Bagaimana memilah perintah Tuhan

First topic message reminder :

Ini saya taruh di tanya jawab, karena benar2 tanya jawab.

EbisuSensei wrote:
Buginih, manusia tidak akan mendapat hukuman, kalo tidak jelas kepada sesuatu yang memang tidak dijelaskan oleh Tuhan.
Tapi manusia akan mendapat hukuman kalo tidak menjalankan apa yang diperintahkan. paham ya?

Ada poin2 tertentu yang saya tarik dari statement di atas yang menarik untuk dibahas.

1. Bagaimana sebenarnya muslim tahu dengan pasti, apa perintah Tuhan? Karena kalau dari AlQuran, Alquran nyatanya masih selalu ditafsirkan oleh manusia.

2. Siapakah yang berhak menjalankan hukuman ketika muslim tidak menjalankan apa yang diperintahkan?

Ada hadits sahih dan tidak, untuk mengetahui sahih dan tidaknya, harus dengan musyawarah para ulama.

Tunjukan dalil pemberian otoritas kpd ulama utk bermusyawarah menetapkan shahih-tidaknya suatu hadist !!!

Yg ini selalu ga ada muslim yg bisa menunjukan dalilnya.

Dan kalau ternyata TIDAK ada dasar dalilnya, berarti kegiatan musyawarah para ulama tsb utk menetapkan ke-shahih-an suatu hadist, adalah suatu BIDAH !!

Ada hadits sahih dan tidak, untuk mengetahui sahih dan tidaknya, harus dengan musyawarah para ulama.

Tunjukan dalil pemberian otoritas kpd ulama utk menetapkan shahih-tidaknya suatu hadist !!!

Yg ini selalu ga ada muslim yg bisa menunjukan dalilnya.

Dan kalau ternyata TIDAK ada dasar dalilnya, berarti kegiatan musyawarah para ulama tsb utk menetapkan ke-shahih-an suatu hadist, adalah suatu BIDAH !!

@atas

Pake logika aja cukup.

Pertama, pegangan umat Islam adalah Quran dan hadist.
Kedua, musyawarah menduduki tempat yang utama dalam Islam.

Kalo anda adalah orang Islam, dan anda adalah anti hadist, maka barulah saya membawa semua referensi yang saya ketahui.
Tapi saya juga belum pernah berdebat dengan anti hadist.
Saya lebih cenderung untuk menghindari.

Pertama, pegangan umat Islam adalah Quran dan hadist.

kalo demikian tunjukan dong dalil dari quran/hadist tentang otoritas musyawarah para ulama utk menentukan shahih tidaknya suatu hadist !!!

mengatakan "pegangan umat islam quran dan hadist" tapi melakukan/menetapkan sesuatu tidak berdasarkan dalil quran/hadist, berarti omong kosong statement ttg berpegangan pada quran dan hadist tsb.

@atas

Silahkan baca keterangan saya yang selanjutnya!

Oh ya..

Dan ada yang ketiga dan itu yang terpenting.
Hanya saya masih menimbang-nimbang apakah perlu saya ungkap disini.

Tapi yang jelas akan saya ungkap juga, kalo saya harus brediskusi dengan seorang anti hadist.

EbisuSensei wrote:Karena lembaga tersebut berkoordinasi juga seluruh dunia, maka seharusnya sama saja.

Sama, atau tidak sama? Kalau saya bawa bukti ke sini bahwa tidak sama gimana?

Foxhound wrote:Sama, atau tidak sama? Kalau saya bawa bukti ke sini bahwa tidak sama gimana?

Sebelum kamu ajukan bukti itu, ada yang perlu kamu ingat dulu.
Koordinasi tersebut memiliki prioritas fatwa yang hendak dibahas.
Ada yang penting atau sangat penting dan ada yang kurang penting sehingga pembahasannya agak lama.

Nggak usah melihat ke negara lain, dalam negeri saja masih banyak hal yang kurang penting menjadi perbedaan. Contohnya penentuan awal ramadhan atau syawal.

Sekarang silahkan ajukan buktinya, dan kita analisa bersama.

EbisuSensei wrote:Sebelum kamu ajukan bukti itu, ada yang perlu kamu ingat dulu.
Koordinasi tersebut memiliki prioritas fatwa yang hendak dibahas.
Ada yang penting atau sangat penting dan ada yang kurang penting sehingga pembahasannya agak lama.

Nggak usah melihat ke negara lain, dalam negeri saja masih banyak hal yang kurang penting menjadi perbedaan. Contohnya penentuan awal ramadhan atau syawal.

Sekarang silahkan ajukan buktinya, dan kita analisa bersama.

Saya tidak akan mengajukan apa2 kalau belum relevan Bang Ebie.

Pertanyaan saya adalah sederhana. Saya runtut lagi.

1. Muslim, harus melaksanakan perintah AlQuran, yang merupakan firman tuhan itu sendiri.
2. Dengan aturan dan caranya menurut sunnah atau petunjuk Muhammad, seperti yang tercantum di dalam hadits
3. Tetapi hadits ada yang sahih atau ada yang tidak, dan menentukan sahih tidaknya adalah melalui Majelis Ulama.

Pertanyaan saya sederhana... hadits sahih dan tidak, apakah berbeda antar negara yang satu dengan yang lain?

Pertanyaan kedua, kalau memang Sanad dan Matan, bisa digunakan untuk menguji hadits sahih dan tidak, kenapa hingga sekarang masih harus dibahas bersama2 antar ulama tersebut dan masih belum selesai?

Pertanyaan ketiga, Bukhari, sering kali kumpulan haditsnya disebut Sahih Bukhari. Kalau memang hadits Bukhari diakui sahih, kenapa ada bbrp darinya yang ditolak tidak sahih? Apakah muslim yang menolak itu sahih, lebih pandai dari Bukhari atau bagaimana?

EbisuSensei wrote:

oglikom wrote:@Atas
Tingkah laku dari manusia yang di sebut Suri Tauladan Yang Baik, termasuk yang harus di ikuti atau tidak?

Namanya juga suri tauladan yang baik, jadi sebisa mungkin ya ditiru.

Atau mungkin bisa lebih kamu perjelas pertanyaanmu?

termasuk meniru pola ngeseknya kan?

Foxhound wrote:

EbisuSensei wrote:Sebelum kamu ajukan bukti itu, ada yang perlu kamu ingat dulu.
Koordinasi tersebut memiliki prioritas fatwa yang hendak dibahas.
Ada yang penting atau sangat penting dan ada yang kurang penting sehingga pembahasannya agak lama.

Nggak usah melihat ke negara lain, dalam negeri saja masih banyak hal yang kurang penting menjadi perbedaan. Contohnya penentuan awal ramadhan atau syawal.

Sekarang silahkan ajukan buktinya, dan kita analisa bersama.

Saya tidak akan mengajukan apa2 kalau belum relevan Bang Ebie.

Pertanyaan saya adalah sederhana. Saya runtut lagi.

1. Muslim, harus melaksanakan perintah AlQuran, yang merupakan firman tuhan itu sendiri.
2. Dengan aturan dan caranya menurut sunnah atau petunjuk Muhammad, seperti yang tercantum di dalam hadits
3. Tetapi hadits ada yang sahih atau ada yang tidak, dan menentukan sahih tidaknya adalah melalui Majelis Ulama.

Pertanyaan saya sederhana... hadits sahih dan tidak, apakah berbeda antar negara yang satu dengan yang lain?

Pertanyaan kedua, kalau memang Sanad dan Matan, bisa digunakan untuk menguji hadits sahih dan tidak, kenapa hingga sekarang masih harus dibahas bersama2 antar ulama tersebut dan masih belum selesai?

Pertanyaan ketiga, Bukhari, sering kali kumpulan haditsnya disebut Sahih Bukhari. Kalau memang hadits Bukhari diakui sahih, kenapa ada bbrp darinya yang ditolak tidak sahih? Apakah muslim yang menolak itu sahih, lebih pandai dari Bukhari atau bagaimana?

Pertanyaan2 anda bagi saya malah berputar-putar.

Prinsipnya sama, satu dunia maupun satu negara.
yaitu: "Musyawarah Ulama" atau lebih tepatnya "Majelis Ulama"

Apakah anda pikir tata cara ibadah saya berbeda dengan Dr Zakir Naik?

Tidak ada perbedaan mendasar!!

Sikap saya tentang perbedaan2 pada hadis adalah menghormati masing2 perbedaan tersebut. Contoh: masalah umur Aisyah ra. saat menikah dengan Rasulullah SAW. Dimana saya juga memiliki argumen untuk tiap perbedaan tersebut. Insya Allah.

Lagi pula saya dari awal belum nembak anda dengan pertanyaan definisi kata "perang" menurut KBBI.

Neptunus wrote:
termasuk meniru pola ngeseknya kan?

Cara Beliau berinteraksi/berkomunikasi dengan istri Beliau maksudmu?

Rasulullah SAW adalah Nabi, dan pribadi yang mulia serta terhormat.
Begitu juga istri-istri beliau.

Beliau selalu berkata lembut dan baik kepada istri-istri beliau.
Beliau menghormati orang lain, maupun dirinya sendiri.

Kalau keterangan saya ini yang kamu maksud, maka jawaban saya adalah:
!YA!

to @FoxHound

Kalau anda ingin melanjutkan pembahasan, silahkan tunggu saya sampai online.... okey....

Karena saya juga sudah menunggu anda lama.

Macet .........jawaban2 gak beres kali.