Sikap KH Hasyim Muzadi Soal Demo Penistaan dan Politisasi Alquran
Halaman 2 dari 2 • Share
Halaman 2 dari 2 • 1, 2
Sikap KH Hasyim Muzadi Soal Demo Penistaan dan Politisasi Alquran
First topic message reminder :
JAKARTA -- Mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi bereaksi atas munculnya persoalan dan meluasnya kontroversi berbagai soal kebangsaan terkait soal kasus dugaan penistaan Alquran Surah al-Maidah ayat 51 yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjaja Purnama.
KH Hasyim Muzadi, yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam Depok mengatakan, memang ada beberapa hal yang membuat isu tersebut menjadi sangat sensitif terkait dengan agama Islam. Dalam rilis yang dikirimkan kepada Republika.co.id, Rabu pagi (9/10), dia menyatakan pandangannya yang diberi judul 'Kekuatan (Energi) Alquran dan Politisasi'. Isi lengkapnya sebagai berikut:
Di kalangan umat Islam seluruh dunia, ada tiga hal yang tidak boleh disinggung atau direndahkan, yakni : Allah SWT, Rasulullah SAW, dan Kitab suci Alquran. Pertama, apabila salah satu dari hal itu, apalagi ketiganya, disinggung dan direndahkan, pasti mendapat reaksi spontan dari umat Islam tanpa disuruh siapa pun. Reaksi tersebut akan segera meluas tanpa bisa dibatasi oleh sekat-sekat organisasi, partai, dan birokrasi. Kekuatan energi tersebut akan bergerak dengan sendirinya tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Kedua, fenomena demo 4 November 2016 tentu secara lahiriah dipimpin oleh beberapa tokoh yang merasa terpanggil untuk membela kesucian kitabnya. Namun jumlah yang hadir membuktikan adanya kekuatan (energi spritiual) yang dahsyat dari pengaruh Alquran tersebut. Hal ini dapat dibuktikan para pemimpin yang melakukan demo atau mengumpulkan masa tanpa dorongan spiritualisme tersebut tidak mungkin dapat menggerakan umat yang berjumlah jutaan. Mereka berjalan dengan damai, tertib dan siap untuk berkorban. Sehingga sesungguhnya tidak perlu dicari dalangnya, provokator atau siapa yang membayar. Karena provokator dan bayaran setingkat apa pun tidak akan mampu menggalang kekuatan tersebut. Yang ada mereka akan menempel pada gelombang besar untuk kepentingannya, bukan kemampuan menciptakan gelombang itu sendiri.
Ketiga, kedahsyatan energi Alquran tersebut hanya bisa dimengerti, dirasakan dan diperjuangkan oleh orang yang memang mengimani Alquran. Tentu sangat sulit untuk diterangkan kepada mereka yang tidak percaya kepada Alquran, berpikiran atheis, sekuler dan liberal. Karena mereka jangankan memahami energi Alquran, menerima Alquran pun belum tentu bisa. Sehingga perdebatan antara keimanan kepada Alquran dan ketidakpercayaan kepada Alquran hanya akan melahirkan advokasi bertele-tele dan berbagai macam rekayasa.
Keempat, Alquran sebagai kitab suci sekaligus kitab pembeda (al-Furqon) yang membedakan antara yang hak dan yang batil. Maka tidak heran kalau kemudian kelihatan di kalangan umat Islam sendiri mana yang bertindak sebagai pejuang, sebagai pengikut perjuangan yang ikhlas tanpa pamrih, yang mengambil posisi memanfaatkan keadaan (kepentingan duniawi sesaat), dan mana yang memang menyelewengkan Alquran. Sedangkan di kalangan non-Muslim sendiri sangat sedikit yang membuat konflik lintas agama dengan kaum Muslimin. Mereka adalah pihak yang sudah basah politisasi dan kapitalisasi ekonomi serta hegemoni kekuasaan. Sedangkan mayoritas mutlak non-Muslim tetap bersatu bersama kaum Muslimin dalam penegakan NKRI.
Kelima, di era demokratisasi politik Indonesia, gerakan pembelaan Alquran tidak akan lolos dari upaya pihak-pihak tertentu dalam melakukan politisasi yang tujuannya membelokkan dan mengaburkan tujuan suci tersebut. Politisasi sebenarnya tidak hanya terjadi pada tanggal 4/11 malam hari, tetapi sesungguhnya telah dimulai semenjak rakyat merasakan penggunaan kekuasaan untuk mendukung atau tidak mendukung salah satu pihak yang memiliki kepentingan.
Seorang gubernur pejawat yang akan mencalonkan kembali sebagai gubernur diharuskan oleh undang-undang untuk menjalani cuti. Artinya, tidak boleh ada penggunaan kekuasaan di dalam proses demokratisasi pemilihan. Apabila terjadi, itu termasuk abuse of power (Penyalahgunaan kekuasaan).
Keenam, perdebatan tentang siapa dalang, provokator, penunggangan politik, sebenarnya sudah tidak diperlukan lagi sebagai isu, demi kesatuan dan persatuan NKRI. Lebih bermanfaat kalau kita fokus kepada kewajiban negara dalam melindungi hak yang adil dari kaum Muslimin Indonesia. Sehubungan dengan adanya penistaan Alquran tersebut yang diproses menurut hukum negara (UU No 1. Tahun 1965). Hal semacam ini sebenarnya pernah terjadi di Indonesia pada kasus Arswendo, Lia Eden dan Musadek. Namun bedanya, mereka tidak sebesar Ahok.
Ketujuh, khusus untuk kaum Muslimin Indonesia, agar terus memperbaiki kualitas perjuangannya. Hendaknya janganlah masalah kemurnian perjuangan pembelaan Alquran ini dicampur aduk dengan isu khilafah, pendirian negara Islam, memberi peluang terhadap ISIS, peluang terhadap teroris, dan perlawanan terhadap pesatuan dan kesatuan bangsa. Karena, apabila hal-hal tersebut dilakukan oleh kaum Muslimin, akan menjadi alat pukul balik terhadap kaum Muslimin itu sendiri, dan dapat mengakibatkan umat Islam bercerai-berai.
Kedelapan, seluruh kaum Muslimin, apa pun ormasnya, jangan beranggapan bahwa sekat-sekat ormas itu dapat menghadang energi Alquran. Karena kalau dipaksakan, justru berakibat tidak ditaatinya pemimpin oleh umatnya sendiri yang memang ghirah Alqurannya tinggi.
Kesembilan, saat ini upaya untuk menciptakan opini bahwa Ahok tidak menistakan agama tampak akan berlanjut. Kita masih menunggu hasil finalnya. Hasil final tersebut bergantung pada siapa yang dimintai pendapat dan fatwanya oleh pihak kepolisian. Semoga akan selaras dengan keputusan MUI (Majelis Ulama Indonesia).
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/fatwa/16/11/09/ogcrxo385-sikap-kh-hasyim-muzadi-soal-demo-penistaan-dan-politisasi-alquran
JAKARTA -- Mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi bereaksi atas munculnya persoalan dan meluasnya kontroversi berbagai soal kebangsaan terkait soal kasus dugaan penistaan Alquran Surah al-Maidah ayat 51 yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjaja Purnama.
KH Hasyim Muzadi, yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam Depok mengatakan, memang ada beberapa hal yang membuat isu tersebut menjadi sangat sensitif terkait dengan agama Islam. Dalam rilis yang dikirimkan kepada Republika.co.id, Rabu pagi (9/10), dia menyatakan pandangannya yang diberi judul 'Kekuatan (Energi) Alquran dan Politisasi'. Isi lengkapnya sebagai berikut:
Di kalangan umat Islam seluruh dunia, ada tiga hal yang tidak boleh disinggung atau direndahkan, yakni : Allah SWT, Rasulullah SAW, dan Kitab suci Alquran. Pertama, apabila salah satu dari hal itu, apalagi ketiganya, disinggung dan direndahkan, pasti mendapat reaksi spontan dari umat Islam tanpa disuruh siapa pun. Reaksi tersebut akan segera meluas tanpa bisa dibatasi oleh sekat-sekat organisasi, partai, dan birokrasi. Kekuatan energi tersebut akan bergerak dengan sendirinya tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Kedua, fenomena demo 4 November 2016 tentu secara lahiriah dipimpin oleh beberapa tokoh yang merasa terpanggil untuk membela kesucian kitabnya. Namun jumlah yang hadir membuktikan adanya kekuatan (energi spritiual) yang dahsyat dari pengaruh Alquran tersebut. Hal ini dapat dibuktikan para pemimpin yang melakukan demo atau mengumpulkan masa tanpa dorongan spiritualisme tersebut tidak mungkin dapat menggerakan umat yang berjumlah jutaan. Mereka berjalan dengan damai, tertib dan siap untuk berkorban. Sehingga sesungguhnya tidak perlu dicari dalangnya, provokator atau siapa yang membayar. Karena provokator dan bayaran setingkat apa pun tidak akan mampu menggalang kekuatan tersebut. Yang ada mereka akan menempel pada gelombang besar untuk kepentingannya, bukan kemampuan menciptakan gelombang itu sendiri.
Ketiga, kedahsyatan energi Alquran tersebut hanya bisa dimengerti, dirasakan dan diperjuangkan oleh orang yang memang mengimani Alquran. Tentu sangat sulit untuk diterangkan kepada mereka yang tidak percaya kepada Alquran, berpikiran atheis, sekuler dan liberal. Karena mereka jangankan memahami energi Alquran, menerima Alquran pun belum tentu bisa. Sehingga perdebatan antara keimanan kepada Alquran dan ketidakpercayaan kepada Alquran hanya akan melahirkan advokasi bertele-tele dan berbagai macam rekayasa.
Keempat, Alquran sebagai kitab suci sekaligus kitab pembeda (al-Furqon) yang membedakan antara yang hak dan yang batil. Maka tidak heran kalau kemudian kelihatan di kalangan umat Islam sendiri mana yang bertindak sebagai pejuang, sebagai pengikut perjuangan yang ikhlas tanpa pamrih, yang mengambil posisi memanfaatkan keadaan (kepentingan duniawi sesaat), dan mana yang memang menyelewengkan Alquran. Sedangkan di kalangan non-Muslim sendiri sangat sedikit yang membuat konflik lintas agama dengan kaum Muslimin. Mereka adalah pihak yang sudah basah politisasi dan kapitalisasi ekonomi serta hegemoni kekuasaan. Sedangkan mayoritas mutlak non-Muslim tetap bersatu bersama kaum Muslimin dalam penegakan NKRI.
Kelima, di era demokratisasi politik Indonesia, gerakan pembelaan Alquran tidak akan lolos dari upaya pihak-pihak tertentu dalam melakukan politisasi yang tujuannya membelokkan dan mengaburkan tujuan suci tersebut. Politisasi sebenarnya tidak hanya terjadi pada tanggal 4/11 malam hari, tetapi sesungguhnya telah dimulai semenjak rakyat merasakan penggunaan kekuasaan untuk mendukung atau tidak mendukung salah satu pihak yang memiliki kepentingan.
Seorang gubernur pejawat yang akan mencalonkan kembali sebagai gubernur diharuskan oleh undang-undang untuk menjalani cuti. Artinya, tidak boleh ada penggunaan kekuasaan di dalam proses demokratisasi pemilihan. Apabila terjadi, itu termasuk abuse of power (Penyalahgunaan kekuasaan).
Keenam, perdebatan tentang siapa dalang, provokator, penunggangan politik, sebenarnya sudah tidak diperlukan lagi sebagai isu, demi kesatuan dan persatuan NKRI. Lebih bermanfaat kalau kita fokus kepada kewajiban negara dalam melindungi hak yang adil dari kaum Muslimin Indonesia. Sehubungan dengan adanya penistaan Alquran tersebut yang diproses menurut hukum negara (UU No 1. Tahun 1965). Hal semacam ini sebenarnya pernah terjadi di Indonesia pada kasus Arswendo, Lia Eden dan Musadek. Namun bedanya, mereka tidak sebesar Ahok.
Ketujuh, khusus untuk kaum Muslimin Indonesia, agar terus memperbaiki kualitas perjuangannya. Hendaknya janganlah masalah kemurnian perjuangan pembelaan Alquran ini dicampur aduk dengan isu khilafah, pendirian negara Islam, memberi peluang terhadap ISIS, peluang terhadap teroris, dan perlawanan terhadap pesatuan dan kesatuan bangsa. Karena, apabila hal-hal tersebut dilakukan oleh kaum Muslimin, akan menjadi alat pukul balik terhadap kaum Muslimin itu sendiri, dan dapat mengakibatkan umat Islam bercerai-berai.
Kedelapan, seluruh kaum Muslimin, apa pun ormasnya, jangan beranggapan bahwa sekat-sekat ormas itu dapat menghadang energi Alquran. Karena kalau dipaksakan, justru berakibat tidak ditaatinya pemimpin oleh umatnya sendiri yang memang ghirah Alqurannya tinggi.
Kesembilan, saat ini upaya untuk menciptakan opini bahwa Ahok tidak menistakan agama tampak akan berlanjut. Kita masih menunggu hasil finalnya. Hasil final tersebut bergantung pada siapa yang dimintai pendapat dan fatwanya oleh pihak kepolisian. Semoga akan selaras dengan keputusan MUI (Majelis Ulama Indonesia).
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/fatwa/16/11/09/ogcrxo385-sikap-kh-hasyim-muzadi-soal-demo-penistaan-dan-politisasi-alquran
isaku- KAPTEN
-
Posts : 3590
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 17.09.12
Reputation : 141
Re: Sikap KH Hasyim Muzadi Soal Demo Penistaan dan Politisasi Alquran
Deen…., Saya ulangi lagi, dan mungkin akan saya perjelas.dee-nee wrote:ngayarana wrote:dee-nee wrote:ngayarana wrote:dee-nee wrote:
fokus fokus ... isi TS adalah tentang demo dan apa yang dikatakan KH Hasyim Muzadi
KH Hasyim Muzadi mengatakan yang merah >>> bahwa di kalangan umat Islam seluruh dunia, ada tiga hal yang tidak boleh disinggung atau direndahkan, yakni : Allah SWT, Rasulullah SAW, dan Kitab suci Alquran.
sekarang saya tanya ... yang biru (khususnya underline) .... itu termasuk dalam 3 hal yang bold ini atau tidak ??
demo 411 menjadi besar karena si "pencetus" MEMBUAT kasus ini .... seolah2 ahok sudah menistakan salah satu dari 3 hal diatas >>> padahal nyatanya ahok HANYA menistakan orang/manusia (dan tidak harus ulama juga karena ahok tidak menyebut kata ulama)
Jeng dee-nee..., Jika saya mengatakan pada Anak saya.
"Hai Anak ku, jangan kamu memilih Pemimpin Non Muslim ketika ada pilihan lain yang seiman denganmu, itu adalah anjuran Alquran Surat Almaidah 51", dan sudah pasti saya terima Informasi sebelumnya melalui Ustadz saya, Ulama saya, dan Ulama saya meyakinkan saya melalui dalil dalil yang merunut hingga Rosulullah SAW,
Lalu ada salah satu orang dari Umat lain yang mengatakan bahwa keyakinan yang saya pegang itu adalah sebuah "KEBOHONGAN", Kalo saya pembohong, berarti Ustadz saya yang mengajarkan itu apa tidak di sebut PEMBOHONG juga, lalu silahkan Jeng Dee-nee runut sendiri siapa lagi yang BERBOHONG...?
gini biar clear dulu ... dan nyambung dengan TS ... kita runut satu2 ya
tentang yang merah ... saya tanya sebentar (bukan menuduh TAPI HANYA BERTANYA) >>> dari uraian anda yang merah diatas ... jadi yang disebut pembohong disini siapa ?? >>> ustadz-nya atau ayat Al Quran-nya ??
tolong dijawab yang bold ini saja dulu ... supaya jelas runutan-nya untuk nyambung ke TS
------------------------------------------------------------
Jeng Dee-nee, Ustadz tersebut berbicara menggunakan Alquran bukan?, dan meyakini bahwa Awliya itu Artinya Pemimpin, toh dia berbicara di kalangan sendiri, dan kalo mau di jalankan ya sukur, kalo enggak juga hanya mengingatkan, kembalikan ke hati masing masing.
Maka silahkan runut kembali ilustrasi yang saya sebutkan di atas, Konsekwensinya sampe dimana...?
ungu underline : bagaimana mungkin anda bisa bicara soal konsekwensi ... kalau pertanyaan saya yang coklat diatas saja tidak dijawab ??
karena masalahnya disini adalah SALAH PAHAM >>> dan bila suatu perkara yang awalnya sudah disebabkan oleh salah paham ... maka segala konsekwensi-nya (kelanjutannya) tetap akan salah paham
makanya ... tolong jawab dulu yang coklat diatas
----------------------------------------------------------
Jika saya mengatakan kepada anak saya
"Hai Anak ku, (atau hai Istriku, atau hai ayah ibuku, atau hai saudara sahabat tetangga sesame Muslim) jangan kamu memilih Pemimpin Non Muslim ketika ada pilihan lain yang seiman denganmu, itu adalah anjuran Alquran Surat Almaidah 51".
Lalu tiba tiba ada seseorang dari umat lain yang saat itu menjadi public figure dan seorang pemimpin berkata
Secara tidak langsung dia berkata, jangan mau di BOHONGI pake Alquran Surat Almaidah ayat 51, yak kan?, walaupun kalimat tersebut di tujukan kepada bapak ibu yang berada di situ dalam hal masalah programnya, akan tetapi dengan adanya kalimat di atas, secara tidak langsung dia mempunyai tujuan agar bapak ibu di situ untuk tidak mempercayai Al Maidah 51 karena merupakan Kebohongan, itu menurut persepsi dia, nah dengan model seperti ini apa masih tidak di katakan menista Alquran?“ 'dlm hati kecil bapak ibu nggak bisa memilih saya, ya kan.. dibohongi pake al maidah 51 macem2 itu ya.......dibodohi gitu ya”
Kalaulah kalian berkelit dengan mengatakan dengan adanya kata “Pake” disana menunjukkan bahwa ada seseorang atau siapapun (baik tukang Beca, Ulama, Ustadz atau Politisi sekalipun) yang menggunakan ayat tersebut dengan tujuan Kebohongan, Maka silahkan ceck sendiri ayatnya, apakah Surat Al Maidah itu mengandung suatu arti Kebohongan?, di sana hanya memberikan petunjuk Kepada Muslim untuk tidak memilih Non Muslim untuk di jadikan Pemimpin, kalau mau di jalankan ya sukur, kalo enggak juga ada konsekwensinya,
Dan petunjuk itu datangnya dari Allah, melalui lisan Rosulullah yang termaktub dalam Alquran, bila dikatakan petunjuk itu suatu Kebohongan, lalu siapa yang menjadi tertuduh dalam hal ini…?
Kalau lah nanti ada yang mengatakan jangan mencampur adukkan Politik dengan Agama…,
Bukan kah sudah kita ketahui bahwa Agama Islam itu mengatur segala aspek kehidupan Umatnya, baik itu Ibadah, Sosial kemasyarakatan, dan lain sebagainya, bahkan berpolitik pun Islam mengajarkannya, lalu apa hendak kita ingkari itu….?
Dan ini juga bukan hanya masalah Salah Paham, akan tetapi jelas jelas dia menunjukkan ketidak sukaannya kepada Ayat ini yang menjelaskan tentang petunjuk bagaimana seorang Muslim memilih pemimpinnya,
Lha ayat yang kita perbincangkan ini apa sih jeng…?, bukan kah ayat ini petunjuk untuk Muslim memilih pemimpinnya…?, mau yang bicara Politisi kek, Ustadz kek, Ulama kek, Tukang bakso sekalipun apa bertentangan dengan Agama, atau bertentangan pula dengan konstitusi Republik Indonesia…?Dee-nee wrote:ngayarana wrote:ngayarana wrote:Makanya saya pertanyakan itu Jeng..., Apakah meyakini Kata Awliya sebagai Pemimpin adalah tindakan Radikalisme?
Menurut saya Tabayyun di butuhkan apabila salah satu fihak tidak mengetahui sebagian tafsir yang berkembang di masyarakat, bukan kah beliau tau bahwa sebagian masyarakat dan Ulama meyakini kata Awliya itu sebagai Pemimpin, dan bukan kah beliau pun tau sebagai mana tertuang dalam Buku Biografinya...?
Inilah Indonesia Jeng, kita memang berbeda, namun hargai perbedaan itu.
biru : ga ada hubungannya dengan radikalisme ... oke gini deh ... kalimat ungu sebelumnya saya ganti subjeknya ... jangan pakai nama ISIS
kalimatnya saya ganti begini :
ini logika yang sama ketika saya bilang : "jangan mau dibohongi fulan pakai ayat2 jihad" ... lalu siapapun itu mengerahkan massa sambil teriak "tangkap dini karena sudah menistakan ayat2 Al Quran" ... atau "tangkap dini karena sudah mengatakan ayat2 jihad bohong"
yang ungu ini sama saja dengan kasus ungu sebelumnya (yang menggunakan kata ISIS) >>>> bahwa nyatanya ... yang saya sebut bohong itu fulan (manusianya) ... bukan ayat2 jihad-nya (atau bukan ayat Al Quran-nya) >>> anda sudah oke blom disini ??
merah : tabayyun disini harus dari pihak ulama yang merasa terhina dong
jadi tabayyun disini adalah bertanya dan mengklarifikasi ... artinya menanyakan pada saya (yang menyebutkan kalimat ungu) ... "siapakah yang dimaksud fulan dalam kalimat saya ??" ... "apakah benar fulan yang saya maksud adalah para ulama"
>>> karena fulan disini bisa berarti siapa saja (bahkan contohnya termasuk ISIS bila nyambung tentang ayat jihad) >>> oke atau tidak oke ... saya tunggu klarifikasinya ya
saya tunggu jawaban yang bold yah
Deen..., Ayat jihad bila diperuntukkan untuk tujuan yang sebenarnya, ya gak salah, Apa kita mau menjudge Kiayi Hasyim Asy'ari ketika memfatwakan Jihad adalah sebuah Radikalisme?, yang saya tentang adalah, jika Ayat Jihad di sampaikan untuk tujuan Radikalisme, yang sudah barang tentu bertentangan dengan Agama itu sendiri.
Tapi apakah para Ulama yang menyampaikan keumatnya untuk memilih sesama Muslim untuk di Jadikan pemimpin berdasarkan Ayat Alquran yang di yakininya benar berdasarkan dalili dalil itu di anggap Salah (kalau tidak mau di anggap Radikalisme)?
tuh kan ... lagi2 anda ga menjawab pertanyaan saya
FOKUS ... yang saya bicarakan adalah FULAN ... dan fulan itu bisa siapa saja ... termasuk Kiayi Hasyim Asy'ari atau ISIS, bahkan tukang bakso sekalipun bisa bawa ayat2 jihad
coba lihat kalimat biru anda ... disitu juga sudah jelas bahwa kalau ada ORANG YANG SALAH BAWA AYAT .... jelas bertentangan dengan agama itu sendiri
>>> lalu teori darimana ujug2 anda bisa berpikir bahwa fulan = Kiayi Hasyim Asy'ari (padahal ada kemungkinan lain bahwa fulan = ISIS atau tukang bakso)
atau dalam kasus ahok .. teori darimana ujug2 anda bisa bilang orang (fulan) = ulama ??
--------------------------------------------------
Makanya saya bilang mengenai ayat Jihad sebelumnya, selama ayat Jihad di peruntukkan untuk tujuan semestinya, ya sah sah aja, asal jangan bertentangan dengan Agama itu sendiri.
Saya ngerti maksud jeng Dee-nee, bahwa ahok berkata seperti itu sebenarnya (mungkin Ya…) di tunjukkan pada si “Fulan” yang menurut anda merupakan lawan Politiknya, yang coba menjegal dia dengan Ayat Al Maidah 51, tapi apapun itu, nyatanya ayat itu merupakan petunjuk buat Muslim untuk memilih pemimpinnya, gak seharusnya dia mengatakan Bohong, karena implikasinya justru akan menganggap ayat tersebut lah merupakan sumber Kebohongan itu.Dee-nee wrote:ngayarana wrote:Silahkan kembali ke Ilustrasi yang saya buat di atas, dan SIlahkan runut sampe mana implikasinya, dan menurut saya yang di katakan Kiayi Hasyim Muzadi itu benar adanya, karena akan menyinggung pada 3 hal di atas.ngayarana wrote:
coba deh yang baper2 ini teriak ke masyarakat >>> "Eh ... saya dinistakan loh ... demo dong demi kita" >>> ada yang mau peduli ga ?? (balik ke bold coklat)
pake logika aja deh ... pernah ada ceritanya ga ... muslim demo demi membela FPI atau MUI ??
jadi back to pertanyaan saya sebelumnya .... menurut anda yang biru ini termasuk dalam 3 hal diatas atau tidak (antara Allah SWT, Rasulullah SAW, dan Kitab suci Alquran.) ??
kalaupun anda mengatakan yang dinistakan ahok adalah ulama (walaupun tidak ada buktinya) >>> menurut anda ulama tingkat-nya sama atau tidak dengan Allah SWT, Rasulullah SAW, dan Kitab suci Alquran ??
hati2 takabur ... coba di check lagi ... apa benar demo 411 tujuannya adalah untuk membela Allah SWT, Rasulullah SAW, dan Kitab suci Alquran .... atau sebetulnya hanya untuk membela manusia (walaupun itu ulama sekalipun) ?? >>> baca lagi deh yang ungu underline
begitu loh maksud kuh
Hehehehe... jeng Dee-nee sudah terlalu jauh menaggapi masalah ini dong.
Sekali lagi saya tekan kan, jangan kalian Anggap bahwa peserta Aksi 411 itu bernuansa Politik.
Mungkin sebagian kecil kalo tidak mau di bilang sebagian besar seperti saya, orang orang yang datang dari luar Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim bahkan Sumatera, Kalimantan dan lainnya adalah Murni dari menjaga Keyakinan itu.
merah : aduuuhh ... siapa yang nyambung ke politik ?? saya cuma menjelaskan berdasarkan TS ... berdasarkan kalimat KH Hasyim Muzadi
bahwa KH Hasyim Muzadi menyatakan seperti ini misalnyaHal ini dapat dibuktikan para pemimpin yang melakukan demo atau mengumpulkan masa tanpa dorongan spiritualisme tersebut tidak mungkin dapat menggerakan umat yang berjumlah jutaan.
yang biru >>> dorongan spiritualisme ini terjadi karena kasus ini DISEBUT sebagai kasus penistaan agama .... saya kembalikan tulisan KH Hasyim Muzadi sebelumnyaDi kalangan umat Islam seluruh dunia, ada tiga hal yang tidak boleh disinggung atau direndahkan, yakni : Allah SWT, Rasulullah SAW, dan Kitab suci Alquran.
dorongan spiritual itu datang HANYA BILA tiga faktor underline ini direndahkan >>> sementara NYATANYA ahok tidak merendahkan tiga underline diatas ... ahok tidak mengatakan tiga underline diatas bohong .... faktanya ahok mengatakan bahwa yang bohong itu fulan
makanya saya tanya sebelumnya : apakah fulan termasuk dalam 3 hal diatas (Allah SWT, Rasulullah SAW, dan Kitab suci Alquran).??
coba anda jawab pertanyaan saya yang hijau dulu deh ... supaya jelas juga apakah anda mengerti atau tidak uraian saya >>> karena bisa saja saya yang ga jelas menerangkan
biru : justru anda yang silahkan kembali pada ilustrasi tentang FULAN ... atau jawab semua pertanyaan saya diatas ...
saya ulang deh
karena suatu perkara yang awalnya sudah disebabkan oleh salah paham ... maka segala konsekwensi-nya (kelanjutannya) tetap akan salah paham
makanya ... tolong jawab dulu pertanyaan2 saya
begitu loh
merah : ya terserah sih ... kalau menurut anda yang disebut "fulan" (siapapun itu orangnya) memang setingkat dengan Allah SWT, Rasulullah SAW, dan Kitab suci Alquran >>> ya itu pendapat anda ... tapi kalau buat saya sih ga
Maka renungkan pendapat Kiyai Hasyim Muzadi ini…Dee-nee wrote:
kan saya sudah bilang sebelumnya
coba di check lagi ... apa benar demo 411 tujuannya adalah untuk membela Allah SWT, Rasulullah SAW, dan Kitab suci Alquran .... atau sebetulnya hanya untuk membela manusia (walaupun itu ulama sekalipun) ??
Kalau anda berfikir ini hanya tok urusan Politik, saya rasa benar seperti yang di ucapkan Bung IsaKedua, fenomena demo 4 November 2016 tentu secara lahiriah dipimpin oleh beberapa tokoh yang merasa terpanggil untuk membela kesucian kitabnya. Namun jumlah yang hadir membuktikan adanya kekuatan (energi spritiual) yang dahsyat dari pengaruh Alquran tersebut. Hal ini dapat dibuktikan para pemimpin yang melakukan demo atau mengumpulkan masa tanpa dorongan spiritualisme tersebut tidak mungkin dapat menggerakan umat yang berjumlah jutaan. Mereka berjalan dengan damai, tertib dan siap untuk berkorban. Sehingga sesungguhnya tidak perlu dicari dalangnya, provokator atau siapa yang membayar. Karena provokator dan bayaran setingkat apa pun tidak akan mampu menggalang kekuatan tersebut. Yang ada mereka akan menempel pada gelombang besar untuk kepentingannya, bukan kemampuan menciptakan gelombang itu sendiri.
Isaku wrote:Mungkin Mb Dee kurang peka.
maaf
ini sudah saya tanggapi.Dee-nee wrote:
ahok menyebut ulama saja tidak ... lalu semua berprasangka bahwa yang dimaksud ahok adalah ulama >>> dan bahkan bisa2nya menyamakan derajat ulama = Allah SWT, Rasulullah SAW, dan Kitab suci Alquran
buat saya ... yang disebut ulama (setinggi dan sebaik apapun ilmu dia) ... selama status-nya masih manusia biasa (alias bukan nabi) ... maka status mereka tetap dibawah Allah SWT, Rasulullah SAW, dan Kitab suci Alquran
PUN ... bila kasus ini disambung2 ke ulama ... dan ada yang menyamakan derajat ulama = Allah SWT, Rasulullah SAW, dan Kitab suci Alquran (merendahkan ulama disebut sama dengan merendahkan Allah SWT, Rasulullah SAW, dan Kitab suci Alquran)
Kalo dia tidak ingin merendahkan ulama lain yang tidak menguntungkannya, apa pantas di sebut PEMBOHONG, dan pokoknya hanya pendapat Ulama yang menguntungkannya lah yang benar, dan mengajak Umat lain untuk tidak mentaati Ulamanya, karena itu merupakan suatu KEBODOHAN..???, inikah sifat yang ingin di tunjukkan oleh seorang Pemimpin dan calon pemimpin berikutnya, dan apa yang telah iya lakukan bukan kah sedang melecehkan Agama lain.Dee-nee wrote:
>>> ahok juga tidak merendahkan ulama karena nyatanya ada ulama yang setuju bahwa Al Maidah 51 bukan larangan memilih non-muslim sebagai pemimpin (asalkan dengan syarat)
sekali lagi balik ke ungu underline
Ini Indonesia Kawan…., selamanya kita akan menemukan perbedaan, jangan paksakan untuk harus sama, bila kita masih ingin berlandaskan Pancasila.
Jika kita bangga dengan Ke Bhineka Tunggal Ikaan Indonesia, lalu kita tidak menghargai perbedaan, apa justru sebenarnya kita sedang menghancurkan Kebinekaan itu sendiri…
ngayarana- LETNAN DUA
-
Posts : 1148
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 30.01.14
Reputation : 27
Re: Sikap KH Hasyim Muzadi Soal Demo Penistaan dan Politisasi Alquran
Secara umum pendapat saya di atas merupakan pendapat pribadi dan jujur bukan untuk urusan politik atau pilih memilih siapapun,
Mungkin pendapat saya dianggap sebagian sahabat Muslim saya di LI ini bersifat tendesius, atau apalah istilahnya, tapi ini murni merupakan pembelaan saya terhadap keyakinan yang saya miliki, kalo ada perbedaan antara kita mohon di maklumi, karena setiap pribadi memandang permasalahan mungkin berbeda sudut pandangnya.
Secara pribadi kasus ini pun saya serahkan ke pihak berwajib apapun keputusannya mari sama sama kita Hormati, walau bagaimana pun kasus ini secara Ahok pribadi telah menerima konsekwensinya, baik terlihat atau tidak dia telah terhukum karena ucapannya.
Kami hargai saudara yang telah membela Ahok, namun hargai kami pula yang menuntut keadilan akan kasus ini
Untuk selanjutnya mari kita menahan diri, dan mohon maaf bila ada kata kata saya menyinggung perasaan saudara Muslim yang lain.
Mungkin pendapat saya dianggap sebagian sahabat Muslim saya di LI ini bersifat tendesius, atau apalah istilahnya, tapi ini murni merupakan pembelaan saya terhadap keyakinan yang saya miliki, kalo ada perbedaan antara kita mohon di maklumi, karena setiap pribadi memandang permasalahan mungkin berbeda sudut pandangnya.
Secara pribadi kasus ini pun saya serahkan ke pihak berwajib apapun keputusannya mari sama sama kita Hormati, walau bagaimana pun kasus ini secara Ahok pribadi telah menerima konsekwensinya, baik terlihat atau tidak dia telah terhukum karena ucapannya.
Kami hargai saudara yang telah membela Ahok, namun hargai kami pula yang menuntut keadilan akan kasus ini
Untuk selanjutnya mari kita menahan diri, dan mohon maaf bila ada kata kata saya menyinggung perasaan saudara Muslim yang lain.
ngayarana- LETNAN DUA
-
Posts : 1148
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 30.01.14
Reputation : 27
Re: Sikap KH Hasyim Muzadi Soal Demo Penistaan dan Politisasi Alquran
ngayarana wrote:dee-nee wrote:ngayarana wrote:Jeng Dee-nee, Ustadz tersebut berbicara menggunakan Alquran bukan?, dan meyakini bahwa Awliya itu Artinya Pemimpin, toh dia berbicara di kalangan sendiri, dan kalo mau di jalankan ya sukur, kalo enggak juga hanya mengingatkan, kembalikan ke hati masing masing.
Maka silahkan runut kembali ilustrasi yang saya sebutkan di atas, Konsekwensinya sampe dimana...?
ungu underline : bagaimana mungkin anda bisa bicara soal konsekwensi ... kalau pertanyaan saya yang coklat diatas saja tidak dijawab ??
karena masalahnya disini adalah SALAH PAHAM >>> dan bila suatu perkara yang awalnya sudah disebabkan oleh salah paham ... maka segala konsekwensi-nya (kelanjutannya) tetap akan salah paham
makanya ... tolong jawab dulu yang coklat diatas
Deen…., Saya ulangi lagi, dan mungkin akan saya perjelas.
Jika saya mengatakan kepada anak saya
"Hai Anak ku, (atau hai Istriku, atau hai ayah ibuku, atau hai saudara sahabat tetangga sesame Muslim) jangan kamu memilih Pemimpin Non Muslim ketika ada pilihan lain yang seiman denganmu, itu adalah anjuran Alquran Surat Almaidah 51".
Lalu tiba tiba ada seseorang dari umat lain yang saat itu menjadi public figure dan seorang pemimpin berkata“ 'dlm hati kecil bapak ibu nggak bisa memilih saya, ya kan.. dibohongi pake al maidah 51 macem2 itu ya.......dibodohi gitu ya”
Secara tidak langsung dia berkata, jangan mau di BOHONGI pake Alquran Surat Almaidah ayat 51, yak kan?, walaupun kalimat tersebut di tujukan kepada bapak ibu yang berada di situ dalam hal masalah programnya, akan tetapi dengan adanya kalimat di atas, secara tidak langsung dia mempunyai tujuan agar bapak ibu di situ untuk tidak mempercayai Al Maidah 51 karena merupakan Kebohongan, itu menurut persepsi dia, nah dengan model seperti ini apa masih tidak di katakan menista Alquran?
Kalaulah kalian berkelit dengan mengatakan dengan adanya kata “Pake” disana menunjukkan bahwa ada seseorang atau siapapun (baik tukang Beca, Ulama, Ustadz atau Politisi sekalipun) yang menggunakan ayat tersebut dengan tujuan Kebohongan, Maka silahkan ceck sendiri ayatnya, apakah Surat Al Maidah itu mengandung suatu arti Kebohongan?, di sana hanya memberikan petunjuk Kepada Muslim untuk tidak memilih Non Muslim untuk di jadikan Pemimpin, kalau mau di jalankan ya sukur, kalo enggak juga ada konsekwensinya,
Dan petunjuk itu datangnya dari Allah, melalui lisan Rosulullah yang termaktub dalam Alquran, bila dikatakan petunjuk itu suatu Kebohongan, lalu siapa yang menjadi tertuduh dalam hal ini…?
Kalau lah nanti ada yang mengatakan jangan mencampur adukkan Politik dengan Agama…,
Bukan kah sudah kita ketahui bahwa Agama Islam itu mengatur segala aspek kehidupan Umatnya, baik itu Ibadah, Sosial kemasyarakatan, dan lain sebagainya, bahkan berpolitik pun Islam mengajarkannya, lalu apa hendak kita ingkari itu….?
Dan ini juga bukan hanya masalah Salah Paham, akan tetapi jelas jelas dia menunjukkan ketidak sukaannya kepada Ayat ini yang menjelaskan tentang petunjuk bagaimana seorang Muslim memilih pemimpinnya,
merah : ga usah dusta dong ah ... darimana coba anda bisa punya kesimpulan seperti itu ?? >>> sudah tanya ahok-nya blum ??
biru : sip ... jadi clear kan ... kalau faktanya seperti itu ... maka dengan adanya kata "pake" .... yang dimaksud bohong disini adalah siapapun itu (fulan) ... bukan Al Maidah 51 nya
sekarang saya tanya deh ... kalau yang saya maksud fulan disini adalah manusia2 perusak yang bawa2 agama sebagai pembenaran (misalnya ISIS, dimas kanjeng, bahkan politikus sakit yang main2in agama demi kepentingan politik) >>> salah ga kalau saya bilang mereka adalah pembohong ??
sisanya : bla bla bla ... maaf banget tapi penjelasan anda ngelantur ... karena yang perlu anda lakukan hanya menjawab pertanyaan saya :
dee-nee wrote:ngayarana wrote:Lalu ada salah satu orang dari Umat lain yang mengatakan bahwa keyakinan yang saya pegang itu adalah sebuah "KEBOHONGAN", Kalo saya pembohong, berarti Ustadz saya yang mengajarkan itu apa tidak di sebut PEMBOHONG juga, lalu silahkan Jeng Dee-nee runut sendiri siapa lagi yang BERBOHONG...?
dari uraian anda yang merah diatas ... jadi yang disebut pembohong disini siapa ?? >>> ustadz-nya atau ayat Al Quran-nya ??
kalau anda saja ga mau jawab yang coklat ini ... lalu bagaimana saya bisa terima argumen anda diatas fair ??
lagipula ... dengan tidak ber-tabayyun ... sebetulnya anda sama saja sudah meletakkan status ulama untuk menutupi/melindungi para pembohong ini (yang ungu) >>> jadi ... yang seharusnya saya bicara kepada para pembohong ... tiba2 saya dihadapkan pada ulama
---------------------------------------------------------------------------
ngayarana wrote:Dee-nee wrote:tuh kan ... lagi2 anda ga menjawab pertanyaan saya
FOKUS ... yang saya bicarakan adalah FULAN ... dan fulan itu bisa siapa saja ... termasuk Kiayi Hasyim Asy'ari atau ISIS, bahkan tukang bakso sekalipun bisa bawa ayat2 jihad
coba lihat kalimat biru anda ... disitu juga sudah jelas bahwa kalau ada ORANG YANG SALAH BAWA AYAT .... jelas bertentangan dengan agama itu sendiri
>>> lalu teori darimana ujug2 anda bisa berpikir bahwa fulan = Kiayi Hasyim Asy'ari (padahal ada kemungkinan lain bahwa fulan = ISIS atau tukang bakso)
atau dalam kasus ahok .. teori darimana ujug2 anda bisa bilang orang (fulan) = ulama ??
Lha ayat yang kita perbincangkan ini apa sih jeng…?, bukan kah ayat ini petunjuk untuk Muslim memilih pemimpinnya…?, mau yang bicara Politisi kek, Ustadz kek, Ulama kek, Tukang bakso sekalipun apa bertentangan dengan Agama, atau bertentangan pula dengan konstitusi Republik Indonesia…?
Makanya saya bilang mengenai ayat Jihad sebelumnya, selama ayat Jihad di peruntukkan untuk tujuan semestinya, ya sah sah aja, asal jangan bertentangan dengan Agama itu sendiri.
1. ayat itu multi-tafsir >>> artinya TIDAK SEMUA MUSLIM meyakini bahwa ayat itu adalah LARANGAN memilih non-muslim sebagai pemimpin >>> anda oke ga disini ??
2. dalam konteks pilkada >>> ada orang2 YANG BEGITU MUNAFIK menggunakan ayat tersebut hanya untuk menyerang ahok ... tapi TIDAK untuk pilkada daerah lain >>> dalam hal ini ayat tersebut hanya dipakai untuk kepentingan politik pilkada DKI >>> jadi gimana ??? boleh ga saya bilang manusia munafik seperti ini adalah pembohong ??
selain itu >>> ada juga orang2 YANG BEGITU SOMBONG menggunakan ayat tersebut untuk menyerang pendukung ahok yang muslim ... bahkan mereka bisa dengan mudah mengkafir2kan sesama muslim ... memfitnah sesama muslim termasuk ulama ... bahkan dengan ancaman neraka >>> jadi gimana ??? boleh ga saya bilang manusia sombong seperti ini adalah pembohong ??
apakah disini saya menunjuk ulama ?? ... ga
justru karena sikap tidak tabayyun itulah ... ketika saya menunjuk PENJAHAT (orang2 sombong dan munafik) YANG MENISTAKAN Al Maidah 51 .... kalian mendorong2 ulama untuk berdiri didepan para "penjahat" ini
dalam kasus ISIS atau ayat jihad (baca yang ungu underline) >>> ketika saya menunjuk ISIS YANG MENISTAKAN ayat jihad.... kalian mendorong2 Kiayi Hasyim Asy'ari untuk berdiri didepan para "penjahat" ini
coba baca lagi deh yang hijau .... mudah2an ngerti maksud saya
---------------------------------------------------------------
ngayarana wrote:Dee-nee wrote:merah : ya terserah sih ... kalau menurut anda yang disebut "fulan" (siapapun itu orangnya) memang setingkat dengan Allah SWT, Rasulullah SAW, dan Kitab suci Alquran >>> ya itu pendapat anda ... tapi kalau buat saya sih ga
Saya ngerti maksud jeng Dee-nee, bahwa ahok berkata seperti itu sebenarnya (mungkin Ya…) di tunjukkan pada si “Fulan” yang menurut anda merupakan lawan Politiknya, yang coba menjegal dia dengan Ayat Al Maidah 51, tapi apapun itu, nyatanya ayat itu merupakan petunjuk buat Muslim untuk memilih pemimpinnya, gak seharusnya dia mengatakan Bohong, karena implikasinya justru akan menganggap ayat tersebut lah merupakan sumber Kebohongan itu.
biru : makanya tabayyun .... klarifikasi dulu >>>> karena yang disebut bohong itu FULAN ... bukan ayat-nya
yang pertama kali bikin gossip "Al Maidah 51 bohong" kan transkrip-nya Buni Yani ... lalu setelah itu ... langsung geng ACTA-nya FPI bikin dusta kemana2 bilang ahok menistakan ayat (Al Quran)
sampai disini ... masih ga ada hubungannya dengan MUI >>> tapi ... kemudian masalah semakin menjadi2 karena MUI bikin fatwa tanpa tabayyun (klarifikasi) >>> ya tambah seneng lah si tukang kompor ini (plus seluruh lawan politik ahok)
----------------------------------------------------------------
ngayarana wrote:Dee-nee wrote:
kan saya sudah bilang sebelumnya
coba di check lagi ... apa benar demo 411 tujuannya adalah untuk membela Allah SWT, Rasulullah SAW, dan Kitab suci Alquran .... atau sebetulnya hanya untuk membela manusia (walaupun itu ulama sekalipun) ??
Maka renungkan pendapat Kiyai Hasyim Muzadi ini…Kedua, fenomena demo 4 November 2016 tentu secara lahiriah dipimpin oleh beberapa tokoh yang merasa terpanggil untuk membela kesucian kitabnya. Namun jumlah yang hadir membuktikan adanya kekuatan (energi spritiual) yang dahsyat dari pengaruh Alquran tersebut. Hal ini dapat dibuktikan para pemimpin yang melakukan demo atau mengumpulkan masa tanpa dorongan spiritualisme tersebut tidak mungkin dapat menggerakan umat yang berjumlah jutaan. Mereka berjalan dengan damai, tertib dan siap untuk berkorban. Sehingga sesungguhnya tidak perlu dicari dalangnya, provokator atau siapa yang membayar. Karena provokator dan bayaran setingkat apa pun tidak akan mampu menggalang kekuatan tersebut. Yang ada mereka akan menempel pada gelombang besar untuk kepentingannya, bukan kemampuan menciptakan gelombang itu sendiri.
merah : dari awal .... si provokator itu sudah bilang "ahok menistakan ayat Al Quran" padahal nyatanya TIDAK ADA BUKTI SEPERTI ITU
>>> jadi ... provokator itu bekerja BUKAN PADA SAAT menggalang 411 ... tapi SEBELUM 411 itu terjadi ... SEBELUMNYA semua sudah dibohongi/disiasati oleh keadaan SEOLAH2 benar ... padahal belum tentu seperti itu
lalu ... MUI tidak klarfikasi lagi terkait keadaan yang seolah2 ini ... main hantam saja pakai "sikap keagamaan"
kalau ulama-nya terlalu "jaim" untuk mengakui bahwa mereka memang tidak tabayyun >>> ya silahkan bela2 saja terus kompornya si provokator tersebut ... termasuk BY
----------------------------------------------------------
ngayarana wrote:Kalau anda berfikir ini hanya tok urusan Politik, saya rasa benar seperti yang di ucapkan Bung IsaIsaku wrote:Mungkin Mb Dee kurang peka.
maaf
bukan saya yang tidak peka la yau ... tapi anda yang terlalu "jaim" untuk mengakui bahwa anda memang tidak tabayyun ... terlalu mudah berprasangka buruk dengan emosi (ntah karena tidak suka pada orang tersebut atau gimana)
dan ... karena tidak tabayyun ... anda juga tidak sadar bahwa anda sudah dimanfaatkan untuk kepentingan politik
peace loh ya
---------------------------------------------------------------
ngayarana wrote:Dee-nee wrote:
ahok menyebut ulama saja tidak ... lalu semua berprasangka bahwa yang dimaksud ahok adalah ulama >>> dan bahkan bisa2nya menyamakan derajat ulama = Allah SWT, Rasulullah SAW, dan Kitab suci Alquran
buat saya ... yang disebut ulama (setinggi dan sebaik apapun ilmu dia) ... selama status-nya masih manusia biasa (alias bukan nabi) ... maka status mereka tetap dibawah Allah SWT, Rasulullah SAW, dan Kitab suci Alquran
PUN ... bila kasus ini disambung2 ke ulama ... dan ada yang menyamakan derajat ulama = Allah SWT, Rasulullah SAW, dan Kitab suci Alquran (merendahkan ulama disebut sama dengan merendahkan Allah SWT, Rasulullah SAW, dan Kitab suci Alquran)
ini sudah saya tanggapi.
ya ... dan diatas itu pendapat saya ... ada bantahan ga ya ??
---------------------------------------------
ngayarana wrote:Dee-nee wrote: PUN ... bila kasus ini disambung2 ke ulama ... dan ada yang menyamakan derajat ulama = Allah SWT, Rasulullah SAW, dan Kitab suci Alquran (merendahkan ulama disebut sama dengan merendahkan Allah SWT, Rasulullah SAW, dan Kitab suci Alquran)
>>> ahok juga tidak merendahkan ulama karena nyatanya ada ulama yang setuju bahwa Al Maidah 51 bukan larangan memilih non-muslim sebagai pemimpin (asalkan dengan syarat)
sekali lagi balik ke ungu underline
Kalo dia tidak ingin merendahkan ulama lain yang tidak menguntungkannya, apa pantas di sebut PEMBOHONG, dan pokoknya hanya pendapat Ulama yang menguntungkannya lah yang benar, dan mengajak Umat lain untuk tidak mentaati Ulamanya, karena itu merupakan suatu KEBODOHAN..???, inikah sifat yang ingin di tunjukkan oleh seorang Pemimpin dan calon pemimpin berikutnya, dan apa yang telah iya lakukan bukan kah sedang melecehkan Agama lain.
Ini Indonesia Kawan…., selamanya kita akan menemukan perbedaan, jangan paksakan untuk harus sama, bila kita masih ingin berlandaskan Pancasila.
Jika kita bangga dengan Ke Bhineka Tunggal Ikaan Indonesia, lalu kita tidak menghargai perbedaan, apa justru sebenarnya kita sedang menghancurkan Kebinekaan itu sendiri…
yang merah dulu : heloh ..... bukannya
sisanya yang atas merah
wong pendapat ulama memang beda2 kok ... lagipula yang dimaksud ahok bohong juga belum tentu ulama (baca dong yang biru) >>> yang nyambung2in dengan ulama itu
DAN ... kalau ada orang yang bilang milih non-muslim bisa masuk neraka >>> apa itu bukan pembodohan dan pembohongan namanya ??
jelas kok dalam pidato ahok maksudnya siapa ...
"Dibohongin pakai Surat Al Maidah 51, macem-macem itu. Itu hak bapak ibu, jadi bapak ibu perasaan nggak bisa pilih nih, 'karena saya takut masuk neraka', dibodohin gitu ya"
silahkan cari sendiri ... ada ga fulan yang membodohi dan membohongi muslim pemilih ahok dengan ancaman masuk neraka >>> buktinya jelas kok bahwa yang ngomong seperti itu memang ada
apakah MUI pernah ngancem2 masuk neraka ?? >>> kalau ga pernah ya artinya yang dimaksud ahok bukan MUI
gitu aja kok sensi
Terakhir diubah oleh dee-nee tanggal Thu Nov 24, 2016 9:43 am, total 2 kali diubah (Reason for editing : supaya tidak ada salah paham ... kata "kalian" saya ganti ... atas masukan sdr. isaku)
dee-nee- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182
Re: Sikap KH Hasyim Muzadi Soal Demo Penistaan dan Politisasi Alquran
Maaf nyela
Kalian? Mba'e lagi ngomong sama siapa sih.
"Kalau kalian sendiri gimana? Ngapain pake ngarang2 cerita bohong gubernur Papua ngancam2 minta merdeka." G enak kali kalo dituding orang untuk sesuatu yg tidak diyakini, tidak diucapkan, tidak dikerjakan.
Jangan minta Mas Ngarayana bertanggungjawab atas perbuatan Habib riziq. Jangan minta saya bertanggungjawab untuk Bachtiar Nasir. Jangan minta RHCP atau Budiono tanggungjawab untuk FPI. Saya jg takkan mengambil tanggungjawab atas tulisan Mas Ngarayana. Sy takkan pernah menuntut Mb Dee untuk tulisan Abu Hanan.
Ga gitu kali.
Bukannya Mb Dee sudah ditelanjangi Mas Ryo tempo hari g ada bedanya sama nonmuslim yg g ngerti persoalan tapi sok tau banget. Apa g sedikit mikirin bisa jadi langkah kurang Cantik Mb Dee makanya dibilang munafik, liberal, kafir di forum2 lain?
No offense. Tapi saya merasa perlu menegor karena hormat.
Punten, hampura, maaf maaf. Mohon jangan salah paham.
Cuma mengingatkan. Saya siap terima salah kalau tersinggung. Tapi ini bukan dari orang lain, jgn minta tanggungjawab Pak CS atau Pak FD gara2 saya.
Kalian? Mba'e lagi ngomong sama siapa sih.
"Kalau kalian sendiri gimana? Ngapain pake ngarang2 cerita bohong gubernur Papua ngancam2 minta merdeka." G enak kali kalo dituding orang untuk sesuatu yg tidak diyakini, tidak diucapkan, tidak dikerjakan.
Jangan minta Mas Ngarayana bertanggungjawab atas perbuatan Habib riziq. Jangan minta saya bertanggungjawab untuk Bachtiar Nasir. Jangan minta RHCP atau Budiono tanggungjawab untuk FPI. Saya jg takkan mengambil tanggungjawab atas tulisan Mas Ngarayana. Sy takkan pernah menuntut Mb Dee untuk tulisan Abu Hanan.
Ga gitu kali.
Bukannya Mb Dee sudah ditelanjangi Mas Ryo tempo hari g ada bedanya sama nonmuslim yg g ngerti persoalan tapi sok tau banget. Apa g sedikit mikirin bisa jadi langkah kurang Cantik Mb Dee makanya dibilang munafik, liberal, kafir di forum2 lain?
No offense. Tapi saya merasa perlu menegor karena hormat.
Punten, hampura, maaf maaf. Mohon jangan salah paham.
Cuma mengingatkan. Saya siap terima salah kalau tersinggung. Tapi ini bukan dari orang lain, jgn minta tanggungjawab Pak CS atau Pak FD gara2 saya.
isaku- KAPTEN
-
Posts : 3590
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 17.09.12
Reputation : 141
Re: Sikap KH Hasyim Muzadi Soal Demo Penistaan dan Politisasi Alquran
memangnya yang dimaksud KangRyo siapa
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: Sikap KH Hasyim Muzadi Soal Demo Penistaan dan Politisasi Alquran
isaku wrote:Maaf nyela
Kalian? Mba'e lagi ngomong sama siapa sih.
"Kalau kalian sendiri gimana? Ngapain pake ngarang2 cerita bohong gubernur Papua ngancam2 minta merdeka." G enak kali kalo dituding orang untuk sesuatu yg tidak diyakini, tidak diucapkan, tidak dikerjakan.
Jangan minta Mas Ngarayana bertanggungjawab atas perbuatan Habib riziq. Jangan minta saya bertanggungjawab untuk Bachtiar Nasir. Jangan minta RHCP atau Budiono tanggungjawab untuk FPI. Saya jg takkan mengambil tanggungjawab atas tulisan Mas Ngarayana. Sy takkan pernah menuntut Mb Dee untuk tulisan Abu Hanan.
Ga gitu kali.
merah : saya ga pernah nulis seperti itu loh .... coba di-check lagi kalimat saya
karena point saya di thread ini cuma dua (terkait TS)
1. karena tidak tabayyun .... menurut saya ... ulama2 ini (atau MUI) adalah termasuk mereka2 yang "dibohongi atau disiasati" oleh suatu keadaan seolah2 ... padahal belum tentu benar seperti itu
2. coba di check lagi ... apa benar demo 411 tujuannya adalah untuk membela Allah SWT, Rasulullah SAW, dan Kitab suci Alquran .... atau sebetulnya hanya untuk membela manusia (walaupun itu ulama sekalipun) ??
tentang kata "kalian" >>> saya hanya mengikuti tulisan bung ngayarana
ngayarana wrote:Kalaulah kalian berkelit dengan mengatakan dengan adanya kata “Pake” disana menunjukkan bahwa ada seseorang atau siapapun (baik tukang Beca, Ulama, Ustadz atau Politisi sekalipun) yang menggunakan ayat tersebut dengan tujuan Kebohongan ... dst
ntah siapa yang dimaksud "kalian" dalam bold ini ... terus terang saya ga terlalu peduli dan saya hanya ikutin saja ... sama sekali ga ada hubungannya dengan yang merah
kalau kalimat saya ada yang menyinggung ... saya minta maaf banget banget ... karena saya benar2 ga ada maksud apa2 dengan kata "kalian" itu ... pun dari awal ... point saya adalah dua nomer diatas
-------------------------------------------------------------------
isaku wrote:
Bukannya Mb Dee sudah ditelanjangi Mas Ryo tempo hari g ada bedanya sama nonmuslim yg g ngerti persoalan tapi sok tau banget. Apa g sedikit mikirin bisa jadi langkah kurang Cantik Mb Dee makanya dibilang munafik, liberal, kafir di forum2 lain?
merah : ga tuh ... justru ryo yang saya lihat malah debat kusir ... plus bongkar pasang tulisan saya (pake isi kepala dia) supaya terlihat salah >>> coba deh di check diskusi terakhir ...
toh apa yang saya katakan benar2 saja (misalnya tentang demo 411) ... justru ryo yang ngelantur kemana2 dengan isi kepalanya sendiri
tentang kasus ahok yang dijadikan tersangka oleh bareskrim .... ya ... saya akui prediksi saya salah .... tapi tetap saja "status tersangka" tersebut tidak membuktikan ahok pasti bersalah di pengadilan ... artinya ... tuduhan ahok menista agama juga belum terbukti
kalau blum terbukti ... ya belum ada yang benar dan salah antara saya vs ryo
biru : gini ya ....
saya bisa pastikan bahwa saya bukan orang yang mudah tersinggung atau mudah dipengaruhi orang ... kan saya sudah pernah cerita ... sebelum masuk forum ini saya sudah sering "diteriakin" munafik, liberal, kafir, bla bla di forum2 lain
biasanya ... untuk mereka2 yang sudah "diteriaki" begini ... mereka akan menghindar dan ga mau berdebat lagi ... tapi yang seperti itu tidak akan terjadi pada saya (walaupun saya juga ga tersinggung) ... karena saya meyakini apa yang saya yakini benar >>> paling2 saya yang akhirnya ditendang oleh mereka ... hehehehehehe
>>> jadi ... kalau saya meyakini bahwa apa yang saya katakan benar (misalnya dalam kasus ini ... bahwa kita memang harus mengklarifikasi setiap kasus) .... saya tidak akan mau menarik kata2 saya .... sebelum siapapun atau apapun atau bagaimanapun caranya menunjukkan bahwa saya salah
so ... silahkan dilanjut diskusinya (bila mau) ... dan buktikan bahwa saya salah >>> buktikan bahwa point 1 dan 2 diatas salah
begitu ....
---------------------------------------------
isaku wrote:No offense. Tapi saya merasa perlu menegor karena hormat.
Punten, hampura, maaf maaf. Mohon jangan salah paham.
Cuma mengingatkan. Saya siap terima salah kalau tersinggung. Tapi ini bukan dari orang lain, jgn minta tanggungjawab Pak CS atau Pak FD gara2 saya.
merah : kalau dua point diatas dianggap teguran (walaupun saya tidak melihat kalimat itu sebagai teguran dan hanya sekedar pendapat) ... anggap saja itu juga teguran (pendapat) karena saya hormat
biru : sama-sama .... maaf maaf ... mohon jangan salah paham
kata "kalian" yang saya tulis sebelumnya ... tidak ada hubungannya dengan segala nama2 yang anda sebutkan ... saya hanya sekedar mengikuti karena membaca tulisan bung ngarayana >>>> kalau akhirnya jadi terkesan seperti itu ... ya saya minta maaf banget banget
dee-nee- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182
Re: Sikap KH Hasyim Muzadi Soal Demo Penistaan dan Politisasi Alquran
ayo tensinya turunin dikit..apa gitu dicoba..gathering ala presiden ato konsolidasi forum di sebelah masjid kemayoran..
yang satu bilang kepala..
yang satu bilang usus..
yang satu bilang jempol..
lha wong satu tubuh..
ayo buruan..konsolidasi lesehan..
yang satu bilang kepala..
yang satu bilang usus..
yang satu bilang jempol..
lha wong satu tubuh..
ayo buruan..konsolidasi lesehan..
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: Sikap KH Hasyim Muzadi Soal Demo Penistaan dan Politisasi Alquran
Ok terima kasih untuk konfirmasinya, mohon dimaafkan jika bukan itu yang dimaksud. Mungkin dalam beberapa kesempatan saya memang merasa ditarik menjadi panglima besar FPI atau harus bertanggungjawab atas tindakan anak murid saya Bachtiar Nasir, bahkan seharusnya selaku bendahara saya harus paparkan laporan keuangan MUI. Mungkin juga g begitu, mungkin saya yang keliru.
isaku- KAPTEN
-
Posts : 3590
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 17.09.12
Reputation : 141
Re: Sikap KH Hasyim Muzadi Soal Demo Penistaan dan Politisasi Alquran
isaku wrote:Ok terima kasih untuk konfirmasinya, mohon dimaafkan jika bukan itu yang dimaksud. Mungkin dalam beberapa kesempatan saya memang merasa ditarik menjadi panglima besar FPI atau harus bertanggungjawab atas tindakan anak murid saya Bachtiar Nasir, bahkan seharusnya selaku bendahara saya harus paparkan laporan keuangan MUI. Mungkin juga g begitu, mungkin saya yang keliru.
tapi mungkin begini ... tentang 2 point saya sebelumnya
1. karena tidak tabayyun .... menurut saya ... ulama2 ini (atau MUI) adalah termasuk mereka2 yang "dibohongi atau disiasati" oleh suatu keadaan seolah2 ... padahal belum tentu benar seperti itu
2. coba di check lagi ... apa benar demo 411 tujuannya adalah untuk membela Allah SWT, Rasulullah SAW, dan Kitab suci Alquran .... atau sebetulnya hanya untuk membela manusia (walaupun itu ulama sekalipun) ??
tentang point 1 ... apakah saya "merendahkan" ulama atau MUI ?? >>> ga kok ... semoga ga ada yang berpikir seperti itu ... sudah saya jelaskan pada mbah abu (menurut saya loh ya)
dan supaya tidak ada salah sangka .... saya juga tidak mengatakan KH Hasyim Muzadi berbohong (terkait tulisan TS) .... karena buat saya ... kekeliruan MUI dalam kasus ini cuma satu .... yaitu tidak tabayyun alias tidak klarifikasi dulu sebelum memberikan "sikap keagamaan"
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.(QS Al Hujurat : 6)
jelas sesuai ayat ini ... ulama adalah termasuk orang2 yang beriman .... bukan orang fasik-nya
jadi menurut saya ... ulama2 ini (atau MUI) termasuk mereka2 yang "dibohongi atau disiasati" oleh suatu keadaan seolah2 ...
tentang point 2 ... apakah saya "merendahkan" pendemo 411 ?? >>> tidak juga ... semoga ga ada yang berpikir seperti itu
karena pada dasarnya semua datang untuk niat yang sama ... yaitu untuk membela Allah SWT, Rasulullah SAW, dan Kitab suci Alquran >>> diluar apakah "behind the scene" -nya tidak demikian ... tapi apa yang dikatakan KH Hasyim Muzadi tentang kekuatan spiritual dsb ... sangat perlu untuk diperhatikan ....
point saya >>> bila niat-nya sudah bagus ... maka memang tidak ada yang perlu "direndahkan" dari aksi 411 ini >>> kecuali untuk mereka2 yang memang punya niat berbeda (penunggang kuda)
tapi ... (bukan untuk kasus ahok - karena semua masih "abu2" secara hukum) ... secara umum kalau saya diminta untuk menilai positif demo 411 kemarin .... demo itu bagus karena menunjukkan bahwa bangsa ini tidak tidur ... rakyat-nya masih punya kepedulian dan semangat dst dst ... untuk melakukan suatu gerakan yang jelas2 ada buktinya
tinggal "diarahkan" saja semangat dan kepedulian ini untuk hal2 yang positif bagi negara itu sendiri .... harus ada kerjasama dari pemerintah, parlemen, ulama, tokoh masyarakat, dsb
kalau semangat diarahkan dengan cara yang salah .... hasilnya negatif
kalau semangat diarahkan dengan caya yang benar .... hasilnya positif
point-nya yang merah
dee-nee- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182
Re: Sikap KH Hasyim Muzadi Soal Demo Penistaan dan Politisasi Alquran
jeng dee-nee berpaham liberal-sekuler
zain- REGISTERED MEMBER
-
Age : 31
Posts : 3
Kepercayaan : Islam
Location : jakarta
Join date : 15.05.17
Reputation : 1
Re: Sikap KH Hasyim Muzadi Soal Demo Penistaan dan Politisasi Alquran
zain wrote:jeng dee-nee berpaham liberal-sekuler
atur aja .... semua bahasa manusia adalah bahasa manusia
tapi yang pasti saya berpaham pada Allah SWT ... bukan pengkultusan pada manusia (bahkan ulama sekalipun)
dee-nee- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182
Re: Sikap KH Hasyim Muzadi Soal Demo Penistaan dan Politisasi Alquran
itu bukan opini, apalagi opini yang belum tercipta, tapi fakta : http://www.laskarislam.com/t10557-qs-601-9-membuat-al-maidah-51-tidak-mungkin-melarang-menjadikan-non-muslim-sebagai-auliyasaat ini upaya untuk menciptakan opini bahwa Ahok tidak menistakan agama tampak akan berlanjut
frontline defender- MAYOR
- Posts : 6462
Kepercayaan : Islam
Join date : 17.11.11
Reputation : 137
Halaman 2 dari 2 • 1, 2
Similar topics
» Rizieq Akan Umumkan Sikap FPI Soal ISIS
» MUI Nyatakan Sikap Soal Ucapan Ahok Terkait Al Maidah 51, ini Isinya
» PDIP & LSM Liberalis Tolak Protokol Anti-Penistaan Agama
» Pelaku Teror Paris Ini Disebut Bodoh dan tak Tahu Soal Alquran
» Islam Terbaik Adalah TER0RlS ( Ust Hasyim Yahya)
» MUI Nyatakan Sikap Soal Ucapan Ahok Terkait Al Maidah 51, ini Isinya
» PDIP & LSM Liberalis Tolak Protokol Anti-Penistaan Agama
» Pelaku Teror Paris Ini Disebut Bodoh dan tak Tahu Soal Alquran
» Islam Terbaik Adalah TER0RlS ( Ust Hasyim Yahya)
Halaman 2 dari 2
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik