Biksu Indonesia Akui Kekerasan Biksu Myanmar
Halaman 1 dari 1 • Share
Biksu Indonesia Akui Kekerasan Biksu Myanmar
Jakarta – KabarNet: Tragedi penindasan dan pembunuhan sistematis serta perlakuan tidak manusiawi yang dilakukan oleh sejumlah Bhiksu dan umat Buddhis Myanmar terhadap warga muslim etnis Rohingya di Myanmar diakui oleh Bhiksu Indonesia bahwa hal tersebut memang betul-betul terjadi. - Lantaran penindasan terhadap warga muslim Rohingya masih terus berlanjut, Dewan Pimpinan Sangha Agung Indonesia akhirnya angkat bicara dan mendesak Bhiksu Myanmar untuk berhenti menyebarkan kekerasan dan kebencian.
Ketua Umum Bhiksu, Nyanasuryanadi Mahathera pun menyampaikan rasa duka yang sangat mendalam atas berlanjutnya krisis kemanusiaan yang menimpa kelompok etnis Rohingya di negara bagian Rakhine yang terjadi sejak pertengahan tahun lalu.
Kecaman pihak Bhiksu Indonesia tersebut juga atas tindak kekerasan dan pembantaian yang menimpa kelompok minoritas Muslim lainnya di Burma Tengah dan Utara Rangoon baru-baru ini. “Kami mengecam keterlibatan sejumlah Bhiksu dan umat Buddhis Myanmar dalam berbagai tindakan kekerasan yang telah mengakibatkan kematian, kerusakan materi, dan pengungsian dalam skala besar di Myanmar,” tegasnya, Senin (6/5/2013).
Dalam siaran persnya, Bhiksu Nyanasuryanadi Mahathera pun mengimbau agar para bhiksu kembali ke ajaran Buddha.
Menurutnya, para Bhiksu Myanmar yang menjadi panutan masyarakat Myanmar seharusnya kembali kepada ajaran Buddha, Dharma dan Vinaya. Tindakan kekerasan apapun yang berakar dari kebencian, ujarnya, bertentangan dengan ajaran Buddha. Terlebih lagi yang telah mengakibatkan hilangnya nyawa mahkluk hidup. Bahkan membunuh seekor semut pun tidak dibenarkan dalam ajaran Buddha seperti yang tercantum dalam kisah tindak tanduk Bodhisattva dalam ajaran Buddha.
Dewan Pimpinan Sangha Agung Indonesia juga meminta seluruh elemen umat beragama tidak mudah terhasut dengan adanya upaya terorisme di Kedutaan Besar Myanmar di Indonesia.
Bhiksu Nyanasuryanadi Mahathera menjelaskan, baik Buddhisme maupun Islam sama-sama mengajarkan kepada umatnya nilai-nilai perdamaian dan toleransi. “Mari tetap menjaga keharmonisan antar umat beragama di Indonesia yang sudah berlangsung lama dan mengakar di sejarah budaya Indonesia,”ujarnya.
Tertangkapnya beberapa tersangka teroris yang menyusup dan membawa 5 bom pipa saat aksi demonstrasi di Kedubes Myanmar, tuturnya, menjadi ujian bagi kedua umat. Dia pun mengimbau, sesama saudara sebangsa dan se-Tanah Air tidak mudah terpecah belah.
Dia pun berharap para pemuka agama dan para tokoh masyarakat sipil Myanmar dapat mendorong terciptanya dialog-dialog lintas-komunitas dan lintas-agama di Myanmar. “Untuk mengikis berbagai kekhawatiran dan kecurigaan yang selama ini telah membelah masyarakat Myanmar,” jelasnya.
Sementara itu, berita tentang ancaman bom di Kedutaan Besar Myanmar di Indonesia oleh terduga teroris yang menyusup dalam aksi unjuk rasa, yang mengimbau pembunuhan terhadap Umat Buddha tidak mendapatkan respons positif dari warga Muslim Myanmar. Bahkan, komunitas Muslim di negara mayoritas Buddha tersebut menyatakan, menolak ajakan untuk memerangi umat Buddha.
Juru bicara All Myanmar Muslim Federation, Ko Ko La mengungkapkan, reaksi dengan serangan bom yang akhirnya digagalkan dan panggilan untuk perang melawan pemerintah tidak bisa diterima. “Ini bukan solusinya. Kami menolak panggilan untuk kekerasan,” ujarnya.
Menurut Ko Ko La, Muslim Myanmar menginginkan penyelesaian dengan cara negosiasi. Pihak Muslim pun masih ingin bekerjasama dengan Umat Buddha dan Pemerintah.
Pemimpin Rohingya dan Ketua Union Nationals Development Party (UNDP), Abu Tahal menjelaskan, tidak ingin menggunakan cara kekerasan untuk melawan upaya pembantaian Muslim di Myanmar. Menurutnya, para demonstran berkoar hanya untuk kepentingan mereka saja. “Metode kami untuk menyelesaikan permasalahan dengan dialog dan sesuai dengan hukum,” ujarnya.
Menurut Abu Tahal, hanya dengan cara tersebut di atas permasahan Muslim Rohingya dan Muslim Myanmar secara keseluruhan bisa diselesaikan.
Etnis Rohingya merupakan umat muslim minoritas yang tinggal di Provinsi Arakan, sebelah barat Burma. Warga Rohingya menderita dengan adanya konflik dengan komunitas Buddha sejak tahun 2012 lalu. Lebih dari 125 ribu warga Rohingya terusir dengan adanya kekerasan. Mereka harus tinggal di kamp-kamp dan hidup dengan sedikit bantuan. Pemerintah melansir terdapat 192 korban tewas akibat konflik tersebut.
Akan tetapi, data dari Pemerintah Amerika Serikat untuk Komisi Kebebasan Beragama menyebutkan, terdapat lebih dari seribu Muslim Rohingya tewas dibantai. [ KabarNet/adl – Source: ROL]
Ketua Umum Bhiksu, Nyanasuryanadi Mahathera pun menyampaikan rasa duka yang sangat mendalam atas berlanjutnya krisis kemanusiaan yang menimpa kelompok etnis Rohingya di negara bagian Rakhine yang terjadi sejak pertengahan tahun lalu.
Kecaman pihak Bhiksu Indonesia tersebut juga atas tindak kekerasan dan pembantaian yang menimpa kelompok minoritas Muslim lainnya di Burma Tengah dan Utara Rangoon baru-baru ini. “Kami mengecam keterlibatan sejumlah Bhiksu dan umat Buddhis Myanmar dalam berbagai tindakan kekerasan yang telah mengakibatkan kematian, kerusakan materi, dan pengungsian dalam skala besar di Myanmar,” tegasnya, Senin (6/5/2013).
Dalam siaran persnya, Bhiksu Nyanasuryanadi Mahathera pun mengimbau agar para bhiksu kembali ke ajaran Buddha.
Menurutnya, para Bhiksu Myanmar yang menjadi panutan masyarakat Myanmar seharusnya kembali kepada ajaran Buddha, Dharma dan Vinaya. Tindakan kekerasan apapun yang berakar dari kebencian, ujarnya, bertentangan dengan ajaran Buddha. Terlebih lagi yang telah mengakibatkan hilangnya nyawa mahkluk hidup. Bahkan membunuh seekor semut pun tidak dibenarkan dalam ajaran Buddha seperti yang tercantum dalam kisah tindak tanduk Bodhisattva dalam ajaran Buddha.
Dewan Pimpinan Sangha Agung Indonesia juga meminta seluruh elemen umat beragama tidak mudah terhasut dengan adanya upaya terorisme di Kedutaan Besar Myanmar di Indonesia.
Bhiksu Nyanasuryanadi Mahathera menjelaskan, baik Buddhisme maupun Islam sama-sama mengajarkan kepada umatnya nilai-nilai perdamaian dan toleransi. “Mari tetap menjaga keharmonisan antar umat beragama di Indonesia yang sudah berlangsung lama dan mengakar di sejarah budaya Indonesia,”ujarnya.
Tertangkapnya beberapa tersangka teroris yang menyusup dan membawa 5 bom pipa saat aksi demonstrasi di Kedubes Myanmar, tuturnya, menjadi ujian bagi kedua umat. Dia pun mengimbau, sesama saudara sebangsa dan se-Tanah Air tidak mudah terpecah belah.
Dia pun berharap para pemuka agama dan para tokoh masyarakat sipil Myanmar dapat mendorong terciptanya dialog-dialog lintas-komunitas dan lintas-agama di Myanmar. “Untuk mengikis berbagai kekhawatiran dan kecurigaan yang selama ini telah membelah masyarakat Myanmar,” jelasnya.
Sementara itu, berita tentang ancaman bom di Kedutaan Besar Myanmar di Indonesia oleh terduga teroris yang menyusup dalam aksi unjuk rasa, yang mengimbau pembunuhan terhadap Umat Buddha tidak mendapatkan respons positif dari warga Muslim Myanmar. Bahkan, komunitas Muslim di negara mayoritas Buddha tersebut menyatakan, menolak ajakan untuk memerangi umat Buddha.
Juru bicara All Myanmar Muslim Federation, Ko Ko La mengungkapkan, reaksi dengan serangan bom yang akhirnya digagalkan dan panggilan untuk perang melawan pemerintah tidak bisa diterima. “Ini bukan solusinya. Kami menolak panggilan untuk kekerasan,” ujarnya.
Menurut Ko Ko La, Muslim Myanmar menginginkan penyelesaian dengan cara negosiasi. Pihak Muslim pun masih ingin bekerjasama dengan Umat Buddha dan Pemerintah.
Pemimpin Rohingya dan Ketua Union Nationals Development Party (UNDP), Abu Tahal menjelaskan, tidak ingin menggunakan cara kekerasan untuk melawan upaya pembantaian Muslim di Myanmar. Menurutnya, para demonstran berkoar hanya untuk kepentingan mereka saja. “Metode kami untuk menyelesaikan permasalahan dengan dialog dan sesuai dengan hukum,” ujarnya.
Menurut Abu Tahal, hanya dengan cara tersebut di atas permasahan Muslim Rohingya dan Muslim Myanmar secara keseluruhan bisa diselesaikan.
Etnis Rohingya merupakan umat muslim minoritas yang tinggal di Provinsi Arakan, sebelah barat Burma. Warga Rohingya menderita dengan adanya konflik dengan komunitas Buddha sejak tahun 2012 lalu. Lebih dari 125 ribu warga Rohingya terusir dengan adanya kekerasan. Mereka harus tinggal di kamp-kamp dan hidup dengan sedikit bantuan. Pemerintah melansir terdapat 192 korban tewas akibat konflik tersebut.
Akan tetapi, data dari Pemerintah Amerika Serikat untuk Komisi Kebebasan Beragama menyebutkan, terdapat lebih dari seribu Muslim Rohingya tewas dibantai. [ KabarNet/adl – Source: ROL]
The.Barnabas- LETNAN DUA
-
Posts : 894
Location : Jakarta
Join date : 27.07.12
Reputation : 36
Re: Biksu Indonesia Akui Kekerasan Biksu Myanmar
The.Barnabas wrote:
Menurutnya, para Bhiksu Myanmar yang menjadi panutan masyarakat Myanmar seharusnya kembali kepada ajaran Buddha, Dharma dan Vinaya. Tindakan kekerasan apapun yang berakar dari kebencian, ujarnya, bertentangan dengan ajaran Buddha. Terlebih lagi yang telah mengakibatkan hilangnya nyawa mahkluk hidup. Bahkan membunuh seekor semut pun tidak dibenarkan dalam ajaran Buddha seperti yang tercantum dalam kisah tindak tanduk Bodhisattva dalam ajaran Buddha.
apa pelakunya para bhiksu?
rohingya adalah isu politik dan sosial budaya
menilik ajaran tersebut, tidak mungkin pelakunya para bhiksu
beda dengan para teroris yang menyiapkan bom kedubes myanmar tersebut
mereka melakukan sesuai perintah/ajaran ilahnya
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Biksu Indonesia Akui Kekerasan Biksu Myanmar
lhah para bhiksunya sendiri sudah mengakui sebagai haters sampai demo segala, kok masih ada yang kuper dan kudet
amara- SERSAN MAYOR
-
Posts : 639
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 20.01.14
Reputation : 6
Similar topics
» Para Biksu Budha Buat RUU Pelarangan Pernikahan Budha dan Muslim
» Myanmar: Kami Tak Akui Rohingya sebagai Warga
» Pembunuhan Ummat Islam Oleh Ummat Budha Myanmar
» Sejarah Agama Hindu di Akui Resmi di Indonesia
» Anggota ISIS Asal Indonesia Disebut Pernah Pukuli Biksu
» Myanmar: Kami Tak Akui Rohingya sebagai Warga
» Pembunuhan Ummat Islam Oleh Ummat Budha Myanmar
» Sejarah Agama Hindu di Akui Resmi di Indonesia
» Anggota ISIS Asal Indonesia Disebut Pernah Pukuli Biksu
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik