Ketika gereja berkuasa
Halaman 1 dari 1 • Share
Ketika gereja berkuasa
ISTILAH PAGAN dalam Kristen mencoba meniru kata Gentile dari Yudaisme yang berarti semua orang di luar Yahudi Israel. Sehingga Pagan yang yang dimaksud Kristen adalah semua orang yang tidak mengakui Yesus sebagai juru selamat.
Sejak agama Kristen diresmikan tahun 315 M, kuil-kuil kaum Pagan semakin banyak yang dihancurkan oleh pangikut Kristen dan Pendeta mereka pun juga dibunuh. Antara tahun 315 dan abad ke 6 M, ribuan orang-orang Pagan disembelih. Pendeta-pendeta Kristen seperti Mark Arethusa atau Cyrill dari Heliopolis terkenal sebagai “penghancur kuil”.
Kaisar Kristen Theodosius (408-450) bahkan membunuh anak-anaknya sendiri karena mereka bermain-main dengan patung-patung Pagan. Menurut penulis Christian Chronicles, kaisar melakukan hal tersebut karena dia berusaha mematuhi seluruh ajaran Kristen.
Pada awal abad ke-4 M, filosof Sopratos dihukum mati atas perintah penguasa Kristen.
Tahun 415 M, Hypatia dari Alexandria (Hypatia adalah seorang wanita Filsuf dan Ilmuwan Yunani dari Alexandria Mesir, ia juga wanita pertama yang menjadi ahli matematika, yang juga mengajarkan philosophy dan astronomi). Ia hidup pada masa Mesir Roma dan dibunuh oleh masyarakat Kristen Koptic yang menuduhnya sebagai penyebab kekacauan dalam agama. Ia dijuluki sebagai “pembela ilmu pengetahuan yang gagah berani melawan agama”, dan beberapa pendapat para ahli menyatakan, kematiannya menandai akhir dari jaman Hellenistik dan dimulainya jaman kegelapan (The Dark Ages), ia diseret kemudian tubuhnya dipotong-potong oleh orang-orang Kristen yang dipimpin oleh pendeta Peter.
Kaisar Karl (Charlemagne) pada tahun 782 M memenggal kepala 4500 orang Saxon, karena mereka tidak mau memeluk agama Kristen.
Kaum tani yang tidak mau membayar sumbangan kepada Gereja, dijatuhi hukuman mati. Mereka berjumlah antara 5.000 sampai 11.000 pria, wanita dan anak-anak, dibunuh pada tanggal 27 Mei 1234 dekat Altenesch (Jerman).
Abad ke 16 dan 17 M, tercatat puluhan ribu warga Irlandia dibunuh. Pasukan Inggris terjun ke wilayah ini untuk menjinakkan orang-orang Irlandia yang liar. Mereka dianggap tidak lebih dari binatang yang hidup tanpa mengindahkan hukum-hukum Tuhan. Seorang pimpinan tentara Inggris yang terkenal kejam adalah Humphrey Gilbert yang masih bersaudara dengan Sir Walter Raleigh memerintahkan untuk memenggal kepala semua tawanan.
Di Semlin dan Wieselburg (Hungaria), pada 12-24 Juni 1096 ribuan orang dibunuh.
Dari 9-26 September 1096 sekitar 1.000 orang dibunuh di Nikala, Xerigordon (Turki).
Pada tanggal 11 Desember 1098, seribu orang Muslim dibantai di Marra. Di lokasi ini tentara Salib kehabisan makanan, mereka menderita kelaparan, kemudian mereka mengambil daging mayat musuh yang sudah mulai membusuk dan memakannya (Christian Chronicle, Albert Aquensis).
Tentara Salib menaklukkan kota Jerusalem pada tanggal 15 Juli1099, lebih dari 60.000 orang dibantai, terdiri dari atas Muslim, Yahudi, laki-laki dan anak-anak. Salah satu saksi mata menyatakan: “Genangan darah manusia di depan Kuil Solomon setinggi pergelangan kaki orang dewasa”.
Dalam peperangan Askalon, 12 Agustus 1099, tentara Salib telah membantai 200.000 Muslim dan Yahudi “atas nama Yesus Kristus”.
Pembantaian umat Islam yang dilakukan oleh Vlad III atau Vald Draculea (Dracula) antara tahun 1456-1476. Sedangkan untuk menutupi kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Vlad III atau Vlad Dracula, Dunia barat, khususnya Kristen sengaja menciptakan mitos Dracula yang sosok keberadanya antara ada dan tiada. Kekejamannya dianggap hanya buah karya imajinasi Bram Stoker dalam novelnya. Padahal kehidupan nyata Dracula merupakan sejarah kegelapan abad pertengahan di mana diketahui dia telah membantai tidak kurang dari 300.000 umat Islam selama ia berkuasa di Transylvania Rumania.
PEMBUNUHAN TERHADAP ORANG BIDAH (INKUISISI)
Inkuisisi adalah istilah yang digunakan terhadap pengadilan yang diselenggarakan oleh Gereja terhadap pelaku bidah. Undang-undang ini mengandung peraturan-peraturan yang sangat keras. Begitu Gereja Trinitarian menjatuhkan keputusan bersalah, kepada terdakwa dikenakan hukuman berupa: penyiksaan, pembakaran dan pemenggalan kepala.
Manichaean adalah salah satu sekte yang dinyatakan bidah dalam Kristen. Sekte ini dibasmi karena melakukan praktek pengendalian kelahiran (KB) yang tidak diajarkan oleh Gereja Katholik. Pembasmian dilakukan seiring kampanye besar-besaran ke seluruh kekaisaran Romawi antara tahun 372 s/d 444. Ribuan orang menjadi korbannya.
Albigensians adalah perang yang diniatkan untuk membasmi sesama Kristen, yakni kelompok Cathars. Mereka orang-orang Cathars menganut Kristen dengan baik, tetapi menolak segala peraturan buatan Gereja Katholik Roma, menolak pajak dan menolak larangan pengendalian kelahiran. Awal kekejaman ini terjadi pada masa Paus Innocent III yang memerintahkan untuk membunuh para pengikut Cathars di tahun 1209. Kota Beziers (Perancis), pada tanggal 22 Juni 1209 dihancurkan, semua makhluk hidup di dalamnya dibantai. Jumlah korban menurut catatan sekitar 70.000 manusia, termasuk Katholik yang menolak untuk menyerahkan tetangga dan sahabatnya yang dikategorikan bidah oleh Gereja.
Bidah yang lain seperti Waldensians, Paulikians, Runcarians, Josephite dan lain-lain juga dibantai habis. Diperkirakan jumlah korban yang tewas mencapai ratusan ribu orang.
John Huss, yang mengkritisi “Papal Infallibility” (Kemustahilan Paus berbuat salah) dan Surat penebusan dosa, dibakar hidup-hidup di tiang pancang pada 1415.
Pada masa pemburuan terhadap para penyihir (1484-1750) menurut sejarah modern, ratusan ribu penyihir (80% di antaranya adalah wanita) dibakar hidup-hisup atau digantung. Membakar manusia hidup-hidup adalah bentuk eksekusi yang sangat kejam.Ide pembakaran tukang sihir ini berasal dari Saint Augustine (354-430 M) yang pernah mengatakan, “Orang-orang Pagan, Yahudi dan kaum sesat akan terbakar selamanya di neraka bersama dengan setan, kecuali mereka diselamatkan oleh Gereja Katholik”.
PEMBUNUHAN ATAS NAMA PERANG AGAMA
Pada abad ke 15 terjadi atas perintah Gereja, terjadi perang melawan Hussites (pengikut John Huss), ribuan orang tewas dibantai.
Tahun 1568, Lembaga Inkuisisi Spanyol memerintahkan pemusnahan 3 juta pemberontak di Belanda dan Spanyol.
Tahun 1572, di Perancis 20.000 pengikut Huguenots dibunuh atas perintah Paus Pius V. Hingga abad ke 17, sebanyak 200.000 orang lari menyelamatkan diri. Huguenots adalah anggota Gereja Protestant Reformasi dari Perancis (Calvinists Perancis).
Abad ke 17, Katholik membunuh Gaspard de Coligny, seorang pemimpin Protestan. Setelah membunuhnya, mereka kemudian memenggal kepalanya, memutilasi dan membuangnya ke sungai. Tapi kemudian mereka menimbang bahwa tubuh tersebut tidak layak untuk makanan ikan, mereka mengambilnya kembali yang tersisa dan dipancangkan di Mountfaulcon.
Abad ke 17, pasukan Katholik menyerang kota Magdeburg (Jerman), 30.000 umat Protestan dibantai. Menurut Friedrich Schiller, “Dalam satu Gereja, 50 wanita ditemukan tewas dibantai, dan bayi-bayi masih menyusu pada ibu-ibu mereka yang sudah tidak bernyawa”. Sepanjang abad ke 17, selama 30 tahun perang antara Katholik vs Protestan, sedikitnya 40% populasi kota dibunuh, sebagian besar di Jerman.
PEMBUNUHAN TERHADAP YAHUDI
Pada pertengahan abad ke-4 M, Sinagog pertama dihancurkan atas perintah Uskup Dertona. Sedangkan Sinagog pertama yang dibakar, berada di dekat sungai Efrat atas perintah Uskup Kallinikon pada tahun 388 M.
Pada tahun 694 M, keputusan dari 17 Dewan Gereja di Toledo, membolehkan orang-orang Yahudi untuk diperbudak, barang milik mereka disita, dan anak-anakmereka dibaptis dengan paksa.
Uskup Limoges dari Perancis, pada tahun 1010 menetapkan bahwa penduduk yang beragama Yahudi yang tidak mau beralih agama ke agama Kristen, harus diusir dan dibunuh.
Perang Salib I, 12.000 orang Yahudi dibantai pada tahun 1096. Tempatnya adalah sebagai berikut: (Jerman) Worms, Mainz, Cologne, Neuss, Altenahr, Wevelinghoven, Xanten, Moers, Dortmund, Kerpen, Trier, Regensburg, Prag dan Metz (Perancis).
Pada tahun 1348, dua ribu orang Yahudi dibunuh di Bassel (Swiss) dan Strassbourg.
Tahun 1349 di Praha, 3000 orang Yahudi dibunuh, dan pada tahun 1391 Yahudi Seville dibantai di bawah pimpinan Kardinal Martines. Sebanyak 4.000 orang Yahudi dihabisi dan 25.000 dijual sebagai budak.
Pada tahun 1492, saat Colombus (anggota Freemason) berlayar untuk menaklukkan “Dunia Baru” (benua Amerika), lebih dari 150.000 Yahudi diusir dari Spanyol, lebih dari setengahnya mati di perjalanan.
Tahun 1648, pembantaian Chmielnitzki, sekitar 200.000 Yahudi dibantai di Polandia.
PEMUSNAHAN MASSAL PENDUDUK ASLI DI WILAYAH JAJAHAN
Sebelum kedatangan orang Inggris, orang-orang Indian di bagian barat Abenaki (New Hampshire) dan Vermont berjumlah lebih adri 12.000 orang.Dan kurang dari separuh abad, penduduk asli yang tersisa hanya sekitar 250 orang.
Suku Indian Pocumtuck berjumlah lebih dari 18.000 orang, dan beberapa tahun kemudian jumlah mereka tinggal 920 orang.
Suku Quiripi-Unquachog berjumlah 30.000, tetapi beberapa tahun kemudian jumlah mereka hanya tersisa 1.500 orang.
Suku Indian di Massachusetts berjumlah 44.000 orang, akan tetapi beberapa waktu kemudian jumlah mereka menyusut drastis hingga tersisa 6.000 orang saja.
Di Sand Creek, Colorado pada 29 November 1864, Kolonel John Chivington yang juga seorang Pendeta Gereja Methodist telah membantai 600 orang Indian Cheyenne. Kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.
Lebih dari 150.000.000 jiwa suku Indian (penduduk asli benua Amerika) dibantai oleh para penjajah dari Eropa pada periode tahun 1500-1900, dan dari merekayang masih bertahan hidup tidak luput dari kekerasan, perlakuan buruk dan perbudakan.
Berikut adalah komentar dan catatan sejarah tentang kebiadaban bangsa-bangsa Eropa di “Benua Baru” (Amerika):
“Orang-orang Eropa (penjajah) sangat senang mencari bentuk-bentuk kekejaman yang tidak lazim terhadap penduduk asli. Mereka membuat tiang gantung panjang yang tinggi, cukup tinggi untuk menjaga kaki tidak menyentuh tanah dan tetap tergantung. Mereka menggantung 13 orang penduduk asli sekaligus sebagai penghormatan kepada Sang Juru Selamat Kristus dan 12 Rasul. Kemudian mereka membungkus tubuh orang Indian yang mereka gantung itu dengan jerami dan membakarnya hidup-hidup”.
“Orang kristen Spanyol memotong lengan mereka, kaki atau pinggul atau memukul kepala-kepala mereka seperti penjagal yang memotong hewan yang akan dijual ke pasar. Enam ratus orang, termasuk suku Cacique, dibunuh dengan kejam seperti binatang liar. Vasco de Balboa bahkan memesan empat puluh dari mereka dan dijadikan makanan anjing-anjing”.
“Lalu bangsa Eropa mengalihkan perhatian mereka ke bangsa Mexico dan Amerika tengah. Penyembelihan pun dimulai. Kota yang sangat indah Tenochitln (Mexico) menjadi sasaran selanjutnya”.
“Pada tahun 1703 secara formalitas menyatakan kepada Gubernur Massachusetts bahwa pendatang baru (kolonis) akan memberikan uang untuk membeli alat yang dibutuhkan berupa kereta anjing besar untuk menangkap orang-orang Indian seperti mereka melakukan hal tersebut kepada beruang”.
BENCANA KEMANUSIAAN AKIBAT KOLONIALISME
Tak terhitung lagi jumlah korban manusia yang diakibatkan oleh nafsu serakah bangsa-bangsa Barat untuk menguasai dan menguras harta kekayaan bangsa yang dijajah oleh mereka. Indonesia adalah salah satu contohnya, selama kurang lebih 350 tahun bangsa ini diperas habis oleh bangsa-bangsa dari Barat (Jepang hanya sempat menguasai Indonesia kurang lebih 3 tahun). Puluhan bahkan sangat mungkin ratusan juta jiwa warga pribumi dibantai demi mewujudkan semboyan dari para penjajah tersebut yaitu, G3 :Glory (Kemenangan), Gold (menguras habis kekayaan alam) dan Gospel (menyebarkan agama Kristen).
KEJAHATAN KEMANUSIAAN GEREJA ABAD KE-20
Pada tahun 1942-1943 ada beberapa tempat pembantaian di Croasia yang dikelola oleh Katholik Ustasha di bawah pimpinan Diktator Ante Paveli. Dia mempraktekkan Katholik dan pengikut setia Paus. Ante Paveli juga menyediakan tempat pembantaian khusus untuk anak-anak. Di antara kamp pembantaian di kota kecil tersebut ada tempat pembantaian yang terburuk yang dikenal dengan nama Jasenovak. Kamp ini dikelola oleh para Pastor Franciscan dari Gereja Orthodok Serbia. Jumlah korban pembantaian mereka diperkirakan berjumlah antara 300.000 sampai 600.000 orang.
Pada tahun 1994 di Rwanda (Afrika) terjadi konflik antara suku Hutu dan suku Tutsi. Dan pada 10 oktober 1996 dalam siaran radio S2 Aktuell (Jerman), menyiarkan berita sebagai berikut:
“Gereja Anglican dan Pastor serta suster dari gereja Katholik dicurigai mempunyai keterkaitan penting dalam pembunuhan-pembunuhan yang terjadi di Rwanda. Dalam waktu hanya beberapa bulan para Pastor berhasil mempengaruhi pemikiran masyarakat di Kigali, ibukota Rwanda, sehingga masyarakat menjadi beringas dan brutal, penuh kebencian.Pastor kepala di Gereja Holly Family melegalkan pembunuhan terhadap suku Tutsi dengan cara brutal.
Mereka dilaporkan bersekongkol dengan gerombolan milisi Hutu dalam melakukan penyembelihan terhadap orang-orang Tutsi yang mencari perlindungan di gerejanya.Bahkan dua tahun setelah terjadinya pembunuhan besar-besaran tersebut, umat Katholik tidak bisa melupakan keterlibatan para Pastor dalam pembantaian di depan salib Yesus di ruang gereja. Tidak heran jika umat Katholik tetap menolak menginjakkan kaki di gereja itu. Lebih parah lagi, ternyata tidak ada satupun gereja di Rwanda yang tidak menjadi tempat pembantaian terhadap para pengungsi suku Tutsi, baik wanita, anak-anak dan orang tua.
Menurut para saksi mata, para Pastor menyerahkan orang-orang suku Tutsi yang mencari perlindungan di gereja mereka kepada milisi Hutu untuk dibantai. Di dalam hubungan dengan kejadian ini tercatat dua orang suster Benedictine melarikan diri ke biara Belgia untuk menghindari penuntutan. Menurut korban yang selamat, satu di antara suster Benedictine itu memanggil algojo-algojo Hutu dan membawa mereka ke tempat persembunyian ribuan suku Tutsi yang mencari perlindungan di biara.
Para pengungsi itu diseret ke luar dari biara dan setibanya di gerbang biara, mereka disembelih di hadapan suster Benedictine itu.Dan suster itu menyaksikan pembantaian tersebut tanpa ekspresi.Suster yang lain menyiapkan bensin yang digunakan untuk menyalakan api dan membakar korbannya hidup-hidup”.
Pembantian Muslim Bosnia, Cechnya, Somalia, tak terhitung jumlah korbannya.
sumber
Sejak agama Kristen diresmikan tahun 315 M, kuil-kuil kaum Pagan semakin banyak yang dihancurkan oleh pangikut Kristen dan Pendeta mereka pun juga dibunuh. Antara tahun 315 dan abad ke 6 M, ribuan orang-orang Pagan disembelih. Pendeta-pendeta Kristen seperti Mark Arethusa atau Cyrill dari Heliopolis terkenal sebagai “penghancur kuil”.
Kaisar Kristen Theodosius (408-450) bahkan membunuh anak-anaknya sendiri karena mereka bermain-main dengan patung-patung Pagan. Menurut penulis Christian Chronicles, kaisar melakukan hal tersebut karena dia berusaha mematuhi seluruh ajaran Kristen.
Pada awal abad ke-4 M, filosof Sopratos dihukum mati atas perintah penguasa Kristen.
Tahun 415 M, Hypatia dari Alexandria (Hypatia adalah seorang wanita Filsuf dan Ilmuwan Yunani dari Alexandria Mesir, ia juga wanita pertama yang menjadi ahli matematika, yang juga mengajarkan philosophy dan astronomi). Ia hidup pada masa Mesir Roma dan dibunuh oleh masyarakat Kristen Koptic yang menuduhnya sebagai penyebab kekacauan dalam agama. Ia dijuluki sebagai “pembela ilmu pengetahuan yang gagah berani melawan agama”, dan beberapa pendapat para ahli menyatakan, kematiannya menandai akhir dari jaman Hellenistik dan dimulainya jaman kegelapan (The Dark Ages), ia diseret kemudian tubuhnya dipotong-potong oleh orang-orang Kristen yang dipimpin oleh pendeta Peter.
Kaisar Karl (Charlemagne) pada tahun 782 M memenggal kepala 4500 orang Saxon, karena mereka tidak mau memeluk agama Kristen.
Kaum tani yang tidak mau membayar sumbangan kepada Gereja, dijatuhi hukuman mati. Mereka berjumlah antara 5.000 sampai 11.000 pria, wanita dan anak-anak, dibunuh pada tanggal 27 Mei 1234 dekat Altenesch (Jerman).
Abad ke 16 dan 17 M, tercatat puluhan ribu warga Irlandia dibunuh. Pasukan Inggris terjun ke wilayah ini untuk menjinakkan orang-orang Irlandia yang liar. Mereka dianggap tidak lebih dari binatang yang hidup tanpa mengindahkan hukum-hukum Tuhan. Seorang pimpinan tentara Inggris yang terkenal kejam adalah Humphrey Gilbert yang masih bersaudara dengan Sir Walter Raleigh memerintahkan untuk memenggal kepala semua tawanan.
Di Semlin dan Wieselburg (Hungaria), pada 12-24 Juni 1096 ribuan orang dibunuh.
Dari 9-26 September 1096 sekitar 1.000 orang dibunuh di Nikala, Xerigordon (Turki).
Pada tanggal 11 Desember 1098, seribu orang Muslim dibantai di Marra. Di lokasi ini tentara Salib kehabisan makanan, mereka menderita kelaparan, kemudian mereka mengambil daging mayat musuh yang sudah mulai membusuk dan memakannya (Christian Chronicle, Albert Aquensis).
Tentara Salib menaklukkan kota Jerusalem pada tanggal 15 Juli1099, lebih dari 60.000 orang dibantai, terdiri dari atas Muslim, Yahudi, laki-laki dan anak-anak. Salah satu saksi mata menyatakan: “Genangan darah manusia di depan Kuil Solomon setinggi pergelangan kaki orang dewasa”.
Dalam peperangan Askalon, 12 Agustus 1099, tentara Salib telah membantai 200.000 Muslim dan Yahudi “atas nama Yesus Kristus”.
Pembantaian umat Islam yang dilakukan oleh Vlad III atau Vald Draculea (Dracula) antara tahun 1456-1476. Sedangkan untuk menutupi kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Vlad III atau Vlad Dracula, Dunia barat, khususnya Kristen sengaja menciptakan mitos Dracula yang sosok keberadanya antara ada dan tiada. Kekejamannya dianggap hanya buah karya imajinasi Bram Stoker dalam novelnya. Padahal kehidupan nyata Dracula merupakan sejarah kegelapan abad pertengahan di mana diketahui dia telah membantai tidak kurang dari 300.000 umat Islam selama ia berkuasa di Transylvania Rumania.
PEMBUNUHAN TERHADAP ORANG BIDAH (INKUISISI)
Inkuisisi adalah istilah yang digunakan terhadap pengadilan yang diselenggarakan oleh Gereja terhadap pelaku bidah. Undang-undang ini mengandung peraturan-peraturan yang sangat keras. Begitu Gereja Trinitarian menjatuhkan keputusan bersalah, kepada terdakwa dikenakan hukuman berupa: penyiksaan, pembakaran dan pemenggalan kepala.
Manichaean adalah salah satu sekte yang dinyatakan bidah dalam Kristen. Sekte ini dibasmi karena melakukan praktek pengendalian kelahiran (KB) yang tidak diajarkan oleh Gereja Katholik. Pembasmian dilakukan seiring kampanye besar-besaran ke seluruh kekaisaran Romawi antara tahun 372 s/d 444. Ribuan orang menjadi korbannya.
Albigensians adalah perang yang diniatkan untuk membasmi sesama Kristen, yakni kelompok Cathars. Mereka orang-orang Cathars menganut Kristen dengan baik, tetapi menolak segala peraturan buatan Gereja Katholik Roma, menolak pajak dan menolak larangan pengendalian kelahiran. Awal kekejaman ini terjadi pada masa Paus Innocent III yang memerintahkan untuk membunuh para pengikut Cathars di tahun 1209. Kota Beziers (Perancis), pada tanggal 22 Juni 1209 dihancurkan, semua makhluk hidup di dalamnya dibantai. Jumlah korban menurut catatan sekitar 70.000 manusia, termasuk Katholik yang menolak untuk menyerahkan tetangga dan sahabatnya yang dikategorikan bidah oleh Gereja.
Bidah yang lain seperti Waldensians, Paulikians, Runcarians, Josephite dan lain-lain juga dibantai habis. Diperkirakan jumlah korban yang tewas mencapai ratusan ribu orang.
John Huss, yang mengkritisi “Papal Infallibility” (Kemustahilan Paus berbuat salah) dan Surat penebusan dosa, dibakar hidup-hidup di tiang pancang pada 1415.
Pada masa pemburuan terhadap para penyihir (1484-1750) menurut sejarah modern, ratusan ribu penyihir (80% di antaranya adalah wanita) dibakar hidup-hisup atau digantung. Membakar manusia hidup-hidup adalah bentuk eksekusi yang sangat kejam.Ide pembakaran tukang sihir ini berasal dari Saint Augustine (354-430 M) yang pernah mengatakan, “Orang-orang Pagan, Yahudi dan kaum sesat akan terbakar selamanya di neraka bersama dengan setan, kecuali mereka diselamatkan oleh Gereja Katholik”.
PEMBUNUHAN ATAS NAMA PERANG AGAMA
Pada abad ke 15 terjadi atas perintah Gereja, terjadi perang melawan Hussites (pengikut John Huss), ribuan orang tewas dibantai.
Tahun 1568, Lembaga Inkuisisi Spanyol memerintahkan pemusnahan 3 juta pemberontak di Belanda dan Spanyol.
Tahun 1572, di Perancis 20.000 pengikut Huguenots dibunuh atas perintah Paus Pius V. Hingga abad ke 17, sebanyak 200.000 orang lari menyelamatkan diri. Huguenots adalah anggota Gereja Protestant Reformasi dari Perancis (Calvinists Perancis).
Abad ke 17, Katholik membunuh Gaspard de Coligny, seorang pemimpin Protestan. Setelah membunuhnya, mereka kemudian memenggal kepalanya, memutilasi dan membuangnya ke sungai. Tapi kemudian mereka menimbang bahwa tubuh tersebut tidak layak untuk makanan ikan, mereka mengambilnya kembali yang tersisa dan dipancangkan di Mountfaulcon.
Abad ke 17, pasukan Katholik menyerang kota Magdeburg (Jerman), 30.000 umat Protestan dibantai. Menurut Friedrich Schiller, “Dalam satu Gereja, 50 wanita ditemukan tewas dibantai, dan bayi-bayi masih menyusu pada ibu-ibu mereka yang sudah tidak bernyawa”. Sepanjang abad ke 17, selama 30 tahun perang antara Katholik vs Protestan, sedikitnya 40% populasi kota dibunuh, sebagian besar di Jerman.
PEMBUNUHAN TERHADAP YAHUDI
Pada pertengahan abad ke-4 M, Sinagog pertama dihancurkan atas perintah Uskup Dertona. Sedangkan Sinagog pertama yang dibakar, berada di dekat sungai Efrat atas perintah Uskup Kallinikon pada tahun 388 M.
Pada tahun 694 M, keputusan dari 17 Dewan Gereja di Toledo, membolehkan orang-orang Yahudi untuk diperbudak, barang milik mereka disita, dan anak-anakmereka dibaptis dengan paksa.
Uskup Limoges dari Perancis, pada tahun 1010 menetapkan bahwa penduduk yang beragama Yahudi yang tidak mau beralih agama ke agama Kristen, harus diusir dan dibunuh.
Perang Salib I, 12.000 orang Yahudi dibantai pada tahun 1096. Tempatnya adalah sebagai berikut: (Jerman) Worms, Mainz, Cologne, Neuss, Altenahr, Wevelinghoven, Xanten, Moers, Dortmund, Kerpen, Trier, Regensburg, Prag dan Metz (Perancis).
Pada tahun 1348, dua ribu orang Yahudi dibunuh di Bassel (Swiss) dan Strassbourg.
Tahun 1349 di Praha, 3000 orang Yahudi dibunuh, dan pada tahun 1391 Yahudi Seville dibantai di bawah pimpinan Kardinal Martines. Sebanyak 4.000 orang Yahudi dihabisi dan 25.000 dijual sebagai budak.
Pada tahun 1492, saat Colombus (anggota Freemason) berlayar untuk menaklukkan “Dunia Baru” (benua Amerika), lebih dari 150.000 Yahudi diusir dari Spanyol, lebih dari setengahnya mati di perjalanan.
Tahun 1648, pembantaian Chmielnitzki, sekitar 200.000 Yahudi dibantai di Polandia.
PEMUSNAHAN MASSAL PENDUDUK ASLI DI WILAYAH JAJAHAN
Sebelum kedatangan orang Inggris, orang-orang Indian di bagian barat Abenaki (New Hampshire) dan Vermont berjumlah lebih adri 12.000 orang.Dan kurang dari separuh abad, penduduk asli yang tersisa hanya sekitar 250 orang.
Suku Indian Pocumtuck berjumlah lebih dari 18.000 orang, dan beberapa tahun kemudian jumlah mereka tinggal 920 orang.
Suku Quiripi-Unquachog berjumlah 30.000, tetapi beberapa tahun kemudian jumlah mereka hanya tersisa 1.500 orang.
Suku Indian di Massachusetts berjumlah 44.000 orang, akan tetapi beberapa waktu kemudian jumlah mereka menyusut drastis hingga tersisa 6.000 orang saja.
Di Sand Creek, Colorado pada 29 November 1864, Kolonel John Chivington yang juga seorang Pendeta Gereja Methodist telah membantai 600 orang Indian Cheyenne. Kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.
Lebih dari 150.000.000 jiwa suku Indian (penduduk asli benua Amerika) dibantai oleh para penjajah dari Eropa pada periode tahun 1500-1900, dan dari merekayang masih bertahan hidup tidak luput dari kekerasan, perlakuan buruk dan perbudakan.
Berikut adalah komentar dan catatan sejarah tentang kebiadaban bangsa-bangsa Eropa di “Benua Baru” (Amerika):
“Orang-orang Eropa (penjajah) sangat senang mencari bentuk-bentuk kekejaman yang tidak lazim terhadap penduduk asli. Mereka membuat tiang gantung panjang yang tinggi, cukup tinggi untuk menjaga kaki tidak menyentuh tanah dan tetap tergantung. Mereka menggantung 13 orang penduduk asli sekaligus sebagai penghormatan kepada Sang Juru Selamat Kristus dan 12 Rasul. Kemudian mereka membungkus tubuh orang Indian yang mereka gantung itu dengan jerami dan membakarnya hidup-hidup”.
“Orang kristen Spanyol memotong lengan mereka, kaki atau pinggul atau memukul kepala-kepala mereka seperti penjagal yang memotong hewan yang akan dijual ke pasar. Enam ratus orang, termasuk suku Cacique, dibunuh dengan kejam seperti binatang liar. Vasco de Balboa bahkan memesan empat puluh dari mereka dan dijadikan makanan anjing-anjing”.
“Lalu bangsa Eropa mengalihkan perhatian mereka ke bangsa Mexico dan Amerika tengah. Penyembelihan pun dimulai. Kota yang sangat indah Tenochitln (Mexico) menjadi sasaran selanjutnya”.
“Pada tahun 1703 secara formalitas menyatakan kepada Gubernur Massachusetts bahwa pendatang baru (kolonis) akan memberikan uang untuk membeli alat yang dibutuhkan berupa kereta anjing besar untuk menangkap orang-orang Indian seperti mereka melakukan hal tersebut kepada beruang”.
BENCANA KEMANUSIAAN AKIBAT KOLONIALISME
Tak terhitung lagi jumlah korban manusia yang diakibatkan oleh nafsu serakah bangsa-bangsa Barat untuk menguasai dan menguras harta kekayaan bangsa yang dijajah oleh mereka. Indonesia adalah salah satu contohnya, selama kurang lebih 350 tahun bangsa ini diperas habis oleh bangsa-bangsa dari Barat (Jepang hanya sempat menguasai Indonesia kurang lebih 3 tahun). Puluhan bahkan sangat mungkin ratusan juta jiwa warga pribumi dibantai demi mewujudkan semboyan dari para penjajah tersebut yaitu, G3 :Glory (Kemenangan), Gold (menguras habis kekayaan alam) dan Gospel (menyebarkan agama Kristen).
KEJAHATAN KEMANUSIAAN GEREJA ABAD KE-20
Pada tahun 1942-1943 ada beberapa tempat pembantaian di Croasia yang dikelola oleh Katholik Ustasha di bawah pimpinan Diktator Ante Paveli. Dia mempraktekkan Katholik dan pengikut setia Paus. Ante Paveli juga menyediakan tempat pembantaian khusus untuk anak-anak. Di antara kamp pembantaian di kota kecil tersebut ada tempat pembantaian yang terburuk yang dikenal dengan nama Jasenovak. Kamp ini dikelola oleh para Pastor Franciscan dari Gereja Orthodok Serbia. Jumlah korban pembantaian mereka diperkirakan berjumlah antara 300.000 sampai 600.000 orang.
Pada tahun 1994 di Rwanda (Afrika) terjadi konflik antara suku Hutu dan suku Tutsi. Dan pada 10 oktober 1996 dalam siaran radio S2 Aktuell (Jerman), menyiarkan berita sebagai berikut:
“Gereja Anglican dan Pastor serta suster dari gereja Katholik dicurigai mempunyai keterkaitan penting dalam pembunuhan-pembunuhan yang terjadi di Rwanda. Dalam waktu hanya beberapa bulan para Pastor berhasil mempengaruhi pemikiran masyarakat di Kigali, ibukota Rwanda, sehingga masyarakat menjadi beringas dan brutal, penuh kebencian.Pastor kepala di Gereja Holly Family melegalkan pembunuhan terhadap suku Tutsi dengan cara brutal.
Mereka dilaporkan bersekongkol dengan gerombolan milisi Hutu dalam melakukan penyembelihan terhadap orang-orang Tutsi yang mencari perlindungan di gerejanya.Bahkan dua tahun setelah terjadinya pembunuhan besar-besaran tersebut, umat Katholik tidak bisa melupakan keterlibatan para Pastor dalam pembantaian di depan salib Yesus di ruang gereja. Tidak heran jika umat Katholik tetap menolak menginjakkan kaki di gereja itu. Lebih parah lagi, ternyata tidak ada satupun gereja di Rwanda yang tidak menjadi tempat pembantaian terhadap para pengungsi suku Tutsi, baik wanita, anak-anak dan orang tua.
Menurut para saksi mata, para Pastor menyerahkan orang-orang suku Tutsi yang mencari perlindungan di gereja mereka kepada milisi Hutu untuk dibantai. Di dalam hubungan dengan kejadian ini tercatat dua orang suster Benedictine melarikan diri ke biara Belgia untuk menghindari penuntutan. Menurut korban yang selamat, satu di antara suster Benedictine itu memanggil algojo-algojo Hutu dan membawa mereka ke tempat persembunyian ribuan suku Tutsi yang mencari perlindungan di biara.
Para pengungsi itu diseret ke luar dari biara dan setibanya di gerbang biara, mereka disembelih di hadapan suster Benedictine itu.Dan suster itu menyaksikan pembantaian tersebut tanpa ekspresi.Suster yang lain menyiapkan bensin yang digunakan untuk menyalakan api dan membakar korbannya hidup-hidup”.
Pembantian Muslim Bosnia, Cechnya, Somalia, tak terhitung jumlah korbannya.
sumber
isaku- KAPTEN
-
Posts : 3590
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 17.09.12
Reputation : 141
Re: Ketika gereja berkuasa
ok...
setelah saya membaca ini, saya sebagai Kristen mengakui bahwa ternyata ada orang-orang Kristen yang biadab, tidak manusiawi.
atas nama Kristen, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kelakukan mereka terhadap Islam juga terhadap Katolik, juga terhadap mereka yang tidak bersalah.
tapi saya percaya nggak semua orang Kristen seperti itu
setelah saya membaca ini, saya sebagai Kristen mengakui bahwa ternyata ada orang-orang Kristen yang biadab, tidak manusiawi.
atas nama Kristen, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kelakukan mereka terhadap Islam juga terhadap Katolik, juga terhadap mereka yang tidak bersalah.
tapi saya percaya nggak semua orang Kristen seperti itu
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: Ketika gereja berkuasa
Yup, permintaan maaf diterima, saya juga percaya tidak semuanya begitu, tapi mohon pengertiannya bahwa Islam saat ini sedang diserang kiri kanan,njlajahweb wrote:ok...
setelah saya membaca ini, saya sebagai Kristen mengakui bahwa ternyata ada orang-orang Kristen yang biadab, tidak manusiawi.
atas nama Kristen, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kelakukan mereka terhadap Islam juga terhadap Katolik, juga terhadap mereka yang tidak bersalah.
tapi saya percaya nggak semua orang Kristen seperti itu
Negara2 yang dihancurkan adalah negara2 Islam, banyak yang mati, ketika mereka balas dendam, Islam dibawa2 sebagai penjahat sadis, didiskriminasi ketika mengungsi, seluruh dunia Islam dipaksa merasa malu dan tersudut akibat para2 pembalas dendam tsb, tapi yg ngancurin negara2 orang dan membunuhi ribuan orang tanpa perlu berhadapan langsung tetap terhormat, berpakaian rapi dan masih bisa berpidato dgn senyum bangga seolah2 tidak terjadi apa2.
isaku- KAPTEN
-
Posts : 3590
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 17.09.12
Reputation : 141
Re: Ketika gereja berkuasa
dasar alkitabiahnya mana?
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Similar topics
» Aktifis gereja ternama menjadi Mualaf ketika hari kenaikan Isa Al Masih
» Astaghfirullah ... mualap tembak mati orangtua-nya sendiri ketika keluar dari gereja sambil berteriak: Ini adalah kehendak alloh swt !!!
» Pembunuhan Ummat Islam Oleh Ummat Budha Myanmar
» Gak Tau Diri ! Ingin Umat Rajin ke Gereja, Pastor Permalukan Anggota yang Malas dengan Memasang Nama dan Fotonya di Gereja
» Di Belanda Tiap Pekan 2 Gereja Ditutup, Di Jerman Tiap 75 Detik Orang Tinggalkan Gereja
» Astaghfirullah ... mualap tembak mati orangtua-nya sendiri ketika keluar dari gereja sambil berteriak: Ini adalah kehendak alloh swt !!!
» Pembunuhan Ummat Islam Oleh Ummat Budha Myanmar
» Gak Tau Diri ! Ingin Umat Rajin ke Gereja, Pastor Permalukan Anggota yang Malas dengan Memasang Nama dan Fotonya di Gereja
» Di Belanda Tiap Pekan 2 Gereja Ditutup, Di Jerman Tiap 75 Detik Orang Tinggalkan Gereja
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik