KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
Halaman 1 dari 12 • Share
Halaman 1 dari 12 • 1, 2, 3 ... 10, 11, 12
KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
KHAYALAN AHMADIYAH PENGIKUT NABI PALSU " KUCH KUCH HOTA HAI " TENTANG FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI, ATAU YANG MAKNANYA UNTUK YANG AKAN DATANG YANG DIGUNAKAN ALLAH PADA AL JUMU'AH 62:2/3.
PENGIKUT HMGA MENGATAKAN :
1. Karena topik Al Jumu'ah 62:3/4 ini berkaitan dengan seorang rasul lain pada bangsa dan dari antara bangsa aakhorin Persia yang telah lama dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw dalam HR Sahih Bukhari, maka kita temukan juga dalam HR Musnad Ahmad bin Hambal bentuk fi'il mudhari (yab'atsu) yang di dalamnya Nabi Muhammad saw menyatakan bahwa "Al Mahdi yang akan diutus Allah pada umatku". Umat beliau saw maksudnya umat Islam. Dengan demikian, maka ayat ini berkaitan dengan Al Mahdi yang akan diutus Allah pada umat Islam bangsa aakhorin Persia dari antara mereka.
2. Karena dibangkitkan-Nya Imam Al Mahdi yang akan diutus Allah itu sudah merupakan keputusan-Nya, bahwa hal ini pasti akan terjadi, maka digunakanlah fi'il madhi yang mutaaddhi.
Dalam ayat lain dalam Al Qur'an, dapat kita temukan contoh kalimat yang menggunakan lafadz semacam itu, yakni fi'il madhi, yang muta'addhi, atau yang maknanya untuk yang akan datang.
MARI KITA LIHAT AYATNYA :
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ
Huwa allathee baAAatha fee alommiyyeena rasoolan minhum yatloo AAalayhim ayatihi wayuzakkeehim wayuAAallimuhumu alkitaba waalhikmata wain kanoo min qablu lafee dalalin mubeenin
QS 62:2. Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
بَعَثَ
kata ba'atsa merupakan kata kerja yang tersusun dari 3 huruf saja (Tsulatsi Mujarrad)
coba perhatikan pola wajannya :
فَعَلَ adalah wazan untuk fi'il madhi
يَفْعَلُ adalah wazan untuk fi'il mudhari'
Setiap bab Tsulatsy Mujarrad hanya memiliki perbedaan pada harkat (baris) 'ainnya baik 'ain pada fiil madhy ataupun pada fiil mudhari'.Selebihnya, yaitu baris pada huruf fa dan lam adalah sama untuk setiap bab. Bahasa kerennya, huruf fa dan lam beserta barisnya adalah suatu konstanta yang tidak akan pernah berubah adapun huruf ‘ain adalah variabel yang berubah.
jadi bila dilihat dengan MATA DAN AKAL YANG WARAS. maka kata ba'atsa disini adalah fi'il madhi yang artinya menunjukkan KATA KERJA LAMPAU yang bisa diwakili dalam bahasa indonesia :
TELAH + ARTI KATA KERJA
BUKANNYA :
AKAN + KATA KERJA
SEHINGGA MAKNA AYAT QS 62:2 DI ATAS ADALAH :
QS 62:2. Dia-lah yang TELAH mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
وَآخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Waakhareena minhum lamma yalhaqoo bihim wahuwa alAAazeezu alhakeemu
QS 62:3. dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
DI ATAS SUDAH SAYA JELASKAN :
kata akhoriina diathafkan kepada umiyyina.
SEHINGGA MAKNA AYAT QS 62:3 DI ATAS ADALAH :
QS 62:3. dan Dia-lah yang TELAH mengutus kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Fi’il Muta’addi
1. Dibuat mengikuti wazan (pola) فَعَّلَ
Contoh:
حَسُنَ –> حَسَّنَ
سَهُلَ –> سَهَّلَ
2. Dibuat mengikuti wazan (pola) أَفْعَلَ
Contoh:
خَرَجَ –> أَخْرَجَ
كَمُلَ –> أَكْمَلَ
sekarang kata : بَعَثَ
mengikuti pola wajan yang mana ???? yups, bukanlah Fi’il Muta’addi
tapi jawabannya :
فَعَلَ adalah wazan untuk fi'il madhi
TOBATLAH WAHAI PENGIKUT ALIRAN SESAT
PENGIKUT HMGA MENGATAKAN :
1. Karena topik Al Jumu'ah 62:3/4 ini berkaitan dengan seorang rasul lain pada bangsa dan dari antara bangsa aakhorin Persia yang telah lama dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw dalam HR Sahih Bukhari, maka kita temukan juga dalam HR Musnad Ahmad bin Hambal bentuk fi'il mudhari (yab'atsu) yang di dalamnya Nabi Muhammad saw menyatakan bahwa "Al Mahdi yang akan diutus Allah pada umatku". Umat beliau saw maksudnya umat Islam. Dengan demikian, maka ayat ini berkaitan dengan Al Mahdi yang akan diutus Allah pada umat Islam bangsa aakhorin Persia dari antara mereka.
2. Karena dibangkitkan-Nya Imam Al Mahdi yang akan diutus Allah itu sudah merupakan keputusan-Nya, bahwa hal ini pasti akan terjadi, maka digunakanlah fi'il madhi yang mutaaddhi.
Dalam ayat lain dalam Al Qur'an, dapat kita temukan contoh kalimat yang menggunakan lafadz semacam itu, yakni fi'il madhi, yang muta'addhi, atau yang maknanya untuk yang akan datang.
MARI KITA LIHAT AYATNYA :
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ
Huwa allathee baAAatha fee alommiyyeena rasoolan minhum yatloo AAalayhim ayatihi wayuzakkeehim wayuAAallimuhumu alkitaba waalhikmata wain kanoo min qablu lafee dalalin mubeenin
QS 62:2. Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
بَعَثَ
kata ba'atsa merupakan kata kerja yang tersusun dari 3 huruf saja (Tsulatsi Mujarrad)
coba perhatikan pola wajannya :
فَعَلَ adalah wazan untuk fi'il madhi
يَفْعَلُ adalah wazan untuk fi'il mudhari'
Setiap bab Tsulatsy Mujarrad hanya memiliki perbedaan pada harkat (baris) 'ainnya baik 'ain pada fiil madhy ataupun pada fiil mudhari'.Selebihnya, yaitu baris pada huruf fa dan lam adalah sama untuk setiap bab. Bahasa kerennya, huruf fa dan lam beserta barisnya adalah suatu konstanta yang tidak akan pernah berubah adapun huruf ‘ain adalah variabel yang berubah.
jadi bila dilihat dengan MATA DAN AKAL YANG WARAS. maka kata ba'atsa disini adalah fi'il madhi yang artinya menunjukkan KATA KERJA LAMPAU yang bisa diwakili dalam bahasa indonesia :
TELAH + ARTI KATA KERJA
BUKANNYA :
AKAN + KATA KERJA
SEHINGGA MAKNA AYAT QS 62:2 DI ATAS ADALAH :
QS 62:2. Dia-lah yang TELAH mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
وَآخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Waakhareena minhum lamma yalhaqoo bihim wahuwa alAAazeezu alhakeemu
QS 62:3. dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
DI ATAS SUDAH SAYA JELASKAN :
kata akhoriina diathafkan kepada umiyyina.
SEHINGGA MAKNA AYAT QS 62:3 DI ATAS ADALAH :
QS 62:3. dan Dia-lah yang TELAH mengutus kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Fi’il Muta’addi
1. Dibuat mengikuti wazan (pola) فَعَّلَ
Contoh:
حَسُنَ –> حَسَّنَ
سَهُلَ –> سَهَّلَ
2. Dibuat mengikuti wazan (pola) أَفْعَلَ
Contoh:
خَرَجَ –> أَخْرَجَ
كَمُلَ –> أَكْمَلَ
sekarang kata : بَعَثَ
mengikuti pola wajan yang mana ???? yups, bukanlah Fi’il Muta’addi
tapi jawabannya :
فَعَلَ adalah wazan untuk fi'il madhi
TOBATLAH WAHAI PENGIKUT ALIRAN SESAT
Terakhir diubah oleh putramentari tanggal Fri Apr 18, 2014 2:03 am, total 1 kali diubah
putramentari- KAPTEN
-
Age : 43
Posts : 4870
Kepercayaan : Islam
Location : Pekanbaru
Join date : 04.03.12
Reputation : 116
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
Memang Aliran satu ini pintar mengaburkan makna sesungguhnya dalam Alquran, jadi seolah olah mendukung klaim mereka.
Tapi ketika kita telusuri lebih jauh bedasarkan Ilmu alat yang dapat menjelaskan kandungan Al Qura'an jelas sudah mereka hanya ingin merusak kaidah dan kandungan Alquran itu sendiri.
Tetapi bersyukurlah bahwa Al Qur'an di turunkan Allah SWT, dan Allah SWT sendiri yang menjaganya.....
Tapi ketika kita telusuri lebih jauh bedasarkan Ilmu alat yang dapat menjelaskan kandungan Al Qura'an jelas sudah mereka hanya ingin merusak kaidah dan kandungan Alquran itu sendiri.
Tetapi bersyukurlah bahwa Al Qur'an di turunkan Allah SWT, dan Allah SWT sendiri yang menjaganya.....
ngayarana- LETNAN DUA
-
Posts : 1148
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 30.01.14
Reputation : 27
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
ngayarana wrote:Memang Aliran satu ini pintar mengaburkan makna sesungguhnya dalam Alquran, jadi seolah olah mendukung klaim mereka.
Tapi ketika kita telusuri lebih jauh bedasarkan Ilmu alat yang dapat menjelaskan kandungan Al Qura'an jelas sudah mereka hanya ingin merusak kaidah dan kandungan Alquran itu sendiri.
Tetapi bersyukurlah bahwa Al Qur'an di turunkan Allah SWT, dan Allah SWT sendiri yang menjaganya.....
yups, HMGA hanya menggotak gatuk terjemahan ajah saenak udel.
dan membuat kitab tandingan yang banyak menjiplak ayat Al Quran
putramentari- KAPTEN
-
Age : 43
Posts : 4870
Kepercayaan : Islam
Location : Pekanbaru
Join date : 04.03.12
Reputation : 116
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
putramentari wrote:
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ
QS 62:2. Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
وَآخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
QS 62:3. dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Fi’il Muta’addi
1. Dibuat mengikuti wazan (pola) فَعَّلَ
Contoh:
حَسُنَ –> حَسَّنَ
سَهُلَ –> سَهَّلَ
2. Dibuat mengikuti wazan (pola) أَفْعَلَ
Contoh:
خَرَجَ –> أَخْرَجَ
كَمُلَ –> أَكْمَلَ
sekarang kata : بَعَثَ
mengikuti pola wajan yang mana ???? yups, bukanlah Fi’il Muta’addi
tapi jawabannya :
فَعَلَ adalah wazan untuk fi'il madhi
Kata بَعَثَ dalam Al Jumu'ah 62:3/4 dapat disebut fi'il muta'adhi (dengan mengikuti pola wazan fi'il madhi yakni فَعَّلَ) karena adanya maf'ul atau obyek. Maf'ul-nya adalah رَسُولًا مِّنْهُمْ (seorang rasul dari antara mereka), sehingga rekonstruksi redaksi ayat Al Jumu'ah 62:3/4 setelah wau athaf diimplementasikan menjadi:
وَهُوَالَّذِي بَعَثَ فِي الْآخَرِينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Al Jumu'ah 62:3/4 "Dan, Dia juga Yang Membangkitkan pada bangsa aakhorin seorang rasul dari antara mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana."
Kata بَعَثَ dalam Al Jumu'ah 62:2/3-3/4 dapat pula disebut fi'il madhi lil mustaqbal (kata kerja lampau yang ditambah dengan kata/kalimat yang bermakna mudhori/masa mendatang), karena tugas-tugas rasul dalam kedua ayat tersebut bersifat mudhori/masa mendatang, yakni:
يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِين
"yang akan membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah.
Kaidah fi'il madhi lil mustaqbal ini banyak digunakan dalam Al Qur'an dan Hadits:
Contoh 1 dalam Al Qur'an:
وَالَّذِىْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَآءِمَآءًبِقَدَرٍ
Dan, Yang telah menurunkan air dari awan dengan kadar tertentu,…..(Az-Zukhruf 43:11/12).
Contoh 2 dalam Al Hadits:
كَيْفَ اَنْتُمْ اِذَانَزَّلَ اِبْنُ مَرْيَمَ فِيْكُمْ وَاِمَامُكُمْ مِنْكُمْ
Bagaimana sikapmu apabila (Allah) telah menurunkan Ibnu Maryam pada kamu dan menjadi imam (mahdi) kamu dari antara kamu? (Shahih Bukhari).
Kata نَزَّلَ dalam ayat dan hadits di atas adalah fi'il madhi lil mustaqbal, karena "turunnya air dari awan" dan "turunnya Ibnu Maryam" merupakan keterangan yang bermakna mudhori atau nubuatan untuk masa mendatang.
Kata tambahan (mahdi) adalah tafsiriyah, karena dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda bahwa Isa Ibnu Maryam akan menjadi Imam Mahdi dan Hakim yang adil (Musnad Ahmad bin Hambal), dan Imam Mahdi adalah Khalifatullah (Sunan Ibnu Majah). Menurut Al Qur'an, Nabi Isa as sudah wafat dengan wajar (Ali Imran 3:144/145), sehingga yang dinubuatkan akan datang itu adalah Perumpamaan Ibnu Maryam (Az-Zukhruf 43:57/58). Rasulullah saw menafsirkan kata aakhorin (Al Jumu'ah 62:3/4) itu adalah bangsa Salman Al Farisi ra, yakni bangsa Persia. Dengan demikian, maka wujud orang yang dijanjikan akan datang itu, yakni Perumpamaan Ibnu Maryam, Imam Mahdi & Khalifatullah adalah keturunan bangsa Persia. Tidak ada seorangpun dari keturunan bangsa Persia yang atas perintah Allah, telah mendakwakan diri sebagai Khalifatullah, Imam Mahdi & Perumpamaan Isa Ibnu Maryam (Masih Mau'ud), melainkan hanya HMG Ahmad as dari Qadian, Hindustan, Pendiri Jemaat Muslimin Ahmadiyah.
putramentari wrote:
TOBATLAH WAHAI PENGIKUT ALIRAN SESAT
Allah Yang Maha Mengetahui berfirman: "Sesungguhnya Tuhan engkau, Dia-lah Yang Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya,.." (Al Qalam 68:7/8).
Berdasarkan ayat tersebut, tidak ada seorangpun yang berhak untuk menuduh orang lain sesat termasuk anda, apalagi tuduhan itu ditujukan kepada seorang Khalifatullah. Cobalah anda mawas diri, karena SOMBONG dan CONGKAK itu adalah perilaku IBLIS yang menolak sujud kepada Allah bersama Adam (Khalifatullah) as. Sedangkan HMG Ahmad as itu adalah Adam (Khalifatullah) as untuk akhir zaman ini.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
Kedunghalang wrote:putramentari wrote:
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ
QS 62:2. Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
وَآخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
QS 62:3. dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Fi’il Muta’addi
1. Dibuat mengikuti wazan (pola) فَعَّلَ
Contoh:
حَسُنَ –> حَسَّنَ
سَهُلَ –> سَهَّلَ
2. Dibuat mengikuti wazan (pola) أَفْعَلَ
Contoh:
خَرَجَ –> أَخْرَجَ
كَمُلَ –> أَكْمَلَ
sekarang kata : بَعَثَ
mengikuti pola wajan yang mana ???? yups, bukanlah Fi’il Muta’addi
tapi jawabannya :
فَعَلَ adalah wazan untuk fi'il madhiKata بَعَثَ dalam Al Jumu'ah 62:3/4 dapat disebut fi'il muta'adhi (dengan mengikuti pola wazan fi'il madhi yakni فَعَّلَ) karena adanya maf'ul atau obyek. Maf'ul-nya adalah رَسُولًا مِّنْهُمْ (seorang rasul dari antara mereka), sehingga rekonstruksi redaksi ayat Al Jumu'ah 62:3/4 setelah wau athaf diimplementasikan menjadi:وَهُوَالَّذِي بَعَثَ فِي الْآخَرِينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُAl Jumu'ah 62:3/4 "Dan, Dia juga Yang Membangkitkan pada bangsa aakhorin seorang rasul dari antara mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana."Kata بَعَثَ dalam Al Jumu'ah 62:2/3-3/4 dapat pula disebut fi'il madhi lil mustaqbal (kata kerja lampau yang ditambah dengan kata/kalimat yang bermakna mudhori/masa mendatang), karena tugas-tugas rasul dalam kedua ayat tersebut bersifat mudhori/masa mendatang, yakni:يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِين"yang akan membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah.
Kaidah fi'il madhi lil mustaqbal ini banyak digunakan dalam Al Qur'an dan Hadits:
Contoh 1 dalam Al Qur'an:وَالَّذِىْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَآءِمَآءًبِقَدَرٍDan, Yang telah menurunkan air dari awan dengan kadar tertentu,…..(Az-Zukhruf 43:11/12).
Contoh 2 dalam Al Hadits:كَيْفَ اَنْتُمْ اِذَانَزَّلَ اِبْنُ مَرْيَمَ فِيْكُمْ وَاِمَامُكُمْ مِنْكُمْBagaimana sikapmu apabila (Allah) telah menurunkan Ibnu Maryam pada kamu dan menjadi imam (mahdi) kamu dari antara kamu? (Shahih Bukhari).Kata نَزَّلَ dalam ayat dan hadits di atas adalah fi'il madhi lil mustaqbal, karena "turunnya air dari awan" dan "turunnya Ibnu Maryam" merupakan keterangan yang bermakna mudhori atau nubuatan untuk masa mendatang.Kata tambahan (mahdi) adalah tafsiriyah, karena dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda bahwa Isa Ibnu Maryam akan menjadi Imam Mahdi dan Hakim yang adil (Musnad Ahmad bin Hambal), dan Imam Mahdi adalah Khalifatullah (Sunan Ibnu Majah). Menurut Al Qur'an, Nabi Isa as sudah wafat dengan wajar (Ali Imran 3:144/145), sehingga yang dinubuatkan akan datang itu adalah Perumpamaan Ibnu Maryam (Az-Zukhruf 43:57/58). Rasulullah saw menafsirkan kata aakhorin (Al Jumu'ah 62:3/4) itu adalah bangsa Salman Al Farisi ra, yakni bangsa Persia. Dengan demikian, maka wujud orang yang dijanjikan akan datang itu, yakni Perumpamaan Ibnu Maryam, Imam Mahdi & Khalifatullah adalah keturunan bangsa Persia. Tidak ada seorangpun dari keturunan bangsa Persia yang atas perintah Allah, telah mendakwakan diri sebagai Khalifatullah, Imam Mahdi & Perumpamaan Isa Ibnu Maryam (Masih Mau'ud), melainkan hanya HMG Ahmad as dari Qadian, Hindustan, Pendiri Jemaat Muslimin Ahmadiyah.putramentari wrote:
TOBATLAH WAHAI PENGIKUT ALIRAN SESAT
Allah Yang Maha Mengetahui berfirman: "Sesungguhnya Tuhan engkau, Dia-lah Yang Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya,.." (Al Qalam 68:7/8).Berdasarkan ayat tersebut, tidak ada seorangpun yang berhak untuk menuduh orang lain sesat termasuk anda, apalagi tuduhan itu ditujukan kepada seorang Khalifatullah. Cobalah anda mawas diri, karena SOMBONG dan CONGKAK itu adalah perilaku IBLIS yang menolak sujud kepada Allah bersama Adam (Khalifatullah) as. Sedangkan HMG Ahmad as itu adalah Adam (Khalifatullah) as untuk akhir zaman ini.
simple ajah :
sekarang kata : بَعَثَ
mengikuti pola wajan yang mana ???? yups, bukanlah Fi’il Muta’addi
tapi jawabannya :
فَعَلَ adalah wazan untuk fi'il madhi
TOBATLAH WAHAI PENGIKUT ALIRAN SESAT
putramentari- KAPTEN
-
Age : 43
Posts : 4870
Kepercayaan : Islam
Location : Pekanbaru
Join date : 04.03.12
Reputation : 116
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
putramentari wrote:Kedunghalang wrote:putramentari wrote:
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ
QS 62:2. Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
وَآخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
QS 62:3. dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Fi’il Muta’addi
1. Dibuat mengikuti wazan (pola) فَعَّلَ
Contoh:
حَسُنَ –> حَسَّنَ
سَهُلَ –> سَهَّلَ
2. Dibuat mengikuti wazan (pola) أَفْعَلَ
Contoh:
خَرَجَ –> أَخْرَجَ
كَمُلَ –> أَكْمَلَ
sekarang kata : بَعَثَ
mengikuti pola wajan yang mana ???? yups, bukanlah Fi’il Muta’addi
tapi jawabannya :
فَعَلَ adalah wazan untuk fi'il madhiKata بَعَثَ dalam Al Jumu'ah 62:3/4 dapat disebut fi'il muta'adhi (dengan mengikuti pola wazan fi'il madhi yakni فَعَّلَ) karena adanya maf'ul atau obyek. Maf'ul-nya adalah رَسُولًا مِّنْهُمْ (seorang rasul dari antara mereka), sehingga rekonstruksi redaksi ayat Al Jumu'ah 62:3/4 setelah wau athaf diimplementasikan menjadi:وَهُوَالَّذِي بَعَثَ فِي الْآخَرِينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُAl Jumu'ah 62:3/4 "Dan, Dia juga Yang Membangkitkan pada bangsa aakhorin seorang rasul dari antara mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana."Kata بَعَثَ dalam Al Jumu'ah 62:2/3-3/4 dapat pula disebut fi'il madhi lil mustaqbal (kata kerja lampau yang ditambah dengan kata/kalimat yang bermakna mudhori/masa mendatang), karena tugas-tugas rasul dalam kedua ayat tersebut bersifat mudhori/masa mendatang, yakni:يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِين"yang akan membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah.
Kaidah fi'il madhi lil mustaqbal ini banyak digunakan dalam Al Qur'an dan Hadits:
Contoh 1 dalam Al Qur'an:وَالَّذِىْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَآءِمَآءًبِقَدَرٍDan, Yang telah menurunkan air dari awan dengan kadar tertentu,…..(Az-Zukhruf 43:11/12).
Contoh 2 dalam Al Hadits:كَيْفَ اَنْتُمْ اِذَانَزَّلَ اِبْنُ مَرْيَمَ فِيْكُمْ وَاِمَامُكُمْ مِنْكُمْBagaimana sikapmu apabila (Allah) telah menurunkan Ibnu Maryam pada kamu dan menjadi imam (mahdi) kamu dari antara kamu? (Shahih Bukhari).Kata نَزَّلَ dalam ayat dan hadits di atas adalah fi'il madhi lil mustaqbal, karena "turunnya air dari awan" dan "turunnya Ibnu Maryam" merupakan keterangan yang bermakna mudhori atau nubuatan untuk masa mendatang.Kata tambahan (mahdi) adalah tafsiriyah, karena dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda bahwa Isa Ibnu Maryam akan menjadi Imam Mahdi dan Hakim yang adil (Musnad Ahmad bin Hambal), dan Imam Mahdi adalah Khalifatullah (Sunan Ibnu Majah). Menurut Al Qur'an, Nabi Isa as sudah wafat dengan wajar (Ali Imran 3:144/145), sehingga yang dinubuatkan akan datang itu adalah Perumpamaan Ibnu Maryam (Az-Zukhruf 43:57/58). Rasulullah saw menafsirkan kata aakhorin (Al Jumu'ah 62:3/4) itu adalah bangsa Salman Al Farisi ra, yakni bangsa Persia. Dengan demikian, maka wujud orang yang dijanjikan akan datang itu, yakni Perumpamaan Ibnu Maryam, Imam Mahdi & Khalifatullah adalah keturunan bangsa Persia. Tidak ada seorangpun dari keturunan bangsa Persia yang atas perintah Allah, telah mendakwakan diri sebagai Khalifatullah, Imam Mahdi & Perumpamaan Isa Ibnu Maryam (Masih Mau'ud), melainkan hanya HMG Ahmad as dari Qadian, Hindustan, Pendiri Jemaat Muslimin Ahmadiyah.putramentari wrote:
TOBATLAH WAHAI PENGIKUT ALIRAN SESAT
Allah Yang Maha Mengetahui berfirman: "Sesungguhnya Tuhan engkau, Dia-lah Yang Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya,.." (Al Qalam 68:7/8).Berdasarkan ayat tersebut, tidak ada seorangpun yang berhak untuk menuduh orang lain sesat termasuk anda, apalagi tuduhan itu ditujukan kepada seorang Khalifatullah. Cobalah anda mawas diri, karena SOMBONG dan CONGKAK itu adalah perilaku IBLIS yang menolak sujud kepada Allah bersama Adam (Khalifatullah) as. Sedangkan HMG Ahmad as itu adalah Adam (Khalifatullah) as untuk akhir zaman ini.
simple ajah :
sekarang kata : بَعَثَ
mengikuti pola wajan yang mana ???? yups, bukanlah Fi’il Muta’addi
tapi jawabannya :
فَعَلَ adalah wazan untuk fi'il madhi
TOBATLAH WAHAI PENGIKUT ALIRAN SESAT
Apakah anda tidak paham dengan penjelasan saya di atas? Coba lihat pola wazan fi'il muta'adhi nomor 1 yang anda tampilkan.
Apakah anda masih tetap merasa setara dengan Allah Yang Lebih Mengetahui? Merasa bangga telah melanggar Al Qur'an & Hadits.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
Kedunghalang wrote:putramentari wrote:Kedunghalang wrote:putramentari wrote:
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ
QS 62:2. Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
وَآخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
QS 62:3. dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Fi’il Muta’addi
1. Dibuat mengikuti wazan (pola) فَعَّلَ
Contoh:
حَسُنَ –> حَسَّنَ
سَهُلَ –> سَهَّلَ
2. Dibuat mengikuti wazan (pola) أَفْعَلَ
Contoh:
خَرَجَ –> أَخْرَجَ
كَمُلَ –> أَكْمَلَ
sekarang kata : بَعَثَ
mengikuti pola wajan yang mana ???? yups, bukanlah Fi’il Muta’addi
tapi jawabannya :
فَعَلَ adalah wazan untuk fi'il madhiKata بَعَثَ dalam Al Jumu'ah 62:3/4 dapat disebut fi'il muta'adhi (dengan mengikuti pola wazan fi'il madhi yakni فَعَّلَ) karena adanya maf'ul atau obyek. Maf'ul-nya adalah رَسُولًا مِّنْهُمْ (seorang rasul dari antara mereka), sehingga rekonstruksi redaksi ayat Al Jumu'ah 62:3/4 setelah wau athaf diimplementasikan menjadi:وَهُوَالَّذِي بَعَثَ فِي الْآخَرِينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُAl Jumu'ah 62:3/4 "Dan, Dia juga Yang Membangkitkan pada bangsa aakhorin seorang rasul dari antara mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana."Kata بَعَثَ dalam Al Jumu'ah 62:2/3-3/4 dapat pula disebut fi'il madhi lil mustaqbal (kata kerja lampau yang ditambah dengan kata/kalimat yang bermakna mudhori/masa mendatang), karena tugas-tugas rasul dalam kedua ayat tersebut bersifat mudhori/masa mendatang, yakni:يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِين"yang akan membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah.
Kaidah fi'il madhi lil mustaqbal ini banyak digunakan dalam Al Qur'an dan Hadits:
Contoh 1 dalam Al Qur'an:وَالَّذِىْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَآءِمَآءًبِقَدَرٍDan, Yang telah menurunkan air dari awan dengan kadar tertentu,…..(Az-Zukhruf 43:11/12).
Contoh 2 dalam Al Hadits:كَيْفَ اَنْتُمْ اِذَانَزَّلَ اِبْنُ مَرْيَمَ فِيْكُمْ وَاِمَامُكُمْ مِنْكُمْBagaimana sikapmu apabila (Allah) telah menurunkan Ibnu Maryam pada kamu dan menjadi imam (mahdi) kamu dari antara kamu? (Shahih Bukhari).Kata نَزَّلَ dalam ayat dan hadits di atas adalah fi'il madhi lil mustaqbal, karena "turunnya air dari awan" dan "turunnya Ibnu Maryam" merupakan keterangan yang bermakna mudhori atau nubuatan untuk masa mendatang.Kata tambahan (mahdi) adalah tafsiriyah, karena dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda bahwa Isa Ibnu Maryam akan menjadi Imam Mahdi dan Hakim yang adil (Musnad Ahmad bin Hambal), dan Imam Mahdi adalah Khalifatullah (Sunan Ibnu Majah). Menurut Al Qur'an, Nabi Isa as sudah wafat dengan wajar (Ali Imran 3:144/145), sehingga yang dinubuatkan akan datang itu adalah Perumpamaan Ibnu Maryam (Az-Zukhruf 43:57/58). Rasulullah saw menafsirkan kata aakhorin (Al Jumu'ah 62:3/4) itu adalah bangsa Salman Al Farisi ra, yakni bangsa Persia. Dengan demikian, maka wujud orang yang dijanjikan akan datang itu, yakni Perumpamaan Ibnu Maryam, Imam Mahdi & Khalifatullah adalah keturunan bangsa Persia. Tidak ada seorangpun dari keturunan bangsa Persia yang atas perintah Allah, telah mendakwakan diri sebagai Khalifatullah, Imam Mahdi & Perumpamaan Isa Ibnu Maryam (Masih Mau'ud), melainkan hanya HMG Ahmad as dari Qadian, Hindustan, Pendiri Jemaat Muslimin Ahmadiyah.putramentari wrote:
TOBATLAH WAHAI PENGIKUT ALIRAN SESAT
Allah Yang Maha Mengetahui berfirman: "Sesungguhnya Tuhan engkau, Dia-lah Yang Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya,.." (Al Qalam 68:7/8).Berdasarkan ayat tersebut, tidak ada seorangpun yang berhak untuk menuduh orang lain sesat termasuk anda, apalagi tuduhan itu ditujukan kepada seorang Khalifatullah. Cobalah anda mawas diri, karena SOMBONG dan CONGKAK itu adalah perilaku IBLIS yang menolak sujud kepada Allah bersama Adam (Khalifatullah) as. Sedangkan HMG Ahmad as itu adalah Adam (Khalifatullah) as untuk akhir zaman ini.
simple ajah :
sekarang kata : بَعَثَ
mengikuti pola wajan yang mana ???? yups, bukanlah Fi’il Muta’addi
tapi jawabannya :
فَعَلَ adalah wazan untuk fi'il madhi
TOBATLAH WAHAI PENGIKUT ALIRAN SESAT
Apakah anda tidak paham dengan penjelasan saya di atas? Coba lihat pola wazan fi'il muta'adhi nomor 1 yang anda tampilkan.
Apakah anda masih tetap merasa setara dengan Allah Yang Lebih Mengetahui? Merasa bangga telah melanggar Al Qur'an & Hadits.
DISINI Yng dibahas adalah kaidah ilmu alat dan bukan asal mangap
putramentari- KAPTEN
-
Age : 43
Posts : 4870
Kepercayaan : Islam
Location : Pekanbaru
Join date : 04.03.12
Reputation : 116
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
putramentari wrote:Kedunghalang wrote:putramentari wrote:Kedunghalang wrote:putramentari wrote:
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ
QS 62:2. Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
وَآخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
QS 62:3. dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Fi’il Muta’addi
1. Dibuat mengikuti wazan (pola) فَعَّلَ
Contoh:
حَسُنَ –> حَسَّنَ
سَهُلَ –> سَهَّلَ
2. Dibuat mengikuti wazan (pola) أَفْعَلَ
Contoh:
خَرَجَ –> أَخْرَجَ
كَمُلَ –> أَكْمَلَ
sekarang kata : بَعَثَ
mengikuti pola wajan yang mana ???? yups, bukanlah Fi’il Muta’addi
tapi jawabannya :
فَعَلَ adalah wazan untuk fi'il madhiKata بَعَثَ dalam Al Jumu'ah 62:3/4 dapat disebut fi'il muta'adhi (dengan mengikuti pola wazan fi'il madhi yakni فَعَّلَ) karena adanya maf'ul atau obyek. Maf'ul-nya adalah رَسُولًا مِّنْهُمْ (seorang rasul dari antara mereka), sehingga rekonstruksi redaksi ayat Al Jumu'ah 62:3/4 setelah wau athaf diimplementasikan menjadi:وَهُوَالَّذِي بَعَثَ فِي الْآخَرِينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُAl Jumu'ah 62:3/4 "Dan, Dia juga Yang Membangkitkan pada bangsa aakhorin seorang rasul dari antara mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana."Kata بَعَثَ dalam Al Jumu'ah 62:2/3-3/4 dapat pula disebut fi'il madhi lil mustaqbal (kata kerja lampau yang ditambah dengan kata/kalimat yang bermakna mudhori/masa mendatang), karena tugas-tugas rasul dalam kedua ayat tersebut bersifat mudhori/masa mendatang, yakni:يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِين"yang akan membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah.
Kaidah fi'il madhi lil mustaqbal ini banyak digunakan dalam Al Qur'an dan Hadits:
Contoh 1 dalam Al Qur'an:وَالَّذِىْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَآءِمَآءًبِقَدَرٍDan, Yang telah menurunkan air dari awan dengan kadar tertentu,…..(Az-Zukhruf 43:11/12).
Contoh 2 dalam Al Hadits:كَيْفَ اَنْتُمْ اِذَانَزَّلَ اِبْنُ مَرْيَمَ فِيْكُمْ وَاِمَامُكُمْ مِنْكُمْBagaimana sikapmu apabila (Allah) telah menurunkan Ibnu Maryam pada kamu dan menjadi imam (mahdi) kamu dari antara kamu? (Shahih Bukhari).Kata نَزَّلَ dalam ayat dan hadits di atas adalah fi'il madhi lil mustaqbal, karena "turunnya air dari awan" dan "turunnya Ibnu Maryam" merupakan keterangan yang bermakna mudhori atau nubuatan untuk masa mendatang.Kata tambahan (mahdi) adalah tafsiriyah, karena dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda bahwa Isa Ibnu Maryam akan menjadi Imam Mahdi dan Hakim yang adil (Musnad Ahmad bin Hambal), dan Imam Mahdi adalah Khalifatullah (Sunan Ibnu Majah). Menurut Al Qur'an, Nabi Isa as sudah wafat dengan wajar (Ali Imran 3:144/145), sehingga yang dinubuatkan akan datang itu adalah Perumpamaan Ibnu Maryam (Az-Zukhruf 43:57/58). Rasulullah saw menafsirkan kata aakhorin (Al Jumu'ah 62:3/4) itu adalah bangsa Salman Al Farisi ra, yakni bangsa Persia. Dengan demikian, maka wujud orang yang dijanjikan akan datang itu, yakni Perumpamaan Ibnu Maryam, Imam Mahdi & Khalifatullah adalah keturunan bangsa Persia. Tidak ada seorangpun dari keturunan bangsa Persia yang atas perintah Allah, telah mendakwakan diri sebagai Khalifatullah, Imam Mahdi & Perumpamaan Isa Ibnu Maryam (Masih Mau'ud), melainkan hanya HMG Ahmad as dari Qadian, Hindustan, Pendiri Jemaat Muslimin Ahmadiyah.putramentari wrote:
TOBATLAH WAHAI PENGIKUT ALIRAN SESAT
Allah Yang Maha Mengetahui berfirman: "Sesungguhnya Tuhan engkau, Dia-lah Yang Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya,.." (Al Qalam 68:7/8).Berdasarkan ayat tersebut, tidak ada seorangpun yang berhak untuk menuduh orang lain sesat termasuk anda, apalagi tuduhan itu ditujukan kepada seorang Khalifatullah. Cobalah anda mawas diri, karena SOMBONG dan CONGKAK itu adalah perilaku IBLIS yang menolak sujud kepada Allah bersama Adam (Khalifatullah) as. Sedangkan HMG Ahmad as itu adalah Adam (Khalifatullah) as untuk akhir zaman ini.
simple ajah :
sekarang kata : بَعَثَ
mengikuti pola wajan yang mana ???? yups, bukanlah Fi’il Muta’addi
tapi jawabannya :
فَعَلَ adalah wazan untuk fi'il madhi
TOBATLAH WAHAI PENGIKUT ALIRAN SESAT
Apakah anda tidak paham dengan penjelasan saya di atas? Coba lihat pola wazan fi'il muta'adhi nomor 1 yang anda tampilkan.
Apakah anda masih tetap merasa setara dengan Allah Yang Lebih Mengetahui? Merasa bangga telah melanggar Al Qur'an & Hadits.
DISINI Yng dibahas adalah kaidah ilmu alat dan bukan asal mangap
Ilmu alat yang dibahas dengan cara menghujat:
Apa tujuan anda menuduh sesat? Hujatan ini sudah melanggar Al Qur'an & Hadits, karena anda sama sekali tidak berhak.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
Kedunghalang wrote:putramentari wrote:Kedunghalang wrote:putramentari wrote:Kedunghalang wrote:Kata بَعَثَ dalam Al Jumu'ah 62:3/4 dapat disebut fi'il muta'adhi (dengan mengikuti pola wazan fi'il madhi yakni فَعَّلَ) karena adanya maf'ul atau obyek. Maf'ul-nya adalah رَسُولًا مِّنْهُمْ (seorang rasul dari antara mereka), sehingga rekonstruksi redaksi ayat Al Jumu'ah 62:3/4 setelah wau athaf diimplementasikan menjadi:وَهُوَالَّذِي بَعَثَ فِي الْآخَرِينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُAl Jumu'ah 62:3/4 "Dan, Dia juga Yang Membangkitkan pada bangsa aakhorin seorang rasul dari antara mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana."Kata بَعَثَ dalam Al Jumu'ah 62:2/3-3/4 dapat pula disebut fi'il madhi lil mustaqbal (kata kerja lampau yang ditambah dengan kata/kalimat yang bermakna mudhori/masa mendatang), karena tugas-tugas rasul dalam kedua ayat tersebut bersifat mudhori/masa mendatang, yakni:يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِين"yang akan membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah.
Kaidah fi'il madhi lil mustaqbal ini banyak digunakan dalam Al Qur'an dan Hadits:
Contoh 1 dalam Al Qur'an:وَالَّذِىْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَآءِمَآءًبِقَدَرٍDan, Yang telah menurunkan air dari awan dengan kadar tertentu,…..(Az-Zukhruf 43:11/12).
Contoh 2 dalam Al Hadits:كَيْفَ اَنْتُمْ اِذَانَزَّلَ اِبْنُ مَرْيَمَ فِيْكُمْ وَاِمَامُكُمْ مِنْكُمْBagaimana sikapmu apabila (Allah) telah menurunkan Ibnu Maryam pada kamu dan menjadi imam (mahdi) kamu dari antara kamu? (Shahih Bukhari).Kata نَزَّلَ dalam ayat dan hadits di atas adalah fi'il madhi lil mustaqbal, karena "turunnya air dari awan" dan "turunnya Ibnu Maryam" merupakan keterangan yang bermakna mudhori atau nubuatan untuk masa mendatang.Kata tambahan (mahdi) adalah tafsiriyah, karena dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda bahwa Isa Ibnu Maryam akan menjadi Imam Mahdi dan Hakim yang adil (Musnad Ahmad bin Hambal), dan Imam Mahdi adalah Khalifatullah (Sunan Ibnu Majah). Menurut Al Qur'an, Nabi Isa as sudah wafat dengan wajar (Ali Imran 3:144/145), sehingga yang dinubuatkan akan datang itu adalah Perumpamaan Ibnu Maryam (Az-Zukhruf 43:57/58). Rasulullah saw menafsirkan kata aakhorin (Al Jumu'ah 62:3/4) itu adalah bangsa Salman Al Farisi ra, yakni bangsa Persia. Dengan demikian, maka wujud orang yang dijanjikan akan datang itu, yakni Perumpamaan Ibnu Maryam, Imam Mahdi & Khalifatullah adalah keturunan bangsa Persia. Tidak ada seorangpun dari keturunan bangsa Persia yang atas perintah Allah, telah mendakwakan diri sebagai Khalifatullah, Imam Mahdi & Perumpamaan Isa Ibnu Maryam (Masih Mau'ud), melainkan hanya HMG Ahmad as dari Qadian, Hindustan, Pendiri Jemaat Muslimin Ahmadiyah.
Allah Yang Maha Mengetahui berfirman: "Sesungguhnya Tuhan engkau, Dia-lah Yang Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya,.." (Al Qalam 68:7/8).Berdasarkan ayat tersebut, tidak ada seorangpun yang berhak untuk menuduh orang lain sesat termasuk anda, apalagi tuduhan itu ditujukan kepada seorang Khalifatullah. Cobalah anda mawas diri, karena SOMBONG dan CONGKAK itu adalah perilaku IBLIS yang menolak sujud kepada Allah bersama Adam (Khalifatullah) as. Sedangkan HMG Ahmad as itu adalah Adam (Khalifatullah) as untuk akhir zaman ini.
simple ajah :
sekarang kata : بَعَثَ
mengikuti pola wajan yang mana ???? yups, bukanlah Fi’il Muta’addi
tapi jawabannya :
فَعَلَ adalah wazan untuk fi'il madhi
TOBATLAH WAHAI PENGIKUT ALIRAN SESAT
Apakah anda tidak paham dengan penjelasan saya di atas? Coba lihat pola wazan fi'il muta'adhi nomor 1 yang anda tampilkan.
Apakah anda masih tetap merasa setara dengan Allah Yang Lebih Mengetahui? Merasa bangga telah melanggar Al Qur'an & Hadits.
DISINI Yng dibahas adalah kaidah ilmu alat dan bukan asal mangap
Ilmu alat yang dibahas dengan cara menghujat:
Apa tujuan anda menuduh sesat? Hujatan ini sudah melanggar Al Qur'an & Hadits, karena anda sama sekali tidak berhak.
tujuannya agar kamu segera sadar, jangan sesat kuadrat terus
putramentari- KAPTEN
-
Age : 43
Posts : 4870
Kepercayaan : Islam
Location : Pekanbaru
Join date : 04.03.12
Reputation : 116
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
putramentari wrote:Kedunghalang wrote:putramentari wrote:Kedunghalang wrote:putramentari wrote:
simple ajah :
sekarang kata : بَعَثَ
mengikuti pola wajan yang mana ???? yups, bukanlah Fi’il Muta’addi
tapi jawabannya :
فَعَلَ adalah wazan untuk fi'il madhi
TOBATLAH WAHAI PENGIKUT ALIRAN SESAT
Apakah anda tidak paham dengan penjelasan saya di atas? Coba lihat pola wazan fi'il muta'adhi nomor 1 yang anda tampilkan.
Apakah anda masih tetap merasa setara dengan Allah Yang Lebih Mengetahui? Merasa bangga telah melanggar Al Qur'an & Hadits.
DISINI Yng dibahas adalah kaidah ilmu alat dan bukan asal mangap
Ilmu alat yang dibahas dengan cara menghujat:
Apa tujuan anda menuduh sesat? Hujatan ini sudah melanggar Al Qur'an & Hadits, karena anda sama sekali tidak berhak.
tujuannya agar kamu segera sadar, jangan sesat kuadrat terus
Allah mengajarkan bahwa jika kita menyeru kepada Allah, maka harus dengan cara hikmah (An-Nahl 16:125/126), bukan dengan menghujat dan menuduh sesat. Akibatnya kesesatan itu akan kembali kepada yang menghujat dan menuduh, yakni anda sendiri. Coba periksa ulang kata nazzala yang digunakan Allah dan Rasul-Nya saw. Apakah Allah dan Rasul-Nya sesat? Naudzubillahi mindzaalik.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
Kedunghalang wrote:putramentari wrote:Kedunghalang wrote:putramentari wrote:Kedunghalang wrote:
Apakah anda tidak paham dengan penjelasan saya di atas? Coba lihat pola wazan fi'il muta'adhi nomor 1 yang anda tampilkan.
Apakah anda masih tetap merasa setara dengan Allah Yang Lebih Mengetahui? Merasa bangga telah melanggar Al Qur'an & Hadits.
DISINI Yng dibahas adalah kaidah ilmu alat dan bukan asal mangap
Ilmu alat yang dibahas dengan cara menghujat:
Apa tujuan anda menuduh sesat? Hujatan ini sudah melanggar Al Qur'an & Hadits, karena anda sama sekali tidak berhak.
tujuannya agar kamu segera sadar, jangan sesat kuadrat terusAllah mengajarkan bahwa jika kita menyeru kepada Allah, maka harus dengan cara hikmah (An-Nahl 16:125/126), bukan dengan menghujat dan menuduh sesat. Akibatnya kesesatan itu akan kembali kepada yang menghujat dan menuduh, yakni anda sendiri. Coba periksa ulang kata nazzala yang digunakan Allah dan Rasul-Nya saw. Apakah Allah dan Rasul-Nya sesat? Naudzubillahi mindzaalik.
BUKAN MENUDUH, TAPI aHMADIYAH MEMANG SESAT DAN MENYESATKAN
putramentari- KAPTEN
-
Age : 43
Posts : 4870
Kepercayaan : Islam
Location : Pekanbaru
Join date : 04.03.12
Reputation : 116
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
putramentari wrote:Kedunghalang wrote:putramentari wrote:Kedunghalang wrote:putramentari wrote:
DISINI Yng dibahas adalah kaidah ilmu alat dan bukan asal mangap
Ilmu alat yang dibahas dengan cara menghujat:
Apa tujuan anda menuduh sesat? Hujatan ini sudah melanggar Al Qur'an & Hadits, karena anda sama sekali tidak berhak.
tujuannya agar kamu segera sadar, jangan sesat kuadrat terusAllah mengajarkan bahwa jika kita menyeru kepada Allah, maka harus dengan cara hikmah (An-Nahl 16:125/126), bukan dengan menghujat dan menuduh sesat. Akibatnya kesesatan itu akan kembali kepada yang menghujat dan menuduh, yakni anda sendiri. Coba periksa ulang kata nazzala yang digunakan Allah dan Rasul-Nya saw. Apakah Allah dan Rasul-Nya sesat? Naudzubillahi mindzaalik.
BUKAN MENUDUH, TAPI aHMADIYAH MEMANG SESAT DAN MENYESATKAN
Menurut Rasulullah saw, KESESATAN itu akan kembali lagi kepada yang menuduh (Shahih Bukhari).
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
Kedunghalang wrote:putramentari wrote:Kedunghalang wrote:putramentari wrote:Kedunghalang wrote:
Ilmu alat yang dibahas dengan cara menghujat:
Apa tujuan anda menuduh sesat? Hujatan ini sudah melanggar Al Qur'an & Hadits, karena anda sama sekali tidak berhak.
tujuannya agar kamu segera sadar, jangan sesat kuadrat terusAllah mengajarkan bahwa jika kita menyeru kepada Allah, maka harus dengan cara hikmah (An-Nahl 16:125/126), bukan dengan menghujat dan menuduh sesat. Akibatnya kesesatan itu akan kembali kepada yang menghujat dan menuduh, yakni anda sendiri. Coba periksa ulang kata nazzala yang digunakan Allah dan Rasul-Nya saw. Apakah Allah dan Rasul-Nya sesat? Naudzubillahi mindzaalik.
BUKAN MENUDUH, TAPI aHMADIYAH MEMANG SESAT DAN MENYESATKAN
Menurut Rasulullah saw, KESESATAN itu akan kembali lagi kepada yang menuduh (Shahih Bukhari).
PALING JUGA HADIS GOTAK GATUK LAGI, KARENA TERBUKTI KAMU PENUSTA HADIS :
QS 56:51. Kemudian sesungguhnya kamu hai orang-orang yang sesat lagi mendustakan,
putramentari- KAPTEN
-
Age : 43
Posts : 4870
Kepercayaan : Islam
Location : Pekanbaru
Join date : 04.03.12
Reputation : 116
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
Sekedar menambahkan kaidah Nahwu untuk Masalah Fi'il (kata kerja)
Berdasarkan pembagian waktu yang dikenakan kepada Fi'il terbagi menjadi 3 yaitu :
Fi'il Madhi yaitu : suatu kalimat kerja yang menujukan kerjaan Telah selesai/lewat contoh..نصر.
Fi'il Mudhari yaitu : suatu kalimat yang menujukan kejadian bisa sekarang bisa di masadepan contoh يضرب
Fi'il Amar Yaitu : suatu kalimat yang menunjukan perintah dan atau permintaan..contoh أنصر
Berdasarkan kondisi atau tempat Fi'il Tam terbagi menjadi 2 yaitu :
Fi’il Muta’addi adalah: kalimah Fi’il yg sampai kepada Maf’ul tanpa perantara Huruf Jar atau perantara Huruf ta’diyah lainnya.
Fi’il Lazim adalah: kalimah Fi’il yg tidak sampai kepada Maf’ul kecuali perantara Huruf Jar atau perantara Huruf ta’diyah lainnya semisal Huruf Hamzah lit ta'diyyah
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ
Mari kita lihat lagi disana setelah kata "Ba'atsa" ada kata "fi", dan "fi" tersebut adalah huruf jar, berarti kata "ba'atsa" merupakan Fi'il Lazim bukan Fi'il Muta'addhi
Dan juga "Ba'atsa" berwazan "Fa'ala" sedangkan untuk menjadi Fi'il Muta'addi berwazan "Af'ala" atau "Fa''ala" yang di huruf 'ain ada Tasydidnya.
Berdasarkan pembagian waktu yang dikenakan kepada Fi'il terbagi menjadi 3 yaitu :
Fi'il Madhi yaitu : suatu kalimat kerja yang menujukan kerjaan Telah selesai/lewat contoh..نصر.
Fi'il Mudhari yaitu : suatu kalimat yang menujukan kejadian bisa sekarang bisa di masadepan contoh يضرب
Fi'il Amar Yaitu : suatu kalimat yang menunjukan perintah dan atau permintaan..contoh أنصر
Berdasarkan kondisi atau tempat Fi'il Tam terbagi menjadi 2 yaitu :
Fi’il Muta’addi adalah: kalimah Fi’il yg sampai kepada Maf’ul tanpa perantara Huruf Jar atau perantara Huruf ta’diyah lainnya.
Fi’il Lazim adalah: kalimah Fi’il yg tidak sampai kepada Maf’ul kecuali perantara Huruf Jar atau perantara Huruf ta’diyah lainnya semisal Huruf Hamzah lit ta'diyyah
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ
Mari kita lihat lagi disana setelah kata "Ba'atsa" ada kata "fi", dan "fi" tersebut adalah huruf jar, berarti kata "ba'atsa" merupakan Fi'il Lazim bukan Fi'il Muta'addhi
Dan juga "Ba'atsa" berwazan "Fa'ala" sedangkan untuk menjadi Fi'il Muta'addi berwazan "Af'ala" atau "Fa''ala" yang di huruf 'ain ada Tasydidnya.
ngayarana- LETNAN DUA
-
Posts : 1148
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 30.01.14
Reputation : 27
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
Kedunghalang wrote:Kata بَعَثَ dalam Al Jumu'ah 62:2/3-3/4 dapat pula disebut fi'il madhi lil mustaqbal (kata kerja lampau yang ditambah dengan kata/kalimat yang bermakna mudhori/masa mendatang), karena tugas-tugas rasul dalam kedua ayat tersebut bersifat mudhori/masa mendatang, yakni:يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِين"yang akan membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah.
Jika seperti itu maumu.... berarti ayat ini diterima Muhammad sebelum diutus menjadi rosul ya?
ini sesat namanya
Kedunghalang wrote:
Kata بَعَثَ dalam Al Jumu'ah 62:3/4 dapat disebut fi'il muta'adhi (dengan mengikuti pola wazan fi'il madhi yakni فَعَّلَ) karena adanya maf'ul atau obyek. Maf'ul-nya adalah رَسُولًا مِّنْهُمْ (seorang rasul dari antara mereka), sehingga rekonstruksi redaksi ayat Al Jumu'ah 62:3/4 setelah wau athaf diimplementasikan menjadi:
وَهُوَالَّذِي بَعَثَ فِي الْآخَرِينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Al Jumu'ah 62:3/4 "Dan, Dia juga Yang Membangkitkan pada bangsa aakhorin seorang rasul dari antara mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana."
ooooh Jika seperti itu maumu.... berarti Nabi Muhammad hanya diutus kepada kaumnya saja tidak untuk orang lain
kalau gini sesat namanya
pasrah- KOPRAL
-
Posts : 46
Kepercayaan : Islam
Location : pati
Join date : 08.06.13
Reputation : 1
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
putramentari wrote:Kedunghalang wrote:putramentari wrote:Kedunghalang wrote:putramentari wrote:
tujuannya agar kamu segera sadar, jangan sesat kuadrat terusAllah mengajarkan bahwa jika kita menyeru kepada Allah, maka harus dengan cara hikmah (An-Nahl 16:125/126), bukan dengan menghujat dan menuduh sesat. Akibatnya kesesatan itu akan kembali kepada yang menghujat dan menuduh, yakni anda sendiri. Coba periksa ulang kata nazzala yang digunakan Allah dan Rasul-Nya saw. Apakah Allah dan Rasul-Nya sesat? Naudzubillahi mindzaalik.
BUKAN MENUDUH, TAPI aHMADIYAH MEMANG SESAT DAN MENYESATKAN
Menurut Rasulullah saw, KESESATAN itu akan kembali lagi kepada yang menuduh (Shahih Bukhari).
PALING JUGA HADIS GOTAK GATUK LAGI, KARENA TERBUKTI KAMU PENUSTA HADIS :
QS 56:51. Kemudian sesungguhnya kamu hai orang-orang yang sesat lagi mendustakan,
Jemaat Ahmadiyah didirikan oleh HMG Ahmad (Khalifatullah, Imam Mahdi & Masih Mau'ud) as yang telah diutus Allah dan telah Dia anugerahi Nikmat-Nya (An-Nisa 4:69/70), berkat ketaatannya yang sempurna kepada Allah dan Nabi Muhammad saw. Jadi tidak mungkin Jemaat Ahmadiyah mendustakan Allah dan Rasul-Nya, dan tidak mungkin pula sesat, karena hanya Allah Yang Maha Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan siapa yang mendapat petunjuk-Nya (Al Mahdi) (Al Qalam 68:6/7)
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
ngayarana wrote:Sekedar menambahkan kaidah Nahwu untuk Masalah Fi'il (kata kerja)
Berdasarkan pembagian waktu yang dikenakan kepada Fi'il terbagi menjadi 3 yaitu :
Fi'il Madhi yaitu : suatu kalimat kerja yang menujukan kerjaan Telah selesai/lewat contoh..نصر.
Fi'il Mudhari yaitu : suatu kalimat yang menujukan kejadian bisa sekarang bisa di masadepan contoh يضرب
Fi'il Amar Yaitu : suatu kalimat yang menunjukan perintah dan atau permintaan..contoh أنصر
Berdasarkan kondisi atau tempat Fi'il Tam terbagi menjadi 2 yaitu :
Fi’il Muta’addi adalah: kalimah Fi’il yg sampai kepada Maf’ul tanpa perantara Huruf Jar atau perantara Huruf ta’diyah lainnya.
Fi’il Lazim adalah: kalimah Fi’il yg tidak sampai kepada Maf’ul kecuali perantara Huruf Jar atau perantara Huruf ta’diyah lainnya semisal Huruf Hamzah lit ta'diyyah
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ
Mari kita lihat lagi disana setelah kata "Ba'atsa" ada kata "fi", dan "fi" tersebut adalah huruf jar, berarti kata "ba'atsa" merupakan Fi'il Lazim bukan Fi'il Muta'addhi
Dan juga "Ba'atsa" berwazan "Fa'ala" sedangkan untuk menjadi Fi'il Muta'addi berwazan "Af'ala" atau "Fa''ala" yang di huruf 'ain ada Tasydidnya.
Kata بَعَثَ dalam Al Jumu'ah 62:3/4 dapat disebut fi'il muta'adhi (dengan mengikuti pola wazan fi'il madhi yakni فَعَّلَ) karena adanya maf'ul atau obyek. Maf'ul-nya adalah رَسُولًا مِّنْهُمْ (seorang rasul dari antara mereka), sehingga rekonstruksi redaksi ayat Al Jumu'ah 62:3/4 setelah wau athaf diimplementasikan menjadi:
وَهُوَالَّذِي بَعَثَ فِي الْآخَرِينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Al Jumu'ah 62:3/4 "Dan, Dia juga Yang Membangkitkan pada bangsa aakhorin seorang rasul dari antara mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana."
Kata بَعَثَ dalam Al Jumu'ah 62:2/3-3/4 dapat pula disebut fi'il madhi lil mustaqbal (kata kerja lampau yang ditambah dengan kata/kalimat yang bermakna mudhori/masa mendatang), karena tugas-tugas rasul dalam kedua ayat tersebut bersifat mudhori/masa mendatang, yakni:
يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِين
"yang akan membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah.
Kaidah fi'il madhi lil mustaqbal ini banyak digunakan dalam Al Qur'an dan Hadits:
Contoh 1 dalam Al Qur'an:
وَالَّذِىْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَآءِمَآءًبِقَدَرٍ
Dan, Yang telah menurunkan air dari awan dengan kadar tertentu,…..(Az-Zukhruf 43:11/12).
Contoh 2 dalam Al Hadits:
كَيْفَ اَنْتُمْ اِذَانَزَّلَ اِبْنُ مَرْيَمَ فِيْكُمْ وَاِمَامُكُمْ مِنْكُمْ
Bagaimana sikapmu apabila (Allah) telah menurunkan Ibnu Maryam pada kamu dan menjadi imam (mahdi) kamu dari antara kamu? (Shahih Bukhari).
Kata نَزَّلَ dalam ayat dan hadits di atas adalah fi'il madhi lil mustaqbal, karena "turunnya air dari awan" dan "turunnya Ibnu Maryam" merupakan keterangan yang bermakna mudhori atau nubuatan untuk masa mendatang.
Kata tambahan (mahdi) adalah tafsiriyah, karena dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda bahwa Isa Ibnu Maryam akan menjadi Imam Mahdi dan Hakim yang adil (Musnad Ahmad bin Hambal), dan Imam Mahdi adalah Khalifatullah (Sunan Ibnu Majah). Menurut Al Qur'an, Nabi Isa as sudah wafat dengan wajar (Ali Imran 3:144/145), sehingga yang dinubuatkan akan datang itu adalah Perumpamaan Ibnu Maryam (Az-Zukhruf 43:57/58). Rasulullah saw menafsirkan kata aakhorin (Al Jumu'ah 62:3/4) itu adalah bangsa Salman Al Farisi ra, yakni bangsa Persia. Dengan demikian, maka wujud orang yang dijanjikan akan datang itu, yakni Perumpamaan Ibnu Maryam, Imam Mahdi & Khalifatullah adalah keturunan bangsa Persia. Tidak ada seorangpun dari keturunan bangsa Persia yang atas perintah Allah, telah mendakwakan diri sebagai Khalifatullah, Imam Mahdi & Perumpamaan Isa Ibnu Maryam (Masih Mau'ud), melainkan hanya HMG Ahmad as dari Qadian, Hindustan, Pendiri Jemaat Muslimin Ahmadiyah.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
pasrah wrote:Kedunghalang wrote:Kata بَعَثَ dalam Al Jumu'ah 62:2/3-3/4 dapat pula disebut fi'il madhi lil mustaqbal(kata kerja lampau yang ditambah dengan kata/kalimat yang bermakna mudhori/masa mendatang), karena tugas-tugas rasul dalam kedua ayat tersebut bersifat mudhori/masa mendatang, yakni:يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِين"yang akan membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah.
Jika seperti itu maumu.... berarti ayat ini diterima Muhammad sebelum diutus menjadi rosul ya?
ini sesat namanya
INI NAMANYA MISUNDERSTANDING
pasrah wrote:Kedunghalang wrote:
Kata بَعَثَ dalam Al Jumu'ah 62:3/4 dapat disebut fi'il muta'adhi (dengan mengikuti pola wazan fi'il madhi yakni فَعَّلَ) karena adanya maf'ul atau obyek. Maf'ul-nya adalah رَسُولًا مِّنْهُمْ (seorang rasul dari antara mereka), sehingga rekonstruksi redaksi ayat Al Jumu'ah 62:3/4 setelah wau athaf diimplementasikan menjadi:
وَهُوَالَّذِي بَعَثَ فِي الْآخَرِينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Al Jumu'ah 62:3/4 "Dan, Dia juga Yang Membangkitkan pada bangsa aakhorin seorang rasul dari antara mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana."
ooooh Jika seperti itu maumu.... berarti Nabi Muhammad hanya diutus kepada kaumnya saja tidak untuk orang lain
kalau gini sesat namanya
INI NAMANYA MISUNDERSTANDING.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
Mana yang Mengikuti pola Wazan فَعَّلَ dari kalimat berikut :Kedunghalang wrote:ngayarana wrote:Sekedar menambahkan kaidah Nahwu untuk Masalah Fi'il (kata kerja)
Berdasarkan pembagian waktu yang dikenakan kepada Fi'il terbagi menjadi 3 yaitu :
Fi'il Madhi yaitu : suatu kalimat kerja yang menujukan kerjaan Telah selesai/lewat contoh..نصر.
Fi'il Mudhari yaitu : suatu kalimat yang menujukan kejadian bisa sekarang bisa di masadepan contoh يضرب
Fi'il Amar Yaitu : suatu kalimat yang menunjukan perintah dan atau permintaan..contoh أنصر
Berdasarkan kondisi atau tempat Fi'il Tam terbagi menjadi 2 yaitu :
Fi’il Muta’addi adalah: kalimah Fi’il yg sampai kepada Maf’ul tanpa perantara Huruf Jar atau perantara Huruf ta’diyah lainnya.
Fi’il Lazim adalah: kalimah Fi’il yg tidak sampai kepada Maf’ul kecuali perantara Huruf Jar atau perantara Huruf ta’diyah lainnya semisal Huruf Hamzah lit ta'diyyah
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ
Mari kita lihat lagi disana setelah kata "Ba'atsa" ada kata "fi", dan "fi" tersebut adalah huruf jar, berarti kata "ba'atsa" merupakan Fi'il Lazim bukan Fi'il Muta'addhi
Dan juga "Ba'atsa" berwazan "Fa'ala" sedangkan untuk menjadi Fi'il Muta'addi berwazan "Af'ala" atau "Fa''ala" yang di huruf 'ain ada Tasydidnya.Kata بَعَثَ dalam Al Jumu'ah 62:3/4 dapat disebut fi'il muta'adhi (dengan mengikuti pola wazan fi'il madhi yakni فَعَّلَ) karena adanya maf'ul atau obyek.
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ
Jangan Ngelantur lah.....
Rekontruksi Apa Nambahin Ayat....?, Dosa besar loh.........Maf'ul-nya adalah رَسُولًا مِّنْهُمْ (seorang rasul dari antara mereka), sehingga rekonstruksi redaksi ayat Al Jumu'ah 62:3/4 setelah wau athaf diimplementasikan menjadi:وَهُوَالَّذِي بَعَثَ فِي الْآخَرِينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُAl Jumu'ah 62:3/4 "Dan, Dia juga Yang Membangkitkan pada bangsa aakhorin seorang rasul dari antara mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana."
Ada tambahan huruf Mustaqbal gak dari ayat yang anda sebut sebut itu...?Kata بَعَثَ dalam Al Jumu'ah 62:2/3-3/4 dapat pula disebut fi'il madhi lil mustaqbal (kata kerja lampau yang ditambah dengan kata/kalimat yang bermakna mudhori/masa mendatang), karena tugas-tugas rasul dalam kedua ayat tersebut bersifat mudhori/masa mendatang, yakni:يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِين"yang akan membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah.
Kenapa gak anda ganti terjemahannya menjadi yang akan datang ayat di atas....?Kaidah fi'il madhi lil mustaqbal ini banyak digunakan dalam Al Qur'an dan Hadits:
Contoh 1 dalam Al Qur'an:وَالَّذِىْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَآءِمَآءًبِقَدَرٍDan, Yang telah menurunkan air dari awan dengan kadar tertentu,…..(Az-Zukhruf 43:11/12).
Seperti ini Mungkin..."Dan, Yang Akan menurunkan air dari awan dengan kadar tertentu,…..
Beda pak Contoh yang anda gunakan....
Contoh 2 dalam Al Hadits:كَيْفَ اَنْتُمْ اِذَانَزَّلَ اِبْنُ مَرْيَمَ فِيْكُمْ وَاِمَامُكُمْ مِنْكُمْ
Bagaimana sikapmu apabila (Allah) telah menurunkan Ibnu Maryam pada kamu dan menjadi imam (mahdi) kamu dari antara kamu? (Shahih Bukhari).
Kata نَزَّلَ dalam ayat dan hadits di atas adalah fi'il madhi lil mustaqbal, karena "turunnya air dari awan" dan "turunnya Ibnu Maryam" merupakan keterangan yang bermakna mudhori atau nubuatan untuk masa mendatang.
Hadist yang anda bawa di depan kata نَزَّلَ ada Lafad اِذَ untuk penegasan sifatnya sudah Pasti.
Silahkan Buka buka lagi bukunya mengenai bab huruf Mustaqbalnya, ada pengertian itu...
Jangan Nyocok nyocokin terus lah, kalo gak di bilang Ilmu Cocokmologi....
Pemahaman anda diatas sudah sering saya pertanyakan, Kok Mirip Kaum Bahai, dan masih mending, Pendiri Kaum tersebut memang ketrunan Bangsa persia....Kata tambahan (mahdi) adalah tafsiriyah, karena dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda bahwa Isa Ibnu Maryam akan menjadi Imam Mahdi dan Hakim yang adil (Musnad Ahmad bin Hambal), dan Imam Mahdi adalah Khalifatullah (Sunan Ibnu Majah). Menurut Al Qur'an, Nabi Isa as sudah wafat dengan wajar (Ali Imran 3:144/145), sehingga yang dinubuatkan akan datang itu adalah Perumpamaan Ibnu Maryam (Az-Zukhruf 43:57/58). Rasulullah saw menafsirkan kata aakhorin (Al Jumu'ah 62:3/4) itu adalah bangsa Salman Al Farisi ra, yakni bangsa Persia. Dengan demikian, maka wujud orang yang dijanjikan akan datang itu, yakni Perumpamaan Ibnu Maryam, Imam Mahdi & Khalifatullah adalah keturunan bangsa Persia. Tidak ada seorangpun dari keturunan bangsa Persia yang atas perintah Allah, telah mendakwakan diri sebagai Khalifatullah, Imam Mahdi & Perumpamaan Isa Ibnu Maryam (Masih Mau'ud), melainkan hanya HMG Ahmad as dari Qadian, Hindustan, Pendiri Jemaat Muslimin Ahmadiyah.
Lah ...MGA...????
ngayarana- LETNAN DUA
-
Posts : 1148
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 30.01.14
Reputation : 27
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
ngayarana wrote:Mana yang Mengikuti pola Wazan فَعَّلَ dari kalimat berikut :Kedunghalang wrote:ngayarana wrote:Sekedar menambahkan kaidah Nahwu untuk Masalah Fi'il (kata kerja)
Berdasarkan pembagian waktu yang dikenakan kepada Fi'il terbagi menjadi 3 yaitu :
Fi'il Madhi yaitu : suatu kalimat kerja yang menujukan kerjaan Telah selesai/lewat contoh..نصر.
Fi'il Mudhari yaitu : suatu kalimat yang menujukan kejadian bisa sekarang bisa di masadepan contoh يضرب
Fi'il Amar Yaitu : suatu kalimat yang menunjukan perintah dan atau permintaan..contoh أنصر
Berdasarkan kondisi atau tempat Fi'il Tam terbagi menjadi 2 yaitu :
Fi’il Muta’addi adalah: kalimah Fi’il yg sampai kepada Maf’ul tanpa perantara Huruf Jar atau perantara Huruf ta’diyah lainnya.
Fi’il Lazim adalah: kalimah Fi’il yg tidak sampai kepada Maf’ul kecuali perantara Huruf Jar atau perantara Huruf ta’diyah lainnya semisal Huruf Hamzah lit ta'diyyah
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ
Mari kita lihat lagi disana setelah kata "Ba'atsa" ada kata "fi", dan "fi" tersebut adalah huruf jar, berarti kata "ba'atsa" merupakan Fi'il Lazim bukan Fi'il Muta'addhi
Dan juga "Ba'atsa" berwazan "Fa'ala" sedangkan untuk menjadi Fi'il Muta'addi berwazan "Af'ala" atau "Fa''ala" yang di huruf 'ain ada Tasydidnya.Kata بَعَثَ dalam Al Jumu'ah 62:3/4 dapat disebut fi'il muta'adhi (dengan mengikuti pola wazan fi'il madhi yakni فَعَّلَ) karena adanya maf'ul atau obyek.
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ
Jangan Ngelantur lah.
Kata بَعَثَ mengikuti pola wazan fiil madhi dan juga fiil muta'addi, karena huruf ث secara lafadz terdiri dari dua huruf, yakni ت dan س yang diidhafatkan, sehingga jika dibaca seperti tasydid.
ngayarana wrote:Maf'ul-nya adalah رَسُولًا مِّنْهُمْ (seorang rasul dari antara mereka), sehingga rekonstruksi redaksi ayat Al Jumu'ah 62:3/4 setelah wau athaf diimplementasikan menjadi:وَهُوَالَّذِي بَعَثَ فِي الْآخَرِينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُAl Jumu'ah 62:3/4 "Dan, Dia juga Yang Membangkitkan pada bangsa aakhorin seorang rasul dari antara mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana."
Rekontruksi Apa Nambahin Ayat....?, Dosa besar loh.........
Anda lupa dengan wau athaf?
ngayarana wrote:Kata بَعَثَ dalam Al Jumu'ah 62:2/3-3/4 dapat pula disebut fi'il madhi lil mustaqbal (kata kerja lampau yang ditambah dengan kata/kalimat yang bermakna mudhori/masa mendatang), karena tugas-tugas rasul dalam kedua ayat tersebut bersifat mudhori/masa mendatang, yakni:يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِين"yang akan membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah.
Ada tambahan huruf Mustaqbal gak dari ayat yang anda sebut sebut itu...?
Anda tidak bisa membaca uraian di atas (okey saya ulang):
يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِين
"yang akan membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah".ngayarana wrote:Kaidah fi'il madhi lil mustaqbal ini banyak digunakan dalam Al Qur'an dan Hadits:
Contoh 1 dalam Al Qur'an:وَالَّذِىْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَآءِمَآءًبِقَدَرٍDan, Yang telah menurunkan air dari awan dengan kadar tertentu,…..(Az-Zukhruf 43:11/12).
Kenapa gak anda ganti terjemahannya menjadi yang akan datang ayat di atas....?
Seperti ini Mungkin..."Dan, Yang Akan menurunkan air dari awan dengan kadar tertentu,…..
Terjemahan tidak harus diganti, karena itu adalah fiil madhi lil mustaqbal (past future tense).
ngayarana wrote:
Contoh 2 dalam Al Hadits:كَيْفَ اَنْتُمْ اِذَانَزَّلَ اِبْنُ مَرْيَمَ فِيْكُمْ وَاِمَامُكُمْ مِنْكُمْ
Bagaimana sikapmu apabila (Allah) telah menurunkan Ibnu Maryam pada kamu dan menjadi imam (mahdi) kamu dari antara kamu? (Shahih Bukhari).
Kata نَزَّلَ dalam ayat dan hadits di atas adalah fi'il madhi lil mustaqbal, karena "turunnya air dari awan" dan "turunnya Ibnu Maryam" merupakan keterangan yang bermakna mudhori atau nubuatan untuk masa mendatang.
Beda pak Contoh yang anda gunakan....
Hadist yang anda bawa di depan kata نَزَّلَ ada Lafad اِذَ untuk penegasan sifatnya sudah Pasti.
Silahkan Buka buka lagi bukunya mengenai bab huruf Mustaqbalnya, ada pengertian itu...
Justru karena TURUNNYA IBNU MARYAM itu SUDAH PASTI sebagaimana TURUNNYA HUJAN yang juga SUDAH PASTI, maka Allah dan Rasul-Nya menggunakan نَزَّلَ , yakni fiil madhi lil mustaqbal.
ngayarana wrote:Kata tambahan (mahdi) adalah tafsiriyah, karena dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda bahwa Isa Ibnu Maryam akan menjadi Imam Mahdi dan Hakim yang adil (Musnad Ahmad bin Hambal), dan Imam Mahdi adalah Khalifatullah (Sunan Ibnu Majah). Menurut Al Qur'an, Nabi Isa as sudah wafat dengan wajar (Ali Imran 3:144/145), sehingga yang dinubuatkan akan datang itu adalah Perumpamaan Ibnu Maryam (Az-Zukhruf 43:57/58). Rasulullah saw menafsirkan kata aakhorin (Al Jumu'ah 62:3/4) itu adalah bangsa Salman Al Farisi ra, yakni bangsa Persia. Dengan demikian, maka wujud orang yang dijanjikan akan datang itu, yakni Perumpamaan Ibnu Maryam, Imam Mahdi & Khalifatullah adalah keturunan bangsa Persia. Tidak ada seorangpun dari keturunan bangsa Persia yang atas perintah Allah, telah mendakwakan diri sebagai Khalifatullah, Imam Mahdi & Perumpamaan Isa Ibnu Maryam (Masih Mau'ud), melainkan hanya HMG Ahmad as dari Qadian, Hindustan, Pendiri Jemaat Muslimin Ahmadiyah.
Pemahaman anda diatas sudah sering saya pertanyakan, Kok Mirip Kaum Bahai, dan masih mending, Pendiri Kaum tersebut memang ketrunan Bangsa persia....
Lah ...MGA...????
Nenek moyang HMG Ahmad (Khalifatullah, Imam Mahdi & Masih Mau'ud) as berasal dari Persia yang hijrah ke Hindustan, lihat sejarahnya di: http://www.alislam.org/topics/messiah/index.php
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
Kedunghalang wrote:pasrah wrote:Kedunghalang wrote:Kata بَعَثَ dalam Al Jumu'ah 62:2/3-3/4 dapat pula disebut fi'il madhi lil mustaqbal(kata kerja lampau yang ditambah dengan kata/kalimat yang bermakna mudhori/masa mendatang), karena tugas-tugas rasul dalam kedua ayat tersebut bersifat mudhori/masa mendatang, yakni:يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِين"yang akan membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah.
Jika seperti itu maumu.... berarti ayat ini diterima Muhammad sebelum diutus menjadi rosul ya?
ini sesat namanya
INI NAMANYA MISUNDERSTANDINGpasrah wrote:Kedunghalang wrote:
Kata بَعَثَ dalam Al Jumu'ah 62:3/4 dapat disebut fi'il muta'adhi (dengan mengikuti pola wazan fi'il madhi yakni فَعَّلَ) karena adanya maf'ul atau obyek. Maf'ul-nya adalah رَسُولًا مِّنْهُمْ (seorang rasul dari antara mereka), sehingga rekonstruksi redaksi ayat Al Jumu'ah 62:3/4 setelah wau athaf diimplementasikan menjadi:
وَهُوَالَّذِي بَعَثَ فِي الْآخَرِينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Al Jumu'ah 62:3/4 "Dan, Dia juga Yang Membangkitkan pada bangsa aakhorin seorang rasul dari antara mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana."
ooooh Jika seperti itu maumu.... berarti Nabi Muhammad hanya diutus kepada kaumnya saja tidak untuk orang lain
kalau gini sesat namanya
INI NAMANYA MISUNDERSTANDING.
yg misunderstanding tu sampean
1. kalau sampean bilang kata بغث itu fiil madi lil mustaqbal, jadi ayat itu diterima Muhammad setelah DIUTUS menjadi Rasul atau ketika masih belum DIUTUS menjadi Rasul? ini saja yg perlu anda jawab YA ato TIDAK?
2.jika ilmu cocokmologimu terhadap ayat ini tetap dipertahankan, apa tidak kontradiksi dg banyak ayat2 lain? bahwa Nabi Muhammad sebagai penutup para nabi dan diutus kepada kaumnya dan seluruh manusia... lagian masak huruf "WAWU" pada lafal والآخرين mau diatafkan ke بعث ? tanpa menyertakan huruf jar في pada lafal في الأميين ???? yg benar itu ataf pada lafal الأميين makanya tanpa huruf jar lagi. dan huruf jar "MIN" pada lafal منهم itu berta'alluq pada lafal الأخرين dan domir HUM marji'nya pada lafal الأميين
pasrah- KOPRAL
-
Posts : 46
Kepercayaan : Islam
Location : pati
Join date : 08.06.13
Reputation : 1
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
pasrah wrote:
1. kalau sampean bilang kata بغث itu fiil madi lil mustaqbal, jadi ayat itu diterima Muhammad setelah DIUTUS menjadi Rasul atau ketika masih belum DIUTUS menjadi Rasul? ini saja yg perlu anda jawab YA ato TIDAK?
2.jika ilmu cocokmologimu terhadap ayat ini tetap dipertahankan, apa tidak kontradiksi dg banyak ayat2 lain? bahwa Nabi Muhammad sebagai penutup para nabi dan diutus kepada kaumnya dan seluruh manusia... lagian masak huruf "WAWU" pada lafal والآخرين mau diatafkan ke بعث ? tanpa menyertakan huruf jar في pada lafal في الأميين ???? yg benar itu ataf pada lafal الأميين makanya tanpa huruf jar lagi. dan huruf jar "MIN" pada lafal منهم itu berta'alluq pada lafal الأخرين dan domir HUM marji'nya pada lafal الأميين
Yang harus anda pahami (karena anda masih MISUNDERSTAND) adalah bahwa Al Jumu'ah 62:2/3-3/4 itu adalah dua ayat Al Qur'an yang merupakan pengabulan Allah atas doa Nabi Ibrahim as dalam Al Qur'an:
“Ya Tuhan kami, bangkitkanlah di tengah-tengah mereka seorang rasul dari antara mereka yang akan membacakan Ayat-ayat Engkau kepada mereka dan yang mengajarkan Kitab dan hikmah kepada mereka dan akan mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkau-lah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (Al Baqarah 2:129/130)
“Ya Tuhan kami, bangkitkanlah di tengah-tengah mereka seorang rasul dari antara mereka yang akan membacakan Ayat-ayat Engkau kepada mereka dan yang mengajarkan Kitab dan hikmah kepada mereka dan akan mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkau-lah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (Al Baqarah 2:129/130)
Terhadap doa Nabi Ibrahim as tersebut, Allah mengabulkannya dengan membangkitkan seorang rasul pada bangsa umiyyin Arab dari antara mereka, yakni Rasulullah saw (Al Jumu'ah 62:2/3), kata kuncinya فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ dan pada bangsa aakhorin Persia dari antara mereka, yakni Imam Al Mahdi as (Al Jumu'ah 62:3/4) dengan kata kunciفِي الْآخَرِينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ.
Tidak diragukan lagi bahwa Allah mengutus Nabi Muhammad saw bukan hanya kepada kaumnya saja, yakni bangsa umiyyin Arab, melainkan kepada sekalian manusia (Al 'Araf 7:158/159). Yang menjadi permasalahan adalah bahwa di dalam dua ayat Al Jumu'ah 62:2/3-3/4, Allah membangkitkan Rasul dari antara bangsa umiyyin Arab dan dari antara aakhorin Persia (Shahih Bukhari). Permasalahan lain adalah bahwa Nabi Muhammad saw adalah Khaataman-Nabiyyin yang diartikan penutup para nabi. Pertanyaannya adalah:
1. Mungkinkah Nabi Muhammad saw dibangkitkan Allah dari antara bangsa Arab dan dari antara bangsa Persia? Jawabannya adalah tidak mungkin, karena Nabi Muhammad saw adalah seorang Arab, sehingga wujud yang dibangkitkan Allah dari antara bangsa aakhorin Persia itu adalah bukan Nabi Muhammad saw, melainkan Imam Al Mahdi as.
2. Mugkinkah setelah Nabi Muhammad saw Khaataman-Nabiyyin (yang diartikan Penutup Para Nabi) akan datang lagi seorang nabi? Jawabannya adalah mungkin, karena Nabi Muhammad saw adalah Penutup Para Nabi pembawa syari'at baru (karena syari'at Islam adalah syari'at terakhir yang telah disempurnakan Allah), dan Pembuka Para Nabi yang tidak membawa syari'at baru atau yang hanya mentaati Allah dan Nabi Muhammad saw (An-Nisa 4:69/70). Hal ini diperkuat oleh Khalifah Ali bin Abu Thalib ra yang meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya aku diutus sebagai Pembuka dan Penutup Para Nabi." (Kanzul 'Ummal).
1. Mungkinkah Nabi Muhammad saw dibangkitkan Allah dari antara bangsa Arab dan dari antara bangsa Persia? Jawabannya adalah tidak mungkin, karena Nabi Muhammad saw adalah seorang Arab, sehingga wujud yang dibangkitkan Allah dari antara bangsa aakhorin Persia itu adalah bukan Nabi Muhammad saw, melainkan Imam Al Mahdi as.
2. Mugkinkah setelah Nabi Muhammad saw Khaataman-Nabiyyin (yang diartikan Penutup Para Nabi) akan datang lagi seorang nabi? Jawabannya adalah mungkin, karena Nabi Muhammad saw adalah Penutup Para Nabi pembawa syari'at baru (karena syari'at Islam adalah syari'at terakhir yang telah disempurnakan Allah), dan Pembuka Para Nabi yang tidak membawa syari'at baru atau yang hanya mentaati Allah dan Nabi Muhammad saw (An-Nisa 4:69/70). Hal ini diperkuat oleh Khalifah Ali bin Abu Thalib ra yang meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya aku diutus sebagai Pembuka dan Penutup Para Nabi." (Kanzul 'Ummal).
Ilmu nahwu sharaf dikembangkan pada zaman Dinasti Abbasiah, atau ratusan tahun setelah Rasulullah saw wafat, sebagai salah-satu alat untuk menafsirkan ayat-ayat suci Al Qur'an. Jika hanya dengan ilmu nahwu sharaf tidak bisa menafsirkan ayat suci Al Qur'an dengan tepat (karena keterbatasan penguasaan ilmunya), maka ada alat-alat lain, seperti metode Qur'an bil Qur'an, Qur'an bil Hadits, Asbab-un-Nuzul dlsb.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
Kedunghalang wrote:ngayarana wrote:Mana yang Mengikuti pola Wazan فَعَّلَ dari kalimat berikut :Kedunghalang wrote:ngayarana wrote:Sekedar menambahkan kaidah Nahwu untuk Masalah Fi'il (kata kerja)
Berdasarkan pembagian waktu yang dikenakan kepada Fi'il terbagi menjadi 3 yaitu :
Fi'il Madhi yaitu : suatu kalimat kerja yang menujukan kerjaan Telah selesai/lewat contoh..نصر.
Fi'il Mudhari yaitu : suatu kalimat yang menujukan kejadian bisa sekarang bisa di masadepan contoh يضرب
Fi'il Amar Yaitu : suatu kalimat yang menunjukan perintah dan atau permintaan..contoh أنصر
Berdasarkan kondisi atau tempat Fi'il Tam terbagi menjadi 2 yaitu :
Fi’il Muta’addi adalah: kalimah Fi’il yg sampai kepada Maf’ul tanpa perantara Huruf Jar atau perantara Huruf ta’diyah lainnya.
Fi’il Lazim adalah: kalimah Fi’il yg tidak sampai kepada Maf’ul kecuali perantara Huruf Jar atau perantara Huruf ta’diyah lainnya semisal Huruf Hamzah lit ta'diyyah
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ
Mari kita lihat lagi disana setelah kata "Ba'atsa" ada kata "fi", dan "fi" tersebut adalah huruf jar, berarti kata "ba'atsa" merupakan Fi'il Lazim bukan Fi'il Muta'addhi
Dan juga "Ba'atsa" berwazan "Fa'ala" sedangkan untuk menjadi Fi'il Muta'addi berwazan "Af'ala" atau "Fa''ala" yang di huruf 'ain ada Tasydidnya.Kata بَعَثَ dalam Al Jumu'ah 62:3/4 dapat disebut fi'il muta'adhi (dengan mengikuti pola wazan fi'il madhi yakni فَعَّلَ) karena adanya maf'ul atau obyek.
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ
Jangan Ngelantur lah.Kata بَعَثَ mengikuti pola wazan fiil madhi dan juga fiil muta'addi,
Mana pak kedung.......
Kalo mengikuti wazan/Pola فَعَّلَ Maka kata بَعَثَ menjadi بَعَّثَ
karena huruf ث secara lafadz terdiri dari dua huruf, yakni ت dan س yang diidhafatkan, sehingga jika dibaca seperti tasydid.
jangan Mabok ah.......
Kedunghalang wrote:
Maf'ul-nya adalah رَسُولًا مِّنْهُمْ (seorang rasul dari antara mereka), sehingga rekonstruksi redaksi ayat Al Jumu'ah 62:3/4 setelah wau athaf diimplementasikan menjadi:وَهُوَالَّذِي بَعَثَ فِي الْآخَرِينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُAl Jumu'ah 62:3/4 "Dan, Dia juga Yang Membangkitkan pada bangsa aakhorin seorang rasul dari antara mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana."ngayarana wrote:
Rekontruksi Apa Nambahin Ayat....?, Dosa besar loh.........
Anda lupa dengan wau athaf?
Rekontruksi ayat di atas berdasarkan Ilmu apasih, Aneh saya......
Kayaknya sudah pernah jawab deh masalah Ataf ini, oke saya Copas lagi penjelasan saya :
Aljumuah :2
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
Aljumuah :3
وَآخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Mari kita fokus dulu pada apa yang anda tawarkan tentang "Wa" pada وَآخَرِينَ مِنْهُمْ yang merupakan "Wau Athaf" yang berarti merujuk pada ayat sebelumnya yaitu هُوَ الَّذِي بَعَثَ
Coba anda perhatikan kata بَعَثَ pada ayat 2 menunjukan Kata kerja bentuk lampau atau dalam istilah ilmu shorof di sebut Fi'il Madhi.
Jadi seandainya kita jabarkan ayat 3 dengan adanya Wau Athaf adalah sebagai berikut وَ هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي آخَرِينَ dan Kata بَعَثَ disini masih tetap Fi'il Madhi yang artinya kata kerja bentuk Lampau.
jadi kedua ayat tersebut yang didalamnya ada kata "Ba'tsa" menunjukkan kata kerja yang sudah terjadi (karena menggunakan Fi'il Madhi) dan tidak ada hubungannya dengan masa depan untuk Aljumuah ayat 3 tersebut.
dan artinya tetap seperti ini :
"Dia-lah yang (Telah)mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As Sunah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata."(2)
"Dan (juga telah mengutus) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana" (3)
Dan Maksud ayat 3 artinya Rosulullah SAW juga diutus untuk kaum yang lain, bukan hanya bangsa Arab saja tetapi untuk seluruh bangsa didunia ini sampai Ahir Zaman (Qiamat)
Huruf mustaqbal pak..., Contoh Qod, Saufa, Sa, Idza dan banyak lagi pada kata depan Fi'il, bukan itu maksudnya....Kedunghalang wrote:
Kata بَعَثَ dalam Al Jumu'ah 62:2/3-3/4 dapat pula disebut fi'il madhi lil mustaqbal (kata kerja lampau yang ditambah dengan kata/kalimat yang bermakna mudhori/masa mendatang), karena tugas-tugas rasul dalam kedua ayat tersebut bersifat mudhori/masa mendatang, yakni:يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِين"yang akan membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah.ngayarana wrote:
Ada tambahan huruf Mustaqbal gak dari ayat yang anda sebut sebut itu...?
Anda tidak bisa membaca uraian di atas (okey saya ulang):يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِين"yang akan membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah".
Berdasarkan apa kalo kalimat نَزَّلَ ini merupakan fi'il Madhi lil Mustaqbal, jangan Ngelantur..........kedunghalang wrote:
Kaidah fi'il madhi lil mustaqbal ini banyak digunakan dalam Al Qur'an dan Hadits:
Contoh 1 dalam Al Qur'an:وَالَّذِىْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَآءِمَآءًبِقَدَرٍDan, Yang telah menurunkan air dari awan dengan kadar tertentu,…..(Az-Zukhruf 43:11/12)ngayarana wrote:
Kenapa gak anda ganti terjemahannya menjadi yang akan datang ayat di atas....?
Seperti ini Mungkin..."Dan, Yang Akan menurunkan air dari awan dengan kadar tertentu,…..
Terjemahan tidak harus diganti, karena itu adalah fiil madhi lil mustaqbal (past future tense).
Itu beda contoh Boosss, lihat !!!!!Kedunghalang wrote:
Contoh 2 dalam Al Hadits:كَيْفَ اَنْتُمْ اِذَانَزَّلَ اِبْنُ مَرْيَمَ فِيْكُمْ وَاِمَامُكُمْ مِنْكُمْ
Bagaimana sikapmu apabila (Allah) telah menurunkan Ibnu Maryam pada kamu dan menjadi imam (mahdi) kamu dari antara kamu? (Shahih Bukhari).
Kata نَزَّلَ dalam ayat dan hadits di atas adalah fi'il madhi lil mustaqbal, karena "turunnya air dari awan" dan "turunnya Ibnu Maryam" merupakan keterangan yang bermakna mudhori atau nubuatan untuk masa mendatangngayarana wrote:
Beda pak Contoh yang anda gunakan....
Hadist yang anda bawa di depan kata نَزَّلَ ada Lafad اِذَ untuk penegasan sifatnya sudah Pasti.
Silahkan Buka buka lagi bukunya mengenai bab huruf Mustaqbalnya, ada pengertian itu...
Justru karena TURUNNYA IBNU MARYAM itu SUDAH PASTI sebagaimana TURUNNYA HUJAN yang juga SUDAH PASTI, maka Allah dan Rasul-Nya menggunakan نَزَّلَ , yakni fiil madhi lil mustaqbal.
yang satu dengan tambahan اِذَ dan ayat yang lain tidak ada tambahannya, pengertian anda gak bisa dengan mengambil kedua kalimat tersebut, Itu namanya "Jaka sembung"......
Maaf pak.... Anda tidak membuktikan apa apa. malah Nunjukin Link lagi.Kedunghalang wrote:
Kata tambahan (mahdi) adalah tafsiriyah, karena dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda bahwa Isa Ibnu Maryam akan menjadi Imam Mahdi dan Hakim yang adil (Musnad Ahmad bin Hambal), dan Imam Mahdi adalah Khalifatullah (Sunan Ibnu Majah). Menurut Al Qur'an, Nabi Isa as sudah wafat dengan wajar (Ali Imran 3:144/145), sehingga yang dinubuatkan akan datang itu adalah Perumpamaan Ibnu Maryam (Az-Zukhruf 43:57/58). Rasulullah saw menafsirkan kata aakhorin (Al Jumu'ah 62:3/4) itu adalah bangsa Salman Al Farisi ra, yakni bangsa Persia. Dengan demikian, maka wujud orang yang dijanjikan akan datang itu, yakni Perumpamaan Ibnu Maryam, Imam Mahdi & Khalifatullah adalah keturunan bangsa Persia. Tidak ada seorangpun dari keturunan bangsa Persia yang atas perintah Allah, telah mendakwakan diri sebagai Khalifatullah, Imam Mahdi & Perumpamaan Isa Ibnu Maryam (Masih Mau'ud), melainkan hanya HMG Ahmad as dari Qadian, Hindustan, Pendiri Jemaat Muslimin Ahmadiyah.ngayarana wrote:
Pemahaman anda diatas sudah sering saya pertanyakan, Kok Mirip Kaum Bahai, dan masih mending, Pendiri Kaum tersebut memang ketrunan Bangsa persia....
Lah ...MGA...????
Nenek moyang HMG Ahmad (Khalifatullah, Imam Mahdi & Masih Mau'ud) as berasal dari Persia yang hijrah ke Hindustan, lihat sejarahnya di: http://www.alislam.org/topics/messiah/index.php
Sebaiknya anda Copas kemari, jangan lupa Translet ke bahasa Indonesia, Jujur saya juga gak begitu ngerti Bahasa Enggressss...
ngayarana- LETNAN DUA
-
Posts : 1148
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 30.01.14
Reputation : 27
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
ngayarana wrote:Kedunghalang wrote:ngayarana wrote:Mana yang Mengikuti pola Wazan فَعَّلَ dari kalimat berikut :Kedunghalang wrote:ngayarana wrote:Sekedar menambahkan kaidah Nahwu untuk Masalah Fi'il (kata kerja)
Berdasarkan pembagian waktu yang dikenakan kepada Fi'il terbagi menjadi 3 yaitu :
Fi'il Madhi yaitu : suatu kalimat kerja yang menujukan kerjaan Telah selesai/lewat contoh..نصر.
Fi'il Mudhari yaitu : suatu kalimat yang menujukan kejadian bisa sekarang bisa di masadepan contoh يضرب
Fi'il Amar Yaitu : suatu kalimat yang menunjukan perintah dan atau permintaan..contoh أنصر
Berdasarkan kondisi atau tempat Fi'il Tam terbagi menjadi 2 yaitu :
Fi’il Muta’addi adalah: kalimah Fi’il yg sampai kepada Maf’ul tanpa perantara Huruf Jar atau perantara Huruf ta’diyah lainnya.
Fi’il Lazim adalah: kalimah Fi’il yg tidak sampai kepada Maf’ul kecuali perantara Huruf Jar atau perantara Huruf ta’diyah lainnya semisal Huruf Hamzah lit ta'diyyah
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ
Mari kita lihat lagi disana setelah kata "Ba'atsa" ada kata "fi", dan "fi" tersebut adalah huruf jar, berarti kata "ba'atsa" merupakan Fi'il Lazim bukan Fi'il Muta'addhi
Dan juga "Ba'atsa" berwazan "Fa'ala" sedangkan untuk menjadi Fi'il Muta'addi berwazan "Af'ala" atau "Fa''ala" yang di huruf 'ain ada Tasydidnya.Kata بَعَثَ dalam Al Jumu'ah 62:3/4 dapat disebut fi'il muta'adhi (dengan mengikuti pola wazan fi'il madhi yakni فَعَّلَ) karena adanya maf'ul atau obyek.
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ
Jangan Ngelantur lah.Kata بَعَثَ mengikuti pola wazan fiil madhi dan juga fiil muta'addi,lah ini Opo maning Toh......malah tambah Ngawur anda ini.......
Mana pak kedung.......
Kalo mengikuti wazan/Pola فَعَّلَ Maka kata بَعَثَ menjadi بَعَّثَkarena huruf ث secara lafadz terdiri dari dua huruf, yakni ت dan س yang diidhafatkan, sehingga jika dibaca seperti tasydid.
jangan Mabok ah.......
Bukan ngawur dan bukan mabok, tapi anda masih belum memahami. Dari judul topik tertulis bahwa hal ini adalah FIIL MADHI yang MUTA'ADHI, artinya itu adalah fi'il madhi, tetapi karena ada obyeknya, maka dapat juga disebut MUTA'ADHDHI.
ngayarana wrote:Kedunghalang wrote:
Maf'ul-nya adalah رَسُولًا مِّنْهُمْ (seorang rasul dari antara mereka), sehingga rekonstruksi redaksi ayat Al Jumu'ah 62:3/4 setelah wau athaf diimplementasikan menjadi:وَهُوَالَّذِي بَعَثَ فِي الْآخَرِينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُAl Jumu'ah 62:3/4 "Dan, Dia juga Yang Membangkitkan pada bangsa aakhorin seorang rasul dari antara mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana."ngayarana wrote:
Rekontruksi Apa Nambahin Ayat....?, Dosa besar loh.........
Anda lupa dengan wau athaf?
Rekontruksi ayat di atas berdasarkan Ilmu apasih, Aneh saya......
Kayaknya sudah pernah jawab deh masalah Ataf ini, oke saya Copas lagi penjelasan saya :
Aljumuah :2
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
Aljumuah :3
وَآخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Mari kita fokus dulu pada apa yang anda tawarkan tentang "Wa" pada وَآخَرِينَ مِنْهُمْ yang merupakan "Wau Athaf" yang berarti merujuk pada ayat sebelumnya yaitu هُوَ الَّذِي بَعَثَ
Coba anda perhatikan kata بَعَثَ pada ayat 2 menunjukan Kata kerja bentuk lampau atau dalam istilah ilmu shorof di sebut Fi'il Madhi.
Jadi seandainya kita jabarkan ayat 3 dengan adanya Wau Athaf adalah sebagai berikut وَ هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي آخَرِينَ dan Kata بَعَثَ disini masih tetap Fi'il Madhi yang artinya kata kerja bentuk Lampau.
jadi kedua ayat tersebut yang didalamnya ada kata "Ba'tsa" menunjukkan kata kerja yang sudah terjadi (karena menggunakan Fi'il Madhi) dan tidak ada hubungannya dengan masa depan untuk Aljumuah ayat 3 tersebut.
dan artinya tetap seperti ini :
"Dia-lah yang (Telah)mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As Sunah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata."(2)
"Dan (juga telah mengutus) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana" (3)
Dan Maksud ayat 3 artinya Rosulullah SAW juga diutus untuk kaum yang lain, bukan hanya bangsa Arab saja tetapi untuk seluruh bangsa didunia ini sampai Ahir Zaman (Qiamat)
Maf'ul dalam Al Jumu'ah 62:2/3 adalah "rasulam-minhum", jadi dengan kaidah wau ahaf dalam Al Jumu'ah 62:3/4, maka maf'ul/obyek "rasulam-minhum" harus dicantumkan pula, yang artinya seorang rasul dari antara mereka. Dalam Al Jumu'ah 62:2/3 seorang rasul yang dibangkitkan pada umiyyin (bangsa Arab) dari antara mereka adalah Nabi Muhammad saw, sedangkan dalam Al Jumu'ah 62:3/4 seorang rasul yang dibangkitkan pada aakhorin (keturunan Salman ra orang Persia) dari antara mereka maksudnya adalah Imam Mahdi. Kedua rasul itu memang diutus Allah bukan hanya kepada bangsa Arab saja, tetapi kepada seluruh umat manusia (Al 'Araf 7:158/159).
ngayarana wrote:Huruf mustaqbal pak..., Contoh Qod, Saufa, Sa, Idza dan banyak lagi pada kata depan Fi'il, bukan itu maksudnya....Kedunghalang wrote:
Kata بَعَثَ dalam Al Jumu'ah 62:2/3-3/4 dapat pula disebut fi'il madhi lil mustaqbal (kata kerja lampau yang ditambah dengan kata/kalimat yang bermakna mudhori/masa mendatang), karena tugas-tugas rasul dalam kedua ayat tersebut bersifat mudhori/masa mendatang, yakni:يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِين"yang akan membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah.ngayarana wrote:
Ada tambahan huruf Mustaqbal gak dari ayat yang anda sebut sebut itu...?
Anda tidak bisa membaca uraian di atas (okey saya ulang):يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِين"yang akan membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah".Berdasarkan apa kalo kalimat نَزَّلَ ini merupakan fi'il Madhi lil Mustaqbal, jangan Ngelantur..........kedunghalang wrote:
Kaidah fi'il madhi lil mustaqbal ini banyak digunakan dalam Al Qur'an dan Hadits:
Contoh 1 dalam Al Qur'an:وَالَّذِىْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَآءِمَآءًبِقَدَرٍDan, Yang telah menurunkan air dari awan dengan kadar tertentu,…..(Az-Zukhruf 43:11/12)ngayarana wrote:
Kenapa gak anda ganti terjemahannya menjadi yang akan datang ayat di atas....?
Seperti ini Mungkin..."Dan, Yang Akan menurunkan air dari awan dengan kadar tertentu,…..
Terjemahan tidak harus diganti, karena itu adalah fiil madhi lil mustaqbal (past future tense).
Bukan ngelantur, tetapi anda belum memahami, karena semua uraian itu adalah mustaqbal. Coba perhatikan semuanya dijelaskan dengan fi'il mudhori atau mustaqbal.
ngayarana wrote:Kedunghalang wrote:
Contoh 2 dalam Al Hadits:كَيْفَ اَنْتُمْ اِذَانَزَّلَ اِبْنُ مَرْيَمَ فِيْكُمْ وَاِمَامُكُمْ مِنْكُمْ
Bagaimana sikapmu apabila (Allah) telah menurunkan Ibnu Maryam pada kamu dan menjadi imam (mahdi) kamu dari antara kamu? (Shahih Bukhari).
Kata نَزَّلَ dalam ayat dan hadits di atas adalah fi'il madhi lil mustaqbal, karena "turunnya air dari awan" dan "turunnya Ibnu Maryam" merupakan keterangan yang bermakna mudhori atau nubuatan untuk masa mendatangngayarana wrote:
Beda pak Contoh yang anda gunakan....
Hadist yang anda bawa di depan kata نَزَّلَ ada Lafad اِذَ untuk penegasan sifatnya sudah Pasti.
Silahkan Buka buka lagi bukunya mengenai bab huruf Mustaqbalnya, ada pengertian itu...
Justru karena TURUNNYA IBNU MARYAM itu SUDAH PASTI sebagaimana TURUNNYA HUJAN yang juga SUDAH PASTI, maka Allah dan Rasul-Nya menggunakan نَزَّلَ , yakni fiil madhi lil mustaqbal.
Itu beda contoh Boosss, lihat !!!!!
yang satu dengan tambahan اِذَ dan ayat yang lain tidak ada tambahannya, pengertian anda gak bisa dengan mengambil kedua kalimat tersebut, Itu namanya "Jaka sembung"......
Anda jangan terpaku dengan kaidah nahwu sharaf yang kaku, karena nahwu sharaf itu buatan manusia yang berkembang belakangan (pada zaman Dinasti Abbasiah) dengan tujuan sebagai alat untuk memahami bahasa Arab Al Qur'an dan Hadits. Tetapi, orang yang layak memahami Al Qur'an dan Hadits adalah wujud yang mendapat petunjuk langsung dari Allah. Turunnya hujan itu sudah terjadi sejak dahulu, sekarang dan masih akan terjadi di masa mendatang. Sedangkan turunnya Ibnu Maryam sebagaimana tertulis dalam Hadits adalah suatu kepastian di masa mendatang yang telah ditentukan Allah di masa lalu.
ngayarana wrote:Kedunghalang wrote:
Kata tambahan (mahdi) adalah tafsiriyah, karena dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda bahwa Isa Ibnu Maryam akan menjadi Imam Mahdi dan Hakim yang adil (Musnad Ahmad bin Hambal), dan Imam Mahdi adalah Khalifatullah (Sunan Ibnu Majah). Menurut Al Qur'an, Nabi Isa as sudah wafat dengan wajar (Ali Imran 3:144/145), sehingga yang dinubuatkan akan datang itu adalah Perumpamaan Ibnu Maryam (Az-Zukhruf 43:57/58). Rasulullah saw menafsirkan kata aakhorin (Al Jumu'ah 62:3/4) itu adalah bangsa Salman Al Farisi ra, yakni bangsa Persia. Dengan demikian, maka wujud orang yang dijanjikan akan datang itu, yakni Perumpamaan Ibnu Maryam, Imam Mahdi & Khalifatullah adalah keturunan bangsa Persia. Tidak ada seorangpun dari keturunan bangsa Persia yang atas perintah Allah, telah mendakwakan diri sebagai Khalifatullah, Imam Mahdi & Perumpamaan Isa Ibnu Maryam (Masih Mau'ud), melainkan hanya HMG Ahmad as dari Qadian, Hindustan, Pendiri Jemaat Muslimin Ahmadiyah.ngayarana wrote:
Pemahaman anda diatas sudah sering saya pertanyakan, Kok Mirip Kaum Bahai, dan masih mending, Pendiri Kaum tersebut memang ketrunan Bangsa persia....
Lah ...MGA...????
Nenek moyang HMG Ahmad (Khalifatullah, Imam Mahdi & Masih Mau'ud) as berasal dari Persia yang hijrah ke Hindustan, lihat sejarahnya di: http://www.alislam.org/topics/messiah/index.php
Maaf pak.... Anda tidak membuktikan apa apa. malah Nunjukin Link lagi.
Sebaiknya anda Copas kemari, jangan lupa Translet ke bahasa Indonesia, Jujur saya juga gak begitu ngerti Bahasa Enggressss...
Jika demikian, maka anda harus belajar dulu Bahasa Inggris sebelum menuduh yang bukan-bukan terhadap Tadzkirah dan terhadap HMG Ahmad (Khalifatullah, Imam Mahdi & Masih Mau'ud) as yang memang betul bahwa nenek moyang beliau as berasal dari bangsa Parsi yang hijrah ke Hindustan.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
Anda ini sering sekali mengatakan ke orang lain "Belum Memahimi" lah, padahal penjelasan anda sama sekali tidak berdasar, coba baca lagi penjelasan saya (warna Biru), baik fi'il Muta'addhi ataupun Fi'il lazim tetap mempunyai maf'ul tetapi dengan syarat....?Kedunghalang wrote:ngayarana wrote:Kedunghalang wrote:ngayarana wrote:Mana yang Mengikuti pola Wazan فَعَّلَ dari kalimat berikut :Kedunghalang wrote:Kata بَعَثَ dalam Al Jumu'ah 62:3/4 dapat disebut fi'il muta'adhi (dengan mengikuti pola wazan fi'il madhi yakni فَعَّلَ) karena adanya maf'ul atau obyek.
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ
Jangan Ngelantur lah.Kata بَعَثَ mengikuti pola wazan fiil madhi dan juga fiil muta'addi,lah ini Opo maning Toh......malah tambah Ngawur anda ini.......
Mana pak kedung.......
Kalo mengikuti wazan/Pola فَعَّلَ Maka kata بَعَثَ menjadi بَعَّثَkarena huruf ث secara lafadz terdiri dari dua huruf, yakni ت dan س yang diidhafatkan, sehingga jika dibaca seperti tasydid.
jangan Mabok ah.......Bukan ngawur dan bukan mabok, tapi anda masih belum memahami. Dari judul topik tertulis bahwa hal ini adalah FIIL MADHI yang MUTA'ADHI, artinya itu adalah fi'il madhi, tetapi karena ada obyeknya, maka dapat juga disebut MUTA'ADHDHI.
Berdasarkan kondisi atau tempat Fi'il Tam terbagi menjadi 2 yaitu :
Fi’il Muta’addi adalah: kalimah Fi’il yg sampai kepada Maf’ul tanpa perantara Huruf Jar atau perantara Huruf ta’diyah lainnya.
Fi’il Lazim adalah: kalimah Fi’il yg tidak sampai kepada Maf’ul kecuali perantara Huruf Jar atau perantara Huruf ta’diyah lainnya semisal Huruf Hamzah lit ta'diyyah
Udah Ngerti Belum......?
Itu namanya nambain ayat bukan meng'atafkan.ngayarana wrote:Kedunghalang wrote:
Maf'ul-nya adalah رَسُولًا مِّنْهُمْ (seorang rasul dari antara mereka), sehingga rekonstruksi redaksi ayat Al Jumu'ah 62:3/4 setelah wau athaf diimplementasikan menjadi:وَهُوَالَّذِي بَعَثَ فِي الْآخَرِينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُAl Jumu'ah 62:3/4 "Dan, Dia juga Yang Membangkitkan pada bangsa aakhorin seorang rasul dari antara mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana."ngayarana wrote:
Rekontruksi Apa Nambahin Ayat....?, Dosa besar loh.........
Anda lupa dengan wau athaf?
Rekontruksi ayat di atas berdasarkan Ilmu apasih, Aneh saya......
Kayaknya sudah pernah jawab deh masalah Ataf ini, oke saya Copas lagi penjelasan saya :
Aljumuah :2
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
Aljumuah :3
وَآخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Mari kita fokus dulu pada apa yang anda tawarkan tentang "Wa" pada وَآخَرِينَ مِنْهُمْ yang merupakan "Wau Athaf" yang berarti merujuk pada ayat sebelumnya yaitu هُوَ الَّذِي بَعَثَ
Coba anda perhatikan kata بَعَثَ pada ayat 2 menunjukan Kata kerja bentuk lampau atau dalam istilah ilmu shorof di sebut Fi'il Madhi.
Jadi seandainya kita jabarkan ayat 3 dengan adanya Wau Athaf adalah sebagai berikut وَ هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي آخَرِينَ dan Kata بَعَثَ disini masih tetap Fi'il Madhi yang artinya kata kerja bentuk Lampau.
jadi kedua ayat tersebut yang didalamnya ada kata "Ba'tsa" menunjukkan kata kerja yang sudah terjadi (karena menggunakan Fi'il Madhi) dan tidak ada hubungannya dengan masa depan untuk Aljumuah ayat 3 tersebut.
dan artinya tetap seperti ini :
"Dia-lah yang (Telah)mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As Sunah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata."(2)
"Dan (juga telah mengutus) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana" (3)
Dan Maksud ayat 3 artinya Rosulullah SAW juga diutus untuk kaum yang lain, bukan hanya bangsa Arab saja tetapi untuk seluruh bangsa didunia ini sampai Ahir Zaman (Qiamat)Maf'ul dalam Al Jumu'ah 62:2/3 adalah "rasulam-minhum", jadi dengan kaidah wau ahaf dalam Al Jumu'ah 62:3/4, maka maf'ul/obyek "rasulam-minhum" harus dicantumkan pula, yang artinya seorang rasul dari antara mereka. Dalam Al Jumu'ah 62:2/3 seorang rasul yang dibangkitkan pada umiyyin (bangsa Arab) dari antara mereka adalah Nabi Muhammad saw, sedangkan dalam Al Jumu'ah 62:3/4 seorang rasul yang dibangkitkan pada aakhorin (keturunan Salman ra orang Persia) dari antara mereka maksudnya adalah Imam Mahdi. Kedua rasul itu memang diutus Allah bukan hanya kepada bangsa Arab saja, tetapi kepada seluruh umat manusia (Al 'Araf 7:158/159).
dan Kenapa juga kalimat "Al Ummiyyiin" tidak di cantumin Juga.....?, bila pengertian anda seperti diatas.
Sekali lagi kaidah nahwu apa yang anda gunakan....?
Yaiya... نَزَّلَ ini fiil Madhi apa fi'il Mudhari...?ngayarana wrote:Huruf mustaqbal pak..., Contoh Qod, Saufa, Sa, Idza dan banyak lagi pada kata depan Fi'il, bukan itu maksudnya....Kedunghalang wrote:
Kata بَعَثَ dalam Al Jumu'ah 62:2/3-3/4 dapat pula disebut fi'il madhi lil mustaqbal (kata kerja lampau yang ditambah dengan kata/kalimat yang bermakna mudhori/masa mendatang), karena tugas-tugas rasul dalam kedua ayat tersebut bersifat mudhori/masa mendatang, yakni:يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِين"yang akan membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah.ngayarana wrote:
Ada tambahan huruf Mustaqbal gak dari ayat yang anda sebut sebut itu...?
Anda tidak bisa membaca uraian di atas (okey saya ulang):يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِين"yang akan membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah".Berdasarkan apa kalo kalimat نَزَّلَ ini merupakan fi'il Madhi lil Mustaqbal, jangan Ngelantur..........kedunghalang wrote:
Kaidah fi'il madhi lil mustaqbal ini banyak digunakan dalam Al Qur'an dan Hadits:
Contoh 1 dalam Al Qur'an:وَالَّذِىْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَآءِمَآءًبِقَدَرٍDan, Yang telah menurunkan air dari awan dengan kadar tertentu,…..(Az-Zukhruf 43:11/12)ngayarana wrote:
Kenapa gak anda ganti terjemahannya menjadi yang akan datang ayat di atas....?
Seperti ini Mungkin..."Dan, Yang Akan menurunkan air dari awan dengan kadar tertentu,…..
Terjemahan tidak harus diganti, karena itu adalah fiil madhi lil mustaqbal (past future tense).Bukan ngelantur, tetapi anda belum memahami, karena semua uraian itu adalah mustaqbal. Coba perhatikan semuanya dijelaskan dengan fi'il mudhori atau mustaqbal.
yang tegas kalo mau berargumen, jangan selalu bilang tidak memahami terus.....?
Lah..., kita sedang berbicara kaidah Nahwu pak, penjelasan penjelasan diatas juga tentang ilmu Nahwu.ngayarana wrote:Kedunghalang wrote:
Contoh 2 dalam Al Hadits:كَيْفَ اَنْتُمْ اِذَانَزَّلَ اِبْنُ مَرْيَمَ فِيْكُمْ وَاِمَامُكُمْ مِنْكُمْ
Bagaimana sikapmu apabila (Allah) telah menurunkan Ibnu Maryam pada kamu dan menjadi imam (mahdi) kamu dari antara kamu? (Shahih Bukhari).
Kata نَزَّلَ dalam ayat dan hadits di atas adalah fi'il madhi lil mustaqbal, karena "turunnya air dari awan" dan "turunnya Ibnu Maryam" merupakan keterangan yang bermakna mudhori atau nubuatan untuk masa mendatangngayarana wrote:
Beda pak Contoh yang anda gunakan....
Hadist yang anda bawa di depan kata نَزَّلَ ada Lafad اِذَ untuk penegasan sifatnya sudah Pasti.
Silahkan Buka buka lagi bukunya mengenai bab huruf Mustaqbalnya, ada pengertian itu...
Justru karena TURUNNYA IBNU MARYAM itu SUDAH PASTI sebagaimana TURUNNYA HUJAN yang juga SUDAH PASTI, maka Allah dan Rasul-Nya menggunakan نَزَّلَ , yakni fiil madhi lil mustaqbal.
Itu beda contoh Boosss, lihat !!!!!
yang satu dengan tambahan اِذَ dan ayat yang lain tidak ada tambahannya, pengertian anda gak bisa dengan mengambil kedua kalimat tersebut, Itu namanya "Jaka sembung"......Anda jangan terpaku dengan kaidah nahwu sharaf yang kaku, karena nahwu sharaf itu buatan manusia yang berkembang belakangan (pada zaman Dinasti Abbasiah) dengan tujuan sebagai alat untuk memahami bahasa Arab Al Qur'an dan Hadits. Tetapi, orang yang layak memahami Al Qur'an dan Hadits adalah wujud yang mendapat petunjuk langsung dari Allah. Turunnya hujan itu sudah terjadi sejak dahulu, sekarang dan masih akan terjadi di masa mendatang. Sedangkan turunnya Ibnu Maryam sebagaimana tertulis dalam Hadits adalah suatu kepastian di masa mendatang yang telah ditentukan Allah di masa lalu.
Kalau anda berargumen dengan kaidah (warna Biru) sebaiknya tidak menggunakan Alquran, karena Alquran tidak lepas dengan kaidah Nahwu.
Lah..., bagaimana anda bisa mengatakan ke saya "Menuduh yang Bukan bukan" Sedangkan anda tidak bisa membuktikannya...?ngayarana wrote:Kedunghalang wrote:
Kata tambahan (mahdi) adalah tafsiriyah, karena dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda bahwa Isa Ibnu Maryam akan menjadi Imam Mahdi dan Hakim yang adil (Musnad Ahmad bin Hambal), dan Imam Mahdi adalah Khalifatullah (Sunan Ibnu Majah). Menurut Al Qur'an, Nabi Isa as sudah wafat dengan wajar (Ali Imran 3:144/145), sehingga yang dinubuatkan akan datang itu adalah Perumpamaan Ibnu Maryam (Az-Zukhruf 43:57/58). Rasulullah saw menafsirkan kata aakhorin (Al Jumu'ah 62:3/4) itu adalah bangsa Salman Al Farisi ra, yakni bangsa Persia. Dengan demikian, maka wujud orang yang dijanjikan akan datang itu, yakni Perumpamaan Ibnu Maryam, Imam Mahdi & Khalifatullah adalah keturunan bangsa Persia. Tidak ada seorangpun dari keturunan bangsa Persia yang atas perintah Allah, telah mendakwakan diri sebagai Khalifatullah, Imam Mahdi & Perumpamaan Isa Ibnu Maryam (Masih Mau'ud), melainkan hanya HMG Ahmad as dari Qadian, Hindustan, Pendiri Jemaat Muslimin Ahmadiyah.ngayarana wrote:
Pemahaman anda diatas sudah sering saya pertanyakan, Kok Mirip Kaum Bahai, dan masih mending, Pendiri Kaum tersebut memang ketrunan Bangsa persia....
Lah ...MGA...????
Nenek moyang HMG Ahmad (Khalifatullah, Imam Mahdi & Masih Mau'ud) as berasal dari Persia yang hijrah ke Hindustan, lihat sejarahnya di: http://www.alislam.org/topics/messiah/index.php
Maaf pak.... Anda tidak membuktikan apa apa. malah Nunjukin Link lagi.
Sebaiknya anda Copas kemari, jangan lupa Translet ke bahasa Indonesia, Jujur saya juga gak begitu ngerti Bahasa Enggressss...Jika demikian, maka anda harus belajar dulu Bahasa Inggris sebelum menuduh yang bukan-bukan terhadap Tadzkirah dan terhadap HMG Ahmad (Khalifatullah, Imam Mahdi & Masih Mau'ud) as yang memang betul bahwa nenek moyang beliau as berasal dari bangsa Parsi yang hijrah ke Hindustan.
ngayarana- LETNAN DUA
-
Posts : 1148
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 30.01.14
Reputation : 27
Halaman 1 dari 12 • 1, 2, 3 ... 10, 11, 12
Similar topics
» Sebuah cermin Islam vs Ahmadiyah: mana yang palsu, mana yang asli?
» EDITIKASI MEMALUKAN TERHADAP HADIS SHAHIH BUKHARI YANG DILAKUKAN KEDUNGHALANG SANG PENGANUT AHMADIYAH
» fiil (kata kerja)
» HADIS TENTANG IMAM MAHDI ANDALAN AHMADIYAH HANYALAH HADIS DHOIF YANG ACAKADUL
» bukti bahwa alam semesta adalah khayalan
» EDITIKASI MEMALUKAN TERHADAP HADIS SHAHIH BUKHARI YANG DILAKUKAN KEDUNGHALANG SANG PENGANUT AHMADIYAH
» fiil (kata kerja)
» HADIS TENTANG IMAM MAHDI ANDALAN AHMADIYAH HANYALAH HADIS DHOIF YANG ACAKADUL
» bukti bahwa alam semesta adalah khayalan
Halaman 1 dari 12
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik