orang jerman masuk islam
Halaman 1 dari 1 • Share
orang jerman masuk islam
Muhammad Aman Hobohm (Jerman)
Diplomat, Missionary dan Tokoh Masyarakat
Mengapa orang-orang Barat memeluk agama Islam? Ada berbagai sebab yang mendorong mereka berbuat demikian. Pertama ialah bahwa kebenaran itu selalu kuat. Akidah-akidah/kepercayaan-kepercayaan Islam itu semuanya dapat diterima akal (rasional) dan sesuai dengan alam kemanusiaan, dan keistimewaannya lagi ialah bahwa setiap pencari kebenaran yang jujur pasti menerimanya.
Sebagai contoh ialah akidah Tauhid (Monotheisme). Perhatikan bagamana akidah ini menimbulkan rasa harga diri pada manusia, membebaskan jiwa dari belenggu khurafat dan tahayul dan secara alamiah membimbing ummat manusia kepada persamaan, karena semua manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Satu dan hanya mengabdi/beribadah kepada-Nya saja. Bagi orang Jerman khususnya, beriman kepada Tuhan itu merupakan sumber ilham, sumber keberanian dan sumber keamanan/ketenangan. Iman kepada kehidupan akhirat sesudah mati, dapat mengubah pandangan kita terhadap kehidupan dunia, sehingga kehidupan dunia ini tidak lagi menjadi pusat perhatian kita yang terutama, dan sebahagian besar kegiatan kita ditumpahkan dalam usaha mencapai kebahagiaan di akhirat. Iman kepada hisab (perhitungan amal) mengajak manusia supaya meninggalkan perbuatan-perbuatan jahat, sebab hanya kebaikanlah satu-satunya jalan ke arah tercapainya kesenangan yang kekal kelak di akhirat, walaupun perbuatan-perbuatan jahat/buruk itu mungkin menguntungkan di dunia yang bersifat sementara ini. Dan kepercayaan bahwa tidak ada seorangpun yang akan mampu menghindarkan diri dari pembalasan atas segala amal perbuatannya di hadapan keadilan Tuhan, menyebabkan orang akan berpikir dua kali sebelum dia melakukan sesuatu kesalahan atau dosa, dan pastilah kesadaran ini lebih kuat pengaruhnya dari pada angkatan kepolisian yang paling cakap sekalipun di dunia.
Soal lain yang menyebabkan orang-orang luar tertarik oleh Islam, ialah ketegasannya tentang toleransi. Sembahyang lima waktu setiap hari mengajarkan/melatih supaya orang bersikap teliti, dan puasa sebulan menyebabkan orang mampu menguasai nafsu/dirinya sendiri. Sedangkan ketelitian dan disiplin pribadi merupakan tanda orang besar dan baik.
Sekarang datanglah soal yang menyebabkan Islam sungguh-sungguh berjaya. Islam adalah satu-satunya ideologi yang berhasil menanamkan dalam jiwa para pengikutnya semangat menguasai batas-batas kesopanan dan moral, tanpa membutuhkan kekuatan pemaksa selain dari hati nuraninya sendiri, sebab seorang Muslim mengetahui bahwa di manapun dia berada, tetap di bawah pengawasan Tuhannya. Kepercayaan inilah yang menghalanginya dari perbuatan maksiat. Dan karena tabiat manusia itu senang kepada kebaikan, maka Islam memberikan ketenangan batin dan ketenteraman hati, dan hal inilah yang tidak ada dalam kehidupan masyarakat Barat dewasa ini.
Saya telah merasakan hidup di bawah naungan berbagai peraturan, dan saya telah banyak mempelajari berbagai ideologi, akan tetapi pada akhirnya saya sampai kepada kesimpulan bahwa tidak ada satupun ideologi yang sempurna seperti Islam.
Komunisme memang mempunyai daya tarik, begitu juga demokrasi duniawi (secular democracy) dan Nazisme. Tapi semua itu tidak ada satupun yang mempunyai peraturan/kode yang komplit untuk mencapai kebahagiaan dan kebaikan hidup. Hanya Islam sajalah yang memberikan peraturan/kode yang komplit/sempurna itu, dan itulah sebabnya mengapa orang-orang baik telah memeluk agama ini.
Islam bukan hanya teori. Islam adalah praktis. Islam bukan soal-soal sebahagian. Islam berarti penyerahan diri yang sempurna kepada kehendak Allah s.w.t. dan ajaran-ajaran-Nya.
Diplomat, Missionary dan Tokoh Masyarakat
Mengapa orang-orang Barat memeluk agama Islam? Ada berbagai sebab yang mendorong mereka berbuat demikian. Pertama ialah bahwa kebenaran itu selalu kuat. Akidah-akidah/kepercayaan-kepercayaan Islam itu semuanya dapat diterima akal (rasional) dan sesuai dengan alam kemanusiaan, dan keistimewaannya lagi ialah bahwa setiap pencari kebenaran yang jujur pasti menerimanya.
Sebagai contoh ialah akidah Tauhid (Monotheisme). Perhatikan bagamana akidah ini menimbulkan rasa harga diri pada manusia, membebaskan jiwa dari belenggu khurafat dan tahayul dan secara alamiah membimbing ummat manusia kepada persamaan, karena semua manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Satu dan hanya mengabdi/beribadah kepada-Nya saja. Bagi orang Jerman khususnya, beriman kepada Tuhan itu merupakan sumber ilham, sumber keberanian dan sumber keamanan/ketenangan. Iman kepada kehidupan akhirat sesudah mati, dapat mengubah pandangan kita terhadap kehidupan dunia, sehingga kehidupan dunia ini tidak lagi menjadi pusat perhatian kita yang terutama, dan sebahagian besar kegiatan kita ditumpahkan dalam usaha mencapai kebahagiaan di akhirat. Iman kepada hisab (perhitungan amal) mengajak manusia supaya meninggalkan perbuatan-perbuatan jahat, sebab hanya kebaikanlah satu-satunya jalan ke arah tercapainya kesenangan yang kekal kelak di akhirat, walaupun perbuatan-perbuatan jahat/buruk itu mungkin menguntungkan di dunia yang bersifat sementara ini. Dan kepercayaan bahwa tidak ada seorangpun yang akan mampu menghindarkan diri dari pembalasan atas segala amal perbuatannya di hadapan keadilan Tuhan, menyebabkan orang akan berpikir dua kali sebelum dia melakukan sesuatu kesalahan atau dosa, dan pastilah kesadaran ini lebih kuat pengaruhnya dari pada angkatan kepolisian yang paling cakap sekalipun di dunia.
Soal lain yang menyebabkan orang-orang luar tertarik oleh Islam, ialah ketegasannya tentang toleransi. Sembahyang lima waktu setiap hari mengajarkan/melatih supaya orang bersikap teliti, dan puasa sebulan menyebabkan orang mampu menguasai nafsu/dirinya sendiri. Sedangkan ketelitian dan disiplin pribadi merupakan tanda orang besar dan baik.
Sekarang datanglah soal yang menyebabkan Islam sungguh-sungguh berjaya. Islam adalah satu-satunya ideologi yang berhasil menanamkan dalam jiwa para pengikutnya semangat menguasai batas-batas kesopanan dan moral, tanpa membutuhkan kekuatan pemaksa selain dari hati nuraninya sendiri, sebab seorang Muslim mengetahui bahwa di manapun dia berada, tetap di bawah pengawasan Tuhannya. Kepercayaan inilah yang menghalanginya dari perbuatan maksiat. Dan karena tabiat manusia itu senang kepada kebaikan, maka Islam memberikan ketenangan batin dan ketenteraman hati, dan hal inilah yang tidak ada dalam kehidupan masyarakat Barat dewasa ini.
Saya telah merasakan hidup di bawah naungan berbagai peraturan, dan saya telah banyak mempelajari berbagai ideologi, akan tetapi pada akhirnya saya sampai kepada kesimpulan bahwa tidak ada satupun ideologi yang sempurna seperti Islam.
Komunisme memang mempunyai daya tarik, begitu juga demokrasi duniawi (secular democracy) dan Nazisme. Tapi semua itu tidak ada satupun yang mempunyai peraturan/kode yang komplit untuk mencapai kebahagiaan dan kebaikan hidup. Hanya Islam sajalah yang memberikan peraturan/kode yang komplit/sempurna itu, dan itulah sebabnya mengapa orang-orang baik telah memeluk agama ini.
Islam bukan hanya teori. Islam adalah praktis. Islam bukan soal-soal sebahagian. Islam berarti penyerahan diri yang sempurna kepada kehendak Allah s.w.t. dan ajaran-ajaran-Nya.
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Re: orang jerman masuk islam
Beberapa buku Wilfred Hoffman (atau berganti nama menjadi Murad Hoffman, setelah ia memeluk Islam) telah dipublikasikan di Indonesia, termasuk sebagian buku yang Anda sebutkan itu. Sepengetahuan saya, buku-buku Murad Hoffman yang telah dan akan dipublikasikan adalah sebagai berikut:
Trend Islam 2000. Diterbitkan oleh GIP pada tahun 1997 M.
Pergolakan Pemikiran: Catatan Harian Muslim Jerman. Diterbitkan oleh GIP pada tahun 1998 M.
Jalan Menuju Mekkah. Akan diterbitkan oleh GIP dalam waktu dekat.
Yang menarik dari Murad Hoffman adalah, ketika ia sedang menjadi duta besar Jerman di Maroko, pada tahun 1992, ia mempublikasikan bukunya yang menggegerkan masyarakat Jerman: Der Islam als Alternative (Islam sebagai Alternatif). Dalam buku tersebut, ia tidak saja menjelaskan bahwa Islam adalah alternatif yang paling baik bagi peradaban Barat yang sudah kropos dan kehilangan justifikasinya, namun ia secara eksplisit mengatakan bahwa alternatif Islam bagi masyarakat Barat adalah suatu keniscayaan.
Seperti ia ungkapkan dalam prakata bukunya tersebut: "Islam tidak menawarkan dirinya sebagai alternatif yang lain bagi masyarakat Barat pasca industri. Karena memang hanya Islamlah satu-satunya alternatif itu!" Oleh karena itu, tidak aneh ketika buku itu belum terbit saja telah menggegerkan masyarakat Jerman. Mulanya adalah wawancara televisi saluran I dengan Murad Hoffman; dan dalam wawancara tersebut, Hoffman bercerita tentang bukunya yang --ketika itu-- sebentar lagi akan terbit itu.
Saat wawancara tersebut disiarkan, seketika gemparlah seluruh media massa dan masyarakat Jerman. Dan serentak mereka mencerca dan menggugat Hoffman, hingga sebelum mereka membaca buku tersebut. Hal ini tidak hanya dilakukan oleh media massa murahan yang kecil, namun juga oleh media massa yang besar semacam Der Spigel. Malah pada kesempatan yang lain, televisi Jerman men-shooting Murad Hoffman saat ia sedang melaksanakan shalat di atas sejadahnya, di kantor Duta Besar Jerman di Maroko, sambil dikomentari oleh sang reporter: "Apakah logis jika Jerman berubah menjadi Negara Islam yang tunduk terhadap hukum Tuhan?"
Murad Hoffman terlahir pada 6 Juli 1931, dengan nama Wilfred Hoffman, dari sebuah keluarga Katholik, di Jerman. Pendidikan Universitasnya dilalui di Union College, New York. Pada tahun 1957 ia meraih gelar gelar Doktor dalam bidang Undang-undang Jerman, dari Universitas Munich. Dan pada tahun 1960, ia meraih gelar magister dari Universitas Harvard dalam bidang Undang-undang Amerika. Ia kemudian bekerja di kementerian luar negeri Jerman, semenjak tahun 1961 hingga tahun 1994. Ia terutama bertugas dalam masalah pertahanan nuklir. Ia pernah menjadi direktur penerangan NATO di Brussel, Duta Besar Jerman di Aljazair dan terakhir Duta Besar Jerman di Maroko, hingga tahun 1994. Kini bersama isterinya, seorang muslimah asal Turki, ia menikmati masa-masa pensiun di Istambul. Sambil berpikir dan mengarang buku.
Pengalamannya sebagai duta besar dan tamu beberapa negara Islam mendorongnya untuk mempelajari Islam, terutama Al Quran. Dengan tekun ia mempelajari Islam dan belajar memperaktekkan ibadah-ibadahnya. Pada tanggal 11 September 1980, di Bonn, setelah lama ia rasakan pergolakan pemikiran dalam dirinya yang makin mendekatkan dirinya kepada keimanan, dengan terharu ia mengungkapkan dalam memoarsnya (edisi bahasa Indonesia: Pergolakan Pemikiran): "Aku harus menjadi seorang Muslim!" Maka pada tanggal 25 September 1980, di Islamic Center Colonia, ia dengan pasti mengucapkan dua kalimat syahadat.
Ia memilih nama baru nama baru bagi dirinya: "Murad". Muhammad Asad, seorang Muslim Austria, yang sebelumnya bernama Leopold Weist, dalam pengantarnya terhadap memoar Murad Hoffman, yang telah diterbitkan dalam bahasa Indonesia dengan judul Pergolakan Pemikiran, lebih jauh menjelaskan makna filosofis nama tersebut: "Murad artinya 'yang dicari', dan pengertiannya yang lebih luas adalah 'tujuan', yaitu tujuan tertinggi hidup Willfred Hoffman."
Murad Hoffman telah menulis beberapa buku tentang Islam. Pada tahun 1985 ia menulis memoarnya, yang diterbitkan pada bahasa Inggris pada tahun 1987, dalam bahasa Perancis pada tahun 1990, dalam bahasa Arab pada tahun 1993, dan bahasa Indonesia pada tahun 1998 (dengan judul Pergolakan Pemikiran: Catatan Harian Muslim Jerman).
Bukunya yang menggegerkan; Der Islam als Alternative, juga telah diterbitkan dalam edisi bahasa Inggris dan bahasa Arab, pada tahun 1993. Annie Marie Schimmel dengan hangat memberikan kata pengantar dalam buku tersebut, dan dengan antusias menutup pengantarnya itu sambil menyitir Goethe: "Jika Islam berarti ketundukan dengan penuh ketulusan, maka atas dasar Islamlah selayaknya kita hidup dan mati!" Memang, menurut pengamatan Murad Moffman, sebentar lagi Schimmel akan terus terang memeluk Islam.
Dalam buku Trend Islam 2000, Murad Hoffman mencoba menatap potensi futuristik peradaban Islam. Dengan tujuh bagian kajian, ia memulai dengan melihat tiga sikap kaum Muslimin terhadap masa depan mereka.
Pertama: kelompok yang pesimis, yang melihat bahwa perjalanan sejarah pada dasarnya selalu menurun.
Kedua: kelompok yang melihat sejarah umat Islam seperti gelombang yang terdiri dari gerakan naik turun. Dan
Ketiga: kelompok yang amat optimis, yang melihat bahwa sejarah Islam terus menuju kemajuannya.
Ketiga kelompok tersebut, masing-masinng mempunyai sandarannya dari teks agama Islam.
Hoffman mengajak kita untuk bersikap optimis, menatap mentari esok dengan semangat dan usaha. Maka ia mulai mencari faktor-faktor yang mendorong optimisme tersebut, kemudian dibandingkan dengan situasi agama Kristen dan Yahudi, sambil membaca hubungan Islam dan Barat. Kemudian ia kembali bertanya, apakah mungkin membangkitkan Islam kembali? Untuk menjawab itu, ia mengajukan skala prioritas pembaruan yang harus dilaksakanakan sebagai prasyarat kebangkitan itu, yaitu: perbaikan mutu pendidikan dan teknologi, melepaskan belenggu kaum perempuan, perbaikan dalam hak-hak asasi manusia, merumuskan teori negara dan ekonomi, memberikan sikap tegas terhadap sihir dan khurafat, dan memperbaiki sarana transportasi dan komunikasi di dunia Islam. Sambil dengan tegas membedakan antara: Islam sebagai agama dan sebagai peradaban, sunnah yang sahih dan yang tidak, syari`ah dan pemahaman fuqaha (fiqh), serta al Quran dan as Sunnah. Ia terutama memberikan prioritas pada perbaikan pendidikan dan kemampuan teknologi. Karena masa depan kita, ia menambahkan, diciptakan dari dua bidang ini.
Namun setelah menyaksikan kondisi negara-negara Islam atau negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, ia tampak kecewa, karena mendapati mereka ternyata masih jauh dari kesiapan untuk melakukan perbaikan-perbaikan itu. Hal itulah, barangkali yang menyebabkan ia menulis dalam pengantar buku Trend Islam 2000: "Jika aku telah berhasil mengemukakan sesuatu, maka sesuatu itu adalah suatu realitas yang pedih!"
"Dengan kondisi negara-negara Islam seperti itu", tambahnya pada penutup buku Trend Islam 2000, "kita justru menjumpai kesuburan dan vividitas peradaban yang diperlukan untuk membangkitkan Islam telah berpindah dari pusat-pusat tradisional ke tempat-tempat seperti Los Angeles, Washington, Leichter, Oxford, atau Colon dan Paris. Oleh karena itu, tidak aneh jika nanti gerakan kebangkitan dan pembaruan Islam justru dipimpin oleh pemikir-pemikir Islam dari negara-negara non-Muslim!"
Saat ini Murad Hoffman sudah aktif ikut dalam konferensi-konferensi Islam Internasional yang diadakan oleh organisasi-organisasi Islam. Jadi sudah dikelompokkan sebagai tokoh Islam Internasional. Dan setahun lepas, ia mendapatkan bintang penghargaan dari pemerintah Mesir atas jasa-jasanya dalam pemikiran Islam.
Trend Islam 2000. Diterbitkan oleh GIP pada tahun 1997 M.
Pergolakan Pemikiran: Catatan Harian Muslim Jerman. Diterbitkan oleh GIP pada tahun 1998 M.
Jalan Menuju Mekkah. Akan diterbitkan oleh GIP dalam waktu dekat.
Yang menarik dari Murad Hoffman adalah, ketika ia sedang menjadi duta besar Jerman di Maroko, pada tahun 1992, ia mempublikasikan bukunya yang menggegerkan masyarakat Jerman: Der Islam als Alternative (Islam sebagai Alternatif). Dalam buku tersebut, ia tidak saja menjelaskan bahwa Islam adalah alternatif yang paling baik bagi peradaban Barat yang sudah kropos dan kehilangan justifikasinya, namun ia secara eksplisit mengatakan bahwa alternatif Islam bagi masyarakat Barat adalah suatu keniscayaan.
Seperti ia ungkapkan dalam prakata bukunya tersebut: "Islam tidak menawarkan dirinya sebagai alternatif yang lain bagi masyarakat Barat pasca industri. Karena memang hanya Islamlah satu-satunya alternatif itu!" Oleh karena itu, tidak aneh ketika buku itu belum terbit saja telah menggegerkan masyarakat Jerman. Mulanya adalah wawancara televisi saluran I dengan Murad Hoffman; dan dalam wawancara tersebut, Hoffman bercerita tentang bukunya yang --ketika itu-- sebentar lagi akan terbit itu.
Saat wawancara tersebut disiarkan, seketika gemparlah seluruh media massa dan masyarakat Jerman. Dan serentak mereka mencerca dan menggugat Hoffman, hingga sebelum mereka membaca buku tersebut. Hal ini tidak hanya dilakukan oleh media massa murahan yang kecil, namun juga oleh media massa yang besar semacam Der Spigel. Malah pada kesempatan yang lain, televisi Jerman men-shooting Murad Hoffman saat ia sedang melaksanakan shalat di atas sejadahnya, di kantor Duta Besar Jerman di Maroko, sambil dikomentari oleh sang reporter: "Apakah logis jika Jerman berubah menjadi Negara Islam yang tunduk terhadap hukum Tuhan?"
Murad Hoffman terlahir pada 6 Juli 1931, dengan nama Wilfred Hoffman, dari sebuah keluarga Katholik, di Jerman. Pendidikan Universitasnya dilalui di Union College, New York. Pada tahun 1957 ia meraih gelar gelar Doktor dalam bidang Undang-undang Jerman, dari Universitas Munich. Dan pada tahun 1960, ia meraih gelar magister dari Universitas Harvard dalam bidang Undang-undang Amerika. Ia kemudian bekerja di kementerian luar negeri Jerman, semenjak tahun 1961 hingga tahun 1994. Ia terutama bertugas dalam masalah pertahanan nuklir. Ia pernah menjadi direktur penerangan NATO di Brussel, Duta Besar Jerman di Aljazair dan terakhir Duta Besar Jerman di Maroko, hingga tahun 1994. Kini bersama isterinya, seorang muslimah asal Turki, ia menikmati masa-masa pensiun di Istambul. Sambil berpikir dan mengarang buku.
Pengalamannya sebagai duta besar dan tamu beberapa negara Islam mendorongnya untuk mempelajari Islam, terutama Al Quran. Dengan tekun ia mempelajari Islam dan belajar memperaktekkan ibadah-ibadahnya. Pada tanggal 11 September 1980, di Bonn, setelah lama ia rasakan pergolakan pemikiran dalam dirinya yang makin mendekatkan dirinya kepada keimanan, dengan terharu ia mengungkapkan dalam memoarsnya (edisi bahasa Indonesia: Pergolakan Pemikiran): "Aku harus menjadi seorang Muslim!" Maka pada tanggal 25 September 1980, di Islamic Center Colonia, ia dengan pasti mengucapkan dua kalimat syahadat.
Ia memilih nama baru nama baru bagi dirinya: "Murad". Muhammad Asad, seorang Muslim Austria, yang sebelumnya bernama Leopold Weist, dalam pengantarnya terhadap memoar Murad Hoffman, yang telah diterbitkan dalam bahasa Indonesia dengan judul Pergolakan Pemikiran, lebih jauh menjelaskan makna filosofis nama tersebut: "Murad artinya 'yang dicari', dan pengertiannya yang lebih luas adalah 'tujuan', yaitu tujuan tertinggi hidup Willfred Hoffman."
Murad Hoffman telah menulis beberapa buku tentang Islam. Pada tahun 1985 ia menulis memoarnya, yang diterbitkan pada bahasa Inggris pada tahun 1987, dalam bahasa Perancis pada tahun 1990, dalam bahasa Arab pada tahun 1993, dan bahasa Indonesia pada tahun 1998 (dengan judul Pergolakan Pemikiran: Catatan Harian Muslim Jerman).
Bukunya yang menggegerkan; Der Islam als Alternative, juga telah diterbitkan dalam edisi bahasa Inggris dan bahasa Arab, pada tahun 1993. Annie Marie Schimmel dengan hangat memberikan kata pengantar dalam buku tersebut, dan dengan antusias menutup pengantarnya itu sambil menyitir Goethe: "Jika Islam berarti ketundukan dengan penuh ketulusan, maka atas dasar Islamlah selayaknya kita hidup dan mati!" Memang, menurut pengamatan Murad Moffman, sebentar lagi Schimmel akan terus terang memeluk Islam.
Dalam buku Trend Islam 2000, Murad Hoffman mencoba menatap potensi futuristik peradaban Islam. Dengan tujuh bagian kajian, ia memulai dengan melihat tiga sikap kaum Muslimin terhadap masa depan mereka.
Pertama: kelompok yang pesimis, yang melihat bahwa perjalanan sejarah pada dasarnya selalu menurun.
Kedua: kelompok yang melihat sejarah umat Islam seperti gelombang yang terdiri dari gerakan naik turun. Dan
Ketiga: kelompok yang amat optimis, yang melihat bahwa sejarah Islam terus menuju kemajuannya.
Ketiga kelompok tersebut, masing-masinng mempunyai sandarannya dari teks agama Islam.
Hoffman mengajak kita untuk bersikap optimis, menatap mentari esok dengan semangat dan usaha. Maka ia mulai mencari faktor-faktor yang mendorong optimisme tersebut, kemudian dibandingkan dengan situasi agama Kristen dan Yahudi, sambil membaca hubungan Islam dan Barat. Kemudian ia kembali bertanya, apakah mungkin membangkitkan Islam kembali? Untuk menjawab itu, ia mengajukan skala prioritas pembaruan yang harus dilaksakanakan sebagai prasyarat kebangkitan itu, yaitu: perbaikan mutu pendidikan dan teknologi, melepaskan belenggu kaum perempuan, perbaikan dalam hak-hak asasi manusia, merumuskan teori negara dan ekonomi, memberikan sikap tegas terhadap sihir dan khurafat, dan memperbaiki sarana transportasi dan komunikasi di dunia Islam. Sambil dengan tegas membedakan antara: Islam sebagai agama dan sebagai peradaban, sunnah yang sahih dan yang tidak, syari`ah dan pemahaman fuqaha (fiqh), serta al Quran dan as Sunnah. Ia terutama memberikan prioritas pada perbaikan pendidikan dan kemampuan teknologi. Karena masa depan kita, ia menambahkan, diciptakan dari dua bidang ini.
Namun setelah menyaksikan kondisi negara-negara Islam atau negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, ia tampak kecewa, karena mendapati mereka ternyata masih jauh dari kesiapan untuk melakukan perbaikan-perbaikan itu. Hal itulah, barangkali yang menyebabkan ia menulis dalam pengantar buku Trend Islam 2000: "Jika aku telah berhasil mengemukakan sesuatu, maka sesuatu itu adalah suatu realitas yang pedih!"
"Dengan kondisi negara-negara Islam seperti itu", tambahnya pada penutup buku Trend Islam 2000, "kita justru menjumpai kesuburan dan vividitas peradaban yang diperlukan untuk membangkitkan Islam telah berpindah dari pusat-pusat tradisional ke tempat-tempat seperti Los Angeles, Washington, Leichter, Oxford, atau Colon dan Paris. Oleh karena itu, tidak aneh jika nanti gerakan kebangkitan dan pembaruan Islam justru dipimpin oleh pemikir-pemikir Islam dari negara-negara non-Muslim!"
Saat ini Murad Hoffman sudah aktif ikut dalam konferensi-konferensi Islam Internasional yang diadakan oleh organisasi-organisasi Islam. Jadi sudah dikelompokkan sebagai tokoh Islam Internasional. Dan setahun lepas, ia mendapatkan bintang penghargaan dari pemerintah Mesir atas jasa-jasanya dalam pemikiran Islam.
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Similar topics
» orang perancis masuk islam
» orang jepang masuk islam
» orang cina masuk islam
» orang inggris masuk islam
» orang belanda masuk islam
» orang jepang masuk islam
» orang cina masuk islam
» orang inggris masuk islam
» orang belanda masuk islam
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik