FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

Foxhound VS Musicman - Aqidah VS Hukum, kajian aspek sosial dan moral.  Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

Foxhound VS Musicman - Aqidah VS Hukum, kajian aspek sosial dan moral.  Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Foxhound VS Musicman - Aqidah VS Hukum, kajian aspek sosial dan moral.

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

Foxhound VS Musicman - Aqidah VS Hukum, kajian aspek sosial dan moral.  Empty Foxhound VS Musicman - Aqidah VS Hukum, kajian aspek sosial dan moral.

Post by Foxhound Sun Dec 09, 2012 5:35 pm

Saya taruh di posisi debat ekslkusif, karena tidak bisa bikin post di topik lain. Dan juga saya kira tidak pada tempatnya diletakkan di posisi agama tertentu, baik Kristen maupun Islam karena merupakan pembahasaan perbedaan yang mendasar di inti ajaran masing2.

Saya masih ragu dengan penggunaan kata Aqidah, dan untuk sementara dalam thread ini saya asumsikan dengan akhlak, moral dan budi pekerti.

Topik ini saya angkat, atas perdebatan yang cukup panjang dengan muslim, terutama saudara Musicman di thread Biro Jodoh Syariah. Saya akan ringkas sesederhana mungkin untuk mendapatkan poinnya.


-----------------------------------------------------------------------------------------------


Islam, di pandangan saya, adalah agama yang sangat mengedepankan hukum. Bahkan menurut saya, lebih mengedepankan hukum dari ajaran moral itu sendiri. Kenapa saya menulis Biro Jodoh Syariah (BJS), BJS adalah bukti bahwa kegiatan yang bahkan menurut muslim sendiri adalah bertentangan dengan kaidah morak dan akhlak (yang akhirnya dijuluki Aqidah di thread tersebut) bisa dilakukan di bawah hukum Islam... dan kenyataannya memang dilakukan meskipun tidak sevulgar ide BJS oleh beberapa muslim.

Musicman, menyodorkan bahwa hukum memang selalu bisa dibelokkan. Dan saya juga menyetujui hal tersebut, hal itu juga terjadi pada orang-orang Farisi, dalam referensi Alkitab saya. Justru dari fakta tersebut, saya mengatakan bahwa hukum, tidak bisa membuat orang jadi baik... hukum sebaliknya justru diperuntukkan bagi orang jahat... bukan untuk menjadikan orang itu baik, tetapi untuk mencegah orang jahat berbuat jahat.

Musicman mengatakan bahwa hukum berjalan harus dengan aqidah yang benar, dalilnya adalah Muhammad mengajarkan aqidah-aqidah terlebih dahulu, baru menetapkan hukum. Saya tidak akan mendebat hal itu terlebih dahulu, tetapi saya mengungkapkan suatu dalil atau premise bahwa "orang yang berakhlak moral baik, beraqidah baik, tidak membutuhkan hukum"

Sebenarnya, ini adalah perdebatan utama yang real antara Islam VS Kristen. Bukan berbicara mengenai trinitas vs tauhid, bukan berbicara mengenai Manusia Dituhankan VS AllohSWT Tuhan Palsu. Tetapi perdebatan filosofi yang sesungguhnya.

Kekristenan, mengajarkan bahwa manusia seharusnya tidak lagi hidup di bawah hukum. Ajaran kekristenan juga bukan lagi mengenai hukum. Satu-satunya hukum adalah hukum kasih, yang sebenarnya juga bukan hukum seperti layaknya hukum yang kita kenal.

Islam, mengajarkan bahwa hukum itu penting. Dalam perdebatan saya, diskusi saya, termasuk debat kusir dengan muslim-muslim LI, saya selipkan 'questionairre' untuk mengkonfirmasi bahwa "Islam adalah mengenai hukum"... Kalau hukum dilanggar, neraka... kalau hukum dilanggar, hukum badan. Kalau tidak ada hukum dilanggar, maka semuanya akan baik2 saja

Penekanan akan hukum inilah yang menurut saya salah kaprah. Hukum tidak seharusnya diatur oleh agama. Agama seharusnya mengatur pribadi. Karena hukum sudah ada yang mengaturnya, dan karena hukum tidak bisa menjadikan seseorang itu baik.

Kalimat terakhir di atas saya buktikan dengan adanya istilah "residivis"... bukti bahwa di dalam hukuman pun seseorang yang jahat juga akan tetap mengulangi perbuatannya di saat bisa. Bagaimana lantas dengan orang yang bertobat di dalam penjara? Saya katakan bukan hukum yang menjadikannya baik... tetapi orang tersebut apabila benar-benar bertobat, dia bisa jadi mendapatkan aqidah ketika duduk merenung di dalam penjara... dan apabila dia benar-benar bertobat, maka dia tidak lagi membutuhkan hukum.

Seseorang yang mempunyai moral dan akhlak yang baik, tidak membutuhkan hukum untuk berbuat baik. Hukum hanya menjadikan seseorang itu tidak berbuat jahat, tidak bisa membuat seseorang itu berbuat baik. Aqidah, moral, akhlak, budi pekerti... itulah yang menjadikan seseorang itu baik, bukan hukum.

Lantas apakah hukum masih dibutuhkan? Tentu. Hukum tetap penting, tetap harus ada, karena hukum penting untuk menjaga tatanan masyarakat. Kehidupan sosial dalam masyarakat bisa menjadi lebih baik dengan hukum yang diimplementasi dengan baik. Karena hukum itu akan mencegah orang jahat berbuat onar dalam tatanan masyarakat tersebut sehingga taraf kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Tetapi secara individu, hukum hanya baik bagi orang berhati jahat. Orang yang berakhlak baik, tidak membutuhkan hukum untuk menjadi baik.

@Musicman, silahkan ditambahi atau dikoreksi kalau ada yang kurang / salah di rangkuman di atas. Atau mungkin ditanggapi terlebih dahulu poin2 pentingnya. Setelah itu saya akan membawa diskusi ini ke topik yang lebih baru dengan suatu pertanyaan pancingan yang berbeda.

Foxhound
Foxhound
SERSAN MAYOR
SERSAN MAYOR

Male
Posts : 612
Kepercayaan : Protestan
Location : Jakarta
Join date : 28.09.12
Reputation : 57

Kembali Ke Atas Go down

Foxhound VS Musicman - Aqidah VS Hukum, kajian aspek sosial dan moral.  Empty Re: Foxhound VS Musicman - Aqidah VS Hukum, kajian aspek sosial dan moral.

Post by Foxhound Thu Dec 13, 2012 8:33 am

@Musicman, kalau misal tidak ada tambahan dari anda dari rangkuman di atas...

Pertanyaan saya adalah.... ada dua orang melakukan kejahatan yang sama:

Yang pertama diampuni, yang kedua dihukum.

Kalau berdasarkan akidah, moral, akhlak dan budi pekerti.... mana kah dari keduanya yang seharusnya punya tendensi lebih besar untuk bertobat dan tidak mengulanginya lagi?

Sebaliknya. Kalau yang diampuni mengulang perbuatannya lagi, dan yang dihukum juga mengulang perbuatannya lagi. Manakah di antara keduanya menurut anda yang lebih jelek akidah moral akhlak dan budi pekertinya?

Ini bukan pertanyaan jebakan... ini menanyakan sudut pandang anda untuk digunakan pembahasan selanjutnya sebelum saya salah mengerti pandangan soal akidah, moral, akhlah dan budi pekerti yang dimaksud anda.
Foxhound
Foxhound
SERSAN MAYOR
SERSAN MAYOR

Male
Posts : 612
Kepercayaan : Protestan
Location : Jakarta
Join date : 28.09.12
Reputation : 57

Kembali Ke Atas Go down

Foxhound VS Musicman - Aqidah VS Hukum, kajian aspek sosial dan moral.  Empty Re: Foxhound VS Musicman - Aqidah VS Hukum, kajian aspek sosial dan moral.

Post by Andi Cactusa Fri Dec 14, 2012 10:14 am

@Bung Musicman dan Foxhound,

...Sering saya dengar bahwa nilai-nilai (values) merupakan "driver" bagi sikap dan perilaku seseorang. Ke tingkat yang lebih luas, nilai-nilai itu akan membentuk kebiasaan, adat-istiadat, budaya atau culture dari kumpulan orang atau kelompok dan masyarakat.
...Saya usul, agar perdebatan anda berdua mengaitkannya dengan nilai-nilai. Agama seharusnya menentukan, minimal memengaruhi nilai-nilai yang dianut oleh pemeluknya. Pernah saya baca, orang Baduy dan Bali jarang sekali mencuri karena mereka memegang teguh nilai pantang mencuri.
...Harapan saya, dialog anda berdua semakin menarik dan mudah kami fahami dan cernakan.
...Terima kasih.
Andi Cactusa
Andi Cactusa
LETNAN DUA
LETNAN DUA

Male
Posts : 784
Kepercayaan : Protestan
Location : Jakarta
Join date : 08.10.12
Reputation : 30

Kembali Ke Atas Go down

Foxhound VS Musicman - Aqidah VS Hukum, kajian aspek sosial dan moral.  Empty Re: Foxhound VS Musicman - Aqidah VS Hukum, kajian aspek sosial dan moral.

Post by musicman Sat Dec 15, 2012 3:57 pm

@Foxhound
Seseorang yang mempunyai moral dan akhlak yang baik, tidak membutuhkan hukum untuk berbuat baik. Hukum hanya menjadikan seseorang itu tidak berbuat jahat, tidak bisa membuat seseorang itu berbuat baik. Aqidah, moral, akhlak, budi pekerti... itulah yang menjadikan seseorang itu baik, bukan hukum.

Lantas apakah hukum masih dibutuhkan? Tentu. Hukum tetap penting, tetap harus ada, karena hukum penting untuk menjaga tatanan masyarakat. Kehidupan sosial dalam masyarakat bisa menjadi lebih baik dengan hukum yang diimplementasi dengan baik. Karena hukum itu akan mencegah orang jahat berbuat onar dalam tatanan masyarakat tersebut sehingga taraf kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Tetapi secara individu, hukum hanya baik bagi orang berhati jahat. Orang yang berakhlak baik, tidak membutuhkan hukum untuk menjadi baik.



@Musicman, kalau misal tidak ada tambahan dari anda dari rangkuman di atas...
ada2..

berhubung bagi2 waktu sana sini, baru sekarang sempat singgah disini..MOhon maklum...karena saya anggap ini thread yg Maha Penting, butuh tulisan yg tidak sedikit untuk menjabarkan setiap apa yg sudah terpatri di kepala saya.


begini fox..

Saya tidak tahu apakah anda sudah pernah dengar adagium primiun vivere deinde Philosophari"...yg artinya kurang lebih ...." Hidup dulu, barulah anda berfilsafat"..?
tidak perlu anda jawab sebetulnya..tp sekedar perkenalan istilah apabila mungkin ada pembaca yg blm pernah tahu,
tapi intinya ada satu hal yg ingin saya ulas mengenai topik ini bila di cermati dengan seksama sangat menarik kalau ditempatkan pada "porsi" yg sama dengan adagium diatas..yaitu Aqidah

Begini....
Saya harus katakan bahwa secara umum bahwa kehidupan manusia pada abad ke 6 M dimana nabi Muhammad hidup sangat tidak jauh berbeda, barangkali mungkin hanya level teknologi yg membedakan. Fokus keseharian manusia dihabiskan untuk memenuhi kebutuhan hidup banyak sekali dengan menabrak nilai – nilai moral. Misalkan saja..Tidak sedikit wanita yg harus melacur demi kehidupan yg demikian keras.

Bayangkan, Muhammad mengajak manusia yg dengan super sibuk dengan kerasnya perjuangan hidup, mengeluarkan peryataan yg agak aneh, Bahwa "berfikir dan bertafakur selama sesaat lebih baik daripada Ibadah ritual yg berkali-kali". Mungkin juga bagi manusia sekarang juga terasa aneh, ditengah kerasnya kehidupan, khususnya masyarakat kelas Miskin dimana bertafakur adalah suatu barang yg barangkali “mahal”.

Inilah yg dimaksud adagium diatas, Hidup lah dulu..baru berfikir!

Bahasa bodohnya Tafakur itu urusan Langit, bukan urusan sehari-hari sangat esensial bagi mereka

Kenapa fox, berfikir dan bertafakur menjadi sangat esensi daripada Ibadah Ritual? Jelas, karena Kebangkitan manusia dalam berfikir adalah penentu Utama bagaimana Manusia tsb menjadi Benar dalam bertindak yg dalam selanjutnya terjun kepada urusan Hukum ataupun syariat. Inilah yg saya katakan dan sudah diamini anda bahwa tidak ada satupun yg tidak bisa dibelokan dalam konteks hukum apapun.

Nah, sebetulnya bagaimana konsep aqidah dan berfikir ini bisa menentukan kemuliaan seseorang?

Dasarnya adalah: Konsep Berfikir dan beraqidah.

Tentu tidak semua orang Islam yg berfikir dan belajar aqidah akan benar bersyariat, Karena pada proses berfikir dan beraqidah yg hakiki saja yg menghasilkan praktek syariat atau hukum yg benar.

Pondasinya:
1. Esensi -> Pada Hakikatnya seorang berfikir secara Esensi (inti) terlebih dahulu. Tidak akan benar bersyariat tanpa berfikir esensi terlebih dahulu dimana kurang lebih untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan “siapakah saya ini?”..”apa tugas saya didunia..” dst.
2. Prinsip -> Setelah berfikir sebagai esensi, baru ada yg namanya Prinsip. Esensi adalah Inti, dan prinsip adalah penjabarannya. Seseorang yg berfikir dalam kerangka Islam, ia akan melihat aqidah adalah hal yg esensi lalu setelahnya baru Rukun Iman, rukun Islam dsb (termasuk syariat) adalah hal yg harus dijalankan.

Prinsip tentu akan melenceng dan salah arah kalau esensinya pun tidak benar.


oh ya...
Masih banyak sebetulnya yg ingin saya tulis, tapi saya yakin semakin banyak tulisan yg berjejer tentu akan membuat pembaca dan barangkali anda menjadi perlu banyak energi untuk menyerap makna dari satu per satu makna yg ingin saya sampaikan, sehingga malah bisa jadi pesan yg ingin saya sampaikan malah tidak mengena.

Cukup sekian dulu ..


Yang pertama diampuni, yang kedua dihukum.

Kalau berdasarkan akidah, moral, akhlak dan budi pekerti.... mana kah dari keduanya yang seharusnya punya tendensi lebih besar untuk bertobat dan tidak mengulanginya lagi?

Sebaliknya. Kalau yang diampuni mengulang perbuatannya lagi, dan yang dihukum juga mengulang perbuatannya lagi. Manakah di antara keduanya menurut anda yang lebih jelek akidah moral akhlak dan budi pekertinya?

Ini bukan pertanyaan jebakan... ini menanyakan sudut pandang anda untuk digunakan pembahasan selanjutnya sebelum saya salah mengerti pandangan soal akidah, moral, akhlah dan budi pekerti yang dimaksud anda.

karena post pertama anda sudah saya tanggapi, pertanyaan ini rasanya blm perlu saya jawab dahulu.
musicman
musicman
LETNAN SATU
LETNAN SATU

Male
Posts : 2225
Kepercayaan : Islam
Join date : 07.10.11
Reputation : 124

Kembali Ke Atas Go down

Foxhound VS Musicman - Aqidah VS Hukum, kajian aspek sosial dan moral.  Empty Re: Foxhound VS Musicman - Aqidah VS Hukum, kajian aspek sosial dan moral.

Post by Foxhound Sun Dec 16, 2012 1:44 am

musicman wrote:
Saya tidak tahu apakah anda sudah pernah dengar adagium primiun vivere deinde Philosophari"...yg artinya kurang lebih ...." Hidup dulu, barulah anda berfilsafat"..?
tidak perlu anda jawab sebetulnya..tp sekedar perkenalan istilah apabila mungkin ada pembaca yg blm pernah tahu,
tapi intinya ada satu hal yg ingin saya ulas mengenai topik ini bila di cermati dengan seksama sangat menarik kalau ditempatkan pada "porsi" yg sama dengan adagium diatas..yaitu Aqidah

Begini....
Saya harus katakan bahwa secara umum bahwa kehidupan manusia pada abad ke 6 M dimana nabi Muhammad hidup sangat tidak jauh berbeda, barangkali mungkin hanya level teknologi yg membedakan. Fokus keseharian manusia dihabiskan untuk memenuhi kebutuhan hidup banyak sekali dengan menabrak nilai – nilai moral. Misalkan saja..Tidak sedikit wanita yg harus melacur demi kehidupan yg demikian keras.

Bayangkan, Muhammad mengajak manusia yg dengan super sibuk dengan kerasnya perjuangan hidup, mengeluarkan peryataan yg agak aneh, Bahwa "berfikir dan bertafakur selama sesaat lebih baik daripada Ibadah ritual yg berkali-kali". Mungkin juga bagi manusia sekarang juga terasa aneh, ditengah kerasnya kehidupan, khususnya masyarakat kelas Miskin dimana bertafakur adalah suatu barang yg barangkali “mahal”.

Inilah yg dimaksud adagium diatas, Hidup lah dulu..baru berfikir!

Bahasa bodohnya Tafakur itu urusan Langit, bukan urusan sehari-hari sangat esensial bagi mereka

Kenapa fox, berfikir dan bertafakur menjadi sangat esensi daripada Ibadah Ritual? Jelas, karena Kebangkitan manusia dalam berfikir adalah penentu Utama bagaimana Manusia tsb menjadi Benar dalam bertindak yg dalam selanjutnya terjun kepada urusan Hukum ataupun syariat. Inilah yg saya katakan dan sudah diamini anda bahwa tidak ada satupun yg tidak bisa dibelokan dalam konteks hukum apapun.

Nah, sebetulnya bagaimana konsep aqidah dan berfikir ini bisa menentukan kemuliaan seseorang?

Dasarnya adalah: Konsep Berfikir dan beraqidah.

Tentu tidak semua orang Islam yg berfikir dan belajar aqidah akan benar bersyariat, Karena pada proses berfikir dan beraqidah yg hakiki saja yg menghasilkan praktek syariat atau hukum yg benar.

Pondasinya:
1. Esensi -> Pada Hakikatnya seorang berfikir secara Esensi (inti) terlebih dahulu. Tidak akan benar bersyariat tanpa berfikir esensi terlebih dahulu dimana kurang lebih untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan “siapakah saya ini?”..”apa tugas saya didunia..” dst.
2. Prinsip -> Setelah berfikir sebagai esensi, baru ada yg namanya Prinsip. Esensi adalah Inti, dan prinsip adalah penjabarannya. Seseorang yg berfikir dalam kerangka Islam, ia akan melihat aqidah adalah hal yg esensi lalu setelahnya baru Rukun Iman, rukun Islam dsb (termasuk syariat) adalah hal yg harus dijalankan.

Prinsip tentu akan melenceng dan salah arah kalau esensinya pun tidak benar.


oh ya...
Masih banyak sebetulnya yg ingin saya tulis, tapi saya yakin semakin banyak tulisan yg berjejer tentu akan membuat pembaca dan barangkali anda menjadi perlu banyak energi untuk menyerap makna dari satu per satu makna yg ingin saya sampaikan, sehingga malah bisa jadi pesan yg ingin saya sampaikan malah tidak mengena.

Cukup sekian dulu ..

primiun vivere deinde Philosophari..... dari dulu saya mengartikannya adalah "Jadi orang jangan cuma bisa ngomong, praktekkan dulu... kalau bisa terbukti, baru keluarkan teorimu"

Saya agak bingung kalau anda menariknya sampai sejauh itu terus terang. But I will try to get your point.

Apakah yang anda maksud adalah jadi orang Islam itu harusnya berpikir dulu, baru hidup bersyariat?

Orang yang bisa berpikir jernih, dengan hati tulus dan akhlak yang baik.... tidak perlu hukum syariat untuk mengendalikan hidupnya menjadi orang baik. Tidak perlu diancam untuk dirajam untuk punya hidup yang tidak pernah berzinah

Justru di dalam Islam, ketika hukum bicara, "diijinkan untuk memukul isteri" misalnya.... maka orang yang sedang tidak bisa berpikir jernih akan berpikir tokh hukum mengijinkan, mari kupukul isteri saya.

Justru di dalam Islam, ketika hukum bicara, "diijinkan poligami dan kawin cerai" misalnya.... maka orang yang sedang tidak bisa berpikir jernih akan berpikir tokh hukum mengijinkan, mari kita praktekkan "Biro Jodoh Syariah" dalam kehidupan kita supaya kita bisa mendapatkan kenikmatan duniawi..

Ini pula yang mendukung statement saya di awal, (yang sempat dipertanyakan bung Sagi)... "Hukum Islam adalah hukum yang berpihak kepada penjahat"

Hukum, tidak bisa menjadikan orang menjadi baik.... hukum yang 'gendheng', justru mendorong orang yang tidak punya akidah mengumbar kejahatannya.
Akidah, akhlak, moral, budi pekerti, itu yang menjadikan orang menjadi baik.... tidak perlu hukum pun, ia akan melakukan yang baik.

Kalau esensi manusia adalah akidah, akhlak, moral, budi pekerti yang tinggi, ia tidak lagi membutuhkan hukum untuk tidak berbuat jahat.

Kalau esensi manusia adalah akidah, akhlak, moral, budi pekerti yang rendah, ia hidup di bawah hukum untuk tidak berbuat jahat... dan ketika ada celah membelokkan hukum, ia akan mengumbar nafsunya.

Pertanyaan saya di post kedua itu sebenarnya untuk mengerti sejauh mana dan apa sudut pandang anda tentang akidah yang dimaksud..

Ada dua orang melakukan kejahatan yang sama:

Yang pertama diampuni, yang kedua dihukum.

Kalau berdasarkan akidah, moral, akhlak dan budi pekerti.... mana kah dari keduanya yang seharusnya punya tendensi lebih besar untuk bertobat dan tidak mengulanginya lagi?

Sebaliknya. Kalau yang diampuni mengulang perbuatannya lagi, dan yang dihukum juga mengulang perbuatannya lagi. Manakah di antara keduanya menurut anda yang lebih jelek akidah moral akhlak dan budi pekertinya?

Ini bukan pertanyaan jebakan... ini menanyakan sudut pandang anda untuk digunakan pembahasan selanjutnya sebelum saya salah mengerti pandangan soal akidah, moral, akhlah dan budi pekerti yang dimaksud anda.


Foxhound
Foxhound
SERSAN MAYOR
SERSAN MAYOR

Male
Posts : 612
Kepercayaan : Protestan
Location : Jakarta
Join date : 28.09.12
Reputation : 57

Kembali Ke Atas Go down

Foxhound VS Musicman - Aqidah VS Hukum, kajian aspek sosial dan moral.  Empty Re: Foxhound VS Musicman - Aqidah VS Hukum, kajian aspek sosial dan moral.

Post by Andi Cactusa Sun Dec 16, 2012 11:41 am

...Mohon maaf, saya salah posting. Tulisan saya di sini saya pindahkan ke tempat seharusnya, yakni "Agama yang tidak punya harga diri?" (http://www.laskarislam.com/t4805-agama-yang-tidak-punya-harga-diri)
Andi Cactusa
Andi Cactusa
LETNAN DUA
LETNAN DUA

Male
Posts : 784
Kepercayaan : Protestan
Location : Jakarta
Join date : 08.10.12
Reputation : 30

Kembali Ke Atas Go down

Foxhound VS Musicman - Aqidah VS Hukum, kajian aspek sosial dan moral.  Empty Re: Foxhound VS Musicman - Aqidah VS Hukum, kajian aspek sosial dan moral.

Post by musicman Tue Dec 18, 2012 3:40 pm

@Foxhound

primiun vivere deinde Philosophari..... dari dulu saya mengartikannya adalah "Jadi orang jangan cuma bisa ngomong, praktekkan dulu... kalau bisa terbukti, baru keluarkan teorimu"

Saya agak bingung kalau anda menariknya sampai sejauh itu terus terang. But I will try to get your point.

Ini bukan sebagai kuda kurus merespon Don Quixote, Rocinante . Hal ini juga sama dengan mengatakan : Pertama kewajiban, setelah pengabdian.
Memang kegiatan berilmu barulah dimungkinkan setelah yang bersangkutan tak banyak lagi disibukkan oleh perjuangan sehari-hari mencari nafkah.


Apakah yang anda maksud adalah jadi orang Islam itu harusnya berpikir dulu, baru hidup bersyariat?

Anda sah-sah saja melihat filosofi tsb dengan cara pandang yg berbeda...namanya juga filsafat..

Saya hanya mencoba melihat Perpektif keadaan pada masa Islam turun di tanah Arab dan memang faktanya kondisi yg terjadipun tidak memiliki banyak perbedaan sama sekali dengan kondisi saat ini, dan filosofi tsb ternyata masih eksis untuk bisa menggambarkan secara tepat dan nyata.

“Primum vivere, deinde philosophari”; first you make sure you live, and only then can you “philosophize”. In a situation of poverty, it is indeed difficult to use rights and democracy

Jelas, kalau tidak begitu tidak akan Nabi berbicara bahwa Berfikir lebih bernilai dan utama dibandingkan dengan ibadah yg bertahun-tahun. Dalam konteks inilah kita berbicara.



Orang yang bisa berpikir jernih, dengan hati tulus dan akhlak yang baik.... tidak perlu hukum syariat untuk mengendalikan hidupnya menjadi orang baik. Tidak perlu diancam untuk dirajam untuk punya hidup yang tidak pernah berzinah

Justru di dalam Islam, ketika hukum bicara, "diijinkan untuk memukul isteri" misalnya.... maka orang yang sedang tidak bisa berpikir jernih akan berpikir tokh hukum mengijinkan, mari kupukul isteri saya.

Justru di dalam Islam, ketika hukum bicara, "diijinkan poligami dan kawin cerai" misalnya.... maka orang yang sedang tidak bisa berpikir jernih akan berpikir tokh hukum mengijinkan, mari kita praktekkan "Biro Jodoh Syariah" dalam kehidupan kita supaya kita bisa mendapatkan kenikmatan duniawi..

Ini pula yang mendukung statement saya di awal, (yang sempat dipertanyakan bung Sagi)... "Hukum Islam adalah hukum yang berpihak kepada penjahat”

Hukum, tidak bisa menjadikan orang menjadi baik.... hukum yang 'gendheng', justru mendorong orang yang tidak punya akidah mengumbar kejahatannya.
Akidah, akhlak, moral, budi pekerti, itu yang menjadikan orang menjadi baik.... tidak perlu hukum pun, ia akan melakukan yang baik.

Kalau esensi manusia adalah akidah, akhlak, moral, budi pekerti yang tinggi, ia tidak lagi membutuhkan hukum untuk tidak berbuat jahat.

Kalau esensi manusia adalah akidah, akhlak, moral, budi pekerti yang rendah, ia hidup di bawah hukum untuk tidak berbuat jahat... dan ketika ada celah membelokkan hukum, ia akan mengumbar nafsunya.


Kebiasaan bermula dari hal kecil, baik itu buruk maupun baik. Kebiasaan manusia adalah terpeleset berbuat salah. Orang-orang suci jaman dahulu pun tidak pernah luput dari yg namanya kesalahan, Hukum Tuhan pun diberikan kepada mereka. Saya yakin anda tau..

Faktanya -> Manusia suci manapun pernah bersalah dan Tuhan memberi Hukuman.

Masalahnya..ketika kesalahan 1 kali diperbuat, bisa saja orang berhenti, tapi dosa cenderung membuat orang berulang melakukannya (Zina Misalnya) krn kebiasaan bermula dari hal kecil. Ancaman hukuman jelas akan efektif untuk bisa memberhentikan sumber dari kebiasaan yg akan terus berulang.


Pukul Istri jelas tidak relavan anda bawa kesini.
Saat hukuman mati Sah diberlakukan dalam suatu negara, tidak serta merta Membuat pembunuhan dalam masyarakat menjadi benar.

Ketika suami memukul Istri dengan keras dan melukai, apalagi tanpa sebab, ada yg namanya Hakim dalam hukum Syariat, tinggal anda mau melihat dari kondisi situasional atau hukum Syariat itu sendiri.


Seperti yg sudah saya bilang..Tidak ada hukum apapun yg tidak bisa dibelokan. Itulah pentingnya aqidah.

Pertanyaan saya di post kedua itu sebenarnya untuk mengerti sejauh mana dan apa sudut pandang anda tentang akidah yang dimaksud..

Ada dua orang melakukan kejahatan yang sama:

Yang pertama diampuni, yang kedua dihukum.

Kalau berdasarkan akidah, moral, akhlak dan budi pekerti.... mana kah dari keduanya yang seharusnya punya tendensi lebih besar untuk bertobat dan tidak mengulanginya lagi?

Sebaliknya. Kalau yang diampuni mengulang perbuatannya lagi, dan yang dihukum juga mengulang perbuatannya lagi. Manakah di antara keduanya menurut anda yang lebih jelek akidah moral akhlak dan budi pekertinya?

Ini bukan pertanyaan jebakan... ini menanyakan sudut pandang anda untuk digunakan pembahasan selanjutnya sebelum saya salah mengerti pandangan soal akidah, moral, akhlah dan budi pekerti yang dimaksud anda.

Masih blm bisa saya jawab. Bukan ngeles..bukan berkelit....
Setiap tindakan tak terlepas dari niat, keadaan, dan perasaan...

Kalau saya berzina karena digoda wanita kesepian, tentu tidak bisa digeneralisir kasus berzinanya dengan kasus apabila saya yg merayu si wanita baik-baik yg terus menerus menolak sampai berhasil berzina..

Bagaimana jika anda persempit lagi ?
musicman
musicman
LETNAN SATU
LETNAN SATU

Male
Posts : 2225
Kepercayaan : Islam
Join date : 07.10.11
Reputation : 124

Kembali Ke Atas Go down

Foxhound VS Musicman - Aqidah VS Hukum, kajian aspek sosial dan moral.  Empty Re: Foxhound VS Musicman - Aqidah VS Hukum, kajian aspek sosial dan moral.

Post by Foxhound Sun Dec 23, 2012 10:31 am

musicman wrote:
Jelas, kalau tidak begitu tidak akan Nabi berbicara bahwa Berfikir lebih bernilai dan utama dibandingkan dengan ibadah yg bertahun-tahun. Dalam konteks inilah kita berbicara.

Kalau begitu marilah kita berpikir di sini....


Kebiasaan bermula dari hal kecil, baik itu buruk maupun baik. Kebiasaan manusia adalah terpeleset berbuat salah. Orang-orang suci jaman dahulu pun tidak pernah luput dari yg namanya kesalahan, Hukum Tuhan pun diberikan kepada mereka. Saya yakin anda tau..

Faktanya -> Manusia suci manapun pernah bersalah dan Tuhan memberi Hukuman.

Masalahnya..ketika kesalahan 1 kali diperbuat, bisa saja orang berhenti, tapi dosa cenderung membuat orang berulang melakukannya (Zina Misalnya) krn kebiasaan bermula dari hal kecil. Ancaman hukuman jelas akan efektif untuk bisa memberhentikan sumber dari kebiasaan yg akan terus berulang.

Orang seperti yang anda sebutkan di atas itulah yang di dalam Kristen dikatakan orang yang tidak bertobat. Dan kalau di dalam topik saya dan anda di sini, adalah orang yang kehilangan akidah, akhlak, moral dan akal budi. Orang yang punya akidah yang baik, ketika melakukan kesalahan 1 kali, akan menyesalinya, segera bertobat dan meminta ampun dengan hati hancur. Kasus Daud dengan Bersyeba contohnya.



Pukul Istri jelas tidak relavan anda bawa kesini.
Saat hukuman mati Sah diberlakukan dalam suatu negara, tidak serta merta Membuat pembunuhan dalam masyarakat menjadi benar.
Ketika suami memukul Istri dengan keras dan melukai, apalagi tanpa sebab, ada yg namanya Hakim dalam hukum Syariat, tinggal anda mau melihat dari kondisi situasional atau hukum Syariat itu sendiri.
Seperti yg sudah saya bilang..Tidak ada hukum apapun yg tidak bisa dibelokan. Itulah pentingnya aqidah.

Relevansinya adalah saya ingin menyampaikan.... ketika hukum, yang kita sudah sepakat bersama adalah bisa dibelokkan, justru memberi lobang agar 'kejahatan' bisa dilakukan atas nama ajaran agama yang seharusnya tidak mengajarkan hukum itu sendiri tetapi aqidah.

Dan hal ini justru lebih membuktikan lagi, bahwa hukum memang tidak bisa membuat orang itu baik.

Musicman wrote:
Foxhound wrote:Pertanyaan saya di post kedua itu sebenarnya untuk mengerti sejauh mana dan apa sudut pandang anda tentang akidah yang dimaksud..

Ada dua orang melakukan kejahatan yang sama:

Yang pertama diampuni, yang kedua dihukum.

Kalau berdasarkan akidah, moral, akhlak dan budi pekerti.... mana kah dari keduanya yang seharusnya punya tendensi lebih besar untuk bertobat dan tidak mengulanginya lagi?

Sebaliknya. Kalau yang diampuni mengulang perbuatannya lagi, dan yang dihukum juga mengulang perbuatannya lagi. Manakah di antara keduanya menurut anda yang lebih jelek akidah moral akhlak dan budi pekertinya?

Ini bukan pertanyaan jebakan... ini menanyakan sudut pandang anda untuk digunakan pembahasan selanjutnya sebelum saya salah mengerti pandangan soal akidah, moral, akhlah dan budi pekerti yang dimaksud anda.

Masih blm bisa saya jawab. Bukan ngeles..bukan berkelit....
Setiap tindakan tak terlepas dari niat, keadaan, dan perasaan...

Kalau saya berzina karena digoda wanita kesepian, tentu tidak bisa digeneralisir kasus berzinanya dengan kasus apabila saya yg merayu si wanita baik-baik yg terus menerus menolak sampai berhasil berzina..

Bagaimana jika anda persempit lagi ?

Saya akan persempit kalau begitu.

Ada dua orang mencuri, dua2nya karena nafsu ingin memiliki, dalam kasus yang berbeda, tetapi motivasi sama...

Yang satu orang diampuni, yang satu orang dihukum...

berdasarkan akhlak, moral dan akal budi.... siapakah yang seharusnya punya 'beban moral' lebih, untuk bertobat?

Sebaliknya, jika kedua-duanya kemudian mengulangi perbuatan itu lagi, dengan motivasi sama...

berdasarkan akhlak, moral dan akal budi.... siapakah yang menurut anda, tidak punya rasa 'terima kasih' ?


Saya tertarik dengan yang ini

musicman wrote:Kalau saya berzina karena digoda wanita kesepian, tentu tidak bisa digeneralisir kasus berzinanya dengan kasus apabila saya yg merayu si wanita baik-baik yg terus menerus menolak sampai berhasil berzina..

Apakah menurut anda, dosa bisa dinilai dari motivasi dan latar belakang?
Foxhound
Foxhound
SERSAN MAYOR
SERSAN MAYOR

Male
Posts : 612
Kepercayaan : Protestan
Location : Jakarta
Join date : 28.09.12
Reputation : 57

Kembali Ke Atas Go down

Foxhound VS Musicman - Aqidah VS Hukum, kajian aspek sosial dan moral.  Empty Re: Foxhound VS Musicman - Aqidah VS Hukum, kajian aspek sosial dan moral.

Post by musicman Wed Jan 02, 2013 6:05 pm


Orang seperti yang anda sebutkan di atas itulah yang di dalam Kristen dikatakan orang yang tidak bertobat. Dan kalau di dalam topik saya dan anda di sini, adalah orang yang kehilangan akidah, akhlak, moral dan akal budi. Orang yang punya akidah yang baik, ketika melakukan kesalahan 1 kali, akan menyesalinya, segera bertobat dan meminta ampun dengan hati hancur. Kasus Daud dengan Bersyeba contohnya.
kok Daud dan barsyeba yah?
setahu saya...barsyeba ini adalah nama kota..

Apa ada pandangan lain agar saya bisa faham mengenai barsyeba ini?





Relevansinya adalah saya ingin menyampaikan.... ketika hukum, yang kita sudah sepakat bersama adalah bisa dibelokkan, justru memberi lobang agar 'kejahatan' bisa dilakukan atas nama ajaran agama yang seharusnya tidak mengajarkan hukum itu sendiri tetapi aqidah.

Dan hal ini justru lebih membuktikan lagi, bahwa hukum memang tidak bisa membuat orang itu baik.

ya sudah, seperti sudah saya sampaikan..

tinggal anda mau melihat dari kondisi situasional atau hukum Syariat itu sendiri.

Saya akan "masukan pedang", kalau anda tidak mau berlepas dari pendapat yg itu lagi.

toh Saat hukuman mati Sah diberlakukan dalam suatu negara, tidak serta merta Membuat pembunuhan dalam masyarakat menjadi benar.



Saya akan persempit kalau begitu.

Ada dua orang mencuri, dua2nya karena nafsu ingin memiliki, dalam kasus yang berbeda, tetapi motivasi sama...

Yang satu orang diampuni, yang satu orang dihukum...

berdasarkan akhlak, moral dan akal budi.... siapakah yang seharusnya punya 'beban moral' lebih, untuk bertobat?

Yang diampuni

..seperti juga yg sudah anda amini bahwa hukuman berimplikasi Positif kepada masyarakat secara Makro

1 orang "hancur", lebih baik dari 10 orang "hancur"





Sebaliknya, jika kedua-duanya kemudian mengulangi perbuatan itu lagi, dengan motivasi sama...

berdasarkan akhlak, moral dan akal budi.... siapakah yang menurut anda, tidak punya rasa 'terima kasih' ?
haha..
jadi inget acara Tr*ns T*..Super Tr*p
lol


ok lah..

jelas saya katakan yg diampuni..


Tapi apabila berimplikasi Negatif kepada masyarakat Luas..
jelas si pemberi ampun yg bersalah, karena dia tidak memikirkan Implikasi Negatif kepada masyarakat secara Makro.



Apakah menurut anda, dosa bisa dinilai dari motivasi dan latar belakang?
Ya.

Jelas, Tarzan tidak bisa dinilai salah saat meyebrang jalan sembarangan apabila dibandingkan dengan anda bila diukur dengan salah benar, dosa atau tidak dosa.
musicman
musicman
LETNAN SATU
LETNAN SATU

Male
Posts : 2225
Kepercayaan : Islam
Join date : 07.10.11
Reputation : 124

Kembali Ke Atas Go down

Foxhound VS Musicman - Aqidah VS Hukum, kajian aspek sosial dan moral.  Empty Re: Foxhound VS Musicman - Aqidah VS Hukum, kajian aspek sosial dan moral.

Post by Sponsored content


Sponsored content


Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik