FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

FFI : Apakah yang menemui Muhammad benar-benar Malaikat Tuhan..? Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

FFI : Apakah yang menemui Muhammad benar-benar Malaikat Tuhan..? Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

FFI : Apakah yang menemui Muhammad benar-benar Malaikat Tuhan..?

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

solved FFI : Apakah yang menemui Muhammad benar-benar Malaikat Tuhan..?

Post by musicman Thu Jan 12, 2012 1:25 pm

Apakah yang menemui Muhammad benar-benar Malaikat Tuhan..?

dari

http://indonesia.faithfreedom.org/forum/apakah-yang-menemui-muhammad-benar-benar-malaikat-tuhan-t47322/

“Ia datang kepadaku,” kata Rasul, “ketika saya sedang tertidur nyenyak, dengan selembar brokat yang ada tulis­annya lalu berkata, ‘Bacalah!’ Kata saya, ‘Apa yang akan saya baca?’ Ia menekan saya dengan lembaran itu begitu kerasnya sampai-sampai saya merasa akan mati; lalu ia melepaskan dekapannya dan berkata, ‘Bacalah!’ Saya ber­kata, ‘Apa yang akan saya baca?’ Sekali lagi ia mendekap saya sampai saya merasa bagai akan mati; lalu ia mele­paskan dekapannya lagi dan berkata, ‘Bacalah!’ Kata sa­ya, ‘Apa yang akan saya baca?’ Ia mendekap saya ketiga kalinya sampai saya merasa akan mati dan berkata, ‘Baca­lah!’ Saya katakan, ‘Apa pula yang akan saya baca?’ — dan saya mengatakan begitu supaya ia melepaskan dekapan­nya, kalau tidak ia akan mengulangi lagi. Katanya: Bacalah atas nama Tuhanmu yang menciptakan, Yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Tuhanmu Maha Pemurah, Yang mengajarkan manusia menggunakan pena, Yang mengajarkan manusia yang tak mereka ketahui. (QS 96: 1-5). “Maka saya membacanya dan ia melepaskan saya. Dan saya terbangun dari tidur dan seakan kalimat-kalimat itu tertera dalam hati saya.”
(Sirah Muhammad Rasulullah)

Tidak ada dalam kisah tersebut oknum yang dikatakan Malaikat Jibril memperkenalkan dirinya...selain dari pada meminta muhammad membaca sesuatu yang dibawanya walau dengan prilaku yang aneh yakni menekan sampai-sampai muhammad merasa mau mati...
kemudian pernyataan bahwa itu adalah Malaikat malah muncul dari waraqah bin naufal..ketika dia masih dirundung ketakutan...??

segera bergegas pulang dengan hati bergoncang hebat. Sesampainya beliau di rumah, beliau langsung mengatakan kepada istri beliau, ”selimuti aku, selimuti aku!”, Khadijah pun menyelimuti beliau hingga hilang rasa takut beliau. Kemudian beliau menceriterakan semua kejadian yang dialami kepada Khadijah, beliau mengatakan, “sungguh aku sangat takut atas diriku.” Segera Khadijah membesarkan hati suaminya, “sekali-kali tidak, bergembiralah, demi Allah, Allah tidak akan merendahkanmu selama-lamanya, sungguh engkau adalah orang yang menyambung silaturahmi, jujur dalam berbicara, senang memuliakan tamu, menanggung kesusahan orang lain, bersedekah kepada orang yang tidak punya dan menolong orang yang terdzalimi.”.

Kemudian Khadijah mengajak Rasulullah menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul ‘uzza, paman Khadijah yang beragama nasrani, seorang yang menulis Injil dengan bahasa Ibrani, seorang yang sudah tua dan buta. Rasulullah pun menceritakan apa yang beliau alami, Waraqah mengatakan,” ini adalah Namus yang datang menemui Musa,”

http://duniabaca.com/sejarah-perjalanan-hidup-nabi-muhammad-saw.html

Jadi sungguh aneh kalau yang menemui oknum tersebut tidak tau siapa yang menemuinya namun bisa yakin dengan orang yang tidak pernah bertemu oknum yang di temuinya tersebut bahwa itu Malaikat Jibril...??
nice info
Naufal memang berkata mengenai jibril..

eit...nanti dulu....!!! :gatot:

tapi apa benar Nabi Muhammad mengetahui yg menyampaikan wahyu adalah jibril hanya dr Naufal?

Pada umumnya orang beranggapan bahwa pertemuan Muham­mad dengan malaikat penyampai wahyu (Jibril) pertama kali terjadi pada saat Jibril menyampaikan wahyu pertama di Goa Hira. Dengan kata lain, sebelum memberikan wahyu pertama itu Allah tidak mengadakan komunikasi apa pun dengan Muhammad.

Tapi dalam Shahih Muslim disebutkan ‘Aisyah, istri Nabi, ber­cerita kepada ‘Urwah bin Zubair bahwa wahyu yang pertama kali turun kepada Nabi adalah berupa ar-ru’ya-shadiqah fi-naumi (الرؤي الصديقة فى النوم), yang diartikan orang sebagai “mimpi yang benar di malam hari”. Sementara menurut Hans Wehr kata ru’ya (jamak: ru-an) selain berarti mimpi (dream) juga ber­arti penampakan (vision). Istilah ini populer di kalangan u­mat Kristen, karena di antara mereka banyak yang mengaku per­nah melihat penampakan Yesus maupun Bunda Maria.

Bisakah kita mengartikan ar-ru’ya-shadiqah pada Hadis tersebut sebagai penampakan Jibril, sebagai awal perkenalan sebelum menyampaikan wahyu? Wallahu a’lam! Tapi bila kita gu­nakan logika, jawabannya adalah: bisa jadi. Sebab tanpa ada­nya proses perkenalan, Muhammad tentu akan sangat terkejut ketika ia didatangi (pertama kali) oleh Jibril di Goa Hira. Hadis tersebut bahkan menjelaskan bahwa Muhammad melihat ar-ru’ya-shadiqah itu begitu jelasnya, karena ia muncul seperti falaqu-shub-hi (matahari di waktu subuh). Hadis ini memang tidak menyebutkan obyek yang dilihat Muhammad, sehingga kita hanya bisa menduga-duga. Namun paling tidak, Hadis ini mene­gaskan bahwa sebelum menerima wahyu Muhammad sudah menerima isyarat-isyaratnya. Mungkin berupa ‘penampakan’ Jibril seba­gai awal perkenalan, mungkin pula bukan.

Dalam Hadis ini terdapat istilah al­-haqqu (kebenaran) yang tentu digunakan untuk menyebut wahyu. Tapi di satu sisi istilah ini juga bisa merupakan lawan kata (antonym) bagi ar-ru’ya. Dengan demikian, ar-ru’ya-shadiqah itu bisa berarti “bayangan/isyarat kebenaran”, sehingga me­mang tidak perlu ada obyek lain yang dilihat Muhammad, kecua­li “semacam cahaya” (mitslu falaqi-shub-hi).

Menurut Hadis itu pula, sejak saat itulah Muhammad mu­lai punya keinginan untuk menyepi (berkhalwat) di Goa Hira. Di sana ia ‘beribadah’ selama beberapa malam, sampai bekalnya habis, la­lu pulang untuk mengambil bekal lagi. Menurut Muhammad Husain Haekal dalam Sejarah Hidup Muhammad, setelah mendapat ‘mimpi’ itu Mu­hammad dilanda kegelisahan selama enam bulan. Bahkan ia sem­pat merasa khawatir kalau-kalau dirinya diganggu oleh jin.

Haekal berasumsi bahwa “…Allah telah mempersiapkan pilihanNya itu dengan memberikan latihan rohani sedemikian rupa guna menghadapi saat yang dahsyat, berita yang dahsyat, yaitu datangnya wahyu pertama.” Penulis sependapat dengan Haekal, tapi dengan catatan bahwa penulis cenderung menyeder­hanakan atau menggamblangkan pengertian ‘latihan rohani’ ter­sebut ddengan ‘penampakan’ Jibril, baik dalam wujud aslinya maupun dalam bentuk manusia, sebagai awal perkenalan dengan Muhammad yang akan menerima wahyu.

Selanjutnya, setelah mengalami kegelisahan dan mondar-mandir antara rumahnya dan Goa Hira, Al-Malak (malaikat Jib­ril) pun datang mmembawa wahyu pertama. Haekal menggam-barkan demikian:

Tatkala ia sedang dalam keadaan tidur dalam gua itu, ketika itulah datang malaikat membawa sehelai lem­baran seraya berkata kepadanya: “Bacalah!” Dengan terkejut Muhammad menjawab: “Saya tak dapat membaca”. Ia me­rasa seolah malaikat itu mencekiknya, kemudian dilepas­kan lagi seraya katanya lagi: “Bacalah!” Masih dalam ke­takutan akan dicekik lagi Muhammad menjawab: “Apa yang akan saya baca?” Seterusnya malaikat itu berkata: “Baca­lah! Dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah. Dan Tuhanmu Maha Pemurah. Yang mengajarkan dengan Pena. Mengajarkan kepa­da manusia apa yang belum diketahuinya…”

Lalu ia mengucapkan bacaan itu. Malaikat pun per­gi, setelah kata-kata itu terpateri dalam kalbunya.

Dalam catatan kaki Haekal menjelaskan lagi:

Demikian buku-buku sejarah yang mula-mula menceri­takan. Ibn Ishaq juga ke sana dasarnya. Demikian juga yang datang kemudian banyak yang menceritakan begitu. Hanya saja sebagian mereka berpendapat bahwa permulaan wahyu itu datang ia dalam keadaan jaga dan di waktu si­ang, dengan menyebutkan sebuah keterangan melalui Jibril yang menente-ramkan hati Muhammad ketika dilihatnya dalam ketakutan. Ibnu Kathir dalam Tarikh-nya menyebutkan sum­ber yang dibawa oleh al-Hafiz Abu Na’im al-Ashbahani da­lam bukunya Dala’il’n-Nubuwa dari ‘Alqama bin Qais, bah­wa “Yang mula-mula didatangkan kepada para nabi itu me­reka dalam keadaan tidur (dengan maksud) supaya hati mereka tenteram. Sesudah itu kemudian wahyu turun. Dan ditambahkan: “Ini yang dikatakan ‘Alqama ibn Qais sendiri, suatu keterangan yang baik, diperkuat oleh yang da­tang sebelum dan sesudahnya”.

Di lain pihak, Fuad Hashem dalam buku Risalah Muhammad Rasulullah memuat kutipan dari Ibnu Ishaq sebagai berikut:

Ketika turun malam di saat Allah merahmatinya dengan tugas kenabian dan memperlihatkan kasih atas hamba­Nya, malaikat Jibril membawa perintah Tuhan kepadanya. “Ia datang kepadaku,” kata Rasul, “ketika saya sedang tertidur nyenyak, dengan selembar brokat yang ada tulis­annya lalu berkata, ‘Bacalah!’ Kata saya, ‘Apa yang akan saya baca?’ Ia menekan saya dengan lembaran itu begitu kerasnya sampai-sampai saya merasa akan mati; lalu ia melepaskan dekapannya dan berkata, ‘Bacalah!’ Saya ber­kata, ‘Apa yang akan saya baca?’ Sekali lagi ia mendekap saya sampai saya merasa bagai akan mati; lalu ia mele­paskan dekapannya lagi dan berkata, ‘Bacalah!’ Kata sa­ya, ‘Apa yang akan saya baca?’ Ia mendekap saya ketiga kalinya sampai saya merasa akan mati dan berkata, ‘Baca­lah!’ Saya katakan, ‘Apa pula yang akan saya baca?’ — dan saya mengatakan begitu supaya ia melepaskan dekapan­nya, kalau tidak ia akan mengulangi lagi. Katanya: Bacalah atas nama Tuhanmu yang menciptakan, Yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Tuhanmu Maha Pemurah, Yang mengajarkan manusia menggunakan pena, Yang mengajarkan manusia yang tak mereka ketahui. (QS 96: 1-5). “Maka saya membacanya dan ia melepaskan saya. Dan saya terbangun dari tidur dan seakan kalimat-kalimat itu tertera dalam hati saya.”

Kejadian berikutnya, menurut ‘Aisyah kepada ‘Urwah bin Zubair, adalah:

Setelah itu Rasulullah saw. kembali pulang, memba-wa ayat-ayat dan pengalaman yang baru dialaminya itu dengan tubuh menggigil gemetaran. Sampai di rumah Khadijah, beliau berkata, “Selimuti aku! Selimuti aku!” Khadijah segera menyelimutinya, sehingga hilang rasa keterkejutannya. Kemudian ia berkata kepada Khadijah, “Wahai Khadijah, bagaimana aku ini?” Lalu diceritakannya kepada Khadijah segala peristi­wa yang baru dialaminya. Setelah itu beliau berkata, “Aku cemas terhadap diriku ini.” Jawab Khadijah, “Jangan! Jangan cemas! Gembirakanlah hati Anda! Percayalah, Allah tidak akan menimpakan kehinaan pada diri Anda selama-lamanya. Bukankah Anda selalu bersikap ramah tamah, menghubungkan silaturahmi, selalu berbicara benar, selalu menunaikan tugas kewajiban, menyediakan yang belum ada, memuliakan tamu, dan membela orang-orang yang kesusahan demi menegakkan kebenaran!”

Kemudian Khadijah membawa beliau mendatangi Waraqah bin Naufal bin Asad bin ‘Abdul ‘Uzza, yaitu anak paman Khadijah, yang telah memeluk agama Nasrani sejak masa Jahi­liyah. Dia pandai menyalin buku-buku ke bahasa Arab. Antara lain dia menyalin Kitab Injil ke bahasa Arab seberapa yang dapat ditulisnya. Dia pun sudah tua dan matanya sudah buta. Khadijah berkata kepadanya, “Wahai anak pamanku! Dengarkanlah anak saudaramu ini (Muhammad) bercerita!” Jawab Waraqah bin Naufal, “Hai anak saudaraku! Apakah gerangan yang telah engkau alami? Ceritakanlah!” Rasulullah saw lalu mencerita­kan pengalaman yang baru dialaminya. Kata Waraqah, “Itu adalah malaikat (namus) Jibril a.s. yang pernah datang kepada Nabi Musa a.s. Wahai diriku! Kalaulah aku masih muda,… Wahai, kiranya diriku! Kalaulah aku masih hidup ketika engkau diusir oleh wargamu…”

Tanya Rasulullah, “Apakah mereka akan mengusirku?” Jawab Waraqah, “Ya, benar! Tidak seorang pun yang datang membawa apa (ayat-ayat) yang engkau bawa itu yang tidak dimusuhi. Sekiranya aku masih mendapati hari itu, pasti aku akan membelamu sekuat-kuatnya.”
Selanjutnya, Fuad Hashem menuturkan demikian:

Thabari menambah catatan Ibnu Ishaq ini (lihat ku­tipan di atas, pen.): “Maka sekarang tak ada di antara makhluk Tuhan yang lebih membenci saya dari penyair atau orang kerasukan (majnun). Saya malahan tak berani meman­dang mereka, pikir saya. Persetan diri saya yang penyair atau majnun — jangan sampai kaum Quraisy menjuluki saya begitu! Saya akan ke bukit dan membuang diri saya ke ba­wah supaya mati dan beristirahat. Maka saya lalu berang­kat melaksanakan niat ini,” dan kemudian — (menurut ca­tatan Ibnu Ishaq lagi): “Di tengah punggung bukit, saya mendengar suara dari langit yang berkata: ‘Oh Muhammad, Anda adalah utusan Allah dan saya ini Malaikat Jibril.’ Saya menengadah ke arah langit untuk melihat (siapa yang berbicara) dan yah, Jibril bersosok seorang pria dengan kaki mengangkang di cakrawala, seraya berkata, ‘Oh Mu­hammad, Anda utuasan Allah dan saya Jibril.’ Saya terus menatapnya,” (dan menurut Thabari “itu mengalihkan per­hatian dari tujuan saya semula”) “dan tidak lagi beran­jak ke depan atau ke belakang. Lalu saya mulai memaling­kan kepala dari lelaki itu, tapi ke mana pun bagian langit yang kupandang, saya tetap melihatnya seperti tadi. Dan saya terus berdiri di sana, tidak maju tidak mundur, sampai Khadijah mengirim orang suruhannya untuk mencari saya dan mereka menemukan tempat tinggi ini lalu kembali ke Khadijah sementara saya tetap berdiri tak beranjak. Lalu ia meninggalkan saya dan saya kembali menemui keluarga saya.” Demikian menurut Ibnu Ishaq.

Jd sama sekali tidak benar..kl Jibril pertama kali berinteraksi dengan Nabi Muhammad hanya pada saat menyampaikan wahyu di gua Hira


ada beberapa kejanggalan yang dilakukan oleh oknum yang di katakan Malaikat Jibril itu kita bisa lihat dalam :

Yang Pertama :

Abu Haurairah mengatakan bahwa Muhammad bersabda: “Malaikat tidak akan menemani kelompok manusia yang di tengah-tengah mereka terdapat anjing.” Hadits riwayat Muslim
Muhammad bersabda: “Malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan juga tidak memasuki rumah yang di dalamnya terdapat gambar (patung)"Hadits riwayat Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa'i dan Ibnu Majah]

Ummul Mukminin Aisyah Radhiyallahu ‘anha mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengadakan perjanjian dengan Jibril bahwa Jibril akan datang. Ketika waktu pertemuan itu tiba, ternyata Jibril tidak datang. Sambil melepaskan tongkat yang dipegangnya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Allah tidak mungkin mengingkari janjinya, tetapi mengapa Jibril belum datang ?” Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menoleh, ternyata beliau melihat seekor anak anjing di bawah tempat tidur. “Kapan anjing ini masuk ?” tanya beliau. Aku (Aisyah) menyahut : “Entahlah”. Setelah anjing itu dikeluarkan, masuklah malaikat Jibril. “Mengapa engkau terlambat ? tanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Jibril. Jibril menjawab: “Karena tadi di rumahmu ada anjing. Ketahuilah, kami tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan gambar (patung)” [Hadits Riwayat Muslim No. 5246, 3/1664 dan 2014].

Mari kita lihat :

[size=150]Kitsune:[/size]

Dalam cerita rakyat Jepang Kitsune adalah makhluk yang cerdas dan memilliki kekuatan magis. Kekuatan makhluk itu meningkat dengan usia, kebijaksanaan, dan pengalaman hidup. Kitsune adalah rubah Jepang. Mereka memiliki kemampuan untuk berubah bentuk menjadi manusia dan penipu besar. Makhluk-makhluk ini memiliki catatan untuk memiliki sebanyak sembilan ekor. kitsune mungkin mengambil bentuk manusia ketika mencapai usia tertentu, biasanya 100 tahun. Mereka lebih memilih untuk menganggap bentuk wanita cantik, gadis muda, atau orang tua. Makhluk memiliki kemampuan untuk mengkloning penampilan individu. Kitsune memiliki rasa takut dan kebencian terhadap anjing.
Mereka rela dapat mewujudkan diri dalam mimpi rakyat dan menciptakan ilusi yang begitu rumit sehingga mereka dianggap sebagai realitas. kitsune bisa terbang, menjadi tidak terlihat, dan sering kali menimbulkan kebakaran atau petir. Di beberapa wilayah dunia makhluk bisa menekuk waktu, ruang, dan membuat orang menjadi marah.

http://www.cyberchord.com/2011/11/10-makhluk-mitologi-yang-dapat-berubah.html

Dalam kepercayaan Shinto, kitsune disebut Inari yang bertugas sebagai pembawa pesan dari Kami (Dewa). Sebagian orang memberi persembahan untuk kitsune karena dianggap memiliki kekuatan gaib.

http://cure-melody.blogspot.com/

Secara logika saja, mungkinkah Malaikat yang memiliki kekuatan yang besar apalagi tinggalnya di surga yang maha mulia, penyampai pesan Tuhan pula, bisa takut dengan seekor anjing..??

ini lucunya si missionaris geblek..
dia berkaca dengan ukuran alkitab..tp dia ngga engeh kl alkitab bicara apa tentang Malaikat

malaikat disamakan dgn manusia., mempunyai nafsu, sehingga malaikat yg satu dgn lainnya bisa saling membenci dan akhirnya bertengkar.,

yaitu malaikat gabriel dan michael., dan akhirnya malaikat lucifer membangkang dan ingin menguasai "sang juragan".,

nah..tuh...kl ikut standart alkitab..kl malaikat bisa punya nafsu dan hal2 lain seperti manusia..harusnya bisa tidak suka dengan hal2 tertentu

wkwkwkwkwk... ketawa guling


Yang Ke dua

Malaikat Jibril tidak sanggup lagi mendampingi Rasulullah untuk terus naik menghadap kehadirat Allah SWT;
beliau berkata : [size=150]"Aku sama sekali tidak mampu mendekati Allah, perlu 60.000 tahun lagi aku harus terbang. Itulah jarak antara aku dan Allah yang dapat aku capai.Jika aku terus juga ke atas, aku pasti hancur luluh".[/size]
http://id.wikipedia.org/wiki/Jibril

Hal ini yang sangat aneh bagi saya...bukankah mahluk yang menemui muhammad di Gua Hira katanya adalah sang pembawa Pesan atau Wahyu....?? mengapa dia tidak mampu atau tidak dapat bertemu Aolloh..?? bagaimana caranya dia menyampaikan wahyu kalau dia tidak bisa bertemu dengan aolloh...?? jaraknya pun 60.000 tahun dan ketika bertemu langsung hancur berkeping-keping...! secara logika mungkinkah wahyu yang di sampaikan kadang-kadang tidak sekaligus itu bisa tersampaikan..?? sedangkan jaraknya 60.000 tahun...?? apakah mahluk surgawi bisa hancur luluh dihadapan aolloh swt yang adalah pemilik surga itu sendiri..?? bukankah mahluk itu tinggal di surga..??
sepengetahuan saya hanya Setan atau Iblis saja yang tidak sanggup berada dalam khadirat Tuhan apabila dipertemukan...! :finga:
dia ngga pernah NOnton Film "charlie's Angel" apa?
antara Boss dan anak Buah..ngga pernah saling face to Face?
masak antara Allah dan Malaikat Jibril semuanya harus Face to Face dalam berinteraksi? ehmm

ah....abal2 ini ..gk usah saya tanggapi...



Yang Ke Tiga

Muhammad bersabda, “Barangsiapa yang memakan bawang putih, bawang merah, dan makanan tidak sedap lainnya, maka jangan sekali-kali ia mendekati (memasuki) masjid kami, oleh karena sesungguhnya para malaikat terganggu dari apa-apa yang mengganggu manusia.” Hadits riwayat Bukhari dan Muslim.

ini lagi keterangan yang sangat unik dengan keberadaan malaikat yang takut dengan sesuatu yang berhubungan dengan bawang putih dan bawang merah...! 🤣

[size=150]Kuyang[/size]

Jika di Bali dikenal dengan Leak, maka di Kalimantan dikenal pula hantu sejenis dengan sebutan Kuyang atau Kawiyang. Hantu Kuyang adalah hantu yang suka mencari dan menghisap darah wanita yang sedang melahirkan seorang bayi. Kuyang merupakan jelmaan dari seorang wanita yang menuntut ajaran ilmu hitam untuk mendapatkan kehidupan yang abadi.
Pada gambaran wujudnya, Kuyang merupakan hantu kepala dengan isi tubuh terburai keluar tetapi masih menempel tanpa kulit, dan anggota badannya dapat terbang . Di siang hari, seorang Kuyang akan menjalani hidup seperti halnya orang normal lainnya, namun biasanya ia mengenakan pakaian berupa baju panjang dengan ciri-ciri selendang yang dililitkan dileher.
Pada malam hari, Kuyang akan terbang mencari darah Bayi yang baru lahir guna menambah kekuatan ilmunya, biasanya yang menjadi sasaran adalah seorang ibu yang sedang melahirkan anaknya. Jika tidak mendapatkan wanita yang akan melahirkan, Kuyang biasanya berkeliaran di pemukiman penduduk untuk mencari “sisa” pembalut wanita yang dibuang sembarangan. Untuk itu, para wanita, terutama yang masih gadis untuk hati-hati ketika sedang halangan.
Jika darah segar tidak ditemukan, mungkin saja Kuyang ini mendatangi orang-orang yang sedang tidur dengan menghisap darah dari pangkal paha atau lengan, sehingga ketika beberapa hari kemudian akan ada bekas kebiru-biruan dengan sedikit rasa gatal di tempat yang dihisap tersebut.
Untuk menghindari hal itu, biasanya orang membawa bawang putih dan bawang merah tunggal yang disimpan dibawah kasur. Bahkan sebagian menambahkan bulu landak mendampingi bawah merah dan putih tadi. Karena konon katanya, Kuyang sangat takut dengan bawang dan bulu landak tersebut.
http://www.kabar-terkini.info/2011/07/hantu-kuyang-ilmu-hitam-untuk-keabadian.html

Apakah oknum yang menemui Muhammad juga pengidap Phobia terhadap bawang...?? Alliumphobia – Takut pada bawang putih. 🤣

Saya rasa ini dulu yang hendak saya kritisi (Nanti saya tambahkan lagi kalau ada)...bagi teman-teman lainnya silahkan analisa sendiri apakah benar yang menemui Muhammad adalah Malaikat JIBRIL...?? apakah hanya praduga Waraqah Bin Naufal saja...? dia pun tidak pernah bertemu Malaikat, bagaimana mungkin dia bisa tau yang menemui Muhammad adalah Malaikat Jibril..??

kalau ada sumber yang salah mohon dikoreksi..sekian dan terima kasih

Salam Damai



masak...perbandingannya dengan Mitos leak Bali?
wkwkwkwkwkwkwk....
ketawa guling

suka atau ngga suka..menurut pak pendeta ini..

lbh baik dr Hal Ghaib dalam Kristen..dimana YHWH senang dengan Harum KOrban bakaran..
drpd malaikat Islam yg tidak suka dengan Bau bawang...
musicman
musicman
LETNAN SATU
LETNAN SATU

Male
Posts : 2225
Kepercayaan : Islam
Join date : 07.10.11
Reputation : 124

Kembali Ke Atas Go down

solved Re: FFI : Apakah yang menemui Muhammad benar-benar Malaikat Tuhan..?

Post by abu hanan Thu Jan 12, 2012 1:48 pm

hahahaha...
seringkalih dalam berdiskusih merekah mengajak muslim "mengosogkan cangkir"..
eh giliran bahas Islam,manah merekah mauh kosongin cangkir?

abu hanan
abu hanan
GLOBAL MODERATOR
GLOBAL MODERATOR

Male
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224

Kembali Ke Atas Go down

solved Re: FFI : Apakah yang menemui Muhammad benar-benar Malaikat Tuhan..?

Post by SEGOROWEDI Fri Jan 20, 2012 3:28 pm

-Delete- by Moderator

silahkan buka Thread sendiri untuk apa yg anda pertanyakan, agar tidak OOT dan semakin menjauh dr isi topik

Trims
avatar
SEGOROWEDI
BRIGADIR JENDERAL
BRIGADIR JENDERAL

Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124

Kembali Ke Atas Go down

solved Re: FFI : Apakah yang menemui Muhammad benar-benar Malaikat Tuhan..?

Post by keroncong Thu Mar 08, 2012 12:02 pm

Lailatul Qadr pertama kali dijumpai Nabi ketika beliau menerima wahyu untuk pertama kalinya. Hal yang amat menarik adalah Nabi sebelum kedatangan jibril sedang menyendiri, bertafakur dan berkontemplasi. Nabi memikirkan keadaan lingkungan sekitarnya yang mempraktekkan adat jahiliyah. Nabi menyingkir dari suasana yang tak sehat itu sambil merenung dan menghela nafas sejenak dari hiruk pikuk kota Mekkah. Nabi menetap di gua hira' untuk kemudian berkontemplasi guna mensucikan dirinya. Pada saat itulah turun malaikat Jibril alaihis salam.

Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari kisah ini? Pertama, di tengah masyarakat yang tak lagi mengindahkan etika, moral dan hati nurani, kita harus menyingkir sejenak untuk memikirkan kondisi masyarakat tersebut.

Kedua, di tengah masyarakat yang giat mengerjakan maksiyat, kita harus menghela nafas sejenak dan mencoba untuk mensucikan diri kita sendiri terlebih dahulu sebelum mensucikan masyarakat luas.

Ketiga, di tengah "kesendirian" kita, kita berkontemplasi untuk mencari solusi terbaik dari persoalan yang dihadapi.

Ketika Nabi menganjurkan kita untuk melakukan i'tikaf di sepuluh malam terakhir ramadhan, khususnya malam yang ganjil, saya menangkap bahwa sebenarnya kita dianjurkan untuk melakukan napak tilas proses pencerahan dan pensucian diri Nabi saat mendapati Lailatul Qadr.

Seyogyanya, i'tikaf yang kita lakukan tidak hanya berisikan alunan ayat suci Al-Qur'an dan dzikir semata. Akan jauh lebih baik bila saat i'tikaf kita pun memikirkan kondisi masyarakat sekitar kita, persis seperti yang telah dilakukan Nabi ratusan tahun yang lalu di gua Hira'. Insya Allah, ketika saat malam yang mulia itu tiba kita sudah siap menyambut dan menjumpainya.

Namun satu hal yang sangat penting untuk diingat bahwa setiap ibadah maupun gerak hidup kita seharusnya ditujukan untuk mencari keridhaan Allah semata.Silahkan anda mencari Lailatul Qadr, namun jangan menjadi tujuan anda yang hakiki. Tujuan kita beri'tikaf dan beribadah di sepuluh malam terakhir nanti adalah untuk mencari keridhaan Allah.

Kalau yang anda kejar semata-mata hanyalah Lailatul Qadr, jangan-jangan anda tak mendapatkannya sama sekali. Tetapi kalau keridhaan Allah yang kita cari, maka terserah kepada Allah untuk mewujudkan keridhaan-Nya itu pada kita; apakah itu berbentuk Lailatul Qadr atau bentuk yang lain.

Bukankah shalat kita, hidup dan mati kita untuk Allah semata? Dan Sungguh Allah jauh lebih mulia daripada Lailatul Qadr!
keroncong
keroncong
KAPTEN
KAPTEN

Male
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67

Kembali Ke Atas Go down

solved Re: FFI : Apakah yang menemui Muhammad benar-benar Malaikat Tuhan..?

Post by Sponsored content


Sponsored content


Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik