pssi dibekukan?langkah terbaik bagi sepak bola

yah..syukurlah akhirnyah pssi dibekukan oleh menpora..
dari pecah kompetisi antara divisi utama dan super liga..sampai persebaya 1927 dan persebaya (gak jelas) dst..
pssi hanya ajang kontes dualisme dan alat dwifungsi..

ah segitu dulu deh..bravo menpora yuhui hehehe..

Tapi saya ga ngerti nih mbah
maksudnya menpora gimana sih ??

kalau sudah dibekukan artinya gimana ya ??
PSSI akan "dicairkan" lagi kalau .....

kalau apa ???

btw ... walaupun ga ngerti tapi karena tau tujuannya baik ...
maka saya ikutan mbah abu ... yuhui juga  

yah bubarkan pssi..termasuk produk barunyah si klb surabaya..
bentuk pssi baru dg orang2 kompeten..kalow emang gak ada yang kompeten dan diandalkan yah uda gak perlu ada cabor sepak bola di negara ini..cukup level tarkam..itu menjadi penting supaya gak ada mafia di sepak bola..

"Saya enggak merasa dibekukan. PSSI tetap jalan meski tidak di bawah Kemenpora. Yang jelas kami akan konsultasi dulu dengan tim hukum PSSI," kata La Nyalla usai pemilihan di Hotel JW Marriott,
Surabaya, Sabtu (18/4).




gimana bisa ada pemikiran "merasa tak beku"?jagoan?
baiklah..kita ingin lihat apakah la nyalla mampu menggelar sepak bola tanpa dukungan pemerintah..kacau bener nih orang..

saya dulu penggila bola (hampir beli klub)
sekarang males

abu hanan wrote:yah bubarkan pssi..termasuk produk barunyah si klb surabaya..
bentuk pssi baru dg orang2 kompeten..kalow emang gak ada yang kompeten dan diandalkan yah uda gak perlu ada cabor sepak bola di negara ini..cukup level tarkam..itu menjadi penting supaya gak ada mafia di sepak bola..

catatan : tidak ada yang saya tolak statement mbah abu di thread ini >>> artinya kita udah sepakat ya mbah .... wakakakaka

 

tapi ... masih ada uneg2 sedikit dengan sikap kemenpora ini

seperti mbah abu sebut yang merah diatas

1. membentuk pssi baru bukannya sudah pernah terjadi jamannya nurdin halid dijatuhkan ?? >>> kan akhirnya juga disebut "pssi baru" (lalu ada dua kubu di pssi) >>> at the end .... kalah juga "pssi baru" dengan genk2nya "pssi lama" di KLB kemarin

maksud saya : membersihkan seluruh gudang yang tadinya sarang tikus menjadi sarang hamster >>> dengan orang2 kompeten (underline) >>> sepertinya mustahil .... si tikus tidak bisa digantikan karena sudah terlalu banyak ... dan mencari hamster susah

jadi lebih mungkin kalau memasang sebanyak mungkin perangkap tikus di gudang itu ... supaya tikus2 itu lebih jinak dan sedikit demi sedikit berubah menjadi hamster

perangkap tikus = sistem dan hukum yang lebih baik >>>  salah satunya seperti aturan BOPI terkait profesionalisme club

repotnya ... hati2 kalau masang perangkap tikus .... jangan akhirnya pemerintah yang termakan oleh perangkap itu sendiri ..... wong tikusnya pinter

- saya cuma inget kasus budi gunawan yang akhirnya menang di pengadilan lawan KPK -

2. Akhirnya ... pait2nya .... tikusnya ga ada yang jadi hamster, sistem ga jalan, hukum ga jalan, malah pemerintah yang kena perangkap .... "yah uda gak perlu ada cabor sepak bola di negara ini" (seperti kata mbah abu)

yakin mbah ... ga ada sepakbola lagi di negara ini ?? .... berapa persen yang siap ??
berdoa dan berdoa ... semoga tujuan baik "pembekuan" ini tidak jadi buah simalakama ...
ibaratnya ... karena nila setitik rusak susu sebelanga ...

(@Mimin ... tambahin emoticons "berdoa" dong)

Bekukan, aset2nya sita oleh pemerintah, angkat anak2 muda cucu2nya mbah abu sebagai pengurus, setahun tanpa kompetisi gpplah, sementara adakan kompetisi di popinsi masing2 saja dibawah departemen olahraga propinsi masing2.

aset yah?gak ada yang punya stadion..jadi omong aset kok berasa hangus yah wkwkwkwk..maaf mas,gaji pemain masih utang..

masih deg2an gimana endingnya nanti

http://sport.detik.com/sepakbola/read/2015/04/20/190515/2892920/76/kemenpora-sindir-ketum-koni-yang-tak-konsisten-soal-pssi?b991101mainnews

http://sport.detik.com/sepakbola/read/2015/04/20/161454/2892578/76/la-nyalla-akan-lapor-juga-ke-menko-pmk-dan-dpr

yang saya baca di running text tv ... koni dan dpr sih mengakui kepengurusan pssi ... ntah artinya apa ??

Saya pribadi gak setuju secara organisasi besar PSSI di bekukan, terlalu banyak di korbankan disana....
Tapi mungkin dengan cara inilah yang terbaik buat PSSI secara menyeluruh, karena yang paling utama itu mempeti Eskan para begundal yang selama ini mengurus PSSI, mereka terlalu banyak membuat rusak sistem di sana, terlalu muak melihat tontonan dagelan yang tak lucu di perlihatkan disana.
PSSI adalah milik kita, kalo harus Istirahat dulu tidak apa apa, hingga mempunyai tenaga cukup untuk berlari mengejar ketertinggalannya.

Syalom aleykhem wrote:[justify]saya "pernah" jadi pemain yang dijagokan
saat seleksi masuk pssi yang lain dijagokan (terpilih)
saat main (final) atributnya "bukan" Indonesia bangets (pake full embel2 putih-hijau)
sepak bola saja udah pake jurus nepotisme, kolusi, korupsi & agama
kapan majunya ?

wakakakakaka .... ga usah sensitif
ya masa yang bisa masuk PSMS n Persipura harus muslim ?? si Boaz kan kristen

tenang aja ... kalo urusan KKN sih terjadi dimana2 ga pandang agama
temen saya muslim ada juga yang kena KKN untuk jadi timnas (bukan sepak bola)
sebaliknya ... temen saya yang non-muslim pun ada yang masuk timnas (bukan sepak bola)



btw ... tentang warna jersey ... saya yakin warna hijau tidak ada hubungannya dengan agama
akan lebih logis kalau dihubungkan dengan warna lapangan ... lapangan hijau

yah anggap aja slogan-nya PSSI >> Merah darahku, putih tulangku, hijau mataku (liat duit)

lihat fakta

antar liga ASEAN gmana ?
plus tanpa KKN lebih wahid donk

Syalom aleykhem wrote:lihat fakta

antar liga ASEAN gmana ?
plus tanpa KKN lebih wahid donk

apanya yang lihat fakta ??
kalau KKN ... ya memang KKN
tapi ga ada hubungannya dengan agama

gitu loh ...

antar liga ASEAN gmana ?
pssi ASEAN gmana ?

trus ukur duit negara yg sdh dikeluarkan buat ngurus liga (club) & pssi s/d bertandang di luar negeri ...

Syalom aleykhem wrote:antar liga ASEAN gmana ?
pssi ASEAN gmana ?

trus ukur duit negara yg sdh dikeluarkan buat ngurus liga (club) & pssi s/d bertandang di luar negeri ...

memangnya gimana ??
kok saya jadi bingung ...

coba anda yang uraikan maksud anda ...
jadi memangnya gimana yang underline ini ??

mentah lagi baca dri awal maksud saya

Syalom aleykhem wrote:mentah lagi baca dri awal maksud saya

ga mentah ... coba aja deh
pasti justru anda yang ga ngerti (salah paham) maksud saya ...

barusan muter2 lalu ketemu detiksport..

Jakarta - Sudah beku, lalu buntu.
Begitulah pertemuan antara Menteri Pemuda dan Olahraga dengan PT Liga Indonesia beserta klub-klub peserta Liga QNB 2015 Senin (27/4) kemarin, tepat sepuluh hari pasca pembekuan PSSI (17/4).

Walaupun, beku, buntu dan seolah-olah tidak ada jalan keluar, saya justru berpikir sebaliknya. Mungkin ini titik balik reformasi sepakbola Indonesia, khususnya perihal tata kelola yang baik -- istilah baratnya good governance (GG). Selanjutnya transparansi dan akuntabilitas menjadi prinsip dan kata kunci dalam setiap perubahan GG. Dalam fase ini, keterbukaan, keterlibatan stakeholder dan partisipasi masyarakat menjadi batu uji pelaksanaan GG.

Mengapa saya percaya kebuntuan kemarin adalah titik balik, karena menurut saya ada hasil lebih krusial namun tertutup dengan pemberitaan deadlock dan ramainya #AkuiDuluPSSI di media sosial. Bahwa ketegasan Kemenpora mendorong perbaikan GG dan adopsi prinsip transparansi (tertuang dalam poin nomor 8 pernyataan resmi Kemenpora setelah pertemuan dengan PT. LI dan klub) yaitu: a). PT. Liga wajib membuka nilai kontrak komersial dengan BV Sport dan QNB.
b). PT. Liga membuka berapa pembagian hak-hak komersial yang akan diterima oleh klub.
c). PT. Liga menjelaskan kapan dan bagaimana hak lub dibayarkan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

Komitmen di atas kemudian dijelaskan
lagi pada no. 9 bahwa tujuan
perbaikan GG dan menegakkan prinsip
transparansi disebutkan oleh
Kemenpora bertujuan untuk
penguatan stakeholder sepakbola
khususnya klub dan pemain, pelatih
serta ofisial. PT. Liga menurut
Kemenpora harus menunjukkan
komitmen yang kuat untuk memenuhi
hak-hak klub. Jika hak-hak klub
tidak jelas, bagaimana perhitungan
dan prosentasenya dan kemudian juga
kapan akan dipenuhi, maka klub akan
kesulitan memenuhi kewajiban-
kewajibannya. Ujung-ujungnya, hak-
hak pemain, pelatih dan ofisial yang
akan dikorbankan. Begitulah tuntutan
dan sekaligus kekhawatiran
Kemenpora.

Lebih jauh, fase Kemenpora mendesak PT. LI untuk transparan merupakan sambungan rantai proses GG yang telah dilakukan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) mendobrak GG di tingkat klub yaitu perihal laporan keuangan, NPWP,pajak dan tunggakan gaji pemain. Inilah fase awal yang harusnya berkelanjutan.
Bagaimanapun, PT. LI sebagai operator kompetisi, yang sahamnya dimiliki oleh klub, harus bertanggungjawab memenuhi kewajiban terhadap klub-klub.
Pertanyaannya, kenapa klub-klub
saat pertemuan kemarin justru lebih
vokal meneriakkan tentang
pengakuan PSSI yang sudah beku.
Padahal, sebenarnya klub-klub justru
telah dibela dan dijamin hak-haknya
oleh Kemenpora dalam poin No. 8 dan
9. Menurut saya ini hal yang aneh.
Logika aneh ini juga sebelumnya
pernah dirasakan oleh Gubernur DKI
Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama
atau Ahok. Saat itu Ahok melalui
salah satu BUMD Jakarta yaitu PT.
Jakarta Propertindo (Jakpro) ingin
membeli saham PT. Persija. Saat
tawar menawar harga, Ahok tidak
keberatan jika harus membeli dengan
nilai ratusan miliar rupiah karena
Persija kedapatan masih terikat
utang hingga Rp 76 miliar. Ahok
bahkan berani membeli Rp 100 miliar,
jika manajemen Persija terbuka dan
berkomitmen untuk perbaikan
manajerial, agar ke depan mendapat
banyak keuntungan dengan
pengelolaan bisnis industri olahraga.
Yang kemudian membuat Ahok heran,
dengan tawaran investasi yang
besar, manajemen Persija justru
menolak dan tidak melanjutkan
proses investasi dan pembelian.
Aneh rasanya, ada investor malah
ditinggal lari. Di luar negeri, investor
yang mau menanam modal di bidang
sepakbola terus dicari. Mengapa hal
ini bisa terjadi, karena selama ini
klub-klub tidak pernah menerapkan
GG. Kenapa demikian, karena dalam
pelaksanaan GG, harus ada komitmen
transparansi dan akuntabilitas yang
mengikat kepada publik dan
stakeholder, dalam hal ini misalnya
investor. Mungkin, kebiasaan yang
ada saat ini, klub lebih suka menerima
dana dari sumber yang tidak bisa
dipertanggungjawabkan dan
membelanjakannya semaunya tanpa
ada keterikatan transparansi dan
akuntabilitas.
Untuk memutus logika sesat inilah
desakan publik terkait GG dan
transparansi kadang menjadi penting
untuk mendorong kesadaran berpikir
manajemen klub. Dalam konteks
federasi, yaitu PSSI, proses
mendorong transparansi dan
akuntabilitas telah dilakukan secara
hormat dan konstitusional oleh Forum
Diskusi Suporter Indonesia (FDSI).
Upaya FDSI ini mungkin satu-satunya
di dunia, bagaimana suporter dapat
menggugat dan menang melawan
federasi. Ini bisa terjadi karena di
Indonesia, ada Undang-undang
Keterbukaan Informasi Publik No. 14
Tahun 2008. Dalam UU ini, PSSI
dikategorikan sebagai badan publik
(nonpemerintah) karena
mendapatkan dana dari APBN,
menggunakan fasilitas publik dan
memperoleh dana dari masyarakat.
Kemenangan pertama FDSI diraih
dalam sidang panjang majelis Komisi
Informasi Pusat (KIP) sekitar
Desember 2014. KIP memutuskan PSSI
harus membuka laporan keuangan
yaitu, tentang kontrak PSSI dengan
stasiun televisi terkait hak siar tim
nasional U-19, timnas U-23, dan
timnas senior. Selain itu federasi
juga harus membuka pengelolaan dana
hak siar dan kerjasama sponshorship ,
rincian keuangan dan hasil audit
keuangan PSSI, serta rincian laporan
keuangan penyelenggaraan Kongres.


*bersambung*

lanjutan..

Selanjutnya, karena tidak puas, PSSI mengajukan keberatan ke Pengadilan Negeri. Namun sayangnya kembali di kalah awal tahun 2015 ini. Saat ini PSSI sedang mengambil langkah hukum yaitu ke kasasi ke Mahkamah Agung.

Kembali kepada poin No. 8 dan 9 pernyataan Kemenpora. Semestinya, menurut saya, ini adalah paket yang lengkap. Mendorong keterbukaan PT. LI memang hanya bisa dilakukan oleh Kemenpora, karena bukan badan publik, tapi privat. Jadi, lengkap sudah ketika reformasi terjadi dari pusat kebawah yaitu, PSSI, PT. LI dan klub-klub dipaksa terbuka dan mempraktekkan GG dengan segala prinsip-prinsipnya. Inilah titik balik sesungguhnya reformasi sepakbola Indonesia. Bukan keberhasilan yang bersifat final memang, tapi ini modal
awal yang bagus. Dengan syarat ini investasi bisnis mendapatkan trust sementara hak-hak pemain, pelatih,
dan ofisial juga terjamin. Suporter juga mampu berkontribusi nyata dalam urusan ticketing yang transparan sebagai salah satu pemasukan klub.

Saya kok membayangkan, jika dorongan pemerintah dan publik sudah bertemu dan berproses mendorong reformasi GG di PSSI, PT. LI dan klub, maka akan terjadi lompatan
perubahan. Instrumen stakeholder
juga Saya kok membayangkan, jika
dorongan pemerintah dan publik sudah
bertemu dan berproses mendorong
reformasi GG di PSSI, PT. LI dan klub,
maka akan terjadi lompatan perubahan. Instrumen stakeholder juga sudah dibangun, yang mana Kemenpora sudah menjalin kesepahaman (MoU) dengan KIP, KPK dan PPATK untuk terus mengawal
proses GG di sepakbola dan olahraga
lainya. Publik juga sudah mendukung,
sehingga setiap argumentasi aneh
klub dan PSSI yang tertutup selalu
mendapat gelombang kritik
masyarakat. Dalam bayangan saya ini,
saya kok merasakan sebuah
optimisme, gairah dan arus perubahan
baru dari dapur sepakbola Indonesia. sudah dibangun, yang mana Kemenpora sudah menjalin kesepahaman (MoU) dengan KIP, KPK dan PPATK untuk terus mengawal
proses GG di sepakbola dan olahraga lainya. Publik juga sudah mendukung, sehingga setiap argumentasi aneh klub dan PSSI yang tertutup selalu mendapat gelombang kritik masyarakat. Dalam bayangan saya ini,
saya kok merasakan sebuah optimisme, gairah dan arus perubahan baru dari dapur sepakbola Indonesia.


*bersambung*

*lanjutan*

Bayangan sekaligus harapan selanjutnya akan lebih sempurna sebelum Liga kembali bergulir lagi --itu pun kalau jadi. Menpora harus kembali menagih kewajiban PT. Liga terkait transparansi keuangan, hak siar dan sponsorship dan kewajiban terhadap klub. Terkait transparansi PSSI, biarlah hukum di MA yang akan menjadi landasannya. Selanjutnya, sebelum kic- off liga lanjutan, perlu ada penandatanganan pakta integritas bersama antara Kemenpora, PT. Liga dan klub terkait dengan GG dan prinsip transparansi dan akuntabilitas keuangan dan segala aktivitas sepakbola. Ini sebagai jaminan bersama agar kompetisi akan berjalan dengan sehat hingga akhir.


Selain itu, menurut saya perlu juga dibentuk semacam tim khusus supervisi pelaksanaan GG yaitu terdiri dari Kemenpora, BOPI, PT. LI dan pihak independen untuk terus memantau agar klub dan kompetisi dapat berjalan sehat secara finansial, dan GG dipraktekkan dengan baik sampai kompetisi berakhir.

Akhirnya, dengan instrumen aturan pelaksana dan pengawasan stakeholder , GG sepakbola Indonesia saat ini boleh dikatakan sudah memasuki tahap implementasi.

Inilah titik balik, inilah optimisme realistis. Dari sinilah ke depan kita akan diuji konsistensinya dalam terus membangun perbaikan sepakbola Indonesia. Ini perjuangan sesungguhnya, yang kata orang butuh waktu yang sangat panjang Untuk apa? Untuk membeku, bukan dibekukan, tapi membeku dalam keabadian sejarah dengan torehan prestasi timnas sebagai titik tertinggi pencapaian buah dari kompetisi dan klub yang sehat dalam praktek penerapan GG dan prinsip-prinsipnya.
Semoga.


end copas..
sumber:
m.detik.com/sepakbola/read/2015/04/28/093423/2899955/425/2/mengingatkan-kembali-pentingnya-good-governance-dalam-sepakbola-kita

Lama2 ngikutin konflik sepakbola ini ... kok akhirnya sikap saya jadi "yah whatever lah .... whatever will be will be"

Maksudnya :

Bila akhirnya FIFA benar2 memberi sanksi >>> terserah ... saya pribadi ga terlalu peduli dengan sanksi FIFA >>> artinya saya setuju bahwa sepakbola Indonesia masih bisa hidup tanpa FIFA (at least masih bisa makan walau tanpa status)

Bila akhirnya FIFA tidak memberi sanksi .... dan menpora masih kekeuh ber-tim transisi ria .... disatu pihak PSSI juga masih kekeuh membatalkan liga >>> terserah ... mari kita lihat sampai sejauh mana para club itu bertahan (toh nyatanya mereka memang tidak sanggup berbuat apa2 untuk mendorong PSSI bebas korupsi)

Bila akhirnya konflik ini tidak selesai2 ... dan cuma berakhir dengan saling tunjuk >>> terserah .... mari kita lihat sampai sejauh mana tim-trans bisa memberikan masukan yang terbaik bagi sepakbola ind. Syukur2 ga malah bingung sendiri

Bila akhirnya tim-trans cuma jadi bahan sindiran media karena ketidak mampuan mereka memberi solusi terbaik termasuk memberantas para mafia >>> terserah .... itu adalah resiko keputusan menpora dalam hal beku membekukan ini .... artinya dalam konflik ini memang menpora yang kalah walaupun maksud-nya baik

Bila akhirnya sepakbola di negara ini memang tidak pernah menjadi baik >>> terserah .... toh apa yang bisa harapkan dari olah raga yang memang sudah sangat dikuasai oleh para mafia, menghalalkan perilaku tidak sportif dan korup karena lebih mementingkan bisnis (bahkan hingga tingkat teratas di FIFA sana)

ya ... begitulah kira2



TAPI .... Bila akhirnya semua berjalan dengan baik dan sesuai harapan .... lewat sebuah cerita ala dongeng tentang tim Avengers yang mengalahkan penjahat >>> alhamdulillah ... artinya doa para pecinta bola di tanah air terkabul

Menpora bentar lagi mau membekukan FIFA karena tidak transparant, tapi kayanya juga g akan lama karena JK akan turun tangan mengaktifkan kembali.

isaku wrote:Menpora bentar lagi mau membekukan FIFA karena tidak transparant, tapi kayanya juga g akan lama karena JK akan turun tangan mengaktifkan kembali.

LOL ....

saya curiga-nya sih Jokowi yang telp FBI

Tapi .... buat saya .... terjadinya "huru huru" di FIFA adalah blessing in disguise buat Indonesia

Amin ... semoga segalanya menjadi lebih baik