FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

Nabiku Pedofilia?Sebuah Bantahan Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

Nabiku Pedofilia?Sebuah Bantahan Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Nabiku Pedofilia?Sebuah Bantahan

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

Nabiku Pedofilia?Sebuah Bantahan Empty Nabiku Pedofilia?Sebuah Bantahan

Post by abu hanan Sat Apr 28, 2012 11:18 am

Ketika para kritikus Islam dan para pembenci Islam menuduh Muhammad sebagai seorang, mereka melakukan yg namanya ‘THE FALLACY OF PRESENTISM’ (kesalahan dari presentisme). Kebanyakan orang tidak mengenal istilah ini, dan mencoba untuk menemukan kata ini dalam kamus online, mereka sulit menemukan info yg cocok, karena semua sumber kamus online tidak memiliki definisi yang tepat untuk kata ini dalam konteksnya. Ini adalah istilah yang digunakan oleh para sarjana dan sejarawan.

Apa presentisme, dan bagaimana cara membantah klaim pedofilia terhadap Nabi Muhammad? Dalam rangka untuk memahami presentisme, kita harus berkonsultasi dengan sejarawan dan apa yang mereka katakan tentang presentisme.

American Historical Association mendefinisikan presentisme sebagai:
"Kecenderungan untuk menafsirkan masa lalu dalam hal keadaan sekarang"

Dengan kata lain, presentisme menggunakan kritik modern untuk peristiwa masa lalu. Kritik ini mungkin termasuk perubahan sosial, pandangan politik atau agama, dll.

Profesor SF Murphy, seorang ahli dalam sejarah militer menulis sebuah artikel berjudul “Pondering the Fallacy of Presentism in History Classes and in American Science Fiction” Dalam artikel ini ia menyatakan tentang presentisme:
"“And herein lies the core problem, the fallacy of presentism. Presentism is when a student of history takes their present day values system and makes a historical interpretation through that filter or bias.”

Dalam artikelnya, SF Murphy berbicara tentang keputusan yang dibuat oleh Amerika Serikat untuk menggunakan bom atom terhadap Jepang. Dia berfokus dalam pada seorang tokoh penting dalam keputusan AS untuk menggunakan bom atom, Perry, ketika membahas isu yang relevan. Murphy menunjukkan bahwa sebagian besar siswanya cepat menggunakan standar modern ketika menilai keputusan Amerika untuk menggunakan bom atom. Dia mengatakan:
"Apa yang paling mungkin yang dialami oleh siswa yang bersangkutan, mereka merasa bahwa jika Perry dan Biddle memiliki rasa hormat terhadap budaya Jepang dalam arti abad ke-21 Amerika, maka mungkin perang bisa dihindari. Dan di sinilah letak masalah inti, kesalahan dari presentisme. Presentisme adalah ketika seorang mahasiswa sejarah hari ini mengambil sistem nilai dan membuat interpretasi sejarah yang filter atau bias.

Murphy kemudian melanjutkan untuk menggambarkan kesalahan yang berkaitan dengan hubungan tersebut. Dia mengatakan:
"Kalau saja Komodor Perry telah melalui saat-saat yang sensitif. Kalau saja ia memiliki nila-nilai abad ke-21. Nah, Anda dapat dan mungkin harus membuat penilaian moral atas dasar tersebut, tapi apakah dengan itu kita mendapatkan kebenaran sejarah dari masalah ini? Apakah kita mendapatkan perspektif yang jelas tentang apa yang Perry pikirkan dalam tahun 1850-an? "

Murphy menggali lebih dalam lagi masalah ini dengan mengatakan:

"Atau mungkin aku harus begini. Untuk mengharapkan Komodor Perry berperilaku sebagai Angkatan Laut AS di abad ke-21, akan tidak berbeda dengan Socrates diharapkan untuk memegang pada Teori Supremasi Petrus Paus. Ini akan sangat sulit bagi Socrates, Plato atau Aristoteles untuk melakukan hal yang sama karena pada waktu itu Gereja Katolik tidak ada. Atau mungkin sama kalau kita mengharapkan Marcus Tullius Cicero menulis esai yang ekstensif tentang pada Enlightenment atau Marxisme.

Nilai-nilai apa yang kita dapatkan dari kejadian Komodor Perry ini? Dia bukanlah produk dari Amerika abad ke-21, ia adalah produk dari awal abad ke-19. Dia tidak akan melihat masalah dalam kontak dengan Jepang seperti kita melihat masalah yang sama di masa sekarang ini.

Saya ingin kembali ke American Historical Association dan melihat pandangan mereka terhadap presentisme. Mereka tidak ragu-ragu dalam menggambarkan kesalahan-kesalahan dari presentisme. Mereka menggambarkannya dengan sangat jelas ketika mereka mengatakan:
"Presentisme, paling jeleknya, mendorong moral conplacency and self-congratulation. Menafsirkan masa lalu dalam hal ‘kekhawatiran’ ini biasanya menuntun kita untuk menemukan diri kita lebih unggul secara moral; orang-orang Yunani mengalami perbudakan, bahkan David Hume itu rasis, dan wanita Eropa mendukung kekaisaran. Ancestor kita akan terus gagal jika diukur dengan standard kita sekarang. Ini bukan berarti bahwa setiap temuan ini tidak relevan atau bahwa kita harus mendukung sepenuhnya terhadap pandangan ini. Ini adalah untuk mengatakan bahwa kita harus mempertanyakan sikap superioritas temporal yang tersirat di Barat (dan sekarang mungkin di seluruh dunia) tentang historical discipline. "

Saat ini anda mungkin bertanya apa relevansi nya presentisme ini dengan Muhammad dan Aiesha istrinya. Untuk menjawab pertanyaan ini sangat penting untuk kita mengetahui apa arti dan asal-usul kata ‘pedofil’ itu. Setelah kita mengekspos kata pedofil ini, anda akan melihat bagaimana argumen Muhammad menjadi pedofil tidak mendasar dan analisanya tidak benar, tidak hanya dari sudut pandang logis, tetapi dari sisi sejarah juga.

Asal usul kata pedofil berasal diri dari kata Yunani "paidofhilos", yang berarti "loving children". Kata "pedofil" aktual dan konotasi negatif nya tidak diperkenalkan ke masyarakat modern sampai tahun 1950-an.

Nabiku Pedofilia?Sebuah Bantahan Pedofil



Sebelum tahun 1950-an kata pedofilia itu tidak ada. Para generasi yang hidup sebelum munculnya kata tersebut tidak adanya masalah kalo ada konsep seorang pria tua mengambil seorang istri, yang standardnya hari ini akan dianggap sebagai standard yg minoritas. Bukan suatu kebetulan kalau kita melihat undang-undang yang membatasi jenis hubungan ini di dunia Barat muncul pada waktu yang bersamaan dengan diperkenalkan kata pedofilia ke dalam masyarakat barat.

Dalam artikel yang berjudul "The History of Marriage as an Institution", Larry Peterson, Ph.D menyatakan tentang hubungan pernikahan di Amerika, sebelum tahun 1950-an:
"Sepanjang abad ke-19, usia minimum yang diperbolehkan untuk melakukan hubungan seksual di negara-negara Amerika adalah 10 tahun. Di Delaware itu hanya 7 tahun.
Pada akhir 1930, dua belas negara bagian memperbolehkan anak semuda 14 dan gadis-gadis semuda 12 untuk menikah (dengan izin orangtua)."

Jika kita meneliti karakter Muhammad, kita dapat dengan mudah melihat kesalahan yang mengatakan beliau itu seorang pedofil. Muhammad hidup pada abad ke-7, di Arabia. Dia tinggal lebih dari seribu tahun sebelum diperkenalkannya kata pedofil. Dari fakta ini saja sudah jelas bahwa label pedofil yang diberikan kepada beliau itu tidak berdasar. Sejarawan tidak akan memberikan klaim bahwa Muhammad itu seorang pedofil, karena sejarawan itu sepenuhnya menyadari ‘THE FALLACY OF PRESENTISM’. Sebaliknya, Muhammad tinggal di tempat dan waktu di mana pernikahannya dengan Aiesha itu diterima secara sosial. Jenis pernikahan (laki-laki tua dengan wanita jauh lebih muda) secara bebas dipraktekkan bukan hanya di negara Arab, tapi juga dipraktekkan di Eropa, Asia dan seluruh dunia. Agar klaim Muhammad itu seorang pedofil, para kritikus Islam harus menunjukkan bukti yang menunjukkan bahwa masyarakat, pada abad ke-7, pernikahan antara laki-laki tua dilihat dan wanita jauh lebih muda itu sebagai sesuatu yang negatif, menjijikkan atau tidak dapat diterima oleh masyarakat. Jika mereka tidak mampu membuktikannya (dan saya percaya mereka tidak akan menemukan informasi tersebut, karena tidak ada), maka kritikus Islam harus berhenti menuduh Muhammad itu pedofil.

Meminjam tulisan dari Murphy yang saya kutip sebelumnya:
"Di zaman mana Muhammad seharusnya mengikuti nilai-nilai ini? Dia bukanlah produk dari abad ke-21 Amerika, ia adalah produk dari abad ke-7 Saudi. Dia tidak akan melihat masalah pernikahan dengan Aiesha dengan cara yang sama seperti yang kita lakukan. "

Jika kita lihat tulisan yang dibuat oleh Larry Peterson, Ph.D, yang saya kutip sebelumnya, rakyat Amerika atau "yang disebut" masyarakat Barat beradab tahun 1930-an, 40-an dan 50-an tidak akan melihat adanya masalah dengan pria abad ke-7 bernama Muhammad menikahi wanita yang jauh lebih muda bernama Aiesha. Jika orang-orang Amerika yang hidup sebelum tahun 1950-an membaca Hadith yang mengatakan Aiesha berumur antara 9 sampai 12 tahun ketika ia menikah, tentunya mereka tidak akan melihat adanya masalah dengan pernikahan tersebut, karena hukum mereka, pada waktu itu, menyatakan suatu wanita sudah bisa menikah sedini usia 7 tahun. Tentunya, mereka tidak akan menyebut Muhammad sebagai orang yg sakit mental, karena ini jenis perkawinan diperbolehkan oleh Tuhan dan normal untuk mereka juga. Sama seperti orang-orang barat yang diperbolehkan atau mendapat izin dan persetujuan dari Pemerintah Amerika untuk menikah dini.

Jika kita meneliti sejarah dengan sedikit lebih detail, berkaitan dengan pernikahan dan adat, kita melihat kesamaan antara adat pernikahan Arab abad ke-7 dengan Amerika abad ke-19, yang berkaitan dengan pria yang lebih tua memiliki “child” brides.

Bizantium emperors abad ke-12 sering mengambil pengantin semuda usia 8 tahun. Dalam artikel mereka berjudul "Agnes-Anna dari Perancis, istri Alexius II dan Andronikus I dari Dinasti Comneni", by Lynda Garland dan Andrew Stone menulis fakta-fakta sejarah berikut ini:
"Anak pengantin, apakah itu orang-orang Bizantium atau putri asing, adalah normal dan bukan pengecualian, terutama dari akhir abad kedua belas."
"Pasti itu biasa dalam keadaan normal untuk gadis Bizantium untuk menikah sebelum usia dua belas."
Mereka menyebutkan contoh-contoh perkawinan di Kekaisaran Bizantium:
1. Mereka mengatakan bahwa Agnes berusia 8 tahun ketika dia akan menikah.
2. Alexius I Comnenus berumur 12 tahun ketika ia menikah.
3. Margaret-Maria menikah dengan Isaac Angelus ketika dia berumur 9 tahun.

According to William of Tyre, Agnes was only eight on her arrival at Constantinople, while Alexius was thirteen; in fact Alexius was born on 14 September 1169. Child brides, whether Byzantines or foreign princesses, were the norm rather than the exception, especially from the late twelfth century. Irene Ducaena, wife of Alexius I Comnenus, was twelve at her marriage, and empress before she was fifteen; the Byzantine princess Theodora, Manuel's niece, was in her thirteenth year when she married Baldwin III of Jerusalem; and Margaret-Maria of Hungary married Isaac II Angelus at the age of nine. Agnes's age, then, was not unusual, especially as it was customary for young engaged couples in Constantinople to be brought up together in the house of the socially superior partner.

Bahkan kebiasaan Yahudi atau Israel menunjukkan bahwa seorang pria bisa mengambil untuk dirinya sendiri seorang pengantin muda. The Baker Encyclopedia of the Bible mengatakan kebiasaan pernikahan Yahudi dalam volume 2, halaman 1407, di bagian "Pernikahan":
"Selanjutnya, menetapkan usia minimum (untuk menikah) 13 untuk laki-laki dan 12 untuk perempuan."

Tradisi Jewish Oral juga menyatakan bahwa Rivka itu berusia 3 tahun ketika Yitzchock (seorang pria berusia 40an) menikahinya.

Nabiku Pedofilia?Sebuah Bantahan Pedofiltradisiyahudi



Kebanyakan sejarawan setuju bahwa life expectancy untuk pria dan wanita pada zaman dahulu jauh lebih rendah dibandingkan pada life expectancy pada saat ini. Ini dikarenakan contohnya ada kemajuan dalam bidang kedokteran dan teknologi, sementara yang lain menunjukkan fakta bahwa tingkat kematian bayi di zaman dahulu jauh lebih tinggi dari apa saat ini. Pertimbangan lain seperti kondisi hidup dan demografi juga dipertimbangkan ketika berbicara tentang harapan hidup.

Fakta ini menyoroti alasan kenapa perempuan zaman dahulu menikah di usia muda. Harapan hidup lebih pendek berarti seorang pria dan wanita harus menikah sesegera mungkin, untuk menjamin kelangsungan hidup ras dan kelanjutan garis keturunan keluarga. Semakin lama seorang wanita menunggu untuk menikah, semakin kecil kemungkinan baginya untuk hamil. Jika kita melihat zaman Roma kuno, sebagai contoh, kita dapat melihat bahwa harapan hidup rata-rata akan antara 25 - 35 tahun usia.

Aspek lain pedofilia yang saya temukan relevan dengan diskusi ini adalah karakter dasar dalam pedofil. Pedofil datang dalam semua ukuran, bentuk, ras, jenis kelamin, latar belakang ekonomi dll, sehingga menjadi cukup sulit untuk melabel pedofil ini untuk setiap jenis orang. Selama bertahun-tahun, bagaimanapun, psikiater dan yang berhubungan dengan studi perilaku manusia telah mengembangkan sebuah "profil" atau analisis deskriptif pedofil. Profil ini berdasarkan pada survei yang tak terhitung jumlahnya dan / atau studi kasus dalam pedofilia.

Dalam artikel yang berjudul "Psychopathology and Personality Traits of Pedophiles"; Lisa J. Cohen, PhD dan Igor Galynker, MD, PhD menyatakan fakta-fakta berikut tentang pedofil:

"Classified in DSM-IV and DSM-IV-TR sebagai paraphilia, pedofilia ditandai dengan ketertarikan seksual kepada anak-anak praremaja secara persisten”

The Encyclopedia of Mental Disorders menyatakan:
"Pedofilia adalah paraphilia yang melibatkan minat yang abnormal pada anak-anak. Paraphilia adalah gangguan yang ditandai dengan berulangnya dorongan seksual intens dan fantasi gairah seksual. "

Jika Anda perhatikan, dalam definisi apa yang menjadi pedofil, baik sumber terpercaya saya kutip menyatakan bahwa pedofil biasanya memiliki daya tarik seksual yang persistent dan intens yang berulang-ulang kepada anak-anak praremaja. Faktor ini menjadi penting karena ketika melihat kasus pedofilia, dokter dan bahkan penegak hukum telah menyimpulkan bahwa pedofilia adalah penjahat kambuhan, yang akan terus memuaskan dorongan seksual mereka terhadap anak-anak, sampai berhenti.

The National Alert Registry menyoroti masalah ini. Mereka menyatakan bahwa:
"Kebanyakan pedofil adalah multiple offenders dan terlibat dengan sejumlah anak-anak."

Kalau kita melihat pernikahan Muhammad dengan istri-istrinya, orang dapat dengan mudah melihat bahwa ia tidak cocok dengan profil ‘pedofil’, seperti yang diuraikan di atas. Secara total, Muhammad memiliki sebelas istri. Mereka adalah:
1. Khadijah: Menikah dengan Muhammad ketika dia berumur 40 tahun
2. Saudah: Menikah dengan Muhammad saat ia berusia 50 tahun
3. Aiesha: Kita menganggap pernikahan dia ketika dia berumur antara 9-12
4. Hafsah: Menikah dengan Muhammad saat ia berusia 21 tahun
5. Zainab: Menikah dengan Muhammad saat ia berusia 50 tahun
6. Ume Salma: Menikah dengan Muhammad saat ia berusia 29 tahun
7. Zainab: Menikah dengan Muhammad saat ia berusia 38 tahun
8. Javeria: Menikah dengan Muhammad saat ia berusia 20 tahun
9. Ume-Habibah Ramla: MMenikah dengan Muhammad ketika dia berumur 36 tahun
10. Shafiyyah: Menikah dengan Muhammad saat ia berusia 17 tahun
11. Maimoona: Menikah dengan Muhammad saat ia berusia 27 tahun

Aisha adalah satu-satunya istri Muhammad yang masih sangat muda pada saat pernikahannya. Hal ini menjadi fakta penting jika ada yang menuduh seseorang itu pedofil, dia akan berharap untuk melihat mayoritas usia istri-istri orang tersebut itu sangat muda. Fakta menunjukkan bahwa Muhammad hanya memiliki satu istri yang sangat muda membuktikan bahwa ia tidak menderita persistent dan seksual intens yang berulang-ulang terhadap anak-anak praremaja. Ini juga membuktikan bahwa Muhammad bukanlah seorang "repeat offender".

Akal sehat menunjukkan bahwa jika Muhammad memang seorang pedofil, dia akan memiliki daftar gadis-gadis muda yang panjang. Ini bukan ide yang masuk akal karena kita harus ingat adalah bahwa Muhammad adalah seorang penguasa. Dia memiliki pengikut yang memiliki pengabdian total terhadap beliau dan beliau memiliki pengaruh yang besar di Arabia (Dalam Madinah ketika ia membuat Hijriah dan kemudian ketika dia menaklukkan Mekah). Kaum Muslim pada waktu itu tidak pernah meragukan Muhammad dan keputusan-Nya karena cinta dan hormat padanya. Mereka benar-benar percaya ia adalah seorang nabi dari Allah dan pembawa wahyu terakhir Allah kepada umat manusia. Jika Muhammad adalah seorang pedofil yang jahat atau keji, seperti yang dijelaskan oleh gerakan anti-Islam, ia akan mengambil keuntungan dari posisi dan kekuasaannya itu. Dia akan memiliki "makanan prasmanan" yang berisi gadis-gadis muda untuk memuaskan beliau berulang-ulang. Hal ini akan menjadi mudah, terutama setelah menaklukkan Mekah.Tetapi tidak ada satu pun bukti sejarah yang mampu membuktikan kejadian-kejadian tentang pelecehan seksual,jika anda berkata seperti itu, yang dilakukan oleh seseorang yang bernama Muhammad bin Abdullah.nabi terakhir yang diutus Tuhan pencipta Alam.

Sebagai penutup, saya ingin menyatakan bahwa mereka yang berpikiran bebas, dan tanpa analisis yang tepat tentang sejarah, memberikan label Muhammad sebagai pedofil itu adalah salah besar. Sistem yang mereka gunakan untuk membuktikan kasus mereka adalah analisa yang cacat dan tidak benar karena memberlakukan pemahaman abad ke-21 ke abad ke-7 terhadap kebiasaan dan tradisi. Jika semua sejarawan terkemuka setuju bahwa hal seperti cut and paste dari peristiwa masa lalu ini cacat, seharusnyakah orang-orang yang bodoh yang me-label Muhammad itu pedofil setuju dengan analisa historis, sebagaimana yang disampaikan oleh sejarawan?

"Presentisme tidak menghasilkan solusi yang siap pakai. Ternyata sangat sulit untuk keluar dari modernitas atau kesadaran modern western kita. Tetapi adalah mungkin untuk mengingatkan diri kita sendiri tentang kebajikan mempertahankan fruitful tension antara keprihatinan saat ini dan menghormati masa lalu. Keduanya merupakan bahan penting dalam good history. Munculnya kekhawatiran baru pada saat ini yang selalu mengungkapkan aspek dari pengalaman sejarah yang telah tersumbat atau dilupakan.

Menghormati masa lalu, dengan kerendahan hati, keingintahuan, dan bahkan bertanya-tanya memungkinkan kita untuk melihat lebih jauh masalah-masalah kita saat ini ke belakang dan juga ke depan pada waktu yang bersamaan.

wasalam
https://laskarislam.indonesianforum.net/

Edisi offline download di ;
1.Nabiku bukan Pedofil

2.Nabiku Bukan Pedofilia
abu hanan
abu hanan
GLOBAL MODERATOR
GLOBAL MODERATOR

Male
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224

Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik