FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

Qur'an made in Ahmadiyah Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

Qur'an made in Ahmadiyah Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Qur'an made in Ahmadiyah

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

Qur'an made in Ahmadiyah Empty Qur'an made in Ahmadiyah

Post by keroncong Tue Mar 13, 2012 11:45 pm

Satu hal lagi yang menarik dari tingkah laku nabi India itu
ialah koleksi wahyu-wahyunya. Di antara kitab-kitab yang ia
tulis ada semacam kitab suci, di mana di dalamnya terdapat
kumpulan-kumpulan wahyu yang ia terima dari tuhannya
kemudian wahyu-wahyu itu ia gabungkan dengan
potongan-potongan ayat suci Al-Qur'anul Karim.

Ayat-ayat Al-Qur'an yang dibajak Mirza Ghulam Ahmad itu
dimasukkan dalam karangannya secara terpotong-potong.
Kemudian ia rangkaikan potongan-potongan ayat suci itu
dengan ucapan-ucapannya sendiri dan hasilnya mirip
firman-firman Tuhan dalam Al-Qur'an, namun pada kenyataannya
merupakan Qur'an baru made in Qadian.

Bila hendak memulai membaca kitab suci Qadian itu, bagi
orang-orang Ahmadiyah ditanam pada lubuk hati mereka
keimanan bahwa kitab suci Mirza Ghulam Ahmad sama dengan
kitab suci Al-Qur'anul Karim. Tentu saja keimanan yang
demikian itu harus tertanam pula pada orang-orang yang bukan
Ahmadiyah apabila mereka bermaksud memasuki aliran Mirza
Ghulam.

"Kita mengimani sebagaimana kita mengimani kitab yang
diturunkan pada Nabi Khaliqil Anam." demikian kata
Mirza.1

Mirza Ghulam selanjutnya mengatakan bahwa wahyu-wahyu yang
ia terima dari tuhannya itu terkadang ia terima secara
langsung, atau secara liwat perantara, yakni liwat malaikat.
Ia berkata:

"Telah datang kepadaku Malaikat Jibril. Malaikat Jibril
dalam kitab Mirza Ghulam Ahmad disebut: Ayl.2

Dimanakah wahyu-wahyu dari tuhannya itu diturunkan? Tentu
saja jawabnya di India, jelasnya di Qadian maupun di
sekitarnya.

Mengenai tempat di mana wahyu itu diturunkan dan mengenai
hakikat dari wahyu itu sendiri, tuhan Mirza Ghulam Ahmad
berkata padanya:

"Sesungguhnya dia (Kitab) itu diturunkan pada tempat
yang dekat dengan Qadian. Dengan Kebenaran dia
diturunkan, serta dengan Kebenaran pula turunnya."3

Maka inilah dia, Qur'an made in Qadian. Dimulai dengan
ucapan: "Bismillahir-Rahmanir-Rahiim.4

Ya Ahmad Barakallah fiika, Ma ramaita idza ramaita wa
laakin Allaha rama; Ar-Rahmaan; 'Allamal Qur'an;
Litundzira Qauman maa undzira aabauhum wa litastabiina
sabilal mujrimin, Qul inni umirtu wa-ana awwalul
mu'minin; Qul ja'al haqqu wazahaqal batil innal baatila
kana zahuuqa.5

Di halaman yang lain dari kitab suci Qadian itu, Mirza
menerima wahyu;

"Fantazhiru Avaati hatta hiin; Sanuriihim ayaatina fil
afaaq wafi anfusihim, Hujjatun qaaimatun wa fathun
mubiin, Innallah yafsilu bainakum innalaha hia yahdi
man huwa musrifun kadzdzaab, Wadha'na Anka wizrak
alladzi anqadha dhahraq; Waqatha'a dabiral qaumal
ladzhiina la yu'minun, quli'malu ala makamatikum inni
'amilun fasaufa ta'malun, Innallaha ma'alladzinat taqau
walladzina hum muhsinun, hal ataaka haditsuz zalzalah,
idza Zulzilatil ardhu zilzalaha, wa akhrajatil ardhu
atsqalaha, waqaalal Insaanu malahaa, yaumaiidzin
tuhaddisu akhbaraha, bi anna Rabbaka auha laha,
Ahasiban nasu anyutraku, Wama ya'tiihim illa
baghtatan."6

Di halaman lainnya lagi dari kitab suci Qadian, Mirza
menerima wahyu tuhannya:

"Afata'tunas sihra wa antum tubshirun, haihaata
haihaata lima tu'adun, man hadzal ladzii huwa mahinum
jahilun au majnun, qul indi syahaadah minallah fahal
antum muslimun, qul indi syahadah minallah fahal antum
mu'minun, walaqad labistu fikum 'umraan min qalbihi
afala ta'qilun, hadza min rahmati rabbika yutimmu
ni'mataho 'alaika, fabasysyir wamaa anta bini'mati
rabbika bimajnun, laka darajah fissaama' wafil ladziina
hum yubshirun."7

Itulah di antaranya koleksi wahyu-wahyu Mirza Ghulam Ahmad
sebagai kitab suci yang sejajar dengan Al-Qur'anul karim.
Pada kitab karangan Mirza Ghulam lainnya yaitu
khutbati-Ilhamiyah, terdapat rangkaian bahasa Arab yang
dilukiskan sebagai bahasa Arab yang tidak terlawankan
ketinggiannya. Bashiruddin Mahmud Ahmad puteranya, berkata:

"Keajaiban dari bahasa Arab Mirza Ghulam Ahmad menyamai
keajaiban bahasa Al-Qur'an. Itulah salah satu tanda
kebenaran missi Al-Masihnya."8

Dan untuk Al-Qur'an sendiri, Mirza Ghulam Ahmad mempunyai
pandangan yang menghina. Ia berkata:

"Al-Qur'an itu Kitab Allah dan Kalimah-kalimah yang
keluar dari mulutku."9

Dengan kata-katanya yang menarik itu, bahwa kitab suci
karangannya harus diimani sebagaimana mengimani Al-Qur'an,
keajaiban bahasa arabnya sama dengan keajaiban bahasa
Al-Qur'an, dan Al-Qur'an sendiri merupakan kalimah-kalimah
yang keluar dari mulut Mirza, maka ucapan-ucapan yang
demikian itu tentunya dituntun dan diajarkan oleh Iblis.
Tidak seorang nabi paIsu yang muncul dalam seJarah Islam
lebih berani bertingkah ucap sebagaimana nabi India Mirza
Ghulam Ahmad Al-Kadzdzaab.

Justru yang dikatakan wahyu-wahyu dari tuhannya itu lebih
banyak merupakan sanjungan pada dirinya bahkan sangat
berlebih-lebihan cara memujinya. Pernah Tuhan berkagt pada
Mirza Ghulam Ahmad:

"Tidak aku utus engkau ya Mirza, kecuali menjadi rahmat
bagi semesta alam."10

Lebih tinggi dari itu, tuhan Mirza mengeluarkan emosinya
dengan puja-puji yang luar biasa pada Mirza Ghulam Ahmad.
Antara lain tuhannya berkata:

"Engkau wahai Mirza bagiku adalah seperti tauhidku dan
ketunggalanku."11

"Engkau wahai Mirza bagiku adalah seperti anakku-
anakku."12

Ahmadiyah dengan cepat mengomentari wahyu tuhan pada nabi
India itu, dengan mengatakan bahwa siapa dari orang -orang
yang taat pada Tuhan maka mereka adalah anak-anakTuhan,
walaupun ini maksudnya bukan dalam arti anak-anak Tuhan yang
riil.13 Children of God yang dikomentarkan Ahmadiyah itu
kelihatannya sangat mirip dengan ajaran Kristen bahwa kaum
Israili ataupun mereka yang taat pada Tuhan adalah juga
terkenal dengan panggilan: putera-putera tuhan.

Pada kesempatan yang lain, tuhan Mirza lebih menyanjung
Mirza Ghulam Ahmad pada posisi yang top yang mungkin telah
memadai kedudukannya dengan Yesus Keristus. Tuhan Mirza
berkata padanya:

"Engkau wahai Mirza bagiku adalah anakku."14

Bagaimana komentar Ahmadiyah; bahwa Mirza Ghulam Ahmad
adalah anakTuhan?! Untuk ini kaum Ahmadiyah berkata:

"Karena orang-orang masehi dengan bohong dan palsu
menempatkan Al-Masih sebagai anak Tuhan yang asli,
sebab itu ghairahKu menghendaki supaya AKU mencintai
engkau sebagai halnya mencintai anak, sehingga nyatalah
kepada dunia bahwa murid dari Nabi Muhammad s.a.w. pun
dapat sampai kepada maqam Athfatullah."15

Dengan pangkat yang demikian muluknya Mirza Ghulam telah
sampai pada derajat yang tiada terjangkau lagi oleh Yesus
Kristus kaum Nasrani. BahkanTuhan berkata pada Mirza Ghulam
Ahmad:

"Apabila engkau wahai Mirza menghendaki sesuatu apa
saja, maka cukup engkau katakan: jadilah, maka jadilah
ia."16

Disinilah Mirza Ghulam Ahmad ternyata duduk dalam posisi
derajat ketuhanan. Bukan saja lampu Aladin menjadi miliknya,
melainkan juga kata-kata "Kun fa yakun" ada dalam
kekuasaannya. Apakah ada yang lebih hebat dari itu semua?!

Sudah tentu orang yang mempunyai kekuasaan kun fa yakun akan
mampu melahirkan segala yang luar biasa termasuk bahasa Arab
yang tidak tertandingkan oleh siapapun juga. Mu'jizat
bahasa Arab Mirza Ghulam Ahmad sama dengan mu'jizat
Al-Qur,an, sebagaimana dikatakan terdahulu. Yang perlu untuk
ditilik kehebatan bahasa Arabnya itu ialah bagaimana pada
suatu waktu tuhan Mirza mengirim wahyu kepadanya, dengan
bahasa Arab yang membuat mata terbelalak. Bukan terbelalak
karena keindahan bahasanya melainkan terbelalak karena
ket*l*lan kata-katanya. Inilah dia wahyu tuhan pada Mirza
itu:

"Wahai Maryam tinggallah engkau bersama istrimu di
sorga" (Ya Maryam Askun Anta Wa Zaujukal jannata.)17

Kelihatannya di sini tuhan Mirza memang tuhan t*l*l. Ia
tidak bisa bahasa Arab bahkan keliru besar. Mula-mula, nama
Maryam itu sendiri adalah nama wanita. Seharusnya kata-kata
Anta di situ diganti Anti. Kemudian yang lebih menarik lagi
Tuhan mengatakan ya Maryam engkau bersama isterimu, ini
jelas berarti perempuan kawin dengan perempuan, apa bukan
lesbian yang demikian ?

Dimanakah letak kewarasan akal Mirza Ghulam Ahmad, puteranya
maupun para pengikut-pengikutnya apabila melihat bentuk
wahyuTuhan di atas? Jika mereka masih bisa menggoyang lidah
dengan memutar-balikkan fakta keblunderan bahasa nabinya itu
dengan mengatakan bahwa yang dimaksud nama Maryam itu adalah
Mirza Ghulam Ahmad, seorang Ia laki-laki atau lebih jelas
yang dimaksud adalah Ibn Maryam sebab Mirza sering dinamakan
Al-Masih ibn Maryam; maka dengan cara itu pula berarti Tuhan
telah keliru sebut. Maunya sebut Ibn Maryam, yang kena hanya
Maryamnya saja. Jika itu maksudnya, maka tuhan Mirza
nyatanya sudah keliru juga dalam menyusun bahasanya. Ataukah
sebagaimana lazimnya Ahmadiyah akan mengatakan bahwa itu
adalah keliru cetak? Tentu saja mana dari yang bisa diterima
logika boleh diambil Ahmadiyah. Namun yang pasti gelar
Sultanul Kalam yang ada pada Mirza Ghulam Ahmad hanyalah
sultan-sultanan saja. Pantas juga sayid Muhammad Rasyid
Ridha tidak menjawab tantangan Ahmadiyah itu.

Catatan kaki:
1 M.G.A., Istifta', hal. 77: (Wa Numinu kama numinu bi
Kitaabillah Khaliqul Anaam).
2 M.G.A., Istifta', hal. 87: (Jaani Ayl).
3 M.G.A., Istifta', hal. 82: (Inna Anzalnahu ghariiban
minal Qadiaan wabil haqqi anzalnahu wabil haqqi nazal).
4 M.G.A., Istifta', hal. 77.
5 M.G.A., Istifta', hal. 77.
6 M.G.A., Istifta', hal. 84.
7 M.G.A., Istifta', hal. 78.
8 Bashiruddin Mahmud Ahmad. Invitation, hal. 97.
9 Mirza Ghulam Ahmad, Istifta', hal. 81: (innal Qur"an
kitabullah wa kalimaatun kharajat min tuhi.)
10 Mirza Ghulam Ahmad, Istifta', hal. 81 (wa ma arsalnaka
illa rahmatan lil 'alamin).
11 Mirza Ghularn Ahmad, Istifta', hal. 82-juga lih.
al-Wasiyat, hal. 36. (anta minni bimanzilati tauhidi wa
tafridi).
12 M.G.A., Istifta, hal. 82, juga lih. M.G.A., Fountain of
Christianty, hal. 45: (anta minni bimanzilati aulaadi).
13 Analyst' Fact about Ahmadiyaa Movement, hal. 18.
14 M.G.A., Istifta', hal. 82.: (anta minni bimanzilati
waladi)
15 Mirza Mubarak Abmad, Masih mauud a.s., hal. 15.
16 M.G.A., Istifta', hal. 88: innama amraka idza aradta
syai'anan taqula lahu Kun Fa yakun.)
17 M.G.A., Istifta', hal. 79.
keroncong
keroncong
KAPTEN
KAPTEN

Male
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67

Kembali Ke Atas Go down

Qur'an made in Ahmadiyah Empty Re: Qur'an made in Ahmadiyah

Post by Kedunghalang Sun May 13, 2012 5:47 pm

Bismillaahirrahmanirrahiim. Assalamu'alaikum wa rahmatullah!

@ Ichreza

Saya menasihatkan kepada anda, jika anda ingin memahami Ahmadiyah dengan benar, maka sebaiknya tanyakanlah kepada orang-orang Jemaat Ahmadiyah yang memahaminya. Jika anda membaca tulisan-tulisan yang berasal dari orang-orang yang bukan Jemaat Ahmadiyah, apalagi dari para penentangnya, maka akan seperti isi artikel yang anda tulis di atas.

Wassalam
Love for All, Hatred for None
avatar
Kedunghalang
LETNAN KOLONEL
LETNAN KOLONEL

Male
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0

Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik