SURAT BUAT MUI

First topic message reminder :

SURAT BUAT M U I

HENTIKAN PENGGUNAAN SURAT ALMAIDAH 51.
terbentuknya NKRI sudah menyalahi isi surat almaidah 51. mengapa baru sekarang mempermasalahkan isi surat almaidah 51. MUI seharusnya mengeluarkan larangan penggunaan ayat almaidah 51 di indonesia demi menjaga keutuhan NKRI.

JANGAN KHIANATI PERSAUDARAAN INDONESIA.
jika non muslim tidak boleh dijadikan pemimpin/sekutu/saudara/sahabat, mengapa propinsi non muslim diajak bergabung dalam negara kesatuan republik indonesia. jika saat pembentukan NKRI isi surat almaidah tidak dipermasalahkan kenapa sekarang jadi masalah.

NON MUSLIM BUKAN BUDAK/JAJAHAN/TAWANAN PERANG
jika non muslim tidak boleh dijadikan pemimpin berarti di negara indonesia non muslim dianggap budak/jajahan/tawanan perang. isi surat almaidah 51 mengacu pada situasi politik saat itu (situasi perang). pantaskah itu diterapkan pada kondisi politik inonesia saat ini.


gimana kawan2ku yg baik hatinya...
almaidah 51 harus dihentikan penggunaannya.demi keutuhan NKRI
setuju apa tidak?

keyakinan tidak boleh dibatasi, kecuali keyakinan yang membabibuta

kok pake kecuali?

isaku wrote:

dee-nee wrote:

isaku wrote:

dee-nee wrote:merah : bedanya di kalimat warna biru

>>> karena anda bukan hakim ... anda juga tidak punya kewenangan (sarana/alat) untuk menerapkan hukum tersebut ... artinya keyakinan anda tersebut juga ga berdampak langsung bagi 4 pilar itu sendiri

ungu : ya kalau mau bicara tentang SOP (ada pasalnya sendiri jika melanggar A hukumannya adalah B) ... lihat point 1, 2, 3 pilihan diatas

ujung2nya tetap harus berdasarkan 4 pilar toh ... kan SOP, aturan, hukum yang berlaku di negara ini memang dasarnya tidak boleh melanggar 4 pilar

hijau : memang point 1 - 5 itu tidak ada hubungannya dengan keyakinan ... tapi point2 itu adalah pilihan yang harus dilakukan oleh si hakim terkait keyakinan tersebut. Kecuali kalau yang anda sebut keyakinan disini ... adalah sebatas isi kepala yang memang tidak wajib untuk dikerjakan

jatuhnya lucu kan ... disatu pihak menentang 4 pilar ... mengatakan bahwa 4 pilar bukan berdasarkan hukum Allah dst .... tapi dipihak lain semua itu cuma ada dalam pikiran yang toh nyatanya ... dalam kehidupan sehari2-nya .... individu tersebut tetap terikat dalam UU dan hukum 4 pilar

makanya saya tanya apa bedanya keyakinan dan perbuatan, kok lucu?

Dalam sebuah perjanjian pun Nabi Muhammad hanya ditulis bin Abdillah dan bukan Muhammad Rasulullah. Tapi itu bukan berarti keyakinan muslim terhadap Muhammad dipaksa tidak boleh menjadi Rasulillah.

keyakinan is keyakinan.... jangan dicampur aduk dengan lain2 dan adalah diskriminasi ketika mengijinkan saya meyakini suatu hal namun hakim tidak diijinkan meyakini hal yang sama.

Si hakim akan dinilai terhadap keputusan yang dia beri bukan apa yang dia yakini, yang dituntut oleh publik dan janji si hakim sendiri adalah kejujuran, integritas, keadilan dalam memutuskan bersalah atau tidak, memutuskan hukuman diringankan diberatkan, namun hanya sebatas buku panduan yang dia terima, sekalipun jenis hukuman yang tersedia bukan hukuman teradil dalam keyakinannya.

untuk jawab yang merah >>> anda pahami dong kalimat biru underline diatas

jadi .... kalau menurut anda memang seperti itu ... bahwa keyakinan disini hanya sebatas isi kepala dan tidak perlu dikerjakan .... yah silahkan anda yakini ajaran Islam yang anda yakini .... dan tidak perlu juga dikerjakan ... (termasuk sholat, puasa, zakat, dsb ... karena semua ini toh tetap bagian dari keyakinan seorang muslim pada ajaran Islam)

hijau : anda ngomong apa toh ya ?? ... apa bedanya antara Muhammad bin Abdullah atau Muhammad Rasulullah ??

point-nya kan bukan apakah dalam perjanjian itu tertulis Muhammad bin Abdullah atau Muhammad Rasulullah ... tapi yang dilihat adalah PERILAKU beliau (jadi bukan dilihat hanya dari STATUS saja) .... toh nyatanya  Muhammad bin Abdullah adalah seorang Al Amin (manusia yang sangat bisa dipercaya) dan pantang melanggar kesepakatan

ungu : coba baca lagi deh yang coklat

Saya paham apa yang Mb Dee jelaskan, pertanyaannya adalah apakah mb Dee paham apa yang saya tulis?

Keyakinan adanya di hati, bukan di perbuatan, bahkan bukan pada ucapan. Orang pasti bisa dipidana karena perbuatan, dalam beberapa hal ucapan juga bisa dipidana, tapi keyakinan ???

underline : saya ngerti maksud anda ... dan saya minta anda pikirkan sendiri tulisan anda itu

karena menurut anda keyakinan tidak sama dengan perbuatan ... maka benar atau tidak ... bahwa bagi anda yang disebut keyakinan disini hanya sebatas isi kepala dan tidak wajib dikerjakan ??

biru : kita kembali tentang apa yang anda yakini

isaku wrote:Anggaplah saya berkeyakinan bahwa hudud, jinayat, qishash, diat, kafarat adalah hukum2 teradil yang mestinya diterapkan setiap hakim untuk pelaku2 kejahatan kapan dan dimanapun.

sekarang saya tanya deh ... apa bedanya keyakinan yang hijau dengan keyakinan seorang muslim untuk menjalankan sholat, puasa, zakat ?? ... apa bedanya keyakinan anda yang hijau vs yang orange ??

anda meyakini bahwa muslim wajib menjalankan sholat, puasa, dan zakat misalnya >>> lalu gimana ?? wajib atau tidak yang orange ini dibuktikan lewat perbuatan ?? .... kalau anda jawab wajib ... lalu apa bedanya keyakinan yang orange dengan keyakinan anda yang hijau ??  

ungu : maka kembali ke kalimat saya sebelumnya yang biru underline diatas

-------------------------------------------------------------

isaku wrote:Mb Dee bisa mengontrol tingkah laku, ucapan anak, tapi belum tentu "keyakinan". Bisa jadi dalam beberapa hal anak tidak setuju dan tidak suka dengan aturan mb Dee tapi karena disuruh tetap patuh. Mb Dee tidak bisa memaksa keyakinan si anak, yang bisa dilakukan hanya menjelaskan alasannya. Jika alasan tersebut dapat diterima maka mungkin si anak setuju dan berkeyakinan sama namun bila tidak ya tidak akan atau dipending dulu sebagai "hal ragu2"

Bahkan dalam Islam sendiri tidak ada paksaan dalam berkeyakinan, la ikraha fiddin, tidak ada dan tidak bisa, emang bisa maksa2 apa yang harus diyakini dan tidak diyakini seseorang???

Pasal mana pula di undang2 yang bisa memaksa seseorang terkait keyakinannya, seseorang hanya bisa dinilai dalam hukum terkait apa yang dia lakukan atau ucapkan atau tuliskan.

Pertanyaan saya adalah apakah mb Dee paham apa yang saya sampaikan, saya tidak paksa mb Dee setuju, cuma paham apa tidak?

merah : ya kalau masih "ragu2" apa bisa disebut sebagai keyakinan ??

ungu underline : kita ambil saja kasus bani yahudi yang diusir Rasulullah dari Madinah >>> kesepakatan sudah dibuat dalam Piagam Madinah ... ya kan

apakah Rasulullah memaksakan bani yahudi untuk meyakini bahwa beliau adalah pemimpin ?? >>> ga ....
apakah Rasulullah memaksakan bani yahudi untuk meyakini bahwa beliau adalah seorang Nabi ?? >>> apalagi ini ...
apakah Rasulullah memaksakan bani yahudi untuk meyakini Islam ?? >>> samimawon ...

tapi bagaimanapun juga ... diluar dari apa yang diyakini bani yahudi .... mereka tetap terikat dalam Piagam Madinah ... dan wajib bagi mereka untuk tunduk dalam kesepakatan

toh nyatanya ... BERDASARKAN KEYAKINAN bani yahudi itu sendiri ... DALAM PERBUATAN-NYA mereka lalu cari gara2 yang menyebabkan perkelahian antara yahudi dan muslim (kejadian di pasar) ..... artinya disini mereka sudah melanggar Piagam Madinah ... dan atas pelanggaran tersebut ... mereka ditegur oleh Rasulullah (sebagai pemimpin di Madinah)

setelah ditegur pun .... BERDASARKAN KEYAKINAN bani yahudi itu sendiri .... DALAM PERBUATAN-NYA mereka lalu melawan dan tidak taat pada apa yang dikatakan oleh Rasulullah ....

so .... ATAS DASAR PERBUATAN mereka ini (YANG DATANG DARI KEYAKINAN mereka) .... konsekwensinya mereka diusir dari Madinah

kenapa mereka melakukan perbuatan itu ??? ... karena semua itu datang dari keyakinan mereka

biru : makanya saya tanya >>> yang anda sebut sebagai keyakinan disini ... APAKAH HANYA DALAM KEPALA ATAU WAJIB DIKERJAKAN ?? >>> yang bold coklat underline ini loh yang harus anda jawab

sebetulnya bukan saya yang memaksakan anda ... tapi BAGAIMANA anda menjalankan keyakinan itu sendiri ?? ... jadi fokus-nya di anda ... makanya silahkan anda jawab yang bold coklat underline

anda memang boleh meyakini apa saja ... selama keyakinan tersebut belum terbukti dalam perbuatan anda ... gitu kan
>>> nah saya hanya tanya ...... "keyakinan macam apa yang hanya ada di kepala tanpa kita wajib melakukannya ?"

orange : sebelum anda tanya saya paham atau tidak ... saya sudah tanya anda balik kan ?? >>> jadi gimana dong .... anda sudah paham atau belum apa yang disebut keyakinan ?? (coba baca yang merah underline)

 

mb Dee mohon maaf sebelum saya jawab, mau nambah nanya dulu:



Dengan pengertian keyakinan yang saya jelaskan di atas, menurut mb Dee logis tidak jika saya nyatakan "membatasi keyakinan seseorang adalah melanggar hak dasarnya sebagai manusia atau sebagai warganegara"

"membatasi keyakinan seseorang adalah melanggar hak dasarnya sebagai manusia atau sebagai warganegara"

TIDAK

anda bebas beragama dan berkeyakinan,tp bebas yg bertanggungjawab.

masak isaku bawa2 Quran mau nikahi anak dibawah umur????

gayatri+ wrote:

"membatasi keyakinan seseorang adalah melanggar hak dasarnya sebagai manusia atau sebagai warganegara"

TIDAK

anda bebas beragama dan berkeyakinan,tp bebas yg bertanggungjawab.

masak isaku bawa2 Quran mau nikahi anak dibawah umur????

huss... kalau berniat ikutan cerna dengan baik apa yg ditulis orang lain dan jangan dipotong, saya menuliskan batasan kondisinya, ada framenya, kamu tau batasan kan??? artinya pertanyaan saya itu tidak dibuat ngambang dan tidak ambigu, namun dalam frame batasan yang saya kasih.

Kalau tidak bisa mencerna dengan baik, jangan pelintir tulisan orang lain

Dengan pengertian keyakinan yang saya jelaskan di atas, menurut mb Dee logis tidak jika saya nyatakan "membatasi keyakinan seseorang adalah melanggar hak dasarnya sebagai manusia atau sebagai warganegara"

lebih baik lu kasih contoh konkrit bro...biar spesifik
bukan ngambang gak jelas..

misal melarang sholat kearah kiblat? ini ya melanggar

keyakinan macam apa yg gak mampu kau jelaskan

isaku wrote:mb Dee mohon maaf sebelum saya jawab, mau nambah nanya dulu:



Dengan pengertian keyakinan yang saya jelaskan di atas, menurut mb Dee logis tidak jika saya nyatakan "membatasi keyakinan seseorang adalah melanggar hak dasarnya sebagai manusia atau sebagai warganegara"

merah : pengertian keyakinan yang seperti apa ?? .... yang masih ragu2 (atau tidak meyakini sepenuhnya) plus masih kanan kiri oke (misalnya untuk aturan A wajib dikerjakan ... sementara untuk aturan B tidak wajib dikerjakan) ??? ... seperti ini maksud anda yang merah ??

biru : ya kalau seperti diatas ini definisi yang merah ... maka memang logis kalau anda bilang seperti itu ... namanya juga masih ragu2 dan ga benar2 meyakini kan ... ya repot juga toh membatasi sikap yang masih ragu2 >>> lain di mulut lain di tindakan .... di mulut bilang apel ... tindakannya melakukan jeruk ... gimana coba membatasi-nya ??

deenee
merah : pengertian keyakinan yang seperti apa ?? .

saya menuliskan batasan kondisinya, ada framenya, kamu tau batasan kan???

ya...pengertian keyakinan yang seperti apa ?? batasan apa??
lakukan qisas pada pembunuh??? ya ga boleh !!
krn blm NII

gayatri+ wrote:

deenee
merah : pengertian keyakinan yang seperti apa ?? .

saya menuliskan batasan kondisinya, ada framenya, kamu tau batasan kan???

ya...pengertian keyakinan yang seperti apa ?? batasan apa??
lakukan qisas pada pembunuh??? ya ga boleh !!
krn blm NII

diskusi yang ini saya ga ikut2 ya ... walaupun si katro satu ini bawa2 nama saya

nurut islam: berbuat rasis itu boleh ,asalkan atas nama islam !!
wakakakkkkk.....dodol banget yah..

menikahi anak dibawah umur itu boleh,asalkan dilakukan oleh muhammad SAW
berbuat sadis dan kejam ,rajam ,pancung,potong tangan..itu boleh ,
asal atas nama agama Allah.

minta ijin istri untuk kawin lagi itu boleh dan bagus....asalkan atas nama islam.
udah punya istri dua belum puas...minta ijin kawin ketiga keempat kali itu boleh2 saja
YG PENTING ATAS NAMA AGAME ISLAM !!!

hahahahahahahaha..........

kalo kawin yg kelima gak boleh...kan nabi cuman 4 istrinya
masak melebih nabi??? wakakkakkakk...
ini mah uda pembedaan kasta atuhh...

isaku wrote:Keyakinan adanya di hati, bukan di perbuatan, bahkan bukan pada ucapan. Orang pasti bisa dipidana karena perbuatan, dalam beberapa hal ucapan juga bisa dipidana, tapi keyakinan???

Bahkan dalam Islam sendiri tidak ada paksaan dalam berkeyakinan, la ikraha fiddin, tidak ada dan tidak bisa, emang bisa maksa2 apa yang harus diyakini dan tidak diyakini seseorang???

Pasal mana pula di undang2 yang bisa memaksa seseorang terkait keyakinannya, seseorang hanya bisa dinilai dalam hukum terkait apa yang dia lakukan atau ucapkan atau tuliskan.

Jadi menurut mas @isaku, keyakian itu cuma dlm hati. Ungkapan keyakinan baik berupa lisan maupun tertulis, demikian menurut logika mas @isaku, sudah masuk kategori tindakan. Maka, dg logika itu, keyakinan tdk bisa dihukumi. Begitu kan kamsudnya ?.

Sedangkan dlm pengertian umum, keyakinan seseorang itu bisa diketahui oleh orang lain jika sudah bersikap, minimal ditunjukkan berupa lisan ataupun tulisan. Kalau dia tdk bersikap, cuma mingkem aja dan apa yg dipikirkan hanya di-kulum2 dlm kepalanya, ya siapa yg akan ngerti apa keyakinannya, gak usah diomongin wong yg ngerti cuma dia. Kan yg dibicarakan disini adalah isme, diin, paham atau apalah istilahnya, yg diungkapkan minimal dlm bentuk tulisan.

Mbok ya kasih definisi dulu apa maksudnya menurut anda pengertian dari “keyakinan” dan “tindakan”, biar gak semua orang gagal paham dg maksud anda. Lha ini balik-bolak ditanya gak bisa njelasin.

Kalau menurut anda terlalu banyak yg gagal paham dg tulisan anda, berarti masalahnya ada pd diri anda. Salah satu sumbatan dlm komunikasi itu kan kalau suatu istilah dipahami berbeda dari pemahaman umum. Ibaratnya, jangan2 kita lagi ngomongin tikus, tapi yg lain mikirnya tentang kodok .... ya gak nyambung....

sekilas info

tentang qisas
https://rezkirasyak.blogspot.sg/2012/10/hukum-qishaash-dan-maknanya-dalam-islam.html

tentang hukum hudud, jinayat, qishash, diat, kafarat itu sendiri ... misalnya

coba deh ada yang buka thread lain ... dan mari dibahas berkaitan dengan sistem negara pancasila itu sendiri ... nanti kita lihat sampai sejauh mana pancasila disebut tidak mengakomodasi hukum2 diatas

misalnya ... setau saya hukum hudud dan jinayat pun tidak dilakukan di Malaysia (padahal mereka menyatakan diri sebagai negara syariat)

atau saya dapat gambar ini dari google



nyatanya banyak yang meyakini pancasila adalah bagian dari nilai2 Islam itu sendiri .... (balik ke ungu)

Azed wrote:

isaku wrote:Keyakinan adanya di hati, bukan di perbuatan, bahkan bukan pada ucapan. Orang pasti bisa dipidana karena perbuatan, dalam beberapa hal ucapan juga bisa dipidana, tapi keyakinan???

Bahkan dalam Islam sendiri tidak ada paksaan dalam berkeyakinan, la ikraha fiddin, tidak ada dan tidak bisa, emang bisa maksa2 apa yang harus diyakini dan tidak diyakini seseorang???

Pasal mana pula di undang2 yang bisa memaksa seseorang terkait keyakinannya, seseorang hanya bisa dinilai dalam hukum terkait apa yang dia lakukan atau ucapkan atau tuliskan.

Jadi menurut mas @isaku, keyakian itu cuma dlm hati. Ungkapan keyakinan baik berupa lisan maupun tertulis, demikian menurut logika mas @isaku, sudah masuk kategori tindakan. Maka, dg logika itu, keyakinan tdk bisa dihukumi. Begitu kan kamsudnya ?.

Sedangkan dlm pengertian umum, keyakinan seseorang itu bisa diketahui oleh orang lain jika sudah bersikap, minimal ditunjukkan berupa lisan ataupun tulisan. Kalau dia tdk bersikap, cuma mingkem aja dan apa yg dipikirkan hanya di-kulum2 dlm kepalanya, ya siapa yg akan ngerti apa keyakinannya, gak usah diomongin wong yg ngerti cuma dia. Kan yg dibicarakan disini adalah isme, diin, paham atau apalah istilahnya, yg diungkapkan minimal dlm bentuk tulisan.

Mbok ya kasih definisi dulu apa maksudnya menurut anda pengertian dari “keyakinan” dan “tindakan”, biar gak semua orang gagal paham dg maksud anda. Lha ini balik-bolak ditanya gak bisa njelasin.

Kalau menurut anda terlalu banyak yg gagal paham dg tulisan anda, berarti masalahnya ada pd diri anda. Salah satu sumbatan dlm komunikasi itu kan kalau suatu istilah dipahami berbeda dari pemahaman umum. Ibaratnya, jangan2 kita lagi ngomongin tikus, tapi yg lain mikirnya tentang kodok .... ya gak nyambung....

Justru saya heran, harusnya sebuah kata dipahami dengan pengertian kata tersebut, tidak dibuat melebar melebihi arti katanya.

Saya mengalah bahwa "yang saya maksud keyakinan adalah seperti yang saya jelaskan", yang benar adalah "apa yang saya jelaskan sesuai dengan arti kata". Seharusnya kata2 yang dipilih Pak CS tidak akan menjadi persoalan jika sebuah kata diartikan sesuai arti kata tersebut dan tidak dibangun sayap di kiri kanannya.

Jika keyakinan ada sekaligus di hati dan perbuatan maka dalam AlQuran pun kata "amilussholihat" tidak perlu menyertai kata "amanu"

MENURUT MUSLIM,ISLAM ITU MENGAJARKAN PERBUATAN RASIS TIDAK?
jika tidak,kok melarang memilih pemimpin non muslim?
jika ISLAM itu RASIS,masak Tuhan mengajarkan RASIS?
berarti islam bohong dong buatan Tuhan.

Menolak pemimpin non muslim itu jelas rasis
itu sebab nya ,nanti dlm pembuktian kasus Ahok,hakim melarang disiar langsung,SEBAB AKAN MEMALUKAN AGAMA ISLAM,soal rasis ini.

gayatri+ wrote:MENURUT MUSLIM,ISLAM ITU MENGAJARKAN PERBUATAN RASIS TIDAK?
jika tidak,kok melarang memilih pemimpin non muslim?
jika ISLAM itu RASIS,masak Tuhan mengajarkan RASIS?
berarti islam bohong dong buatan Tuhan.

Menolak pemimpin non muslim itu jelas rasis
itu sebab nya ,nanti dlm pembuktian kasus Ahok,hakim melarang disiar langsung,SEBAB AKAN MEMALUKAN AGAMA ISLAM,soal rasis ini.

merah : TIDAK

biru : saya ga pernah melarang ... dalam Al Quran pun tidak ada larangan ... yang dilarang untuk dijadikan pemimpin adalah mereka2 yang (berpotensi) melakukan kerusakan dan melanggar aturan2 Allah ... berlaku bagi semua manusia

sisanya : au ah ... urusan poltik begini mau disambung2 ke agama .... saya ga ikutan ... cukup jawab yang biru dan merah sajah

kenapa almaida51 melarang utk memilih pemimpin non muslim kau sebut bukan RASIS??

gayatri+ wrote:kenapa almaida51 melarang utk memilih pemimpin non muslim kau sebut bukan RASIS??

ga ah ... sejak kapan coba Al Maidah 51 melarang muslim untuk milih pemimpin non muslim ??

jiaaahhh ... yang ini balik lagi dong topik-nya

loh.. secara konteks,kan jelas almaida51 menyatakan JANGAN MEMILIH PEMIMPIN KAFIR (=NON MUSLIM) SEBAGAI PEMIMPIN.krn dianggap zalim.
benar gak secara konteksnya demikian?
jika benar...lalu jelaskan kenapa kamu menyimpulkan
artinya bukan konteks tsb.(referensinya mana)

2.Apakah islam menganggap semua non muslim itu org kafir? jelaskan.(referensinya mana)

gayatri+ wrote:loh.. secara konteks,kan jelas almaida51 menyatakan JANGAN MEMILIH PEMIMPIN KAFIR (=NON MUSLIM) SEBAGAI PEMIMPIN.krn dianggap zalim.
benar gak secara konteksnya demikian?
jika benar...lalu jelaskan kenapa kamu menyimpulkan
artinya bukan konteks tsb.(referensinya mana)

2.Apakah islam menganggap semua non muslim itu org kafir? jelaskan.(referensinya mana)

merah : wong terjemahan-nya aja ga tepat tentang kata awliya itu sendiri >>> cuma terjemahan indonesia yang nulis kata "pemimpin" disitu

biru : anda bicara "secara konteks" (yang underline merah) ... lalu menulis "karena dianggap" >>> mana ada coba ... secara konteks kok pake kata dianggap ??

ungu : sudah dijelaskan berkali2 (termasuk refrensi dari banyak link) ... anda aja yang bolak balik terus

kalo aulia kamu tafsir kawanpun tetap saja islam ngawur.benar? masak ga boleh berteman ama non muslim???
weleh...weleh...

gayatri+ wrote:kalo aulia kamu tafsir kawanpun tetap saja islam ngawur.benar? masak ga boleh berteman ama non muslim???
weleh...weleh...

makanya .... pahami ayat itu sesuai asbabun nuzulnya (bagaimana ayat itu turun) ... dan lihat juga ayat2 sebelum dan sesudah-nya ... supaya paham KONTEKS ayat tersebut .... sehingga tidak tabrakan dengan ayat2 lain-nya

@gayatri+ wrote:
kalo aulia kamu tafsir kawanpun tetap saja islam ngawur.benar? masak ga boleh berteman ama non muslim???
weleh...weleh...

makanya .... pahami ayat itu sesuai asbabun nuzulnya (bagaimana ayat itu turun) ... dan lihat juga ayat2 sebelum dan sesudah-nya ... supaya paham KONTEKS ayat tersebut .... sehingga tidak tabrakan dengan ayat2 lain-nya

ya,makanya kamu kasitahu aku..
apa arti aulia nurut versimu.
apakah itu kawan?
kan tetap saja islam salah!
masak ga boleh berkawan sama non muslim?????
jelaskan dong aaahhh...
jgn gw mesti tanya mulu..

gayatri+ wrote:

   @gayatri+ wrote:
   kalo aulia kamu tafsir kawanpun tetap saja islam ngawur.benar? masak ga boleh berteman ama non muslim???
   weleh...weleh...

makanya .... pahami ayat itu sesuai asbabun nuzulnya (bagaimana ayat itu turun) ... dan lihat juga ayat2 sebelum dan sesudah-nya ... supaya paham KONTEKS ayat tersebut .... sehingga tidak tabrakan dengan ayat2 lain-nya

ya,makanya kamu kasitahu aku..
apa arti aulia nurut versimu.
apakah itu kawan?
kan tetap saja islam salah!
masak ga boleh berkawan sama non muslim?????
jelaskan dong aaahhh...
jgn gw mesti tanya mulu..

merah : ga boleh berkawan sama non muslim .... bila kondisi-nya SESUAI dengan asbabun nuzulnya (bagaimana ayat itu turun)

artinya ... ayat itu tidak relevan untuk digunakan ... bila kondisi-nya TIDAK SESUAI dengan asbabun nuzulnya (bagaimana ayat itu turun)

baca yang ungu baik2

biru : sudah dijelaskan berulang kali ... tapi anda yang masih tanya mulu