@ Abu Hanan : Apa Salahnya Kristenisasi Dengan Cara Damai

First topic message reminder :

Untuk menanggapi trit mu yang elo gembok
https://laskarislam.indonesianforum.net/t5225-endonesia-kristenisasi-dan-intoleransi#60008

Bukankah SANGAT BAIK bila Indonesia ini jadi mayoritas Kristen
Bukankah LEBIH MENGUNTUNGKAN bila Islam di Indonesia ini si musnahkan saja

Bukankah yang penting Kristenisasi itu dilakukam dengan CARA DAMAI

Andi Cactusa wrote:

satria bergitar wrote:

Andi Cactusa wrote:

satria bergitar wrote:klo untuk sekedar beriklan ya ndak masalah...

tpi mempengaruhi org yg sdh beragama...ini yg jd masalah...

...Apa ada iklan yang tidak bertujuan memengaruhi orang?

klo sekedar khotbah y ngga masalah toh orang bisa menilai dan punya keyakinan tersendiri...

tp klo sampai ngetuk pintu rumah...ngasih indomi dsb y berarti tidak etis dan toleran....

...Langsung anda lencengkan. Baru sadar salah ngomong, ya?
...Apa ada aturan yang mengatakan bahwa setiap tamu harus diterima?
...Anda memaksa bahwa ngasih indomi dsb tidak etis. Bukan kah secara etika pemilik rumah berhak menolak bahkan menggusir siapa pun yang datang ke rumahnya?
...Tidak terhitung banyaknya salesman dan salesgirl mendatangi rumah ke rumah, ngalor-ngidul mengenai dagangannya, malah tidak memberi apa-apa. Apa itu juga anda nilai tidak etis?

ya masa keyakinan yg sifatnya sensitif sekali mo dsamain ama barang dagangan...

apakah tidak bisa menghormati pemeluk agama lain tanpa harus mempengaruhi untuk masuk kristen...

kristen dikritik yesus bukan tuhan aja mencak2...lah ini memperngaruhi keyakinan orang terhadap tuhan dgn embel2 indomi lg...sasarannya org miskin pula

klo mo ngasih2 mah ya ngasih aja gasah ada udang dibalik tokai..

mau melebar lagi sepertinya.....

Revolt wrote:mau melebar lagi sepertinya.....

...Kelihatannya memang begitu tipikal muslim dalam berdebat. Merasa tidak menang di satu ring, mereka akan buka ring baru. Kalau kita katakan 2 + 2 = 4, muslim akan berkata, salah, 2 + 3 = 5. Ketika kita buktikan bahwa 2 + 2 = 4, maka segera dibukanya lagi ring baru. Demikian seterusnya sampai kita capek atau malas mengikutinya. Lihat saja caranya bung satria bergitar itu.
...Muslim juga tidak mengenal sportivitas, karena hanya ajaran Islam yang tidak mengandung apa yang disebut “the Golden Rules”. Makanya penggemar sepak-bola di negeri ini suka mengamuk bila kesebelasan pujaannya kalah.

satria bergitar wrote:ya masa keyakinan yg sifatnya sensitif sekali mo dsamain ama barang dagangan...

...Anda yang menyamakannya, bukan saya! Yang saya identikkan adalah kedatangan orang berdakwah (yang anda sebut tidak etis) dengan salesman atau salesgirl ke rumah orang.

satria bergitar wrote:apakah tidak bisa menghormati pemeluk agama lain tanpa harus mempengaruhi untuk masuk kristen...

...Saya bukan pendakwah Kristen, sehingga hanya bisa menduga. Mungkin si pendakwah itu merasa atau yakin sedang berusaha “menyelamatkan” orang. Dia tidak punya itikad buruk. Mau diterima atau tidak, terserah yang didatanginya. Tidak ada paksaan sehingga tidak ada kehormatan siapa pun yang dilanggar.
...Apakah dahulu penduduk pulau Jawa yang di-islamkan semuanya berasal dari orang-orang yang tidak beragama? Pasti tidak. Lalu, sekarang mengapa anda keberatan kalau hal yang sama terjadi pada muslim?
...Keberatan anda justru merupakan pengakuan bahwa Islam itu memang rentan dan rapuh. Ingin memertahankan diri dengan mengisolasi atau menutup diri.

satria bergitar wrote:kristen dikritik yesus bukan tuhan aja mencak2...lah ini memperngaruhi keyakinan orang terhadap tuhan dgn embel2 indomi lg...sasarannya org miskin pula

...Cuma mencak-mencak, tapi tidak sampai merusak apalagi membunuh, bukan?
...Kalau benar sasarannya muslim miskin, mengapa kalian muslim tidak memerhatikan mereka? Setahu saya bukan hanya indomi yang diberikan. Tetapi ada yang menyangkut kebutuhan vital lainnya, seperti pendidikan dan kesehatan.

satria bergitar wrote:klo mo ngasih2 mah ya ngasih aja gasah ada udang dibalik tokai..

...Kelihatannya mentalitas anda sama dengan orang yang menadahkan jaring di tengah jalan-jalan itu. Mengharapkan orang memberi uang tanpa imbalan. Begging mentality atau mentalitas pengemis. Ulah mereka malah mengganggu: Arus lalu-lintas menjadi lambat dan drum yang dibiarkan di tengah jalan bisa membahayakan pada malam harinya.
...Saya jadi menduga, bahwa yang getol memberikan “sedekah” kepada para penjaring di tengah jalan itu adalah para muslim. Saya sendiri tidak pernah mau memberikan, karena saya anggap akan memelihara dan memperbanyak manusia pemalas atau pengemis. Uang untuk tujuan sosial sudah saya salurkan melalui gereja, yang administrasi dan pertanggung-jawabannya jelas dan accountable.

Andi Cactusa wrote:

Revolt wrote:mau melebar lagi sepertinya.....

...Kelihatannya memang begitu tipikal muslim dalam berdebat. Merasa tidak menang di satu ring, mereka akan buka ring baru. Kalau kita katakan 2 + 2 = 4, muslim akan berkata, salah, 2 + 3 = 5. Ketika kita buktikan bahwa 2 + 2 = 4, maka segera dibukanya lagi ring baru. Demikian seterusnya sampai kita capek atau malas mengikutinya. Lihat saja caranya bung satria bergitar itu.
...Muslim juga tidak mengenal sportivitas, karena hanya ajaran Islam yang tidak mengandung apa yang disebut “the Golden Rules”. Makanya penggemar sepak-bola di negeri ini suka mengamuk bila kesebelasan pujaannya kalah.

yah silahkan aja menghibur diri...klo ane perhatiin debat2 anda dgn rekan muslim yg lain memang tipikal anda sekali...

Andi Cactusa wrote:

satria bergitar wrote:ya masa keyakinan yg sifatnya sensitif sekali mo dsamain ama barang dagangan...

...Anda yang menyamakannya, bukan saya! Yang saya identikkan adalah kedatangan orang berdakwah (yang anda sebut tidak etis) dengan salesman atau salesgirl ke rumah orang.

kynya..bukan saya juga dehh..coba scroll dikit ke atas

Andi Cactusa wrote:

satria bergitar wrote:apakah tidak bisa menghormati pemeluk agama lain tanpa harus mempengaruhi untuk masuk kristen...

...Saya bukan pendakwah Kristen, sehingga hanya bisa menduga. Mungkin si pendakwah itu merasa atau yakin sedang berusaha “menyelamatkan” orang. Dia tidak punya itikad buruk. Mau diterima atau tidak, terserah yang didatanginya. Tidak ada paksaan sehingga tidak ada kehormatan siapa pun yang dilanggar.

yah seperti itulah jika anda memandang dari satu sisi saja...yaitu si pendakwah...

...Apakah dahulu penduduk pulau Jawa yang di-islamkan semuanya berasal dari orang-orang yang tidak beragama? Pasti tidak. Lalu, sekarang mengapa anda keberatan kalau hal yang sama terjadi pada muslim?

apa anda berani menjamin klo dibebaskan kristenisasi tidak akan ada kerusuhan sosial???

...Keberatan anda justru merupakan pengakuan bahwa Islam itu memang rentan dan rapuh. Ingin memertahankan diri dengan mengisolasi atau menutup diri.

ah anda ini terlalu lebay bung...bisakah sebaliknya saya menjadikan larangan berjilbab di beberapa negara barat mayoritas kristen sebagai analogi menutup atau mengisolasi diri???

Andi Cactusa wrote:

satria bergitar wrote:kristen dikritik yesus bukan tuhan aja mencak2...lah ini memperngaruhi keyakinan orang terhadap tuhan dgn embel2 indomi lg...sasarannya org miskin pula

...Cuma mencak-mencak, tapi tidak sampai merusak apalagi membunuh, bukan?
...Kalau benar sasarannya muslim miskin, mengapa kalian muslim tidak memerhatikan mereka? Setahu saya bukan hanya indomi yang diberikan. Tetapi ada yang menyangkut kebutuhan vital lainnya, seperti pendidikan dan kesehatan.

siapa bilang tidak memperhatikan...bahkan jadi salah satu kewajiban umat islam lho...selain shlat dan puasa...yaitu zakat...
pendidikan, banyak juga kok sekolah sekolah islam khusus untuk orang miskin...klo pun masih terjadi banyak kemiskinan nte pikir itu cuma problem umat islam saja??anda ini memang pintar sekali membolak balik paradigma...
yg ane permasalahkan jutsru kemiskinan tsb dimanfaatkan untuk kepentingan golongan tertntu...klo mo ngebantu ya bantu aja pemerintah sebagai otoritas pemangku kebijakan...

Andi Cactusa wrote:

satria bergitar wrote:klo mo ngasih2 mah ya ngasih aja gasah ada udang dibalik tokai...

...Kelihatannya mentalitas anda sama dengan orang yang menadahkan jaring di tengah jalan-jalan itu. Mengharapkan orang memberi uang tanpa imbalan. Begging mentality atau mentalitas pengemis. Ulah mereka malah mengganggu: Arus lalu-lintas menjadi lambat dan drum yang dibiarkan di tengah jalan bisa membahayakan pada malam harinya.
...Saya jadi menduga, bahwa yang getol memberikan “sedekah” kepada para penjaring di tengah jalan itu adalah para muslim. Saya sendiri tidak pernah mau memberikan, karena saya anggap akan memelihara dan memperbanyak manusia pemalas atau pengemis. Uang untuk tujuan sosial sudah saya salurkan melalui gereja, yang administrasi dan pertanggung-jawabannya jelas dan accountable.

ya susah klo menginginkan sesuatu harus sesuai standar anda sendiri...

satria bergitar wrote:
tp klo sampai ngetuk pintu rumah...ngasih indomi dsb y berarti tidak etis dan toleran....

omdo dan lebay..

datang mengabarkan sesuatu dianggap tidak etis dan tidak toleran
tetapi datang memaksakan sesuatu dengan pedang
malah disubanalohi..

Andi Cactusa wrote:

..Saya jadi menduga, bahwa yang getol memberikan “sedekah” kepada para penjaring di tengah jalan itu adalah para muslim. Saya sendiri tidak pernah mau memberikan, karena saya anggap akan memelihara dan memperbanyak manusia pemalas atau pengemis. Uang untuk tujuan sosial sudah saya salurkan melalui gereja, yang administrasi dan pertanggung-jawabannya jelas dan accountable.

Klo saya malah seneng banget ngisi jaring ikan di jalanan

Menjadikan muslim TETAP JADI PENGEMIS

duren swt wrote:Klo saya malah seneng banget ngisi jaring ikan di jalanan

Menjadikan muslim TETAP JADI PENGEMIS

...Kiranya bung satria bergitar akan kagum, minimal suka, sama anda, bung duren!

satria bergitar wrote:

Andi Cactusa wrote:...Kelihatannya memang begitu tipikal muslim dalam berdebat. Merasa tidak menang di satu ring, mereka akan buka ring baru. Kalau kita katakan 2 + 2 = 4, muslim akan berkata, salah, 2 + 3 = 5. Ketika kita buktikan bahwa 2 + 2 = 4, maka segera dibukanya lagi ring baru. Demikian seterusnya sampai kita capek atau malas mengikutinya. Lihat saja caranya bung satria bergitar itu.
...Muslim juga tidak mengenal sportivitas, karena hanya ajaran Islam yang tidak mengandung apa yang disebut “the Golden Rules”. Makanya penggemar sepak-bola di negeri ini suka mengamuk bila kesebelasan pujaannya kalah.

yah silahkan aja menghibur diri...klo ane perhatiin debat2 anda dgn rekan muslim yg lain memang tipikal anda sekali...

...Anda menambah lagi satu kebiasaan banyak muslim, yakni menulis kalimat yang kurang lengkap, sehingga maknanya samar-samar atau multi-interpreted. Apa kah disengaja dengan harapan agar lawan debat “bingung” atau karena memang kurang mampu menulis, hanya anda dan muslim lainnya yang tahu.

satria bergitar wrote:

Andi Cactusa wrote:...Anda yang menyamakannya, bukan saya! Yang saya identikkan adalah kedatangan orang berdakwah (yang anda sebut tidak etis) dengan salesman atau salesgirl ke rumah orang.

kynya..bukan saya juga dehh..coba scroll dikit ke atas

...Anda benar. Bung clean optics rupanya yang melakukannya. Mohon maaf, karena saya hanya memerhatikan dialog kita.

satria bergitar wrote:

Andi Cactusa wrote:...Saya bukan pendakwah Kristen, sehingga hanya bisa menduga. Mungkin si pendakwah itu merasa atau yakin sedang berusaha “menyelamatkan” orang. Dia tidak punya itikad buruk. Mau diterima atau tidak, terserah yang didatanginya. Tidak ada paksaan sehingga tidak ada kehormatan siapa pun yang dilanggar.

yah seperti itulah jika anda memandang dari satu sisi saja...yaitu si pendakwah...

...Yah, berikan lah pandangan dari sisi lain agar terlihat bahwa anda memang bisa berpikir, berdialog atau berdebat.

satria bergitar wrote:

Andi Cactusa wrote:...Apakah dahulu penduduk pulau Jawa yang di-islamkan semuanya berasal dari orang-orang yang tidak beragama? Pasti tidak. Lalu, sekarang mengapa anda keberatan kalau hal yang sama terjadi pada muslim?

apa anda berani menjamin klo dibebaskan kristenisasi tidak akan ada kerusuhan sosial???

...Anda ini sungguh aneh. Justru anda yang pada posisi bisa menjamin teman seukuwah anda tidak akan melakukan kerusuhan sosial, bukan saya. Saya tidak akan heran bila anda menjadi pengajur bahkan jadi provokator kerusuhan, untuk membuktikan kebenaran omongan anda.
...Ancaman seperti itu yang ditiup-tiupkan oleh tokoh-tokoh muslim sedunia agar orang takut mengungkapkan sisi gelap atau membuat film seputar Islam dan Muhammad. Korbannya memang sudah ada, yakni pembuat film “Submission” Theo van Gogh di Belanda (2 November 2004) dan korban film “Innocent of Muslim”, Duta Besar Amerika di Libya, J. Chirtopher Stevens (11 September 2012).

satria bergitar wrote:

Andi Cactusa wrote:...Keberatan anda justru merupakan pengakuan bahwa Islam itu memang rentan dan rapuh. Ingin memertahankan diri dengan mengisolasi atau menutup diri.

ah anda ini terlalu lebay bung...bisakah sebaliknya saya menjadikan larangan berjilbab di beberapa negara barat mayoritas kristen sebagai analogi menutup atau mengisolasi diri???

...Tidak bisa atau tidak logis. Kalau negara-negara barat itu dari dahulu menutup diri, mereka tidak akan dipusingkan dan dibebani oleh para imigran muslim, seperti sekarang.

satria bergitar wrote:

Andi Cactusa wrote:...Cuma mencak-mencak, tapi tidak sampai merusak apalagi membunuh, bukan?
...Kalau benar sasarannya muslim miskin, mengapa kalian muslim tidak memerhatikan mereka? Setahu saya bukan hanya indomi yang diberikan. Tetapi ada yang menyangkut kebutuhan vital lainnya, seperti pendidikan dan kesehatan.

siapa bilang tidak memperhatikan...bahkan jadi salah satu kewajiban umat islam lho...selain shlat dan puasa...yaitu zakat...
pendidikan, banyak juga kok sekolah sekolah islam khusus untuk orang miskin...klo pun masih terjadi banyak kemiskinan nte pikir itu cuma problem umat islam saja??anda ini memang pintar sekali membolak balik paradigma...
yg ane permasalahkan jutsru kemiskinan tsb dimanfaatkan untuk kepentingan golongan tertntu...klo mo ngebantu ya bantu aja pemerintah sebagai otoritas pemangku kebijakan...

...Syukurlah kalau muslim miskin sudah diperhatikan. Tetapi agaknya masih kurang sehingga masih menerima kedatangan para pendakwah Kristen. Sesederhana itu saja, kok, terus anda tuduh saya membolak-balik paradigma.
...Sungguh aneh, ada yang membantu dan menolong orang miskin, anda keberatan dan mencapnya sebagai memanfaatkan kemiskinan. Tolong jelaskan manfaat apa yang diperoleh para pendakwah Kristen itu.
...Lagi pula sudah saya berikan contoh kristenisasi mendorong kemajuan bagi suatu negara, yakni Korea Selatan. Sebaliknya, islamisasi membuat negara semakin terpuruk, yakni Pakistan.
...Sampai detik ini belum ada muslim memenuhi permintaan saya, memberikan contoh negara yang maju karena islamisasi. Bahkan permintaan dampak positif Islam bagi Indonesia saja belum direspons.
...Apakah anda lebih suka membiarkan muslim miskin itu tetap miskin dan terbelakang, asal tetap memeluk Islam?

satria bergitar wrote:

Andi Cactusa wrote:...Kelihatannya mentalitas anda sama dengan orang yang menadahkan jaring di tengah jalan-jalan itu. Mengharapkan orang memberi uang tanpa imbalan. Begging mentality atau mentalitas pengemis. Ulah mereka malah mengganggu: Arus lalu-lintas menjadi lambat dan drum yang dibiarkan di tengah jalan bisa membahayakan pada malam harinya.
...Saya jadi menduga, bahwa yang getol memberikan “sedekah” kepada para penjaring di tengah jalan itu adalah para muslim. Saya sendiri tidak pernah mau memberikan, karena saya anggap akan memelihara dan memperbanyak manusia pemalas atau pengemis. Uang untuk tujuan sosial sudah saya salurkan melalui gereja, yang administrasi dan pertanggung-jawabannya jelas dan accountable.

ya susah klo menginginkan sesuatu harus sesuai standar anda sendiri...

...Kalau mayoritas penduduk Indonesia memiliki jalan pikiran seperti anda, negeri ini tidak akan pernah maju. Pengemis bisa lebih banyak dari orang yang bekerja. Mungkin juga jalan pikiran anda mewakili kebanyakan muslim negeri ini. Buahnya adalah BLT (Bantuan Langsung Tunai) yang tidak berguna dan tidak mendidik.
...Motto dari masyarakat yang bisa maju adalah, “There is no free lunch in this world.”. Hanya kerja keras pilihan untuk maju dan membuang jauh-jauh mentalitas pemalas dan pengemis.

Anggapan bhw "orang kristen itu berbahaya, krn suka ketuk pintu rumah orang islam sambil bawa Indomie dan menyarankan masuk kristen" adalah anggapan yg konyol.

1. Orang kristen masih sayang wajahnya, beribadah di gereja sendiri ditengah umat sendiri aja masih dilempari batu, apalagi berjualan kristen sambil ketuk rumah islam.

2. pelecehan thd mutu taqwa/kecerdasan iman umat islam. Serendah itukah keagamaaan islam shg pindah ke agama lain demi sekarton Indomie?? Hina sekali kalau ada manusia yg menukar agamanya dgn sekarton Indomie (apalagi klo Indomieanya cuma 4 bungkus, apalagi klo mereknya bukanlah Indomie tapi "Salam Mie" atau "Sarimi" -- murah.


Beriklan soal agama adalah hal yg wajar, tujuannya memang jualan,
alias mempengaruhi target agar membeli/pindah agama.

Orang islam juga jualan agama kok, azan 5x sehari membombardir lewat paksaan di TV nasional atau TOA mesjid tanpa belas kasihan. Via tabligh akbar dan konvoi ummat, demonstrasi, lempar batu, bakar ban, bakar bendera yahudi, culik, penggal, bacok.

ups...
kristenisasi ibarat berjualan?wow keren..
memaksa/mendakwahi org beragama lain agar peluk kristen sih kok kaya mencuri dengan cara damai...hahahaha...
Setiap orang dipanggil dan diberi amanat untuk menjadikan sekalian bangsa murid,menginjili manusia semua yang dijumpai. ..pelaksanaan penuh dari kata PAKSA..

penginjilan harus menjadi pusat program gereja dan itu sebabnya mengapa kristen menempatkan penginjilan di atas segala yang dilakukan umat kristen demi ayat matius..
murtadkan semua bangsa dari agama mereka...benerkan?

mau kasi indomie,pake voucher dan bla bla justru menunjukkan kerendahan sebuah agama agar memperoleh pengikut nan seabreg..apalagi yang mau murtad demi perut..naudzubillah!

hanya mengabarkan, kenapa tak boleh?
melarang orang mengabarkan dan melarang orang dikabari
itu melanggar ham