Membuka Topeng Terorisme Indonesia
Halaman 3 dari 3 • Share
Halaman 3 dari 3 • 1, 2, 3
Membuka Topeng Terorisme Indonesia
First topic message reminder :
http://banjarmasin.tribunnews.com/mobile/index.php/2012/09/10/membuka-topeng-terorisme-indonesia
Oleh: Mispansyah, SH MH
Dalam Agustus dan September kita kembali menyaksikan aksi terorisme di Solo, disusul di Bogor Jabar. Mengapa aksi terorisme tidak pernah berakhir di Indonesia?
Pertanyaan berikutnya adalah siapakah kelompok-kelompok ini? Apakah benar kelompok ini hendak menerapkan Syariat Islam dalam bentuk daulah khilafah islamiyah? atau barangkali ada permainan intelijen Asing di Indonesia?
Kita tidak bisa melihatnya secara parsial kasus terorisme di Indonesia saja, melainkan saling berkaitan dari peristiwa WTC Pentagon 2001.
Kita akui ada orang Indonesia yang menjadi pelaku terorisme, tetapi benarkah mereka berdiri sendiri? Pertama, boleh jadi mereka melakukan sendiri dan untuk kepentingan sendiri, tetapi kemudian ditunggangi. Kedua, boleh jadi mereka diprovokasi dan diperalat untuk kepentingan orang lain. Ketiga, mereka tidak tahu, kemudian dimanfaatkan.
Peristiwa 11 September 2001 yang meluluhlantakkan Gedung WTC di Pentagon Amerika Serikat berbagai pakar dan ahli melihat ada kejanggalan yang tidak terungkap atau bahkan menyimpang dari realitas peristiwa sebenarnya.
Kejanggalan setelah peristiwa tersebut adalah mengapa seluruh warga negara AS keturunan Yahudi sekitar delapan ribu orang dua jam sebelum serangan dipulangkan, kejanggalan lainnya menurut ahli arsitek, kalau hanya diserang melalui atas gedung, mengapa yang hancur justru dari bawah dan meratakan gedung, tidak bagian atasnya saja.
Ini berarti kemungkinan ada bom dipasang di setiap lantai di gedung tersebut. Namun setelah serangan itu langsung disimpulkan dilakukan oleh Teroris Al Qaeda, tanpa lebih dahulu melakukan penyelidikan dan penyidikan. Di sinilah propaganda itu dimulai.
Kejanggalan-kejanggalan mengenai fakta-fakta tersebut baru delapan tahun terungkap setelah kejadian. New York Time disusul oleh American Free Press dan Press TV mengungkapkan serangan 11 September 2001 dilakukan Agen Mossad Negara Zionis Israel, salah satunya pelakunya dalah Ziad Al Jarrah yang mendapat Order dari Ali Al Jarrah mata-mata Israel yang bekerja selama 25 tahun di Mossad.
Setelah peristiwa 11 September, AS mengajak negeri-negeri muslim ikut dalam propaganda War on Terrorizm (WOT) ini, bahkan penguasa negeri muslim hanya dibuat dua pilihan. Kata Walker Bush “Either you are with us, or you are with terrorist” (Anda ikut bersama kami, atau menjadi bagian dari teroris).
Artinya yang tidak sejalan dengan AS adalah teroris, akhirnya ada ketakutan negeri muslim kalau tidak mau mengikuti keinginan AS, mereka digolongkan negara teroris. Propaganda WOT ini juga menerpa Indonesia dengan menuduh Indonesia sebagai sarang teroris, meskipun pada waktu itu selalu disangkal oleh berbagai pihak termasuk Wakil Presiden Hamzah Haz.
Bukti tuduhan-pun direalisasikan dengan peristiwa Bom Bali 12 Oktober 2002. WOT yang menjadi propaganda AS ini akhirnya diterima pemerintah. Ada kejanggalan dan beberapa fakta yang tidak terungkap dalam serangan Bom Bali I ini.
Pertama, pemerintah AS dua hari sebelum ledakan mengeluarkan peringatan kepada warga untuk waspada akan ada serangan teroris, jangan ada di kerumunan ramai. Menurut AC. Manullang (mantan BAKIN), dalam dunia intelejen “waspada” adalah perintah meninggalkan tempat, jadi tanda-tanda akan adanya aksi sudah diketahui AS dan sudah dapat dipastikan.
Artinya AS sudah mengetahui Bom Bali akan terjadi dan ini ada dua kemungkinan intelijen AS sangat bagus dan Indonesia tidak, atau ini sebuah “rekayasa”.
Kedua, dalam peristiwa Bom Bali I ada dua ledaka yang pertama dalam skala kecil, dan ledakan kedua berkekuatan tinggi. Menurut mantan Ketua BIN waktu itu ZA Maulani (Alm), realita bom yang dipakai (Cn4) hanya dimiliki empat negara yaitu Amerika, Inggris, Rusia, Israel.
Fakta hukum yang terungkap di persidangan hanya ledakan pertama yang diakui Amrozi Cs di Persidangan. Ini menunjukan aksi mereka telah ditunggangi. Di sinilah permainan pihak lain, ada kemungkinan intelijen asing bermain.
Demikian pula dalam beberapa peristiwa ledakan bom di Indonesia selalu diikuti sejumlah kejanggalan.
Kekeliruan Penanganan
Selama ini penanggulangan terorisme dilakukan dengan dua cara yaitu pencegahan yang dilakukan BNPT dan pemberantasan oleh Densus 88.
Dalam kajian empirik dan investigasi penanggulangan terorisme yang dilakukan Densus 88 selalu mengedepankan kekerasan dan tembak di tempat tidak hanya pada pelaku juga keluarga korban yang tidak bersalah. Oleh karena itu perlu evaluasi dalam perlakuan pemberantasan terorisme.
Begitu juga tindakan pencegahan yang dilakukan BNPT justru salah sasaran, bukannya membuat program penyadaran terhadap pelaku teroris yang dipenjara ataupun menyadarkan keluarga pelaku teroris yang jumlahnya sudah bisa dipetakan BNPT.
Dengan anggaran ratusan miliar rupiah, BNPT justru menggarap ormas, pesantren, sekolah dan masjid. Mereka mensosialisasikan interpretasi pemahaham Islam BNPT, kepada orang ataupun komunitas yang bukan merupakan komunitas yang melakukan aksi terorisme.
Karena logika BNPT radikalisme keagamaan menjadi hulu dari terorisme, berbagai forum digelar dengan beragam titel, yang intinya langkah sosialisasi dan revisi pemikiran keagamaan dengan substansi Islam ala BNPT, yang hakikatnya sebuah penghalusan dari narasi tipis Islam liberal dan moderat.
Dilihat dari sasaran proyek deradikalisasi BNPT justru menjangkau semua segmen masyarakat. Upaya indoktrinasi untuk membangun imunitas agar tidak terkontaminasi oleh kelompok radikal atau teroris yang selama ini dikalkulasikan dalam jumlah yang sedikit.
Kalau ini sudah terjadi, bukan hanya masyarakat yang dirugikan, tetapi juga negara. Kecuali, jika pemerintah yang berkuasa ingin memerintah dengan model manajemen konflik seperti untuk menghilangkan kegagalannya dalam mensejahterakan, memberikan keadilan pada rakyat. Seperti ingin, menenggelamkan kasus korupsi yang dilakukan oleh pejabat dan petinggi negeri ini, sehingga kasus terorisme jadi kominitas politik. Semoga tidak. (*)
Dosen Kriminologi Fakultas Hukum UNLAM
http://banjarmasin.tribunnews.com/mobile/index.php/2012/09/10/membuka-topeng-terorisme-indonesia
Oleh: Mispansyah, SH MH
Dalam Agustus dan September kita kembali menyaksikan aksi terorisme di Solo, disusul di Bogor Jabar. Mengapa aksi terorisme tidak pernah berakhir di Indonesia?
Pertanyaan berikutnya adalah siapakah kelompok-kelompok ini? Apakah benar kelompok ini hendak menerapkan Syariat Islam dalam bentuk daulah khilafah islamiyah? atau barangkali ada permainan intelijen Asing di Indonesia?
Kita tidak bisa melihatnya secara parsial kasus terorisme di Indonesia saja, melainkan saling berkaitan dari peristiwa WTC Pentagon 2001.
Kita akui ada orang Indonesia yang menjadi pelaku terorisme, tetapi benarkah mereka berdiri sendiri? Pertama, boleh jadi mereka melakukan sendiri dan untuk kepentingan sendiri, tetapi kemudian ditunggangi. Kedua, boleh jadi mereka diprovokasi dan diperalat untuk kepentingan orang lain. Ketiga, mereka tidak tahu, kemudian dimanfaatkan.
Peristiwa 11 September 2001 yang meluluhlantakkan Gedung WTC di Pentagon Amerika Serikat berbagai pakar dan ahli melihat ada kejanggalan yang tidak terungkap atau bahkan menyimpang dari realitas peristiwa sebenarnya.
Kejanggalan setelah peristiwa tersebut adalah mengapa seluruh warga negara AS keturunan Yahudi sekitar delapan ribu orang dua jam sebelum serangan dipulangkan, kejanggalan lainnya menurut ahli arsitek, kalau hanya diserang melalui atas gedung, mengapa yang hancur justru dari bawah dan meratakan gedung, tidak bagian atasnya saja.
Ini berarti kemungkinan ada bom dipasang di setiap lantai di gedung tersebut. Namun setelah serangan itu langsung disimpulkan dilakukan oleh Teroris Al Qaeda, tanpa lebih dahulu melakukan penyelidikan dan penyidikan. Di sinilah propaganda itu dimulai.
Kejanggalan-kejanggalan mengenai fakta-fakta tersebut baru delapan tahun terungkap setelah kejadian. New York Time disusul oleh American Free Press dan Press TV mengungkapkan serangan 11 September 2001 dilakukan Agen Mossad Negara Zionis Israel, salah satunya pelakunya dalah Ziad Al Jarrah yang mendapat Order dari Ali Al Jarrah mata-mata Israel yang bekerja selama 25 tahun di Mossad.
Setelah peristiwa 11 September, AS mengajak negeri-negeri muslim ikut dalam propaganda War on Terrorizm (WOT) ini, bahkan penguasa negeri muslim hanya dibuat dua pilihan. Kata Walker Bush “Either you are with us, or you are with terrorist” (Anda ikut bersama kami, atau menjadi bagian dari teroris).
Artinya yang tidak sejalan dengan AS adalah teroris, akhirnya ada ketakutan negeri muslim kalau tidak mau mengikuti keinginan AS, mereka digolongkan negara teroris. Propaganda WOT ini juga menerpa Indonesia dengan menuduh Indonesia sebagai sarang teroris, meskipun pada waktu itu selalu disangkal oleh berbagai pihak termasuk Wakil Presiden Hamzah Haz.
Bukti tuduhan-pun direalisasikan dengan peristiwa Bom Bali 12 Oktober 2002. WOT yang menjadi propaganda AS ini akhirnya diterima pemerintah. Ada kejanggalan dan beberapa fakta yang tidak terungkap dalam serangan Bom Bali I ini.
Pertama, pemerintah AS dua hari sebelum ledakan mengeluarkan peringatan kepada warga untuk waspada akan ada serangan teroris, jangan ada di kerumunan ramai. Menurut AC. Manullang (mantan BAKIN), dalam dunia intelejen “waspada” adalah perintah meninggalkan tempat, jadi tanda-tanda akan adanya aksi sudah diketahui AS dan sudah dapat dipastikan.
Artinya AS sudah mengetahui Bom Bali akan terjadi dan ini ada dua kemungkinan intelijen AS sangat bagus dan Indonesia tidak, atau ini sebuah “rekayasa”.
Kedua, dalam peristiwa Bom Bali I ada dua ledaka yang pertama dalam skala kecil, dan ledakan kedua berkekuatan tinggi. Menurut mantan Ketua BIN waktu itu ZA Maulani (Alm), realita bom yang dipakai (Cn4) hanya dimiliki empat negara yaitu Amerika, Inggris, Rusia, Israel.
Fakta hukum yang terungkap di persidangan hanya ledakan pertama yang diakui Amrozi Cs di Persidangan. Ini menunjukan aksi mereka telah ditunggangi. Di sinilah permainan pihak lain, ada kemungkinan intelijen asing bermain.
Demikian pula dalam beberapa peristiwa ledakan bom di Indonesia selalu diikuti sejumlah kejanggalan.
Kekeliruan Penanganan
Selama ini penanggulangan terorisme dilakukan dengan dua cara yaitu pencegahan yang dilakukan BNPT dan pemberantasan oleh Densus 88.
Dalam kajian empirik dan investigasi penanggulangan terorisme yang dilakukan Densus 88 selalu mengedepankan kekerasan dan tembak di tempat tidak hanya pada pelaku juga keluarga korban yang tidak bersalah. Oleh karena itu perlu evaluasi dalam perlakuan pemberantasan terorisme.
Begitu juga tindakan pencegahan yang dilakukan BNPT justru salah sasaran, bukannya membuat program penyadaran terhadap pelaku teroris yang dipenjara ataupun menyadarkan keluarga pelaku teroris yang jumlahnya sudah bisa dipetakan BNPT.
Dengan anggaran ratusan miliar rupiah, BNPT justru menggarap ormas, pesantren, sekolah dan masjid. Mereka mensosialisasikan interpretasi pemahaham Islam BNPT, kepada orang ataupun komunitas yang bukan merupakan komunitas yang melakukan aksi terorisme.
Karena logika BNPT radikalisme keagamaan menjadi hulu dari terorisme, berbagai forum digelar dengan beragam titel, yang intinya langkah sosialisasi dan revisi pemikiran keagamaan dengan substansi Islam ala BNPT, yang hakikatnya sebuah penghalusan dari narasi tipis Islam liberal dan moderat.
Dilihat dari sasaran proyek deradikalisasi BNPT justru menjangkau semua segmen masyarakat. Upaya indoktrinasi untuk membangun imunitas agar tidak terkontaminasi oleh kelompok radikal atau teroris yang selama ini dikalkulasikan dalam jumlah yang sedikit.
Kalau ini sudah terjadi, bukan hanya masyarakat yang dirugikan, tetapi juga negara. Kecuali, jika pemerintah yang berkuasa ingin memerintah dengan model manajemen konflik seperti untuk menghilangkan kegagalannya dalam mensejahterakan, memberikan keadilan pada rakyat. Seperti ingin, menenggelamkan kasus korupsi yang dilakukan oleh pejabat dan petinggi negeri ini, sehingga kasus terorisme jadi kominitas politik. Semoga tidak. (*)
Dosen Kriminologi Fakultas Hukum UNLAM
frontline defender- MAYOR
- Posts : 6462
Kepercayaan : Islam
Join date : 17.11.11
Reputation : 137
Re: Membuka Topeng Terorisme Indonesia
Terakhir diubah oleh The.Barnabas tanggal Thu Apr 11, 2013 8:31 am, total 1 kali diubah
The.Barnabas- LETNAN DUA
-
Posts : 894
Location : Jakarta
Join date : 27.07.12
Reputation : 36
Re: Membuka Topeng Terorisme Indonesia
...Silahkan muslim mengajukan berbagai macam alasan, argumentasi atau bukti mengenai runtuhnya WTC, untuk menutupi aib muslim.
...Tetapi tidak akan bisa dihapus lagi bahwa muslim berpesta-pora ketika gedung kembar itu amblas.
...Tetapi tidak akan bisa dihapus lagi bahwa muslim berpesta-pora ketika gedung kembar itu amblas.
Andi Cactusa- LETNAN DUA
-
Posts : 784
Kepercayaan : Protestan
Location : Jakarta
Join date : 08.10.12
Reputation : 30
Re: Membuka Topeng Terorisme Indonesia
Andi Cactusa wrote:...Silahkan muslim mengajukan berbagai macam alasan, argumentasi atau bukti mengenai runtuhnya WTC, untuk menutupi aib muslim.
...Tetapi tidak akan bisa dihapus lagi bahwa muslim berpesta-pora ketika gedung kembar itu amblas.
balikin pertanyaannya silakan tunjukkan bukti ketika gedung kembar itu amblas muslim berpesta pora,, hoaam
brotherOON- SERSAN SATU
-
Posts : 105
Kepercayaan : Islam
Location : Lost World
Join date : 07.07.12
Reputation : 6
Re: Membuka Topeng Terorisme Indonesia
...Saya lagi buru-buru mau berangkat ke tempat yang lumayan jauh. Saya berikan saja dulu satu link, yang berisi dua video: http://www.barenakedislam.com/2012/09/11/911-the-muslim-response/. Silahkan saksikan sendiri.brotherOON wrote:Andi Cactusa wrote:...Silahkan muslim mengajukan berbagai macam alasan, argumentasi atau bukti mengenai runtuhnya WTC, untuk menutupi aib muslim.
...Tetapi tidak akan bisa dihapus lagi bahwa muslim berpesta-pora ketika gedung kembar itu amblas.
balikin pertanyaannya silakan tunjukkan bukti ketika gedung kembar itu amblas muslim berpesta pora,, hoaam
Andi Cactusa- LETNAN DUA
-
Posts : 784
Kepercayaan : Protestan
Location : Jakarta
Join date : 08.10.12
Reputation : 30
Re: Membuka Topeng Terorisme Indonesia
numpang ketawa ahhhh..
entu baru WTC nyang jauh di amrik,,belum sampe Tertuduh teroris di Indonesia,,,,
nyang rekayasanya masih kelas teri...
entu baru WTC nyang jauh di amrik,,belum sampe Tertuduh teroris di Indonesia,,,,
nyang rekayasanya masih kelas teri...
The.Barnabas- LETNAN DUA
-
Posts : 894
Location : Jakarta
Join date : 27.07.12
Reputation : 36
Re: Membuka Topeng Terorisme Indonesia
...Seringkali tidak saya fahami apa yang ditertawakan oleh muslim.The.Barnabas wrote:numpang ketawa ahhhh..
entu baru WTC nyang jauh di amrik,,belum sampe Tertuduh teroris di Indonesia,,,,
nyang rekayasanya masih kelas teri...
...Apa kah semua serangan brutal dan berdarah oleh muslim yang hingga kemarin sudah 20.588 kali sejak 911, adalah rekayasa dan pantas ditertawakan? (Lihat di www.thereligionofpeace.com/ )
Andi Cactusa- LETNAN DUA
-
Posts : 784
Kepercayaan : Protestan
Location : Jakarta
Join date : 08.10.12
Reputation : 30
Re: Membuka Topeng Terorisme Indonesia
...Anggap lah benar bahwa muslim memang tidak terlibat dalam peristiwa 911 yang hingga sekarang penuh dengan misteri. Atau semua itu adalah rekayasa non muslim. Mengapa sejak itu muslim tidak berhenti melakukan berbagai serangan brutal dan mematikan untuk memperbaiki citranya?
This list of terrorist attacks committed by Muslims since 9/11/01 (a rate of about five a day) is incomplete because not all such attacks are picked up by international news sources, even those resulting in multiple loss of life.
These are not incidents of ordinary crime involving nominal Muslims killing for money or vendetta. We only include incidents of deadly violence that are reasonably determined to have been committed out of religious duty - as interpreted by the perpetrator. Islam needs to be a motive, but it need not be the only factor.
We usually list only attacks resulting in loss of life (with a handful of exceptions). In several cases, the deaths are undercounted because deaths from trauma caused by the Islamists may occur in later days, despite the best efforts of medical personnel to keep the victims alive.
We usually don't include incidents related to combat, such as in Iraq and Afghanistan, unless it involves particularly heinous terror tactics, such as suicide bombings or attacks on troops sleeping in their barracks or providing medical care to the local population.
We acknowledge that a handful of incidents on the list may not fit the traditional definition of 'terror attack.' A small portion, for example, are of honor killings - although we usually omit those in which the woman is killed by her husband, since this is often indistinguishable from a crime of passion (barring explicit circumstances). Our stance on honor killings is that the stabbing, shooting or strangling of a woman over "unIslamic" behavior constitutes Islamic terror.
Our counter reflects the number of deadly attacks on our list. This number will be a bit greater than the number of line items, since multiple incidents are sometimes grouped into the same record.
Honor killings and attacks that result in no loss of life are not included in the counter even if they appear on the list.
Unfortunately, this list of Muslim terrorist attacks barely scratches the surface of atrocities committed in the name of Islam occurring world-wide each day. For that reason, we don't tally up the dead and dismembered, except on a weekly and monthly basis.
The incidents are collected each day from public news sources. There is no rumor or word-of-mouth involved. Although every attempt is made to be accurate and consistent, we are not making the claim that this is a scientific product.
Unlike the Council on American-Islamic Relations (CAIR), which publishes a tally of alleged "hate crimes" each year without supporting data, we do provide detail of each incident that we claim as a terror attack and make it available for verification.
The point of this list is not to convince anyone that they are in mortal danger or that Muslims are innately dangerous people (they are not, of course). Rather it is to point out that Islam is different. No other religion inspires the sort of terrorism that the "Religion of Peace" produces. It should be acceptable to question and critique the teachings, particularly those that are supremacist in nature.
We also hope that this list offers moral perspective against so-called "Islamophobia" and other complaints from Muslim identity groups that are petty by comparison. Who knows - perhaps one day these groups will decide to take the sort of action expected of those who truly believe that it is wrong to kill in the name of their religion.
See also: TROP Responds to Loonwatch Critics - a rebuttal to one of our more vocal critics.
Cause for Concern
About the List of Terrorist Attacks
This list of terrorist attacks committed by Muslims since 9/11/01 (a rate of about five a day) is incomplete because not all such attacks are picked up by international news sources, even those resulting in multiple loss of life.
These are not incidents of ordinary crime involving nominal Muslims killing for money or vendetta. We only include incidents of deadly violence that are reasonably determined to have been committed out of religious duty - as interpreted by the perpetrator. Islam needs to be a motive, but it need not be the only factor.
We usually list only attacks resulting in loss of life (with a handful of exceptions). In several cases, the deaths are undercounted because deaths from trauma caused by the Islamists may occur in later days, despite the best efforts of medical personnel to keep the victims alive.
We usually don't include incidents related to combat, such as in Iraq and Afghanistan, unless it involves particularly heinous terror tactics, such as suicide bombings or attacks on troops sleeping in their barracks or providing medical care to the local population.
We acknowledge that a handful of incidents on the list may not fit the traditional definition of 'terror attack.' A small portion, for example, are of honor killings - although we usually omit those in which the woman is killed by her husband, since this is often indistinguishable from a crime of passion (barring explicit circumstances). Our stance on honor killings is that the stabbing, shooting or strangling of a woman over "unIslamic" behavior constitutes Islamic terror.
Our counter reflects the number of deadly attacks on our list. This number will be a bit greater than the number of line items, since multiple incidents are sometimes grouped into the same record.
Honor killings and attacks that result in no loss of life are not included in the counter even if they appear on the list.
Unfortunately, this list of Muslim terrorist attacks barely scratches the surface of atrocities committed in the name of Islam occurring world-wide each day. For that reason, we don't tally up the dead and dismembered, except on a weekly and monthly basis.
The incidents are collected each day from public news sources. There is no rumor or word-of-mouth involved. Although every attempt is made to be accurate and consistent, we are not making the claim that this is a scientific product.
Unlike the Council on American-Islamic Relations (CAIR), which publishes a tally of alleged "hate crimes" each year without supporting data, we do provide detail of each incident that we claim as a terror attack and make it available for verification.
The point of this list is not to convince anyone that they are in mortal danger or that Muslims are innately dangerous people (they are not, of course). Rather it is to point out that Islam is different. No other religion inspires the sort of terrorism that the "Religion of Peace" produces. It should be acceptable to question and critique the teachings, particularly those that are supremacist in nature.
We also hope that this list offers moral perspective against so-called "Islamophobia" and other complaints from Muslim identity groups that are petty by comparison. Who knows - perhaps one day these groups will decide to take the sort of action expected of those who truly believe that it is wrong to kill in the name of their religion.
See also: TROP Responds to Loonwatch Critics - a rebuttal to one of our more vocal critics.
Andi Cactusa- LETNAN DUA
-
Posts : 784
Kepercayaan : Protestan
Location : Jakarta
Join date : 08.10.12
Reputation : 30
Re: Membuka Topeng Terorisme Indonesia
^
^
Tulisan kebencian dari seseorang...yang kalo menurut ane sih bebas bebas aja,,
Isu Terorisme Buatan Pemerintah
Oleh: Sudarsono - suaraindonesia.co | Dilihat 147 kali | 24 Nov 2012, 13:14:10
Jakarta - Isu terorisme yang kerap menghantui Tanah Air dinilai Pimpinan Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Ust Abu Muhammad Jibril Abdurrahman, tidak akan pernah lenyap. Pasalnya hali itu sejalan dengan kepentingan pemerintah untuk mendapatkan dana dari Amerika Serikat.
"Isu terorisme di Indonesia hanyalah ilusi dan buatan pemerintah. Hal itu tidak akan pernah lenyap karena dengan adanya terorisme pemerintah sangat diuntungkan," tuturnya.
Hal itu diungkapkannya dalam acara Temu Pembaca Suara Islam dan Majlis Taqorrub Ilallah ke-27 yang sekaligus dibarengi dengan perayaan sepuluh (10) Muharam 1434 dengan mengambil tema 'Mewaspadai Terorisasi Terhadap Aktivis Islam', Masjid Baiturrahman, Jl. Dr. Saharjo, Jakarta Selatan, Sabtu (24/11).
Menurutnya, isu terorisme sengaja dikembangkan untuk memecah belah umat Islam.
"Secara tidak langsung juga, Amerika lewat keberadaan Densus ingin menutupi kebaikan umat Islam untuk menghalangi dakwah dan agar umat Islam terpecah belah," jelasnya.
Senada dengan Abu Jibril, salah satu mantan narapidana teroris yang sekaligus putranya Muhammad Jibril dalam pernyataanya menjelaskan, bahwa tuduhan terorisme terkadang tidak berlandaskan fakta-fakta.
"Saat saya ditangkap oleh Densus 88, mereka memaksa saya untuk mengakui sesuatu perbuatan yang itu tidak saya lakukan, terkadang saudara-saudara kita saat dituduh sebagai teroris lalu ditangkap dan mereka tidak tahan dengan siksaan maka apa yang mereka katakan sebagai sebuah kesaksian itu tidak pernah dilakukan namun hanya karena tidak tahan saja," jelasnya dihadapan peserta.
"Karena saya tetap pada pendirian dan pasrah terhadap Allah, hingga hari keempat saya terus diintrogasi sambil diiringi penyiksaan namun Densus dan BNPT pasrah lalu mereka menyerahkan saya ke tahahan Mako Brimob," lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Jibril menegaskan bahwa kesaksiannya itu bukan untuk memprovokasi namun sebagai motivasi.
^
Tulisan kebencian dari seseorang...yang kalo menurut ane sih bebas bebas aja,,
Isu Terorisme Buatan Pemerintah
Oleh: Sudarsono - suaraindonesia.co | Dilihat 147 kali | 24 Nov 2012, 13:14:10
Jakarta - Isu terorisme yang kerap menghantui Tanah Air dinilai Pimpinan Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Ust Abu Muhammad Jibril Abdurrahman, tidak akan pernah lenyap. Pasalnya hali itu sejalan dengan kepentingan pemerintah untuk mendapatkan dana dari Amerika Serikat.
"Isu terorisme di Indonesia hanyalah ilusi dan buatan pemerintah. Hal itu tidak akan pernah lenyap karena dengan adanya terorisme pemerintah sangat diuntungkan," tuturnya.
Hal itu diungkapkannya dalam acara Temu Pembaca Suara Islam dan Majlis Taqorrub Ilallah ke-27 yang sekaligus dibarengi dengan perayaan sepuluh (10) Muharam 1434 dengan mengambil tema 'Mewaspadai Terorisasi Terhadap Aktivis Islam', Masjid Baiturrahman, Jl. Dr. Saharjo, Jakarta Selatan, Sabtu (24/11).
Menurutnya, isu terorisme sengaja dikembangkan untuk memecah belah umat Islam.
"Secara tidak langsung juga, Amerika lewat keberadaan Densus ingin menutupi kebaikan umat Islam untuk menghalangi dakwah dan agar umat Islam terpecah belah," jelasnya.
Senada dengan Abu Jibril, salah satu mantan narapidana teroris yang sekaligus putranya Muhammad Jibril dalam pernyataanya menjelaskan, bahwa tuduhan terorisme terkadang tidak berlandaskan fakta-fakta.
"Saat saya ditangkap oleh Densus 88, mereka memaksa saya untuk mengakui sesuatu perbuatan yang itu tidak saya lakukan, terkadang saudara-saudara kita saat dituduh sebagai teroris lalu ditangkap dan mereka tidak tahan dengan siksaan maka apa yang mereka katakan sebagai sebuah kesaksian itu tidak pernah dilakukan namun hanya karena tidak tahan saja," jelasnya dihadapan peserta.
"Karena saya tetap pada pendirian dan pasrah terhadap Allah, hingga hari keempat saya terus diintrogasi sambil diiringi penyiksaan namun Densus dan BNPT pasrah lalu mereka menyerahkan saya ke tahahan Mako Brimob," lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Jibril menegaskan bahwa kesaksiannya itu bukan untuk memprovokasi namun sebagai motivasi.
The.Barnabas- LETNAN DUA
-
Posts : 894
Location : Jakarta
Join date : 27.07.12
Reputation : 36
Halaman 3 dari 3 • 1, 2, 3
Similar topics
» [Indonesia Tanah Airku, Indonesia Jaya!] Shanna Shannon - Indonesia Raya ( copyright : Kemendikbud RI )
» [lagu kebangsaan Indonesia] [HIDUP INDONESIA!] Shanna Shannon - Indonesia Pusaka
» membuka pintu rezeki yang barokah
» membuka pintu rejeki yang barokah
» [kumpulan terkait sepak bola Indonesia] Indonesia national football team - Topic
» [lagu kebangsaan Indonesia] [HIDUP INDONESIA!] Shanna Shannon - Indonesia Pusaka
» membuka pintu rezeki yang barokah
» membuka pintu rejeki yang barokah
» [kumpulan terkait sepak bola Indonesia] Indonesia national football team - Topic
Halaman 3 dari 3
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik