adakah GOLDEN RULE dalam Islam ?

mungkin yang bisa termasuk sebagai golden rule baik islam maupun Kristen atau mungkin semua agama adalah :

jadilah orang yang mau belajar tahu diri dalam lahir dan batin, tanpa mengabaikan ketegasan pada saat yang tepat dan kelembutan pada saat yang tepat pula, namun tetap didasar utamakan oleh sikap batin yang benar juga oleh motivasi yang benar.

Dimmi itu bayar pajak, tiap WNI juga wajib bayar pajak, warga muslim pun bayar zakat, pajak dr kafir dhimi dan zakat dari warga muslim itulah yang digunakan untuk membangun negara dan menyantuni rakyat miskin,untuk pemerataan

Ajaran Islam lebih tinggi dari sekedar Golden Rules, karena untuk kebaikan itu di Islam diajarkan untuk membalas LEBIH,bukan sekedar SAMA

apakah itu tercermin pada fpi.

musicman wrote:Kalau anda pintar, Asbabun nudzulnya coba anda baca.
Persepsi ini dahulu yg ingin saya luruskan dan samakan

saya tanya:
Semisal saya, anda, atau Tuhan anda merusak dagangan para pedagang yg kurang ajar berjualan di bait Tuhan, apakah KONTRA GR karena tentu saja saya tidak ingin kalau dagangan saya dihancurkan karena pelanggaran yg saya lakukan ..  atau jadi bagaimana?

Pertanyaan anda menyangkut apa yang dicatat Alkitab dalam Matius 21:10-13
Mat 21:10 Dan ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata: "Siapakah orang ini?"
Mat 21:11 Dan orang banyak itu menyahut: "Inilah nabi Yesus dari Nazaret di Galilea."
Mat 21:12 Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati
Mat 21:13 dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun."

Ini adalah suatu tindakan Tuhan Yesus yang menyatakan betapa Ia menghormati Bait Allah sebagai tempat yang dikuduskan tetapi orang2 Yahudi telah membuat halamannya menjadi ajang berjual beli.
Pasti pedagang2 itu menggerutu atas perbuatan Yesus tetapi seperti ini juga sifat manusia pada umumnya yang PANDAI MEMANFAATKAN SUATU KEADAAN UNTUK MENGUNTUNGKAN DIRINYA SEKALIPUN ITU MENAJISKAN RUMAH ALLAH.
Jadi sebagai orang yang beragama dan beriman sudah seharusnya kita menghormati TEMPAT IBADAH KITA dan tidak menajiskannya dengan hal2 ayng menjadikan tempat ibadah itu menjadi ajang berjual-beli.

musicman wrote:Kalau anda pintar, Asbabun nudzulnya coba anda baca.
Persepsi ini dahulu yg ingin saya luruskan dan samakan

saya tanya:
Semisal saya, anda, atau Tuhan anda merusak dagangan para pedagang yg kurang ajar berjualan di bait Tuhan, apakah KONTRA GR karena tentu saja saya tidak ingin kalau dagangan saya dihancurkan karena pelanggaran yg saya lakukan ..  atau jadi bagaimana?

Pertanyaan anda menyangkut apa yang dicatat Alkitab dalam Matius 21:10-13
Mat 21:10  Dan ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata: "Siapakah orang ini?"
Mat 21:11  Dan orang banyak itu menyahut: "Inilah nabi Yesus dari Nazaret di Galilea."
Mat 21:12  Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati
Mat 21:13  dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun."

Ini adalah suatu tindakan Tuhan Yesus yang menyatakan betapa Ia menghormati Bait Allah sebagai tempat yang dikuduskan tetapi orang2 Yahudi telah membuat halamannya menjadi ajang berjual beli.
Pasti pedagang2 itu menggerutu atas perbuatan Yesus tetapi seperti ini juga sifat manusia pada umumnya yang PANDAI MEMANFAATKAN SUATU KEADAAN UNTUK MENGUNTUNGKAN DIRINYA SEKALIPUN ITU MENAJISKAN RUMAH ALLAH.
Jadi sebagai orang yang beragama dan beriman sudah seharusnya kita menghormati TEMPAT IBADAH KITA dan tidak menajiskannya dengan hal2 yang menjadikan tempat ibadah itu menjadi ajang berjual-beli.

Saya yakin ISLAM pun memiliki GOLDEN RULE yang mengatur umatnya bahkan kemungkinan jumlahnya cukup besar karena pada dasarnya Islam berdiri DIATAS HUKUM TAURAT.
Tetapi sifat manusia adalah PEMBERONTAK dan EGOSENTRIS sehingga segala yang dilakukannya selalu tertuju kepada HAL2 YANG MENGENAKAN DIRINYA TANPA PERDULI DENGAN KEADAAN ORANG LAIN.