Nazwar Syamsu
Halaman 6 dari 6 • Share
Halaman 6 dari 6 • 1, 2, 3, 4, 5, 6
Nazwar Syamsu
First topic message reminder :
sebuah nama yg menjadi rujukan oleh @jagona.
diantara sejumlah pemikiran kontroversialnya misalnya ia menyebutkan ;
bahwa Adam terbuat dari meteor yang diciptakan Allah disebuah planet bernama Muntaha yang lalu bersama istrinya dikirimkan kebumi dengan Barkah yang menyelamatkannya dari friksi dengan molekul udara atau yang mengapung diudara untuk pernapasannya sewaktu melayang diangkasa luas.
Nazwar Syamsu ibarat menghunus pedang sampai tajam dan dengan garangnya dia menebas semua yang merintangi jalannya namun akhirnya pedang itu dia tujukan ke dirinya sendiri.
Beliow menafsirkan banyak ayat sains namun beliow menolak realita/fakta bahwa banyak kata bahasa arab yg tidak beliow tempatkan sesuai kaidah bahasa arab adalah salah satu bumerang yg membuta.
Tanpa mengurangi rasa hormat pada beliow,namun tafsir beliow lebih bernuansa berani daripada ilmiah.
jika ada tambahan boleh tetapi bukan dalam gunjingan.
dan lebih baik jika anda tuangkan dalam posting utk mengkaji tafsir ala nazwar syamsu.bukan kepribadian beliow.
wassalam.
sebuah nama yg menjadi rujukan oleh @jagona.
diantara sejumlah pemikiran kontroversialnya misalnya ia menyebutkan ;
bahwa Adam terbuat dari meteor yang diciptakan Allah disebuah planet bernama Muntaha yang lalu bersama istrinya dikirimkan kebumi dengan Barkah yang menyelamatkannya dari friksi dengan molekul udara atau yang mengapung diudara untuk pernapasannya sewaktu melayang diangkasa luas.
Nazwar Syamsu ibarat menghunus pedang sampai tajam dan dengan garangnya dia menebas semua yang merintangi jalannya namun akhirnya pedang itu dia tujukan ke dirinya sendiri.
Beliow menafsirkan banyak ayat sains namun beliow menolak realita/fakta bahwa banyak kata bahasa arab yg tidak beliow tempatkan sesuai kaidah bahasa arab adalah salah satu bumerang yg membuta.
Tanpa mengurangi rasa hormat pada beliow,namun tafsir beliow lebih bernuansa berani daripada ilmiah.
jika ada tambahan boleh tetapi bukan dalam gunjingan.
dan lebih baik jika anda tuangkan dalam posting utk mengkaji tafsir ala nazwar syamsu.bukan kepribadian beliow.
wassalam.
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: Nazwar Syamsu
metheny wrote:Saya tidak punya kemampuan untuk melakukan penelitian dan eksperimen. Hanya membandingkan dua buah teori tanpa mengujinya lewat eksperimen yg layak itu namanya "omong kosong".Jagona wrote:
apakah anda tidak berminat untuk membandingkan teori atom yang dikemukakan pakar kimia dari Barat dengan teori Atom dalam Alquran yang dikemukakan NS ? ..........Justru saya sedang mengagungkan Qur'an dengan cara tidak mudah terjebak oleh salah satu tafsir.
Apa yang tidak bisa diselesaikan dengan Alquran ? tanpa anda rasakan anda menilai rendah terhadap Alquran ..... hati-hati !!!!!
Anda seharusnya sadar, NS itu manusia biasa. Tafsir NS tidak terjamin kebenarannya sehingga justru berpotensi merendahkan Qur'an yang pasti benar.
anda menyatakan tidak mempunyai kemampuan melakukan penelitian, tetapi anda selalu meragukan kemampuan NS dalam mengungkapkan kebenaran Alquran dalam hal teori atom di atas.
anda menyatakan sedang mengagungkan Alquran, di sisi lain anda juga menyatakan "Namun perlu diingat, dalam dunia akademis masalah2 yg anda sampaikan di atas tidak bisa diselesaikan dg Qur'an". .......... berhati-hatilah.
aku menyadari bahwa NS adalah manusia biasa, dia hanya seorang pakar/ilmuwan dalam beberapa disiplin ilmu, disamping itu dia juga sebagai cendekiawan muslim ...... bagaimanapun seorang ilmuwan tentunya mempunyai pola pikir yang lebih dari kita sebagai manusia yang benar-benar biasa dan tidak mempunyai kemampuan lebih ...... anda belum banyak tahu dan aku yakin anda belum pernah baca terjemah Alquran karya NS, anda belum pernah membandingkan terjemah ayat-ayat Alquran karya NS dengan depagri ataupun dengan yang lainnya. ....... Tapi anda sudah menilai bahwa terjemah NS berpotensi merendahkan Alquran ....... bisakah anda tunjukan terjemah yang mana yang berpotensi merendahkan Alquran.
sadarkah anda ..... anda hanya mampu menerjemahkan Mar'a dengan "rumput"(sesuai dengan terjemah depagri atau lainnya) padahal menurut NS justru itu adalah keilmuan tentang atom ....... itu yang aku maksudkan membandingkan
Jagona- KAPTEN
-
Age : 78
Posts : 4039
Kepercayaan : Islam
Location : Banten
Join date : 08.01.12
Reputation : 18
Re: Nazwar Syamsu
Karena NS juga tidak melakukan penelitian dan eksperimen. Bagaimana saya bisa yakin???Jagona wrote:
anda menyatakan tidak mempunyai kemampuan melakukan penelitian, tetapi anda selalu meragukan kemampuan NS dalam mengungkapkan kebenaran Alquran dalam hal teori atom di atas.
Saya memang tidak punya kemampuan meneliti, tetapi bukan berarti saya harus mau ngikut tafsir orang. Apalagi orang tsb tidak meneliti.
Anda sangat naif. Kita disini bicara tentang ILMIAH dlm konteks universal. Kita tidak bicara keimanan.
anda menyatakan sedang mengagungkan Alquran, di sisi lain anda juga menyatakan "Namun perlu diingat, dalam dunia akademis masalah2 yg anda sampaikan di atas tidak bisa diselesaikan dg Qur'an". .......... berhati-hatilah.
Jika bicara ilmiah universal, maka jalan satu-satunya ya memakai metode yg diakui universal. Bukan sekedar tafsir thok....
Soal NS adalah pakar beberapa disiplin ilmu itu juga cuma klaim. Pengakuan bhw dia pakar dikalangan internal ilmuwan Muslim maupun scr umum juga tidak pernah ada.
aku menyadari bahwa NS adalah manusia biasa, dia hanya seorang pakar/ilmuwan dalam beberapa disiplin ilmu, disamping itu dia juga sebagai cendekiawan muslim ...... bagaimanapun seorang ilmuwan tentunya mempunyai pola pikir yang lebih dari kita sebagai manusia yang benar-benar biasa dan tidak mempunyai kemampuan lebih ...... anda belum banyak tahu dan aku yakin anda belum pernah baca terjemah Alquran karya NS, anda belum pernah membandingkan terjemah ayat-ayat Alquran karya NS dengan depagri ataupun dengan yang lainnya. ....... Tapi anda sudah menilai bahwa terjemah NS berpotensi merendahkan Alquran ....... bisakah anda tunjukan terjemah yang mana yang berpotensi merendahkan Alquran.
Sadarkah bhw tafsir NS itu belum tentu benar????
sadarkah anda ..... anda hanya mampu menerjemahkan Mar'a dengan "rumput"(sesuai dengan terjemah depagri atau lainnya) padahal menurut NS justru itu adalah keilmuan tentang atom ....... itu yang aku maksudkan membandingkan
metheny- SpecialMember
-
Posts : 1263
Kepercayaan : Islam
Location : Jogja
Join date : 20.03.12
Reputation : 31
Re: Nazwar Syamsu
metheny wrote:Karena NS juga tidak melakukan penelitian dan eksperimen. Bagaimana saya bisa yakin???Jagona wrote:
anda menyatakan tidak mempunyai kemampuan melakukan penelitian, tetapi anda selalu meragukan kemampuan NS dalam mengungkapkan kebenaran Alquran dalam hal teori atom di atas.
Saya memang tidak punya kemampuan meneliti, tetapi bukan berarti saya harus mau ngikut tafsir orang. Apalagi orang tsb tidak meneliti.Anda sangat naif. Kita disini bicara tentang ILMIAH dlm konteks universal. Kita tidak bicara keimanan.
anda menyatakan sedang mengagungkan Alquran, di sisi lain anda juga menyatakan "Namun perlu diingat, dalam dunia akademis masalah2 yg anda sampaikan di atas tidak bisa diselesaikan dg Qur'an". .......... berhati-hatilah.
Jika bicara ilmiah universal, maka jalan satu-satunya ya memakai metode yg diakui universal. Bukan sekedar tafsir thok....Soal NS adalah pakar beberapa disiplin ilmu itu juga cuma klaim. Pengakuan bhw dia pakar dikalangan internal ilmuwan Muslim maupun scr umum juga tidak pernah ada.
aku menyadari bahwa NS adalah manusia biasa, dia hanya seorang pakar/ilmuwan dalam beberapa disiplin ilmu, disamping itu dia juga sebagai cendekiawan muslim ...... bagaimanapun seorang ilmuwan tentunya mempunyai pola pikir yang lebih dari kita sebagai manusia yang benar-benar biasa dan tidak mempunyai kemampuan lebih ...... anda belum banyak tahu dan aku yakin anda belum pernah baca terjemah Alquran karya NS, anda belum pernah membandingkan terjemah ayat-ayat Alquran karya NS dengan depagri ataupun dengan yang lainnya. ....... Tapi anda sudah menilai bahwa terjemah NS berpotensi merendahkan Alquran ....... bisakah anda tunjukan terjemah yang mana yang berpotensi merendahkan Alquran.Sadarkah bhw tafsir NS itu belum tentu benar????
sadarkah anda ..... anda hanya mampu menerjemahkan Mar'a dengan "rumput"(sesuai dengan terjemah depagri atau lainnya) padahal menurut NS justru itu adalah keilmuan tentang atom ....... itu yang aku maksudkan membandingkan
okey ............. !!!!!!
Jagona- KAPTEN
-
Age : 78
Posts : 4039
Kepercayaan : Islam
Location : Banten
Join date : 08.01.12
Reputation : 18
Re: Nazwar Syamsu
mengenal profil Nazwar Syamsu
Nazwar Syamsu, dia adalah orang kedua setelah A. Hassan Bandung yang banyak mendominasi cara saya memahami ajaran agama Islam. Nama Nazwar Syamsu pernah menghebohkan Indonesia diawal tahun 80-an melalui tulisan-tulisannya dalam seri buku Tauhid dan Logika serta berbagai kaset ceramahnya yang bagi segelintir orang dimasa itu terlalu ilmiah dan sulit diterima oleh pemikiran awam yang standar.
Dia sosok orang yang enggan -jika tidak mau disebut sebagai anti- terhadap penggunaan hadis-hadis Nabi, semua pemikiran dan hujjahnya menggunakan ayat-ayat al-Qur'an dan ilmu pengetahuan modern. Bagi saya pribadi, itu tidak menjadi hal yang penting dalam proses mengkaji nilai-nilai kebenaran yang terkandung dalam pemikirannya.
Saya ingat pesan dari Imam Ali bin Abu Thalib r.a :
Janganlah kamu mengenal dan mengikuti kebenaran karena ketokohannya, tetapi kenalilah kebenaran itu sendiri, niscaya kamu akan mengetahui siapa tokohnya.
Sejak awal saya tidak menanamkan rasa fanatisme kepada siapapun apalagi pada seorang A. Hassan dan Nazwar Syamsu termasukpun terhadap para perawi hadis sekelas Bukhari dan Muslim karena itu pula saya tidak banyak menemukan kendala dalam menentukan sikap dan cara memahami ajaran Islam secara universal. Adalah benar dalam berpikir dan berpendapat mengenai agama saya banyak merujuk pada ijtihad A. Hassan dan Nazwar Syamsu tetapi sayapun memiliki banyak perbedaan pemahaman dengan keduanya untuk hal-hal yang memang tidak bisa saya terima secara sehat.
Misalnya saya ambil satu contoh dimana A. Hassan menganggap Isa al-Masih masih hidup dilangit sementara Nazwar Syamsu menganggap Isa al-Masih sudah wafat tetapi itu setelah Isa diberangkatkan keplanet Venus, jadi Nabi Isa menurut Nazwar tidak meninggal dibumi ini. Saya pribadi menolak kedua pendapat tersebut, bagi saya Isa al-Masih sudah wafat dibumi ini jauh sebelum diutusnya Nabi Muhammad Saw dan dalam hal ini mungkin saya lebih condong dengan pemahaman Ahmad Deedat serta jemaah Ahmadiyah (tetapi tidak untuk paham Mesianisme serta ketokohan Mirza Ghulam Ahmadnya).
Demikian sedikit pengantar dari saya, adapun profil mengenai Nazwar Syamsu dalam tulisan saya ini banyak diambil dari Majalah Tempo 24 Maret 1984.
selamat membaca ...
Nama Nazwar Syamsu sempat menimbulkan alergi terhadap sejumlah kalangan dari umat Islam Indonesia antara awal tahun 80 hingga medio 84-an yang lalu, betapa tidak, dialah orang yang dengan beraninya menyebarkan pemahaman rasionalisme al-Qur'an ditengah masyarakat yang waktu itu masih bisa dikatakan sangat tabu untuk membahas ajaran agama secara bebas apalagi sampai pada tingkat ilmiah.
Tidak kurang mulai dari Majelis Ulama DKI Jakarta, Menteri Agama dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) hingga ke Jaksa Agung dan Menko Polkam mengeluarkan kecaman dan larangan keras atas penyebaran kaset dakwah karya Nazwar Syamsu yang diproduksi oleh penerbit Ghalia Indonesia. Jaksa Agung dalam keputusan pelarangan peredaran kaset tersebut menyebutkan bahwa kaset-kaset itu mengandung ajaran Ingkarsunnah yang pernah dilarang pemerintah sedangkan MUI DKI Jakarta menyebutkannya sebagai pengingkaran hadis.
Siapa sebenarnya Nazwar Syamsu ?
Dirinya tidak dikenal dikalangan ulama bahkan dia tidak pernah berkhotbah didepan mimbar masjid. Kadang ia terlihat dipinggir jalan dengan sandal kulitnya, masuk pasar sambil menenteng sesuatu atau makan ketupat dan mengobrol dengan siapa saja. Setamat Sekolah Desa, ia masuk HIS selama 3 tahun, pada tahun 1945 ia belajar ilmu falak pada Syaikh Muhammad Jamil Jambek di Bukit Tinggi dan tahun 1956 sempat belajar di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah selama 4 bulan. Ia seorang penggemar ilmu pengetahuan ruang angkasa. Ia meninggal dalam usia 65 tahun pada tanggal 20 November 1983.
Nazwar Syamsu pernah menjadi polisi sampai masa pensiunnya ditahun 1967, istrinya ada 3 orang tetapi setelah ia menikahi seorang janda beranak satu bernama Syafinah yang ahirnya memberikan kepadanya 4 orang anak, Nazwar Syamsu menceraikan ke-3 istrinya yang lain itu.
Sebelum memulai debut dakwah Tauhid dan logikanya, dijaman perang gerilya PRRI Nazwar Syamsu bermimpi bahwa ia hendak mandi disebuah sungai yang penuh najis, berulang-ulang dengan susah payah ia menyisihkan kotoran dan barulah diperolehnya air yang bersih. Ia pun bangun dan tidur lagi, katanya ia bermimpi lagi dan kali ini ia bertemu dengan sejumlah besar penghulu adat dengan segala pakaian kebesaran, terbangun lagi dan ia tidur lagi dan kini ia bermimpi melihat ribuan bintang berkilauan, alam jadi terang sekali tapi tiba-tiba kembali gelap.
"Agaknya Tuhan menuntut sesuatu dari hidup saya" katanya, tidak lama setelah itu lahirlah 2 brosurnya yang diterbitkan pustaka Sa'diah Padang Panjang. Untuk semua karyanya, konon ia tidak pernah meneken kontrak, "Diterbitkan saja sudah puas" katanya.
Adalah atas keinginan dari PT. Ghalia Indonesia Jakarta yang memberikan Nazwar Syamsu uang sejumlah Rp. 12 juta dan diberikan melalui anaknya tertua Fachruddin (anak Nazwar Syamsu total berjumlah 8 orang). Uang Rp. 6 juta diberikannya kepada anaknya itu dan sisanya dibelikan sebuah rumah tua ditanah seluas 9 m x 14 m tempat dimana Nazwar dan istri mudanya Syafinah plus anak-anak mereka hidup.
PT. Ghalia Indonesia menerbitkan buku-bukunya sejak tahun 1969, Direktur PT itu Lukmanulhakim mengaku tertarik dengan karya Nazwar Syamsu yang dianggapnya tepat untuk menghadapi kemajuan jaman. Lukmanul Hakim akhirnya menanggung biaya hidup semua keluarga Nazwar Syamsu dan dia jugalah yang memberangkatkan Nazwar Syamsu ketanah suci untuk berhaji.
Menurut Ketua Majelis Ulama Sumatera Barat ketika itu, Datuk Palimo Kayo, Nazwar Syamsu orang yang baik, suka menerima tamu meskipun sudah lewat tengah malam dan sangat suka menolong, bahkan Nazwar pernah menyumbang 1/2 juta kepada sebuah Madrasah ditempat itu yang bernama Thawalib. Ia tidak suka dipotret, alasannya ia takut jika sampai ada orang yang menjadikannya pujaan atau pergunjingan, "biasanya orang lebih menilai wajah daripada pikirannya", begitu katanya suatu hari.
Diantara sejumlah pemikiran kontroversialnya misalnya ia menyebutkan bahwa Adam terbuat dari meteor yang diciptakan Allah disebuah planet bernama Muntaha yang lalu bersama istrinya dikirimkan kebumi dengan Barkah yang menyelamatkannya dari friksi dengan molekul udara atau yang mengapung diudara untuk pernapasannya sewaktu melayang diangkasa luas.
Tetapi terlepas dari semua itu, benarkah Nazwar Syamsu seorang yang Ingkarsunnah ?
Saya memiliki koleksi lengkap buku-buku seri Tauhid dan Logika karya beliau, dan memang tidak ada satupun hadis bisa dijumpai dalam buku-buku tersebut, semuanya penuh dengan al-Qur'an dan analisa ilmu pengetahuan alam, akan tetapi saat membaca bukunya berjudul : Islam tentang Puasa, Sholat dan Waktu, disana Nazwar Syamsu mengatakan bahwa sholat yang ia lakukan sama dengan yang dilakukan oleh umat Islam kebanyakan, sama seperti yang dilakukan oleh orang-orang Syiah, orang-orang Sunni dan sebagainya, baginya itu adalah sunnah yang terpelihara secara turun temurun.
Dengan demikian Nazwar Syamsu tidak sepenuhnya bisa dikategorikan sebagai kaum Ingkarsunnah, hal ini ditegaskan lagi oleh Lukmanulhakim Direktur PT. Ghalia Indonesia waktu itu bahwa ia dan Nazwar Syamsu hanya mengingkari hadis bukan sunnah.
Hadis betapapun berarti ucapan, perbuatan atau sikap Nabi yang kemudian dituliskan dan praktis mempunyai daya ikat. Sedangkan sunnah adalah tradisi yang tentu saja lebih abstrak, ia bisa lebih merupakan sesuatu yang tidak selalu harus di-ikuti secara pas betul, yang diambil terutama adalah semangatnya.
Kembali kepada saya pribadi, fenomena Nazwar Syamsu adalah sesuatu yang wajar dalam pencarian jati diri kebenaran, mungkin banyak tulisannya atas keilmiahan al-Qur'an secara rasio dan logika bisa saya terima akan tetapi sikapnya yang menolak hadis justru bagi saya adalah hal yang sama sekali tidak bisa diterima dengan menggunakan standar rasio dan logika yang sama. Nazwar Syamsu ibarat menghunus pedang sampai tajam dan dengan garangnya dia menebas semua yang merintangi jalannya namun akhirnya pedang itu dia tujukan kedirinya sendiri atau disisi lain ibarat orang Kristen yang percaya 1 + 1 + 1 = 3 tetapi dia sendiri menyatakan 1 + 1 + 1 = 1, sungguh logika yang justru tidak logika.
Adanya beragam hadis yang saling berbeda dalam hal isi dan cerita tidak tepat menjadi alasan penolakan total terhadapnya, hidup ini masing-masing punya 2 sisi yang saling seimbang satu dengan yang lainnya, hadis adalah sebuah catatan sejarah yang panjang dan melewati berbagai konflik politik sejak masa awal keberadaannya sebagai pegangan umat Islam kedua setelah al-Qur'an, karena itu sangat wajar bila ada pencampuran berbagai hal yang membuatnya saling bertentangan antara hadis yang satu dengan hadis yang lainnya dan bahkan memiliki banyak konfrontasi terhadap ayat-ayat al-Qur'an dan sains modern, para perawi hadis bukan manusia yang maksum, terbebas dari salah dan dosa, betapapun salehnya kehidupan mereka, tetap saja mereka adalah manusia biasa, hanya orang-orang bodoh saja yang mengangkat mereka pada posisi suci tak tersentuh oleh noda dan dosa.
Kita hormati usaha yang dilakukan oleh para perawi hadis tersebut, karena jasa mereka maka banyak catatan sejarah mengenai jaman kenabian dan para sahabatnya bisa sampai ketangan kita pada hari ini namun ini belum langkah yang final sebab tugas kita masih berlanjut untuk terus menguji validitas hadis-hadis itu menggunakan metodologi modern, lepas dari hal-hal yang berbau sektarian, fanatisme madzhab atau taklid buta, dengan demikian maka setidaknya kita sudah lebih meminimalisir jumlah hadis-hadis lemah dan palsu untuk diwariskan pada generasi mendatang.
Rasulullah Saw bersabda :
Tidak wajar bagi orang yang bodoh berdiam diri atas kebodohannya. Dan tidak wajar bagi orang yang berilmu berdiam diri atas ilmunya. - Riwayat Thabrani
Rasulullah Saw bersabda :
Wahai manusia, pakailah akal untuk mengenal Tuhanmu. Nasehat menasehatilah dengan menggunakan akal, niscaya kamu mengetahui apa yang diperintahkan kepadamu dan apa yang dilarang. Ketahuilah, bahwa akal itu menolong kamu disisi Tuhanmu. Ketahuilah bahwa orang yang berakal adalah orang yang mentaati Allah. Meskipun mukanya cantik, dia orang besar, kedudukannya mulia, bentuknya bagus, lancar dan pandai bicaranya tetapi kera dan khinzir lebih berakal disisi Allah daripada orang yang mendurhakai-Nya. Engkau jangan tertipu dengan penghormatan penduduk dunia kepadamu, sebab mereka itu termasuk orang yang merugi. - Riwayat Daud bin al-Majar dari Abu Hurairah
Saat Allah menjadikan akal, Allah berkata kepada akal : 'datanglah mendekat' ; maka menghadaplah akal itu, kemudian Allah berkata kepadanya : 'berangkatlah !' ; maka akalpun pergi. Allah berfirman : Tidak ada makhluk yang Aku jadikan yang lebih Aku cintai melebihi engkau. Dengan engkau Aku mengambil dan dengan engkau pula Aku memberi !' - Riwayat Abdullah bin Ahmad dari Hasan dan Thabrani dari Abu Hurairah
Rasulullah Saw bersabda :
Bertanya para malaikat kepada Allah : 'Wahai Allah, adakah Engkau menjadikan sesuatu yang lebih besar dari 'Arsy ? ; maka menjawab Allah : 'Ada, yaitu akal ! ' ; bertanya malaikat lagi : 'Sampai dimana batas kebesarannya ?' ; menjawab Allah : 'Tidak dapat dihinggakan dengan ilmu pengetahuan. Adakah bagimu pengetahuan tentang berapa jumlahnya pasir ? ' ; menjawab malaikat : 'Tidak ! ' ; maka Allah berfirman : 'Sesungguhnya Aku menjadikan akal itu bermacam-macam, seperti bilangan pasir. Sebagian manusia ada yang diberikan sebutir, sebagian ada yang diberikan dua butir, ada yang tiga dan empat butir. Diantara mereka ada yang diberi secupak dan adapula yang diberikan segantang dan adapula diantara mereka yang diberikan lebih banyak dari itu. - Riwayat Tirmidzi
Demikian saja kiranya sedikit kupasan mengenai ketokohan Nazwar Syamsu, semoga bisa bermanfaat dan menambah keluasan wawasan bersama,
Wassalam,
Armansyah
Nazwar Syamsu, dia adalah orang kedua setelah A. Hassan Bandung yang banyak mendominasi cara saya memahami ajaran agama Islam. Nama Nazwar Syamsu pernah menghebohkan Indonesia diawal tahun 80-an melalui tulisan-tulisannya dalam seri buku Tauhid dan Logika serta berbagai kaset ceramahnya yang bagi segelintir orang dimasa itu terlalu ilmiah dan sulit diterima oleh pemikiran awam yang standar.
Dia sosok orang yang enggan -jika tidak mau disebut sebagai anti- terhadap penggunaan hadis-hadis Nabi, semua pemikiran dan hujjahnya menggunakan ayat-ayat al-Qur'an dan ilmu pengetahuan modern. Bagi saya pribadi, itu tidak menjadi hal yang penting dalam proses mengkaji nilai-nilai kebenaran yang terkandung dalam pemikirannya.
Saya ingat pesan dari Imam Ali bin Abu Thalib r.a :
Janganlah kamu mengenal dan mengikuti kebenaran karena ketokohannya, tetapi kenalilah kebenaran itu sendiri, niscaya kamu akan mengetahui siapa tokohnya.
Sejak awal saya tidak menanamkan rasa fanatisme kepada siapapun apalagi pada seorang A. Hassan dan Nazwar Syamsu termasukpun terhadap para perawi hadis sekelas Bukhari dan Muslim karena itu pula saya tidak banyak menemukan kendala dalam menentukan sikap dan cara memahami ajaran Islam secara universal. Adalah benar dalam berpikir dan berpendapat mengenai agama saya banyak merujuk pada ijtihad A. Hassan dan Nazwar Syamsu tetapi sayapun memiliki banyak perbedaan pemahaman dengan keduanya untuk hal-hal yang memang tidak bisa saya terima secara sehat.
Misalnya saya ambil satu contoh dimana A. Hassan menganggap Isa al-Masih masih hidup dilangit sementara Nazwar Syamsu menganggap Isa al-Masih sudah wafat tetapi itu setelah Isa diberangkatkan keplanet Venus, jadi Nabi Isa menurut Nazwar tidak meninggal dibumi ini. Saya pribadi menolak kedua pendapat tersebut, bagi saya Isa al-Masih sudah wafat dibumi ini jauh sebelum diutusnya Nabi Muhammad Saw dan dalam hal ini mungkin saya lebih condong dengan pemahaman Ahmad Deedat serta jemaah Ahmadiyah (tetapi tidak untuk paham Mesianisme serta ketokohan Mirza Ghulam Ahmadnya).
Demikian sedikit pengantar dari saya, adapun profil mengenai Nazwar Syamsu dalam tulisan saya ini banyak diambil dari Majalah Tempo 24 Maret 1984.
selamat membaca ...
Nama Nazwar Syamsu sempat menimbulkan alergi terhadap sejumlah kalangan dari umat Islam Indonesia antara awal tahun 80 hingga medio 84-an yang lalu, betapa tidak, dialah orang yang dengan beraninya menyebarkan pemahaman rasionalisme al-Qur'an ditengah masyarakat yang waktu itu masih bisa dikatakan sangat tabu untuk membahas ajaran agama secara bebas apalagi sampai pada tingkat ilmiah.
Tidak kurang mulai dari Majelis Ulama DKI Jakarta, Menteri Agama dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) hingga ke Jaksa Agung dan Menko Polkam mengeluarkan kecaman dan larangan keras atas penyebaran kaset dakwah karya Nazwar Syamsu yang diproduksi oleh penerbit Ghalia Indonesia. Jaksa Agung dalam keputusan pelarangan peredaran kaset tersebut menyebutkan bahwa kaset-kaset itu mengandung ajaran Ingkarsunnah yang pernah dilarang pemerintah sedangkan MUI DKI Jakarta menyebutkannya sebagai pengingkaran hadis.
Siapa sebenarnya Nazwar Syamsu ?
Dirinya tidak dikenal dikalangan ulama bahkan dia tidak pernah berkhotbah didepan mimbar masjid. Kadang ia terlihat dipinggir jalan dengan sandal kulitnya, masuk pasar sambil menenteng sesuatu atau makan ketupat dan mengobrol dengan siapa saja. Setamat Sekolah Desa, ia masuk HIS selama 3 tahun, pada tahun 1945 ia belajar ilmu falak pada Syaikh Muhammad Jamil Jambek di Bukit Tinggi dan tahun 1956 sempat belajar di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah selama 4 bulan. Ia seorang penggemar ilmu pengetahuan ruang angkasa. Ia meninggal dalam usia 65 tahun pada tanggal 20 November 1983.
Nazwar Syamsu pernah menjadi polisi sampai masa pensiunnya ditahun 1967, istrinya ada 3 orang tetapi setelah ia menikahi seorang janda beranak satu bernama Syafinah yang ahirnya memberikan kepadanya 4 orang anak, Nazwar Syamsu menceraikan ke-3 istrinya yang lain itu.
Sebelum memulai debut dakwah Tauhid dan logikanya, dijaman perang gerilya PRRI Nazwar Syamsu bermimpi bahwa ia hendak mandi disebuah sungai yang penuh najis, berulang-ulang dengan susah payah ia menyisihkan kotoran dan barulah diperolehnya air yang bersih. Ia pun bangun dan tidur lagi, katanya ia bermimpi lagi dan kali ini ia bertemu dengan sejumlah besar penghulu adat dengan segala pakaian kebesaran, terbangun lagi dan ia tidur lagi dan kini ia bermimpi melihat ribuan bintang berkilauan, alam jadi terang sekali tapi tiba-tiba kembali gelap.
"Agaknya Tuhan menuntut sesuatu dari hidup saya" katanya, tidak lama setelah itu lahirlah 2 brosurnya yang diterbitkan pustaka Sa'diah Padang Panjang. Untuk semua karyanya, konon ia tidak pernah meneken kontrak, "Diterbitkan saja sudah puas" katanya.
Adalah atas keinginan dari PT. Ghalia Indonesia Jakarta yang memberikan Nazwar Syamsu uang sejumlah Rp. 12 juta dan diberikan melalui anaknya tertua Fachruddin (anak Nazwar Syamsu total berjumlah 8 orang). Uang Rp. 6 juta diberikannya kepada anaknya itu dan sisanya dibelikan sebuah rumah tua ditanah seluas 9 m x 14 m tempat dimana Nazwar dan istri mudanya Syafinah plus anak-anak mereka hidup.
PT. Ghalia Indonesia menerbitkan buku-bukunya sejak tahun 1969, Direktur PT itu Lukmanulhakim mengaku tertarik dengan karya Nazwar Syamsu yang dianggapnya tepat untuk menghadapi kemajuan jaman. Lukmanul Hakim akhirnya menanggung biaya hidup semua keluarga Nazwar Syamsu dan dia jugalah yang memberangkatkan Nazwar Syamsu ketanah suci untuk berhaji.
Menurut Ketua Majelis Ulama Sumatera Barat ketika itu, Datuk Palimo Kayo, Nazwar Syamsu orang yang baik, suka menerima tamu meskipun sudah lewat tengah malam dan sangat suka menolong, bahkan Nazwar pernah menyumbang 1/2 juta kepada sebuah Madrasah ditempat itu yang bernama Thawalib. Ia tidak suka dipotret, alasannya ia takut jika sampai ada orang yang menjadikannya pujaan atau pergunjingan, "biasanya orang lebih menilai wajah daripada pikirannya", begitu katanya suatu hari.
Diantara sejumlah pemikiran kontroversialnya misalnya ia menyebutkan bahwa Adam terbuat dari meteor yang diciptakan Allah disebuah planet bernama Muntaha yang lalu bersama istrinya dikirimkan kebumi dengan Barkah yang menyelamatkannya dari friksi dengan molekul udara atau yang mengapung diudara untuk pernapasannya sewaktu melayang diangkasa luas.
Tetapi terlepas dari semua itu, benarkah Nazwar Syamsu seorang yang Ingkarsunnah ?
Saya memiliki koleksi lengkap buku-buku seri Tauhid dan Logika karya beliau, dan memang tidak ada satupun hadis bisa dijumpai dalam buku-buku tersebut, semuanya penuh dengan al-Qur'an dan analisa ilmu pengetahuan alam, akan tetapi saat membaca bukunya berjudul : Islam tentang Puasa, Sholat dan Waktu, disana Nazwar Syamsu mengatakan bahwa sholat yang ia lakukan sama dengan yang dilakukan oleh umat Islam kebanyakan, sama seperti yang dilakukan oleh orang-orang Syiah, orang-orang Sunni dan sebagainya, baginya itu adalah sunnah yang terpelihara secara turun temurun.
Dengan demikian Nazwar Syamsu tidak sepenuhnya bisa dikategorikan sebagai kaum Ingkarsunnah, hal ini ditegaskan lagi oleh Lukmanulhakim Direktur PT. Ghalia Indonesia waktu itu bahwa ia dan Nazwar Syamsu hanya mengingkari hadis bukan sunnah.
Hadis betapapun berarti ucapan, perbuatan atau sikap Nabi yang kemudian dituliskan dan praktis mempunyai daya ikat. Sedangkan sunnah adalah tradisi yang tentu saja lebih abstrak, ia bisa lebih merupakan sesuatu yang tidak selalu harus di-ikuti secara pas betul, yang diambil terutama adalah semangatnya.
Kembali kepada saya pribadi, fenomena Nazwar Syamsu adalah sesuatu yang wajar dalam pencarian jati diri kebenaran, mungkin banyak tulisannya atas keilmiahan al-Qur'an secara rasio dan logika bisa saya terima akan tetapi sikapnya yang menolak hadis justru bagi saya adalah hal yang sama sekali tidak bisa diterima dengan menggunakan standar rasio dan logika yang sama. Nazwar Syamsu ibarat menghunus pedang sampai tajam dan dengan garangnya dia menebas semua yang merintangi jalannya namun akhirnya pedang itu dia tujukan kedirinya sendiri atau disisi lain ibarat orang Kristen yang percaya 1 + 1 + 1 = 3 tetapi dia sendiri menyatakan 1 + 1 + 1 = 1, sungguh logika yang justru tidak logika.
Adanya beragam hadis yang saling berbeda dalam hal isi dan cerita tidak tepat menjadi alasan penolakan total terhadapnya, hidup ini masing-masing punya 2 sisi yang saling seimbang satu dengan yang lainnya, hadis adalah sebuah catatan sejarah yang panjang dan melewati berbagai konflik politik sejak masa awal keberadaannya sebagai pegangan umat Islam kedua setelah al-Qur'an, karena itu sangat wajar bila ada pencampuran berbagai hal yang membuatnya saling bertentangan antara hadis yang satu dengan hadis yang lainnya dan bahkan memiliki banyak konfrontasi terhadap ayat-ayat al-Qur'an dan sains modern, para perawi hadis bukan manusia yang maksum, terbebas dari salah dan dosa, betapapun salehnya kehidupan mereka, tetap saja mereka adalah manusia biasa, hanya orang-orang bodoh saja yang mengangkat mereka pada posisi suci tak tersentuh oleh noda dan dosa.
Kita hormati usaha yang dilakukan oleh para perawi hadis tersebut, karena jasa mereka maka banyak catatan sejarah mengenai jaman kenabian dan para sahabatnya bisa sampai ketangan kita pada hari ini namun ini belum langkah yang final sebab tugas kita masih berlanjut untuk terus menguji validitas hadis-hadis itu menggunakan metodologi modern, lepas dari hal-hal yang berbau sektarian, fanatisme madzhab atau taklid buta, dengan demikian maka setidaknya kita sudah lebih meminimalisir jumlah hadis-hadis lemah dan palsu untuk diwariskan pada generasi mendatang.
Rasulullah Saw bersabda :
Tidak wajar bagi orang yang bodoh berdiam diri atas kebodohannya. Dan tidak wajar bagi orang yang berilmu berdiam diri atas ilmunya. - Riwayat Thabrani
Rasulullah Saw bersabda :
Wahai manusia, pakailah akal untuk mengenal Tuhanmu. Nasehat menasehatilah dengan menggunakan akal, niscaya kamu mengetahui apa yang diperintahkan kepadamu dan apa yang dilarang. Ketahuilah, bahwa akal itu menolong kamu disisi Tuhanmu. Ketahuilah bahwa orang yang berakal adalah orang yang mentaati Allah. Meskipun mukanya cantik, dia orang besar, kedudukannya mulia, bentuknya bagus, lancar dan pandai bicaranya tetapi kera dan khinzir lebih berakal disisi Allah daripada orang yang mendurhakai-Nya. Engkau jangan tertipu dengan penghormatan penduduk dunia kepadamu, sebab mereka itu termasuk orang yang merugi. - Riwayat Daud bin al-Majar dari Abu Hurairah
Saat Allah menjadikan akal, Allah berkata kepada akal : 'datanglah mendekat' ; maka menghadaplah akal itu, kemudian Allah berkata kepadanya : 'berangkatlah !' ; maka akalpun pergi. Allah berfirman : Tidak ada makhluk yang Aku jadikan yang lebih Aku cintai melebihi engkau. Dengan engkau Aku mengambil dan dengan engkau pula Aku memberi !' - Riwayat Abdullah bin Ahmad dari Hasan dan Thabrani dari Abu Hurairah
Rasulullah Saw bersabda :
Bertanya para malaikat kepada Allah : 'Wahai Allah, adakah Engkau menjadikan sesuatu yang lebih besar dari 'Arsy ? ; maka menjawab Allah : 'Ada, yaitu akal ! ' ; bertanya malaikat lagi : 'Sampai dimana batas kebesarannya ?' ; menjawab Allah : 'Tidak dapat dihinggakan dengan ilmu pengetahuan. Adakah bagimu pengetahuan tentang berapa jumlahnya pasir ? ' ; menjawab malaikat : 'Tidak ! ' ; maka Allah berfirman : 'Sesungguhnya Aku menjadikan akal itu bermacam-macam, seperti bilangan pasir. Sebagian manusia ada yang diberikan sebutir, sebagian ada yang diberikan dua butir, ada yang tiga dan empat butir. Diantara mereka ada yang diberi secupak dan adapula yang diberikan segantang dan adapula diantara mereka yang diberikan lebih banyak dari itu. - Riwayat Tirmidzi
Demikian saja kiranya sedikit kupasan mengenai ketokohan Nazwar Syamsu, semoga bisa bermanfaat dan menambah keluasan wawasan bersama,
Wassalam,
Armansyah
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Re: Nazwar Syamsu
metheny wrote:
Yup. Nazwar Syamsu menyatakan bhw:
1. Adam bukan manusia pertama, tetapi Hawa lah manusia pertama.
2. Adam lahir dari Hawa scr partenogenesis
3. Adam kemudian mjd suami Hawa, ibunya sendiri.
.
sama persis cerita mitology yunani, Gaia dan Saturnus...
BiasaSaja- SERSAN MAYOR
-
Posts : 660
Kepercayaan : Protestan
Location : warnet langganan
Join date : 08.12.12
Reputation : 11
Re: Nazwar Syamsu
Berbicara mengenai makhluk luar angkasa akan membawa kita pada kontroversi berkepanjangan yang sampai hari ditulisnya buku ini pun perdebatan dikalangan ilmuwan dan juga agamawan terus berlanjut. Tidak ada kata sepakat mengenainya. Ada yang mengkaitkan mereka dengan makhluk jenis Jin, ada juga yang berpendapat bahwa mereka benar-benar ada dan berupa makhluk tersendiri terpisah dari jenis manusia dan jin, ada juga yang mengingkari keberadaannya dan menganggapnya sekedar berita bohong, isapan jempol dan imajinasi belaka.
Padahal seperti yang telah diungkapkan oleh Syaikh Muhammad al-Ghazali dalam bukunya[1], bahwa bumi yang kita diami ini tidaklah lebih dari sebutir debu dialam semesta yang amat besar dan megah dan penuh dengan kehidupan dan makhluk hidup. Kita akan menjadi orang dungu apabila mengira hanya kita sajalah makhluk hidup dalam wujud semesta yang maha luas ini. Allah telah menciptakan begitu banyak galaksi, mungkinkah hanya satu planet saja yang berisi kehidupan ?
Alam ini bagi al-Ghazali sudah penuh sesak dengan makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah yang merujuk pada wujud-Nya dan bersaksi tentang kebesaran-Nya. Senada dengan pernyataan ini, penulis Indonesia kontroversial ditahun 80-an asal Sumatera Barat bernama Nazwar Syamsu[2] berpendapat bahwa banyaknya laporan masyarakat bumi terhadap penampakan UFO atau piring terbang harus menjadi alasan positip yang mengkuatkan adanya kehidupan manusia bermasyarakat diplanet lain seperti halnya yang ada diplanet kita ini.
Namun berbeda dengan keduanya, Muhammad Isa Dawud dengan semua uraiannya yang panjang lebar didalam bukunya menyatakan bahwa semua misteri seputar keberadaan piring terbang ataupun makhluk luar angkasa tidak lain hanyalah perbuatan dan tipu daya Iblis bersama Dajjal yang memiliki markas besar disegitiga Bermuda[3].
Terlepas dari perbedaan pendapat yang ada diatas tadi, maka bagaimanapun logika mereka tidak ada yang menyimpang dari apa yang disampaikan oleh Allah dan Rasul-Nya didalam kitab suci al-Qur’an maupun al-Hadis. Mereka ini pada hakekatnya berbeda dalam cara penafsiran ayat dan hadis sesuai dengan cara maupun sudut pandang masing-masing. Tetapi satu hal yang pasti bahwa semua dalil yang mereka pergunakan sangat patut untuk dijadikan perhatian bagi kita semua, terutama untuk yang tertarik dalam kajian ini.
Cerita mengenai keberadaan dari piring terbang dan manusia-manusia dari luar angkasa sendiri sebenarnya sudah dikenal jauh sebelum teknologi modern manusia dicapai, misalnya dongeng-dongeng mengenai kerajaan Atlantis atau juga kisah mengenai kepahlawanan Hercules yang akhirnya kembali kelangit bersama ayahnya Zeus setelah menyelesaikan tugas dibumi tidak bisa dianggap hanya sekedar cerita pengantar tidur bangsa Yunani kuno bahkan cerita keperkasaan Gatot Kaca dalam wayang purwa yang memiliki baju terbang bernama “Kotang Antakusuma” dan helm “Basunanda” lengkap dengan sepatu pelindung “pada kacarma” juga menjadi suatu teori tersendiri oleh sejumlah peneliti masalah piring terbang.
Lalu bagaimana sebenarnya pendapat al-Qur’an sendiri mengenai hal-hal yang masih merupakan misteri besar ini ?
Kitab suci al-Qur’an memang tidak bercerita secara jelas (didalam ayat-ayat Muhkamatnya) kepada kita mengenai keberadaan makhluk hidup diluar manusia berikut planet dimana mereka tinggal. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa secara simbolik (melalui ayat-ayat Mutasyabihatnya) al-Qur’an juga menolak keabsahan teori-teori tersebut, sebab sebaliknya justru al-Qur’an menggambarkan kekuasaan Tuhan disemua alam semesta yang melingkupi seluruh makhluk hidup yang ada dan tersebar disemua penjuru galaksi.
Dan diantara ayat-ayat-Nya adalah menciptakan langit dan bumi ; dan Dabbah yang Dia sebarkan pada keduanya. dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya. - Qs. 42 Asy-Syura :29
Dan Allah telah menciptakan Dabbah dari almaa’; diantara mereka ada yang berjalan diatas perutnya dan ada juga yang berjalan dengan dua kaki dan sebagiannya lagi berjalan atas empat kaki. Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki, karena sesungguhnya Allah berkuasa atas tiap-tiap sesuatu.. - Qs. 24 An-Nur :45
Melalui surah asy-syura ayat 29 diatas kita memperoleh gambaran dari al-Qur’an bahwa Allah telah menyebarkan dabbah disemua langit dan bumi yang telah diciptakan-Nya. Pengertian dari istilah Dabbah ini sendiri bisa kita lihat pada surah an-Nur ayat 45, yaitu makhluk hidup yang memiliki cara berjalan berbeda-beda, ada yang merayap seperti hewan melata ada yang berjalan dengan dua kaki sebagaimana halnya dengan manusia dan ada pula yang berjalan dengan empat kaki seperti kuda, anjing, kucing dan seterusnya sehingga merujuk istilah Dabbah yang ada dilangit dengan makhluk berjenis Jin atau Malaikat saja dan mengabaikan kemungkinan adanya makhluk jenis lain berarti bertentangan dengan maksud kitab suci sendiri.
Dan hanya kepada Allah saja bersujud semua yang ada dilangit dan dibumi, mulai dari Dabbah hingga para malaikat; sementara para malaikat itu tidak pernah berbuat angkuh – Qs. 16 an-Nahl : 49
Karena itu tanpa mengurangi rasa hormat kita kepada mereka yang menolak keberadaan makhluk hidup diluar jenis manusia dan jin sekaligus menyatakan bahwa hanya diplanet bumi ini sajalah makhluk hidup ciptaan Allah, menurut pendapat penulis pribadi, maka dijaman yang serba modern dan canggih ini apalagi didukung oleh ayat-ayat al-Qur’an sendiri tidaklah bisa dibenarkan. Adalah mustahil kebohongan dilakukan oleh hampir separuh penghuni bumi ini dalam waktu yang berbeda dan bahkan dipisahkan oleh kurun masa berabad-abad dari sekarang.
Su’ud Muliadi[1] misalnya menyatakan dalam bukunya bahwa laporan paling tua mengenai pesawat dari luar angkasa yang mendarat dibumi ini berasal dari abad ke-15 sebelum Masehi, yaitu pada sebuah tulisan Mesir kuno (papirus) yang merupakan bagian dari buku harian Raja Thutmosis III (1504-1450 SM) yang merupakan raja Mesir terbesar dimasa lalu dengan daerah kekuasaannya sampai kesungai Euphrat dan Sudan.
Laporan itu terjadi pada salah satu ekspedisi penaklukkan yang dipimpinnya langsung, dimana dalam perjalanannya Thutmosis III melihat adanya sebuah lingkaran api muncul diangkasa dengan panjang sekitar 1 rod atau ± 5 meter tanpa mengeluarkan suara dan perlahan bertambah tinggi naik keangkasa menuju keselatan dan menghilang dikegelapan malam.
Seterusnya beberapa penemuan Arkeologi kerajaan Romawi kuno juga menunjukkan bahwa penampakan dari piring terbang juga pernah terjadi dimasa lalu. Salah satu penemuan itu berupa mata uang logam Romawi kuno yang berukiran gambar bintang dan sebuah bola dengan antena mirip satelit yang ada dijaman kita modern ini. Pendapat awal yang memperkirakan bahwa bola berantena ini merupakan ukiran matahari akhirnya kandas setelah penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan adanya kenyataan empat sinar cahaya dari bola itu dipancarkan dengan cara yang berlainan terhadap cahaya dari matahari. Apalagi pada mata uang logam tersebut terdapat kata-kata Providentia Deorum yang memuliakan para dewa dan terdapat seorang wanita dalam wujud Providentia muncul dari cahaya yang bersinar tersebut[2].
Selanjutnya berturut-turut Yves Naud dalam bukunya berjudul Peninggalan Masa Lampau yang misterius dan UFO, dan Erich Von Daniken dengan bukunya Adakah makhluk lain dari angkasa luar[3] memberikan kehadapan kita banyak sekali data-data yang memastikan mengenai apa yang telah disampaikan oleh ayat-ayat al-Qur’an tadi. Bahkan menurut Yves Naud berdasarkan penelitiannya yang panjang, teknologi yang pernah dicapai oleh nenek moyang manusia jaman dahulu kala jauh melebihi apa yang sudah dicapai oleh manusia modern sekarang ini.
Hal ini dibuktikannya dengan keberadaan Peta Piri Reis yang merupakan suatu peta dengan rancangan ilmu geografis sangat akurat Konon pada awal abad ke delapan belas, di istana Topkapi Turki, ditemukan peta-peta kuno. Peta itu adalah milik seorang perwira tinggi Angkatan Laut Turki Laksamana Piri Reis. Dua buah atlas yang disimpan di perpustakaan negara di Berlin yang memuat gambar yang tepat dari laut Tengah dan daerah sekitar laut Mati, juga berasal dari Laksamana Piri Reis ini. Semua peta ini telah diserahkan kepada Arlington H. Mallerey seorang Kartograf Amerika untuk diteliti. Mallerey memperkuat fakta yang luar biasa bahwa semua data geografi terdapat pada peta-peta itu, tetapi tidak digambar pada tempat yang semestinya. Ia minta bantuan dari Walters seorang kartograf dari Biro Hidrografi Angkatan Laut Amerika Serikat. Mallerey dan Walters bersama-sama menyusun suatu skala dan mentransformasikan peta itu menjadi bola dunia. Mereka membuat penemuan yang menggemparkan.
Petanya memang cermat, bukan hanya mengenai Laut Tengah dan Laut Mati saja melainkan pantai-pantai Amerika Utara dan Selatan bahkan garis-garis tinggi Permukaan Samudra Antartika pun dilukiskan dengan persis sekali pada peta Piri Reis itu. Peta itu bukan hanya memproduksikan garis besarnya benua-benua melainkan juga topografi dari daerah-daerah pedalaman. Pegunungan, puncak gunung, pulau, sungai dan dataran tinggi; semuanya digambarkan de ngan ketepatan yang luar biasa.
Dalam tahun 1957, peta-peta itu diserahkan kepada Jesnit Lineham, yang menjabat direktur dari Weston Observatory merangkap juru potret pada Angkatan Laut Amerika Serikat. Setelah memeriksanya dengan cermat, Lineham pun hanya dapat memperkuat ketepatannya yang fantastis itu bahkan sampai mengenai daerah daerah yang di masa sekarang jarang sekali dipelajari. Yang paling menonjol ialah bahwa pegunungan di Antartika yang baru ditemukan pada tahun 1952, dalam peta Reis telah terdapat. Pegunungan itu telah tertutup oleh es beratus-ratus tahun lamanya. Peta kita sekarang dibuat berdasarkan hasil pemetaan dengan menggunakan alat-alat gema suara. Penyelidikan terakhir yang dilakukan oleh Profesor Charles. H. Hapgood dan ahli matematika Richard W. Strachan telah memberikan informasi yang lebih mengherankan lagi. Setelah diadakan perbandingan dengan hasil pemotretan bulatan dunia kita yang di lakukan secara modern dari satelit, perbandingan itu menunjukkan bahwa peta aslinya dari Piri Reis itu pasti telah dibuat berdasarkan hasil pemotretan dari udara dengan ketinggian yang jauh sekali.
Sebuah kapal ruang angkasa terbang diam di atas Kairo dan membidikkan kameranya lurus ke bawah, setelah filmnya dicuci maka akan terdapat gambaran ini; segala sesuatu yang ada dalam radius kira-kira 5.000 mil dari Kairo akan direproduksikan secara tepat, karena semuanya ada di bawah lensa. Tetapi negara-negara dan benua-benua di luar radius itu akan berubah reproduksinya dari keadaan sebenarnya. Semakin jauh pandangan kita dari titik pusat gambar, semakin banyak penyimpangan atau perubahan gambarnya. Mengapa ini semua? karena bumi ini berbentuk bulatan, benua-benua yang jauh dari titik pusat seolah tenggelam ke bawah. Negara Amerika Selatan misalnya, tampaknya berubah dengan janggal sekali pada ukuran memanjangnya, persis seperti perubahan pada peta Piri Reis ! Dan juga persis seperti hasil-hasil pemotretan yang dilakukan satelit buatan dari Amerika.
Bagaimana kita bisa menjelaskan hal demikian itu, bagaimana mungkin nenek moyang kita mampu membuat peta seakurat ini dengan pengetahuan mereka yang konon menurut buku-buku sejarah masih dalam taraf hidup didalam gua dan mengembara (nomaden) ? Tidakkah teori yang menyatakan bahwa nenek moyang manusia sebenarnya pernah mencapai kemajuan dibidang ilmu dan teknologi canggih sebelum akhirnya melalui sebuah banjir besar telah melemparkan manusia kembali kejaman batu, bisa diterima ? Bisakah ajaran Islam yang diklaim sebagai ajaran Tuhan semesta alam menjawab semuanya ?
Dan orang-orang yang hidup sebelum mereka sekarang ini telah pernah mendustakan Kami, padahal mereka yang ada sekarang ini belum sampai pada sepersepuluh yang pernah Kami berikan kepada mereka dahulu kala. - Qs. 34 Saba’ : 45
Beberapa penafsir kitab suci ada yang merujuk maksud dari orang-orang yang hidup sebelumnya pada ayat tersebut sebagai orang-orang kafir Mekkah yang sudah meninggal sebelum kenabian Muhammad, akan tetapi adalah sah-sah saja bila kita menafsirkannya dengan makna yang lebih luas dari itu dan menghubungkan ayat ini dengan teori yang sudah kita bahas sebelumnya. Apalagi dalam catatan kakinya yang menjelaskan ayat ini, Departemen Agama Republik Indonesia menulis maksud dari sepersepuluh yang kami berikan kepada orang-orang sebelumnya itu adalah pemberian Allah seputar kepandaian ilmu pengetahuan, umur panjang, kekuatan jasmani, kekayaan harta benda dan sebagainya.[4]
Seperti yang sering saya singgung, bahwa al-Qur’an harus dipahami secara universal dan aktual, sehingga kemonotonan penafsiran yang ada pada tafsir Qur’an tradisional tidak membuat kitab suci ini sebagai sesuatu yang hanya menjadi pajangan dimasjid ataupun bacaan saat menjelang sholat Jum’at. Kita harus melanjutkan misi aktualisasi kitab suci yang sudah dirintis oleh Syaikh Muhammad Abduh dan muridnya Rasyid Ridha diawal abad 20. Bangsa Indonesia sendiri memiliki banyak cendikiawan muslim modern yang telah mencoba memberikan tafsiran baru ayat-ayat al-Qur’an. Sebut saja misalnya nama-nama seperti Dr. Ir. Hidajat Nataatmadja melalui bukunya versi baru Ihya Ulumiddin[5] atau Nurcholish Madjid dalam Khazanah Intelektual Islam[6] serta nama Nazwar Syamsu yang terkenal dengan bukunya Tauhid dan Logika[7].
Dengan begitu, maka kita bisa mendapatkan kitab suci al-Qur’an benar-benar sebagai kitab petunjuk yang bermanfaat bagi manusia didalam mempelajari ilmu dunia maupun ilmu akhirat.
Keberadaan planet-planet yang berfungsi sebagai tempat hidup dan berkehidupan makhluk berjiwa seperti bumi misalnya secara eksplisit bisa juga kita peroleh didalam ayat al-Qur’an :
Allah menciptakan tujuh langit dan seperti itu juga bumi; berlaku hukum-hukum Allah didalamnya, agar kamu ketahui bahwa Allah sangat berkuasa terhadap segala sesuatu; dan Allah sungguh meliputi segalanya dengan pengetahuan-Nya. - Qs. 65 ath-Thalaq : 12
Jika kata langit dan bumi disebut dengan bilangan tujuh yang berarti banyak (lebih dari satu), maka tentu yang dimaksud dalam ayat ini adalah kemajemukan gugusan galaksi yang terdiri dari jutaan bintang dan planet-planet yang ada sebagaimana yang kita ketahui dari ilmu astronomi modern. Oleh karenanya secara tidak langsung al-Qur’an menyatakan kepada kita bahwa Bumi yang kita diami ini bukanlah satu-satunya bumi yang ada dijagad raya.
makhluk-makhluk yang ada dilangit dan dibumi memerlukan Dia, setiap waktu Dia dalam kesibukan. - Qs. 55 Ar-Rahman :29
Setelah berkali-kali mengadakan pengamatan secara teliti menggunakan teleskop-teleskop Observatorium W.M. Keck Hawaii, Observatorium Lick di California dan Observatorium McDonald di Texas sejak bulan Juli 2003 yang lalu, maka hari selasa tanggal 31 Agustus 2004 sejumlah astronom mengumumkan penemuan jenis planet baru yang memiliki lebih banyak kesamaan dengan Bumi dibanding dengan planet-planet gas raksasa yang pernah ditemukan sebelumnya[8]
Planet-planet mirip bumi tersebut yang pertama berada di gugusan Leo memiliki massa 21 kali ukuran bumi dan waktu rotasi 2,64 hari dengan perkiraan jarak lebih kurang 33 tahun cahaya dari Bumi kita sedangkan planet berikutnya berada digugusan Cancer memiliki massa 18 kali dari bumi dan waktu orbit 2,81 hari dengan jarak dari bumi ini sekitar 41 tahun cahaya. Atas penemuan kedua planet ini baik Barbara McArthur, peneliti dari Universitas Texas di Austin maupun Anne Kinney, direktur Direktorat Misi Ilmiah Divisi Jagad Raya NASA sama-sama mengungkapkan rasa optimisnya bahwa teka-teki keberadaan makhluk hidup lain diluar bumi akan segera terjawab.
Planet lainnya yang baru ditemukan dan diduga memiliki juga persamaan dengan bumi adalah planet yang mengorbit bintang Gliese 876 berjarak sekitar 15 tahun cahaya dari bumi pada arah rasi bintang Aquarius dengan massa sebesar 5,9 hingga 7,5 kali massa bumi[9]
Sementara misi antariksa tanpa awak Voyager 1 yang diluncurkan atas kerjasama NASA dan Caltech pada tanggal 5 September 1977 sudah berada diluar tata surya kita dengan jarak 14 milyar kilometer dari planet bumi dan tengah menyelidiki heliopause dan medium antar bintang, ini adalah satu-satunya benda buatan manusia modern yang berada jauh diruang angkasa sehingga untuk dapat menangkap sinyalnya dipusat kontrol Jet Propulsion Laboratory di dekat Pasadena, California dibutuhkan waktu lebih dari 13 jam.[10]
Akhirnya, bersikap terlalu skeptis terhadap sejumlah kalangan yang menyibukkan dirinya untuk melakukan eksplorasi angkasa raya guna menemukan peradaban lain maupun mentertawakan sejumlah penelitian terhadap ilmu pengetahuan yang pernah dicapai oleh nenek moyang manusia dimasa lalu sungguh bukan perbuatan yang bijaksana dan bertentangan dengan kitab suci.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memperolok-olok suatu kaum yang lain, karena boleh jadi mereka itu lebih baik dari mereka yang mengoloknya; dan jangan juga para wanita saling memperolok sesamanya sebab boleh jadi wanita yang diperolokkan itu lebih baik dari wanita yang memperoloknya ; dan jangan kamu mencela dirimu sendiri serta jangan kamu saling memanggil dengan gelar yang jahat. Sejahat-jahat panggilan adalah yang jahat setelah ia beriman dan siapa saja yang tidak bertobat, maka mereka adalah orang yang zhalim. – Qs. 49 al-Hujuraat : 11
Kita selaku manusia modern ini harus segera berhenti meneruskan perilaku pongah yang disertai stagnasi pendapatnya yang usang, keberadaan para aliens alias makhluk berjiwa diplanet bumi yang lain nun jauh dikedalaman langit jangan sampai menimbulkan kekhawatiran berlebihan bahwa pendapat manusia sebagai makhluk termulia akan dilecehkan atau menjadi rusak. Pada hakekatnya manusia ini cuma sekedar makhluk yang hina[11] dengan kediaman berada dipinggiran galaksi tak lebih dari setitik debu berjarak ± 300 juta miliar km dari pusat Bimasakti. Mari kita berhenti berpikir egois dan merasa sebagai makhluk yang paling diperhatikan Tuhan, padahal nyaris setiap hari kita melupakan Tuhan dan bergulat dengan dosa, zinah, korupsi, dusta dan seribu satu macam kufur nikmat lainnya, manusia terlampau membumi sehingga tidak kuasa melepas ke-‘akuannya’.
[1] Su’ud Muliadi, Sm Hk, Mahluk Angkasa Luar dan al-Qur’an, Penerbit PT. Garoeda Boeana Indah, Pasuruan, 1993, hal. 17.
[2] Idem, hal. 21.
[3] Kedua buku ini bisa didownload langsung melalui Internet dari website Beta-UFO dengan alamat http://www.betaufo.com/ dalam format file PDF
[4] al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama Republik Indonesia, Jakarta, Penerbit Gema Risalah Press Bandung, Edisi refisi tahun 1989, Catatan Kaki no 1244, hal. 691
[5] Dr. Ir. Hidajat Nataatmadja, Karsa Menegakkan jiwa agama dalam dunia ilmiah, versi baru Ihya Ulumiddin, Penerbit Iqra, Bandung, 1982
[6] Nurcholish Madjid, Khazanah Intelektual Islam, Penerbit Bulan Bintang, Jakarta, 1984
[7] Nazwar Syamsu, Tauhid dan Logika, al-Qur’an dasar tanya jawab Ilmiah, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, 1980
[8] Kompas Cyber Media, http://www.kompas.com/teknologi/news/0409/01/173543.htm, rubrik Sains & Teknologi
[9] Harian umum Berita Pagi, Planet Baru itu, Kecil dan Berbatu, No. 37 Tahun 1, Rabu, 15 Juni 2005 hal 1
[10] Wikipedia Indonesia, ensiklopedi bebas berbahasa Indonesia, http://id.wikipedia.org/wiki/Voyager_1
[11] Silahkan buka al-Qur’an surah 32 as-Sajdah ayat 8
Padahal seperti yang telah diungkapkan oleh Syaikh Muhammad al-Ghazali dalam bukunya[1], bahwa bumi yang kita diami ini tidaklah lebih dari sebutir debu dialam semesta yang amat besar dan megah dan penuh dengan kehidupan dan makhluk hidup. Kita akan menjadi orang dungu apabila mengira hanya kita sajalah makhluk hidup dalam wujud semesta yang maha luas ini. Allah telah menciptakan begitu banyak galaksi, mungkinkah hanya satu planet saja yang berisi kehidupan ?
Alam ini bagi al-Ghazali sudah penuh sesak dengan makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah yang merujuk pada wujud-Nya dan bersaksi tentang kebesaran-Nya. Senada dengan pernyataan ini, penulis Indonesia kontroversial ditahun 80-an asal Sumatera Barat bernama Nazwar Syamsu[2] berpendapat bahwa banyaknya laporan masyarakat bumi terhadap penampakan UFO atau piring terbang harus menjadi alasan positip yang mengkuatkan adanya kehidupan manusia bermasyarakat diplanet lain seperti halnya yang ada diplanet kita ini.
Namun berbeda dengan keduanya, Muhammad Isa Dawud dengan semua uraiannya yang panjang lebar didalam bukunya menyatakan bahwa semua misteri seputar keberadaan piring terbang ataupun makhluk luar angkasa tidak lain hanyalah perbuatan dan tipu daya Iblis bersama Dajjal yang memiliki markas besar disegitiga Bermuda[3].
Terlepas dari perbedaan pendapat yang ada diatas tadi, maka bagaimanapun logika mereka tidak ada yang menyimpang dari apa yang disampaikan oleh Allah dan Rasul-Nya didalam kitab suci al-Qur’an maupun al-Hadis. Mereka ini pada hakekatnya berbeda dalam cara penafsiran ayat dan hadis sesuai dengan cara maupun sudut pandang masing-masing. Tetapi satu hal yang pasti bahwa semua dalil yang mereka pergunakan sangat patut untuk dijadikan perhatian bagi kita semua, terutama untuk yang tertarik dalam kajian ini.
Cerita mengenai keberadaan dari piring terbang dan manusia-manusia dari luar angkasa sendiri sebenarnya sudah dikenal jauh sebelum teknologi modern manusia dicapai, misalnya dongeng-dongeng mengenai kerajaan Atlantis atau juga kisah mengenai kepahlawanan Hercules yang akhirnya kembali kelangit bersama ayahnya Zeus setelah menyelesaikan tugas dibumi tidak bisa dianggap hanya sekedar cerita pengantar tidur bangsa Yunani kuno bahkan cerita keperkasaan Gatot Kaca dalam wayang purwa yang memiliki baju terbang bernama “Kotang Antakusuma” dan helm “Basunanda” lengkap dengan sepatu pelindung “pada kacarma” juga menjadi suatu teori tersendiri oleh sejumlah peneliti masalah piring terbang.
Lalu bagaimana sebenarnya pendapat al-Qur’an sendiri mengenai hal-hal yang masih merupakan misteri besar ini ?
Kitab suci al-Qur’an memang tidak bercerita secara jelas (didalam ayat-ayat Muhkamatnya) kepada kita mengenai keberadaan makhluk hidup diluar manusia berikut planet dimana mereka tinggal. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa secara simbolik (melalui ayat-ayat Mutasyabihatnya) al-Qur’an juga menolak keabsahan teori-teori tersebut, sebab sebaliknya justru al-Qur’an menggambarkan kekuasaan Tuhan disemua alam semesta yang melingkupi seluruh makhluk hidup yang ada dan tersebar disemua penjuru galaksi.
Dan diantara ayat-ayat-Nya adalah menciptakan langit dan bumi ; dan Dabbah yang Dia sebarkan pada keduanya. dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya. - Qs. 42 Asy-Syura :29
Dan Allah telah menciptakan Dabbah dari almaa’; diantara mereka ada yang berjalan diatas perutnya dan ada juga yang berjalan dengan dua kaki dan sebagiannya lagi berjalan atas empat kaki. Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki, karena sesungguhnya Allah berkuasa atas tiap-tiap sesuatu.. - Qs. 24 An-Nur :45
Melalui surah asy-syura ayat 29 diatas kita memperoleh gambaran dari al-Qur’an bahwa Allah telah menyebarkan dabbah disemua langit dan bumi yang telah diciptakan-Nya. Pengertian dari istilah Dabbah ini sendiri bisa kita lihat pada surah an-Nur ayat 45, yaitu makhluk hidup yang memiliki cara berjalan berbeda-beda, ada yang merayap seperti hewan melata ada yang berjalan dengan dua kaki sebagaimana halnya dengan manusia dan ada pula yang berjalan dengan empat kaki seperti kuda, anjing, kucing dan seterusnya sehingga merujuk istilah Dabbah yang ada dilangit dengan makhluk berjenis Jin atau Malaikat saja dan mengabaikan kemungkinan adanya makhluk jenis lain berarti bertentangan dengan maksud kitab suci sendiri.
Dan hanya kepada Allah saja bersujud semua yang ada dilangit dan dibumi, mulai dari Dabbah hingga para malaikat; sementara para malaikat itu tidak pernah berbuat angkuh – Qs. 16 an-Nahl : 49
Karena itu tanpa mengurangi rasa hormat kita kepada mereka yang menolak keberadaan makhluk hidup diluar jenis manusia dan jin sekaligus menyatakan bahwa hanya diplanet bumi ini sajalah makhluk hidup ciptaan Allah, menurut pendapat penulis pribadi, maka dijaman yang serba modern dan canggih ini apalagi didukung oleh ayat-ayat al-Qur’an sendiri tidaklah bisa dibenarkan. Adalah mustahil kebohongan dilakukan oleh hampir separuh penghuni bumi ini dalam waktu yang berbeda dan bahkan dipisahkan oleh kurun masa berabad-abad dari sekarang.
Su’ud Muliadi[1] misalnya menyatakan dalam bukunya bahwa laporan paling tua mengenai pesawat dari luar angkasa yang mendarat dibumi ini berasal dari abad ke-15 sebelum Masehi, yaitu pada sebuah tulisan Mesir kuno (papirus) yang merupakan bagian dari buku harian Raja Thutmosis III (1504-1450 SM) yang merupakan raja Mesir terbesar dimasa lalu dengan daerah kekuasaannya sampai kesungai Euphrat dan Sudan.
Laporan itu terjadi pada salah satu ekspedisi penaklukkan yang dipimpinnya langsung, dimana dalam perjalanannya Thutmosis III melihat adanya sebuah lingkaran api muncul diangkasa dengan panjang sekitar 1 rod atau ± 5 meter tanpa mengeluarkan suara dan perlahan bertambah tinggi naik keangkasa menuju keselatan dan menghilang dikegelapan malam.
Seterusnya beberapa penemuan Arkeologi kerajaan Romawi kuno juga menunjukkan bahwa penampakan dari piring terbang juga pernah terjadi dimasa lalu. Salah satu penemuan itu berupa mata uang logam Romawi kuno yang berukiran gambar bintang dan sebuah bola dengan antena mirip satelit yang ada dijaman kita modern ini. Pendapat awal yang memperkirakan bahwa bola berantena ini merupakan ukiran matahari akhirnya kandas setelah penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan adanya kenyataan empat sinar cahaya dari bola itu dipancarkan dengan cara yang berlainan terhadap cahaya dari matahari. Apalagi pada mata uang logam tersebut terdapat kata-kata Providentia Deorum yang memuliakan para dewa dan terdapat seorang wanita dalam wujud Providentia muncul dari cahaya yang bersinar tersebut[2].
Selanjutnya berturut-turut Yves Naud dalam bukunya berjudul Peninggalan Masa Lampau yang misterius dan UFO, dan Erich Von Daniken dengan bukunya Adakah makhluk lain dari angkasa luar[3] memberikan kehadapan kita banyak sekali data-data yang memastikan mengenai apa yang telah disampaikan oleh ayat-ayat al-Qur’an tadi. Bahkan menurut Yves Naud berdasarkan penelitiannya yang panjang, teknologi yang pernah dicapai oleh nenek moyang manusia jaman dahulu kala jauh melebihi apa yang sudah dicapai oleh manusia modern sekarang ini.
Hal ini dibuktikannya dengan keberadaan Peta Piri Reis yang merupakan suatu peta dengan rancangan ilmu geografis sangat akurat Konon pada awal abad ke delapan belas, di istana Topkapi Turki, ditemukan peta-peta kuno. Peta itu adalah milik seorang perwira tinggi Angkatan Laut Turki Laksamana Piri Reis. Dua buah atlas yang disimpan di perpustakaan negara di Berlin yang memuat gambar yang tepat dari laut Tengah dan daerah sekitar laut Mati, juga berasal dari Laksamana Piri Reis ini. Semua peta ini telah diserahkan kepada Arlington H. Mallerey seorang Kartograf Amerika untuk diteliti. Mallerey memperkuat fakta yang luar biasa bahwa semua data geografi terdapat pada peta-peta itu, tetapi tidak digambar pada tempat yang semestinya. Ia minta bantuan dari Walters seorang kartograf dari Biro Hidrografi Angkatan Laut Amerika Serikat. Mallerey dan Walters bersama-sama menyusun suatu skala dan mentransformasikan peta itu menjadi bola dunia. Mereka membuat penemuan yang menggemparkan.
Petanya memang cermat, bukan hanya mengenai Laut Tengah dan Laut Mati saja melainkan pantai-pantai Amerika Utara dan Selatan bahkan garis-garis tinggi Permukaan Samudra Antartika pun dilukiskan dengan persis sekali pada peta Piri Reis itu. Peta itu bukan hanya memproduksikan garis besarnya benua-benua melainkan juga topografi dari daerah-daerah pedalaman. Pegunungan, puncak gunung, pulau, sungai dan dataran tinggi; semuanya digambarkan de ngan ketepatan yang luar biasa.
Dalam tahun 1957, peta-peta itu diserahkan kepada Jesnit Lineham, yang menjabat direktur dari Weston Observatory merangkap juru potret pada Angkatan Laut Amerika Serikat. Setelah memeriksanya dengan cermat, Lineham pun hanya dapat memperkuat ketepatannya yang fantastis itu bahkan sampai mengenai daerah daerah yang di masa sekarang jarang sekali dipelajari. Yang paling menonjol ialah bahwa pegunungan di Antartika yang baru ditemukan pada tahun 1952, dalam peta Reis telah terdapat. Pegunungan itu telah tertutup oleh es beratus-ratus tahun lamanya. Peta kita sekarang dibuat berdasarkan hasil pemetaan dengan menggunakan alat-alat gema suara. Penyelidikan terakhir yang dilakukan oleh Profesor Charles. H. Hapgood dan ahli matematika Richard W. Strachan telah memberikan informasi yang lebih mengherankan lagi. Setelah diadakan perbandingan dengan hasil pemotretan bulatan dunia kita yang di lakukan secara modern dari satelit, perbandingan itu menunjukkan bahwa peta aslinya dari Piri Reis itu pasti telah dibuat berdasarkan hasil pemotretan dari udara dengan ketinggian yang jauh sekali.
Sebuah kapal ruang angkasa terbang diam di atas Kairo dan membidikkan kameranya lurus ke bawah, setelah filmnya dicuci maka akan terdapat gambaran ini; segala sesuatu yang ada dalam radius kira-kira 5.000 mil dari Kairo akan direproduksikan secara tepat, karena semuanya ada di bawah lensa. Tetapi negara-negara dan benua-benua di luar radius itu akan berubah reproduksinya dari keadaan sebenarnya. Semakin jauh pandangan kita dari titik pusat gambar, semakin banyak penyimpangan atau perubahan gambarnya. Mengapa ini semua? karena bumi ini berbentuk bulatan, benua-benua yang jauh dari titik pusat seolah tenggelam ke bawah. Negara Amerika Selatan misalnya, tampaknya berubah dengan janggal sekali pada ukuran memanjangnya, persis seperti perubahan pada peta Piri Reis ! Dan juga persis seperti hasil-hasil pemotretan yang dilakukan satelit buatan dari Amerika.
Bagaimana kita bisa menjelaskan hal demikian itu, bagaimana mungkin nenek moyang kita mampu membuat peta seakurat ini dengan pengetahuan mereka yang konon menurut buku-buku sejarah masih dalam taraf hidup didalam gua dan mengembara (nomaden) ? Tidakkah teori yang menyatakan bahwa nenek moyang manusia sebenarnya pernah mencapai kemajuan dibidang ilmu dan teknologi canggih sebelum akhirnya melalui sebuah banjir besar telah melemparkan manusia kembali kejaman batu, bisa diterima ? Bisakah ajaran Islam yang diklaim sebagai ajaran Tuhan semesta alam menjawab semuanya ?
Dan orang-orang yang hidup sebelum mereka sekarang ini telah pernah mendustakan Kami, padahal mereka yang ada sekarang ini belum sampai pada sepersepuluh yang pernah Kami berikan kepada mereka dahulu kala. - Qs. 34 Saba’ : 45
Beberapa penafsir kitab suci ada yang merujuk maksud dari orang-orang yang hidup sebelumnya pada ayat tersebut sebagai orang-orang kafir Mekkah yang sudah meninggal sebelum kenabian Muhammad, akan tetapi adalah sah-sah saja bila kita menafsirkannya dengan makna yang lebih luas dari itu dan menghubungkan ayat ini dengan teori yang sudah kita bahas sebelumnya. Apalagi dalam catatan kakinya yang menjelaskan ayat ini, Departemen Agama Republik Indonesia menulis maksud dari sepersepuluh yang kami berikan kepada orang-orang sebelumnya itu adalah pemberian Allah seputar kepandaian ilmu pengetahuan, umur panjang, kekuatan jasmani, kekayaan harta benda dan sebagainya.[4]
Seperti yang sering saya singgung, bahwa al-Qur’an harus dipahami secara universal dan aktual, sehingga kemonotonan penafsiran yang ada pada tafsir Qur’an tradisional tidak membuat kitab suci ini sebagai sesuatu yang hanya menjadi pajangan dimasjid ataupun bacaan saat menjelang sholat Jum’at. Kita harus melanjutkan misi aktualisasi kitab suci yang sudah dirintis oleh Syaikh Muhammad Abduh dan muridnya Rasyid Ridha diawal abad 20. Bangsa Indonesia sendiri memiliki banyak cendikiawan muslim modern yang telah mencoba memberikan tafsiran baru ayat-ayat al-Qur’an. Sebut saja misalnya nama-nama seperti Dr. Ir. Hidajat Nataatmadja melalui bukunya versi baru Ihya Ulumiddin[5] atau Nurcholish Madjid dalam Khazanah Intelektual Islam[6] serta nama Nazwar Syamsu yang terkenal dengan bukunya Tauhid dan Logika[7].
Dengan begitu, maka kita bisa mendapatkan kitab suci al-Qur’an benar-benar sebagai kitab petunjuk yang bermanfaat bagi manusia didalam mempelajari ilmu dunia maupun ilmu akhirat.
Keberadaan planet-planet yang berfungsi sebagai tempat hidup dan berkehidupan makhluk berjiwa seperti bumi misalnya secara eksplisit bisa juga kita peroleh didalam ayat al-Qur’an :
Allah menciptakan tujuh langit dan seperti itu juga bumi; berlaku hukum-hukum Allah didalamnya, agar kamu ketahui bahwa Allah sangat berkuasa terhadap segala sesuatu; dan Allah sungguh meliputi segalanya dengan pengetahuan-Nya. - Qs. 65 ath-Thalaq : 12
Jika kata langit dan bumi disebut dengan bilangan tujuh yang berarti banyak (lebih dari satu), maka tentu yang dimaksud dalam ayat ini adalah kemajemukan gugusan galaksi yang terdiri dari jutaan bintang dan planet-planet yang ada sebagaimana yang kita ketahui dari ilmu astronomi modern. Oleh karenanya secara tidak langsung al-Qur’an menyatakan kepada kita bahwa Bumi yang kita diami ini bukanlah satu-satunya bumi yang ada dijagad raya.
makhluk-makhluk yang ada dilangit dan dibumi memerlukan Dia, setiap waktu Dia dalam kesibukan. - Qs. 55 Ar-Rahman :29
Setelah berkali-kali mengadakan pengamatan secara teliti menggunakan teleskop-teleskop Observatorium W.M. Keck Hawaii, Observatorium Lick di California dan Observatorium McDonald di Texas sejak bulan Juli 2003 yang lalu, maka hari selasa tanggal 31 Agustus 2004 sejumlah astronom mengumumkan penemuan jenis planet baru yang memiliki lebih banyak kesamaan dengan Bumi dibanding dengan planet-planet gas raksasa yang pernah ditemukan sebelumnya[8]
Planet-planet mirip bumi tersebut yang pertama berada di gugusan Leo memiliki massa 21 kali ukuran bumi dan waktu rotasi 2,64 hari dengan perkiraan jarak lebih kurang 33 tahun cahaya dari Bumi kita sedangkan planet berikutnya berada digugusan Cancer memiliki massa 18 kali dari bumi dan waktu orbit 2,81 hari dengan jarak dari bumi ini sekitar 41 tahun cahaya. Atas penemuan kedua planet ini baik Barbara McArthur, peneliti dari Universitas Texas di Austin maupun Anne Kinney, direktur Direktorat Misi Ilmiah Divisi Jagad Raya NASA sama-sama mengungkapkan rasa optimisnya bahwa teka-teki keberadaan makhluk hidup lain diluar bumi akan segera terjawab.
Planet lainnya yang baru ditemukan dan diduga memiliki juga persamaan dengan bumi adalah planet yang mengorbit bintang Gliese 876 berjarak sekitar 15 tahun cahaya dari bumi pada arah rasi bintang Aquarius dengan massa sebesar 5,9 hingga 7,5 kali massa bumi[9]
Sementara misi antariksa tanpa awak Voyager 1 yang diluncurkan atas kerjasama NASA dan Caltech pada tanggal 5 September 1977 sudah berada diluar tata surya kita dengan jarak 14 milyar kilometer dari planet bumi dan tengah menyelidiki heliopause dan medium antar bintang, ini adalah satu-satunya benda buatan manusia modern yang berada jauh diruang angkasa sehingga untuk dapat menangkap sinyalnya dipusat kontrol Jet Propulsion Laboratory di dekat Pasadena, California dibutuhkan waktu lebih dari 13 jam.[10]
Akhirnya, bersikap terlalu skeptis terhadap sejumlah kalangan yang menyibukkan dirinya untuk melakukan eksplorasi angkasa raya guna menemukan peradaban lain maupun mentertawakan sejumlah penelitian terhadap ilmu pengetahuan yang pernah dicapai oleh nenek moyang manusia dimasa lalu sungguh bukan perbuatan yang bijaksana dan bertentangan dengan kitab suci.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memperolok-olok suatu kaum yang lain, karena boleh jadi mereka itu lebih baik dari mereka yang mengoloknya; dan jangan juga para wanita saling memperolok sesamanya sebab boleh jadi wanita yang diperolokkan itu lebih baik dari wanita yang memperoloknya ; dan jangan kamu mencela dirimu sendiri serta jangan kamu saling memanggil dengan gelar yang jahat. Sejahat-jahat panggilan adalah yang jahat setelah ia beriman dan siapa saja yang tidak bertobat, maka mereka adalah orang yang zhalim. – Qs. 49 al-Hujuraat : 11
Kita selaku manusia modern ini harus segera berhenti meneruskan perilaku pongah yang disertai stagnasi pendapatnya yang usang, keberadaan para aliens alias makhluk berjiwa diplanet bumi yang lain nun jauh dikedalaman langit jangan sampai menimbulkan kekhawatiran berlebihan bahwa pendapat manusia sebagai makhluk termulia akan dilecehkan atau menjadi rusak. Pada hakekatnya manusia ini cuma sekedar makhluk yang hina[11] dengan kediaman berada dipinggiran galaksi tak lebih dari setitik debu berjarak ± 300 juta miliar km dari pusat Bimasakti. Mari kita berhenti berpikir egois dan merasa sebagai makhluk yang paling diperhatikan Tuhan, padahal nyaris setiap hari kita melupakan Tuhan dan bergulat dengan dosa, zinah, korupsi, dusta dan seribu satu macam kufur nikmat lainnya, manusia terlampau membumi sehingga tidak kuasa melepas ke-‘akuannya’.
[1] Su’ud Muliadi, Sm Hk, Mahluk Angkasa Luar dan al-Qur’an, Penerbit PT. Garoeda Boeana Indah, Pasuruan, 1993, hal. 17.
[2] Idem, hal. 21.
[3] Kedua buku ini bisa didownload langsung melalui Internet dari website Beta-UFO dengan alamat http://www.betaufo.com/ dalam format file PDF
[4] al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama Republik Indonesia, Jakarta, Penerbit Gema Risalah Press Bandung, Edisi refisi tahun 1989, Catatan Kaki no 1244, hal. 691
[5] Dr. Ir. Hidajat Nataatmadja, Karsa Menegakkan jiwa agama dalam dunia ilmiah, versi baru Ihya Ulumiddin, Penerbit Iqra, Bandung, 1982
[6] Nurcholish Madjid, Khazanah Intelektual Islam, Penerbit Bulan Bintang, Jakarta, 1984
[7] Nazwar Syamsu, Tauhid dan Logika, al-Qur’an dasar tanya jawab Ilmiah, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, 1980
[8] Kompas Cyber Media, http://www.kompas.com/teknologi/news/0409/01/173543.htm, rubrik Sains & Teknologi
[9] Harian umum Berita Pagi, Planet Baru itu, Kecil dan Berbatu, No. 37 Tahun 1, Rabu, 15 Juni 2005 hal 1
[10] Wikipedia Indonesia, ensiklopedi bebas berbahasa Indonesia, http://id.wikipedia.org/wiki/Voyager_1
[11] Silahkan buka al-Qur’an surah 32 as-Sajdah ayat 8
voorman- SERSAN SATU
-
Posts : 155
Kepercayaan : Islam
Location : voorwagens
Join date : 23.05.13
Reputation : 8
Re: Nazwar Syamsu
kutipan quote
bahwa Adam terbuat dari meteor yang diciptakan Allah disebuah planet bernama Muntaha yang lalu bersama istrinya dikirimkan kebumi dengan Barkah yang menyelamatkannya dari friksi dengan molekul udara atau yang mengapung diudara untuk pernapasannya sewaktu melayang diangkasa luas.
tanggapan
yang jelas Tuhan mampu menciptakan adam tanpa meteor dan hawa dari tulang rusuk adam
bahwa Adam terbuat dari meteor yang diciptakan Allah disebuah planet bernama Muntaha yang lalu bersama istrinya dikirimkan kebumi dengan Barkah yang menyelamatkannya dari friksi dengan molekul udara atau yang mengapung diudara untuk pernapasannya sewaktu melayang diangkasa luas.
tanggapan
yang jelas Tuhan mampu menciptakan adam tanpa meteor dan hawa dari tulang rusuk adam
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Halaman 6 dari 6 • 1, 2, 3, 4, 5, 6
Halaman 6 dari 6
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik