FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

nasihat untuk menghidupkan sunnah Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

nasihat untuk menghidupkan sunnah Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

nasihat untuk menghidupkan sunnah

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

nasihat untuk menghidupkan sunnah Empty nasihat untuk menghidupkan sunnah

Post by keroncong Sun Dec 09, 2012 2:16 pm

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat iman dan Islam kepada kita. Aku bersaksi, tiada Tuhan yang wajib disembah, kecuali Allah. Tiada sekutu baginya. Dialah yang memiliki kerajaan langit dan bumi. Aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad saw adalah utusan Allah. Semoga selawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah saw, keluarganya, sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti jalan hidupnya.

Kaum Muslimin rahimakumullah!
Iman kepada Rasulullah saw adalah salah satu dari Rukun Iman. Tidak sah keimanan seseorang tanpa iman kepada Rasulullah saw. Iman kepada Rasulullah saw maksudnya kita mengimani bahwa Rasulullah saw adalah seorang manusia biasa yang diutus oleh Allah SWT dan dilengkapi dengan wahyu untuk sekalian manusia, bahkan untuk sekalian alam. Apa yang dibawanya berasal dari Allah dan bukanlah dari perkataan hawa nafsunya dan beliau tidaklah sesat dan bukan orang bodoh sebagaimana yang dituduhkan kaum musyrikin saat itu. Beliau adalah makhluk Allah yang telah dipilih oleh Allah SWT dan beliau membawa wahyu dari Allah yang wajib kita beriman kepada segala apa yang beliau bawa.

Mencintai Rasulullah saw

Mencintai Rasulullah saw bukanlah hanya sekedar ucapan atau pengakuan. Telah banyak hadis-hadis Rasulullah saw yang menceritakan tentang orang-orang yang mengaku cinta kepada Rasulullah, tetapi mereka tidak mau mengamalkan sunahnya.

Sebagian orang-orang yang mengaku bahwa hatinya baik, lalu tidak mengamalkan perintah-perintah Allah dan sunah-sunah Rasulullah. Sebagaimana kata ulama kita ketika orang ramai-ramai mengaku cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, lalu Allah SWT menurunkan satu ayat yang dengan ayat itu sebagai batu ujian kebenaran orang yang mengakui itu.

Allah SWT berfirman yang artinya, "Katakanlah: 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Ali 'Imran: 31)

Ayat ini merupakan bantahan yang sangat keras dan jelas sekali kepada orang-orang yang sudah mengaku mencintai Rasulullah, tetapi tidak mau mengamalkan sunahnya. Untuk mengetahui cinta seseorang kepada Allah dan Rasul-Nya adalah dengan mengikuti sunah beliau saw. Sekarang ini banyak orang yang jika diperingatkan mengapa ia tidak salat, maka ia mengatakan, "Biarpun saya tidak salat, yang penting hati saya baik" atau "Biar tidak pakai jilbab yang penting hati saya baik."

Rasulullah saw bersabda, "Ingatlah bahwa dalam jasad ada segumpal daging, jika ia baik, maka baiklah seluruh jasadnya, dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati." (HR Bukhari dan Muslim)

Hadits tersebut merupakan dalil yang jelas dan tegas membantah ucapan-ucapan mereka. Rasulullah saw mengatakan kalau hati itu baik, maka baiklah seluruh anggota tubuhnya, dikandung maksud seluruh anggota tubuh akan tunduk kepada hukum Allah saw. Apabila seorang tidak melaksanakan sunah atau tidak melaksanakan hukum Allah saw, maka sudah barang tentu bahwa orang itu hatinya berpenyakit.

Kaum muslimin rahimakumullah!
Cinta kepada Rasulullah saw adalah wajib bagi kita, sebagaimana mengimani kenabian atau kerasulan beliau, dan orang yang mengingkarinya dihukumi kafir. Adapun bagi orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir tetapi tidak mencintai Rasulullah saw, maka akan mendapatkan dosa.

Dalil yang menunjukkan wajibnya mencintai Rasulullah cukup banyak, di antaranya:

Rasulullah saw bersabda, "Tidak beriman (sempurna) kalian sampai aku lebih kalian cintai dari saudara-saudara kalian dan anak-anak kalian, dan seluruh manusia." (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam hadis lain disebutkan bahwa Umar ra pernah berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya Engkau adalah manusia yang paling aku cintai dari sekalian makhluk, kecuali diriku sendiri." Jawab Rasulullah saw, "Tidak (ya Umar), demi (Allah) yang jiwaku ada di tangan-Nya (Kamu belum mencintai saya) sampai kecintaanmu kepadaku lebih dari dirimu sendiri." Maka berkata Umar kepada Rasulullah saw, "Maka sekarang saya mencintaimu lebih daripada diriku sendiri." Kata Rasulullah saw, "Sekarang kamu dikatakan beriman dengan iman yang sempurna ketika kamu lebih mencintai saya daripada dirimu sendiri, Wahai Umar."

Bahkan, Allah mengancam dengan ancaman yang sangat keras bagi orang yang mendahulukan kecintaan kepada makhluk hidup yang lain di atas kecintaan kepada Rasulullah saw. Allah berfirman, "Katakanlah: 'Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggalmu yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di dalamnya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusannya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.'" (At-Taubah: 24)

Kaum muslimin yang berbahagia!
Salah satu tanda seseorang yang mencintai kepada Rasulnya adalah mereka mau berupaya dengan semangat untuk mengenal dan mempelajari sunnah-sunnahnya untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, dan jika perlu mau mendalaminya secara keseluruhan sehingga dapat menyebarkan ilmunya kepada umat untuk beramar ma'ruf nahi munkar.

Sunah adalah perkataan Rasulullah saw, perbuatan dan diamnya (taqrir) Rasulullah dan juga sifat-sifat beliau yang jasmani (khalqiyah) dan akhlaq baik (khuluqiyah) setelah diutus maupun sebelum diutus.

Mereka para sahabat yang bertakwa, berusaha untuk tidak meninggalkan satu sunah pun dari Rasulullah saw. Bahkan tak seorang pun di antara mereka yang berkata ini sunah yang kecil, ini sunnah yang besar. Mereka hanya berusaha senantiasa menjalankan sunnah.

Untuk dapat mengamalkan sunah Rasululah saw seseorang harus mengetahui hadis-hadis Rasulullah saw dan mempelajarinya. Hal itu merupakan amalan utama yang akan memberikan pahala yang sangat besar.

Dari Ibnu Mas'ud ra berkata, "Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda, 'Allah akan mencerahkan wajah orang-orang yang telah mendengar haditsku dan memahami hadisku, menyampaikannya sebagaimana apa yang mereka dengarkan. Karena boleh jadi orang yang disampaikan lebih mengerti daripada pendengarnya sendiri.'"

Banyak ulama yang berkata bahwa mempelajari hadis adalah seutama-utama (afdhal) menuntut ilmu bahkan lebih utama dari ibadah-ibadah sunah. Waqi? ibnu Jarrah rahimahullah, salah seorang guru dari Imam Syafi?i yang juga ahli ibadah dan ahli wara,' berkata, "Seandainya menuntut ilmu hadis tidak lebih utama dari salat sunah, maka saya lebih baik berzikir, bertasbih dan melakukan ibadah sunah."

Beruswah dan Berkudwah dengan Beliau saw dan Melaksanakan Seluruh Perintahnya dan Meninggalkan Larangannya

Artinya kita harus menjadikan Rasulullah saw sebagai idola (qudwah) kita, dengan kata lain tidak ada makhluk yang lebih besar di hati kita kecuali Rasulullah saw. Bersegera melaksanakan apa saja sebagaimana yang beliau lakukan sebagai idola atau panutan kita. Allah SWT berfirman, "Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukumannya." (Al Hasyr: 7)

Mengagungkan Sunah Rasulullah

Artinya ketika sampai kepada kita sunah Rasulullah saw, tidak selayaknya kita menganggap remeh dengan mengatakan "Ini hanya sunah." Seorang yang mengagungkan sunah tidak akan pernah berkata demikian. Bila sampai kepadanya sunah akan memberi pengaruh pada jiwanya yakni langsung timbul perasaan takut dan berharap kepada Allah SWT agar diberikan kekuatan untuk dapat melakukan sunah tersebut. Inilah yang terjadi pada para sahabat. Mereka tidak melihat apakah hukumnya wajib atau tidak, namun jika jelas dari Allah dan Rasul-Nya maka tidak ada jalan lain bagi mereka, kecuali mengamalkannya.

Allah SWT berfirman, "Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi/menyelisihi perintah Rasulullah takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih." (An-Nuur: 63)

Sahabat Abdullah bin Umar ra sangat mirip, bahkan nyaris tanpa beda sedikitpun dengan Rasulullah saw dengan mengikuti cara berpakaian, cara makan Rasulullah saw, bahkan bila Rasulullah tidur di suatu tempat, ia pun akan tidur di tempat tersebut.

Anas bin Malik ra cinta untuk makan buah labu hanya karena melihat Rasulullah senang dan selalu mencari buah tersebut.

Menghidupkan Sunah Lewat Pengamalan

Menghidupkan sunah Rasulullah pahalanya sangat besar, terutama ketika sunah tersebut sudah tidak dikenal oleh masyarakat dan itulah hakikat ihya (menghidupkan sesuatu yang sudah dimatikan oleh umat ini). Orang yang menghidupkan sunah ibarat pelopor (orang yang paling pertama mengamalkan) dan kapan diikuti maka ia akan mendapat pahala dari orang-orang yang mengikutinya.

Itulah makna hadis Rasulullah saw, "Barangsiapa yang membuat sunah di dalam Islam, sunah yang baik, maka baginya pahala dan pahala orang yang mengamalkannya sesudahnya tanpa mengurangi pahala orang yang mengikutinya. Dan barangsiapa yang melakukan sunnah dalam Islam, sunah yang buruk maka baginya dosa dan dosa orang yangmengikutinya tanpa mengurangi dosa orang tersebut." (HR Muslim)

Rasullullah saw bersabda, "Sesungguhnya di belakang kalian wahai sahabatku, ada yang dinamakan hari-hari yang membutuhkan kesabaran, orang-orang yang berpegang teguh (tamassuk) pada hari itu terhadap apa-apa yang kalian pegangi saat ini akan mendapat pahala 50." Sahabat bertanya, 'Perbandingannya itu dengan kami (para sahabat) atau dengan mereka (masyarakat saat itu)?' Kata Rasulullah, '(pahala 50 kali) Dibandingkan dari kalian (para sahabatku).'" (HR Imam Ahmad, Imam Abu Dawud & Imam Ibnu Majah dengan sanad yang sahih).

Hari yang membutuhkan kesabaran adalah hari ketika banyak orang yang meninggalkan sunah, bahkan banyak yang mencemooh orang yang mau menjalankan sunah, ditertawai, diejek bahkan mungkin diintimidasi, dipenjara dan lainnya. Hadis yang sahih di atas sudah cukup sebagai alasan bagi kita untuk menghidupkan sunah.

Sekarang ini banyak orang yang jika melihat seseorang yang ingin menghidupkan sunah, mereka menganggap remeh pelaku sunah tersebut dan mengatakan, "Kalian hanya menghidupkan sunah-sunah yang kecil namun tidak pernah menghidupkan masalah yang lebih besar." Misalnya, orang yang banyak berbicara masalah politik, kadang begitu meremehkan orang-orang yang sibuk dengan sunah-sunah yang jelas datangnya dari Rasulullah saw. Padahal, meskipun para sahabat ra sibuk mengurus masalah yang besar seperti khilafah, tidak pernah seorang pun yang meremehkan masalah (sunah) tersebut.

Dikisahkan oleh Imam Bukhari dalam hadis tentang "Khalifah Umar bin Khattab ra" bahwasanya Umar bin Khattab ra pada masa detik-detik terakhir kekhalifahannya, beliau masih sempat memperhatikan masalah yang dianggap orang sebagai sesuatu yang remeh. Ketika melihat seorang pemuda yang datang untuk menjenguknya kemudian pulang yang pada waktu itu kelihatan kain sarungnya menyentuh tanah, maka beliau berkata, "Panggil kembali pemuda itu!" Berkata ?Umar bin Khattab ra, "Wahai anak saudaraku, angkatlah pakaianmu karena dengan itu membuat pakaianmu lebih tahan dan perbuatan itu lebih takwa kepada Robbmu!" Padahal, ketika itu beliau dihadapkan pada suatu keadaan dimana membicarakan kekhalifahan merupakan hal yang sangat penting dan mendesak.

Para ulama berkata, "Di sini, Umar ra tidak membedakan hal itu sebagai masalah yang kecil atau besar, walaupun sedang mendesak perlu dibicarakan masalah kekhalifahan, tetapi beliau memandang bahwa hal tersebut adalah hal yang tidak boleh didiamkan.

Adanya Kemarahan yang Sangat (pada diri kita) terhadap Orang yang Menyelisihi Sunah atau Berpaling Darinya

Abdullah bin Mughaffal ra pernah melarang seseorang berburu dengan ketapel. Beliau mengatakan Rasulullah saw melarang perbuatan seperti itu karena hanya akan menyiksa dan mengenai mata buruan saja dan tidak mematikannya. Salah seorang keluarganya mengatakan, "Tidak mengapa, biarlah saya menggunakannya." Lalu Beliau berkata, "Saya sudah menyebutkan hadis tentang larangannya namun kamu tetap melakukannya, maka sejak saat ini saya tidak mau mengajakmu lagi berbicara."

Itulah beberapa contoh bagaiamana para sahabat menjalankan sunah-sunah yang telah diajarkan Rasulullah saw. Mereka, para sahabat yang mulia, tidak memandang remeh dalam setiap sunah Rasulnya.

Oleh karena itu, marilah kita kaum muslimin untuk bersama-sama berusaha dengan semaksimal mungkin untuk menghidupkan sunah Rasulullah saw. Semoga, kita kelak dapat dikumpulkan bersama keluarga besar kaum muslimin yang mendapat syafaatnya, amin.
keroncong
keroncong
KAPTEN
KAPTEN

Male
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67

Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik