FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

Ribut2 masalah terjemahan Alquran Depag Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

Ribut2 masalah terjemahan Alquran Depag Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Ribut2 masalah terjemahan Alquran Depag

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

Ribut2 masalah terjemahan Alquran Depag Empty Ribut2 masalah terjemahan Alquran Depag

Post by hamba tuhan Wed Oct 19, 2011 9:05 pm

Dalam sebuah Seminar Nasional dan Lokakarya (seminaloka) baru-baru ini yang diadakan di Sekolah Tinggi Agama Islam Pengembangan Ilmu Quran (STAIPIQ) Padang, dibahas tentang polemik terjemahan Alquran dalam bahasa Indonesia.

Tak jelas penelitian semacam apa yang dilakukan, atau pengganas (baca teroris) mana yang diwawancarai, terjemahan Alquran oleh Departemen Agama (Depag) Republik Indonesia yang telah beredar beberapa puluh tahun ini dituding sebagai pemantik ideologis para pengganas.
Intinya, terjemahan Alquran oleh Depag sekarang Kemenag adalah terjemahan harifiah, bukan tafsiriah. Terjemahan harfiah ini disebut2 menyesatkan pembaca dari makna asli Alquran dan terjemahan ini haram secara hukum. Kalangan itu menyatakan ada sekitar tiga ribu seratus lima puluh kesalahan dalam terjemahan Alquran oleh Depag.

Sebelum masuk pada contoh2 yang diberikan, ada baiknya didudukkan dulu apa itu terjemah harfiah dan tafsiriah.... Manna’ Alqaththan dalam “Mabaahits fii ‘Uluum al-Qur’aan” menerangkan bahwa kata terjemah dapat dipergunakan dalam dua hal; pertama, terjemah harfiah, yaitu mengalihkan lafaz2 dari suatu bahasa (bahasa asal) ke dalam lafaz2 yang serupa dari bahasa lain (bahasa tujuan) sedemikian rupa sehingga susunan dan tertib bahasa tujuan itu sesuai dengan susunan dan tertib bahasa asal yang diterjemahkan.
Kedua, terjemah tafsiriah atau terjemah maknawiah, yaitu menjelaskan makna perkataan dengan bahasa lain (bahasa tujuan) tanpa terikat dengan tertib kata2 bahasa asal yang diterjemahkan atau tanpa memerhatikan susunan kalimatnya apakah harus sama antara bahasa asal dan bahasa tujuan.

Dengan lebih spesifik, bila para ulama melakukan penafsiran Alquran, dengan cara mendatangkan makna yang dekat, mudah, dan kuat; kemudian penafsiran ulama itu diterjemahkan dengan penuh kejujuran dan kecermatan, maka cara ini dinamakan dengan terjemah tafsir Alquran atau terjemah tafsiriah, dalam arti ulama itu mensyarahi Alquran dan menjelaskan maknanya ke dalam bahasa lain.

Manna’ Alqaththan juga menjelaskan bahwa terjemahan harfiah dengan pengertiannya itu adalah mustahil untuk dapat dicapai dengan baik jika konteks bahasa asal dan cakupan semua maknanya tetap dipertahankan. Sebab karakteristik setiap bahasa berbeda satu dengan yang lain dalam hal tertib bagian kalimat2nya....

Selain itu bahasa Arab banyak menyelipkan rahasia2 bahasa yang tidak mungkin dapat digantikan oleh ungkapan lain dalam bahasa bukan Arab. Alquran juga berada pada puncak kefasihan dan gaya bahasa Arab. Ia mempunyai ciri khas susunan, rahasia struktur, makna2 yang unik dan kemukjizatan ayat2nya, yang semua itu tidak dapat diberikan oleh bahasa manapun juga.

Di samping itu, dalam disiplin ilmu terjemahan, terjemah harfiah dikenal sebagai Form-based Translation atau Literal Ttranslation. Menurut Newmark dalam “A Text Book of Translation”, keduanya bermakna terjemahan kata perkata, bahkan dalam bentuk kata yang paling lemah sekalipun, yang merekat sangat erat kepada bahasa asal secara leksikal dan sintaksis.

Literal Translation ini terbagi dua, yaitu Interlinear Translation yang bertujuan untuk menghasilkan segi linguistik dari bahasa asal kepada bahasa tujuan.
Seperti ‘what is your name’ menjadi ‘apa adalah kamu nama’. Ini benar-benar sangat harfiah. Setiap kata diartikan dan susunannya pun seperti bahasa asal. Membingungkan memang.
Kemudian Modified Literal Translation, yaitu merubah susunan dan tata bahasa terjemahan kepada kalimat yang berterima pada bahasa tujuan, tapi bentuk kata cenderung diartikan secara harfiah. Seperti good girls go to heaven menjadi gadis-gadis baik pergi ke surga. Susunan kata good girls tidak diterjemahkan menjadi baik gadis-gadis tetapi diubah menjadi gadis-gadis baik. Juga bentuk plural (jamak) dari girls diterjemahkan dengan mengulang kata, sehingga menjadi gadis-gadis. Kata kerja go diterjemahkan secara leksikal menjadi pergi.

Mengenai beberapa contoh kekeliruan terjemahan Alquran oleh Depag yang diajukan oleh kalangan itu, seperti firman Allah, “Dan bunuhlah mereka di mana kamu temui mereka, dan usirlah mereka dari mana mereka telah mengusir kamu…” (Q.S 2: 191), sedangkan terjemahan tafsiriahnya menurut mereka hendaklah, “Wahai kaum mukmin, perangilah musuh-musuh kalian di mana pun kalian temui mereka di medan perang dan dalam masa perang. Usirlah musuh-musuh kalian dari negeri tempat kalian dahulu diusir…”

Jika coba ditelisik kepada teks asli Alquran yang berbahasa Arab, akan janggal sekali menerjemahkan waqtuluuhum (asal katanya adalah qatala) menjadi perangilah mereka, padahal arti asli qatala adalah membunuh. Perang atau memerangi sendiri sebenarnya mempunyai padanan dalam bahasa Arab, yaitu haraba (memerangi) dan ghazaa (menyerang). Allah itu Maha Tahu, kenapa Ia menggunakan kata kerja qatala dalam ayat itu, bukan kata kerja lain, pasti ada hikmahnya. Inilah yang dikaji dalam tafsir, bukan terjemahan.

Adapun anggapan2 akan terjadi kesalahpahaman oleh pembaca jika dalam terjemahan tidak dimasukkan konteks ayat situasi perang adalah sangat berlebihan. Selain selama ini hal itu tidak pernah terjadi dan tidak pula terbukti, juga sangat merepotkan bila harus memasukkan konteks pembicaraan pada setiap ayat. Padahal Alquran seperti juga bacaan lainnya telah memasukkan konteksnya pada beberapa ayat sebelum dan sesudahnya.

Masih berkenaan dengan contoh ayat di atas, sebenarnya ayat sebelumnya telah memberikan gambaran konteksnya kepada para pembaca, “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas. Sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” Bahkan ayat sesudahnya memberikan pemahaman paripurna atas ayat-ayat sebelumnya. “Tetapi jika mereka berhenti, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

Siapapun yang membaca Alquran dan atau terjemahannya dengan rangkaian ayat seperti telah dijelaskan, pasti tidak akan berpikiran keliru seperti yang didramatisasi oleh kelompok itu bahwa penerjemahan versi Depag memicu radikalisasi teroris. Sangat jelas sekali bukan, konteks contoh ayat2 diatas adalah dalam masa perperangan....
Pun, jika masih ada yang tersalah memahami ayat di atas dan ini sekali lagi tidak pernah terjadi dan tidak pula terbukti adalah lebih kepada memahami ayat secara sepotong2, tidak menyeluruh.

Laksana membaca suatu artikel dengan hanya mencatut satu paragraf saja, lalu mengabaikan paragraf2 lain.... tentu saja pembaca seperti ini akan salah mengerti dan salah paham.

Mengambinghitamkan hal ini kepada terjemahan adalah tindakan gegabah dan terburu-buru.
Kemudian tentang terjemahan firman Allah oleh Depag, “Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan (pula) engkau terlalu mengulurkannya (sangat pemurah) nanti kamu menjadi tercela dan menyesal.” (Q.S 17: 29), sebaliknya terjemah tafsiriahnya, “Dan janganlah kamu berlaku kikir, tetapi jangan pula kamu berlaku boros, karena kelak kamu akan menjadi hina dan menyesal atas sikapmu yang berlebihan.”

Dalam kasus ini, nampaknya penerjemah tafsiriah memahami bahasa hanya secara lurus tabung sebagai media komunikasi sederhana antara beberapa pihak dengan bentuk langsung dan seadanya. Padahal di dalam bahasa, penggunaan kiasan dalam menyampaikan maksud sudah lazim sekali.

Dalam ayat ini, Allah pun menggunakan kiasan dalam susunan kalimat ketika menyampaikan maksud agar manusia jangan terlalu kikir dan terlalu pemurah dalam hal rezeki dengan kiasan membelenggu tangan ke pundak dan terlalu mengulurkannya. Sangat indah, bukan?

Dari uraian singkat atas dua contoh di atas, jelaslah bahwa terjemahan Alquran oleh Depag bukanlah terjemahan harifiah dalam istilah Newmark dikategorikan sebagai Interlinear Translation.

Bahkan pada praktiknya, terjemahan apapun selalu menghindari bentuk harfiah ini. Selain mustahil karena sangat jarang ada padanan kata yang sama pada bahasa asal dan bahasa tujuan, juga karena kerancuan susunan kalimat yang membingungkan dari terjemah harfiah.
Walaupun demikian, sekiranya terjemahan harfiah ini terpakai juga disebabkan satu dan lain hal, itu lebih kepada Modified Literal Translation. Karena memang, dalam menerjemahkan teks yang sarat dengan gaya bahasa, kiasan, dan sebagainya, penerjemah akan berusaha menampilkan warna asli bahasa asal kepada bentuk dan hasil bahasa tujuannya. Seperti dalam penerjemahan puisi, prosa, syair. Apalagi ini adalah Alquran yang mencapai balaghah bahasa Arab tertinggi....

Akan sangat berbeda jika teks yang diterjemahkan itu hanyalah teks biasa, mungkin cukup saja diterjemahkan maksudnya secara umum.
Tak perlu bersusah-susah mencari padanan kata paling dekat antara bahasa asal dan bahasa tujuan, serta menyesuaikan susuanan gramatika antara dua bahasa ini, seperti yang dilakukan oleh dewan penerjemah Depag.

Juga tidak dipungkiri bahwa ada beberapa kekeliruan dalam terjemahan Depag itu, seperti, “…Dan janganlah kamu berinfak melainkan karena mencari rida Allah…” (Q.S al-Baqarah [2]: 272). Kata yang dicetak miring seharusnya diartikan dengan ‘wajah Allah’ karena demikianlah terjemahan utuh dari ‘wajhillaah’.

Akan tetapi, bagaimanapun ini hanyalah kekeliruan dalam bentuk pilihan kata, bukan metode yang digunakan, sebagaimana klaim kalangan itu. Depag sendiri, sejak pertama kali menerbitkan Alquran dan terjemahannya, telah beberapa kali melakukan revisi untuk memperbaiki kualitas terjemahan.

Ini mengisyaratkan bahwa Depag akan selalu melakukan revisi, karena memang bahasa itu sendiri dinamis, berkembang sesuai zaman.

Terakhir, perlu diingatkan kembali, karena ini adalah Alquran, tanpa memandang ia dalam bahasa aslinya atau bahasa terjemahan, sangat penting untuk menyertakan ilmu-ilmu Alquran dalam proses penghayatan ayat-ayatnya, agar tercapainya pemahaman yang utuh.
Disebabkan Alquran adalah lautan ilmu yang sangat luas dan dalam, yang tak akan pernah habis untuk diselami dan dikuak rahasianya.

Ilmu-ilmu Alquran itu akan menghindarkan sesorang dari tersesat dan tenggelam ketika mengarungi hamparan hikmah dan kandungan kalam Allah tersebut.

kesimpulan : gak gampang loh nerjemahin kalam Allah, pasti ada kekeliuran yg bakal terjadi... sepengetahuan saya belum ada terjemahan Alquran yg sudah sempurna tapi Alquran(kalam Allah) tetaplah sempurna... kesalahan/ kekeliuran milik manusia bukan milik Allah.... Wallahu a'lam....


hamba tuhan
hamba tuhan
LETNAN SATU
LETNAN SATU

Male
Posts : 1666
Kepercayaan : Islam
Location : Aceh - Pekanbaru
Join date : 07.10.11
Reputation : 19

Kembali Ke Atas Go down

Ribut2 masalah terjemahan Alquran Depag Empty Re: Ribut2 masalah terjemahan Alquran Depag

Post by abu hanan Fri Oct 21, 2011 12:38 am

kaloh adah yg ngotot pakeh terjemahan berarti kitab sucinya = terjemahan Al Quran.kaloh adah yang menolak bahasa Arab artinyah berinduk padah otaknyah,bukan akalnyah (=ikatan,bhs Arab)...

kaloh sayah?
sepertih biasah....yang terjemahan yang terjemahan,yang kuburan yang kuburan..
ketawa guling ketawa guling
abu hanan
abu hanan
GLOBAL MODERATOR
GLOBAL MODERATOR

Male
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224

Kembali Ke Atas Go down

Ribut2 masalah terjemahan Alquran Depag Empty Re: Ribut2 masalah terjemahan Alquran Depag

Post by hamba tuhan Fri Oct 21, 2011 12:46 am

abu hanan wrote:kaloh adah yg ngotot pakeh terjemahan berarti kitab sucinya = terjemahan Al Quran.kaloh adah yang menolak bahasa Arab artinyah berinduk padah otaknyah,bukan akalnyah (=ikatan,bhs Arab)...

kaloh sayah?
sepertih biasah....yang terjemahan yang terjemahan,yang kuburan yang kuburan..
ketawa guling ketawa guling

:lkj: :lkj: :lkj:
hamba tuhan
hamba tuhan
LETNAN SATU
LETNAN SATU

Male
Posts : 1666
Kepercayaan : Islam
Location : Aceh - Pekanbaru
Join date : 07.10.11
Reputation : 19

Kembali Ke Atas Go down

Ribut2 masalah terjemahan Alquran Depag Empty Re: Ribut2 masalah terjemahan Alquran Depag

Post by Sponsored content


Sponsored content


Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik