Penyanyi Gereja Tuntut McDonald's karena Suaranya Hilang

Seorang Penyanyi Gereja di New York menggugat restoran cepat saji McDonald karena diduga merusak suaranya setelah ia tidak sengaja menggigit sepotong kaca yang berada di dalam sandwich ayam yang disajikan restoran tersebut.

Jacqueline Simpson, 52 tahun, mengatakan bahwa sandwich tersebut mengandung pecahan kaca yang berasal dari McDonald's dekat World Trade Center pada bulan Mei tahun 2010 lalu.

Jacqueline Simpson melayangkan tuntutan hukum terhadap McDonald's, pada hari Jumat kemarin. Penyanyi gereja ini mengeluh, sejak kejadian tersebut suaranya menjadi serak dan bergetar. Ia pun tak bisa lagi menyanyi sopran seperti dulu. Bahkan, wanita ini mengklaim orang - orang di telepon salah menduga bahwa ia adalah pria.

"Sekarang ketika aku bernyanyi, aku memiliki suara serak yang jelek," kata Simpson. "Saya masih bisa bernyanyi suara alto, tapi aku sudah tidak bisa lagi menyanyi sopran seperti dulu." Simpson yang bekerja di Kantor Jaksa Agung New York, pun sering dianggap bukan manusia pada saat di telpon karena suaranya yang aneh

Paul Goodman, pemilik dan operator beberapa restoran McDonald's di Manhattan, mengatakan bahwa ia sedang mempelajari klaim ini. Ia pun segera bertindak mengumpulkan fakta dan memulai investigasi terkait perkara tersebut. "Yakinlah bahwa saya menanggapi masalah ini dengan sangat serius. Menyediakan makanan dan minuman yang aman adalah prioritas utama di restoran saya. Karena masalah hukum ini tertunda, rasanya tak tepat jika saya berkomentar lebih jauh,". tulisnya lewat email ke Huffington Post hari Selasa Kemarin

Namun belum diketahui berapa banyak jumlah gugatan Simpson atas kerusakan suaranya pada restoran cepat saji tersebut.

Ini bukanlah kali pertama McDonald's AS mendapat keluhan karena benda asing yang terkandung dalam sajiannya. Sebelumnya, Katherine Ashowo asal Oklahoma mengklaim bahwa ia menelan potongan plastik setajam silet dalam chocolate chip cookies McDonald's yang telah membuat tenggorokannya terluka. Namun Katherine hanya meminta permohonan maaf dari McDonald's dan tak berencana melayangkan tuntutan terkait atas insiden tersebut.

http://bit.ly/16Y5aTa

Penyaran wrote:

Seorang Penyanyi Gereja di New York menggugat restoran cepat saji McDonald karena diduga merusak suaranya setelah ia tidak sengaja menggigit sepotong kaca yang berada di dalam sandwich ayam yang disajikan restoran tersebut.

wajar
tindakannyapun proporsional dan prosedural

coba kalau yang mengalaminya muslimah di indonesia
bakal hancur resto tersebut oleh pasukan fpi

belum kejadian aja dikoar2in

yg bener2 kejadian mah itu tuh, pada saat gereja disegel juga kaum lu mewek2 sampe istana minta gerejanya diijinkan, sesambil kalian menyombongkan diri seperti jakajayagiri-2 dengan mengatakan bahwa Muslim minta pelajaran Islam di sekolah Katolik

lha gak ada alasan jelas aja..
resto cepat saji berkali-kali dilempari batu
hanya karena dianggap milik kafir amerika, apalagi
kalau sampai bikin muslimah nelen kaca

lha itu kan karena alasan yg gak sepele (karena perang, penghujatan, dlsb)

beda dengan nelen kaca

kapan resto cepat saji berperang?

ya perang donk

perang persaingan ama KFC, A&W, CFC, dlsb

(ngikutin gayanya bung wedi yg suka gak nyambung )

Penyaran wrote:
yg bener2 kejadian mah itu tuh, pada saat gereja disegel juga kaum lu mewek2 sampe istana minta gerejanya diijinkan

lha kamu itu ya aneh..
orang mau beribadah di rumah ibadahnya sendiri kok ya kagak boleh

pasti deh, giliran masjid yg dilarang malah kalian ngelesnya karena mengganggu

padahal gereja aja mengganggu mengingat yg dateng parkirin mobil (org2 kaya)

standar ganda banget

memang sebaiknya tanpa pengeras, indoor saja..
karena memang bising..

mosok orangv kaya kamu larang beribadah? hanya karena kamu miskin..
padahal mereka kaya karena kerja keras, kamu miskin karena malas

justru masjid itu yg ramah lingkungan

org2nya jalan kaki kalo ke masjid, minim pake sepeda & motor, jadi gak perlu lahan parkir banyak2 kek gereja, karena tak ada gengsi diantaranya, semua baik kaya & sederhana bercampur baur

mesjid juga satu2nya tempat ibadah yg gak pake dupa, jadi gak pengap kek vihara, pura, & gereja

gak perlu juga banyak bersuara, beda dengan gereja, sampe nyanyi keras2 kek org lagi bentrokan

polusi suara, kok ramah lingkungan..
ke gereja juga banyak yang jalan kaki..

di gereja nyanyi, juga indoor
gak kek masjid yang pasang corong ke 4 penjuru mata angin
memeng dirancang untuk bikin bising

setidaknya masjid dibangun atas ijin masyarakat sekitar & masyarakat pun ikut menggunakannya juga

beda dengan gereja, udah ditolak sana sini, gak ada gunanya bagi masyarakat sekitar, dah gitu bikin ganggu karena lahan parkirnya gede & pada parkir dimana2

ijin..
itu dia pangkal persoalannya
bakal tidak oernah diijinkan kalau mayoritas warganya muslim

*lahan parkir gede kok parkir dimana-mana?

siapa bilang, wong temen seukhuwah aja juga nolak kok

salah satunya ini nih

http://metropolitan.inilah.com/read/detail/1881309/alih-fungsi-warga-kelapa-gading-tolak-gereja

Alih Fungsi, Warga Kelapa Gading Tolak Gereja

INILAH.COM, Jakarta - Warga RW 06 Kelurahan Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, yang terdiri dari berbagai komunitas dengan beragam agama, menolak berdirinya Gereja Tiberias yang terletak di Jalan Kelapa Nias Raya Blok HT-60, RW 06, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara. Pasalnya gereja itu berdiri di atas lahan fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum) warga. Warga merasa ketidakadilan dengan hilangnya lahan fasos fasum mereka.

Mereka menyayangkan pengalihan fungsi itu kemudian dikomersilkan. "Gereja itu jatuhnya menyewa lahan, padahal lahan itu masuk fasos fasum warga di kompleks. Dugaan kita bahwa pihak gereja membayar sewa ke Pemda," kata David Tjandra Wijaya, Ketua RW 06 Kelapa Gading Barat, Selasa (10/7).

Gereja itu sendiri berdiri di atas lahan seluas 4.629 meter persegi. Banyak dampak negatif yang mereka alami dengan dialihfungsikannya lahan fasos fasum itu. Warga merasa tak lagi memiliki lahan umum yang bisa dijadikan tempat berkumpul dan beraktivitas. Warga mengaku tak lagi memiliki lahan untuk dibuat lapangan sepakbola hingga taman terbuka hijau.

"Dampak lainnya yaitu kemacetan. Karena kan tidak ada lahan parkir di sekitar sana, padahal para jemaah banyak yang membawa kendaraan pribadi," jelas wakil ketua RW 06 Kelapa Gading Barat, Priyo Budi Santoso.

Priyo melanjutkan mereka juga khawatir munculnya praktek parkir liar di sana. Untuk itu, mereka terus berjuang di ranah hukum untuk memperjuangkan kembalinya fungsi awal lahan fasos-fasum itu. Upayanya itu melalui gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Warga berharap kali ini hak mereka atas lahan fasos fasum itu dikabulkan di ranah hukum.

"Kita ajukan gugatan di PTUN. Kita menang di PTUN, namun mereka (Pemda) banding. Di tingkat banding kami kalah, maka kami akan ajukan kasasi," paparnya.

Sebelumnya, pengalihfungsian fasos dan fasum juga dilakukan di lahan RW 06 Kelurahan Kelapa Gading Barat. Pertamaa dengan mendirikan rumah dinas Walikota Jakarta Utara, Jalan Pelepah Elok III Blok QB. Sebelum menjadi rumah dinas walikota, lahan ini sempat dibangun gereja. Namun diubah sesuai permintaan warga.

Warga masih memaklumi jika dijadikan rumah dinas walikota. Pengalihanfungsi lainnya yaitu Gedung Sports Mall Kelapa Gading, Jalan Kelapa Nias Raya, Blok HF-3, Jakarta Utara. Untuk lahan ini, warga kalah di tingkat terakhir di ranah hukum. [ton]

yang diprotes status lahannya..

bahkan situ sendiri mengakui kalau emang diprotes

status lahannya (fasiltas sosial/umum) yang diprotes
bukan gerejanya