bisakah kafir yang baik masuk surga?
Halaman 4 dari 8 • Share
Halaman 4 dari 8 • 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8
bisakah kafir yang baik masuk surga?
First topic message reminder :
Ada seorang sahabat bertanya, “aku tidak peduli dengan agama, aku hanya berkomitmen kepada kemanusiaan, aku tak mau menyakiti orang lain, seluruh hidupku kupersembahkan buat orang orang yang membutuhkan pertolonganku, akankah nantinya aku masuk sorga?”. Sangat sulit bagi saya untuk menjawab pertanyaan semacam ini. Saya tahu, bahwa sahabat saya ini memang seorang kafir, tapi akhlaknya sangat mulia. Sebagai seorang kafir tak mungkin dia masuk sorga, tapi rasanya tak enak juga jika dia ditempatkan di neraka, karena dia berakhlak sangat baik. Kebingungan kita menjawab pertanyaan dilematis diatas, bermula dari adanya doktrin doktrin na’if yang menggunakan standar ganda dalam memandang akidah. Kita membagi manusia menjadi dua bagian, yaitu muslim dan kafir. Muslim berarti kebaikan, kafir bermakna keburukan. Muslim pasti masuk sorga sedangkan kafir pasti masuk neraka. Kalau orang muslim berbuat jahat memang masuk neraka, tapi cuma transit sebentar, setelah itu masuk sorga selama lamanya. Sedangkan orang kafir langsung masuk neraka selama lamanya, tidak peduli apakah merekaitu berakhlak baik atau buruk. Saya sangat tidak nyaman dengan pandangan sederhana seperti diatas. Bahkan Al Qur’an sendiri mengkritik pandangan ini sebagai pandangan orang Yahudi. Hal itu adalah karena mereka (orang orang Yahudi) mengaku, “Kami tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali beberapa hari yang dapat dihitung”. Mereka diperdayakan dalam agama mereka oleh apa yang selalu mereka ada adakan. (QS, 3:24). Didalam kenyataan sehari hari, sering kita melihat orang orang kafir yang berbudi pekerti baik sebagaimana kita juga sering melihat banyak juga orang muslim yang berperilaku buruk. Al Qur’an dengan jelas menyatakan bahwa Islam itu absolut, tapi Al Qur’an juga menjajikan keselamatan buat orang orang non muslim dalam beberapa ayatnya. Sampai sekarang, para ulama masih belum menemukan solusi yang seragam untuk menjawab masalah kontradiktif ini. Jurang perbedaan pendapat diantara mereka masih lebar. Ini adalah PR kita bersama sebagai seorang muslim. Tentu saja saya tidak hendak membicarakan masalah pelik ini disini, apalagi ingin memperdebatkannya. Saya hanya bermaksud untuk menggambarkan dampak negatif dari doktrin doktrin salah kaprah yang selama ini mengitari cara keberagamaan kita. Pandangan na’if diatas menyebabkan kita memiliki standar ganda dalam menyikapi suatu masalah. Kita lebih suka membela penguasa yang dzolim asal dia muslim, daripada memilih pemimpin kafir yang adil. Kita lebih suka memilih pegawai yang seagama walaupun malas, daripada memilih karyawan kafir yang bekerja profesional. Begitu juga dalam memilih sahabat. Bahkan lebih jauh lagi kita selalu mendahulukan orang orang yang berkeyakinan sama dengan kita, betapapun buruk akhlak mereka. Kita menjauhi orang orang kafir, betapapun baik perilaku mereka. Dampak lainnya adalah kita selalu mencari cari pembenaran untuk keburukan akhlak kita. Dilain pihak kita menuduh adanya motif tersembunyi jika melihat kebaikan akhlak orang lain. Kita berprasangka baik jika menyaksikan sesama muslim berbuat jahat. Dilain pihak kita selalu curiga jika melihat orang kafir berbuat baik. Si Muslim memang korupsi, tapi dia juga suka berderma dan sering naik haji. Mudah mudahan amal baiknya menghapus semua dosa dosanya. Si Kafir memang suka menolong, tapi nanti dulu, jangan jangan itu cuma jebakan untuk menjerat kita. Jangan jangan mereka punya misi misi tertentu. Seorang muslim sejati selalu berlaku adil, tidak pernah menggunakan standar ganda. Katakan itu buruk kalau memang itu buruk, walaupun itu dilakukan oleh kerabat kita sendiri. Katakan itu baik kalau memang itu baik, biarpun itu dilakukan oleh musuh musuh kita. “Dia masuk neraka”, sabda Rasulullah SAW ketika melihat orang yang rajin sholat dan berpuasa tapi suka menyakiti tetangga. “Lepaskan dia!, karena Allah menyukai orang orang yang berakhlak mulia”, perintah Nabi SAW kepada para sahabatnya agar membebaskan seorang tawanan kafir yang terkenal berakhlak mulia. Sampai sekarang saya masih bingung memaknai kata kata Rasulullah SAW yang sangat populer ini.
Ada seorang sahabat bertanya, “aku tidak peduli dengan agama, aku hanya berkomitmen kepada kemanusiaan, aku tak mau menyakiti orang lain, seluruh hidupku kupersembahkan buat orang orang yang membutuhkan pertolonganku, akankah nantinya aku masuk sorga?”. Sangat sulit bagi saya untuk menjawab pertanyaan semacam ini. Saya tahu, bahwa sahabat saya ini memang seorang kafir, tapi akhlaknya sangat mulia. Sebagai seorang kafir tak mungkin dia masuk sorga, tapi rasanya tak enak juga jika dia ditempatkan di neraka, karena dia berakhlak sangat baik. Kebingungan kita menjawab pertanyaan dilematis diatas, bermula dari adanya doktrin doktrin na’if yang menggunakan standar ganda dalam memandang akidah. Kita membagi manusia menjadi dua bagian, yaitu muslim dan kafir. Muslim berarti kebaikan, kafir bermakna keburukan. Muslim pasti masuk sorga sedangkan kafir pasti masuk neraka. Kalau orang muslim berbuat jahat memang masuk neraka, tapi cuma transit sebentar, setelah itu masuk sorga selama lamanya. Sedangkan orang kafir langsung masuk neraka selama lamanya, tidak peduli apakah merekaitu berakhlak baik atau buruk. Saya sangat tidak nyaman dengan pandangan sederhana seperti diatas. Bahkan Al Qur’an sendiri mengkritik pandangan ini sebagai pandangan orang Yahudi. Hal itu adalah karena mereka (orang orang Yahudi) mengaku, “Kami tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali beberapa hari yang dapat dihitung”. Mereka diperdayakan dalam agama mereka oleh apa yang selalu mereka ada adakan. (QS, 3:24). Didalam kenyataan sehari hari, sering kita melihat orang orang kafir yang berbudi pekerti baik sebagaimana kita juga sering melihat banyak juga orang muslim yang berperilaku buruk. Al Qur’an dengan jelas menyatakan bahwa Islam itu absolut, tapi Al Qur’an juga menjajikan keselamatan buat orang orang non muslim dalam beberapa ayatnya. Sampai sekarang, para ulama masih belum menemukan solusi yang seragam untuk menjawab masalah kontradiktif ini. Jurang perbedaan pendapat diantara mereka masih lebar. Ini adalah PR kita bersama sebagai seorang muslim. Tentu saja saya tidak hendak membicarakan masalah pelik ini disini, apalagi ingin memperdebatkannya. Saya hanya bermaksud untuk menggambarkan dampak negatif dari doktrin doktrin salah kaprah yang selama ini mengitari cara keberagamaan kita. Pandangan na’if diatas menyebabkan kita memiliki standar ganda dalam menyikapi suatu masalah. Kita lebih suka membela penguasa yang dzolim asal dia muslim, daripada memilih pemimpin kafir yang adil. Kita lebih suka memilih pegawai yang seagama walaupun malas, daripada memilih karyawan kafir yang bekerja profesional. Begitu juga dalam memilih sahabat. Bahkan lebih jauh lagi kita selalu mendahulukan orang orang yang berkeyakinan sama dengan kita, betapapun buruk akhlak mereka. Kita menjauhi orang orang kafir, betapapun baik perilaku mereka. Dampak lainnya adalah kita selalu mencari cari pembenaran untuk keburukan akhlak kita. Dilain pihak kita menuduh adanya motif tersembunyi jika melihat kebaikan akhlak orang lain. Kita berprasangka baik jika menyaksikan sesama muslim berbuat jahat. Dilain pihak kita selalu curiga jika melihat orang kafir berbuat baik. Si Muslim memang korupsi, tapi dia juga suka berderma dan sering naik haji. Mudah mudahan amal baiknya menghapus semua dosa dosanya. Si Kafir memang suka menolong, tapi nanti dulu, jangan jangan itu cuma jebakan untuk menjerat kita. Jangan jangan mereka punya misi misi tertentu. Seorang muslim sejati selalu berlaku adil, tidak pernah menggunakan standar ganda. Katakan itu buruk kalau memang itu buruk, walaupun itu dilakukan oleh kerabat kita sendiri. Katakan itu baik kalau memang itu baik, biarpun itu dilakukan oleh musuh musuh kita. “Dia masuk neraka”, sabda Rasulullah SAW ketika melihat orang yang rajin sholat dan berpuasa tapi suka menyakiti tetangga. “Lepaskan dia!, karena Allah menyukai orang orang yang berakhlak mulia”, perintah Nabi SAW kepada para sahabatnya agar membebaskan seorang tawanan kafir yang terkenal berakhlak mulia. Sampai sekarang saya masih bingung memaknai kata kata Rasulullah SAW yang sangat populer ini.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/srwln111981/kafir-tapi-berakhlak-mulia-bisa-masuk-sorga_550e096b813311862cbc60d1
Ada seorang sahabat bertanya, “aku tidak peduli dengan agama, aku hanya berkomitmen kepada kemanusiaan, aku tak mau menyakiti orang lain, seluruh hidupku kupersembahkan buat orang orang yang membutuhkan pertolonganku, akankah nantinya aku masuk sorga?”. Sangat sulit bagi saya untuk menjawab pertanyaan semacam ini. Saya tahu, bahwa sahabat saya ini memang seorang kafir, tapi akhlaknya sangat mulia. Sebagai seorang kafir tak mungkin dia masuk sorga, tapi rasanya tak enak juga jika dia ditempatkan di neraka, karena dia berakhlak sangat baik. Kebingungan kita menjawab pertanyaan dilematis diatas, bermula dari adanya doktrin doktrin na’if yang menggunakan standar ganda dalam memandang akidah. Kita membagi manusia menjadi dua bagian, yaitu muslim dan kafir. Muslim berarti kebaikan, kafir bermakna keburukan. Muslim pasti masuk sorga sedangkan kafir pasti masuk neraka. Kalau orang muslim berbuat jahat memang masuk neraka, tapi cuma transit sebentar, setelah itu masuk sorga selama lamanya. Sedangkan orang kafir langsung masuk neraka selama lamanya, tidak peduli apakah merekaitu berakhlak baik atau buruk. Saya sangat tidak nyaman dengan pandangan sederhana seperti diatas. Bahkan Al Qur’an sendiri mengkritik pandangan ini sebagai pandangan orang Yahudi. Hal itu adalah karena mereka (orang orang Yahudi) mengaku, “Kami tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali beberapa hari yang dapat dihitung”. Mereka diperdayakan dalam agama mereka oleh apa yang selalu mereka ada adakan. (QS, 3:24). Didalam kenyataan sehari hari, sering kita melihat orang orang kafir yang berbudi pekerti baik sebagaimana kita juga sering melihat banyak juga orang muslim yang berperilaku buruk. Al Qur’an dengan jelas menyatakan bahwa Islam itu absolut, tapi Al Qur’an juga menjajikan keselamatan buat orang orang non muslim dalam beberapa ayatnya. Sampai sekarang, para ulama masih belum menemukan solusi yang seragam untuk menjawab masalah kontradiktif ini. Jurang perbedaan pendapat diantara mereka masih lebar. Ini adalah PR kita bersama sebagai seorang muslim. Tentu saja saya tidak hendak membicarakan masalah pelik ini disini, apalagi ingin memperdebatkannya. Saya hanya bermaksud untuk menggambarkan dampak negatif dari doktrin doktrin salah kaprah yang selama ini mengitari cara keberagamaan kita. Pandangan na’if diatas menyebabkan kita memiliki standar ganda dalam menyikapi suatu masalah. Kita lebih suka membela penguasa yang dzolim asal dia muslim, daripada memilih pemimpin kafir yang adil. Kita lebih suka memilih pegawai yang seagama walaupun malas, daripada memilih karyawan kafir yang bekerja profesional. Begitu juga dalam memilih sahabat. Bahkan lebih jauh lagi kita selalu mendahulukan orang orang yang berkeyakinan sama dengan kita, betapapun buruk akhlak mereka. Kita menjauhi orang orang kafir, betapapun baik perilaku mereka. Dampak lainnya adalah kita selalu mencari cari pembenaran untuk keburukan akhlak kita. Dilain pihak kita menuduh adanya motif tersembunyi jika melihat kebaikan akhlak orang lain. Kita berprasangka baik jika menyaksikan sesama muslim berbuat jahat. Dilain pihak kita selalu curiga jika melihat orang kafir berbuat baik. Si Muslim memang korupsi, tapi dia juga suka berderma dan sering naik haji. Mudah mudahan amal baiknya menghapus semua dosa dosanya. Si Kafir memang suka menolong, tapi nanti dulu, jangan jangan itu cuma jebakan untuk menjerat kita. Jangan jangan mereka punya misi misi tertentu. Seorang muslim sejati selalu berlaku adil, tidak pernah menggunakan standar ganda. Katakan itu buruk kalau memang itu buruk, walaupun itu dilakukan oleh kerabat kita sendiri. Katakan itu baik kalau memang itu baik, biarpun itu dilakukan oleh musuh musuh kita. “Dia masuk neraka”, sabda Rasulullah SAW ketika melihat orang yang rajin sholat dan berpuasa tapi suka menyakiti tetangga. “Lepaskan dia!, karena Allah menyukai orang orang yang berakhlak mulia”, perintah Nabi SAW kepada para sahabatnya agar membebaskan seorang tawanan kafir yang terkenal berakhlak mulia. Sampai sekarang saya masih bingung memaknai kata kata Rasulullah SAW yang sangat populer ini.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/srwln111981/kafir-tapi-berakhlak-mulia-bisa-masuk-sorga_550e096b813311862cbc60d1
Ada seorang sahabat bertanya, “aku tidak peduli dengan agama, aku hanya berkomitmen kepada kemanusiaan, aku tak mau menyakiti orang lain, seluruh hidupku kupersembahkan buat orang orang yang membutuhkan pertolonganku, akankah nantinya aku masuk sorga?”. Sangat sulit bagi saya untuk menjawab pertanyaan semacam ini. Saya tahu, bahwa sahabat saya ini memang seorang kafir, tapi akhlaknya sangat mulia. Sebagai seorang kafir tak mungkin dia masuk sorga, tapi rasanya tak enak juga jika dia ditempatkan di neraka, karena dia berakhlak sangat baik. Kebingungan kita menjawab pertanyaan dilematis diatas, bermula dari adanya doktrin doktrin na’if yang menggunakan standar ganda dalam memandang akidah. Kita membagi manusia menjadi dua bagian, yaitu muslim dan kafir. Muslim berarti kebaikan, kafir bermakna keburukan. Muslim pasti masuk sorga sedangkan kafir pasti masuk neraka. Kalau orang muslim berbuat jahat memang masuk neraka, tapi cuma transit sebentar, setelah itu masuk sorga selama lamanya. Sedangkan orang kafir langsung masuk neraka selama lamanya, tidak peduli apakah merekaitu berakhlak baik atau buruk. Saya sangat tidak nyaman dengan pandangan sederhana seperti diatas. Bahkan Al Qur’an sendiri mengkritik pandangan ini sebagai pandangan orang Yahudi. Hal itu adalah karena mereka (orang orang Yahudi) mengaku, “Kami tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali beberapa hari yang dapat dihitung”. Mereka diperdayakan dalam agama mereka oleh apa yang selalu mereka ada adakan. (QS, 3:24). Didalam kenyataan sehari hari, sering kita melihat orang orang kafir yang berbudi pekerti baik sebagaimana kita juga sering melihat banyak juga orang muslim yang berperilaku buruk. Al Qur’an dengan jelas menyatakan bahwa Islam itu absolut, tapi Al Qur’an juga menjajikan keselamatan buat orang orang non muslim dalam beberapa ayatnya. Sampai sekarang, para ulama masih belum menemukan solusi yang seragam untuk menjawab masalah kontradiktif ini. Jurang perbedaan pendapat diantara mereka masih lebar. Ini adalah PR kita bersama sebagai seorang muslim. Tentu saja saya tidak hendak membicarakan masalah pelik ini disini, apalagi ingin memperdebatkannya. Saya hanya bermaksud untuk menggambarkan dampak negatif dari doktrin doktrin salah kaprah yang selama ini mengitari cara keberagamaan kita. Pandangan na’if diatas menyebabkan kita memiliki standar ganda dalam menyikapi suatu masalah. Kita lebih suka membela penguasa yang dzolim asal dia muslim, daripada memilih pemimpin kafir yang adil. Kita lebih suka memilih pegawai yang seagama walaupun malas, daripada memilih karyawan kafir yang bekerja profesional. Begitu juga dalam memilih sahabat. Bahkan lebih jauh lagi kita selalu mendahulukan orang orang yang berkeyakinan sama dengan kita, betapapun buruk akhlak mereka. Kita menjauhi orang orang kafir, betapapun baik perilaku mereka. Dampak lainnya adalah kita selalu mencari cari pembenaran untuk keburukan akhlak kita. Dilain pihak kita menuduh adanya motif tersembunyi jika melihat kebaikan akhlak orang lain. Kita berprasangka baik jika menyaksikan sesama muslim berbuat jahat. Dilain pihak kita selalu curiga jika melihat orang kafir berbuat baik. Si Muslim memang korupsi, tapi dia juga suka berderma dan sering naik haji. Mudah mudahan amal baiknya menghapus semua dosa dosanya. Si Kafir memang suka menolong, tapi nanti dulu, jangan jangan itu cuma jebakan untuk menjerat kita. Jangan jangan mereka punya misi misi tertentu. Seorang muslim sejati selalu berlaku adil, tidak pernah menggunakan standar ganda. Katakan itu buruk kalau memang itu buruk, walaupun itu dilakukan oleh kerabat kita sendiri. Katakan itu baik kalau memang itu baik, biarpun itu dilakukan oleh musuh musuh kita. “Dia masuk neraka”, sabda Rasulullah SAW ketika melihat orang yang rajin sholat dan berpuasa tapi suka menyakiti tetangga. “Lepaskan dia!, karena Allah menyukai orang orang yang berakhlak mulia”, perintah Nabi SAW kepada para sahabatnya agar membebaskan seorang tawanan kafir yang terkenal berakhlak mulia. Sampai sekarang saya masih bingung memaknai kata kata Rasulullah SAW yang sangat populer ini.
Ada seorang sahabat bertanya, “aku tidak peduli dengan agama, aku hanya berkomitmen kepada kemanusiaan, aku tak mau menyakiti orang lain, seluruh hidupku kupersembahkan buat orang orang yang membutuhkan pertolonganku, akankah nantinya aku masuk sorga?”. Sangat sulit bagi saya untuk menjawab pertanyaan semacam ini. Saya tahu, bahwa sahabat saya ini memang seorang kafir, tapi akhlaknya sangat mulia. Sebagai seorang kafir tak mungkin dia masuk sorga, tapi rasanya tak enak juga jika dia ditempatkan di neraka, karena dia berakhlak sangat baik. Kebingungan kita menjawab pertanyaan dilematis diatas, bermula dari adanya doktrin doktrin na’if yang menggunakan standar ganda dalam memandang akidah. Kita membagi manusia menjadi dua bagian, yaitu muslim dan kafir. Muslim berarti kebaikan, kafir bermakna keburukan. Muslim pasti masuk sorga sedangkan kafir pasti masuk neraka. Kalau orang muslim berbuat jahat memang masuk neraka, tapi cuma transit sebentar, setelah itu masuk sorga selama lamanya. Sedangkan orang kafir langsung masuk neraka selama lamanya, tidak peduli apakah merekaitu berakhlak baik atau buruk. Saya sangat tidak nyaman dengan pandangan sederhana seperti diatas. Bahkan Al Qur’an sendiri mengkritik pandangan ini sebagai pandangan orang Yahudi. Hal itu adalah karena mereka (orang orang Yahudi) mengaku, “Kami tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali beberapa hari yang dapat dihitung”. Mereka diperdayakan dalam agama mereka oleh apa yang selalu mereka ada adakan. (QS, 3:24). Didalam kenyataan sehari hari, sering kita melihat orang orang kafir yang berbudi pekerti baik sebagaimana kita juga sering melihat banyak juga orang muslim yang berperilaku buruk. Al Qur’an dengan jelas menyatakan bahwa Islam itu absolut, tapi Al Qur’an juga menjajikan keselamatan buat orang orang non muslim dalam beberapa ayatnya. Sampai sekarang, para ulama masih belum menemukan solusi yang seragam untuk menjawab masalah kontradiktif ini. Jurang perbedaan pendapat diantara mereka masih lebar. Ini adalah PR kita bersama sebagai seorang muslim. Tentu saja saya tidak hendak membicarakan masalah pelik ini disini, apalagi ingin memperdebatkannya. Saya hanya bermaksud untuk menggambarkan dampak negatif dari doktrin doktrin salah kaprah yang selama ini mengitari cara keberagamaan kita. Pandangan na’if diatas menyebabkan kita memiliki standar ganda dalam menyikapi suatu masalah. Kita lebih suka membela penguasa yang dzolim asal dia muslim, daripada memilih pemimpin kafir yang adil. Kita lebih suka memilih pegawai yang seagama walaupun malas, daripada memilih karyawan kafir yang bekerja profesional. Begitu juga dalam memilih sahabat. Bahkan lebih jauh lagi kita selalu mendahulukan orang orang yang berkeyakinan sama dengan kita, betapapun buruk akhlak mereka. Kita menjauhi orang orang kafir, betapapun baik perilaku mereka. Dampak lainnya adalah kita selalu mencari cari pembenaran untuk keburukan akhlak kita. Dilain pihak kita menuduh adanya motif tersembunyi jika melihat kebaikan akhlak orang lain. Kita berprasangka baik jika menyaksikan sesama muslim berbuat jahat. Dilain pihak kita selalu curiga jika melihat orang kafir berbuat baik. Si Muslim memang korupsi, tapi dia juga suka berderma dan sering naik haji. Mudah mudahan amal baiknya menghapus semua dosa dosanya. Si Kafir memang suka menolong, tapi nanti dulu, jangan jangan itu cuma jebakan untuk menjerat kita. Jangan jangan mereka punya misi misi tertentu. Seorang muslim sejati selalu berlaku adil, tidak pernah menggunakan standar ganda. Katakan itu buruk kalau memang itu buruk, walaupun itu dilakukan oleh kerabat kita sendiri. Katakan itu baik kalau memang itu baik, biarpun itu dilakukan oleh musuh musuh kita. “Dia masuk neraka”, sabda Rasulullah SAW ketika melihat orang yang rajin sholat dan berpuasa tapi suka menyakiti tetangga. “Lepaskan dia!, karena Allah menyukai orang orang yang berakhlak mulia”, perintah Nabi SAW kepada para sahabatnya agar membebaskan seorang tawanan kafir yang terkenal berakhlak mulia. Sampai sekarang saya masih bingung memaknai kata kata Rasulullah SAW yang sangat populer ini.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/srwln111981/kafir-tapi-berakhlak-mulia-bisa-masuk-sorga_550e096b813311862cbc60d1
Ada seorang sahabat bertanya, “aku tidak peduli dengan agama, aku hanya berkomitmen kepada kemanusiaan, aku tak mau menyakiti orang lain, seluruh hidupku kupersembahkan buat orang orang yang membutuhkan pertolonganku, akankah nantinya aku masuk sorga?”. Sangat sulit bagi saya untuk menjawab pertanyaan semacam ini. Saya tahu, bahwa sahabat saya ini memang seorang kafir, tapi akhlaknya sangat mulia. Sebagai seorang kafir tak mungkin dia masuk sorga, tapi rasanya tak enak juga jika dia ditempatkan di neraka, karena dia berakhlak sangat baik. Kebingungan kita menjawab pertanyaan dilematis diatas, bermula dari adanya doktrin doktrin na’if yang menggunakan standar ganda dalam memandang akidah. Kita membagi manusia menjadi dua bagian, yaitu muslim dan kafir. Muslim berarti kebaikan, kafir bermakna keburukan. Muslim pasti masuk sorga sedangkan kafir pasti masuk neraka. Kalau orang muslim berbuat jahat memang masuk neraka, tapi cuma transit sebentar, setelah itu masuk sorga selama lamanya. Sedangkan orang kafir langsung masuk neraka selama lamanya, tidak peduli apakah merekaitu berakhlak baik atau buruk. Saya sangat tidak nyaman dengan pandangan sederhana seperti diatas. Bahkan Al Qur’an sendiri mengkritik pandangan ini sebagai pandangan orang Yahudi. Hal itu adalah karena mereka (orang orang Yahudi) mengaku, “Kami tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali beberapa hari yang dapat dihitung”. Mereka diperdayakan dalam agama mereka oleh apa yang selalu mereka ada adakan. (QS, 3:24). Didalam kenyataan sehari hari, sering kita melihat orang orang kafir yang berbudi pekerti baik sebagaimana kita juga sering melihat banyak juga orang muslim yang berperilaku buruk. Al Qur’an dengan jelas menyatakan bahwa Islam itu absolut, tapi Al Qur’an juga menjajikan keselamatan buat orang orang non muslim dalam beberapa ayatnya. Sampai sekarang, para ulama masih belum menemukan solusi yang seragam untuk menjawab masalah kontradiktif ini. Jurang perbedaan pendapat diantara mereka masih lebar. Ini adalah PR kita bersama sebagai seorang muslim. Tentu saja saya tidak hendak membicarakan masalah pelik ini disini, apalagi ingin memperdebatkannya. Saya hanya bermaksud untuk menggambarkan dampak negatif dari doktrin doktrin salah kaprah yang selama ini mengitari cara keberagamaan kita. Pandangan na’if diatas menyebabkan kita memiliki standar ganda dalam menyikapi suatu masalah. Kita lebih suka membela penguasa yang dzolim asal dia muslim, daripada memilih pemimpin kafir yang adil. Kita lebih suka memilih pegawai yang seagama walaupun malas, daripada memilih karyawan kafir yang bekerja profesional. Begitu juga dalam memilih sahabat. Bahkan lebih jauh lagi kita selalu mendahulukan orang orang yang berkeyakinan sama dengan kita, betapapun buruk akhlak mereka. Kita menjauhi orang orang kafir, betapapun baik perilaku mereka. Dampak lainnya adalah kita selalu mencari cari pembenaran untuk keburukan akhlak kita. Dilain pihak kita menuduh adanya motif tersembunyi jika melihat kebaikan akhlak orang lain. Kita berprasangka baik jika menyaksikan sesama muslim berbuat jahat. Dilain pihak kita selalu curiga jika melihat orang kafir berbuat baik. Si Muslim memang korupsi, tapi dia juga suka berderma dan sering naik haji. Mudah mudahan amal baiknya menghapus semua dosa dosanya. Si Kafir memang suka menolong, tapi nanti dulu, jangan jangan itu cuma jebakan untuk menjerat kita. Jangan jangan mereka punya misi misi tertentu. Seorang muslim sejati selalu berlaku adil, tidak pernah menggunakan standar ganda. Katakan itu buruk kalau memang itu buruk, walaupun itu dilakukan oleh kerabat kita sendiri. Katakan itu baik kalau memang itu baik, biarpun itu dilakukan oleh musuh musuh kita. “Dia masuk neraka”, sabda Rasulullah SAW ketika melihat orang yang rajin sholat dan berpuasa tapi suka menyakiti tetangga. “Lepaskan dia!, karena Allah menyukai orang orang yang berakhlak mulia”, perintah Nabi SAW kepada para sahabatnya agar membebaskan seorang tawanan kafir yang terkenal berakhlak mulia. Sampai sekarang saya masih bingung memaknai kata kata Rasulullah SAW yang sangat populer ini.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/srwln111981/kafir-tapi-berakhlak-mulia-bisa-masuk-sorga_550e096b813311862cbc60d1
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
masuk surga atw tdknya makhluk hidup adl CUKUP dgn beruat baik sj.
contohnya bgni:
tanam padi tumbuh padi > tanamnya 1 butir maka panennya akan byk butir2 padi, maka dgn berbuat baik pahalanya bisa byk (tabungan pahala baik).
menanam padi tsb jg hrs didukung oleh lingkungan yg baik spt kondisi tanah, air, cuaca, pengetahuan dll.
demikian jg sebaliknya jika qt menanam buah beracun, maka panennya pun akan byk buah2 beracun.
dari contoh diatas, gak perduli agamanya apa maka smw perbuatan qt-lah yg menentukan apakah mw menanam padi (perbuatan baik) ataukah buah beracun (perbuatan tidak baik).
~semoga bisa diterima & dipahami~
contohnya bgni:
tanam padi tumbuh padi > tanamnya 1 butir maka panennya akan byk butir2 padi, maka dgn berbuat baik pahalanya bisa byk (tabungan pahala baik).
menanam padi tsb jg hrs didukung oleh lingkungan yg baik spt kondisi tanah, air, cuaca, pengetahuan dll.
demikian jg sebaliknya jika qt menanam buah beracun, maka panennya pun akan byk buah2 beracun.
dari contoh diatas, gak perduli agamanya apa maka smw perbuatan qt-lah yg menentukan apakah mw menanam padi (perbuatan baik) ataukah buah beracun (perbuatan tidak baik).
~semoga bisa diterima & dipahami~
dharma_senapati- SERSAN MAYOR
-
Age : 53
Posts : 306
Kepercayaan : Budha
Location : Serang
Join date : 21.02.16
Reputation : 8
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
bukan hanya kebaikan & kejelekan saja, kejujuran & ketidakjujuran pun, tentu juga ada buahnya!
frontline defender- MAYOR
- Posts : 6462
Kepercayaan : Islam
Join date : 17.11.11
Reputation : 137
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
sekilas info...
kafir yang baik masuk surga?
jawabanya bisa,
jika ketika ajal menjemput,
timbangan kebaikanya lebih banyak (dalam Pandangan Tuhan),
bukan hanya dalam pandangan manusia.
---
karena jika hanya dalam pandangan manusia,
maka sekalipun orang bisa melakukan buah-buah roh tapi jika dengan motivasi hati yang tidak benar, maka bisa menjadi tidak benar dalam Pandangan Tuhan
atau bisa menjadi kebaikan yang tidak diperhitungkan Tuhan.
namun kafir yang baik pun bisa masuk neraka jika kebaikanya didasari oleh kesombongan rohani, dan hal inipun juga berlaku bagi non kafir.
jadi Tuhan hanya memperhitungkan buah pertobatan yang disertai sikap hati yang benar.
kafir yang baik masuk surga?
jawabanya bisa,
jika ketika ajal menjemput,
timbangan kebaikanya lebih banyak (dalam Pandangan Tuhan),
bukan hanya dalam pandangan manusia.
---
karena jika hanya dalam pandangan manusia,
maka sekalipun orang bisa melakukan buah-buah roh tapi jika dengan motivasi hati yang tidak benar, maka bisa menjadi tidak benar dalam Pandangan Tuhan
atau bisa menjadi kebaikan yang tidak diperhitungkan Tuhan.
namun kafir yang baik pun bisa masuk neraka jika kebaikanya didasari oleh kesombongan rohani, dan hal inipun juga berlaku bagi non kafir.
jadi Tuhan hanya memperhitungkan buah pertobatan yang disertai sikap hati yang benar.
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
@frontline defender:
kejujuran itu perbuatan baik
ketidakjujuran itu perbuatan tdk baik.
contoh yg sy sebutkan spt kondisi tanah, air, cuaca dll adl mksdnya begini:
dlm hal berbuat baik faktor2 yg ikut mendukung adl niat qt, niat itu terdiri dari 3 hal a.l:
- pikiran
- ucapan
- perbuatan
jika ke3 hal tsb sinkron (saling mendukung) maka sekali qt punya niat baik maka pahalanya akan qt peroleh sebyk 3.
kejujuran itu perbuatan baik
ketidakjujuran itu perbuatan tdk baik.
contoh yg sy sebutkan spt kondisi tanah, air, cuaca dll adl mksdnya begini:
dlm hal berbuat baik faktor2 yg ikut mendukung adl niat qt, niat itu terdiri dari 3 hal a.l:
- pikiran
- ucapan
- perbuatan
jika ke3 hal tsb sinkron (saling mendukung) maka sekali qt punya niat baik maka pahalanya akan qt peroleh sebyk 3.
dharma_senapati- SERSAN MAYOR
-
Age : 53
Posts : 306
Kepercayaan : Budha
Location : Serang
Join date : 21.02.16
Reputation : 8
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
sekilas info...
memang kebaikan lahiriah yang sinkron dengan batiniah akan secara otomatis diberi pahala oleh Tuhan, namun walaupun demikian, alangkah lebih baik jika kita tidak menjadikan pahala sebagai tujuan utama.
memang kebaikan lahiriah yang sinkron dengan batiniah akan secara otomatis diberi pahala oleh Tuhan, namun walaupun demikian, alangkah lebih baik jika kita tidak menjadikan pahala sebagai tujuan utama.
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
pahala memang bkn tujuan utama melainkan sbg tabungan kebaikan qt.
tujuan hidup manusia terbagi menjd 3 yaitu:
- jangka pendek
- jangka menengah
- jangka akhir
jangka pendek:
adl hidup bahagia di dunia ini spt tercukupinya sandang, pangan, papan & obat2an
jangka menengah:
setelah jangka pendek dipenuhi, maka ada keinginan setelah mati masuk surga, sdgkan surga sendiri ada lifetime-nya
jangka akhir:
terbebas dari penderitaan jasmani & rohani (terbebas dari kelahiran kembali)
~smg memahami~
tujuan hidup manusia terbagi menjd 3 yaitu:
- jangka pendek
- jangka menengah
- jangka akhir
jangka pendek:
adl hidup bahagia di dunia ini spt tercukupinya sandang, pangan, papan & obat2an
jangka menengah:
setelah jangka pendek dipenuhi, maka ada keinginan setelah mati masuk surga, sdgkan surga sendiri ada lifetime-nya
jangka akhir:
terbebas dari penderitaan jasmani & rohani (terbebas dari kelahiran kembali)
~smg memahami~
dharma_senapati- SERSAN MAYOR
-
Age : 53
Posts : 306
Kepercayaan : Budha
Location : Serang
Join date : 21.02.16
Reputation : 8
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
tujuan-tujuan yang anda sebutkan memang ada benarnya(dan tidak ada yang salah dengan hal itu), karena seharusnya yang tetap menjadi tujuan utama adalah belajar menyenangkan Hati TUHAN.
tidak salah juga, jika manusia berbuat baik dengan harapan untuk mendapat surga(karena hal ini adalah sesuatu yang termasuk yang bisa dimaklumi dalam hal ketulusan), karena seorang pekerja patut mendapat upahnya, asalkan dengan cara yang benar.
tapi apa yang anda maksud (terbebas dari kelahiran kembali)?
---
demikian pula,
tidak salah
jika orang Kristen ke gereja untuk mendapat berkat atapun pahala
namun,
akan menjadi salah
jika orang Kristen ke gereja (hanya) untuk mendapat berkat ataupun pahala
(dan jika hal ini terjadi, maka berkat ataupun pahala itu, bisa menjadi berhala dalam Pandangan TUHAN.
tidak salah juga, jika manusia berbuat baik dengan harapan untuk mendapat surga(karena hal ini adalah sesuatu yang termasuk yang bisa dimaklumi dalam hal ketulusan), karena seorang pekerja patut mendapat upahnya, asalkan dengan cara yang benar.
tapi apa yang anda maksud (terbebas dari kelahiran kembali)?
---
demikian pula,
tidak salah
jika orang Kristen ke gereja untuk mendapat berkat atapun pahala
namun,
akan menjadi salah
jika orang Kristen ke gereja (hanya) untuk mendapat berkat ataupun pahala
(dan jika hal ini terjadi, maka berkat ataupun pahala itu, bisa menjadi berhala dalam Pandangan TUHAN.
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
Dlm ajaran Islam, seseorang masuk surga itu bukan karena amalnya, tapi karena rahmat Allah. Rahmat Allah akan datang jika Allah ridho atas keimanan dan amalannya. Amalan yg di ridhoi (disukai dan diterima) Allah adalah amalan yg didasari atas keimanan kpd Allah.
Orang kafir itu tidak mengakui Allah sebagai Tuhanya.
Gimana bisa dia berharap sesuatu kpd Allah ?.
Lagipula, apakah orang kafir percaya surga Allah ?
Logis nggak jika ada WNA yg tidak mengakui bhw Indonesia sebagai negaranya, tapi berharap bisa mendapatkan hak sebagai WNI ?
Orang kafir itu tidak mengakui Allah sebagai Tuhanya.
Gimana bisa dia berharap sesuatu kpd Allah ?.
Lagipula, apakah orang kafir percaya surga Allah ?
Logis nggak jika ada WNA yg tidak mengakui bhw Indonesia sebagai negaranya, tapi berharap bisa mendapatkan hak sebagai WNI ?
Azed- SERSAN SATU
-
Posts : 174
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 02.09.12
Reputation : 25
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
saya percaya,
tidak hanya kafir, tapi semua orang yang berat timbangan kebaikanya lebih berat, ketika ajal menjemput, maka mereka bisa masuk surga.
demikian pula,
tidak hanya kafir, tapi semua orang yang berat timbangan kebaikanya lebih ringan, ketika ajal menjemput, maka mereka bisa masuk neraka.
tidak hanya kafir, tapi semua orang yang berat timbangan kebaikanya lebih berat, ketika ajal menjemput, maka mereka bisa masuk surga.
demikian pula,
tidak hanya kafir, tapi semua orang yang berat timbangan kebaikanya lebih ringan, ketika ajal menjemput, maka mereka bisa masuk neraka.
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
@njelajahweb:
sblm sy jelaskan ttg kelahiran kembali, bisakah anda jelaskan rasanya nasi?
@azed:
brarti allah sudah terkondisi kl gt, shg menjd gak sempurna
sblm sy jelaskan ttg kelahiran kembali, bisakah anda jelaskan rasanya nasi?
@azed:
brarti allah sudah terkondisi kl gt, shg menjd gak sempurna
dharma_senapati- SERSAN MAYOR
-
Age : 53
Posts : 306
Kepercayaan : Budha
Location : Serang
Join date : 21.02.16
Reputation : 8
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
kalau menurut saya rasa nasi itu manis
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
Ya rapopo kalau maunya gitu.njlajahweb wrote:saya percaya,
tidak hanya kafir, tapi semua orang yang berat timbangan kebaikanya lebih berat, ketika ajal menjemput, maka mereka bisa masuk surga.
demikian pula,
tidak hanya kafir, tapi semua orang yang berat timbangan kebaikanya lebih ringan, ketika ajal menjemput, maka mereka bisa masuk neraka.
Dalam ajaran Islam sepengetahuan saya sih gak gitu.
Mosok paspornya WNA kok minta hak yg sama dg WNI,
Azed- SERSAN SATU
-
Posts : 174
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 02.09.12
Reputation : 25
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
Gak ngerti sayah .... gimana sih kamsudnya ?dharma_senapati wrote:@azed:
brarti allah sudah terkondisi kl gt, shg menjd gak sempurna
Azed- SERSAN SATU
-
Posts : 174
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 02.09.12
Reputation : 25
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
quote 1
Gimana bisa dia berharap sesuatu kpd Allah ?
#tanggapan 1
ketika kafir berharap kepada yang mereka percayai sebagai Sang Supreme maka sama dengan mereka berharap kepada Allah
quote 2
Lagipula, apakah orang kafir percaya surga Allah ?
#tanggapan 2
bukankah semua surga juga milik Allah, lalu apakah Allah tidak mampu menciptakan surga lain, yaitu surga seperti yang dipercayai oleh kafir
quote 3
Logis nggak jika ada WNA yg tidak mengakui bhw Indonesia sebagai negaranya, tapi berharap bisa mendapatkan hak sebagai WNI ?
#tanggapan 3
kalau anda menggangap kafir sebagai WNA belum tentu Allah menilainya demikian,
karena penilaian Allah tidak hanya berdasar pandangan manusia saja.
Gimana bisa dia berharap sesuatu kpd Allah ?
#tanggapan 1
ketika kafir berharap kepada yang mereka percayai sebagai Sang Supreme maka sama dengan mereka berharap kepada Allah
quote 2
Lagipula, apakah orang kafir percaya surga Allah ?
#tanggapan 2
bukankah semua surga juga milik Allah, lalu apakah Allah tidak mampu menciptakan surga lain, yaitu surga seperti yang dipercayai oleh kafir
quote 3
Logis nggak jika ada WNA yg tidak mengakui bhw Indonesia sebagai negaranya, tapi berharap bisa mendapatkan hak sebagai WNI ?
#tanggapan 3
kalau anda menggangap kafir sebagai WNA belum tentu Allah menilainya demikian,
karena penilaian Allah tidak hanya berdasar pandangan manusia saja.
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
@njlajahweb:
anda bilang kl nasi rasanya manis, gula & madu pun rasanya manis. pemahaman anda keliru ttg rasa nasi bgmn sy bisa menjelaskan ttg 'kelahiran kembali'?
@azed:
terkondisi disini mksdnya adl bhw allah hanya meridhoi org yg percy thdnya sj sdgkan utk org yg gak percy gak diridhoi. itu mksd sy terkondisi (terbatas)
anda bilang kl nasi rasanya manis, gula & madu pun rasanya manis. pemahaman anda keliru ttg rasa nasi bgmn sy bisa menjelaskan ttg 'kelahiran kembali'?
@azed:
terkondisi disini mksdnya adl bhw allah hanya meridhoi org yg percy thdnya sj sdgkan utk org yg gak percy gak diridhoi. itu mksd sy terkondisi (terbatas)
dharma_senapati- SERSAN MAYOR
-
Age : 53
Posts : 306
Kepercayaan : Budha
Location : Serang
Join date : 21.02.16
Reputation : 8
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
@dharma...
kelirunya apa kan kenyataanya memang rasa nasi itu manis, bagaimana jika kukatakan bahwa manisnya rasa nasi itu adalah manis yang istimewa yang berbeda dari rasa manis yang lain.
kelirunya apa kan kenyataanya memang rasa nasi itu manis, bagaimana jika kukatakan bahwa manisnya rasa nasi itu adalah manis yang istimewa yang berbeda dari rasa manis yang lain.
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
seistimewa tahi rasa coklat (maaf tidak bermaksud menghina)
karena jika seorang jatuh cinta kepada TUHAN maka semua penderitaan yang TUHAN izinkan adalah sebagai sebuah keindahan yang agung.
karena jika seorang jatuh cinta kepada TUHAN maka semua penderitaan yang TUHAN izinkan adalah sebagai sebuah keindahan yang agung.
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
iiiish koq km jorok c?
cinta itu melekat, krn bersifat ingin memiliki (lobha) dan itu adl salah satu dari tiga akar kejahatan yg akan menjerumuskan manusia kedlm 'kelahiran kembali'.
nasi itu manis spesialnya spt apa? smw manis jg punya rasa spesial koq!
cinta itu melekat, krn bersifat ingin memiliki (lobha) dan itu adl salah satu dari tiga akar kejahatan yg akan menjerumuskan manusia kedlm 'kelahiran kembali'.
nasi itu manis spesialnya spt apa? smw manis jg punya rasa spesial koq!
dharma_senapati- SERSAN MAYOR
-
Age : 53
Posts : 306
Kepercayaan : Budha
Location : Serang
Join date : 21.02.16
Reputation : 8
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
menjelaskan rasa nasi aj msh kurang tepat, gmn membicarakan tuhan & kelahiran kembali???
dharma_senapati- SERSAN MAYOR
-
Age : 53
Posts : 306
Kepercayaan : Budha
Location : Serang
Join date : 21.02.16
Reputation : 8
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
@dharma...
rasa manis nasi istimewanya adalah manisnya tidak langsung terasa manis
rasa manis nasi istimewanya adalah manisnya tidak langsung terasa manis
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
@dharma...
dan bagi saya cinta tidak harus memiliki
dan bagi saya cinta tidak harus memiliki
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
Azed wrote:Dlm ajaran Islam, seseorang masuk surga itu bukan karena amalnya, tapi karena rahmat Allah. Rahmat Allah akan datang jika Allah ridho atas keimanan dan amalannya. Amalan yg di ridhoi (disukai dan diterima) Allah adalah amalan yg didasari atas keimanan kpd Allah.
Orang kafir itu tidak mengakui Allah sebagai Tuhanya.
Gimana bisa dia berharap sesuatu kpd Allah ?.
Lagipula, apakah orang kafir percaya surga Allah ?
Logis nggak jika ada WNA yg tidak mengakui bhw Indonesia sebagai negaranya, tapi berharap bisa mendapatkan hak sebagai WNI ?
saya kasih like pada tulisan atas
karena semua-nya sudah sesuai dengan "standar" pengetahuan kita tentang Al Quran ... yang semua muslim sudah pelajari dari kecil
tapi yang sering terlewat adalah memahami yang biru >>> padahal justru disinilah intinya
kalimat "jika Allah ridho" ini berlaku bagi non-muslim maupun muslim itu sendiri
>>> katakanlah saya setuju ... bahwa Allah memang tidak meridhoi non-muslim masuk surga ... tapi yang jadi masalah .. tidak ada jaminan juga orang yang ktp-nya tertulis Islam sudah pasti masuk surga
- walaupun 1000 kali dalam sehari seseorang mengucapkan syahadat .... walaupun amalan dan ibadah-nya sudah dirasakan "super" oleh orang lain >>> ijin masuk surga tetap tergantung pada Ridho Allah (apakah Allah mau menerima semua itu atau tidak)
jadi akhirnya menurut saya ... selama kehidupan manusia di dunia ... apakah statusnya muslim atau non-muslim .... tetap saja semua sama2 tidak punya daya kalau sudah bicara tentang surga
dan saya 100.000.000% setuju dengan kalimat bung Azed diatas .... tapi mungkin ditambah yang merah
dee-nee- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
njlajahweb wrote:
@dharma...
dan bagi saya cinta tidak harus memiliki
sebagai contoh :
jika kamu mempunyai pasangan hidup dan saling menCINTAi, itu artinya kalian saling memiliki. Apapun akan kamu lakukan jika ada yg ingin merebut pasanganmu itu dan kamu gak akan rela jika pasanganmu itu berpindah ke lain hati.
Demikian juga CINTA tuhan <- ->manusia, maka tuhan gak akan rela jika kehilangan cinta dari manusia ciptaannya, demikian pula sebaliknya.
dee-nee wrote:
- walaupun 1000 kali dalam sehari seseorang mengucapkan syahadat .... walaupun amalan dan ibadah-nya sudah dirasakan "super" oleh orang lain >>> ijin masuk surga tetap tergantung pada Ridho Allah (apakah Allah mau menerima semua itu atau tidak)
yg bold diatas menjelaskan bahwa allah masih memiliki kekotoran batin alias pilah-pilih sesuai kesukaannya
dharma_senapati- SERSAN MAYOR
-
Age : 53
Posts : 306
Kepercayaan : Budha
Location : Serang
Join date : 21.02.16
Reputation : 8
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
njlajahweb wrote:
@dharma...
rasa manis nasi istimewanya adalah manisnya tidak langsung terasa manis
menjelaskan rasa nasi aj gak benar, gmn membicarakan tuhan & kelahiran kembali???
dharma_senapati- SERSAN MAYOR
-
Age : 53
Posts : 306
Kepercayaan : Budha
Location : Serang
Join date : 21.02.16
Reputation : 8
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
@masdharma...
-cinta sejati tidak harus memiliki, karena cinta sejati adalah tetap mencintai sekalipun cinta bertepuk sebelah tangan, lalu apakah kau kira aku berhenti mencintai DIA ketika aku tidak mendapat surga-NYA, ketika aku tidak mendapat balasan cinta-NYA, ketika aku sedang dicambuk-NYA walau saat aku benar, juga ketika aku sedang tidak mendapat apa yang DIA miliki, dan apakah kau kira, aku mencintai DIA karena Kemampuan-NYA
lalu apakah kau kira, aku berhenti mencintai DIA saat:
-DIA sedang tidak menolongku
-DIA sedang tidak melindungi aku
-DIA sedang tidak memberkati aku
-DIA sedang tidak mengabulkan doaku
-DIA sedang melakukan apa yang tidak baik dalam pemandanganku
-DIA sedang mengizinkan aku dipermalukan
-DIA sedang mengizinkan keadaan ataupun apa-apa yang tak kuharapkan
apakah kau kira kau lebih tahu dari TUHAN
dan apakah kau kira aku berhenti mencintai DIA saat Dia sedang mengizinkan penderitaan bahkan penderitaan yang terburuk yang harus kualami yang bukan karena salahku, bahkan hatikupun tidak mau menyalahkan DIA.
-cinta sejati tidak harus memiliki, karena cinta sejati adalah tetap mencintai sekalipun cinta bertepuk sebelah tangan, lalu apakah kau kira aku berhenti mencintai DIA ketika aku tidak mendapat surga-NYA, ketika aku tidak mendapat balasan cinta-NYA, ketika aku sedang dicambuk-NYA walau saat aku benar, juga ketika aku sedang tidak mendapat apa yang DIA miliki, dan apakah kau kira, aku mencintai DIA karena Kemampuan-NYA
lalu apakah kau kira, aku berhenti mencintai DIA saat:
-DIA sedang tidak menolongku
-DIA sedang tidak melindungi aku
-DIA sedang tidak memberkati aku
-DIA sedang tidak mengabulkan doaku
-DIA sedang melakukan apa yang tidak baik dalam pemandanganku
-DIA sedang mengizinkan aku dipermalukan
-DIA sedang mengizinkan keadaan ataupun apa-apa yang tak kuharapkan
apakah kau kira kau lebih tahu dari TUHAN
dan apakah kau kira aku berhenti mencintai DIA saat Dia sedang mengizinkan penderitaan bahkan penderitaan yang terburuk yang harus kualami yang bukan karena salahku, bahkan hatikupun tidak mau menyalahkan DIA.
Terakhir diubah oleh njlajahweb tanggal Tue Aug 23, 2016 2:03 pm, total 10 kali diubah
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Halaman 4 dari 8 • 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8
Similar topics
» muslim yang jahat bahkan yang sekelas teroris sekalipun lebih mulia daripada kafir yang baik
» 73 golongan islam, yang mana yang akan masuk surga ???
» Wanita Pertama Yang Masuk Surga
» Nabi Muhammad yang pertama masuk SURGA
» Menjadi Duta Kerajaan Surga Kotbah petrus agung [kisah nyata, Pembantu, masuk Surga]
» 73 golongan islam, yang mana yang akan masuk surga ???
» Wanita Pertama Yang Masuk Surga
» Nabi Muhammad yang pertama masuk SURGA
» Menjadi Duta Kerajaan Surga Kotbah petrus agung [kisah nyata, Pembantu, masuk Surga]
Halaman 4 dari 8
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik