FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

sir sayyid ahmad khan Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

sir sayyid ahmad khan Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

sir sayyid ahmad khan

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

sir sayyid ahmad khan Empty sir sayyid ahmad khan

Post by keroncong Wed Aug 01, 2012 9:52 am

Dilahirkan di Delhi pada tanggal 27 Oktober 1817, wafat di
Aligarh tahun 1898, dalam usia 81 tahun. Ayah beliau bernama
syed Muhammad Muttaqi dan kakek beliau bernama syed Hadi.

Pada usia lebih dari tiga-perempat abad itu, benar-benar
merupakan tahun-tahun yang dijalani syed Ahmad dengan penuh
pengabdian serta pengorbanan buat bangsanya. Semenjak usia
yang masih muda, beliau sudah produktif dalam segala aspek
ilmu pengetahuan, seperti ilmu sejarah, politik, hukum,
Agama dan kesusasteraan. Tafsir Al-Qur,an buah karyanya yang
tiada tandingannya itu, telah memberikan kesegaran iman
serta daya kreatif buat sarjana-sarjana Muslim serta
generasi-generasi sesudahnya.

Dalam kegiatan sehari-hari beliau adalah seorang pegawai
sipil dalam pemerintahan Inggris yang berkuasa di India
waktu itu. Akan tetapi lingkungan gerak syed Ahmad Khan
bukan hanya pulang-pergi kantor saja; beliau jauh daripada
itu. Beliau adalah contoh figur pejuang yang tak kenal
letih. Seorang teoritis dan sekaligus seorang realis.
Penelitiannya yang tajam pada situasi dan kondisi bangsanya
yang berada dalam penjajahan Inggris; pengalaman-pengalaman
hidupnya tatkala terjadi perang tahun 1857, dimana kaum
Muslimin hancur berantakan dan berada dalam tragedi hidup,
semua itu telah menggerakkan syed Ahmad pada jalan lepas
yang mengagumkan.

Lebih-lebih lagi setelah kembali dari perjalanannya ke
Inggris tahun 1869 itu, syed Ahmad Khan mendapatkan
saudara-saudaranya dalam keadaan parah, terbelakang, dan
rasa rendah diri.

Dengan diagnose yang jelas itu, syed Ahmad berjuang untuk
perbaikan-perbaikan yang menyeluruh. Lebih dahulu beliau
mengajak kaum Muslimin agar bersikap loyal kepada penguasa
Inggris. Beliau memberi contoh bagaimana nabi Yusuf a.s.
bersikap Ioyal bahkan duduk dalam pemerintahan Fir'aun yang
kafir itu.1 Bagi syed Ahmad, suatu bangsa yang dikalahkan
harus menyiapkan waktu yang lama untuk dapat tegak kembali,
dan hal ini tidak cukup dijalani hanya dengan satu jalan
kekerasan saja, melainkan suatu perjalanan damai yang
effektif haruslah ditempuh. Cara-cara beliau ini merupakan
jalan terbaik dan konstruktif yang benar-benar dapat
dirasakan manfaatnya oleh kaum Muslimin India serta generasi
sesudahnya.

Meskipun demikian sikap syed Ahmad Khan, beliau tidak pernah
menyembunyikan kepribadian Muslimnya. Terhadap
Missionaris-missionaris Kristen yang berusaha menggoncangkan
iman generasi muda Islam, beliau tidak tanggung-tanggung
melawannya. Ketika Sir Muir menerbitkan tulisannya tentang
pribadi Nabi Muhammad s.a.w. sebanyak empat jilid, dimana
isinya merupakan senjata penghinaan terhadap Islam dan
RasulNya, sehingga kitab Muir tersebut dipakai oleh Dr.
Pfandar, seorang zending Kristen yang militant, untuk
mengkocar-kacirkan pemuda-pemuda Islam, maka segera
bangkitlah syed Ahmad Khan dengan sanggahan-sanggahan yang
gemilang. Beliau telah terbitkan jawaban-jawaban atas
tulisan Muir itu, dengan judul: Al-Khutbat -ul-Ahmadiyah,
yang merupakan senjata pengobrak-abrik dasar-dasar dari
tulisan Muir.

Ketika Komisaris pembagian Benares, tuan Shakespeare,
sahabat beliau, menawarkan sebidang tanah serta uang untuk
diri beliau dan keluarga, Syed Ahmad Khan dengan tegas
menolak pemberian itu, bahkan beliau merasa tersinggung
serta tertusuk hati.

"Bagaimana saya harus menerima hadiah itu, kata beliau
dalam pidatonya tanggal 28 Desember I889, ketika
membuka konperensi pendidikan bagi semua muslim India,
bagaimana saya harus menjadi tuan tanah, padahal itulah
penghinaan vang berat buat saya, justru di saat
bangsaku berada dalam penderitaan yang hebat."2

Apa yang telah beliau saksikan sendiri dalam peperangan
tahun 1857, juga yang terjadi di Khanam Bazar, Balakot dan
di daerah-daerah lainnya, dimana kaum muslimin dibinasakan,
tidak dapat lenyap selamanya dari ingatan syed Ahmad. Ketika
negara berada dalam hukum militer, Ahmad Khan telah berbuat
sesuatu yang amat membahayakan keselamatan dirinya. Dengan
keberanian yang luar biasa ia menerbitkan pamphlet dengan
judul: "Penyebab timbulnya revolusi bangsa India."

Beliau membuka terang-terangan kesalahan-kesalahan
Penguasa-penguasa Inggris terhadap anak negeri India,
terutama dan terlebih-lebih terhadap kaum Musliminnya.
Phamplet itu beliau sebarkan kemana-mana, bahkan sampai
terbaca oleh anggauta-anggauta Parlemen di Inggris. Demikian
pula ketika Sir W.W. Hunter menulis buku yang berjudul:
"Orang-orang Islam India adakah mereka terikat kesadaran
terhadap pembrontakan melawan Ratu!"3 Syed Ahmad Khan telah
menjawabnya dengan suatu pandangan yang menakjubkan.

Karier syed Ahmad yang gemilang itu telah membuka kesadaran
kaum Muslimin India. Penyair yang mashur, Maulana Hali,
penulis riwayat hidup syed Ahmad Khan, mencatat suatu
peristiwa tahun 1867, ketika beberapa orang Hindu dari
Benares dengan sepenuh daya upaya mengusulkan penghapusan
bahasa Urdu dan tulisan Persia dalam kantor pemerintahan
serta memasukkan sebagai gantinya bahasa Bhasa (suatu logat
Hindu) yang bertuliskan Sankrit.

Syed Ahmad Khan seorang pengawas situasi yang tajam serta
cepat menangkap makna dan tujuan dari orang-orang Benares
itu, merasa terkejut dan menyadari bahwa tidaklah mungkin
kiranya bagi orang-orang Muslim dan Hindu untuk bersatu.
Dari peristiwa itulah lahirnya satu benih baru yang kemudian
tumbuh menjadi suatu gagasan dan akhirnya terlaksana kelak
menjadi suatu negara untuk orang-orang Islam (Pakistan).

Apa yang telah beliau tempuh sebagai suatu cara terbaik
konstruktif serta sangat dirasakan manfaatnya oleh bangsa
Islam India, ialah dibinanya suatu pendidikan yang
menyeluruh bagi semua tingkatan Muslimin. Ketika beliau
pindah dari Ghazipur ke Aligarh pada bulan April 1864, syed
Ahmad Khan memindahkan seluruh kekayaan yang dimilikinya dan
diserahkan untuk masyarakat ilmu pengetahuan Aligarh.

Putera beliau yang mashur, syed Mahmud Ahmad, seorang ahli
hukum, cendikiawan, saling bahu membahu dengan ayahnya dalam
merintis suatu pendidikan buat semua Muslimin. Melalui
Aligarhnya yang terkenal itu terbukalah jalan lempang bagi
keluasan aspirasi dan dinamika kaum Muslimin maupun bangsa
India. Dari Aligarh Universitynya syed Ahmad Khan kelak
lahir suatu badan pendidikan bagi Muslim India, menyusul
,gerakan Universitas Muslim India, kemudian Liga Ummat Islam
India. Semua itu telah mengangkat kepribadian Muslims, harga
diri, serta semangat untuk berjuang. Suatu kemustahilan
logika di atas tanah jajahan Inggris, telah terjadi di
India. Realita yang menggembirakan kaum tertindas muslimin,
hasil jerih-payah syed Ahmad Khan.

Tokoh-tokoh Pujangga besar Urdu seperti Nasir Ahmad, Shibli,
Hali, Zakaullah, Wahiduddin Salim, Abdul Halim Sharar, Dr.
Maulvi Abdul Haq, Zafar Ali Khan, Hazrat Mohani, dan
lain-lain adalah alumni-alumni Universitas Aligarh syed
Ahmad Khan. Pujangga besar Pakistan, DR. Mohammad Iqbal,
menulis tentang syed Ahmad Khan:

"Pengaruh dari syed Ahmad meluas ke seluruh India.

Beliaulah kiranya seorang modernisir yang dengan tangkasnya
menangkap kilatan sinar dari watak zaman yang datang. Obat
mujarrab bagi tubuh Islam yang sakit, telah diberikan oleh
beliau, sebagaimana di Russia diberikan oleh Mufti Alam Jan.
Obat mana tidak lain ialah pendidikan buat setiap Muslim.
Akan tetapi letak kebesaran yang sesungguhnya dari syed
Ahmad Khan, ialah bahwa beliaulah Muslim India yang pertama
kali nnerasakan perlunya pembaharuan alam pemikiran kaum
Muslimin, dan beliau pulalah orang pertama yang
melaksanakannya. Kita boleh saja berbeda pendapat dalam
masalah Agama dengan beliau, akan tetapi kita tidak bisa
menolak suatu kenyataan dari beliau, bahwa pengabdiannya
yang tulus Ikhlas itu, telah menjadikan zaman kehidupan
ummat Islam semerbak harum."4

Catatan kaki:
1 lih. Maryam Jameelah, Islam and Modernism, hal.
50/54: (In an attemp to reconcile political servility
to Islam, Sir sayyid Ahmad Khan cited the example of
Yoseph who served the Egyptian Pharaoh loyally and
obediently even though the latter was not a Muslim.")
2 lih.Jamil-ud-Din Ahmad, Early Phase of Muslim
Political Movement, 1967, Publishers United Ltd.
Lahore, hal.42: (When my late mented friend, mr.
Shakespeare, whose I shared and who share mine, wished
to give me the taluka of Jahanabad belonging to a
prominent family of syeds and yielding an annual income
of over one lakh rupees my hearth was deeply grieved. I
said to my self no one would be more despicable then I
if, at a time when my nation was facing.ruin I should
become a talukadar (lanlord) by acception this
property. I refused to accept it and said that I had no
intention of stayins in India. This was a fact.")
3 lih. Haroon Khan Sherwani, Islam Tentang Administrasi
Negara, Jakarta, Tinta Mas, terjemah M.Arief Lubis,
1964, hal.l98: (The Indian Muhammedans, are they bound
in conscience to rebel against the Queen.")
4 lih.The influence of Sir syed Ahmad Khan remained on
the whole confined to India. It is probable, however,
that he was the first modern Muslim to catch a glimpse
of the positive character of the age which was aoming.
The remedy for the ills of Islam proposed by him, as by
Mufti Alam Jan in Russia, was modern education. But the
real greatness of the man consists in the fact that he
was the first Indian Muslim who felt the need of a
fresh orientation of Islam and worked for it. We may
differ from his religious views, but there can be no
denying the fact that his sensitive soul was the first
to react to the modern age.") hal. 277, syed Abdul
Vahid, Thoughts and Reflections of Iqbal.
keroncong
keroncong
KAPTEN
KAPTEN

Male
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67

Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik