Seputar Anggaran Negara dan Daerah

Point 1: berapa anggaran yang tersedia

Bukan rahasia bahwa pembelian atau project apapun di pemerintahan tidak terkecuali BUMN tidak melulu "butuhnya apa" tapi lebih ke "anggarannya berapa".

Dari sejumlah anggaran yang tersedia maka disusunlah project yang mustahal para pemenang tender akan rugi karena harga yang fantastis, 10x lipat? kekecilan, bahkan bisa saja berpuluh2 kali lipat.

Tidak peduli butuh atau tidak, selama project tsb menguntungkan sejumlah kantong, maka dedesign akan terjadi. Mungkin saja sebuah instansi yang diincar memang butuh, tapi seberapa banyak atau seberapa tinggi spesifikasi dari barang yang dibutuhkan bukanlah pertimbangan utama, kembali "berapa dana yang tersedia dan atau berapa keuntungan yang bisa dikantongi" yang menjadi dasar keputusan bahwa barang jenis ini dengan spesifikasi seperti ini yang akan disediakan.


Point 2: Tidak perlu deg2an, pemenang tender sudah ditentukan
Beberapa modus:
- Satu orang yang sama bisa memiliki beberapa perusahaan yang mengikuti sebuah tender yang sama.
- Ada beberapa pemain/pengusaha sepakat bergantian memenangkan tender. Tender A untuk si A, tender B untuk si B dst
- Seluruh peserta tender sepakat memenangkan salah satu pesaingnya dengan janji yang kalah akan mendapatkan sekian persen.
- Di setiap tender, pengusaha A menggunakan nama perusahaan yang berbeda2 agar tidak kentara bahwa dia mulu yang menang.
- Seorang pengusaha katakanlah Z tidak pernah ikut tender langsung, tapi mengarahkan beberapa perusahaan untuk ikut tender dan siapapun diantara mereka yang menang, mereka membeli barang melalui si Z.




Sementara 2 dulu, boleh dilanjut sama yang lain, mungkin mb Dee selaku pengamat antikorupsi

point 3..trus gimanah?

abu hanan wrote:point 3..trus gimanah?

Saya juga bingung mau diarahkan kemana ini trit.

Tempo hari sedang sedikit galau membaca, mendengarkan, dan melihat gonjang ganjing seputar anggaran negara.

Ada masa ketika saya merasa bersedia menjadi bagian purchasing negara dan tidak keberatan belusukan nyari barang ke glodok atau mangga dua asal spesifikasi jelas dan barang memang dibutuhkan, daripada melihat dengan murka sebuah buku cerita misalnya berharga ratusan juta walaupun dengan tender yang katanya atau teorinya seharusnya mendapat harga terbaik.

tempo wrote:Hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan pada 2011 menunjukkan putaran dana partai selama 2007-2010 mencapai Rp 300 triliun. "Sebagian besar didesain dari proyek anggaran negara," kata anggota BPK, Rizal Djalil, pada November 2011.

BPK juga menemukan beberapa provinsi dan kabupaten yang mengucurkan anggaran belanja daerah untuk dana partai politik. Alokasi dana itu dirancang dalam bentuk mata anggaran hibah dan bantuan sosial. "Dana ini masuk kas orang-orang partai politik," kata Rizal.

http://www.tempo.co/read/news/2015/03/11/078648973/Begini-Asal-Mula-Dana-Parpol-Rp-1-Triliun

kalow secara logika sayah,anggaran negara disusun berdasarkan kebutuhan dulu/belanja dulu lantas dicarikan dana buat belanja..jadi kebalikan dari anggaran rumah tangga yang belanja disesuaikan berdasarkan penghasilan..

kalow benar seperti itu yah ketauan mengafa hutang negara makin hari makin ke sonoh..

misal nih,gaji dan tunjangan pns-tni plus pejabat2 rencana dinaikkan 15% taun 2016..nah buat kenaikan itu yah semua kegiatan yang berpotensi dapat duit digeber..dari pajak sampai upeti (kalow upeti coba tanya fuad imron)..
kalow ternyata pendapatan masih kurang bayar gimana coba?hutang atow jual pulau yah kira2?

dan disisi lain,kenaikan gaji pns aktif dan tni sotomatis mendongkrak juga pensiunan pns dan tni..hemm..kalow karyawan swasta apa bisa dpt pensiun dari negara yah?
pns tni kan karena pengabdian..tapi mereka gak akan terima (mungkin) fasilitas pensiun tanpa partisipasi karyawan swasta..
akhirnyah terpikir juga,mungkinkah swastaman dapat fasilitas pensiun dari negara dengan pola seperti bpjs?

Ditambahin deh.... :)


Point 3: Atur project di injury time

Salah satu metoda yang diduga terjadi agar design project lancar dan tanpa saingan adalah atur project di injury time. Waktu yang sempit membuat calon peserta tender yang ingin berkompetisi menjadi keteteran, sementara itu peserta lainnya yang sudah disiapkan atau sudah siap dari awal atau pemain lama, sudah punya format mumpuni tentang dokumen yang dipersyaratkan. Jadilah pemain lama akan terus2an melenggang tanpa saingan.


Point 4: Penyerapan Anggaran

Walaupun Dirjen Anggaran sudah menyatakan bahwa penyerapan anggaran bukan merupakan indikator kinerja, http://www.anggaran.depkeu.go.id/web-content-list.asp?ContentId=233, namun bagi instansi yang mampu menyerap anggaran maksimal/optimal tetap saja diperhitungkan sebagai instansi yang mampu/kredibel untuk membuat kemajuan.

Informasi berapa banyak anggaran yang ada dan alokasi yang disediakan menjadi sasaran bagi mereka yang ingin mencicipi sedikit (baca: milyaran) percikan buah keringat rakyat dan atau kerukan tanah tumpah sumberdaya Indonesia.

Seharusnya penyerapan anggaran bernilai positif sebagai tulangpunggung kemajuan bangsa, namun seringkali hanya menjadi oase/mata air untuk beberapa orang dengan meninggalkan banyak orang lainnya (jutaan warganegara) dalam kekeringan.




lanjut........ ayo dibantu :)

hahaha..ini sih bukan seputar anggaran..mendingan "seputar jurus siluman anggaran"..

ayo ayo dibantu..

abu hanan wrote:hahaha..ini sih bukan seputar anggaran..mendingan "seputar jurus siluman anggaran"..

ayo ayo dibantu..

betul juga...


Setidaknya ini paparan lemah gemulainya aliran dana anggaran. Pengawasan ketika anggaran itu digunakan mungkin ada, yang belum atau minim adalah pengawasan dalam perencanaan anggaran dan persiapan tender. Dewan baik itu pusat atau daerah TIDAK LAYAK sebagai pengawas perencanaan anggaran karena mereka ada kepentingan didalamnya, entah itu keperluan penambahan dana partai, mempertahankan jabatan dll.

Sebaiknya pengawas adalah gabungan profesional akademisi yang ditunjuk random setiap tahun untuk menguji kelayakan perencanaan anggaran.




Mungkin sih, belum tentu betul