Muhammad mensucikan seorang wanita pezinah dengan hukuman rajam

Hadist Muslim no. 3209

Suatu ketika ada seorang wanita Ghamidiyah datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata,
"Wahai Rasulullah, diriku telah berzina, oleh karena itu sucikanlah diriku."

Tetapi untuk pertama kalinya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak menghiraukan bahkan menolak pengakuan wanita tersebut.

Keesokan harinya wanita tersebut datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sambil berkata, "Wahai Rasulullah, kenapa anda menolak pengakuanku? Sepertinya anda menolak pengakuan aku sebagaimana pengakuan Ma'iz. Demi Allah, sekarang ini aku sedang mengandung bayi dari hasil hubungan gelap itu."

Mendengar pengakuan itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sekiranya kamu ingin tetap bertaubat, maka pulanglah sampai kamu melahirkan."

Setelah melahirkan, wanita itu datang lagi kepada beliau sambil menggendong bayinya yang dibungkus dengan kain, dia berkata, "Inilah bayi yang telah aku lahirkan."

Beliau lalu bersabda: "Kembali dan susuilah bayimu sampai kamu menyapihnya."

Setelah mamasuki masa sapihannya, wanita itu datang lagi dengan membawa bayinya, sementara di tangan bayi tersebut ada sekerat roti, lalu wanita itu berkata, "Wahai Nabi Allah, bayi kecil ini telah aku sapih, dan dia sudah dapat menikmati makanannya sendiri."

Kemudian beliau memberikan bayi tersebut kepada laki-laki muslim, dan memerintahkan untuk melaksanakan hukuman rajam.
Akhirnya wanita itu ditanam dalam tanah hingga sebatas dada. Setelah itu beliau memerintahkan orang-orang supaya melemparinya dengan batu.

Sementara itu, Khalid bin Walid ikut serta melempari kepala wanita tersebut dengan batu, tiba-tiba percikan darahnya mengenai wajah Khalid, seketika itu dia mencaci maki wanita tersebut. Ketika mendengar makian Khalid, Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tenangkanlah dirimu wahai Khalid, demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya perempuan itu telah benar-benar bertaubat, sekiranya taubat (seperti) itu dilakukan oleh seorang pelaku dosa besar niscaya dosanya akan diampuni." Setelah itu beliau memerintahkan untuk menshalati jenazahnya dan menguburkannya."

musicman wrote:Bung alex....

Saya akui dari lubuk Hati saya...hukuman Rajam itu sangat kejam,
tapi .....saya ingin bertanya kepada anda....

Apakah Hukum Rajam itu Sangat mengerikan menurut anda seperti halnya pendapat saya?

Saya ingin tahu pandangan anda

SEGOROWEDI wrote:

bagiku..
mengerikan dan diimplementasikan secara biadab
karena pelanggarannya 'hanya' berzinah dan pelaku sudah mengaku salah
bahkan sudah bertaubat..

Jawaban saya: mengerikan...

musicman wrote:

Ternyata sependapat dengan saya...Mengerikan memang!

Bung Alex..
Tujuan/maksud dari adanya hukum Rajam lebih kepada  yg namanya EFEK JERA, "MENSUGESTI UNTUK JANGAN MELAKUKAN PERBUATAN ZINA".
Seorang Hakim dlm kasus Rajam berusaha mencari selah agar eksekusi tidak dilakukan pada terdakwa.. kecuali jika terdakwa membuat PENGAKUAN dimana dia sudah tahu pasti pengakuannya akan menghasilkan hukum rajam bagi dirinya, Artinya memang dia sendiri yg menginginkan Hukum Rajam dilakukan kepada dirinya.

Bung Alex..
kasus rajam tdk mengenal azas bahwa setiap pengakuan zinah wajib dipengadilankan. Hakim dapat menasihati orang tsb untuk tdk melanjutkannya ke pengadilan, cukup dengan Taubat. Penegak Hukum jika melakukan penuntutan harus menghadirkan 4 saksi dgn 8 bola mata (syarat yg sulit).
....bahkan dalam hadits nabi melarang melanjutkan rajam jika tervonis sudah kesakitan.
Karena itu dalam beberapa Hadits.. tidak semua kasus Zina Nabi melaksanakan Hukum Rajam kepada si pelaku.

Seandainya pun sampai dilakukan, harus tidak boleh sampai Menyiksa dan harus diusahakan tidak sampai menderita berkepanjangan. Kalau Menyembelih Hewan kurban saja harus tidak boleh sampai menyiksa, apalagi kepada Manusia.

Hukum yg Kejam, sadis memang perlu untuk mensugesti manusia untuk tidak melakukan Zina

tidak semua kasus Zina Nabi melaksanakan Hukum Rajam kepada si pelaku.

frontline defender wrote:setuju saja, pezina memang harus dirajam, akan tetapi tetap saja, bayinya harus diamankan terlebih dahulu!

bung MM..

pertama2 yang perlu bung MM pahami, dalam trit ini kita sedang membahas apa yang dilakukan muhammad terhadap perempuan berzina tersebut...

yang merah..
hakim yang mana yang anda maksud..?

“ Kecuali orang-orang yang taubat (di antara mereka) sebelum kamu dapat menguasai (menangkap) mereka; maka ketahuilah bahwasanya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” ( Qs Al Maidah : 34 )

apa yang dilakukan seorang Hakim setelah tertangkap..? bagaimana cara hakim tersebut harus mencari selah agar tidak di hukum rajam..? padahal menurut hadist ini:
“Barangsiapa terjerumus pada perbuatan kotor ini maka hendaknya dia menutupinya dengan perlindungan Allah. Barangsiapa memberitahukan perbuatannya kepada kami, maka akan kami tegakkan atasnya hukum Allah." ( HR Malik dan Ahmad )

pelaku yang bagaiman tidak di hukum rajam dan harus dihukum rajam bung MM..?
dasar nabi merajam/tidak merajam seseorang itu apa menurut bung MM..?
krn berdasarkan hadist yang saya kutip di atas, saya tidak melihat ada pedoman yang jelas untuk seseorang harus dihukum rajam ataw tidak..

mengenai efek jera yang anda sebutkan.. sejauh mana hukum rajam efektif mencegah orang berbuat zina.?

mengutip pernyataan FD

menurut bung MM, seperti apa zina itu..?

musicman wrote:
Seandainya pun sampai dilakukan, harus tidak boleh sampai Menyiksa dan harus diusahakan tidak sampai menderita berkepanjangan. Kalau Menyembelih Hewan kurban saja harus tidak boleh sampai menyiksa, apalagi kepada Manusia.

Hukum yg Kejam, sadis memang perlu untuk mensugesti manusia untuk tidak melakukan Zina
[/font]

Insya Allah wrote:Hukuman bagi pezina memang bagusnya dirajam saja, jadi semua orang takut ketika mau berzina.. kalau langsung dimaafkan sih enak sekali, pelacur bisa pura2 menangis dan kemudian melakukan nya lagi dan lagi. bisa saja setelah maria magdalena menangis dan menyesali perbuatan nya, dia diam-diam berzina lagi

Code:

Insya Allah wrote:Hukuman bagi pezina memang bagusnya dirajam saja, jadi semua orang takut ketika mau berzina.. kalau langsung dimaafkan sih enak sekali, pelacur bisa pura2 menangis dan kemudian melakukan nya lagi dan lagi. bisa saja setelah maria magdalena menangis dan menyesali perbuatan nya, dia diam-diam berzina lagi

musicman wrote:
Hakim dalam pengadilan dalam Syariat Islam. Kalau saya melebar berbicara tentang Hakim dalam Syariat Islam, artinya saya membawa anda untuk lebih luas melihat Perpektif zina lebih Makro dari sekedar apa yg dilakukan Nabi, dengan juga melihat apa yg sudah menjadi norma2 Baku dalam hukum Islam kedepannya melalui pendapat2 para ahli Tafsir Al quran dan Hadits .

“ Kecuali orang-orang yang taubat (di antara mereka) sebelum kamu dapat menguasai (menangkap) mereka; maka ketahuilah bahwasanya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” ( Qs Al Maidah : 34 )

Eh eh...salah...
Coba anda lihat ...ayat itu berbicara tentang apa ...?
Lihat coba ayat sebelumnya....

musicman wrote:

apa yang dilakukan seorang Hakim setelah tertangkap..? bagaimana cara hakim tersebut harus mencari selah agar tidak di hukum rajam..? padahal menurut hadist ini:
“Barangsiapa terjerumus pada perbuatan kotor ini maka hendaknya dia menutupinya dengan perlindungan Allah. Barangsiapa memberitahukan perbuatannya kepada kami, maka akan kami tegakkan atasnya hukum Allah." ( HR Malik dan Ahmad )

Hakim yang mencari celah agar tidak terjadi hukum rajam yaitu dengan berusaha menghadirkan saksi sebanyak 4 orang yg terpercaya. Kalau harus mencari 4 orang yg menyaksikan secara langsung 2 pasang manusia berzina, yah anda bayangkan saja sendiri sulitnya.
Memang Hampir dr semua kasus zina, berapa besar kemungkinan disaksikan oleh 4 orang yg terpercaya saat terjadinya zina bung alex?
Bagi saya pribadi ini adalah hal yg sangat jelas sebagai aturan yg sengaja ada untuk membuat hukum rajam sebagai sekedar MENSUGESTI sipelaku....

Inilah yg saya sebut bahwa hakim mencari celah agar rajam tidak terjadi., kecuali seperti yg saya bilang sebelumnya ...kecuali apabila ada kesadaran dari pelaku bahwa dengan pengakuannya dia sadar 100% akan memiliki konsekuensi hukuman Rajam.

Yah itu....”barang siapa memberitahukannya kepada kami maka akan kami tegakkan atasnya hukum Allah...”

musicman wrote:

pelaku yang bagaiman tidak di hukum rajam dan harus dihukum rajam bung MM..?
dasar nabi merajam/tidak merajam seseorang itu apa menurut bung MM..?
krn berdasarkan hadist yang saya kutip di atas, saya tidak melihat ada pedoman yang jelas untuk seseorang harus dihukum rajam ataw tidak..

Pelaku yg layak dirajam dan tidak dirajam sudah jelas diatas. Masak sudah beberapa post saya tulis, masih saja berulang dan berulang trus anda tanyakan...apa ngga bosen kalau saya juga jawab berulang-ulang hal yg sama bung alex?

Dasar hukumannya jelas...
Melihat hukum zina yah jangan hanya melihat contoh 1-2 hadits lalu anda main ambil kesimpulan sendiri. ..
Kan demikian banyak kisah nabi, ada bbrp kasus ditegakkan rajam dan bbrp lainnya tidak...sehingga para ahli tafsir dan hadits mengambil jalan tengah tentang bagaimana penerapan hukum rajam bagi pelaku zina.

musicman wrote:
Kalau berbicara konteks kemasa kinian, saya tidak tahu...karena saya belum pernah membuat risetnya, ditambah pula negara2 yg mengaku penganut syariah sendiri memiliki aneka corak ragamnya sendiri...

bung MM..
saya tidak tau sebelumnya maksud anda men-skip komentar saya pada post #24..
anda coba bertanya secara umum mengenai hukum rajam, kemudian saya jawab, lalu anda berbicara sedikit retorika tentang efek jera dari hukuman rajam sampai menyinggung soal hakim...

mengenai ayat tersebut yang anda bilang salah (tidak sesuai topik), saya mengutip ayat tersebut dari situs2 islam yang membahas masalah zina... dari beberapa situs yang saya baca, selalu menyertakan ayat itu...  jd saya tidak asal ngutip..

bung MM... anda liat hadist tersbut...
Bagi orang yang mengaku.. hukum allah akan di tegakkan...
padahal di ayat yang lain, allah memberi kesempatan bg pelaku zina untuk memperbaiki dirinya..

kenapa saya katakan tidak jelas.. krn memang tidak ada patokan..
1. wanita itu mengaku, tp tetap di rajam
2. seorang pria mengaku, tp di ampuni..
lantas apa dasar nya..?

di sini saya berikan lagi hadist yang lain.?
Dari Abi Hurairah r.a. dari Rasulullah SAW berabda, “Telah diampuni seorang wanita pezina yang lewat di depan anjing yang menjulurkan lidahnya pada sebuah sumur. Dia berkata, “Anjing ini hampir mati kehausan”. Lalu dilepasnya sepatunya lalu diikatnya dengan kerudungnya lalu diberinya minum. Maka diampuni wanita itu karena memberi minum. (HR Bukhari)

anda perhatikan hadist di atas... dengan memberi minum anj*ng, maka wanita tersebut di ampuni..

lantas kenapa wanita tersebut (pada post#1) harus di hukum rajam dulu baru dianggap bertaubat...?

saya tidak meminta anda melakukan riset... tp mari kita lihat, sejak jaman muhammad sampai sekarang, apa benar perbuatan zinh itu telah berhasil di cegah dengan hukum rajam..

musicman wrote:
Hukum yg Kejam, sadis memang perlu untuk mensugesti manusia untuk tidak melakukan Zina

musicman wrote:
Kalau anda merasa tidak asal mengutip harusnya anda mengklarifikasi kritikan saya ..bukan dengan melempar kesalahan kepada sumber anda. Artinya, anda tidak teliti dalam mengambil sumber karena ayat tsb sama sekali tidak berbicara tentang rajam..karena itu saya minta agar anda melihat ayat sebelumnya agar jelas.

Kalau asal mengambil sumber tanpa mencek dan ricek, kalau bukan asal kutip lalu apa namanya?

musicman wrote:
Lho yah memang..kan saya bilang rajam berlaku bagi orang yg mengaku berzina kepada hakim...
kalau tidak mengaku, yah cukup taubat dan Allah akan beri kesempatan memperbaiki diri..

Tidak ada yg perlu lagi dikoreksi...

Anda ini kesulitan mencerna post lawan diskusi sepertinya bung alex?

musicman wrote:
Lho kan sudah saya katakan ..mengaku dengan sadar akan konsekuensi akan dirajam...

Jadi tentu pengakuan tidak serta otomatis akan menghasilkan rajam, tapi tergantung juga dari si pelaku sendiri apakah dia sadar atau tidak konsekuensi dari pengakuannya..

musicman wrote:
Ya Allah ya Tuhan...
Kok ngajak lagi ke halaman pertama ini orang....

Kan sudah saya katakan sebelum dirajam pun sudah dianggap bertaubat..lalu..bla..bla..bla....capek ah...

musicman wrote:
Kalau tidak ada sumber yg membeberkan presentase ataupun ulasan mengenai efektifitas hukum rajam terhadap penurunan pelaku Zina, yah dengan apa lagi saya harus memuaskan anda untuk mendapat jawaban?

Paling tidak..semakin tinggi tingkat atau level Hukuman, maka akan semakin jarang jumlah pelakunya. Semakin Sangar dan Menyeramkan suatu hukuman akan semakin berfikir orang untuk melanggar.

musicman wrote:
Seorang karyawan akan berfikir ulang untuk datang terlambat kalau memiliki resiko di beri hukuman potongan Gaji daripada hanya sekedar ditegur atasan tanpa adanya tindakan Tegas

Tidak perlu terlihat bodoh kan untuk berfikir logis bukan ...bung alex?

Bagaimana dengan hadist yang mengatakan seorang laki2 yang mengaku tapi di ampuni oleh muhammad..? bukankah dia mengaku juga..?
anda lihat pernyataan anda pada no 1 dan 2:
1.kan saya bilang rajam berlaku bagi orang yg mengaku berzina kepada hakim
2. tentu pengakuan tidak serta otomatis akan menghasilkan rajam

bagaimana cara anda berargumen bung MM..?

musicman wrote:
Kalau saya bilang hukuman rajam itu hanya berlaku bagi orang yg sudah tau konsekuensi atau akibat dr pengakuannya, anda bisa mencerna gak maksudnya?

musicman wrote:@alex

Bagaimana dengan hadist yang mengatakan seorang laki2 yang mengaku tapi di ampuni oleh muhammad..? bukankah dia mengaku juga..?
anda lihat pernyataan anda pada no 1 dan 2:
1.kan saya bilang rajam berlaku bagi orang yg mengaku berzina kepada hakim
2. tentu pengakuan tidak serta otomatis akan menghasilkan rajam

bagaimana cara anda berargumen bung MM..?

gk usah kemana2 dulu deh....satu2 aja dulu..biar anda bisa mencerna satu2...

Bung Alex..saya ulang lagi yah
Kalau saya bilang hukuman rajam itu hanya berlaku bagi orang yg sudah tau konsekuensi atau akibat dr pengakuannya, anda bisa mencerna gak maksudnya?

Setelah Nabi saw selesai mengerjakan sholat, laki –laki tadi berdiri menemui Nabi dan menyatakan lagi :” Ya Rasulullah ! sesungguhnya saya melakukan perbuatan yang perlu mendapat hukuman sebab itu, jalankanlah hukuman itu kepada saya menurut kitab Allah ! “ Nabi berkata : “ Bukankah engkau telah sholat bersama kami ?” jawabnya : “ Ya !” sabda Nabi :” “ Sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa atau hukuman engkau

SEGOROWEDI wrote:ternyata malah pada cengingas-cengingis lalu ngeloyor pergi..
dan penzina itupun diampuni dan diingatkan untuk tidak mengulang lagi perbuatannya..

frontline defender wrote:ya itu kalau kamu berpikir bahwa ngaku itu tidak sama dengan menuduh diri sendiri!