Tuhan tidak mungkin menciptakan manusia

First topic message reminder :

Tuhan yg sempurna tidak mungkin menciptakan manusia,
sebab TUHAN tidak butuh manusia.
(kan Dia sempurna,masak butuh manusia)

fakta pertama,
setujukah kalian bhw Tuhan tidak butuh manusia?
jika setuju berarti Tuhan tidak menciptakan manusia.

SEBAB yg menciptakan manusia pastl dia oknum
yg butuh manusia.
apakah anda setuju yg digaris?
kalau tidak butuh manusia,untuk apa menciptakan manusia?
kan tidak mungkin !

Jika Tuhan butuh manusia berarti Dia oknum yg lemah,
artinya Tuhan masih ada kebutuhan !

Masih punya kebutuhan berarti dia tidak sempurna.
Hal ini bertentangan dgn konsep Tuhan yg sempurna.
yg tentu tidak punya kebutuhan akan hadirnya manusia.

kesimpulannya:
TUHAN TIDAK MENCIPTAKAN MANUSIA

manusia sendirilah yg "menciptakan" kehadirannya sendiri.
(melalui proses pikirannya)
sama seperti ketika seseorg tidur dan bermimpi..
Dia menjadi suatu pribadi dlm mimpi tsb..
pribadi tsb adalah "ciptaan" kita yg sedang tidur tsb..

lalu apa yg para suci maksudkan dgn TUHAN ?
Tuhan tsb bukan lain adalah jati diri manusia.

perumpamaan :
jika manusia itu kecebong
maka jati diri manusia adalah katak (Tuhan)

jika manusia itu ulat
maka jati diri manusia sesungguhnya adalah kupu-kupu (Tuhan)

ulat akan tahu bahwa DIRI SEJATINYA adalah kupu_kupu
manusia akan tahu bhw jati dirinya adalah TUHAN.
(manunggaling kawula gusti)

mengenai alam abasara bisa dilihat pd topik
31 alam kehidupan.

penjelasannya bisa dilihat disini

http://samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/kehidupan-dan-alam-kehidupan-2/

yah Si Budha bercerita demikian supaya manusia tidak menyalahkan MAHA BUDHA( SANG SUPREME) yang sebenarnya adalah MAHA Pencipta.

Si Budha hanya mau mempercayakan SANG SUPREME sebagai Yang Menciptakan manusia apabila manusia itu tidak menyalahkan SANG SUPREME.

sang supreme ternyata gak sempurna jg krn ada lifetime nya di alam tsb

Betul memang sang supreme tidak sempurna dalam pandangan logika, namun SANG SUPREME tetap sempurna dalam pandangan iman.

dharma_senapati wrote:sang supreme ternyata gak sempurna jg krn ada lifetime nya di alam tsb

apa hubungannya Sang Supreme dengan alam abasara ??

katanya alam abasara tempatnya manusia yang bertumimbal lahir

kok ujug2 nyambung ke Sang Supreme ??

Mari kita bereksperimen dlm khayalan :

1. Ketika saya pamer HP lalu saya bilang bhw gadget ini tiba-tiba saja ada ditangan saya, gak ada yg percaya.
2. Ketika saya bawa mobil bagus dan langka kepada orang ramai, banyak yg tanya : ini bikinan mana ?.
3. Ketika saya bilang bhw pesawat Boeing 747 dibikin oleh sekelompok tukang masak warung Tegal, .. saya dianggap edan.

Disini akal masih bekerja  secara wajar, sepanjang tidak bersangkut paut dg soal keyakinan (religi). Menganggap mustahil HP datang tanpa sebab, mustahil mobil gak ada yg bikin, mustahil juru masak bisa bikin B-747, adalah logika yg normal

Nah, sekarang kita lihat, seperti apa faktanya ketika theologi dilibatkan :
1. Ketika di katakan bhw alam ini tidak terjadi begitu saja, pasti ada penciptanya, Ternyata ada juga yg menentang.
2. Ketika di katakan bhw penciptanya pasti maha pintar, cermat ...dst. Ternyata tidak semuanya sepakat.

Kenapa bisa terjadi seperti itu :
1. Orang paham benar ; HP tdk mungkin datang tiba2, mobil pasti ada pabriknya, pembuat  Boeing 747 pasti orang-orang pintar. Disini yg bekerja adalah nalarnya (logika, akal).
2. Tetapi ketika menolak mengakui bhw alam semesta ini pasti ada penciptanya dan dia pasti sangat hebat, yg bekerja adalah perasaannya (keimanan, keyakinan)

Keseimbangan antara nalar dan iman sangat penting dijaga.
Jika yg satu mengatasi yg lain, akibatnya sama-sama tidak baik.

- Kegedean nalar dpd iman => hukum Tuhan diakal-akali.
- Dominan iman dpd nalar => logika diperkosa.

@dee-nee
pak @njlajahweb yg mengasumsikan bhw tuhan => maha buddha => sang supreme, asumsi yg keliru

@njlajahweb
kamu membandingkan nibbana yg tanpa kondisi dgn kebendaan yg terkondisi => agak absurd sih kl menurut sy.

jika sy bilang "kotoran manusia adl ciptaan tuhan" gmn coba?

Allah kuasa Makhluk tak kuasa.
Allah Mampu Menciptakan Manusia dengan Asbab
Allah mampu Menciptakan Manusia tanpa asbab

Lailla ha Illallah...

asbab itu apa ya?

@kangDharma
quote 1
kamu membandingkan nibbana yg tanpa kondisi dgn kebendaan yg terkondisi => agak absurd sih kl menurut sy.
#tanggapan 1
jadi tuhan yg terkondisi=manusia dan tuhan yg tanpa kondisi=malaikat

quote 2
jika sy bilang "kotoran manusia adl ciptaan tuhan" gmn coba?
#tanggapan 2
bagaimana jika saya katakan bahwa kotoran manusia adalah bukan ciptaan Tuhan tapi dampak dari ciptaan Tuhan

karena dalam agama Budha memang Tuhan Sang Pencipta tidak diceritakan oleh Sang Budha, ini yang saya rasa, mengapa Tuhan tidak terceritakan

njlajahweb wrote:
#tanggapan 1
jadi tuhan yg terkondisi=manusia dan tuhan yg tanpa kondisi=malaikat

itu yg di bold, darimana kamu bisa menganalogikan demikian ?

njlajahweb wrote:
#tanggapan 2
bagaimana jika saya katakan bahwa kotoran manusia adalah bukan ciptaan Tuhan tapi dampak dari ciptaan Tuhan

jadi dampak = akibat ==> setuju???

jika tuhan sudah tahu bhw menciptakan manusia berdampak pd perbuatan dosa dan byk membuat kerusakkan di muka bumi ini, koq masih diciptakan sih ?

jika tuhan sudah tahu bhw menciptakan manusia berdampak pd kebaikan, ngapain jg diciptakan ?

sptnya tuhan sedang uji coba / riset ttg ciptaannya deh

njlajahweb wrote:
karena dalam agama Budha memang Tuhan Sang Pencipta tidak diceritakan oleh Sang Budha, ini yang saya rasa, mengapa Tuhan tidak terceritakan

tak terceritakan disini mksdnya bkn gak pernah diceritakan melainkan yg gak bisa diceritakan dgn kata2.

seperti rasa nasi, seseorg akan tahu rasanya nasi tsb jika sudah mencicipinya ==> sulit diungkapkan dgn kata2

njlajahweb :
jika Tuhan bisa diciptakan oleh pikiran manusia,
maka Hakikat-Tuhan itu sendiri, tidak akan bisa diciptakan dan tidak akan bisa dimusnahkan oleh pikiran manusia.

hhmm..
kau tahu atau hanya percaya ttg ini?
jika kau tahu,...bgm mungkin hakekat Tuhan yg katanya berada diluar panca indra
,berubah jadi sebuah pengetahuan?
sebab bukankah pengetahuan adalah buah karya dari panca indra !?

yah Si Budha bercerita demikian supaya manusia tidak menyalahkan MAHA BUDHA( SANG SUPREME) yang sebenarnya adalah MAHA Pencipta.

Maha Budha mencipta jasmani dan rohani manusia? jika ya,kenapa Budha yg maha kasih tidak mampu menghapus penderitaan manusia tanpa harus membuat manusia menderita lebih dulu??? ayoo !!~
tanpa hrs repot2 meditasi ,nahan lapar/haus /terima karma,dsb.
Seluruh dunia menderita gara2 si supreme Budha ini!!
biang keroknya.(kalo nurut versi Tuhan pencipta darimu)

Si Budha hanya mau mempercayakan SANG SUPREME sebagai Yang Menciptakan manusia apabila manusia itu tidak menyalahkan SANG SUPREME

.darimana kesimpulanmu itu?
kalau supreme tidak salah,kok takut disalahkan?!!

apakah seorg ibu tidak mau menyelamatkan anaknya ,hanya krn anaknya
sering mengumpat si ibu ,krn telah melahirkannya? membuatnya sakit,miskin,dsb?
tentu saja tidak.apalagi sang Budha!!
alasanmu tidak masuk akal.

kau tidak membantah postinganku,apakah berarti kau tidak bisa melihat KESALAHAN tulisanku?

nyimak

22:30 Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.

quote
Maha Budha mencipta jasmani dan rohani manusia? jika ya,kenapa Budha yg maha kasih tidak mampu menghapus penderitaan manusia tanpa harus membuat manusia menderita lebih dulu??? ayoo !!~
tanpa hrs repot2 meditasi ,nahan lapar/haus /terima karma,dsb.
Seluruh dunia menderita gara2 si supreme Budha ini!!
biang keroknya.(kalo nurut versi Tuhan pencipta darimu)

#tanggapan
bukan tidak mampu, tapi tidak mau. salah satu tujuanya adalah untuk memancing manifestasi iman.
Tuhan mengizinkan adanya penderitaan juga karena Tuhan mengizinkan adanya kebahagiaan
dan dalam KedaulatanNya Dia tidak pernah lepas dari tanggungjawabNya. ada yang hanya Dia nyatakan didunia ini ada pula yang hanya Dia nyatakan didunia yang akan datang.

namun sebenarnya lebih banyak penderitaan yang timbul karena manusia itu sendiri yang berakar dari rasa tidak tahu diri, lalu dengan tidak mengkoreksi diri dulu dalam-dalam maka dengan entengnya dia menyalahkan Tuhan seenaknya, padahal Tuhan mengetahui kekotoran bathin.

quote
darimana kesimpulanmu itu?
kalau supreme tidak salah,kok takut disalahkan?!!

apakah seorg ibu tidak mau menyelamatkan anaknya ,hanya krn anaknya
sering mengumpat si ibu ,krn telah melahirkannya? membuatnya sakit,miskin,dsb?
tentu saja tidak.apalagi sang Budha!!
alasanmu tidak masuk akal.

kau tidak membantah postinganku,apakah berarti kau tidak bisa melihat KESALAHAN tulisanku?

#tanggapan
Dia tidak pernah kuatir disalahkan, karena manusialah yang butuh Dia juga karena pada hakekatnya Dia tidak pernah berniat tidak baik itulah yang selalu kupercayai dalam iman di hatiku untuk seterusnya, walau dalam pandangan logika pikiranku perbuatanNya tidak selalu baik.

Dia mau menyelamatkan tapi dengan cara yang berbeda, karena kasihNya bukan kasih yang tidak mendidik juga bukan kasih yang murahan. Ada harga yang harus dibayar karena kesalahan anak itu agar anak itu mengambil pelajaran. bukan dibayar dengan uang tapi bisa dengan penderitaan yang Dia izinkan terhadap anak itu.
dan apabila cambuk-Nya teracung terhadap orang benar, maka cambuk-Nya itu tidak bersifat sebagai hukuman tapi sebagai gemblengan agar orang itu mendapat kedudukan tinggi sebagai orang-orang terhormat disurga, itulah harapan Tuhan, tapi sayangnya banyak manusia yang salah paham dengan Tuhan.

banyak manusia itu seperti anak kecil, hanya percaya ayahnya baik kalau ayahnya memberi permen misalnya. tapi ketika ayahnya membawa anak itu untuk dimunisasi disuntik, anak itu berteriak-teriak ayah jahat ayah jahat. Padahal ayahnya bermaksud baik terhadap anaknya itu.

banyak manusia itu seperti anak kecil, hanya percaya ayahnya baik kalau ayahnya memberi permen misalnya. tapi ketika ayahnya membawa anak itu untuk dimunisasi disuntik, anak itu berteriak-teriak ayah jahat ayah jahat. Padahal ayahnya bermaksud baik terhadap anaknya itu.

semua hanya percaya atas dasar dogma saja.tdk ada kesadaran apa2 darimu.

kau samakan tuhan yg kata maha kuasa dgn ayah yg tdk maha kuasa.yg terpaksa menyuntikkan imunisasi.
pdhl jika kau jujur...kau sbg ayah ,apakh kau mau menguji anakmu sampai MENDERITA??? SENGSARA?? DIPENGGAL,DITEMBAK MATI...DIREBUS...??
TENTU TIDAK.

quote
semua hanya percaya atas dasar dogma saja.tdk ada kesadaran apa2 darimu.

kau samakan tuhan yg kata maha kuasa dgn ayah yg tdk maha kuasa.yg terpaksa menyuntikkan imunisasi.
pdhl jika kau jujur...kau sbg ayah ,apakh kau mau menguji anakmu sampai MENDERITA??? SENGSARA?? DIPENGGAL,DITEMBAK MATI...DIREBUS...??
TENTU TIDAK

#tanggapan
aku tidak menyamakan dalam kemahakuasaan tapi dalam niatnya

quote
pdhl jika kau jujur...kau sbg ayah ,apakh kau mau menguji anakmu sampai MENDERITA??? SENGSARA?? DIPENGGAL,DITEMBAK MATI...DIREBUS...??
TENTU TIDAK
#tanggapan
memang tidak, kecuali jika aku sanggup mengembalikan nyawa dan memberi kedudukan VIP disurga sebagai orang yang mati martir, (tapi bukan berarti kematian martir untuk dicari atau penderitaan untuk dicari dan jangan juga cari masalah)
pada saat itulah anaknya akan sadar oh ternyata ayahku memberi kejutan besar, ternyata penderitaan yang kualami tidak ada apa-apanya dengan kebahagian yang kudapatkan

dharma_senapati wrote:jika tuhan sudah tahu bhw menciptakan manusia berdampak pd perbuatan dosa dan byk membuat kerusakkan di muka bumi ini, koq masih diciptakan sih ?

jika tuhan sudah tahu bhw menciptakan manusia berdampak pd kebaikan, ngapain jg diciptakan ?

sptnya tuhan sedang uji coba / riset ttg ciptaannya deh

Gimana ya kalau pertanyan anda dikembalikan dg sedikit penyesuaian menjadi begini ;

Jika hukum karma “sudah tahu” bhw keburukan manusia berdampak pd perbuatan dosa dan banyak membuat kerusakan di muka bumi ini, koq hukum karma tidak berubah dg sendirinya atau katakalan menyesuaikan diri menjadi sebaliknya ? Misalnya yg buruk mendapatkan hasil (balasan) yg baik, yg baik tetap. Kan satu waktu semua hanya akan tersisa kebaikan. Pasti aman dunia ini.

Tidak usah dijawab. Anda sudah menyatakan di postingan lain, bhw hukum karma itu sulit dijelaskan, dg kata lain : misteri. Jika saya yg mengatakan spt itu, itu isyarat bhw saya tak sanggup menjelaskannya. Tetapi jika anda masih ingin menjelaskannya, saya akan berterimakasih.

Saya hanya ingin mengatakan bhw kita tak akan pernah mampu memahami apa yg sudah given.  Misal, kenapa Tuhan menciptakan manusia, kenapa tidak diciptakan saja semuanya baik, kenapa jika saya berbuat begini hasilnya begitu, kenapa ... kenapa, dst.

Tuhan dlm hal berkehendak, tidak selalu dapat dijangkau oleh pikiran manusia. Yg perlu dilakukan manusia adalah melaksanakan perintah Tuhan, bukan mempersoalkan apa yg dilakukan Tuhan.

Dlm bahasa kitab suci, ada ungkapan yg sangat bagus dari Bible :

Isa 55:8-9  Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firmanTUHAN.  Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.

Tidak perlu berpanjang kata, ayat diatas sudah menjelaskan dg terang benderang sebatas mana yg mampu dijangkau oleh pengetahuan manusia. Setinggi-tigginya tangan manusia teracung keatas, tak akan jarinya dapat menggapai langit, meskipun langit tampak didepan matanya.

quote
jika tuhan sudah tahu bhw menciptakan manusia berdampak pd perbuatan dosa dan byk membuat kerusakkan di muka bumi ini, koq masih diciptakan sih ?

jika tuhan sudah tahu bhw menciptakan manusia berdampak pd kebaikan, ngapain jg diciptakan ?

sptnya tuhan sedang uji coba / riset ttg ciptaannya deh

tanggapan
(ini hanya sekedar perkiraanku saja, bisa jadi saya salah.)

mungkin Tuhan sedang mengadakan sayembara untuk memancing ketulusan tingkat tertinggi dalam taraf manusia.

ketulusan manusia bisa lebih tinggi tingkatanya atau bisa lebih tinggi derajatnya dibanding malaikat, saat menyembah TUHAN, karena malaikat belum pernah mengalami penderitaan
jadi penyembahan manusia pada TUHAN bisa lebih tinggi derajatnya dibanding penyembahan malaikat pada TUHAN.

Azed wrote:
Gimana ya kalau pertanyan anda dikembalikan dg sedikit penyesuaian menjadi begini ;

Jika hukum karma “sudah tahu” bhw keburukan manusia berdampak pd perbuatan dosa dan banyak membuat kerusakan di muka bumi ini, koq hukum karma tidak berubah dg sendirinya atau katakalan menyesuaikan diri menjadi sebaliknya ? Misalnya yg buruk mendapatkan hasil (balasan) yg baik, yg baik tetap. Kan satu waktu semua hanya akan tersisa kebaikan. Pasti aman dunia ini.

Koq sepintas kesannya adl tuhan = hukum karma yah, jadi aneh kesannya.

Kl menurut sy sih :
Hukum karma = hukum sebab akibat = hukum tabur tuai

untuk sedikit memahami ttg hukum karma silahkan bro @Azed baca2 di link berikut ini, smg mendptkan pemahaman.
Hukum Kamma / Karma

dharma_senapati wrote:

Azed wrote:
Gimana ya kalau pertanyan anda dikembalikan dg sedikit penyesuaian menjadi begini ;

Jika hukum karma “sudah tahu” bhw keburukan manusia berdampak pd perbuatan dosa dan banyak membuat kerusakan di muka bumi ini, koq hukum karma tidak berubah dg sendirinya atau katakalan menyesuaikan diri menjadi sebaliknya ? Misalnya yg buruk mendapatkan hasil (balasan) yg baik, yg baik tetap. Kan satu waktu semua hanya akan tersisa kebaikan. Pasti aman dunia ini.

Koq sepintas kesannya adl tuhan = hukum karma yah, jadi aneh kesannya.

Kl menurut sy sih :
Hukum karma = hukum sebab akibat = hukum tabur tuai

Apakah seperti itu kesan yg tertangkap ?
Saya memang agak kesulitan mengkorelasikannya, makanya saya kasih tanda petik "sudah tahu"
Ya sudahlah, lupakan saja.

dharma_senapati wrote:untuk sedikit memahami ttg hukum karma silahkan bro @Azed baca2 di link berikut ini, smg mendptkan pemahaman.
Hukum Kamma / Karma

Saya sedang pelajari, pusing saya dg istilah yg dipakai ....he..he..

gpp bro, pusing itu wajar, kl ada istilah2 yg gak ngerti bisa tanya2 koq, sy akan bantu jika saya mampu, tp bro jg bisa tanya kpd buddhis yg lain

dharma_senapati wrote:Hukum karma = hukum sebab akibat = hukum tabur tuai

sepakat ... dan hukum karma ini eksis dibawah ketetapan Tuhan

pokoknya ... apapun sistem/hukum alam semesta yang ada ... semua itu eksis dibawah ketetapan Tuhan