FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran Empty Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran

Post by childs north Sat May 09, 2015 10:52 pm

Muhammad memiliki beberapa penulis untuk menuliskan wahyu yang diturunkan kepadanya. Salah satu penulisnya adalah Abdullah Ibn Sa’d Ibn Abi Sarh. Pada saat Sarh menulis pewahyuan tersebut, dia seringkali memberikan saran untuk mengubah tata kalimat pada pewahyuan tersebut, dan Muhammad seringkali setuju serta mengijinkan perubahan itu terjadi. Kemudian Sarh meninggalkan Islam, setelah dia mengetahui bahwa wahyu tersebut tidak mungkin berasal dari Tuhan sebab tidak mungkin seorang penulis biasa diijinkan untuk mengubah firman Tuhan. Setelah penaklukan atas kota Mekah, Muhammad  memerintahkan untuk membunuh Sarh


-deleted-

Mod


avatar
childs north
SERSAN MAYOR
SERSAN MAYOR

Male
Age : 26
Posts : 290
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 28.04.15
Reputation : 1

Kembali Ke Atas Go down

Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran Empty Re: Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran

Post by childs north Sat May 09, 2015 10:59 pm

Sarh meninggalkan Islam dan hidup di Mekah. Beberapa waktu kemudian Muhammad dan tentaranya pergi ke Mekah dan menaklukkan Mekah. Ketika Mekah berhasil dikuasai oleh Muhammad, dia memerintahkan pembunuhan atas 10 orang yang tinggal di Mekah. Muhammad berkata “Allah melarang membunuh di Mekah, kecuali pada hari ini.” Sarh merupakan salah satu dari orang yang diperintahkan oleh Muhammad untuk dibunuh. Apa kejahatan dari Sarh? Dia meninggalkan Islam, dan dia adalah ancaman bagi kredibilitas Quran dan kenabian Muhammad. Tidak heran apabila Muhammad menginginkan kematiannya.

avatar
childs north
SERSAN MAYOR
SERSAN MAYOR

Male
Age : 26
Posts : 290
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 28.04.15
Reputation : 1

Kembali Ke Atas Go down

Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran Empty Re: Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran

Post by childs north Fri May 15, 2015 8:12 am




welcome
avatar
childs north
SERSAN MAYOR
SERSAN MAYOR

Male
Age : 26
Posts : 290
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 28.04.15
Reputation : 1

Kembali Ke Atas Go down

Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran Empty Re: Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran

Post by frontline defender Fri May 15, 2015 10:26 am

menurut QS. 4:88-90, QS. 33:60, QS. 49:6, yang meninggalkan Islam tanpa memerangi Islam itu tidak boleh diperangi!
frontline defender
frontline defender
MAYOR
MAYOR

Posts : 6462
Kepercayaan : Islam
Join date : 17.11.11
Reputation : 137

Kembali Ke Atas Go down

Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran Empty Re: Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran

Post by isaku Fri May 15, 2015 11:14 am

Sumber sampah TS tidak layak dipercaya, banyak plintiran.
avatar
isaku
KAPTEN
KAPTEN

Male
Posts : 3590
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 17.09.12
Reputation : 141

Kembali Ke Atas Go down

Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran Empty Re: Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran

Post by aliumar Fri May 15, 2015 11:44 am

Kemudian Sarh meninggalkan Islam, setelah dia mengetahui bahwa wahyu tersebut tidak mungkin berasal dari Tuhan sebab tidak mungkin seorang penulis biasa diijinkan untuk mengubah firman Tuhan.
nice info
avatar
aliumar
LETNAN SATU
LETNAN SATU

Male
Posts : 2663
Kepercayaan : Katolik
Location : Padang
Join date : 20.06.12
Reputation : 29

Kembali Ke Atas Go down

Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran Empty Re: Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran

Post by ngayarana Fri May 15, 2015 11:48 am

@Mas Isaku
Bisa bantu saya dong....artiin bahasa inggris ini, mungkin bisa membantu TS agar nanti nanti membuat fitnahan sedikit bermutu, dan paling tidak membawa sumbernya.
Sorry inggris saya jeblok... sedih

http://www.islamic-awareness.org/Quran/Sources/Sarh/qurtubi.html
"The pronoun "man" is grammatically in the jarr case. The meaning is who is more wicked than he who said I can reveal; the person addressed here is Abdullâh Ibn Sâd Ibn Abî Sarh who used to write the revelation for the Prophet of God, later on he apostatized and joined the pagans. The reason given by the commentators is that when the verse 23:12 {We created man of an extraction of clay} was revealed, the Prophet called him and dictated it to him and when the Prophet(P) reached the end of 23:14 {... thereafter We produced him as another creature} cAbdullâh said in amazement {So blessed be God the fairest of creators!}. The Prophet said: (and thus it was revealed to me) which made cAbdullâh doubt and say: "If Muhammad is truthful then I received the revelation and if he lied I say of the like of his speech. So he apostatized and joined the pagans and this is concerning the segment {Or the man who says, "I can reveal the like of what God has revealed"}, narrated by Al-Kolaby from Ibn cAbbâs. It was also narrated by Muhammad Ibn Ishâq who said Sharahbîl said: { Or the man who says, "I can reveal the like of what God has revealed"} was revealed concerning Abdullâh Ibn Sâd Ibn Abî Sarh who apostatized. When the Prophet entered Mecca he ordered him and cAbdullâh Ibn Khatal and Miqyas Ibn Sabaabah to be executed even if they were under the curtains of the Ka'bah. So, Abdullâh Ibn Sâd Ibn Abî Sarh fled to cUthmân(RA), his foster brother - his mother suckled Uthmân. The latter hid him until he brought him to the Prophet(P) after the inhabitants of Mecca became secure and he sought immunity for cAbdullâh. The Prophet(P) remained silent for a long time and then said: (Yes). When cUthmân left, the Prophet(P) said (I said nothing so that one of you executed him). A man among the Ansâr said: "Then why didn't you give me a sign, O Prophet of God?" He answered: (the treachery of the eyes does not be fit a Prophet.) Abu Omar said: "And Abdullâh Ibn Sâd Ibn Abî Sarh converted back to Islam during the conquest of Mecca and his Islam was fine, and later, his behavior was beyond reproach. He was among the wise and the noble from Quraysh, and was the knight of Bani 'Aamir Ibn Lu'ayy was respected among them. Later, cUthmân named him to govern Egypt in the year 25 H. He conquered Africa in the year 27 H and conquered Nuba in the year 31 H and he was the one who signed with the Nubians the armistice that is still valid today. He defeated the Romans in the battle of as-Sawâry in the year 34 H. When he returned from his advent, he was prevented from entering al-Fustât [the capital of Egypt], so he went to 'Asqalân where he lived until the murder of Uthmân. It was also said: He lived in Ramlah until he died away from the turmoil. And he prayed Allah saying: "O Allah! make the prayer of Subh the last of my deeds. So he performed Wudu' and prayed; he read Surat al-Fâtihah and al-'Aadiyaat in the first rak'ah and read al-Fâtihah and another surah in the second rak'ah and made salâm on his right and died before he made salâm on the left side. All this report was conveyed by Yazîd Ibn Abî Habîb and others. He didn't pledge allegiance to Alî nor to Mu'âwiyah(RA). His death was before the people agreed on Mu'âwiyah. It was also said that he died in Africa, but the correct is that he died in 'Asqalân in the year 36 H or 37 H and it was rather said 36 H. It is also reported from Hafs Ibn Omar from al-Hakam Ibn Abbân from 'Ikrimah that this verse was revealed concerning an-Nadr Ibn Al-Harith for opposing to the Qur'ân by saying"

Bahkan Meninggalnya dia (Abdullah Ibn Sa’d Ibn Abi Sarh) dalam keadaan khusnul Khotimah, Fitnah kafir ini kejam sekali ya.... nangis
ngayarana
ngayarana
LETNAN DUA
LETNAN DUA

Male
Posts : 1148
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 30.01.14
Reputation : 27

Kembali Ke Atas Go down

Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran Empty Re: Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran

Post by childs north Fri May 15, 2015 9:01 pm

link fitnah

-deleted-

Anda dipersilahkan menampilkan kembali referensi ini tanpa link fitnah

MOD
avatar
childs north
SERSAN MAYOR
SERSAN MAYOR

Male
Age : 26
Posts : 290
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 28.04.15
Reputation : 1

Kembali Ke Atas Go down

Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran Empty Re: Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran

Post by childs north Fri May 15, 2015 9:06 pm

KESIMPULAN



nice info

avatar
childs north
SERSAN MAYOR
SERSAN MAYOR

Male
Age : 26
Posts : 290
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 28.04.15
Reputation : 1

Kembali Ke Atas Go down

Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran Empty Re: Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran

Post by aliumar Sat May 16, 2015 1:12 pm

nice info
avatar
aliumar
LETNAN SATU
LETNAN SATU

Male
Posts : 2663
Kepercayaan : Katolik
Location : Padang
Join date : 20.06.12
Reputation : 29

Kembali Ke Atas Go down

Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran Empty Re: Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran

Post by frontline defender Sat May 16, 2015 1:24 pm

kisah palsu!
frontline defender
frontline defender
MAYOR
MAYOR

Posts : 6462
Kepercayaan : Islam
Join date : 17.11.11
Reputation : 137

Kembali Ke Atas Go down

Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran Empty Re: Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran

Post by aliumar Sat May 16, 2015 1:37 pm

kisah palsu!

Buruk muka, cermin dibelah !!

Buruk nabi, kisah disangkal !!

kisah palsu!
nabi nya yg palsu, bukan kisahnya yg palsu !
avatar
aliumar
LETNAN SATU
LETNAN SATU

Male
Posts : 2663
Kepercayaan : Katolik
Location : Padang
Join date : 20.06.12
Reputation : 29

Kembali Ke Atas Go down

Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran Empty Re: Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran

Post by frontline defender Sat May 16, 2015 3:58 pm

menyangkal apanya? ada buktinya kok! jadi kisahnya memang palsu & tuduhan kenabipalsuanmu itu didasari atas kepalsuan!
frontline defender
frontline defender
MAYOR
MAYOR

Posts : 6462
Kepercayaan : Islam
Join date : 17.11.11
Reputation : 137

Kembali Ke Atas Go down

Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran Empty Re: Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran

Post by childs north Wed May 20, 2015 8:24 am

ketahuan lagi BOLONGNYA islami Muhammad saw
avatar
childs north
SERSAN MAYOR
SERSAN MAYOR

Male
Age : 26
Posts : 290
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 28.04.15
Reputation : 1

Kembali Ke Atas Go down

Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran Empty Re: Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran

Post by childs north Wed May 20, 2015 8:27 am

contoh model islam ketika ketahuan busuknya

link fitnah

-deleted-
avatar
childs north
SERSAN MAYOR
SERSAN MAYOR

Male
Age : 26
Posts : 290
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 28.04.15
Reputation : 1

Kembali Ke Atas Go down

Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran Empty Re: Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran

Post by childs north Wed May 20, 2015 8:43 am

Abdullah Ibn Sa’d Ibn Abi Sarh menulis pewahyuan yg diterima oleh Muhammad SAW dri alloh swt, akhirnya harus MENEMUI AJALNYA di ujung pedang rasullah
Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran Sarh6i11



avatar
childs north
SERSAN MAYOR
SERSAN MAYOR

Male
Age : 26
Posts : 290
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 28.04.15
Reputation : 1

Kembali Ke Atas Go down

Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran Empty Re: Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran

Post by childs north Wed May 20, 2015 8:57 am

Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran Sarh7i13



avatar
childs north
SERSAN MAYOR
SERSAN MAYOR

Male
Age : 26
Posts : 290
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 28.04.15
Reputation : 1

Kembali Ke Atas Go down

Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran Empty Re: Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran

Post by childs north Wed May 20, 2015 8:59 am

Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran Sarh9i11


avatar
childs north
SERSAN MAYOR
SERSAN MAYOR

Male
Age : 26
Posts : 290
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 28.04.15
Reputation : 1

Kembali Ke Atas Go down

Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran Empty Re: Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran

Post by isaku Wed May 20, 2015 1:29 pm

ngayarana wrote:@Mas Isaku
Bisa bantu saya dong....artiin bahasa inggris ini, mungkin bisa membantu TS agar nanti nanti membuat fitnahan sedikit bermutu, dan paling tidak membawa sumbernya.
Maaf baru balas.... itu udah tepat yang di bold-nya kok, g usah diterjemahin juga gpp, kecuali ada yg nanya. piss



@child
1. Kaga ngaruh apapun yang dilakukan Ibn Sarh terkait penulisan AlQuran, toh Nabi masih hidup
2. Buku sejarah apapun oleh ulama manapun belum tentu dapat dijadikan dalil jika berita yang disampaikan tidak terbukti shahih.
avatar
isaku
KAPTEN
KAPTEN

Male
Posts : 3590
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 17.09.12
Reputation : 141

Kembali Ke Atas Go down

Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran Empty Re: Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran

Post by ngayarana Wed May 20, 2015 3:13 pm

@Child
Saya sarankan anda membaca ini agar anda jangan menjadi orang orang yang mengikuti para pemfitnah.
http://www.islamic-awareness.org/Quran/Sources/Sarh/
Dan sudah di terjemahkan disini https://islamiyah.wordpress.com/2007/03/19/ibn-abi-sarh-telah-menambah-teks-al-qur%E2%80%99an/

Kesimpulannya :
Ibnu Sahr memang pernah masuk Islam dan pernah menjadi juru tulis Nabi dalam Hal pencatatan Alquran, lalu beliau Murtad, tetapi setelah fathul Makkah, beliau kembali menjadi Muslim yang taat sampai wafat secara Khusnul Khotimah lihat pos #7.

Namun apakah beliau mencampuri urusan pewahyuan...?
Mari kita telisik, sesuai artikel yang anda bawa, bahwa beliau mempengaruhi penulisan pada surat Al Mu'minun : 14, namun apakah demikian...?
Surat Almu'minun merupakan surat yang di turunkan di Mekah dan di namakan surat makiyyah, dan secara keseluruhan ayatnya yang berjumlah 118 ayat, diturunkan di makkah dan tak satupun ayat dari surat tersebut di turunkan di madinah.
lalu apa hubungan nya dengan kisah Ibnu Sarh...?
dari link di atas, saya kutip bagaimana dan kapan Ibnu Sarh menjadi muslim dan setelah itu murtad :
Kemurtadan Ibn Sarh

Untuk mengawalil uraian kami berkenaan masalah ini, penting untuk diketahui apakah Ibn Sarh murtad sebelum peristiwa Hijrah di Mekah atau setelah peristiwa Hijrah, di Madinah. Kutipan dari penulis yang mengkritik kasus ini, mengatakan bahwa Abdullah ibn Sarh kembali ke Quraysh (Mekkah) dan kata yang ia sisipkan diantara () adalah Mekkah.

Perlu diketahui, ada sebuah disiplin ilmu yang mengulas dan mengkaji kehidupan para sahabat nabi Muhammad saw dan generasi Muslim kemudian yang terlibat dalam periwayatan Hadis. Disiplin ilmu tersebut adalah Ilm al-Rijjal. Satu dari refrensi (rujukan) terbesar dari disiplin ilmu tersebut adalah Usûd Ulghâbah fi Ma’rifat Is-Sahâbah oleh Ibn al-Athîr, pada pembahasannya mengenai Abdullah Ibn Sad Ibn Abi Sarh kami menemukan kalimat berikut :

Dia memeluk Islam sebelum penaklukan Meccah dan berpindah ke Madinah menemui Nabi. Dia mencata wahyu untuk nabi Muhammad sebelum dia murtad dan kembali ke Mekkah. Kepada orang Quraysh dia mengatakan: “Aku bisa bertemu Muhammad kapanpun aku mau, dan dia mendiktekan kepadaku untuk menulis ” Maha Kuasa dan Maha Bijaksana”, kemudian aku mengusulkan padanya ” Maha Tahu dan Maha bijaksana”. Muhammadpun berkata: “merekapun sama” [1]

Dari kutipan Usud Ulghabah diatas, tidak diragukan mengenai masuk Islamnya Abdillah Ibn Sad Ibn Abi Sarh: Dia memeluk Islam setelah Hijrah dan bergabung dengan Muslim di Madinah. Maka, kemurtadannya terjadi kemudian, yaitu terjadi di Madinah.

Dilihat dari penjelasan tersebut, nampak lah jelas bahwa pendapat yang mengatakan dia mempengaruhi penulisan Alquran pada surat Almu'minun tidaklah terbukti, dikarenakan surat tersebut merupakan surat Makiyyah (di turunkan di Mekah). jadi bagaimana mungkin beliau mempengaruhi penulisan tersebut sedang beliau saat itu masih belum memeluk Islam...?
childs north wrote:Abdullah Ibn Sa’d Ibn Abi Sarh menulis pewahyuan yg diterima oleh Muhammad SAW dri alloh swt, akhirnya harus MENEMUI AJALNYA di ujung pedang rasullah
Sialahkan baca pos #7 terutama yang saya bold, sebelum anda kembali menyebar Fitnah.....
ngayarana
ngayarana
LETNAN DUA
LETNAN DUA

Male
Posts : 1148
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 30.01.14
Reputation : 27

Kembali Ke Atas Go down

Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran Empty Re: Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran

Post by frontline defender Wed May 20, 2015 4:39 pm

kalau murtadnya karena gitu aja, kok kesannya mengada-ada, mengingat sudah cukup banyak ayat Al-Quran lain yang turun melalui perantaraan usul manusia : http://ppssnh.malang.pesantren.web.id/cgi-bin/content.cgi/artikel/kolom_gus/ijtihad_umar.single?seemore=y
Setidaknya ada 14 masalah terkait dengan Umar yang mendapat konfirmasi dari Al Quran, yang sempat dikutip oleh Ruwai'i dari pernyataan Jalaluddin al Suyuti dalam bukunya al Itqaan fi Ulum al Quran.

Beberapa diantara 14 masalah itu adalah:

1. Usulan Umar agar Maqam Ibrahim dijadikan tempat bersembahyang, yang kemudian turun ayat "wattakhodzu min maqoomi ibrohiima musholla"
2. Usulan Umar kepada Nabi agar Muslimah berhijab ketika berhadapan dengan orang laki-laki, kemudian turun ayat "Wa idza saaltumuhunna mataan fasaaltumuhunna min waro'i hijaab."
3. Usulan Umar agar tawanan perang badar dibunuh dan tidak diambil tebusannya. Perihal hal ini Allah memberikan legitimasi atas usulannya, sebagaimana tertuang dalam surat al Baqarah 97.
4. Permohonan penjelasan dari Umar atas keharaman arak yang kemudian dijawab oleh Allah dalam surat al Maidah ayat 90.

Dari beberapa contoh diatas, dapatlah disimpulkan bahwa Umar terbukti mendapat kehormatan sebagai sahabat Nabi yang sering mendapat konfirmasi dari al Quran. Bagi Umar, seperti kita ketahui, keberadaan Al Quran sebagai wahyu Allah adalah penentu terakhir bagi setiap keputusan yang diambilnya. Umar tidak segan segan mendiskusikan tindakan Rasulullah sejauh tidak sesuai dengan pertimbangan logikanya, kalau hal itu dilakukan Rasulullah bukan berdasarkan wahyu.

Dari pemikiran ini, maka tidaklah berlebihan, kalau Nabi Muhammad memberi rekomendasi atas Umar sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah: Inna Allaha ja'ala al haqqa ‘ala lisani Umar wa qalbihi, "Bahwa sesungguhnya Alllah telah menempatkan kebenaran melalui lidah dan hati Umar".
frontline defender
frontline defender
MAYOR
MAYOR

Posts : 6462
Kepercayaan : Islam
Join date : 17.11.11
Reputation : 137

Kembali Ke Atas Go down

Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran Empty Re: Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran

Post by childs north Thu May 21, 2015 11:12 pm

ngayarana wrote:@Child
Saya sarankan anda membaca ini agar anda jangan menjadi orang orang yang mengikuti para pemfitnah.
http://www.islamic-awareness.org/Quran/Sources/Sarh/
Dan sudah di terjemahkan disini https://islamiyah.wordpress.com/2007/03/19/ibn-abi-sarh-telah-menambah-teks-al-qur%E2%80%99an/

Kesimpulannya :
Ibnu Sahr memang pernah masuk Islam dan pernah menjadi juru tulis Nabi dalam Hal pencatatan Alquran, lalu beliau Murtad, tetapi setelah fathul Makkah, beliau kembali menjadi Muslim yang taat sampai wafat secara Khusnul Khotimah lihat pos #7.

Namun apakah beliau mencampuri urusan pewahyuan...?
Mari kita telisik, sesuai artikel yang anda bawa, bahwa beliau mempengaruhi penulisan pada surat Al Mu'minun : 14, namun apakah demikian...?
Surat Almu'minun merupakan surat yang di turunkan di Mekah dan di namakan surat makiyyah, dan secara keseluruhan ayatnya yang berjumlah 118 ayat, diturunkan di makkah dan tak satupun ayat dari surat tersebut di turunkan di madinah.
lalu apa hubungan nya dengan kisah Ibnu Sarh...?
dari link di atas, saya kutip bagaimana dan kapan Ibnu Sarh menjadi muslim dan setelah itu murtad :
Kemurtadan Ibn Sarh

Untuk mengawalil uraian kami berkenaan masalah ini, penting untuk diketahui apakah Ibn Sarh murtad sebelum peristiwa Hijrah di Mekah atau setelah peristiwa Hijrah, di Madinah. Kutipan dari penulis yang mengkritik kasus ini, mengatakan bahwa Abdullah ibn Sarh kembali ke Quraysh (Mekkah) dan kata yang ia sisipkan diantara () adalah Mekkah.

Perlu diketahui, ada sebuah disiplin ilmu yang mengulas dan mengkaji kehidupan para sahabat nabi Muhammad saw dan generasi Muslim kemudian yang terlibat dalam periwayatan Hadis. Disiplin ilmu tersebut adalah Ilm al-Rijjal. Satu dari refrensi (rujukan) terbesar dari disiplin ilmu tersebut adalah Usûd Ulghâbah fi Ma’rifat Is-Sahâbah oleh Ibn al-Athîr, pada pembahasannya mengenai Abdullah Ibn Sad Ibn Abi Sarh kami menemukan kalimat berikut :

Dia memeluk Islam sebelum penaklukan Meccah dan berpindah ke Madinah menemui Nabi. Dia mencata wahyu untuk nabi Muhammad sebelum dia murtad dan kembali ke Mekkah. Kepada orang Quraysh dia mengatakan: “Aku bisa bertemu Muhammad kapanpun aku mau, dan dia mendiktekan kepadaku untuk menulis ” Maha Kuasa dan Maha Bijaksana”, kemudian aku mengusulkan padanya ” Maha Tahu dan Maha bijaksana”. Muhammadpun berkata: “merekapun sama” [1]

Dari kutipan Usud Ulghabah diatas, tidak diragukan mengenai masuk Islamnya Abdillah Ibn Sad Ibn Abi Sarh: Dia memeluk Islam setelah Hijrah dan bergabung dengan Muslim di Madinah. Maka, kemurtadannya terjadi kemudian, yaitu terjadi di Madinah.

Dilihat dari penjelasan tersebut, nampak lah jelas bahwa pendapat yang mengatakan dia mempengaruhi penulisan Alquran pada surat Almu'minun tidaklah terbukti, dikarenakan surat tersebut merupakan surat Makiyyah (di turunkan di Mekah). jadi bagaimana mungkin beliau mempengaruhi penulisan tersebut sedang beliau saat itu masih belum memeluk Islam...?
childs north wrote:Abdullah Ibn Sa’d Ibn Abi Sarh menulis pewahyuan yg diterima oleh Muhammad SAW dri alloh swt, akhirnya harus MENEMUI AJALNYA di ujung pedang rasullah
Sialahkan baca pos #7 terutama yang saya bold, sebelum anda kembali menyebar Fitnah.....
setelah membaca berbagai sumber termasuk #21, #22 & #23 akhirnya saya bisa berfikir waras dan mengambil keputusan menjadi MURTAD dan MEMBOKONGI Islam

anda TIDAK AKAN pernah bisa melihat & menilai dari dalam SEBELUM anda melihat & menilai dari luar dengan fikiran waras

avatar
childs north
SERSAN MAYOR
SERSAN MAYOR

Male
Age : 26
Posts : 290
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 28.04.15
Reputation : 1

Kembali Ke Atas Go down

Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran Empty Re: Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran

Post by childs north Thu May 21, 2015 11:19 pm

frontline defender wrote:kalau murtadnya karena gitu aja, kok kesannya mengada-ada, mengingat sudah cukup banyak ayat Al-Quran lain yang turun melalui perantaraan usul manusia : http://ppssnh.malang.pesantren.web.id/cgi-bin/content.cgi/artikel/kolom_gus/ijtihad_umar.single?seemore=y
Setidaknya ada 14 masalah terkait dengan Umar yang mendapat konfirmasi dari Al Quran, yang sempat dikutip oleh Ruwai'i dari pernyataan Jalaluddin al Suyuti dalam bukunya al Itqaan fi Ulum al Quran.

Beberapa diantara 14 masalah itu adalah:

1. Usulan Umar agar Maqam Ibrahim dijadikan tempat bersembahyang, yang kemudian turun ayat "wattakhodzu min maqoomi ibrohiima musholla"
2. Usulan Umar kepada Nabi agar Muslimah berhijab ketika berhadapan dengan orang laki-laki, kemudian turun ayat "Wa idza saaltumuhunna mataan fasaaltumuhunna min waro'i hijaab."
3. Usulan Umar agar tawanan perang badar dibunuh dan tidak diambil tebusannya. Perihal hal ini Allah memberikan legitimasi atas usulannya, sebagaimana tertuang dalam surat al Baqarah 97.
4. Permohonan penjelasan dari Umar atas keharaman arak yang kemudian dijawab oleh Allah dalam surat al Maidah ayat 90.

Dari beberapa contoh diatas, dapatlah disimpulkan bahwa Umar terbukti mendapat kehormatan sebagai sahabat Nabi yang sering mendapat konfirmasi dari al Quran. Bagi Umar, seperti kita ketahui, keberadaan Al Quran sebagai wahyu Allah adalah penentu terakhir bagi setiap keputusan yang diambilnya. Umar tidak segan segan mendiskusikan tindakan Rasulullah sejauh tidak sesuai dengan pertimbangan logikanya, kalau hal itu dilakukan Rasulullah bukan berdasarkan wahyu.

Dari pemikiran ini, maka tidaklah berlebihan, kalau Nabi Muhammad memberi rekomendasi atas Umar sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah: Inna Allaha ja'ala al haqqa ‘ala lisani Umar wa qalbihi, "Bahwa sesungguhnya Alllah telah menempatkan kebenaran melalui lidah dan hati Umar".
tagiyah dan sifat tafaw (muter2) anda tidak bisa menutupi fakta sejarah bahwa Ibn Sarh sebagai seorang penulis, editor sekaligus pemberi ilham pada muhammad saw dalam pewahnyuan alqoran. Almarhum menjadi MURTAD seperti saya karena masih bisa berfikiran waras dan beliau harus mati diujung pedang muhammad saw oleh krn alasan MURTAD

avatar
childs north
SERSAN MAYOR
SERSAN MAYOR

Male
Age : 26
Posts : 290
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 28.04.15
Reputation : 1

Kembali Ke Atas Go down

Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran Empty Re: Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran

Post by Mutiaraa Fri May 22, 2015 1:30 am

ngapain ribut peran si A si B dll dlm PEMBUKUAN Quran,lhah para penghafal Qurannya saja jutaan orang, dengan mudah bisa dicek.

Lagipula sudah ada jaminan dari Allah,bahwa Al Quran itu akan selalu ASLI FIRMAN ALLAH, jadi jika Allah berkehendak,dengan mudahnya Allah buat lupa semua manusia,lalu Allah ganti satu ayat dengan ayat lainnya, yang penting Quran itu akan selalu asli firman dari tuhan, selalu sesuai KEHENDAK Allah.

BEDA dg bible yg diganti oleh manusia kafir dan iblis setan,bukan asli firman tuhan lagi,tapi murni ulah manusia kafir dan setan iblis.

btw. baca nieh:

.
Diterjemahkan dari www.islamic-
awareness.orgArtikel ini ditujukan untuk
menjawab tuduhan yang dilontarkan oleh
sebagian nonMuslim.
Penulis dari artikel tersebut menyatakan bahwa
cAbdullâh Ibn Sâd Ibn Abî Sarh, seorang dari
para penulis wahyu Nabi Muhammad saw,
telah menambah teks al-Qur’ân. Marilah kita
memeriksa rujukan-rujukan yang digunakan
oleh si pengkritik untuk mendukung
pernyataannya dan menyortir argumennya
dengan memakai sumber-sumber Islam yang
terpercaya.
Si pengkritik mengatakan:
Sarh murtad dari Islam dan bermukim di
Mekka. Kemudian, Muhammad dan
pasukannya menuju Mekka dan merebutnya
tanpa perlawanan.
Kemudian dia melanjutkand dengan mengutip
terjemahan dari Sîrat Rasulillah, dan memberi
tanggapan perihal Ibn Abî Sarh:
Lantas dia murtad dan kembali kepada Quraysh
[Mekah]
Dia juga mengutip dari al-Baidawî mengenai
ayat 6:93 bawah alasan yang memicu
kemurtadan cAbdullâh Ibn Sâd Ibn Abî Sarh
adalah wahyu Qs 23:12. Berikut ini adalah
terjemahan riwayat Baidawî’ yang diangkat oleh
sipengkritik:
“Telah diwahyukan kepada saya”, padahal tidak
ada diwahyukan sesuatupun kepadanya”
merujuk ‘Abdullah Ibn Sâd Ibn Abi Sarh, yang
menjadi penulis wahyu. Ayat (23:12) yang
berbunyi: “Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah” diwahyukan, dan
Muhammad mencapai pada bagian yang
berbunyi,” Kemudian Kami jadikan dia makhluk
yang (berbentuk) lain (23:14), ‘Abdullah
mengatakan, “Maka Maha sucilah Allah,
Pencipta Yang Paling Baik!” dalam
kekagumannya akan uraian penciptaan
manusia. Rasulullah berkata, “Tulislah begitu,
kata-kata itu adalah wahyu.” ‘Abdullah lantas
ragu dan berkata (dalam hati),”Jika Muhammad
adalah benar, maka aku pun menerima wahyu
sebanyak yang ia terima, dan jika ia pembual,
maka aku berkata sebaik ia.”
Pernyataan diatas dapat diringkas sebagai
berikut: Abdullah adalah salah seorang penulis
Nabi saw. Disaat turun ayat 23:12 dan
antisipasinya pada akhir ayat 23:14, dia
mengira bahwa diapun menerima wahyu
sebanyak Nabi saw terima dan ia pun akhirnya
mergukan kenabian Muhammad saw.
Karenanya, ia pun akhirnya murtad dan kembali
ke Quraysh (Mekah) dan meminta suaka.
Kemurtadan Ibn Sarh
Untuk mengawalil uraian kami berkenaan
masalah ini, penting untuk diketahui apakah Ibn
Sarh murtad sebelum peristiwa Hijrah di Mekah
atau setelah peristiwa Hijrah, di Madinah.
Kutipan dari penulis yang mengkritik kasus ini,
mengatakan bahwa Abdullah ibn Sarh kembali
ke Quraysh (Mekkah) dan kata yang ia sisipkan
diantara () adalah Mekkah.
Perlu diketahui, ada sebuah disiplin ilmu yang
mengulas dan mengkaji kehidupan para
sahabat nabi Muhammad saw dan generasi
Muslim kemudian yang terlibat dalam
periwayatan Hadis. Disiplin ilmu tersebut
adalah Ilm al-Rijjal. Satu dari refrensi (rujukan)
terbesar dari disiplin ilmu tersebut adalah Usûd
Ulghâbah fi Ma’rifat Is-Sahâbah oleh Ibn al-
Athîr, pada pembahasannya mengenai
Abdullah Ibn Sad Ibn Abi Sarh kami
menemukan kalimat berikut :
Dia memeluk Islam sebelum penaklukan
Meccah dan berpindah ke Madinah menemui
Nabi. Dia mencata wahyu untuk nabi
Muhammad sebelum dia murtad dan kembali
ke Mekkah. Kepada orang Quraysh dia
mengatakan: “Aku bisa bertemu Muhammad
kapanpun aku mau, dan dia mendiktekan
kepadaku untuk menulis ” Maha Kuasa dan
Maha Bijaksana”, kemudian aku mengusulkan
padanya ” Maha Tahu dan Maha bijaksana”.
Muhammadpun berkata: “merekapun
sama” [1]
Dari kutipan Usud Ulghabah diatas, tidak
diragukan mengenai masuk Islamnya Abdillah
Ibn Sad Ibn Abi Sarh: Dia memeluk Islam
setelah Hijrah dan bergabung dengan Muslim di
Madinah. Maka, kemurtadannya terjadi
kemudian, yaitu terjadi di Madinah.
cUlûm al-Qur’ân & Pemwahyuan.
Ulûm al-Qur’ân (disiplin Ilmu al-Quran)
menyampaikan banyak informasi berharga
secara detail mengenai pemwahyuan dari al-
Quran al-Karim termasuk didalamnya, alasan
dibalik turunnya wahyu (biasa disebut Asbâb
un-Nuzûl yakni sejumlah peristiwa yang
melatar belakangi turunya wahyu Quran)
bahkan menyebutkan tempat dimana ayat atau
pasal Qur’an diturunkan kepada nabi
Muhammad saw. Sebuah contoh, ayat-ayat
yang diturunkan di Mekah disebut ayat Makiyah
dan sekumpulan ayat lain yang diturunkan di
Madinah, disebut Madiniyah. Rujukan utama
yang saya gunakan dalam artikel ini adalah dari
kitab cUlûm al-Qur’ân is Al-Itqân fî cUlûm il-
Qur’ân oleh Jalaluddîn al-Suyûtî.
Berkenaan Surat 6 (Surat dimana ayat 6:93
dikutip), banyak laporan yang mendukung fakta
bahwa Surat tersebut secara keseluruhan di
wahyukan di Madinah. Juga dikatakan bahwa
Surat tersebut dikawal oleh 70.000 Malaikat,
dan Jibril as bertugas membawanya kepada
nabi Muhammad saw. Merujuk kepada Al-
Itqân, Seksi/Bab 13: Yang telah diwahyukan
menyebar dan dinyatakan dalam satu kesatuan,
,[2]. Juga, rujukan lain dari Al-Itqân, Seksi 14 :
Sebagian dinyatakan dengan pengawalan dan
sebagian tanpa pengawalan [3]. Maka
konsekuensinya, pendapat bahwa ayat 6:93
ditujukan kepada cAbdullâh Ibn Sâd Ibn Abî
Sarh adalah tidak tepat sekali. Banyak
pengamat dan juru ulas melaporkan bahwa
wahyu 6:93 ditujukan kepada Musaylamah al-
Kadhdhâb dari al-Yamâmah dan al-’Ansy dari
Yaman, mereka berdua mengaku nabi saat itu.
Untuk menyempurnakan bahasan ini, kami akan
mengutip informasi lebih lanjut dari Al-Itqân.
Menurut Ibn as-Salâh dalam Fâtawi:
Laporan bahwa pemwahyuan dari Surah 6
secara keseluruhan dalam satu unit
diriwayatkan melalui Ubay Ibn Ka’b, namun
lemah pada isnâd (rantai/rangkaian dari
periwayatan), dan saya belum pernah melihat
isnad yang dapat dipercaya (Sahih) dalam
riwayat tersebut. Sejumlah besar tradisi,
mengatakan bahwa sejumlah ayat di Surah 6
diturunkan setelah diMadinah.
Menurut sipengkritik, wahyu dari ayat 23:12
dan antisipasi gemilang dari Abdullâh Ibn Sâd
Ibn Abî Sarh diakhir ayat 23:14 memicunya
untuk murtad. Namun sejumlah kitab Ulûm al-
Qur’ân telah memuat klasifikasi jitu perihal
Surah-Surah dan Ayat-Ayat yang diturunkan di
Mekah (mereka disebut Surah Makiyah), dan
sebagian lain diwahyukan di Madinah (di sebut
Madiniyah). Menurut Al-Itqân bahwa
keseluruhan Surah Mu’minûn (23) adalah Surah
Mekah. Merujuk kepada sejumlah halaman
17-21, dimana sejumlah laporan
mengkonfirmasikan pemwahyuan dari Surah
23 keseluruhannya turun di Mekkah tanpa
pengecualian, bahkan seayatpun [5]. Oleh
karenanya, laporan yang dikutip dari al-Baidawi
mengandung selusin pemalsuan, karena
cAbdullâh Ibn Sâd Ibn Abî Sarh memeluk Islam
setelah turunnya Surah 23.
Di saat saya menyambung fakta diatas yang
penuh dengan kutipan dari al-Baidawî , namun
sayang tidak dituliskan oleh sipengkritik, bahkan
ketika saya memintanya. Karenanya
memberikan bukti kepada saya bahwa riwayat-
riwayat tersebut dinyatakan tanpa Isnad
periwayatan, maka keaslian dari riwayat seperti
ini sungguh mustahil didapat. Lebih lanjut, jika
membandingkan dengan pengamat al-Qur’ân
lainnya (seperti komentar dari al-Qurtubî[6]
dan at-Tabarî[7]) yang melaporkan hal yang
sama ternyata telah mengacaukan sanad dari
riwayat tesebut. Karena itulah, pernyataan dari
sipengkritik bahwa kritikannya berdasarkan
laporan dari al-Baidawî adalah tidak tepat.
Lantas, apa sebenarnya yang tertulis dalam
Sirah al-cIraqî?
Mari kita beralih kepada argumen yang dikutip
dari buku Is the Qur’ân Infallible? by cAbdullâh
cAbd al-Fad.
Terjemahan yang ia berikan adalah:
Jumlah penulis wahyu nabi Muhammad saw
ada 42 orang. ‘Abdullah Ibn Sarh al-`Amiri
adalah salah satunya, dan ia adalah orang
Quraish pertama diantara mereka yang menulis
wahyu di Madinah sebelum ia murtad dari
Islam. Ia pun mulai mengatakan, “Aku dulu
dapat menemui nabi Muhammad kapanpun
kusuka. Ia pun mendiktekanku kalimat “Maha
Perkasa, Maha Bijaksana’ [Si pengkritik telah
salah menterjemahkan ‘Aziz dengan dengan
Maha Tinggi yang artinya ‘Aliy, nampaknya ia
bingung dengan kata sebelumnya ‘Alayya yang
berarti ‘kepadaku”] dan akupun menulis ‘Maha
Bijaksana’ saja. Lantas Muhammad akan
berkata,”Ya benar merekapun sama’. Dalam
sejumlah peristiwa lain ia berkata, “Tulislah
seperti ini dan seperti ini’, namun aku menulis
“Tulis’ hanya seperti ini, dan Muhammad pun
berkata, “Tulislah apa yang kamu suka”. Ketika
penulis ini mengkoreksi Muhammad, dia
menulisnya didalam Quran,” Dan siapakah yang
lebih zalim daripada orang yang membuat
kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:
“Telah diwahyukan kepada saya”, padahal tidak
ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.”
Argumen yang dihadirkan oleh sipengkritik
diatas adalah “kutipan dari as-Sîrah by
al-’Iraqî”. Perlu diketahui, banyak sekali orang
yang bernama al-’Iraqî namun sipengkritik tidak
menyebut al-’Iraqî yang mana. Alhamdulillah,
Allah swt membimbing saya kepada sumber
dari klaimannya. Alfiyyat us-Sîrat in-
Nabawiyyah oleh al-Hâfidh al-cIraqî. Namun
pada faktanya, al-Hâfidh al-cIraqî telah menulis
Sîrah tersebut dalam 1000 pecahan kumpulan
puisi atau yang disebut Alfiyyat us-Sîrat in-
Nabawiyyah. Inilah kutipan yang relefan atas
kasus ini :[8] Di ayat pertama dari kutipan diata
(ayat 780 dalam puisinya), al-Hâfidh al-’Iraqî
memulai Sîrah-nya dengan mengatakan jumlah
penulis wahyu nabi Muhammad adalah 42
penulis. Tentu, inilah kalimat Alfiyyat us-Sîrat
in-Nabawiyyah, yang menjadikan sipengkritik
nekad luar biasa untuk memberi tuduhan
miring kepada al-Qur’ân dalam artikelnya.
Kutipan diatas terdiri dari 12 ayat dan
menyebutkan sejumlah penulis wahy al-Qur’ân
dan diantara mereka telah dikenal nama-
namanya. cAbdullâh Ibn Sâd Ibn Abî Sarh
belum disebut namanya diayat tersebut (ayat
780). Dan diayat 786, al-Hâfidh al-cIraqî
mengatakan :
Dan saya menambahkan beragam laporan dari
Sîrah mengenai sejumlah orang, dan tugas
andalah yang menguji dan memeriksanya.
Ini berarti bahwa semua yang tertulis olehnya
tidak bisa diambil sebagai rujukan semata-
mata, tanpa terlebih dulu cross-check. Al-
Hâfidh al-cIraqî hanya membuat susunan
sederhana dari Sîrah dan membiarkan atau
memberi keleluasan kepada pembaca untuk
mengujinya. Lebih lanjut ia berkata:
Di ayat 796 sampai 798, al-Hâfidh al-cIraqî
mengatakan:
Mereka menyebutkan ada 3 orang yang menulis
[untuk Nabi] lantas murtad : Abi Ibn Abî Sarh
dan Ibn Khatal dan satunya, yang namanya
tidak diketahui. Tidak satupun dari mereka
kembali memeluk [Islam] kecuali Ibn Abî Sarh,
sedangkan yang lain telah sesat dari jalan yang
benar.
Secara objektif cukup dapat dimengerti bahwa
al-Hâfidh al-cIraqî tidak terlalu meyakini
klaimannya. Dia, semata-mata, melaporkan
dan meminta bagi yang tertarik pada karyanya
untuk mengujinya.
Kalau saya memberikan pandangan kedua dari
argumen sipengkritik ini, jelas sekali ia telah
menjejalkan kata-kata kedalam mulut al-Iraqî.
Ia menggunakan ayat al-cIraqî, disaat al-cIraqî
pun tidak benar-benar mendukungnya. Inilah
yang disebut, memutar balikan fakta (twisting
the fact) demi satu tujuan. Maka hal ini tidak
ada hubungannya dengan yang namanya
objektifitas, apalagi argumen yang jujur atau
pengembaraan untuk mencari kebenaran. Al-
Hâfidh al-cIraqî dalam karyanya Alfiyyat us-
Sîrat in-Nabawiyyah tidak benar-benar
menyatakan bahwa Abdullâh Ibn Sâd Ibn Abî
Sarh adalah salah satu dari penulis wahyu nabi
Muhammad saw. Konsekuensinya, dikarenakan
tiada sumber yang kridibel untuk klaiman
tersebut, maka kami mengacuhkan argumen
ini, kecuali sipengkritik dapat menyediakan
sumber secara keseluruhan dan secara benar.
Diskusi:
1) Apa yang kamu tahu tentang cAbdullâh Ibn
Sâd Ibn Abî Sarh?
Ia memeluk Islam setelah Hijrah disaat Muslim
telah lebih dulu Hijrah dan menetap di
Madinah. Saya tidak tahu tepatnya ditahun
baru berapa. Mungkin saja, ia mendapat
kesempatan untuk menjadi penulis wahyu. Dia
murtad namun alasan yang tertulis dalam
sejumlah laporan (ayat 23:12) tidak konsisten,
karena bertentangan dengan banyak sumber
yang dipercaya di dalam Ulûm al-Qur’ân.
Kemudian, ia kembali memeluk Islam dan
menjadi Muslim yang taat. Benar! inilah yang
tertulis dalam komentari al-Qurtubî[9]:
Dikutipan diatas, kita membaca riwayat yang
sama dari Baidawî. Namun begitu, riwayat
memberikan detail lebih lanjut mengenai
cAbdullâh Ibn Sâd Ibn Abî Sarh. Dan riwayatnya
berbunyi:
Menurut Abu Omar, “cAbdullâh Ibn Sâd Ibn Abî
Sarh kembali memeluk Islam saat penaklukan
Mekah dan keIslamannya baik. Kemudian,
ahlaknya pun mulia. Dia adalah termasuk
orang-orang arif dan bangsawan dari Quraish,
dan seorang kesatria dari Banî ‘Aamir Ibn
Lu’ayy yang terhormat diantara mereka. Dan,
‘Usmân pernah menunjuknya untuk menjadi
gubernur Mesir di tahun 25 H. Dia pernah
melakukan penaklukan Afrika di tahun 27 H,
juga menaklukan Nuba di tahun 31 H. Laskar
Romawi pernah dikalahkannya pada perang as-
Sawaary pada tahun 31 H. Sekembalinya dari
perang, ia dicegah memasuki al-Fustât [ibu
kota Mesir], kemudian ia berpaling ke ‘Asqalân
dan menetap disana hingga terjadi
pembunuhan atas khalifah Usmân (ra). Juga
dilaporkan ia menetap di Ramlah hingga wafat.
Dalam doanya, ia berkata: “O Allah jadikanlah
shalat Subuhku ini sebagai ibadahku yang
terakhir. Kemudian ia berwudhu dan bershalat.
Dia membaca Surat al-Fâtihah dan al-’Aadiyât
di rak’aat pertama dan sûrah al-Fâtihah dan
sûrah lainnya dirak’aat kedua, kemudian salâm
kekanan dan wafat seketika itu sebelum sempat
bersalâm kekiri. Semua laporan disampaikan
oleh Yazîd Ibn Abî Habîb dan yang lain. Dia,
diriwayatkan tidak membaiat baik Alî ra pula
Mu’âwiyah ra. Kematiannya sebelum ramai
orang menyetujui tindakan Mu’âwiyah. Pada
laporan lain dikatakan, ia wafat di Afrika,
namun yang benar adalah ia wafat di ‘Asqalân
ditahun 36 H atau 37 H.
Singkatnya, Ibn Abî Sarh memeluk Islam setelah
Muslim migrasi ke Madinah. Dia mengambil
keputusan sulit untuk Hijrah keMadinah tempat
dimana ia menjadi salah seorang penulis wahyu
untuk Nabi Muhammad. Karena alasan yang
tak jelas, kemudian ia kembali ke Mekah. Maka
sudah sewajarnya Ibn Abî Sarh, sesampainya di
Mekah, mengatakan kepada orang Mekah
bahwa dia telah merubah al-Qur’ân menurut
kehendaknya. Ini hal yang mudah ditebak bagi
seseorang dalam situas seperti itu, mencari
bantuan kepada orang Mekah yang telah ia
khianati sebelumnya.
Lebih lanjut riwayat diatas menyatakan apa
yang tertulis didalam Sîrat Rasulillah dan di at-
Tabaqât al-Kabîr: Abdullâh adalah diantara
buronan yang musti dihukum mati, namun ia
mendapat pertolongan dari campur tangan
Usmân ra dan menjamin nyawanya. Meskipun,
pada masa awal ke Islamannya tidak stabil
(Hijrah lantas murtad, kemudian kembali
memeluk Islam), kemudian ia menjadi Muslim
yang salih dan di tunjuk menjadi Amir
(komandan) tentara Muslim. Riwayat
dilaporkan oleh Ikrimah dalam komentarnya
at-Tabarî mengenai ayat 6:93 yang berbunyi
‘Abdullah Ibn Sâd Ibn Abî Sarh kembali
memeluk Islam sebelum penaklukan Mekah (al-
futh al-Mekah) oleh Nabi (saw).[10]
Ini berarti bahwa dia kembali memeluk Islam
secara ikhlas tanpa bayang-bayang tekanan
apapun. Tentunya, seperti riwayat-riwayat lain
berkenaan kasus ini, periwayatan atas riwayat
ini beragam.
2) Apakah cAbdullâh Ibn Sâd Ibn Abî Sarh
menambahi Qur’ân?
Tidak ada bukti faktual untuk klaiman heboh
itu. Pernyataan mengenai Surah 23 terbukti
pemalsuan karena ayat tersebut diturunkan
sebelum Ibn Sâd Ibn Abî Sarh menjadi seorang
Muslim. Jika kita mempertimbangkan hampir
semua pendapat yang diakui diantara ahlil
Qur’âni, keseluruhan Surah 6 adalah Makiyah.
Konsekuensinya, ayat 6:93 tidak diturunkan
berkenaan kasus Ibn Abî Sarh, namun
berkenaan kasus Musaylamah dan al-’Ansy dan
secara umum ditujukan kepada siapapun yang
mengaku sebagai nabi, selain Nabi Muhammad
saw.
Lebih lanjut, jika para penulis dibolehkan untuk
menambahkan teks Qur’ân, maka bagaimana si
pengkritik menjelaskan bahwa diantara 42
penulis wahyu hanya satu (Ibn Sâd Ibn Abî
Sarh) yang merasa terganggu dengan ayat
tersebut? Apakah penulis lain tidak merasa
nyaman jika hal tersebut benar terjadi?
Tentu ini adalah hal yang mustahil jika Nabi
Muhammad membiarkan adanya tambahan,
karena di nyatakan dengan tegas berkali-kali
didalam al-Qur’ân bahwa Kitab Suci ini
didiktekan melalui perantaraan wahyu dan
tambahan apapun Harus berupa inspirasi
Ilahiyah.
3) Pengkritik lebih lanjut bertanya:
Jikalau riwayat perihal Sarh dipalsukan, lantas
mengapa begitu banyak penulis Muslim
generasi awal mendokumentasikannya? Sudah
barang tentu, kaum Muslim yang taat tidak
akan mendokumentasikan kebohongan yang
akan merusak keimanan mereka.
Ini pertanyaan terbaik dari keseluruhan
argumennya. Jawabannya ada pada kutipan
dari al-Hâfidh al-cIraqî dalam karyanya Alfiyyat
us-Sîrat in-Nabawiyyah. Banyak penulis awal
hanya perduli kepada susunan laporan
(riwayat), karena khawatir materi yang ada
didalamnya hilang, mereka mengumpulkan
riwayat apapun yang mereka temukan tanpa
membuktikan keotentikannya. Mereka
mempercayakan pembuktikan akan keotentikan
riwayat-riwayat temuan mereka kepada
generasi berikutnya, seperti pada kutipan
Alfiyyat us-Sirat in-Nabawiyyah oleh al-Hâfidh
al-cIraqî:
Pada ayat 5 & 6 al-Hâfidh al-cIraqî menulis:
Agar para pencari ilmu mengetahui bahwa
Sîrah adalah hasil kumpulan dari sejumlah
riwayat terlepas mereka riwayat yang benar
atau palsu. Namun tujuannya adalah untuk
menyampaikan apa yang terdapat didalam
kitab-kitab Sîrah, terlepas kridibilitas isnaad.
Seorang Muslim yang taat tidak perlu
memutar-balikan fakta hanya demi melindungi
keimanannya, terlebih proses pembuktian
keaslian riwayatpun sudah dikenal di generas
awal Islam. Ilm al-Hadist (Musthalah Hadis)
sangat perduli akan reliabilitas para perawinya
berdasarkan gaya hidupnya dan nilai moral
yang dianut sehari-harinya. Karenanya, banyak
orang saat itu menyusun banyak riwayat-
riwayat dan menyerahkan prosedur uji otensitas
kepada para pengikutnya. Jikalau, seluruh
ilmuwan dan pengumpul riwayat saat itu
memperdulikan keaslian setiap narasi (riwayat),
maka sudah tentu kita tidak akan menemukan
materi dan riwayat yang ada sekarang.
Tidak, seperti kaum Muslim. Sebagian orang,
tidak mengetahui Ilmu Hadis dan Ilm al-Rijâl
disaat mengembara dilautan khazanah Ilmu
Islam tanpa pembimbing, pastilah akan
menemukan kesukaran dalam menyelami
semua materi yang ada. Orang lain, yang
berhati busuk, menggunakan figur-figur
tersebut dan menjejalkan perkataan kedalam
mulut mereka guna menyesatkan orang-orang
awam. Namun, karena pertolongan Allah SWT,
rencana buruk mereka selalu tercium. Dan bagi
si pengkritik ini, saya tidak akan
menempatkannya kepada kategori apapun.
Biarlah pembaca yang menilainya dan hanya
Allah yang tahu niat sebenarnya.
4) Abdullâh Ibn Sâd Ibn Abî Sarh pantas
dihukum mati menurut Syariah, lantas
mengapa nabi Muhammad saw menerima
campur tangan Usmân?
Ini adalah sebuah pertanyaan menipu. Namun
begitu, pertanyaan tersebut menunjukkan dua
hal, pengkritik tersebut seorang yang jahil
(bodoh) mengenai Hukum Islam atau
mempunyai tujuan untuk mengelabui dan
menyesatkan sebanyak orang yang ia bisa.
Dalam per-istilahan Hukum Islam. ada
sejumlah kategori yang diberikan kepada kasus
kejahatan, yaitu yang disebut oleh Allah (seperti
pembunuhan, pencurian, dan perzinahan, dst)
kemudian Allah menentukan hukuman yang
tepat kepada mereka disebut;
“Hudud” (Singular; “Hadd”). Dan yang tidak
tidak disebut oleh Allah, evalusi dan
hukumannya (atau disebut ta’dhir) diserahkan
sepenuhnya kepada penguasa. Jika, laporan-
laporan dari Sîrat Rasulillah and at-Tabaqât al-
Kabîr adalah benar, maka kasus Abdullâh Ibn
Sâd Ibn Abî Sarh semata-mata sebuah kondisi
dimana seorang penguasa (Nabi Muhammad)
membuat sebuah dekrit terhadap seorang
penjahat (cAbdullâh Ibn Sâd Ibn Abî Sarh) dan
dengan campur-tangan pihak ketiga (cUthmân
Ibn ‘Affân), sang penguasa menyetujui untuk
memberi amnesti kepada si penjahat.
Menjatuhkan hukuman adalah berpulang
kepada penguasa, perubahan berikutnya dalam
hal menghakimi terutama memberikan ampun,
hal ini tidak bisa dikritik.
Kesimpulan
Sebagai penutup dari artikel ini, pernyataan
bahwa al-Quran al-Karim telah dinodai oleh
Ibn Abî Sarh sama sekali tidak terbukti,
mengotori segenggam air pun tidak. Saya tidak
mengetahui banyak perihal hal-ihwal apa yang
menyebabkan Ibn Abî Sarh memeluk Islam
pada awalnya. Namun, sepertinya keimanannya
tidak stabil saat itu. Namun begitu, kemudian,
beliau kembali memeluk Islam dan
keimanannya tidak dipertanyakan lagi. Namun,
hal yang mempertanyakan mengenai
perubahan keputusan terhadap Ibn Abî Sarh
merupakan gambaran kejahilan terhadap
Hukum Islam atau sebagai usaha untuk
mengelabui orang. Jika tujuan si pengkritik
adalah sebagai pengembaraan dalam mencari
kebenaran, maka Demi Allah uraian dari artikel
diatas terasa lebih dari cukup baginya untuk
bereaksi positif.
And Allah Knows Best.
Menyatakan:
Kami ingin mengekspresikan rasa terima kasih
kepada Saudara Khalid, Uni Emirate Arab, atas
kontribusi efektif beliau terhadap artikel ini dan
penyediaan material yang banyak dan ide-ide
briliannya. Semoga Allah menghitungnya
sebagai amal yang baik disisiNya…Amiiin.
Referensi:
[1] Ibn al-Athîr, Usûd Ulghâbah fî Ma’rifat Is-
Sahâbah, 1995, Dâr al-Fikr, Beruit (Lebanon),
Volume 3, h. 154.
[2] Jalaluddîn as-Suyûtî, Al-Itqân fî cUlûm il-
Qur’ân (In Two Volumes), 1987, Edisi Pertama,
Dâr al-Kutub al-cIlmiyyah, Beirut (Lebanon), h.
82.
[3] as-Suyûtî, Op.Cit, h. 83-85.
[4] as-Suyûtî, Op.Cit,, h. 82.
[5] as-Suyûtî, Op.Cit,, h. 17-21.
[6] al-Qurtubî, Al-Jâmic li Ahkâm Il-Qur’ân,
Volume 7, halaman 40-41, (Available online).
[7] Abû Jacfar Muhammad bin Jarîr al-Tabarî,
Jâmic ul-Bayân fî Tafsîr Il-Qur’ân, 1986,
Volume 5, published by Wizârat ul-Ma’rifah
(The Ministry of Education), Beirut, Lebanon,
Available online.
[8] Hafiz Zainuddîn cAbdurrahîm al-cIraqî,
Alfiyyat us-Sîrat in-Nabawiyyah (attached to the
book of as-Sîrah an-Nabawiyyah of Ibn
Hisham), 1998 (Second Print), Dâr al-Fikr,
Beirut (Lebanon), Volume 4, h. 299.
[9] al-Qurtubî, Op.Cit,
[10] al-Tabarî, Op.Cit

.
http://risalah-mualaf.blogspot.com/2011/08/fitnah-orientalis-tentang-pencatatan.html?m=1
.


Terakhir diubah oleh Mutiaraa tanggal Fri May 22, 2015 8:18 am, total 2 kali diubah
Mutiaraa
Mutiaraa
LETNAN DUA
LETNAN DUA

Female
Posts : 1445
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 20.01.14
Reputation : 29

Kembali Ke Atas Go down

Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran Empty Re: Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran

Post by frontline defender Fri May 22, 2015 5:21 am

childs north wrote:
tagiyah dan sifat tafaw (muter2) anda tidak bisa menutupi fakta sejarah bahwa Ibn Sarh sebagai seorang penulis, editor sekaligus pemberi ilham pada muhammad saw dalam pewahnyuan alqoran. Almarhum menjadi MURTAD seperti saya karena masih bisa berfikiran waras dan beliau harus mati diujung pedang muhammad saw oleh krn alasan MURTAD
fakta apanya? kisah mengada-ada/alay/palsu kok fakta?
frontline defender
frontline defender
MAYOR
MAYOR

Posts : 6462
Kepercayaan : Islam
Join date : 17.11.11
Reputation : 137

Kembali Ke Atas Go down

Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran Empty Re: Peran Ibn Sarh Dalam Penulisan Quran

Post by Sponsored content


Sponsored content


Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik