orang jepang masuk islam
Halaman 1 dari 1 • Share
orang jepang masuk islam
Saya lahir di Jepang pada tanggal 25 Maret 1970. Orang tua saya memberi saya
nama Naoko Kasai. Sebagaimana orang tua, mereka mendidik saya dengan baik. Tugas
saya hanya belajar dan belajar, setelah itu bekerja. Karena demikian tegasnya
sikap orang tua, saya akhimya dapat mengenyam pendidikan tinggi di Universitas
Meiji. Setelah lulus saya bekerja sebagai wartawan pada sebuah penerbitan khusus
bidang pertanian.
Dari pekerjaan sebagai wartawan itulah, saya mulai
banyak bergaul dengan beragam karakter manusia dari berbagai bangsa, mulai
mahasiswa yang sedang belajar sampai para pekerja asing yang bekerja di
kota-kota Jepang.
Suatu ketika saya datang ke Universitas Tokyo. Di sana
saya bertemu danberkenalan dengan seorang mahasiswa yang berasal dari Turki.
Awal perkenalan itu hanyalah berbincang-bincang soal biasa. Karena hampir setiap
minggu kami bertentu, pembicaraan pun kian melebar ke hal-hal yang serius,
seperti masalah agama.
Mahasiswa Turki tersebut adalah seorang muslim.
Sedangkan, saya anak seorang penganut Shinto (sebuah sekte agama Budha yang
berkembang di Jepang). Karena saya seorang wartawan maka rasa keingintahuan saya
pada Islam begitu kuat. Di dalam negeri saya sendiri, Islam tidak begitu
dikenal. Yang ada hanya Shinto sebagai kepercayaan dan Kristen sebagai agama.
Itu pun tidak begitu taat dianut masyarakat.
Saya ingin mahasiswa Turki
itu bercerita banyak mengenai Islam yang sesungguhnya. Sebab, saya dan kaum muda
Jepang lainnya, sangat menggandrungi kebudayaan Amerika. Dari kebudayaan Amerika
yang merasuk pada berbagai sektor kehidupan, tersebar informasi yang mengatakan
bahwa agama Islam adalah agama kaum teroris dan masyarakat yang
terbelakang.
Mahasiswa Turki itu bercerita tentang Tuhan, yang oleh umat
Islam disebut Allah, dan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan-Nya, serta pokok-pokok
ajaran Islam lainnya. "Apakah benar Tuhan itu ada?" tanya saya menggebu-gebu.
Mahasiswa Turki itu menjawab, "Tuhan itu ada." la sangat meyakininya. Sebagai
seorang muslim, ia pun melaksanakan ibadah shalat di mana pun ia berada. la pun
meluruskan pandangan saya yang negatif tentang Islam akibat propaganda
orang-orang Barat.
Tertarik Kepada Islam
Dari cerita mahasiswa Turki itu, saya makin tertarik. Terus terang,
masyarakat Jepang jarang bercerita tentang agama. Dan informasi mengenai agama
lain pun kurang terdengar, apalagi Islam. Justru yang selalu mereka dengungkan
adalah belajar, belajar, dan bekerja. Agama bukanlah hat yang pokok. Shinto
hanya sebuah kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Jepang yang dijadikan
kepercayaan negara. Oleh sebagian kaum tua Jepang, kepercayaan Shinto masih
tetap hidup. Misalnya, ketika panen melimpah, mereka melakukan upacara untuk
mengucapkan terima kasih pada Dewa Inori (dewa pertanian). Tapi kini,
kepercayaan Shinto sudah dianggap keno dan tergusur oleh kemajuan
zaman.
Islam yang diceritakan oleh teman Turki saya itu, telah
menimbulkan rasa simpati dalam diri saya. Saya kagum dan terkejut. Katanya,
Islam sudah mendunia (dianut oleh masyarakat dunia) dan Islam berbicara
melintasi alam dunia (akhirat). Dari sinilah saya tak bisa tidur, Saya
gelisah.
Akhimya saya putuskan belajar untuk mengetahui tentang Islam
lebih lanjut. Lalu, saya mendatangi Islamic Center of
Japan. Di sana Saya membaca buku terjemahan dari bahasa Arab mengenai
hal-hal yang mendasar dalam Islam, seperti shalat, puasa, dan sebagainya. Oleh
pengurus Islamic Center, saya diberi buku-buku secara gratis.
Tapi, itu
pun kurang memuaskan rasa ingin tahu saga tentang Islam. Saya pun mulai bergaul
dengan para pekerja asal Indonesia, yang rata-rata beragama Islam. Pergaulan
saya dengan para pekerja Indonesia inilah yang membuat saya mulai tertarik
datang ke Indonesia. Saya ingin tahu masyarakat Islam di Indonesia. Tapi, saya
masih perlu belajar lebih jauh tentang Islam.
Tidak terasa, sudah tiga
tahun saya mengenal Islam. Hati kecil saya menvatakan agar saya memeluk agama
Islam. Namun timbul keraguan, karena pengetahuan saya tentang Islam masih
kurang.
Masuk Islam
Alhamdulillah, taufik dan hidayah Allah itu akhirnya datang juga kepada
saya. Pada bulan Mei 1997, di sebuah masjid di daerah Jakarta Timur, saya
mengikrarkan diri menjadi seorang muslimah. Saya mengucapkan dua kalimat
syahadat. Saya pun mengganti nama menjadi Naoko Nani Kartika
Sari.
Perihal keislaman saya, sengaja tidak saya beritahukan kepada prang
tua. Karena sava khawatir, informasi mengenai Islam yang negatif masih
mempengaruhi ibu saya. Tapi akhirnva beliau saya beritahu juga. Syukurlah, sikap
ibu tidak seperti yang saya duga. Ibu tidak terpengaruh pada informasi itu. la
juga tidak marah. Ia menanggapinya biasa-biasa saja.
Setelah menjadi
seorang muslimah, saga mulai belajar shalat dan ibadah lainnya. Pertama kali
shalat, sava merasakan kedamaian dan ketenangan. Islam membuat jiwa saya tenang
dan damai. Apalagi kini saya berada di negara yang mayoritas beragama
Islam.
Saya menikah dengan warga negara Indonesia dan kini tinggal di
Indonesia. Dari pernikahan ini, saya mengakui tidak dapatbelajar banyak mengenai
Islam dari suami sava. Untuk mendalami ajaran Islam dengan segala aspeknya, sava
belajar dari ibu angkat sava, Ibu Maini namanya.
Dari beliaulah saya
merasakan ketenangan beragama. Beliau sangat sabar membimbing saya. Saya
dibimbingnya berpuasa pada bulan Ramadhan, shalat tarawih, dan shalat Idul
Fitri, dan ibadah-ibadah lainnya. Misalnya, pada Idul Adha kemarin, saya
dibimbing untuk berkurban dengan satu ekor kambing.
Inilah kegiatan
keagamaan yang terasa dalam hati sanubari sava. Saya bersyukur, walau jauh dari
tanah kelahiran, namun pengamalan nilai-nilai ibadah mendapat bimbingan dari
saudara-saudara seiman. Lewat pergaulan antarumat manusialah yang membuat mata
batin sava terbuka dan menemukan Islam sebagai agama.
Oleh Maulana
M./Albaz dari Buku "Saya memilih Islam" Penyusun Abdul Baqir Zein, Penerbit Gema
Insani Press website : http://www.gemainsani.co.id/ oleh Mualaf Online Center (MCOL)
http://www.mualaf.com/
1-16-11, Ohara, Setagaya-Ku,Tokyo 156-0041
Tel: 03-3460-6169, Fax:
03-3460-6105
E-mail islamcjp@islamcenter.or.jp
nama Naoko Kasai. Sebagaimana orang tua, mereka mendidik saya dengan baik. Tugas
saya hanya belajar dan belajar, setelah itu bekerja. Karena demikian tegasnya
sikap orang tua, saya akhimya dapat mengenyam pendidikan tinggi di Universitas
Meiji. Setelah lulus saya bekerja sebagai wartawan pada sebuah penerbitan khusus
bidang pertanian.
Dari pekerjaan sebagai wartawan itulah, saya mulai
banyak bergaul dengan beragam karakter manusia dari berbagai bangsa, mulai
mahasiswa yang sedang belajar sampai para pekerja asing yang bekerja di
kota-kota Jepang.
Suatu ketika saya datang ke Universitas Tokyo. Di sana
saya bertemu danberkenalan dengan seorang mahasiswa yang berasal dari Turki.
Awal perkenalan itu hanyalah berbincang-bincang soal biasa. Karena hampir setiap
minggu kami bertentu, pembicaraan pun kian melebar ke hal-hal yang serius,
seperti masalah agama.
Mahasiswa Turki tersebut adalah seorang muslim.
Sedangkan, saya anak seorang penganut Shinto (sebuah sekte agama Budha yang
berkembang di Jepang). Karena saya seorang wartawan maka rasa keingintahuan saya
pada Islam begitu kuat. Di dalam negeri saya sendiri, Islam tidak begitu
dikenal. Yang ada hanya Shinto sebagai kepercayaan dan Kristen sebagai agama.
Itu pun tidak begitu taat dianut masyarakat.
Saya ingin mahasiswa Turki
itu bercerita banyak mengenai Islam yang sesungguhnya. Sebab, saya dan kaum muda
Jepang lainnya, sangat menggandrungi kebudayaan Amerika. Dari kebudayaan Amerika
yang merasuk pada berbagai sektor kehidupan, tersebar informasi yang mengatakan
bahwa agama Islam adalah agama kaum teroris dan masyarakat yang
terbelakang.
Mahasiswa Turki itu bercerita tentang Tuhan, yang oleh umat
Islam disebut Allah, dan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan-Nya, serta pokok-pokok
ajaran Islam lainnya. "Apakah benar Tuhan itu ada?" tanya saya menggebu-gebu.
Mahasiswa Turki itu menjawab, "Tuhan itu ada." la sangat meyakininya. Sebagai
seorang muslim, ia pun melaksanakan ibadah shalat di mana pun ia berada. la pun
meluruskan pandangan saya yang negatif tentang Islam akibat propaganda
orang-orang Barat.
Tertarik Kepada Islam
Dari cerita mahasiswa Turki itu, saya makin tertarik. Terus terang,
masyarakat Jepang jarang bercerita tentang agama. Dan informasi mengenai agama
lain pun kurang terdengar, apalagi Islam. Justru yang selalu mereka dengungkan
adalah belajar, belajar, dan bekerja. Agama bukanlah hat yang pokok. Shinto
hanya sebuah kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Jepang yang dijadikan
kepercayaan negara. Oleh sebagian kaum tua Jepang, kepercayaan Shinto masih
tetap hidup. Misalnya, ketika panen melimpah, mereka melakukan upacara untuk
mengucapkan terima kasih pada Dewa Inori (dewa pertanian). Tapi kini,
kepercayaan Shinto sudah dianggap keno dan tergusur oleh kemajuan
zaman.
Islam yang diceritakan oleh teman Turki saya itu, telah
menimbulkan rasa simpati dalam diri saya. Saya kagum dan terkejut. Katanya,
Islam sudah mendunia (dianut oleh masyarakat dunia) dan Islam berbicara
melintasi alam dunia (akhirat). Dari sinilah saya tak bisa tidur, Saya
gelisah.
Akhimya saya putuskan belajar untuk mengetahui tentang Islam
lebih lanjut. Lalu, saya mendatangi Islamic Center of
Japan. Di sana Saya membaca buku terjemahan dari bahasa Arab mengenai
hal-hal yang mendasar dalam Islam, seperti shalat, puasa, dan sebagainya. Oleh
pengurus Islamic Center, saya diberi buku-buku secara gratis.
Tapi, itu
pun kurang memuaskan rasa ingin tahu saga tentang Islam. Saya pun mulai bergaul
dengan para pekerja asal Indonesia, yang rata-rata beragama Islam. Pergaulan
saya dengan para pekerja Indonesia inilah yang membuat saya mulai tertarik
datang ke Indonesia. Saya ingin tahu masyarakat Islam di Indonesia. Tapi, saya
masih perlu belajar lebih jauh tentang Islam.
Tidak terasa, sudah tiga
tahun saya mengenal Islam. Hati kecil saya menvatakan agar saya memeluk agama
Islam. Namun timbul keraguan, karena pengetahuan saya tentang Islam masih
kurang.
Masuk Islam
Alhamdulillah, taufik dan hidayah Allah itu akhirnya datang juga kepada
saya. Pada bulan Mei 1997, di sebuah masjid di daerah Jakarta Timur, saya
mengikrarkan diri menjadi seorang muslimah. Saya mengucapkan dua kalimat
syahadat. Saya pun mengganti nama menjadi Naoko Nani Kartika
Sari.
Perihal keislaman saya, sengaja tidak saya beritahukan kepada prang
tua. Karena sava khawatir, informasi mengenai Islam yang negatif masih
mempengaruhi ibu saya. Tapi akhirnva beliau saya beritahu juga. Syukurlah, sikap
ibu tidak seperti yang saya duga. Ibu tidak terpengaruh pada informasi itu. la
juga tidak marah. Ia menanggapinya biasa-biasa saja.
Setelah menjadi
seorang muslimah, saga mulai belajar shalat dan ibadah lainnya. Pertama kali
shalat, sava merasakan kedamaian dan ketenangan. Islam membuat jiwa saya tenang
dan damai. Apalagi kini saya berada di negara yang mayoritas beragama
Islam.
Saya menikah dengan warga negara Indonesia dan kini tinggal di
Indonesia. Dari pernikahan ini, saya mengakui tidak dapatbelajar banyak mengenai
Islam dari suami sava. Untuk mendalami ajaran Islam dengan segala aspeknya, sava
belajar dari ibu angkat sava, Ibu Maini namanya.
Dari beliaulah saya
merasakan ketenangan beragama. Beliau sangat sabar membimbing saya. Saya
dibimbingnya berpuasa pada bulan Ramadhan, shalat tarawih, dan shalat Idul
Fitri, dan ibadah-ibadah lainnya. Misalnya, pada Idul Adha kemarin, saya
dibimbing untuk berkurban dengan satu ekor kambing.
Inilah kegiatan
keagamaan yang terasa dalam hati sanubari sava. Saya bersyukur, walau jauh dari
tanah kelahiran, namun pengamalan nilai-nilai ibadah mendapat bimbingan dari
saudara-saudara seiman. Lewat pergaulan antarumat manusialah yang membuat mata
batin sava terbuka dan menemukan Islam sebagai agama.
Oleh Maulana
M./Albaz dari Buku "Saya memilih Islam" Penyusun Abdul Baqir Zein, Penerbit Gema
Insani Press website : http://www.gemainsani.co.id/ oleh Mualaf Online Center (MCOL)
http://www.mualaf.com/
1-16-11, Ohara, Setagaya-Ku,Tokyo 156-0041
Tel: 03-3460-6169, Fax:
03-3460-6105
E-mail islamcjp@islamcenter.or.jp
darussalam- Co-Administrator
-
Posts : 411
Kepercayaan : Islam
Location : Brunei Darussalam
Join date : 25.11.11
Reputation : 10
Re: orang jepang masuk islam
Miss Fatima Kazue (Jepang)
Sejak terjadinya perang dunia ke-II, saya telah kehilangan kepercayaan kepada agama kami, yakni sejak saya menjalankan kehidupan secara Amerika. Saya merasa ada sesuatu yang terlepas dari jiwa saya, akan tetapi saya bisa menentukan apa yang telah hilang itu, sedangkan jiwa saya tetap menuntut supaya saya menentukan apa yang hilang itu.
Adalah nasib baik bagi saya kenal dengan seorang Muslim yang sudah lama tinggal di Tokyo, dan cara hidup serta ibadahnya sungguh mengagumkan saya. Lalu saya tanya dia tentang beberapa masalah yang dijawabnya dengan jawaban yang cukup meyakinkan, memuaskan akal dan jiwa sekaligus. Dia memberitahukan kepada saya tentang bagamana seharusnya manusia hidup sesuai dengan hukum-hukum yang telah ditentukan Allah s.w.t. Saya tidak membayangkan sebelumnya bahwa pandangan manusia akan berubah secepat apa yang saya alami dalam jiwa saya, ketika saya mengikuti dan menjalankan kehidupan secara Islam. Saya merasa bahwa saya setuju dengan Tuhan yang menciptakan saya.
Dengarlah penghormatan seorang Muslim: "Assalaamu 'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh". Kalimat itu merupakan do'a memohonkan keselamatan dari Allah, do'a mohon kebahagiaan yang abadi. Ini sangat berbeda dengan kata-kata "good morning" dan "good afternoon", suatu penghormatan yang hanya secara sederhana mengharapkan kebaikan pagi dan sore, di dalamnya tidak terkandung harapan yang kekal, tidak pula mengandung do'a kepada Allah agar melimpahkan rahmat dan berkah-Nya.
Sahabat saya yang Muslim itu mengajarkan kepada saya tentang banyak hal yang harus diimani oleh setiap Muslim serta peribadatan yang harus ditunaikan. Saya.amat tertarik oleh cara hidup menurut ajaran Islam, kebersihannya, keluasannya dan kebiasaannya mengucapkan salam.
Saya yakin sepenuhnya bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang bisa menjamin keselamatan dan ketentraman hidup seseorang dan masyarakat secara merata. Hanya Islam sajalah yang memberikan keselamatan hakiki kepada alam kemanusiaan, berlaku dalam waktu yang lama dan membimbing rnereka kepada keamanan.
Berbahagialah saya, bahwa saya setuju dengan jalan keselamatan, dan saya sangat mengharap dapat menyebarluaskan Islam di kalangan bangsa saya, manakala saya menemukan jalan untuk itu.
Sejak terjadinya perang dunia ke-II, saya telah kehilangan kepercayaan kepada agama kami, yakni sejak saya menjalankan kehidupan secara Amerika. Saya merasa ada sesuatu yang terlepas dari jiwa saya, akan tetapi saya bisa menentukan apa yang telah hilang itu, sedangkan jiwa saya tetap menuntut supaya saya menentukan apa yang hilang itu.
Adalah nasib baik bagi saya kenal dengan seorang Muslim yang sudah lama tinggal di Tokyo, dan cara hidup serta ibadahnya sungguh mengagumkan saya. Lalu saya tanya dia tentang beberapa masalah yang dijawabnya dengan jawaban yang cukup meyakinkan, memuaskan akal dan jiwa sekaligus. Dia memberitahukan kepada saya tentang bagamana seharusnya manusia hidup sesuai dengan hukum-hukum yang telah ditentukan Allah s.w.t. Saya tidak membayangkan sebelumnya bahwa pandangan manusia akan berubah secepat apa yang saya alami dalam jiwa saya, ketika saya mengikuti dan menjalankan kehidupan secara Islam. Saya merasa bahwa saya setuju dengan Tuhan yang menciptakan saya.
Dengarlah penghormatan seorang Muslim: "Assalaamu 'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh". Kalimat itu merupakan do'a memohonkan keselamatan dari Allah, do'a mohon kebahagiaan yang abadi. Ini sangat berbeda dengan kata-kata "good morning" dan "good afternoon", suatu penghormatan yang hanya secara sederhana mengharapkan kebaikan pagi dan sore, di dalamnya tidak terkandung harapan yang kekal, tidak pula mengandung do'a kepada Allah agar melimpahkan rahmat dan berkah-Nya.
Sahabat saya yang Muslim itu mengajarkan kepada saya tentang banyak hal yang harus diimani oleh setiap Muslim serta peribadatan yang harus ditunaikan. Saya.amat tertarik oleh cara hidup menurut ajaran Islam, kebersihannya, keluasannya dan kebiasaannya mengucapkan salam.
Saya yakin sepenuhnya bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang bisa menjamin keselamatan dan ketentraman hidup seseorang dan masyarakat secara merata. Hanya Islam sajalah yang memberikan keselamatan hakiki kepada alam kemanusiaan, berlaku dalam waktu yang lama dan membimbing rnereka kepada keamanan.
Berbahagialah saya, bahwa saya setuju dengan jalan keselamatan, dan saya sangat mengharap dapat menyebarluaskan Islam di kalangan bangsa saya, manakala saya menemukan jalan untuk itu.
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Re: orang jepang masuk islam
Ali Muhammad Mori
(Tokoh Masyarakat/Pengkhotbah Jepang)
Kira-kira 18 tahun yang lalu saya berada di Manchuria, dimana Jepang masih berkuasa. Perjumpaan pertama antara saya dengan jema'ah Islam ialah di sebuah padang pasir dekat Pieching. Mereka hidup berdasarkan taqwa, dan saya amat terkesan dengan cara dan pendirian hidup mereka. Kesan ini semakin mendalam setiap kali saya pergi ke pedalaman Manchuria.
Sesudah Jepang kalah perang, pada musim panas tahun 1946 saya kembali ke Jepang, di mana situasi seluruhnya sudah berubah. Buddisme yang selama ini dianut oleh sebagian besar rakyat Jepang telah menyebarkan kehancuran, dan sesudah Buddhisme mengajarkan jalan kebebasan, tiba-tiba saja Buddhisme berpengaruh buruk/menyesatkan dalam susunan masyarakat.
Sesudah perang selesai, agama Kristen berkembang dengan cepat di Jepang, walaupun agama ini selama 90 tahun tidak lebih dari sekedar formalitas saja.
Portama, agama Kristen diterima oleh anak-anak muda yang tidak berdosa, masih bersih dan berpikiran sederhana, sesudah mereka kehilangan kepercayaan kepada Buddhisme. Akan tetapi segeralah mereka menjadi kecewa, sesudah mereka melihat di belakang layar ke-Kristenan ada tangan-tangan kaum kapitalis Inggris dan Amerika dengan segala kepentingannya. Bangsa-bangsa yang menganut agama Kristen sudah mulai melepaskan diri dari ke-Kristenan di negerinya, sekarang mereka mengexport agama itu ke luar negeri mereka untuk kepentingan kapitalisme mereka.
Jepang secara geographis terletak di antara Rusia di satu pihak dan Amerika di pihak yang lain, dan kedua negeri itu sama-sama ingin menanamkan pengaruhnya di kalangan rakyat Jepang. Tapi di sana tidak ada yang mampu menemukan cara penyelesaian yang kekal yang cocok dengan kesulitan-kesulitan jiwa rakyat Jepang.
Saya mempunyai keyakinan, bahwa hanya ajaran-ajaran Islam sajalah, tidak lain, yang sanggup memberikan penyelesaian yang sudah lama dicari-cari. Lebih-lebih dengan ajaran persaudaraan Islam yang sangat mengagumkan. Semua kaum Muslimin itu bersaudara dan Allah s.w.t. memerintahkan mereka hidup dalam kedamaian serta menjunjung tinggi kasih sayang. Saya percaya bahwa cara hidup bersaudara semacam inilah yang sangat dibutuhkan dunia saat ini.
Pada musim panas yang lalu, tiga orang Pakistan telah datang di Tokushima dan saya telah belajar banyak dari mereka tentang Islam dan dakwahnya. Kemudian atas bantuan Tuan Motiwala dari Kobe dan Tuan Mita dari Tokyo, saya telah memeluk agama Islam.
Akhirnya saya mengharap sungguh bahwa pada suatu hari nanti akan tiba waktunya, di mana jiwa kesatuan Islam diisi dengan penuh semangat oleh bangsa-bangsa dari seluruh pelosok dunia dan Risalah Ketuhanan ini akan bergema kembali di seluruh permukaan bumi, sehingga planet kita ini menjadi syurga yang diliputi kebahagiaan bagi semua penghuninya, material dan spiritual, sebagaimana yang dikehendaki Allah s.w.t.
(Tokoh Masyarakat/Pengkhotbah Jepang)
Kira-kira 18 tahun yang lalu saya berada di Manchuria, dimana Jepang masih berkuasa. Perjumpaan pertama antara saya dengan jema'ah Islam ialah di sebuah padang pasir dekat Pieching. Mereka hidup berdasarkan taqwa, dan saya amat terkesan dengan cara dan pendirian hidup mereka. Kesan ini semakin mendalam setiap kali saya pergi ke pedalaman Manchuria.
Sesudah Jepang kalah perang, pada musim panas tahun 1946 saya kembali ke Jepang, di mana situasi seluruhnya sudah berubah. Buddisme yang selama ini dianut oleh sebagian besar rakyat Jepang telah menyebarkan kehancuran, dan sesudah Buddhisme mengajarkan jalan kebebasan, tiba-tiba saja Buddhisme berpengaruh buruk/menyesatkan dalam susunan masyarakat.
Sesudah perang selesai, agama Kristen berkembang dengan cepat di Jepang, walaupun agama ini selama 90 tahun tidak lebih dari sekedar formalitas saja.
Portama, agama Kristen diterima oleh anak-anak muda yang tidak berdosa, masih bersih dan berpikiran sederhana, sesudah mereka kehilangan kepercayaan kepada Buddhisme. Akan tetapi segeralah mereka menjadi kecewa, sesudah mereka melihat di belakang layar ke-Kristenan ada tangan-tangan kaum kapitalis Inggris dan Amerika dengan segala kepentingannya. Bangsa-bangsa yang menganut agama Kristen sudah mulai melepaskan diri dari ke-Kristenan di negerinya, sekarang mereka mengexport agama itu ke luar negeri mereka untuk kepentingan kapitalisme mereka.
Jepang secara geographis terletak di antara Rusia di satu pihak dan Amerika di pihak yang lain, dan kedua negeri itu sama-sama ingin menanamkan pengaruhnya di kalangan rakyat Jepang. Tapi di sana tidak ada yang mampu menemukan cara penyelesaian yang kekal yang cocok dengan kesulitan-kesulitan jiwa rakyat Jepang.
Saya mempunyai keyakinan, bahwa hanya ajaran-ajaran Islam sajalah, tidak lain, yang sanggup memberikan penyelesaian yang sudah lama dicari-cari. Lebih-lebih dengan ajaran persaudaraan Islam yang sangat mengagumkan. Semua kaum Muslimin itu bersaudara dan Allah s.w.t. memerintahkan mereka hidup dalam kedamaian serta menjunjung tinggi kasih sayang. Saya percaya bahwa cara hidup bersaudara semacam inilah yang sangat dibutuhkan dunia saat ini.
Pada musim panas yang lalu, tiga orang Pakistan telah datang di Tokushima dan saya telah belajar banyak dari mereka tentang Islam dan dakwahnya. Kemudian atas bantuan Tuan Motiwala dari Kobe dan Tuan Mita dari Tokyo, saya telah memeluk agama Islam.
Akhirnya saya mengharap sungguh bahwa pada suatu hari nanti akan tiba waktunya, di mana jiwa kesatuan Islam diisi dengan penuh semangat oleh bangsa-bangsa dari seluruh pelosok dunia dan Risalah Ketuhanan ini akan bergema kembali di seluruh permukaan bumi, sehingga planet kita ini menjadi syurga yang diliputi kebahagiaan bagi semua penghuninya, material dan spiritual, sebagaimana yang dikehendaki Allah s.w.t.
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Re: orang jepang masuk islam
Muhammad Sulaiman Takeuchi
Ethnolog Jepang
Alhamdulillah saya telah menjadi seorang Muslim. Islam telah menarik perhatian saya karena tiga hal:
1. Persaudaraan dalam Islam dan isinya merupakan kekuatan pertahanan.
2. Penyelesaian praktis tentang beberapa masalah kehidupan manusia. Dalam Islam tidak ada pemisahan antara ibadat dan kehidupan manusia dalam masyarakat. Bahkan orang-orang Islam melakukan sembahyang secara bersama-sama (berjamaah), sama seperti kalau mereka melakukan tugas-tugas kemasyarakatan, karena mengharap keridlaan Allah s.w.t.
3. Islam adalah kombinasi material dan spiritual dalam kehidupan manusia.
Persaudaraan Islam itu tidak mengenal golongan, suku bangsa dan keturunan. Persaudaraan Islam menghimpun semua kaum Muslimin dari seluruh pelosok dunia. Lebih dari itu, Islam tidak khusus untuk segolongan tertentu, Islam adalah agama umum untuk semua manusia dari segala bangsa; apakah mereka orang-orang Pakistan atau orang-orang India; apakah mereka orang-orang Arab atau orang-orang Afganistan; China atau Jepang. Singkatnya Islam itu agama dunia untuk semua bangsa dan semua benua. Islam menjamin dapat memecahkan segala kesulitan hidup. Islam adalah agama langit satu-satunya yang menang terhadap segala tantangan zaman dan ajaran-ajarannya tetap asli sebagaimana yang diwahyukan kepada Rasulullah s.a.w. sejak 14 abad yang lalu. Islam adalah agama fithrah (natural religion), dan karena itulah maka Islam adalah agama yang fleksibel, sesuai dengan segala kebutuhan manusia dengan segala perbedaannya pada setiap zaman, sebagaimana Islam telah membuktikan peranannya yang penting dalam perkembangan sejarah kenegaraan dan kemasyarakatan dalam waktu yang relatif singkat. Islam mengatur susunan masyarakat dalam usahanya untuk menyelamatkan kemanusiaan, sebagaimana juga Islam bukan suatu agama yang berdiri di pinggir lapangan hidup manusia. Tidak seperti agama Buddha dan Kristen yang menganjurkan supaya mengkesampingkan segala hubungan duniawi dan menjauhkan diri dari masyarakat kemanusiaan. Sebagian penganut Buddha mendirikan kelenteng-kelenteng di kaki-kaki gunung yang, tidak bisa dicapai oleh manusia, kecuali dengan susah payah. Banyak contoh dalam kehidupan keagamaan orang-orang Jepang, di mana mereka menjadikan "tuhan" itu jauh dari jangkauan manusia.
Begitu juga halnya dengan orang-orang Kristen yang mendirikan tempat-tempat bersemedi (monasteries) di tempat-tempat yang yang terpencil. Kedua agama itu memisahkan kehidupan keagamaan dari kehidupan manusia yang biasa. Sedangkan Islam kita dapatkan sebaliknya. Kaum Muslimin mendirikan mesjid-mesjid di tengah-tengah kampung atau kota, atau di pusat-pusat perdagangan kota. Agama kita (Islam) menganjurkan supaya melakukan sembahyang bersama-sama dan supaya menjaga kemaslahatan masyarakat, dengan ketentuan bahwa hal itu termasuk bagian dari agama.
Kehidupan manusia adalah campuran antara jiwa dan benda, sebab Allah s.w.t. telah menciptakan kita dari ruh dan jasad, sehingga kalau kita memang menginginkan kesempurnaan dalam hidup, kita harus mempersatukan roh dan jasad, dan tidak memisahkan kehidupan rohani dari kehidupan kebendaan. Islam menganggap kedua-duanya (kerohanian dan kebendaan) itu penting, dan meletakkan keduanya pada tempatnya yang benar. Atas dasar inilah falsafah kehidupan Islam berdiri, mencakup semua segi kehidupan manusia.
Saya adalah orang yang baru saja memeluk Islam. Sejak saya memeluknya dua tahun yang lalu, saya telah menemukan Islam sebagai agama persaudaraan atas dasar akidah (kepercayaan) dan amal.
Jepang pada waktu ini adalah suatu negara yang paling maju dalam bidang industri, dan masyarakat Jepang telah berubahnya seluruhnya, sebagai akibat revolusi teknologi dengan akibatnya yang berupa corak kehidupan yang materialistis. Dan karena negeri ini miskin dengan sumber-sumber alam, maka bangsa Jepang harus bekerja keras siang dan malam untuk menutupi kebutuhan hidupnya dan menjaga keseimbangan perdagangan dan industrinya. Itulah sebabnya, makanya kami selalu sibuk dengan usaha-usaha mencari kekayaan untuk hidup yang tidak ada pengaruhnya dalam kehidupan rohani. Seluruh perhatian kami ditumpahkan untuk memperoleh keuntungan-keuntungan duniawi, karena kami tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memikirkan soal-soal yang bukan kebendaan.
Bangsa Jepang tidak mempunyai agama dan tidak mempunyai tujuan apa-apa. Bangsa Jepang hanya mengikuti pengaruh materialisme Eropa, dan mungkin inilah yang menambah kebekuan jiwa bangsa Jepang, sebab jasmani mereka yang telah mengecap kenikmatan makanan yang lezat dan pakaian yang bagus, tidak disertai dengan jiwa yang berbahagia.
Saya yakin bahwa momentum ini adalah kesempatan yang paling baik untuk menyiarkan agama Islam di kalangan bangsa Jepang. Sebab ketidak-tahuan yang menjalar di belakang benda duniawi telah menyebabkan bangsa-bangsa yang menyebut dirinya maju itu telah menjadi mangsa atau korban kekosongan jiwa. Dan Islam adalah satu-satunya agama yang sanggup mengisi kekosongan jiwa mereka, dan kalau langkah-langkah yang teratur dilakukan untuk dakwah Islam di Jepang sekarang, maka tidak akan lebih dari dua atau tiga turunan, seluruh bangsa ini telah masuk dalam agama ini. Saya menegaskan bahwa usaha serupa itu akan merupakan pertolongan yang besar buat Islam di Timur jauh, sekaligus merupakan nikmat terbesar bagi kemanusiaan di bagian dunia ini.
Ethnolog Jepang
Alhamdulillah saya telah menjadi seorang Muslim. Islam telah menarik perhatian saya karena tiga hal:
1. Persaudaraan dalam Islam dan isinya merupakan kekuatan pertahanan.
2. Penyelesaian praktis tentang beberapa masalah kehidupan manusia. Dalam Islam tidak ada pemisahan antara ibadat dan kehidupan manusia dalam masyarakat. Bahkan orang-orang Islam melakukan sembahyang secara bersama-sama (berjamaah), sama seperti kalau mereka melakukan tugas-tugas kemasyarakatan, karena mengharap keridlaan Allah s.w.t.
3. Islam adalah kombinasi material dan spiritual dalam kehidupan manusia.
Persaudaraan Islam itu tidak mengenal golongan, suku bangsa dan keturunan. Persaudaraan Islam menghimpun semua kaum Muslimin dari seluruh pelosok dunia. Lebih dari itu, Islam tidak khusus untuk segolongan tertentu, Islam adalah agama umum untuk semua manusia dari segala bangsa; apakah mereka orang-orang Pakistan atau orang-orang India; apakah mereka orang-orang Arab atau orang-orang Afganistan; China atau Jepang. Singkatnya Islam itu agama dunia untuk semua bangsa dan semua benua. Islam menjamin dapat memecahkan segala kesulitan hidup. Islam adalah agama langit satu-satunya yang menang terhadap segala tantangan zaman dan ajaran-ajarannya tetap asli sebagaimana yang diwahyukan kepada Rasulullah s.a.w. sejak 14 abad yang lalu. Islam adalah agama fithrah (natural religion), dan karena itulah maka Islam adalah agama yang fleksibel, sesuai dengan segala kebutuhan manusia dengan segala perbedaannya pada setiap zaman, sebagaimana Islam telah membuktikan peranannya yang penting dalam perkembangan sejarah kenegaraan dan kemasyarakatan dalam waktu yang relatif singkat. Islam mengatur susunan masyarakat dalam usahanya untuk menyelamatkan kemanusiaan, sebagaimana juga Islam bukan suatu agama yang berdiri di pinggir lapangan hidup manusia. Tidak seperti agama Buddha dan Kristen yang menganjurkan supaya mengkesampingkan segala hubungan duniawi dan menjauhkan diri dari masyarakat kemanusiaan. Sebagian penganut Buddha mendirikan kelenteng-kelenteng di kaki-kaki gunung yang, tidak bisa dicapai oleh manusia, kecuali dengan susah payah. Banyak contoh dalam kehidupan keagamaan orang-orang Jepang, di mana mereka menjadikan "tuhan" itu jauh dari jangkauan manusia.
Begitu juga halnya dengan orang-orang Kristen yang mendirikan tempat-tempat bersemedi (monasteries) di tempat-tempat yang yang terpencil. Kedua agama itu memisahkan kehidupan keagamaan dari kehidupan manusia yang biasa. Sedangkan Islam kita dapatkan sebaliknya. Kaum Muslimin mendirikan mesjid-mesjid di tengah-tengah kampung atau kota, atau di pusat-pusat perdagangan kota. Agama kita (Islam) menganjurkan supaya melakukan sembahyang bersama-sama dan supaya menjaga kemaslahatan masyarakat, dengan ketentuan bahwa hal itu termasuk bagian dari agama.
Kehidupan manusia adalah campuran antara jiwa dan benda, sebab Allah s.w.t. telah menciptakan kita dari ruh dan jasad, sehingga kalau kita memang menginginkan kesempurnaan dalam hidup, kita harus mempersatukan roh dan jasad, dan tidak memisahkan kehidupan rohani dari kehidupan kebendaan. Islam menganggap kedua-duanya (kerohanian dan kebendaan) itu penting, dan meletakkan keduanya pada tempatnya yang benar. Atas dasar inilah falsafah kehidupan Islam berdiri, mencakup semua segi kehidupan manusia.
Saya adalah orang yang baru saja memeluk Islam. Sejak saya memeluknya dua tahun yang lalu, saya telah menemukan Islam sebagai agama persaudaraan atas dasar akidah (kepercayaan) dan amal.
Jepang pada waktu ini adalah suatu negara yang paling maju dalam bidang industri, dan masyarakat Jepang telah berubahnya seluruhnya, sebagai akibat revolusi teknologi dengan akibatnya yang berupa corak kehidupan yang materialistis. Dan karena negeri ini miskin dengan sumber-sumber alam, maka bangsa Jepang harus bekerja keras siang dan malam untuk menutupi kebutuhan hidupnya dan menjaga keseimbangan perdagangan dan industrinya. Itulah sebabnya, makanya kami selalu sibuk dengan usaha-usaha mencari kekayaan untuk hidup yang tidak ada pengaruhnya dalam kehidupan rohani. Seluruh perhatian kami ditumpahkan untuk memperoleh keuntungan-keuntungan duniawi, karena kami tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memikirkan soal-soal yang bukan kebendaan.
Bangsa Jepang tidak mempunyai agama dan tidak mempunyai tujuan apa-apa. Bangsa Jepang hanya mengikuti pengaruh materialisme Eropa, dan mungkin inilah yang menambah kebekuan jiwa bangsa Jepang, sebab jasmani mereka yang telah mengecap kenikmatan makanan yang lezat dan pakaian yang bagus, tidak disertai dengan jiwa yang berbahagia.
Saya yakin bahwa momentum ini adalah kesempatan yang paling baik untuk menyiarkan agama Islam di kalangan bangsa Jepang. Sebab ketidak-tahuan yang menjalar di belakang benda duniawi telah menyebabkan bangsa-bangsa yang menyebut dirinya maju itu telah menjadi mangsa atau korban kekosongan jiwa. Dan Islam adalah satu-satunya agama yang sanggup mengisi kekosongan jiwa mereka, dan kalau langkah-langkah yang teratur dilakukan untuk dakwah Islam di Jepang sekarang, maka tidak akan lebih dari dua atau tiga turunan, seluruh bangsa ini telah masuk dalam agama ini. Saya menegaskan bahwa usaha serupa itu akan merupakan pertolongan yang besar buat Islam di Timur jauh, sekaligus merupakan nikmat terbesar bagi kemanusiaan di bagian dunia ini.
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Re: orang jepang masuk islam
Abdullah Uemura (Jepang)
Dalam soal iman, Islam meletakkan titik berat pada ke-Esaan Allah s.w.t., kebangkitan dari alam kubur, kehidupan di akhirat dan perhitungan amal atau hisab, disamping segala sesuatu yang penting atau berguna untuk kemaslahatan hidup. Boleh dikatakan bahwa kebiasaan dan ketekunan dalam mencari keridlaan Allah s.w.t. itu dalam kenyataannya merupakan inti dari pada ajaran-ajaran Islam. Dan dalam pencarian saya akan kebenaran, ternyata saya menemukannya dalam Islam.
Agama Kristen, atau lebih tegas Injil-Injilnya yang kita dapati sekarang itu tidak lagi sebersih pada waktu diturunkannya dari Allah s.w.t. Dia telah mengalami perubahan berkali-kali. Dengan demikian, maka tidaklah mungkin bisa dikatakan bahwa agama Kristen itu masih asli. Sedangkan Al-Qur'anul-Karim diturunkan dari Allah s.w.t. dan selalu tetap seperti keadaannya semula, tanpa penggantian atau perubahan sedikitpun. Agama Kristen yang sampai kepada kita, tidak lagi dalam bentuk yang diturunkan dari Allah s.w.t. Dia hanya terdiri dari beberapa kalimat fatwa Jesus Kristus dan biografmya, dan kedudukan Kristus itu dalam agama Kristen sama seperti kedudukan Hadits dalam agama Islam. Dengan demikian, maka apa yang diwahyukan Allah dalam agama Kristen itu tidak langsung sampai kepada kita seperti halnya dalam agama Islam.
Yang paling kacau dalam agama Kristen ialah ajaran Trinitas yang wajib diimani tanpa dapat dimengerti permasalahannya, karena tidak ada tafsirannya yang bisa diterima oleh akal pikiran. Disamping itu ada yang paling mengejutkan, yaitu bahwa pembebasan orang-orang yang berdosa itu ialah kematian yang abadi yang didalamnya termasuk orang-orang yang bukan Kristen, karena mereka itu dalam pandangan Kristen adalah orang-orang yang berdosa, karena mereka tidak percaya kepada ajaran-ajaran Kristen. Dan kalau orang-orang yang berdosa itu yakin atas abadinya kematian mereka, tentulah reaksi alaminya mereka akan tergelimang dalam segala keburukan dan kesenangan sekedar untuk memuaskan hawa nafsu mereka sebelum sampainya ajal, sebab kematian itu dalam pandangan mereka adalah penghabisan untuk selama-lamanya.
Agama Buddha Mahayana Jepang adalah campuran antara agama Buddha Ortodox dan agama Buddha primitif. Buddha Mahayana serupa dengan Brahmana, dan ajaran-ajarannya jelas menunjukkan keingkarannya kepada Tuhan, karena Buddha tidak mengakui jiwa abadi atau Tuhan. Sedangkan agama Brahmans, walaupun dalam hal keingkarannya kepada Tuhan sudah jelas, tapi para pengikutnya tidak tahu hakikat Brahma yang sebenarnya. Mereka berusaha untuk meletakkannya dalam pengertian philosofis, dan dalam usahanya ini serta dalam penyelidikan mereka tentang hakikat kebenaran melalui penglihatan dan pendengaran, mereka tetap lebih suka menyembah makhluk ciptaan Tuhan, dari pada menyembah Tuhan itu sendiri. Hanya Islam-lah satu-satunya agama yang menunjuki kita kepada Allah s.w.t., Tuhan Yang Hidup, Yang Memiliki segala urusan dan segala kekuasaan, yang bersih dari kebutuhan akan tempat, Yang tidak Melahirkan tidak dilahirkan, Yang memiliki Kerajaan di langit tujuh dan di bumi, Yang semua makhluk hanya tunduk kepada-Nya, hanya kepada-Nya semua makhluk pada takut, dan hanya kepada-Nyalah semua makhluk tunduk dan menyerah.
Agama Shinto7 di Jepang kekurangan nilai keutamaan, karena Shintoisme itu tidak mementingkan akhlak atau moral secara khusus. Dalam Shintoisme, tuhan itu banyak, persis agama berhala yang membolehkan penyembahan beberapa patung berhala.
Islamlah satu-satunya jawaban terhadap jeritan jiwa yang mencari jalan hidup yang rasional dan kebenaran.
Catatan kaki:
7 Agama Shinto tersiar di Jepang sampai tahun 1945. Sesudah itu padam.
Dalam soal iman, Islam meletakkan titik berat pada ke-Esaan Allah s.w.t., kebangkitan dari alam kubur, kehidupan di akhirat dan perhitungan amal atau hisab, disamping segala sesuatu yang penting atau berguna untuk kemaslahatan hidup. Boleh dikatakan bahwa kebiasaan dan ketekunan dalam mencari keridlaan Allah s.w.t. itu dalam kenyataannya merupakan inti dari pada ajaran-ajaran Islam. Dan dalam pencarian saya akan kebenaran, ternyata saya menemukannya dalam Islam.
Agama Kristen, atau lebih tegas Injil-Injilnya yang kita dapati sekarang itu tidak lagi sebersih pada waktu diturunkannya dari Allah s.w.t. Dia telah mengalami perubahan berkali-kali. Dengan demikian, maka tidaklah mungkin bisa dikatakan bahwa agama Kristen itu masih asli. Sedangkan Al-Qur'anul-Karim diturunkan dari Allah s.w.t. dan selalu tetap seperti keadaannya semula, tanpa penggantian atau perubahan sedikitpun. Agama Kristen yang sampai kepada kita, tidak lagi dalam bentuk yang diturunkan dari Allah s.w.t. Dia hanya terdiri dari beberapa kalimat fatwa Jesus Kristus dan biografmya, dan kedudukan Kristus itu dalam agama Kristen sama seperti kedudukan Hadits dalam agama Islam. Dengan demikian, maka apa yang diwahyukan Allah dalam agama Kristen itu tidak langsung sampai kepada kita seperti halnya dalam agama Islam.
Yang paling kacau dalam agama Kristen ialah ajaran Trinitas yang wajib diimani tanpa dapat dimengerti permasalahannya, karena tidak ada tafsirannya yang bisa diterima oleh akal pikiran. Disamping itu ada yang paling mengejutkan, yaitu bahwa pembebasan orang-orang yang berdosa itu ialah kematian yang abadi yang didalamnya termasuk orang-orang yang bukan Kristen, karena mereka itu dalam pandangan Kristen adalah orang-orang yang berdosa, karena mereka tidak percaya kepada ajaran-ajaran Kristen. Dan kalau orang-orang yang berdosa itu yakin atas abadinya kematian mereka, tentulah reaksi alaminya mereka akan tergelimang dalam segala keburukan dan kesenangan sekedar untuk memuaskan hawa nafsu mereka sebelum sampainya ajal, sebab kematian itu dalam pandangan mereka adalah penghabisan untuk selama-lamanya.
Agama Buddha Mahayana Jepang adalah campuran antara agama Buddha Ortodox dan agama Buddha primitif. Buddha Mahayana serupa dengan Brahmana, dan ajaran-ajarannya jelas menunjukkan keingkarannya kepada Tuhan, karena Buddha tidak mengakui jiwa abadi atau Tuhan. Sedangkan agama Brahmans, walaupun dalam hal keingkarannya kepada Tuhan sudah jelas, tapi para pengikutnya tidak tahu hakikat Brahma yang sebenarnya. Mereka berusaha untuk meletakkannya dalam pengertian philosofis, dan dalam usahanya ini serta dalam penyelidikan mereka tentang hakikat kebenaran melalui penglihatan dan pendengaran, mereka tetap lebih suka menyembah makhluk ciptaan Tuhan, dari pada menyembah Tuhan itu sendiri. Hanya Islam-lah satu-satunya agama yang menunjuki kita kepada Allah s.w.t., Tuhan Yang Hidup, Yang Memiliki segala urusan dan segala kekuasaan, yang bersih dari kebutuhan akan tempat, Yang tidak Melahirkan tidak dilahirkan, Yang memiliki Kerajaan di langit tujuh dan di bumi, Yang semua makhluk hanya tunduk kepada-Nya, hanya kepada-Nya semua makhluk pada takut, dan hanya kepada-Nyalah semua makhluk tunduk dan menyerah.
Agama Shinto7 di Jepang kekurangan nilai keutamaan, karena Shintoisme itu tidak mementingkan akhlak atau moral secara khusus. Dalam Shintoisme, tuhan itu banyak, persis agama berhala yang membolehkan penyembahan beberapa patung berhala.
Islamlah satu-satunya jawaban terhadap jeritan jiwa yang mencari jalan hidup yang rasional dan kebenaran.
Catatan kaki:
7 Agama Shinto tersiar di Jepang sampai tahun 1945. Sesudah itu padam.
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Re: orang jepang masuk islam
mar Mita
Ahli Ekonomi, Tokoh Masyarakat dan Pengkhotbah Jepang
Dengan kurnia Allah s.w.t. saya telah dapat hidup berbahagia sebagai seorang Muslim sejak tiga tahun yang lalu. Jalan hidup yang benar seperti yang diajarkan oleh Islam itu ditunjukkan kepada saya oleh Missi Tablig Pakistan yang telah mengunjungi negeri saya, dan kepada mereka saya merasa berterima kasih sedalam-dalamnya.
Mayoritas rakyat negeri saya adalah Buddhist, tapi mereka hanya namanya saja Buddhist. Mereka tidak mempraktekkan ajaran-ajaran Buddha, bahkan mereka sama sekali tidak mengerti agama. Sebab utama dari sikap apatis ini bisa jadi karena Buddhisme itu hanya memberikan ajaran-ajaran falsafah tinggi rinci, tanpa memberikan ajaran praktis untuk pelaksanaan. Oleh karena itulah, maka Buddisme itu jauh, tidak terjangkau oleh orang-orang biasa yang selalu direpotkan dengan urusan-urusan duniawi.
Mereka tidak bisa memahaminya dan tidak pula bisa melaksanakannya.
Tidak demikian halnya dengan Islam. Sebab ajaran-ajaran Islam itu mudah, luas dan sangat praktis, melihat segala segi persoalan hidup manusia. Islam membentuk alam pikiran manusia, dan manakala pikiran itu sudah bersih/suci, maka perbuatan bersih dan baik itu akan timbul dengan sendirinya. Ajaran Islam itu begitu mudah dan praktis, sehingga setiap orang dapat mengerti. Islam itu bukan monopoli kiai/pendeta seperti dalam agama lain.
Ada harapan besar buat Islam di masa yang akan datang di Jepang. Beberapa kesulitan mungkin ada, tapi bukan kesulitan yang tidak bisa diatasi. Untuk itu pertama-tama diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dan terus-menerus memperkenalkan ajaran-ajaran Islam kepada rakyat Jepang. Rakyat Jepang dari hari ke hari menjadi semakin bersikap materialistis, tapi dengan itu mereka tidak hidup berbahagia. Mereka harus diberi tahu bahwa keamanan yang hakiki dan ketenangan jiwa hanya terjamin dengan ajaran-ajaran Islam, sebab Islam itu adalah peraturan dan hukum yang sempurna buat hidup dan memberikan bimbingan untuk setiap langkah kehidupan. Yang kedua, ialah supaya para petugas tablig dan guru-gurunya memberi contoh dengan cara hidup mereka sendiri di hadapan orang lain.
Adalah suatu hal yang tidak menguntungkan bahwa para pelajar/mahasiswa yang datang ke Jepang dari berbagai negeri Islam tidak merupakan contoh yang baik bagi kami, dan kamipun tidak mendapat nasehat atau bimbingan dari mereka. Malahan kebanyakan mereka hidup seperti kehidupan orang Barat. Mereka juga tidak mengerti apa-apa tentang Islam, karena mereka itu belajar pada sekolah-sekolah yang diselenggarakan oleh negara-negara Eropa yang kebanyakan menentang Islam.
Kalau Islam mau memperoleh sukses di Jepang -- dan saya yakin bahwa hal itu akan terjadi maka setiap pencinta dan pejuang Islam harus memikirkan hal itu, dan untuk itu mereka wajib memberikan pengorbanan yang terus-menerus dan terkoordinir. Dan kaum muslimin/mukminin yang cara hidupnya sesuai dengan ajaran-ajaran agamanya harus datang ke Jepang untuk mengajar dan memberikan contoh kepada mereka. Bangsa Jepang haus kepada keamanan, kebenaran, kejujuran, keutamaan dan lain-lain hal yang baik dalam kehidupan. Dan saya percaya sepenuhnya bahwa Islam dan hanya Islam sajalah yang mampu menghilangkan kehausan mereka.
Kita harus percaya mutlak kepada Allah, sehingga kita mampu menunaikan tugas risalah/missi ini. Kita bermohon kepada Allah s.w.t. supaya Dia memberikan kepada kita iman dan yakin.
Islam berarti selamat/aman, dan tidak ada bangsa lain yang melebihi bangsa Jepang dalam kebutuhannya kepada keamanan. Jika kita menghendaki keamanan yang hakiki, maka kita harus percaya kepada agama Keselamatan, selamat/aman/damai dengan semua manusia dan Allah. Hal itu ialah karena persaudaraan itu dalam Islam merupakan dasar yang tidak dimiliki oleh agama-agama lain, dan persaudaraan itu adalah syarat untuk terwujudnya kebahagiaan manusia seluruhnya.
Ahli Ekonomi, Tokoh Masyarakat dan Pengkhotbah Jepang
Dengan kurnia Allah s.w.t. saya telah dapat hidup berbahagia sebagai seorang Muslim sejak tiga tahun yang lalu. Jalan hidup yang benar seperti yang diajarkan oleh Islam itu ditunjukkan kepada saya oleh Missi Tablig Pakistan yang telah mengunjungi negeri saya, dan kepada mereka saya merasa berterima kasih sedalam-dalamnya.
Mayoritas rakyat negeri saya adalah Buddhist, tapi mereka hanya namanya saja Buddhist. Mereka tidak mempraktekkan ajaran-ajaran Buddha, bahkan mereka sama sekali tidak mengerti agama. Sebab utama dari sikap apatis ini bisa jadi karena Buddhisme itu hanya memberikan ajaran-ajaran falsafah tinggi rinci, tanpa memberikan ajaran praktis untuk pelaksanaan. Oleh karena itulah, maka Buddisme itu jauh, tidak terjangkau oleh orang-orang biasa yang selalu direpotkan dengan urusan-urusan duniawi.
Mereka tidak bisa memahaminya dan tidak pula bisa melaksanakannya.
Tidak demikian halnya dengan Islam. Sebab ajaran-ajaran Islam itu mudah, luas dan sangat praktis, melihat segala segi persoalan hidup manusia. Islam membentuk alam pikiran manusia, dan manakala pikiran itu sudah bersih/suci, maka perbuatan bersih dan baik itu akan timbul dengan sendirinya. Ajaran Islam itu begitu mudah dan praktis, sehingga setiap orang dapat mengerti. Islam itu bukan monopoli kiai/pendeta seperti dalam agama lain.
Ada harapan besar buat Islam di masa yang akan datang di Jepang. Beberapa kesulitan mungkin ada, tapi bukan kesulitan yang tidak bisa diatasi. Untuk itu pertama-tama diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dan terus-menerus memperkenalkan ajaran-ajaran Islam kepada rakyat Jepang. Rakyat Jepang dari hari ke hari menjadi semakin bersikap materialistis, tapi dengan itu mereka tidak hidup berbahagia. Mereka harus diberi tahu bahwa keamanan yang hakiki dan ketenangan jiwa hanya terjamin dengan ajaran-ajaran Islam, sebab Islam itu adalah peraturan dan hukum yang sempurna buat hidup dan memberikan bimbingan untuk setiap langkah kehidupan. Yang kedua, ialah supaya para petugas tablig dan guru-gurunya memberi contoh dengan cara hidup mereka sendiri di hadapan orang lain.
Adalah suatu hal yang tidak menguntungkan bahwa para pelajar/mahasiswa yang datang ke Jepang dari berbagai negeri Islam tidak merupakan contoh yang baik bagi kami, dan kamipun tidak mendapat nasehat atau bimbingan dari mereka. Malahan kebanyakan mereka hidup seperti kehidupan orang Barat. Mereka juga tidak mengerti apa-apa tentang Islam, karena mereka itu belajar pada sekolah-sekolah yang diselenggarakan oleh negara-negara Eropa yang kebanyakan menentang Islam.
Kalau Islam mau memperoleh sukses di Jepang -- dan saya yakin bahwa hal itu akan terjadi maka setiap pencinta dan pejuang Islam harus memikirkan hal itu, dan untuk itu mereka wajib memberikan pengorbanan yang terus-menerus dan terkoordinir. Dan kaum muslimin/mukminin yang cara hidupnya sesuai dengan ajaran-ajaran agamanya harus datang ke Jepang untuk mengajar dan memberikan contoh kepada mereka. Bangsa Jepang haus kepada keamanan, kebenaran, kejujuran, keutamaan dan lain-lain hal yang baik dalam kehidupan. Dan saya percaya sepenuhnya bahwa Islam dan hanya Islam sajalah yang mampu menghilangkan kehausan mereka.
Kita harus percaya mutlak kepada Allah, sehingga kita mampu menunaikan tugas risalah/missi ini. Kita bermohon kepada Allah s.w.t. supaya Dia memberikan kepada kita iman dan yakin.
Islam berarti selamat/aman, dan tidak ada bangsa lain yang melebihi bangsa Jepang dalam kebutuhannya kepada keamanan. Jika kita menghendaki keamanan yang hakiki, maka kita harus percaya kepada agama Keselamatan, selamat/aman/damai dengan semua manusia dan Allah. Hal itu ialah karena persaudaraan itu dalam Islam merupakan dasar yang tidak dimiliki oleh agama-agama lain, dan persaudaraan itu adalah syarat untuk terwujudnya kebahagiaan manusia seluruhnya.
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Similar topics
» orang swedia masuk islam
» orang Budha masuk islam
» orang Batak Masuk islam
» Orang Manado Masuk islam
» orang Konghucu Masuk Islam
» orang Budha masuk islam
» orang Batak Masuk islam
» Orang Manado Masuk islam
» orang Konghucu Masuk Islam
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik