FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

Sungai Yordan Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

Sungai Yordan Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Sungai Yordan

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

Sungai Yordan Empty Sungai Yordan

Post by keroncong Fri Mar 09, 2012 11:01 pm

Dengan menyatakan bahwa Yordan (h-yrdn) dalam Kitab Bibel Ibrani samasekali bukan merupakan sebuah sungai (bahasa Ibrani dan Arabnya nhr) tentu nampaknya seperti perbuatan yang semena-mena bahkan mungkin menghina Tuhan. Tetapi seperti yang diketahui oleh semua ahli Bibel, tidak ada sebutan dalam Bibel yang sebenarnya menyatakan bahwa Yordan adalah sebuah sungai.[1] Bagaimana sungai Palestina yang termasyhur itu mendapatkan nama itu sendiri merupakan suatu pertanyaan, namun bukan pertanyaan tersebut yang akan dibahas di sini.[2] Tujuan saya adalah untuk menentukan apa sebenarnya Yordan dalam Bibel Ibrani itu, kalau bukan sebuah sungai, dan untuk menunjukkan bagaimana kebingungan itu timbul.

Secara etimologis, yrdn menurut Bibel ini merupakan kata benda jadian dari asal kata yrd (kata Arab rdy, disuarakan rada), yang berarti 'turun, jatuh, jatuh ke bawah'. Dari asal kata yang sama ini terbentuk pula kata benda Arab yrd (rayd) dan bentuk femininnya rydh atau rydt (raydah), yang pertama merupakan istilah umum yang menunjukkan 'bayangan sebuah gunung, lereng gunung yang curam', dan yang kedua sebuah istilah khusus yang menunjukkan sebuah 'tonjolan gunung atau punggung bukit'. Pemakaian kedua istilah ini berhubungan dengan daerah pegunungan, meskipun secara teoritis merupakan umum, penggunaannya terbatas pada wilayah barat dan selatan Arabia. Di sini Raydah dan Raydan (rydn, yaitu ryd dengan kata sandang kuno yang berakhiran, yaitu n, bandingkan dengan kata menurut Bibel, yrdn) merupakan nama-nama tempat yang umum, atau istilah-istilah topografis yang masuk dalam pembentukan nama-nama tempat gabungan. Di Asir sendiri, sedikitnya ada lima desa pegunungan di pelbagai wilayah yang bernama Raydah (atau Raydat dengan nama lain sesudahnya); sedikitnya ada dua pedesaan yang bernama Raydan; dan sedikitnya ada satu dengan nama Ridan (rdn, kemungkinan adalah sebuah kependekan yrdn).

Dalam penggunaan Bibel, h-yrdn yang secara tradisional dianggap sebagai nama sebuah sungai tertentu di Palestina, tidak selalu merupakan sebuah nama tetapi (seperti dalam bahasa Arab) sebuah istilah topografis yang berarti 'lereng yang curam' atau 'punggung bukit'. Dalam pembentukan 'br h-yrdn ('di seberang' atau 'melewati' yrdn), sampai kini dianggap berarti 'Trans-jordania' (dengan kata lain, wilayah di sebelah timur Yordan Palestina), h-yrdn selalu menunjukkan pada tebing curam Sarat (lihat Bab 3), yang membentang dari Taif di Hijaz sebelah selatan, sampai pada wilayah Dhahran, dekat perbatasan Yaman. Dalam kebanyakan hal, 'br h-yrdn berkenaan dengan daerah pedalaman Asir yang berbeda dengan daerah pesisir Asir, yang dulu merupakan tanah Yudah bangsa Israil (lihat Bab 8). Namun, tanpa kata 'br, h-yrdn' dapat dikaitkan dengan daerah mana saja di tebing curam Asir; sering pula h-yrdn menunjuk pada salah satu di antara punggung-punggung bukit terpencil yang tidak terhitung jumlahnya di sisi maritim pegunungan curam di tempat lain, (contohnya, seperti di Jabal Abu Hamdan di wilayah Najran; lihat Bab 15). Ini jelas diketahui dari pembentukan kata seperti yrdn yrhw, bukan 'Yordan di Yericho' (RSV), (melainkan) 'punggung bukit di yrhw, yrhw ini kini merupakan desa Warakh (wrh) di dataran tinggi Zahran (lihat di bawah). Kenyataan bahwa ada lebih dari satu yrdn (bukan 'Yordan') yang dibicarakan, ditandai pula oleh ungkapan h-yrdn hzh ('tebing curam ini', bukan 'Yordan ini'), yang timbul tidak kurang dari enam kali pada Hexateuch (Kejadian 32:11; Ulangan 3:27, 32:2; Yosua 1:2, 11, 4:22). Kalau h-yrdn benar-benar merupakan sebuah sungai tertentu atau sebuah tebing curam tertentu, agaknya bagi kita sulit untuk menemukan suatu alasan yang menjelaskan mengapa h-yrdn seringkali dikhususkan sebagai 'yrdn ini', terkecuali kalau ada sungai-sungai dan tebing-tebing curam lainnya dengan nama yang sama.[3] Sebenarnya, ungkapan h-yrdn hzh hanya berarti 'tebing curam ini' atau 'punggung bukit ini', guna membedakannya dari punggung bukit atau punggung-punggung bukit yang lain.

Untuk menunjukkan kenyataun bahwa 'Yordan' menurut Bibel bukan merupakan sebuah sungai dengan nama ini, melainkan hanya sebuah istilah geografis yang berkenaan dengan tebing-tebing curam dan punggung-punggung bukit pegunungan di Hijaz bagian selatan dan Asir, marilah kita saksikan, bagaimana istilah ini timbul bersama pelbagai kelompok nama tempat. Arabia Barat dalam pelbagai sebutan dalam Bibel. Contoh pertama yang saya ambil ialah dari laporan mendetil mengenai penyeberangan 'Yordan' tersebut oleh orang-orang Israil di bawah pimpinan Yosua, dari saat orang-orang Israil berangkat untuk penyeberangan itu dari Shittim sampai pada pengkhitanan masal 'orang-orang Israil' di Gibeath-Haaraloth (Yosua 3:15:3). Pertama-tama, marilah kita tetapkan tempat persis pemberangkatan dan kedatangan mereka. Tempat pemberangkatan mereka yaitu Shittim (ejaan Bibel h-stym), tampaknya merupakan sebuah punggung bukit di sekitar daerah Wadi Wajj (mungkin sekarang Jabal Suwayqah, tepat di sebelah utara Taif), yang namanya diperlihatkan dalam kesusastraan Arab kuno sebagai Jabal Shatan (stn).[4] Lokasi Shittim di sana dapat didukung lebih jauh lagi dengan pengenalan atas daerah itu, tempat orang-orang Israil telah tiba di bawah pimpinan Nabi Musa, yang jelas termasuk bagian-bagian wilayah Taif, di sebelah timur pembagi perairan.[5] Tempat kedatangan mereka, di tempat dilaksanakan sebuah pengkhitanan masal terhadap kaum pria Israil yang belum dikhitankan, sekarang merupakan desa Dhi Ghulf (bahasa Arabnya d glp) secara harfah berarti 'kepunyaan kulit khatan'. Nama menurut Bibel tempat itu, Gibeath Haaraloth (bahasa Ibraninya gb't h-'rlwt), berarti 'bukit kulit khatan'. Kalau Jabal Shatan terletak di sebelah timur pembagi perairan Arabia Barat, Dhi Ghulf terletak di sebelah baratnya, di lembah Wadi Adam yang terletak di daerah-daerah tinggi wiIayah Lith. Untuk mencapai Dhi Ghulf dari Jabal Shatan, seseorang harus menuju ke arah selatan dan kemudian menuju ke arah barat guna menyeberangi pembagi perairan di daerah rendah Wadi Buqran di sebelah selatan Taif.

Dari Jabal Shatan menuju Dhi Ghulf, penyeberangan Yordan, oleh orang-orang Israil ini, seperti yang dilukiskan dalam Kitab Yosua, dapat ditelusuri kembali sampai detil-detil yang terakhir dalam lingkungan Arabia Barat-nya. Kita harus pula mengingat bahwa ini belum pernah berhasil diikuti kembali sehubungan dengan lingkungan yang secara tradisional dianggap sebagai Palestina (lihat Kraeling, halaman 132-134). Orang-orang Israil itu dikabarkan bertolak untuk penyeberangan itu pada musim panen (mestinya akhir musim semi), sewaktu wadi-wadi di kanan kiri yrdn, atau 'tebing curam' mengalir dengan amat deras (3:15).[6] Waktu mereka sampai di tempat mereka dapat menyeberang, air itu menyusut (atau disusutkan dengan cara yang bijaksana, yaitu dengan cara membuat sebuah bendungan) agar orang-orang Israil dapat menyeberanginya (3:16). Dari bahasa Ibrani, kejadian itu dilaporkan dalam terjemahan-terjemahan standar sebagai berikut:

Air yang mengalir dari atas (m-l-m'lh) terdiam dan bangkit membentuk suatu timbunan jauh (nd 'hd h-rhq m'd) di Adam ('dm) kota yang terletak di sebelah Zarethan (srtn), dan yang mengalir menuju lautan Arabah ('l ym 'rbh), Laut Garam (ym h-mlh) sama sekali terputus hubungan; dan orang-orang pun melintas di hadapan Yericho (yryhw) (RSV).

Secara tradisional ungkapan Ibrani ym 'rbh ym h-mlh yang diterjemahkan dengan salah sebagai 'Laut Arabah, Laut Garam' dianggap menunjuk pada Laut Mati Palestina. Tetapi dalam bahasa Ibrani ym dapat berarti baik 'laut' maupun 'barat'. Maka dari itu penterjemahan yang benar atas seluruh ucapan ym 'rbh ym h-mlh seharusnya adalah 'di sebelah barat 'rbh (sebuah tempat), di sebelah barat h-mlh (sebuah tempat pula). Lokasi-lokasi yang bersangkutan adalah Ghurabah (grbh) di Wadi Buqran, sedikit ke timur pembagi perairan dan sebuah desa di dekatnya, yaitu al-Milhah (mlh, dengan kata sandang tertentu Arab). Terjemahan-terjemahan yang salah lainnya dalam sebutan yang baru saja dikutip adalah sebagai berikut:

1. Ungkapan Ibrani m-l-m 'lh merupakan suatu cara yang sangat janggal untuk mengatakan 'dari atas', karena secara harfiah itu mempunyai arti 'dari atas'. Secara benar seharusnya ia berbunyi m-lm'lh, yang berarti 'dari lm'lh', nama sebuah tempat yang sekarang merupakan al-Ma'lah ('l-m'lh), di wilayah Taif, dekat Ghurabah dan al-Milhah.
2. Ungkapan Ibrani nd 'hd, menurut konteks seharusnya diterjemahkan sebagai 'satu bendungan' dan bukan 'suatu timbunan'. Sebenarnya di sini ungkapan itu timbul sebagai suatu susunan kata-kata keterangan yang berarti 'dalam satu bendungan'.
3. Ungkapan Ibrani h-rhq m'd, jika dibaca seperti itu, berarti 'jarak banyak', itulah sebabnya ungkapan tersebut diterjemahkan sebagai 'jauh'. Tetapi kalau dibaca h-rhq m-'d, akan berarti 'yang membentang dari 'd', nama sebuah tempat yang kini merupakan Wadd (wd), di bagian sama pada wilayah Taif seperti halnya Ghurabah, al-Milhah dan al-Ma'lah.

Tempat-tempat yang masih perlu dikenali adalah Adam, Zarethan dan Yericho, mengingat jarak yang dilaporkan antara kedua kota yang pertama itu. Seharusnya Adam sekarang merupakan Adam ('dm, bentuk ubahan dari 'dm dalam Bibel), desa yang terletak di sebelah barat pembagi perairan Taif, yang memberi namanya pada lembah Wadi Adam. Zarethan (srtn) mestinya kini merupakan desa Raznah (rznt), juga di Wadi Adam. Sedangkan Yericho (di sini yryhw bukan yrhw), tidak diragukan lagi kini adalah desa Rakhyah (rhy), di Wadi Adam. Mengingat semua ini, Yosua 3:16 seharusnya diterjemahkan seperti berikut:

Air yang mengalir dari al-Ma'lah terdiam, mereka bangkit dalam satu bendungan yang terbentang dari Wadd, di Adam, kota yang letaknya di sebelah Raznah, dan mereka yang mengalir di sebelah barat Ghurabah di sebelah barat al-Milhah sama sekali terputus hubungan; dan orang-orang pun melintas di hadapan Rakhyah.

Jelas, air yang surut (agaknya karena dibendung) yang memungkinkan orang-orang Israil menyeberangi tebing curam di daerah Buqran itu berasal dari Wadi Adam yang mengalir dari pembagi perairan ke arah barat, dari ketinggian wilayah Taif menuju ke laut. Dengan diterjemahkan secara ini, titik penyeberangan ditetapkan dengan ketepatan yang mengagumkan.

Sewaktu mereka menyeberangi daerah rendah Buqran antara Ghurabah dan Adam, kaum pria Israil (jika teks Ibrani dibaca dengan benar) 'mengambil dua belas buah batu' dari tebing curam itu (h-yrdn), 'sesuai dengan jumlah suku-suku bangsa Israil' (4:18). Ketika mereka sampai di Gilgal (glgl), Yosua mengambil keduabelas batu itu dan mendirikan sebuah tanda peringatan penyeberangan h-yrdn hzh ('tebing curam ini', atau 'punggung bukit ini'). Anekdot ini, seperti yang dilaporkan, pasti merupakan suatu usaha untuk menjelaskan berdirinya bukit kecil Jabal Juljul (glgl) di padang Sahl Juljul (juga glgl), di Wadi Adam. Padang dan bukit kecil itu keduanya sampai kini masih ada di sana, dengan ciri-ciri nama Bibelnya yang serupa tidak berubah.

Agar dapat mencapai padang Juljul, atau 'Gilgal', orang-orang Israil menuruni Wadi Adam 'di hadapan Yericho (yryhw)' (3:16), dengan kata lain di hadapan desa Rakhyah yang secara geografis adalah benar. Juljul (atau 'Gilgal') tempat mereka berkemah terletak di perbatasan timur Yericho, seperti yang ditegaskan oleh terjemahan tetap dari ungkapan Ibrani b-qsh m-zrh yryhw (4:19). Di sini kata Ibrani qsh yang dianggap berarti 'perbatasan' dan zrh yang dianggap berarti 'timur', sebenarnya merupakan dua buah nama desa di Wadi Adam: Qasyah (qsy) dan Sarhah (srh). Desa yang kedua yaitu Sarhah dikenali sehubungan dengan desa Rakhyah (seperti zrh yryhw) di dekatnya, guna membedakannya dari sebuah desa lain yang bernama Sarhah di daerah yang sama. Maka terjemahan ayat tersebut yang benar seharusnya adalah: 'mereka berkemah di Juljul, di Qasyah, dari Sarhah Rakhyah'. Maka luas perkemahan tersebut telah ditandai.

Serupa dengan cerita mengenai keduabelas batu Juljul atau 'Gilgal' itu, kisah mengenai pengkhitanan masal terhadap semua pria Israil yang belum dikhitankan di Gibeath-Haaraloth (sekarang Dhi Ghulf, lihat di atas) haruslah menandakan suatu usaha untuk menjelaskan suatu fenomena yang aneh -- dalam hal ini nama aneh sebuah tempat yang bernama 'bukit kulit khatan'. Mengapa tempat ini sebenarnya diberi nama ini bukanlah hal yang penting di sini.[7] Yang penting adalah kini bahwa desa Dhi Ghulf di Arabia Barat --seperti halnya Rakhyah (atau 'Yericho'), Juljul (atau 'Gilgal'), Qasyah dan Sarhah-- terletak di Wadi Adam, yang cocok sekali dengan tafsiran geografis dari penyeberangan 'Yordan' orang-orang Israil di bawah pimpinan Yosua. Kebetulan, koordinat-koordinat tempat penyeberangan itu di sepanjang daerah rendah Wadi Buqran di sebelah selatan Taif adalah 21° LU dan 40°30" BT.

Kalau 'Yordan'nya Yosua merupakan sebuah daerah rendah pegunungan di Hijaz bagian selatan di sepanjang tebing curam utama Arabia Barat, 'Yordan'nya Lot (Kejadian 13:10-12) merupakan punggung bukit Jabal Harub, kira-kira 450 km ke arah selatan-barat daya di wilayah pesisir Jizan, dan di tempat ini masih terdapat desa Raydan (bandingkan dengan h-yrdn Ibrani). Dari titik tolaknya di 'Negeb' (h-ngb), antara 'Bethel' (byt 'l) dan 'Ai' (h-'y) (Kejadian 13:2), Lut kabarnya berpisah dengan pamannya, yaitu Abram orang Ibrani (lihat Bab 12, 13, dan 15) dan pergi untuk menetap di sebuah daerah yang dilukiskan sebagai kkr h-yrdn, biasanya diartikan dalam terjemahan-terjemahan sebagai 'lingkaran Yordan', atau 'Lembah Yordan'. Kalau kkr berarti 'lingkaran', yang nampaknya memang demikian, maka kkr h-yrdn mestinya menunjuk pada lembah-lembah subur yang diairi dengan cukup menyebar dari punggung bukit Harub yang nama aslinya adalah h-yrdn, nampaknya masih bertahan dalam nama desa Raydan.

Bahwasanya kkr h-yrdn meliputi lembah-lembah di kaki Jabal Harub, di wilayah Jizan di Asir bagian selatan, dan bukan 'lembah Yordan' di Palestina, dibuktikan oleh rencana perjalanan Lut seperti diceritakan dalam Kejadian. 'Negeb' (ngb) tempat Lut bertolak menuju kkr h-yrdn sudah jelas bukan gurun pasir Negeb di Palestina bagian selatan melainkan 'Negeb' itu adalah desa al-Naqb (nqb), yang sampai kini masih berdiri di lerengan Rijal Alma' di sebelah barat kota Abha (lihat Bab 4). Di sini sampai kini masih terdapat pedesaan Batilah (btl); kota dalam Bibel Bethel, dan al-Ghayy (gy), dengan kata sandang Arab, bandingkan dengan h'y-nya Ibrani) yaitu kota dalam Bibel Ai.[8] Untuk sampai pada kkr h-yrdn, Lut pertama-tama harus pergi ke Jabal Harub, dan dari sana menurun menuju ke lembah-lembah. Dalam Kejadian 13:11, sebenarnya disebutkan bahwa Lut melakukan perjalanan 'dari qdm' (Ibraninya m-qdm) guna mencapai tujuannya, qdm kini merupakan tempat pengambilan air yang bernama Ghamad (gmd) dekat Raydan di punggung bukit Harub. Kini Ghamad merupakan tempat Pengambilan air utama suku lokal Raydan (atau 'Yordan'). Para penterjemah Kitab Bibel tidak mungkin mengetahui bahwasanya qdm ialah sebuah nama tempat dan oleh sebab itu beralasan kuat untuk menterjemahkannya secara harfiah sebagai 'timur'. Akan tetapi kalau kita anggap Lut bertolak dari Palestina dan bahwa ia harus menuju ke timur untuk mencapai sebuah kkr h-yrdn, yang kiranya adalah lembah Yordan, para penterjemah ini tampaknya salah menanggapi kata Ibrani m-qdm sebagai 'ke arah timur' atau 'timur' (RSV), waktu mereka mengetahui bahwa 'm-qdm' hanya dapat berarti 'dari timur', kalau memang benar qdm itu berarti 'timur'. Bukan karena ketidakjujuran namun hanya karena ketidaktahuan sajalah mereka menterjemahkan kisah dalam Kejadian 13:10-12 sedikit banyak seperti berikut:

Dan Lut pun mengangkat matanya dan melihat betapa Lembah Yordan (kkr h-yrdn) di mana-mana mendapatkan pengairan yang baik (klh msqh) seperti Taman Tuhan (k-gn yhwh), seperti tanah Mesir ke arah Zoar (k-'rs msrym b-'kh s'r); ini sebelum Tuhan menghancurkan Sodom dan Gomorrah (l-pny sht yhwh 't sdm w-'t 'mrh). Maka Lut memilih untuk dirinya Lembah Yordan, dan Lut pun melakukan perjalanan ke timur (m-qdm) ... Lut tinggal di kota-kota di lembah itu (ry h-kkr) dan memindahkan tendanya sampai sejauh Sodom (w-y'hl 'd sdm) (RSV).
keroncong
keroncong
KAPTEN
KAPTEN

Male
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67

Kembali Ke Atas Go down

Sungai Yordan Empty Re: Sungai Yordan

Post by keroncong Sun Apr 29, 2012 8:51 pm

Di samping secara sewenang-wenang menganggap kkr h-yrdn sebagai lembah Yordan, dan menterjemahkan m-qdm dengan salah sebagai 'timur' dan bukan 'dari timur' (m-qdm sebenarnya berarti 'dari Ghamad') para penterjemah ayat ini sebagai bentuk imperfek kuno dari kata kerja 'be' (dalam bahasa Inggris) (lihat Bab 6, Catatan 9), sebagai nama Tuhan Israil (Yahweh, biasanya diterjemahkan sebagai 'Tuhan'). Demikian pula, mereka telah menganggap kata Ibrani sht sebagai sebuah kata kerja dalam bentuk yang menunjukkan bahwa pekerjaan itu sudah dilakukan (perfect tense), yang berarti 'telah dimusnahkan', padahal kata itu sebenarnya timbul dalam konteks sebagai sebuah nama tempat (lihat di bawah). Walaupun orisinalnya yang tertulis dalam bahasa Ibrani masuk di akal dalam bentuk itu, para ahli Bibel yang bekerja di dalam kerangka struktur geografis yang telah dibentuk sebelumnya telah memindahkan ungkapan l-pny sht yhwh 't sdm w-'t 'mrh dari tempatnya yang benar. Dalam ungkapan yang asli ungkapan itu terletak persis sesudah klh msqh atau 'seluruhnya mendapat pengairan', tetapi mereka telah mengubah urutannya dan menempati ungkapan tersebut sesudah k-'rs msrym b-'kh s'r, yang bukan pada tempatnya. Selanjutnya, mereka telah menganggap selaku benar bahwa 'rs msrym berarti 'tanah Mesir'. Pada ayat terakhir, mereka telah selalu menganggap bahwa 'ry h-kkr berarti 'kota-kota di lembah, lingkaran, padang, distrik'. Akan tetapi, orisinalnya dalam bahasa Ibrani menunjukkan pada 'gua-gua' (Arabnya gr, diucapkan gar, 'gua') atau 'lembah-lembah' (dalam bahasa Arab gwr, diucapkan gawr, 'kedalaman, lembah') pada tempat tersebut. 'Gua-gua' agaknya lebih cocok di dalam konteks ini, karena Lut digambarkan bermukim di sebuah gua, dalam hal ini sebuah m'rh,[9] pada Kejadian 19:30. Inilah penterjemahan kembali yang saya buat dari teks yang sama, dengan membiarkan nama-nama tempat yang disebut dalam bentuk Ibrani, aslinya untuk pengenalan selanjutnya.

Dan Lut pun mengangkat matanya dan melihat bahwa kkr h-yrdn diairi dari arah sht (l-pny sht); ia terletak di samping sdm dan mrh (yhwh 't sdm w-'t 'mrh). Tampaknya seperti sebuah taman (k-gn yhwh); seperti tanah msrym ke arah s'r. Maka Lut memilih untuk dirinya seluruh kkr h-yrdn dan Lut melakukan perjalanan dari qdm ... Lut tinggal di gua-gua kkr, dan mendirikan kemahnya sampai sejauh sdm.

Yang dikemukakan oleh terjemahan baru teks konsonan Ibrani ini adalah dua buah kelompok nama tempat, yang sebuah berkenaan dengan tiga buah lokasi dalam 'lingkaran Raydan' (kkr h-yrdn dengan kata lain di lembah-lembah sekitar punggung bukit Jabal Harub) yaitu sht, sdm dan 'mrh, dan yang sebuah lagi berkenaan dengan dua lokasi di tempat lain, msrym dan s'r, lokasi-lokasi yang ada pada kelompok pertama dengan baik dibandingkan dengan msrym dalam hal kesuburannya. Kelima tempat lokasi itu namanya masih bertahan di Asir modern: ketiga tempat pertama terletak di wilayah Jizan, tempat yang memang disangka sebagai lokasinya, dan yang dua lainnya terletak di daerah yang sangat subur di sekitar wilayah Abha yaitu bagian dari Sarat yang diberkahi dengan curah hujan terbesar. Ini adalah kelima nama tempat yang dikenali melalui nama mereka sekarang:

Sht, kini Shakit (sht) di Jabal Bani Malik, di sebelah timur tenggara Jabal Harub, dan persis di sebelah timur tenggara Jabal Harub, dan persis di sebelah timur Wadi Sabya.
Sdm, atau 'Sodom': namanya tetap bertahan dalam bentuk metatesis, yaitu Wadi Damis (dms), cabang Wadi Sabya yang paling jauh di barat (lihat Bab 4)
'Mrh, atau 'Gomorrah': Ghamr (gmr), di lerengan Jabal Harub di atas Wadi Damis.
Msrym: di sini jelas bukan 'Mesir', melainkan Misramah (msrm) desa yang kini terletak di dekat Abha (lihat Bab 4).
S'r, atau 'Zoar': tidak diragukan lagi adalah al-Sa'ra' (s'r), juga dekat Abha, ada pula 'Zoar' lainnya di Asir.

Guna mendukung pengalihan tempat kejadian cerita Lut dalam Kejadian, saya memberi bukti yang jenisnya berbeda. Sodom dan Gomorrah dalam daftar itu menurut Kejadian 19:24 dimusnahkan pada zaman Lut masih hidup oleh suatu hujan 'batu belerang' sebuah 'api kematian dari surga' (lihat Bab 6, Catatan 9). Ini seperti menunjukkan pada sebuah letusan gunung berapi. Ada beberapa Sodom di Asir yang kemungkinannya merupakan Sodom dalam Bibel. Salah satu diantaranya adalah Sudumah (persis sdm), di wilayah Bani Shahr; namun tidak satu pun yang terletak di dekat sebuah gunung berapi. Tidak begitu halnya dengan Wadi Damis yang aliran rendahnya mengalir di tengah-tengah padang lahar gunung berapi 'Akwah. Para ahli Bibel yang masih mencari-cari peninggalan-peninggalan Sodom (atau peninggalan-peninggalan Gomorrah) di daerah sekitar Laut Mati di Palestina perlu mengingat bahwa belum pernah ditemukan sisa-sisa kegiatan-kegiatan vulkanis kuno di daerah itu. Kedua kota itu mestinya terpendam dibawah lahar Wadi Damis di wilayah Jizan dibawah Jabal Harub, walaupun ada sebuah desa yang bernama Ghamr (gmr) yang mungkin dahulunya merupakan kota menurut Bibel adalah Gomorrah di lerengan Jabal Harub.[10] Yrdn atau 'Yordan', dua tempat yang diasosiasikan dengannya dalam kisah migrasi Lut, tidak mungkin kalau bukan punggung bukit Harub yang nama Bibelnya (yang artinya 'punggung bukit') masih digunakan oleh desa Raydan. 'Lingkaran' (kkr) mestinya merupakan istilah kolektif yang dipakai guna menunjukkan lembah-lembah yang menyebar dari pelbagai sisi punggung bukit Harub, membentuk lembah-lembah (sungai) Wadi Sabya dan Wadi Baysh; juga qdm Lut bukanlah 'timur', melainkan anak sungai Ghamad di dekat Raydan.[11]

Mengenai nama tempat msrym, harus ditegaskan bahwa kota ini jarang digunakan didalam Bibel Ibrani untuk menunjuk pada Mesir, seperti yang biasa diduga.[12] Dimana msrym tidak berkenaan dengan Misramah dekat Abha (lihat Bab 4 dan 13), ia berkenaan dengan Masr di Wadi Bishah atau dengan Madrum (mdrm) di dataran tinggi Ghamid (lihat Bab 14). 'Pharaoh' (pr'h) dalam Bibel, seperti yang akan dikemukakan kemudian, bukanlah Fir'aun Mesir, melainkan seorang dewa orang-orang Arabia Barat yang diasosiasikan dengan Misramah dan Masr disamping beberapa tempat lainnya,[13] dan mungkin juga tanda pangkat kepala-kepala sebuah suku di daerah itu. Kata menurut Bible msr dapat juga merupakan nama sebuah suku di Arabia Barat yang dalam bahasa Arabnya bernama Mudar (mdr, 'susu yang diasamkan'). Kenyataan menunjukkan bahwa sebuah suku 'Pharaoh' yang bernama Far'a (pr'), kini masih ada di Wadi Bishah, memakai nama dewa kuno atau kepala-kepala suku daerah itu.

Kalau sudah dikenali h-yrdn dalam Bibel ini, atau 'Yordan' bukanlah sebuah sungai, melainkan sebuah istilah yang berarti 'punggung bukit, tebing curam', atau sebuah nama tempat seperti Raydan yang mempunyai arti sama, maka mudahlah untuk memahami ungkapan-ungkapan gabungan menurut Bibel lainnya yang menggunakan istilah itu. Telah diamati bahwa yrdn yrhw (Bilangan 26:3, 63; 31:12; 33:48, 50; 35:1; 36:13) bukanlah 'Yordan di Yericho' (RSV), melainkan 'punggung bukit Warakh' di dataran tinggi Dhahran. Disamping yrdn yrhw adapula ungkapan-ungkapan menurut Bibel lainnya yang menonjolkan istilah yrdn yang perlu diperhatikan. M'brwt h-yrdn, misalnya, bukanlah 'benteng-benteng Yordan' (RSV), melainkan 'jurang-jurang tebing curam'.[14] Spt h-yrdn (Raja-raja II 2:13) bukanlah 'tepian sungai Yordan' (RSV), melainkan 'tepi tebing curam' (bandingkan dengan kata Arab sph atau sp', 'tepi jurang'). Bahkan orang-orang Arab yang tinggal di Arabia Barat masih menunjuk pada tebing curam Arabia Barat dengan cara ini. Glylwt h-yrdn (Yosua 22:11) bukanlah 'wilayah sekitar Yordan', melainkan 'sisi yang bertingkat-tingkat (dalam bahasa Arab gl, 'tingkat', dari kata gll) dari tebing curam', kecuali kalau referensinya kepada beberapa pedesaan yang kini bernama al-Jallah (gl) di bagian tebing curam Asir.

Akhirnya, g'wn h-yrdn (Yeremia 12:5, 49:19; 50:44; Zakaria 11:3) jelas bukan 'rimba Yordan'. Kata Ibrani g'wn dibuktikan berarti 'tinggi'. Hanya suatu daya khayal yang tinggi saja yang dapat mengartikannya sebagai 'pohon-pohon tinggi', sehingga ditafsirkan sebagai 'rimba'. Sebagai sebuah istilah, g'wn h-yrdn dapat berarti 'ketinggian, tebing curam'. Tetapi secara kebetulan ada dua buah lembah yang bernama Wadi Ghawwan (gwn) di wilayah Jizan di Asir. Yang pertama adalah sebuah lembah pesisir yang menuju ke laut ke kota pelabuhan Shuqayq. Namun yang kedua, lebih jauh ke selatan, merupakan sebuah di antara hulu Wadi Baysh yang bermula di ujung utara tebing curam Harub atau jaringan yrdn (yrdn atau Raydan-nya Lut) dan bergabung dengan hulu-hulu lainnya di sana. Guna membedakan antara 'Ghawwan tebing curam' ini atau 'Ghawwan Raydan' dengan Wadi Ghawwan di daerah pesisir ke arah utara, teks-teks Bibel tersebut menyebutnya g'wn h-yrdn.

Jika kita mempertimbangkan kembali sebuah teks Bibel yang berkenaan dengan g'wn h-yrdn ini, maka kita akan menemukan suatu alternatif yang menarik dari pembacaan standar. Dalam terjemahan-terjemahan konvensional dari Zakaria 11:1-3 (di sini RSV) kita dapat membaca yang berikut ini:

Bukalah pintu-pintumu, wahai Libanon (lbnwn), agar api itu dapat melahap pohon-pohon arasmu (w-t'kl 's b'rzyk): Merataplah, wahai pohon saru, karena pohon aras ('rz) telah tumbang, karena pohon-pohon agung itu telah rusak (sr drym sddw): Merataplah, pohon-pohon ek (tunggalnya 'lwn) dari Bashan (bsn), karena hutan yang lebat telah ditebangi (ky yrd y'r h-bswr): Dengarlah (qwl) ratapan gembala-gembala itu ('llt h-r'ym) karena keagungan mereka ('drtym) telah dirusak (sddh): Dengarlah qwl auman singa-singa itu (s'gt kpyrym), karena rimba Yordan (g'wn h-yrdn) dirusak (sdd).

Ini jelas indah; namun sayangnya samasekali tidak akurat. Yang terkandung dalam teks Ibrani ini bukanlah dua buah tetapi sedikitnya tujuh buah nama tempat. Lbnwn yang dimaksudkan bukanlah Gunung Libanon, tetapi dataran tinggi dan lembah Lubaynan (lbynn) yang membatasi wilayah Jizan dari arah tenggara dan kini jatuh di wilayah Yaman (lihat Bab 1). Tumbuhan 'rz dari Lubaynan tidak mungkin pohon aras, melainkan tanaman jenever raksasa setempat. Bsn yang diterjemahkan sebagai Bashan bukan al-Bathaniyyah, yaitu wilayah dataran tinggi di sebelah timur Sungai Yordan, seperti yang telah lama diduga, melainkan al-Bathanah (btn) di Jabal Faifa yang memandang ke bawah lembah-lembah wilayah Jizan. Tumbuhan 'lwn di Bathanah bukan pohon ek tetapi tumbuhan lokal, yaitu pohon butun. Terjemahan standar yang telah saya kutip tadi mengenali lbnwn dan bsn dalam Zakaria sebagai nama-nama tempat, namun tidak dapat mengenali nama-nama yang lain. Salah satu di antaranya ialah g'wn (g'wn h-yrdn) yang disebut sebagai Wadi Ghawwan zaman sekarang, di yrdn yang kini merupakan Jabal Harub. Dan inilah keempat nama-nama lainnya:

'Drym: bukan 'pohon-pohon yang agung', tetapi bentuk jamak kata 'dr, di sini berarti 'puncak' (bandingkan dengan kata Arab drw; dalam dialek daerah pedalaman wilayah Jizan adalah dry, dalam maskulinnya diucapkan sebagai dari). Di sini referensinya adalah kepada kerucut-kerucut vulkanis atau 'puncak-puncak' Jabal Hattab di utara Yaman, di sebelah timur dataran tinggi Lubaynan.[15] Di ujung selatan Jabal Hattab sampai kini berdiri sebuah desa yang bernama Darwan (drwn, bandingkan dengan kata Ibrani 'drym, 'puncak-puncak'). Ini mungkin merupakan nama lama 'puncak-puncak' di daerah tersebut.
Bswr: bukan berarti 'ditebangi' (dari kata bsr, 'mengiris'), namun kini merupakan desa Sabir (sbr) di distrik Bani Ghazi, di pedalaman Jizan, di kaki Jabal Harub.
R'ym: belum tentu berarti 'gembala-gembala' (seperti dalam bentuk jamaknya r'y), namun lebih tepat kalau berkenaan dengan para penghuni Ri' (r'ym, seperti dalam bentuk jamaknya genitif r') di distrik Bani Ghazi wilayah Jizan, di lerengan jabal Masidah. 'Dr ('drtm) atau 'puncak' 'mereka' (bukan 'keagungan mereka') tentunya adalah Jabal Masidah tersebut.
Kpyrym: belum tentu berarti 'singa-singa' (jamak kpyr), namun lebih tepat kalau merupakan sebuah nama tempat dalam bentuk maskulin jamak yang menandakan desa al-Rafaqat (bentuk feminin jamak rpq, bandingkan dengan kpyr-nya bahasa Ibrani) kini terletak di lerengan Jabal Harub; dengan kata lain di sekitar daerah Wadi Ghawwan (atau g'wn h-yrdn) yang sama.

Maka dari itu, dalam mempertimbangkan kembali teks Zakaria sehubungan dengan gagasan-gagasan baru ini, saya mengusulkan

Penterjemahan kembali teks tersebut sebagai berikut:

Bukalah pintu-pintumu, wahai Lubaynan, dan api itu akan memakan pohon-pohon jenever-mu;[16] Merataplah, wahai pohon saru, karena pohon jenewer yang dirusak Darwan telah tumbang; Merataplah, wahai pohon-pohon butun Bathanah, karena hutan Sabir telah tumbang;[17] Dengarlah ratapan orang-orang Ri', karena puncak mereka telah hancur; Dengarlah auman al-Rafaqat, karena Ghawwan Raydan telah hancur.

Para pembaca bersedia atau tidak menerima penterjemahan kembali yang diusulkan di atas, ada satu hal yang sudah dapat dipastikan: Bibel Ibrani tidak mengatakan sesuatu pun mengenai 'rimba Yordan' di daerah tempat kelimpahan pepohonan ini diduga keras berada. Ini merupakan suatu salah penterjemahan yang seharusnya akan membuat ragu para pengunjung yang kurang cermat sekalipun.

Bagaimana dengan Yordan (juga h-yrdn) tempat Naaman dari Aram 'menyelam sebanyak tujuh kali' untuk menyembuhkan dirinya dari penyakit kusta (Raja-raja II 5:14)? Mungkinkah seseorang menyelam tidak ke dalam air, melainkan ke dalam bebatuan tebing curam atau punggung bukit? Jelas tidak. Tempat yang disebut yrdn tempat Naaman 'menyelam sebanyak tujuh kali' tersebut mustahil kalau bukan merupakan sebuah sungai kecil atau kolam air. Jika halnya demikian, maka istilah yrdn berasal dari akar kata Semit yang sama yaitu yrd -- di sini bukan berarti 'turun, jatuh ke bawah', namun dalam pengertian kata Arab wrd yang berarti 'pergi ke air'. Sambil mengingat bahwa Naaman melakukan penyembuhan 'Yordan'-nya di dekat 'Samaria, (swrwn) yang kini adalah desa Shimran (smm) di pedalaman Qunfudhah di pesisir Asir (lihat Bab 10), 'Yordan' yang satu ini sebagai sebuah 'sungai kecil' atau 'kolam air', tentunya merupakan bagian anak sungai Wadi Nu's yang mengalir di daerah ini. Tanah asal Naaman yang bernama Aram 'rm kini mestinya adalah Wadi Waram wrm di daerah-daerah rendah Rijal Alma' di sebelah selatan Shimran atau 'Samaria'. Di tempat itu 'Damaskus'-nya dmsq atau d-msq) jelas tidak mungkin Damaskus yang terletak di Suria, Damaskus ini kini adalah desa lokal yang bernama Dhat Misk (dt msk). Tidak ada sungai-sungai yang bernama Pharphar prpr dan Abana (bn') yang mengalir di daerah sekitar Damaskus Suria. 'Sungai-sungai' di tanah asal Naaman yang ia bandingkan secara yakin dengan 'Yordan' atau yrdn tempat ia melakukan penyembuhannya (Raja-raja II 5:12), memakai nama-nama yang kini dipergunakan pedesaan Rafrafah (rprp) dan al-Bana (bn). Jalan air utama di wilayah tersebut adalah lembah Wadi Hali. Oleh sebab itu kita dapat menganggap bahwa Pharphar dan Abana menurut Bibel merupakan dua di antara sejumlah anak sungai Wadi Hali yang sama ini.
keroncong
keroncong
KAPTEN
KAPTEN

Male
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67

Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik