Bedah Almaidah 51: tanpa syarat atau bersyarat
Halaman 3 dari 6 • Share
Halaman 3 dari 6 • 1, 2, 3, 4, 5, 6
Bedah Almaidah 51: tanpa syarat atau bersyarat
First topic message reminder :
Biar tidak tumpang tindih dengan Ryo dan Gayatri
Karena explisit, sudah ada MUI segala, dan sangat umum tafsiran bahwa memang muslim dilarang memilih pemimpin muslim, maka untuk sementara saya tidak perlu bawa apa2
Berhubung yang lainnya juga sepakat bahwa tidak betul seperti itu, mohon kerelaan hati untuk membantu dan meluangkan waktu menurunkan dalil2 atau pendapat ulama yang dirujuk untuk melampaui ke-eksplisitan bunyi ayat tsb.
Yang mau gabung silahkan asal bawa bekal
Biar tidak tumpang tindih dengan Ryo dan Gayatri
Karena explisit, sudah ada MUI segala, dan sangat umum tafsiran bahwa memang muslim dilarang memilih pemimpin muslim, maka untuk sementara saya tidak perlu bawa apa2
Berhubung yang lainnya juga sepakat bahwa tidak betul seperti itu, mohon kerelaan hati untuk membantu dan meluangkan waktu menurunkan dalil2 atau pendapat ulama yang dirujuk untuk melampaui ke-eksplisitan bunyi ayat tsb.
Dee-nee wrote:sedikit curhat .... kan ceritanya saya gemes nih dengan berita di media tentang kasus ini .... lalu secara ga sengaja saya "terjebak" adu debat dengan anggota ormas tertentu di medsos ... kafir, munafik, JIL, dsb ... semua kena ke saya >>> alhamdulillah ada yang setuju dengan saya (walaupun ga banyak) .. dan alhamdulillah juga setelah itu saya di banned tidak boleh meneruskan argumen saya >>> mungkin saya dianggap sedang "meracuni" dengan ide2 JIL, syiah atau apalah (padahal apa yang saya bawa juga penjelasan ulama - yang memang punya pendapat beda2)
Azed wrote:Maka tafsir yg sesuai ya lihat saja konteks masalahnya, bukan cumak ayat 51, tapi juga sebelumnya.
----
Ada ayat lain yg dipahami serupa dan biasa dimunculkan melengkapi Al Maidah 51 untuk kasus yg sama, misal QS. 3:28, QS. 5:57, QS. 9:23. Saya pribadi lebih konsen pada konsekuensi atas penafsiran yg diyakini mayoritas muslim seperti itu, karena ayat tsb merupakan perintah yg hukumnya wajib.
Yang mau gabung silahkan asal bawa bekal
isaku- KAPTEN
-
Posts : 3590
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 17.09.12
Reputation : 141
Re: Bedah Almaidah 51: tanpa syarat atau bersyarat
O gitu...dee-nee wrote:ceile .... mau disebut hoax atau bukan hoax ... akan salah kaprah dan ngawur kemana2 (alias jaka sembung) kalau BAHASA HUKUM disangkut pautkan dan dicampur aduk dengan bahasa dalam kitab suci
bahasa hukum is bahasa hukum ... bahwa BILA TIDAK ADA BUKTI DAN INDIKASI melakukan tindak pidana ... artinya DALAM BAHASA HUKUM disebut "Tidak ada NIAT JAHAT" >>> tidak ada bukti itu artinya tidak ada bukti ... mau pakai bahasa hukum model apapun juga ... tetap saja tidak ada bukti
begitu ....
Tapi KATA salah seorang ahli hukum pidana (yang ngga ingin disebut namanya), yang tahu "NIAT JAHAT" seseorang cuma Tuhan dan pelakunya.
Kasus RSSW belum nguap sama sekali kok, apalagi awal oktober ini ada temuan baru dan udah masuk ke KPK. KPK pun udah janji akan PROSES lebih lanjut. xixixixi...
Kalo ngga keberatan, gw minta tolong sama kak dee utk bwtin thread baru. (gw kurang kreatif baca:males, bikin thread)dee-nee wrote:biru : gini aja ... gimana kalau anda buka thread baru ...
Yang gw maksud sebagai FAKTA adalah.dee-nee wrote:silahkan anda buktikan pada saya ... apa yang anda maksud dengan fakta bahwa ahok sudah menggangu aqidah/millah/tata cara ibadah muslim/agama/qur'an (sekalian bisa dibaca juga sama pembaca yang lain)
Terjadinya demonstrasi massal (di berbagai daerah, bukan hanya DKI) yang menuntut agar si hoax diadili atas ucapannya yang menyinggung perasaan banyak umat islam. DIBUKTIKAN dengan rekaman video dimana si hoax menyebut2 ayat al maidah 51 sambil bilang: dibohongin2 dan dibodohin2.
Jadi dengan FAKTA (menurut gw) itu, maka si hoax itu udah cukup disebut "MENGGANGGU" aqidah/millah banyak umat islam.
Belom lagi yang kemaren2 :
Gimana, CUKUP ngga??– Mempertentangkan konstitusi dengan agama
http://www.tribunnews.com/metropolitan/2013/09/22/ahok-konstitusi-lebih-penting-ketimbang-kitab-suci-dalam-bernegara
– Prostitusi hendak dilokalisasikan kembali di Jakarta
http://news.detik.com/berita/2450490/marak-prostitusi-ahok-kembali-usulkan-lokalisasi
http://jakartabagus.rmol.co/read/2013/12/31/138281/Ahok-Sindir-Muhammadiyah-Soal-Legalisasi-Prostitusi-
http://news.okezone.com/read/2015/04/27/338/1140905/ahok-nabi-pun-tak-bisa-hilangkan-prostitusi-di-jakarta
– Penjualan miras di minimarket
http://megapolitan.kompas.com/read/2015/04/06/14032141/Ahok.Salahnya.Bir.di.Mana.Ada.Enggak.Orang.Mati.karena.Minum.Bir
http://jakartabagus.rmol.co/read/2015/01/27/188696/Ahok-Tak-Sepakat-Mendag-Larang-Penjualan-Miras-di-Minimarket-
– Indonesia bukan negara syariah, mau telanjang bulat terserah
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/04/24/nnb9xg-pernyataan-ahok-tak-persoalkan-telanjang-bulat-menuai-protes
– Penghapusan seragam siswa Muslimah dalam surat edaran:
http://www.republika.co.id/berita/kolom/fokus/14/08/02/n9o9mq-ahok-bawahan-dan-seragam-muslim
– Larangan syiar Qurban
http://news.metrotvnews.com/read/2015/09/08/428879/alasan-ahok-larang-potong-hewan-kurban-di-sekolah
– Masalah kolom agama di KTP
http://dunia.news.viva.co.id/news/read/466596-ahok-salah–ktp-malaysia-masih-cantumkan-kolom-agama
– Perintah tembak mati dan bakar hidup2 demonstran
http://www.merdeka.com/peristiwa/dukungan-ahok-tembak-mati-demonstran-rusuh/ancam-bakar-para-demonstran-hidup-hidup.html
– Bentakan dan caci maki yang tidak pantas
http://www.bersamadakwah.com/2014/02/ahok-semprot-guru-honorer-sampai-pingsan.html
http://news.okezone.com/read/2015/03/22/338/1122419/caci-maki-ahok-lecehkan-tap-mpr
Kayaknya gw jarang2 deh, posting pake cara begini: "berdasarkan isi kepala, perasaan dan asumsi". Tapi dalam adu argumen, hal yang kaya' gitu emang rada2 sulit dihindari. wkwkwkwk....dee-nee wrote:dengan catatan : anda harus taat pada hukum yang berlaku (tidak boleh hanya berdasarkan isi kepala, perasaan dan asumsi anda saja ... seolah2 anda hidup ala hukum rimba) >>> karena kalau anda hanya mengandalkan yang underline .... maka kembali ke ungu diatas
Gini aja deh, karena gw dan kak dee sama2 orang islam yang percaya dgn kebenaran al Quran, GIMANA kalo standardnya pake hukum islam??
dee-nee wrote:merah : dan saya tidak berlebihan terkait ahok loh ... (silahkan cari kalimat saya di forum ini ... ada ga kalimat saya yang memuja2 kinerja ahok)
>>> apa yang saya lakukan ... justru melawan argumen2 yang terlalu BERLEBIHAN dalam membenci ahok (apalagi sampai bawa2 agama) >>> saya menolak mereka2 yang menggunakan dalil agama sebagai "senjata" untuk menghalalkan kebencian mereka
>>> dimana salah saya melakukan yang bold ini ??
Kalo begitu, tolong kak dee SEBUTKAN KEJELEKAN2 "si hoax" dan APA contoh KRITIKAN/TEGURAN yang pernah kak dee sampaikan kepada si hoax?? Jangan dikit2 DIBELAIN
FPI/HTI/MUI dan ormas2 islam itu BERLEBIHAN apanya?? Khan si hoax sendiri yang ngomong/komentar yang terkait masalah AGAMA yang ngga dianutnya (bukan sekali dua kali, udah berkali2)?? NGAPAIN coba?? Maksudnya APA?? Kenapa muslim yang merasa tersinggung atas ucapannya itu, seakan2 ngga boleh PROTES??
Salahnya, kak dee TERLALU apriori dgn FPI/ulama dan ormas islam, seolah2 apa yang mereka lakukan (apalagi yang berkaitan dengan si hoax) itu PASTI SALAH, KASAR dan melanggar aturan. Tapi kak dee menutup MATA thd KESALAHAN, KEKASARAN dan pelanggaran aturan yang dilakukan oleh si hoax.
Dengan postingan2 kak dee yang die hard membela KESALAHAN si hoax, tanpa PEDULI KEJELEKANNYA, itu berarti kak dee secara ngga sadar udah mengkultuskan si hoax. Apalagi dengan postingan (underline), kak dee juga secara ngga sadar dan hanya berdasarkan isi kepala, perasaan dan asumsi telah merendahkan para alim ulama. Itu kurang pada tempatnya.dee-nee wrote:oh ya ... untuk kata ulama yang saya strike >>> mohon maaf ... saya bukan muslim yang suka mengkultuskan ulama >>> ya masa saya musti ikut2 reza yang menganggap gatot sebagai ulama ... atau ikut2 marwah yang percaya pada apa yang dikatakan dimas kanjeng
lagian ulama itu apa sih artinya ?? >>> orang2 yang berilmu kan ... orang2 yang menggunakan akal dan nurani-nya untuk mendapatkan ilmu >>> dalam konteks agama ... kata ulama dipersempit menjadi orang2 yang berilmu agama (religious scholars) ... bahkan di Indonesia kadang maknanya menjadi lebih sempit lagi (saya bilang kadang loh) ... menjadi orang2 yang berilmu agama secara text-book (yaitu dengan hafalan seperti bagaimana pendidikan ala Orba yang menuntut setiap murid agar ... "yang penting hafal aja dulu - urusan paham dan mengerti itu belakangan")
jadi ... ulama mana yang anda maksud disini ??
Gw udah bilang, ulama yang manapun/dari manapun, SELAIN ulama su'. Jadi ngga ada alasan apapun bagi gw utk mengkultus2kan seorang ulama. Emangnya menurut kak dee, para alim ulama yang PROTES atas penistaan agama yang dilakukan si hoax itu ulama su' dan JAHIL semua??
Kalo kak dee merasa ini nyangkut2 urusan pilkada, maka jangan SALAHIN muslim/ulama yang DEMO. Salahin aja blunder konyolnya si hoax itu. Dia sendiri yang bikin blunder konyol karena ngga bisa JAGA MULUT, apalagi menjelang pilkada. Yang akibatnya dia jadi SASARAN EMPUK lawan2 politiknya.
Yang punya penyakit hati/PENAKUT/munafik itu adalah orang2 mendekat/merapat/mendukung si yahudi/nasrani?? Emangnya ulama2 dan muslim yang PROTES itu "MENDEKATI" si hoax??dee-nee wrote:ungu : lah ... tadi katanya bawa Al Maidah 52
Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: "Kami takut akan mendapat bencana". Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. (QS : Al Maidah 52)
ini kan anda2 juga yang bawa ayat-nya .... dan saya hanya mengutip kalimat biru ... silahkan dibaca seterusnya .... PUN saya juga sudah bilang point-nya adalah yang coklat (dibaca dong tulisan bold saya)
>>> tentang kata munafik ... lah di ayat itu kan memang ada tulisannya tentang orang2 munafik
merah : mungkin sebagai "batu ujian" apakah manusia sanggup memahami seluruh ayat2 Al Quran atau tidak (toh nyatanya pemahaman terkait AL Maidah 51 juga beda2) >>> karena .... kalau manusia hanya membawa satu ayat yang toh nyatanya multi tafsir >>> untuk apa Allah menurunkan Al Quran (dengan seluruh ayat2 lainnya) ??
Jadi menurut kak dee, Karena Allah Maha Adil, maka Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada RasulNya).
Multi-tafsir?? Ayat itu udah jelas bersifat LARANGAN. Banyak ayat2 lain yang mendukung Al Maidah 51 misalnya: An -Nisa:144/Aali 'Imraan:28/Al-Maa-idah:57/At-Taubah:23/Aali 'Imran:118/Al-Qashash:86/Al-Mumtahanah:13/Aali 'Imraan:149-150/ Al-Maidah:80-81/Al-Mumtahanah:1. dll.
Emang ada juga sih yang coba2 mengaburkan pemahaman dgn mengartikan awliya itu >>> teman setia/teman dekat?? Dengan begitu malahan MAKIN JELAS....
Kalo (non-muslim) dijadiin teman setia/teman dekat aja DILARANG, APALAGI dijadiin PEMIMPIN?!!
wkwkwkwk......
Terjadinya demonstrasi massal (di berbagai daerah, bukan hanya DKI) yang menuntut agar si hoax diadili atas ucapannya yang menyinggung perasaan banyak umat islam. DIBUKTIKAN dengan adanya rekaman video dimana si hoax menyebut2 ayat al maidah 51 sambil bilang: dibohongin2 dan dibodohin2. Menurut gw itu FAKTA ahok sudah menggangu aqidah/millah islam.dee-nee wrote:ya makanya ... seperti saya sebut diatas : gimana kalau anda buka thread baru ... silahkan anda buktikan pada saya ... apa yang anda maksud dengan fakta bahwa ahok sudah menggangu aqidah/millah/tata cara ibadah muslim/agama/qur'an (sekalian bisa dibaca juga sama pembaca yang lain)
kalau bicara sana sini tanpa bukti dan fakta ... hanya berdasarkan isi kepala ... ya apa gunanya ??
ya ga sih ??
Ahh ngga juga... Debat kusir itu menghibur juga kok, kak dee....
Udah nyantai aja, jangan diambil hati. Kampanye juga belom. wkwkwk..
Soal bwt thread baru, ya silakan. Bring it on.... hehehe
Emangnya di Al Maidah:51 ada syarat begini ?? "selama non-muslim tersebut tidak melakukan kerusakan dsb", disebelah mananya ya?? wkwkwk...dee-nee wrote:underline : bagi yang mau pake dalil Al Maidah 51 >>> bahwa ayat itu BUKAN LARANGAN bagi muslim untuk memilih non-muslim sebagai pemimpin ... selama non-muslim tersebut tidak melakukan kerusakan dsb
silahkan juga ga ??
merah : kalau bebas ga ada paksaan ... artinya ga boleh dong ya ngancem2 pake neraka segala ... atau pakai sebutan kafir dsb .... ga boleh bohongin umat pake Al Maidah 51 kan ya ??
Kalo emang benar2 yakin ya silakan aja. Lagian yang ngelarang itu Allah. Bukan FPI/ULAMA/ormas islam, apalagi gw.
Kalo kak dee menuduh, harus ada buktinya dong... Nah silakan hidangkan BUKTINYA bahwa "ulama bohongin umat pake al maidah 51".
Ceileee... ngancem2?? Emangnya merasa diancem?? Kalo yang ngacem2 itu FIRMAN ALLAH, gimana?? Lagian yang disebut Allah di al Maidah:51 adalah orang2 BERIMAN. Artinya orang yang PATUH (meninggalkan LARANGAN ALLAH tsb) adalah orang BERIMAN. Kalo yang NGEYEL, silakan tafsirkan sendiri ya. Ntar gw dibilang ngancem2 lagi, wkwkwk...
Lha emangnya gw tinggal dimana?? Gw khan NGGA tinggal di Ramallah atw Helsinki. Gw khan tinggal di Jakarta/Indonesia yang relatif gw ketahui sikonnya. Kalo ditempat yg situasi/kondisi-nya kita NGGA tahu PASTI, ngapain ribet2??dee-nee wrote:biru : padahal Al Maidah 51 juga ga turun hanya untuk orang jakarta ... moso muslim jakarta bisa beda sendiri gitu memahami Al Maidah 51 dengan muslim2 seluruh dunia ?? (bagi penduduk di Ramallah (kasus-nya sudah saya sampaikan) .... bagi muslim2 di negara mayoritas non-muslim ... atau bahkan bagi muslim di negara mayoritas muslim sekalipun (karena nyatanya ada banyak kasus dimana non-muslim boleh2 saja dipilih sebagai pemimpin di negara/wilayah yang mayoritas muslim)
berarti ... memang ada yang salah dengan tafsir sebagian muslim di jakarta ... yang bilang bahwa Al Maidah 51 adalah larangan memilih non-muslim sebagai pemimpin (tanpa syarat)
Yang gw tahu di Jakarta/Indonesia BELOM kehabisan STOK muslim yang; baik, ramah, ngga sombong, berprestasi, punya jiwa pemimpin, amanah, ngga korupsi dll.
So with all due respect, gw ngga perlu NGEMIS2 ke non-muslim untuk pimpin Jakarta.
biru: berdasarkan isi kepala, perasaan dan asumsi (seolah2 kak dee hidup ala hukum rimba) wkwkwkwk....
Lha emangnya urusan gw protes ke si hoax itu, urusan POLITIK?? Yang beranggapan begitu khan kak dee sendiri berdasarkan isi kepala, perasaan dan asumsi wkwkwkwk....dee-nee wrote:lah trus kalau menurut anda dari dulu negara ini sudah berdemokrasi liberal ... KENAPA CUMA PROTES SAMA AHOK ??? ... kenapa baru sibuk sekarang trus langsung disematkan ke ahok ... kemaren2 kemana ajah ??
>> kenapa ga sekalian anda bilang juga Anies dan Agus itu bagian dari asing, aseng, dan aswan ?? .... kenapa ga sekalian anda bilang semua pemimpin2 muslim dari era Sukarno juga bagian dari asing, aseng, dan aswan ?? ... memangnya semua orang ini pakai sistem pemilu model apa ?? tinggal di negara berdasarkan apa ??
>> negara ini dari dulu sampai sekarang sistem-nya sama aja ... model-nya begitu2 juga ... kok yang ditolak cuma ahok
>> ga konsisten ih
Khan sebelumnya gw udah bilang: Gw ngga ada urusan kalo si hoax itu dibilang dewa/anak tuhan/penyelamat Indonesia/atw sebutan2 gila lainnya. Yang penting si hoax baik2, ngga aneh2, ngga sok tau, ngga zhalim thd ISLAM/muslim. Tapi kalo dia rese' thd ISLAM/muslim, maka itu akan jadi urusan.
Bagi gw, (terlepas siapapun dibelakang mereka) Agus/Anies lebih mendingan dibandingkan si hoax. NGGA ada masalah khan??
ORLA>>Demokrasi Terpimpin (no komen), ORBA>> Demokrasi Pancasila (MENDINGAN), ORREF>> Demokrasi Liberal (bocel2). Tapi sejak dua tahun terakhir Indonesia pake sistem NGGA JELAS. Mungkin namanya demokrasi NGGA JELAS, persis kaya' presidennya. SAMA2 NGGA JELAS. wkwkwkwkwk....
Apanya yang ngga konsiten??
dee-nee wrote:merah : Indonesia pernah jadi negara paling korup di dunia ... mana peringatannya ?? >>> mana buktinya yang merah underline
sisanya : udah deh ... mending urus iman kita sendiri aja dulu ... daripada ngurusin iman orang lain >>> Lakum Dinukum Waliyadin
Khan ada wakil rakyat. Kalo mrk ngga amanah gw protesnya bisa lewat tulisan, apalagi jaman sekarang ada FB/twiter/dll. Minimalnya PROTES dalam hati, yang mana itu menunjukkan selemah2nya iman. Kalo TETAP ngga ada perubahan, serahkan kpd Allah. Gitu aja kok repot!? xixixi..
biru: berdasarkan isi kepala, perasaan dan asumsi (seolah2 anda hidup ala hukum rimba) wkwkwkwk....dee-nee wrote:merah : dan menurut saya firman Allah tentang Al Maidah 51 BUKAN untuk melarang muslim memilih non-muslim sebagai teman/sahabat/allies (selama non-muslim tidak melakukan kezaliman dst)
trus gimana ?? .... jadi siapa yang benar antara 150 ribu diatas vs yang bukan 150 ribu ??
Yang SALAH adalah ORANG yang ngomong di acara dinas resmi, pake/bawa2 ayat kitab suci AGAMA (yang ngga dianutnya). Kemudian mengatakan hal berdasarkan isi kepala, perasaan dan asumsi (seolah2 DIA hidup ala hukum rimba), sehingga menyebabkan banyak orang TERSINGGUNG. Ini termasuk juga bagi yg NGEBELAIN.
Lha iya, dalilnya?? alasannya?? buktinya??dee-nee wrote:underline : kalau saya bilang seperti FPI gimana ??
Jadi FPI, ormas islam dan "para alim ulama/geng2nya" yg sdh menyaksikan videonya si hoax itu, kak dee anggap BODOH semua, karena mereka ngga bisa memahami perkataan si hoax seperti pemahaman kak dee??dee-nee wrote:ceileee .... Kasus ahok dan Al Maidah 51 tidak ada hubungannya dengan penistaan agama ... justru ribuan umat Islam itu yang DIBOHONGI oleh berita hoax ala plintiran Buni Yani, FPI dan semua geng2nya
logika darimana anda bisa berpikir umat Islam merasa terwakili oleh berita provokator ??
Provokator atw bukan... buni yani atw siapapun. Yang PASTI video si hoax itu adalah FAKTA dan BUKTI NYATA atas PERKATAANNYA yang kemudian menyinggung perasaan (banyak) muslim.
Kalo kak dee ngga merasa sbg yg DILARANG/dll. oleh Allah (al maidah 51) ya udah, gw khan cuma mengingatkan utk introspeksi. Terima syukur, ngga terima yaudah hehe...
Yaudah kita liat aja hasilnya, ntar...dee-nee wrote:Jadi ... kasus Al Maidah 51 ini ... ditambah dengan demo se-grambreng dsb ... semua itu tidak mempengaruhi apa2 di suara pilkada nanti (kalaupun ada pengaruh-nya juga kecil)
Berita itu heboh karena isinya. Emangnya kenapa kalo hebohnya beberapa hari kemudian. Ada kok berita yang hebohnya seminggu/sebulah/setahun setelah kejadian. Apa anehnya?? Terus logika dari mana si hoax itu ngga pernah salah karena SELALU BENAR?? wkwkwk...dee-nee wrote:Ahok sudah pidato dari bulan September ... kalian baru heboh setelah nonton video Buni Yani bulan Oktober >>> logika darimana anda bisa nyalah2in Ahok ??
yang dengerin pidato aja nyantai2 ... mereka juga muslim sama dengan anda ...
lah ini kok heboh-nya delay ... lewat video karbitan model2 Buni Yani pula ...
dan faktanya ... memang ada orang2 yang membohongi umat pake Al Maidah 51 (artinya apa yang dikatakan ahok juga tidak salah)
Lagian gw juga ngga cuma PROTES kok, gw pribadi juga berterima kasih sama si hoax karena udah ngingetin muslim yg mulai lupa dgn al maidah 51, dan kembali ngaji. Bahkan membuat BANYAK umat islam jadi SADAR, dan kembali MERAPATKAN BARISAN. Kelakuan si hoax malah makin memperjelas golongan orang2 "MENDEKATI" Yahudi/Nasrani, karena ada penyakit dihatinya (al maidah 52).
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara bersifat tetap, kuat, dan tidak dapat diubah oleh siapa pun, termasuk oleh MPR-DPR. Mengubah Pancasila berarti membubarkan NKRI. Kalo sekarang ada pihak2 yang berusaha "mengurangi" NILAI PANCASILA sbg DASAR NEGARA dan menjadikannya sejajar dengan komponen lain. Itu berarti hendak mengurangi lagi ISI PERJANJIAN AWAL.dee-nee wrote:dan bila sudah terbukti tidak ada sesuatupun yang dikurangi (dari isi perjanjian) dan tidak pula ada seseorang yang memusuhi kamu >>> maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya sampai batas waktunya
Selama tidak mengganggu ISLAM, no reason to disobey.dee-nee wrote:biru : dalam sistem TATA NEGARA DI INDONESIA >>> UU dipegang dan disahkan oleh DPR ... apa yang dilakukan pemimpin HANYA MELAKUKAN UU tersebut .... kalau anda bilang UU negara tidak sesuai dengan hukum Allah ya protes sama DPR-nya sana
Kalimat ini maksudnya gimana sih?? kok menurut gw rada janggal ya??dee-nee wrote:>>> lagipula pada era Nabi .... hukum Allah ya dipegang Allah sendiri lah ... Rasulullah juga hanya menjalankan apa yang menjadi hukum Allah ... Rasulullah hanya menjalankan apa yang diamanatkan oleh Allah ... dan dalam konteks jaman Nabi-pun ... Allah memang hanya menyerahkan pada Rasulullah (bukan pada siapapun itu ... apakah muslim atau non-muslim) >>> jadi ga ada hubungannya dengan kalimat anda yang underline (karena Allah memang tidak menyerahkan pada siapapun selain Nabi Muhammad SAW)
"Allah hanya menyerahkan kpd rasulullah (bukan pada siapapun itu ... apakah muslim atau non-muslim)". Yang jadi "misteri" : Rasulullah saaw. itu MUSLIM apa non-muslim?? wkwkwk....
Kalo udah jelas ngga pernah dicontohkan rasulullah (memberikan amanat kpd musyrikin), KENAPA muslim sekarang, BERANI melakukannya??
Cielee.... Kalo eyel2an arti awliya=pemimpin kak dee ributin, giliran 4 pilar yang JELAS2 bertentangan dgn UUD 1945, kok NGGA boleh?? (O gitu ya... wkwkwk)dee-nee wrote:merah : ceile ... cuma eyel2an masalah tata bahasa di MK aja anda ribut ... mau disebut dasar kek ... fondasi kek ... pilar kek ... atap kek ... tembok kek ... tetep aja judulnya ada 4 >>> yaitu UUD 45, Pancasila, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika
TEMBOK-PILAR-ATAP-DASAR masing2 aja udah BEDA ARTI, otomatis FUNGSINYA juga BEDA, MASA' mw disama2in?? SAMANYA dimana?? pake LOGIKA darimana??
Pancasila itu DASAR dan LANDASAN berdirinya INDONESIA. Maka fondasi itu tempat berdirinya tembok, tiang dan atap. Yang namanya dasar/landasan, itu TERTANAM DALAM2, kira2 FUNGSINYA seperti AKAR.dee-nee wrote:dan yang 4 ini adalah kesepakatan antara muslim dan non-muslim .... dimana muslim wajib memenuhi perjanjian tersebut
dan dalam perjanjian tersebut sangat jelas tertulis bahwa HAK DAN KEWAJIBAN MUSLIM DAN NON MUSLIM ADALAH SETARA DALAM BERBANGSA DAN BERTANAH AIR
Maka ibarat pohon, SELAMA PANCASILA (sbg AKAR) MASIH ADA, maka UUD 45(batang)-NKRI(cabang)-Bhineka(daun) AKAN TETAP ada. Jadi seandainya UUD 45(batang)-NKRI(cabang)-Bhineka(daun) ditebang, SELAMA masih ada AKARNYA (PANCASILA), maka UUD 45(batang)-NKRI(cabang)-Bhineka(daun), MASIH BISA TUMBUH.
Lha KALO FONDASI/AKARNYA DICABUT dengan alasan mw dijadiin TIANG... BANGUNANNYA ROBOH dong?! POHONNYA MATI DONG?? wkwkwk....
dee-nee wrote:>>> diluar apakah (menurut anda) perjanjian ini sesuai dengan hukum Allah atau tidak ... silahkan anda berdebat dengan seluruh muslim di Indonesia ... (bahkan termasuk MUI itu sendiri .... karena mereka juga sudah mengeluarkan fatwa WAJIB HUKUMNYA bagi muslim untuk taat pada kesepakatan yang 4 ini)
Yang gw tahu frase 4 pilar kebangsaan dibatalin MK karena bertentangan dengan UUD 45. Lagian apa urusannya MUI bikin FATWA WAJIB 4 PILAR, kalo udah dibatalin MK?? Gw baru denger nih ada FATWA 4 pilar...!? Kalo ada linknya, tolong ya kak dee...!?
Kalo ada pihak2 yang coba2 MENGURANGI ISI PERJANJIAN dengan cara mengurangi/mendegradasi NILAI PANCASILA yang berarti akan mengurangi/mendegradasi sila pertama KETUHANAN YANG MAHA ESA. SILAKAN MINGGAT dari INDONESIA. Karena mereka itu adalah para PENGKHIANAT thd ISI PERJANJIAN.dee-nee wrote:jadi ... kalau ada kelompok2 tertentu yang tidak mau patuh pada kesepakatan >>>> JANGAN TINGGAL DI NEGARA INI
kalau ada kelompok2 tertentu yang merasa kesepakatan 4 pilar tidak berdasarkan hukum Allah >>> silahkan cari negara lain yang menurut mereka sudah sesuai dengan Hukum Allah
beres kan ??
Kalo ada PIHAK2 yang tidak setuju PANCASILA (dgn sila pertamanya KETUHANAN YANG MAHA ESA) dijadikan DASAR dan falsafah NEGARA (demi paham sesat 4 pilar, yang jelas bertentangan dengan UUD 45). SILAKAN para pengkhianat itu cari NEGARA LAIN yang DASAR dan falsafahnya BUKAN PANCASILA dan sila pertamanya BUKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.
beres khan??
Lebih kurang begitulah. Tapi ISIS adalah boneka perang yg digunakan "negara anu" utk menguasai wilayah tertentu, bukan sbg ghazwul fikri/perang pemikiran.dee-nee wrote:merah : lah ISIS itu jelas radikal ... dan mereka bagian dari perang proxy itu sendiri ... apanya yang fitnah tentang ISIS ?? >>> moso anda mau bilang ISIS = Islam sih ??
ungu : sama saja ... sekarang ini juga ada usaha2 utk menghancurkan dan memecah belah umat islam lewat sikap2 radikal dan intolerensi atas nama "syariat Islam" palsu ... karena sudah sangat jelas tidak ada pemahaman radikal sedikitpun dalam syariat Islam >>> coba baca yang underline ungu .... teori darimana anda bilang Islam tidak mengenal demokrasi, toleransi, dan HAM ??
aturan perang dalam Islam saja jelas sudah sangat sesuai dengan HAM >>> HAM itu bicara tentang kemanusiaan, toleransi itu hubungannya dengan hablum minannas ... demokrasi itu hubungannya dengan konsensus (seperti yang dilakukan Khulafaur Rasyidin dalam memilih pemimpin)
apa menurut anda Islam tidak mengajarkan kemanusiaan, hablum minannas, dan konsensus ??
Kalo GHAZWUL FIKRI, senjatanya berupa pikiran, tulisan, ide-ide, teori, argumentasi, dan propaganda. Ghazwul fikri ngga berdiri sendiri, itu adalah metode perang yang bertujuan untuk memurtadkan kaum muslimin dari agamanya, atw at least mendangkalkan aqidah seseorang/kelompok masyarakat/bahkan suatu negeri. Ghazwul fikri adalah senjata orang-orang kafir terhadap islam dan umatnya.
HAM, demokrasi, pluralisme, liberalisme dan pemikiran2 sesat lain yang semuanya ala barat itulah yang gw maksud ghazwul fikri. Pemikiran yang seolah2 islami dan MAJU tapi sebenarnya racun yang "disuntikkan" kedalam aqidah islam. Yang melahirkan pluralisme/liberalisme bahkan termasuk juga paham radikalisme dll. Jadi berbeda dengan yang kak dee maksud dengan perang proxy, yang tujuan utamanya adalah penguasaan sumberdaya atas suatu negeri. (imperialisme kekinian)
OK mungkin kak dee memang ngga bermaksud buruk sangka. Maaf kalo gitu.dee-nee wrote:biru : kok malah dibilang berburuk sangka .... dari awal saya bilang : TIDAK ADA ITU YANG NAMANYA Ghazwul Fikri ... yang ada sekarang ini adalah PERANG PROXY ... yaitu perang kepentingan antara yg termakan oleh omongan asing, aseng, atau aswan >>> DAN INI BUKAN BURUK SANGKA ... tapi FAKTA
justru saya mengatakan pada anda ... hati2 kena paham radikal ,,, yang sebetulnya adalah bagian dari perang proxy itu sendiri >>> walaupun pake istilah Ghazwul Fikri bla bla bla dsb ... ujung2nya tetap saja perang proxy
kalau anda ga percaya ... ya sudah
Mengenai perang proxy, menurut gw itu adalah imperialisme modern yang dilakukan satu/beberapa negara KUAT terhadap suatu negara LEMAH, yang tujuannya UTAMANYA adalah menguasai (merampok) kekayaannya. Dengan jalan memanfaatkan inlander sbg proxy/antek/boneka (menjajah secara halus).
Kalo ghazwul fikri yaitu tadi diatas... Perang "halus" untuk menghancurkan islam dengan racun pemikiran ala barat, yang bertujuan melemahkan islam. Mudah2an kak dee paham bedanya.
Tapi kalo kak dee TETAP ngga percaya sama gw, yaudah juga. hehehe..
Oke lah gw skip aja, biar ngga berlarut2. Mohon maaf.dee-nee wrote:begini loh maksud saya >>> saya pernah kerja di Bappenas ... setiap sholat jumat ... banyak yang rame2 pergi ke mesjid (Mesjid Sunda Kelapa kan di daerah situ) .... tapi seperti bagaimana shaf2 shalat diatur pada umumnya ... pejabat selalu dapat shaf paling depan ...
saya perhatikan niat para karyawan ini beda2 untuk sholat Jumat ... ada yang buru2 wudhu dan berangkat ke mesjid paling awal supaya dapat posisi dekat dengan boss (ini fakta dia sendiri yang bilang "harus sholat deket pak anu karena dia mau me-lobby sesuatu - setelah sholat) ... ada yang sholat-nya rajin korupsi-nya juga rajin ... tapi banyak juga yang sholat-nya rajin orangnya juga bersih
tapi point saya >> manusia itu macam2 jenis nya .... dan saya hanya bilang >>> jangan menilai keimanan seseorang HANYA DARI SHOLAT-NYA ... karena inti dari ajaran Islam itu bukan hanya perintah untuk sholat
gitu loh
underline tebal: Dari mana kak dee yakin semua orang tahu dan beranggapan FPI begitu?? Kalo gw bilang "semua orang juga tahu" bahwa si hoax selalu mengandalkan cara2 PREMAN/KASAR dan melanggar aturan, kak dee langsung percaya??dee-nee wrote:biru : kalau saya bilang muslim2 model FPI itu adalah muslim radikal >>> dimana negative thinkingnya ??? >>> semua orang juga tau bahwa FPI adalah ormas yang selalu mengandalkan kekerasan dan sering tidak taat pada hukum
video blunder si hoax itu khan bukti dan fakta bahwa si hoax udah menyinggung banyak muslim dengan bawa2 al maidah:51, dan ngomong dibohongin/dibodohin.dee-nee wrote:underline biru : karena semua tuduhan yang diberikan kepada ahok MEMANG TIDAK ADA BUKTINYA >>> bukan berbaik sangka ... tapi memang tuduhan2 tersebut TIDAK ADA BUKTINYA
Terus terang gw bingung deh.... Apanya sih yang gimana?? wkwkwk...dee-nee wrote:ini gimana toh ...
tadi katanya nanya DALIL AL QURAN dan HADIST tentang kewajiban muslim memilih pemimpin >>> anda ga mau ikut fatwa MUI karena anda bilang TIDAK ADA DALIL AL QURAN DAN HADIST NYA bahwa seorang muslim wajib memilih pemimpin
>>> kan anda sendiri yang bilang "yang ada juga hak memilih ... bukan wajib memilih" >>> gitu kan ??
makanya saya kasih dalil HTI >>> tapi anda malah balik nanya yang merah >>> ya mau apapun dalil HTI tentang yang disebut pemimpin ... FAKTANYA tetap ada dalil AL QURAN dan HADIST nya tentang kewajiban muslim memilih pemimpin >>> gitu loh
jadi gimana ?? ... anda masih mau bilang bahwa fatwa MUI tentang kewajiban memilih pemimpin tidak ada dalil al quran dan hadist nya ??
anda masih mau bilang bahwa "fatwa golput haram" tidak berdasarkan Al Quran dan Hadist ??
oh ya ... MUI sudah klarifikasi loh .... tentang Al Maidah 51 dsb yang kemarin ini >>>> apa yang diumumkan kemarin itu bukan fatwa MUI ... tapi "sikap keagamaan" MUI >>> artinya sikap mereka pribadi ... ga nurut juga ga apa2
hihihihihihihihihi
Kak dee tanya ke gw urusan wajib milih pemimpin "menurut HTI"??
Sekarang gw minta klarifikasi dulu mengenai 3 hal ini :
Apa BUKTINYA HTI setuju dengan sistem demokrasi sekuler??
Apa BUKTINYA HTI setuju dengan kedaulatan ada ditangan rakyat??
Apa BUKTINYA HTI setuju dengan FATWA HARAMNYA GOLPUT oleh MUI??
Pada jaman nabi, jaman khulafaur rasyidin dan jaman mulkan adhan ngga ada pemilu, MAKA jadi ANEH kalo ada fatwa MUI MENGHARAMKAN GOLPUT. LOGIKANYA, yang harus dikeluarkan justru fatwa HALAL GOLPUT. wkwkwkwk.....
Lagian apa urusannya al maidah 51 (yang ayatnya muhkamat/tersurat) harus lewat FATWA MUI?? Emangnnya kalo NGGA ADA fatwa MUI, Al maidah 51 bukan lagi hukum dari Allah. wkwkwkk.... Ada2 aja?!!
Jadi, kalo itu "cuma" pernyataan sikap MUI (bukan FATWA), berarti tuduhan2 memanfaatkan ayat suci utk urusan PEMILU/PILKADA, NGGA TERBUKTI dong. ngiahahahaa...
Cara memilih pemimpin sekuler kok MAKSA spy bisa disambung2in dgn cara memilih pemimpin ISLAM?? Udah jelas di jaman nabi, khulafaur rasyidin dan seterusnya NGGA ADA PEMILU. Jadi ngapain sih repot ngurusin GOLPUT HARAM/HALAL?? ada2 aja wkwkwkwk...dee-nee wrote:merah : lah katanya (HTI) muslim wajib hukum-nya memilih pemimpin ... golput kan artinya tidak melaksanakan kewajiban itu >>> fatwa 2009 itu kan artinya larangan bagi muslim untuk TIDAK memilih pemimpin ... kenapa ?? ... karena yang ungu
Emangnya di Indonesia BISA menerapkan hukum yang pernah diterapkan seperti jaman rasulullah saaw.?? Kak dee sendiri alergi dgn kata2 "SYARIAT ISLAM"?? Gimana caranya jaman sekarang mw DISAMAIN dgn jaman rasulullah saaw. yang sudah jelas pake SYARIAT ISLAM murni??dee-nee wrote:biru : dan berdasarkan hukum Allah juga ... Rasulullah membuat kesepakatan dalam Piagam Madinah dengan non-muslim ... dimana muslim WAJIB TAAT DAN MENEPATI SELURUH ISI perjanjian tersebut
merah : memang sejak kapan Rasulullah menyerahkan pucuk pimpinan pada siapapun (bahkan muslim sekalipun) ?? >>> Khulafaur Rasyidin pun tidak pernah ditunjuk oleh Rasulullah ... wong mereka dipilih juga secara konsensus kok >>> so tetap dipilih oleh rakyat toh ... Rasulullah pun ditunjuk sebagai pemimpin oleh mayoritas penduduk di Madinah / Yathrib (artinya tetap menggunakan sistem dimana pemimpin ditunjuk oleh rakyat)
ungu : gini ya ... kalau urusan khianat mengkhianati ... ga usah yahudi dan nasrani pada jaman Rasulullah ... pada waktu itu pun ada juga sahabat Rasulullah yang berkhianat pada beliau >>> jadi ... urusan trust itu bukan dilihat dari agamanya .... tapi dari masing2 individu nya
berteman dengan nasrani dan yahudi yang berhianat... atau berteman dengan muslim yang berhianat ... semua itu juga termasuk apa yang anda tulis ungu underline >>> trus gimana ?? anda sudah waspada belum pada muslim2 yang kemungkinan besar melakukan khianat (misalnya menyebarkan berita palsu (tanpa bukti dan fakta) ... tidak amanah, melanggar hukum, dsb) ??
toh nyatanya juga ... Rasulullah tetap bisa menjalin kerja sama tuh (friends/allies/sekutu) dengan yahudi dan nasrani SELAMA ADA TRUST diantara kedua belah pihak
Itu belom apa2 aja, kak dee UDAH mw NGUSIR2 bahkan NYURUH orang yg ngga setuju >>> 4 pilar=aturan Allah utk MINGGAT cari negara lain. wkwkwkk...
Kalo dijadiin TEMAN/SEKUTU aja dilarang, apalagi dijadiin PEMIMPIN?!!dee-nee wrote:biru : lah ... awliya kan juga artinya sahabat/sekutu/teman >>> gimana toh anda ini
hijau : ya ... meneketehe ... tanya aja sama yang kristen ... yang kaya gitu sombong ga namanya ??
ungu : ga ada bukti ahok menghina milah Islam ... anda bolak balik bikin gosip mulu apa ga bosen ??
orange : yang dimaksud ayat itu .... bukan hanya pendeta2 dan rahib saja yang disebut "paling dekat persabahatannya dengan orang-orang yang beriman" ... tapi juga termasuk umat Nasrani secara umum
>>> kan jelas ada kalimat yang bold dalam ayat itu ... artinya umat nasrani paling dekat persabahatannya dengan orang-orang yang beriman ... disebabkan karena ada pendeta2 dan rahib2
Cukup pake logika umum aja... Ngga perlu jauh2 pake logikanya si nduss/si sayur hehehe...
Kalo dekat persahabatannya krn ada rahib2, terus kenapa?? Khan tetap aja DILARANG utk dijadikan sebagai teman setia/allies (apalagi dijadikan PEMIMPIN)??
Lho dari dulu juga mukmin itu artinya orang beriman?!! emangnya apaan?? wkwkwkk...dee-nee wrote:lah ... kalau ga percaya sama yang muslim ... moso mau dipaksa ??
merah : yang bener itu ... "meninggalkan orang-orang mukmin" kali ... bukan "meninggalkan orang2 beriman"
trus menurut anda Anies dan Agus disebut muslim atau mukmin ?? >>> yang dimaksud mukmin itu apa sih ??
mana buktinya kalau saya pilih ahok artinya saya meninggalkan orang-orang mukmin ?? >>> memang anda yakin Anies dan Agus sudah disebut mukmin bagi Allah ??
Setahu gw mereka berdua itu muslim. Masa' sih kak dee belom paham tingkatan IMAN dalam ISLAM?? Muslim-Mukmin-Muhsin-Mukhlis-Muttaqien.
Lebih memilih non muslim artinya meninggalkan orang beriman. Meninggalkan orang beriman artinya MENDEKAT ke non muslim. MENDEKATI non muslim artinya punya penyakit hati, orang yg ada penyakit dihati artinya..... (bukan liver). hehehehe...
Kalo muslim, mereka (Agus/Anies) punya potensi menjadi Mukmin-Muhsin-Mukhlis-Muttaqien. Kalo si hoax mana BISA??
Jangan apriori. Kalo ngga ada bukti berarti fitnah, khan?? hehehe...dee-nee wrote:ya FPI lah .... jeileh masih ditanya pula buktinya
mending confirm dulu deh ... mereka2 yang suka melakukan caci maki dan hinaan (pada siapapun) sambil membawa2 nama agama Allah >>>> yang seperti ini bisa disebut menghina agama Allah ga ??
oh iya ya ... Keppres No 3\/1997 udah batal karena FPI ya .... tapi muncul lagi tuh keppres miras berikutnya dari SBY
http://www.republika.co.id/berita/koran/news-update/14/01/02/mys4qe-sby-terbitkan-perpres-miras-baru
mana FPI nya setelah itu ?? ... hilang dan raib dari peredaran karena udah dapet "jatah" mungkin ya
hadeehhhh ... FPI memang basi
Walopun caci maki itu dilakukan karena membela keyakinan sekalipun. Itu perbuatan yang tercela yang justru akan mencoreng nama islam sendiri. Hal itu tidak sepatutnya dilakukan. Karena islam mengajarkan akhlaqul karimah.
Tapi tolong confirm juga nih kak dee:
Apa tanggapan kak dee thd orang tsb?? Pantas ngga seorang yang berprilaku seperti itu, diangkat sebagai pemimpin??PANTAS NGGA, seorang PEJABAT PUBLIK mencaci maki warganya : "maling" "komunis" "kalo miskin tahu dirilah" atw ngomong didepan umum : "T*I", "b*ngsat", "nenek lu", "b*go", "brengs*k" "bajing*n"
Khan kak dee sendiri yg "mengklaim" : MANA PERNAH FPI "begitu-begini"?? Lha itu BUKTINYA PERNAH. Apapun NIAT, tujuan dan hasilnya... mereka tetap patut di-apresiasi. Kemendagri aja apresiasi tuh.
biru: berdasarkan isi kepala, perasaan dan asumsi anda (seolah2 kak dee hidup ala hukum rimba) xixixixi...
OK ok enuff znuff...dee-nee wrote:merah : lah iya ... saya juga sudah bilang >>> cara yang baik dan benar itu maksudnya sesuai dengan aturan2 yang sudah ditetapkan ... taat hukum ... dan bukan dengan paksaan atau ancaman ... main hakim sendiri, bergaya hukum rimba atau malah bikin rusuh dimana2 (misalnya begitu)
biru : lah ya udah ... kan saya juga sudah jawab sebelumnya
ayat itu artinya ... taat pada hukum Allah, Rasul, dan para pemimpin yang diplih dengan cara yang baik dan benar
biru: emang ada syarat begitu??dee-nee wrote:Allah tidak pernah melarang muslim untuk memilih non-muslim sebagai teman/allies SELAMA non-muslim itu tidak melakukan kerusakan, kezaliman, dan pelanggaran hukum Allah (sesuai dengan Al Maidah 51)
Rasulullah juga tidak pernah melarang bila non-muslim dijadikan sebagai teman/allies SELAMA sudah ada perjanjian damai dan ada trust diantara muslim vs non-muslim (sesuai dengan hadist)
biru dan merah: Lha kalo ternyata ADA LARANGAN yang dibawah ini, GIMANA?? Disitu ngga ada kata2 "SELAMA" atw KECUALI atw dengan syarat"
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia.” (QS. Al-Mumtahanah: 1)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu.” (QS. Ali Imran: 118)
Yang penting pancasila tetap SEBAGAI DASAR/FONDASI NEGARA dimana sila pertamanya adalah KETUHANAN YANG MAHA ESA. SILAKAN UUD45/NKRI/BTI menjadi PILAR, PANCASILA tetap menjadi DASAR. Jangan coba2 mengurangi isi PERJANJIAN AWAL (yang sebenarnya udah kurang 7 kata).dee-nee wrote:Pemimpin di Indonesia dipilih secara demokratis ... dimana pilihan mayoritas yang kemudian terpilih sebagai pemimpin .. akan diberi waktu untuk memimpin selama waktu tertentu (artinya bukan selamanya) ... untuk menunjukkan apakah dia berhasil atau gagal ... sementara dia juga TERIKAT oleh hukum2 yang berlaku (sesuai dengan UU, sesuai dengan kesepakatan (musyawarah dalam parlemen) dan disetujui oleh seluruh ulama di Indonesia - ijma ulama)
trus apa lagi masalahnya ??
BEBAS kok. Yang penting kak dee paham khan, kalo "ngga percaya" itu berarti "NGGA BERIMAN"?! SETUJU?? wkwkwkwk...dee-nee wrote:sip ... jadi kalau ga percaya ga masalah toh ya .... ga boleh "dimarah2in" dibilang kafir, munafik, sesat, dsb dong ya
Alhamdulillah, kalo masih "merasa dimarahin" itu artinya kak dee masih "merasa" ditegur oleh Allah lewat al maidah 51, agar bisa introspeksi.
Tapi kembali lagi, yang dipanggil oleh Allah agar "JANGAN mengambil non-muslim sbg teman setia (APALAGI sbg PEMIMPIN)" itu hanya orang2 BERIMAN. Jadi silakan aja.... Allah sendiri TIDAK pernah memaksa.dee-nee wrote:merah : kalau mereka percaya dengan ahok trus mau gimana ?? ... mereka percaya bahwa ahok bisa membangun jakarta lebih baik ... dan mereka juga ga masalah liat ahok marah2 ke DPR ... karena mereka tau kenapa dan kepada siapa ahok marah2 ... mereka juga ga masalah ahok menggusur (dengan paksaan) orang2 yang mereka anggap ga mau diatur ... karena mereka lihat orang2 yang tinggal di bantaran sungai memang harus digusur ... dipindahkan ke tempat yang lebih layak >>> kalau mereka mikir gini mau gimana ??
biru : masalahnya mereka ga percaya bahwa yang dua calon ini amanah dan tidak korupsi
Lagian yang PERCAYA dua calon lainnya MENDINGAN dari si hoax, khan NGGA SEDIKIT.
O gitu. OK, kak dee.dee-nee wrote:merah : jiah ... anda kok jaka sembung lagi toh ya ....
saya cuma bilang ... ANTARA SAYA DAN ANDA ... siapa yang paling benar tetap tergantung masing2 orang >>> tapi tetap saja yang paling tahu tentang kebenaran hanya Allah
apa hubungannya dengan iman saya terhadap Islam ?? >>> apakah saya dan anda dua2nya BERIMAN >>> tetap saja YANG PALING TAHU TENTANG KEBENARAN HANYA ALLAH
tentang HIDAYAH/PETUNJUK >>> sampai kiamat ... saya dan anda bisa terus berdebat tentang siapa DARI KITA BERDUA yang mendapat HIDAYAH/PETUNJUK >>> dan karena saya ga mau berdebat tentang yang underline ini ... saya menulis yang ungu
gitu loh
Tadinya gw pikir pendapat kak dee mengenai konsep yang paling tahu kebenaran KEBENARAN itu SAMA atw mirip spt pendapatnya nusron wahid bahwa: Yang paling tahu al maidah:51 hanya Allah sendiri dan/atw yang paling tahu omongan si hoax, cuma si hoax sendiri. Karena dgn logika spt itu, bwt apa manusia diberi akal, untuk menafsirkan ayat suci, berfikir, memilih/memilah antara yg baik dan buruk. dll.
Ternyata gw salah paham. Mohon dimaafkan.
Sama2 kak dee, kita disini khan sekedar sharing dan SALING MENGINGATKAN. Appreciated.dee-nee wrote:btw thanks link-nya
biru : sama2 saya juga minta maaf
Maaf kalo ada yang kelewatan atw kurang berkenan.
RHCP- LETNAN SATU
-
Posts : 2942
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 06.12.13
Reputation : 114
Re: Bedah Almaidah 51: tanpa syarat atau bersyarat
Menarik dan make sense.Azed wrote:Isue Al Maidah 51 itu hampir selalu berhubungan dg masa pilkada dan pilpres, tdk dimunculkan dlm persoalan selain itu.RHCP wrote:Menurut gw issue al maidah ini sebenarnya ngga ada hubungan scr langsung dgn pilkadal. Isuue ini muncul karena si hoax sendiri yang bawa2 ayat suci agama yg tidak dianutnya, dalam urusan dinas resmi. Pun seandainya dia mw curi start kampanye, khan ngga perlu dia bawa2 al maidah 51??
Ayat ini dipolitisir setidaknya mulai pilpres 2009, jauh sebelum nama Ahok muncul. Kemudian th 2012 waktu pilkada DKI, Lalu di pilpress 2014, dg sasaran Jkw yg difitnah sbg Kristen (yg dituduh menyamar jadi muslim).
Ketika Ahok menggantikan Jkw jadi Gubernur, isue ini juga muncul. Tapi kurang hot krn secara konstitusi, jabatan Gubernur yg berhenti memang menjadi jatah wakilnya.
Setelah Ahok menyatakan akan maju di pilkada DKI 2017, ayat tsb. "dimainkan" lebih intensip.
Terlebih lagi sekarang yang melontarkan issue ayat al maidah 51 itu JUSTRU dari si hoax sendiri, yang NBnya non-muslim. Kalo ada non-muslim mengutip ayat suci agama lain, yang dirangkai dengan kata2 "dibohongin" dan "dibodohin". Akan HEBOH pastinya. Bahkan "katanya" sampai jadi issue internasional.
Jadi siapa kira2 yang mempolitisir al maidah 51?? MUI?? FPI?? lawan politik si hoax?? Atw jangan2 justru si hoax sendiri yang memanfaatkan issue sensitif ini.
Kalo dicermatin, "blunder konyol" si hoax (apalagi) menjelang pilkada, itu seperti direncanakan. Mungkin maksudnya sebagai "umpan lambung beracun" bagi lawan2 politiknya. Tapi sayangnya lawan politik si hoax, sepertinya ngga ada yang kepancing, karena udah bisa membaca "arah bola" si hoax. Justru "umpan lambungnya" dibiarkan, shg menjadi sejata makan tuan. Jadi kesimpulan dini-nya (bukan kak dee, hehehe...), ini adalah scenario "basi" plyaing victim yang GAGAL. wkwkwk...
Yang jadi pertanyaan: Kenapa sebelum (kasus si hoax) ini, ngga ada gerakan protes yang se-massive ini?? Ada apa sebenarnya??
Any idea??
RHCP- LETNAN SATU
-
Posts : 2942
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 06.12.13
Reputation : 114
Re: Bedah Almaidah 51: tanpa syarat atau bersyarat
Saya tdk membela atau berpihak kpd siapapun.RHCP wrote:Menarik dan make sense.
Terlebih lagi sekarang yang melontarkan issue ayat al maidah 51 itu JUSTRU dari si hoax sendiri, yang NBnya non-muslim. Kalo ada non-muslim mengutip ayat suci agama lain, yang dirangkai dengan kata2 "dibohongin" dan "dibodohin". Akan HEBOH pastinya. Bahkan "katanya" sampai jadi issue internasional.
Saya hanya mencoba bicara fakta, bukan fitnah.
Saya tdk tahu pasti siapa yg memulai, yg saya tau sejak 2009 ayat itu sudah dipolitisir di pilpres dan plkada (DKI). Andaikata terjemahan Depag versi 2002 sudah beredar luas tidak lama setelah selesai revisi, tentu tdk akan ada lagi permainan dg ayat tsb. Entahlah kalau ayat lain yg dipakai, ya bisa saja.
Sayangnya, carut marut pengurusan dan kasus korupsi proyek pencetakan Al Qur’an telah men-delay keluarnya cetakan terbaru. Sehingga munculnya baru belasan th kemudian, tapi mungkin juga ada hikmahnya. Setidaknya masyarakat menjadi tau bhw ternyata versi lama sudah diganti. Padahal sempat dijadikan sebagai basis dlm mengeluarkan “sikap keagamaan” oleh MUI.
++
Dulu, ketika Megawati mencalonkan diri sbg capres, permainan ayat2 Allah dan hadis rasul serta fitnah2 keji juga sangat masif. Yg dimainkan bukan Al Maidah 51, gak cocok. Tapi An Nisa 4:34 >> Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, ...dst. Ayat ini kemudian dipahamkan kpd masyarakat dg cara "memutar-mutarkan lidah" oleh sebagian jurkam. Tujuannya tentu untuk menjustifikasi penolakan thd capres perempuan. Padahal jelas2 ayat itu tak ada kaitannya dg soal pemerintahan, tapi soal rumah tangga dlm hubungannya sbg suami-istri.
Ada pula hadis rasul yg sering di sebut2 sbg penjelasannya : “Jika suatu urusan diserahkan kpd yg bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya” . Kemudian dibelokkan menjadi : “Jika suatu urusan diserahkan kpd kaum wanita, maka tunggulah kehancurannya”.
Ini sekedar set back, betapa ayat Allah dan hadis rasul gampang dipermainkan hanya untuk kepentingan sesaat.
Apa yg dpt disimpukan dari semua peristiwa itu ?
Entahlah.
++
Jika anda memancing berdebat soal Ahok, maaf ... saya tdk berminat. Persoalan Ahok itu kan temporer, kalau hukum sudah ditegakkan ... selesai urusan, iya kan ?. Tapi kalau soal yg sesuai dg judul, mari ... kita diskusi panjang lebar. Karena yg begini masalahnya permanen. Mudah2 an kita bisa mengambil hikmahnya untuk kepentingan yg lebih luas dan jauh kedepan.
Konsen saya adalah pada terjemahan ayat itu dlm aktivitas keseharian saya, baik di pekerjaan maupun hubungannya dg lingkungan masyarakat yg mejemuk. Bukankah ayat itu mestinya tdk hanya bicara soal memilih “pimpinan” di pilkada atau pilpres ?. Tapi juga mendukung dan meminta dukungan dari non muslim dlm semua jenis dan level aktifitas ?.
Apakah kita akan bicara dlm lingkup yg sempit (pilkada) atau yg lebih luas (semua urusan) ?.
Azed- SERSAN SATU
-
Posts : 174
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 02.09.12
Reputation : 25
Re: Bedah Almaidah 51: tanpa syarat atau bersyarat
Hehehehe.... Gw juga sebenarnya "kurang banget" kalo soal politik. Tapi karena belakangan muncul issue ini, yang oleh sebagian orang dikait2in dgn pilkada, akhirnya ikutan juga deh.azed wrote:Jika anda memancing berdebat soal Ahok, maaf ... saya tdk berminat. Persoalan Ahok itu kan temporer, kalau hukum sudah ditegakkan ... selesai urusan, iya kan ?. Tapi kalau soal yg sesuai dg judul, mari ... kita diskusi panjang lebar. Karena yg begini masalahnya permanen. Mudah2 an kita bisa mengambil hikmahnya untuk kepentingan yg lebih luas dan jauh kedepan.
Kalo emang concern bang azed (al maidah 51) terbatas dalam urusan penafsiran, kenapa ngga mengutip pendapat gw yang berhubungan dengan itu. Khan bang azed sendiri yang mancing2 gw, dgn komentar "ayat al maidah dipolitisir sejak 2009". Padahal kalimat gw yang bang azed kutip itu, hanya MENYAYANGKAN tindakan non-muslim yg bawa2 ayat kitab suci orang lain, yang akhirnya menimbulkan efek baca:dimanfaatkan secara POLITIS. Tapi yasudalah...
So, bring it on...azed wrote:Konsen saya adalah pada terjemahan ayat itu dlm aktivitas keseharian saya, baik di pekerjaan maupun hubungannya dg lingkungan masyarakat yg mejemuk. Bukankah ayat itu mestinya tdk hanya bicara soal memilih “pimpinan” di pilkada atau pilpres ?. Tapi juga mendukung dan meminta dukungan dari non muslim dlm semua jenis dan level aktifitas ?.
Apakah kita akan bicara dlm lingkup yg sempit (pilkada) atau yg lebih luas (semua urusan) ?.
Gw quote pendapat bang azed di thread ini :
Gw yakin bang azed pernah dengar istilah judeo-christian (aliansi yahudi-kristen). Itulah yang dimaksud dengan kristen dan yahudi yang BA'DUHUM AWLIYA'U BA'DH (saling tolong menolong) dalam bentuk zionisme. Mereka bekerjasama, karena mereka punya satu KEPENTINGAN yang sama yaitu MENGHANCURKAN ISLAM. Prinsip mereka adalah "The enemy of my enemy, is my FRIEND".azed wrote:Saya mengikut tafsir Quraish Shihab, bhw auliya dlm Al Maidah 51 tidak ada sangkut pautnya samasekali dg soal kepemimpinan. Logikanya saja, tanpa melihat rangkaian ayat yg lain, Yahudi dan Nasrani dimasa itu saling bersaing berebut pengaruh, saling mengklaim yg paling benar, bagaimana mungkin kemudian dikatakan satu sama lain saling memimpin. Memimpin dlm hal apa ?
Sepertinya Al Maidah:51 adalah nubuwah mengenai aliansi yahudi-kristen dan TERPENUHI sejak dikenalnya istilah JUDEO-CHRISTIAN dan terbentuknya gerakan ZIONISME. "MEREKA" itulah yang DILARANG utk dijadikan sebagai FRIENDS and ALLIES, termasuk diambil sebagai PEMIMPIN. Itulah sebabnya Allah MELARANG muslim "berteman dekat" dengan non-muslim (yahudi/kristen), karena ternyata dikemudian hari ada aliansi antara mereka untuk menghancurkan ISLAM.
Kalo (non muslim) dijadikan teman dekat/akrab/setia aja dilarang, apalagi dijadikan PEMIMPIN bagi umat islam??
Apa argumen bang azed kalo ayat al maidah 51 itu adalah LARANGAN untuk "MENYERUPAI/tasyabbuh thd sifat-sifat mereka sebagai “panutan” (atau meniru)". Apa indikasi adanya LARANGAN tasyabbuh sifat2 yahudi/kristen di al maidah 51??azed wrote:Selain itu, umat Islam dimasa itu hanya punya satu pimpinan tertinggi, nabi Muhammad dan pejabat-pejabatnya yg juga muslim. Tidak mungkin mereka akan menjadikan Yahudi dan Nasrani (yg sama-sama dibawah pemerintahan Islam) sebagai pemimpin mereka. Pemimpin dlm hal apa ?
Maka cukup jelas, bhw dlm hal ini mestinya Al Maidah 51 dipahami : jangan kamu mengikuti atau menjadikan sifat-sifat mereka sebagai “panutan” (atau meniru). Karena jika setiap orang yg mengaku beriman tapi masih :
- Suka mendengar berita bohong,
- Suka merobah perkataan-perkataan (Alkitab) dari tempat-tempatnya,
- Banyak memakan yang haram,
- Mengingkari atau berpaling dari hukum-hukum Allah.
Maka dia sama saja dg mereka.
Apakah ada orang Islam yg begitu ?
Oh, sangat banyak, dan boleh jadi satu diantaranya kita sendiri .....
Karena ini adalah sifat2 UTAMA mereka yang sdh mendarah daging.
Sifat2 itu adalah ALASAN kenapa Allah melarang ORANG2 BERIMAN berteman dekat/berteman akrab/setia/berWALI/mempercayakan urusan (apalagi) menjadikan menjadikan yahudi/kristen sebagai PEMIMPIN. Jika seseorang bergaul akrab dgn orang yg punya sifat2 tsb. maka lama kelamaan orang itu akan (contoh kasar: tarzan/mowgli yang tiap hari bergaul sama monyet, akhirnya perilakunya jadi spt monyet)- Suka mendengar berita bohong,
- Suka merobah perkataan-perkataan (Alkitab) dari tempat-tempatnya,
- Banyak memakan yang haram,
- Mengingkari atau berpaling dari hukum-hukum Allah.
Al maidah 51 sudah secara tersurat (muhkamat), terdapat LARANGAN kepada ORANG2 BERIMAN utk MENGAMBIL/MENJADIKAN yahudi/kristen sebagai awliya. Apalagi banyak ayat2 lain yang mendukung Al Maidah 51 untuk itu. Misalnya: An -Nisa:144/Aali 'Imraan:28/Al-Maa-idah:57/At-Taubah:23/Aali 'Imran:118/Al-Qashash:86/Al-Mumtahanah:13/Aali 'Imraan:149-150/ Al-Maidah:80-81/Al-Mumtahanah:1. dll.
RHCP- LETNAN SATU
-
Posts : 2942
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 06.12.13
Reputation : 114
Re: Bedah Almaidah 51: tanpa syarat atau bersyarat
http://www.santrinews.com/Dirosah/6388/Membaca-Polemik-Tafsir-Al-Maidah-Ayat-51
atau bisa juga baca di link ini
http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-surat-al-maidah-ayat-51-53_5.html
---------------------------------
ada comment dibawah artikel santrinews
baca comment ini ... saya jadi ingat statement netter kristen di forum ini (dulu banget waktu forum ini masih rame - ada duren sawit, andi cactusa, aliumar, fox, dsb)
well ... Timur Tengah sudah hampir bisa dikatakan menjadi kelanjutan Eropa abad pertengahan (terkait agama) ... perang antar muslim karena masalah perbedaan mazab, aliran akhirnya harus disambung2 ke urusan perbedaan etnis, kepentingan politik, dsb - entah disebabkan oleh hujjah2 ulama atau penguasa masng2 negara .... padahal
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah HANYA melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim.” (QS. Al Mumtahanah: 8-9)
Wallahu A'lam Bishawab
Membaca Polemik Tafsir Al Maidah Ayat 51
Hari-hari ini publik di Tanah Air dihadirkan dengan polemik tentang makna yang tersimpan di dalam al-Quran surat al-Maidah ayat 51. Biasanya sebagian kelompok menggunakan ayat ini secara “politis” untuk mengharamkan kepemimpinan non-muslim.
Apalagi di saat musim pemilihan kepala daerah, ayat ini makin populer digemakan di masjid-masjid dan forum-forum keagamaan lainnya. Apa sebenarnya makna yang terkandung di dalam ayat tersebut?
Pendapat Mufassir Otoritatif
Saya melakukan penelusuran terhadap beberapa kitab tafsir yang otoritarif untuk memahami konteks dan menyerap makna yang terkandung di dalam ayat tersebut. Di antaranya Tafsir Jami’ al-Bayan fi Tafsir al-Quran karya al-Thabari (w. 310 H.), Tafsir al-Jami’ li Ahkam al-Quran karya al-Qurthubi (w. 671 H.), Tafsir Mafatih al-Ghayb karya al-Razi (w. 606 H.), Tafsir al-Quran al-Karim karya Ibnu Katsir (w. 774 H.), Tafsir al-Kasysyaf karya al-Zamakhsyari (w. 538 H.), Tafsir al-Quran karya Ibn ‘Abd al-Salam (w. 660 H.), Tafsir al-Mizan fi Tafsir al-Quran karya al-Thabathabai (w. 1401 H), dan Tafsir al-Tahrir wa al-Tanwir karya Ibnu ‘Ashur (w. 1393 H).
Seluruh kitab tafsir menjelaskan secara gamblang peristiwa-peristiwa yang dapat dikonfirmasi sebagai sebab-sebab turunnya ayat tersebut (asbab al-nuzul).
Ayat ini ditengarai turun sesudah Perang Badar, yaitu perang akbar yang dimenangkan oleh Rasulullah SAW dan pasukannya. ‘Ubadah bin al-Shamit mengisahkan pertemanannya dengan orang-orang Yahudi, namun ia memilih untuk setia kepada Rasulullah SAW.
Sementara Abdullah Ubay bin Salul juga menceritakan pertemanannya dengan orang-orang Yahudi dan setia kepada mereka, karena khawatir akan datang musibah jika bersekutu dengan mereka. Kemudian Allah SWT menurunkan ayat 51 surat al-Maidah, yang secara eksplisit melarang pertemanan dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani.
Ibnu ‘Abd al-Salam secara sederhana menjelaskan bahwa ‘Ubadah menolak berteman dan bersekutu dengan orang-orang Yahudi, karena mereka memusuhi umat Islam. Sedangkan Abdullah bin Ubay masih setia dengan orang-orang Yahudi, karena ia menghindari datangnya musibah yang lebih besar jika berpisah dengan mereka.
Di dalam kisah lain, disebutkan ayat tersebut turun saat Bani Qaynuqa’ memerangi Rasulullah SAW. Ada yang menyatakan ayat tersebut turun setelah peristiwa Perang Uhud, di mana umat Islam kalah dalam peperangan. Sebagian dari mereka meminta perlindungan kepada orang Yahudi dan sebagian lagi meminta perlindungan kepada orang-orang Nasrani. Ada pula yang menyatakan bahwa ayat ini diturunkan kepada Abu Lubabah yang diutus ke Bani Quraydzah.
Hampir tak ada perbedaan para ulama perihal penjelasan tentang peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat tersebut. Intinya, ayat ini turun dalam situasi perang.
Al-Thabari, al-Zamakhsyari, dan al-Qurthubi sebagai ulama tafsir paling awal cenderung bersikap keras dalam menafsirkan ayat ini dengan menyatakan larangan untuk berteman dan bersekutu dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani.
Namun Imam al-Razi menafsirkan lain, bahwa yang dimaksud ayat tersebut yaitu larangan bagi umat Islam untuk meminta tolong kepada orang-orang Yahudi dan Kristen untuk meraih kemenangan dalam perang.
Ibnu Katsir mempunyai pandangan yang lain pula, bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani yang dilarang untuk dijadikan teman adalah mereka yang jelas-jelas sudah teridentifkasi sebagai musuh Islam.
Yang menarik dari sekian pandangan tersebut adalah tafsir al-Thabathabai yang secara panjang lebar menyelami makna yang tersurat dan tersirat di dalam surat al-Maidah ayat 51. Maklum, kitab tafsir ini tergolong kontemporer dan mengurai makna secara mendalam ayat tersebut.
Menurut al-Thabathabai, ayat ini diturunkan di Madinah sebelum Haji Perpisahan Rasulullah SAW. Yang dimaksud dengan “al-wilayah” dalam ayat ini yaitu persekutuan yang disertai dengan cinta (al-mahabbah). Ia berbeda dengan pandangan para ulama tafsir lain yang cenderung memahami “wilayah” dalam konteks persekutuan yang bersifat temporal (al-nushrah). Ayat ini sebenarnya lebih khusus turun dalam hal persekutuan dengan orang-orang Yahudi, bukan orang-orang Kristen.
Sementara Ibnu ‘Ashur menguraikan bahwa larangan berteman dan bersekutu dengan orang-orang Yahudi, karena mereka ingin memperdayakan orang-orang Islam. Adapun larangan berteman dengan orang-orang Kristen dalam ayat tersebut agar tidak ada pandangan yang memperbolehkan pertemanan dengan orang-orang Kristen jika mereka melakukan tipu daya terhadap orang-orang Islam.
Meskipun demikian, Ibnu ‘Ashur juga menggarisbawahi, di dalam ayat lain justru ditegaskan bahwa orang-orang Kristen mempunyai kedekatan dengan orang-orang Islam. Allah SWT berfirman, “Dan sungguh kamu mendapatkan orang-orang yang lebih dekat dengan orang-orang mukmin, yaitu mereka yang menyatakan sesungguhnya kami Kristen” (QS. Al-Maidah: 82).
Konteks Peperangan
Beberapa penjelasan para mufassir di atas semakin nyata bahwa ayat 51 surat al-Maidah mesti dipahami dalam konteks perang pada zamannya. Dalam situasi perang berlaku hukum kehati-hatian agar bisa mengidentifikasi lawan. Karena itu, ayat tersebut berisi perintah larangan keras agar memutus persekutuan dengan orang-orang Yahudi dan Kristen.
Sementara dalam situasi damai berlaku hukum toleransi dan harmoni, seperti yang kita lihat di tengah kebhinekaan agama, suku, dan bahasa di negeri ini.
Ayat tersebut juga tidak ada kaitannya dengan kepemimpinan. Yang dimaksud “al-wilayah” dalam ayat tersebut adalah pertemanan atau persekutuan, bukan kepemimpinan. Bahkan, kepemimpinan dalam konteks demokrasi modern sudah jauh lebih maju. Pemimpin dipilih oleh rakyat berdasarkan rekam jejak, ketegasan, kemampuan, dan kejujujuran. Rakyat adalah pemimpin yang sesungguhnya.
Dalam bidang kepemimpinan, saya mengikuti pandangan yang lazim dari para ulama al-Azhar. Di antaranya DR Gamal Farouq, Dekan Fakultas Dakwah Universitas al-Azhar, bahwa dalam urusan publik, pemimpin yang lebih mampu memberikan pelayanan publik yang baik dan menyejahterakan rakyat harus diutamakan, meski dia non-muslim. (*)
atau bisa juga baca di link ini
http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-surat-al-maidah-ayat-51-53_5.html
---------------------------------
ada comment dibawah artikel santrinews
Armen Edison · Kordinator Transportasi at PT. CEMARA LIMA
Taurat di pelesetin ama orang yahudi demi kepentingan politik,begitu juga injil di pelesetin orang ronawi, apakah islam mulai di pelesetin demi kepentigan politi di indonesia. Allah yg Maha Megetahui.
baca comment ini ... saya jadi ingat statement netter kristen di forum ini (dulu banget waktu forum ini masih rame - ada duren sawit, andi cactusa, aliumar, fox, dsb)
Salah satu sebab "kehancuran" kristen di eropa (khususnya abad pertengahan - dimana umat banyak yang meninggalkan agama ini) adalah karena ulah pemuka agama yang menggunakan ayat2 dan dalil2 agama demi kepentingan penguasa.
Saya berharap muslim Indonesia mau belajar dari kejadian tersebut, sehingga tidak ada ulama yang menggunakan dalil2 agama demi kepentingan politik mereka tanpa mementingkan dampak yang terjadi pada umat-nya (maupun negara-nya)
well ... Timur Tengah sudah hampir bisa dikatakan menjadi kelanjutan Eropa abad pertengahan (terkait agama) ... perang antar muslim karena masalah perbedaan mazab, aliran akhirnya harus disambung2 ke urusan perbedaan etnis, kepentingan politik, dsb - entah disebabkan oleh hujjah2 ulama atau penguasa masng2 negara .... padahal
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah HANYA melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim.” (QS. Al Mumtahanah: 8-9)
Wallahu A'lam Bishawab
Terakhir diubah oleh dee-nee tanggal Mon Oct 31, 2016 3:56 pm, total 1 kali diubah
dee-nee- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182
Re: Bedah Almaidah 51: tanpa syarat atau bersyarat
Saya tanggapi yg merah aja ya, yg lain saya gak ngerti.RHCP wrote:Khan bang azed sendiri yang mancing2 gw, dgn komentar "ayat al maidah dipolitisir sejak 2009". Padahal kalimat gw yang bang azed kutip itu, hanya MENYAYANGKAN tindakan non-muslim yg bawa2 ayat kitab suci orang lain, yang akhirnya menimbulkan efek baca:dimanfaatkan secara POLITIS. Tapi yasudalah...
Lha faktanya kan memang begitu mas bro, mosok gak tahu sih
Yg memulai ya orang Islam sendiri, mana berani orang lain yg memulai.
Saya yakin semua muslim paham, bhw mempermainkan firman Allah untuk tujuan apapun tidak bisa dibenarkan. Apalagi jika dg sengaja “memutar-mutarkan lidah” dlm manafsirkannya, kemudian mengatakan bhw “ini kebenaran dari Allah”. Supaya disangka bhw yg dia katakan itu sebagian dari firman Allah, padahal bukan. Sedang dia sendiri sadar apa yg dilakukannya.
Biasanya yg melakukan itu bukan muslim awam yg baru belajar memahami satu dua ayat Qur’an dari terjemahan, contohnya seperti saya. Tapi justru oleh “oknum” yg pemahaman Qur'annya jauh diatas saya..
Tapi pernahkan ada yg kemudian teriak : “itu melecehkan Al Qur'an, menghina Allah, harus segera dipenjara !!”.
Sejauh yg saya ingat koq nggak ada ... kenapa ya ?
Koq nubuwah, sihRHCP wrote:Gw yakin bang azed pernah dengar istilah judeo-christian (aliansi yahudi-kristen). Itulah yang dimaksud dengan kristen dan yahudi yang BA'DUHUM AWLIYA'U BA'DH (saling tolong menolong) dalam bentuk zionisme. Mereka bekerjasama, karena mereka punya satu KEPENTINGAN yang sama yaitu MENGHANCURKAN ISLAM. Prinsip mereka adalah "The enemy of my enemy, is my FRIEND".
Sepertinya Al Maidah:51 adalah nubuwah mengenai aliansi yahudi-kristen dan TERPENUHI sejak dikenalnya istilah JUDEO-CHRISTIAN dan terbentuknya gerakan ZIONISME. "MEREKA" itulah yang DILARANG utk dijadikan sebagai FRIENDS and ALLIES, termasuk diambil sebagai PEMIMPIN. Itulah sebabnya Allah MELARANG muslim "berteman dekat" dengan non-muslim (yahudi/kristen), karena ternyata dikemudian hari ada aliansi antara mereka untuk menghancurkan ISLAM.
Itu kan perintah yg harus dilaksanakan sejak saat itu juga.
Gini aja deh, kita bicara yg riil aja, gak usah bicara konspirasi global dulu. Otak saya gak nyampai.
Kalau di Indonesia orang Yahudi kan sangat jarang ya, barangkali malah gak ada, setidaknya komunitasnya. Maka yg riil dan cukup dekat dg keseharian kita ya nasrani. Tentu diantara mereka ada yg jadi tetangga kita, teman kita, atasan kita, bawahan kita, dll. Nah kita bicara dlm kaitannya dg mereka. OK ?
Belakangan ini memang terdengar ada statemen serupa yg disampaikan oleh beberapa tokoh yg punya nama besar.RHCP wrote:Kalo (non muslim) dijadikan teman dekat/akrab/setia aja dilarang, apalagi dijadikan PEMIMPIN bagi umat islam??
Terjemahan Depag versi baru (2002) :
Hai orang-orang yang beriman !. Janganlah kamu menjadikan orang yahudi dan Nasrani sebagai teman setia(mu); mereka satu sama lain saling melindungi. Siapa di antara kamu yang menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang zalim. (Al Maidah 5:51)
Di kitab tafsir Ibn Katsir, Jalalayn dan Ibn Abbas (tiga kitab yg sering dijadikan rujukan ulama Ahlussunnah/ sunni khususnya di Indonesia) yg versi Inggris, kata “awlya” diterjemahkan : friends (teman-teman). Sedang Jalalayn >> patrons (pelindung)
Contoh yg terjemahan Ibn Katsir :
O you who believe! Do not take friends from the Jews and the Christians, as they are but friends of each other. And if any among you be friends them, then surely, he is one of them. Verily, Allah guides not those people who are the wrongdoers.) (5:51)
Saya justru malah ingin tanggapan mas bro.
Menurut anda kalau seperti itu perintahnya, bagaimana mengaplikasikannya ?
Kita gak usah bicara pilkada ya, ayat itu kan gak khusus ditujukan buat pilkada, kan ?
Lah ... kok masih nanya.RHCP wrote:Apa argumen bang azed kalo ayat al maidah 51 itu adalah LARANGAN untuk MENYERUPAI/tasyabbuh thd sifat-sifat mereka sebagai “panutan” (atau meniru)". Apa indikasi adanya LARANGAN tasyabbuh sifat2 yahudi/kristen di al maidah 51??azed wrote:Selain itu, umat Islam dimasa itu hanya punya satu pimpinan tertinggi, nabi Muhammad dan pejabat-pejabatnya yg juga muslim. Tidak mungkin mereka akan menjadikan Yahudi dan Nasrani (yg sama-sama dibawah pemerintahan Islam) sebagai pemimpin mereka. Pemimpin dlm hal apa ?
Maka cukup jelas, bhw dlm hal ini mestinya Al Maidah 51 dipahami : jangan kamu mengikuti atau menjadikan sifat-sifat mereka sebagai “panutan” (atau meniru). Karena jika setiap orang yg mengaku beriman tapi masih :
- Suka mendengar berita bohong,
- Suka merobah perkataan-perkataan (Alkitab) dari tempat-tempatnya,
- Banyak memakan yang haram,
- Mengingkari atau berpaling dari hukum-hukum Allah.
Maka dia sama saja dg mereka.
Apakah ada orang Islam yg begitu ?
Oh, sangat banyak, dan boleh jadi satu diantaranya kita sendiri .....
Karena ini adalah sifat2 UTAMA mereka yang sdh mendarah daging.[/b]
Lah... yg mas bro tulis dibawah ini (merah, yg nge quote dari posting saya didepa), kamsudnya gimana ?
Sifat2 itu adalah ALASAN kenapa Allah melarang ORANG2 BERIMAN berteman dekat/berteman akrab/setia/berWALI/mempercayakan urusan (apalagi) menjadikan menjadikan yahudi/kristen sebagai PEMIMPIN.- Suka mendengar berita bohong,
- Suka merobah perkataan-perkataan (Alkitab) dari tempat-tempatnya,
- Banyak memakan yang haram,
- Mengingkari atau berpaling dari hukum-hukum Allah.
Ada kalimat dari Al Maidah 51 yg terjemahannya berbunyi begini (stressing yg bold) :RHCP wrote:Jika seseorang bergaul akrab dgn orang yg punya sifat2 tsb. maka lama kelamaan orang itu akan (contoh kasar: tarzan/mowgli yang tiap hari bergaul sama monyet, akhirnya perilakunya jadi spt monyet)
Siapa di antara kamu yang menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka.
Teman setia mungkin agak spesial ya.
Golongan, mungkin juga masih agak luas lingkupnya.
OK, saya ambil sajalah terjemahan Ibn Katsir yg barangkali lebih umum, gak usah pake "setia"
And if any among you be friends them, then surely, he is one of them (dia sama seperti mereka)
Kalau saya bergaul dg teman2 nasrani, taruhlah teman sekantor, apakah lalu saya menjadi nasrani ? (sama seperti mereka ?). Saya pastikan : tidak. Faktanya saya tetap beragama Islam dan samsekali tdk terpengaruh dg akidah mereka.
Apakah anda bisa membantu saya untuk memahami maksud kalimat di ayat itu ?
Kita bicara dulu yg Al Maidah 51.RHCP wrote:Al maidah 51 sudah secara tersurat (muhkamat), terdapat LARANGAN kepada ORANG2 BERIMAN utk MENGAMBIL/MENJADIKAN yahudi/kristen sebagai awliya. Apalagi banyak ayat2 lain yang mendukung Al Maidah 51 untuk itu. Misalnya: An -Nisa:144/Aali 'Imraan:28/Al-Maa-idah:57/At-Taubah:23/Aali 'Imran:118/Al-Qashash:86/Al-Mumtahanah:13/Aali 'Imraan:149-150/ Al-Maidah:80-81/Al-Mumtahanah:1. dll.
Kalau ini saja masih belum ok, yg lain akan sama saja.
Azed- SERSAN SATU
-
Posts : 174
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 02.09.12
Reputation : 25
Re: Bedah Almaidah 51: tanpa syarat atau bersyarat
sekilas info...
kutipan dari http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/16/10/07/oenoju377-ahok-dan-ayat-al-maidah-versi-yang-mendukung-ahok
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertarungan opini di lini masa terkait pernyataan Gubernur DKI pejawat Basuki Tjahaja Purnama yang mengutip surat Al-Maidah terus berlangsung. Setelah petisi yang meminta Ahok agar meminta maaf atas ucapannya, kini muncul juga tulisan tentang 'Ahok dan Ayat Al Maidah'.
Tulisan ini memberikan pembelaan terhadap Ahok. "Ahok sama sekali tidak menghina Alquran. Ia hanya mengomentari fenomena memanipulasi kesadaran orang dengan memakai ayat Al Maidah dan ayat-ayat lainnya untuk melarang pemimpin non-Muslim. Padahal konstitusi kita tegas membolehkannya." jelas tulisan tersebut.
Menurut tulisan itu, situasi ini sama seperti saat bagaimana ekstremis-ektremis memanipulasi kesadaran publik dengan memakai ayat-ayat jihad. "Misal ketika kita bilang, 'jangan mau dibodohi teroris dengan ayat-ayat jihad' Apakah itu menghina Alquran?Tentu tidak!," lanjut tulisan tersebut.
"Yang dipersoalkan Ahok bukan ayat-ayat Alquran yang suci dan mulia, tetapi ulah sekelompok orang yang mempolitisinya untuk mengobarkan sentimen SARA."
Sekali lagi, jelas tulisan itu, ini bukan melecehkan Islam tapi justru mengingatkan bahwa ayat'ayat Kitab Suci agama apapun bisa disalahgunakan sekelompok orang untuk menghancurkan toleransi, kebhinekaan dan perdamaian.
Tulisan ini dikicaukan oleh Akhmad Sahal, aktivis Jaringan Islam Liberal. "Penjelasan masuk akal tentang 'Ahok dan Al Maidah'," tuturnya, Jumat. Anggota tim sukses Ahok Mohamad Guntur Romli turut mengicaukan ulang.
Baca juga, Video Ahok Anda Dibohongi Alquran Surat Al Maidah Viral di Medsos.
Saat ini di Youtube beredar video berjudul 'Ahok: Anda Dibohongi Al-Quran Surat Al-Maidah 51'. Video tersebut tengah menjadi viral di sosial media baik Facebook ataupun Twitter
Video yang diunggah sejak 5 Oktober kemarin itu, banyak dilihat pengunjung jejaring sosial video tersebut.
Dalam video tersebut, Ahok terlihat mengatakan, "Bapak Ibu ndak Bisa memilih Saya. dibohongi pake surah Al-Maidah 51 dan macem-macem itu. Itu hak bapak ibu. Ya, jika Bapak Ibu perasaan tidak bisa pilih nih karena saya takut masuk neraka, dibodohin gitu ya, ya enggak apa-apa? Karena inikan panggilan pribadi bapak-ibu. Program ini jalan saja. Jadi, bapak ibu tak usah merasa enggak enak dalam nuraninya enggak bisa memilih Ahok."
Saat Dikonfirmasi, Juru Bicara Timses Ahok-Djarot, Ruhut Sitompul membantah kalau Ahok menyebut Surat Al Maidah bohong. Menurut Ruhut, ada orang yang sengaja memelintir pernyataan Ahok untuk memainkan isu SARA.
kutipan dari http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/16/10/07/oenoju377-ahok-dan-ayat-al-maidah-versi-yang-mendukung-ahok
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertarungan opini di lini masa terkait pernyataan Gubernur DKI pejawat Basuki Tjahaja Purnama yang mengutip surat Al-Maidah terus berlangsung. Setelah petisi yang meminta Ahok agar meminta maaf atas ucapannya, kini muncul juga tulisan tentang 'Ahok dan Ayat Al Maidah'.
Tulisan ini memberikan pembelaan terhadap Ahok. "Ahok sama sekali tidak menghina Alquran. Ia hanya mengomentari fenomena memanipulasi kesadaran orang dengan memakai ayat Al Maidah dan ayat-ayat lainnya untuk melarang pemimpin non-Muslim. Padahal konstitusi kita tegas membolehkannya." jelas tulisan tersebut.
Menurut tulisan itu, situasi ini sama seperti saat bagaimana ekstremis-ektremis memanipulasi kesadaran publik dengan memakai ayat-ayat jihad. "Misal ketika kita bilang, 'jangan mau dibodohi teroris dengan ayat-ayat jihad' Apakah itu menghina Alquran?Tentu tidak!," lanjut tulisan tersebut.
"Yang dipersoalkan Ahok bukan ayat-ayat Alquran yang suci dan mulia, tetapi ulah sekelompok orang yang mempolitisinya untuk mengobarkan sentimen SARA."
Sekali lagi, jelas tulisan itu, ini bukan melecehkan Islam tapi justru mengingatkan bahwa ayat'ayat Kitab Suci agama apapun bisa disalahgunakan sekelompok orang untuk menghancurkan toleransi, kebhinekaan dan perdamaian.
Tulisan ini dikicaukan oleh Akhmad Sahal, aktivis Jaringan Islam Liberal. "Penjelasan masuk akal tentang 'Ahok dan Al Maidah'," tuturnya, Jumat. Anggota tim sukses Ahok Mohamad Guntur Romli turut mengicaukan ulang.
Baca juga, Video Ahok Anda Dibohongi Alquran Surat Al Maidah Viral di Medsos.
Saat ini di Youtube beredar video berjudul 'Ahok: Anda Dibohongi Al-Quran Surat Al-Maidah 51'. Video tersebut tengah menjadi viral di sosial media baik Facebook ataupun Twitter
Video yang diunggah sejak 5 Oktober kemarin itu, banyak dilihat pengunjung jejaring sosial video tersebut.
Dalam video tersebut, Ahok terlihat mengatakan, "Bapak Ibu ndak Bisa memilih Saya. dibohongi pake surah Al-Maidah 51 dan macem-macem itu. Itu hak bapak ibu. Ya, jika Bapak Ibu perasaan tidak bisa pilih nih karena saya takut masuk neraka, dibodohin gitu ya, ya enggak apa-apa? Karena inikan panggilan pribadi bapak-ibu. Program ini jalan saja. Jadi, bapak ibu tak usah merasa enggak enak dalam nuraninya enggak bisa memilih Ahok."
Saat Dikonfirmasi, Juru Bicara Timses Ahok-Djarot, Ruhut Sitompul membantah kalau Ahok menyebut Surat Al Maidah bohong. Menurut Ruhut, ada orang yang sengaja memelintir pernyataan Ahok untuk memainkan isu SARA.
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: Bedah Almaidah 51: tanpa syarat atau bersyarat
Menyampaikan ayat Allah adalah kewajiban setiap muslim (syiar) dalam setiap kesempatan, termasuk dalam kegiatan politik. Lagipula apakah ada aturan yang melarang penggunaan ayat suci dalam kegiatan politik?? Bukankah islam tidak mengenal adanya pemisahan antara agama dan politik?? Masalah NIAT dan TUJUANNYA, itu kembali kepada yang menyampaikan. Karena yang mengetahui isi hati manusia hanya Allah. Jangan apriori, apalagi buruk sangka.Azed wrote:Saya tanggapi yg merah aja ya, yg lain saya gak ngerti.
Lha faktanya kan memang begitu mas bro, mosok gak tahu sih
Yg memulai ya orang Islam sendiri, mana berani orang lain yg memulai.
Saya yakin semua muslim paham, bhw mempermainkan firman Allah untuk tujuan apapun tidak bisa dibenarkan. Apalagi jika dg sengaja “memutar-mutarkan lidah” dlm manafsirkannya, kemudian mengatakan bhw “ini kebenaran dari Allah”. Supaya disangka bhw yg dia katakan itu sebagian dari firman Allah, padahal bukan. Sedang dia sendiri sadar apa yg dilakukannya.
Biasanya yg melakukan itu bukan muslim awam yg baru belajar memahami satu dua ayat Qur’an dari terjemahan, contohnya seperti saya. Tapi justru oleh “oknum” yg pemahaman Qur'annya jauh diatas saya..
Tapi pernahkan ada yg kemudian teriak : “itu melecehkan Al Qur'an, menghina Allah, harus segera dipenjara !!”.
Sejauh yg saya ingat koq nggak ada ... kenapa ya ?
Dalam hal apa, muslim yang menyampaikan dan menafsirkan ayat suci dari AGAMANYA SENDIRI itu bisa dianggap MELECEHKAN/MENGHINA al Quran?? Selama dia itu MUSLIM, dia punya HAK berpendapat dan menafsirkan, yang penting punya dasar argumen yang kuat. LAIN HAL-nya jika ada non-muslim yang TERLALU PEDE dan sok tahu, tiba2 mengutip ayat-ayat kitab suci AGAMA yang tidak diimaninya, dan merangkainya dengan kata2 "dibohongin" dan "dibodohin"....!!?
Jangan di sama2in, dong.
Yang harus dilakukan saat itu juga khan LARANGAN "berteman dekat". Ayat itu juga bukan cuma untuk muslim saat itu doang. Kalo jaman rasulullah saaw. apa yang diperintahkan rasulullah maka "sami'na wa atho'na". Kalo SEKARANG, harus ada penjelasan dan argumen.Azed wrote:Koq nubuwah, sih
Itu kan perintah yg harus dilaksanakan sejak saat itu juga.
Gini aja deh, kita bicara yg riil aja, gak usah bicara konspirasi global dulu. Otak saya gak nyampai.
Kalau di Indonesia orang Yahudi kan sangat jarang ya, barangkali malah gak ada, setidaknya komunitasnya. Maka yg riil dan cukup dekat dg keseharian kita ya nasrani. Tentu diantara mereka ada yg jadi tetangga kita, teman kita, atasan kita, bawahan kita, dll. Nah kita bicara dlm kaitannya dg mereka. OK ?
Kalo sesama muslim AKRAB/DEKAT/LOYAL, SILAKAN. Tapi kalo dengan non-muslim JANGAN TERLALU AKRAB/DEKAT/LOYAL. Cukup sekedar berteman dan bergaul biasa aja. Rasulullah saaw. sendiri tidak pernah mencontohkan unutk bersahabat akrab/erat/dekat dengan non-muslim. Belaiu bergaul (dgn musyrikin) hanya sebatas muamalah yang dibolehkan Allah.
Karena ayat al maidah 51 itu sifatnya LARANGAN, maka tinggalkan perbuatan itu. Yang ditekankan adalah JANGAN menjadikan mereka orang dekat (kasih/sayang) atw orang kepercayaan (apalagi) melebihi dari orang mukmin. Rasulullah saaw sendiri dalam bergaul dengan non-muslim hanya sebatas muamalah yang dibolehkan Allah saja.azed wrote:Belakangan ini memang terdengar ada statemen serupa yg disampaikan oleh beberapa tokoh yg punya nama besar.RHCP wrote:Kalo (non muslim) dijadikan teman dekat/akrab/setia aja dilarang, apalagi dijadikan PEMIMPIN bagi umat islam??
Terjemahan Depag versi baru (2002) :
Hai orang-orang yang beriman !. Janganlah kamu menjadikan orang yahudi dan Nasrani sebagai teman setia(mu); mereka satu sama lain saling melindungi. Siapa di antara kamu yang menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang zalim. (Al Maidah 5:51)
Di kitab tafsir Ibn Katsir, Jalalayn dan Ibn Abbas (tiga kitab yg sering dijadikan rujukan ulama Ahlussunnah/ sunni khususnya di Indonesia) yg versi Inggris, kata “awlya” diterjemahkan : friends (teman-teman). Sedang Jalalayn >> patrons (pelindung)
Contoh yg terjemahan Ibn Katsir :
O you who believe! Do not take friends from the Jews and the Christians, as they are but friends of each other. And if any among you be friends them, then surely, he is one of them. Verily, Allah guides not those people who are the wrongdoers.) (5:51)
Saya justru malah ingin tanggapan mas bro.
Menurut anda kalau seperti itu perintahnya, bagaimana mengaplikasikannya ?
Kita gak usah bicara pilkada ya, ayat itu kan gak khusus ditujukan buat pilkada, kan ?
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Nabi bersabda, “Seseorang itu dilihat dari temannya, maka hendaklah kamu perhatikan siapa yang menjadi temanmu.” (HR Abu Daud).
Diriwayatkan dari Abu Sai’d dari Nabi bahwa Beliau bersabda, “Janganlah kamu berteman kecuali dengan orang yang beriman dan janganlah ada yang memakan makananmu kecuali orang yang bertakwa.” (HR Tirmizi dan Abu Daud)
Yang gw maksud dari tulisan gw itu adalah; Alasan KENAPA Allah MELARANG (menjadikan "mereka" sbg awliya), yaitu karena SIFAT2 BURUK mereka dst....azed wrote:Lah ... kok masih nanya.RHCP wrote:Apa argumen bang azed kalo ayat al maidah 51 itu adalah LARANGAN untuk MENYERUPAI/tasyabbuh thd sifat-sifat mereka sebagai “panutan” (atau meniru)". Apa indikasi adanya LARANGAN tasyabbuh sifat2 yahudi/kristen di al maidah 51??
Lah... yg mas bro tulis dibawah ini (merah, yg nge quote dari posting saya didepa), kamsudnya gimana ?Sifat2 itu adalah ALASAN kenapa Allah melarang ORANG2 BERIMAN berteman dekat/berteman akrab/setia/berWALI/mempercayakan urusan (apalagi) menjadikan menjadikan yahudi/kristen sebagai PEMIMPIN.- Suka mendengar berita bohong,
- Suka merobah perkataan-perkataan (Alkitab) dari tempat-tempatnya,
- Banyak memakan yang haram,
- Mengingkari atau berpaling dari hukum-hukum Allah.
Sedangkan yang gw tanya ke bang azed itu, BAGAIMANA bang azed bisa memaknai redaksi al maidah 51 "LARANGAN menjadikan yahudi/kristen sbg awliya", MENJADI seperti ini >>>> "LARANGAN menirukan (tasyabbuh) sifat "mereka"?? Karena dengan memaknainya demikian, maka MAKNANYA sudah bergeser. Artinya bagi bang azed, al maidah ayat 51 itu adalah LARANGAN mengikuti SIFAT yahudi/kristen. Dan BUKAN lagi LARANGAN utk menjadikan yahudi/kristen sbg AWLIYA. (mudah2an bang azed paham maksud gw.)
Kenapa setia/akrab/dekatnya harus dihilangin?? teman setia/teman dekat Itu khan memang arti dari awliya?! hehehe....azed wrote:Ada kalimat dari Al Maidah 51 yg terjemahannya berbunyi begini (stressing yg bold) :
Siapa di antara kamu yang menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka.
Teman setia mungkin agak spesial ya.
Golongan, mungkin juga masih agak luas lingkupnya.
OK, saya ambil sajalah terjemahan Ibn Katsir yg barangkali lebih umum, gak usah pake "setia"
And if any among you be friends them, then surely, he is one of them (dia sama seperti mereka)
Kalau saya bergaul dg teman2 nasrani, taruhlah teman sekantor, apakah lalu saya menjadi nasrani ? (sama seperti mereka ?). Saya pastikan : tidak. Faktanya saya tetap beragama Islam dan samsekali tdk terpengaruh dg akidah mereka.
Apakah anda bisa membantu saya untuk memahami maksud kalimat di ayat itu ?
Kalo yang dimaksud itu "sekedar berteman", khan boleh2 aja. Tapi BEDA kalo maksudnya "teman" itu dalam arti DEKAT/SETIA/AKRAB (bahkan saking akrabnya ada yang sampe "seperti sodara sendiri"). ITULAH yang DILARANG.
Boleh jadi agama ngga akan berubah, tapi prilaku, pola pikir, pendapat dan AKAN BERUBAH (cepat/lambat). Bahkan seseorang akan CENDERUNG PRO dan MEMBELA MEREKA (karena keakraban dan kedekatan). Apalagi bagi yang iman dan pemahaman islam-nya LEMAH....?? Bisa jadi mereka akan benar2 berpaling, dan ini sudah banyak TERJADI.
Kesimpulannya ayat al maidah 51 adalah tindakan preventif alias PENCEGAHAN. Jangan sampai seseorang digolongkan Allah sbg yahudi/nasrani karena menjadikan mereka sebagai teman AKRAB/DEKAT/SETIA sehingga CENDERUNG PRO dan MEMBELA MEREKA. Orang2 seperti itulah yang akan digolongkan Allah; SAMA/SEGOLONGAN seperti mereka.
Ayat2 itu hanya sebagai referensi dan dalill penguat, bukan utk dibahas satu2. Gw juga ngga sanggup kali. wkwkwk...azed wrote:Kita bicara dulu yg Al Maidah 51.RHCP wrote:Al maidah 51 sudah secara tersurat (muhkamat), terdapat LARANGAN kepada ORANG2 BERIMAN utk MENGAMBIL/MENJADIKAN yahudi/kristen sebagai awliya. Apalagi banyak ayat2 lain yang mendukung Al Maidah 51 untuk itu. Misalnya: An -Nisa:144/Aali 'Imraan:28/Al-Maa-idah:57/At-Taubah:23/Aali 'Imran:118/Al-Qashash:86/Al-Mumtahanah:13/Aali 'Imraan:149-150/ Al-Maidah:80-81/Al-Mumtahanah:1. dll.
Kalau ini saja masih belum ok, yg lain akan sama saja.
RHCP- LETNAN SATU
-
Posts : 2942
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 06.12.13
Reputation : 114
Re: Bedah Almaidah 51: tanpa syarat atau bersyarat
Kok selalu beloknya ke Ahok sih ...?RHCP wrote:Menyampaikan ayat Allah adalah kewajiban setiap muslim (syiar) dalam setiap kesempatan, termasuk dalam kegiatan politik. Lagipula apakah ada aturan yang melarang penggunaan ayat suci dalam kegiatan politik?? Bukankah islam tidak mengenal adanya pemisahan antara agama dan politik?? Masalah NIAT dan TUJUANNYA, itu kembali kepada yang menyampaikan. Karena yang mengetahui isi hati manusia hanya Allah. Jangan apriori, apalagi buruk sangka.Azed wrote:Saya tanggapi yg merah aja ya, yg lain saya gak ngerti.
Lha faktanya kan memang begitu mas bro, mosok gak tahu sih
Yg memulai ya orang Islam sendiri, mana berani orang lain yg memulai.
Saya yakin semua muslim paham, bhw mempermainkan firman Allah untuk tujuan apapun tidak bisa dibenarkan. Apalagi jika dg sengaja “memutar-mutarkan lidah” dlm manafsirkannya, kemudian mengatakan bhw “ini kebenaran dari Allah”. Supaya disangka bhw yg dia katakan itu sebagian dari firman Allah, padahal bukan. Sedang dia sendiri sadar apa yg dilakukannya.
Biasanya yg melakukan itu bukan muslim awam yg baru belajar memahami satu dua ayat Qur’an dari terjemahan, contohnya seperti saya. Tapi justru oleh “oknum” yg pemahaman Qur'annya jauh diatas saya..
Tapi pernahkan ada yg kemudian teriak : “itu melecehkan Al Qur'an, menghina Allah, harus segera dipenjara !!”.
Sejauh yg saya ingat koq nggak ada ... kenapa ya ?
Dalam hal apa, muslim yang menyampaikan dan menafsirkan ayat suci dari AGAMANYA SENDIRI itu bisa dianggap MELECEHKAN/MENGHINA al Quran?? Selama dia itu MUSLIM, dia punya HAK berpendapat dan menafsirkan, yang penting punya dasar argumen yang kuat. LAIN HAL-nya jika ada non-muslim yang TERLALU PEDE dan sok tahu, tiba2 mengutip ayat-ayat kitab suci AGAMA yang tidak diimaninya, dan merangkainya dengan kata2 "dibohongin" dan "dibodohin"....!!?
Jangan di sama2in, dong.
Mbok ya dibaca yg teliti yg biru, apa statemen itu salah ?
Agak sulit ya bicara dg obyektip, karena belum bisa cut off dari kasus Ahok.
Rasanya setiap pembicaraan koq selalu ditarik korelasinya kesana.
+
Pernah dengar ulama sering berpesan begini ? : “jangan mempolitisir agama” .
Apa pengertian anda dg ungkapan itu.
+
Kalau bicara soal tafsir menafsir, gak ada finalnya, unsur subyektipnya tinggi.
ISIS dan para teroris muslim juga merasa punya HAK berpendapat dan menafsirkan. Merasa punya dasar argumen yang kuat. Mengklaim penafsirannya lebih benar dpd yg lain. Mengaku sedang memikul kewajiban menyampaikan ayat Allah (dan mempraktekkannya), termasuk dalam kegiatan politik.
Dlm hal Al Maidah 51, yg pro maupun yg kontra, juga merasa seperti itu, iya kan ?.
Di tingkat yg lebih global ; Sunni, Syiah, Ahmadiyah juga sama.
Menurut kabar, Al Maidah 51 cetakan th 70-an masih diterjemahkan “teman setia”. Tapi oleh penguasa Orba dirubah menjadi “pemimpin”. Menurut DR. Nadirsyah Hosen (dosen FH Monash Univ), Soeharto menghendaki kerukunan antar umat beragama, jika diterjemahkan “teman setia”, dikhawatirkan akan diterima sebagai larangan berteman antara muslim dg non muslim. Setelah orba jatuh, Depag merevisi lagi (2002).
Maka, sadar atau tidak, penafsiran sebagian umat Islam Indonesia dlm masa sekitar dua dasawarsa ini, ternyata bersumber dari terjemahan produk orba (khususnya Al Maidah 51).
Oh, baguslah ... khususnya yg red, laksanakan saja, sanggup kan ?RHCP wrote:Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Nabi bersabda, “Seseorang itu dilihat dari temannya, maka hendaklah kamu perhatikan siapa yang menjadi temanmu.” (HR Abu Daud).
Diriwayatkan dari Abu Sai’d dari Nabi bahwa Beliau bersabda, “Janganlah kamu berteman kecuali dengan orang yang beriman dan janganlah ada yang memakan makananmu kecuali orang yang bertakwa.” (HR Tirmizi dan Abu Daud)
Itu hadis baru ketemu-kah, sebab di post # 32 anda bilang begini :
RHCP wrote:[Al maidah:51 itu konteksnya adalah LARANGAN bagi orang2 BERIMAN ber-friends and allies dgn yg orang2 yang akan merusak aqidah dan millah.
Lha trus kamsudnya gimana tuh antara hadis dan yg underline ?
Belum lagi yg saya quote di paling bawah ini.
Lihat lagi di post #5.RHCP wrote:Yang gw maksud dari tulisan gw itu adalah; Alasan KENAPA Allah MELARANG (menjadikan "mereka" sbg awliya), yaitu karena SIFAT2 BURUK mereka dst....azed wrote:Lah ... kok masih nanya.RHCP wrote:Apa argumen bang azed kalo ayat al maidah 51 itu adalah LARANGAN untuk MENYERUPAI/tasyabbuh thd sifat-sifat mereka sebagai “panutan” (atau meniru)". Apa indikasi adanya LARANGAN tasyabbuh sifat2 yahudi/kristen di al maidah 51??
Lah... yg mas bro tulis dibawah ini (merah, yg nge quote dari posting saya didepa), kamsudnya gimana ?Sifat2 itu adalah ALASAN kenapa Allah melarang ORANG2 BERIMAN berteman dekat/berteman akrab/setia/berWALI/mempercayakan urusan (apalagi) menjadikan menjadikan yahudi/kristen sebagai PEMIMPIN.- Suka mendengar berita bohong,
- Suka merobah perkataan-perkataan (Alkitab) dari tempat-tempatnya,
- Banyak memakan yang haram,
- Mengingkari atau berpaling dari hukum-hukum Allah.
Sedangkan yang gw tanya ke bang azed itu, BAGAIMANA bang azed bisa memaknai redaksi al maidah 51 "LARANGAN menjadikan yahudi/kristen sbg awliya", MENJADI seperti ini >>>> "LARANGAN menirukan (tasyabbuh) sifat "mereka"?? Karena dengan memaknainya demikian, maka MAKNANYA sudah bergeser. Artinya bagi bang azed, al maidah ayat 51 itu adalah LARANGAN mengikuti SIFAT yahudi/kristen. Dan BUKAN lagi LARANGAN utk menjadikan yahudi/kristen sbg AWLIYA. (mudah2an bang azed paham maksud gw.)
Silahkan di baca Al Maidah mulai ayat 41, moga2 ketemu yg anda maksud.
Yg saya sampaikan disitu, awlya = guide.
Kalau yg di post #35 itu kalau arti awlya = sekutu.
Esensinya sih sama : jangan meniru yg jelek.
Terjemahan versi Prof. Hasan Qaribullah & Shaykh Ahmad Darwish (ulama Sudan) :
Bilievers, take neither Jews nor Nazarenes for your guides. They are guides of one another. Whosoever of you takes them for a guide shall become one of their number. Allah does not guide the wrongdoers.
Terjemahan bebas :
(Orang yg) percaya, jangan seorangpun mengambil Yahudi maupun Nasrani sebagai “guide”-mu. Mereka menjadi “guide” satu dg lainnya. Siapapun diantaramu yg menjadikan mereka sebagai “guide” akan menjadi sama dg mereka. Allah tidak meng-“guide” orang yg jahat.
Dlm Bahasa kita, guide itu mungkin : panutan (meski kurang pas), pemandu.
Analoginya mungkin seperti “guide” turis, yg di guide ngikuti saja apa kata si guide.
So, meski saya berteman karib sekalipun dg Nasrani, tapi kalau saya tdk mengikuti atau meniru akidahnya, ya >> lakum diinukum wa liya diin.
Kan esensi dari pesan Al Maidah 51 itu : “jangan sampai kamu = mereka" (yg begini-begitu, yg negatip). Tapi kalau ngikuti yg positip, misal rajin, gigih, dsb, mosok dilarang.
Teman setia atau sohib itu kan terjemahan versi Indonesia. Saya lihat versi Inggris kebanyakan menterjemahkan : friends atau allies. Teman itu kan level kedekatannya dibawah sohib.RHCP wrote:Kenapa setia/akrab/dekatnya harus dihilangin?? teman setia/teman dekat Itu khan memang arti dari awliya?! hehehe....azed wrote:Ada kalimat dari Al Maidah 51 yg terjemahannya berbunyi begini (stressing yg bold) :
Siapa di antara kamu yang menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka.
Teman setia mungkin agak spesial ya.
Golongan, mungkin juga masih agak luas lingkupnya.
OK, saya ambil sajalah terjemahan Ibn Katsir yg barangkali lebih umum, gak usah pake "setia"
And if any among you be friends them, then surely, he is one of them (dia sama seperti mereka)
Kalau saya bergaul dg teman2 nasrani, taruhlah teman sekantor, apakah lalu saya menjadi nasrani ? (sama seperti mereka ?). Saya pastikan : tidak. Faktanya saya tetap beragama Islam dan samsekali tdk terpengaruh dg akidah mereka.
Apakah anda bisa membantu saya untuk memahami maksud kalimat di ayat itu ?
Saya sengaja mengambil terjemahan “teman”, karena populasi yg disebut teman itu jauh lebih banyak dpd teman setia. Toh yg saya pilih juga ada dasarnya. Nah, saya cumak pengen tau, gimana umat akan memahami ayat itu dan mengamalkannya dlm kehidupan sehari-hari.
Kalau menurut anda kan nggak boleh, ya (ngikut hadis).
Kan di hadis itu gak ada kata “teman setia”, pokoknya teman
Tapi yg quote dibawah ini koq beda lagi ya ….
Yg bener giman sih ?RHCP wrote:Kalo yang dimaksud itu "sekedar berteman", khan boleh2 aja. Tapi BEDA kalo maksudnya "teman" itu dalam arti DEKAT/SETIA/AKRAB (bahkan saking akrabnya ada yang sampe "seperti sodara sendiri"). ITULAH yang DILARANG. .
Azed- SERSAN SATU
-
Posts : 174
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 02.09.12
Reputation : 25
Re: Bedah Almaidah 51: tanpa syarat atau bersyarat
Azed wrote:Menurut kabar, Al Maidah 51 cetakan th 70-an masih diterjemahkan “teman setia”. Tapi oleh penguasa Orba dirubah menjadi “pemimpin”. Menurut DR. Nadirsyah Hosen (dosen FH Monash Univ), Soeharto menghendaki kerukunan antar umat beragama, jika diterjemahkan “teman setia”, dikhawatirkan akan diterima sebagai larangan berteman antara muslim dg non muslim.. Setelah orba jatuh, Depag merevisi lagi (2002)
Maka, sadar atau tidak, penafsiran sebagian umat Islam Indonesia dlm masa sekitar dua dasawarsa ini, ternyata bersumber dari terjemahan produk orba (khususnya Al Maidah 51).
yang merah saya setuju karena memang seperti itu yang saya pernah baca (lupa darimana)
apalagi bila dilihat dari "keilmuan" agama umat Islam itu sendiri pada masa Orba ... yang menurut saya ... pendidikan "ilmu agama" masa itu memang masih kurang >>> jangankan ilmu agama ... memberantas buta huruf plus penyediaan pendidikan umum saja masih susah pada masa tersebut
mungkin depag waktu itu berpikir ... "masih terlalu jauh" untuk non muslim bisa jadi pemimpin di lingkungan mayoritas muslim
>>> toh era Orba yang menentukan pemimpin daerah adalah presiden ... ditambah pemilu era Orba pake sistem parlementer dimana presiden ditunjuk/dipilih oleh parlemen (bukan pemilihan langsung dipilih oleh rakyat)
---------------------------------------
oh ya buat bung RHCP
RHCP wrote:Sama2 kak dee, kita disini khan sekedar sharing dan SALING MENGINGATKAN. Appreciated.dee-nee wrote:btw thanks link-nya
biru : sama2 saya juga minta maaf
Maaf kalo ada yang kelewatan atw kurang berkenan.
hehehehehehe ... sama2
btw diskusi sebelumnya ga saya teruskan ya ... soalnya panjang buanget (jatuh-nya debat kusir lagi)
mau saya draft pun ... setting-nya juga kayanya ga sanggup "ngedraft" segitu panjang ... hahahahahaha
jadi diskusinya sama bung Azed ajah deh
dee-nee- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182
Re: Bedah Almaidah 51: tanpa syarat atau bersyarat
Lagian dipostingan gw diatas itu khan ngga nyebut2 nama seseorang?? wkwkwk....Azed wrote:
Kok selalu beloknya ke Ahok sih ...?
Mbok ya dibaca yg teliti yg biru, apa statemen itu salah ?
Agak sulit ya bicara dg obyektip, karena belum bisa cut off dari kasus Ahok.
Rasanya setiap pembicaraan koq selalu ditarik korelasinya kesana.
+
Itu khan persepsi bang azed sendiri..?!!
Statement ini boleh jadi ngga salah, tapi "pilihan kata2" bang azed itu tendensius, seolah2 para ahli tafsir/ulama "kerjaannya" adalah "memutar2 lidah" dalam menafsirkan ayat Allah untuk mempolitisir-nya". Yang gw penasaran, gimana caranya MEMASTIKAN bahwa mereka telah "sengaja memutar2 lidah"??Saya yakin semua muslim paham, bhw mempermainkan firman Allah untuk tujuan apapun tidak bisa dibenarkan. Apalagi jika dg sengaja “memutar-mutarkan lidah” dlm manafsirkannya, kemudian mengatakan bhw “ini kebenaran dari Allah”. Supaya disangka bhw yg dia katakan itu sebagian dari firman Allah, padahal bukan. Sedang dia sendiri sadar apa yg dilakukannya
Kalo (misalnya) Quraish Shihab, yang penafsirannya bang azed TERIMA gimana?? Apakah beliau juga termasuk yang "sengaja memutar2 lidah" JUGA?? Apa MALAHAN ngga termasuk, karena penafsirannya SESUAI SELERA bang azed??
Ulama mana yang berpesan begitu??Azed wrote:Pernah dengar ulama sering berpesan begini ? : “jangan mempolitisir agama”.
Apa pengertian anda dg ungkapan itu.
+
Sejauh pengetahuan gw (khususnya di Indonesia), slogan (semacam) itu pertama kali dilontarkan oleh Cak Nur (Nurcholis Madjid), sekitar tahun 70-an. "Jangan mempolitisir agama” atau “Jangan mencampur-adukkan agama dan politik”. Itu adalah ajaran BERACUN sekuler. Bukan ajaran ISLAM. Jika ada ulama yang mengatakan bahwa ISLAM memisahkan agama dengan politik, itu berarti dia sudah KERACUNAN pemikiran SEKULER. Itu adalah ghazwul fikri, untuk menghambat dan mendangkalkan aqidah dan millah umat ISLAM.
Sejak jaman Nabi Muhammad saaw, ISLAM adalah entitas POLITIK dan AGAMA sekaligus. Sebaliknya sekularisme adalah ideologi politik yang memisahkan agama dan politik. Maka ISLAM dan sekularisme NGGA AKAN BISA "nge-blend" atw nyampur. Karena ISLAM menjadikan politik itu sebagai SARANA untuk MENEGAKKAN dan MENSYIARKAN AJARAN ISLAM..!!.
Banyak orang2 islam jaman sekarang (yang sudah KERACUNAN pemikiran SEKULER) sehingga mereka2 menganggap syariat islam itu sebagai PENGHAMBAT KEMAJUAN NEGARA dll. Tapi mereka LUPA, kejayaan islam dan kedamaian DUNIA sejak jaman rasulullah, khulafaur rasyidin hingga mulkan adhan, bukan karena sekularisme. TAPI karena syariat ISLAM.
Wkwkwk... ISIS dibawa2?!!Azed wrote:Kalau bicara soal tafsir menafsir, gak ada finalnya, unsur subyektipnya tinggi.
ISIS dan para teroris muslim juga merasa punya HAK berpendapat dan menafsirkan. Merasa punya dasar argumen yang kuat. Mengklaim penafsirannya lebih benar dpd yg lain. Mengaku sedang memikul kewajiban menyampaikan ayat Allah (dan mempraktekkannya), termasuk dalam kegiatan politik.
Dlm hal Al Maidah 51, yg pro maupun yg kontra, juga merasa seperti itu, iya kan ?.
Di tingkat yg lebih global ; Sunni, Syiah, Ahmadiyah juga sama.
Kapan ISIS pernah berdebat dengan ahli tafsir/ulama mengenai dasar argumen mereka untuk MEMBUNUH (bahkan bunuh sesama muslim) tanpa hak?? Khan udah jadi rahasia umum kalo ISIS itu adalah boneka perang yang diciptakan oleh "negara anu" untuk MEMFITNAH ISLAM. Yang bisa dilakukan muslim adalah melawan propaganda "negara anu" itu.
Jangan di sama2in dengan case al maidah 51. Karena ISLAM tidak pernah memisahkan AGAMA dengan POLITIK. ISLAM menjadikan politik itu sebagai SARANA untuk MENEGAKKAN dan MENSYIARKAN ISLAM..!! Maka dalam ISLAM, tidak ada istilah "POLITISASI AGAMA". Semua urusan duniawi/ukhrowi muslim adalah urusan AGAMA (ISLAM).
Tapi kalo mengenai "contoh kasus" yang ini.....
Itu berarti ada orang ASING/LUAR yang ikut campur thd urusan "dalam NEGERI" MUSLIM, sehingga MENYINGGUNG PERASAAN kalangan MUSLIM. Perbuatan "orang luar" itu jelas merupakan perbuatan "tidak menyenangkan" bagi kalangan muslim.RHCP wrote:LAIN HAL-nya jika ada non-muslim yang TERLALU PEDE dan sok tahu, tiba2 mengutip ayat-ayat kitab suci AGAMA yang tidak diimaninya, dan merangkainya dengan kata2 "dibohongin" dan "dibodohin"....!!?
Selama terjemahannya sesuai dan tidak keluar lingkup ARTI awliya, APA SALAHNYA?? Yang penting pengertiannya tetap begini: "Kalo jadi teman setia aja ngga boleh, apalagi jadi PEMIMPIN??". Tapi kalo sampai MENGUBAH PENGERTIAN "awliya" menjadi "SIFAT" yahudi/kristen. Itu baru BERMASALAH, karena dengan penafsiran begitu seolah2, ayat itu memperbolehkan "berteman dekat" dengan non-muslim. (seperti "memelintir lidah")Azed wrote:Menurut kabar, Al Maidah 51 cetakan th 70-an masih diterjemahkan “teman setia”. Tapi oleh penguasa Orba dirubah menjadi “pemimpin”. Menurut DR. Nadirsyah Hosen (dosen FH Monash Univ), Soeharto menghendaki kerukunan antar umat beragama, jika diterjemahkan “teman setia”, dikhawatirkan akan diterima sebagai larangan berteman antara muslim dg non muslim. Setelah orba jatuh, Depag merevisi lagi (2002).
Maka, sadar atau tidak, penafsiran sebagian umat Islam Indonesia dlm masa sekitar dua dasawarsa ini, ternyata bersumber dari terjemahan produk orba (khususnya Al Maidah 51).
Katanya ngga mw bicara politik..?? Kok bawa2 strategi politik orba/soeharto segala??
Jadi yang bener gimana nih?? hehehe...
Emangnya siapa lagi yang dimaksud dengan "orang2 yang akan merusak aqidah dan millah" kalo bukan yahudi/kristen??Azed wrote:Oh, baguslah ... khususnya yg red, laksanakan saja, sanggup kan ?RHCP wrote:Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Nabi bersabda, “Seseorang itu dilihat dari temannya, maka hendaklah kamu perhatikan siapa yang menjadi temanmu.” (HR Abu Daud).
Diriwayatkan dari Abu Sai’d dari Nabi bahwa Beliau bersabda, “Janganlah kamu berteman kecuali dengan orang yang beriman dan janganlah ada yang memakan makananmu kecuali orang yang bertakwa.” (HR Tirmizi dan Abu Daud)
Itu hadis baru ketemu-kah, sebab di post # 32 anda bilang begini :RHCP wrote:[Al maidah:51 itu konteksnya adalah LARANGAN bagi orang2 BERIMAN ber-friends and allies dgn yg orang2 yang akan merusak aqidah dan millah.
Lha trus kamsudnya gimana tuh antara hadis dan yg underline ?
Jadi menurut bang azed hal itu sangat sulit dilaksanakan? Dimana sih letak kesulitan-nya? Emangnya kalo seorang muslim hanya berteman AKRAB/SETIA sesama muslim doang, dia bakalan MATI/SENGSARA atw hidupnya jadi HAMPA/HAMBAR, gitu?? wkwkwk...
Menurut gw, yang merasa hal itu sangat sulit dilaksanakan, JUSTRU akibat dari "ke-njlimet-an" tafsiran (al maidah 51)nya sendiri. wkwkwk...
Silakan aja bang azed mw pake arti dari awliya yang manapun (selama itu memang termasuk artinya/harfiahnya). Tapi yang JELAS, ngga ada yang mengartikan AWLIYA sebagai "SIFAT".Azed wrote:Lihat lagi di post #5.
Silahkan di baca Al Maidah mulai ayat 41, moga2 ketemu yg anda maksud.
Yg saya sampaikan disitu, awlya = guide.
Kalau yg di post #35 itu kalau arti awlya = sekutu.
Esensinya sih sama : jangan meniru yg jelek.
Terjemahan versi Prof. Hasan Qaribullah & Shaykh Ahmad Darwish (ulama Sudan) :
Bilievers, take neither Jews nor Nazarenes for your guides. They are guides of one another. Whosoever of you takes them for a guide shall become one of their number. Allah does not guide the wrongdoers.
Terjemahan bebas :
(Orang yg) percaya, jangan seorangpun mengambil Yahudi maupun Nasrani sebagai “guide”-mu. Mereka menjadi “guide” satu dg lainnya. Siapapun diantaramu yg menjadikan mereka sebagai “guide” akan menjadi sama dg mereka. Allah tidak meng-“guide” orang yg jahat.
Dlm Bahasa kita, guide itu mungkin : panutan (meski kurang pas), pemandu.
Analoginya mungkin seperti “guide” turis, yg di guide ngikuti saja apa kata si guide.
Tafsiran umum dari al maidah 51 adalah : LARANGAN MENJADIKAN yahudi/kristen sebagai ; pembimbing / penolong / pengurus / pengatur / teman setia / sekutu / PEMIMPIN, dll. Jadi kalo tiba2 ADA yang menafsirkan al maidah 51 adalah LARANGAN MENGIKUTI SIFAT yahudi/kristen, bukankah itu sama artinya dengan "MEMUTAR2 LIDAH"??? hehehe..
Jangan takabur dan menganggap remeh LARANGAN Allah. Siapa bilang kalo berteman dgn non-muslim aqidah/millah islam ngga akan terpengaruh?? Boleh jadi bang azed "merasa kuat iman", tapi GIMANA bagi muslim yang iman dan pemahaman islamnya LEMAH??.Azed wrote:So, meski saya berteman karib sekalipun dg Nasrani, tapi kalau saya tdk mengikuti atau meniru akidahnya, ya >> lakum diinukum wa liya diin.
Jangan lupa, Allah sdh memperingatkan, yang namanya yahudi/kristen itu ngga akan RELA dengan muslim SAMPE muslim ikutin millah mereka.
"Sekedar berteman" itu khan maksudnya sekedar saling kenal/berbuat baik/berlaku adil/tidak mengganggu dlsb. Yang bukan dalam arti "berteman" erat/dekat/karib dlsb.Azed wrote:Kan esensi dari pesan Al Maidah 51 itu : “jangan sampai kamu = mereka" (yg begini-begitu, yg negatip). Tapi kalau ngikuti yg positip, misal rajin, gigih, dsb, mosok dilarang.
Teman setia atau sohib itu kan terjemahan versi Indonesia. Saya lihat versi Inggris kebanyakan menterjemahkan : friends atau allies. Teman itu kan level kedekatannya dibawah sohib.
Saya sengaja mengambil terjemahan “teman”, karena populasi yg disebut teman itu jauh lebih banyak dpd teman setia. Toh yg saya pilih juga ada dasarnya. Nah, saya cumak pengen tau, gimana umat akan memahami ayat itu dan mengamalkannya dlm kehidupan sehari-hari.
Kalau menurut anda kan nggak boleh, ya (ngikut hadis).
Kan di hadis itu gak ada kata “teman setia”, pokoknya teman
Tapi yg quote dibawah ini koq beda lagi ya ….Yg bener giman sih ?RHCP wrote:Kalo yang dimaksud itu "sekedar berteman", khan boleh2 aja. Tapi BEDA kalo maksudnya "teman" itu dalam arti DEKAT/SETIA/AKRAB (bahkan saking akrabnya ada yang sampe "seperti sodara sendiri"). ITULAH yang DILARANG. .
Gw rada heran nih.... Kalo bang azed BISA menerima tafsiran awliya = "teman" DAN juga MENERIMA tasfiran awliya = "teman dekat" dan bahkan bisa menafsirkan al maidah 51 adalah "LARANGAN MENGIKUTI SIFAT yahudi/kristen"?! (yang lain sendiri). Tapi KENAPA TIBA2 bang azed sepertinya "kesulitan" memahami yang dimaksud "teman" dalam hadits nabi saaw. itu, ya?? Huehehe....
Emangnya bang azed tinggal dimana sih?? Kok kesannya di lingkungan bang azed SULIT banget mencari MUSLIM yang; baik rajin, gigih, pekerja keras, amanah, dsb. yang bisa dijadikan TEMAN BAIK/akrab/erat dan dijadikan contoh?? wkwkwkwk...
RHCP- LETNAN SATU
-
Posts : 2942
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 06.12.13
Reputation : 114
Re: Bedah Almaidah 51: tanpa syarat atau bersyarat
OK kak dee.dee-nee wrote:
oh ya buat bung RHCPRHCP wrote:Sama2 kak dee, kita disini khan sekedar sharing dan SALING MENGINGATKAN. Appreciated.dee-nee wrote:btw thanks link-nya
biru : sama2 saya juga minta maaf
Maaf kalo ada yang kelewatan atw kurang berkenan.
hehehehehehe ... sama2
btw diskusi sebelumnya ga saya teruskan ya ... soalnya panjang buanget (jatuh-nya debat kusir lagi)
mau saya draft pun ... setting-nya juga kayanya ga sanggup "ngedraft" segitu panjang ... hahahahahaha
jadi diskusinya sama bung Azed ajah deh
Jujur aja.... Gw kalo bikin draft jawaban utk kak dee, bisa sampai berjam2. Ampun dah.... wkwkwkwk
Btw, terima kasih atas masukan dan pendapatnya.
RHCP- LETNAN SATU
-
Posts : 2942
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 06.12.13
Reputation : 114
Re: Bedah Almaidah 51: tanpa syarat atau bersyarat
sekilas info...
jika dalam pandangan sebagian Islam, ahok adalah orang kafir dan terhitung menghina Islam maka maafkanlah...,
karena Alloh juga menyuruh memaafkan orang kafir...
Qs 3:159 Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
jika dalam pandangan sebagian Islam, ahok adalah orang kafir dan terhitung menghina Islam maka maafkanlah...,
karena Alloh juga menyuruh memaafkan orang kafir...
Qs 3:159 Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: Bedah Almaidah 51: tanpa syarat atau bersyarat
Biarlah pembicaraan yg lain saya reset, ada potensi melebar dan OOT
Lagian saya masih gagal paham thd argumenn anda.
.
Saya tanggepin yg ini aja dah
Cape deh …..
Kan gak nyebut tuh di hadis ; “boleh asal sekedar teman”
Lagian saya masih gagal paham thd argumenn anda.
.
Saya tanggepin yg ini aja dah
Wakakkaaakk … jadi yg dimaksud itu siapa ?. si Azed ?RHCP wrote:Lagian dipostingan gw diatas itu khan ngga nyebut2 nama seseorang?? wkwkwk....
Itu khan persepsi bang azed sendiri..?!!
Cape deh …..
Hadis larangan berteman dan larangan makanan kita dimakan mereka itu masuk kategori yg mana, sekedar berteman atau teman dekat ?.RHCP wrote:"Sekedar berteman" itu khan maksudnya sekedar saling kenal/berbuat baik/berlaku adil/tidak mengganggu dlsb. Yang bukan dalam arti "berteman" erat/dekat/karib dlsb.
Kan gak nyebut tuh di hadis ; “boleh asal sekedar teman”
Kalau bukan saya yg berada dlm situasi itu, orang lain kan banyak yg mengalaminya. Mosok gak tau kalau banyak muslim yg berada di tempat/wilayah yg mayoritas non muslim. Orientasinya jangan cuma saya atau anda, kan ayat itu bukan cuma ditujukan buat kita berdua.RHCP wrote:Emangnya bang azed tinggal dimana sih?? Kok kesannya di lingkungan bang azed SULIT banget mencari MUSLIM yang; baik rajin, gigih, pekerja keras, amanah, dsb. yang bisa dijadikan TEMAN BAIK/akrab/erat dan dijadikan contoh?? wkwkwkwk...
Azed- SERSAN SATU
-
Posts : 174
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 02.09.12
Reputation : 25
Re: Bedah Almaidah 51: tanpa syarat atau bersyarat
gemes dikit
kalimat ini
vs
yang ini
atau ini
yang merah kok ga nyambung ya dengan yang biru ??
---------------------------------------
yang ini juga deh
merah : jadi larangan berteman dengan non-muslim ... memang hanya untuk muslim yang islam-nya lemah
kalau menurut saya ... bukannya FOKUS menguatkan iman islam itu jauh lebih baik ... daripada FOKUS melarang berteman dengan non-muslim
muslim-nya yang lemah iman ... kok non-muslim yang kena getahnya (misalnya bila non-muslim tinggal di negara mayoritas Islam)
kalimat ini
RHCP wrote:Emangnya siapa lagi yang dimaksud dengan "orang2 yang akan merusak aqidah dan millah" kalo bukan yahudi/kristen??
vs
yang ini
RHCP wrote:Khan udah jadi rahasia umum kalo ISIS itu adalah boneka perang yang diciptakan oleh "negara anu" untuk MEMFITNAH ISLAM. Yang bisa dilakukan muslim adalah melawan propaganda "negara anu" itu.
atau ini
RHCP wrote:Jika ada ulama yang mengatakan bahwa ISLAM memisahkan agama dengan politik, itu berarti dia sudah KERACUNAN pemikiran SEKULER. Itu adalah ghazwul fikri, untuk menghambat dan mendangkalkan aqidah dan millah umat ISLAM.
yang merah kok ga nyambung ya dengan yang biru ??
---------------------------------------
yang ini juga deh
RHCP wrote:Jangan takabur dan menganggap remeh LARANGAN Allah. Siapa bilang kalo berteman dgn non-muslim aqidah/millah islam ngga akan terpengaruh?? Boleh jadi bang azed "merasa kuat iman", tapi GIMANA bagi muslim yang iman dan pemahaman islamnya LEMAH??.
merah : jadi larangan berteman dengan non-muslim ... memang hanya untuk muslim yang islam-nya lemah
kalau menurut saya ... bukannya FOKUS menguatkan iman islam itu jauh lebih baik ... daripada FOKUS melarang berteman dengan non-muslim
muslim-nya yang lemah iman ... kok non-muslim yang kena getahnya (misalnya bila non-muslim tinggal di negara mayoritas Islam)
dee-nee- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182
Re: Bedah Almaidah 51: tanpa syarat atau bersyarat
Yang "politisasi agama" dan "putar2 lidah" kok ngga ditanggepin?? OOT dikit khan masih boleh...azed wrote:Biarlah pembicaraan yg lain saya reset, ada potensi melebar dan OOT
Lagian saya masih gagal paham thd argumenn anda.
.
Saya tanggepin yg ini aja dah
Ya terserah. Itu khan, tergantung persepsi bang azed sendiri?? Emang "merasa" ya?? Ngiahahaha...Azed wrote:Wakakkaaakk … jadi yg dimaksud itu siapa ?. si Azed ?RHCP wrote:Lagian dipostingan gw diatas itu khan ngga nyebut2 nama seseorang?? wkwkwk....
Itu khan persepsi bang azed sendiri..?!!
Cape deh …..
Lha, emangnya al maidah 51 menyebut2 LARANGAN "MENIRU SIFAT" yahudi/kristen??azed wrote:Hadis larangan berteman dan larangan makanan kita dimakan mereka itu masuk kategori yg mana, sekedar berteman atau teman dekat ?.RHCP wrote:"Sekedar berteman" itu khan maksudnya sekedar saling kenal/berbuat baik/berlaku adil/tidak mengganggu dlsb. Yang bukan dalam arti "berteman" erat/dekat/karib dlsb.
Kan gak nyebut tuh di hadis ; “boleh asal sekedar teman”
Jawab itu dulu deh... wkwkwk...
Kenapa harus bicarain al maidah 51 secara global?? Apa urgensinya sampe harus jalan2 ke tempat yang situasinya hampir2 kita NGGA TAHU sama sekali, sehingga harus berandai-andai?? Mending main LOKALAN aja, yang sikonnya relatif kita ketahui...?! hehehehe.....azed wrote:Kalau bukan saya yg berada dlm situasi itu, orang lain kan banyak yg mengalaminya. Mosok gak tau kalau banyak muslim yg berada di tempat/wilayah yg mayoritas non muslim. Orientasinya jangan cuma saya atau anda, kan ayat itu bukan cuma ditujukan buat kita berdua.RHCP wrote:Emangnya bang azed tinggal dimana sih?? Kok kesannya di lingkungan bang azed SULIT banget mencari MUSLIM yang; baik rajin, gigih, pekerja keras, amanah, dsb. yang bisa dijadikan TEMAN BAIK/akrab/erat dan dijadikan contoh?? wkwkwkwk...
Pernah dengar istilah "darurat" khan. Kalo di ramallah/helsinki/copenhagen/reykjavik mungkin saja berlaku hukum "darurat", sesuai situasi-kondisi dilingkungan tsb.
RHCP- LETNAN SATU
-
Posts : 2942
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 06.12.13
Reputation : 114
Re: Bedah Almaidah 51: tanpa syarat atau bersyarat
dee-nee wrote:gemes dikit
Berarti perkataan temen2 gw, selama ini terbukti BENAR.....
Karena ternyata gw benar2 "menggemaskan"
Ya kalo cuplikan2... Kadang2 emang suka ngga nyambung?? hehehe...dee-nee wrote:kalimat iniRHCP wrote:Emangnya siapa lagi yang dimaksud dengan "orang2 yang akan merusak aqidah dan millah" kalo bukan yahudi/kristen??
vs
yang iniRHCP wrote:Khan udah jadi rahasia umum kalo ISIS itu adalah boneka perang yang diciptakan oleh "negara anu" untuk MEMFITNAH ISLAM. Yang bisa dilakukan muslim adalah melawan propaganda "negara anu" itu.
atau iniRHCP wrote:Jika ada ulama yang mengatakan bahwa ISLAM memisahkan agama dengan politik, itu berarti dia sudah KERACUNAN pemikiran SEKULER. Itu adalah ghazwul fikri, untuk menghambat dan mendangkalkan aqidah dan millah umat ISLAM.
yang merah kok ga nyambung ya dengan yang biru ??
Gini kak dee,
SEPILIS (sekularisme//pluralisme/liberalisme) adalah PRODUK "negara anu" yang isinya rata2 yahudi/kristen. Yang kemudian dibawa oleh Cak Nur ke Indonesia (sebagai oleh2) dari "berteman setia" dengan yahudi/kristen. Pada awalnya tidak dianggap ancaman karena dianggap cuma sebatas slogan2. Cak Nur adalah ulama dan cendikiawan muslim yang "berteman setia" dengan negara anu yang isinya yahudi/kristen.
SEPILIS : PRODUK "negara anu" yang ditularkan kepada ulama/cendekiawan muslim yang menjadikan yahudi/kristen sebagai "teman setia"
ISIS : Boneka perang yang juga merupakan "PRODUK lain" dari "negara anu" yang isinya yahudi/kristen untuk fitnah islam.
Ngga nyambungnya kira2 dimana kak dee....??
Hehehehe...dee-nee wrote:yang ini juga dehRHCP wrote:Jangan takabur dan menganggap remeh LARANGAN Allah. Siapa bilang kalo berteman dgn non-muslim aqidah/millah islam ngga akan terpengaruh?? Boleh jadi bang azed "merasa kuat iman", tapi GIMANA bagi muslim yang iman dan pemahaman islamnya LEMAH??.
merah : jadi larangan berteman dengan non-muslim ... memang hanya untuk muslim yang islam-nya lemah
kalau menurut saya ... bukannya FOKUS menguatkan iman islam itu jauh lebih baik ... daripada FOKUS melarang berteman dengan non-muslim
muslim-nya yang lemah iman ... kok non-muslim yang kena getahnya (misalnya bila non-muslim tinggal di negara mayoritas Islam)
NIAT memperkuat iman tapi dalam KESEHARIAN "berteman setia" dengan yahudi/kristen (non-muslim)?? MAKA HASILNYA adalah muslim sekularis/pluralis/liberalis yang pola pikirnya keislamannya sudah KERACUNAN. Mengaku islam tapi selalu mengkritk hukum islam yang sdh jelas tafsirannya?? Mengaku islam tapi kupingnya "alergi" kalo dengar kata syariah islam dan khilafah islamiyah?? wkwkwkwk..
Cak Nur adalah contoh "PRODUK" muslim yang "berteman SETIA" dengan yahudi dan nasrani. Pemikiran sekuleris/pluralis/liberalis-nya menghasilkan generasi muda muslim sekuleris/pluralis/liberalis, spt sahal, ulil dll. Dan virus tsb menjangkiti sebagian besar generasi sekarang. Dan itulah yang memang menjadi TUJUAN "negara anu" menjauhkan muslim dari ISLAM.
Kalo muslim sekaliber Cak Nur dll. masih BISA KERACUNAN paham SEKULER produk yahudi/kristen. Apalagi muslim yang awam dan lemah IMAN??
RHCP- LETNAN SATU
-
Posts : 2942
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 06.12.13
Reputation : 114
Re: Bedah Almaidah 51: tanpa syarat atau bersyarat
RHCP wrote:dee-nee wrote:gemes dikit
Berarti perkataan temen2 gw, selama ini terbukti BENAR.....
Karena ternyata gw benar2 "menggemaskan"
iyah ... gemesin banget memang
---------------------------------------
RHCP wrote:Ya kalo cuplikan2... Kadang2 emang suka ngga nyambung?? hehehe...dee-nee wrote:kalimat iniRHCP wrote:Emangnya siapa lagi yang dimaksud dengan "orang2 yang akan merusak aqidah dan millah" kalo bukan yahudi/kristen??
vs
yang iniRHCP wrote:Khan udah jadi rahasia umum kalo ISIS itu adalah boneka perang yang diciptakan oleh "negara anu" untuk MEMFITNAH ISLAM. Yang bisa dilakukan muslim adalah melawan propaganda "negara anu" itu.
atau iniRHCP wrote:Jika ada ulama yang mengatakan bahwa ISLAM memisahkan agama dengan politik, itu berarti dia sudah KERACUNAN pemikiran SEKULER. Itu adalah ghazwul fikri, untuk menghambat dan mendangkalkan aqidah dan millah umat ISLAM.
yang merah kok ga nyambung ya dengan yang biru ??
Gini kak dee,
SEPILIS (sekularisme//pluralisme/liberalisme) adalah PRODUK "negara anu" yang isinya rata2 yahudi/kristen. Yang kemudian dibawa oleh Cak Nur ke Indonesia (sebagai oleh2) dari "berteman setia" dengan yahudi/kristen. Pada awalnya tidak dianggap ancaman karena dianggap cuma sebatas slogan2. Cak Nur adalah ulama dan cendikiawan muslim yang "berteman setia" dengan negara anu yang isinya yahudi/kristen.
SEPILIS : PRODUK "negara anu" yang ditularkan kepada ulama/cendekiawan muslim yang menjadikan yahudi/kristen sebagai "teman setia"
ISIS : Boneka perang yang juga merupakan "PRODUK lain" dari "negara anu" yang isinya yahudi/kristen untuk fitnah islam.
Ngga nyambungnya kira2 dimana kak dee....??
ungu : hihihihi ... kan pancingan
selanjutnya ... oke ... jadi untuk kalimat ini
Emangnya siapa lagi yang dimaksud dengan "orang2 yang akan merusak aqidah dan millah" kalo bukan yahudi/kristen??
hmmm ... agak bingung sih ...
kalau semua disebut "PRODUK lain" dan PRODUK "negara anu" ... trus produk muslim yang mana dong ??
trus bedainnya gimana ?? ... ada stempel-nya gitu ??
-------------------------------------------------------------------
RHCP wrote:dee-nee wrote:yang ini juga dehRHCP wrote:Jangan takabur dan menganggap remeh LARANGAN Allah. Siapa bilang kalo berteman dgn non-muslim aqidah/millah islam ngga akan terpengaruh?? Boleh jadi bang azed "merasa kuat iman", tapi GIMANA bagi muslim yang iman dan pemahaman islamnya LEMAH??.
merah : jadi larangan berteman dengan non-muslim ... memang hanya untuk muslim yang islam-nya lemah
kalau menurut saya ... bukannya FOKUS menguatkan iman islam itu jauh lebih baik ... daripada FOKUS melarang berteman dengan non-muslim
muslim-nya yang lemah iman ... kok non-muslim yang kena getahnya (misalnya bila non-muslim tinggal di negara mayoritas Islam)
Hehehehe...
NIAT memperkuat iman tapi dalam KESEHARIAN "berteman setia" dengan yahudi/kristen (non-muslim)?? MAKA HASILNYA adalah muslim sekularis/pluralis/liberalis yang pola pikirnya keislamannya sudah KERACUNAN. Mengaku islam tapi selalu mengkritk hukum islam yang sdh jelas tafsirannya?? Mengaku islam tapi kupingnya "alergi" kalo dengar kata syariah islam dan khilafah islamiyah?? wkwkwkwk..
hehehehe ... ya kalau yang bold mah ... itu namanya tidak memperkuat iman dong (merah)
jadi gimana ?? .... ujung2nya ... larangan berteman dengan non-muslim ... memang hanya untuk muslim yang islam-nya lemah
betul atau tidak ??
-----------------------------------
RHCP wrote:Cak Nur adalah contoh "PRODUK" muslim yang "berteman SETIA" dengan yahudi dan nasrani. Pemikiran sekuleris/pluralis/liberalis-nya menghasilkan generasi muda muslim sekuleris/pluralis/liberalis, spt sahal, ulil dll. Dan virus tsb menjangkiti sebagian besar generasi sekarang. Dan itulah yang memang menjadi TUJUAN "negara anu" menjauhkan muslim dari ISLAM.
Kalo muslim sekaliber Cak Nur dll. masih BISA KERACUNAN paham SEKULER produk yahudi/kristen. Apalagi muslim yang awam dan lemah IMAN??
lah menurut anda sendiri gimana ?? Cak Nur itu Islam-nya lemah atau kuat ??
coba baca lagi pertanyaan saya yang hijau
dee-nee- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182
Re: Bedah Almaidah 51: tanpa syarat atau bersyarat
Tadi siang2 katanya cuman dikit, kok pas malem2 jadi pake "banget"?? ngiahahaha...dee-nee wrote:RHCP wrote:dee-nee wrote:gemes dikit
Berarti perkataan temen2 gw, selama ini terbukti BENAR.....
Karena ternyata gw benar2 "menggemaskan"
iyah ... gemesin banget memang
Saking gemesinnya, sampe2 yang kemaren udah pamit, bela2in balik lagi ke arena.
RHCP emang bikin penasaran..... wkwkwkwk (becanda)
Kok bingung?? Syariah islam emangnya "PRODUK" mana?? Sumbernya dari siapa??dee-nee wrote:RHCP wrote:Ya kalo cuplikan2... Kadang2 emang suka ngga nyambung?? hehehe...dee-nee wrote:kalimat iniRHCP wrote:Emangnya siapa lagi yang dimaksud dengan "orang2 yang akan merusak aqidah dan millah" kalo bukan yahudi/kristen??
vs
yang iniRHCP wrote:Khan udah jadi rahasia umum kalo ISIS itu adalah boneka perang yang diciptakan oleh "negara anu" untuk MEMFITNAH ISLAM. Yang bisa dilakukan muslim adalah melawan propaganda "negara anu" itu.
atau iniRHCP wrote:Jika ada ulama yang mengatakan bahwa ISLAM memisahkan agama dengan politik, itu berarti dia sudah KERACUNAN pemikiran SEKULER. Itu adalah ghazwul fikri, untuk menghambat dan mendangkalkan aqidah dan millah umat ISLAM.
yang merah kok ga nyambung ya dengan yang biru ??
Gini kak dee,
SEPILIS (sekularisme//pluralisme/liberalisme) adalah PRODUK "negara anu" yang isinya rata2 yahudi/kristen. Yang kemudian dibawa oleh Cak Nur ke Indonesia (sebagai oleh2) dari "berteman setia" dengan yahudi/kristen. Pada awalnya tidak dianggap ancaman karena dianggap cuma sebatas slogan2. Cak Nur adalah ulama dan cendikiawan muslim yang "berteman setia" dengan negara anu yang isinya yahudi/kristen.
SEPILIS : PRODUK "negara anu" yang ditularkan kepada ulama/cendekiawan muslim yang menjadikan yahudi/kristen sebagai "teman setia"
ISIS : Boneka perang yang juga merupakan "PRODUK lain" dari "negara anu" yang isinya yahudi/kristen untuk fitnah islam.
Ngga nyambungnya kira2 dimana kak dee....??
ungu : hihihihi ... kan pancingan
selanjutnya ... oke ... jadi untuk kalimat iniEmangnya siapa lagi yang dimaksud dengan "orang2 yang akan merusak aqidah dan millah" kalo bukan yahudi/kristen??
hmmm ... agak bingung sih ...
kalau semua disebut "PRODUK lain" dan PRODUK "negara anu" ... trus produk muslim yang mana dong ??
trus bedainnya gimana ?? ... ada stempel-nya gitu ??
Khan udah jelas surah al maidah 51 itu ditujukan kepada siapa...???dee-nee wrote:RHCP wrote:dee-nee wrote:yang ini juga dehRHCP wrote:Jangan takabur dan menganggap remeh LARANGAN Allah. Siapa bilang kalo berteman dgn non-muslim aqidah/millah islam ngga akan terpengaruh?? Boleh jadi bang azed "merasa kuat iman", tapi GIMANA bagi muslim yang iman dan pemahaman islamnya LEMAH??.
merah : jadi larangan berteman dengan non-muslim ... memang hanya untuk muslim yang islam-nya lemah
kalau menurut saya ... bukannya FOKUS menguatkan iman islam itu jauh lebih baik ... daripada FOKUS melarang berteman dengan non-muslim
muslim-nya yang lemah iman ... kok non-muslim yang kena getahnya (misalnya bila non-muslim tinggal di negara mayoritas Islam)
Hehehehe...
NIAT memperkuat iman tapi dalam KESEHARIAN "berteman setia" dengan yahudi/kristen (non-muslim)?? MAKA HASILNYA adalah muslim sekularis/pluralis/liberalis yang pola pikirnya keislamannya sudah KERACUNAN. Mengaku islam tapi selalu mengkritk hukum islam yang sdh jelas tafsirannya?? Mengaku islam tapi kupingnya "alergi" kalo dengar kata syariah islam dan khilafah islamiyah?? wkwkwkwk..
hehehehe ... ya kalau yang bold mah ... itu namanya tidak memperkuat iman dong (merah)
jadi gimana ?? .... ujung2nya ... larangan berteman dengan non-muslim ... memang hanya untuk muslim yang islam-nya lemah
betul atau tidak ??
Kira2 kalimat atw kata2 mana yang mengindikasikan "khusus bagi muslim yang lemah iman doang"?? wkwkwk..“Hai orang-orang yang beriman, JANGANLAH kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi auliya bagimu; sebahagian mereka adalah auliya bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi auliya, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.” (QS. Al-Maidah: 51)
Kesimpulan: "larangan berteman dengan non-muslim ... memang hanya untuk muslim yang islam-nya lemah" DASARNYA apa?? Lha kalo sekelas cendikiawan muslim aja BISA KERACUNAN, apalagi yang pengetahuan islamnya LEMAH??
Jiaaahhh....dee-nee wrote:RHCP wrote:Cak Nur adalah contoh "PRODUK" muslim yang "berteman SETIA" dengan yahudi dan nasrani. Pemikiran sekuleris/pluralis/liberalis-nya menghasilkan generasi muda muslim sekuleris/pluralis/liberalis, spt sahal, ulil dll. Dan virus tsb menjangkiti sebagian besar generasi sekarang. Dan itulah yang memang menjadi TUJUAN "negara anu" menjauhkan muslim dari ISLAM.
Kalo muslim sekaliber Cak Nur dll. masih BISA KERACUNAN paham SEKULER produk yahudi/kristen. Apalagi muslim yang awam dan lemah IMAN??
lah menurut anda sendiri gimana ?? Cak Nur itu Islam-nya lemah atau kuat ??
coba baca lagi pertanyaan saya yang hijau
Tentang nurcholis Madjid, kak dee kira2 sendiri, deh...
http://www.biografiku.com/2012/03/biografi-nurcholish-madjid.html
RHCP- LETNAN SATU
-
Posts : 2942
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 06.12.13
Reputation : 114
Re: Bedah Almaidah 51: tanpa syarat atau bersyarat
Soal sifat, nanti insyaallah sampai kesana.RHCP wrote:Lha, emangnya al maidah 51 menyebut2 LARANGAN "MENIRU SIFAT" yahudi/kristen??azed wrote:Hadis larangan berteman dan larangan makanan kita dimakan mereka itu masuk kategori yg mana, sekedar berteman atau teman dekat ?.RHCP wrote:"Sekedar berteman" itu khan maksudnya sekedar saling kenal/berbuat baik/berlaku adil/tidak mengganggu dlsb. Yang bukan dalam arti "berteman" erat/dekat/karib dlsb.
Kan gak nyebut tuh di hadis ; “boleh asal sekedar teman”
Jawab itu dulu deh... wkwkwk...
Mas bro belum menjelaskan pertanyaan saya. Bukankah dg menunjukkan hadis tsb, anda ingin meyakinkan kpd saya dan semua pembaca, bhw menurut hadis (i.e perintah nabi) :
- Melarang muslim berteman kecuali dengan orang yang beriman, dan
- Melarang ada yang memakan makanan muslim kecuali orang yang bertakwa.
Tapi (soal teman) anda malah berpendapat >> nggak apa2 asal sekedar berteman.
So, menurut anda, yg tidak boleh itu kalau menjadi teman setia.
Pertanyaannya :
Apa sebabnya tdk boleh berteman/berteman setia dg non muslim ?.
Atau, mengapa sekedar berteman boleh, lebih dari itu tidak boleh ?.
Saya ingin pencerahan mas bro, apa alasannya.
Atau apakah ndak perlu alasan apapun, hanya semata-mata karena mereka non muslim.
Yg tdk relevan, saya abaikan.
Yg lain saya hold dulu, biar fokus yg ini.
Azed- SERSAN SATU
-
Posts : 174
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 02.09.12
Reputation : 25
Re: Bedah Almaidah 51: tanpa syarat atau bersyarat
Itu khan fokus permasalahan juga, kenapa "nanti"??Azed wrote:Soal sifat, nanti insyaallah sampai kesana.RHCP wrote:Lha, emangnya al maidah 51 menyebut2 LARANGAN "MENIRU SIFAT" yahudi/kristen??azed wrote:Hadis larangan berteman dan larangan makanan kita dimakan mereka itu masuk kategori yg mana, sekedar berteman atau teman dekat ?.RHCP wrote:"Sekedar berteman" itu khan maksudnya sekedar saling kenal/berbuat baik/berlaku adil/tidak mengganggu dlsb. Yang bukan dalam arti "berteman" erat/dekat/karib dlsb.
Kan gak nyebut tuh di hadis ; “boleh asal sekedar teman”
Jawab itu dulu deh... wkwkwk...
Tafsiran al maidah 51 adalah fokus dari thread ini. Maka fokus bahasannya adalah LARANGAN menjadikan yahudi/kristen sebagai AWLIYA yang artinya kurang lebih; penolong, pelindung, teman setia, wali, pembimbing, pengurus, PEMIMPIN..
Jadi kalo ada penafsiran model begini : LARANGAN MENJADIKAN SIFAT yahudi/kristen sebagai "panutan" terhadap al maidah 51, maka ini adalah persoalan menarik dan perlu diskusi lebih lanjut.
Allah MELARANG berteman setia/dekat/akrab dengan non-muslim, itu udah JELAS.Azed wrote:Mas bro belum menjelaskan pertanyaan saya. Bukankah dg menunjukkan hadis tsb, anda ingin meyakinkan kpd saya dan semua pembaca, bhw menurut hadis (i.e perintah nabi) :
- Melarang muslim berteman kecuali dengan orang yang beriman, dan
- Melarang ada yang memakan makanan muslim kecuali orang yang bertakwa.
Tapi (soal teman) anda malah berpendapat >> nggak apa2 asal sekedar berteman.
So, menurut anda, yg tidak boleh itu kalau menjadi teman setia.
Tapi Allah tidak MELARANG untuk bergaul/bermuamalah dgn non-muslim, yaitu misalnya; hubungan saling mengenal, tidak mengganggu, bersikap adil, membantu kesulitan (duniawi), berbuat baik dll.
Dengan kata lain Allah tidak melarang (bergaul/bermuamalah), Allah hanya MEMBATASI agar jangan sampai (berwala' atw loyal) dengan mereka. Makanya gw rada HERAN. Masa' sih begitu doang sulit banget memahami maksudnya??“Allah TIDAK MELARANG kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (Al Mumtahanah: 8)
Pertanyaan balik :Azed wrote:Pertanyaannya :
Apa sebabnya tdk boleh berteman/berteman setia dg non muslim ?.
Atau, mengapa sekedar berteman boleh, lebih dari itu tidak boleh ?.
Saya ingin pencerahan mas bro, apa alasannya.
Atau apakah ndak perlu alasan apapun, hanya semata-mata karena mereka non muslim.
1. Apakah sebelum melaksanakan PERINTAH/LARANGAN Allah, kita HARUS TAHU dulu SEBAB/ALASAN/HIKMAHnya??
2. Apakah kita TIDAK YAKIN kalo PERINTAH/LARANGAN Allah itu PASTI untuk KEBAIKAN??
Tapi OK lah...
Mudah2an dua ayat ini cukup dijadikan "ALASAN"
Boleh jadi TIDAK "berteman setia" dengan non-muslim itu terasa SULIT dan tidak menyenangkan bagi seseorang, padahal itu adalah bentuk perlindungan dari Allah. Hal ini sekaligus bentuk UJIAN dari Allah bagi orang2 beriman. PATUH atw NGEYEL, kembali kepada pilihan masing2."Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti millah mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (Al-Baqarah:120)
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah:216)
Terus bahasan # pesan ulama "jangan politisir ayat" dan "memutar2 lidah" # gimana, bang Azed?? Sepertinya kalo dilanjutkan lumayan bermanfaat bwt nambah wawasan.Azed wrote:Yg tdk relevan, saya abaikan.
Yg lain saya hold dulu, biar fokus yg ini.
RHCP- LETNAN SATU
-
Posts : 2942
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 06.12.13
Reputation : 114
Re: Bedah Almaidah 51: tanpa syarat atau bersyarat
Menurut pengertian saya, yg tidak boleh di jadikan panutan, tdk boleh di ikuti, tdk boleh di copas, tdk boleh di contoh dan semacam itu adalah memang SIFAT-nya (tentunya hanya yg jelek).RHCP wrote:Itu khan fokus permasalahan juga, kenapa "nanti"??Azed wrote:Soal sifat, nanti insyaallah sampai kesana.RHCP wrote:Lha, emangnya al maidah 51 menyebut2 LARANGAN "MENIRU SIFAT" yahudi/kristen??azed wrote:Hadis larangan berteman dan larangan makanan kita dimakan mereka itu masuk kategori yg mana, sekedar berteman atau teman dekat ?.RHCP wrote:"Sekedar berteman" itu khan maksudnya sekedar saling kenal/berbuat baik/berlaku adil/tidak mengganggu dlsb. Yang bukan dalam arti "berteman" erat/dekat/karib dlsb.
Kan gak nyebut tuh di hadis ; “boleh asal sekedar teman”
Jawab itu dulu deh... wkwkwk...
Tafsiran al maidah 51 adalah fokus dari thread ini. Maka fokus bahasannya adalah LARANGAN menjadikan yahudi/kristen sebagai AWLIYA yang artinya kurang lebih; penolong, pelindung, teman setia, wali, pembimbing, pengurus, PEMIMPIN..
Jadi kalo ada penafsiran model begini : LARANGAN MENJADIKAN SIFAT yahudi/kristen sebagai "panutan" terhadap al maidah 51, maka ini adalah persoalan menarik dan perlu diskusi lebih lanjut.Allah MELARANG berteman setia/dekat/akrab dengan non-muslim, itu udah JELAS.Azed wrote:Mas bro belum menjelaskan pertanyaan saya. Bukankah dg menunjukkan hadis tsb, anda ingin meyakinkan kpd saya dan semua pembaca, bhw menurut hadis (i.e perintah nabi) :
- Melarang muslim berteman kecuali dengan orang yang beriman, dan
- Melarang ada yang memakan makanan muslim kecuali orang yang bertakwa.
Tapi (soal teman) anda malah berpendapat >> nggak apa2 asal sekedar berteman.
So, menurut anda, yg tidak boleh itu kalau menjadi teman setia.
Tapi Allah tidak MELARANG untuk bergaul/bermuamalah dgn non-muslim, yaitu misalnya; hubungan saling mengenal, tidak mengganggu, bersikap adil, membantu kesulitan (duniawi), berbuat baik dll.Dengan kata lain Allah tidak melarang (bergaul/bermuamalah), Allah hanya MEMBATASI agar jangan sampai (berwala' atw loyal) dengan mereka. Makanya gw rada HERAN. Masa' sih begitu doang sulit banget memahami maksudnya??“Allah TIDAK MELARANG kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (Al Mumtahanah: 8)Pertanyaan balik :Azed wrote:Pertanyaannya :
Apa sebabnya tdk boleh berteman/berteman setia dg non muslim ?.
Atau, mengapa sekedar berteman boleh, lebih dari itu tidak boleh ?.
Saya ingin pencerahan mas bro, apa alasannya.
Atau apakah ndak perlu alasan apapun, hanya semata-mata karena mereka non muslim.
1. Apakah sebelum melaksanakan PERINTAH/LARANGAN Allah, kita HARUS TAHU dulu SEBAB/ALASAN/HIKMAHnya??
2. Apakah kita TIDAK YAKIN kalo PERINTAH/LARANGAN Allah itu PASTI untuk KEBAIKAN??
Tapi OK lah...
Mudah2an dua ayat ini cukup dijadikan "ALASAN"Boleh jadi TIDAK "berteman setia" dengan non-muslim itu terasa SULIT dan tidak menyenangkan bagi seseorang, padahal itu adalah bentuk perlindungan dari Allah. Hal ini sekaligus bentuk UJIAN dari Allah bagi orang2 beriman. PATUH atw NGEYEL, kembali kepada pilihan masing2."Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti millah mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (Al-Baqarah:120)
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah:216)
Dlm bhs kita, SIFAT juga disebut >> karakter, akhlak, perilaku, dsb.
Kalau bukan karena sifat yg jadi pertimbangannya, lalu menurut anda apanya ?
++
Saya kesulitan mengikuti cara anda berargumen yg inkonsisten, beberapa diantaranya kontradiktip. Saya tdk bisa menanggapi satu persatu cara berargumen anda yg “aneh” . Coba lihat salah satunya postingan terakhir, apa yg saya tanyakan (merah) dan apa respon anda (biru).
Di #13 nulis ; awliyā'a means "friends and allies" (teman dan sekutu).
Di #58 ngutib hadis ; Janganlah kamu berteman kecuali dengan orang yang beriman.
Berbasis pd arti “awliya=friends” dan hadis dilarang “berteman” dg orang yg tdk beriman yg anda posting itulah kemudian saya mengembangkannya. Anda berapologi kesana kemari melenceng dari apa yg dipersoalkan. Yg selalu anda jadikan basis berapologi adalah “teman setia”, bukannya “teman”.
Kenapa anda tdk konsisten, apakah anda menyadari bhw “tdk boleh berteman dg non muslim” itu tdk mungkin dilakukan ?. Malah belakangan bilang bhw nabi Muhammad juga bergaul dg non muslim dan menulis bhw Allah tdk melarang bergaul dg mereka.
Terjemahan awliya = teman setia, khususnya di Al Maidah 51 setau saya HANYA ada di versi Depag yg baru. Saya sudah mengecek di 17 terjemahan versi Inggris (softwarenya bisa donlot di google play), satu versi Al Misbah (DR. Qurasih Shihab), tdk ada yg menterjemahakan “loyal friend, close friend, crony” (teman setia/dekat/karib).
Tapi esensinya, menurut saya sih terserah akan ngambil pengertian yg mana. Toh yg akan melaksanakan kan yg meyakininya, bukan orang lain. Yg bertanggung jawab ya individu masing2.
++
Soal pertanyaan balik anda, saya jawab yg no. 1 saja.
Yg no 2 biar anda yg jawab sendiri.
Setidaknya dlm soal Al Maidah 51, sejauh yg saya tau, ada penjelasan sebab musababnya, ada latar belakangnya, ada Asbab Al Nuzul-nya. Allah TIDAK AKAN melarang “ber-awlya” dg Yahudi-Nasrani tanpa sebab, tdk hanya semata-mata karena mereka Yahudi-Nasrani.
Mempolitisir = mempolitisasi = mempolitikkan = memperalat agama, dsb.RHCP wrote:Terus bahasan # pesan ulama "jangan politisir ayat" dan "memutar2 lidah" # gimana, bang Azed?? Sepertinya kalo dilanjutkan lumayan bermanfaat bwt nambah wawasan.Azed wrote:Yg tdk relevan, saya abaikan.
Yg lain saya hold dulu, biar fokus yg ini.
Ulama atau cendekiawan lain mungkin menyebutnya dg istilah berbeda. Kebetulan saja ketika itu yg saya ingat secara spontan dan kemudian saya tulis : “mempolitisir”. Tapi esensinya sama : menjadikan agama sebagai alat politik, kendaraan politik, atau apalah istilahnya yg semuanya dlm pengertian tidak pada tempatnya.
Kalau cari referensi jangan hanya dg key word tunggal, apalagi cuma dari Hidayatullah dot com,.
-
Me-mutar2-kan lidah = memutar balikkan lidah = memutar balikkan fakta = distortion statement, dsb.
Itu hanya bisa dilakukan oleh orang yg mengerti makna sebenarnya, tapi mengajarkan secara berbeda dg tujuan yg pasti tidak benar. Samasekali berbeda dg muffasir (ahli tafsir) yg memang berusaha menafsirkan sesuai kemampuannya dg tujuan yg benar.
Sebenarnya ini kan istilah2 yg sederhana dan umum, mestinya sudah tdk perlu dijelaskan. Tapi karena anda mendesak terus, ya inilah jawaban saya.
Kalau memahami istilahnya saja keliru, maka yg dibahas pasti juga keliru. Semakin panjang membahas, semakin banyak kekeliruannya. Makanya saya enggan menanggapi.
Azed- SERSAN SATU
-
Posts : 174
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 02.09.12
Reputation : 25
Re: Bedah Almaidah 51: tanpa syarat atau bersyarat
RHCP wrote:dee-nee wrote:RHCP wrote:dee-nee wrote:gemes dikit
Berarti perkataan temen2 gw, selama ini terbukti BENAR.....
Karena ternyata gw benar2 "menggemaskan"
iyah ... gemesin banget memang
Tadi siang2 katanya cuman dikit, kok pas malem2 jadi pake "banget"?? ngiahahaha...
Saking gemesinnya, sampe2 yang kemaren udah pamit, bela2in balik lagi ke arena.
RHCP emang bikin penasaran..... wkwkwkwk (becanda)
hihihihihi ... pamitnya kan karena topik sebelumnya melebar kemana2 dari TS ... dari ngomongin ahok, pancasila, demokrasi untuk pemodal, perang proxy, muslim sholat, fatwa golput haram ... dsb
jadi saya stop saja .... hehehehehehe ... soalnya panjang banget
--------------------------------------------
RHCP wrote:dee-nee wrote:RHCP wrote:Ya kalo cuplikan2... Kadang2 emang suka ngga nyambung?? hehehe...dee-nee wrote:kalimat iniRHCP wrote:Emangnya siapa lagi yang dimaksud dengan "orang2 yang akan merusak aqidah dan millah" kalo bukan yahudi/kristen??
vs
yang iniRHCP wrote:Khan udah jadi rahasia umum kalo ISIS itu adalah boneka perang yang diciptakan oleh "negara anu" untuk MEMFITNAH ISLAM. Yang bisa dilakukan muslim adalah melawan propaganda "negara anu" itu.
atau iniRHCP wrote:Jika ada ulama yang mengatakan bahwa ISLAM memisahkan agama dengan politik, itu berarti dia sudah KERACUNAN pemikiran SEKULER. Itu adalah ghazwul fikri, untuk menghambat dan mendangkalkan aqidah dan millah umat ISLAM.
yang merah kok ga nyambung ya dengan yang biru ??
Gini kak dee,
SEPILIS (sekularisme//pluralisme/liberalisme) adalah PRODUK "negara anu" yang isinya rata2 yahudi/kristen. Yang kemudian dibawa oleh Cak Nur ke Indonesia (sebagai oleh2) dari "berteman setia" dengan yahudi/kristen. Pada awalnya tidak dianggap ancaman karena dianggap cuma sebatas slogan2. Cak Nur adalah ulama dan cendikiawan muslim yang "berteman setia" dengan negara anu yang isinya yahudi/kristen.
SEPILIS : PRODUK "negara anu" yang ditularkan kepada ulama/cendekiawan muslim yang menjadikan yahudi/kristen sebagai "teman setia"
ISIS : Boneka perang yang juga merupakan "PRODUK lain" dari "negara anu" yang isinya yahudi/kristen untuk fitnah islam.
Ngga nyambungnya kira2 dimana kak dee....??
ungu : hihihihi ... kan pancingan
selanjutnya ... oke ... jadi untuk kalimat iniEmangnya siapa lagi yang dimaksud dengan "orang2 yang akan merusak aqidah dan millah" kalo bukan yahudi/kristen??
hmmm ... agak bingung sih ...
kalau semua disebut "PRODUK lain" dan PRODUK "negara anu" ... trus produk muslim yang mana dong ??
trus bedainnya gimana ?? ... ada stempel-nya gitu ??
Kok bingung?? Syariah islam emangnya "PRODUK" mana?? Sumbernya dari siapa??
Ya .... syariah produk Islam ... dan sumber-nya dari Allah
tapi masalahnya ... ISIS bilang sumber mereka syariah .... jadi gimana dong ??
semua yang anda sebut produk anu produk anu diatas ... ga ada juga yang bilang apa yang mereka bawa adalah produk lain ... semua selalu bilangnya produk syariah
makanya saya tanya yang merah underline
-------------------------------------------------------------
RHCP wrote:Khan udah jelas surah al maidah 51 itu ditujukan kepada siapa...???dee-nee wrote:RHCP wrote:dee-nee wrote:yang ini juga dehRHCP wrote:Jangan takabur dan menganggap remeh LARANGAN Allah. Siapa bilang kalo berteman dgn non-muslim aqidah/millah islam ngga akan terpengaruh?? Boleh jadi bang azed "merasa kuat iman", tapi GIMANA bagi muslim yang iman dan pemahaman islamnya LEMAH??.
merah : jadi larangan berteman dengan non-muslim ... memang hanya untuk muslim yang islam-nya lemah
kalau menurut saya ... bukannya FOKUS menguatkan iman islam itu jauh lebih baik ... daripada FOKUS melarang berteman dengan non-muslim
muslim-nya yang lemah iman ... kok non-muslim yang kena getahnya (misalnya bila non-muslim tinggal di negara mayoritas Islam)
Hehehehe...
NIAT memperkuat iman tapi dalam KESEHARIAN "berteman setia" dengan yahudi/kristen (non-muslim)?? MAKA HASILNYA adalah muslim sekularis/pluralis/liberalis yang pola pikirnya keislamannya sudah KERACUNAN. Mengaku islam tapi selalu mengkritk hukum islam yang sdh jelas tafsirannya?? Mengaku islam tapi kupingnya "alergi" kalo dengar kata syariah islam dan khilafah islamiyah?? wkwkwkwk..
hehehehe ... ya kalau yang bold mah ... itu namanya tidak memperkuat iman dong (merah)
jadi gimana ?? .... ujung2nya ... larangan berteman dengan non-muslim ... memang hanya untuk muslim yang islam-nya lemah
betul atau tidak ??Kira2 kalimat atw kata2 mana yang mengindikasikan "khusus bagi muslim yang lemah iman doang"?? wkwkwk..“Hai orang-orang yang beriman, JANGANLAH kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi auliya bagimu; sebahagian mereka adalah auliya bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi auliya, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.” (QS. Al-Maidah: 51)
Kesimpulan: "larangan berteman dengan non-muslim ... memang hanya untuk muslim yang islam-nya lemah" DASARNYA apa?? Lha kalo sekelas cendikiawan muslim aja BISA KERACUNAN, apalagi yang pengetahuan islamnya LEMAH??
kan ada juga ayat lain misalnya :
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah HANYA melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim.” (QS. Al Mumtahanah: 8-9)
jadi tetap ada syaratnya toh ....
underline : makanya saya tanya anda ... menurut anda CAK NUR Islam-nya lemah atau tidak ??
kalau anda bilang Cak Nur iman Islam-nya lemah ... ya no wonder anda bilang dia seperti itu
----------------------------------------------------
RHCP wrote:dee-nee wrote:RHCP wrote:Cak Nur adalah contoh "PRODUK" muslim yang "berteman SETIA" dengan yahudi dan nasrani. Pemikiran sekuleris/pluralis/liberalis-nya menghasilkan generasi muda muslim sekuleris/pluralis/liberalis, spt sahal, ulil dll. Dan virus tsb menjangkiti sebagian besar generasi sekarang. Dan itulah yang memang menjadi TUJUAN "negara anu" menjauhkan muslim dari ISLAM.
Kalo muslim sekaliber Cak Nur dll. masih BISA KERACUNAN paham SEKULER produk yahudi/kristen. Apalagi muslim yang awam dan lemah IMAN??
lah menurut anda sendiri gimana ?? Cak Nur itu Islam-nya lemah atau kuat ??
coba baca lagi pertanyaan saya yang hijau
Jiaaahhh....
Tentang nurcholis Madjid, kak dee kira2 sendiri, deh...
http://www.biografiku.com/2012/03/biografi-nurcholish-madjid.html
ya makanya saya tanya yang biru ...
kalau menurut anda .. Cak Nur Islamnya lemah maka benar dong ya .... kalimat hijau diatas ... bahwa larangan berteman dengan non-muslim ... memang hanya untuk muslim yang islam-nya lemah
coba anda baca tulisan yang merah >>>> muslim sekaliber Cak Nur saja .... karena (menurut anda) Islam-nya lemah maka Cak Nur menjadi sekuler setelah berteman dengan non-muslim ... apalagi muslim lain yang awam dan lemah islamnya
artinya >>> bagi muslim2 yang awam dan lemah islamnya .... memang dilarang berteman dengan non-muslim
jadi >>> larangan berteman dengan non-muslim ... memang hanya untuk muslim yang islam-nya lemah dan awam
dee-nee- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182
Re: Bedah Almaidah 51: tanpa syarat atau bersyarat
Lho, gitu doang?? Mana uraian dan penjelasannya?? wkwkwk...Azed wrote:Menurut pengertian saya, yg tidak boleh di jadikan panutan, tdk boleh di ikuti, tdk boleh di copas, tdk boleh di contoh dan semacam itu adalah memang SIFAT-nya (tentunya hanya yg jelek).
Dlm bhs kita, SIFAT juga disebut >> karakter, akhlak, perilaku, dsb.
Kalau bukan karena sifat yg jadi pertimbangannya, lalu menurut anda apanya ?
++
Padahal penafsiran bang azed tsb. sudah MENGGESER MAKNA dari LARANGAN ALLAH utk MENJADIKAN yahudi/kristen sebagai awliya (PEMIMPIN/teman setia/penolong/pelindung). Menjadi hanya LARANGAN MENJADIKAN SIFAT yahudi/kristen sebagai panutan (meniru sifat mereka).
LARANGAN Allah itu bukan hanya karena SIFAT mereka. Yang paling jelas adalah karena "sebagian mereka adalah teman setia/penolong/sekutu/pemimpin bagi sebagian yang lain", yaitu dalam MEMUSUHI ISLAM dan umatnya. Karena mereka ngga akan ridho, kecuali muslim meninggalkan millah ISLAM dan mengikuti millah yahudi/kristen (al baqarah 120).
Apanya yang ngga konsisten?? wkwkwkwk....Azed wrote:Saya kesulitan mengikuti cara anda berargumen yg inkonsisten, beberapa diantaranya kontradiktip. Saya tdk bisa menanggapi satu persatu cara berargumen anda yg “aneh” . Coba lihat salah satunya postingan terakhir, apa yg saya tanyakan (merah) dan apa respon anda (biru).
Di #13 nulis ; awliya'a means "friends and allies" (teman dan sekutu).
Di #58 ngutib hadis ; Janganlah kamu berteman kecuali dengan orang yang beriman.
Berbasis pd arti “awliya=friends” dan hadis dilarang “berteman” dg orang yg tdk beriman yg anda posting itulah kemudian saya mengembangkannya. Anda berapologi kesana kemari melenceng dari apa yg dipersoalkan. Yg selalu anda jadikan basis berapologi adalah “teman setia”, bukannya “teman”.
Kenapa anda tdk konsisten, apakah anda menyadari bhw “tdk boleh berteman dg non muslim” itu tdk mungkin dilakukan ?. Malah belakangan bilang bhw nabi Muhammad juga bergaul dg non muslim dan menulis bhw Allah tdk melarang bergaul dg mereka.
Menurut Quraish Shihab, arti dari awliya/wali (singular) adalah "YANG DEKAT". Kenapa bang azed maksa awliya itu artinya "TEMAN" bukan TEMAN DEKAT/SETIA"??
Kalo awliya = friends and allies itu berarti TEMAN dan SEKUTU (yang JELAS bukan "sekedar teman"). TEMAN dan sekutu adalah PERTEMANAN UNTUK BEKERJA SAMA dan saling tolong menolong.
Silakan cek sendiri hadist nabi yang SENGAJA bang azed permasalahin dan di-ulur2 utk sekedar "pengalihan issue" thd topik utama). wkwkwkwkwk.....
Hadits nabi itu secara khusus adalah LARANGAN berteman, KECUALI dengan orang beriman. Dan kata2 "memakan makananmu" disitu adalah indikasi dari pertemanan yang akrab.لاَ تُصَاحِبْ إِلاَّ مُؤْمِنًا وَلاَ يَأْكُلْ طَعَامَكَ إِلاَّ تَقِيٌّ
“Janganlah engkau berteman kecuali dengan orang mukmin, dan janganlah memakan makananmu kecuali orang yang bertakwa.”
Dan Allah memang TIDAK MELARANG berteman wajar (dalam arti bermuamalah), dengan non muslim dan itu ada dalil ayatnya, yg contoh dan penjelasannya pun udah gw kasih. Bahkan bang azed sendiri yang posting contoh muamalah (dokter dan pilot non-muslim) oleh Prof. Quraish... (masa' bedain gitu doang harus pake penjabaran detail???).
Maka pendapat bahwa berteman/bermuamalah (bukan ber-awliya) dengan non muslim itu DILARANG, itu cuma mengada-ada. Dan jujur aja, gw jadi berasumsi kalo bang Azed ini bukannya ngga paham, tapi (maaf) cuma belaga pilon doang, untuk menghindari topik UTAMA..?? wkwkwk...
Bang azed setuju dengan versi Quraish Shihab, khan?? Dan menurut beliau, awliya/wali (singular) = "YANG DEKAT". Awliya bukan SEBATAS BERMAKNA pemimpin. Dalam konteks hubungan antar manusia, berarti persahabatan yang begitu kental.Azed wrote:Terjemahan awliya = teman setia, khususnya di Al Maidah 51 setau saya HANYA ada di versi Depag yg baru. Saya sudah mengecek di 17 terjemahan versi Inggris (softwarenya bisa donlot di google play), satu versi Al Misbah (DR. Qurasih Shihab), tdk ada yg menterjemahakan “loyal friend, close friend, crony” (teman setia/dekat/karib).
Tapi esensinya, menurut saya sih terserah akan ngambil pengertian yg mana. Toh yg akan melaksanakan kan yg meyakininya, bukan orang lain. Yg bertanggung jawab ya individu masing2.
++
Bang azed juga beralasan kurang setuju awliya diartiin pemimpin (krn bau2 ORBA). Setelah mentok, terus ganti terjemahan "guide =pembimbing" (udah gw bantah). Pake terjemanan "TEMAN" (bawa2 ibnu katsir) juga udah gw bantah.
Bang azed keberatan pake terjemahan "teman setia", ngga cocok (krn bau2 DEPAG). Yang awalnya posting begini :
Tapi terakhir2 malah pake alasan begini....???azed wrote:Menurut kabar, Al Maidah 51 cetakan th 70-an masih diterjemahkan “teman setia”. ....... - maaf cut- .....
Setelah orba jatuh, Depag merevisi lagi (2002).
Terus bang azed sebenarnya mw pake terjemahan siapa/yang mana sih?? Quraish shihab?? DEPAG?? orang bule?? orang sudan?? Emangnya kita tinggal dimana??azed wrote:Terjemahan awliya = teman setia, khususnya di Al Maidah 51 setau saya HANYA ada di versi Depag yg baru.
Justru argumen2 bang azed sendiri yang ngga konsisten dan kontradiktif?!!
ALLAH MELARANG mukminin menjadikan "yahudi/nasrani" sebagai AWLIYA (secara muhkamat). Bahkan kalo dilihat asbabun nuzulnya (Lebih kurang begini: Dua orang dari golongan anshor terikat oleh perjanjian untuk saling membela dengan Yahudi Bani Qainuqa’ yang memerangi rasulullah. Abdullah bin Ubay tidak melibatkan diri sedangkan ‘Ubadah bin ash-Shamit memilih untuk berpihak kepada rasulullah saaw. dan turunlah al maidah 51). MAKA penafsiran itu jadi semakin jelas. Dan umat jaman itu (umat TERBAIK), LANGSUNG sami'na wa atho'na".Azed wrote:Soal pertanyaan balik anda, saya jawab yg no. 1 saja.
Yg no 2 biar anda yg jawab sendiri.
Setidaknya dlm soal Al Maidah 51, sejauh yg saya tau, ada penjelasan sebab musababnya, ada latar belakangnya, ada Asbab Al Nuzul-nya. Allah TIDAK AKAN melarang “ber-awlya” dg Yahudi-Nasrani tanpa sebab, tdk hanya semata-mata karena mereka Yahudi-Nasrani.
Alasan yang sangat jelas TERSURAT adalah karena "sebagian yahudi/kristen adalah teman setia/penolong/sekutu/pemimpin bagi sebagian yahudi/kristen yang lain", yaitu dalam MEMUSUHI ISLAM dan umatnya. Karena mereka ngga akan ridho, kecuali kaum muslimin meninggalkan millah ISLAM dan mengikuti millah yahudi/kristen (al baqarah 120).
Bang azed paham khan definisi politik (dalam islam)??Azed wrote:
Mempolitisir = mempolitisasi = mempolitikkan = memperalat agama, dsb.
Secara sederhana, definisi politik adalah usaha yang ditempuh suatu umat untuk mewujudkan kemaslahatan bersama. (kalo sekuler tujuannya BAGI2 KEKUASAAN)
Urusan berpolitik dalam islam adalah urusan AGAMA. Politik dalam ISLAM adalah; usaha yg dilakukan BERDASARKAN SYARIAT ISLAM dengan TUJUAN untuk mewujudkan kemaslahatan umat ISLAM.Azed wrote:Ulama atau cendekiawan lain mungkin menyebutnya dg istilah berbeda. Kebetulan saja ketika itu yg saya ingat secara spontan dan kemudian saya tulis : “mempolitisir”. Tapi esensinya sama : menjadikan agama sebagai alat politik, kendaraan politik, atau apalah istilahnya yg semuanya dlm pengertian tidak pada tempatnya.
Kalau cari referensi jangan hanya dg key word tunggal, apalagi cuma dari Hidayatullah dot com,.
Jadi NGGA ada alasan untuk mengatakan bahwa umat islam "mempolitisir AGAMA/SYARIAT ISLAM". Pada awalnya ulama mengajukan sila pertama dari pancasila KETUHANAN YANG MAHA ESA plus 7 kata (yg terpaksa dihilangkan karena pengaruh sekuler). Akibatnya jaman sekarang muncul istilah "jangan mempolitisir ayat" atw "jangan menggunakan agama islam untuk berpolitik". Padahal itu adalah racun sekuler. Tujuannya adalah utk MENJAUHKAN umat ISLAM dari syariat ISLAM." Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah "(Ali Imran : 110)
Wkwkwkwk... Gw baru pake satu rujukan aja, bang azed udah belepotan jawabnya, apalagi kalo gw pake lebih dari satu...?? Ayooo, semangat... Jangan sia2kan usaha "silent supporter" yang udah bela2in "ngelike" tuh....?!! Ngiahahahaha....
Metafora "memutar2 lidah" itu gw insya Allah lumayan paham. Yang gw pengen tahu itu dalil bang azed, yg sebelumnya bawa2 istilah “memutar-mutarkan lidah”Azed wrote:Me-mutar2-kan lidah = memutar balikkan lidah = memutar balikkan fakta = distortion statement, dsb.
Itu hanya bisa dilakukan oleh orang yg mengerti makna sebenarnya, tapi mengajarkan secara berbeda dg tujuan yg pasti tidak benar. Samasekali berbeda dg muffasir (ahli tafsir) yg memang berusaha menafsirkan sesuai kemampuannya dg tujuan yg benar.
Sebenarnya ini kan istilah2 yg sederhana dan umum, mestinya sudah tdk perlu dijelaskan. Tapi karena anda mendesak terus, ya inilah jawaban saya.
Kalau memahami istilahnya saja keliru, maka yg dibahas pasti juga keliru. Semakin panjang membahas, semakin banyak kekeliruannya. Makanya saya enggan menanggapi.
Apakah ayat ini??“memutar-mutarkan lidah” dlm manafsirkannya, kemudian mengatakan bhw “ini kebenaran dari Allah”. Supaya disangka bhw yg dia katakan itu sebagian dari firman Allah, padahal bukan. Sedang dia sendiri sadar apa yg dilakukannya
Sejauh yang gw tahu, yang dimaksud "memutar-mutar lidahnya membaca al-Kitab” adalah kebiasaan yahudi/kristen MENGUBAH ISI kitab mereka untuk menyembunyikan kebenaran, setelah mereka memahaminya.“Sesungguhnya di antara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka mengatakan: “Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah”, padahal ia bukan dari sisi Allah.… (Ali Imran:78)
Pertanyaan: Kalo para ulama menafsirkan ayat al Quran kemudian ada perbedaan tafsir diantara mereka itu khan wajar. TAPI ulama mana yang sanggup MENGUBAH ISI al Quran, yang mendapat jaminan pemeliharaan dari ALLAH langsung??
Terakhir diubah oleh RHCP tanggal Wed Nov 09, 2016 9:25 am, total 1 kali diubah (Reason for editing : salah copas hehe..)
RHCP- LETNAN SATU
-
Posts : 2942
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 06.12.13
Reputation : 114
Re: Bedah Almaidah 51: tanpa syarat atau bersyarat
KangRHCP, dalam quote anda, anda mengatakan bahwa :
"LARANGAN Allah itu bukan hanya karena SIFAT mereka"
tanggapan
bisakah anda menjelaskan secara detail?
tentang
"LARANGAN Allah itu bukan hanya karena SIFAT mereka" dalam surat almaidah 51 itu
"LARANGAN Allah itu bukan hanya karena SIFAT mereka"
tanggapan
bisakah anda menjelaskan secara detail?
tentang
"LARANGAN Allah itu bukan hanya karena SIFAT mereka" dalam surat almaidah 51 itu
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Halaman 3 dari 6 • 1, 2, 3, 4, 5, 6
Similar topics
» Pdt. Petra Fanggidae - Mengasihi Tanpa Syarat
» MAMPUKAH KITA MENCINTAI ISTERI KITA TANPA SYARAT ?
» Hukum dan Syarat-Syarat zakat
» ini memang tanpa gambar berjalan, tanpa suara vokalis dan tanpa instrumental, tapi suara alam, dimana ada suara air yang mengalir terus menerus...
» [keyword terkait tts] bisa dengan keyword " jawaban " atau ketik tts dan nomornya tanpa spasi
» MAMPUKAH KITA MENCINTAI ISTERI KITA TANPA SYARAT ?
» Hukum dan Syarat-Syarat zakat
» ini memang tanpa gambar berjalan, tanpa suara vokalis dan tanpa instrumental, tapi suara alam, dimana ada suara air yang mengalir terus menerus...
» [keyword terkait tts] bisa dengan keyword " jawaban " atau ketik tts dan nomornya tanpa spasi
Halaman 3 dari 6
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik