Bertambahnya Muallaf Di Dunia Barat
Halaman 7 dari 16 • Share
Halaman 7 dari 16 • 1 ... 6, 7, 8 ... 11 ... 16
Bertambahnya Muallaf Di Dunia Barat
First topic message reminder :
Perkembangan Islam di Amerika dan eropa
Sejumlah data yang dikomposisikan oleh Demented Vision (2007), dari sebuah observasi di Amerika Serikat tentang perkembangan jumlah pemeluk agama-agama dunia menarik untuk dicermati. Dari data observasi itu, terdapat angka-angka yang menunjukkan perbandingan pertumbuhan penganut Islam dan Kristen di dunia. Lembaga itu mencatat, pada tahun 1900, jumlah pemeluk Kristen adalah 26,9% dari total penduduk dunia, sementara pemeluk Islam hanya 12,4%.
Delapan puluh tahun kemudian (1980), angka itu berubah. Penganut Kristen bertambah 3,1% menjadi 30%, dan Muslim bertambah 4,1% menjadi 16,5% dari seluruh penduduk bumi. Pada pergantian milenium kedua, yaitu 20 tahun kemudian (2000), jumlah itu berubah lagi tapi terjadi perbedaan yang menarik. Kristen menurun 0,1% menjadi 29,9% dan Muslim naik lagi menjadi 19,2%. Pada tahun 2025, angka itu diproyeksikan akan berubah menjadi: penduduk Kristen 25% (turun 4,9%) dan Muslim akan menjadi 30% (naik pesat 10,8%) mengejar jumlah penganut Kristen.
Bila diambil rata-rata, Islam bertambah pemeluknya 2,9% pertahun. Pertumbuhan ini lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah penduduk bumi sendiri yang hanya 2,3% pertahun. 17 tahun lagi dari sekarang, bila pertumbuhan Islam itu konstan, dari angka kelahiran dan yang masuk Islam di berbagai negara, berarti prediksi itu benar, Islam akan menjadi agama nomor satu terbanyak pemeluknya di dunia, menggeser Kristen menjadi kedua.
World Almanac and Book of Fact, #1 New York Times Bestseller, mencatat jumlah total umat Islam sedunia tahun 2004 adalah 1,2 milyar lebih (1.226.403.000), tahun 2007 sudah mencapai 1,5 milyar lebih (1.522.813.123 jiwa). Ini berarti, dalam 3 tahun, kaum Muslim mengalami penambahan jumlah sekitar 300 juta orang (sama dengan jumlah umat Islam yang ada di kawasan Asia Tenggara).
Fenomena yang tidak masuk akal
Fenomena di Amerika sendiri sangat menarik. Sangat tidak masuk di akal pemerintah George Bush dan tokoh-tokoh Amerika, masyarakat Amerika berbondong-bondong masuk Islam justru setelah peristiwa pemboman World Trade Center pada 11 September 2001 yang dikenal dengan 9/11 yang sangat memburukkan citra Islam itu. Pasca 9/11 adalah era pertumbuhan Islam paling cepat yang tidak pernah ada presedennya dalam sejarah Amerika. 8 juta orang Muslim yang kini ada di Amerika dan 20.000 orang Amerika masuk Islam setiap tahun setelah pemboman itu. Pernyataan syahadat masuk Islam terus terjadi di kota-kota Amerika seperti New York, Los Angeles, California, Chicago, Dallas, Texas dan yang lainnya.
Akibat daya magnetis islam ini, pada 19 April 2007, digelar sebuah konferensi di Middlebury College, Middlebury Vt. untuk mengantisipasi masa depan Islam di Amerika dengan tajuk “Is Islam a Trully American religion?” (Apakah Islam adalah Agama Amerika yang sebenarnya?) menampilkan Prof. Jane Smith yang banyak menulis buku-buku tentang Islam di Amerika. Konferensi itu sendiri merupakan seri kuliah tentang Immigrant and Religion in America. Dari konferensi itu, jelas tergambar bagaimana keterbukaan masyarakat Amerika menerima sebuah gelombang baru yang tak terelakkan yaitu Islam yang akan menjadi identitas dominan di negara super power itu.
Peristiwa 9/11 menyimpan misteri yang tidak terduga. Pemboman itu dikutuk dunia, terlebih Amerika, sebagai biadab dan barbar buah tangan para “teroris Islam.” Setelah peristiwa itu, kaum Muslimin di Amerika terutama imigran asal Timur Tengah merasakan getahnya mengalami kondisi psiokologis yang sangat berat: dicurigai, diteror, diserang, dilecehkan dan diasosiasikan dengan teroris. Hal yang sama dialami oleh kaum Muslim di Inggris, Perancis, Jerman dan negara-negara Eropa lainnya.
Pemerintah George Walker Bush segera mengetatkan aturan imigrasi dan mengawasi kaum imigran Muslim secara berlebihan. Siaran televisi Fox News Channel, dalam acara mingguan “In Focus” menggelar diskusi dengan mengundang enam orang nara sumber, bertemakan ”Stop All Muslim Immigration to Protect America and Economy.” Acara ini menggambarkan kekhawatiran Amerika tidak hanya dalam masalah terorisme tetapi juga ekonomi dimana pengaruh para pengusaha Arab dan Timur Tengah mulai dominan dan mengendalikan ekonomi Amerika.
Akan tetapi, rupanya Islam berkembang dengan caranya sendiri. Islam mematahkan “logika akal sehat” manusia modern. Bagaimana mungkin sekelompok orang nekat berbuat biadab membunuh banyak orang tidak berdosa dengan mengatasnamakan agama, tetapi tidak lama setelah peristiwa itu, justru ribuan orang berbondong-bondong menyatakan diri masuk agama tersebut dan menemukan kedamaian didalamnya?
Peristiwa 9/11 telah berfungsi menjadi ikon yang memproduksi arus sejarah yang tidak logis dan mengherankan. Selain 20.000 orang Amerika masuk Islam setiap tahun setelah peristiwa itu, ribuan yang lain dari negara-negara non Amerika (Eropa, Cina, Korea, Jepang dst) juga mengambil keputusan yang sama masuk Islam. Bagaimana arus ini bisa dijelaskan? Sejauh saya ketahui, jawabannya “tidak ada” dalam teori-teori gerakan sosial karena fenomena ini sebuah anomali. Maka, gejala ini hanya bisa dijelaskan oleh “teori tangan Tuhan.”
Tangan Tuhan dalam bentuk blessing in disguise adalah nyata dibalik peristiwa 9/11 dan ini diakui oleh masyarakat Islam Amerika. Karena peristiwa 9/11 yang sangat mengerikan itu dituduhkan kepada Islam, berbagai lapisan masyarakat Amerika justru kemudian terundang kuriositasnya untuk mengetahui Islam lebih jauh. Sebagian karena murni semata-mata ingin mengetahui saja, sebagian lagi mempelajari dengan sebuah pertanyaan dibenaknya: “bagaimana mungkin dalam zaman modern dan beradab ini agama “mengajarkan” teror, kekerasan dan suicide bombing dengan ratusan korban tidak berdosa?”
Akan tetapi, kedua keingintahuan itu berbasis pada hal yang sama: ignorance of Islam (ketidaktahuan sama sekali tentang Islam). Sebelumnya, sumber pengetahuan masyarakat Barat (Amerika dan Eropa) tentang Islam hanya satu yaitu media yang menggambarkan Islam tidak lain kecuali stereotip-stereotip buruk seperti teroris, uncivilized, kejam terhadap perempuan dan sejenisnya. Seperti disaksikan Eric, seorang Muslim pemain cricket warga Texas, setelah peristiwa 9/11, masyarakat Amerika menjadi ingin tahu Islam, mereka kemudian ramai-ramai membeli dan membaca Al-Qur’an setiap hari, membaca biografi Muhammad dan buku-buku Islam untuk mengetahui isinya.
Hasilnya, dari membaca sumbernya langsung, mereka menjadi tahu ajaran Islam yang sesungguhnya. Ketimbang bertambahnya kebencian, yang terjadi malah sebaliknya. Menemukan keagungan serta keindahan ajaran agama yang satu ini.
Keagungan ajaran Islam ini bertemu pada saatnya yang tepat dengan kegersangan, kegelisahan dan kekeringan spritual masyarakat Amerika yang sekuler selama ini. Karena itu, Islam justru menjadi jawaban bagi proses pencarian spiritual mereka selama ini. Islam menjadi melting point atas kebekuan spiritual yang selama ini dialami masyarakat Amerika. Inilah pemicu terjadinya Islamisasi Amerika yang mengherankan para pengamat sosial dan politik. Inilah tangan Tuhan dibalik peristiwa /9/11.
Motivasi Menjadi Muslim
Dari banyak wawancara yang dilakukan televisi Amerika, Eropa maupun Timur Tengah terhadap mereka yang masuk Islam atau video-video blog yang banyak menjelaskan motivasi para new converters ini masuk Islam, menggambarkan konfigurasi latar belakang yang beragam.
Pertama, karena kehidupan mereka yang sebelumnya sekuler, tidak terarah, tidak punya tujuan, hidup hanya money, music and fun. Pola hidup itu menciptakan kegersangan dan kegelisahan jiwa. Mereka merasakan kekacauan hidup, tidak seperti pada orang-orang Muslim yang mereka kenal. Dalam hingar bingar dunia modern dan fasilitas materi yang melimpah banyak dari mereka yang merasakan kehampaan dan ketidakbahagiaan. Ketika menemukan Islam dari membaca Al-Qur’an, dari buku atau kehidupan teman Muslimnya yang sehari-harinya taat beragama, dengan mudah saja mereka masuk Islam.
Kedua, merasakan ketenangan, kedamaian dan kebahagiaan yang tidak pernah dirasakannya dalam agama sebelumnya yaitu Kristen. Dalam Islam mereka merasakan hubungan dengan Tuhan itu langsung dan dekat. Beberapa orang Kristen taat bahkan mereka sebagai church priest mengaku seperti itu ketika diwawancarai televisi. Allison dari North Caroline dan Barbara Cartabuka, seorang diantara 6,5 juta orang Amerika yang masuk Islam pasca 9/11, seperti diberitakan oleh Veronica De La Cruz dalam CNN Headline News, Allison mengaku “Islam is much more about peace.” Sedangkan Barbara tidak pernah merasakan kedamaian selama menganut Katolik Roma seperti kini dirasakannya setelah menjadi Muslim.
Demikian juga yang dirasakan oleh Mr. Idris Taufik, mantan pastur Katolik di London, ketika diwawancara televisi Al-Jazira. Mantan pastur ini melihat dan merasakan ketenangan batin dalam Islam yang tidak pernah dirasakan sebelumnya ketika ia menjadi pastur di London. Ia masuk Islam setelah melancong ke Mesir. Ia kaget melihat orang-orang Islam tidak seperti yang diberitakan di televisi-televisi Barat. Ia mengaku, sebelumnya hanya mengetahui Islam dari media. Ia sering meneteskan air mata ketika menyaksikan kaum Muslim shalat dan kini ia merasakan kebahagiaan setelah menjadi Muslim di London.
Ketiga, menemukan kebenaran yang dicarinya. Beberapa konverter mengakui konsep-konsep ajaran Islam lebih rasional atau lebih masuk akal seperti tentang keesaan Tuhan, kemurnian kitab suci, kebangkitan (resurrection) dan penghapusan dosa (salvation) ketimbang dalam Kristen. Banyak dari masyarakat Amerika memandang Kristen sebagai agama yang konservatif dalam doktrin-doktrinnya. Eric seorang pemain Cricket di Texas, kota kelahiran George Bush, berkesimpulan seperti itu dan memilih Islam. Sebagai pemain cricket Muslim, ia sering shalat di pinggir lapang. Di Kristen, katanya, sembahyang harus selalu ke Gereja.
Seorang konverter lain memberikan kesaksiannya yang bangga menjadi Muslim. Ia menjelaskan telah berpuluh tahun menganut Katolik Roma dan Kristen Evangelik. Dia mengaku menemukan kelemahan-kelemahan doktrin Kristen setelah menyaksikan debat terbuka tentang “Is Jesus God?” (Apakah Yesus itu Tuhan?) antara Ahmad Deedat, seorang tokoh Islam dari Afrika Selatan dan seorang teolog Kristen. Argumen-argumen Dedaat dalam diskusi menurutnya jauh lebih jelas, kuat dan memuaskan ketimbang teolog Kristen itu. Menariknya, misi awalnya ia menonton debat agama itu justru untuk mengetahui Islam karena ia bertekad akan menyebarkan gospel ke masyarakat-masyarakat Muslim. Yang terjadi sebaliknya, ia malah menemukan keunggulan doktrin Islam dalam berbagai aspeknya dibandingkan Kristen. Angela Collin, seorang artis California yang terkenal karena filmnya Leguna Beach dan kini menjadi Director of Islamic School, ketika diwawancarai oleh televisi NBC News megapa ia masuk Islam, ia mengungkapkan: “I was seeking the truth and I’ve found it in Islam. Now I have this belief and I love this belief,” katanya bangga.
Keempat, banyak kaum perempuan Amerika Muslim berkesimpulan ternyata Islam sangat melindungi dan menghargai perempuan. Dengan kata lain, perempuan dalam Islam dimuliakan dan posisinya sangat dihormati. Walaupun mereka tidak setuju dengan poligami, mereka melihat posisi perempuan sangat dihormati dalam Islam daripada dalam peradaban Barat modern. Seorang convert perempuan Amerika bernama Tania, merasa hidupnya kacau dan tidak terarah jutsru dalam kebebasannya di Amerika. Ia bisa melakukan apa saja yang dia mau untuk kesenangan, tapi ia rasakan malah merugikan dan merendahkan perempuan. Setelah mempelajari Islam, awalnya merasa minder. Setelah tahu bagaimana Islam memperlakukan perempuan, ia malah berkata “women in Islam is so honored. This is a nice religion not for people like me!” katanya. Dia masuk Islam setelah mempelajarinya beberapa bulan dari teman Muslimnya.
Perkembangan Islam di dunia Barat sesungguhnya lebih prospektif karena mereka terbiasa berfikir terbuka. Dalam keluarga Amerika, pemilihan agama dilakukan secara bebas dan independen. Banyak orang tua mendukung anaknya menjadi Muslim selama itu adalah pilihan bebasnya dan independen. Mereka mudah saja masuk Islam ketika menemukan kebenaran disitu. Angela Collin menjadi Muslim dengan dukungan kedua orang tua. Ketika diwawancarai televisi NBC, orang tuanya justru merasa bangga karena Angela adalah seorang “independent person.” Nancy seorang remaja 15 tahun, masuk Islam setelah bergaul dekat temannya keluarga Pakistan dan keluarganya tidak mempermasalahkan walaupun telah lama hidup dalam tradisi Kristen.
Sumber : http://indrawidjaja.wordpress.com/2012/12/26/perkembangan-islam-dan-bertambahnya-mualaf-di-dunia-barat/
Perkembangan Islam di Amerika dan eropa
Sejumlah data yang dikomposisikan oleh Demented Vision (2007), dari sebuah observasi di Amerika Serikat tentang perkembangan jumlah pemeluk agama-agama dunia menarik untuk dicermati. Dari data observasi itu, terdapat angka-angka yang menunjukkan perbandingan pertumbuhan penganut Islam dan Kristen di dunia. Lembaga itu mencatat, pada tahun 1900, jumlah pemeluk Kristen adalah 26,9% dari total penduduk dunia, sementara pemeluk Islam hanya 12,4%.
Delapan puluh tahun kemudian (1980), angka itu berubah. Penganut Kristen bertambah 3,1% menjadi 30%, dan Muslim bertambah 4,1% menjadi 16,5% dari seluruh penduduk bumi. Pada pergantian milenium kedua, yaitu 20 tahun kemudian (2000), jumlah itu berubah lagi tapi terjadi perbedaan yang menarik. Kristen menurun 0,1% menjadi 29,9% dan Muslim naik lagi menjadi 19,2%. Pada tahun 2025, angka itu diproyeksikan akan berubah menjadi: penduduk Kristen 25% (turun 4,9%) dan Muslim akan menjadi 30% (naik pesat 10,8%) mengejar jumlah penganut Kristen.
Bila diambil rata-rata, Islam bertambah pemeluknya 2,9% pertahun. Pertumbuhan ini lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah penduduk bumi sendiri yang hanya 2,3% pertahun. 17 tahun lagi dari sekarang, bila pertumbuhan Islam itu konstan, dari angka kelahiran dan yang masuk Islam di berbagai negara, berarti prediksi itu benar, Islam akan menjadi agama nomor satu terbanyak pemeluknya di dunia, menggeser Kristen menjadi kedua.
World Almanac and Book of Fact, #1 New York Times Bestseller, mencatat jumlah total umat Islam sedunia tahun 2004 adalah 1,2 milyar lebih (1.226.403.000), tahun 2007 sudah mencapai 1,5 milyar lebih (1.522.813.123 jiwa). Ini berarti, dalam 3 tahun, kaum Muslim mengalami penambahan jumlah sekitar 300 juta orang (sama dengan jumlah umat Islam yang ada di kawasan Asia Tenggara).
Fenomena yang tidak masuk akal
Fenomena di Amerika sendiri sangat menarik. Sangat tidak masuk di akal pemerintah George Bush dan tokoh-tokoh Amerika, masyarakat Amerika berbondong-bondong masuk Islam justru setelah peristiwa pemboman World Trade Center pada 11 September 2001 yang dikenal dengan 9/11 yang sangat memburukkan citra Islam itu. Pasca 9/11 adalah era pertumbuhan Islam paling cepat yang tidak pernah ada presedennya dalam sejarah Amerika. 8 juta orang Muslim yang kini ada di Amerika dan 20.000 orang Amerika masuk Islam setiap tahun setelah pemboman itu. Pernyataan syahadat masuk Islam terus terjadi di kota-kota Amerika seperti New York, Los Angeles, California, Chicago, Dallas, Texas dan yang lainnya.
Akibat daya magnetis islam ini, pada 19 April 2007, digelar sebuah konferensi di Middlebury College, Middlebury Vt. untuk mengantisipasi masa depan Islam di Amerika dengan tajuk “Is Islam a Trully American religion?” (Apakah Islam adalah Agama Amerika yang sebenarnya?) menampilkan Prof. Jane Smith yang banyak menulis buku-buku tentang Islam di Amerika. Konferensi itu sendiri merupakan seri kuliah tentang Immigrant and Religion in America. Dari konferensi itu, jelas tergambar bagaimana keterbukaan masyarakat Amerika menerima sebuah gelombang baru yang tak terelakkan yaitu Islam yang akan menjadi identitas dominan di negara super power itu.
Peristiwa 9/11 menyimpan misteri yang tidak terduga. Pemboman itu dikutuk dunia, terlebih Amerika, sebagai biadab dan barbar buah tangan para “teroris Islam.” Setelah peristiwa itu, kaum Muslimin di Amerika terutama imigran asal Timur Tengah merasakan getahnya mengalami kondisi psiokologis yang sangat berat: dicurigai, diteror, diserang, dilecehkan dan diasosiasikan dengan teroris. Hal yang sama dialami oleh kaum Muslim di Inggris, Perancis, Jerman dan negara-negara Eropa lainnya.
Pemerintah George Walker Bush segera mengetatkan aturan imigrasi dan mengawasi kaum imigran Muslim secara berlebihan. Siaran televisi Fox News Channel, dalam acara mingguan “In Focus” menggelar diskusi dengan mengundang enam orang nara sumber, bertemakan ”Stop All Muslim Immigration to Protect America and Economy.” Acara ini menggambarkan kekhawatiran Amerika tidak hanya dalam masalah terorisme tetapi juga ekonomi dimana pengaruh para pengusaha Arab dan Timur Tengah mulai dominan dan mengendalikan ekonomi Amerika.
Akan tetapi, rupanya Islam berkembang dengan caranya sendiri. Islam mematahkan “logika akal sehat” manusia modern. Bagaimana mungkin sekelompok orang nekat berbuat biadab membunuh banyak orang tidak berdosa dengan mengatasnamakan agama, tetapi tidak lama setelah peristiwa itu, justru ribuan orang berbondong-bondong menyatakan diri masuk agama tersebut dan menemukan kedamaian didalamnya?
Peristiwa 9/11 telah berfungsi menjadi ikon yang memproduksi arus sejarah yang tidak logis dan mengherankan. Selain 20.000 orang Amerika masuk Islam setiap tahun setelah peristiwa itu, ribuan yang lain dari negara-negara non Amerika (Eropa, Cina, Korea, Jepang dst) juga mengambil keputusan yang sama masuk Islam. Bagaimana arus ini bisa dijelaskan? Sejauh saya ketahui, jawabannya “tidak ada” dalam teori-teori gerakan sosial karena fenomena ini sebuah anomali. Maka, gejala ini hanya bisa dijelaskan oleh “teori tangan Tuhan.”
Tangan Tuhan dalam bentuk blessing in disguise adalah nyata dibalik peristiwa 9/11 dan ini diakui oleh masyarakat Islam Amerika. Karena peristiwa 9/11 yang sangat mengerikan itu dituduhkan kepada Islam, berbagai lapisan masyarakat Amerika justru kemudian terundang kuriositasnya untuk mengetahui Islam lebih jauh. Sebagian karena murni semata-mata ingin mengetahui saja, sebagian lagi mempelajari dengan sebuah pertanyaan dibenaknya: “bagaimana mungkin dalam zaman modern dan beradab ini agama “mengajarkan” teror, kekerasan dan suicide bombing dengan ratusan korban tidak berdosa?”
Akan tetapi, kedua keingintahuan itu berbasis pada hal yang sama: ignorance of Islam (ketidaktahuan sama sekali tentang Islam). Sebelumnya, sumber pengetahuan masyarakat Barat (Amerika dan Eropa) tentang Islam hanya satu yaitu media yang menggambarkan Islam tidak lain kecuali stereotip-stereotip buruk seperti teroris, uncivilized, kejam terhadap perempuan dan sejenisnya. Seperti disaksikan Eric, seorang Muslim pemain cricket warga Texas, setelah peristiwa 9/11, masyarakat Amerika menjadi ingin tahu Islam, mereka kemudian ramai-ramai membeli dan membaca Al-Qur’an setiap hari, membaca biografi Muhammad dan buku-buku Islam untuk mengetahui isinya.
Hasilnya, dari membaca sumbernya langsung, mereka menjadi tahu ajaran Islam yang sesungguhnya. Ketimbang bertambahnya kebencian, yang terjadi malah sebaliknya. Menemukan keagungan serta keindahan ajaran agama yang satu ini.
Keagungan ajaran Islam ini bertemu pada saatnya yang tepat dengan kegersangan, kegelisahan dan kekeringan spritual masyarakat Amerika yang sekuler selama ini. Karena itu, Islam justru menjadi jawaban bagi proses pencarian spiritual mereka selama ini. Islam menjadi melting point atas kebekuan spiritual yang selama ini dialami masyarakat Amerika. Inilah pemicu terjadinya Islamisasi Amerika yang mengherankan para pengamat sosial dan politik. Inilah tangan Tuhan dibalik peristiwa /9/11.
Motivasi Menjadi Muslim
Dari banyak wawancara yang dilakukan televisi Amerika, Eropa maupun Timur Tengah terhadap mereka yang masuk Islam atau video-video blog yang banyak menjelaskan motivasi para new converters ini masuk Islam, menggambarkan konfigurasi latar belakang yang beragam.
Pertama, karena kehidupan mereka yang sebelumnya sekuler, tidak terarah, tidak punya tujuan, hidup hanya money, music and fun. Pola hidup itu menciptakan kegersangan dan kegelisahan jiwa. Mereka merasakan kekacauan hidup, tidak seperti pada orang-orang Muslim yang mereka kenal. Dalam hingar bingar dunia modern dan fasilitas materi yang melimpah banyak dari mereka yang merasakan kehampaan dan ketidakbahagiaan. Ketika menemukan Islam dari membaca Al-Qur’an, dari buku atau kehidupan teman Muslimnya yang sehari-harinya taat beragama, dengan mudah saja mereka masuk Islam.
Kedua, merasakan ketenangan, kedamaian dan kebahagiaan yang tidak pernah dirasakannya dalam agama sebelumnya yaitu Kristen. Dalam Islam mereka merasakan hubungan dengan Tuhan itu langsung dan dekat. Beberapa orang Kristen taat bahkan mereka sebagai church priest mengaku seperti itu ketika diwawancarai televisi. Allison dari North Caroline dan Barbara Cartabuka, seorang diantara 6,5 juta orang Amerika yang masuk Islam pasca 9/11, seperti diberitakan oleh Veronica De La Cruz dalam CNN Headline News, Allison mengaku “Islam is much more about peace.” Sedangkan Barbara tidak pernah merasakan kedamaian selama menganut Katolik Roma seperti kini dirasakannya setelah menjadi Muslim.
Demikian juga yang dirasakan oleh Mr. Idris Taufik, mantan pastur Katolik di London, ketika diwawancara televisi Al-Jazira. Mantan pastur ini melihat dan merasakan ketenangan batin dalam Islam yang tidak pernah dirasakan sebelumnya ketika ia menjadi pastur di London. Ia masuk Islam setelah melancong ke Mesir. Ia kaget melihat orang-orang Islam tidak seperti yang diberitakan di televisi-televisi Barat. Ia mengaku, sebelumnya hanya mengetahui Islam dari media. Ia sering meneteskan air mata ketika menyaksikan kaum Muslim shalat dan kini ia merasakan kebahagiaan setelah menjadi Muslim di London.
Ketiga, menemukan kebenaran yang dicarinya. Beberapa konverter mengakui konsep-konsep ajaran Islam lebih rasional atau lebih masuk akal seperti tentang keesaan Tuhan, kemurnian kitab suci, kebangkitan (resurrection) dan penghapusan dosa (salvation) ketimbang dalam Kristen. Banyak dari masyarakat Amerika memandang Kristen sebagai agama yang konservatif dalam doktrin-doktrinnya. Eric seorang pemain Cricket di Texas, kota kelahiran George Bush, berkesimpulan seperti itu dan memilih Islam. Sebagai pemain cricket Muslim, ia sering shalat di pinggir lapang. Di Kristen, katanya, sembahyang harus selalu ke Gereja.
Seorang konverter lain memberikan kesaksiannya yang bangga menjadi Muslim. Ia menjelaskan telah berpuluh tahun menganut Katolik Roma dan Kristen Evangelik. Dia mengaku menemukan kelemahan-kelemahan doktrin Kristen setelah menyaksikan debat terbuka tentang “Is Jesus God?” (Apakah Yesus itu Tuhan?) antara Ahmad Deedat, seorang tokoh Islam dari Afrika Selatan dan seorang teolog Kristen. Argumen-argumen Dedaat dalam diskusi menurutnya jauh lebih jelas, kuat dan memuaskan ketimbang teolog Kristen itu. Menariknya, misi awalnya ia menonton debat agama itu justru untuk mengetahui Islam karena ia bertekad akan menyebarkan gospel ke masyarakat-masyarakat Muslim. Yang terjadi sebaliknya, ia malah menemukan keunggulan doktrin Islam dalam berbagai aspeknya dibandingkan Kristen. Angela Collin, seorang artis California yang terkenal karena filmnya Leguna Beach dan kini menjadi Director of Islamic School, ketika diwawancarai oleh televisi NBC News megapa ia masuk Islam, ia mengungkapkan: “I was seeking the truth and I’ve found it in Islam. Now I have this belief and I love this belief,” katanya bangga.
Keempat, banyak kaum perempuan Amerika Muslim berkesimpulan ternyata Islam sangat melindungi dan menghargai perempuan. Dengan kata lain, perempuan dalam Islam dimuliakan dan posisinya sangat dihormati. Walaupun mereka tidak setuju dengan poligami, mereka melihat posisi perempuan sangat dihormati dalam Islam daripada dalam peradaban Barat modern. Seorang convert perempuan Amerika bernama Tania, merasa hidupnya kacau dan tidak terarah jutsru dalam kebebasannya di Amerika. Ia bisa melakukan apa saja yang dia mau untuk kesenangan, tapi ia rasakan malah merugikan dan merendahkan perempuan. Setelah mempelajari Islam, awalnya merasa minder. Setelah tahu bagaimana Islam memperlakukan perempuan, ia malah berkata “women in Islam is so honored. This is a nice religion not for people like me!” katanya. Dia masuk Islam setelah mempelajarinya beberapa bulan dari teman Muslimnya.
Perkembangan Islam di dunia Barat sesungguhnya lebih prospektif karena mereka terbiasa berfikir terbuka. Dalam keluarga Amerika, pemilihan agama dilakukan secara bebas dan independen. Banyak orang tua mendukung anaknya menjadi Muslim selama itu adalah pilihan bebasnya dan independen. Mereka mudah saja masuk Islam ketika menemukan kebenaran disitu. Angela Collin menjadi Muslim dengan dukungan kedua orang tua. Ketika diwawancarai televisi NBC, orang tuanya justru merasa bangga karena Angela adalah seorang “independent person.” Nancy seorang remaja 15 tahun, masuk Islam setelah bergaul dekat temannya keluarga Pakistan dan keluarganya tidak mempermasalahkan walaupun telah lama hidup dalam tradisi Kristen.
Sumber : http://indrawidjaja.wordpress.com/2012/12/26/perkembangan-islam-dan-bertambahnya-mualaf-di-dunia-barat/
Terakhir diubah oleh wildan99Islam tanggal Sat Jun 08, 2013 1:21 pm, total 1 kali diubah
wildan99Islam- LETNAN DUA
-
Age : 25
Posts : 1430
Kepercayaan : Islam
Location : bogor
Join date : 20.03.13
Reputation : 58
Re: Bertambahnya Muallaf Di Dunia Barat
kobelnz wrote:bukankah Al-quran yang cacat pake banget masa didalamnya ada suruh perang, pedophil, poligami, pembunuhan dsb, sudah jelas2 kitab ente yang amburadul isinya..FYI Injil adalah bagian dari Alkitabwildan99Islam wrote:SEGOROWEDI wrote:
pengajarannya gak kamu dapet..
- apa yang diperoleh Sem, Ham dan Yafet dalam menyikapi mabuknya Nuh?
makanya dibaca utuh! jangan terpaku pada terlalu banyaknya Nuh minum anggur..
pengajaran apa?? Sem, ham dan yafet hanya menutupi aurat Nuh saja. gak ada apa2 lagi.
Alkitab itu kayak cacat aja, masa menampilkan peristiwa yang tidak senono.
oh iya saya lupa, Alkitab itu bukan lagi Injil yang asli, karena Alkitab merupakan revisi dari Injil Asli.
pekerjaannya orang-orang Kritik Tekstual, mempelajari Naskah Injil Kuno di berbagai dunia dan yag pasti berbeda bahasa, lalu dimana Naskah Injil Kuno yang isinya kemungkinan benar dimasukkan ke dalam Alkitab/Injil
noh, udah bener Injil isinya segitu eh ditambah-tambah sama naskah Injil Kuno yang bisa saja melenceng isinya.
di injil kan juga ada ayat perang, incest, poligami, & pembunuhan. sudah jelas kitab ente lebih cacat...
paman tat- SERSAN MAYOR
-
Posts : 369
Kepercayaan : Islam
Location : hongkong
Join date : 05.07.13
Reputation : 15
Re: Bertambahnya Muallaf Di Dunia Barat
paman tat wrote:kobelnz wrote:bukankah Al-quran yang cacat pake banget masa didalamnya ada suruh perang, pedophil, poligami, pembunuhan dsb, sudah jelas2 kitab ente yang amburadul isinya..FYI Injil adalah bagian dari Alkitabwildan99Islam wrote:SEGOROWEDI wrote:
pengajarannya gak kamu dapet..
- apa yang diperoleh Sem, Ham dan Yafet dalam menyikapi mabuknya Nuh?
makanya dibaca utuh! jangan terpaku pada terlalu banyaknya Nuh minum anggur..
pengajaran apa?? Sem, ham dan yafet hanya menutupi aurat Nuh saja. gak ada apa2 lagi.
Alkitab itu kayak cacat aja, masa menampilkan peristiwa yang tidak senono.
oh iya saya lupa, Alkitab itu bukan lagi Injil yang asli, karena Alkitab merupakan revisi dari Injil Asli.
pekerjaannya orang-orang Kritik Tekstual, mempelajari Naskah Injil Kuno di berbagai dunia dan yag pasti berbeda bahasa, lalu dimana Naskah Injil Kuno yang isinya kemungkinan benar dimasukkan ke dalam Alkitab/Injil
noh, udah bener Injil isinya segitu eh ditambah-tambah sama naskah Injil Kuno yang bisa saja melenceng isinya.
di injil kan juga ada ayat perang, incest, poligami, & pembunuhan. sudah jelas kitab ente lebih cacat...
tau, kayaknya disini banyak juga member Kristen yang "gak mau menerima kenyataan" yang ada
wildan99Islam- LETNAN DUA
-
Age : 25
Posts : 1430
Kepercayaan : Islam
Location : bogor
Join date : 20.03.13
Reputation : 58
Re: Bertambahnya Muallaf Di Dunia Barat
paman tat wrote:kobelnz wrote:bukankah Al-quran yang cacat pake banget masa didalamnya ada suruh perang, pedophil, poligami, pembunuhan dsb, sudah jelas2 kitab ente yang amburadul isinya..FYI Injil adalah bagian dari Alkitabwildan99Islam wrote:SEGOROWEDI wrote:
pengajarannya gak kamu dapet..
- apa yang diperoleh Sem, Ham dan Yafet dalam menyikapi mabuknya Nuh?
makanya dibaca utuh! jangan terpaku pada terlalu banyaknya Nuh minum anggur..
pengajaran apa?? Sem, ham dan yafet hanya menutupi aurat Nuh saja. gak ada apa2 lagi.
Alkitab itu kayak cacat aja, masa menampilkan peristiwa yang tidak senono.
oh iya saya lupa, Alkitab itu bukan lagi Injil yang asli, karena Alkitab merupakan revisi dari Injil Asli.
pekerjaannya orang-orang Kritik Tekstual, mempelajari Naskah Injil Kuno di berbagai dunia dan yag pasti berbeda bahasa, lalu dimana Naskah Injil Kuno yang isinya kemungkinan benar dimasukkan ke dalam Alkitab/Injil
noh, udah bener Injil isinya segitu eh ditambah-tambah sama naskah Injil Kuno yang bisa saja melenceng isinya.
di injil kan juga ada ayat perang, incest, poligami, & pembunuhan. sudah jelas kitab ente lebih cacat...
hahaha...gw seh ga peduli mau di injil ada atau di kitab suci yang lainya..dan yang pasti Al-quran lebih cacat di karenakan nabinya sendiri Muhammad SAW yang melakukan sendiri..keliatannya jarang baca Al-quran ya...
kobelnz- REGISTERED MEMBER
-
Posts : 4
Location : Jakarta
Join date : 20.07.13
Reputation : 0
Re: Bertambahnya Muallaf Di Dunia Barat
Aisha Uddin : Demi Islam, Kuhadapi Segala Tantangan
KisahMuallaf.com - “Keluargaku tak senang. Mereka terus memprotes identitas Muslimku, terus menginterogasi jika aku mengenakan jilbab,” keluh Aisha Uddin.
Laura, demikian nama lamanya sebelum menjadi Muslimah. Namun, demi meleburkan hatinya pada jalan Islam yang lurus, ia kini enggan menggunakan nama itu.
Ketulusan dan keikhlasannya menjadi Muslimah rupanya tak berbanding lurus dengan respons orang tua dan keluarganya. Mereka menolak keras keislamannya. Namun, wanita Inggris ini tetap setegar karang.
Usia Aisha baru menginjak 20 tahun saat memutuskan memeluk Islam. Sejatinya, jauh sebelum itu ia telah merasa penasaran dengan Islam. Saat remaja, ia sering diam-diam ke masjid di dekat rumahnya.
Ia menyelinap dan bertanya tentang Islam kepada siapa saja yang ada di sana. Namun, belum lengkap pengetahuan Aisha tentang Islam, ia dan keluarganya pindah ke kota lain, Birmingham.
Kepindahan keluarganya justru membawa hal positif bagi Aisha. Di Birmingham, Aisha mengenal beragam agama. Ia pun lebih banyak bertemu Muslimin di kota tersebut.
“Islam telah menarik minat saya. Islam telah tertangkap mata saya dan saya ingin melihatnya lebih jauh ke dalam. Saya ingin melihat orang-orangnya, budayanya, dan sebagainya,” jelasnya.
Ia menambahkan, ”Saya pun terus belajar dan belajar. Bahkan, setelah sekolah dan tinggal di Birmingham, saya benar-benar dikelilingi agama,” ujar Aisha dengan mata berbinar, seperti dikutip Islam Today.
Butuh waktu bertahun-tahun bagi Aisha untuk mempelajari agama Islam. Hingga memasuki usia 20 tahun, Aisha kian mantap dengan agama akhir zaman ini. Ia pun bersyahadat dan berkomitmen untuk terus memegang teguh keimanan Islam walau apapun yang terjadi.
Dari awal, Aisha telah memiliki firasat keputusannya ini akan ditentang banyak pihak, terutama keluarga. Meski demikian, hal itu sama sekali tak mengurangi tekadnya untuk berislam, termasuk mengubah penampilannya menjadi Muslimah berjilbab.
“Saya sangat senang akan perubahan itu. Sebelum menjadi Muslim, saya selalu menggunakan celana jeans, hoodies, dan make-up yang menor,” kata Aisha malu-malu. Mata birunya bersinar bahagia. Parasnya cantik berbalut jilbab hitam meski tanpa make-up.
Kebahagiaan itu sempat meredup tatkala Aisha menemui kenyataan keluarganya menolak keras keputusannya berislam. Bayangkan, tiba-tiba ia dimusuhi keluarganya.
Orang tuanya menuding Aisha sebagai anak yang durhaka dan tak berbakti. “Keislaman saya dianggap sebagai penolakan, tak balas budi, tak menghormati orang tua yang telah membesarkan saya,” ungkap Aisha sedih.
Meski sedih, Aisha tak mau melepaskan hidayah yang telah diraihnya. Ia terus bertahan meski rumahnya seakan penjara baginya. Ia tak diizinkan pergi ke luar rumah untuk mempelajari Islam. Pada saat yang sama, orang tuanya terus berusaha membujuk Aisha agar kembali pada agama sebelumnya.
Ketegangan kian memuncak saat Aisha mengenakan jilbab. Menurut Aisha, ia akan diteror dan diamuk keluarganya jika ketahuan mengenakan jilbab. Namun, Aisha bertekad untuk terus berjilbab. Meski keluarga terus meneror, Aisha diam-diam tetap mengenakan busana yang menutup aurat tersebut.
Akhirnya, hal yang ditakutkan Aisha pun terjadi. Ia diusir dari keluarga. Ia tak diizinkan lagi menggunakan nama keluarga. Aisha, yang dulu bernama Laura, memilih menggunakan nama Islam selamanya.
Penolakan keras dari keluarga tentu membuat Aisha sedih. Namun, ia tak marah. Buktinya, ia terus berusaha memperbaiki hubungan dengan keluarga dan memberi pengertian kepada mereka meski tak pernah membuahkan hasil.
Dalam wawancara dengan BBC, Aisha mengaku sedang giat mempelajari Al-Quran. Ia belajar membaca dan menulis huruf Arab. Meski masih terbata-bata, kini Aisha telah mampu membaca Kitabullah.
Saat ini, Aisha berusia 22 tahun. Artinya, sudah dua tahun ia bertahan di atas tantangan-tantangan yang menguji keimanannya. Terbukti, ia mampu bertahan. Ia masih berislam hingga kini.
Ia pun menemukan seorang pria Muslim yang kini menjadi suaminya. Ia memang kehilangan keluarganya. Namun kini, ia memiliki keluarga baru yang senantiasa mendukung keislamannya.
Islam menjadikan Aisha sebagai pribadi yang lebih baik. Ia merasa kehidupannya berubah sangat drastis. Namun, hal ini bukan karena tantangan yang melandanya, melainkan karena rasa bahagianya hidup sebagai Muslimah.
“Saya sebelumnya seorang pemberontak. Saya selalu mendapatkan masalah di rumah, pergi keluar dan tinggal di luar. Saya juga malas belajar di sekolah,” aku Aisha polos.
Setelah memeluk agama Allah, Aisha menjadi lebih kalem, merasa sangat tenang dan damai. Tak pernah ia merasa bahagia seperti setelah berislam.
Aisha pun lebih senang membaca buku dan mempelajari Al-Quran. Ia tak lagi liar seperti dulu. Sikapnya lebih lembut dan tak suka berbicara keras, apalagi memberontak.
Meski banyak tantangan yang dihadapi dan keluarga terus menentangnya, Aisha tak pernah menyesal memeluk Islam. Sebaliknya, ia merasa amat bersyukur merasakan manisnya hidayah.
Ia pun amat bangga memiliki identitas sebagai seorang Muslimah. “Saya bangga dengan diri saya sekarang,” ujarnya penuh syukur.
http://www.kisahmuallaf.com/aisha-uddin-demi-islam-kuhadapi-segala-tantangan/
KisahMuallaf.com - “Keluargaku tak senang. Mereka terus memprotes identitas Muslimku, terus menginterogasi jika aku mengenakan jilbab,” keluh Aisha Uddin.
Laura, demikian nama lamanya sebelum menjadi Muslimah. Namun, demi meleburkan hatinya pada jalan Islam yang lurus, ia kini enggan menggunakan nama itu.
Ketulusan dan keikhlasannya menjadi Muslimah rupanya tak berbanding lurus dengan respons orang tua dan keluarganya. Mereka menolak keras keislamannya. Namun, wanita Inggris ini tetap setegar karang.
Usia Aisha baru menginjak 20 tahun saat memutuskan memeluk Islam. Sejatinya, jauh sebelum itu ia telah merasa penasaran dengan Islam. Saat remaja, ia sering diam-diam ke masjid di dekat rumahnya.
Ia menyelinap dan bertanya tentang Islam kepada siapa saja yang ada di sana. Namun, belum lengkap pengetahuan Aisha tentang Islam, ia dan keluarganya pindah ke kota lain, Birmingham.
Kepindahan keluarganya justru membawa hal positif bagi Aisha. Di Birmingham, Aisha mengenal beragam agama. Ia pun lebih banyak bertemu Muslimin di kota tersebut.
“Islam telah menarik minat saya. Islam telah tertangkap mata saya dan saya ingin melihatnya lebih jauh ke dalam. Saya ingin melihat orang-orangnya, budayanya, dan sebagainya,” jelasnya.
Ia menambahkan, ”Saya pun terus belajar dan belajar. Bahkan, setelah sekolah dan tinggal di Birmingham, saya benar-benar dikelilingi agama,” ujar Aisha dengan mata berbinar, seperti dikutip Islam Today.
Butuh waktu bertahun-tahun bagi Aisha untuk mempelajari agama Islam. Hingga memasuki usia 20 tahun, Aisha kian mantap dengan agama akhir zaman ini. Ia pun bersyahadat dan berkomitmen untuk terus memegang teguh keimanan Islam walau apapun yang terjadi.
Dari awal, Aisha telah memiliki firasat keputusannya ini akan ditentang banyak pihak, terutama keluarga. Meski demikian, hal itu sama sekali tak mengurangi tekadnya untuk berislam, termasuk mengubah penampilannya menjadi Muslimah berjilbab.
“Saya sangat senang akan perubahan itu. Sebelum menjadi Muslim, saya selalu menggunakan celana jeans, hoodies, dan make-up yang menor,” kata Aisha malu-malu. Mata birunya bersinar bahagia. Parasnya cantik berbalut jilbab hitam meski tanpa make-up.
Kebahagiaan itu sempat meredup tatkala Aisha menemui kenyataan keluarganya menolak keras keputusannya berislam. Bayangkan, tiba-tiba ia dimusuhi keluarganya.
Orang tuanya menuding Aisha sebagai anak yang durhaka dan tak berbakti. “Keislaman saya dianggap sebagai penolakan, tak balas budi, tak menghormati orang tua yang telah membesarkan saya,” ungkap Aisha sedih.
Meski sedih, Aisha tak mau melepaskan hidayah yang telah diraihnya. Ia terus bertahan meski rumahnya seakan penjara baginya. Ia tak diizinkan pergi ke luar rumah untuk mempelajari Islam. Pada saat yang sama, orang tuanya terus berusaha membujuk Aisha agar kembali pada agama sebelumnya.
Ketegangan kian memuncak saat Aisha mengenakan jilbab. Menurut Aisha, ia akan diteror dan diamuk keluarganya jika ketahuan mengenakan jilbab. Namun, Aisha bertekad untuk terus berjilbab. Meski keluarga terus meneror, Aisha diam-diam tetap mengenakan busana yang menutup aurat tersebut.
Akhirnya, hal yang ditakutkan Aisha pun terjadi. Ia diusir dari keluarga. Ia tak diizinkan lagi menggunakan nama keluarga. Aisha, yang dulu bernama Laura, memilih menggunakan nama Islam selamanya.
Penolakan keras dari keluarga tentu membuat Aisha sedih. Namun, ia tak marah. Buktinya, ia terus berusaha memperbaiki hubungan dengan keluarga dan memberi pengertian kepada mereka meski tak pernah membuahkan hasil.
Dalam wawancara dengan BBC, Aisha mengaku sedang giat mempelajari Al-Quran. Ia belajar membaca dan menulis huruf Arab. Meski masih terbata-bata, kini Aisha telah mampu membaca Kitabullah.
Saat ini, Aisha berusia 22 tahun. Artinya, sudah dua tahun ia bertahan di atas tantangan-tantangan yang menguji keimanannya. Terbukti, ia mampu bertahan. Ia masih berislam hingga kini.
Ia pun menemukan seorang pria Muslim yang kini menjadi suaminya. Ia memang kehilangan keluarganya. Namun kini, ia memiliki keluarga baru yang senantiasa mendukung keislamannya.
Islam menjadikan Aisha sebagai pribadi yang lebih baik. Ia merasa kehidupannya berubah sangat drastis. Namun, hal ini bukan karena tantangan yang melandanya, melainkan karena rasa bahagianya hidup sebagai Muslimah.
“Saya sebelumnya seorang pemberontak. Saya selalu mendapatkan masalah di rumah, pergi keluar dan tinggal di luar. Saya juga malas belajar di sekolah,” aku Aisha polos.
Setelah memeluk agama Allah, Aisha menjadi lebih kalem, merasa sangat tenang dan damai. Tak pernah ia merasa bahagia seperti setelah berislam.
Aisha pun lebih senang membaca buku dan mempelajari Al-Quran. Ia tak lagi liar seperti dulu. Sikapnya lebih lembut dan tak suka berbicara keras, apalagi memberontak.
Meski banyak tantangan yang dihadapi dan keluarga terus menentangnya, Aisha tak pernah menyesal memeluk Islam. Sebaliknya, ia merasa amat bersyukur merasakan manisnya hidayah.
Ia pun amat bangga memiliki identitas sebagai seorang Muslimah. “Saya bangga dengan diri saya sekarang,” ujarnya penuh syukur.
http://www.kisahmuallaf.com/aisha-uddin-demi-islam-kuhadapi-segala-tantangan/
wildan99Islam- LETNAN DUA
-
Age : 25
Posts : 1430
Kepercayaan : Islam
Location : bogor
Join date : 20.03.13
Reputation : 58
Re: Bertambahnya Muallaf Di Dunia Barat
isinya cuman karena mualap, seolah-olah dibenci keluarganya..
mualapnya karena apa gak jelas blas
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Bertambahnya Muallaf Di Dunia Barat
@mas wedi
saya baca sih sebenernya dia masuk Islam karena dia mempelajari Islam dengan sendirinya, dia tertarik Islam pada usia remaja, dia tertarik dengan budaya Islamnya
www.kisahmuallaf.com/aisha-uddin-demi-islam-kuhadapi-segala-tantangan/
saya hanya kasih linknya saja, gak bisa copas karena sedang pakai HP ;))
saya baca sih sebenernya dia masuk Islam karena dia mempelajari Islam dengan sendirinya, dia tertarik Islam pada usia remaja, dia tertarik dengan budaya Islamnya
www.kisahmuallaf.com/aisha-uddin-demi-islam-kuhadapi-segala-tantangan/
saya hanya kasih linknya saja, gak bisa copas karena sedang pakai HP ;))
wildan99Islam- LETNAN DUA
-
Age : 25
Posts : 1430
Kepercayaan : Islam
Location : bogor
Join date : 20.03.13
Reputation : 58
Re: Bertambahnya Muallaf Di Dunia Barat
cuman tertarik, tapi apanya yang ditertariki kagak ada..
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Bertambahnya Muallaf Di Dunia Barat
Torquato Cardelli, Dubes Pertama Asal Eropa yang Menjadi Muallaf
kisahmuallaf.com – Beberapa tahun yang lalu masyarakat Italia, termasuk kalangan teras pemerintahan Roma, dikejutkan oleh pengurnurnan seorang staf kedubesnya di Riyadh, Arab Saudi. Bos mereka, yakni Dubes Torquato Cardelli, yang selama beberapa minggu sebelumnya memperlihatkan gelagat yang mencurigakan dalam kaitan kepercayaan agama, menyatakan diri sebagai seorang Muslim.
Ini merupakan yang pertama kali dilakukan seorang dubes negara Barat. Ada dua dubes negara Barat sebelumnya juga masuk Islam. Yakni, Harald Hofmaan, Dubes Jerman untuk Maroko, dan Osman Siddique, Dubes Amerika Serikat untuk Fiji-Nauru-Tonga-Tuvalu. Namun mereka ini masuk Islam sebelum menjabat dubes.
Dubes Torquato Cardelli masuk Islam tepatnya pada tanggal 15 Nopember 2001, sehari menjelang datangnya bulan suci Ramadhan, atau tidak lama setelah mengikuti “Close reading of the Holy Qur’an” dan “Study of Islamic Culture”. Demikian dikatakan Nouh bin Nasser, direktur The Batha Center, kepada kantor berita Perancis, AFP.
Ia datang ke Batha Centrer, instansi yang sudah lama menangani para calon mualaf. Di sana ia membaca dua kalimat syahadat dengan fasih karena memang sudah dikenalnya sejak lama.
Dalam 34 tahun karir politiknya, Cardelli yang fasih berbahasa Arab itu sudah ditugaskan sebagai diplomat untuk beberapa negara Timur Tengah, antara lain Sudan, Suriah, Irak, Libia, Tanzania, bahkan Albania, Ia menjadi Dubes untuk Arab Saudi berkedudukan di Riyadh sejak tahun 2000.
Cardelli, yang berusia 62 tahun, serta dikaruniai dua orang anak itu belum bersedia dimintai keterangan, kecuali ketika meninggalkan Riyadh ke Roma. Dalam pernyataannya, ia mengungkapkan kebahagiaannya setelah menjadi Muslim, Peralihan agama, katanya, ia putuskan dengan penuh keyakinan dan tanpa penekanan dari siapa pun. ia merasakan kesucian kandungan Al Quran.
Kabarnya di Roma, ia menjelaskan kepada perdana menteri, Silvio Berlusconi, mengapa ia memutuskan masuk Islam. Sebagian pihak di Italia mengharapkan keputusan sang dubes tidak sampai memberi angin kepada para teroris. Sementara pihak lainnya mengharapkan masyarakat Italia dapat menghargainya serta tidak mengaitkannya dengan tragedy WTC.
Yang menjadi sorotan bukan sekedar perpindahan keyakinan agama, tapi juga keputusannya yang berdekatan dengan peristiwa serangan 11 September 2001 di New York, sementara di Italia sendiri muncul rasa sentimen terhadap umat Islam. Maka wajarlah ada pihak yang menganggapnya masuk Islam karena pengaruh tragedi tersebut.
Sebulan sebelumnya pun di Milan ada sebuah gerakan anti-orang Islam, menggulung tikar masjid dan merusak beberapa perlengkapan lain yang biasa digunakan jamaah untuk kegiatan ibadah.
Mungkin di tiga negara yang jumlah Muslimnya signifikan seperti Jerman, Inggris, dan Perancis, figur publik yang masuk Islam semakin biasa. Tetapi Italia mempunyai nilai kesensitifan tersendiri, terlebih karena di sana terdapat negara Vatikan, pusat Katolik dunia, sehingga wajarlah bila sejumlah pendeta mengkhawatirkannya akan menjadi preseden buruk.
Dari 58 juta penduduknya sekarang, Italia mempunyai satu persen warganegara Muslim, sekitar 60 ribu orang di antaranya bermukim di Roma.
Peresmian Islamic Center tahun 1973 merupakan peritiwa penting bagi terciptanya dialog orang Italia dengan orang Islam, yang kemudian berlanjut dengan terbentuknya Islamic Council tahun 1999.
Tidak kurang empat ribu masjid sudah berdiri di sana, termasuk bangunan bekas gereja. Yang terbesar tentu saja Masjid Roma di mana azannya tidak asal bunyi, tetapi benar-benar rnengandung kesejukan, keindahan, dan kelembutan. Speaker pun diperhitungkan dengan cermat sehingga terhindar dari nada-nada sumbang.
http://www.kisahmuallaf.com/torquato-cardelli-dubes-pertama-asal-eropa-yang-menjadi-muallaf/
kisahmuallaf.com – Beberapa tahun yang lalu masyarakat Italia, termasuk kalangan teras pemerintahan Roma, dikejutkan oleh pengurnurnan seorang staf kedubesnya di Riyadh, Arab Saudi. Bos mereka, yakni Dubes Torquato Cardelli, yang selama beberapa minggu sebelumnya memperlihatkan gelagat yang mencurigakan dalam kaitan kepercayaan agama, menyatakan diri sebagai seorang Muslim.
Ini merupakan yang pertama kali dilakukan seorang dubes negara Barat. Ada dua dubes negara Barat sebelumnya juga masuk Islam. Yakni, Harald Hofmaan, Dubes Jerman untuk Maroko, dan Osman Siddique, Dubes Amerika Serikat untuk Fiji-Nauru-Tonga-Tuvalu. Namun mereka ini masuk Islam sebelum menjabat dubes.
Dubes Torquato Cardelli masuk Islam tepatnya pada tanggal 15 Nopember 2001, sehari menjelang datangnya bulan suci Ramadhan, atau tidak lama setelah mengikuti “Close reading of the Holy Qur’an” dan “Study of Islamic Culture”. Demikian dikatakan Nouh bin Nasser, direktur The Batha Center, kepada kantor berita Perancis, AFP.
Ia datang ke Batha Centrer, instansi yang sudah lama menangani para calon mualaf. Di sana ia membaca dua kalimat syahadat dengan fasih karena memang sudah dikenalnya sejak lama.
Dalam 34 tahun karir politiknya, Cardelli yang fasih berbahasa Arab itu sudah ditugaskan sebagai diplomat untuk beberapa negara Timur Tengah, antara lain Sudan, Suriah, Irak, Libia, Tanzania, bahkan Albania, Ia menjadi Dubes untuk Arab Saudi berkedudukan di Riyadh sejak tahun 2000.
Cardelli, yang berusia 62 tahun, serta dikaruniai dua orang anak itu belum bersedia dimintai keterangan, kecuali ketika meninggalkan Riyadh ke Roma. Dalam pernyataannya, ia mengungkapkan kebahagiaannya setelah menjadi Muslim, Peralihan agama, katanya, ia putuskan dengan penuh keyakinan dan tanpa penekanan dari siapa pun. ia merasakan kesucian kandungan Al Quran.
Kabarnya di Roma, ia menjelaskan kepada perdana menteri, Silvio Berlusconi, mengapa ia memutuskan masuk Islam. Sebagian pihak di Italia mengharapkan keputusan sang dubes tidak sampai memberi angin kepada para teroris. Sementara pihak lainnya mengharapkan masyarakat Italia dapat menghargainya serta tidak mengaitkannya dengan tragedy WTC.
Yang menjadi sorotan bukan sekedar perpindahan keyakinan agama, tapi juga keputusannya yang berdekatan dengan peristiwa serangan 11 September 2001 di New York, sementara di Italia sendiri muncul rasa sentimen terhadap umat Islam. Maka wajarlah ada pihak yang menganggapnya masuk Islam karena pengaruh tragedi tersebut.
Sebulan sebelumnya pun di Milan ada sebuah gerakan anti-orang Islam, menggulung tikar masjid dan merusak beberapa perlengkapan lain yang biasa digunakan jamaah untuk kegiatan ibadah.
Mungkin di tiga negara yang jumlah Muslimnya signifikan seperti Jerman, Inggris, dan Perancis, figur publik yang masuk Islam semakin biasa. Tetapi Italia mempunyai nilai kesensitifan tersendiri, terlebih karena di sana terdapat negara Vatikan, pusat Katolik dunia, sehingga wajarlah bila sejumlah pendeta mengkhawatirkannya akan menjadi preseden buruk.
Dari 58 juta penduduknya sekarang, Italia mempunyai satu persen warganegara Muslim, sekitar 60 ribu orang di antaranya bermukim di Roma.
Peresmian Islamic Center tahun 1973 merupakan peritiwa penting bagi terciptanya dialog orang Italia dengan orang Islam, yang kemudian berlanjut dengan terbentuknya Islamic Council tahun 1999.
Tidak kurang empat ribu masjid sudah berdiri di sana, termasuk bangunan bekas gereja. Yang terbesar tentu saja Masjid Roma di mana azannya tidak asal bunyi, tetapi benar-benar rnengandung kesejukan, keindahan, dan kelembutan. Speaker pun diperhitungkan dengan cermat sehingga terhindar dari nada-nada sumbang.
http://www.kisahmuallaf.com/torquato-cardelli-dubes-pertama-asal-eropa-yang-menjadi-muallaf/
wildan99Islam- LETNAN DUA
-
Age : 25
Posts : 1430
Kepercayaan : Islam
Location : bogor
Join date : 20.03.13
Reputation : 58
Re: Bertambahnya Muallaf Di Dunia Barat
hanya karena merasa bahagia..
dan hanya karena menganggap quran suci..
gak ada pengalaman spiritual apa-apa
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
wildan99Islam- LETNAN DUA
-
Age : 25
Posts : 1430
Kepercayaan : Islam
Location : bogor
Join date : 20.03.13
Reputation : 58
Re: Bertambahnya Muallaf Di Dunia Barat
mana pengalaman spiritual mualapin?
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Bertambahnya Muallaf Di Dunia Barat
SEGOROWEDI wrote:
mana pengalaman spiritual mualapin?
Pengalaman spirirual ya
wildan99Islam- LETNAN DUA
-
Age : 25
Posts : 1430
Kepercayaan : Islam
Location : bogor
Join date : 20.03.13
Reputation : 58
Re: Bertambahnya Muallaf Di Dunia Barat
jelas ngapusi..
di injil Yesus gak pernah bicara muhammad
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Bertambahnya Muallaf Di Dunia Barat
@ wildan..
ane tambahin ya..
http://www.laskarislam.com/t7206-100000-orang-mualaf-di-inggris
kemaren 5000 di china.. sekarang 100.000 di inggris. hebat ya...
bangga lho, makin banyak mualaf di barat!! hahahahahahaha..
ini fakta lho wil... yg bilang juga imam di inggris.
ane tambahin ya..
http://www.laskarislam.com/t7206-100000-orang-mualaf-di-inggris
kemaren 5000 di china.. sekarang 100.000 di inggris. hebat ya...
bangga lho, makin banyak mualaf di barat!! hahahahahahaha..
ini fakta lho wil... yg bilang juga imam di inggris.
ramayana- Pengembara
-
Posts : 3479
Location : Jerusalem
Join date : 21.07.12
Reputation : 8
Re: Bertambahnya Muallaf Di Dunia Barat
Jamilah Kolocotronis Berusaha Murtadkan Muslim,Tapi Berujung Ia Menjadi Muslimah
Jamilah Kolocotronis Berusaha Murtadkan Muslim,Tapi Berujung Ia Menjadi Muslimah
Jamilah Kolocotronis, melalui jalan berliku untuk sampai menjadi seorang Muslim. Uniknya, ia mendapatkan hidayah dari Allah swt mengikrarkan dua kalimat syahadat, justru saat ia menempuh pendidikan demi mewujudukan cita-citanya menjadi seorang pendeta agama Kristen Lutheran yang dianutnya.
Kisah Jamilah berawal pada tahun 1976. Meski kuliah di sebuah universitas negeri, ia masih memendam keinginan untuk menjadi pendeta. Jamilah lalu mendatangi seorang pastor di sebuah gereja Lutheran dan menyampaikan keinginannya untuk membantu apa saja di gereja. Pastor itu kemudian meminta Jamilah untuk mewakilinya di acara piknik untuk para mahasiswa baru dari negara lain. Dalam acara ini, untuk pertamakalinya Jamilah bertemu dengan seorang Muslim.
Muslim itu bernama Abdul Mun’im dari Thailand. “Ia punya senyum yang manis dan sangat sopan. Saat kami berbincang-bincang, ia seringkali menyebut kata Allah,” kata Jamilah.
Jamilah mengaku agak aneh mendengar Mun’im menyebut nama Tuhan, karena sejak kecil ia diajarkan bahwa orang di luar penganut Kristen akan masuk neraka. Saat itu, Jamilah merasa bahwa Mun’im adalah golongan orang yang akan masuk neraka, meski Mun’im percaya pada Tuhan dan berperilaku baik. Jamilah bertekad untuk bisa mengkristenkan Mun’im.
Jamilah pun mengundang Mun’im datang ke gereja. Tapi betapa malu hatinya Jamilah ketika melihat Mun’im datang ke gereja dengan membawa al-Quran. Usai kebaktian, Jamilah dan Mun’im berbincang tentang Islam dan al-Quran. Selama ini, Jamilah hanya mendengar istilah “Muslim” dan memahaminya dengan hal-hal yang negatif. Kala itu, sejak era tahun 1960-an warga kulit putih di AS meyakini bahwa warga Muslim kulit hitam ingin menyingkirkan warga kulit putih.
Selama dua tahun, Jamilah tetap melakukan kontak dengan Mun’im. Lewat aktivitasnya di sebuah Klub International, Jamilah juga bertemu dengan beberapa Muslim lainnya. Jamilah tetap berusaha melakukan kegiatan misionarisnya untuk memurtadkan mereka dan masih punya keinginan kuat untuk menjadi pendeta meski waktu itu, di era tahun ’70-an gereja-gereja belum bisa menerima perempuan di sekolah seminari.
Waktu terus berjalan, kebijakan pun berubah. Setelah menyelesaikan studinya di universitas, sebuah seminari Lutheran mau menerimanya sebagai siswa. Jamilah pun langsung mengemasi barang-barangnya dan pergi ke Chicago untuk memulai pelatihan menjadi pendeta.
Tapi, cuma satu semester Jamilah merasakan semangat belajarnya di seminari itu. Jamilah sangat kecewa dengan kenyataan bahwa seminari itu tidak lebih sebagai tempat untuk bersosialisasi dimana pesta-pesta digelar dan minum-minuman keras sudah menjadi hal yang biasa. Jamilah makin kecewa ketika seorang profesor mengatakan bahwa para cendikiawan Kristen mengakui bahwa Alkitab bukan kitab suci yang sempurna, tapi sebagai pendeta mereka tidak boleh mengungkapkan hal itu pada para jamaah gereja. Ketika Jamilah bertanya mengapa, jawabannya tidak memuaskan dan ia diminta menerima saja keyakinan itu.
Jamilah akhirnya memutuskan meninggalkan seminari dan pulang ke rumah. Ia memutuskan untuk lebih meluangkan waktu untuk mencari kebenaran. Di tengah pencariannya itu, Jamilah diterima kerja sebagai sekretaris di daerah pinggiran St. Louis tak jauh dari rumahnya.
Mencari Kesalahan al-Quran
Suatu hari Jamilah masuk ke sebuah toko buku dan menemukan al-Quran di toko buku itu. Jamilah tertarik untuk membelinya karena ia ingin mencari kelemahan dalam al-Quran. Jamilah berpikir, sebagai orang yang bergelar sarjana di bidang filosofi dan agama serta pernah mengenyam pendidikan di seminari, pastilah mudah baginya menemukan kelemahan-kelemahan al-Quran sehingga ia bisa mempengaruhi teman-teman Muslimnya bahwa mereka salah.
“Saya baca al-Quran dan mencari kesalahan serta ketidakkonsistenan dalam al-Quran. Tapi saya sama sekali tak menemukannya. Saya malah terkesan saat membaca Surat Al-An’am ayat 73. Untuk pertama kalinya saya ingin mengetahui lebih banyak tentang Islam,” ujar Jamilah.
Jamilah memutuskan untuk kembali ke universitasnya dulu dan mengambil gelar master di bidang filosofi dan agama. Pada saat yang sama, selain mengunjungi kebaktian di gereja, Jamilah juga datang ke masjid pada saat salat Jumat. Saat itu, Jamilah mengaku belum siap menjadi seorang Muslim. Masih banyak ganjalan pertanyaan memenuhi kepalanya.
Namun Jamilah tetap melanjutkan pencariannya tentang agama. Ia banyak mendapat penjelasan dari teman-temannya di universitas yang Muslim tentang berbagai keyakinan dalam Kristen yang selama ini ketahui. Selain mempelajari Islam, Jamilah juga mempelajari agama Budha. “Saya cuma ingin menemukan kebenaran,” kata Jamilah.
Mengucap Dua Kalimat Syahadat
Seiring berjalannya waktu, Jamilah merasakan kecenderungannya pada Islam pada musim panas 1980. Satu hal yang masih mengganggu pikirannya ketika itu adalah mengapa orang Islam harus berwudhu sebelum salat. Ia menganggap itu tidak logis karena manusia seharusnya bisa mengakses dirinya pada Tuhan kapan saja. Namun pertanyaan yang mengganggu itu akhirnya terjawab dan Jamilah bisa menerima jawabannya.
Akhirnya, malam itu Jamilah membulatkan tekadnya untuk menerima Islam sebagai agamanya. Ia pergi ke sebuah masjid kecil dekat universitas. Kala itu, malam ke-9 di bulan Ramadhan, Jamilah mengucapkan dua kalimat syahadat disaksikan oleh sejumlah pengunjung masjid.
“Butuh beberapa hari untuk beradaptasi, tapi saya merasakan kedamaian. Saya sudah melakukan pencarian begitu lama dan sekarang saya merasa menemukan tempat yang damai,” tukas Jamilah.
Setelah menjadi seorang Muslim, awalnya Jamilah menyembunyikan keislamannya dari teman-teman di kampus bahkan keluarganya. Menceritakan pada keluarganya bahwa ia sudah menjadi seorang Muslim bukan persoalan gampang buat Jamilah. Begitupula ketika ia ingin mengenakan jilbab. Tapi jalan berliku dan berat itu berhasil dilaluinya. Kini, Jamilah sudah berjilbab, ia tidak jadi pendeta tapi sekarang ia menjadi kepala sekolah di Salam School, Milwaukee. Di tengah kesibukannya mengurus enam puteranya, Jamilah mengajar paruh waktu dan menulis novel bertema Muslim Amerika.
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=150554491812862&set=a.150554481812863.1073741826.136839399851038&type=1&relevant_count=1
Jamilah Kolocotronis Berusaha Murtadkan Muslim,Tapi Berujung Ia Menjadi Muslimah
Jamilah Kolocotronis, melalui jalan berliku untuk sampai menjadi seorang Muslim. Uniknya, ia mendapatkan hidayah dari Allah swt mengikrarkan dua kalimat syahadat, justru saat ia menempuh pendidikan demi mewujudukan cita-citanya menjadi seorang pendeta agama Kristen Lutheran yang dianutnya.
Kisah Jamilah berawal pada tahun 1976. Meski kuliah di sebuah universitas negeri, ia masih memendam keinginan untuk menjadi pendeta. Jamilah lalu mendatangi seorang pastor di sebuah gereja Lutheran dan menyampaikan keinginannya untuk membantu apa saja di gereja. Pastor itu kemudian meminta Jamilah untuk mewakilinya di acara piknik untuk para mahasiswa baru dari negara lain. Dalam acara ini, untuk pertamakalinya Jamilah bertemu dengan seorang Muslim.
Muslim itu bernama Abdul Mun’im dari Thailand. “Ia punya senyum yang manis dan sangat sopan. Saat kami berbincang-bincang, ia seringkali menyebut kata Allah,” kata Jamilah.
Jamilah mengaku agak aneh mendengar Mun’im menyebut nama Tuhan, karena sejak kecil ia diajarkan bahwa orang di luar penganut Kristen akan masuk neraka. Saat itu, Jamilah merasa bahwa Mun’im adalah golongan orang yang akan masuk neraka, meski Mun’im percaya pada Tuhan dan berperilaku baik. Jamilah bertekad untuk bisa mengkristenkan Mun’im.
Jamilah pun mengundang Mun’im datang ke gereja. Tapi betapa malu hatinya Jamilah ketika melihat Mun’im datang ke gereja dengan membawa al-Quran. Usai kebaktian, Jamilah dan Mun’im berbincang tentang Islam dan al-Quran. Selama ini, Jamilah hanya mendengar istilah “Muslim” dan memahaminya dengan hal-hal yang negatif. Kala itu, sejak era tahun 1960-an warga kulit putih di AS meyakini bahwa warga Muslim kulit hitam ingin menyingkirkan warga kulit putih.
Selama dua tahun, Jamilah tetap melakukan kontak dengan Mun’im. Lewat aktivitasnya di sebuah Klub International, Jamilah juga bertemu dengan beberapa Muslim lainnya. Jamilah tetap berusaha melakukan kegiatan misionarisnya untuk memurtadkan mereka dan masih punya keinginan kuat untuk menjadi pendeta meski waktu itu, di era tahun ’70-an gereja-gereja belum bisa menerima perempuan di sekolah seminari.
Waktu terus berjalan, kebijakan pun berubah. Setelah menyelesaikan studinya di universitas, sebuah seminari Lutheran mau menerimanya sebagai siswa. Jamilah pun langsung mengemasi barang-barangnya dan pergi ke Chicago untuk memulai pelatihan menjadi pendeta.
Tapi, cuma satu semester Jamilah merasakan semangat belajarnya di seminari itu. Jamilah sangat kecewa dengan kenyataan bahwa seminari itu tidak lebih sebagai tempat untuk bersosialisasi dimana pesta-pesta digelar dan minum-minuman keras sudah menjadi hal yang biasa. Jamilah makin kecewa ketika seorang profesor mengatakan bahwa para cendikiawan Kristen mengakui bahwa Alkitab bukan kitab suci yang sempurna, tapi sebagai pendeta mereka tidak boleh mengungkapkan hal itu pada para jamaah gereja. Ketika Jamilah bertanya mengapa, jawabannya tidak memuaskan dan ia diminta menerima saja keyakinan itu.
Jamilah akhirnya memutuskan meninggalkan seminari dan pulang ke rumah. Ia memutuskan untuk lebih meluangkan waktu untuk mencari kebenaran. Di tengah pencariannya itu, Jamilah diterima kerja sebagai sekretaris di daerah pinggiran St. Louis tak jauh dari rumahnya.
Mencari Kesalahan al-Quran
Suatu hari Jamilah masuk ke sebuah toko buku dan menemukan al-Quran di toko buku itu. Jamilah tertarik untuk membelinya karena ia ingin mencari kelemahan dalam al-Quran. Jamilah berpikir, sebagai orang yang bergelar sarjana di bidang filosofi dan agama serta pernah mengenyam pendidikan di seminari, pastilah mudah baginya menemukan kelemahan-kelemahan al-Quran sehingga ia bisa mempengaruhi teman-teman Muslimnya bahwa mereka salah.
“Saya baca al-Quran dan mencari kesalahan serta ketidakkonsistenan dalam al-Quran. Tapi saya sama sekali tak menemukannya. Saya malah terkesan saat membaca Surat Al-An’am ayat 73. Untuk pertama kalinya saya ingin mengetahui lebih banyak tentang Islam,” ujar Jamilah.
Jamilah memutuskan untuk kembali ke universitasnya dulu dan mengambil gelar master di bidang filosofi dan agama. Pada saat yang sama, selain mengunjungi kebaktian di gereja, Jamilah juga datang ke masjid pada saat salat Jumat. Saat itu, Jamilah mengaku belum siap menjadi seorang Muslim. Masih banyak ganjalan pertanyaan memenuhi kepalanya.
Namun Jamilah tetap melanjutkan pencariannya tentang agama. Ia banyak mendapat penjelasan dari teman-temannya di universitas yang Muslim tentang berbagai keyakinan dalam Kristen yang selama ini ketahui. Selain mempelajari Islam, Jamilah juga mempelajari agama Budha. “Saya cuma ingin menemukan kebenaran,” kata Jamilah.
Mengucap Dua Kalimat Syahadat
Seiring berjalannya waktu, Jamilah merasakan kecenderungannya pada Islam pada musim panas 1980. Satu hal yang masih mengganggu pikirannya ketika itu adalah mengapa orang Islam harus berwudhu sebelum salat. Ia menganggap itu tidak logis karena manusia seharusnya bisa mengakses dirinya pada Tuhan kapan saja. Namun pertanyaan yang mengganggu itu akhirnya terjawab dan Jamilah bisa menerima jawabannya.
Akhirnya, malam itu Jamilah membulatkan tekadnya untuk menerima Islam sebagai agamanya. Ia pergi ke sebuah masjid kecil dekat universitas. Kala itu, malam ke-9 di bulan Ramadhan, Jamilah mengucapkan dua kalimat syahadat disaksikan oleh sejumlah pengunjung masjid.
“Butuh beberapa hari untuk beradaptasi, tapi saya merasakan kedamaian. Saya sudah melakukan pencarian begitu lama dan sekarang saya merasa menemukan tempat yang damai,” tukas Jamilah.
Setelah menjadi seorang Muslim, awalnya Jamilah menyembunyikan keislamannya dari teman-teman di kampus bahkan keluarganya. Menceritakan pada keluarganya bahwa ia sudah menjadi seorang Muslim bukan persoalan gampang buat Jamilah. Begitupula ketika ia ingin mengenakan jilbab. Tapi jalan berliku dan berat itu berhasil dilaluinya. Kini, Jamilah sudah berjilbab, ia tidak jadi pendeta tapi sekarang ia menjadi kepala sekolah di Salam School, Milwaukee. Di tengah kesibukannya mengurus enam puteranya, Jamilah mengajar paruh waktu dan menulis novel bertema Muslim Amerika.
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=150554491812862&set=a.150554481812863.1073741826.136839399851038&type=1&relevant_count=1
wildan99Islam- LETNAN DUA
-
Age : 25
Posts : 1430
Kepercayaan : Islam
Location : bogor
Join date : 20.03.13
Reputation : 58
Re: Bertambahnya Muallaf Di Dunia Barat
wildan99Islam wrote:Tapi, cuma satu semester Jamilah merasakan semangat belajarnya di seminari itu. Jamilah sangat kecewa dengan kenyataan bahwa seminari itu tidak lebih sebagai tempat untuk bersosialisasi dimana pesta-pesta digelar dan minum-minuman keras sudah menjadi hal yang biasa. Jamilah makin kecewa ketika seorang profesor mengatakan bahwa para cendikiawan Kristen mengakui bahwa Alkitab bukan kitab suci yang sempurna, tapi sebagai pendeta mereka tidak boleh mengungkapkan hal itu pada para jamaah gereja. Ketika Jamilah bertanya mengapa, jawabannya tidak memuaskan dan ia diminta menerima saja keyakinan itu.
ngarang (kek irene handono)
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Bertambahnya Muallaf Di Dunia Barat
Kini semakin banyak wanita Amerika Latin yang masuk Islam
Wanita Latin atau Amerika Hispanik yang tidak lain sebutan bagi orang-orang Amerika yang berlatar belakang budaya Spanyol, rupanya makin banyak yang memeluk Islam. Katanya, mereka mengagumi akan ketenangan dan apa-apa yang diajarkan Islam.
“Jelas sekarang saya tahu, Allah-lah yang menuntun pikiran dan perasaan hati saya, dan saya tidak ingin lagi menjadi Katolik,” kata Zainab Ismail, wanita Hispanik yang lahir di Bronx kepada womensenews.org pada Selasa pekan lalu (16/7).
Zainab menuturkan keindahan konsep Islam tentang wanita. Islam, sebagai agama ilahi, menetapkan aturan-aturan yang menjaga keseimbangan antara tanggung jawab laki-laki dan hak-hak perempuan.
Zainab yang kini berusia 44 tahun dibesarkan dari keluarga Katolik Puerto Rico, dan keputusannya memeluk Islam juga dilakukan banyak orang di Amerika latin.
Kini, semakin banyak orang Amerika Latin, terutama perempuan, yang memeluk kepada Islam dalam dekade terakhir setelah serangan 9/11. Saat itu Islam disorot, dan justru makin banyak orang non-Muslim mencari kebenaran tentang Islam dan mendapatkan hidayah.
Menurut Imam Masjid di Manhattan, Shamsi Ali, sebagian besar yang masuk Islam itu berpendidikan, perempuan muda, dan profesional.
Meskipun tidak ada angka resmi, Amerika Serikat diyakini menjadi rumah bagi hampir tujuh juta Muslim. Menurut Pew Research Center, enam persen Muslim Amerika adalah Hispanik. Satu dari 10 mualaf kelahiran Amerika adalah Hispanik dan angka itu terus menunjukan pertumbuhannya.
The American Muslim Council menempatkan jumlah Muslim Latin di Amerika sekitar 200.000 pada tahun 2006. Komunitas terbesar Muslim Latino ada di daerah dengan konsentrasi tertinggi, seperti New York City, Chicago, Los Angeles, dan Miami. California adalah negara bagian Amerika dengan sebagian besar Muslim Latin.
http://www.muslimcommunity.co/kini-semakin-banyak-wanita-amerika-latin-memeluk-islam/
Wanita Latin atau Amerika Hispanik yang tidak lain sebutan bagi orang-orang Amerika yang berlatar belakang budaya Spanyol, rupanya makin banyak yang memeluk Islam. Katanya, mereka mengagumi akan ketenangan dan apa-apa yang diajarkan Islam.
“Jelas sekarang saya tahu, Allah-lah yang menuntun pikiran dan perasaan hati saya, dan saya tidak ingin lagi menjadi Katolik,” kata Zainab Ismail, wanita Hispanik yang lahir di Bronx kepada womensenews.org pada Selasa pekan lalu (16/7).
Zainab menuturkan keindahan konsep Islam tentang wanita. Islam, sebagai agama ilahi, menetapkan aturan-aturan yang menjaga keseimbangan antara tanggung jawab laki-laki dan hak-hak perempuan.
Zainab yang kini berusia 44 tahun dibesarkan dari keluarga Katolik Puerto Rico, dan keputusannya memeluk Islam juga dilakukan banyak orang di Amerika latin.
Kini, semakin banyak orang Amerika Latin, terutama perempuan, yang memeluk kepada Islam dalam dekade terakhir setelah serangan 9/11. Saat itu Islam disorot, dan justru makin banyak orang non-Muslim mencari kebenaran tentang Islam dan mendapatkan hidayah.
Menurut Imam Masjid di Manhattan, Shamsi Ali, sebagian besar yang masuk Islam itu berpendidikan, perempuan muda, dan profesional.
Meskipun tidak ada angka resmi, Amerika Serikat diyakini menjadi rumah bagi hampir tujuh juta Muslim. Menurut Pew Research Center, enam persen Muslim Amerika adalah Hispanik. Satu dari 10 mualaf kelahiran Amerika adalah Hispanik dan angka itu terus menunjukan pertumbuhannya.
The American Muslim Council menempatkan jumlah Muslim Latin di Amerika sekitar 200.000 pada tahun 2006. Komunitas terbesar Muslim Latino ada di daerah dengan konsentrasi tertinggi, seperti New York City, Chicago, Los Angeles, dan Miami. California adalah negara bagian Amerika dengan sebagian besar Muslim Latin.
http://www.muslimcommunity.co/kini-semakin-banyak-wanita-amerika-latin-memeluk-islam/
wildan99Islam- LETNAN DUA
-
Age : 25
Posts : 1430
Kepercayaan : Islam
Location : bogor
Join date : 20.03.13
Reputation : 58
Re: Bertambahnya Muallaf Di Dunia Barat
Bahagia Semu tapi Tersesat di Dunia Hiburan, Queenie Padilla Memilih Islam
REPUBLIKA.CO.ID, MANILA - Aktris Filipina, Queenie Padilla, memutuskan berhenti dari industri hiburan di negaranya guna mendalami Islam. Menurut dia, Islam membawa kedamaian batin dalam hidupnya.
"Islam adalah jalan hidup. Anda tahu apa tujuan hidup anda. Selama ini, aku seperti hidup dalam dosa. Namun, Allah SWT memanggilku pada Islam. Kini, aku begitu dekat dengannya," ungkapnya, seperti dikutip abs-cbnnews.com, Selasa (22/11).
Queenie mengungkapkan, dalam dunia hiburan ia seolah berada dalam persimpangan jalan, antara bahagia dan tersesat. Betul ia bahagia, tapi tidak utuh.
"Saya seolah tidak memiliki kebahagiaan itu. Sekarang, Allah SWT dalam hidup saya, Alhamdulillah, Tiada Tuhan Selain Allah. Aku sangat bahagia dan puas dengan kehidupan sebagai seorang Muslim," kata dia haru.
Anak dari aktor laga, Robin Padilla ini mengaku ayahnya merupakan sosok dibalik keputusannya memeluk Islam. "Ayah begitu sabar menungguku mengucapkan dua kalimat syahadat," kenang dia.
Begitu dalam keinginan Queenie mendalami Islam, hingga ia memutuskan untuk naik haji. Baginya, ibadah haji kian menyempurnakan keislamannya. "Aku ingin menjadi berbeda karena Islam," ujarnya.
Queenie menyadari pula menjadi Muslim paripurna bukan tanpa perbuatan. Seperti halnya, Muslim lain di seluruh dunia, Queenie memiliki kewajiban untuk menyebarkan syiar Islam. Ia pun mengutarakan niat itu, saat bertamu di rumah Allah.
"Aku ingin berbagai nikmat Islam kepada masyarakat Filipina," katanya.
Kini, Queenie benar-bernar berbeda. Ia mengenakan jilbab. Ia pun tengah mendalami studi Islam selepas haji. "Aku harus total untuk hidup dengan cara Islam," tegasnya
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/11/11/22/lv2d5z-bahagia-semu-tapi-tersesat-di-dunia-hiburan-queenie-padilla-memilih-islam
REPUBLIKA.CO.ID, MANILA - Aktris Filipina, Queenie Padilla, memutuskan berhenti dari industri hiburan di negaranya guna mendalami Islam. Menurut dia, Islam membawa kedamaian batin dalam hidupnya.
"Islam adalah jalan hidup. Anda tahu apa tujuan hidup anda. Selama ini, aku seperti hidup dalam dosa. Namun, Allah SWT memanggilku pada Islam. Kini, aku begitu dekat dengannya," ungkapnya, seperti dikutip abs-cbnnews.com, Selasa (22/11).
Queenie mengungkapkan, dalam dunia hiburan ia seolah berada dalam persimpangan jalan, antara bahagia dan tersesat. Betul ia bahagia, tapi tidak utuh.
"Saya seolah tidak memiliki kebahagiaan itu. Sekarang, Allah SWT dalam hidup saya, Alhamdulillah, Tiada Tuhan Selain Allah. Aku sangat bahagia dan puas dengan kehidupan sebagai seorang Muslim," kata dia haru.
Anak dari aktor laga, Robin Padilla ini mengaku ayahnya merupakan sosok dibalik keputusannya memeluk Islam. "Ayah begitu sabar menungguku mengucapkan dua kalimat syahadat," kenang dia.
Begitu dalam keinginan Queenie mendalami Islam, hingga ia memutuskan untuk naik haji. Baginya, ibadah haji kian menyempurnakan keislamannya. "Aku ingin menjadi berbeda karena Islam," ujarnya.
Queenie menyadari pula menjadi Muslim paripurna bukan tanpa perbuatan. Seperti halnya, Muslim lain di seluruh dunia, Queenie memiliki kewajiban untuk menyebarkan syiar Islam. Ia pun mengutarakan niat itu, saat bertamu di rumah Allah.
"Aku ingin berbagai nikmat Islam kepada masyarakat Filipina," katanya.
Kini, Queenie benar-bernar berbeda. Ia mengenakan jilbab. Ia pun tengah mendalami studi Islam selepas haji. "Aku harus total untuk hidup dengan cara Islam," tegasnya
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/11/11/22/lv2d5z-bahagia-semu-tapi-tersesat-di-dunia-hiburan-queenie-padilla-memilih-islam
wildan99Islam- LETNAN DUA
-
Age : 25
Posts : 1430
Kepercayaan : Islam
Location : bogor
Join date : 20.03.13
Reputation : 58
Re: Bertambahnya Muallaf Di Dunia Barat
hak ditaboki..wildan99Islam wrote:K
Zainab menuturkan keindahan konsep Islam tentang wanita. Islam, sebagai agama ilahi, menetapkan aturan-aturan yang menjaga keseimbangan antara tanggung jawab laki-laki dan hak-hak perempuan.
hak dipoligami..
hak nonton suaminya menggilir 72 bidadari..
hak tinggal di rumah..
hak dibungkus kain item..
betapa indahnya..
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Bertambahnya Muallaf Di Dunia Barat
poligami itu yesus pun berpoligami, bahkan hanya Quran yang secara tegas membatasi poligami itu, bukan agama lain. Bahkan di hindu budha mau poligami berapapun bebas, dan kristen justru diskriminasif, selain tuhannya lelaki, suami yang sleingkuh dengan istri orang tidak disebut zina. itulah kalau tuhannya lelaki, tapi denger2 ada tuh injil versi baru yang menyebut yesus sebagai SHE. wk wk wk
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
wildan99Islam- LETNAN DUA
-
Age : 25
Posts : 1430
Kepercayaan : Islam
Location : bogor
Join date : 20.03.13
Reputation : 58
Re: Bertambahnya Muallaf Di Dunia Barat
sedikit OOT lagi dari wilayah muallafnya
"Perjalanan Felix Y. Siauw Memilih Islam"
"Tiga Pertanyaan" yang Membawa Felix Siauw Menjadi Muallaf
“Jika kamu masih mempunyai banyak pertanyaan, maka kamu belum dikatakan beriman, Iman adalah percaya apa adanya, tanpa reserve”.
Begitulah kira-kira suatu pernyataan yang akan selalu saya ingat didalam hidup saya. Waktu itu saya masih seorang penganut Kristen Katolik berusia 12 tahun yang banyak sekali pertanyaan didalam hidup saya. Diantara pertanyaan-pertanyaan itu, tiga pertanyaan yang paling besar adalah: Darimana asal kehidupan ini, Untuk apa adanya kehidupan ini, dan akan seperti apa akhir daripada kehidupan ini. Dari tiga pertanyaan tersebut muncullah pertanyaan-pertanyaan turunan, “Kenapa tuhan pencipta kehidupan ini ada 3, tuhan bapa, putra dan roh kudus? Darimana asal tuhan bapa?”, atau “Mengapa tuhan bisa disalib dan dibunuh lalu mati, lalu bangkit lagi?”. Jawaban-jawaban itu selalu akan mendapatkan jawaban yang mengambang dan tak memuaskan.
Ketidakpuasan lalu mendorong saya untuk mencari jawaban di dalam alkitab, kitab yang datang dari tuhan, yang saya pikir waktu itu bisa memberikan jawaban. Sejak saat itu, mulailah saya mempelajari isi alkitab yang belasan tahun tidak pernah saya buka secara sadar dan sengaja. Betapa terkejutnya saya, setelah sedikit berusaha memahami dan mendalami alkitab, saya baru saja mengetahui pada saat itu jika 14 dari 27 surat dari injil perjanjian baru ternyata ditulis oleh manusia, saya hampir tidak percaya bahwa lebih dari setengah isi kitab yang katanya kitab tuhan ditulis oleh manusia, yaitu Santo Paulus. Lebih terkejut lagi ketika saya mengetahui bahwa sisa kitab yang lainnya juga merupakan tulisan tangan manusia setelah wafatnya Yesus. Sederhananya, Yesus pun tidak mengetahui apa isi injilnya. Lebih dari itu semua, konsep trinitas yang menyatakan tuhan itu tiga dalam satu dan satu dalam tiga (Bapa, Anak, dan Roh Kudus) yang merupakan inti dari ajaran kristen pun ternyata adalah hasil konggres di kota Nicea pada tahun 325 M. Ketika proses mencari jawaban di dalam alkitab pun, saya menemukan sangat sedikit sekali keterangan yang diberikan di dalam alkitab tentang kehidupan setelah mati hari kiamat dan asal usul manusia.
Setelah proses pencarian jawaban di dalam alkitab itu, saya memutuskan bahwa agama yang saya anut tidaklah pantas untuk dipertahankan atau diseriusi, karena tidak memberikan saya jawaban atas pertanyaan mendasar saya, juga tidak memberikan kepada saya pedoman dan solusi dalam menjalani hidup ini. Sejak saat itu, saya memutuskan untuk menjadi seseorang yang tidak beragama, tetapi tetap percaya kepada Tuhan. Saya mengambil kesimpulan bahwa semua agama tidak ada yang benar, karena sudah diselewengkan oleh penganutnya seiring dengan waktu. Saya menganggap semua agama sama, tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah. Saya juga berpandangan bahwa Tuhan laksana matahari, dimana para nabi dengan agamanya masing-masing adalah bulan yang memantulkan cahaya matahari, dan pemantulan itu tidak ada yang sempurna, sehingga agama pun tidak ada yang sempurna Tanpa sadar waktu itu saya masuk kedalam ideologi sekular. Menjadilah saya manusia yang sinkretis dan pluralis pada waktu itu.
Tetapi semua pandangan itu berubah 5 tahun kemudian ketika saya memasuki semester ketiga saya ketika berkuliah di salah satu PTN. Saya menemukan bahwa teori saya bahwa semua agama itu sama hancur samasekali dengan adanya realitas baru yang saya dapatkan. Lewat pertemuan saya dengan seorang ustadz muda aktivis gerakan da’wah islam internasional, perkenalan saya dengan al-Qur’an dimulai. Diskusi itu bermula dari perdebatan saya dengan seorang teman saya tentang kebenaran. Dia berpendapat bahwa kebenaran ada di dalam al-Qur’an, sedangkan saya belum mendapatkan kebenaran. Sehingga dipertemukanlah saya dengan ustadz muda ini untuk berdiskusi lebih lanjut.
Setelah bertemu dan berkenalan dengan ustadz muda ini, saya lalu bercerota tentang pengalaman hidup saya termasuk ketiga pertanyaan hidup saya yang paling besar. Kami lalu berdiskusi dan mencapai suatu kesepakatan tentang adanya Tuhan pencipta alam semesta. Adanya Tuhan, atau Sang Pencipta memanglah sesuatu yang tidak bisa disangkal dan dinafikkan bila kita benar-benar memperhatikan sekeliling kita. Tapi saya lalu bertanya pada ustadz muda itu “Saya yakin Tuhan itu ada, dan saya berasal dari-Nya, tapi masalahnya ada 5 agama yang mengklaim mereka punya petunjuk bagi manusia untuk menjalani hidupnya. Yang manakah lalu yang bisa kita percaya?!”. Ustadz muda itu berkata “Apapun diciptakan pasti mempunyai petunjuk tentang caranya bekerja” lalu dia menambahkan “Begitupun juga manusia, masalahnya, yang manakah kitab petunjuk yang paling benar dan bisa membuktikan diri kalau ia datang dari Sang Pencipta atau Tuhan yang Maha Kuasa” lalu diapun membacakan suatu ayat dalam al-Qur’an:
Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (QS al-Baqarah [2]:2)
Ketika saya membaca ayat ini saya terpesona dengan ketegasan dan kejelasan serta ketinggian makna daripada kitab itu. Mengapa penulis kitab itu berani menuliskan seperti itu?. Seolah membaca pikiran saya, ustadz itu melanjutkan “kata-kata ini adalah hal yang sangat wajar bila penulisnya bukanlah manusia, ciptaan yang terbatas, Melainkan Pencipta. Not creation but The Creator. Bahkan al-Qur’an menantang manusia untuk mendatangkan yang semacamnya!”
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar (QS al-Baqarah [2]: 23)
Waktu itu saya membeku, pikiran saya bergejolak, seolah seperti jerami kering yang terbakar api. Dalam hati saya berkata “Mungkin inilah kebenaran yang selama ini saya cari!”. Tetapi waktu itu ada beberapa keraguan yang menyelimuti diri saya, belum mau mengakui bahwa memang al-Qur’an adalah suatu kitab yang sangat istimewa, yang tiada seorangpun yang bisa mendatangkan yang semacamnya. Lalu saya bertanya lagi “Lalu mengapa agama yang sedemikian hebat malah terpuruk, menjadi pesakitan, hina dan menghinakan dirinya sendiri?”. Dengan tersenyum dan penuh ketenangan ustadz muda itu menjawab “Islam tidak sama dengan Muslim. Islam sempurna, mulia dan tinggi, tidak ada satupun yang tidak bisa dijelaskan dan dijawab dalam Islam. Muslim akan mulia, tinggi juga hebat. Dengan satu syarat, mereka mengambil Islam secara kaffah (sempurna) dalam kehidupan mereka”
“Jadi maksud ustadz, muslim yang sekarang tidak atau belum menerapkan Islam secara sempurna?!” sata menyimpulkan.
“Ya, itulah kenyataan yang bisa Anda lihat” tegas ustadz muda itu.
Lalu saya dijelaskan panjang lebar tentang maksud bahwa Islam berbeda dengan Muslim. Penjelasan itu sangat luar biasa, sehingga memperlihatkan bagaimana sistem Islam kaffah bekerja. Sesuatu yang belum pernah saya dengar tentang Islam sampai saat itu, sesuatu yang tersembunyi (atau sengaja disembunyikan) dari Islam selama ini. Saat itu saya sadar betul kelebihan dan kebenaran Islam. Hanya saja selama ini saya membenci Islam karena saya hanya melihat muslimnya bukan Islam. Hanya melihat sebagian dari Islam bukan keseluruhan.
Akhirnya ketiga pertanyaan besar saya selama ini terjawab dengan sempurna. Bahwa saya berasal dari Sang Pencipta dan itu adalah Allah SWT. Saya hidup untuk beribadah (secara luas) kepada-Nya karena itulah perintah-Nya yang tertulis didalam al-Qur’an. Dan al-Qur’an dijamin datang dari-Nya karena tak ada seorangpun manusia yang mampu mendatangkan yang semacamnya. Setelah hidup ini berakhir, kepada Allah saya akan kembali dan membawa perbuatan ibadah saya selama hidup dan dipertanggungjawabkan kepada-Nya sesuai dengan aturan yang diturunkan oleh Allah. Setelah yakin dan memastikan untuk jujur pada hasil pemikiran saya. Saya memutuskan:
“Baik, kalau begitu saya akan masuk Islam!”
Saya tahu, saya akan menemui banyak sekali tantangan ketika saya memutuskan hal ini. Saya memiliki lingkungan yang tendensius kepada Islam dan saya yakin keputusan ini tidak akan membuat mereka senang. Tapi bagaimana lagi, apakah saya harus mempertahankan perasaan dan kebohongan dengan mengorbankan kebenaran yang saya cari selama ini?!. “Tidak, sama sekali tidak” saya memastikan pada diri saya sendiri lagi. Artinya walaupun tantangan di depan mata, saya yakin bahwa Allah, yang memberikan saya semuanya inilah yang pantas dan harus didahulukan.
Setelah menemukan Islam, saya menemukan ketenangan sekaligus perjuangan. Ketenangan pada hati dan pikiran karena kebenaran Islam. Dan perjuangan karena banyak muslim yang masih terpisah dengan Islam dan tidak mengetahui hakikat Islam seperti yang saya ketahui, kenikmatan Islam yang saya nikmati dan bangga kepada Islam seperti saya bangga kepada Islam. Dan mudah-mudahan, sampai akhir hidup saya dan keluarga saya, kami akan terus di barisan pembela Islam yang terpercaya. Janji Allah sangat jelas, dan akan terbukti dalam waktu dekat. Allahuakbar!
Dan Allah Telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana dia Telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang Telah diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik (QS an-Nuur [24]: 55)
Terimakasih Allah SWT, telah memberiku al-Qur’an dan taufik. Terimakasih wahai rasulullah Muhammad saw. atas kasih sayang dan perjuangannya. Terimakasih untuk Mami yang telah melahirkan dan mengasuh serta membesarkanku. Papi atas pelajaran nalar dan kritisnya sehingga aku bisa menemukan Islam. al-Ustadz Fatih Karim atas kesabaran dan persaudaraanya. al-Ustadz Ahmad Muhdi atas kritik dan perhatiannya. Ummi Iin atas percaya dan penurutnya. Teman-teman HDHT, terimakasih atas bimbingannya !
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=699246233434963&set=a.534900176536237.141180.332315580128032&type=1
"Perjalanan Felix Y. Siauw Memilih Islam"
"Tiga Pertanyaan" yang Membawa Felix Siauw Menjadi Muallaf
“Jika kamu masih mempunyai banyak pertanyaan, maka kamu belum dikatakan beriman, Iman adalah percaya apa adanya, tanpa reserve”.
Begitulah kira-kira suatu pernyataan yang akan selalu saya ingat didalam hidup saya. Waktu itu saya masih seorang penganut Kristen Katolik berusia 12 tahun yang banyak sekali pertanyaan didalam hidup saya. Diantara pertanyaan-pertanyaan itu, tiga pertanyaan yang paling besar adalah: Darimana asal kehidupan ini, Untuk apa adanya kehidupan ini, dan akan seperti apa akhir daripada kehidupan ini. Dari tiga pertanyaan tersebut muncullah pertanyaan-pertanyaan turunan, “Kenapa tuhan pencipta kehidupan ini ada 3, tuhan bapa, putra dan roh kudus? Darimana asal tuhan bapa?”, atau “Mengapa tuhan bisa disalib dan dibunuh lalu mati, lalu bangkit lagi?”. Jawaban-jawaban itu selalu akan mendapatkan jawaban yang mengambang dan tak memuaskan.
Ketidakpuasan lalu mendorong saya untuk mencari jawaban di dalam alkitab, kitab yang datang dari tuhan, yang saya pikir waktu itu bisa memberikan jawaban. Sejak saat itu, mulailah saya mempelajari isi alkitab yang belasan tahun tidak pernah saya buka secara sadar dan sengaja. Betapa terkejutnya saya, setelah sedikit berusaha memahami dan mendalami alkitab, saya baru saja mengetahui pada saat itu jika 14 dari 27 surat dari injil perjanjian baru ternyata ditulis oleh manusia, saya hampir tidak percaya bahwa lebih dari setengah isi kitab yang katanya kitab tuhan ditulis oleh manusia, yaitu Santo Paulus. Lebih terkejut lagi ketika saya mengetahui bahwa sisa kitab yang lainnya juga merupakan tulisan tangan manusia setelah wafatnya Yesus. Sederhananya, Yesus pun tidak mengetahui apa isi injilnya. Lebih dari itu semua, konsep trinitas yang menyatakan tuhan itu tiga dalam satu dan satu dalam tiga (Bapa, Anak, dan Roh Kudus) yang merupakan inti dari ajaran kristen pun ternyata adalah hasil konggres di kota Nicea pada tahun 325 M. Ketika proses mencari jawaban di dalam alkitab pun, saya menemukan sangat sedikit sekali keterangan yang diberikan di dalam alkitab tentang kehidupan setelah mati hari kiamat dan asal usul manusia.
Setelah proses pencarian jawaban di dalam alkitab itu, saya memutuskan bahwa agama yang saya anut tidaklah pantas untuk dipertahankan atau diseriusi, karena tidak memberikan saya jawaban atas pertanyaan mendasar saya, juga tidak memberikan kepada saya pedoman dan solusi dalam menjalani hidup ini. Sejak saat itu, saya memutuskan untuk menjadi seseorang yang tidak beragama, tetapi tetap percaya kepada Tuhan. Saya mengambil kesimpulan bahwa semua agama tidak ada yang benar, karena sudah diselewengkan oleh penganutnya seiring dengan waktu. Saya menganggap semua agama sama, tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah. Saya juga berpandangan bahwa Tuhan laksana matahari, dimana para nabi dengan agamanya masing-masing adalah bulan yang memantulkan cahaya matahari, dan pemantulan itu tidak ada yang sempurna, sehingga agama pun tidak ada yang sempurna Tanpa sadar waktu itu saya masuk kedalam ideologi sekular. Menjadilah saya manusia yang sinkretis dan pluralis pada waktu itu.
Tetapi semua pandangan itu berubah 5 tahun kemudian ketika saya memasuki semester ketiga saya ketika berkuliah di salah satu PTN. Saya menemukan bahwa teori saya bahwa semua agama itu sama hancur samasekali dengan adanya realitas baru yang saya dapatkan. Lewat pertemuan saya dengan seorang ustadz muda aktivis gerakan da’wah islam internasional, perkenalan saya dengan al-Qur’an dimulai. Diskusi itu bermula dari perdebatan saya dengan seorang teman saya tentang kebenaran. Dia berpendapat bahwa kebenaran ada di dalam al-Qur’an, sedangkan saya belum mendapatkan kebenaran. Sehingga dipertemukanlah saya dengan ustadz muda ini untuk berdiskusi lebih lanjut.
Setelah bertemu dan berkenalan dengan ustadz muda ini, saya lalu bercerota tentang pengalaman hidup saya termasuk ketiga pertanyaan hidup saya yang paling besar. Kami lalu berdiskusi dan mencapai suatu kesepakatan tentang adanya Tuhan pencipta alam semesta. Adanya Tuhan, atau Sang Pencipta memanglah sesuatu yang tidak bisa disangkal dan dinafikkan bila kita benar-benar memperhatikan sekeliling kita. Tapi saya lalu bertanya pada ustadz muda itu “Saya yakin Tuhan itu ada, dan saya berasal dari-Nya, tapi masalahnya ada 5 agama yang mengklaim mereka punya petunjuk bagi manusia untuk menjalani hidupnya. Yang manakah lalu yang bisa kita percaya?!”. Ustadz muda itu berkata “Apapun diciptakan pasti mempunyai petunjuk tentang caranya bekerja” lalu dia menambahkan “Begitupun juga manusia, masalahnya, yang manakah kitab petunjuk yang paling benar dan bisa membuktikan diri kalau ia datang dari Sang Pencipta atau Tuhan yang Maha Kuasa” lalu diapun membacakan suatu ayat dalam al-Qur’an:
Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (QS al-Baqarah [2]:2)
Ketika saya membaca ayat ini saya terpesona dengan ketegasan dan kejelasan serta ketinggian makna daripada kitab itu. Mengapa penulis kitab itu berani menuliskan seperti itu?. Seolah membaca pikiran saya, ustadz itu melanjutkan “kata-kata ini adalah hal yang sangat wajar bila penulisnya bukanlah manusia, ciptaan yang terbatas, Melainkan Pencipta. Not creation but The Creator. Bahkan al-Qur’an menantang manusia untuk mendatangkan yang semacamnya!”
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar (QS al-Baqarah [2]: 23)
Waktu itu saya membeku, pikiran saya bergejolak, seolah seperti jerami kering yang terbakar api. Dalam hati saya berkata “Mungkin inilah kebenaran yang selama ini saya cari!”. Tetapi waktu itu ada beberapa keraguan yang menyelimuti diri saya, belum mau mengakui bahwa memang al-Qur’an adalah suatu kitab yang sangat istimewa, yang tiada seorangpun yang bisa mendatangkan yang semacamnya. Lalu saya bertanya lagi “Lalu mengapa agama yang sedemikian hebat malah terpuruk, menjadi pesakitan, hina dan menghinakan dirinya sendiri?”. Dengan tersenyum dan penuh ketenangan ustadz muda itu menjawab “Islam tidak sama dengan Muslim. Islam sempurna, mulia dan tinggi, tidak ada satupun yang tidak bisa dijelaskan dan dijawab dalam Islam. Muslim akan mulia, tinggi juga hebat. Dengan satu syarat, mereka mengambil Islam secara kaffah (sempurna) dalam kehidupan mereka”
“Jadi maksud ustadz, muslim yang sekarang tidak atau belum menerapkan Islam secara sempurna?!” sata menyimpulkan.
“Ya, itulah kenyataan yang bisa Anda lihat” tegas ustadz muda itu.
Lalu saya dijelaskan panjang lebar tentang maksud bahwa Islam berbeda dengan Muslim. Penjelasan itu sangat luar biasa, sehingga memperlihatkan bagaimana sistem Islam kaffah bekerja. Sesuatu yang belum pernah saya dengar tentang Islam sampai saat itu, sesuatu yang tersembunyi (atau sengaja disembunyikan) dari Islam selama ini. Saat itu saya sadar betul kelebihan dan kebenaran Islam. Hanya saja selama ini saya membenci Islam karena saya hanya melihat muslimnya bukan Islam. Hanya melihat sebagian dari Islam bukan keseluruhan.
Akhirnya ketiga pertanyaan besar saya selama ini terjawab dengan sempurna. Bahwa saya berasal dari Sang Pencipta dan itu adalah Allah SWT. Saya hidup untuk beribadah (secara luas) kepada-Nya karena itulah perintah-Nya yang tertulis didalam al-Qur’an. Dan al-Qur’an dijamin datang dari-Nya karena tak ada seorangpun manusia yang mampu mendatangkan yang semacamnya. Setelah hidup ini berakhir, kepada Allah saya akan kembali dan membawa perbuatan ibadah saya selama hidup dan dipertanggungjawabkan kepada-Nya sesuai dengan aturan yang diturunkan oleh Allah. Setelah yakin dan memastikan untuk jujur pada hasil pemikiran saya. Saya memutuskan:
“Baik, kalau begitu saya akan masuk Islam!”
Saya tahu, saya akan menemui banyak sekali tantangan ketika saya memutuskan hal ini. Saya memiliki lingkungan yang tendensius kepada Islam dan saya yakin keputusan ini tidak akan membuat mereka senang. Tapi bagaimana lagi, apakah saya harus mempertahankan perasaan dan kebohongan dengan mengorbankan kebenaran yang saya cari selama ini?!. “Tidak, sama sekali tidak” saya memastikan pada diri saya sendiri lagi. Artinya walaupun tantangan di depan mata, saya yakin bahwa Allah, yang memberikan saya semuanya inilah yang pantas dan harus didahulukan.
Setelah menemukan Islam, saya menemukan ketenangan sekaligus perjuangan. Ketenangan pada hati dan pikiran karena kebenaran Islam. Dan perjuangan karena banyak muslim yang masih terpisah dengan Islam dan tidak mengetahui hakikat Islam seperti yang saya ketahui, kenikmatan Islam yang saya nikmati dan bangga kepada Islam seperti saya bangga kepada Islam. Dan mudah-mudahan, sampai akhir hidup saya dan keluarga saya, kami akan terus di barisan pembela Islam yang terpercaya. Janji Allah sangat jelas, dan akan terbukti dalam waktu dekat. Allahuakbar!
Dan Allah Telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana dia Telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang Telah diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik (QS an-Nuur [24]: 55)
Terimakasih Allah SWT, telah memberiku al-Qur’an dan taufik. Terimakasih wahai rasulullah Muhammad saw. atas kasih sayang dan perjuangannya. Terimakasih untuk Mami yang telah melahirkan dan mengasuh serta membesarkanku. Papi atas pelajaran nalar dan kritisnya sehingga aku bisa menemukan Islam. al-Ustadz Fatih Karim atas kesabaran dan persaudaraanya. al-Ustadz Ahmad Muhdi atas kritik dan perhatiannya. Ummi Iin atas percaya dan penurutnya. Teman-teman HDHT, terimakasih atas bimbingannya !
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=699246233434963&set=a.534900176536237.141180.332315580128032&type=1
wildan99Islam- LETNAN DUA
-
Age : 25
Posts : 1430
Kepercayaan : Islam
Location : bogor
Join date : 20.03.13
Reputation : 58
Re: Bertambahnya Muallaf Di Dunia Barat
Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (QS al-Baqarah [2]:2)
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar (QS al-Baqarah [2]: 23)
kemarin di acara bukan 4 mata
ayat-ayat itu yang dijadika alasan mualaf
1. klaim tida ada keraguan
2. klaim tidak ada yang bisa bikin
hebat..
klaim aja sudah bisa bikin orang mualap
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar (QS al-Baqarah [2]: 23)
kemarin di acara bukan 4 mata
ayat-ayat itu yang dijadika alasan mualaf
1. klaim tida ada keraguan
2. klaim tidak ada yang bisa bikin
hebat..
klaim aja sudah bisa bikin orang mualap
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Bertambahnya Muallaf Di Dunia Barat
sudah banyak muslim jd anggota parlemen di eropa, bank syariah juga sudah merajai eropa, tinggal tunggu waktu yang tepat, eropa kemvali dikuasai islam
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Bertambahnya Muallaf Di Dunia Barat
dikuasai biar jadi seperti afganistan versi taliban..
dan mesir versi mursi..
bagusnya dimana?
pikir dengan waras!
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Halaman 7 dari 16 • 1 ... 6, 7, 8 ... 11 ... 16
Similar topics
» Kekecewaan Dunia Barat Terhadap Agama Kristen
» Kenapa Selama ini Dakwah Islamiah Tidak Mempan Di Dunia Barat?
» menjawab PM Muallaf: muallaf Indonesia memang penuh cobaan
» Ev. Daud Tony - Seminar Dunia Orang Mati dan Dunia Mimpi
» kisah muallaf malcolm x
» Kenapa Selama ini Dakwah Islamiah Tidak Mempan Di Dunia Barat?
» menjawab PM Muallaf: muallaf Indonesia memang penuh cobaan
» Ev. Daud Tony - Seminar Dunia Orang Mati dan Dunia Mimpi
» kisah muallaf malcolm x
Halaman 7 dari 16
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik