beberapa kitab para Hufazh yang belum sampai kepada kita.” Dan ini jauh menurutku (Al Albani) jika ada dari beberapa hadits Nabi saw yang hilang dan ini tidak pantas diyakini oleh seorang muslim.
Al Manawiy menukil dari as Subkiy, dia mengatakan bahwa hadits tersebut tidak dikenal dikalangan para ulama hadits dan aku tidak menemukan bahwa hadits itu memiliki sanad yang shahih, lemah atau maudhu’. Hal itu ditegaskan oleh Syeikh Zakaria al Anshariy didalam catatannya tentang “Tafsir al Baidhowi” (2/92). (as Silsilah adh Dhaifah juz I hal 134)
Syeikh Athiyah Saqar mengatakan bahwa hadits “Perbedaan umatku adalah rahmat” disebutkan oleh Baihaqi ddalam “Risalah” nya dan mensanadkannya dari hadits Ibnu Abbas didalam “al Madkhol” dengan lafazh “Perbedaan para sahabatku adalah rahmat bagi kalian.” Dengan sanadnya yang lemah sebagaimana disebutkan al Iraqi didalam ‘takhrijnya terhadap hadits-hadits yang ada didalam kitab “Ihya Ulumuddin” (juz I hal 25)
Sebab dari perkataan itu—sebagaimana disebutkan beberapa kitab —bahwa seorang Arab Badui telah bersumpah tidak menghampiri istrinya pada satu waktu dari masa (al hiin minad dahr) namun orang Arab badui itu tidaklah menentukan lamanya satu waktu dari masa yang disumpahkan itu. Orang itu pun mendatangi Rasulullah saw untuk menanyakannya namun dia tidak mendapati Rasulullah saw lalu dia menanyakannya kepada Abu Bakar ra maka Abu Bakar pun mengatakan,”Pergilah dan ceraikan isterimu, karena makna dari satu waktu dari masa berarti sepanjang umurmu seluruhnya.” Lalu orang Arab Badui itu pun bertanya kepada Umar maka Umar pun berkata,”Jika kamu hidup hingga empat puluh tahun maka dimungkinkan bagimu untuk kembali kepada isterimu karena makna al hiin adalah empat puluh tahun.”
Lalu orang itu bertanya kepada Utsman maka Utsman pun menjawab,”Tunggulah setahun lalu kembali lah kepada isterimu, karena al hiin adalah satu tahun saja.” Lalu orang itu bertanya kepada Ali ra maka Ali bertanya kembali kepadanya,”Kapan kamu bersumpah?” orang itu menjawab,”Kemarin.” Utsman pun menjawab,”Kembalilah kepada isterimu karena makna al hiin adalah setengah hari.”
Lalu orang Arab Badui itu mengisahkannya kepada Rasulullah saw maka Rasulullah saw pun bertanya kepada para sahabat yang empat itu tentang dasar pendapat mereka. Abu Bakar pun mengatakan bahwa dirinya mendasarkannya kepada firman Allah swt terhadap kaum Yunus :
Artinya : “Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? tatkala mereka (kaum Yunus itu), beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.” (QS. Yunus : 98)
Rasulullah saw pernah menafsirkan hal itu bahwa Allah swt telah membiarkan mereka tanpa diadzab sepanjang usia mereka.
Sementara Umar menyandarkan pendapatnya kepada firman Allah swt :
Artinya : “Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang Dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?” (QS. Al Insan : 1)
Rasulullah saw pernah menafsirkan hal itu bahwa telah datang atas Adam selama empat puluh tahun sebagai makhluk yang telah dibentuk yang tidak mengetahui siapa dirinya, siapa namanya dan apa yang diinginkan darinya.
Sementara Utsman menyadarkan pendapatnya kepada firman Allah swt :
Artinya : “Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya.” (QS. Ibrahim : 25) dan pohon korma memberikan buahnya setiap tahun. Sedangkan Ali menyandarkan pendapatnya kepada firman Allah swt :
Artinya : “Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada di petang hari dan waktu kamu berada di waktu subuh,” (QS. Ar Ruum : 17) dan hiin (waktu itu) adalah setengah hari. Ada juga yang mengatakan bahwa sesungghunya kisah ini adalah terhadap sabda Rasulullah saw,”Para sahabatku seperti bintang-bintang, siapa saja dari mereka yang kalian ikuti maka kalian akan mendapatkan petunjuk.”
Ini juga hadits lemah bahkan ada yang mengatakan maudhu’ (palsu), diriwayatkan oleh ad Darimiy. Hadits-hadits lainnya yang semisal itu memiliki sanad-sanad yang lemah, apa pun derajat hadits ini maka hal itu bukanlah suatu pujian dari Nabi saw terhadap segala bentuk perbedaaan akan tetapi terhadap perbedaan didalam pendapat ijtihadi yang didalamnya tidak terdapat nash yang qoth’i dan setiap dari mereka menyandarkan pendapatnya kepada nash Al Qur’an maka hal itu dimaafkan jika terjadi kesalahan.
Sebagaimana diketahui bahwa perbedaan didalam berbagai pendapat ijtihadiyah akan memberikan kesempatan kepada manusia untuk memilih yang sesuai dengan keadaannya maka dari sinilah muncul berbagai madzhab fiqhi yang kita kenal dan bersikap taqlid kepada madzhab mana pun maka diperbolehkan dan tidak ada kesempitan didalamnya.
(Fatawa Al Azhar juz VIII hal 209)
Dengan demikian meskipun hadits tersebut tidak memiliki dasar atau tidak berasal dari Rasulullah saw namun secara makna tidaklah salah jika kita tempatkan pada berbagai permasalahan fiqih.
Wallahu A’lam
Re: ISLAM itu 1
Admin wrote:Bismillah..
Saya rasa tidak ada Bung Thulabul..
Berikut penjelasan dari eramuslim.com
Al Albani mengatakan didalam “Silsilah al Ahadits adh Dhaifah” (1/141) bahwa hadits “Perbedaan umatku adalah rahmat” tersebut tidaklah memiliki dasar. Para ahli hadits telah berupaya didalam meneliti tentang sanadnya namun mereka semua tidak mendapatkannya kecuali perkataan Suyuthi didalam “al Jami’ ash Shoghir”,”Barangkali ia diriwayatkan didalam beberapa kitab para Hufazh yang belum sampai kepada kita.” Dan ini jauh menurutku (Al Albani) jika ada dari beberapa hadits Nabi saw yang hilang dan ini tidak pantas diyakini oleh seorang muslim.
Al Manawiy menukil dari as Subkiy, dia mengatakan bahwa hadits tersebut tidak dikenal dikalangan para ulama hadits dan aku tidak menemukan bahwa hadits itu memiliki sanad yang shahih, lemah atau maudhu’. Hal itu ditegaskan oleh Syeikh Zakaria al Anshariy didalam catatannya tentang “Tafsir al Baidhowi” (2/92). (as Silsilah adh Dhaifah juz I hal 134)
Syeikh Athiyah Saqar mengatakan bahwa hadits “Perbedaan umatku adalah rahmat” disebutkan oleh Baihaqi ddalam “Risalah” nya dan mensanadkannya dari hadits Ibnu Abbas didalam “al Madkhol” dengan lafazh “Perbedaan para sahabatku adalah rahmat bagi kalian.” Dengan sanadnya yang lemah sebagaimana disebutkan al Iraqi didalam ‘takhrijnya terhadap hadits-hadits yang ada didalam kitab “Ihya Ulumuddin” (juz I hal 25)
Sebab dari perkataan itu—sebagaimana disebutkan beberapa kitab —bahwa seorang Arab Badui telah bersumpah tidak menghampiri istrinya pada satu waktu dari masa (al hiin minad dahr) namun orang Arab badui itu tidaklah menentukan lamanya satu waktu dari masa yang disumpahkan itu. Orang itu pun mendatangi Rasulullah saw untuk menanyakannya namun dia tidak mendapati Rasulullah saw lalu dia menanyakannya kepada Abu Bakar ra maka Abu Bakar pun mengatakan,”Pergilah dan ceraikan isterimu, karena makna dari satu waktu dari masa berarti sepanjang umurmu seluruhnya.” Lalu orang Arab Badui itu pun bertanya kepada Umar maka Umar pun berkata,”Jika kamu hidup hingga empat puluh tahun maka dimungkinkan bagimu untuk kembali kepada isterimu karena makna al hiin adalah empat puluh tahun.”
Lalu orang itu bertanya kepada Utsman maka Utsman pun menjawab,”Tunggulah setahun lalu kembali lah kepada isterimu, karena al hiin adalah satu tahun saja.” Lalu orang itu bertanya kepada Ali ra maka Ali bertanya kembali kepadanya,”Kapan kamu bersumpah?” orang itu menjawab,”Kemarin.” Utsman pun menjawab,”Kembalilah kepada isterimu karena makna al hiin adalah setengah hari.”
Lalu orang Arab Badui itu mengisahkannya kepada Rasulullah saw maka Rasulullah saw pun bertanya kepada para sahabat yang empat itu tentang dasar pendapat mereka. Abu Bakar pun mengatakan bahwa dirinya mendasarkannya kepada firman Allah swt terhadap kaum Yunus :
Artinya : “Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? tatkala mereka (kaum Yunus itu), beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.” (QS. Yunus : 98)
Rasulullah saw pernah menafsirkan hal itu bahwa Allah swt telah membiarkan mereka tanpa diadzab sepanjang usia mereka.
Sementara Umar menyandarkan pendapatnya kepada firman Allah swt :
Artinya : “Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang Dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?” (QS. Al Insan : 1)
Rasulullah saw pernah menafsirkan hal itu bahwa telah datang atas Adam selama empat puluh tahun sebagai makhluk yang telah dibentuk yang tidak mengetahui siapa dirinya, siapa namanya dan apa yang diinginkan darinya.
Sementara Utsman menyadarkan pendapatnya kepada firman Allah swt :
Artinya : “Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya.” (QS. Ibrahim : 25) dan pohon korma memberikan buahnya setiap tahun. Sedangkan Ali menyandarkan pendapatnya kepada firman Allah swt :
Artinya : “Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada di petang hari dan waktu kamu berada di waktu subuh,” (QS. Ar Ruum : 17) dan hiin (waktu itu) adalah setengah hari. Ada juga yang mengatakan bahwa sesungghunya kisah ini adalah terhadap sabda Rasulullah saw,”Para sahabatku seperti bintang-bintang, siapa saja dari mereka yang kalian ikuti maka kalian akan mendapatkan petunjuk.”
Ini juga hadits lemah bahkan ada yang mengatakan maudhu’ (palsu), diriwayatkan oleh ad Darimiy. Hadits-hadits lainnya yang semisal itu memiliki sanad-sanad yang lemah, apa pun derajat hadits ini maka hal itu bukanlah suatu pujian dari Nabi saw terhadap segala bentuk perbedaaan akan tetapi terhadap perbedaan didalam pendapat ijtihadi yang didalamnya tidak terdapat nash yang qoth’i dan setiap dari mereka menyandarkan pendapatnya kepada nash Al Qur’an maka hal itu dimaafkan jika terjadi kesalahan.
Sebagaimana diketahui bahwa perbedaan didalam berbagai pendapat ijtihadiyah akan memberikan kesempatan kepada manusia untuk memilih yang sesuai dengan keadaannya maka dari sinilah muncul berbagai madzhab fiqhi yang kita kenal dan bersikap taqlid kepada madzhab mana pun maka diperbolehkan dan tidak ada kesempitan didalamnya.
(Fatawa Al Azhar juz VIII hal 209)
Dengan demikian meskipun hadits tersebut tidak memiliki dasar atau tidak berasal dari Rasulullah saw namun secara makna tidaklah salah jika kita tempatkan pada berbagai permasalahan fiqih.
Wallahu A’lam
Yang benar adalah, perbedaan pendapat ulama saja sudah mendatangkan rahmat, apalagi kesepakatan mereka, tentu akan menjadi hujjah dan pada kenyataannya belum ada sejarah yang mencatat bahwa umat Islam berperang karena berselisih paham tentang qunut, azan dua kali, shalat qabliah jum’at, tahlilan, tarawih 11 dan 20 rakaat, akan tetapi sebaliknya akan dapat menimbulkan perpecahan bahkan perseteruan yang tidak berkesudahan, jika ada kelompok atau pribadi yang bersikeras memaksakan kehendaknya dengan mengklaim orang yang mengamalkan perbedaan itu adalah golongan sesat dan ahli neraka......
hamba tuhan- LETNAN SATU
-
Posts : 1666
Kepercayaan : Islam
Location : Aceh - Pekanbaru
Join date : 07.10.11
Reputation : 19
Re: ISLAM itu 1
syukron pak admin... :3:Admin wrote:Bismillah..
Saya rasa tidak ada Bung Thulabul..
saya menanyakan ini karna sebelumnya beberapa kali saya pernah mendengar di kajian bahwa hadits itu dhaif atau malah palsu, ternyata memang tidak ada yang shahih yaa...
yang jadi pertanyaan saya, jika perbedaan dianggap rahmat, itu berarti persatuan kaum muslimin adalah musibah? :3:
Re: ISLAM itu 1
thulabul ilmi wrote:syukron pak admin... :3:Admin wrote:Bismillah..
Saya rasa tidak ada Bung Thulabul..
saya menanyakan ini karna sebelumnya beberapa kali saya pernah mendengar di kajian bahwa hadits itu dhaif atau malah palsu, ternyata memang tidak ada yang shahih yaa...
yang jadi pertanyaan saya, jika perbedaan dianggap rahmat, itu berarti persatuan kaum muslimin adalah musibah? :3:
perbedaan pendapat ulama saja sudah mendatangkan rahmat, apalagi kesepakatan mereka, tentu akan menjadi hujjah... bukan musibah saudaraku, emang saudaraku suka dgn musibah ya???
heheee.....
:D :D
hamba tuhan- LETNAN SATU
-
Posts : 1666
Kepercayaan : Islam
Location : Aceh - Pekanbaru
Join date : 07.10.11
Reputation : 19
Re: ISLAM itu 1
kebenaran dalam furu’ ibadah itu banyak dan kebenaran dalam akidah (ushul) adalah satu
hamba tuhan- LETNAN SATU
-
Posts : 1666
Kepercayaan : Islam
Location : Aceh - Pekanbaru
Join date : 07.10.11
Reputation : 19
Re: ISLAM itu 1
hamba tuhan wrote:perbedaan pendapat ulama saja sudah mendatangkan rahmat, apalagi kesepakatan mereka, tentu akan menjadi hujjah... bukan musibah saudaraku, emang saudaraku suka dgn musibah ya???
heheee.....
:D :D
menurut saya, afwan kalo salah.... :3: jika dikatakan perbedaan pendapat adalah rahmat maka tentu saja persatuannya adalah sebuah musibah bukan, karna hilangnya rahmat?iyaa kaan?? :3:
saya tidak setuju dengan pendapat bahwa perbedaan pendapat ulama itu adalah rahmat, karna melihat banyak nya perpecahan yang terjadi dan membuat kebingungan orang2 seperti saya dalam beragama, dan muncul lah banyak golongan2 dalam islam sendiri, lalu bagaimana bisa dikatakan rahmat?
namun saya percaya jika dikatakan "perbedaan sudah merupakan ketetapan dari Allah yang harus diterima setiap manusia".... :)
Halaman 1 dari 3 • 1, 2, 3
Similar topics
» Kapan Islam ini akan damai kalau msh menjustifikasi2 antara pemeluk islam
» Islam Conquer European Footbal - Islam Telah Menguasai Sepakbola Eropa
» Ingin Buktikan Islam Salah, Aktris Inggris Justru Masuk Islam
» Islampos, Media Islam Generasi Baru Hadir ke Tengah Umat Islam
» mengemis bukanlah tradisi islam, tetapi kebanyakan pengemis beragama islam
» Islam Conquer European Footbal - Islam Telah Menguasai Sepakbola Eropa
» Ingin Buktikan Islam Salah, Aktris Inggris Justru Masuk Islam
» Islampos, Media Islam Generasi Baru Hadir ke Tengah Umat Islam
» mengemis bukanlah tradisi islam, tetapi kebanyakan pengemis beragama islam
Halaman 1 dari 3
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik