Ini Kalimat TERINDAH di Quran .... So …. Bagaimana Mengaplikasikannya ??

First topic message reminder :

Sejak saya mendalami Islam ... INILAH kalimat yang PALING BERKESAN dan saya anggap PALING INDAH di seantoro Quran

• Q 33.37 ........Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, .........

Pertanyaan :
Bagaimana mengaplikasikannya ??

Misal kata suami si Deenee adalah anak angkat saya ... apa tips dan trik yang harus saya lakukan agar saya TIDAK KEBERATAN menikahi si Deenee

Numpang ketawa aja,,

• Q 33.37 ........Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, .........

Ohh INDAHNYA

@Bung Duren SWT dan rekan-rekan muslim yth.,

...Apakah karena ayat dan kejadian itu dalam Islam tidak ada lagi yang namanya "anak angkat"?
...Pernah saya dengar bahwa ayah angkat tidak boleh menjadi wali dalam menikahkan anak angkat. Apa benar begitu?

duren swt wrote:

satria bergitar wrote:
oh githu tho masalahnya di NIA DINIATI ...

om duren khan jago tafsir QURAN...bisa jelasin ga asbabun nuzulnya ntuh ayatgmn???

Gw memang jagoan asbabun nuzul kok




Saat mencari Zaid ...
Muhammad GA PUNYA SOPAN SANTUN , dia langsung masuk kerumah si anak angkat , nylonong masuk TANPA NGUCAPIN SALAM !!

Dasarlah si ZAINAB merupakan wanita JALANG !!
Dah tau mertuanya nylonong dan pakaian nya rada terbuka
Ehhh dia malah menyambut sang mertua

Kontan ajahhh benda tumpul yang ada di selangkangan sang rosul BANGKIT DENGAN GAGAHNYA dan ILER nya jatuh bercucuran MEMBASAHI BUMI PERSADA



Lalu dengan berjalan kaki sang rosul pulang seraya bergumam sepanjang jalan :
Yesss yess yessss ....
Teng kiu god ....
Teng kiu god ....
Teng kiu god ....
Rancak bana god ...

Yesss yess yessss ....
Teng kiu god ....
Teng kiu god ....
Teng kiu god ....
Paniang kapalo ambo di buatnyo ....

NAH TUH KHAN OTAKNYA EMANG SAMPAH SEMUA ISINYA...DARI SEMUA TRIT ENTE GADA YANG MUTU TUH..KEBANTAH SEMUA ...

ditanya asbabun nuzul malah oon nani

KAPIRUN MODEL GINI NIH YANG BAKAL DIPANGGANG ABIS ABISAN DI NERAKA...

@BERAK BERGITAR

Garis besar asbabun nuzul memang gitu !!
Ya bantah lah klo OTAK MU memang ada

Andi Cactusa wrote:@Bung Duren SWT dan rekan-rekan muslim yth.,

...Apakah karena ayat dan kejadian itu dalam Islam tidak ada lagi yang namanya "anak angkat"?

bukan seperti itu bung...

ayat tersebut turun sebab pada jaman jahiliah sebelum orang-orang arab pada pada jaman dahulu seringkali memperlakukan

anak2 angkat mereka seperti halnya anak yang hakiki termasuk dalam hal warisan dan lain sbagainya...inilah yang dilarang dalam islam

sebab bagaimanapun anak angkat tidak ada hubungan darah sama sekali dalam hal nasab dengan orang tua angkatnya...

“Dan Allah sekali-kali tidak menjadikan anak-anak angkat kalian sebagai anak kandung kalian sendiri. Yang demikian itu hanyalah perkataan kalian di mulut kalian saja. Dan Allah mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan yang benar. Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan memakai nama bapak-bapak mereka, itulah yang lebih adil di sisi Allah. Dan jika kalian tidak mengetahui bapak-bapak mereka maka panggillah mereka sebagai saudara-saudara kalian seagama dan maula-maula kalian….” (Al-Ahzab: 4-5)

Dalam ayat-ayat di atas, Allah menerangkan bahwa ucapan seseorang kepada anak orang lain dengan “anakku” tidaklah berarti anak tersebut menjadi anaknya yang sebenarnya yang dengannya ditetapkan hukum-hukum bunuwwah (anak dengan orangtua kandungnya).

sebab tidak mungkin anak tersebut bisa menjadi anak kandung bagi selain ayahnya. Karena, seorang anak yang tercipta dari sulbi seorang lelaki tidaklah mungkin ia dianggap tercipta dari sulbi lelaki yang lain, sebagaimana tidak mungkinnya seseorang memiliki dua hati/jantung.

Dan Allah telah memerintahkan agar mengembalikan penasaban anak-anak angkat tersebut kepada ayah kandung mereka.

klo sekedar mengangkat anak dengan kmsud memeberi kasih sayang dengan tulus sebagaimana anak kandung sendiri sih tidak apa apa

tapi klo sudah memberi hak waris dan hal-hal lain yang kaitannya dengan nasab dan keturunan jelas diharamkan

harus ada batasan yag jelas antara anak angkat dan orang tua angkatnya

Andi Cactusa wrote:...Pernah saya dengar bahwa ayah angkat tidak boleh menjadi wali dalam menikahkan anak angkat. Apa benar begitu?

benar seperti yang saya katakan diatas klo kaitannya dengan nasab atau keturunan orang tua kandung tetap tidak tergantikan

peristiwa perceraian zaid dengan istrinya yang kemudian menikah dengan rasul tetap membuktikan bahwa kaitan anak angkat tetap ada batasan secara nasab maupun perkawinan

Andi Cactusa wrote:@Bung Duren SWT dan rekan-rekan muslim yth.,

...Apakah karena ayat dan kejadian itu dalam Islam tidak ada lagi yang namanya "anak angkat"?

Anak angkat TETAP ada !!

Alasan muslim akan pembatalan NAZAB ( hak hukum seperti anak kandung ) adalah OMONG KOSONG yang dikarang karang muslim demi menutupi kelakuan " mulia " dari nabi nya

Buktinya :
Sebelum terjadinya peristiwa ini ... nama anak angkat Muhammad adalah : ZAID BIN HARITSAH

Tidak pernah dikatakan : ZAID BIN Muhammad

Sesudah peristiwa itu pun namanya tetap : ZAID BIN HARITSAH

So ... tidak ada yang berubah bukan dalam masalah NAZAB si Zaid

Andi Cactusa wrote:...Pernah saya dengar bahwa ayah angkat tidak boleh menjadi wali dalam menikahkan anak angkat. Apa benar begitu?

Sebelum peristiwa itu terjadi ....
TATANAN SOSIAL masyarakat Quraish sudah amat baik dan TAU BENAR tentang masalah GARIS DARAH yang kandung apa bukan .

Saat Muhammad masih bayi ...
Dia di titip emaknya Aminah kepada orang lain !!
Namun ... keluarga besar Abdul Muthalib FAHAM bahwa cucunya merupakan garis darahnya .
Itu lah makanya Muhammad di ambil dari si " orang lain " itu

Dan selama Muhammad dalam pengasuhan orang lain .. namanya TETAP :
Muhammad BIN Abdullah BIN Abdul Muthalib .

Di kemudian hari ....
Anak Muhammad yang dari Mariyah Qubtiah JUGA diberikan kepada seorang tukang besi ( SAIF ) di pinggiran kota Madinah

Nama Ibrahim TETAP ajahhh : Ibrahim BIN Muhammad
Bukan : Ibrahim BIN Saif

duren swt wrote:

Andi Cactusa wrote:@Bung Duren SWT dan rekan-rekan muslim yth.,

...Apakah karena ayat dan kejadian itu dalam Islam tidak ada lagi yang namanya "anak angkat"?

Anak angkat TETAP ada !!

Alasan muslim akan pembatalan NAZAB ( hak hukum seperti anak kandung ) adalah OMONG KOSONG yang dikarang karang muslim demi menutupi kelakuan " mulia " dari nabi nya

Buktinya :
Sebelum terjadinya peristiwa ini ... nama anak angkat Muhammad adalah : ZAID BIN HARITSAH

Tidak pernah dikatakan : ZAID BIN Muhammad

Sesudah peristiwa itu pun namanya tetap : ZAID BIN HARITSAH

So ... tidak ada yang berubah bukan dalam masalah NAZAB si Zaid

Andi Cactusa wrote:...Pernah saya dengar bahwa ayah angkat tidak boleh menjadi wali dalam menikahkan anak angkat. Apa benar begitu?

Sebelum peristiwa itu terjadi ....
TATANAN SOSIAL masyarakat Quraish sudah amat baik dan TAU BENAR tentang masalah GARIS DARAH yang kandung apa bukan .

Saat Muhammad masih bayi ...
Dia di titip emaknya Aminah kepada orang lain !!
Namun ... keluarga besar Abdul Muthalib FAHAM bahwa cucunya merupakan garis darahnya .
Itu lah makanya Muhammad di ambil dari si " orang lain " itu

Dan selama Muhammad dalam pengasuhan orang lain .. namanya TETAP :
Muhammad BIN Abdullah BIN Abdul Muthalib .

jiaahh duren...duren...ga bisa bedain mana nitip anak mana anak angkat...

saudara ane aja tiap hari nitip anak ama tetangga...apa serta merta anak saudara ane jd anak angkat tetangga??? be go kok dipiara

duren swt wrote:Di kemudian hari ....
Anak Muhammad yang dari Mariyah Qubtiah JUGA diberikan kepada seorang tukang besi ( SAIF ) di pinggiran kota Madinah

Nama Ibrahim TETAP ajahhh : Ibrahim BIN Muhammad
Bukan : Ibrahim BIN Saif

SIRAH IBNU DUREN

@BAB sambil bergitar

Kok ga ada NYALI mu tuk mengomentari masalah nama si Zaid BIN Haritsah

bang dur buang sampah sembarangan nih.

mohon ditertibkan

@Atas

Mendingan diem lo klo ga mampu nunjukin " YANG BUKAN SAMPAHNYA "

Kisah Muhammad dan Zainab diatas 1000% ORI
Cuma ane sadur agar bergaya anak muda kasmaran seperti yang jaman sak iki ajahhhh

supermi wrote:muslim tidak berani menyentuh 'kenakalan' muhammad.

ouh ya? coba baca mas at tahrim ayat 1. 66:1. Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkannya bagimu; kamu mencari kesenangan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

ini teguran Allah untuk Muhammad,, kalau muhammad mau melegal2kan nafsu/urusannya.. seharusnya ayat ini gak usah ada dalam al-quran.

babi_haram wrote: at tahrim ayat 1. 66:1. Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkannya bagimu; kamu mencari kesenangan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

dibikinlah ayat yang seolah-olah mengawini menantu adalah kehendak aloh
yang muhammad tidak seharusnya menolak hanya karena kegalauan perasaan isteri-isterinya yang laen, pinter kan muhammad?

mana nih INCEST nya??? wong kawin ama mantan istri orang kok incest...

dulu..
maksa zainab dikawinkan zaid bikin ayat

kini..
berniat mengawini zainab juga bikin ayat

dasar..

@Bung satria bergitar,

...Di negara-negara sekular, terutama negara barat, menurut undang-undang, hak-hak anak angkat sama dengan anak kandung.
...Kalau begitu, anak-anak angkat di negara sekular lebih beruntung daripada anak angkat di negara syariah. Benar nggak?

satria bergitar wrote:mana nih INCEST nya??? wong kawin ama mantan istri orang kok incest...

Kalau nte menganggap itu tidak incets
N
Kalau bini mu memang cakep n hot ... ya terima dunk permintaan ku AGAR nte kujadikan jadi anak angkat


Atau .. kalau ISTRI ANAK KANDUNG mu cakep n hot ... elo suruh aja dicere in
Lalu embat lah ...TOH CUMA MANTAN ISTRI orang !!

duren swt wrote:@BAB sambil bergitar

Kok ga ada NYALI mu tuk mengomentari masalah nama si Zaid BIN Haritsah

http://www.pumitabusan.com/2010/10/kisah-sahabat-nabi-zaid-bin-haritsah.html

berdasarkan riwayat ibnu hajar

zaid bin haritshah awal mulanya adalah seorang budak dari Hakim bin Hujam Bin khuwailid yang diberikan kepda bibinya siti khodijah bin khuwailid yg merupakan istri rasul sebagai hadiah

pada jaman jahilliah sebelum diangkatnya Muhammad menjadi rasul Zaid pernah dianggap sebagai anak oleh rasul sebagaimana anak kandung sendiri sehingga nasabnya diubah menjadi Zaid bin Muhammad dikarenakan zaid lebih memilih rasul ketimbang orang tuanya sendiri ketika berhasil menemukannya.

Setelah kejadian tersebut Rasulullah SAW sangat bergembira hingga air matanya menetes lalu menarik Zaid dan keluar dari batu Ka’bah mengelilngi orang-orang Quraisy yang sedang berkumpul, lalu berseru “Saksikanlah mulai saat ini Zaid adalah anakku, dia berhak menjadi ahli waris dariku dan aku berhak menjadi ahli waris darinya”. (Ibnu Hajar). Setelah Bapak dan Pamannya melihat kejadian tersebut keduanya pasrah. Dan semenjak itu pula Zaid di Mekkah tidak dipanggil oleh seseorang kecuali dengan menyebut Zaid bin Muhammad, kemudian setelah Nabi diangkat menjadi Rasul, Zaid ikut masuk Islam dan menjadi orang kedua yang pertama masuk Islam, sedangkan Rasulullah SAW sangat mencintai dan menyayangi beliau.

Setelah Rasulullah SAW mengizinkan para sahabatnya berhijrah ke Madinah Zaid ikut serta berhijrah, dan Rasulullah SAW mempersaudarkannya dengan Asid bin Khadir, dan pada saat itu Zaid masih dipanggil dengan Zaid bin Muhammad hingga turun firman Allah SWT : “Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka”. (Al-Ahzab:5), maka saat itu pula Zaib dipanggil nama dengan Zaid bin Haritsah, dan Rasulullah SAW menikahkannya dengan Ummu Aiman dan melahirkan anak yang bernama Usamah bin Zaid, kemudian menikahkannya kembali dengan putri pamannya Zainab binti Jahsy, namun kehidupan berlangsung tidak harmonis sehingga Zaid pergi menghadap Rasulullah SAW mengadukan hal tersebut, maka Rasulullah SAW memerintahkannya untuk menahannya dan bersabar atasnya,

namun Allah SWT memerintahkan kepada Rasul-Nya untuk menceraikan Zainab dari Zaid kemudian beliau menikahi mantan istri dari Zaid, yang demikian untuk menghilangkan persepsi kebiasaan mengadopsi anak yang telah menjadi adat dikalangan jahiliyah, bahwa waktu itu anak angkat diperlakukan seperti anak sendiri, Allah berfirman : “Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang telah Allah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya : “Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah”, sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang telah Allah menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti.

MAKA TURUNLAH AYAT YANG DIPLINTIR MAKNANYA OLEH SIDUREN SI WAJAH TEBAL

Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), kami kawinkan kamu dengan dia, supaya tidak ada keberatan bagi orang mu’min untuk (mengawani) istri-istri anak-anak angkat mereka, jika anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada istrinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi”. (Al-Ahzab:37)

@BAB bergitar

KALAUPUN hadis mu diatas memang benar
Maka GA ADA HUBUNGAN Q 33.37 dengan pembatalan nasab si Zaid

Sebab ... sesuai dengan hadismu ..

Niih plototin pake matamu yang ^&*(>< tuhh :
Zaid masih dipanggil dengan Zaid bin Muhammad hingga turun firman Allah SWT : “Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka”. (Al-Ahzab:5),


So ... semua argument mu masalah MENIKAHI MENANTU adalah SAMPAH

Ayoo .... cepet masuk wc dan jangan lupa mbawa gitar hahaha

duren swt wrote:@BAB bergitar

KALAUPUN hadis mu diatas memang benar
Maka GA ADA HUBUNGAN Q 33.37 dengan pembatalan nasab si Zaid

Sebab ... sesuai dengan hadismu ..

Niih plototin pake matamu yang ^&*(>< tuhh :
Zaid masih dipanggil dengan Zaid bin Muhammad hingga turun firman Allah SWT : “Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka”. (Al-Ahzab:5),


So ... semua argument mu masalah MENIKAHI MENANTU adalah SAMPAH

Ayoo .... cepet masuk wc dan jangan lupa mbawa gitar hahaha

intinya...kesatu argument ente yg in terbantahkan ...

ayam sayur wrote:Buktinya : Sebelum terjadinya peristiwa ini ... nama anak angkat Muhammad adalah : ZAID BIN HARITSAH

Tidak pernah dikatakan : ZAID BIN Muhammad

Sesudah peristiwa itu pun namanya tetap : ZAID BIN HARITSAH

kedua muka tebal nte ngomong

nabi ane kawin ama menantu...menantu dari hongking...jelas jelas udh cere...

lagipula tidak bisa disebut menantu wong anak aja bukan...

ketiga masalah incest...

incest dari mane anak kandung aja bukan...apalagi menantu...

@DUREN SI WAJAH TEBAL (swt)

SILAHKAN AJA NGOCEH LAGI KLO MASIH PUNYA MUKA...

satria bergitar wrote:namun kehidupan berlangsung tidak harmonis sehingga Zaid pergi menghadap Rasulullah SAW mengadukan hal tersebut, maka Rasulullah SAW memerintahkannya untuk menahannya dan bersabar atasnya,

namun Allah SWT memerintahkan kepada Rasul-Nya untuk menceraikan Zainab dari Zaid kemudian beliau menikahi mantan istri dari Zaid, yang demikian untuk menghilangkan persepsi kebiasaan mengadopsi anak yang telah menjadi adat dikalangan jahiliyah, bahwa waktu itu anak angkat diperlakukan seperti anak sendiri, Allah berfirman : “Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang telah Allah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya : “Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah”, sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang telah Allah menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti.

ngurusi ketidak-harmonisan rumah tangga anaknya aja kagak becus, mo jadi nabi..
demikian juga si aloh, malah nyuruh cerai
rumah tangga anaknya bukannya menjadi pulih, malah si menantu diembat sendiri
dasarr..

Andi Cactusa wrote:@Bung satria bergitar,

...Di negara-negara sekular, terutama negara barat, menurut undang-undang, hak-hak anak angkat sama dengan anak kandung.
...Kalau begitu, anak-anak angkat di negara sekular lebih beruntung daripada anak angkat di negara syariah. Benar nggak?

mungkin yang bung maksud dinegara barat itu anak adopsi ya...

Islam memang tidak menganjurkan untuk mengangkat anak seperti halnya adopsi sehingga merubah nasab orang tua aslinya...

tapi Islam sangat menganjurkan untuk memelihara anak - anak yang terlantar, tidak mampu dan yatim piatu tanpa harus mengangkat anak...dan nabi sangat mencintai itu...

“Sebaik-baik rumah kaum Muslimin ialah rumah yang terdapat di dalamnya anak yatim yang diperlakukan [diasuh] dengan baik, dan seburuk-buruk rumah kaum Muslimin ialah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim tapi anak itu diperlakukan dengan buruk.” [HR. Ibnu Majah]

Adapun terhadap anak yatim, maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang meminta-minta, maka janganlah kamu menghardiknya. Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya [dengan bersyukur]. " [QS ad-Dhuh‰: 6-11].

tidak hanya anak yatim tapi orang miskin juga...


1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,
3. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. (QS. Al-Mâ’ûn/107:1-3)


dari abdullah bin auf ra nabi bersabda :

"Barang siapa yang mengusap kepala anak yatim karena kasih sayang, maka Allah mencatat untuknya bagi tiap rambut yang diusap satu kebajikan, dan dihapus satu dosa, dan dinaikkan satu derajat. Adapun bagi seorang muslim yang mengambil anak yatim-piatu lalu dirawatnya hingga ia mandiri, maka tiada balasannya kecuali surga"(HR athabrani)

Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Orang yang menyantuni janda dan orang miskin adalah bagaikan orang yang berjihad fi sabilillah bahkan seperti orang yang tidak pernah berhenti puasa dan bagun shalat malam."
(Bukhari - Muslim)

tidak harus mengangkat/mengadopsi anak khan klo ingin berbuat baik terhadap sesama?

kalau keluarga anaknya tidak harmonis, dicarikan solusi dong..
kok malah disuruh cerai, lalu si menantu di embat sendiri..

SEGOROWEDI wrote:
kalau keluarga anaknya tidak harmonis, dicarikan solusi dong..
kok malah disuruh cerai, lalu si menantu di embat sendiri..

yang nyuruh cerai siapa??? sudah dinasihati untuk menahan diri kok..

ngomel aja ni orang kerjaannya..

nasihat basa-basi..
buktinya ini: sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang telah Allah menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti.

lalu diikuti ini:
Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), kami kawinkan kamu dengan dia, supaya tidak ada keberatan bagi orang mu’min untuk (mengawani) istri-istri anak-anak angkat mereka, jika anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada istrinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi”. (Al-Ahzab:37)

menyelesaikan persoalan rumah-tangga anaknya aja kagak becus
malah menantu diembat sendiri