Rezim Katolik mendiskriminasi Buddhis, seorang biksu bakar diri
Halaman 1 dari 1 • Share
Rezim Katolik mendiskriminasi Buddhis, seorang biksu bakar diri
Biksu pagoda Xa Loi, Thich Quang Duc, membakar diri di pusat kota Saigon, Vietnam.
Selasa pagi, 11 Juni 1963. Kota Saigon yang sibuk dikejutkan langkah berderap ratusan biksu berjubah oranye dan berbaris rapi mengusung spanduk di belakang sedan biru muda. Meski berunjuk rasa, mereka bungkam seribu bahasa.
Aksi ini dilatari kesewenangwenangan berbau SARA dan diskriminatif rezim militer Vietnam Selatan pimpinan Ngo Dinh Diem. Mayoritas penganut Budha yang menolak dijadikan milisi, diusir paksa dari desanya. Vietnam waktu itu tercabik perang saudara dua kubu, Vietcong (Vietnam utara) versus Diem, sekutu Amerika Serikat.
Tanah yang ditinggalkan lalu diklaim sebagai milik pemerintah. Diem yang menganut Katolik, juga merubuhkan beberapa Pagoda serta “membersihkan” tubuh militer dari unsur penganut Budha. Klimaksnya, ia melarang pengibaran bendera Budha pada perayaan Waisak, yang spontan menyulut protes di seantero negeri.
Para penganut Budha menggeruduk stasiun penyiaran milik pemerintah dan mengerek bendera terlarang. Pemerintah merespon dengan mengerahkan ratusan serdadu terlatih yang memberondong kerumunan demonstran dengan membabi-buta dan merenggut beberapa nyawa. Diem menuding Vietcong bertanggung jawab atas insiden tersebut. Tapi rakyat tak menggubris dan terus bergerak.
Tiba di persimpangan jalan Phan Dinh Phung (kini Nguyen Dình Chieu) dan Le Van Duyet (sekarang, Cach Mạng Thang Tam), sekitar 350-an biksu sekonyong-konyong berlari ke tengah jalan. Mereka lantas saling berpegangan tangan dalam formasi melingkar, membentuk pagar betis di tengah keramaian. Sesosok biksu lain keluar dari mobil, disusul dua rekannya yang langsung menerobos ke tengah lingkaran dan menghamparkan alas duduk.
Dengan wajah tenang, biksu itu bersila di atasnya dalam posisi tradisional lotus (meditasi), memutar tasbih kayu dan menggumamkan paritta, “Nam mô a di đà phật” (penghormatan untuk amitabha Budha).
Tak lama beberapa rekannya datang menenteng lima jerigen bensin yang langsung disiramkan ke sekujur tubuhnya. Sebatang korek api dinyalakan, dan dalam sekejap, kobaran api menjilat dan membakar habis tubuhnya. “Seorang biksu telah mati, seorang biksu jadi martir,” teriak seseorang berulang-ulang lewat megaphone.
Thich Quang Duc, begitu nama nya, mengakhiri hidup secara tragis lewat imolasi (bakar) diri. Momen dramatis ini disaksikan langsung David Halberstam, wartawan The New York Times, yang mengaku, “Saya terlalu terkejut untuk menangis, terlalu bingung untuk menulis atau bertanya, bahkan amat bingung hingga tak mampu berpikir.” Wartawan foto Associated Press, Malcolm Browne, juga sempat terperangah sesaat sebelum mengabadikan kejadian langka itu. Hasil jepretannya yang menyedot perhatian dunia saat itu, beredar luas sampai sekarang dan mendapat penghargaan Pulitzer.
Aparat keamanan sempat berupaya mencegah aksi nekat biksu senior pagoda Xa Loi ini. Tapi, para biksu langsung merapatkan barisan dan menghadangnya. Sesaat kemudian, mereka, termasuk beberapa polisi, bersujud di hadapan jasad Duc yang hangus terbakar.
“Sebelum aku menutup mata dan merebah di pangkuan Buddha,” ujar Duc dalam surat terakhirnya, “dengan penuh hormat aku minta Ngo Dinh Diem menunjukkan sedikit rasa belas kasih pada rakyatmu dan memberlakukan kesetaraan agama untuk mempertahankan kesatuan negeri ini. Aku juga menyeru saudara-saudara se-dharma untuk melakukan pengorbanan demi melindungi Buddhisme.”
Duc melewati tahap samanera (pemula) dari pertapa soliter selama tiga tahun di hutan belantara. Ditahbis sebagai biksu pada usia 20 tahun, ia lantas menjalani dharma (berdakwah) dan pada 1934, diserahi tanggung jawab mengawasi pembangunan 17 candi. Setelah itu, ia ditunjuk sebagai ketua panel Upacara Ritus Kongregasi Biarawan Vietnam. Ini menunjukkan, Duc sosok biksu berpengaruh di kalangan umat Budha.
Menanggapi aksi mengejutkan Duc, first lady Vietnam Selatan, Madame Nhu, konon berkelakar, “Kalau masih banyak penganut Budha berniat mengubah dirinya jadi barbeku, saya siap menyediakan bensin lebih banyak lagi.” Ternyata selera humor perempuan ini tergolong paling horor dalam sejarah.
Diem juga sempat melontarkan cemooh di tengah jamuan makan malamnya bersama beberapa diplomat Barat, “Bagaimana kalau kita menikmati biksu panggang?” Diem terlihat yakin betul, kekuasaannya tetap aman berkat kekuatan tentara plus dukungan Amerika Serikat.
Tapi, ia keliru besar. Menyusul tragedi itu, guru-guru enggan mengajar. Para pelajar sekolah dasar hingga mahasiswa turun ke jalan. Ekonomi nyaris lumpuh lantaran para pedagang berskala besar maupun kecil mogok dagang. Empat biksu dan seorang biksuwati mengimolasi diri. Akhirnya, kalangan militer hilang kesabaran dan melancarkan kudeta. Seolah digilas karma Duc tanpa ampun, Diem, istri, dan para kroninya tewas mengenaskan.
http://www.prioritasnews.com/2012/01/28/imolasi-diri-membakar-tirani-lewat-tubuh/
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Re: Rezim Katolik mendiskriminasi Buddhis, seorang biksu bakar diri
Saigon adalah Rezim yang rapuh dan tidak akan bertahan tanpa bantuan pihak asing. Secara tradisional rakyat Vietnam mengakui legitimasi suatu pemerintahan berdasarkan konsep konfusianisme tentang Mandate Of Heaven (seorang raja boleh tetap berkuasa selama ia menjalankan prinsip kebaikan dan keadilan, tetapi bila yang terjadi sebaliknya maka ia kehilangan mandat dan pemberontakan rakyat akan terjadi untuk meruntuhkan raja itu. Bila teori gaya otokratik dan gaya demokratik diterapkan pada kepemimpinan politik Vietnam Utara maupun Selatan memilih gaya yang pertama. Keadaan ini diderita oleh seluruh Rezim Selatan sejak Rezim Ngodinh Diem sampai dengan Rezim Nguyen Van Thieu. Para pemimpin komunis telah berhasil menggerakkan setiap bentuk perlawanan terhadap dominasi asing dan rezim Saigon yang dipandang sebagai rezim yang korup dan tidak mau tahu akan aspirasi rakyatnya, sedangkan kebutuhan immateril dan bentuk idealisme perjuangan untuk menegakkan kemerdekaan bangsa yang bebas dari domninasi polkitik dan militer asing dari sebagian rakyat Vietnam ditemukan pada tingkah laku pemimpin-pemimpin komunis.
Tujuan dan program Viet Cong cukup menggelisahkan pemimpin-pemimpin Saigon, dan dukungan dari rakyat didapatkan untuk melancarkan Revolusi Sosial, Front ini menginginkan perubahan sosial secara drastis untuk menjawab jeritan sosial. Rezim Saigon dipandang sebagai boneka Amerika yang dapat mentelantarkan rakyat, sehingga rezim ini dianggap tidak sah.rezim Ngo Dinh Diem dikenal sebagai rezim katolik yang fanatik, walaupun seorang tokoh yang tidak korup tetapi sifatnya yang otoriter dan diktatorial telah mengundang perlawanan keras terhadap rezimnya. Penonjolan katolisme yang keterlaluan dari rezim Diem semakin memanaskan situasi dan memperhebat perlawanan.Kaum buddhisme melihat orang-orang katolik diberi hak istimewa, selain itu rezim Diem ingin menjadikan katolik sebagai agama negara. Pada 9 Mei 1963 kaum Budis mengadakan demontrasi di Hue, tetapi bantuan Amerika datang, sehingga Diem dianggap tidak mampu untuk merebut sokonhan rakyat atau menghadapi tantangan politiknya.
Ngo Dinh Diem sangat tergantung pada Amerika Serikat, sehingga rezim sesudahnya tinggal meneruskan ketergantungan itu.Selanjutnya adalah rezim Nguyen Van Thieu, pada rezim ini korupsi telah menjalar pada hampir semua jaringan kekuasaan danmengalami pula krisis legitimasi yang juga dialami rezim-rezim sebelumnya. Dari kejadian ini semua bisa dikatakan bahwa kultur politik Vietnam Selatan terjadi sistem korupsi yang meluas itu tidak saja menunjukan bahwa tokoh militer dan sipil sangatlah lemah dan tak pantas untuk dihormati. Pimpinan yang korup dan ketergantungan pada pihak asing merupakan sifat tambahan Vietnam Selatan, selain itu rezim Saigon dipandang telah meninggalkan nilai-nilai tradisi kemasyarakatan yaitu nilai-nilai luhur.
Perang Vietnam adalah suatu pertunjukan maut.Kehancuran dibidang fisik menurut catatan statistik Departemen Pettahanan Amerika Serikat sanmpai April 1970. Kehancuran akhlak selama pendudukan Amerika Serikat dapat dilihat pada pertambahan yang menyolok angka pelacur dan pelayan bar.
http://linda-ambar.blogspot.com/2012/05/sejarah-asia-tenggara-2.html
Tujuan dan program Viet Cong cukup menggelisahkan pemimpin-pemimpin Saigon, dan dukungan dari rakyat didapatkan untuk melancarkan Revolusi Sosial, Front ini menginginkan perubahan sosial secara drastis untuk menjawab jeritan sosial. Rezim Saigon dipandang sebagai boneka Amerika yang dapat mentelantarkan rakyat, sehingga rezim ini dianggap tidak sah.rezim Ngo Dinh Diem dikenal sebagai rezim katolik yang fanatik, walaupun seorang tokoh yang tidak korup tetapi sifatnya yang otoriter dan diktatorial telah mengundang perlawanan keras terhadap rezimnya. Penonjolan katolisme yang keterlaluan dari rezim Diem semakin memanaskan situasi dan memperhebat perlawanan.Kaum buddhisme melihat orang-orang katolik diberi hak istimewa, selain itu rezim Diem ingin menjadikan katolik sebagai agama negara. Pada 9 Mei 1963 kaum Budis mengadakan demontrasi di Hue, tetapi bantuan Amerika datang, sehingga Diem dianggap tidak mampu untuk merebut sokonhan rakyat atau menghadapi tantangan politiknya.
Ngo Dinh Diem sangat tergantung pada Amerika Serikat, sehingga rezim sesudahnya tinggal meneruskan ketergantungan itu.Selanjutnya adalah rezim Nguyen Van Thieu, pada rezim ini korupsi telah menjalar pada hampir semua jaringan kekuasaan danmengalami pula krisis legitimasi yang juga dialami rezim-rezim sebelumnya. Dari kejadian ini semua bisa dikatakan bahwa kultur politik Vietnam Selatan terjadi sistem korupsi yang meluas itu tidak saja menunjukan bahwa tokoh militer dan sipil sangatlah lemah dan tak pantas untuk dihormati. Pimpinan yang korup dan ketergantungan pada pihak asing merupakan sifat tambahan Vietnam Selatan, selain itu rezim Saigon dipandang telah meninggalkan nilai-nilai tradisi kemasyarakatan yaitu nilai-nilai luhur.
Perang Vietnam adalah suatu pertunjukan maut.Kehancuran dibidang fisik menurut catatan statistik Departemen Pettahanan Amerika Serikat sanmpai April 1970. Kehancuran akhlak selama pendudukan Amerika Serikat dapat dilihat pada pertambahan yang menyolok angka pelacur dan pelayan bar.
http://linda-ambar.blogspot.com/2012/05/sejarah-asia-tenggara-2.html
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Re: Rezim Katolik mendiskriminasi Buddhis, seorang biksu bakar diri
Ngo Dinh Diem yang menganut agama Katolik kerap melakukan tindak diskriminatif, penyiksaan dan pembunuhan terhadap umat Buddha dalam kerangka kebijakan meng-Katolik-kan Vietnam. Padahal Vietnam adalah negara dimana mayoritas penduduknya memeluk agama Buddha. Lebih dari 70% penduduknya merupakan penganut agama Buddha. Pada masa itu umat Buddha dibatasi kebebasannya dalam menyelenggarakan kegiatan ibadah, tidak sebebas penganut agama Katolik. Unjuk rasa yang dilakukan oleh umat Buddha senantiasa ditindak dengan kekerasan oleh pasukan paramiliter. Di instansi pemerintah, khususnya militer, promosi diutamakan bagi penganut agama Katolik atau penganut Buddha yang rela berpindah agama menjadi Katolik. Para penganut agama Buddha pun kerap dituduh dan dicap sebagai antek-antek komunis, tidak nasionalis dan berniat menumbangkan pemerintahan. Sebuah kondisi yang pada saat itu disebut sebagai “krisis Buddha”.
Pengorbanan Thich Quang Duc memang tidak seketika menghasilkan perubahan. Namun aksinya tersebut diikuti dengan rangkaian aksi protes yang dilakukan oleh biksu-biksu di seluruh Vietnam Selatan. Kalap oleh aksi-aksi tersebut, pada bulan Agustus 1963 Ngo Dinh Diem memerintahkan pasukan paramiliter menyerbu Pagoda Xa Loi yang terletak di Kota Saigon. Seluruh isi pagoda dirusak dan dihancurkan, biksu-biksu dipukuli dan disiksa. Serangan serupa secara simultan dilakukan di seluruh penjuru negeri. Lebih kurang 1400 orang biksu ditangkap. Umat Buddha yang dating untuk memberikan dukungan kepada biksu-biksu disambut dengan penumpasan kejam. Puluhan umat Buddha tewas dan ratusan lainnya terluka.
Penyerbuan tersebut memicu keresahan dan kemarahan masyarakat yang sebelumnya bersikap apolitis. Mahasiswa-mahasiswa di Universitas Saigon dan Universitas Hue melakukan aksi mogok kuliah dan membuat kerusuhan di lingkungan kampus. Aksi-aksi tersebut ditanggapi pemerintah dengan melakukan penangkapan dan penahanan. Universitas-universitas ditutup. Lebih dari 1000 orang mahasiswa dikirim ke kamp pendidikan khusus.
Di luar negeri, tekanan internasional membuat Pemerintah AS menghentikan bantuannya terhadap rezim Ngo Dinh Diem. Padahal Ngo Dinh Diem bias berkuasa atas bantuan dan dukungan Pemerintah AS dengan jalan menggulingkan Kaisar Bao Dai. Puncaknya, Pemerintah AS member lampu hijau berupa jaminan tidak akan ikut campur terhadap upaya kudeta yang dirancang dan dipimpin oleh Jenderal Duong Van Minh. Pada tanggal 1 November 1963, Presiden Ngo Dinh Diem ditawari untuk menyerah dengan jaminan kebebasan berangkat mengasingkan diri ke luar negeri. Namun Ngo Dinh Diem menolak tawaran tersebut dan berusaha melarikan diri melalui terowongan bawah tanah istana kepresidenan. Namun keesokan harinya Presiden Ngo Dinh Diem dan beberapa orang pengikutnya tertangkap dan dieksekusi hingga mati oleh Nguyen Van Nhung, seorang mayor Angkatan Bersenjata Vietnam, dalam perjalanan menuju Markas Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Vietnam.
http://bassier.wordpress.com/2011/12/22/56/
Pengorbanan Thich Quang Duc memang tidak seketika menghasilkan perubahan. Namun aksinya tersebut diikuti dengan rangkaian aksi protes yang dilakukan oleh biksu-biksu di seluruh Vietnam Selatan. Kalap oleh aksi-aksi tersebut, pada bulan Agustus 1963 Ngo Dinh Diem memerintahkan pasukan paramiliter menyerbu Pagoda Xa Loi yang terletak di Kota Saigon. Seluruh isi pagoda dirusak dan dihancurkan, biksu-biksu dipukuli dan disiksa. Serangan serupa secara simultan dilakukan di seluruh penjuru negeri. Lebih kurang 1400 orang biksu ditangkap. Umat Buddha yang dating untuk memberikan dukungan kepada biksu-biksu disambut dengan penumpasan kejam. Puluhan umat Buddha tewas dan ratusan lainnya terluka.
Penyerbuan tersebut memicu keresahan dan kemarahan masyarakat yang sebelumnya bersikap apolitis. Mahasiswa-mahasiswa di Universitas Saigon dan Universitas Hue melakukan aksi mogok kuliah dan membuat kerusuhan di lingkungan kampus. Aksi-aksi tersebut ditanggapi pemerintah dengan melakukan penangkapan dan penahanan. Universitas-universitas ditutup. Lebih dari 1000 orang mahasiswa dikirim ke kamp pendidikan khusus.
Di luar negeri, tekanan internasional membuat Pemerintah AS menghentikan bantuannya terhadap rezim Ngo Dinh Diem. Padahal Ngo Dinh Diem bias berkuasa atas bantuan dan dukungan Pemerintah AS dengan jalan menggulingkan Kaisar Bao Dai. Puncaknya, Pemerintah AS member lampu hijau berupa jaminan tidak akan ikut campur terhadap upaya kudeta yang dirancang dan dipimpin oleh Jenderal Duong Van Minh. Pada tanggal 1 November 1963, Presiden Ngo Dinh Diem ditawari untuk menyerah dengan jaminan kebebasan berangkat mengasingkan diri ke luar negeri. Namun Ngo Dinh Diem menolak tawaran tersebut dan berusaha melarikan diri melalui terowongan bawah tanah istana kepresidenan. Namun keesokan harinya Presiden Ngo Dinh Diem dan beberapa orang pengikutnya tertangkap dan dieksekusi hingga mati oleh Nguyen Van Nhung, seorang mayor Angkatan Bersenjata Vietnam, dalam perjalanan menuju Markas Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Vietnam.
http://bassier.wordpress.com/2011/12/22/56/
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Re: Rezim Katolik mendiskriminasi Buddhis, seorang biksu bakar diri
Gambar diatas ialah antara gambar paling terkenal didunia. Jika anda peminta kugiran Rage Against The Machine, gambar diatas digunakan untuk muka depan album pertama mereka. I first saw this image on an RATM album and always wondered what the hell was the picture about. I totally forgot about it until The Wife asked me "Kenapa lelaki ini membakar diri diatas jalan?" while on our wy to Lagkawi. What a good question by Miss Mean. So mari kita selidik kisah disebalik gambar ini.
Gambar dibawah ialah gambar Sami Thich Quang Duc yang membakar dirinya sebagai tanda protes terhadap kerajaan pimpinan Presiden Vietnam Selatan Ngô Đình Diệm. Ngô Đình Diệm seorang Kristian Katolik mengamalkan prosekusi terhadap warga Vietnam yang beragama Buddha. Penganut Buddha dilayan seperti rakyat kelas kedua walaupun mereka terdiri dari 80% penduduk Vietnam Selatan. Minoriti menindas majoriti dan hak beragama mereka dihadkan. Sebagai contoh bendera Buddha tidak boleh dikibarkan pada Hari Wesak tetapi bendera Vatikan boleh dikibarkan semasa hari keraian Katolik. Ramai pegawai kerajaan Vietnam Selatan menganut agama Katolik semata-mata untuk memastikan mereka tidak dipecat.
Sami Thich Quang Duc membakar diri beliau bagi mendapatkan perhatian dunia yang menutup mata terhadap ketidak adilan Presiden Ngô Đình Diệm yang pada ketika itu mendapat sokongan Amerika Syarikat didalam peperangan Vietnam ketika itu.
Sami Thich Quang Duc membakar diri beliau diatas jalan di bandar Saigon pada 11 Jun1963. Pada hari tersebut beliau dan 350 sami Buddha yang lain berarak beramai-ramai . Setibanya di persimpangan jalan berhampiran Istana Presiden, Sami Thich Quang Duc keluar dari kereta yang dinaikinya. Seorang sami lain meletakkan bantal diatas jalan dan Sami Thich Quang Duc duduk diatasnya. Kemudian seorang lagi sami menuangkan 5 galon minyak keatas tubuh Thich Quang Duc. Beliau membaca mantra memuji Buddha sebelum menyalakan mancis dan membakar dirinya.
http://blogserius.blogspot.com/2012/02/serisu-fakta-kisah-disebalik-gambar.html
Gambar dibawah ialah gambar Sami Thich Quang Duc yang membakar dirinya sebagai tanda protes terhadap kerajaan pimpinan Presiden Vietnam Selatan Ngô Đình Diệm. Ngô Đình Diệm seorang Kristian Katolik mengamalkan prosekusi terhadap warga Vietnam yang beragama Buddha. Penganut Buddha dilayan seperti rakyat kelas kedua walaupun mereka terdiri dari 80% penduduk Vietnam Selatan. Minoriti menindas majoriti dan hak beragama mereka dihadkan. Sebagai contoh bendera Buddha tidak boleh dikibarkan pada Hari Wesak tetapi bendera Vatikan boleh dikibarkan semasa hari keraian Katolik. Ramai pegawai kerajaan Vietnam Selatan menganut agama Katolik semata-mata untuk memastikan mereka tidak dipecat.
Sami Thich Quang Duc membakar diri beliau bagi mendapatkan perhatian dunia yang menutup mata terhadap ketidak adilan Presiden Ngô Đình Diệm yang pada ketika itu mendapat sokongan Amerika Syarikat didalam peperangan Vietnam ketika itu.
Sami Thich Quang Duc membakar diri beliau diatas jalan di bandar Saigon pada 11 Jun1963. Pada hari tersebut beliau dan 350 sami Buddha yang lain berarak beramai-ramai . Setibanya di persimpangan jalan berhampiran Istana Presiden, Sami Thich Quang Duc keluar dari kereta yang dinaikinya. Seorang sami lain meletakkan bantal diatas jalan dan Sami Thich Quang Duc duduk diatasnya. Kemudian seorang lagi sami menuangkan 5 galon minyak keatas tubuh Thich Quang Duc. Beliau membaca mantra memuji Buddha sebelum menyalakan mancis dan membakar dirinya.
http://blogserius.blogspot.com/2012/02/serisu-fakta-kisah-disebalik-gambar.html
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Re: Rezim Katolik mendiskriminasi Buddhis, seorang biksu bakar diri
Thích Quảng Đức, adalah seorang biarawan aliran Mahayana, dari kuil Thien Loc, yang telah berjasa memotori dan mengawasi pendiran puluhan kuil di berbagai tempat Vietnam.
Ia lahir di Hội Khánh, in Vạn Ninh District of Khánh Hòa province in central Vietnam dengan nama Lâm Văn Tức. Ia mengubah namanya menjadi Nguyễn Văn Khiết saat diangkat sebagai putra pamannya. Dan kemudian, pada usia 20 tahun, setelah memutuskan untuk menjadi biarawan secara penuh ia menggunakan nama “dharma”nya, Thích Quảng Đức. Ia memutuskan untuk mengorbankan dirinya sebagai symbol protes terhadap kekangan pemerintah bagi kebebasan beragama di negara itu.
Pada tanggal 11 June 1963, Thích Quảng Đức sampai ke lokasi dengan menggunakan mobil, setelah keluar dari mobil ia bersila di tengah jalan yang ramai tersebut. Ia kemudian menyiramkan bensin keseluruh tubuhnya, dibantu dengan biarawan yang lain. Kemudian ia menyalakan korak api dan membakar tubuhnya sendiri hingga hangus.
Malcolm Browne dan David Halberstam, reporter New York Times yang bertugas meliput di Vietnam (saat itu invasi Amerika ke Vietnam masih berlangsung) datang ke tempat kejadian, dan mengabadikan kejadian ini. Sehari sebelumnya, juru bicara dari kalangan umat Budha mengatakan bahwa akan ada kejadian penting besok pagi di dekat kedutaan besar Kamboja di Saigon.
Photo Malcolm Browne dan tulisan David Halberstam, mendapatkan hadiah Pulitzer. Presiden Amerika John F. Kennedy yang melihat photo dan tulisan mereka berkata: "no news picture in history has generated so much emotion around the world as that one." (tidak ada gambar pada suratkabar dalam sejarah, yang begitu membangkitkan emosi keseluruh dunia seperti halnya yang satu ini).
David Halberstam menuliskan:
Aku mengamati lagi, tetapi sekali saja sudah cukup. Api itu datang dari manusia; tubuhnya perlahan layu dan mengerut ke atas, kepalanya menghitam dan menjadi arang. Di udara tercium bau daging manusia terbakar; seorang manusia secara mengejutkan terbakar dengan cepat. Dibelakangku, aku bisa mendengar isak para warga Vietnam yang sekarang berkumpul. Aku terlalu shock untuk menangis, terlalu bingung untuk mencatat atau mengajukan pertanyaan, dan terlalu bingung untuk berpikir ... Ketika ia terbakar, ia tidak pernah bergerak sedikitpun, tidak mengucapkan suara, dilakukan dengan ketenangan luar biasa, menjadi kontras dengan ratapan orang-orang di sekelilingnya.
Sayangnya pengorbanan ini hanya ditanggapi dingin oleh presiden Ngô Đình Diệm, bahkan ipar wanitanya, yang dianggap sebagai first lady di Vietnam saat itu (catatan: Diệm adalah seorang bujangan), memberikan komentar yang sinis, dengan mengatakan: “clap hands at seeing another monk barbecue show” (mari bertepuk tangan bersama pada pertunjukan barbecue biarawan).
Ngô Đình Diệm bahkan mengeluarkan pernyataan bahwa Thích Quảng Đức dalam keadaan mabuk obat-obatan sebelum dipaksa untuk melakukan bunuh diri, dan menuduh Malcolm Browne telah menyuap Thích Quảng Đức, untuk membakar dirinya sendiri.
Vietnam adalah negara dengan 70% lebih penduduknya memeluk agama Budha. President Ngô Đình Diệm adalah pemeluk agama Katholik yang jumlahnya minoritas di Vietnam, dengan bantuan Amerika ia dapat berkuasa di Vietnam, dan menjadi presiden pertama di negara itu. Ia berusaha dengan kuat untuk meng-Katolik-kan Vietnam dengan memberikan promosi lebih bagi pemeluk agama Katholik, bagi para pejabat militer maupun militernya.
Ngô Đình Diệm bahkan sempat berujar pada seorang petinggi militernya: “Tempatkan perwira Katholik-mu pada seluruh tempat yang sensitive, mereka dapat diandalkan”. Banyak perwira kemudian berganti memeluk Katholik demi untuk memperoleh karir militer yang lebih baik. Dan selanjutnya distribusi persenjataan bagi para aparat pelindung wilayahpun hanya diberikan pada pemeluk Katholik.
Meskipun tidak mendapatkan tanggapan pemerintah, namun tekanan publik dan simpati dunia membuat Amerika menghentikan bantuannya. Beberapa biarawan lain kemudian mengikuti jejak Thích Quảng Đức's, dan perlahan namun pasti dukungan masyarakat dan dunia mengakhiri krisis diskriminasi beragama di negara itu.
Puncaknya pada tanggal 2 November 1963, gerakan militer yang dipimpin Jendral Duong Van Minh dan Tran Van Don, mengadakan kudeta. Kudeta tersebut menewaskan Ngô Đình Diệm, dan mengakhiri berlangsungnya diskriminasi beragama di negara itu.
Thích Quảng Đức, dianggap sebagai pahlawan dan martir di Vietnam. Saat akan dikremasi ulang, pada tubuhnya yang telah hangus total didapatkan kenyataan menakjubkan bahwa jantungnya tidak terbakar dan masih dalam keadaan segar. Dianggap sebagai simbol kesucian, jantung tersebut kemudian diawetkan dan disimpan di Pagoda Xa Loi.
http://www.astrodigi.com/2009/11/thich-quang-uc-biarawan-yang-membakar.html
Ia lahir di Hội Khánh, in Vạn Ninh District of Khánh Hòa province in central Vietnam dengan nama Lâm Văn Tức. Ia mengubah namanya menjadi Nguyễn Văn Khiết saat diangkat sebagai putra pamannya. Dan kemudian, pada usia 20 tahun, setelah memutuskan untuk menjadi biarawan secara penuh ia menggunakan nama “dharma”nya, Thích Quảng Đức. Ia memutuskan untuk mengorbankan dirinya sebagai symbol protes terhadap kekangan pemerintah bagi kebebasan beragama di negara itu.
Pada tanggal 11 June 1963, Thích Quảng Đức sampai ke lokasi dengan menggunakan mobil, setelah keluar dari mobil ia bersila di tengah jalan yang ramai tersebut. Ia kemudian menyiramkan bensin keseluruh tubuhnya, dibantu dengan biarawan yang lain. Kemudian ia menyalakan korak api dan membakar tubuhnya sendiri hingga hangus.
Malcolm Browne dan David Halberstam, reporter New York Times yang bertugas meliput di Vietnam (saat itu invasi Amerika ke Vietnam masih berlangsung) datang ke tempat kejadian, dan mengabadikan kejadian ini. Sehari sebelumnya, juru bicara dari kalangan umat Budha mengatakan bahwa akan ada kejadian penting besok pagi di dekat kedutaan besar Kamboja di Saigon.
Photo Malcolm Browne dan tulisan David Halberstam, mendapatkan hadiah Pulitzer. Presiden Amerika John F. Kennedy yang melihat photo dan tulisan mereka berkata: "no news picture in history has generated so much emotion around the world as that one." (tidak ada gambar pada suratkabar dalam sejarah, yang begitu membangkitkan emosi keseluruh dunia seperti halnya yang satu ini).
David Halberstam menuliskan:
Aku mengamati lagi, tetapi sekali saja sudah cukup. Api itu datang dari manusia; tubuhnya perlahan layu dan mengerut ke atas, kepalanya menghitam dan menjadi arang. Di udara tercium bau daging manusia terbakar; seorang manusia secara mengejutkan terbakar dengan cepat. Dibelakangku, aku bisa mendengar isak para warga Vietnam yang sekarang berkumpul. Aku terlalu shock untuk menangis, terlalu bingung untuk mencatat atau mengajukan pertanyaan, dan terlalu bingung untuk berpikir ... Ketika ia terbakar, ia tidak pernah bergerak sedikitpun, tidak mengucapkan suara, dilakukan dengan ketenangan luar biasa, menjadi kontras dengan ratapan orang-orang di sekelilingnya.
Sayangnya pengorbanan ini hanya ditanggapi dingin oleh presiden Ngô Đình Diệm, bahkan ipar wanitanya, yang dianggap sebagai first lady di Vietnam saat itu (catatan: Diệm adalah seorang bujangan), memberikan komentar yang sinis, dengan mengatakan: “clap hands at seeing another monk barbecue show” (mari bertepuk tangan bersama pada pertunjukan barbecue biarawan).
Ngô Đình Diệm bahkan mengeluarkan pernyataan bahwa Thích Quảng Đức dalam keadaan mabuk obat-obatan sebelum dipaksa untuk melakukan bunuh diri, dan menuduh Malcolm Browne telah menyuap Thích Quảng Đức, untuk membakar dirinya sendiri.
Vietnam adalah negara dengan 70% lebih penduduknya memeluk agama Budha. President Ngô Đình Diệm adalah pemeluk agama Katholik yang jumlahnya minoritas di Vietnam, dengan bantuan Amerika ia dapat berkuasa di Vietnam, dan menjadi presiden pertama di negara itu. Ia berusaha dengan kuat untuk meng-Katolik-kan Vietnam dengan memberikan promosi lebih bagi pemeluk agama Katholik, bagi para pejabat militer maupun militernya.
Ngô Đình Diệm bahkan sempat berujar pada seorang petinggi militernya: “Tempatkan perwira Katholik-mu pada seluruh tempat yang sensitive, mereka dapat diandalkan”. Banyak perwira kemudian berganti memeluk Katholik demi untuk memperoleh karir militer yang lebih baik. Dan selanjutnya distribusi persenjataan bagi para aparat pelindung wilayahpun hanya diberikan pada pemeluk Katholik.
Meskipun tidak mendapatkan tanggapan pemerintah, namun tekanan publik dan simpati dunia membuat Amerika menghentikan bantuannya. Beberapa biarawan lain kemudian mengikuti jejak Thích Quảng Đức's, dan perlahan namun pasti dukungan masyarakat dan dunia mengakhiri krisis diskriminasi beragama di negara itu.
Puncaknya pada tanggal 2 November 1963, gerakan militer yang dipimpin Jendral Duong Van Minh dan Tran Van Don, mengadakan kudeta. Kudeta tersebut menewaskan Ngô Đình Diệm, dan mengakhiri berlangsungnya diskriminasi beragama di negara itu.
Thích Quảng Đức, dianggap sebagai pahlawan dan martir di Vietnam. Saat akan dikremasi ulang, pada tubuhnya yang telah hangus total didapatkan kenyataan menakjubkan bahwa jantungnya tidak terbakar dan masih dalam keadaan segar. Dianggap sebagai simbol kesucian, jantung tersebut kemudian diawetkan dan disimpan di Pagoda Xa Loi.
http://www.astrodigi.com/2009/11/thich-quang-uc-biarawan-yang-membakar.html
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Re: Rezim Katolik mendiskriminasi Buddhis, seorang biksu bakar diri
Pada Juli 1955, Presiden Vietnam Selatan Ngo Dinh Diem menolak pemilihan nasional disetujui oleh Perancis dan Vietnam Utara pada Konferensi Jenewa tahun 1954. The Vietkong pro-Hanoi memulai kampanye gerilya di akhir 1950-an untuk menggulingkan pemerintahan Diem, yang seorang pejabat Vietkong pernyataan yang dituangkan sebagai rezim kolonial "menyamar.
Pada tahun 1963, ketidakpuasan Buddha dengan diskriminasi Diem pro-Katolik meletus setelah melarang bendera Buddhis dan Waisak Hue penembakan. Hal ini menghasilkan serangkaian demonstrasi massal yang dikenal sebagai krisis Buddha. Dengan Diem bersedia untuk membungkuk, saudaranya diatur dalam penggerebekan Xa Loi Pagoda. Akibatnya, hubungan Amerika dengan Diem rusak dan menghasilkan kudeta yang melihat Diem dibunuh.
Serangkaian rezim militer yang sering hanya berlangsung beberapa bulan sebelum digulingkan oleh lain. Dengan ketidakstabilan ini, komunis mulai untuk mendapatkan tanah. Ada lebih dari selusin pemerintah sebelum pasangan dari Nguyen Cao Ky dan Nguyen Van Thieu mengambil alih sebuah junta pada pertengahan 1965. Thieu Ky secara bertahap dikalahkan dan disemen cengkeramannya pada kekuasaan di pemilu penipuan pada tahun 1967 dan 1971.
Untuk mendukung perjuangan Vietnam Selatan melawan pemberontakan komunis, Amerika Serikat mulai meningkatkan kontribusi penasihat militer. Pasukan AS terlibat dalam operasi tempur tanah pada tahun 1965 dan pada puncaknya mereka, mereka berjumlah lebih dari 500.000.Pasukan Komunis menyerang sasaran yang paling utama di Vietnam Selatan pada 1968 Tet Ofensif, dan meskipun mereka gagal kampanye militer, itu terkejut pendirian Amerika, dan menyebabkan mereka berpikir bahwa komunis tidak bisa dikalahkan. pasukan Komunis Vietcong dilakukan memasok persediaan sepanjang jalan Ho Chi Minh, yang melewati Laos dan Kamboja. Presiden AS Richard Nixon yang berwenang Operasi Menu, sebuah bom SAC kampanye di Laos dan Kamboja, yang dirahasiakan dari Kongres AS.
Korban meningkat, dan menghadapi oposisi terhadap perang di rumah dan kutukan luar negeri, AS mulai menarik diri dari peran tempur tanah menurut Doktrin Nixon, proses selanjutnya disebut Vietnamisasi. upaya itu hasil yang beragam. Persetujuan Perdamaian Paris 27 Januari 1973, secara resmi mengakui kedaulatan Vietnam seperti yang diakui oleh Perjanjian Jenewa 1954. " Berdasarkan perjanjian, seluruh pasukan perang Amerika ditarik oleh 29 Maret 1973. Terbatas pertempuran terus berlangsung, sebelum ditangkap utara provinsi Phuoc Long pada bulan Desember 1974 dan memulai serangan besar-besaran, memuncak pada Kejatuhan Saigon pada tanggal 30 April 1975. Vietnam Selatan dengan singkat datang di bawah pemerintahan nominal sebuah Sementara Pemerintah Revolusioner sementara militer di bawah pendudukan oleh Vietnam Utara. Pada tanggal 2 Juli 1976, Utara dan Selatan digabung untuk membentuk Republik Sosialis Vietnam.
http://www.wisatavietnam.com/wv/aboutvietnam.html
Pada tahun 1963, ketidakpuasan Buddha dengan diskriminasi Diem pro-Katolik meletus setelah melarang bendera Buddhis dan Waisak Hue penembakan. Hal ini menghasilkan serangkaian demonstrasi massal yang dikenal sebagai krisis Buddha. Dengan Diem bersedia untuk membungkuk, saudaranya diatur dalam penggerebekan Xa Loi Pagoda. Akibatnya, hubungan Amerika dengan Diem rusak dan menghasilkan kudeta yang melihat Diem dibunuh.
Serangkaian rezim militer yang sering hanya berlangsung beberapa bulan sebelum digulingkan oleh lain. Dengan ketidakstabilan ini, komunis mulai untuk mendapatkan tanah. Ada lebih dari selusin pemerintah sebelum pasangan dari Nguyen Cao Ky dan Nguyen Van Thieu mengambil alih sebuah junta pada pertengahan 1965. Thieu Ky secara bertahap dikalahkan dan disemen cengkeramannya pada kekuasaan di pemilu penipuan pada tahun 1967 dan 1971.
Untuk mendukung perjuangan Vietnam Selatan melawan pemberontakan komunis, Amerika Serikat mulai meningkatkan kontribusi penasihat militer. Pasukan AS terlibat dalam operasi tempur tanah pada tahun 1965 dan pada puncaknya mereka, mereka berjumlah lebih dari 500.000.Pasukan Komunis menyerang sasaran yang paling utama di Vietnam Selatan pada 1968 Tet Ofensif, dan meskipun mereka gagal kampanye militer, itu terkejut pendirian Amerika, dan menyebabkan mereka berpikir bahwa komunis tidak bisa dikalahkan. pasukan Komunis Vietcong dilakukan memasok persediaan sepanjang jalan Ho Chi Minh, yang melewati Laos dan Kamboja. Presiden AS Richard Nixon yang berwenang Operasi Menu, sebuah bom SAC kampanye di Laos dan Kamboja, yang dirahasiakan dari Kongres AS.
Korban meningkat, dan menghadapi oposisi terhadap perang di rumah dan kutukan luar negeri, AS mulai menarik diri dari peran tempur tanah menurut Doktrin Nixon, proses selanjutnya disebut Vietnamisasi. upaya itu hasil yang beragam. Persetujuan Perdamaian Paris 27 Januari 1973, secara resmi mengakui kedaulatan Vietnam seperti yang diakui oleh Perjanjian Jenewa 1954. " Berdasarkan perjanjian, seluruh pasukan perang Amerika ditarik oleh 29 Maret 1973. Terbatas pertempuran terus berlangsung, sebelum ditangkap utara provinsi Phuoc Long pada bulan Desember 1974 dan memulai serangan besar-besaran, memuncak pada Kejatuhan Saigon pada tanggal 30 April 1975. Vietnam Selatan dengan singkat datang di bawah pemerintahan nominal sebuah Sementara Pemerintah Revolusioner sementara militer di bawah pendudukan oleh Vietnam Utara. Pada tanggal 2 Juli 1976, Utara dan Selatan digabung untuk membentuk Republik Sosialis Vietnam.
http://www.wisatavietnam.com/wv/aboutvietnam.html
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Rezim Katolik mendiskriminasi Buddhis, seorang biksu bakar diri
halah Wed, masalah pks ama demokrat aja lu koar2in aje pake bawa2 agama
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Re: Rezim Katolik mendiskriminasi Buddhis, seorang biksu bakar diri
lha jelas LHI dan AS koruptor
masing-masing politikus pks dan demokrat
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Rezim Katolik mendiskriminasi Buddhis, seorang biksu bakar diri
lha trus ngapain situ koar2in dimari
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Re: Rezim Katolik mendiskriminasi Buddhis, seorang biksu bakar diri
lha rezim (politik), kamunya pakai kacamata agama (katolik)
ya blawur
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Rezim Katolik mendiskriminasi Buddhis, seorang biksu bakar diri
malah kabur dari pertanyaan gw
Penyaran wrote:lha trus ngapain situ koar2in dimari
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Re: Rezim Katolik mendiskriminasi Buddhis, seorang biksu bakar diri
karena ada yang blawur
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Rezim Katolik mendiskriminasi Buddhis, seorang biksu bakar diri
blawur tuh mana pula
blawur kan yang dijadiin minuman itu kan, eh salah, itu blewah
ya jelas aja, mandanginnya agama
lha wong doinya ngelakuin Katoliksasi (baca lagi deh biar tau)
lha, kalo misalnya masalah kek gini doank cuman dibilang politik
berarti elu cabut donk seluruh hujatanmu terhadap demokrat dan pks karena udah salah tempat
blawur kan yang dijadiin minuman itu kan, eh salah, itu blewah
ya jelas aja, mandanginnya agama
lha wong doinya ngelakuin Katoliksasi (baca lagi deh biar tau)
lha, kalo misalnya masalah kek gini doank cuman dibilang politik
berarti elu cabut donk seluruh hujatanmu terhadap demokrat dan pks karena udah salah tempat
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Re: Rezim Katolik mendiskriminasi Buddhis, seorang biksu bakar diri
yang salah adalah pihak-pihak yang terkait secara langsung yang memang terbukti salah dan TuhanYesus pasti akan menghukum mereka pada waktuNya nanti
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Similar topics
» Seorang Pendeta bakar diri karena frustasi Islam berkembang pesat di Jerman
» Inikah Tulisan Dari Seorang Katolik ?!?!?!
» Timses Jokowi Ini Seorang Pastor Katolik dan Anti Islam
» christianpost: protestan lebih mudah bunuh diri daripada katolik
» Putra Penginjil Bunuh Diri
» Inikah Tulisan Dari Seorang Katolik ?!?!?!
» Timses Jokowi Ini Seorang Pastor Katolik dan Anti Islam
» christianpost: protestan lebih mudah bunuh diri daripada katolik
» Putra Penginjil Bunuh Diri
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik