FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

membangun keluarga islami yang penuh cinta Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

membangun keluarga islami yang penuh cinta Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

membangun keluarga islami yang penuh cinta

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

membangun keluarga islami yang penuh cinta Empty membangun keluarga islami yang penuh cinta

Post by keroncong Tue Oct 23, 2012 4:59 pm

Bismillahirrahmannirahim,


"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah
Yang Maha
Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang"
(Q.S. Maryam 19:96)


Suatu hari seorang sahabat bertanya kepada isteri Rasulullah,
Aisyah,"Apakah yang dikerjakan Rasulullah saw di rumah?" Aisyah
menjawab, "Beliau biasa di dalam tugas sehari-hari keluarganya, yakni
melayani keluarganya. Maka apabila telah tiba waktu shalat, beliau
keluar untuk menunaikan shalat."


Dialog antara al Aswad dengan Aisyah yang terangkup dalam hadits
Bukhari itu benar-benar meresap dalam telinga saya. Setelah dua tahun
menikah, saya berupaya menerapkannya. Di tengah keluarga, kegiatan
sehari-hari seperti membersihkan rumah, berbelanja ke pasar hingga
memasaknya, adalah hal yang biasa saya lakukan bersama isteri. Bila
saya meracik bumbu-bumbu, maka isteri saya yang menggorengnya.
Demikianlah, kegiatan itu seakan menjadi kebiasaan, tanpa perlu
jadwal dan komando dari masing-masing pihak.


Malukah saya dengan lingkungan saya, yang masih menganggap bahwa
pekerjaan rumah tangga menjadi tugas isteri? Saya rasa tidak. Bila
Rasulullah saw yang saya junjung tinggi saja menjahit pakaiannya ,
memerah susu kambingnya dan melayani dirinya, kenapa saya tidak?
Meneladani kehidupan Rasulullah, menurut saya tidak hanya sebatas
pada perkara-perkara di luar rumah, yang orang banyak bisa
menyaksikannya. Namun perlu juga menelasdani kehidupan beliau di
dalam rumah tangganya, yang cukup diketahui oleh isteri, anak, dan
kerabat-kerabat dekat kita.


Selama ini, kita seolah-olah telah dibatasi pada pembagian kerja
berdasarkan jenis kelamin. Laki-laki harus mengurusi persoalan
publik, sedangkan wanita harus ditugasi membereskan persoalan
domestik. Kita, kaum lelaki, selalu minta dilayani, tanpa mau gantian
untuk melayani.


Sebagai pasangan perkawinan yang masih tergolong muda, saya selalu
berupaya mencari bentuk rumah tangga yang ideal yang pernah dibangun
oleh para pasangan sebelumnya. Saya merasa belum menemukan profil
keluarga yang menjadikan al Quran dan as Sunnah sebagai poros
kehidupan mereka. Hingga suatu ketika, isteri saya yang hobi menulis
ini mengajak saya pergi ke toko buku. Lalu dia beli dua buku biografi
ALi bin Abi Thalib dan Fatimah az Zahra. Dari situlah saya temukan
profil keluarga ideal yang saya inginkan.


Sebagaimana Nabi, Ali pun membantu isterinya dalam membereskan urusan
keluarganya. Suatu ketika dia pernah berkata pada isterinya,
Fatimah,"Demi ALLAH aku selalu menimba air dari sumur hingga dadaku
terasa sakit." Lalu Fatimah menimpali,"Dan aku demi ALLAH memutar
penggilingan hingga tanganku melepuh." Dari dialog suami isteri itu
dapat saya simpulkan bahwa peran ganda pria dan wanita telah
membudaya dalam kehidupan masyarakat yang dibina Nabi, jauh sebelum
masyarakat modern mempropagandakannya akhir-akhir ini.


Betapa pasangan Ali dan Fatimah telah membangun keluarganya dengan
CINTA. Cinta dalam makna saling menolong, saling mengasihi, saling
memberi dan saling menyayangi.


Sebagai manusia biasa, ada sesuatu hal yang tak sanggup untuk saya
lakukan, sebagaimana Rasulullah telah melakukannya. Misalnya dalam
poligami. Saya pribadi, menangkap hikmah poligami Rasulullah itu
bukan dari manifestasi jumlah isteri yang layak untuk dinikahi.
Namun, saya lebih menekankan pada aspek manajemen yang diterapkan
Rasulullah dalam bergaul dengan para isterinya.


Dalam hal ini, Rasulullah telah memberikan uswah yang bervariasi
mengenai
tata cara menghadapi wanita, dengan kompleksitas perwatakannya.
Kadangkala saya menemui isteri saya sebagai seorang wanita penyayang
dan penuh pengertian, maka saya tiru sikap Rasulullah ketika menghadapi
Khadijah. Adakalanya saya jumpai isteri saya dengan sifat manja dan
kekanak-kanakan, maka sayapun merujuk tata cara Rasulullah saat
menghadapi Aisyah.


Di lain waktu, saya temukan isteri saya menjadi perempuan matang dan
tegas, lalu saya pun berupaya mengimbanginya dengan memakai kiat
dari Rasulullah saat menghadapi Ummu Salamah. Dan ketika isteri saya
tiba-tiba berubah menjadi wanita yang cerdas, tapi keras kepala,
ternyata saya tak kehabisan akal. Saya meniru bagaimana sikap
Rasulullah saat menghadapi Hafsah.


Karena itulah, saya tidak heran manakala suatu ketika seorang teman
mengeluh pada saya mengenai beratnya membangun keluarga di masa-masa
awal dalam perkawinan. BIla membina rumah tangga itu enteng, mungkin
Rasulullah tidak perlu bersabda, "Barangsiapa kawin (beristeri) maka
dia telah melindungi (Menguasai) separuh agamanya, karena itu
hendaklah dia bertaqwa kepada ALLAH dalam memelihara yang separuhnya
lagi." (HR Al Hakim dan AThthahawi). Begitulah jawaban saya, dalam
hati.


Diambil dari majalah Ummi, Fahrudin Ali Prabowo
Kiriman : Sta@y......
--------------------------------------------------------------------------------
-------------------------
"Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada
cahaya-Nya
siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan
bagi
manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu" (Q.S. An Nuur
24:35).

"Wahai Rasulullah, katakanlah kepadaku satu ungkapan tentang Islam,
yang saya
tidak
memintanya kepada siapapun kecuali kepadamu." Rasulullah saw bersabda,
"Katakanlah, 'Aku beriman kepada Allah,' kemudian Istiqamahlah." (H.R.
Muslim)

keroncong
keroncong
KAPTEN
KAPTEN

Male
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67

Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik