FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

imperium kristus arroyo Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

imperium kristus arroyo Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

imperium kristus arroyo

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

imperium kristus arroyo Empty imperium kristus arroyo

Post by keroncong Wed Jan 09, 2013 2:34 pm

Sebuah surat tentang Imperium Kristus ditebritkan oleh majalah Al Mujtama’ beberapa waktu lalu. Surat yang ditulis oleh Presiden Gloria Macapagal Aroyo itu ditujukan kepada George Bush, Presiden Amerika. Isinya tentang permintaan bantuan, baik yang bersifat politis maupun bantuan militer guna membangun Imperium Kristus di Asia Tenggara.

Maluku, sebagian wilayah Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi disebut-sebut sebagai daerah yang masuk dalam Imperium Kristus versi Aroyo. Surat yang dinyatakan otentik oleh Al Mujtama itu membuktikan, bahwa Indonesia adalah satu di antara banyak sasaran gerakan pemurtadan internasional. Satu lagi bukti terbuka. Majalah Time edisi 30 Juni 2003 pun menampilkan fakta dan data yang sama, tentang gerakan Kristenisasi global yang bergerak sekarang. Mereka melakukan berbagai cara untuk mencapai target, menjadikan penduduk dunia sebagai hamba-hamba Kristus.

Berbagai data menunjukkan tingkat pemeluk Kristen yang terus bertambah dan penduduk Muslim terus berkurang jumlahnya. Yayasan Al Atsar Al Islam, Magelang misalnya, menurunkan data investigasi yang dilakukan tahun 1999 sampai 2000. Dalam datanya, penduduk Kristen yang hanya berjumlah 1 hingga 5%, telah meningkat menjadi 20 sampai 25% pada tahun 2000.

Data yang diturunkan oleh Departemen Dokumentasi dan Penerangan Majelis Agama Waligereja Indonesia pun mencatat peningkatan yang signifikan. Setiap tahun, menurut data tersebut, terjadi peningkatan umat Nasrani, baik yang Katolik maupun Protestan, sebanyak 4,6% dari total penduduk Indonesia.

Data Persekutuan Gereja-geraja di Indonesia lain lagi. Dalam buku Gereja dan Reformasi yang ditulis oleh Pendeta Yewanggoe, umat Kristini di Indonesia saat ini jumlahnya lebih dari 20% dan masih akan terus bertambah. Bahkan, data yang lebih mengejutkan lagi pernah dikeluarkan oleh Global Evangelization Movement Data Base (GEMDB). Dalam datanya, GEMDB menyebutkan pertumbuhan umat Kristen di Indonesia saat ini sudah mencapai angka 40 juta jiwa.

Benarkah angka-angka di atas? Wallahu a’lam bi shawab. Tapi yang jelas, gerakan Kristenisasi memang sedang mengancam kita. “Motornya datang dari Amerika. AS saat ini sedang mengalami kebangkitan fundamentalisme Kristen. Mereka tidak saja hendak mengristenkan Amerika, tapi juga wilayah lain terutama Afrika dan Asia,” ujar Din Syamsudin, Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia.

Menurut Din, Indonesia memang jadi sasaran empuk atas gerakan-gerakan Kristenisasi. “Dan ini, jika undang-undang penyiaran agama tak diindahkan, akan menjadi bom waktu yang memicu perpecahan antara Islam dan Kristen,” lanjut Din.

Din Syamsudin mengimbau, agar kelompok Kristen tidak perlu menyiarkan agama Kristen pada anak-anak Muslim. “Kawan-kawan Kristiani tidak perlu secara agresif memurtadkan anak-anak Muslim. Termasuk dengan bentuk-bentuk baru seperti kesan pembaptisan Gus Dur, KH. Zainuddin MZ dan KO. Kosim Nurseha,” tandas Din.

Menanggapi pernyataan tentang aksi Kristenisasi, Ketua PGI, Natan Setiabudi mengatakan, bahwa tidak ada aturan main yang dilanggar. “Secara umum, perubahan dan peningkatan jumlah pemeluk agama dijamin kebebasannya. Negara kita menganut prinsip kebebasan beragama, sehingga tak ada paksaan dalam beragama,” ujarnya.

Natan juga menambahkan, setiap individu mendapatkan jaminan dan hak pindah dari agama satu ke agama yang lainnya. “Hal itu merupakan hak asasi individu yang harus diharga,” terangnya lagi.

Tentang angka dan jumlah populasi, menurut Natan, semua pihak harus hati-hati bersikap. “Setiap pihak harus menyadari kelemahan hitung-hitungan statistik. Dan dalam menggunakannya pun kita harus sangat selektif, arif dan juga penuh reserve. Penyalahgunaan data statistik, khususnya tentang data pemeluk agama, harus dikendalikan,” ujar Natan prihatin.

Tapi sayangnya, Natan sendiri tidak bisa memberikan jaminan apapun agar aksi-aksi ilegal yang terjadi bisa terhenti. Terlbih jika aksi tersebut tak diketahui PGI, apalagi yang bersifat datang dari luar.

Menanggapi hal ini, Din Syamsudin menyarankan agar tingkat kewaspadaan harus dibangun di antara umat Islam. “Saya kira semua ini memang terkait dengan skenario global. Umat Islam tidak boleh tinggal diam. Umat harus bangkit, mempersiapkan diri dan menghadang aksi ini,” ujar Din saat ditemui SABILI di sela-sela acara Milad MUI pekan lalu.

Din juga menambahkan, melihat aksi dan korbannya sudah begitu banyak, selayaknya pemerintah dan DPR tidak tinggal diam. “Surat Keputusan Bersama yang pernah dibuat ternyata tidak mempan. Maka sudah seharusnya ada undang-undang kerukunan antar umat beragama yang memungkinkan adanya sanksi berat bagi para pelanggar,” tuntut Din.

Selagi umat mendesak upaya undang-undang kerukunan beragama, ada hal yang harus pula disiapkan. Syuhada Bahri, mengusulkan tiga langkah yang harus dibangun oleh para ulama dan dai di tengah serbuan Kristenisasi. Dai Dewan Dakwah yang sering bersinggungan dengan pelaku Kristenisasi di lapangan ini mengatakan bahwa masalah ini harus menjadi perhatian semua pihak.

Tiga hal yang disarankan Ustadz Syuhada itu adalah; Pertama, mencerdaskan umat dan menanamkan pemahaman tentang esensi Islam kepada umat. “Sehingga, jika ia fanatik, bukan fanatik kepada golongan, tapi fanatik kepada Islam,” ujar Syuhada.

Langkah kedua adalah, harus ada upaya terus menerus menuntut dan mengontrol mekanisme undang-undang dan juga pemerintahan menyangkut masalah ini. “Langkah ketiga yang sangat penting adalah, memperbaiki kualitas para dai. Sebab, hitam putihnya umat ini, tinggi rendahnya kualitas umat ini sangat ditentukan oleh peranan para dainya,” terang Syuhada.

Peranan para dai memang menempati urutan paling vital dalam urusan Kristenisasi dan pemurtadan ini. Sebab hanya dari mereka langkah perlawanan bisa dimulai. Namun tentu saja seluruh potensi umat harus menyatukan barisan di semua lini. Semoga Allah memberikan pertolongannya kepada kita atas orang-orang kafir. Amin. Herry Nurdi (Sabili)

Surat Gloria Macapagal Arroyo Kepada George Walker Bush


Gloria Macapagal Arroyo President of the Republic of the Philippines 20 November 2001 Sahabatku yang Agung dan Baik,

Saya mendapatkan kehormatan untuk menyampaikan dukungan pada keinginan, tekad, dan rencana politik kuat Yang Mulia, secara mutlak dan tanpa syarat dari pemerintahan saya guna menghabisi pilar-pilar kelompok teroris dunia yang bersembunyi di bawah gerakan Islam global yang dikenal dengan Alqaidah, di mana pun dan dalam bentuk apa pun. Sesungguhnya Filipina melangkah bersama Amerika, dan bukan bersama teroris.

Yang Mulia, program Tuan yang disebut dengan ''Reposisi Global dan Perang Salib (Crusade) Melawan Terorisme'' patut untuk dijunjung tinggi dan didukung secara tegas oleh setiap negara di dunia yang menghadapi bahaya fenomena global ini, yang mengancam stabilitas politik dan eksistensi pemerintahan-pemerintahannya.

Dan sebagai negara yang terkepung oleh pemberontakan komunis, separatisme pergerakan Moro, banditisme dan terorisme Abu Sayyaf, kudeta-kudeta militer, dan gerakan-gerakan anti-Amerika, maka Filipina tidak dapat berbuat lain kecuali mencari bantuan militer dan politik yang kuat dari negara ibu yang memajukan dan menjajahnya, Amerika Serikat, agar ia dapat tetap bertahan dan hidup makmur.

Sesungguhnya pemerintahan negara saya melihat bahwa AS berada pada posisi untuk melaksanakan program mulia ''Reposisi Global dan Perang Salib Melawan Terorisme'' meski lewat perang yang berkecamuk di Afghanistan dan mendirikan pangkalan-pangkalan militer Amerika di setiap negeri strategis yang mungkin dapat dieksploitasi sepenuhnya demi stabilitas ekonomi (negeri) Serikat Yang Mulia. Negara-negara tersebut, yang mayoritas adalah negara-negara Dunia Ketiga di Asia dan Benua Hitam yang kaya sumber daya alam yang belum terjamah hingga kini adalah pangsa pasar yang besar bagi kelebihan produk-produk AS, seperti teknologi informasi dan berbagai perlengkapan militer.

Yang Mulia, sikap militer Tuan yang aktif di berbagai negara strategis sebagaimana telah diakui departemen luar negeri dan Badan Intelejen Pusat (CIA), misalnya di Filipina, Arab Saudi, Kazakhstan, Tajikistan, dan Uzbekistan mendorong dan memperkuat cengkeraman negara Tuan atas ekonomi, politik, dan kemampuan-kemampuan militer dunia. Bila sentra-sentra tersebut di negara-negara ini, maka peran penting Yang Mulia sebagai Pimpinan Dunia dan (peran) negara Anda sebagai Polisi Global tak tertandingi, ditakuti, dan tak terbantahkan. Mungkin hal itu dapat mengisi kevakuman ''Balance of Power'' di wilayah ini bila ''kesepakatan kemakmuran kolektif Asia-Pasifik'' yang dimimpikan pemerintahan Tuan dapat terwujud pada dekade ini.

Sesungguhnya pemerintahan saya sadar sepenuhnya bahwa cadangan gas dan minyak di negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim di wilayah Laut Kaspia dan Asia Tengah, sangat vital bagi maslahat-maslahat perekonomian pemerintahan Yang Mulia bila AS berhasil menguasai Afghanistan, yang merupakan jalan paling pintas untuk dibangunnya pipa-pipa gas oleh perusahaan konglomerat Unocal, Exxon, Shell, dan Eridas.

Serangan-serangan teroris yang dramatis terhadap simbol-simbol kedigdayaan militer dan ekonomi Amerika 11 September yang lalu, telah menambah keinginan keras negara ini untuk memimpin dunia baik politik, ekonomi, ataupun militer demi menyelamatkan umat manusia dari terorisme Alqaidah milik Usamah bin Ladin dan pergerakan Islam global yang menafaatkan Islam secara kacau sebagai alat menggulingkan pemerintah-pemerintah Islam yang moderat dan yang bersahabat dengan AS, di Timur Tengah, Asia Tengah, dan (Asia) Tenggara.

Yang Mulia, sesungguhnya mendirikan pangkalan-pangkalan militer yang telah direncanakan akan memperkuat Perang Salib tanpa batas dalam melawan ancaman terorisme dan fundamentalisme Islam di setiap penjuru bumi. Dan seperti laiknya bangsa-bangsa demokratis lain, maka sesungguhnya pemerintahan saya berkeyakinan bahwa Islam benar-benar menggantikan ancaman komunisme setelah keruntuhan bekas Uni Soviet, menjadi musuh bebuyutan demokrasi. Menurut sejumlah laporan agen CIA yang diterima oleh Dewan Keamanan Nasional Filipina dari kedutaan besar AS di Manila mengindikasikan bahwa Islam merupakan agama yang paling cepat perkembangannya secara kuantitatif, dengan penekanan khusus di mereka banyak berada di Indonesia, India, Bangladesh, Pakistan, Mesir, Turki, dan persemakmuran negara-negara pecahan eks-Uni Soviet.

Benteng Vatikan di Asia Pasifik Terancam


Menurut sejumlah laporan agen CIA yang diterima oleh Dewan Keamanan Nasional Filipina dari kedutaan besar AS di Manila mengindikasikan bahwa Islam merupakan agama yang paling cepat perkembangannya secara kuantitatif, dengan penekanan khusus di mereka banyak berada di Indonesia, India, Bangladesh, Pakistan, Mesir, Turki, dan persemakmuran negara-negara pecahan eks-Uni Soviet.

Bangkitnya militansi Islam di negara-negara Asia Tenggara merupakan bahaya nyata yang mengancam stabilitas politik pemerintahan-pemerintahan monarki Islam dan moderat seperti di Malaysia, Indonesia, dan Kesultanan Brunei Darussalam. Wilayah Thailand Selatan juga terancam oleh pengaruh oposisi militan ''Parti Keadilan Nasional dan Partai Islam Se-Malaysia'' yang belakangan membentuk kelompok bersenjata --''Kumpulan Militan Malaysia''. Myanmar juga yang terancam oleh pergerakan Islam global yang telah membentuk ''Front Islam Arakan Rohingya'' dan ''Organisasi Solidaritas Rohingya'' yang dipersenjatai dengan baik.

Sesungguhnya benteng Vatikan di Asia-Pasifik --Filipina-- juga terancam oleh pergerakan Islam global yang perannya dimainkan oleh Front Islam untuk Pembebasan Moro (MILF) dan Front Nasional untuk Kemerdekaan Moro (MNLF).

Dengan kerendahan hati, Yang Mulia, saya menegaskan kepada Tuan bahwa kemerdekaan segera dan aliansi berkesinambungan antara Filipina dan wilayah-wilayah bermayoritas Kristen seperti Sabah dan Serawak di Malaysia, kepulauan Maluku dan Sulawesi di Indonesia, dan Timor Timur, hanya mungkin dapat direalisasi, bila Amerika menguasai sepenuhnya Lingkar Asia-Pasifik. Sesungguhnya Kristen wajib untuk memiliki pangkalan dan kekuasaan di Asia Tenggara dan Pasifik demi mematahkan monopoli Negara-Negara Anti-Kristus (Anti-Christ Nations) di daerah kepulauan ini.

Pemerintahan saya telah menunjuk tokoh-tokoh dari Front Nasional Pembebasan Moro untuk membentuk sempalan yang kami baptis (christened, red) dengan sebutan ''15 Dewan Eksekutif Front Nasional Pembebasan Moro'' (MNLF-15). Kami telah mengatur pemilihan-pemilihan lokal bulan ini Kawasan Otonomi di Muslim Mindanao (ARMM) yang diperluas untuk menjadikan mereka sebagai representasi kita untuk mengganti Nur Misuari yang kini bersembunyi tapi terus diburu oleh pasukan bersenjata Filipina (AFP) di persembunyiannya di pesisir Sulu. Kementerian luar negeri telah meminta Malaysia untuk bekerja sama dalam penangkapan Misuari bila lari ke Sabah dan mengekstradisinya ke Manila untuk kemudian dituntut.

Segera saat berhasil mendirikan ARMM yang lain, kita harus melumpuhkan MNLF-15 sehingga tanpa komandan, tanpa gigi, dan mandul sebagaimana organisasi induknya.

Lebih jauh saya sampaikan penghargaan saya atas dicantumkannya New People Army (sayap militer Komunis Filipina -- red) dalam daftar terbaru organisasi-organisasi teroris yang akan menjadi target serangan pada masa akan datang dalam perang tanpa batas pimpinan AS.

Aksi diplomatik bilateral antara negeri saya dan Malaysia dalam memerangi separatis Moro akan menyelamatkan kedua negara dari ketercabik-cabikan dan perpecahan ditujukan untuk menciptakan ''Republik Sulu dan Sabah'', sebagaimana dipersepsikan Misuari dan mantan Perdana Menteri Sabah, Tun Musthafa bin Dato Harun, dan (juga pembentukan) ''Negara Islam Bangsamoro'' yang dipaksakan secara keras oleh MILF dengan bekerja sama dengan Cabang Khusus Malaysia dan Jabatan Perdana Menteri yang membantu MILF agar mendapatkan pengakuan resmi dari Organisasi Konferensi Islam (OKI).

Pemerintahan saya telah meminta Perana Menteri Malaysia, Yang Mulia Dr Mahathir Mohammad, agar meyakinkan MILF untuk melanjutkan perundingan-perundingan damai yang mandeg dan (memintanya) agar tidak ikut campur dalam urusan internal kami, sebagaimana terjadi sekarang ini.

Yang Mulia, keberhasilan CIA dan Badan Koordinasi Intelijen Nasional (NICA) dalam menciptakan Abu Sayyaf dan kelompok penculik penuntut tebusan (yang dibentuk) Pentagon sebagai bagian dari program penangkis pemberontakan, demi justifikasi atas kembalinya pangkalan militer AS di Filipina, kini bisa digunakan sebagai alasan dalam memperkecil resiko perpecahan dan tantangan perebutan kekuasaan oleh MILF.

Para prajurit MILF mewarisi keberanian dari para pendahulu mereka yang selamat dari gempuran Perang Salib Spanyol (Crusade of Spain, red) dan orang yang menantang lembaga-lembaga demokratis Amerika yang beradab. Hanya lewat berondongan senapan kita, MILF mungkin dapat bertekuk lutut. Sesungguhnya pemimpin ''Kelompok Penekan'' (Pressure Group, red), Menteri Norberto Gonzalez, telah melaksanakan tugasnya dengan baik untuk melucuti kepemimpinan MILF sebagaimana yang dilakukannya pada MNLF. Meski gagal, namun penyerahan diri Profesor Muner Bajunaid, menjadi bukti yang cukup bahwa hirarki MILF akan segera ditembus, bila tidak dihancurkan dalam perang semesta kedua nanti.

Perundingan-perundingan damai yang kita adakan dengan MILF, tidak lain hanya merupakan taktik yang kita manfaatkan guna mengulur waktu, sementara pemerintah saya terus berunding dan meminta bantuan-bantuan keuangan dan materi-materi dari kementerian pertahanan Yang Mulia.

Pada kesempatan ini saya gunakan untuk menyampaikan kepada Yang mulia permintaan maaf bangsa Filipina atas penculikan Gaullirmo Sobero, Martin, dan Gracia Burnham pada tanggal 27 Mei yang lalu. Sesungguhnya masuknya pimpinan kekuatan militer AS (USPACOM) di pulau Mindanao melalui latihan-latihan ''Balikatan'' mungkin akhirnya dapat membebaskan mereka dalam waktu dekat.

Saya ingin sampaikan pada yang mulia bahwa sementara mengikuti politik perdamaian semesta dengan MILF, Dewan Keamanan Nasional kami teklah bertekad untuk tidak menghapuskan latihan-latihan ''Oplan Mindanao II/Black Rain'', karena kami melihat bahwa MILF masih merupakan bahaya terbesar yang mengancam Filipina. Bila bahaya ini tidak dihancurkan tahun ini, maka mereka akan tumbuh besar mengingat pengalaman dan keahlian vital mereka dalam perang global sebelumnya.

Dengan bantuan Yang Mulia, pemerintahan saya bertekad untuk menghabisi MILF, sekaligus mengabaikan semua kesepakatan dan komitmen damai yang telah kami capai sebelumnya termasuk yang disetujui di Tripoli dan Kuala Lumpur. Saya telah memerintahkan AFP untuk mendeklarasikan kembali Perang Habis-Habisan (All-Out War, red) terhadap MILF pada bulan Maret mendatang (Maret 2002, red) sementara latihan-latihan ''Kalayaan-Agila 2002'' atau ''Mindanao Balikatan 01-02'' masih berlanjut.

Saya sudah menyarankan Konfederasi Gubernur dan Walikota di Mindanao pimpinan Gubernur Cotabato Emmanuel Pinol -- yang merupakan musuh bebuyutan MILF dan bangsa Moro -- untuk menggolkan resolusi untuk perluasan latihan perang mulai dari Basilan dan Zamboanga hingga Mindanao tengah, dan khususnya di Maguindanao, provinsi Lanao, Davao, Cotabatu, Cotabatu Selatan, Sarangani, Sulu, dan Tawitaw, di mana MILF, MNLF, dan NPA berkonsentrasi. Maka (Mindanao tengah) dapat menjadi pangkalan resmi untuk menghancurkan sentra-sentra MILF yang tersisa di Mindanao, khususnya di ''Liguasan Marah'' yang kaya akan mineral.

Kepala Dewan Keamanan Nasional Roilo Golaz kembali memberi nama ''Oplan Mindanao II/Black Rain'' dengan ''Oplan Kalayaan-Agila 02''. Perubahan kecil dilakukan dari ''Oplan Mindanao II/Black Rain'' yang asli khususnya setelah sekarang MILF tidak memiliki markas yang dapat diperlihatkan. Periode kedua dari ''Oplan Mindanao II'' yang dimodifikasi ''Oplan Kalayaan-Agila 02'' menjadi seperti yang berikut ini :
a. Melaksanakan strategi tiga arah yaitu pengembangan, pengepungan/ militerisasi, dan mendorong terus upaya perundingan-perundingan politik.

b. Pelaksanaan intensif untuk perang militer dan psikologis.

c. Melaksanaan pelatihan-pelatihan militer mengenai perang antigerilya di bawah payung manuver latian Filipina-AS ''Balikatan 1-2'', koordinasi kesepakatan VFA (visiting forces army, red), dan kesepakatan-kesepakatan lainnya.

d. Menambah tekanan pada anggota-anggota komite pusat MILF radikal agar menggugurkan tuntutan mendirikan negara Islam. Dan ''Kelompok Penekan'' yang dikepalai oleh menteri Noberto Gonzalez kini diisi tokoh-tokoh Muslim sebagai boneka yang bekerja di pemerintahan, seperti Profesor Munir Bajunaid, Pembantu Menteri Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah Abraham Iribani, Menteri Pekerjaan Umum dan Jalan Tol Simeon Datumanong, Kepala Badan Pengembangan Filipina Selatan Zaman Ampatuan, wakil rakyat Gerry Salapuddin, Gubernur ARMM Dr Farouk Husain, Wakil Gubernur ARMM Mahi Mutilao, Gubernur Dato Andi Ampatuan, Gubernur Mangudadatu, Gubernur Wahab Akbar, Gubernur Yusuf Jikiri, Walikota Omar Sulaiman, dan Wwalikota Muslimin Sema.

e. Memberi kelompok suku-suku entitas politik yang sejalan dengan stimulasi dan realisasi strategi doktrin perang terselubung melawan MILF yang dikembangkan oleh Letnan Kolonel Victor N Corpus dalam militer Filipina.

f. Strategi politik intensif pada tataran regional dan internasional yang dipimpin oleh wakil presiden dan menteri luar negeri Teolisto Guringona, penasihat presiden dalam operasi damai Eduardo Ermita, dan menteri Norbeto Gonzalez. Front ini akan mencakup para tokoh-tokoh Muslim dalam pemerintahan --yang menyerahkan diri pada waktu yang lalu-- dan para utusan-utusan Muslim seperti duta besar Baharima Guinomla, Dubes Candidato Ontor, Dubes Mualam, dan Dubes Sukarno Tanggol.





Dr Ahmad Izzudin, Pemimpin Redaksi Majalah Mujtama'
Kami Sudah Menyelidikinya dengan Teliti


Pada edisi No 1521, 28 Rajab 1423 H atau 5 Oktober 2002 M, majalah Mujtama' memuat sebuah dokumen yang mereka sebut sebagai surat Gloria Macapagal Arroyo, Presiden Filipina. Berikut ini adalah petikan wawancara Republika lewat telepon dengan Dr Ahmad Izzudin, pemimpin redaksi majalah asal Kuwait tersebut.

Bagaimana wartawan Anda memperoleh dokumen tersebut?
Kalau boleh saya katakan, itu merupakan surprise tersendiri bagi kami. Ketika kami mendapatkan surat sangat penting itu, kami mengadakan rapat intensif redaksi menyelidiki dan mempelajari isinya sebelum kami muat dalam majalah kami. Kami tak memungkiri, setelah pemuatan itu, masyarakat, juga tokoh-tokoh pemerintahan beberapa negara, menanyakan kepada kami.

Mereka ingin tahu, apa benar isi surat itu dan berbagai pertanyaan lainnya. Kami kira, itu respon yang baik dan wajar. Sebab sebelum kami muat pun sudah kami pertimbangkan reaksi yang akan muncul. Memang sampai saat ini (pekan lalu--red) belum ada bantahan dari pihak perwakilan pemerintah Filipina di sini (Kuwait).

Dari mana dokumen itu?
Kalau ini masalah internal kami. Karena itu kami tak bisa memberitahukan kepada siapapun, termasuk kepada kalangan pers. Sebab, kami telah mengambil sikap tegas dan ini juga merupakan bagian dari kerahasiaan kami ihwal sumber yang memberi 'bocoran' surat itu.

Apakah dari dalam pemerintahan Arroyo, atau orang luar pemerintahan, atau Anda punya wartawan di Filipina?
Kami tak bisa menyebutkan hal itu. Itu sudah komitmen kami. Tapi bisa Anda bayangkan, bagaimana surat sepenting itu bisa lolos jatuh ke tangan orang lain (di luar pemerintahan)? Artinya, mustahil tanpa peran orang dalam pemerintahan Arroyo surat itu bisa jatuh ke tangan orang lain, bahkan orang luar Filipina lagi. Dari logika ini saja, Anda bisa menilainya. Yang pasti, sumber kami itu orang Filipina.

Anda yakin akan kesahihan dokumen tersebut?
Kami telah melakukan penyelidikan, penilaian, dan kajian yang teliti, sebelum kami turunkan di majalah Mujtama'. Isinya, menurut penilaian kami, memang dapat dikategorikan sangat berbahaya. Lagi pula, yang dijadikan objek dalam 'skenario' surat itu adalah kawasan padat penduduk Muslim, yakni negara-negara di Asia Tenggara. Indonesia, khususnya, saat ini adalah negara mayoritas Muslim terbesar di dunia. Jumlah itu setara dengan jumlah penduduk seluruh negara Arab. Itu belum di tambah Malaysia, Brunei, Filipina Selatan, dan kawasan Thailand Selatan, atau Pattani.

Mengapa harus Asia Tenggara yang dijadikan Arroyo sebagai objek, tak lain lantaran kawasan itu saat ini dinilai sebagai ancaman bagi rezim Filipina. Dengan dalih perang melawan terorisme internasional yang dikumandangkan Amerika itu, Arroyo paham betul bagaimana memanfaatkan momentum tersebut untuk menggilas kelompok-kelompok Islam di negerinya, juga di negara-negara lain, melalui rancangan usulan yang disampaikannya pada Bush itu.

Saya kira, ini sangat berbahaya sekali bagi masa depan bukan saja Muslim di Asia Tenggara, tapi juga warga Muslim lainnya di belahan dunia lain. Dengan logika perang melawan terorisme, maka Islam dan umatnya, sebagaimana disebut dalam surat itu, akan diperhadapkan dengan kekuatan kapitalis Barat. Ini saya pikir mirip dengan apa yang pernah disebut Samuel P Huntington sebagai clash of civilization. Dari dasar ini saja, di antaranya, kami meyakini bahwa surat itu otentik, benar adanya.

Apa penilaian Anda terhadap isi dokumen tersebut?
Ya, seperti saya tegaskan tadi, di balik rencana usulan Arroyo kepada Bush itu, tampaknya Islam akan menjadi satu-satunya musuh bersama Barat-Kristen. Ini persis disebut Presiden Arroyo dalam surat itu. Lebih luas lagi, adalah menghancurkan Islam di Asia Pasifik dan dunia Islam secara keseluruhan. Praktis, dengan momentum perang global melawan terorisme, tak lain sasaran utamanya adalah kelompok dan gerakan Islam yang selama ini konsisten ingin menerapkan ajaran agamanya secara baik.

Di sisi lain, saya kira Arroyo ingin menunjukkan bahwa pemerintahnya serius dan setia mendukung Bush dalam rangka perang anti-terorisme tersebut. Makanya, tanpa ragu-ragu, dalam suratnya Arroyo meminta bantuan dana, persenjataan, dan dukungan politik guna menumpas jaringan dan gerakan Abu Sayyaf di Filipina Selatan. Indonesia akan dimasuki melalui pintu Poso dan Ambon, dengan memanfaatkan konflik yang terjadi. Dasar lainnya, sudah pasti pemerintahan Arroyo adalah pemerintahan Kristen. Karena itu, seperti ditegaskan dalam suratnya, dia ingin sekali mewujudkan keinginannya itu dengan membentuk Aliansi Kristen di Asia Tenggara dan Asia Pasifik secara umum.

Bagi kami, ini menjadi ancaman terbesar ke depan masyarakat Muslim di kawasan itu. Apapun, yang terjadi saat ini, baik di Indonesia maupun di wilayah lain, kami sangat bersimpati dan merasa sepenanggungan. Karena perlakuan tidak adil dan kezaliman yang terus ditimpakan pada kaum Muslim di berbagai tempat, maka kami pun tidak terima hal itu. Indonesia adalah harapan penting masa depan dunia Islam. Karena itu, kami terus mengikuti perkembangannya, dan selalu mendukung agenda-agenda Islam di wilayah ini.
keroncong
keroncong
KAPTEN
KAPTEN

Male
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67

Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik