cinta rosul
Halaman 3 dari 3 • Share
Halaman 3 dari 3 • 1, 2, 3
cinta rosul
First topic message reminder :
Allah Ta'ala berfirman :
Katakanlah:"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 3:31)
Ayat ini menerangkan bahwa tanda dari kecintaan kita kepada Allah adalah mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan bahwa mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah sarana untuk mendapatkan kecintaan dan ampunan dari Allah Ta'ala.
Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
" Seseorang di antara kamu belum beriman sehingga aku lebih dicintainya daripada kedua orangtua, anaknya dan seluruh manusia." HR. Bukhari dan Muslim.
dalam diri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terdapat akhlak yang mulia, keberanian dan kemuliaan. Barangsiapa melihatnya secara tiba-tiba akan takut kepadanya, dan barangsiapa yang bergaul dengannya maka dia akan mencintainya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menyampaikan risalahnya, memberi nasihat kepada umat, mempersatukan kalimah, membuka beberapa hati manusia bersama para sahabatnya dengan mempersatukan mereka dan membuka banyak negeri dengan perjuangan mereka untuk membebaskan manusia dari penyembahan sesama manusia menuju penyembahan terhadap Tuhan manusia.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya telah menyampaikan kepada kita agama Islam secara sempurna tanpa tercampur dengan bid'ah dan khurafat, dan tidak perlu ditambah atau dikurangi.
Allah berfirman :
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu. QS. 5:3)
Oleh karenanya, ikutilah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan yang kita miliki dan janganlah menambah-nambah atau membuat syari'at yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan tidak pula pernah dikerjakan oleh para sahabatnya, dengan demikian mudah-mudahan Allah memasukkan kita ke dalam golongan hamba-hamba-Nya yang benar dalam keimanan mereka kepada-Nya sehingga Allah memenuhi janji-Nya kepada mereka.
Allah berfirman :
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. 33:21)
Dan ketahuilah bahwa cinta kepada Allah dan RasulNya yang benar mempunyai konsekuensi untuk melaksanakan kitab Allah dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang shahih, melaksanakan hukum dengan berpegang teguh kepada keduanya dan tidak boleh mendahulukan pendapat orang atas keduanya.
Allah berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertaqwalah kepada Allah.Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. 49:1)
Ya Allah, karuniailah kami untuk mencintai dan mengikuti RasulMu, berakhlak dengan akhlaknya dan memperoleh syafa'atnya.
Allah Ta'ala berfirman :
Katakanlah:"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 3:31)
Ayat ini menerangkan bahwa tanda dari kecintaan kita kepada Allah adalah mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan bahwa mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah sarana untuk mendapatkan kecintaan dan ampunan dari Allah Ta'ala.
Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
" Seseorang di antara kamu belum beriman sehingga aku lebih dicintainya daripada kedua orangtua, anaknya dan seluruh manusia." HR. Bukhari dan Muslim.
dalam diri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terdapat akhlak yang mulia, keberanian dan kemuliaan. Barangsiapa melihatnya secara tiba-tiba akan takut kepadanya, dan barangsiapa yang bergaul dengannya maka dia akan mencintainya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menyampaikan risalahnya, memberi nasihat kepada umat, mempersatukan kalimah, membuka beberapa hati manusia bersama para sahabatnya dengan mempersatukan mereka dan membuka banyak negeri dengan perjuangan mereka untuk membebaskan manusia dari penyembahan sesama manusia menuju penyembahan terhadap Tuhan manusia.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya telah menyampaikan kepada kita agama Islam secara sempurna tanpa tercampur dengan bid'ah dan khurafat, dan tidak perlu ditambah atau dikurangi.
Allah berfirman :
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu. QS. 5:3)
Oleh karenanya, ikutilah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan yang kita miliki dan janganlah menambah-nambah atau membuat syari'at yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan tidak pula pernah dikerjakan oleh para sahabatnya, dengan demikian mudah-mudahan Allah memasukkan kita ke dalam golongan hamba-hamba-Nya yang benar dalam keimanan mereka kepada-Nya sehingga Allah memenuhi janji-Nya kepada mereka.
Allah berfirman :
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. 33:21)
Dan ketahuilah bahwa cinta kepada Allah dan RasulNya yang benar mempunyai konsekuensi untuk melaksanakan kitab Allah dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang shahih, melaksanakan hukum dengan berpegang teguh kepada keduanya dan tidak boleh mendahulukan pendapat orang atas keduanya.
Allah berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertaqwalah kepada Allah.Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. 49:1)
Ya Allah, karuniailah kami untuk mencintai dan mengikuti RasulMu, berakhlak dengan akhlaknya dan memperoleh syafa'atnya.
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Re: cinta rosul
Ulangan 27 : 1
Kemudian bersama para pemimpin Israel, Musa menyampaikan pesan ini kepada bangsa itu, "Taatilah segala perintah yang saya berikan kepadamu hari ini.
mentaati perintah, bukan mentaati Musa
itu perintah Allah, jadi mentaati Allah, bukan mentaati Musa
masih gak bisa membedakan dengan penyetaraan muhammad dan ilahnya?
Kemudian bersama para pemimpin Israel, Musa menyampaikan pesan ini kepada bangsa itu, "Taatilah segala perintah yang saya berikan kepadamu hari ini.
mentaati perintah, bukan mentaati Musa
itu perintah Allah, jadi mentaati Allah, bukan mentaati Musa
masih gak bisa membedakan dengan penyetaraan muhammad dan ilahnya?
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: cinta rosul
SEGOROWEDI wrote:Ulangan 27 : 1
Kemudian bersama para pemimpin Israel, Musa menyampaikan pesan ini kepada bangsa itu, "Taatilah segala perintah yang saya berikan kepadamu hari ini.
mentaati perintah, bukan mentaati Musa
itu perintah Allah, jadi mentaati Allah, bukan mentaati Musa
masih gak bisa membedakan dengan penyetaraan muhammad dan ilahnya?
mana kalimat mentaati perintah Allah??
kok aku ngga baca wed??
jangan ngawur ah
Orang_Pinggiran- LETNAN SATU
-
Posts : 1862
Kepercayaan : Islam
Location : Jawa Tengah
Join date : 12.03.12
Reputation : 18
Re: cinta rosul
mentaati perintah, bukan mentaati musa
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: cinta rosul
:grr:SEGOROWEDI wrote:Ulangan 27 : 1
Kemudian bersama para pemimpin Israel, Musa menyampaikan pesan ini kepada bangsa itu, "Taatilah segala perintah yang saya berikan kepadamu hari ini.
frontline defender- MAYOR
- Posts : 6462
Kepercayaan : Islam
Join date : 17.11.11
Reputation : 137
Re: cinta rosul
musa hanya menyampaikan perintah yang diterimanya
tapi perintah muhammad harus kamu ikuti
perintah ilah juga harus kamu ikuti
muhammad setara si ilah
terus kalau perintahnya berbeda, muslim hanya bisa cengingas-cengingis
misalnya soal haram/halal
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: cinta rosul
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat iman dan Islam kepada kita. Aku bersaksi tiada Tuhan yang wajib disembah, kecuali Allah. Tiada sekutu bagi-Nya. Dialah yang memiliki kerajaan langit dan bumi. Aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad saw adalah utusan Allah. Semoga selawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah saw, keluarganya, sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti jalan hidupnya.
Kaum muslimin rahimakumullah.
Bulan Rabiul Awal (baca: Maulid ) merupakan bulan -- yang oleh sebagian orang -- dianggap sebagai bulan pengagungan dan pemulyaan terhadap Qudwatul Umah Nabi besar Muhammad saw. Hal itu karena memang Rasulullah saw dilahirkan pada bulan itu sehingga mereka ramai-ramai mengadakan peringatan atau perayaan Maulid. Keinginan mereka kebanyakan didorong oleh sebuah persepsi bahwa peringatan atau perayaan tersebut hukumnya wajib - naudzu billahi min dzalika - atau paling tidak sunah. Mereka mendasarkan niatnya bahwa itu dilakukan demi cinta kepada Rasulullah saw. Cinta kepada rasul, mereka ungkapkan setahun sekali dalam bulan Maulid, bulan kelahiran Rasulullah saw.
Niat mereka pada hakikatnya baik, cinta kepada rasul itulah tujuan mereka. Namun, sayang sekali niatan tersebut menjadi kandas lantaran apa yang dilakukan itu tidak pernah dilakukan oleh pendahulu-pendahulu mereka ( as salaf as saleh ), baik para sahabat maupun tabiin. Sesungguhnya peringatan Maulid itu baru dilaksanakan pada masa Raja al Mudhaffar, Raja Irbil (salah satu raja pada masa bani Fatimiyah). Dengan dasar pemahaman seperti itulah mereka berusaha dengan sungguh-sungguh untuk melampiaskan cintanya kepada rasul saw dengan hanya sebatas seremonial atau peringatan-peringatan saja.
Melihat sejarah awal peringatan Maulid tersebut, maka peringatan itu bukanlah sesuatu yang sunah apalagi wajib, melainkan bidah yang tidak perlu diadakan. Kalaulah peringatan itu terjadi di negara mana saja, bukan hanya di Indonesia, hal itu tidak mesti menjadi justifikasi atas diperbolehkannya mengadakan peringatan Maulid.
Kita barangkali sepakat bahwa peringatan itu hanya sekedar budaya yang diformalkan, sama halnya silaturahmi Idul Fitri dengan cara keliling dari rumah ke rumah. Meski itu budaya yang diformalkan, namun tidak mengadakannya tentu lebih baik. Dengan demikian, dengan tidak berkeyakinan atas sunah, apalagi wajib, terhadap peringatan Maulid ini, maka akan menyelamatkan kita dari melaksanakan ibadah dengan hal-hal baru (bidah ) yang tidak jelas sumbernya dan tidak jelas pula kebenarannya serta tidak diinginkan pula oleh Rosulullah saw.
Kondisi sekarang memang aneh bin ajaib, banyak hal yang semestinya sunah, tetapi dilecehkan atau bahkan dicampakkan begitu saja. Sebaliknya, banyak hal yang mestinya itu tidak sunah --bidah-- malah diagung-agungkan dan dipuji-puji. Contoh yang paling sederhana adalah peringatan Maulid, peringatan Isra' Mi'raj, dan lain-lain. Lebih aneh lagi ketika ada sekelompok orang yang berusaha mencoba mengamalkan sunah, malahan dicurigai ini dan itu. Pada saat yang sama pula ketika ada sekelompok orang yang menjauhi sunnah --bergelimangan dengan bidah-- malah disanjung-sanjung. Sesungguhnya melaksanakan sunah-sunah Nabi saw sesuai dengan dengan kemampuan adalah bukti kecintaan kita kepadanya. Karena itulah, Nabi saw menegaskan dalam sabdanya, "Barang siapa memnghidupkan sunahku, maka sungguh dia telah mencintai aku. Barang siapa mencintai aku, maka dia mesti bersamaku di sorga."
Jadi, cinta kepada Rasulullah saw itu cukup direpresentasikan melalui pengamalan terhadap sunah-sunahnya. Sunah-sunah tersebut adalah semua hal, baik ucapan maupun perbuatan yang disandarkan kepada Rasul saw.
Siapa pun orangnya yang mengaku cinta kepada Rasul saw maka dengan sadar pula dia harus mencintai dan berusaha melaksanakan sunah-sunahnya sesuai dengan kemampuan dan kesanggupannya. Allah SWT berfirman yang artinya, "... bertakwalah kepada Allah SWT sesuai dengan kemampuan kalian." (At-Taghabun: 16)
Sabda Rasullullah saw, "... dan apa-apa yang aku perintahkan kepada kalian, maka lakukanlah sesuai dengan kemampuan kalian." (HR Bukhari dan Muslim)
Sebab, substansi dan esensi cinta kepada Nabi saw adalah melaksanakan sunah-sunah dan perilaku-perilakunya, baik perilaku -perilaku yang berkaitan dengan performance pribadi (Syakhshiyyah Dzaat Ar-Rasul ) ataupun yang berkaitan dengan sikap dan tindakan Rasul dalam kehidupannya sehari-hari. Bahkan, substansi itu akan berkembang menjadi kesanggupan kita untuk mencintai Rasul melebihi segala-galanya yang ada. Melebihi cinta kita kepada keluarga maupun harta benda yang kita miliki. Allah SWT menegaskannya dalam Alquran, " Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggalmu yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik." (At-Taubah: 24).
Kaum muslimin yang berbahagia.
Makna cinta kepada Rasul adalah melaksanakan semua hal yang sesuai dengan kemauan dan kehendaknya. Sama seperti halnya kita mencintai anak-anak dan isteri kita. Semakin mendalam cinta kita kepada Rasul, maka semakin manis pula keimanan yang kita rasakan, karena cinta kita kepada Rasul dengan porsi yang lebih besar tentu akan membuat kita mendapatkan manisnya iman. Rasulullah saw menjelaskannya sebagai berikut:
"Ada tiga hal yang apabila terdapat pada diri seseorang, dia mesti mendapatkan manisnya iman. Yaitu, (1) Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai daripada selain keduanya. (2) Dia mencintai seseorang hanya karena Allah SWT. (3) Tidak senang kembali kepada kekufuran setelah dia diselamatkan Allah SWT dari kekufuran itu sebagaimana dia tidak senang dimasukkan kedalam neraka." (HR Bukhari dan Muslim dari sahabat Anas ibn Malik)
Jadi, simpulannya adalah:
1. Cinta kepada Rasul saw adalah melaksanaka semua hal yang disenangi dan dimaui oleh Rasul saw. Barangsiapa mengaku cinta kepada Rasul, tetapi malah membenci sunah-sunahnya, maka dia bukan golongan umat Rasul saw, sebagaimana sabdanya, "... barang siapa benci sunahku, maka dia bukan golongan umatku."
2. Ukuran dan porsi cinta kepada Rasulullah saw hendaknya melebihi segala hal yang ada di dunia ini, sebagaimana ditegaskan beliau dalam sabdanya, " Tidaklah sempurna keimanan salah seorang di antara kalian, sehingga aku lebih dicintai dari pada dirinya, orang tuanya, harta-bendanya dan keseluruhan manusia." (HR Bukhari dan Muslim).
Dalam riwayat yang lain disebutkan, " Tidaklah sempurna keimanan salah seorang di antara kalian sehingga aku lebih dicintai daripada anaknya, orang tuanya dan keseluruhan manusia." (HR Bukhari dan Muslim dari sahabat Anas ibn Malik).
Kaum muslimin rahimakumullah.
Bulan Rabiul Awal (baca: Maulid ) merupakan bulan -- yang oleh sebagian orang -- dianggap sebagai bulan pengagungan dan pemulyaan terhadap Qudwatul Umah Nabi besar Muhammad saw. Hal itu karena memang Rasulullah saw dilahirkan pada bulan itu sehingga mereka ramai-ramai mengadakan peringatan atau perayaan Maulid. Keinginan mereka kebanyakan didorong oleh sebuah persepsi bahwa peringatan atau perayaan tersebut hukumnya wajib - naudzu billahi min dzalika - atau paling tidak sunah. Mereka mendasarkan niatnya bahwa itu dilakukan demi cinta kepada Rasulullah saw. Cinta kepada rasul, mereka ungkapkan setahun sekali dalam bulan Maulid, bulan kelahiran Rasulullah saw.
Niat mereka pada hakikatnya baik, cinta kepada rasul itulah tujuan mereka. Namun, sayang sekali niatan tersebut menjadi kandas lantaran apa yang dilakukan itu tidak pernah dilakukan oleh pendahulu-pendahulu mereka ( as salaf as saleh ), baik para sahabat maupun tabiin. Sesungguhnya peringatan Maulid itu baru dilaksanakan pada masa Raja al Mudhaffar, Raja Irbil (salah satu raja pada masa bani Fatimiyah). Dengan dasar pemahaman seperti itulah mereka berusaha dengan sungguh-sungguh untuk melampiaskan cintanya kepada rasul saw dengan hanya sebatas seremonial atau peringatan-peringatan saja.
Melihat sejarah awal peringatan Maulid tersebut, maka peringatan itu bukanlah sesuatu yang sunah apalagi wajib, melainkan bidah yang tidak perlu diadakan. Kalaulah peringatan itu terjadi di negara mana saja, bukan hanya di Indonesia, hal itu tidak mesti menjadi justifikasi atas diperbolehkannya mengadakan peringatan Maulid.
Kita barangkali sepakat bahwa peringatan itu hanya sekedar budaya yang diformalkan, sama halnya silaturahmi Idul Fitri dengan cara keliling dari rumah ke rumah. Meski itu budaya yang diformalkan, namun tidak mengadakannya tentu lebih baik. Dengan demikian, dengan tidak berkeyakinan atas sunah, apalagi wajib, terhadap peringatan Maulid ini, maka akan menyelamatkan kita dari melaksanakan ibadah dengan hal-hal baru (bidah ) yang tidak jelas sumbernya dan tidak jelas pula kebenarannya serta tidak diinginkan pula oleh Rosulullah saw.
Kondisi sekarang memang aneh bin ajaib, banyak hal yang semestinya sunah, tetapi dilecehkan atau bahkan dicampakkan begitu saja. Sebaliknya, banyak hal yang mestinya itu tidak sunah --bidah-- malah diagung-agungkan dan dipuji-puji. Contoh yang paling sederhana adalah peringatan Maulid, peringatan Isra' Mi'raj, dan lain-lain. Lebih aneh lagi ketika ada sekelompok orang yang berusaha mencoba mengamalkan sunah, malahan dicurigai ini dan itu. Pada saat yang sama pula ketika ada sekelompok orang yang menjauhi sunnah --bergelimangan dengan bidah-- malah disanjung-sanjung. Sesungguhnya melaksanakan sunah-sunah Nabi saw sesuai dengan dengan kemampuan adalah bukti kecintaan kita kepadanya. Karena itulah, Nabi saw menegaskan dalam sabdanya, "Barang siapa memnghidupkan sunahku, maka sungguh dia telah mencintai aku. Barang siapa mencintai aku, maka dia mesti bersamaku di sorga."
Jadi, cinta kepada Rasulullah saw itu cukup direpresentasikan melalui pengamalan terhadap sunah-sunahnya. Sunah-sunah tersebut adalah semua hal, baik ucapan maupun perbuatan yang disandarkan kepada Rasul saw.
Siapa pun orangnya yang mengaku cinta kepada Rasul saw maka dengan sadar pula dia harus mencintai dan berusaha melaksanakan sunah-sunahnya sesuai dengan kemampuan dan kesanggupannya. Allah SWT berfirman yang artinya, "... bertakwalah kepada Allah SWT sesuai dengan kemampuan kalian." (At-Taghabun: 16)
Sabda Rasullullah saw, "... dan apa-apa yang aku perintahkan kepada kalian, maka lakukanlah sesuai dengan kemampuan kalian." (HR Bukhari dan Muslim)
Sebab, substansi dan esensi cinta kepada Nabi saw adalah melaksanakan sunah-sunah dan perilaku-perilakunya, baik perilaku -perilaku yang berkaitan dengan performance pribadi (Syakhshiyyah Dzaat Ar-Rasul ) ataupun yang berkaitan dengan sikap dan tindakan Rasul dalam kehidupannya sehari-hari. Bahkan, substansi itu akan berkembang menjadi kesanggupan kita untuk mencintai Rasul melebihi segala-galanya yang ada. Melebihi cinta kita kepada keluarga maupun harta benda yang kita miliki. Allah SWT menegaskannya dalam Alquran, " Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggalmu yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik." (At-Taubah: 24).
Kaum muslimin yang berbahagia.
Makna cinta kepada Rasul adalah melaksanakan semua hal yang sesuai dengan kemauan dan kehendaknya. Sama seperti halnya kita mencintai anak-anak dan isteri kita. Semakin mendalam cinta kita kepada Rasul, maka semakin manis pula keimanan yang kita rasakan, karena cinta kita kepada Rasul dengan porsi yang lebih besar tentu akan membuat kita mendapatkan manisnya iman. Rasulullah saw menjelaskannya sebagai berikut:
"Ada tiga hal yang apabila terdapat pada diri seseorang, dia mesti mendapatkan manisnya iman. Yaitu, (1) Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai daripada selain keduanya. (2) Dia mencintai seseorang hanya karena Allah SWT. (3) Tidak senang kembali kepada kekufuran setelah dia diselamatkan Allah SWT dari kekufuran itu sebagaimana dia tidak senang dimasukkan kedalam neraka." (HR Bukhari dan Muslim dari sahabat Anas ibn Malik)
Jadi, simpulannya adalah:
1. Cinta kepada Rasul saw adalah melaksanaka semua hal yang disenangi dan dimaui oleh Rasul saw. Barangsiapa mengaku cinta kepada Rasul, tetapi malah membenci sunah-sunahnya, maka dia bukan golongan umat Rasul saw, sebagaimana sabdanya, "... barang siapa benci sunahku, maka dia bukan golongan umatku."
2. Ukuran dan porsi cinta kepada Rasulullah saw hendaknya melebihi segala hal yang ada di dunia ini, sebagaimana ditegaskan beliau dalam sabdanya, " Tidaklah sempurna keimanan salah seorang di antara kalian, sehingga aku lebih dicintai dari pada dirinya, orang tuanya, harta-bendanya dan keseluruhan manusia." (HR Bukhari dan Muslim).
Dalam riwayat yang lain disebutkan, " Tidaklah sempurna keimanan salah seorang di antara kalian sehingga aku lebih dicintai daripada anaknya, orang tuanya dan keseluruhan manusia." (HR Bukhari dan Muslim dari sahabat Anas ibn Malik).
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Halaman 3 dari 3 • 1, 2, 3
Similar topics
» muslim cinta agama,tapi tidak cinta pada Allah.
» CINTA SUBUH 2 : MAHA CINTA - Film Pendek Inspirasi - ENG SUB
» [***TARIAN-ROHANI!!!!!!!***------->>>>>>>] Tutorial Tarian - Tongkat Mempelai Panji Cinta & Tudung Cinta
» MEMATUHI ROSUL
» nabi dan rosul
» CINTA SUBUH 2 : MAHA CINTA - Film Pendek Inspirasi - ENG SUB
» [***TARIAN-ROHANI!!!!!!!***------->>>>>>>] Tutorial Tarian - Tongkat Mempelai Panji Cinta & Tudung Cinta
» MEMATUHI ROSUL
» nabi dan rosul
Halaman 3 dari 3
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik