JATAH nabi atas pemakaian surah Al fatihah

Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
Bahwa beberapa orang di antara sahabat Rasulullah saw. sedang berada dalam perjalanan melewati salah satu dari perkampungan Arab. Mereka berharap dapat menjadi tamu penduduk kampung tersebut. Namun ternyata penduduk kampung itu tidak mau menerima mereka. Tetapi ada yang menanyakan: Apakah di antara kalian ada yang dapat menjampi? Karena kepala kampung terkena sengatan atau terluka. Seorang dari para sahabat itu menjawab: Ya, ada. Orang itu lalu mendatangi kepala kampung dan menjampinya dengan surat Al-Fatihah. Ternyata kepala kampung itu sembuh dan diberikanlah kepadanya beberapa ekor kambing. Sahabat itu menolak untuk menerimanya dan berkata: Aku akan menanyakannya dahulu kepada kepada Nabi saw. Dia pun pulang menemui Nabi saw. dan menuturkan peristiwa tersebut. Dia berkata: Ya Rasulullah! Demi Allah, aku hanya menjampi dengan surat Al-Fatihah. Mendengar penuturan itu: Rasulullah saw. tersenyum dan bersabda: Tahukah engkau bahwa Al-Fatihah itu merupakan mantera? Kemudian beliau melanjutkan: Ambillah imbalan dari mereka dan sisihkan bagianku bersama kalian. (Shahih Muslim No.4080)



Apakah setiap penggunaan al-fatihah dan/atau surat-surat lainnya diharuskan memberikan imbalan kepada muhammad? Jika benar berapa imbalan bagi muhammad dalam kasus di atas?

salapanbelas maret wrote:Apakah setiap penggunaan Al-Fatihah dan/atau surat-surat lainnya diharuskan memberikan imbalan kepada Nabi Muhammad?

tidak :

QS. 6:90. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran)". Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat.

  

frontline defender wrote:

salapanbelas maret wrote:Apakah setiap penggunaan Al-Fatihah dan/atau surat-surat lainnya diharuskan memberikan imbalan kepada Nabi Muhammad?

tidak :

QS. 6:90. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran)". Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat.

  

muhammad jelas meminta bagian dalam hadis sahih Muslim.

Ternyata kepala kampung itu sembuh dan diberikanlah kepadanya beberapa ekor kambing.

Beberapa sahabat menolak untuk menerimanya. Namun, beberapa sahabat menyarankan untuk meminta saran kepada Rasulullah. Setelah sahabat menemui beliau dan mengutarakan maksud kedatangannya, Rasulullah Saw tersenyum dan memberitahu bahwa surah AL - Fatihah adalah mantra/jampe2.

Ambillah imbalan dari mereka dan sisihkan bagianku bersama kalian.

Bahasa sehari2nya begini : Ambilah imbalan yang sudah ditawarkan oleh mereka, dan jika kalian menerimanya, bagilah hasil imbalan tersebut dan sisihkan (ratakan/samakan) bagianku seperti yang kalian dapat.

wahyu_zein_alkaf wrote:

Ambillah imbalan dari mereka dan sisihkan bagianku bersama kalian.

Bahasa sehari2nya begini : Ambilah imbalan yang sudah ditawarkan oleh mereka, dan jika kalian menerimanya, bagilah hasil imbalan tersebut dan sisihkan (ratakan/samakan) bagianku seperti yang kalian dapat.

Jadi muhammad dapat JATAH 50% ya!?

salapanbelas maret wrote:

wahyu_zein_alkaf wrote:

Ambillah imbalan dari mereka dan sisihkan bagianku bersama kalian.

Bahasa sehari2nya begini : Ambilah imbalan yang sudah ditawarkan oleh mereka, dan jika kalian menerimanya, bagilah hasil imbalan tersebut dan sisihkan (ratakan/samakan) bagianku seperti yang kalian dapat (BAGI RATA).

Jadi muhammad dapat JATAH 50% ya!?

Saya tidak menulis 50%! Saya hanya menulis yang udah besarin katanya diatas, atau anda perlu kaca mata biar lebih kelihatan tulisannya.

Kondisi ekonomi yg serba sulit akibat konflik yg maha berat tentu membutuhkan tidak sedikit biaya yg menguras harta nabi dan para sahabat. Belum lagi boikot sana sini oleh musyrik Quraish ditambah peperangan yg juga menguras semua harta benda muslim.

Realistis sajalah..nabi bukan Robot yg ngga butuh makan dan minum ditengah kondisi yg maha sulit. Karena itu, beliau meminta nominal yg sama dengan muslim2 lain untuk sekedar bertahan hidup.

Kalau melihat bagaimana sepak tejang nabi sebagai kepala rumah tangga, yah bukan typical yg cm ongkang-ongkang kaki , ngopi sambil gitaran sambil leha-leha lah...

salapanbelas maret wrote:

frontline defender wrote:

salapanbelas maret wrote:Apakah setiap penggunaan Al-Fatihah dan/atau surat-surat lainnya diharuskan memberikan imbalan kepada Nabi Muhammad?

tidak :

QS. 6:90. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran)". Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat.

  

muhammad jelas meminta bagian dalam hadis sahih Muslim.

emang meminta, tapi meminta yang bukan/tidak mengharuskan!  

musicman wrote:Kondisi ekonomi yg serba sulit akibat konflik yg maha berat tentu membutuhkan tidak sedikit biaya yg menguras harta nabi dan para sahabat. Belum lagi boikot sana sini oleh musyrik Quraish ditambah peperangan yg juga menguras semua harta benda muslim.

Realistis sajalah..nabi bukan Robot yg ngga butuh makan dan minum ditengah kondisi yg maha sulit. Karena itu, beliau meminta nominal yg sama dengan muslim2 lain untuk sekedar bertahan hidup.

Kalau melihat bagaimana sepak tejang nabi sebagai kepala rumah tangga, yah bukan typical yg cm ongkang-ongkang kaki , ngopi sambil gitaran sambil leha-leha lah...

jadi nabi itu seperti kepala preman, anak buah yg mengobati tapi nabi HARUS DAPAT JATAH dari imbalan tsb.

frontline defender wrote:

salapanbelas maret wrote:

frontline defender wrote:

salapanbelas maret wrote:Apakah setiap penggunaan Al-Fatihah dan/atau surat-surat lainnya diharuskan memberikan imbalan kepada Nabi Muhammad?

tidak :

QS. 6:90. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran)". Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat.

  

muhammad jelas meminta bagian dalam hadis sahih Muslim.

emang meminta, tapi meminta yang bukan/tidak mengharuskan!  

Itu namanya JATAH.
Kalo anak buahnya DAPAT REZEKI, maka SI BOS  WAJIB dapat JATAH.
enak benar yg jadi bos, anak buah mengucurkan keringat, si bos tinggal menengadahkan tangan aja.

BAGIAN GUE!!

kalau begitu ya berarti haditsnya palsu, karena bertentangan dengan Al-Quran!

  

frontline defender wrote:kalau begitu ya berarti haditsnya palsu, karena bertentangan dengan Al-Quran!

  

Manusia paling asbun, asal mangap doang.

eh udah kehabisan mangap, baru ngomong hadis palsu...

gw cuman nyimpulin berdasarkan interpretasi lo, jadi bukan gw yang bilang palsu!  

salapanbelas maret wrote:

musicman wrote:Kondisi ekonomi yg serba sulit akibat konflik yg maha berat tentu membutuhkan tidak sedikit biaya yg menguras harta nabi dan para sahabat. Belum lagi boikot sana sini oleh musyrik Quraish ditambah peperangan yg juga menguras semua harta benda muslim.

Realistis sajalah..nabi bukan Robot yg ngga butuh makan dan minum ditengah kondisi yg maha sulit. Karena itu, beliau meminta nominal yg sama dengan muslim2 lain untuk sekedar bertahan hidup.

Kalau melihat bagaimana sepak tejang nabi sebagai kepala rumah tangga, yah bukan typical yg cm ongkang-ongkang kaki , ngopi sambil gitaran sambil leha-leha lah...

jadi nabi itu seperti kepala preman, anak buah yg mengobati tapi nabi HARUS DAPAT JATAH dari imbalan tsb.

Jangan melihat bunyi suatu hadits dengan jiwa yg keras dan hati kasar bung salapan..
Saya sudah katakan, kondisi yg mengharuskan demikian untuk sekedar bertahan hidup. Kalau sekedar bertahan hidup saja anda sebut perilaku nabi bak Kepala Rampok, saya ingin anda sadar bahwa
Para sahabat nabi tidak sedikit yg kaya raya:
- Umar bin Khattab mewariskan 70.000 properti senilai puluhan milyaran rupiah.
- Ustman bin Affan mewariskan property sepanjang Aris dan Khaibar senilai puluhan milyaran rupiah.
- Abu Bakar mensedekahkan seluruh harta kekayaannya juga bernilai puluhan (ratusan?) milyaran rupiah.
...belum lagi abdurahman bin auf dan banyak lagi.

Mereka semua pedagang yg luar biasa sukses. Sebagai kepala Rampok..Nabi tidak pernah sama sekali merasa Berhak untuk meminta jatah kepada mereka atas kerja keras mereka untuk kepentingan dunia beliau, bahkan nabi sendiri tidak pernah tau rasanya Roti yg empuk (dalam hadits lain pernah selama 3 purnama tiada api menyala dirumahnya untuk memasak, dan juga mengganjal perut karena lapar)

http://www.lidwa.com/app/?k=bukhari&n=5969
Bukhari 5969
Telah menceritakan kepada kami Abu Ma'mar telah menceritakan kepada kami abdul warits menceritakan kepada kami Said bin Abu Arubah dari Qatadah dari anas radiallahu 'anhu dia berkata : "Nabi Shallahu a'laihi wasallan tidak pernah makan diatas khiwan (tempat yg sangat besar) hingga beliau meninggal, dan tidak juga memakan roti yg lunak hingga beliau meninggal


BUng salapan...Biarlah saksi alam yg bisa menjadi saksi kedermawanan yg kebersahajaan beliau, karena julukan si "KEPALA RAMPOK" jauh lebih ringan dari semua penderitaan yg beliau terima demi tugas Mulia untuk meluruskan segala kesesatan dengan segala kebersahajaannya.