bisakah kafir yang baik masuk surga?
Halaman 5 dari 8 • Share
Halaman 5 dari 8 • 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8
bisakah kafir yang baik masuk surga?
First topic message reminder :
Ada seorang sahabat bertanya, “aku tidak peduli dengan agama, aku hanya berkomitmen kepada kemanusiaan, aku tak mau menyakiti orang lain, seluruh hidupku kupersembahkan buat orang orang yang membutuhkan pertolonganku, akankah nantinya aku masuk sorga?”. Sangat sulit bagi saya untuk menjawab pertanyaan semacam ini. Saya tahu, bahwa sahabat saya ini memang seorang kafir, tapi akhlaknya sangat mulia. Sebagai seorang kafir tak mungkin dia masuk sorga, tapi rasanya tak enak juga jika dia ditempatkan di neraka, karena dia berakhlak sangat baik. Kebingungan kita menjawab pertanyaan dilematis diatas, bermula dari adanya doktrin doktrin na’if yang menggunakan standar ganda dalam memandang akidah. Kita membagi manusia menjadi dua bagian, yaitu muslim dan kafir. Muslim berarti kebaikan, kafir bermakna keburukan. Muslim pasti masuk sorga sedangkan kafir pasti masuk neraka. Kalau orang muslim berbuat jahat memang masuk neraka, tapi cuma transit sebentar, setelah itu masuk sorga selama lamanya. Sedangkan orang kafir langsung masuk neraka selama lamanya, tidak peduli apakah merekaitu berakhlak baik atau buruk. Saya sangat tidak nyaman dengan pandangan sederhana seperti diatas. Bahkan Al Qur’an sendiri mengkritik pandangan ini sebagai pandangan orang Yahudi. Hal itu adalah karena mereka (orang orang Yahudi) mengaku, “Kami tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali beberapa hari yang dapat dihitung”. Mereka diperdayakan dalam agama mereka oleh apa yang selalu mereka ada adakan. (QS, 3:24). Didalam kenyataan sehari hari, sering kita melihat orang orang kafir yang berbudi pekerti baik sebagaimana kita juga sering melihat banyak juga orang muslim yang berperilaku buruk. Al Qur’an dengan jelas menyatakan bahwa Islam itu absolut, tapi Al Qur’an juga menjajikan keselamatan buat orang orang non muslim dalam beberapa ayatnya. Sampai sekarang, para ulama masih belum menemukan solusi yang seragam untuk menjawab masalah kontradiktif ini. Jurang perbedaan pendapat diantara mereka masih lebar. Ini adalah PR kita bersama sebagai seorang muslim. Tentu saja saya tidak hendak membicarakan masalah pelik ini disini, apalagi ingin memperdebatkannya. Saya hanya bermaksud untuk menggambarkan dampak negatif dari doktrin doktrin salah kaprah yang selama ini mengitari cara keberagamaan kita. Pandangan na’if diatas menyebabkan kita memiliki standar ganda dalam menyikapi suatu masalah. Kita lebih suka membela penguasa yang dzolim asal dia muslim, daripada memilih pemimpin kafir yang adil. Kita lebih suka memilih pegawai yang seagama walaupun malas, daripada memilih karyawan kafir yang bekerja profesional. Begitu juga dalam memilih sahabat. Bahkan lebih jauh lagi kita selalu mendahulukan orang orang yang berkeyakinan sama dengan kita, betapapun buruk akhlak mereka. Kita menjauhi orang orang kafir, betapapun baik perilaku mereka. Dampak lainnya adalah kita selalu mencari cari pembenaran untuk keburukan akhlak kita. Dilain pihak kita menuduh adanya motif tersembunyi jika melihat kebaikan akhlak orang lain. Kita berprasangka baik jika menyaksikan sesama muslim berbuat jahat. Dilain pihak kita selalu curiga jika melihat orang kafir berbuat baik. Si Muslim memang korupsi, tapi dia juga suka berderma dan sering naik haji. Mudah mudahan amal baiknya menghapus semua dosa dosanya. Si Kafir memang suka menolong, tapi nanti dulu, jangan jangan itu cuma jebakan untuk menjerat kita. Jangan jangan mereka punya misi misi tertentu. Seorang muslim sejati selalu berlaku adil, tidak pernah menggunakan standar ganda. Katakan itu buruk kalau memang itu buruk, walaupun itu dilakukan oleh kerabat kita sendiri. Katakan itu baik kalau memang itu baik, biarpun itu dilakukan oleh musuh musuh kita. “Dia masuk neraka”, sabda Rasulullah SAW ketika melihat orang yang rajin sholat dan berpuasa tapi suka menyakiti tetangga. “Lepaskan dia!, karena Allah menyukai orang orang yang berakhlak mulia”, perintah Nabi SAW kepada para sahabatnya agar membebaskan seorang tawanan kafir yang terkenal berakhlak mulia. Sampai sekarang saya masih bingung memaknai kata kata Rasulullah SAW yang sangat populer ini.
Ada seorang sahabat bertanya, “aku tidak peduli dengan agama, aku hanya berkomitmen kepada kemanusiaan, aku tak mau menyakiti orang lain, seluruh hidupku kupersembahkan buat orang orang yang membutuhkan pertolonganku, akankah nantinya aku masuk sorga?”. Sangat sulit bagi saya untuk menjawab pertanyaan semacam ini. Saya tahu, bahwa sahabat saya ini memang seorang kafir, tapi akhlaknya sangat mulia. Sebagai seorang kafir tak mungkin dia masuk sorga, tapi rasanya tak enak juga jika dia ditempatkan di neraka, karena dia berakhlak sangat baik. Kebingungan kita menjawab pertanyaan dilematis diatas, bermula dari adanya doktrin doktrin na’if yang menggunakan standar ganda dalam memandang akidah. Kita membagi manusia menjadi dua bagian, yaitu muslim dan kafir. Muslim berarti kebaikan, kafir bermakna keburukan. Muslim pasti masuk sorga sedangkan kafir pasti masuk neraka. Kalau orang muslim berbuat jahat memang masuk neraka, tapi cuma transit sebentar, setelah itu masuk sorga selama lamanya. Sedangkan orang kafir langsung masuk neraka selama lamanya, tidak peduli apakah merekaitu berakhlak baik atau buruk. Saya sangat tidak nyaman dengan pandangan sederhana seperti diatas. Bahkan Al Qur’an sendiri mengkritik pandangan ini sebagai pandangan orang Yahudi. Hal itu adalah karena mereka (orang orang Yahudi) mengaku, “Kami tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali beberapa hari yang dapat dihitung”. Mereka diperdayakan dalam agama mereka oleh apa yang selalu mereka ada adakan. (QS, 3:24). Didalam kenyataan sehari hari, sering kita melihat orang orang kafir yang berbudi pekerti baik sebagaimana kita juga sering melihat banyak juga orang muslim yang berperilaku buruk. Al Qur’an dengan jelas menyatakan bahwa Islam itu absolut, tapi Al Qur’an juga menjajikan keselamatan buat orang orang non muslim dalam beberapa ayatnya. Sampai sekarang, para ulama masih belum menemukan solusi yang seragam untuk menjawab masalah kontradiktif ini. Jurang perbedaan pendapat diantara mereka masih lebar. Ini adalah PR kita bersama sebagai seorang muslim. Tentu saja saya tidak hendak membicarakan masalah pelik ini disini, apalagi ingin memperdebatkannya. Saya hanya bermaksud untuk menggambarkan dampak negatif dari doktrin doktrin salah kaprah yang selama ini mengitari cara keberagamaan kita. Pandangan na’if diatas menyebabkan kita memiliki standar ganda dalam menyikapi suatu masalah. Kita lebih suka membela penguasa yang dzolim asal dia muslim, daripada memilih pemimpin kafir yang adil. Kita lebih suka memilih pegawai yang seagama walaupun malas, daripada memilih karyawan kafir yang bekerja profesional. Begitu juga dalam memilih sahabat. Bahkan lebih jauh lagi kita selalu mendahulukan orang orang yang berkeyakinan sama dengan kita, betapapun buruk akhlak mereka. Kita menjauhi orang orang kafir, betapapun baik perilaku mereka. Dampak lainnya adalah kita selalu mencari cari pembenaran untuk keburukan akhlak kita. Dilain pihak kita menuduh adanya motif tersembunyi jika melihat kebaikan akhlak orang lain. Kita berprasangka baik jika menyaksikan sesama muslim berbuat jahat. Dilain pihak kita selalu curiga jika melihat orang kafir berbuat baik. Si Muslim memang korupsi, tapi dia juga suka berderma dan sering naik haji. Mudah mudahan amal baiknya menghapus semua dosa dosanya. Si Kafir memang suka menolong, tapi nanti dulu, jangan jangan itu cuma jebakan untuk menjerat kita. Jangan jangan mereka punya misi misi tertentu. Seorang muslim sejati selalu berlaku adil, tidak pernah menggunakan standar ganda. Katakan itu buruk kalau memang itu buruk, walaupun itu dilakukan oleh kerabat kita sendiri. Katakan itu baik kalau memang itu baik, biarpun itu dilakukan oleh musuh musuh kita. “Dia masuk neraka”, sabda Rasulullah SAW ketika melihat orang yang rajin sholat dan berpuasa tapi suka menyakiti tetangga. “Lepaskan dia!, karena Allah menyukai orang orang yang berakhlak mulia”, perintah Nabi SAW kepada para sahabatnya agar membebaskan seorang tawanan kafir yang terkenal berakhlak mulia. Sampai sekarang saya masih bingung memaknai kata kata Rasulullah SAW yang sangat populer ini.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/srwln111981/kafir-tapi-berakhlak-mulia-bisa-masuk-sorga_550e096b813311862cbc60d1
Ada seorang sahabat bertanya, “aku tidak peduli dengan agama, aku hanya berkomitmen kepada kemanusiaan, aku tak mau menyakiti orang lain, seluruh hidupku kupersembahkan buat orang orang yang membutuhkan pertolonganku, akankah nantinya aku masuk sorga?”. Sangat sulit bagi saya untuk menjawab pertanyaan semacam ini. Saya tahu, bahwa sahabat saya ini memang seorang kafir, tapi akhlaknya sangat mulia. Sebagai seorang kafir tak mungkin dia masuk sorga, tapi rasanya tak enak juga jika dia ditempatkan di neraka, karena dia berakhlak sangat baik. Kebingungan kita menjawab pertanyaan dilematis diatas, bermula dari adanya doktrin doktrin na’if yang menggunakan standar ganda dalam memandang akidah. Kita membagi manusia menjadi dua bagian, yaitu muslim dan kafir. Muslim berarti kebaikan, kafir bermakna keburukan. Muslim pasti masuk sorga sedangkan kafir pasti masuk neraka. Kalau orang muslim berbuat jahat memang masuk neraka, tapi cuma transit sebentar, setelah itu masuk sorga selama lamanya. Sedangkan orang kafir langsung masuk neraka selama lamanya, tidak peduli apakah merekaitu berakhlak baik atau buruk. Saya sangat tidak nyaman dengan pandangan sederhana seperti diatas. Bahkan Al Qur’an sendiri mengkritik pandangan ini sebagai pandangan orang Yahudi. Hal itu adalah karena mereka (orang orang Yahudi) mengaku, “Kami tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali beberapa hari yang dapat dihitung”. Mereka diperdayakan dalam agama mereka oleh apa yang selalu mereka ada adakan. (QS, 3:24). Didalam kenyataan sehari hari, sering kita melihat orang orang kafir yang berbudi pekerti baik sebagaimana kita juga sering melihat banyak juga orang muslim yang berperilaku buruk. Al Qur’an dengan jelas menyatakan bahwa Islam itu absolut, tapi Al Qur’an juga menjajikan keselamatan buat orang orang non muslim dalam beberapa ayatnya. Sampai sekarang, para ulama masih belum menemukan solusi yang seragam untuk menjawab masalah kontradiktif ini. Jurang perbedaan pendapat diantara mereka masih lebar. Ini adalah PR kita bersama sebagai seorang muslim. Tentu saja saya tidak hendak membicarakan masalah pelik ini disini, apalagi ingin memperdebatkannya. Saya hanya bermaksud untuk menggambarkan dampak negatif dari doktrin doktrin salah kaprah yang selama ini mengitari cara keberagamaan kita. Pandangan na’if diatas menyebabkan kita memiliki standar ganda dalam menyikapi suatu masalah. Kita lebih suka membela penguasa yang dzolim asal dia muslim, daripada memilih pemimpin kafir yang adil. Kita lebih suka memilih pegawai yang seagama walaupun malas, daripada memilih karyawan kafir yang bekerja profesional. Begitu juga dalam memilih sahabat. Bahkan lebih jauh lagi kita selalu mendahulukan orang orang yang berkeyakinan sama dengan kita, betapapun buruk akhlak mereka. Kita menjauhi orang orang kafir, betapapun baik perilaku mereka. Dampak lainnya adalah kita selalu mencari cari pembenaran untuk keburukan akhlak kita. Dilain pihak kita menuduh adanya motif tersembunyi jika melihat kebaikan akhlak orang lain. Kita berprasangka baik jika menyaksikan sesama muslim berbuat jahat. Dilain pihak kita selalu curiga jika melihat orang kafir berbuat baik. Si Muslim memang korupsi, tapi dia juga suka berderma dan sering naik haji. Mudah mudahan amal baiknya menghapus semua dosa dosanya. Si Kafir memang suka menolong, tapi nanti dulu, jangan jangan itu cuma jebakan untuk menjerat kita. Jangan jangan mereka punya misi misi tertentu. Seorang muslim sejati selalu berlaku adil, tidak pernah menggunakan standar ganda. Katakan itu buruk kalau memang itu buruk, walaupun itu dilakukan oleh kerabat kita sendiri. Katakan itu baik kalau memang itu baik, biarpun itu dilakukan oleh musuh musuh kita. “Dia masuk neraka”, sabda Rasulullah SAW ketika melihat orang yang rajin sholat dan berpuasa tapi suka menyakiti tetangga. “Lepaskan dia!, karena Allah menyukai orang orang yang berakhlak mulia”, perintah Nabi SAW kepada para sahabatnya agar membebaskan seorang tawanan kafir yang terkenal berakhlak mulia. Sampai sekarang saya masih bingung memaknai kata kata Rasulullah SAW yang sangat populer ini.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/srwln111981/kafir-tapi-berakhlak-mulia-bisa-masuk-sorga_550e096b813311862cbc60d1
Ada seorang sahabat bertanya, “aku tidak peduli dengan agama, aku hanya berkomitmen kepada kemanusiaan, aku tak mau menyakiti orang lain, seluruh hidupku kupersembahkan buat orang orang yang membutuhkan pertolonganku, akankah nantinya aku masuk sorga?”. Sangat sulit bagi saya untuk menjawab pertanyaan semacam ini. Saya tahu, bahwa sahabat saya ini memang seorang kafir, tapi akhlaknya sangat mulia. Sebagai seorang kafir tak mungkin dia masuk sorga, tapi rasanya tak enak juga jika dia ditempatkan di neraka, karena dia berakhlak sangat baik. Kebingungan kita menjawab pertanyaan dilematis diatas, bermula dari adanya doktrin doktrin na’if yang menggunakan standar ganda dalam memandang akidah. Kita membagi manusia menjadi dua bagian, yaitu muslim dan kafir. Muslim berarti kebaikan, kafir bermakna keburukan. Muslim pasti masuk sorga sedangkan kafir pasti masuk neraka. Kalau orang muslim berbuat jahat memang masuk neraka, tapi cuma transit sebentar, setelah itu masuk sorga selama lamanya. Sedangkan orang kafir langsung masuk neraka selama lamanya, tidak peduli apakah merekaitu berakhlak baik atau buruk. Saya sangat tidak nyaman dengan pandangan sederhana seperti diatas. Bahkan Al Qur’an sendiri mengkritik pandangan ini sebagai pandangan orang Yahudi. Hal itu adalah karena mereka (orang orang Yahudi) mengaku, “Kami tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali beberapa hari yang dapat dihitung”. Mereka diperdayakan dalam agama mereka oleh apa yang selalu mereka ada adakan. (QS, 3:24). Didalam kenyataan sehari hari, sering kita melihat orang orang kafir yang berbudi pekerti baik sebagaimana kita juga sering melihat banyak juga orang muslim yang berperilaku buruk. Al Qur’an dengan jelas menyatakan bahwa Islam itu absolut, tapi Al Qur’an juga menjajikan keselamatan buat orang orang non muslim dalam beberapa ayatnya. Sampai sekarang, para ulama masih belum menemukan solusi yang seragam untuk menjawab masalah kontradiktif ini. Jurang perbedaan pendapat diantara mereka masih lebar. Ini adalah PR kita bersama sebagai seorang muslim. Tentu saja saya tidak hendak membicarakan masalah pelik ini disini, apalagi ingin memperdebatkannya. Saya hanya bermaksud untuk menggambarkan dampak negatif dari doktrin doktrin salah kaprah yang selama ini mengitari cara keberagamaan kita. Pandangan na’if diatas menyebabkan kita memiliki standar ganda dalam menyikapi suatu masalah. Kita lebih suka membela penguasa yang dzolim asal dia muslim, daripada memilih pemimpin kafir yang adil. Kita lebih suka memilih pegawai yang seagama walaupun malas, daripada memilih karyawan kafir yang bekerja profesional. Begitu juga dalam memilih sahabat. Bahkan lebih jauh lagi kita selalu mendahulukan orang orang yang berkeyakinan sama dengan kita, betapapun buruk akhlak mereka. Kita menjauhi orang orang kafir, betapapun baik perilaku mereka. Dampak lainnya adalah kita selalu mencari cari pembenaran untuk keburukan akhlak kita. Dilain pihak kita menuduh adanya motif tersembunyi jika melihat kebaikan akhlak orang lain. Kita berprasangka baik jika menyaksikan sesama muslim berbuat jahat. Dilain pihak kita selalu curiga jika melihat orang kafir berbuat baik. Si Muslim memang korupsi, tapi dia juga suka berderma dan sering naik haji. Mudah mudahan amal baiknya menghapus semua dosa dosanya. Si Kafir memang suka menolong, tapi nanti dulu, jangan jangan itu cuma jebakan untuk menjerat kita. Jangan jangan mereka punya misi misi tertentu. Seorang muslim sejati selalu berlaku adil, tidak pernah menggunakan standar ganda. Katakan itu buruk kalau memang itu buruk, walaupun itu dilakukan oleh kerabat kita sendiri. Katakan itu baik kalau memang itu baik, biarpun itu dilakukan oleh musuh musuh kita. “Dia masuk neraka”, sabda Rasulullah SAW ketika melihat orang yang rajin sholat dan berpuasa tapi suka menyakiti tetangga. “Lepaskan dia!, karena Allah menyukai orang orang yang berakhlak mulia”, perintah Nabi SAW kepada para sahabatnya agar membebaskan seorang tawanan kafir yang terkenal berakhlak mulia. Sampai sekarang saya masih bingung memaknai kata kata Rasulullah SAW yang sangat populer ini.
Ada seorang sahabat bertanya, “aku tidak peduli dengan agama, aku hanya berkomitmen kepada kemanusiaan, aku tak mau menyakiti orang lain, seluruh hidupku kupersembahkan buat orang orang yang membutuhkan pertolonganku, akankah nantinya aku masuk sorga?”. Sangat sulit bagi saya untuk menjawab pertanyaan semacam ini. Saya tahu, bahwa sahabat saya ini memang seorang kafir, tapi akhlaknya sangat mulia. Sebagai seorang kafir tak mungkin dia masuk sorga, tapi rasanya tak enak juga jika dia ditempatkan di neraka, karena dia berakhlak sangat baik. Kebingungan kita menjawab pertanyaan dilematis diatas, bermula dari adanya doktrin doktrin na’if yang menggunakan standar ganda dalam memandang akidah. Kita membagi manusia menjadi dua bagian, yaitu muslim dan kafir. Muslim berarti kebaikan, kafir bermakna keburukan. Muslim pasti masuk sorga sedangkan kafir pasti masuk neraka. Kalau orang muslim berbuat jahat memang masuk neraka, tapi cuma transit sebentar, setelah itu masuk sorga selama lamanya. Sedangkan orang kafir langsung masuk neraka selama lamanya, tidak peduli apakah merekaitu berakhlak baik atau buruk. Saya sangat tidak nyaman dengan pandangan sederhana seperti diatas. Bahkan Al Qur’an sendiri mengkritik pandangan ini sebagai pandangan orang Yahudi. Hal itu adalah karena mereka (orang orang Yahudi) mengaku, “Kami tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali beberapa hari yang dapat dihitung”. Mereka diperdayakan dalam agama mereka oleh apa yang selalu mereka ada adakan. (QS, 3:24). Didalam kenyataan sehari hari, sering kita melihat orang orang kafir yang berbudi pekerti baik sebagaimana kita juga sering melihat banyak juga orang muslim yang berperilaku buruk. Al Qur’an dengan jelas menyatakan bahwa Islam itu absolut, tapi Al Qur’an juga menjajikan keselamatan buat orang orang non muslim dalam beberapa ayatnya. Sampai sekarang, para ulama masih belum menemukan solusi yang seragam untuk menjawab masalah kontradiktif ini. Jurang perbedaan pendapat diantara mereka masih lebar. Ini adalah PR kita bersama sebagai seorang muslim. Tentu saja saya tidak hendak membicarakan masalah pelik ini disini, apalagi ingin memperdebatkannya. Saya hanya bermaksud untuk menggambarkan dampak negatif dari doktrin doktrin salah kaprah yang selama ini mengitari cara keberagamaan kita. Pandangan na’if diatas menyebabkan kita memiliki standar ganda dalam menyikapi suatu masalah. Kita lebih suka membela penguasa yang dzolim asal dia muslim, daripada memilih pemimpin kafir yang adil. Kita lebih suka memilih pegawai yang seagama walaupun malas, daripada memilih karyawan kafir yang bekerja profesional. Begitu juga dalam memilih sahabat. Bahkan lebih jauh lagi kita selalu mendahulukan orang orang yang berkeyakinan sama dengan kita, betapapun buruk akhlak mereka. Kita menjauhi orang orang kafir, betapapun baik perilaku mereka. Dampak lainnya adalah kita selalu mencari cari pembenaran untuk keburukan akhlak kita. Dilain pihak kita menuduh adanya motif tersembunyi jika melihat kebaikan akhlak orang lain. Kita berprasangka baik jika menyaksikan sesama muslim berbuat jahat. Dilain pihak kita selalu curiga jika melihat orang kafir berbuat baik. Si Muslim memang korupsi, tapi dia juga suka berderma dan sering naik haji. Mudah mudahan amal baiknya menghapus semua dosa dosanya. Si Kafir memang suka menolong, tapi nanti dulu, jangan jangan itu cuma jebakan untuk menjerat kita. Jangan jangan mereka punya misi misi tertentu. Seorang muslim sejati selalu berlaku adil, tidak pernah menggunakan standar ganda. Katakan itu buruk kalau memang itu buruk, walaupun itu dilakukan oleh kerabat kita sendiri. Katakan itu baik kalau memang itu baik, biarpun itu dilakukan oleh musuh musuh kita. “Dia masuk neraka”, sabda Rasulullah SAW ketika melihat orang yang rajin sholat dan berpuasa tapi suka menyakiti tetangga. “Lepaskan dia!, karena Allah menyukai orang orang yang berakhlak mulia”, perintah Nabi SAW kepada para sahabatnya agar membebaskan seorang tawanan kafir yang terkenal berakhlak mulia. Sampai sekarang saya masih bingung memaknai kata kata Rasulullah SAW yang sangat populer ini.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/srwln111981/kafir-tapi-berakhlak-mulia-bisa-masuk-sorga_550e096b813311862cbc60d1
Ada seorang sahabat bertanya, “aku tidak peduli dengan agama, aku hanya berkomitmen kepada kemanusiaan, aku tak mau menyakiti orang lain, seluruh hidupku kupersembahkan buat orang orang yang membutuhkan pertolonganku, akankah nantinya aku masuk sorga?”. Sangat sulit bagi saya untuk menjawab pertanyaan semacam ini. Saya tahu, bahwa sahabat saya ini memang seorang kafir, tapi akhlaknya sangat mulia. Sebagai seorang kafir tak mungkin dia masuk sorga, tapi rasanya tak enak juga jika dia ditempatkan di neraka, karena dia berakhlak sangat baik. Kebingungan kita menjawab pertanyaan dilematis diatas, bermula dari adanya doktrin doktrin na’if yang menggunakan standar ganda dalam memandang akidah. Kita membagi manusia menjadi dua bagian, yaitu muslim dan kafir. Muslim berarti kebaikan, kafir bermakna keburukan. Muslim pasti masuk sorga sedangkan kafir pasti masuk neraka. Kalau orang muslim berbuat jahat memang masuk neraka, tapi cuma transit sebentar, setelah itu masuk sorga selama lamanya. Sedangkan orang kafir langsung masuk neraka selama lamanya, tidak peduli apakah merekaitu berakhlak baik atau buruk. Saya sangat tidak nyaman dengan pandangan sederhana seperti diatas. Bahkan Al Qur’an sendiri mengkritik pandangan ini sebagai pandangan orang Yahudi. Hal itu adalah karena mereka (orang orang Yahudi) mengaku, “Kami tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali beberapa hari yang dapat dihitung”. Mereka diperdayakan dalam agama mereka oleh apa yang selalu mereka ada adakan. (QS, 3:24). Didalam kenyataan sehari hari, sering kita melihat orang orang kafir yang berbudi pekerti baik sebagaimana kita juga sering melihat banyak juga orang muslim yang berperilaku buruk. Al Qur’an dengan jelas menyatakan bahwa Islam itu absolut, tapi Al Qur’an juga menjajikan keselamatan buat orang orang non muslim dalam beberapa ayatnya. Sampai sekarang, para ulama masih belum menemukan solusi yang seragam untuk menjawab masalah kontradiktif ini. Jurang perbedaan pendapat diantara mereka masih lebar. Ini adalah PR kita bersama sebagai seorang muslim. Tentu saja saya tidak hendak membicarakan masalah pelik ini disini, apalagi ingin memperdebatkannya. Saya hanya bermaksud untuk menggambarkan dampak negatif dari doktrin doktrin salah kaprah yang selama ini mengitari cara keberagamaan kita. Pandangan na’if diatas menyebabkan kita memiliki standar ganda dalam menyikapi suatu masalah. Kita lebih suka membela penguasa yang dzolim asal dia muslim, daripada memilih pemimpin kafir yang adil. Kita lebih suka memilih pegawai yang seagama walaupun malas, daripada memilih karyawan kafir yang bekerja profesional. Begitu juga dalam memilih sahabat. Bahkan lebih jauh lagi kita selalu mendahulukan orang orang yang berkeyakinan sama dengan kita, betapapun buruk akhlak mereka. Kita menjauhi orang orang kafir, betapapun baik perilaku mereka. Dampak lainnya adalah kita selalu mencari cari pembenaran untuk keburukan akhlak kita. Dilain pihak kita menuduh adanya motif tersembunyi jika melihat kebaikan akhlak orang lain. Kita berprasangka baik jika menyaksikan sesama muslim berbuat jahat. Dilain pihak kita selalu curiga jika melihat orang kafir berbuat baik. Si Muslim memang korupsi, tapi dia juga suka berderma dan sering naik haji. Mudah mudahan amal baiknya menghapus semua dosa dosanya. Si Kafir memang suka menolong, tapi nanti dulu, jangan jangan itu cuma jebakan untuk menjerat kita. Jangan jangan mereka punya misi misi tertentu. Seorang muslim sejati selalu berlaku adil, tidak pernah menggunakan standar ganda. Katakan itu buruk kalau memang itu buruk, walaupun itu dilakukan oleh kerabat kita sendiri. Katakan itu baik kalau memang itu baik, biarpun itu dilakukan oleh musuh musuh kita. “Dia masuk neraka”, sabda Rasulullah SAW ketika melihat orang yang rajin sholat dan berpuasa tapi suka menyakiti tetangga. “Lepaskan dia!, karena Allah menyukai orang orang yang berakhlak mulia”, perintah Nabi SAW kepada para sahabatnya agar membebaskan seorang tawanan kafir yang terkenal berakhlak mulia. Sampai sekarang saya masih bingung memaknai kata kata Rasulullah SAW yang sangat populer ini.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/srwln111981/kafir-tapi-berakhlak-mulia-bisa-masuk-sorga_550e096b813311862cbc60d1
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
@masdharma
maksud anda rasa nasi itu intinya tidak terkatakan, bukan?iya kan, itukan jawaban yang anda inginkan
maksud anda rasa nasi itu intinya tidak terkatakan, bukan?iya kan, itukan jawaban yang anda inginkan
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
Begini saja, daripada saya nulis bertele-tele dan anda bosan membacanya, saya kembalikan ke logika ajaran anda.dharma_senapati wrote:@azed:
terkondisi disini mksdnya adl bhw allah hanya meridhoi org yg percy thdnya sj sdgkan utk org yg gak percy gak diridhoi. itu mksd sy terkondisi (terbatas)
Menurut ajaran Budha, orang yg dharmanya buruk kan gak bisa langsung mencapai nibbana. Perlu berinkarnasi sampai tercapai kondisi tertentu. Betul ya ?
Nah, gimana kalau ada yg bilang bhw itu tidak adil, tidak sempurna ?
Mestinya tdk diskriminatip, kenapa untuk mencapai nibbana perlu kondisi tertentu.
Saya tdk berharap anda akan menjawab dg pragmatis : itu terserah pendapat mereka.
Azed- SERSAN SATU
-
Posts : 174
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 02.09.12
Reputation : 25
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
Tx apresiasinya.dee-nee wrote:>>> katakanlah saya setuju ... bahwa Allah memang tidak meridhoi non-muslim masuk surga ... tapi yang jadi masalah .. tidak ada jaminan juga orang yang ktp-nya tertulis Islam sudah pasti masuk surga
Ya, saya juga menyadari itu.
Yg kemaren saya tulis konteksnya kan sesuai judul : "bisakah kafir yang baik masuk surga"
Kalau bicara soal siapa saja yg berpotensi diridhoi Allah, pasti beda ceritanya.
Iblis itu beriman, tapi dilaknat Allah karena durhaka.
Tidak ada jaminan bhw yg beriman pasti disukai Allah,
Ada juga yg beriman tapi musyrik, beriman tapi syirik, dsb.
Tapi kalau beriman dan beramal sholeh, Allah menjanjikan ridhoNya.
Tx. Salam
Azed- SERSAN SATU
-
Posts : 174
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 02.09.12
Reputation : 25
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
@njlajahweb :
Disaat cintamu bertepuk sebelah tangan, disitulah ada penderitaan.
Karena kamu cinta mati thd tuhan, disitulah kamu melekat thd tuhan. tanpa dia kamu gak bisa bangkit dan kuat.
Karena kamu melekat kpd tuhan, maka kamu gak bisa terlepas dari namanya kerinduan kpd tuhan.
Karena kamu melekatkan diri kpd sosok tuhan yg penuh dgn kekotoran batin (tuhan personal), otomatis batinmu jg diliputi penderitaan
Yups anda benar, rasa nasi itu tak terceritakan sebelum anda merasakannya sendiri rasa nasi tsb. Begitupun dgn tuhan yg menurut sy tak terceritakan.
Begitu qt mengkondisikan tuhan begini dan begitu, maka tuhan sudah terbatasi oleh pikiran qt sendiri. Segala yg terbatasi (terkondisi) maka tidak akan kekal.
Tanpa tuhan pun manusia bisa mencapai kesucian dan terbebas dari lingkar kelahiran kembali
Disaat cintamu bertepuk sebelah tangan, disitulah ada penderitaan.
Karena kamu cinta mati thd tuhan, disitulah kamu melekat thd tuhan. tanpa dia kamu gak bisa bangkit dan kuat.
Karena kamu melekat kpd tuhan, maka kamu gak bisa terlepas dari namanya kerinduan kpd tuhan.
Karena kamu melekatkan diri kpd sosok tuhan yg penuh dgn kekotoran batin (tuhan personal), otomatis batinmu jg diliputi penderitaan
njlajahweb wrote:
@masdharma
maksud anda rasa nasi itu intinya tidak terkatakan, bukan?iya kan, itukan jawaban yang anda inginkan
Yups anda benar, rasa nasi itu tak terceritakan sebelum anda merasakannya sendiri rasa nasi tsb. Begitupun dgn tuhan yg menurut sy tak terceritakan.
Begitu qt mengkondisikan tuhan begini dan begitu, maka tuhan sudah terbatasi oleh pikiran qt sendiri. Segala yg terbatasi (terkondisi) maka tidak akan kekal.
Tanpa tuhan pun manusia bisa mencapai kesucian dan terbebas dari lingkar kelahiran kembali
dharma_senapati- SERSAN MAYOR
-
Age : 53
Posts : 306
Kepercayaan : Budha
Location : Serang
Join date : 21.02.16
Reputation : 8
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
tidak mungkin TUHAN yang sesungguhnya tidak ada, karena logika manusia tidak mampu membantahnya
salah satu bukti bahwa tidak mungkin TUHAN tidak ada,
adalah tidak adanya pencipta bahasa
salah satu bukti bahwa tidak mungkin TUHAN tidak ada,
adalah tidak adanya pencipta bahasa
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
bahasa itu cara manusia berkomunikasi, jaman purba mungkin memakai bahasa tubuh, lambat laun penyampaian berevolusi shg menjd bahasa lisan
dharma_senapati- SERSAN MAYOR
-
Age : 53
Posts : 306
Kepercayaan : Budha
Location : Serang
Join date : 21.02.16
Reputation : 8
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
knp gak mungkin tuhan personal gak ada?
dharma_senapati- SERSAN MAYOR
-
Age : 53
Posts : 306
Kepercayaan : Budha
Location : Serang
Join date : 21.02.16
Reputation : 8
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
Ya kalau begini namanya bukan kafir.njlajahweb wrote:quote 1
Gimana bisa dia berharap sesuatu kpd Allah ?
#tanggapan 1
ketika kafir berharap kepada yang mereka percayai sebagai Sang Supreme maka sama dengan mereka berharap kepada Allah
Mudah-mudahan masuk surga.
Masalahnya bukan mampu atau tidak, tapi mau apa tidak.njlajahweb wrote:quote 2
Lagipula, apakah orang kafir percaya surga Allah ?
#tanggapan 2
bukankah semua surga juga milik Allah, lalu apakah Allah tidak mampu menciptakan surga lain, yaitu surga seperti yang dipercayai oleh kafir
Setahu saya kalau di Islam gak ada surga khusus buat kafir yg berakhlak baik.
Anda benar jika itu bicara pada level hakekat.njlajahweb wrote:quote 3
Logis nggak jika ada WNA yg tidak mengakui bhw Indonesia sebagai negaranya, tapi berharap bisa mendapatkan hak sebagai WNI ?
#tanggapan 3
kalau anda menggangap kafir sebagai WNA belum tentu Allah menilainya demikian,
karena penilaian Allah tidak hanya berdasar pandangan manusia saja.
OK. Karena saya muslim, saya akan berbicara dari sudut pandang muslim.
Pada dasarnya memang hanya Allah yg berhak menentukan apa yg dikategorikan kafir atau beriman. Tapi manusia diberi pengetahuan tentang itu, supaya kita mengetahui apakah yg kita lakukan sudah benar atau salah dihadapan Allah.
Kitab suci diturunkan salah satu fungsi pokoknya kan memang untuk menunjukkan ciri-ciri yg dikategorikan beriman atau kafir (sesat dlm bhs Bible) beserta contoh-contoh amalannya. Maka dg ciri-ciri tsb, dalam batas tertentu tidak sulit untuk menilai apakah kita sendiri atau seseorang itu kafir atau tidak. Salah satu ciri yg paling gampang diketahui adalah melihat keyakinan (agama) yg dianutnya.
Dalam ajaran Islam, ada hukum yg menyatakan bhw tidak ada dosa bagi orang yg -salah satunya- tidak mengetahui bhw itu salah. Kafir tidak dikategorikan sebagai orang yg tidak mengetahui. Karena kafir sendiri pengertiannya adalah orang yg menolak/mengingkari kebenaran ketika kebenaran itu telah sampai kepadanya
Nah, menjawab pendapat anda, bisa saja seseorang yg berdasar ciri keyakinannya dia kafir, tetapi dihadapan Allah belum tentu. Yaitu jika ajaran tentang Allah belum sampai kepadanya. Maka secara definitip dia tidak disebut sebagai kafir. Sehingga yg jadi “filter”-nya untuk mendapat ridho Allah adalah amal perbuatannya. Ini ajaran yg saya ketahui, sedang bagaimana urusan sesungguhnya, hanya Allah yg mengetahui.
Makanya, muslim yg menyadari betul hal yg begini tidak akan gegabah memvonis kafir kpd non muslim, atheis, penyembah batu atau justru sesama muslim tapi beda mazab. Karena siapa tahu memang hanya sebatas itu kebenaran yg mereka ketahui. Jangan sampai nanti yg ngaku muslim justru masuk neraka dan terkaget-kaget melihat orang yg disangkanya kafir malah masuk surga.
Tetapi, yg dimaksud kafir dalam seluruh ayat Quran adalah kategori orang yg menolak atau mengingkari kebenaran ketika kebenaran itu telah sampai kepadanya.
Azed- SERSAN SATU
-
Posts : 174
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 02.09.12
Reputation : 25
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
Azed wrote:Ya kalau begini namanya bukan kafir.njlajahweb wrote:quote 1
Gimana bisa dia berharap sesuatu kpd Allah ?
#tanggapan 1
ketika kafir berharap kepada yang mereka percayai sebagai Sang Supreme maka sama dengan mereka berharap kepada Allah
Mudah-mudahan masuk surga.Masalahnya bukan mampu atau tidak, tapi mau apa tidak.njlajahweb wrote:quote 2
Lagipula, apakah orang kafir percaya surga Allah ?
#tanggapan 2
bukankah semua surga juga milik Allah, lalu apakah Allah tidak mampu menciptakan surga lain, yaitu surga seperti yang dipercayai oleh kafir
Setahu saya kalau di Islam gak ada surga khusus buat kafir yg berakhlak baik.Anda benar jika itu bicara pada level hakekat.njlajahweb wrote:quote 3
Logis nggak jika ada WNA yg tidak mengakui bhw Indonesia sebagai negaranya, tapi berharap bisa mendapatkan hak sebagai WNI ?
#tanggapan 3
kalau anda menggangap kafir sebagai WNA belum tentu Allah menilainya demikian,
karena penilaian Allah tidak hanya berdasar pandangan manusia saja.
OK. Karena saya muslim, saya akan berbicara dari sudut pandang muslim.
Pada dasarnya memang hanya Allah yg berhak menentukan apa yg dikategorikan kafir atau beriman. Tapi manusia diberi pengetahuan tentang itu, supaya kita mengetahui apakah yg kita lakukan sudah benar atau salah dihadapan Allah.
Kitab suci diturunkan salah satu fungsi pokoknya kan memang untuk menunjukkan ciri-ciri yg dikategorikan beriman atau kafir (sesat dlm bhs Bible) beserta contoh-contoh amalannya. Maka dg ciri-ciri tsb, dalam batas tertentu tidak sulit untuk menilai apakah kita sendiri atau seseorang itu kafir atau tidak. Salah satu ciri yg paling gampang diketahui adalah melihat keyakinan (agama) yg dianutnya.
Dalam ajaran Islam, ada hukum yg menyatakan bhw tidak ada dosa bagi orang yg -salah satunya- tidak mengetahui bhw itu salah. Kafir tidak dikategorikan sebagai orang yg tidak mengetahui. Karena kafir sendiri pengertiannya adalah orang yg menolak/mengingkari kebenaran ketika kebenaran itu telah sampai kepadanya
Nah, menjawab pendapat anda, bisa saja seseorang yg berdasar ciri keyakinannya dia kafir, tetapi dihadapan Allah belum tentu. Yaitu jika ajaran tentang Allah belum sampai kepadanya. Maka secara definitip dia tidak disebut sebagai kafir. Sehingga yg jadi “filter”-nya untuk mendapat ridho Allah adalah amal perbuatannya. Ini ajaran yg saya ketahui, sedang bagaimana urusan sesungguhnya, hanya Allah yg mengetahui.
Makanya, muslim yg menyadari betul hal yg begini tidak akan gegabah memvonis kafir kpd non muslim, atheis, penyembah batu atau justru sesama muslim tapi beda mazab. Karena siapa tahu memang hanya sebatas itu kebenaran yg mereka ketahui. Jangan sampai nanti yg ngaku muslim justru masuk neraka dan terkaget-kaget melihat orang yg disangkanya kafir malah masuk surga.
Tetapi, yg dimaksud kafir dalam seluruh ayat Quran adalah kategori orang yg menolak atau mengingkari kebenaran ketika kebenaran itu telah sampai kepadanya.
keren
dee-nee- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
@azed:
dlm agama buddha gak dikenal yg namanya 'dharma buruk' yg benar adl 'karma buruk' atw 'karma baik'
beda maknanya donk!
jika seseorg melakukan karma buruk "cepat atw lambat" buah dr karma buruknya akan masak. Demikian pula halnya dgn karma baik, cepat atw lambat akan mendptkan buah karma baiknya.
Gak perduli agamanya apa dan keyakinannya apa, maka jika karma buruk atw karma baik dah masak maka konsekwensinya hrs diterima oleh sipelaku tsb.
istilahnya:
tanam padi tumbuh padi
tanam jagung tumbuh jagung
tanam ganja tumbuh ganja
inilah hukum tabur-tuai
suka gak suka sipelaku hrs menerimanya karma tsb (cepat atau lambat).
perlu dipahami disini, bhw hukum karmalah (hukum universal) yg menentukan seseorg atas perbuatannya sendiri. ==> gak ada keterlibatan tuhan disini.
perlu diingat disini adl:
"buah karma tdk akan pernah tertukar"
sipelaku kebajikan akan memperoleh kebajikan jg, sipelaku kejahatan akan memperoleh penderitaan. ==> gak ada peran tuhan disini
dlm agama buddha gak dikenal yg namanya 'dharma buruk' yg benar adl 'karma buruk' atw 'karma baik'
beda maknanya donk!
jika seseorg melakukan karma buruk "cepat atw lambat" buah dr karma buruknya akan masak. Demikian pula halnya dgn karma baik, cepat atw lambat akan mendptkan buah karma baiknya.
Gak perduli agamanya apa dan keyakinannya apa, maka jika karma buruk atw karma baik dah masak maka konsekwensinya hrs diterima oleh sipelaku tsb.
istilahnya:
tanam padi tumbuh padi
tanam jagung tumbuh jagung
tanam ganja tumbuh ganja
inilah hukum tabur-tuai
suka gak suka sipelaku hrs menerimanya karma tsb (cepat atau lambat).
perlu dipahami disini, bhw hukum karmalah (hukum universal) yg menentukan seseorg atas perbuatannya sendiri. ==> gak ada keterlibatan tuhan disini.
perlu diingat disini adl:
"buah karma tdk akan pernah tertukar"
sipelaku kebajikan akan memperoleh kebajikan jg, sipelaku kejahatan akan memperoleh penderitaan. ==> gak ada peran tuhan disini
dharma_senapati- SERSAN MAYOR
-
Age : 53
Posts : 306
Kepercayaan : Budha
Location : Serang
Join date : 21.02.16
Reputation : 8
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
dharma_senapati wrote:perlu dipahami disini, bhw hukum karmalah (hukum universal) yg menentukan seseorg atas perbuatannya sendiri. ==> gak ada keterlibatan tuhan disini.
perlu diingat disini adl:
"buah karma tdk akan pernah tertukar"
sipelaku kebajikan akan memperoleh kebajikan jg, sipelaku kejahatan akan memperoleh penderitaan. ==> gak ada peran tuhan disini
kalau hukum universal itu sendiri menjadi ada (eksis) disebabkan HANYA karena ADANYA Tuhan ... maka apakah Tuhan masih tidak terlibat dalam hukum universal itu sendiri ?? ... apakah masih tidak ada peran Tuhan dalam hukum tersebut ??
dee-nee- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
dee-nee wrote:
kalau hukum universal itu sendiri menjadi ada (eksis) disebabkan HANYA karena ADANYA Tuhan ... maka apakah Tuhan masih tidak terlibat dalam hukum universal itu sendiri ?? ... apakah masih tidak ada peran Tuhan dalam hukum tersebut ??
darimana @dee-nee memastikan bhw yg di bold merah itu ada ? dasarnya apa ?
hukum universal itu bekerja dgn sendirinya spt yg telah sy jelaskan "tanam adi tumbuh padi", so gak ada keterlibatan tuhan disini
dharma_senapati- SERSAN MAYOR
-
Age : 53
Posts : 306
Kepercayaan : Budha
Location : Serang
Join date : 21.02.16
Reputation : 8
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
Ow... sori jika saya salah memahami istilah dlm ajaran Budha.dharma_senapati wrote:@azed:
dlm agama buddha gak dikenal yg namanya 'dharma buruk' yg benar adl 'karma buruk' atw 'karma baik'
beda maknanya donk!
Tapi OK-lah, artinya dlm karmapun sudah “terkondisi”, bhw dari yg baik mendapatkan buah karma baiknya, dari yg buruk mendapatkan buah karma buruknya pula. Tidak bisa terbalik, tertukar atau keduanya sama-sama mendapatkan buah karma buruk, atau sama-sama mendapatkan buah karma baik. Betul ya ?.
Nah, lantas dimana kelirunya jika dikatakan bhw yg taat mendapatkan pujian atas ketaatannya, yg membangkang mendapatkan hukuman atas pembangkangannya ?
Apakah akan dianggap sempurna justru jika yg taat maupun yg membangkang, yg jahat maupun yg baik mendapatkan upah yg sama ?.
Betul, jika melihatnya secara harfiah, apa yg nampak.dharma_senapati wrote:jika seseorg melakukan karma buruk "cepat atw lambat" buah dr karma buruknya akan masak. Demikian pula halnya dgn karma baik, cepat atw lambat akan mendptkan buah karma baiknya.
Gak perduli agamanya apa dan keyakinannya apa, maka jika karma buruk atw karma baik dah masak maka konsekwensinya hrs diterima oleh sipelaku tsb.
istilahnya:
tanam padi tumbuh padi
tanam jagung tumbuh jagung
tanam ganja tumbuh ganja
inilah hukum tabur-tuai
suka gak suka sipelaku hrs menerimanya karma tsb (cepat atau lambat).
Faktanya tdk selalu begitu, banyak faktor yg tidak kita ketahui.
Balasan atau karma tdk selalu equaliti, satu balas satu, merah balas merah
Pembunuh belum tentu balasannya kelak matinya juga terbunuh
Membunuh seratus orang tdk mungkin akan ganti seratus kali terbunuh
Orang celaka tidak selalu akibat kejahatan yg dilakukannya
Ada ribuan nabi dan orang saleh terbunuh justru karena kebaikannya.
Bibit yg baik / buruk tdk selalu menghasilkan buah yg sama baiknya / buruknya.
Anak nabi tdk selalu jadi nabi, anak penjahat tdk selalu jadi penjahat
Anak pengemis tdk selalu jadi pengemis, anak juragan tdk selalu jadi juragan
Bagaimana anda akan mendefinisikan realitas seperti ini ?
Kalau saya belum bisa memahami.
Satu prinsip yg saya sependapat ; setiap orang bertanggung jawab atas perbuatannya.dharma_senapati wrote:perlu dipahami disini, bhw hukum karmalah (hukum universal) yg menentukan seseorg atas perbuatannya sendiri. ==> gak ada keterlibatan tuhan disini.
Dlm ajaran Islam ;
Tidak ada keterlibatan Tuhan soal ini, kecuali memberikan rambu-rambu mana yg baik, mana yg buruk serta warning apa resikonya jika melanggar dan apa rewardnya jika patuh.
Azed- SERSAN SATU
-
Posts : 174
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 02.09.12
Reputation : 25
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
Azed wrote:
Betul, jika melihatnya secara harfiah, apa yg nampak.
Faktanya tdk selalu begitu, banyak faktor yg tidak kita ketahui.
Balasan atau karma tdk selalu equaliti, satu balas satu, merah balas merah
Saya setuju
Azed wrote:
Pembunuh belum tentu balasannya kelak matinya juga terbunuh
Membunuh seratus orang tdk mungkin akan ganti seratus kali terbunuh
Orang celaka tidak selalu akibat kejahatan yg dilakukannya
Ada ribuan nabi dan orang saleh terbunuh justru karena kebaikannya.
Bibit yg baik / buruk tdk selalu menghasilkan buah yg sama baiknya / buruknya.
Anak nabi tdk selalu jadi nabi, anak penjahat tdk selalu jadi penjahat
Anak pengemis tdk selalu jadi pengemis, anak juragan tdk selalu jadi juragan
Bagaimana anda akan mendefinisikan realitas seperti ini ?
Kalau saya belum bisa memahami.
hukum karma itu tidak diwariskan kpd anak atw cucu.
Realitas spt yg anda sebutkan diatas sepintas masuk akal, yaitu tanam padi tumbuh padi, TAPI padi gak berbuah satu melainkan banyak.
Karma yg kita terima saat ini adl akibat dari karma sekarang jg, karma2 lampau, karma2 kehidupan lampau, tergantung masaknya kapan
Ribuan orang saleh / nabi terbunuh itu karena karma buruknya sedang masak ==> gitu loch mksdnya
dharma_senapati- SERSAN MAYOR
-
Age : 53
Posts : 306
Kepercayaan : Budha
Location : Serang
Join date : 21.02.16
Reputation : 8
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
Setuju.dharma_senapati wrote:hukum karma itu tidak diwariskan kpd anak atw cucu.
Saya hanya mengantisipasi jika ada yg berpendapat bhw pohon yg baik dikenali dari buahnya. Atau, pohon yg baik pasti menghasilkan buah yg baik.
Betul juga. Meski bisa juga tidak tumbuh, atau bahkan tidak berbuah samasekali.Sehingga rangkaian inkarnasinya ada yg terputus.dharma_senapati wrote:Realitas spt yg anda sebutkan diatas sepintas masuk akal, yaitu tanam padi tumbuh padi, TAPI padi gak berbuah satu melainkan banyak.
Menurut Buddhisme, inkarnasi itu berlaku untuk seluruh umat manusia, mau percaya apa tidak. Begitu kan ?.dharma_senapati wrote:Karma yg kita terima saat ini adl akibat dari karma sekarang jg, karma2 lampau, karma2 kehidupan lampau, tergantung masaknya kapan
Saya sempat berkhayal begini, jangan-jangan saya ini adalah reinkarnasi dari budak, atau kaisar, atau pencoleng, atau orang saleh, atau bahkan nenek moyang saya sendiri yg salah satu keturunannya adalah ayah atau ibu saya.
Sayangnya, saya tdk tahu apapun soal kehidupan masa lalu saya, bahkan periode sebelum ini, apalagi sekian periode sebelumnya. Jika menurut anda saya adalah hasil inkarnasi kehidupan sebelumnya, gimana cara saya mengetahui kehidupan masa lalu saya. Biar kehidupan saya yg sekarang tdk mengulang kesalahan kehidupan di periode sebelum-sebelumnya ?.
Bisakah dijelaskan, bagaimana 7 milyar lebih penduduk bumi sekarang ini adalah rantai inkarnasi dari manusia yg hidup sekian ribu tahun yg lalu, yg pasti jumlahnya jauh lebih sedikit ?. Konon, jumlah penduduk bumi dari waktu ke waktu terus meningkat.
Saya tidak akan menanyakan dg cara yg agak dungu dg menuntut semacam bukti yg pasti tidak mungkin dapat dilakukan.dharma_senapati wrote:Ribuan orang saleh / nabi terbunuh itu karena karma buruknya sedang masak ==> gitu loch mksdnya
OK. Jadi dapat dipastikan bhw ada satu periode dari periode-periode kehidupan sebelumnya mereka pernah membunuh, lalu periode yg lain pernah berbuat baik. Kemudian karmanya kebetulan masak disaat yg sama sekian periode kemudian. begitu maksudnya ?.
Satu karma itu akan habis jika pernah masak atau ada kemungkinan muncul lagi ?
Bayi yg mati dlm kandungan itu kira-kira karena karma apa ya ?
Azed- SERSAN SATU
-
Posts : 174
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 02.09.12
Reputation : 25
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
Azed wrote:
Menurut Buddhisme, inkarnasi itu berlaku untuk seluruh umat manusia, mau percaya apa tidak. Begitu kan ?.
Saya sempat berkhayal begini, jangan-jangan saya ini adalah reinkarnasi dari budak, atau kaisar, atau pencoleng, atau orang saleh, atau bahkan nenek moyang saya sendiri yg salah satu keturunannya adalah ayah atau ibu saya.
Sayangnya, saya tdk tahu apapun soal kehidupan masa lalu saya, bahkan periode sebelum ini, apalagi sekian periode sebelumnya. Jika menurut anda saya adalah hasil inkarnasi kehidupan sebelumnya, gimana cara saya mengetahui kehidupan masa lalu saya. Biar kehidupan saya yg sekarang tdk mengulang kesalahan kehidupan di periode sebelum-sebelumnya ?.
untuk mengetahuinya anda haris bermeditasi, latihlah terus meditasi hingga pencapaian tertentu (arahat). Untuk bisa menembus melihat kehidupan2 lampau itu namanya Dibbacakkhu.
sebagai referensi, anda bisa baca di :
Tingkat Kesucian
Azed wrote:
Bisakah dijelaskan, bagaimana 7 milyar lebih penduduk bumi sekarang ini adalah rantai inkarnasi dari manusia yg hidup sekian ribu tahun yg lalu, yg pasti jumlahnya jauh lebih sedikit ?. Konon, jumlah penduduk bumi dari waktu ke waktu terus meningkat.
Anda berpikir bumi cuma satu aja ???
Alam Semesta
Azed wrote:
OK. Jadi dapat dipastikan bhw ada satu periode dari periode-periode kehidupan sebelumnya mereka pernah membunuh, lalu periode yg lain pernah berbuat baik. Kemudian karmanya kebetulan masak disaat yg sama sekian periode kemudian. begitu maksudnya ?.
Bisa dibilang seperti itu
Azed wrote:
Satu karma itu akan habis jika pernah masak atau ada kemungkinan muncul lagi ?
Tergantung saat perbuatan kita, apakah menanam kebajikan ataukah keburukan, bisa2 terakumulasi karma kita untuk kehidupan selanjutnya.
Azed wrote:
Bayi yg mati dlm kandungan itu kira-kira karena karma apa ya ?
Pada kehidupan lalunya, dia jg melakukan pembunuhan (menghilangkan nyawa) thd makhluk hidup, sehingga dikehidupan sekarang umurnya menjadi pendek.
dharma_senapati- SERSAN MAYOR
-
Age : 53
Posts : 306
Kepercayaan : Budha
Location : Serang
Join date : 21.02.16
Reputation : 8
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
dharma_senapati wrote:dee-nee wrote:
kalau hukum universal itu sendiri menjadi ada (eksis) disebabkan HANYA karena ADANYA Tuhan ... maka apakah Tuhan masih tidak terlibat dalam hukum universal itu sendiri ?? ... apakah masih tidak ada peran Tuhan dalam hukum tersebut ??
darimana @dee-nee memastikan bhw yg di bold merah itu ada ? dasarnya apa ?
hukum universal itu bekerja dgn sendirinya spt yg telah sy jelaskan "tanam adi tumbuh padi", so gak ada keterlibatan tuhan disini
biru : lah katanya ... Buddha sendiri juga meyakini bahwa YANG MUTLAK itu memang ada ... bahwa yang tidak mutlak terjadi (atau menjadi ada) ... karena adanya YANG MUTLAK >>> betul begitu ??
ungu : ya itulah akhirnya yang menjadi perbedaan antara Islam dengan Buddha ... walaupun tidak bisa juga disebut perbedaan ... karena kembali lagi pada isi kepala ...
disebut hukum universal bekerja dengan sendiri-nya pun benar2 saja
>>> misalnya sebuah mesih otomatis pun akan dilihat secara kasat mata bahwa mesin itu bekerja dengan sendiri-nya (alias tidak manual) .... tapi tetap saja kan ... tetap ada yang menjadikan mesin otomatis itu ada/eksis (kalau pakai bahasa manusia : tetap ada yang menciptakan mesin otomatis itu)
moso sebuah mesin bisa ujug2 ada tanpa sebab akibat >>> padahal sesuai dengan hukum universal itu sendiri ... segala sesuatu yang terkondisi harus memiliki unsur sebab akibat
samakan saja >>> moso sebuah hukum universal bisa ujug2 ada tanpa sebab akibat >>> padahal sesuai dengan hukum universal itu sendiri ... segala sesuatu yang terkondisi harus memiliki unsur sebab akibat
dee-nee- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
Berdasar cerita di artikel AWAL-MULA MUNCULNYA KONSEP “SANG-MAHA-PENCIPTA/KUASA” yg anda sebut sebagai konsep ketuhanan, bumi hanya satu.dharma_senapati wrote:Anda berpikir bumi cuma satu aja ???
Alam Semesta
Blog yg anda referensikan sudah saya pelajari, tapi melihat logika yg dipakai penulisnya, itu lebih nampak sebagai pendapat pribadi orang yg hidup di era modern. Ada tambahan konsep pemikiran terkini dibanding dg artikel dari sumber yg sama th 2010/08.
Jadi pengertian karma itu sebenarnya gimana.dharma_senapati wrote:Pada kehidupan lalunya, dia jg melakukan pembunuhan (menghilangkan nyawa) thd makhluk hidup, sehingga dikehidupan sekarang umurnya menjadi pendek.Azed wrote:
Bayi yg mati dlm kandungan itu kira-kira karena karma apa ya ?
Kan menurut analogi anda, tanam padi tumbuh padi.
Yg berbuat baik mendapatkan karma baik dan sebaliknya.
Pengertian saya berdasar apa yg sudah anda sampaikan, siapa yg membunuh, akan mati terbunuh. Membunuh seratus nyawa, karmanya seratus kali dibunuh. Bayi yg mati dlm kandungan kan tidak selalu mati dibunuh.
Jika semua kematian dipahami sebagai karma karena pernah membunuh, berarti tidak seorangpun yg tidak pernah menjadi pembunuh. Karena tidak ada manusia yg tidak mati. Bagaimana pula jika saya tak sengaja atau bahkan tidak menyadari kalau telah menghilangkan nyawa. Apakah menurut hukum karma, satu saat dlm reinkarnasi saya, saya tetap akan kehilangan nyawa dg cara yg sama ?
Azed- SERSAN SATU
-
Posts : 174
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 02.09.12
Reputation : 25
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
@dee-nee
biru : lah katanya ... Buddha sendiri juga meyakini bahwa YANG MUTLAK itu memang ada ... bahwa yang tidak mutlak terjadi (atau menjadi ada) ... karena adanya YANG MUTLAK >>> betul begitu ??
gak begitu, kamu mencampuradukan konsep tuhan dgn nibbana, yg mutlak itu bkn tuhan melainkan nibbana
segala sesuatu itu sulit dicari penyebab awalnya krn proses hancur dan muncul.
manusia gak akan mencapai kesucian jika pikiran & batin qt terbelenggu ttg "siapa penciptanya" itu akan menjd sia2.
biru : lah katanya ... Buddha sendiri juga meyakini bahwa YANG MUTLAK itu memang ada ... bahwa yang tidak mutlak terjadi (atau menjadi ada) ... karena adanya YANG MUTLAK >>> betul begitu ??
gak begitu, kamu mencampuradukan konsep tuhan dgn nibbana, yg mutlak itu bkn tuhan melainkan nibbana
segala sesuatu itu sulit dicari penyebab awalnya krn proses hancur dan muncul.
manusia gak akan mencapai kesucian jika pikiran & batin qt terbelenggu ttg "siapa penciptanya" itu akan menjd sia2.
dharma_senapati- SERSAN MAYOR
-
Age : 53
Posts : 306
Kepercayaan : Budha
Location : Serang
Join date : 21.02.16
Reputation : 8
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
@azed:
sutta-nya dah terlampir kq pd webnya yaitu pd Anguttara Nikaya - Ananda Vagga
megenai bayi tsb, akibat pembunuhan yg telah dilakukan di beberapa kali kehidupan lampaunya. hukum karma memang unik cara kerjanya, byk faktor2 lain yg mendukungnya
sutta-nya dah terlampir kq pd webnya yaitu pd Anguttara Nikaya - Ananda Vagga
megenai bayi tsb, akibat pembunuhan yg telah dilakukan di beberapa kali kehidupan lampaunya. hukum karma memang unik cara kerjanya, byk faktor2 lain yg mendukungnya
Terakhir diubah oleh dharma_senapati tanggal Wed Aug 24, 2016 10:26 pm, total 1 kali diubah
dharma_senapati- SERSAN MAYOR
-
Age : 53
Posts : 306
Kepercayaan : Budha
Location : Serang
Join date : 21.02.16
Reputation : 8
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
kalau menurut saya
tuhan personal adalah : manifestasi sifat Tuhan (yang bisa dilakukan manusia), namun manusia itu tetap terikat oleh HukumTuhan.
tuhan personal adalah : manifestasi sifat Tuhan (yang bisa dilakukan manusia), namun manusia itu tetap terikat oleh HukumTuhan.
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
@njlajahweb:
manusia terikat oleh hukum karma selama masih diliputi belenggu2 batin atw kekotoran batin
manusia terikat oleh hukum karma selama masih diliputi belenggu2 batin atw kekotoran batin
dharma_senapati- SERSAN MAYOR
-
Age : 53
Posts : 306
Kepercayaan : Budha
Location : Serang
Join date : 21.02.16
Reputation : 8
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
lalu Siapa yang memberi hukum karma? bukankah DIA yang Mampu Mengetahui kekotoran batin? juga yang Mampu Mengetahui keberdosaan perbuatan makhluk-NYA walau tersembunyi
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
hukum karma ini jika disederhanakan semacam hukum kekekalan energi
dharma_senapati- SERSAN MAYOR
-
Age : 53
Posts : 306
Kepercayaan : Budha
Location : Serang
Join date : 21.02.16
Reputation : 8
Re: bisakah kafir yang baik masuk surga?
jika manusia berbuat baik atw buruk, maka hukum karmalah yg bekerja
dharma_senapati- SERSAN MAYOR
-
Age : 53
Posts : 306
Kepercayaan : Budha
Location : Serang
Join date : 21.02.16
Reputation : 8
Halaman 5 dari 8 • 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8
Similar topics
» muslim yang jahat bahkan yang sekelas teroris sekalipun lebih mulia daripada kafir yang baik
» 73 golongan islam, yang mana yang akan masuk surga ???
» Wanita Pertama Yang Masuk Surga
» Nabi Muhammad yang pertama masuk SURGA
» Menjadi Duta Kerajaan Surga Kotbah petrus agung [kisah nyata, Pembantu, masuk Surga]
» 73 golongan islam, yang mana yang akan masuk surga ???
» Wanita Pertama Yang Masuk Surga
» Nabi Muhammad yang pertama masuk SURGA
» Menjadi Duta Kerajaan Surga Kotbah petrus agung [kisah nyata, Pembantu, masuk Surga]
Halaman 5 dari 8
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik