mispersepsi tentang Sholawat Nabi
FORUM LASKAR ISLAM :: PERBANDINGAN AGAMA :: FORUM LINTAS AGAMA :: Menjawab Fitnah, Tuduhan & Misunderstanding
Halaman 3 dari 4 • Share
Halaman 3 dari 4 • 1, 2, 3, 4
mispersepsi tentang Sholawat Nabi
First topic message reminder :
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Karena tidak tampak adanya penjelasan yang menyatakan bahwa Muhammad akan diselamatkan setelah dia meninggal dunia, maka Allah dan setiap pengikut agama bangsa Arab harus bershalawat yaitu memohon kepada Allah semoga Allah melimpahkan berkah dan kesejahteraan kepada Muhammad sebagaimana yang disebut dalam Surat 33 Al Ahzaab ayat 56 yang berbunyi:
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat atas nabi: Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kepadanya dan berilah salam dengan sungguh-sungguh."
Dengan demikian bukan pengikut agama bangsa Arab saja yang harus bershalawat atas nabi Muhammad, tetapi juga Allah harus bersalawat yaitu memohon kepada Allah semoga Allah melimpahkan berkah dan kesejahteraan bagi Muhammad.
Sudah pasti hal ini sangatlah aneh, sebab itu tentu menjadi pertanyaan bagi para pembaca mengapa Allah harus memohon kepada Allah untuk berkat dan kesejahteraan bagi Muhammad?
Juga menjadi suatu keanehan jikalau Allah harus memohon kepada Allah, yang berarti hal itu menyatakan bahwa Allah lebih dari pada satu.
Apakah memang demikian? Menurut logika Allah adalah yang paling tinggi kedudukannya. Oleh sebab itu mungkin ada alasan lain mengapa Allah harus memohon berkat kesejahteraan bagi Muhammad, kepada Allah, (hal. 23-24).
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Jika ada orang berpendapat seperti itu, meskipun dia seorang sarjana, jelas menunjukkan betapa minim pengetahuannya tentang Islam. Penafsiran demikian itu amat kacau, hanya berdasarkah harfiah saja.
Tapi anehnya, dengan modal pengawuran seperti itu, sarjana murtadin Himar Amos malah dikagumi oleh umat Kristen. Mestinya umat Kristen menolak tulisan yang sepenuhnya tidak berbobot, tidak ilmiah, tidak rasional dan tidak bisa dipertanggung-jawabkan. Bahkan hanya memalukan umat Kristen saja.
Apabila terjadi tuntutan dari umat Islam kepada pihak yang berwajib, maka yang repot dan rugi adalah umat Kristen, bukan? Apalagi jika ada kelompok Islam yang terpancing emosinya. Gawat lagi, bukan?
Supaya situasi tidak semakin keruh, kami tetap menjawab sekaligus meluruskan hujatannya, dengan harapan agar Himar Amos dan umat Kristen lainnya dapat mengetahui makna dan filosofi shalawat nabi.
Shalawat artinya kemuliaan atau kesejahteraan. Shalawat Allah kepada Nabi Muhammad bukan berarti bahwa Allah memohonkan kemuliaan atau kesejahteraan kepada Allah yang lainnya untuk Muhammad, melainkan Allah memberikan rahmat, kesejahteraan dan kemuliaan atas beliau.
Maksud malaikat bershalawat kepada Nabi yaitu malaikat turut memohon ampunan kepada Allah. Sedangkan shalawat orang-orang beriman kepada Nabi maksudnya mendoakan agar diberi rahmat dan kesejahteraan atas Nabi Muhammad saw. Dan kesemuanya itu bukan berarti karena Nabi Muhammad saw. belum selamat atau tidak mendapat keselamatan dari Allah Swt.
Tujuan Allah bershalawat kepada Nabi Muhammad ialah agar umat Islam seluruhnya menaruh rasa hormat kepada beliau. Sebab beliau adalah pilihan-Nya untuk menjadi nabi terakhir dan penutup para nabi, yang membebaskan manusia dari kehidupan jahiliyah yang bagaikan binatang. Atas perjuangan beliau, umat manusia bisa dihantarkan ke alam yang terang benderang. Beliaulah yang mengantarkan umat manusia dari kehidupan hewani menjadi kehidupan yang manusiawi. Jika tidak ada beliau, entah kebejatan moral apa yang dilakukan oleh umat manusia.
Oleh sebab itu, sebagai orang yang tahu diri, umat manusia sangat wajib untuk mensyukuri jasa beliau. Untuk mengabadikan rasa syukur dan jasa beliau inilah maka 'shalawat serta salam' dijadikan sebagai salah satu rukun dzikri, yaitu suatu bacaan rukun bagi umatnya setiap mengerjakan shalat.
Tetapi harus diingat bahwa pembacaan shalawat terhadap Nabi Muhammad tersebut bukan berarti bahwa beliau tidak selamat di akhirat. Tanpa ada satupun umat Islam yang bershalawat, beliau tetap mendapatkan keselamatan dari Allah Swt. Sebab beliau telah dijamin masuk sorga oleh Allah Swt.
Meskipun Rasulullah sudah pasti masuk sorga, umat Islam masih saja mengirim bacaan shalawat kepada beliau, sebab pahala doa shalawat itu kembali lagi kepada umat yang bershalawat. Dengan bershalawat kepada Nabi berarti telah tunduk dan patuh kepada perintah Allah Swt. pada ujung surat Al Ahzaab 56 tersebut:
"Wahai orang-orang yang beriman, barshalawatlah kepadanya (Muhammad) dan berilah salam dengan sungguh-sungguh".
Kalau diperhatikan, perintah pada ayat tersebut dimulai dengan perintah atau suruhan 'Wahai'. Ditujukan kepada siapa perintah 'Wahai' ini? Jelas ditujukan kepada orang-orang yang beriman. Apa perintah dan suruhan Allah tersebut ? Tiada lain untuk 'bershalawat dan mengucapkan salam'. Kepada siapa ? Jelas kepada 'Nabi Muhammad saw'. Caranya bagaimana ? Yaitu dengan 'bersungguh-sungguh mengikuti perintah dan aturan Allah.
Seandainya Allah tidak memberikan contoh dan petunjuk tentang tata cara mensyukuri karunia-Nya yang telah diberikan melalui baginda Nabi, tentu akan terjadi bermacam-macam cara dalam mensyukuri nikmat tersebut. Misalnya, dengan memberikan sesajian, tumbal, korban hewan dan lain-lain menurut selera dan keinginan masing-masing.
Oleh karena Allah memberikan petunjuk Al Qur'an dalam hal etika menghormati manusia pilihan-Nya itu, maka umat Islam mematuhi perintah tersebut agar tidak terjadi kekacauan dalam beribadah kepada-Nya.
Kemudian dalam satu hadits disebutkan sebagai berikut:
"Dari Anas bin Malik ra, ia berkata: telah bersabda Rasulullah saw.: "Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali saja, niscaya Allah akan memberikan sepuluh kesejahteraan kepadanya dan dihapuskan darinya sepuluh kesalahan dan diangkat baginya sepuluh derajat." (HR. Bukhari, Nasa'i, Ibnu Hibban dan Hakim).
Atas dasar hadits di atas, maka umat Islam di manapun berada selalu membacakan shalawat kepada Rasulullah setiap waktu shalat maupun setiap kali mendengar namanya disebut. Sebab dengan membacakan satu kali shalawat kepada Rasulullah, maka balasannya adalah mendapat sepuluh kebaikan dan dihapuskan sepuluh keburukan. Nah, siapa yang tidak mau mendapat pahala sebanyak itu?
Dengan demikian, keberadaan Nabi Muhammad sebagai utusan Allah sungguh membawa berkah dan rahmat bagi umatnya. Sebab dengan bershalawat kepadanya satu kali saja, akan memperoleh pahala sepuluh kebaikan dan menghilangkan sepuluh keburukan. Subhanallah, sungguh beruntung menjadi pengikut beliau.
Analogi yang mudah dipahami, bayi yang meninggal dunia sebelum berbuat dosa, dia pasti akan langsung masuk sorga. Apakah karena dia pasti akan masuk sorga lantas orangtuanya langsung menguburkannya tanpa harus mendoakannya? Tidak !! Bahkan lebih dari itu, sebagai manusia yang berakhlak mulia umat Islam juga memohon kepada Allah agar bayi tersebut diberi tempat yang layak di sisi-Nya. Pahala dalam mendoakan dan memohon kepada Allah untuk anak bayi yang tersayang itu, kembali lagi kepada orang yang mendoakan.
Kalau terhadap anak bayi yang belum memberikan jasa saja, perlu mendoakan kepada Allah tempat yang layak di sisi-Nya, mengapa terhadap seseorang yang telah begitu besar jasanya bagi umat manusia sejagad raya ini, tidak kita doakan dan mohonkan kepada Allah tempat yang layak di sisi-Nya? Tentu lebih pantas, bukan?
VPendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Lebih lengkap lagi pertanyaan menjadi: "Mengapa Allah dan pengikut agama bangsa Arab harus bersalawat atas nabi Muhammad?"
Hal ini disebabkan karena Muhammad memang belum memperoleh keselamatan karena dia tidak diberi kuasa apapun oleh Allah.
Setiap pengikut agama bangsa Arab harus terus-menerus bershalawat untuk Muhammad dengan pengharapan agar Muhammad memperoleh keselamatan. Kenyataan ini dapat dilihat dari ayat-ayat Al Qur'an berikut:
Katakanlah, "Aku tidak kuasa mendatangkan manfaat dan tidak pula kuasa menolak mudarat untuk diriku, kecuali dikehendaki Allah … " (Surat 7 Al Araaf ayat 188).
"Katakantah, "Aku tidak kuasa menolak mudarat dari diriku dan tidak mendatangkan manfaat kecuali dikehendaki Allah. ................." (Surat 10 Yuunus ayat 49). (hal. 25-26)
ZTanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Surat Al A'raaf 188 dan Yunus 49 itu justru menunjukkan kejujuran Muhammad saw. Beliau mengatakan apa adanya tanpa menyombongkan diri dan menyadari bahwa beliau hanyalah seorang rasul, bukan Tuhan. Beliau mengakui tidak bisa mendatangkan manfaat dan tidak kuasa menolak mudharat baik untuk dirinya maupun orang lain, kecuali atas kehendak Allah Swt. semata.
Beliau menyampaikan apa adanya sesuai dengan yang diwahyukan oleh Allah swt., agar umatnya tidak tersesat. Sebab jika tidak demikian, maka dikhawatirkan umatnya akan selalu meminta dan memohon lewat beliau, atau paling tidak menjadikan beliau sebagai perantara. Inilah yang tidak dikehendaki oleh Allah. Jika memohon sesuatu hendaklah langsung kepada Allah tanpa perantara.
Kalau mau pakai pikiran yang jernih, justru itulah bukti bahwa Nabi Muhammad saw. adalah seorang manusia yang super tinggi kejujurannya. Beliau tidak mau disamakan dengan Tuhan, disembah dan dipuja-puja melampaui batas.
Di sinilah letak perbedaan antara Nabi Muhammad dalam pandangan Islam dengan Nabi Isa as. (Yesus) menurut pandangan Kristen. Menurut Kristen, Yesus bukan manusia biasa seperti Nabi Muhammad. Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat pusat meminta dan beribadah. Padahal Yesus tidak pernah mengajarkan demikian. Ajaran Yesus adalah ajaran Tauhid, sama seperti ajaran Nabi Muhammad saw. Perhatikan sabda Yesus pada ayat-ayat berikut ini:
"Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus." (Yohanes 17:3).
Pada ayat tersebut Yesus mengajarkan Tauhid kepada umatnya, yaitu mengenal Allah Yang Esa dan dirinya sebagai seorang utusan-Nya.
Ayat di bawah ini menunjukkan bahwa hanya kepada Allah sajalah tempat menyembah dan berbakti, bukan kepada manusia dan juga bukan terhadap Yesus sendiri. Perhatikan sabda Yesus di bawah ini:
"Berkatalah Yesus kepadanya: 'Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti' …" (Matius 4:10).
Karena umat Kristen menjadikan Yesus sebagai Tuhan yang menjelma jadi manusia, maka jelas menurut mereka Yesus itu adalah Allah itu sendiri. Keyakinan ini justru menjadikan mereka tersesat, karena mereka menganggap dia itu Tuhan, maka di mana-mana mereka memohon dan meminta serta berbakti tertuju kepada Yesus. Padahal Yesus sendiri ternyata tidak bisa juga mendatangkan manfaat maupun menolak mudharat yang menimpa pada dirinya sendiri. Yesus juga tidak tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari, karena dia hanyalah manusia biasa, bukan Tuhan.
Buktinya, ketika Yesus ditangkap oleh pasukan yang disuruh oleh tua-tuaYahudi yang bekerja sama dengan salah seorang muridnya sendiri sebagai penghianat, Yesus tidak bisa menghindar (Matius 26:47-48). Juga ketika orang-orang memperlakukan seenaknya, Yesus tidak bisa menghindar. Perhatikan ayat berikut ini:
"Lalu mereka meludahi mukanya dan meninjunya, orang-orang lain memukul dia" (Matius 26:67).
Bahkan lebih parah lagi -menurut cerita Bibel- ketika Yesus disalibkan, dia benar-benar tidak berdaya, tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri, sehingga dia berteriak histeris minta pertolongan kepada Allah. Perhatikan ayat di bawah ini:
"Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani ?"Artinya: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?" (Matius 27:46).
Sampai soal musim saja Yesus tidak tahu, perhatikan ayat di bawah ini:
"Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas muridnya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar. Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. Maka katanya kepada pohon itu: "Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!" (Markus 11:12-14).
Hal-hal yang ghaib pun Yesus tidak tahu, buktinya Yesus tidak tahu kapan hari kiamat. Perhatikan ayat di bawah ini:
"Tetapi tentang hari atau saat itu (kiamat, ed.) tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja" (Markus 13:32).
Itulah beberapa kelemahan Yesus sebagai bukti bahwa dia manusia biasa dan sama sekali bukan Tuhan. Maka pantas sekali jika dia tidak bisa mendatangkan manfaat maupun menolak mudharat yang menimpa dirinya maupun orang lain. Yesus juga tidak tahu hal yang ghaib, sebab dia bukan Tuhan.
Jadi bukan hanya Nabi Muhammad saja yang tidak bisa mendatangkan manfaat maupun menolak mudharat, tapi demikian juga dengan Nabi Isa as. serta nabi-nabi lainnya, kecuali atas izin Allah atau hanya Allah Swt.
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Karena tidak tampak adanya penjelasan yang menyatakan bahwa Muhammad akan diselamatkan setelah dia meninggal dunia, maka Allah dan setiap pengikut agama bangsa Arab harus bershalawat yaitu memohon kepada Allah semoga Allah melimpahkan berkah dan kesejahteraan kepada Muhammad sebagaimana yang disebut dalam Surat 33 Al Ahzaab ayat 56 yang berbunyi:
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat atas nabi: Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kepadanya dan berilah salam dengan sungguh-sungguh."
Dengan demikian bukan pengikut agama bangsa Arab saja yang harus bershalawat atas nabi Muhammad, tetapi juga Allah harus bersalawat yaitu memohon kepada Allah semoga Allah melimpahkan berkah dan kesejahteraan bagi Muhammad.
Sudah pasti hal ini sangatlah aneh, sebab itu tentu menjadi pertanyaan bagi para pembaca mengapa Allah harus memohon kepada Allah untuk berkat dan kesejahteraan bagi Muhammad?
Juga menjadi suatu keanehan jikalau Allah harus memohon kepada Allah, yang berarti hal itu menyatakan bahwa Allah lebih dari pada satu.
Apakah memang demikian? Menurut logika Allah adalah yang paling tinggi kedudukannya. Oleh sebab itu mungkin ada alasan lain mengapa Allah harus memohon berkat kesejahteraan bagi Muhammad, kepada Allah, (hal. 23-24).
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Jika ada orang berpendapat seperti itu, meskipun dia seorang sarjana, jelas menunjukkan betapa minim pengetahuannya tentang Islam. Penafsiran demikian itu amat kacau, hanya berdasarkah harfiah saja.
Tapi anehnya, dengan modal pengawuran seperti itu, sarjana murtadin Himar Amos malah dikagumi oleh umat Kristen. Mestinya umat Kristen menolak tulisan yang sepenuhnya tidak berbobot, tidak ilmiah, tidak rasional dan tidak bisa dipertanggung-jawabkan. Bahkan hanya memalukan umat Kristen saja.
Apabila terjadi tuntutan dari umat Islam kepada pihak yang berwajib, maka yang repot dan rugi adalah umat Kristen, bukan? Apalagi jika ada kelompok Islam yang terpancing emosinya. Gawat lagi, bukan?
Supaya situasi tidak semakin keruh, kami tetap menjawab sekaligus meluruskan hujatannya, dengan harapan agar Himar Amos dan umat Kristen lainnya dapat mengetahui makna dan filosofi shalawat nabi.
Shalawat artinya kemuliaan atau kesejahteraan. Shalawat Allah kepada Nabi Muhammad bukan berarti bahwa Allah memohonkan kemuliaan atau kesejahteraan kepada Allah yang lainnya untuk Muhammad, melainkan Allah memberikan rahmat, kesejahteraan dan kemuliaan atas beliau.
Maksud malaikat bershalawat kepada Nabi yaitu malaikat turut memohon ampunan kepada Allah. Sedangkan shalawat orang-orang beriman kepada Nabi maksudnya mendoakan agar diberi rahmat dan kesejahteraan atas Nabi Muhammad saw. Dan kesemuanya itu bukan berarti karena Nabi Muhammad saw. belum selamat atau tidak mendapat keselamatan dari Allah Swt.
Tujuan Allah bershalawat kepada Nabi Muhammad ialah agar umat Islam seluruhnya menaruh rasa hormat kepada beliau. Sebab beliau adalah pilihan-Nya untuk menjadi nabi terakhir dan penutup para nabi, yang membebaskan manusia dari kehidupan jahiliyah yang bagaikan binatang. Atas perjuangan beliau, umat manusia bisa dihantarkan ke alam yang terang benderang. Beliaulah yang mengantarkan umat manusia dari kehidupan hewani menjadi kehidupan yang manusiawi. Jika tidak ada beliau, entah kebejatan moral apa yang dilakukan oleh umat manusia.
Oleh sebab itu, sebagai orang yang tahu diri, umat manusia sangat wajib untuk mensyukuri jasa beliau. Untuk mengabadikan rasa syukur dan jasa beliau inilah maka 'shalawat serta salam' dijadikan sebagai salah satu rukun dzikri, yaitu suatu bacaan rukun bagi umatnya setiap mengerjakan shalat.
Tetapi harus diingat bahwa pembacaan shalawat terhadap Nabi Muhammad tersebut bukan berarti bahwa beliau tidak selamat di akhirat. Tanpa ada satupun umat Islam yang bershalawat, beliau tetap mendapatkan keselamatan dari Allah Swt. Sebab beliau telah dijamin masuk sorga oleh Allah Swt.
Meskipun Rasulullah sudah pasti masuk sorga, umat Islam masih saja mengirim bacaan shalawat kepada beliau, sebab pahala doa shalawat itu kembali lagi kepada umat yang bershalawat. Dengan bershalawat kepada Nabi berarti telah tunduk dan patuh kepada perintah Allah Swt. pada ujung surat Al Ahzaab 56 tersebut:
"Wahai orang-orang yang beriman, barshalawatlah kepadanya (Muhammad) dan berilah salam dengan sungguh-sungguh".
Kalau diperhatikan, perintah pada ayat tersebut dimulai dengan perintah atau suruhan 'Wahai'. Ditujukan kepada siapa perintah 'Wahai' ini? Jelas ditujukan kepada orang-orang yang beriman. Apa perintah dan suruhan Allah tersebut ? Tiada lain untuk 'bershalawat dan mengucapkan salam'. Kepada siapa ? Jelas kepada 'Nabi Muhammad saw'. Caranya bagaimana ? Yaitu dengan 'bersungguh-sungguh mengikuti perintah dan aturan Allah.
Seandainya Allah tidak memberikan contoh dan petunjuk tentang tata cara mensyukuri karunia-Nya yang telah diberikan melalui baginda Nabi, tentu akan terjadi bermacam-macam cara dalam mensyukuri nikmat tersebut. Misalnya, dengan memberikan sesajian, tumbal, korban hewan dan lain-lain menurut selera dan keinginan masing-masing.
Oleh karena Allah memberikan petunjuk Al Qur'an dalam hal etika menghormati manusia pilihan-Nya itu, maka umat Islam mematuhi perintah tersebut agar tidak terjadi kekacauan dalam beribadah kepada-Nya.
Kemudian dalam satu hadits disebutkan sebagai berikut:
"Dari Anas bin Malik ra, ia berkata: telah bersabda Rasulullah saw.: "Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali saja, niscaya Allah akan memberikan sepuluh kesejahteraan kepadanya dan dihapuskan darinya sepuluh kesalahan dan diangkat baginya sepuluh derajat." (HR. Bukhari, Nasa'i, Ibnu Hibban dan Hakim).
Atas dasar hadits di atas, maka umat Islam di manapun berada selalu membacakan shalawat kepada Rasulullah setiap waktu shalat maupun setiap kali mendengar namanya disebut. Sebab dengan membacakan satu kali shalawat kepada Rasulullah, maka balasannya adalah mendapat sepuluh kebaikan dan dihapuskan sepuluh keburukan. Nah, siapa yang tidak mau mendapat pahala sebanyak itu?
Dengan demikian, keberadaan Nabi Muhammad sebagai utusan Allah sungguh membawa berkah dan rahmat bagi umatnya. Sebab dengan bershalawat kepadanya satu kali saja, akan memperoleh pahala sepuluh kebaikan dan menghilangkan sepuluh keburukan. Subhanallah, sungguh beruntung menjadi pengikut beliau.
Analogi yang mudah dipahami, bayi yang meninggal dunia sebelum berbuat dosa, dia pasti akan langsung masuk sorga. Apakah karena dia pasti akan masuk sorga lantas orangtuanya langsung menguburkannya tanpa harus mendoakannya? Tidak !! Bahkan lebih dari itu, sebagai manusia yang berakhlak mulia umat Islam juga memohon kepada Allah agar bayi tersebut diberi tempat yang layak di sisi-Nya. Pahala dalam mendoakan dan memohon kepada Allah untuk anak bayi yang tersayang itu, kembali lagi kepada orang yang mendoakan.
Kalau terhadap anak bayi yang belum memberikan jasa saja, perlu mendoakan kepada Allah tempat yang layak di sisi-Nya, mengapa terhadap seseorang yang telah begitu besar jasanya bagi umat manusia sejagad raya ini, tidak kita doakan dan mohonkan kepada Allah tempat yang layak di sisi-Nya? Tentu lebih pantas, bukan?
VPendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Lebih lengkap lagi pertanyaan menjadi: "Mengapa Allah dan pengikut agama bangsa Arab harus bersalawat atas nabi Muhammad?"
Hal ini disebabkan karena Muhammad memang belum memperoleh keselamatan karena dia tidak diberi kuasa apapun oleh Allah.
Setiap pengikut agama bangsa Arab harus terus-menerus bershalawat untuk Muhammad dengan pengharapan agar Muhammad memperoleh keselamatan. Kenyataan ini dapat dilihat dari ayat-ayat Al Qur'an berikut:
Katakanlah, "Aku tidak kuasa mendatangkan manfaat dan tidak pula kuasa menolak mudarat untuk diriku, kecuali dikehendaki Allah … " (Surat 7 Al Araaf ayat 188).
"Katakantah, "Aku tidak kuasa menolak mudarat dari diriku dan tidak mendatangkan manfaat kecuali dikehendaki Allah. ................." (Surat 10 Yuunus ayat 49). (hal. 25-26)
ZTanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Surat Al A'raaf 188 dan Yunus 49 itu justru menunjukkan kejujuran Muhammad saw. Beliau mengatakan apa adanya tanpa menyombongkan diri dan menyadari bahwa beliau hanyalah seorang rasul, bukan Tuhan. Beliau mengakui tidak bisa mendatangkan manfaat dan tidak kuasa menolak mudharat baik untuk dirinya maupun orang lain, kecuali atas kehendak Allah Swt. semata.
Beliau menyampaikan apa adanya sesuai dengan yang diwahyukan oleh Allah swt., agar umatnya tidak tersesat. Sebab jika tidak demikian, maka dikhawatirkan umatnya akan selalu meminta dan memohon lewat beliau, atau paling tidak menjadikan beliau sebagai perantara. Inilah yang tidak dikehendaki oleh Allah. Jika memohon sesuatu hendaklah langsung kepada Allah tanpa perantara.
Kalau mau pakai pikiran yang jernih, justru itulah bukti bahwa Nabi Muhammad saw. adalah seorang manusia yang super tinggi kejujurannya. Beliau tidak mau disamakan dengan Tuhan, disembah dan dipuja-puja melampaui batas.
Di sinilah letak perbedaan antara Nabi Muhammad dalam pandangan Islam dengan Nabi Isa as. (Yesus) menurut pandangan Kristen. Menurut Kristen, Yesus bukan manusia biasa seperti Nabi Muhammad. Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat pusat meminta dan beribadah. Padahal Yesus tidak pernah mengajarkan demikian. Ajaran Yesus adalah ajaran Tauhid, sama seperti ajaran Nabi Muhammad saw. Perhatikan sabda Yesus pada ayat-ayat berikut ini:
"Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus." (Yohanes 17:3).
Pada ayat tersebut Yesus mengajarkan Tauhid kepada umatnya, yaitu mengenal Allah Yang Esa dan dirinya sebagai seorang utusan-Nya.
Ayat di bawah ini menunjukkan bahwa hanya kepada Allah sajalah tempat menyembah dan berbakti, bukan kepada manusia dan juga bukan terhadap Yesus sendiri. Perhatikan sabda Yesus di bawah ini:
"Berkatalah Yesus kepadanya: 'Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti' …" (Matius 4:10).
Karena umat Kristen menjadikan Yesus sebagai Tuhan yang menjelma jadi manusia, maka jelas menurut mereka Yesus itu adalah Allah itu sendiri. Keyakinan ini justru menjadikan mereka tersesat, karena mereka menganggap dia itu Tuhan, maka di mana-mana mereka memohon dan meminta serta berbakti tertuju kepada Yesus. Padahal Yesus sendiri ternyata tidak bisa juga mendatangkan manfaat maupun menolak mudharat yang menimpa pada dirinya sendiri. Yesus juga tidak tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari, karena dia hanyalah manusia biasa, bukan Tuhan.
Buktinya, ketika Yesus ditangkap oleh pasukan yang disuruh oleh tua-tuaYahudi yang bekerja sama dengan salah seorang muridnya sendiri sebagai penghianat, Yesus tidak bisa menghindar (Matius 26:47-48). Juga ketika orang-orang memperlakukan seenaknya, Yesus tidak bisa menghindar. Perhatikan ayat berikut ini:
"Lalu mereka meludahi mukanya dan meninjunya, orang-orang lain memukul dia" (Matius 26:67).
Bahkan lebih parah lagi -menurut cerita Bibel- ketika Yesus disalibkan, dia benar-benar tidak berdaya, tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri, sehingga dia berteriak histeris minta pertolongan kepada Allah. Perhatikan ayat di bawah ini:
"Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani ?"Artinya: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?" (Matius 27:46).
Sampai soal musim saja Yesus tidak tahu, perhatikan ayat di bawah ini:
"Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas muridnya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar. Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. Maka katanya kepada pohon itu: "Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!" (Markus 11:12-14).
Hal-hal yang ghaib pun Yesus tidak tahu, buktinya Yesus tidak tahu kapan hari kiamat. Perhatikan ayat di bawah ini:
"Tetapi tentang hari atau saat itu (kiamat, ed.) tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja" (Markus 13:32).
Itulah beberapa kelemahan Yesus sebagai bukti bahwa dia manusia biasa dan sama sekali bukan Tuhan. Maka pantas sekali jika dia tidak bisa mendatangkan manfaat maupun menolak mudharat yang menimpa dirinya maupun orang lain. Yesus juga tidak tahu hal yang ghaib, sebab dia bukan Tuhan.
Jadi bukan hanya Nabi Muhammad saja yang tidak bisa mendatangkan manfaat maupun menolak mudharat, tapi demikian juga dengan Nabi Isa as. serta nabi-nabi lainnya, kecuali atas izin Allah atau hanya Allah Swt.
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Re: mispersepsi tentang Sholawat Nabi
yang harus dimuliakan itu TUHAN
bukan si nabi, maka semakin aneh kalau malah ada ilah yang memuliakan si nabi
bukan si nabi, maka semakin aneh kalau malah ada ilah yang memuliakan si nabi
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: mispersepsi tentang Sholawat Nabi
SEGOROWEDI wrote:yang harus dimuliakan itu TUHAN
bukan si nabi, maka semakin aneh kalau malah ada ilah yang memuliakan si nabi
keturunan israel dimuliakan tuhan......keturunan abraham pun dimuliakan tuhan....trus apa salahnya?
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Re: mispersepsi tentang Sholawat Nabi
SEGOROWEDI wrote:baca mulai ayat 9!
btw. ancam-mengancamnya mana?
coba anda baca pelan2... ada unsur pemaksaan gak ya???
permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau.
:) :)
hamba tuhan- LETNAN SATU
-
Posts : 1666
Kepercayaan : Islam
Location : Aceh - Pekanbaru
Join date : 07.10.11
Reputation : 19
Re: mispersepsi tentang Sholawat Nabi
Mari kita kaji surat Al Ahzab: 56, tentang shalawat kepada Nabi. Pada ayat tersebut terdapat kalimat bahwa Allah bershalawat kepada Nabi. Kemudian para malaikat, dan selanjutnya Allah memerintahkan orang-orang mukmin untuk bershalawat kepada Nabi. Arti shalawat adalah doa , memberi berkah, dan ibadat.
Shalawat Allah kepada Muhammad, berarti Allah memberi berkah, penghargaan, dan menempatkan Rasulullah yang mulia disisi-Nya. Kemudian shalawat Malaikat kepada Muhammad : Adalah memberi salam penghormatan atas diangkatnya kemuliaan dan kerasulan Muhammad, sebagaimana penghormatan malaikat kepada Nabi Adam as.
Dikarenakan Allah selalu memberikan shalawat (keberkatan, kemuliaan, (kebesaran), maka ummat Muhammad hanya mengharapkan agar shalawat Allah itu tetap langgeng untuk beliau dan keluarganya, walaupun shalawat orang-orang mukmin tiada artinya bagi Muhammad karena beliau telah medapatkan curahan rahmat dan keberkatan itu langsung dari Allah selamanya. Sesungguhnya Allah bershalawat (memberi keselamatan, keberkatan, penghargaan, kebahagiaan) kepada Muhammad dan keluarganya…(QS. Al Ahzab 56)
Perhatikan kata shalawat Allah kepada Muhammad pada ayat tersebut diatas, bagaimana menurut anda kalau kata shalawat diartikan berdoa, Apakah Allah akan berdoa untuk Muhammad ?? kepada siapa ??
Berkata Al Hulaimi dalam Asy syu'ab tegasnya, pengertian shallu alaihi = bershalawatlah kepadanya, ialah : ud'u rabbakum bish shalati alaihi.. mohonlah kamu kepada Tuhanmu supaya melimpahkan shalawat kepadanya .
Penghormatan anda kepada presiden bukan berarti kehormatan presiden itu akan bertambah atau berkurang kalau anda tidak menghormatinya, karena kedudukan presiden itu adalah tempat yang paling terhormat di suatu negara. Sebagai rakyat seharusnyalah kita mengormati dan menghargai presiden sebagaimana Allah telah memuliakan orang yang diangkat derajatnya sebagai presiden. Sebab orang tersebut tidak akan menjadi presiden tanpa pertolongan dan kasih sayang-Nya. Untuk itu hargailah dan bersyukurlah kita telah memiliki presiden.
Logika anda yang menyebutkan bahwa mana mungkin bahwa seorang rakyat yang menderita memerintahkan presiden untuk menaikkan pangkat dan gajinya sang panglima sementara diri kita yang menderita masih kekurangan.
kalo kita mengerti mengenai kaidah ushul, mari kita coba membandingkan makna kata perintah yang terdapat dalam Alqur'an, yang apabila membaca ayat tersebut tidak memahami kaidahnya maka artinya akan rancu. Misalnya kata perintah yang berbunyi :
"Allahumma dammir man ada aka wa ada ad dien, Ya Allah hancurkan orang yang mengganggu Engkau dan yang mengganggu agamamu.
Allahumma shayyiba naafi'a , Ya Allah turunkanlah hujan yang berguna (QS. Al Adzkar:81)
Rabbana aatina fid dunya hasanah wafil akhirati hasanah waqina adzabannar (QS. Al Baqarah: 201) Ya Allah datangkan kepada kami kebaikan di dunia , dan kebaikan di akhirat
Seperti apa yang telah diurai diatas, bahwa kata perintah atau Amr secara umum merupakan tuntutan melakukan suatu pekerjaan dari yang lebih tinggi kepada yang lebih rendah (kedudukannya)
Akan tetapi kalau anda perhatikan bentuk yang di gunakan redaksi ayat dan hadist diatas menggunakan kata perintah, seperti kata dammir (hancurkan), shayyiba (turunkan hujan), atina fiddunya hasanah (datangkan kepada kami kebaikan )……
Kalau melihat kaidah ushul secara umum dalam kasus diatas, seharusnya yang lebih tinggi memerintahkan yang rendah derajatnya. Akan tetapi ayat diatas telah mengguna-kan kata perintah dari bawah keatas (dari hamba kepada Tuhan). Apakah hal ini akan diartikan memerintah Allah ?? Tentu tidak. Akan tetapi amar disini berarti doa.
Kemudian bandingkan dengan kata shalawat yang juga artinya berdoa atau memberikan berkah. Apakah kita akan memberikan berkah kepada Rasulullah yang telah tercurahkan dari Allah swt ?? Apakah kita juga termasuk memerintahkan Allah untuk memberikan berkah kepada Rasulullah ?? Atau apakah Rasulullah butuh shalawat kita agar beliau mendapat Rahmat dari Allah. Padahal Rasulullah telah dijamin syurga oleh Allah. Apakah kita akan tetap menterjemahkan kata shalawat berarti doa untuk Nabi ??
Baiklah kita akan meneruskan pengertian shalawat dengan mengambil makna yang lain agar tampak jelas pengertian shalawat bahwa Rasulullah tidak membutuhkan rahmat ataupun doa ummatnya.
Bersabda Nabi :
Barang siapa bershalawat untukku sekali, niscaya Allah bershalawat untuknya sepuluh kali ( HR Muslim dari Abu Hurairah, Al Mirqah II :5 )
Bahwasanya bagi Allah Tuhan semesta alam ada beberapa malaikat yang diperintah berjalan dimuka bumi untuk memperhatikan keadaan hamba-Nya. Mereka menyampai-kan kepadaku ( sabda nabi) akan segala salam yang diucapkan oleh ummatku. (HR. Ahmad, An Nasaiy & Ad Damrimy Syarah Al Hishn, Al Mirqah II:6)
Barang siapa bershalawat untukku dipagi hari sepuluh kali dan dipetang hati sepuluh kali mendapatkan ia syafaatku pada hari kiyamat ( HR . At Thabrany Al Jami')
Manusia yang paling utama terhadap diriku pada hari kiamat, ialah manusia yang paling banyak bershalawat untukku ( HR At Thurmudzy )
Semakin terang bagi kita atas arti shalawat pada hadist diatas, bahwa Rasulullah tidak membutuhkan rahmat ataupun doa dari kita, akan tetapi justru Rasulullah yang akan memberikan pertolongan nanti dihari kiamat apabila kita sering memberikan salam atau shalawat penghormatan kepada beliau. Dan Allah juga memberikan shalawat kepada orang yang bershalawat kepada Rasulullah.
Hadist yang mengatakan bahwa : Barang siapa yang bershalawat untukku sekali, niscaya Allah bershalawat untuknya sepuluh kali ( HR Muslim dari Abu Hurairah )
Hadist inilah yang menguatkan bahwa Allah bershalawat kepada siapa saja, bukan hanya kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad. Untuk lebih tegasnya kita perhatikan bacaan shalawat dalam tahiyyat shalat. at tahiyyatul mubarakatush shalawatu thoyyibatulillah, assalamu alaika ayyuhannabiyyu warahmatullahi wabarakaatuh, asssalamu'alaina wa'ala ibaadillahish shalihin. Terjemahan bebasnya: Salam hormat, keberkahan, shalawat yang terbaik untuk Allah, keselamatan atasmu wahai nabi serta rahmat dan keberkatan, juga salam hormat kepada para ahli ibadah yang shalih …..
Tahiyyat berarti penghormatan dan kita bershalawat kepada Allah yang berarti kita memuja Allah, kemudian menghormati Nabi dan yang terakhir menghormati orang-orang yang shalih ….itulah arti shalawat, dimana kata itu bisa berarti berbeda jika penempatan kata tersebut berbeda.
Shalawat juga berarti doa, baik untuk diri sendiri, orang banyak atau kepentingan bersama. Sedangkan shalawat sebagai ibadah ialah pernyataan hamba atas ketundukannya kepada Allah Swt., serta mengharapkan pahala dari-Nya, sebagaimana yang dijanjikan Nabi Muhammad Saw., bahwa orang yang bershalawat kepadanya akan mendapat pahala yang besar, baik shalawat itu dalam bentuk tulisan maupun lisan (ucapan).
kata perintah tidak harus berarti memerintah dari yang lebih tinggi kepada yang lebih rendah, akan tetapi kata perintah bisa berarti memohon, meminta pertolongan, anjuran, memberikan khabar (seperti iklan / promosi), menghina, meremehkan, penjelasan dll.
Rasulullah SAW bersabda, “Setiap doa itu tertandingi, sampai dibacakan Shalawat atas nabi.” (HR. Ad-Dailami)
Dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Najjar dan Jabir, “Barangsiapa ber-Shalawat kepada ku dalam satu hari seratus kali, maka Allah SWT memenuhi seratus hajatnya, tujuh puluh daripadanya untuk kepentingan akhiratnya dan tiga puluh lagi untuk kepentingan dunianya.”
Wallahu a'lam
http://murtadinkafirun.forumotion.net/t10296-mengapa-shalawat-apa-nabi-belum-selamat?highlight=shalawat
Shalawat Allah kepada Muhammad, berarti Allah memberi berkah, penghargaan, dan menempatkan Rasulullah yang mulia disisi-Nya. Kemudian shalawat Malaikat kepada Muhammad : Adalah memberi salam penghormatan atas diangkatnya kemuliaan dan kerasulan Muhammad, sebagaimana penghormatan malaikat kepada Nabi Adam as.
Dikarenakan Allah selalu memberikan shalawat (keberkatan, kemuliaan, (kebesaran), maka ummat Muhammad hanya mengharapkan agar shalawat Allah itu tetap langgeng untuk beliau dan keluarganya, walaupun shalawat orang-orang mukmin tiada artinya bagi Muhammad karena beliau telah medapatkan curahan rahmat dan keberkatan itu langsung dari Allah selamanya. Sesungguhnya Allah bershalawat (memberi keselamatan, keberkatan, penghargaan, kebahagiaan) kepada Muhammad dan keluarganya…(QS. Al Ahzab 56)
Perhatikan kata shalawat Allah kepada Muhammad pada ayat tersebut diatas, bagaimana menurut anda kalau kata shalawat diartikan berdoa, Apakah Allah akan berdoa untuk Muhammad ?? kepada siapa ??
Berkata Al Hulaimi dalam Asy syu'ab tegasnya, pengertian shallu alaihi = bershalawatlah kepadanya, ialah : ud'u rabbakum bish shalati alaihi.. mohonlah kamu kepada Tuhanmu supaya melimpahkan shalawat kepadanya .
Penghormatan anda kepada presiden bukan berarti kehormatan presiden itu akan bertambah atau berkurang kalau anda tidak menghormatinya, karena kedudukan presiden itu adalah tempat yang paling terhormat di suatu negara. Sebagai rakyat seharusnyalah kita mengormati dan menghargai presiden sebagaimana Allah telah memuliakan orang yang diangkat derajatnya sebagai presiden. Sebab orang tersebut tidak akan menjadi presiden tanpa pertolongan dan kasih sayang-Nya. Untuk itu hargailah dan bersyukurlah kita telah memiliki presiden.
Logika anda yang menyebutkan bahwa mana mungkin bahwa seorang rakyat yang menderita memerintahkan presiden untuk menaikkan pangkat dan gajinya sang panglima sementara diri kita yang menderita masih kekurangan.
kalo kita mengerti mengenai kaidah ushul, mari kita coba membandingkan makna kata perintah yang terdapat dalam Alqur'an, yang apabila membaca ayat tersebut tidak memahami kaidahnya maka artinya akan rancu. Misalnya kata perintah yang berbunyi :
"Allahumma dammir man ada aka wa ada ad dien, Ya Allah hancurkan orang yang mengganggu Engkau dan yang mengganggu agamamu.
Allahumma shayyiba naafi'a , Ya Allah turunkanlah hujan yang berguna (QS. Al Adzkar:81)
Rabbana aatina fid dunya hasanah wafil akhirati hasanah waqina adzabannar (QS. Al Baqarah: 201) Ya Allah datangkan kepada kami kebaikan di dunia , dan kebaikan di akhirat
Seperti apa yang telah diurai diatas, bahwa kata perintah atau Amr secara umum merupakan tuntutan melakukan suatu pekerjaan dari yang lebih tinggi kepada yang lebih rendah (kedudukannya)
Akan tetapi kalau anda perhatikan bentuk yang di gunakan redaksi ayat dan hadist diatas menggunakan kata perintah, seperti kata dammir (hancurkan), shayyiba (turunkan hujan), atina fiddunya hasanah (datangkan kepada kami kebaikan )……
Kalau melihat kaidah ushul secara umum dalam kasus diatas, seharusnya yang lebih tinggi memerintahkan yang rendah derajatnya. Akan tetapi ayat diatas telah mengguna-kan kata perintah dari bawah keatas (dari hamba kepada Tuhan). Apakah hal ini akan diartikan memerintah Allah ?? Tentu tidak. Akan tetapi amar disini berarti doa.
Kemudian bandingkan dengan kata shalawat yang juga artinya berdoa atau memberikan berkah. Apakah kita akan memberikan berkah kepada Rasulullah yang telah tercurahkan dari Allah swt ?? Apakah kita juga termasuk memerintahkan Allah untuk memberikan berkah kepada Rasulullah ?? Atau apakah Rasulullah butuh shalawat kita agar beliau mendapat Rahmat dari Allah. Padahal Rasulullah telah dijamin syurga oleh Allah. Apakah kita akan tetap menterjemahkan kata shalawat berarti doa untuk Nabi ??
Baiklah kita akan meneruskan pengertian shalawat dengan mengambil makna yang lain agar tampak jelas pengertian shalawat bahwa Rasulullah tidak membutuhkan rahmat ataupun doa ummatnya.
Bersabda Nabi :
Barang siapa bershalawat untukku sekali, niscaya Allah bershalawat untuknya sepuluh kali ( HR Muslim dari Abu Hurairah, Al Mirqah II :5 )
Bahwasanya bagi Allah Tuhan semesta alam ada beberapa malaikat yang diperintah berjalan dimuka bumi untuk memperhatikan keadaan hamba-Nya. Mereka menyampai-kan kepadaku ( sabda nabi) akan segala salam yang diucapkan oleh ummatku. (HR. Ahmad, An Nasaiy & Ad Damrimy Syarah Al Hishn, Al Mirqah II:6)
Barang siapa bershalawat untukku dipagi hari sepuluh kali dan dipetang hati sepuluh kali mendapatkan ia syafaatku pada hari kiyamat ( HR . At Thabrany Al Jami')
Manusia yang paling utama terhadap diriku pada hari kiamat, ialah manusia yang paling banyak bershalawat untukku ( HR At Thurmudzy )
Semakin terang bagi kita atas arti shalawat pada hadist diatas, bahwa Rasulullah tidak membutuhkan rahmat ataupun doa dari kita, akan tetapi justru Rasulullah yang akan memberikan pertolongan nanti dihari kiamat apabila kita sering memberikan salam atau shalawat penghormatan kepada beliau. Dan Allah juga memberikan shalawat kepada orang yang bershalawat kepada Rasulullah.
Hadist yang mengatakan bahwa : Barang siapa yang bershalawat untukku sekali, niscaya Allah bershalawat untuknya sepuluh kali ( HR Muslim dari Abu Hurairah )
Hadist inilah yang menguatkan bahwa Allah bershalawat kepada siapa saja, bukan hanya kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad. Untuk lebih tegasnya kita perhatikan bacaan shalawat dalam tahiyyat shalat. at tahiyyatul mubarakatush shalawatu thoyyibatulillah, assalamu alaika ayyuhannabiyyu warahmatullahi wabarakaatuh, asssalamu'alaina wa'ala ibaadillahish shalihin. Terjemahan bebasnya: Salam hormat, keberkahan, shalawat yang terbaik untuk Allah, keselamatan atasmu wahai nabi serta rahmat dan keberkatan, juga salam hormat kepada para ahli ibadah yang shalih …..
Tahiyyat berarti penghormatan dan kita bershalawat kepada Allah yang berarti kita memuja Allah, kemudian menghormati Nabi dan yang terakhir menghormati orang-orang yang shalih ….itulah arti shalawat, dimana kata itu bisa berarti berbeda jika penempatan kata tersebut berbeda.
Shalawat juga berarti doa, baik untuk diri sendiri, orang banyak atau kepentingan bersama. Sedangkan shalawat sebagai ibadah ialah pernyataan hamba atas ketundukannya kepada Allah Swt., serta mengharapkan pahala dari-Nya, sebagaimana yang dijanjikan Nabi Muhammad Saw., bahwa orang yang bershalawat kepadanya akan mendapat pahala yang besar, baik shalawat itu dalam bentuk tulisan maupun lisan (ucapan).
kata perintah tidak harus berarti memerintah dari yang lebih tinggi kepada yang lebih rendah, akan tetapi kata perintah bisa berarti memohon, meminta pertolongan, anjuran, memberikan khabar (seperti iklan / promosi), menghina, meremehkan, penjelasan dll.
Rasulullah SAW bersabda, “Setiap doa itu tertandingi, sampai dibacakan Shalawat atas nabi.” (HR. Ad-Dailami)
Dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Najjar dan Jabir, “Barangsiapa ber-Shalawat kepada ku dalam satu hari seratus kali, maka Allah SWT memenuhi seratus hajatnya, tujuh puluh daripadanya untuk kepentingan akhiratnya dan tiga puluh lagi untuk kepentingan dunianya.”
Wallahu a'lam
http://murtadinkafirun.forumotion.net/t10296-mengapa-shalawat-apa-nabi-belum-selamat?highlight=shalawat
hamba tuhan- LETNAN SATU
-
Posts : 1666
Kepercayaan : Islam
Location : Aceh - Pekanbaru
Join date : 07.10.11
Reputation : 19
Re: mispersepsi tentang Sholawat Nabi
Dialog dan pertanyaan yang kritis seperti ini kalau kita mau ikuti, tentu tidak akan ada habisnya. Selalu akan muncul terus pertanyaan seperti ini, meski bila dijawab dengan tuntas belum tentu membuat penanya berubah pikiran.
Dan di antara pertanyaan model begini yang paling sering dilontarkan adalah masalah shalat kepada Nabi. Ini adalah pertanyaan klasik yang muncul dari mereka yang kurang punya pemahaman dalam bahasa Arab khususnya dan ilmu Al-Quran pada umumnya.
Padahal di dalam ilmu tafsir, yang disebut dengan 'bershalawat' itu maknanya banyak, tidak terbatas kepada doa semata. Karena itu di dalam Al-Quran Al-Karim kita menemukan adanya ayat yang menceritakan bahwa Allah SWT dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi SAW. Dan untuk itu umatnya pun diperintahkan untuk bershalawat kepada beliau juga.
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya .(QS. Al-Ahzab: 56).
Dan apa maksud Allah SWT bershalawat kepada Nabi SAW? Apakah maknanya Allah berdoa kepada Nabi?
Tentu saja bukan. Mana mungkin Allah berdoa kepada nabi ciptaan-Nya sendiri. Tentu salah besar bila bershalawat di dalam ayat ini dimaknai dengan Allah berdoa. Yang dimaksud dengan Allah SWT bershalawat kepada Nabi adalah bahwa Allah SWT memberinya rahmat. Dan rahmat itu adalah kasih sayang yang selalu mendampingi beliau.
Sedangkan makna para malaikat bershalawat kepada nabi adalah memintakan ampunan. Meski pun yang dimintai ampunan sudah tidak punya dosa, lantaran para nabi adalah orang-orang yang makshum. Dan hal ini tidak perlu dipertanyakan, sebab Rasulullah SAW sendiri setiap hari meminta ampun kepada Allah SWT seratus kali. Ketika para shahabat menanyakannya, beliau hanya menjawab, "Tidak bolehkah aku menjadi hamba yang bersyukur?"
Sedangkan bila shalawat itu dari orang mukmin maka maknanya adalah doa supaya beliau diberi rahmat dan kasing sayang. Dan mendoakan seorang nabi tidak salah, karena salam yang kita sampaikan kepada orang yang bertemu dengan kita pun maknanya adalah doa. Kalimat Assalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh maknanya adalah ‘Semoga keselamatan terlimpah atasmu serta rahmat dan barkahnya.’.
Buat orang Islam, saling mendoakan satu sama lain adalah hal yang biasa dan telah menjadi syiar agama. Termasuk memberi salam kepada Rasulullah SAW dan bershalawat kepadanya.
Kalau kita mendoakan keselamatan dan kepada seseorang bukan berarti kita meyakjini bahwa dirinya ada dalam ketidak-selamatan. Doa keselamatan itu sama saja bila kita menyapa teman dengan mengatakan semoga Anda sekeluarga dalam keadaan sehat wal afiat. Apakah bila kita menyapa demikian berarti teman kita itu sekeluarga sedang dirawat di rumah sakit?
Tentu tidak, karena salam dan shalawat itu sifatnya syiar yang hidup di tengah sesama kita. Dan mendoakan keselamatan tidak berarti yang kita salami itu sedang sakit tidak bisa bangun.
Maka pertanyaan yang agak konyol ini sesungguhnya tidak perlu memusingkan kita. Sebab yang bertanya kurang memahami hakikat salam dan shalawat di dalam pergaulan umat Islam. Jadi banyak hal yang kurang masuk di logika dirinya.
Wallahu A`lam Bish-shawab, Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.
Dan di antara pertanyaan model begini yang paling sering dilontarkan adalah masalah shalat kepada Nabi. Ini adalah pertanyaan klasik yang muncul dari mereka yang kurang punya pemahaman dalam bahasa Arab khususnya dan ilmu Al-Quran pada umumnya.
Padahal di dalam ilmu tafsir, yang disebut dengan 'bershalawat' itu maknanya banyak, tidak terbatas kepada doa semata. Karena itu di dalam Al-Quran Al-Karim kita menemukan adanya ayat yang menceritakan bahwa Allah SWT dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi SAW. Dan untuk itu umatnya pun diperintahkan untuk bershalawat kepada beliau juga.
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya .(QS. Al-Ahzab: 56).
Dan apa maksud Allah SWT bershalawat kepada Nabi SAW? Apakah maknanya Allah berdoa kepada Nabi?
Tentu saja bukan. Mana mungkin Allah berdoa kepada nabi ciptaan-Nya sendiri. Tentu salah besar bila bershalawat di dalam ayat ini dimaknai dengan Allah berdoa. Yang dimaksud dengan Allah SWT bershalawat kepada Nabi adalah bahwa Allah SWT memberinya rahmat. Dan rahmat itu adalah kasih sayang yang selalu mendampingi beliau.
Sedangkan makna para malaikat bershalawat kepada nabi adalah memintakan ampunan. Meski pun yang dimintai ampunan sudah tidak punya dosa, lantaran para nabi adalah orang-orang yang makshum. Dan hal ini tidak perlu dipertanyakan, sebab Rasulullah SAW sendiri setiap hari meminta ampun kepada Allah SWT seratus kali. Ketika para shahabat menanyakannya, beliau hanya menjawab, "Tidak bolehkah aku menjadi hamba yang bersyukur?"
Sedangkan bila shalawat itu dari orang mukmin maka maknanya adalah doa supaya beliau diberi rahmat dan kasing sayang. Dan mendoakan seorang nabi tidak salah, karena salam yang kita sampaikan kepada orang yang bertemu dengan kita pun maknanya adalah doa. Kalimat Assalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh maknanya adalah ‘Semoga keselamatan terlimpah atasmu serta rahmat dan barkahnya.’.
Buat orang Islam, saling mendoakan satu sama lain adalah hal yang biasa dan telah menjadi syiar agama. Termasuk memberi salam kepada Rasulullah SAW dan bershalawat kepadanya.
Kalau kita mendoakan keselamatan dan kepada seseorang bukan berarti kita meyakjini bahwa dirinya ada dalam ketidak-selamatan. Doa keselamatan itu sama saja bila kita menyapa teman dengan mengatakan semoga Anda sekeluarga dalam keadaan sehat wal afiat. Apakah bila kita menyapa demikian berarti teman kita itu sekeluarga sedang dirawat di rumah sakit?
Tentu tidak, karena salam dan shalawat itu sifatnya syiar yang hidup di tengah sesama kita. Dan mendoakan keselamatan tidak berarti yang kita salami itu sedang sakit tidak bisa bangun.
Maka pertanyaan yang agak konyol ini sesungguhnya tidak perlu memusingkan kita. Sebab yang bertanya kurang memahami hakikat salam dan shalawat di dalam pergaulan umat Islam. Jadi banyak hal yang kurang masuk di logika dirinya.
Wallahu A`lam Bish-shawab, Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Re: mispersepsi tentang Sholawat Nabi
kalau mensholawati bisa diartikan membenarkan, dan membenarkan bisa berupa dengan perbuatan, berarti mensholawati bisa diartikan meneladani!
QS. 33:21. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
QS. 33:21. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
frontline defender- MAYOR
- Posts : 6462
Kepercayaan : Islam
Join date : 17.11.11
Reputation : 137
Re: mispersepsi tentang Sholawat Nabi
hamba tuhan wrote:Mari kita kaji surat Al Ahzab: 56, tentang shalawat kepada Nabi. Pada ayat tersebut terdapat kalimat bahwa Allah bershalawat kepada Nabi. Kemudian para malaikat, dan selanjutnya Allah memerintahkan orang-orang mukmin untuk bershalawat kepada Nabi. Arti shalawat adalah doa , memberi berkah, dan ibadat.
artinya luas banget..
- Tuhan bersolawat -> Tuhan memberkahi
- malaikat bersolawat -> malaikat .....?
- muslim bersolawat -> muslim ......?
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: mispersepsi tentang Sholawat Nabi
ichreza wrote:SEGOROWEDI wrote:yang harus dimuliakan itu TUHAN
bukan si nabi, maka semakin aneh kalau malah ada ilah yang memuliakan si nabi
keturunan israel dimuliakan tuhan......keturunan abraham pun dimuliakan tuhan....trus apa salahnya?
memuliakan dalam arti memuja-muji
kenapa muhammad dipuja-puji bahkan dijunjung-junjung?
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: mispersepsi tentang Sholawat Nabi
Tulisannya sudah jelas bisa ditulis secara terbalik dan tidak merubah maknanya "Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya, sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatnya bershalawat untuk Nabi".ichreza wrote:
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya .(QS. Al-Ahzab: 56).
Dan apa maksud Allah SWT bershalawat kepada Nabi SAW? Apakah maknanya Allah berdoa kepada Nabi?
Tentu saja bukan. Mana mungkin Allah berdoa kepada nabi ciptaan-Nya sendiri. Tentu salah besar bila bershalawat di dalam ayat ini dimaknai dengan Allah berdoa. Yang dimaksud dengan Allah SWT bershalawat kepada Nabi adalah bahwa Allah SWT memberinya rahmat. Dan rahmat itu adalah kasih sayang yang selalu mendampingi beliau.
Orang Islam harus meniru suri tauladan dari Alloh SWT dan para malaikat-Nya.
INI BERARTI PARA MALAIKAT MEMBERIKAN SYAFA'AT
Sedangkan makna para malaikat bershalawat kepada nabi adalah memintakan ampunan.Meski pun yang dimintai ampunan sudah tidak punya dosa, lantaran para nabi adalah orang-orang yang makshum. Dan hal ini tidak perlu dipertanyakan, sebab Rasulullah SAW sendiri setiap hari meminta ampun kepada Allah SWT seratus kali. Ketika para shahabat menanyakannya, beliau hanya menjawab, "Tidak bolehkah aku menjadi hamba yang bersyukur?"
Padahal para malaikat dalam Quran dijelaskan tidak memberikan SYAFA'AT.
oglikom- LETNAN SATU
-
Posts : 2360
Kepercayaan : Lain-lain
Location : sidoarjo
Join date : 05.10.12
Reputation : 17
Re: mispersepsi tentang Sholawat Nabi
Sholawat itu akar katanya: DUKUNGAN
amara- SERSAN MAYOR
-
Posts : 639
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 20.01.14
Reputation : 6
Re: mispersepsi tentang Sholawat Nabi
anak=bapaSEGOROWEDI wrote:hamba tuhan wrote:
apa gak dibaca, yg dipermuliakan adalah Tuhan, siapa tuhan itu???? yaitu allahmu, allah israel, allah ibrani... bukan yesusmu menurut alkitab sendiri.
ya ampun, lucu deh tuhan hrs datang kedunia dalam rupa manusia, trus dicoba oleh iblis lg tuhannya, gak deh tuhan model gnian....
itulah seorang hamba Tuhan yg bernama Muhammad dipermuliankan oleh Tuhan sendiri serta malaikat2nya
jgn kayak yesus yg kurang ajar sama Tuhannya menurut alkitab
Yoh. 17:1 Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata: "Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau.
Allah Israel yang pada saatnya turun ke bumi untuk mengajar secara langsung
dan menawarkan jalan keselamatan dalam rupa manusia Yesus
namanya juga iblis
tapi cuman sekali nyobai dan berakhir dengan ngacir
sejak itu setiap ketemu Yesus, ketakutan setengah mampus
takut kalau dihukum..
manusialah yang harus memuliakan Tuhan
sinting, kalau sebaliknya: ada ilah memuliakan manusia
kemuliaan Anak = kemuliaan Bapa
Anak = Bapa
ibas=presiden
presiden ri yg sekarang ada 3.
omzell- SERSAN MAYOR
-
Posts : 513
Kepercayaan : Islam
Location : surabaya
Join date : 26.01.14
Reputation : 4
Re: mispersepsi tentang Sholawat Nabi
hamba tuhan wrote:Mari kita kaji surat Al Ahzab: 56, tentang shalawat kepada Nabi. Pada ayat tersebut terdapat kalimat bahwa Allah bershalawat kepada Nabi. Kemudian para malaikat, dan selanjutnya Allah memerintahkan orang-orang mukmin untuk bershalawat kepada Nabi. Arti shalawat adalah doa , memberi berkah, dan ibadat.
Shalawat Allah kepada Muhammad, berarti Allah memberi berkah, penghargaan, dan menempatkan Rasulullah yang mulia disisi-Nya. Kemudian shalawat Malaikat kepada Muhammad : Adalah memberi salam penghormatan atas diangkatnya kemuliaan dan kerasulan Muhammad, sebagaimana penghormatan malaikat kepada Nabi Adam as.
Dikarenakan Allah selalu memberikan shalawat (keberkatan, kemuliaan, (kebesaran), maka ummat Muhammad hanya mengharapkan agar shalawat Allah itu tetap langgeng untuk beliau dan keluarganya, walaupun shalawat orang-orang mukmin tiada artinya bagi Muhammad karena beliau telah medapatkan curahan rahmat dan keberkatan itu langsung dari Allah selamanya. Sesungguhnya Allah bershalawat (memberi keselamatan, keberkatan, penghargaan, kebahagiaan) kepada Muhammad dan keluarganya…(QS. Al Ahzab 56)
Perhatikan kata shalawat Allah kepada Muhammad pada ayat tersebut diatas, bagaimana menurut anda kalau kata shalawat diartikan berdoa, Apakah Allah akan berdoa untuk Muhammad ?? kepada siapa ??
Berkata Al Hulaimi dalam Asy syu'ab tegasnya, pengertian shallu alaihi = bershalawatlah kepadanya, ialah : ud'u rabbakum bish shalati alaihi.. mohonlah kamu kepada Tuhanmu supaya melimpahkan shalawat kepadanya .
Penghormatan anda kepada presiden bukan berarti kehormatan presiden itu akan bertambah atau berkurang kalau anda tidak menghormatinya, karena kedudukan presiden itu adalah tempat yang paling terhormat di suatu negara. Sebagai rakyat seharusnyalah kita mengormati dan menghargai presiden sebagaimana Allah telah memuliakan orang yang diangkat derajatnya sebagai presiden. Sebab orang tersebut tidak akan menjadi presiden tanpa pertolongan dan kasih sayang-Nya. Untuk itu hargailah dan bersyukurlah kita telah memiliki presiden.
Logika anda yang menyebutkan bahwa mana mungkin bahwa seorang rakyat yang menderita memerintahkan presiden untuk menaikkan pangkat dan gajinya sang panglima sementara diri kita yang menderita masih kekurangan.
kalo kita mengerti mengenai kaidah ushul, mari kita coba membandingkan makna kata perintah yang terdapat dalam Alqur'an, yang apabila membaca ayat tersebut tidak memahami kaidahnya maka artinya akan rancu. Misalnya kata perintah yang berbunyi :
"Allahumma dammir man ada aka wa ada ad dien, Ya Allah hancurkan orang yang mengganggu Engkau dan yang mengganggu agamamu.
Allahumma shayyiba naafi'a , Ya Allah turunkanlah hujan yang berguna (QS. Al Adzkar:81)
Rabbana aatina fid dunya hasanah wafil akhirati hasanah waqina adzabannar (QS. Al Baqarah: 201) Ya Allah datangkan kepada kami kebaikan di dunia , dan kebaikan di akhirat
Seperti apa yang telah diurai diatas, bahwa kata perintah atau Amr secara umum merupakan tuntutan melakukan suatu pekerjaan dari yang lebih tinggi kepada yang lebih rendah (kedudukannya)
Akan tetapi kalau anda perhatikan bentuk yang di gunakan redaksi ayat dan hadist diatas menggunakan kata perintah, seperti kata dammir (hancurkan), shayyiba (turunkan hujan), atina fiddunya hasanah (datangkan kepada kami kebaikan )……
Kalau melihat kaidah ushul secara umum dalam kasus diatas, seharusnya yang lebih tinggi memerintahkan yang rendah derajatnya. Akan tetapi ayat diatas telah mengguna-kan kata perintah dari bawah keatas (dari hamba kepada Tuhan). Apakah hal ini akan diartikan memerintah Allah ?? Tentu tidak. Akan tetapi amar disini berarti doa.
Kemudian bandingkan dengan kata shalawat yang juga artinya berdoa atau memberikan berkah. Apakah kita akan memberikan berkah kepada Rasulullah yang telah tercurahkan dari Allah swt ?? Apakah kita juga termasuk memerintahkan Allah untuk memberikan berkah kepada Rasulullah ?? Atau apakah Rasulullah butuh shalawat kita agar beliau mendapat Rahmat dari Allah. Padahal Rasulullah telah dijamin syurga oleh Allah. Apakah kita akan tetap menterjemahkan kata shalawat berarti doa untuk Nabi ??
Baiklah kita akan meneruskan pengertian shalawat dengan mengambil makna yang lain agar tampak jelas pengertian shalawat bahwa Rasulullah tidak membutuhkan rahmat ataupun doa ummatnya.
Bersabda Nabi :
Barang siapa bershalawat untukku sekali, niscaya Allah bershalawat untuknya sepuluh kali ( HR Muslim dari Abu Hurairah, Al Mirqah II :5 )
Bahwasanya bagi Allah Tuhan semesta alam ada beberapa malaikat yang diperintah berjalan dimuka bumi untuk memperhatikan keadaan hamba-Nya. Mereka menyampai-kan kepadaku ( sabda nabi) akan segala salam yang diucapkan oleh ummatku. (HR. Ahmad, An Nasaiy & Ad Damrimy Syarah Al Hishn, Al Mirqah II:6)
Barang siapa bershalawat untukku dipagi hari sepuluh kali dan dipetang hati sepuluh kali mendapatkan ia syafaatku pada hari kiyamat ( HR . At Thabrany Al Jami')
Manusia yang paling utama terhadap diriku pada hari kiamat, ialah manusia yang paling banyak bershalawat untukku ( HR At Thurmudzy )
Semakin terang bagi kita atas arti shalawat pada hadist diatas, bahwa Rasulullah tidak membutuhkan rahmat ataupun doa dari kita, akan tetapi justru Rasulullah yang akan memberikan pertolongan nanti dihari kiamat apabila kita sering memberikan salam atau shalawat penghormatan kepada beliau. Dan Allah juga memberikan shalawat kepada orang yang bershalawat kepada Rasulullah.
Hadist yang mengatakan bahwa : Barang siapa yang bershalawat untukku sekali, niscaya Allah bershalawat untuknya sepuluh kali ( HR Muslim dari Abu Hurairah )
Hadist inilah yang menguatkan bahwa Allah bershalawat kepada siapa saja, bukan hanya kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad. Untuk lebih tegasnya kita perhatikan bacaan shalawat dalam tahiyyat shalat. at tahiyyatul mubarakatush shalawatu thoyyibatulillah, assalamu alaika ayyuhannabiyyu warahmatullahi wabarakaatuh, asssalamu'alaina wa'ala ibaadillahish shalihin. Terjemahan bebasnya: Salam hormat, keberkahan, shalawat yang terbaik untuk Allah, keselamatan atasmu wahai nabi serta rahmat dan keberkatan, juga salam hormat kepada para ahli ibadah yang shalih …..
Tahiyyat berarti penghormatan dan kita bershalawat kepada Allah yang berarti kita memuja Allah, kemudian menghormati Nabi dan yang terakhir menghormati orang-orang yang shalih ….itulah arti shalawat, dimana kata itu bisa berarti berbeda jika penempatan kata tersebut berbeda.
Shalawat juga berarti doa, baik untuk diri sendiri, orang banyak atau kepentingan bersama. Sedangkan shalawat sebagai ibadah ialah pernyataan hamba atas ketundukannya kepada Allah Swt., serta mengharapkan pahala dari-Nya, sebagaimana yang dijanjikan Nabi Muhammad Saw., bahwa orang yang bershalawat kepadanya akan mendapat pahala yang besar, baik shalawat itu dalam bentuk tulisan maupun lisan (ucapan).
kata perintah tidak harus berarti memerintah dari yang lebih tinggi kepada yang lebih rendah, akan tetapi kata perintah bisa berarti memohon, meminta pertolongan, anjuran, memberikan khabar (seperti iklan / promosi), menghina, meremehkan, penjelasan dll.
Rasulullah SAW bersabda, “Setiap doa itu tertandingi, sampai dibacakan Shalawat atas nabi.” (HR. Ad-Dailami)
Dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Najjar dan Jabir, “Barangsiapa ber-Shalawat kepada ku dalam satu hari seratus kali, maka Allah SWT memenuhi seratus hajatnya, tujuh puluh daripadanya untuk kepentingan akhiratnya dan tiga puluh lagi untuk kepentingan dunianya.”
Wallahu a'lam
http://"Situs Anti Islam".forumotion.net/t10296-mengapa-shalawat-apa-nabi-belum-selamat?highlight=shalawat
Ada juga shalawat kepada Ibrahim as? Ada yang bisa menjelaskan?
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: mispersepsi tentang Sholawat Nabi
allahumma sholi ala ibrahim..tuh uda ada dan tinggal diamalkan..
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: mispersepsi tentang Sholawat Nabi
abu hanan wrote:allahumma sholi ala ibrahim..tuh uda ada dan tinggal diamalkan..
Jelasin dong, kenapa kok ke Ibrahim as, kenapa gak ke Nuh as atau ke Adam as?
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: mispersepsi tentang Sholawat Nabi
lha kalow mau ditambahin ishaq,isa,yahya juga boleh kok..
dalil dasarnyah :
wa salamun alal mursalin..nih shaffat ayat terakhir..
salam adalah bagian dari shollu..
malah kadang sayah juga baca sholawat buat netter yang uda sayah ketahui nama aselinyah..
misal nih allahumma sholi ala "ebisusensei"..
id : ebisusensei
nama aseli : sayah punya..
dalil dasarnyah :
wa salamun alal mursalin..nih shaffat ayat terakhir..
salam adalah bagian dari shollu..
malah kadang sayah juga baca sholawat buat netter yang uda sayah ketahui nama aselinyah..
misal nih allahumma sholi ala "ebisusensei"..
id : ebisusensei
nama aseli : sayah punya..
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: mispersepsi tentang Sholawat Nabi
abu hanan wrote:lha kalow mau ditambahin ishaq,isa,yahya juga boleh kok..
dalil dasarnyah :
wa salamun alal mursalin..nih shaffat ayat terakhir..
salam adalah bagian dari shollu..
malah kadang sayah juga baca sholawat buat netter yang uda sayah ketahui nama aselinyah..
misal nih allahumma sholi ala "ebisusensei"..
id : ebisusensei
nama aseli : sayah punya..
Ooooooh begitu, tapi gak pernah dengar tuh, apalagi dicontohin sama Rasulullah saw.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: mispersepsi tentang Sholawat Nabi
lha kalow gak dicontohin,apa berarti salah?
seperti "salamullah ala kedung halang" nih doa sayah apakah salah karena gak ada contoh dari nabi saw?
seperti "salamullah ala kedung halang" nih doa sayah apakah salah karena gak ada contoh dari nabi saw?
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: mispersepsi tentang Sholawat Nabi
abu hanan wrote:lha kalow gak dicontohin,apa berarti salah?
seperti "salamullah ala kedung halang" nih doa sayah apakah salah karena gak ada contoh dari nabi saw?
Siapa yang mengatakan salah ya wan Abu?
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: mispersepsi tentang Sholawat Nabi
apalagi dicontohin sama Rasulullah saw. >> nyindir alus..perasaan sayah nih lagi melankolis banget..Kedunghalang wrote:abu hanan wrote:lha kalow gak dicontohin,apa berarti salah?
seperti "salamullah ala kedung halang" nih doa sayah apakah salah karena gak ada contoh dari nabi saw?
Siapa yang mengatakan salah ya wan Abu?
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: mispersepsi tentang Sholawat Nabi
Jagona wrote:
lebih sinting lagi kalo ada manusia yang tidak mau menjunjung dan memuliakan nabinya
:gatot: :gatot: :gatot: :gatot: :gatot:
kalau ayat ini bentuk pemulian dan doa bukan ?SEGOROWEDI wrote:yang harus dimuliakan itu TUHAN, bukan si nabi
gak pernah ada nabi yang minta dijunjung dan gak pernah ada umat nabi yang menjunjung nabinya
Lukas 13:35
Sesungguhnya rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Tetapi aku berkata kepadamu: Kamu tidak akan melihat aku lagi hingga pada saat kamu berkata: DIBERKATILAH DIA yang datang dalam nama Tuhan!”
Yohanes 12:13
Mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Isa Al Masih sambil berseru-seru: “ Hosana! DIBERKATILAH DIA yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!”
crescent-star- SERSAN MAYOR
-
Posts : 403
Kepercayaan : Islam
Location : jabar
Join date : 29.01.14
Reputation : 5
Re: mispersepsi tentang Sholawat Nabi
crescent-star wrote:Jagona wrote:
lebih sinting lagi kalo ada manusia yang tidak mau menjunjung dan memuliakan nabinya
:gatot: :gatot: :gatot: :gatot: :gatot:kalau ayat ini bentuk pemulian dan doa bukan ?SEGOROWEDI wrote:yang harus dimuliakan itu TUHAN, bukan si nabi
gak pernah ada nabi yang minta dijunjung dan gak pernah ada umat nabi yang menjunjung nabinya
Lukas 13:35
Sesungguhnya rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Tetapi aku berkata kepadamu: Kamu tidak akan melihat aku lagi hingga pada saat kamu berkata: DIBERKATILAH DIA yang datang dalam nama Tuhan!”
Yohanes 12:13
Mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Isa Al Masih sambil berseru-seru: “ Hosana! DIBERKATILAH DIA yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!”
Kedua ayat Injil Lukas & Yohanes di atas mengisyaratkan tentang kedatangan Misal Isa Ibnu Maryam as yang akan datang dan diberkati, kemudian mengucapkan DENGAN NAMA ALLAH, YANG MAHA PEMURAH, MAHA PENYAYANG (BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM).
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: mispersepsi tentang Sholawat Nabi
abu hanan wrote:apalagi dicontohin sama Rasulullah saw. >> nyindir alus..perasaan sayah nih lagi melankolis banget..Kedunghalang wrote:abu hanan wrote:lha kalow gak dicontohin,apa berarti salah?
seperti "salamullah ala kedung halang" nih doa sayah apakah salah karena gak ada contoh dari nabi saw?
Siapa yang mengatakan salah ya wan Abu?
Al Qur'an itu petunjuk bagi orang-orang bertaqwa (Al Baqarah 2:2), bukan orang yang melankolis banget. He he he
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: mispersepsi tentang Sholawat Nabi
hahaha..berarti "dibolehkan" untuk berdoa "allahumma sholi ala ibnu sabil"..anda setujuh?
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: mispersepsi tentang Sholawat Nabi
abu hanan wrote:hahaha..berarti "dibolehkan" untuk berdoa "allahumma sholi ala ibnu sabil"..anda setujuh?
Ibnu Sabil- LETNAN SATU
-
Age : 84
Posts : 1795
Kepercayaan : Islam
Location : JAYA - RAYA
Join date : 28.07.13
Reputation : 36
Re: mispersepsi tentang Sholawat Nabi
abu hanan wrote:lha kalow gak dicontohin,apa berarti salah?
seperti "salamullah ala kedung halang" nih doa sayah apakah salah karena gak ada contoh dari nabi saw?
ma'af wa ............ aku mau tanya sedikit .......... kepana terjemah dari istilah "shollu" pada ayat 33/56 diartikan "shalawat", sedangkan di hadits diartikan dengan "sholat" ..... seperti : sholu kama roaita muni yusholli (ma'af asal b unyinya aja sama) yang artinya "sholatlah sebagaimana kamu melihat aku sholat ................. aku yakin wa bisa memberi penjelasan ............... okey
Jagona- KAPTEN
-
Age : 78
Posts : 4039
Kepercayaan : Islam
Location : Banten
Join date : 08.01.12
Reputation : 18
Halaman 3 dari 4 • 1, 2, 3, 4
Similar topics
» Pembela Kristen:debat tentang dosa Nabi-Nabi dalam Alkitab
» [ TERKAIT TENTANG nabi nabi palsu ]
» Keutamaan Membaca Sholawat dan 8 bacaan sholawat yang diajarkan Rasulullah
» Nabi-nabi
» faham lain tentang kematian nabi isa
» [ TERKAIT TENTANG nabi nabi palsu ]
» Keutamaan Membaca Sholawat dan 8 bacaan sholawat yang diajarkan Rasulullah
» Nabi-nabi
» faham lain tentang kematian nabi isa
FORUM LASKAR ISLAM :: PERBANDINGAN AGAMA :: FORUM LINTAS AGAMA :: Menjawab Fitnah, Tuduhan & Misunderstanding
Halaman 3 dari 4
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik