Mirza Ghulam sebagai duplikat syed ahmad khan
Halaman 1 dari 1 • Share
Mirza Ghulam sebagai duplikat syed ahmad khan
Success yang dicapai Ahmadiyah mungkin dapat mengaburkan
pandangan kaum muslimin akan tetapi tidak demikian pada
pandangan Ulama-ulama. Justru sebaliknya, dari success yang
dicapai Ahmadiyah itu timbullah kecurigaan Ulama-ulama
terhadapnya. Kelahirannya yang baru kemarin, bangunnya yang
kesiangan dan daerah-daerah yang dibabatnya bukan hutan
lagi, adalah sebab-sebab diantara sebab timbulnya rasa
curiga.
Usaha-usaha untuk mengenal Ahmadiyah telah disiapkan dengan
baik oleh penulis-penulis India, Pakistan, maupun di luar
kedua negara itu. Akan tetapi sebagaimana dikatakan oleh
Muhammad Iqbal, bahwa cara-cara mereka memperkenalkan masih
belum memuaskan karena methode-methode yang dipakai untuk
itu kurang effektif.
Jelaslah kiranya, bahwa untuk mengetahui "Apa dan Siapa
Ahmadiyah" sampai kepada lubuk dasarnya, pada hakikat
dirinya latar belakang munculnya, kekuatan berpijaknya serta
bayangan tempat berteduhnya, akan memerlukan ketekunan
menggarap dan ketelitian menelaah kitab-kitab Ahmadiyah baik
yang Qadiani maupun yang Lahore. Alhasil kita harus masuk
liwat belakang dari pintu dapur Ahmadiyah, dimana masakan
Mirza Ghulam Ahmad ini, digarap.
Nama "AHMADIYAH" bukan pertama kalinya ada setelah Mirza
Ghulam Ahmad membentuk atau mengadakannya. Jauh-jauh sebelum
Mirza Ghulam dikenal, nama Ahmadiyah itu telah ada. Ketika
Mirza Ghulam masih bocah jadi masih belum ada apa-apa
padanya, Sir syed Ahmad, Khan (1817-1898) pendiri Aligarh
yang mashur itu, pada tahun 1842 membukukan hasil-hasil
kuliyah-kuliyahnya dengan judul: "Al-Khutbatu-Al-Ahmadiyah"
Ketika itu Mirza masih berumur kurang lebih tujuh tahun.
Bahkan jauh-jauh lagi di belakang syed Ahmad Khan, kira-kira
600 tahun sebelum Mirza Ghulam lahir, nama Ahmadiyah itu
telah ada. Syed Ahmad al-Bedawi, seorang pejuang Islam yang
mashur, mendirikan suatu Thariqat yang menggunakan nama
beliau sendiri, ialah Ahmadiyah atau Bedawiyah.1
Bagi Mirza Ghulam Ahmad, adalah lebih tepat bila gerakannya
itu memakai nama "Mirzaiyah" atau "Qadianiah." Tetapi ia dan
pengikut-pengikutnya tidak menghendaki nama-nama itu.
Berkata seorang tokoh Ahmadiyah:
"Nama 'Ahmadiyah Qadian' itu selalu digunakan oleh
orang-orang yang memusuhi Ahmadiyah. Jadi bukan nama yang
tepat beliau ambil sesuai dengan kebenaran tetapi yang made
in orang lain itu yang dipilihnya. Jujurkah begini? Bukankah
ini karena sentimen, dengki,' dan benci?"2
Maka yang benar ialah yang resmi digunakan oleh orang-orang
Ahmadiyah sendiri terhadap gerakannya yakni gerakan
Ahmadiyah atau Ahmadiyah movement. Nama inilah yang sering,
ditulis dalam sejarah pergerakan Islam, sebagai suatu
gerakan yang bermerk Islam, merek yang telah dipasang oleh
Mirza Ghulam Ahmad dan pengikut-pengikutnya.
Penilaian terhadap aliran ini oleh orang-orang di luar
Ahmadiyah, sebagaimana telah disebutkan, akan sedikit banyak
mengambil tempat di sini. Di antara mereka yang tidak boleh
ditinggalkan begitu saja ialah penilaian Prof. H.A.R. Gibb;
beliau berkata tentang Ahmadiyah:
"Gerakan Ahmadiyah mulai melangkah sebagai suatu
pergerakan Liberal dan gerakan pembaharuan yang
bersifat damai yang membawa minat ke arah satu langkah
baru kepada mereka yang sudah kehilangan kepercayaannya
dalam Agama Islam yang tua. Pendiri gerakan ini, Mirza
Ghulam Ahmad tidak saja mengaku sebagai Mahdi dari
Islam dan sebagai Messiah dari Kristen akan tetapi
jtaga sebagai penjelmaan (Avatar) dari Khrisna."
Gibb kemudian menambah lagi:
"Bahwa gerakan Ahmadiyah ini adalah gerakan Sinkretis
sebagai reaksi terhadap gerakan Aligarh, dimana Mirza
Ghulam Ahmad menuntut sebagai pembawa wahyu untuk
mentafsirkan baru Islam bagi keperluan zaman baru "3
Demikian ulasan Prof. Gibb. Yang perlu digaris-bawahi dari
ucapan-ucapan beliau, diantaranya ialah bahwa gerakan
Ahmadiyah adalah gerakan Sinkretis sebagai reaksi terhadap
gerakan Aligarhnya Sir syed Ahmad Khan.
Lebih terarah lagi pada wujud yang sebenarnya dari
Ahmadiyah, ialah penilaian Pujangga Islam Muhammad Iqbal.
Beliau berkata:
"Di Barat daya India, negeri dimana keadaan maupun
kondisinya lebih orisinil, primitip dari negeri-negeri
lain di Indla, gerakan yang dilahirkan Sir syed Ahmad
Khan segera mendapat reaksi serta ditandingi dan
diikuti dengan seksama oleh suatu gerakan baru, yakni
Ahmadiyah Mirza Ghulam Ahmad, suatu aliran mistik yang
aneh, mencakup mistik-mistik bangsa Smit dan Arya,
dimana ajaran-ajarannya tidak lagi mementingkan
keutamaan jiwa yang bersih sebagaimana lazimnya pada
ajaran-ajaran sufi, melainkan terarah dan terpusat pada
cita-cita dan kepuasan seseorang yangmengaku dirinya
sebagai Messiah yang dijanjikan."4
Kemudian lebih tertuju pada orangnya daripada alirannya,
ialah penilaian seorang penulis muslimah dan sufiyah yang
mashur Maryam Jameelah. Beliau berkata tentang Mirza Ghulam
Ahmad:
"Bahwa hampir semua langkah-langkah, cara-cara maupun
idea-idea Sir syed Ahmad Khan, diambil oleh Mirza
Ghulam dan diterapkan dengan seksama, sambil
menyelipkan fatwa bahwa jihad melawan Inggris adalah
kejahatan yang terkutuk."5
Dari penilaian-penilaian tersebut di atas terhadap Mirza
Ghulam Ahmad dan Ahmadiyahnya , ternyata nama Sir syed Ahmad
Khan selalu ada dan disebut-sebut sebagai tokoh yang
mendahului Mirza Ghulam dalam segala aspek. Hal ini
mendorong kita untuk mengenal lebih dahulu pendiri Aligarh
tersebut sebelum sampai pada pendiri Ahmadiyah. Kendati dari
pihak Ahmadiyah jelas tidak membenarkan apa yang dinyatakan
oleh Gibb, Iqbal, dan Jameelah terhadap diri Mirza Ghulam
dan alirannya, akan tetapi tidaklah dapat diabaikan begitu
saja kebenaran-kebenaran dari ucapan-ucapan mereka itu.
Mungkin Mirza Ghulam Ahmah tidak pernah duduk di bangku
sekolahnya syed Ahmad Khan, dan mungkin juga ia bukan murid
Sir syed, namun tidaklah berlebih-lebihan untuk mengatakan
di sini, bahwa menarik kesimpulan dari ucapan-ucapan
tokoh-tokoh di atas, jelas bahwa Mirza Ghulam Allmad telah
berguru pada syed Ahmad Khan secara absentia.
Karenanya mengenal Mirza Ghulam Ahmad melalui suatu langkah
perkenalan pada syed Ahmad Khan, adalah jalan yang enak
ditempuh serta memudahkan.
Catatan kaki:
1 lih. Gibb, Islam dalam Lintasan sejarah, hal. 130.
2 lih.Saleh A. .Nahdi, Ahmadiyah membantah tuduhan
Wahid Bakry, hal.88
3 lih.Gibb, Islam dalam lintasan sejarah hal.153, dan lih:
Gibb, Aliran-aliran Modern dalam Islam, 1954, Jakarta,
Tinta Mas, terjemah L.E. Hakim, hal.77
4 lih syed Abdul Vahid, Thoughts and Reflections of Iqbal,
hal.277: ("in the north-West of India, a Country more
primitive and saint-ridden than the rest of India, the
syed's movement was soon followed by reaction of
Ahmadism - a strange mixture of Semetic and Aryan
mysticism with whom spiritual revival consist not in
the purification of the individuals inner life
according to the principles of the old Islamic sufism,
but in satisfying the expectant attitude of the masses
by providing a promised Messiah")
5 lih. Maryam Jameelah, Islam and Modernism, 1968,
Lahore-Mohammad Yusuf Khan, hal.54: ("Mirza Ghulam
Ahmad followed faithfully in the footstep of his
Master. In declaring it most desirable to shed one's
blood in the cause of British imperialism but
condemning jihad as a crime, he was merely carrying
sayyid Ahmad Khan's ideas to their logical conclusion).
pandangan kaum muslimin akan tetapi tidak demikian pada
pandangan Ulama-ulama. Justru sebaliknya, dari success yang
dicapai Ahmadiyah itu timbullah kecurigaan Ulama-ulama
terhadapnya. Kelahirannya yang baru kemarin, bangunnya yang
kesiangan dan daerah-daerah yang dibabatnya bukan hutan
lagi, adalah sebab-sebab diantara sebab timbulnya rasa
curiga.
Usaha-usaha untuk mengenal Ahmadiyah telah disiapkan dengan
baik oleh penulis-penulis India, Pakistan, maupun di luar
kedua negara itu. Akan tetapi sebagaimana dikatakan oleh
Muhammad Iqbal, bahwa cara-cara mereka memperkenalkan masih
belum memuaskan karena methode-methode yang dipakai untuk
itu kurang effektif.
Jelaslah kiranya, bahwa untuk mengetahui "Apa dan Siapa
Ahmadiyah" sampai kepada lubuk dasarnya, pada hakikat
dirinya latar belakang munculnya, kekuatan berpijaknya serta
bayangan tempat berteduhnya, akan memerlukan ketekunan
menggarap dan ketelitian menelaah kitab-kitab Ahmadiyah baik
yang Qadiani maupun yang Lahore. Alhasil kita harus masuk
liwat belakang dari pintu dapur Ahmadiyah, dimana masakan
Mirza Ghulam Ahmad ini, digarap.
Nama "AHMADIYAH" bukan pertama kalinya ada setelah Mirza
Ghulam Ahmad membentuk atau mengadakannya. Jauh-jauh sebelum
Mirza Ghulam dikenal, nama Ahmadiyah itu telah ada. Ketika
Mirza Ghulam masih bocah jadi masih belum ada apa-apa
padanya, Sir syed Ahmad, Khan (1817-1898) pendiri Aligarh
yang mashur itu, pada tahun 1842 membukukan hasil-hasil
kuliyah-kuliyahnya dengan judul: "Al-Khutbatu-Al-Ahmadiyah"
Ketika itu Mirza masih berumur kurang lebih tujuh tahun.
Bahkan jauh-jauh lagi di belakang syed Ahmad Khan, kira-kira
600 tahun sebelum Mirza Ghulam lahir, nama Ahmadiyah itu
telah ada. Syed Ahmad al-Bedawi, seorang pejuang Islam yang
mashur, mendirikan suatu Thariqat yang menggunakan nama
beliau sendiri, ialah Ahmadiyah atau Bedawiyah.1
Bagi Mirza Ghulam Ahmad, adalah lebih tepat bila gerakannya
itu memakai nama "Mirzaiyah" atau "Qadianiah." Tetapi ia dan
pengikut-pengikutnya tidak menghendaki nama-nama itu.
Berkata seorang tokoh Ahmadiyah:
"Nama 'Ahmadiyah Qadian' itu selalu digunakan oleh
orang-orang yang memusuhi Ahmadiyah. Jadi bukan nama yang
tepat beliau ambil sesuai dengan kebenaran tetapi yang made
in orang lain itu yang dipilihnya. Jujurkah begini? Bukankah
ini karena sentimen, dengki,' dan benci?"2
Maka yang benar ialah yang resmi digunakan oleh orang-orang
Ahmadiyah sendiri terhadap gerakannya yakni gerakan
Ahmadiyah atau Ahmadiyah movement. Nama inilah yang sering,
ditulis dalam sejarah pergerakan Islam, sebagai suatu
gerakan yang bermerk Islam, merek yang telah dipasang oleh
Mirza Ghulam Ahmad dan pengikut-pengikutnya.
Penilaian terhadap aliran ini oleh orang-orang di luar
Ahmadiyah, sebagaimana telah disebutkan, akan sedikit banyak
mengambil tempat di sini. Di antara mereka yang tidak boleh
ditinggalkan begitu saja ialah penilaian Prof. H.A.R. Gibb;
beliau berkata tentang Ahmadiyah:
"Gerakan Ahmadiyah mulai melangkah sebagai suatu
pergerakan Liberal dan gerakan pembaharuan yang
bersifat damai yang membawa minat ke arah satu langkah
baru kepada mereka yang sudah kehilangan kepercayaannya
dalam Agama Islam yang tua. Pendiri gerakan ini, Mirza
Ghulam Ahmad tidak saja mengaku sebagai Mahdi dari
Islam dan sebagai Messiah dari Kristen akan tetapi
jtaga sebagai penjelmaan (Avatar) dari Khrisna."
Gibb kemudian menambah lagi:
"Bahwa gerakan Ahmadiyah ini adalah gerakan Sinkretis
sebagai reaksi terhadap gerakan Aligarh, dimana Mirza
Ghulam Ahmad menuntut sebagai pembawa wahyu untuk
mentafsirkan baru Islam bagi keperluan zaman baru "3
Demikian ulasan Prof. Gibb. Yang perlu digaris-bawahi dari
ucapan-ucapan beliau, diantaranya ialah bahwa gerakan
Ahmadiyah adalah gerakan Sinkretis sebagai reaksi terhadap
gerakan Aligarhnya Sir syed Ahmad Khan.
Lebih terarah lagi pada wujud yang sebenarnya dari
Ahmadiyah, ialah penilaian Pujangga Islam Muhammad Iqbal.
Beliau berkata:
"Di Barat daya India, negeri dimana keadaan maupun
kondisinya lebih orisinil, primitip dari negeri-negeri
lain di Indla, gerakan yang dilahirkan Sir syed Ahmad
Khan segera mendapat reaksi serta ditandingi dan
diikuti dengan seksama oleh suatu gerakan baru, yakni
Ahmadiyah Mirza Ghulam Ahmad, suatu aliran mistik yang
aneh, mencakup mistik-mistik bangsa Smit dan Arya,
dimana ajaran-ajarannya tidak lagi mementingkan
keutamaan jiwa yang bersih sebagaimana lazimnya pada
ajaran-ajaran sufi, melainkan terarah dan terpusat pada
cita-cita dan kepuasan seseorang yangmengaku dirinya
sebagai Messiah yang dijanjikan."4
Kemudian lebih tertuju pada orangnya daripada alirannya,
ialah penilaian seorang penulis muslimah dan sufiyah yang
mashur Maryam Jameelah. Beliau berkata tentang Mirza Ghulam
Ahmad:
"Bahwa hampir semua langkah-langkah, cara-cara maupun
idea-idea Sir syed Ahmad Khan, diambil oleh Mirza
Ghulam dan diterapkan dengan seksama, sambil
menyelipkan fatwa bahwa jihad melawan Inggris adalah
kejahatan yang terkutuk."5
Dari penilaian-penilaian tersebut di atas terhadap Mirza
Ghulam Ahmad dan Ahmadiyahnya , ternyata nama Sir syed Ahmad
Khan selalu ada dan disebut-sebut sebagai tokoh yang
mendahului Mirza Ghulam dalam segala aspek. Hal ini
mendorong kita untuk mengenal lebih dahulu pendiri Aligarh
tersebut sebelum sampai pada pendiri Ahmadiyah. Kendati dari
pihak Ahmadiyah jelas tidak membenarkan apa yang dinyatakan
oleh Gibb, Iqbal, dan Jameelah terhadap diri Mirza Ghulam
dan alirannya, akan tetapi tidaklah dapat diabaikan begitu
saja kebenaran-kebenaran dari ucapan-ucapan mereka itu.
Mungkin Mirza Ghulam Ahmah tidak pernah duduk di bangku
sekolahnya syed Ahmad Khan, dan mungkin juga ia bukan murid
Sir syed, namun tidaklah berlebih-lebihan untuk mengatakan
di sini, bahwa menarik kesimpulan dari ucapan-ucapan
tokoh-tokoh di atas, jelas bahwa Mirza Ghulam Allmad telah
berguru pada syed Ahmad Khan secara absentia.
Karenanya mengenal Mirza Ghulam Ahmad melalui suatu langkah
perkenalan pada syed Ahmad Khan, adalah jalan yang enak
ditempuh serta memudahkan.
Catatan kaki:
1 lih. Gibb, Islam dalam Lintasan sejarah, hal. 130.
2 lih.Saleh A. .Nahdi, Ahmadiyah membantah tuduhan
Wahid Bakry, hal.88
3 lih.Gibb, Islam dalam lintasan sejarah hal.153, dan lih:
Gibb, Aliran-aliran Modern dalam Islam, 1954, Jakarta,
Tinta Mas, terjemah L.E. Hakim, hal.77
4 lih syed Abdul Vahid, Thoughts and Reflections of Iqbal,
hal.277: ("in the north-West of India, a Country more
primitive and saint-ridden than the rest of India, the
syed's movement was soon followed by reaction of
Ahmadism - a strange mixture of Semetic and Aryan
mysticism with whom spiritual revival consist not in
the purification of the individuals inner life
according to the principles of the old Islamic sufism,
but in satisfying the expectant attitude of the masses
by providing a promised Messiah")
5 lih. Maryam Jameelah, Islam and Modernism, 1968,
Lahore-Mohammad Yusuf Khan, hal.54: ("Mirza Ghulam
Ahmad followed faithfully in the footstep of his
Master. In declaring it most desirable to shed one's
blood in the cause of British imperialism but
condemning jihad as a crime, he was merely carrying
sayyid Ahmad Khan's ideas to their logical conclusion).
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Re: Mirza Ghulam sebagai duplikat syed ahmad khan
Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as bukan duplikat, melainkan refleksi perwujudan kedatangan (yang kedua kali) Nabi Muhammad Rasulullah saw (Imam Mahdi) dan Nabi Isa Al Masih ibnu Maryam as (Masih Mau'ud) sebagaimana nubuatan-nubuatan yang ada dalam ayat-ayat suci Al Qur'an dan hadits-hadits mutawatir.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Similar topics
» lampu aladiin dan mirza ghulam ahmad
» mirza ghulam ahmad yang diberkati
» mengenal ajaran mirza Ghulam Ahmad
» persamaan mirza ghulam ahmad dengan yesus
» sir sayyid ahmad khan
» mirza ghulam ahmad yang diberkati
» mengenal ajaran mirza Ghulam Ahmad
» persamaan mirza ghulam ahmad dengan yesus
» sir sayyid ahmad khan
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik