FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

faham mahdi syiah Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

faham mahdi syiah Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

faham mahdi syiah

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

faham mahdi syiah Empty faham mahdi syiah

Post by keroncong Sun Jul 15, 2012 5:12 am

Ketegangan jiwa akibat wafatnya seorang pemimpin yang
dicintai, sering menimbulkan perubahan sikap atau tingkah
laku seseorang, apabila ketegangan tersebut sulit diatasi.
Keadaan semacam ini rupanya pernah dialami oleh 'Umar ibn
Khattab sewaktu mendengar berita Rasulullah wafat. Ia tidak
mengakui Nabi telah wafat, dengan pedang terhunus ia
mengancam siapa saja yang berani mengatakan bahwa Nabi telah
tiada. Akan tetapi, perubahan sikap demikian itu, tampaknya
hanya bersifat sementara. Kasus seperti apa yang dialami
'Umar tersebut, rupanya banyak pula dialami oleh manusia
lainnya. Dan bahkan jauh sebelum agama Yahudi lahir, bangsa
Chaldea sudah pernah mengalami kasus seperti itu, yaitu
tidak mau mengakui kematian Qabil sewaktu dibunuh oleh
saudaranya, Habil. Malahan diyakini, ia akan kembali lagi ke
dunia. Demikian pula halnya dengan kaum Nasrani, mereka
meyakini bahwa Yesus yang mati di tiang salib, bangkit
kembali dan terus naik ke langit dan duduk di sisi Tuhan,
dia akan datang kembali ke dunia untuk memenuhi bumi dengan
kedamaian dan kesucian.

Dari keterangan diatas, dapatlah disimpulkan bahwa pendapat
al-Bahi tersebut memandang berpengaruhnya ajaran Yahudi di
kalangan Syi'ah hanyalah sebagai faktor yang mempercepat
proses lahirnya 'aqidah Raj'ah saja, sedangkan kepercayaan
seperti itu merupakan gejala umum jiwa manusia dan tidak
terbatas pada sekelompok manusia tertentu. Adapun munculnya
'Aqidah Raj'ah dalam suatu kelompok, terbatas pada para
pencinta pimpinan atau imam, mereka menderita kesedihan yang
hebat sebagai akibat wafatnya pimpinan yang dicintai
tersebut.

Masalah al-Gaibah yang berkaitan erat dengan 'Aqidah
ar-Raj'ah tidak bisa dipisahkan dari kepercayaan Syi'ah
terhadap al-Mahdi. Tokoh ini merupakan idola pemimpin Syi'ah
yang ditunggu-tunggu kehadirannya oleh penganut Syi'ah
Duabelas. Rupanya sekte ini saja yang masih gigih
mempertahankan paham Mahdi, sedangkan sekte-sekte lainnya
yang semula memiliki kepercayaan yang serupa semakin lama
semakin memudar bersama dengan memudarnya pengaruh
sekte-sekte tersebut. Tetapi tidak demikian halnya dengan
sekte Syi'ah Zaidiyyah. Sekte ini secara tegas menolak paham
Mahdi, kecuali golongan al-Jarudiyyah yang merupakan sub
sekte Syi'ah Zaidiyyah yang telah menyimpang jauh dari
doktrin kezaidiyyahannya.

Dengan demikian, aliran Syi'ah dalam perjalanan sejarahnya,
banyak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran non-Islam dan hanya
Syi'ah Zaidiyyah yang masih menunjukkan keortodokannya, bila
dibandingkan dengan sekte Syi'ah lainnya. Keterbukaan sikap
kaum Syi'ah dalam menghadapi penetrasi budaya dan
kepercayaan non-Islam yang pernah berakar dalam suatu
masyarakat sebelum Islam datang, agaknya merupakan salah
satu faktor penyebab tergesemya ajaran Islam ortodoks dalam
kehidupan beragama di satu pihak, dan di pihak lain faktor
terbentuknya paham Mahdi dengan berbagai macam versinya.

Kemahdian Syi'ah Tujuh tampak lebih nyata daripada kemahdian
Syi'ah Dua belas, sehingga sekte yang disebut belakangan ini
mencipta teori tentang al-Bab dan teori tentang Mandataris
Imam, dengan demikian ide kemahdiannya lebih lama bertahan
daripada yang lain.

Catatan kaki:
1 Keberadaan Ibn Saba' dalam sejarah, tampaknya menjadi
masalah yang kontroversial, sementara penulis-penulis
Islam modem ada yang tidak meyakini keberadaannya.
Pendapat ini senada dengan pendapat Montgomery Watt
dalam salah satu karyanya, memandang Ibn Saba' sebagai
mitos bikinan kaum Sunni. Pernyataan ini berbeda dengan
pengakuan penulis-penulis Muslim terdahulu baik dari
kalangan Syi'ah maupun Sunni. Seperti: at-Tabari,
al-Mahdi Lidinillah Ahmad, al-Syahrastani,
Ibnul-Asir dan lain-lainnya. Sedang dan penulis-penulis
Muslim belakangan, antara lain: Ahmad Syalabi, Ahmad Amin
dan Abu Zahrah, mereka pada dasarnya mengakui keberadaan
Ibn Saba' seperti halnya Sayyid Amir' Ali dari kalangan
Syi'ah. Kaum Syi'ah pada umumnya mengakui keberadaannya
namun mereka tidak mengakuinya sebagai kelompok Syi'ah.
Dalam kaitan ini, Ahmad Syalabi menandaskan, adanya
sebuah buku yang berjudul 'Abdullah ibn Saba' yang ditulis
oleh Dekan Fakultas Ushuluddin di Irak, Murtada al-Askari.
Pengarang buku ini mencoba membuktikan kebenaran pendapatnya
dengan berbagai alasan atau argumen. Menurut pendapatnya
bahwa Abdullah ibn Saba' yang ada didalam sejarah Islam itu
hanya cerita bohong cerita itu telah diciptakan oleh seorang
yang bernama Saif ibn 'Umar yang meninggal 170 tahun
sesudah Hijrah.L Riwayatnya ini bertentangan dengan
kebanyakan riwayat yang lain. Tampaknya penulis buku
tersebut, juga membawa kebohongan, yang penting, demikian
Ahmad Syalabi, bukan masalah nama, akan tetapi kebenaran
tokoh sesat dan menyesatkan itu memang benar-benar ada.
Demikianlah komentar Syalabi menaggapi pendapat diatas,
dalam bukunya, Mausu'atut-Tarikh al-Islami
wal-Hadaratul-Islamiyyah, vol.III, hlm. 145-146.
2 Donaldson op. cit., hlm. 230.
3 Ahmad Amin, Duhal-Islam,vol.III, selanjutnya disebut
Duhal-Islam III (Kairo: Maktabah an-Nahdah al-Misriyyah,
1964), hlm. 235-6.
4 H.A.R. Gibb and Kramers, Eds., Shorter Encyclopaedia
Islam, (Leiden E. J. Brill, 1947), hlm. 310.
5 Ahmad Amin, Fajrul-Islam, selanjutnya disebut
Fajrul-Islam, (Singapura Sulaiman al-Mar'i 1965), hlm. 270.
6 Al-Mahdi Lidinillah Ahmad, al-Munyah wal 'Amal fi
Syarhil-Milal wan Nihal, ed. Dr. Mahmud Jawad Masykur,
Beirut: Darul-Fikr, 1979), hlm. 81.
7 Maulana Muhammad 'Ali, Mirza Ghulam Ahmah of Qadian, His
Life and Mission, (Lahore: Ahmadiyah Anjuman Isha'at Islam,
1959), hlm. 17.
8 Donaldson, op.cit., hlm. 32.
9 Ibnul-Asir, al-Kamil fit-Tarikh, vol II,
(Darus-Sadir, 1965), hlm. 317.
10 Syed Amir 'Ali, Api Islam, terj. HB. Jassin,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1978), hlm. 471.
11 Donaldson, op. cit., hlm. 55.
12 Syarafuddin al-Musawi, Dialog Sunnah dan Syi'ah,
terj. Muhammad al-Baqir, (Bandung: Mizan, 1983), hlm. 140.
13 Muhammad Abu Zahrah, Tarikhul-Mazahibul-Islamiyyah,
vol. I, (Daril Fikril-'Arabi, tt), hlm. 36.
14 Fajrul-Islam, op. cit., hlm. 266-7.
15 Pada prinsipnya kaum Syi'ah tidak: mau mengakui golongan
Saba'iyyah sebagai sektenya, tetapi kaum Sunni pada umurnnya
memandang golongan Saba'iyyah sebagai Syi'ah.
16 Ihsan Ilahi Zahir, asy-Syi'ah wat-Tasyayyu selanjutnya
disebut asy-Syi'ah (Lahore: Iradah Tarjumann as-Sunnah,
1984), hlm. 163.
17 Fazlur Rahman, Islam, (Chicago and London: University of
Chicago Press, 1977), hlm. 171.
18 Asy-Syiah, op.cit., hlm. 186.
19 Ibid., hlm. 187.
20 Ahmad Syalabi, Mausu'atut-Tarikhul-Islami
wal-Hadaratul-Islamiyyah, vol. II, (Qahirah: Maktabah
an-Nahdatul-MƵsriyyah, 1978), hlm. 147-8.
21 Al-Mahdi Lidinillah Ahmad, op. cit., hlm. 82.
22 Abul-Fath 'Abdul-Karim asy-Syahrastani, selanjutnya
disebut asy- Syahrastani, al-Milal wan-Nihal, (Beirut:
Darul-Fikr, tt.), hlm. 149.
23 Ibid., hlm. 151.
24 Duhal Islam III, op. cit., hlm. 271-2.
25 Abdur Rahman ibn Khaldun, Muqaddimah Ibn Khaldun,
selanjutnya disebut Ibn Khaldun, (Darul-Fikr, tt.),
hlm. 200.
26 Ibid., hlm. 162.
27 'Ali adalah satu-satunya putera Husain yang selamat dari
pembantaian tentara Yazid, sewaktu Husain terbunuh di padang
Karbela Sikapnya yang pemurung dan sesing menangis karena
teringat mendiang ayahnya, maka ia memusatkan aktivitasnya
pada ibadah, oleh karenanya ia dijuluki dengan [kata-kata
Arab]. Pengikut aliran ini kemudian membuat cerita fiksi
bahwa 'Ali sewaktu remajanya pernah pergi ke Hajar al-Aswat
bersama Muhammad ibn al-Hanafiyyah, keduanya untuk meminta
petunjukTuhan, siapa diantara keduanya yang lebih berhak
menjadi imam. Saat 'Ali ibn Husain berdoa, terguncanglah
Hajar al-Aswad itu, sebagai pertanda bahwa dirinyalah yang
lebih berhak menjadi imam sesudah ayahnya.
28 Donaldson, op. cit., hlm. 123.
29 Asy-Syi'ah, op. cit., hlm. 216.
30 Aliran Huramiyah ini membolehkan pengikutnya hidup
bergelimang dalam kesenangan dan kemewahan serta membebaskan
pengikutnya dari segala macam kewajiban. Aliran ini juga
dikenal dengan al-Babikiyyah, pemimpirmya terbunuh dalam
pemberontakan melawan pemerintahan al-Mu'tasim dari dinasti
'Abbasiyyah.
31 Al-Mahdi Lidinillah Ahmad, op. cit., hlm.96-7.
32 Fazlur Rahman, op. cit., hlm. 175-6.
33 As-Syi'ah. op. cit., hlm. 235.
34 Muhammad Abu Zahrah, op. Cit., hlm. 62-3.
35 Ahmad Syalabi, op. Cit., hlm. 190.
36 Asy-Syahrastani. op. cit., hlm. 170.
37 Gibb dan Kramers, eds., op. cit., hlm. 188.
38 Donaldson, op. Cit., hlm. 305-6.
39 As-Syi'ah, op. Cit., hlm. 362.
40 Fajrul-Islam, op. cit., hlm. 270.
41 Duhal-Islam, III, op. cit., hlm. 218.
42 Muhammad Aba Zahrah, op. cit., hlm. 239.
43 Asy Syi'ah, op. cit., hlm. 352.
44 Muhammad al-Bahi, al-Janibul-Ilahi min Tafkiril-Islami,
(Qahirah: Daru Ihya'il-Kutubil-'Arabiyyah, 'Isa al-Babi
al-Halabi, 1948), hlm. 88.
45 Ibid, hlm. 88-9.
keroncong
keroncong
KAPTEN
KAPTEN

Male
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67

Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik